• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Atas Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara Dari Satuan kerja Pada Kantor pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Atas Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara Dari Satuan kerja Pada Kantor pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung 1"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara (UU No. 17 Tahun 2003). Sedangkan pendapatan negara adalah semua penerimaan rekening kas umum negara yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah (PP No. 24 Tahun 2005).

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) memiliki tugas pokok melakukan penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk memastikan bahwa setoran penerimaan negara telah diterima kas negara maka KPPN melayani konfirmasi mengenai keabsahan dan kebenaran Surat Tanda Setoran (STS) penerimaan negara untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam penyetoran.

(5)

negara, mengurangi kasus penggunaan surat setoran penerimaan negara lebih dari satu kali transaksi dan juga dapat membantu satker dan KPPN agar lebih mudah melakukan konfirmasi surat setoran penerimaan negara serta sebagai pengujian atas bukti setor yang diajukan oleh satker/KPA maupun wajib bayar bahwa atas setoran dimaksud telah diterima di Kas Negara (Bidkeu Polda Banten:2013). Terkait hal ini, Satker yang datang ke KPPN Bandung I tidak selalu dari perwakilan yang sama sehingga terkadang sebagian dari mereka tidak tahu bagaimana prosedur mengenai konfirmasi setoran penerimaan negara.

Berdasarkan uraian di atas akan hal pentingnya proses konfirmasi atas penerimaan negara maka penulis mengambil tema yang berjudul “Tinjauan Atas

Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara Dari Satuan Kerja” yang

dilaksanakan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I.

1.2Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek Lapangan antara lain:

1. Untuk mengetahui prosedur konfirmasi setoran penerimaan negara dari satuan kerja pada KPPN Bandung I.

2. Untuk mengetahui hambatan – hambatan apa saja yang muncul pada proses prosedur konfirmasi setoran penerimaan negara dari satker pada KPPN Bandung I.

(6)

3

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

1.3.1 Kegunaan Praktis

Diharapkan hasil dari laporan ini dapat dijadikan bahan atau saran masukan bagi KPPN Bandung I dalam mengevaluasi dan mengembangkan Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan dari Satuan Kerja menjadi lebih baik apabila terjadi permasalahan yang dihadapi pihak KPPN Bandung I sehingga tidak terjadi lagi kesalahan maupun kekurangan untuk ke depannya.

1.3.2 Kegunaan Akademis

Diharapkan dapat menambah wawasan lebih luas sebagai perbandingan ilmu tentang sektor publik dari teori konsep yang diperoleh selama kegiatan perkuliahan dengan dunia kerja yang sebenarnya khususnya mengenai Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari Satuan Kerja yang dilaksanakan oleh KPPN Bandung I.

1.4 Waktu dan Tempat Kerja Praktek

1.4.1 Tempat Kerja Praktek

Lokasi Kerja Praktek yaitu di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bandung I tepat nya di Jalan Asia Afrika No. 114 Gedung Keuangan Negara dengan pelaksanaan kerja praktek di bagian Seksi Bank.

1.4.2 Waktu Kerja Praktek

(7)
(8)

5

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1Sejarah Singkat Instansi

Awal pembentukan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I dimulai pada tahun 1965 berdasarkan Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan Pengawasan Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1964 Nomor PKN/1/6/4 dan mulai beroperasi pada Januari 1965 dengan nomenklatur pada saat itu yaitu Kantor Pusat Perbendaharaan Negara.

Dalam sejarah perjalanannya sejak Januari 1965 sampai saat ini KPPN Bandung I telah mengalami beberapa kali perubahan nomenklatur mulai dengan Kantor Pusat Perbendaharaan Negara, kemudian pada tahun 1968 berubah menjadi Kantor Bendahara Negara, selanjutnya pada tahun 1975 berubah lagi menjadi Kantor Perbendaharaan Negara dan pada tahun 1990 berubah lagi menjadi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara sekaligus memisahkan KPKN Bandung I dan KPKN Bandung II berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tanggal 12 Juni 1989 nomor.645/KMK.01/1989.

(9)

Kemudian, untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat berdasarkan keputusan Menteri Keuangan nomor.214/KMK.01/2005. tanggal 2 Mei 2005 KPPN Bandung pecah menjadi KPPN Bandung I dan KPPN Bandung II.

