Sekolah Tempat Tahun Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM)
Bandung
Jawa Barat 2010 - 2015
SMKN 3 Kuningan Kuningan
Jawa Barat 2007 - 2010
SMPN 1 Kadugede Kuningan
Jawa Barat 2004 - 2007
SD Negeri 1 Karangsari Kuningan
Jawa Barat 1998 - 2004
Nama lengkap : Alex cander Nama Panggilan : Alex
Tempat dan Tanggal Lahir : Kuningan, 18 Maret 1992
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Kp. Segog, RT/RW 12/03, Ds. Karangsari, Kec. Darma, Kab. Kuningan Jawa Barat
No. Telp : +6282218359936
Alamat Email : Alexcander69@yahoo.com
Data Pribadi
Anggota departemen pendidikan HMTI UNIKOM, Bandung, Jawa barat 2013 - 2014
Anggota departemen pendidikan HMTI UNIKOM, Bandung, Jawa barat 2011 - 2012
Anggota Pecinta Alam tingkat SMP 2004 - 2007
Anggota Pramuka tingkat SD 1998 - 2004
Posisi Kegiatan Tahun
Panitia Malam keakraban mahasiswa baru angkatan 2012, Kab.Bandung
Jawa barat 2012
Panitia UNIKOM fun bike, Bandung Jawa barat 2013
Seminar Tahun
Seminar Teknik Industri di PT. Coca Cola Amatil Indonesia, Bekasi, Jawa barat 2010
Seminar Teknik Industri di PT. Panasonic, Bekasi, Jawa barat 2011
Seminar Teknik Industri di CV. Karya Hidup Sentosa, Yogyakarta, Jawa tengah 2012
Seminar Teknik Industri di PT. Madu Baru, Yogyakarta, Jawa tengah 2012
Seminar Teknik Industri di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Bandung 2013
Pengalaman Kepanitiaan
Pelatihan Microsoft Office Acces & Microsoft Office Project, UNIKOM, Bandung 2011
Pelatihan membuat PC Router menggunakan ClearOS 2013
Pelatihan aplikasi Production Operation Management (POM), UNIKOM, Bandung 2013
Judul Penelitian Tahun
Penelitian Tugas matakuliah Metodelogi Penelitian
“Analisis Jumlah Pengunjung Yang Datang Ke Warnet LOA-NET Dengan Menggunakan Metode Distribusi Poisson.”
2012
Penelitian Kerja Praktek
“PENERAPAN LINE BALANCING PADA PERUSAHAAN PERCETEKAN
MENGGUNAKAN METODE BOBOT POSISI DALAM SATU (1) GARIS
PRODUKSI DI PT. GRANESIA BANDUNG – JAWA BARAT 2013
Penelitian Tugas Akhir
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Meminimasi Potensi Bahaya Menggunakan Metode Hazard And Operability (HAZOP) Di PT Era Roda Sukses Bekasi
2015
Bahasa Bicara Membaca Menulis
Inggris Cukup Cukup Cukup
Indonesia Mahir Mahir Mahir
Sunda Mahir Mahir Mahir
Penelitian
Microsoft Office (Word, Excel, Power point, Acces, Project, Visio)
SPSS
1
1.1. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi dan pasar bebas yang marak dengan berbagai persaingan, penerapan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia.
Keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia terkadang masih dibelakangkan. Padahal keselamatan dan kesehatan kerja karyawan merupakan salah satu hak asasi dan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja karyawan di perusahaan itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya tingkat kecelakaan kerja yang ada di Indonesia.
Kecelakaan kerja adalah peristiwa yang tidak diinginkan atau diharapkan, tidak diduga, tidak sengaja terjadi dalam hubungan kerja, yang umumnya diakibatkan oleh berbagai faktor, meliputi peristiwa kebakaran, penyakit akibat kerja serta pencemaran pada lingkungan kerja.
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam perusahaan memang belum terlaksana dengan baik secara menyeluruh. Meskipun program K3 tersebut telah memiliki dasar hukum yang kuat dalam Undang-Undang. Karena, kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak terduga sebelumnya dan tidak diketahui kapan terjadi.
maupun roda empat. Berdasarkan hasil observasi di PT Era Roda Sukses, telah terjadi masalah kecelakaan kerja khususnya pada bagian produksi. Masalah kecelakaan kerja ini dapat menyebabkan gangguan produktivitas dan kerugian perusahaan. Untuk itu setiap perusahaan wajib menjalankan upaya K3 agar resiko bahaya dan potensi terhadap resiko yang ada dilingkungan kerja dapat dikendalikan dan agar tidak terjadi kecelakaan.
Kejadian kecelakaan maupun konsekuensi yang diakibatkannya dapat menyebabkan gangguan produktivitas dan kerugian perusahaan. Untuk itu setiap perusahaan wajib menjalankan upaya K3 agar resiko bahaya dan potensi terhadap resiko yang ada dilingkungan kerja dapat dikendalikan dan agar tidak terjadi kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian atau bencana terhadap perusahaan melalui upaya proaktif dan preventif terhadap budaya K3.