2.2Struktur Organisasi Instansi

Berikut ini adalah uraian mengenai struktur organisasi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I :

1. KPPN Bandung I dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang membawahi

Sub Bagian Umum yang berfungsi sebagai protokoler atau yang mengatur

semua kebutuhan untuk kegiatan instansi.

2. Kepala Kantor KPPN Bandung I juga memiliki beberapa seksi – seksi di

bawahnya sesuai dengan bidangnya masing-masing serta sesuai alur

kegiatan instansi, yaitu dimulai dari Seksi Pencairan Dana, kemudian Seksi

Bank, dilanjut oleh Seksi Verifikasi dan Akuntansi, serta Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal (MSKI).

(10)

7

2.3 Uraian Tugas Instansi

Sesuai dengan struktur organisasi KPPN Bandung I berikut adalah uraian penjelasan mengenai tugasnya:

1. Kepala Kantor

Kepala bertugas untuk menyusun program KPPN Bandung I dalam melayani masyarakat untuk mengelola anggaran keuangan, informasi data dan memfasilitasi pelaksanaan peningkatan perbendaharaan Negara serta mengevaluasi program agar bisa berjalan dalam kegiatan operasional kantor. 2. Sub Bagian Umum

Melakukan pengelolaan organisasi, kinerja, Sumber Daya Manusia (SDM), dan keuangan, penatausahaan User Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), penyusunan bahan masukan dan konsep Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) KPPN, penerbitan dan pengiriman Surat Perintah Membayar (SPM), Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta tata usaha, rumah tangga dan kehumasan. 3. Seksi Pencairan Dana

(11)

data kontrak, data supplier, dan belanja pegawai Satker, serta monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran Satker.

4. Seksi Bank

Melakukan penyelesaian Pengeluaran Transaksi Pencairan Dana, penerimaan Laporan Harian Penerimaan (LHP) Bank Persepsi, Konfirmasi Penerimaan Negara, penatausahaan Retur SP2D, Perbaikan Data Transaksi Keuangan, Rekonsiliasi Kiriman Uang (Pelimpahan) dan Penatausahaan Rekening Bendahara Umum Negara (BUN).

5. Seksi verifikasi dan Akuntansi

Melakukan verifikasi pembayaran rekonsiliasi laporan akuntansi, penyusunan Laporan Keuangan tingkat Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN), Pelaporan Realisasi dan analisis Kinerja Anggaran serta analisis data statistik laporan keuangan regional.

6. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal

Mempunyai tugas melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan, fungsi costumer service, supervisi teknis SPAN dan helpdesk SAKTI, pemantauan standar kualitas pelayanan KPPN, penyediaan layanan perbendaharaan, manajemen resiko, kepatuhan dan pengendalian internal serta pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

(12)

9

2.4 Kegiatan Instansi

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara, penyaluran pembiayaan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta melakukan penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugasnya Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I memiliki beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Pencairan Dana APBN melalui penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) kepada Instansi pemerintah di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang menerima alokasi dana dekonsentrasi/Tugas Perbantuan (TP).

2. Penatausahaan penerimaan Negara berupa penerimaan pajak, bea cukai, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui Modul Penerimaan Prima (MPN) beserta konfirmasi setoran penerimaan Negara bagi masyarakat luas termasuk dunia usaha.

(13)
(14)

11

Berikut ini adalah definisi prosedur menurut para ahli yaitu:

Menurut Mulyadi (2013: 5) dalam bukunya mendefinisikan prosedur sebagai berikut:

“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu depatermen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.

Sedangkan menurut Azhar Susanto (2011: 264) mendefinisikan prosedur sebagai berikut:

“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara

berulang – ulang dengan cara yang sama”.

(15)

3.1.1.2Karakteristik Prosedur

Berikut ini adalah beberapa karakteristik prosedur, yaitu: 1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

4. Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab. 5. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.

3.1.1.3Manfaat Prosedur

Suatu prosedur dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya: 1. Lebih memudahkan dalam langkah-langkah kegiatan yang akan datang.

2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang diperlukan saja.

3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana.