Hazop (Hazards and Operability) adalah teknik identifikasi bahaya yang sangat komrehensif dan terstruktur. Digunakan untuk mengidentifikasi suatu proses atau unit operasi baik pada tahap rancang bangun, konstruksi, operasi maupun modifikasi.
Fault Tree Analysis (FTA) merupakan metode yang efektif dalam menemukan inti
permasalahan karena memastikan bahwa suatu kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang ditimbulkan tidak berasal pada satu titik kegagalan. Fault Tree
Analysis mengidentifikasi hubungan antara faktor penyebab dan ditampilkan
dalam bentuk pohon kesalahan yang melibatkan gerbang logika sederhana.
Berdasarkan dengan permasalahan yang ada diatas maka dalam laporan tugas akhir ini peneliti mengambil judul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Untuk Meminimasi Potensi Bahaya Menggunakan Metode Hazard And
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat identifikasi suatu masalah yang timbul adalah sebagai berikut:
1. Jenis-jenis kecelakaan kerja apa yang terjadi di PT Era Roda Sukses? 2. Stasiun kerja mana yang frekuensi kecelakaannya paling tinggi?
3. Berapa tingkat kemungkinan terjadinya bahaya yang terjadi di PT Era Roda Sukses?
4. Bagaimana cara untuk meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Era Roda Sukses?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin diketahui sebagai berikut:
1. Menganalisis jenis-jenis kecelakaan kerja yang terjadi di PT Era Roda Sukses 2. Menentukan stasiun kerja kritis di PT Era Roda Sukses
3. Menganalisis potensi bahaya yang terjadi di PT Era Roda Sukses
1.4. Pembatas dan Asumsi Masalah
Pembatas dan asumsi dibuat agar ruang lingkup masalah yang dilakukan oleh peneliti tidak terlalu luas serta memberikan arahan dalam menyelesaikan masalah. Adapun batasan dan asumsi yang digunakan antara lain:
1. Penelitian dilakukan di bagian produksi dan hanya pada stasiun kerja kritis 2. Penelitian tidak membahas biaya yang dikeluarkan perusahaan
3. Data mengenai kecelakan kerja yang diambil adalah data kecelakaan kerja pada taun 2013 sampai dengan 2014
1.5. Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang masalah mengapa dilakukan penelitian, identifikasi masalah yang terjadi di PT Era Roda Sukses, tujuan dilakukan penelitian, dan batasan-batasan masalah yang dilakukan dalan penelitian.
Bab II STUDI LITERATUR
Berisi mengenai studi yang digunakan untuk menunjang penelitian seperti mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3), Hazard and Operability
(HAZOP), Fault Tree Analysis (FTA), dan studi literatur lainnya yang di gunakan dalam penelitian ini.
Bab III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi mengenai gambaran langkah-langkah dalam penyusunan tugas akhir yang dilakukan secara sistematis.
Bab IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi mengenai pengumpulan data yaitu data kecelakaan kerja, data stasiun kerja kritis, dan instruksi kerja. Pengolahan data meliputi identifikasi bahaya dengan metode Hazard and Operability (HAZOP), dan penilaian resiko.
Bab V ANALISIS MASALAH
Berisi analisi masalah yang telah diamati penilaian resiko, melakukan analisis menggunakan Fault Tree Analysis (FTA).
Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN
5
2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.1.1. Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut dengan safety, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya.
Keselamatan kerja untuk setiap pekerja sangatlah penting untuk diperhatikan, karena para pekerja mempunyai hak untuk itu. Selain keselamatan itu penting untuk pekerja itu sendiri, keselamatan kerja juga sangat penting bagi perusahaan karena jika ada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja maka perusahaan harus bertanggungjawab. Oleh karena itu perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dalam bekerja.
Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
2.1.2. Pengertian Kesehatan Kerja
dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan – gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum (Sumakmur 1988)
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
2.1.3. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia terkadang masih dibelakangkan. Padahal, Keselamatan dan Kesehatan kerja karyawan merupakan salah satu hak asasi dan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja karyawan di perusahaan itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya tingkat kecelakaan kerja yang ada di Indonesia.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
2.1.4. Peraturan yang mengatur K3
Undang-Undang yang mengatur K3 adalah sebagai berikut :
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampi dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), diantaranya adalah :
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
2.2.Identifikasi Bahaya
2.2.1. Teknik Identifikasi bahaya
Pemilihan teknik identifikasi bahaya dilakukan agar teknik yang terpilih adalah teknik yang sesuai untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Beberapa teknik telah dikembangkan untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya potensi bahaya. Berikut merupakan beberapa teknik identifikasi bahaya beserta kekurangan dan kelebihan dari masing-masing teknik tersebut yang dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Tabel teknik identifikasi bahaya
No Teknik Pendekatan Penerapan Kelebihan Kekurangan
1
THERP (Technique for human error rate predictio) kesalahan dan pengurangan kesalahan
Dapat diterapkan diberbagai industri, tetapi jenis pekerjaan yang dilakukan harus melibatkan manusia. error tidak dapat terdeteksi, dan identifikasi error berbeda karena dilakukan oleh orang yang berbeda. berdasarkan Skill, Rule dan knowledge- based behaviour. Teknik ini digunakan terhadap individu.
Dapat diterapkan diberbagai industri, tetapi jenis pekerjaan yang dilakukan harus melibatkan manusia.
Error yang dijelaskan bukan hanya dari external tetapi dari internal (kognitif) juga.
Error hanya diklasifikasikan menjadi 3 kriteria sehingga sulit untuk melakukan prediksi potensi bahaya yang sistematis, teliti, dan terstruktur dalam mengidentifikasi berbagai
permasalahan yang menggangu jalannya proses dan risiko yang terdapat pada equipment yang dapat
memberikan kerugian terhadap sistem yang ada disekitar klasifikasi error. Dan menggunakan HTA ( Hierarchy Task Analysis) sebagai dasar analisis.
Dapat diterapkan diberbagai industri, tetapi jenis pekerjaa n yang dilakukan harus melibatkan manusia.
Dapat menganalisis potential error, dan menganalisis data yang valid dan reliabel
Tidak
menggambarkan faktor kognitif yang menyebabkan terjadinya error.
5 TRACER kognitif terhadap air traffic control (ATC)
Pernerapan dilakukan pada jenis pekerjaan yang membutuhkan persepsi, daya ingat, pengambilan agar tidak terjadi lagi kesalahan.
Membutuhkan waktu lama
6 HEART (Human Error Assesment and Reduction Technique)
Melakukan evaluasi probabilitas terjadinya error terhadap pekerjaan tetapi jenis pekerjaan yang dilakukan harus dilakukan manusia.
Cepat dan mudah digunakan, serta hanya membutuhkan sedikit pelatihan
Sangat subjektif dan metodologi yang ada masih memerlukan validasi lebih lanjut
Dengan melihat teknik-teknik identifikasi diatas, teknik identifikasi hazard and operability (Hazop) dipilih sebagai teknik identifikasi yang akan digunakan dalam menyelesaikan penelitian ini. Teknik hazard and operability dipilih karena teknik tersebut sistematis, teliti dan terstruktur. Selain itu, teknik hazop dipilih karena teknik tersebut diterapkan pada sistem industri yang melibatkan mesin-mesin yang pengoperasiannya berpotensi menimbulkan bahaya.
2.2.2. Pengertian Hazard and Operability (Hazop)
Hazop berasal dari kata hazard and operability studies sebagai berikut: (1) hazard
studies merupakan beberapa bagian kondisi operasi yang sudah ada dan dirancang namun kemungkinan dapat menyebabkan shutdown yang menimbulkan rentetan insiden yang merugikan perusahaan. (Munawir 2010)
The Hazard and Operability Study (hazop) adalah standar teknik analisis bahaya
yang digunakan dalam persiapan penetapan keamanan dalam suatu sistem baru atau modifikasi untuk suatu keberadaan potensi bahaya atau masalah
operability-nya. Hazop adalah suatu metode identifikasi bahaya yang sistematis teliti dan terstruktur untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang menganggu jalannya proses dan risiko yang terdapat pada suatu peralatan yang dapat menimbulkan risiko merugikan bagi manusia atau fasilitas pada sistem. Dengan kata lain metode ini digunakan sebagai upaya pencegahan sehingga proses yang berlangsung dalam suatu sistem dapat berjalan lancar dan aman (Juliana, 2008). Tujuan penggunaan hazop sendiri adalah untuk meninjau suatu proses atau operasi pada suatu sistem secara sistematis untuk menentukan apakah proses penyimpangan dapat mendorong kearah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan. Hazop secara sistematis mengidentifikasi setiap kemungkinan penyimpangan(deviation) dari kondisi operasi yang telah ditetapkan dari suatu
plant, mencari berbagai faktor penyebab (cause) yang memungkinkan timbulnya
kondisi abnormal tersebut, dan menentukan konsekuensi yang merugikan sebagai akibat terjadinya penyimpangan serta memberikan rekomendasi atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari potensi risiko yang telah berhasil diidentifikasi (Munawir, 2010).
Berikut istilah-istilah terminologi (key words) yang dipakai untuk mempermudah pelaksanaan hazop antara lain sebagai berikut:
1) Proses, merupakan proses apa yang sedang terjadi atau lokasi dimana proses tersebut berlangsung
2) Sumber hazard, merupakan sumber bahaya yang ditemukan di lapangan.
3) Deviation (Penyimpangan), merupakan kata kunci kombinasi yang sedang
4) Cause (Penyebab), merupakan penyebab yang kemungkinan besar akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan.
5) Consequence (Akibat/konsekuensi), merupakan suatu akibat dari suatu
kejadian yang biasanya diekspresikan sebagai kerugian dari suatu kejadian atau resiko. Dalam menentukan konsekuensi tidak boleh melakukan batasan karena hal tersebut bisa merugikan pelaksanaan penelitian.