(16)

13

3.1.2 Perbendaharaan Negara

Menurut Undang-Undang No. 1 tahun 2004 yang dimaksud dengan Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang di tetapkan dalam APBN dan APBD. Selanjutnya dalam UU No. 1 Tahun 2004 pasal 2 disebutkan bahwa Perbendaharaan Negara meliputi:

a. Pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara; b. Pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah; c. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran Negara; d. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah; e. Pengelolaan kas;

f. Pengelolaan piutang dan utang Negara/daerah;

g. Pengelolaan investasi dan barang milik Negara/daerah;

h. Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan Negara/daerah;

i. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD; j. Penyelesaian kerugian Negara/daerah;

k. Pengelolaan Badan Layanan Umum;

(17)

Pejabat dalam Perbendaharaan Negara salah satunya adalah Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Selanjutnya Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara mengangkat Kuasa Bendahara Umum Negara untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja yang telah ditetapkan. Tugas kebendaharaan sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan menerima, menyimpan, membayar atau menyerahkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang dan surat berharga yang berada dalam pengelolaannya.

3.1.3 Konfirmasi

3.1.3.1Pengertian Konfirmasi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) konfirmasi apabila ditinjau dari segi etimologi (bahasa) berasal dari bahasa Inggris, yaitu confirm atau confirmation:

“Konfirmasi berarti menguatkan, penguatan, atau pengesahan.”

Sedangkan menurut Sieburg dan Larson (2006), konfirmasi dari segi istilah adalah:

“konfirmasi akan memperteguh hubungan interpersonal.”

(18)

15

Seperti yang tercantum dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-14/PB/2013 bahwa Konfirmasi Setoran Penerimaan merupakan proses pengecekan dan konfirmasi data penerimaan yang telah masuk ke database Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) berdasar permintaan konfirmasi dari pihak luar (individu atau Satker) dan dengan menghasilkan Laporan Hasil Konfirmasi sebagai bukti.

3.1.4 Penerimaan Negara

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-32/PB/2010 Bank Persepsi/Bank Devisa Persepsi / Pos Persepsi mitra kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara wajib menerima setiap penerimaan Negara dari Wajib Pajak/Wajib Setor/Wajib Bayar maupun baik nasabah maupun bukan nasabah pada setiap hari kerja tanpa melihat nilai nominal pembayaran, dan wajib melimpahkan seluruh penerimaan Negara pada rekening penerimaan.

(19)

Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

KPPN menatausahakan penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan penerimaan Hibah, serta penerimaan potongan PFK, pengembalian belanja, dan penerimaan kiriman uang.

(20)

17

3.1.5 Ketentuan Umum Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan

Negara

Ketentuan Umum Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimnaan Negara diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-14/PB/2013 Tentang Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara Menggunakan Aplikasi Konfirmasi. Ketentuan umum yang dimaksud ialah:

1. Surat Setoran Pajak yang selanjutnya disingkat SSP adalah surat yang digunakan Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari Penerimaan Perpajakan.

3. Surat Setoran Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat SSBP adalah surat setoran yang digunakan atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (selain PPh, PPN, PBB, dan Cukai) dan Penerimaan non anggaran.

4. Surat Setoran Pengembalian Belanja yang selanjutnya disingkat SSPB adalah surat setoran yang digunakan dalam pembayaran/penyetoran khusus untuk pengembalian belanja tahun anggaran berjalan.

(21)

6. Nomor Transaksi Penerimaan Negara yang selanjutnya disingkat NTPN adalah nomor yang tertera pada bukti penerimaan Negara yang diterbitkan melalui Modul Penerimaan Negara (MPN).

7. Nomor Transaksi Bank yang selanjutnya disingkat NTB adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan Negara yang diterbitkan oleh Bank Persepsi/Devisa Persepsi.

8. Nomor Transaksi Pos yang selanjutnya disingkat NTP adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan Negara yang diterbitkan oleh Pos Persepsi. 9. Laporan Harian Penerimaan yang selanjutnya disingkat LHP adalah laporan

harian penerimaan Negara yang dibuat oleh Bank/Pos Persepsi yang berisi rekapitulasi penerimaan dan pelimpahan, rekapitulasi Nota Kredit, Nota Debet Pelimpahan, Daftar Nominatif Penerimaan (DNP).

Pada pasal 9 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-14/PB/2013, terdapat hal yang perlu diperhatikan mengenai prosedur konfirmasi setoran penerimaan negara melalui SPAN, yaitu:

1. Dalam rangka memastikan setoran penerimaan negara telah diterima di Kas Negara, KPPN dapat memberikan konfirmasi setoran melalui aplikasi SPAN berdasarkan permintaan konfirmasi dari Satker.