6) Safeguards (Usaha Perlindungan), merupakan adanya perlengkapan
pencegahan yang mencegah penyebab atau usaha perlindungan terhadap konsekuensi kerugian akan didokumentasikan pada kolomini. Safeguards juga memberikan informasi pada operator tentang pemyimpangan yang terjadi dan juga untuk memperkecil akibat.
7) Action (Tindakan yang Dilakukan), apabila suatu penyebab dipercaya akan mengakibatkan konsekuensi negatif, harus diputuskan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan. Tindakan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tindakan yang mengurangi atau menghilangkan penyebab dan tindakan yang menghilangkan akibat (konsekuensi). Sedangkan apa yang terlebih dahulu diputuskan, hal ini tidak selalu memungkinkan, terutama ketika berhadapan dengan kerusakan peralatan. Namun, yang pertama selalu diusahakan untuk menyingkirkan penyebabnya, dan hanya dibagian mana perlu mengurangi konsekuensi.
8) Node (Titik Studi),merupakan pemisahan suatu unit proses menjadi beberapa bagian agar studi dapat dilakukan lebih terorganisir. Titik studi bertujuan untuk membantu dalam menguraikan dan mempelajari suatu bagian proses.
9) Severity, merupakan tingkat keparahan yang diperkirakan dapat terjadi.
10)Likelihood, merupakan kemungkinan terjadinya konsekwensi dengan sistem
pengaman yang ada.
11)Risk atau resiko, merupakan kombinasi kemungkinan likehood dan severity. 12)Tujuan desain, tujuan desain diharapkan menggambarkan bagaimana proses
parameter proses seperti suhu, laju alir, tekanan, komposisi dan lain sebagainya.
2.2.3. Identifikasi Bahaya (Hazard) Dengan Hazop Worksheet dan Risk
Assestment
Langkah-langkah untuk melakukan identifikasi hazard dengan menggunakan hazop worksheet dan Risk Assessment adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui urutan proses yang ada pada area penelitian. 2) Mengidentifikasi hazard yang ditemukan pada area penelitian.
3) Melengkapi kriteria yang ada pada hazop worksheet dengan urutan sebagai berikut:
a) Mengklasifikasikan hazard yang diketemukan (sumber hazard dan frekuensi temuan hazard).
b) Mendeskripsikan deviation (penyimpangan) yang terjadi selama proses operasi
c) Mendeskripsikan penyebab (cause) terjadinya penyimpangan.
d) Mendeskripsikan apa yang dapat ditimbulkan dari penyimpangan tersebut (consequences)
e) Menentukan action atau tindakan sementara yang dapat dilakukan.
f) Menilai risiko (risk assessment) yang timbul dengan mendefinisikan kriteria
likelihood dan consequences/severity. Kriteria likelihood, yang digunakan adalah frekuensi dimana dalam perhitungannya secara kuantitatif berdasarkan data atau record perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kriteria
consequences/severity, yang digunakan adalah akibat apa yang akan diterima pekerja yang didefinisikan secara kualitatif dan mempertimbangkan hari kerja yang hilang.
g) Melakukan perangkingan dari hazard yang telah di identifikasi menggunakan
worksheet hazop dengan memperhitungkan likelihood dan consequence,
h) Merancang perbaikan untuk risiko yang memiliki level tinggi atau ekstrim, kemudian melakukan rekomendasi perbaikan untuk proses.
2.2.2.1. Identifikasi Potensi Bahaya
Hazop digunakan untuk melakukan identifikasi terjadinya potensi bahaya berdasarkan proses pengoprasiannya. Dari instruksi kerja dapat ditentukan titik kajian. Titik kajian merupakan titik atau bagian dari proses yang ditentukan sebelumnya untuk dijadikan sebagai objek analisis.
Berikut merupakan format tabel keterangan pengisian identifikasi potensi bahaya dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Format pengisian identifikasi potensi bahaya
Titik Kajian Parameter Kata Kunci Penyebab Akibat
Keterangan pengisian identifikasi potensi bahaya
a. Titik kajian adalah melakukan penentuan objek yang sedang diamati.
b. Parameter adalah acuan yang digunakan untuk melakukan penelitian. Penerapan parameter akan bergantung pada jenis proses yang tengah dipertimbangkan.
c. Kata kunci digunakan sebagai panduan yang membantu untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya bahaya.
d. Penyebab adalah hal-hal yang mempengaruhi adanya kemungkinan potensi bahaya.
2.2.2.2. Penilaian Resiko
Setelah identifikasi potensi bahaya kemudian dilakukan penentuan nilai resiko (menentukan nilai likelyhood dan severity) dengan menggunakan Tabel Risk Index. Langkah penentuan standar nilai resiko adalah sebagai berikut:
a. Untuk menentukan tingkat kemungkinan kejadian (likelyhood) menggunakan Tabel 2.3.
b. Menentukan tingkat keparahan (severity) menggunakan Tabel 2.3.
c. Menentukan peringkat risiko Untuk menentukan peringkat risiko digunakan tabel matriks risiko. Untuk tabel matriks risiko beserta keterangannya dapat dilihat pada Tabel 2.5. dan Tabel 2.6.
Tabel 2.3. Kriteria Likelihood
Likelihood
Level Criteria Description
Kualitatif Kuantitatif
1 Jarang terjadi
Dapat dipikirkan tetapi tidak hanya saat keadaan
yang ekstrim
Kurang dari 1 kali per 10 tahun 2 Kemungkinan
kecil
Belum terjadi tetapi bisa muncul / terjadi pada suatu
waktu
Terjadi 1 kali per 10 tahun
3 Mungkin
Seharusnya terjadi dan mungkin telah terjadi / muncul disini atau di
tempat lain
1 kali per 5 tahun sampai 1 kali per
tahun
4 Kemungkinan besar
Dapat terjadi dengan mudah, mungkin muncul dalam keadaan yang paling
banyak terjadi
Lebih dari 1 kali per tahun hingga 1 kali
perbulan 5 Hampir pasti
Sering terjadi, diharapkan muncul dalam keadaan yang paling banyak terjadi
Lebih dari 1 kali per bulan
Tabel 2.4. Kriteria Consequences/Severity
Level Uraian KeparahanCidera HariKerja
1 Tidak Signifikan
Kejadian tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada manusia
Tidak menyebabkan kehilangan hari kerja 2 Kecil
Menimbulkan cedera ringan, kerugian kecil dan tidak menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan bisnis
Masih dapat bekerja pada hari / shift yang
sama 3 Sedang
Cedera berat dan dirawat dirumah sakit, tidak menimbulkan cacat tetap, kerugian finansial sedang
Kehilangan hari kerja dibawah 3 hari
4 Berat
Menimbulkan cedera parah dan cacat tetap dan kerugian finansial besar serta menimbulkan dampak
serius terhadap kelangsungan usaha
Kehilangan hari kerja 3 har iatau lebih
5 Bencana
Mengakibatkan korban meninggal dan kerugian parah bahkan dapat
menghentikan kegiatan usaha selamanya
Kehilangan hari kerja selamanya Sumber: UNSW Health and Safety (2008)
Tabel 2.6. Keterangan Tingkat Bahaya (Strategi Minimisasi Potensi Bahaya Berdasarkan Metode hazop di PT. Agronesia
E – Risiko Ekstrim
Kegiatan tidak boleh dilaksanakan atau dilanjutkan sampai
risiko telah direduksi. Jika tidak memungkinkan untuk
mereduksi risiko dengan sumberdaya yang terbatas, maka
pekerjaan tidak dapat dilaksanakan
T – Risiko Tinggi
Kegiatan tidak boleh dilaksanakan sampai risiko telah
dirreduksi. Perlu dipertimbangkan sumber daya yang akan
dialokasikan untuk mereduksi risiko. Apabila risiko terdapat
dalam pelaksanaan pekerjaan yang masih berlangsung, maka
tindakan harus segera dilakukan.
S – Risiko Sedang
Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi biaya
pencegahan yang diperlukan harus diperhitungkan dengan
teliti dan dibatasi. Pengukuran pengurangan risiko harus
diterapkan dalam jangka waktu yang ditentukan
R – Risiko Rendah
Risiko dapat di terima. Pengendalian tambahan tidak
diperlukan. Pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa
pengendalian telah dipelihara dan diterapkan dengan baik dan
benar
2.3. Fault Tree Analysis
2.3.1. Pengertian Fault Tree Analysis
Fault tree analysis adalah salah satu teknik yang dapat diandalkan, dimana kegagalan yang tidak diinginkan, diatur dengan cara menarik kesimpulan dan dipaparkan dengan gambar. FTA adalah salah satu diagram satu arah dan menghubungkan informasi yang dikembangkan dalam analisa cara kegagalan dan akibatnya (failure mode and effect analysis, FMEA) (Ebeling, 1997).
Sebagai contoh, kejadian TOP dapat menjadi kejadian dari reaktor secara sistem untuk bekerja, sewaktu terjadi penyimpangan dengan kejadian mula sebagai kegagalan dari masing-masing komponen scara sistem.
Pada mulanya, dengan kejjadian TOP dan menuju ke kejadian mula, konstruksi
“fault tree” adalah salah satu yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan.
Nilai dari “fault tree” adalah :
Mengarahkan analisa guna menyelidiki dengan seksama kegagalan-kegagalan.
Menunjukkan aspek dari sistem yang penting buat kegagalan yang diperhatikan.
Menyediakan bantuan grafis guna memberi gambaran pada mereka di dalam managemen sistem yang dialihkan dari sistem perubahan desain.
Menyediakan pilihan guna sistem analisa yang terpercaya kualitatif dan kuantitatif.
Menyediakan satu gambaran ke dalam sifat sistem.