(22)

19

3. Konfirmasi setoran dilakukan pada waktu:

a. Satu hari kerja setelah tanggal penerimaan negara (H+1): atau

b. Setelah melakukan proses interface oleh Kepala Seksi Bank pada aplikasi SPAN.

4. Dalam melakukan konfirmasi setoran, Satker merekam data surat setoran penerimaan negara yang akan dikonfirmasi pada aplikasi Satker.

5. Perekaman data surat setoran penerimaan negara meliputi a. NTPN;

b. NTB/NTP; c. Akun; dan d. Nilai Setor

3.1.6 Ruang Lingkup Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan

Negara

Ruang lingkup yang dimaksud di dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-14/PB/2013 tercantum pada Pasal 2 dan Pasal 3 yang menyebutkan bahwa Peraturan Direktur Jenderal ini mengatur penggunaan Aplikasi Konfirmasi untuk pelaksanaan konfirmasi surat setoran penerimaan Negara. Serta dalam proses konfirmasi surat setoran penerimaan Negara digunakan dua aplikasi, yaitu:

1. Aplikasi Konfirmasi pada Satuan Kerja (Satker); dan

(23)

3.1.7 Satuan Kerja

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-36/PB/2009 tentang Pedoman Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara, Satuan Kerja (Satker) adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program.

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek

3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Salah satu yang mendasari penulis dalam menyusun laporan ini dikarenakan saat melaksanakan kerja praktek di KPPN Bandung I penulis ditempatkan pada bagian Seksi Bank.

(24)

21

3.2.1.1Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari Satuan Kerja

pada KPPN Bandung I

Prosedur konfirmasi penerimaan Negara dari satuan kerja pada KPPN Bandung I adalah sebagai berikut :

1. Wajib Bayar / Satker melakukan setoran ke Bank persepsi.

2. Masing – masing pihak Bank akan melimpahkan setoran tersebut ke kas Negara pada Bank pusat yaitu Bank Indonesia serta mengirimkan laporan dan ADK ke KPPN.

3. Untuk memastikan bahwa uang yang disetor ke kas negara tersebut sudah masuk atau belum maka Satker wajib melakukan konfirmasi setoran ke KPPN. 4. Satker dipastikan telah menyiapkan beberapa persyaratan dalam proses

konfirmasi setoran penerimaan negara yaitu berupa SSP, SSBP, SSPB, dan ADK konfirmasi.

5. Proses konfirmasi setoran bisa dilakukan secara online dengan mengirim soft file SSP, SSBP, SSPB dan ADK melalui e-mail KPPN yaitu kppn.kppn022@gmail.com atau Satker bisa langsung datang ke KPPN dengan

mentransfer soft file tersebut melalui flashdisk yang dilakukan pada jam kerja maksimal sampai dengan pukul 3 (tiga) sore.

6. Seksi Bank melakukan upload ADK ke portal FTV persepsi melalui aplikasi konversi.

(25)

8. Pada aplikasi SPAN, ADK tersebut diproses terlebih dahulu apakah Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) cocok atau tidak. Jika cocok maka akan muncul pesan ada yang artinya setoran masuk ke kas Negara dan jika tidak cocok, kemungkinan NTPN salah atau setoran palsu.

9. Untuk NTPN yang salah, maka segera beritahukan Satker untuk membenarkan NTPN dan jika sudah benar, proses konfirmasi dilanjutkan. 10. Setelah proses konfirmasi selesai, selanjutnya mencetak serta

menandatangani Nota Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dan menyampaikannya ke Satker.

3.2.1.2Hambatan yang Terjadi pada Prosedur Konfirmasi Setoran

Penerimaan Negara dari Satuan Kerja di KPPN Bandung I

Hambatan atau kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I mengenai prosedur konfirmasi setoran penerimaan Negara dari Satker adalah sebagai berikut :

1. Kesalahan input data oleh Satker mengenai NTPN dan/atau jumlah uang yang disetorkan.

2. Satker melakukan transfer ADK, namun ADK yang di konfirmasi salah tanggal. 3. Satker melakukan konfirmasi, sementara pihak Seksi Bank di KPPN belum

melakukan proses interface (upload ke aplikasi SPAN).