2.3.2. Fungsi FTA (fault Tree Analysis)
Fault tree analysis ialah diagram yang digunakan untuk mendeteksi adanya gejala
supaya mengetahui akar penyebab suatu masalah, dimulai dari kejadian puncak TOP (puncak).
2.3.3. Langkah-langkah Utama FTA
Langkah-langkah utama adalah sebagai berikut :
1. Definisi dari sistem, TOP event (kecelakaan potensial), dan batasan masalah.
2. Pembuatan FTA (fault tree analysis). 3. Identifikasi kemungkinan.
2.3.4. Simbol FTA (Fault Tree Analysis)
Ada dua macam bangunan balok yaitu : simbol pintu dan simbol kejadian. Simbol Pintu (gate symbol)
Simbol pintu menghubungkan kejadian-kejadian sesuai dengan hubungannya yang menyangkut sebab.
Satu pintu dapat mempunyai satu atau lebih kejadian masuk tetapi hanya ada satu kejadian ke luar. Simbol pintu tersebut yang menjadi perhatian, dan keterangan singkat dari arti adalah sebagai berikut:
Pintu “DAN”
Pintu “DAN” adalah operasi antar seksi dari set-set; yaitu satu kejadian ke luar terjadi, jika dan hanya jika semua masukan terjadi.
Keluar
Masukan
Pintu “ATAU”
Pintu “ATAU” adalah kesatuan operasi dari set-set; yaitu kejadian ke luar terjadi, jika satu atau lebih dari masukan terjadi.
Keluaran
Masukan
Pintu “TRANSFER’
Simbol pintu “TRANSFER” menyediakan satu alat guna mencegah pengulangan bagian dari “fault tree”. Pintu “transfer out” mewakili semua
Transfer Keluaran Transfer Masukan
Simbol Kejadian (event symbol)
“Lingkaran”
Lingkaran mewakili satu kejadian kesalahan dasar yang tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, karena kemungkinan kejadian semacam itu berasal dari data empiris atau analisa fisik satu kegagalan.
Kegagalan
“Belah ketupat”
Belah ketupat mewakili kejadian kesalahan yaitu yang diduga mendasar dalam satu “fault tree”
Kejadian ini dapat dibagi lebih lanjut untuk menunjukkan bagaimana ia diakibatkan oleh kegagalan dasar, tetapi tidak dikembangkan, baik karena kurangnya makna dalam kesalahan semacam itu atau karena kurangnya detail yang cukup untuk mengembangkannya.
Kesalahan
“segi empat panjang”
Langkah akhir adalah menentukan tiap pernyataan kata dalam pohon batas frekuensi (misal : kejadian/tahun) dan di mana terkait kesamaan keadaan dalam hal ini lamanya (misal : jumlah jam rata-rata tiap kejadian). Bila terjadi interaksi yang sangat berpengaruh antara operator dengan fasilitas peralatan, maka diperlukan kemungkinan rata-rata mengenai tindakan yang gagal dari operator tersebut.
Jika data (angka) dari tiap kejadian telah digabungkan, maka angka diolah dengan mulai memberi masukan pertama pada tiap cabang dari pohon dan diteruskan ke masukan akhir. Kejadian masukan melalui satu pintu “ATAU” hanya dijumlah.
2.3.5. Nilai dari FTA
Mengarahkan analisa guna menyelidiki dengan seksama kegagalan-kegagalan.
Menunjukkan aspek dari sistem yang penting buat kegagalan yang diperhatikan.
Menyediakan bantuan grafis guna memberi gambaran pada sistem managemen yang dialihkan dari sistem perubahan desain.
Menyediakan pilihan guna sistem analisa yang terpercaya secara kualitatif dan kuantitatif.
Menyediakan satu gambaran ke dalam sifat sistem.
2.3.6. Analisa Pohon Kesalahan (Fault Tree Analysis)
hubungan sederhana gerbang AND dan OR. Kesalahan-kesalahan yang dimaksud disini adalah kesalahan komponen. Data yang baik dapat dipakai sebagai dasar kesalahan (kegagalan) dari seluruh komponen-komponen kritis, sedangkan analisis pohon kesalahan (Fault Tree Analysis/FTA) dapat membangkitkan kesalahan-kesalahan dasar yang telah diduga sebelumnya pada keseluruhan sistem.
Teknik FTA pada teknik industri digunakan dengan cara membuat sebuah pohon yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara vektor penyerang dengan kesalahan sistem. Aplikasi dari tindak balas diharapkan akan memangkas cabang-cabang dari pohon kesalahan sehingga seluruh akibat dapat dibandingkan. FTA didasarkan pada asumsi kembar, kegagalan komponen secara random sesuai dengan hasil statistik dan pada level terendah pohon kesalahan, kesalahan komponen tidak tergantung dengan yang lainnya.