(26)

23

3.2.1.3Upaya terkait Hambatan yang Terjadi dalam Proses Konfirmasi

Setoran Penerimaan Negara dari Satker pada KPPN Bandung I

Upaya yang dilakukan oleh KPPN Bandung I untuk mengatasi hambatan atau kendala yang terjadi pada proses konfirmasi setoran penerimaan Negara yaitu dengan cara sebagai berikut:

1. Terhadap NTPN atau jumlah uang setoran yang salah yaitu Seksi Bank di KPPN segera memberitahukan kepada Satker untuk memperbaiki kembali dan Satker bisa datang ke KPPN keesokan harinya atau bisa transfer data yang sudah diperbaiki tersebut melalui e-mail pada hari itu.

2. Terhadap ADK yang salah tanggal yaitu sama halnya pada point 1, Seksi Bank KPPN segera memberitahukan kepada Satker untuk memperbaiki kembali dan Satker bisa datang ke KPPN keesokan harinya atau bisa transfer data yang sudah diperbaiki tersebut melalui e-mail.

3. Terhadap Satker yang melakukan konfirmasi namun pihak Seksi Bank di KPPN belum melakukan proses interface maka dengan segera Seksi Bank melakukan interface ke aplikasi SPAN dan Satker bisa menunggu.

(27)

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek

3.2.2.1Analisis Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari

Satuan Kerja pada KPPN Bandung I

Berdasarkan analisis, dapat diketahui bahwa prosedur yang ada di KPPN Bandung I sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar yang diatur oleh pemerintah. KPPN Bandung I juga sudah menggunakan aplikasi SPAN yang mana aplikasi tersebut merupakan aplikasi wajib untuk pihak KPPN maupun bagi Satker sendiri dalam melakukan proses konfirmasi setoran penerimaan negara. Tetapi dalam pelaksanaannya secara keseluruhan, proses konfirmasi belum berjalan dengan optimal karena masih ada hambatan – hambatan yang sering terjadi. Untuk itu, SOP (Standart Operating Prosedure) yang sudah dimutakhirkan bisa dijadikan dasar/pedoman demi kelancaran proses konfirmasi setoran penerimaan negara.

3.2.2.2Analisis Hambatan Terkait Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan

Negara dari Satuan Kerja pada KPPN Bandung I

(28)

25

Dalam pelaksanaan prosedur tersebut ada saja ditemui beberapa hambatan yang muncul seperti, Satker yang melakukan konfirmasi sebelum satu hari kerja setelah proses setoran sehingga konfirmasi yang diminta belum bisa diproses ke aplikasi SPAN oleh pihak Seksi Bank pada KPPN. Selain itu juga, masih ada Satker yang kurang lengkap atau salah memberikan data prasyarat dalam mengajukan proses konfirmasi setoran penerimaan negara.

Maka dari itu, meskipun peraturan atau prosedur yang ada sudah tertulis dengan jelas tetapi masih saja ada hal yang terjadi dan menghambat dalam kelancaran proses terkait prosedur konfirmasi setoran penerimaan negara pada KPPN Bandung I sehingga tidak berjalan dengan baik.

3.2.2.3Analisis Upaya yang Dilakukan KPPN Bandung I Terkait Hambatan

dalam Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari Satuan

Kerja

(29)
(30)

27

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Konfirmasi Setoran Penerimaan merupakan proses pengecekan dan konfirmasi data penerimaan yang telah masuk ke database Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) berdasar permintaan konfirmasi dari pihak luar (individu atau satker) dan dengan menghasilkan laporan hasil konfirmasi berupa nota sebagai bukti. Mengenai proses konfirmasi, dapat diketahui bahwa prosedur yang ada di KPPN Bandung I sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar yang diatur oleh pemerintah. KPPN Bandung I juga sudah menggunakan aplikasi SPAN yang mana aplikasi tersebut merupakan aplikasi wajib untuk pihak KPPN maupun bagi Satker sendiri dalam melakukan proses konfirmasi setoran penerimaan negara. Tetapi secara keseluruhan, proses konfirmasi belum berjalan dengan optimal karena masih ada hambatan – hambatan yang sering terjadi.

(31)

aplikasi SPAN oleh pihak Seksi Bank pada KPPN. Selain itu juga, masih ada Satker yang kurang lengkap atau salah memberikan data prasyarat dalam mengajukan proses konfirmasi setoran penerimaan negara.

3. Sepenuhnya KPPN telah melakukan upaya yang maksimal agar tidak mengulangi kesalahan yang muncul. Mencegah hal itu, biasanya KPPN memberikan peringatan dan arahan kepada Satker agar lebih cermat dan teliti dalam memberikan data untuk konfirmasi sehingga jika kemudian melakukan proses konfirmasi kembali tidak akan ada lagi hambatan yang terjadi.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan, penulis memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan khususnya KPPN Bandung I, diantaranya:

1. Prosedur sudah sesuai dengan standar, peraturan yang ada dapat dipatuhi dan konsisten dengan batasan-batasan yang sudah dibuat. Serta dengan adanya SOP (Standart Operating Procedure) yang sudah dimutakhirkan, diharapkan perusahaan dapat menggunakan SOP tersebut sebagai dasar dalam menjalankan proses konfirmasi setoran penerimaan negara sehingga dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.

(32)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR KONFIRMASI SETORAN

PENERIMAAN NEGARA DARI SATUAN KERJA

PADA KANTOR PELAYANAN

PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG I

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah kerja praktek dalam menempuh jenjang Studi Strata 1 Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh : Dwi Ratna Ayu

21112065

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(33)

viii

LEMBAR PUBLIKASI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

KATA PENGANTAR . ... iv

DAFTAR ISI . ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN . ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek . ... 2

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 3

1.3.1 Kegunaan Praktis . ... 3

1.3.2 Kegunaan Akademis . ... 3

1.4 Waktu dan Tempat Kerja Praktek . ... 3

1.4.1 Tempat Kerja Praktek. ... 3

1.4.2 Waktu Kerja Praktek. ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Instansi ... 5

2.2 Struktur Organisasi Instansi ... 6

2.3 Uraian Tugas Instansi ... 7

(34)

ix

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Landasan Teori ... 11

3.1.1 Prosedur . ... 11

3.1.1.1 Pengertian Prosedur . ... 11

3.1.1.2 Karakteristik Prosedur . ... 12

3.1.1.3 Manfaat Prosedur . ... 12

3.1.2 Perbendaharaan Negara . ... 13

3.1.3 Konfirmasi . ... 14

3.1.3.1 Pengertian Konfirmasi . ... 14

3.1.4 Penerimaan Negara . ... 15

3.1.5 Ketentuan Umum Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara . ... 17

3.1.6 Ruang Lingkup Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara . ... 19

3.1.7 Satuan Kerja . ... 20

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek ... 20

3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 20

3.2.1.1 Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari Satuan Kerja pada KPPN Bandung I . ... 21

(35)

x

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek . ... 24

3.2.2.1 Analisis Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara Dari Satuan Kerja KPPN Bandung I . ... 24

3.2.2.2 Analisis terkait Hambatan Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara Dari Satuan Kerja KPPN Bandung I . ... 24

3.2.2.3 Analisis Upaya Yang Dilakukan KPPN Bandung I dalam Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari Satuan Kerja KPPN Bandung I . ... 25

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 27

4.2 Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA . ... 30

LAMPIRAN . ... 32

(36)

xi

DAFTAR TABEL

(37)

xii

Lampiran 2 Surat Balasan Kuliah Kerja Praktek ... 34

Lampiran 3 Daftar Kehadiran Kuliah Kerja Praktek ... 35

Lampiran 4 Surat Keterangan Nilai Hasil Kuliah Kerja Praktek ... 36

Lampiran 5 Struktur Organisasi KPPN Bandung I . ... 37

Lampiran 6 SOP Konfirmasi Setoran dari Satuan Kerja . ... 38

Lampiran 7 Daftar ADK ... 39

Lampiran 8 Data Konfirmasi Penerimaan Negara ... 40

Lampiran 9 Surat Setoran Pajak ... 41

Lampiran 10 Surat Setoran Bukan Pajak . ... 42

Lampiran 11 Surat Setoran Pengembalian Belanja . ... 43

(38)

30

DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi Konfirmasi Wajib Dilaksanakan. [Online] http://bidkeubanten.blogspot.com/2013/05/aplikasi-konsfirmasi-wajib dilaksanakan.html [14 Mei 2013]

Azhar Susanto. 2011. Sistem Informasi Akuntansi Konsep Dan Pengembangan Berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya.

http://kppnbandung1.com

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa Indonesia

Larson, M. dan Sieburg. 2006. Meaning-Based Translation. Lanham: University Press

Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan negara. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan negara. Panduan Aplikasi SPAN Berbasis Peran Buku KPPN ver 2.2

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-36/PB/2009 tentang

Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-32/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Rekening Penerimaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bersaldo Nihil Dalam Rangka Penerapan Treasury Single Account (TSA)