2.3.7. Solusi FTA
Solusi FTA bisa dikerjakan dengan dua cara yaitu dengan :
Program komputer (pendekatan probabilistik menggunakan simulasi numerik). Hasil yang diharapkan dari program ini adalah menentukan minimal cut-set (analsis kualitatif), dan frekuensi kejadian puncak (analisis kuantitatif).
22
Bab 3
Kerangka Pemecahan Masalah
3.1.Flowchart Pemecahan Masalah
Flowchart pemecahan masalah menjelaskan gambaran langkah-langkah dalam
penyusunan tugas akhir yang dilakukan secara sistematis. Adapun flowchart yang dibuat peneliti sebagai berikut:
Mulai
Observasi Perusahaan
Tujuan Penelitan
Pengumpulan Data
- Data frekuensi kecelakaan pada tahun 2013 dan 2014 - Identifikasi stasiun kerja kritis
- Instruksi kerja
Pengolahan Data - Identifikasipotensi bahaya - Penilaian risiko
Kesimpulan
Selesai Analisis Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
3.2.Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Dalam langkah-langkah pemecahan Masalah Menjelaskan semua proses yang dilakukan oleh peneliti dalam menyusun laporan tugas akhir, semua proses yang sebelumnya telah digambarkan pada flowchart akan dijelaskan satu per satu agar pembaca dapat mengerti apa saja yang dilakukan oleh peneliti. Adapun penjelasan langkah-langkah sebagai berikut:
3.2.1.Melakukan Observasi Perusahaan
Observasi perusahaan merupakan proses awal yang dilakukan peneliti di perusahaan dalam menyusun laporan tugas akhir. Pada observasi dan pengamatan perusahan peneliti melihat dan meneliti langsung ke perusahaan.
3.2.2.Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah merupakan proses penyerdehanaan masalah yang rumit dan kompleks, dirumuskan menjadi masalah yang dapat diteliti atau dicari alternatif pemecahannya. Identifikasi masalah yang didapat berdasarkan latar belakang yang dibuat sebagai berikut:
1. Jenis-jenis kecelakaan kerja apa yang terjadi di PT Era Roda Sukses? 2. Stasiun kerja mana yang frekuensi kecelakaannya paling tinggi?
3. Berapa tingkat kemungkinan terjadinya bahaya yang terjadi di PT Era Roda Sukses?
4. Bagaimana cara untuk meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Era Roda Sukses?
3.2.3. Studi Pustaka
3.2.4.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
1. Menganalisis jenis-jenis kecelakaan kerja yang terjadi di PT Era Roda Sukses 2. Menentukan stasiun kerja kritis di PT Era Roda Sukses
3. Menganalisis potensi bahaya yang terjadi di PT Era Roda Sukses
3.2.5.Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam menyusun laporan tugas akhir yang dibuat. Cara dalam pengumpulan data yaitu dengan melakukan pengamatan langsung, dan meminta data yang sudah ada sebelumnya. Data yang diambil adalah jumlah kecelakaan kerja pada tahun 2013 dan 2014 dan instruksi kerja pada stasiun kerja kritis.
3.2.6.Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan meliputi identifikasi bahaya dengan metode
Hazard and Operability (HAZOP), dan penilaian resiko.
Langkah-langkah untuk melakukan identifikasi hazard dengan menggunakan hazop worksheet dan Risk Assessment adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui urutan proses yang ada pada area penelitian. 2) Mengidentifikasi hazard yang ditemukan pada area penelitian.
3) Melengkapi kriteria yang ada pada Hazop worksheet dengan urutan sebagai berikut:
a) Mengklasifikasikan hazard yang diketemukan (sumber hazard dan frekuensi temuan hazard).
b) Mendeskripsikan deviation (penyimpangan) yang terjadi selama proses operasi
c) Mendeskripsikan penyebab (cause) terjadinya penyimpangan.
d) Mendeskripsikan apa yang dapat ditimbulkan dari penyimpangan tersebut (consequences)
f) Menilai risiko (risk assessment) yang timbul dengan mendefinisikan kriteria
likelihood dan consequences/severity. Kriteria likelihood, yang digunakan adalah frekuensi dimana dalam perhitungannya secara kuantitatif berdasarkan data atau record perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kriteria
consequences/severity, yang digunakan adalah akibat apa yang akan diterima pekerja yang didefinisikan secara kualitatif dan mempertimbangkan hari kerja yang hilang.
g) Melakukan perangkingan dari hazard yang telah di identifikasi menggunakan
worksheet hazop dengan memperhitungkan likelihood dan consequence,
kemudian menggunakan risk matrix, untuk mengetahui prioritas hazard yang harus diberi prioritas untuk diperbaiki.
h) Merancang perbaikan untuk risiko yang memiliki level tinggi atau ekstrim, kemudian melakukan rekomendasi perbaikan untuk proses.
3.2.7.Analisis
Setiap proses pengolahan data yang telah dilakukan akan dianalisis. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dilakukan untuk menjelaskan setiap hasil pengolahan data yang telah diperoleh.