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-36/PB/2012 tentang Langkah-langkah Dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran 2012.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-14/PB/2013 tentang Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara Menggunakan Aplikasi Konfirmasi

(39)

45

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Dwi Ratna Ayu

Nim : 21112065

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 28 Juni 1994

Agama : Islam

Alamat : Kp. Baru RT. 01 RW 05 No. 3 Desa Tanjung Baru Kec. Cikarang Timur Kab. Bekasi

Email : tazwinia@yahoo.com

Telp. : 085782281983

DATA PENDIDIKAN

Pendidikan Formal:

1. Tahun 1999 - 2001 : TK Merpati

2. Tahun 2001 - 2006 : SD Negeri Simpangan 01 3. Tahun 2006 - 2009 : SMP Negeri 2 Cikarang Utara 4. Tahun 2009 - 2012 : SMA Negeri 2 Cikarang Utara

(40)

46

PENGALAMAN ORGANISASI

 OSIS SMP Negeri 2 Cikarang Utara

 Drama Musikal SMA Negeri 2 Cikarang Utara

PRESTASI YANG TELAH DIPEROLEH

1. Juara 3 Membaca Puisi Tingkat SMP tahun 2008

(41)

iv

Segala puji, hormat, dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul “Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara

Dari Satuan Kerja” dengan baik. Laporan ini disusun Untuk memenuhi salah

satu syarat dalam menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulisan laporan ini dilakukan berdasarkan kegiatan kerja praktek yang sudah penulis lakukan selama satu bulan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini tidak lepas dari dukungan dan kerjasama berbagai pihak yang telah memberikan saran yang bersifat moril maupun materiil yang bermanfaat bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang amat sangat tak terhingga kepada:

1. Dr. H. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indanesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Komputer Indonesia.

(42)

v

4. Dr. Siti Kurnia Rahayu, S.E., M.Ak., Ak., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

5. Wati Aris Astuti, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Wali sekaligus Koordinator Kerja Praktek Universitas Komputer Indonesia.

6. Dr. Surtikanti, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing yang mana beliau telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing, memberikan saran dan petunjuk dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

7. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas Indonesia.

8. Bapak Moch. Nurhidayat, S.E., M.M. selaku Kepala Kantor KPPN Bandung I yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menambah dan memperluas wawasan dengan melaksanakan Pelatihan Kerja Praktek di KPPN Bandung I.

9. Bapak Poerwanto, S.E. selaku Pembimbing Instansi yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing, memberikan saran serta petunjuk untuk penulis selama masa Pelatihan Kerja Praktek hingga penyusunan laporan selesai.

(43)

vi

laporan ini. Semoga penulis diberikan kesempatan untuk membahagiakan kalian

12.Riyana Andriyani, Marselina Nurpitriani, Fitri Amalia, dan Indriani Puspita Dewi A, terima kasih telah bersedia menjadi rekan sahabat hidup yang sangat berharga, menemani selama masa perkuliahan dan berbagi bantuan untuk penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktek ini.

13.Teman – teman seperjuangan kelas AK-3, terimakasih untuk kebersamaannya yang selalu terjalin.

14.Semua pihak yang tak mungkin penulis sebut satu per satu, yang telah membantu penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini hingga penulis mampu menyelesaikannya tanpa hambatan yang berarti, semoga mendapat imbalan yang sesuai dari Allah SWT.

(44)

vii

Penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi maupun bagi rekan – rekan yang membaca laporan ini.

Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, Desember 2015 Penulis

Dwi Ratna Ayu

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian ini ternyata menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan dari pemahaman peraturan direktur jenderal perbendaharaan nomor Per-12/PB/2007 tentang prosedur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur penatausahaan penerimaan pajak negara di kantor pos Solo 57100 sudah sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

Berkenaan dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor Per-12/PB/2017 tanggal 25 Agustus 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan

Dengan ini kami sampaikan Nota Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara sebagaimana dimaksud pada lampiran surat ini.. Segala akibat yang timbul dari penggunaan hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur penatausahaan penerimaan pajak negara di kantor pos Solo 57100 sudah sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-14/PB/2010 tentang Pelaksanaan Penyaluran Dana Melalui Bank Operasional I Mitra Kerja

Pencegahan tersebut juga dilakukan dengan melakukan upaya penerapan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-152/PB.123/2013 tentang Pendelegasian Wewenang