3.2.8.Kesimpulan
26
4.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PT Era Roda Sukses, data tersebut didapat langsung dari perusahaan. Berikut merupakan data-data yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
4.1.1. Data Umum Perusahaan
4.1.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Era Roda Sukses
PT. Era Roda Sukses merupakan plant factory Cibitung yang biasa disebut dengan
plant ke 3 dari PT. Super Sinar Abadi. PT. Super Sinar Abadi mulai aktif dan berkembang secara finansial pada tahun 1992. PT. Super Sinar Abadi yang semula bergerak dibidang industri sparepart untuk industri tekstil dan pabrikasi
roll printing kemudian pada tahun 2005 PT. Super Sinar Abadi membuat cabang
pabrik baru yang disebut dengan plant factory cibitung merupakan plant ke 3 dari PT. Super Sinar Abadi yang diberi nama PT. Era Roda Sukses. PT. Era Roda Sukses memproduksi sparepart automotive dan electrik secara nasional dan internasional dengan produksi yang berkualitas dan menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi. Hasil produksi dari PT. Era Roda Sukses antara lain:
1. Cover Rubber 2. Pad rubber 3. Seal Rubber
4. Protec for Tube, Dll
Dengan menggunakan material rubber dan polymer yang berkualitas jepang. PT Era Roda Sukses mempunyai customer seperti:
3. PT. Stanley Electric 4. PT. Suzuki Indonesia 5. PT. Denso Indonesia
6. PT.Astra Honda Motor Indonesia.
PT. Era Roda Sukses mempunyai visi misi sebagai berikut: Visi
Mendepankan pelayanan delivery oke, menjaga stabilitas hubungan baik dengan dengan customerdan menciptakan kenyaman sesama pekerja serta mewujudkan proses zero defect dari produk yang diproduksi.
Misi
Menjadikan PT. Era Roda Sukses mendunia produk yang bersaing dan berkualitas
4.1.1.2. Sturuktur Organisasi PT. Era Roda Sukses
PT. Era Roda Sukses memiliki pekerja sebanyak 52 karyawan, Bapak Reynalvin Katopo sebagai General Manager PT. Era Roda Sukses, dan Bapak Deni Mulyani sebagai Manager PT. Era Roda Sukses.
4.1.2. Data Kecelakaan Kerja di PT Era Roda Sukses
Data kecelakaan kerja merupakan data yang diperlukan untuk melakukan pengolahan data. Data ini berupa data kecelakaan-kecelakaan yang sudah terjadi di PT Era Roda Sukses pada tahun 2013 dan 2014. Untuk rincian data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1.Data Kecelakaan Kerja
Keterangan kecelakaan:
1. Edi terjepit pada saat melakukan pekerjaan pada mesin molding
2. Agus riswandi mengalami kecelakaan tangan terjepit dalam motor penggerak pada saat membenarkan gear yang macet
3. Ridwan gumilang mengalami kecelakaan tangan terjepit pada saat pemasangan
dies
4. Abdul syukur mengalami kecelakaan terkena benturan keras pada kepala 5. M.Iqbal mengalami kecelakaan tangan masuk kedalam feed roller/hopper pada
saat feed roller/hopper tersebut menggunakan pemanas sehingga mengakibatkan luka bakar pada tangan
6. Dadan mengalami kecelakaan tangan teriris pada saat cutting part
7. Siswanto mengalami kecelakaan tangan terjepit pada saat pemasangan dies
No Nama Jenis Kecelakaan Waktu Kecelakaan Tempat
Kecelakaan Jenis cedera
Kehilangan
Hari Kerja
(Hari)
1 Edi Terjepit Oktober, 2013 Molding Luka pada tangan 1
2 Agus Riswandi Tangan masuk mesin Maret, 2014 Extruder Sobek pada tangan 7
3 Ridwan Gumilang Terjepit Juli, 2014 Extruder Bengkak pada tangan 2
4 Abdul Syukur Terkena benturan keras Juli, 2014 Molding luka pada kepala -
5 M.iqbal Tangan masuk mesin Agustus, 2014 Extruder Luka bakar 3
6 Dadan R Teriris oktober, 2014 Extruder Tangan Teriris 1
4.1.3.Identifikasi Stasiun Kerja kritis
Setelah melakukan pengumpulan data kecelakaan kerja maka dapat dilakukan pengelompokan kecelakaan kerja untuk mengetahui frekuensi kecelakaan kerja yang paling sering terjadi untuk menentukan stasiun kerja kritis. Pengelompokan kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Data Pengelompokan Kecelakaan Kerja
No Nama Tempat kecelakaan Jumlah kecelakaan Peringkat kecelakaan
1 Agus Riswandi Extruder
5 1
2 Ridwan Gumilang Extruder
3 M.iqbal Extruder
4 Dadan R Extruder
5 Siswanto Extruder
6 Edi Molding
2 2
7 Abdul Syukur Molding
Setelah melakukan pengelompokan kerja dapat dilihat bahwa stasiun kerja extruder merupakan stasiun kerja kritis. Kesimpulan tersebut dapat dilihat dari jumlah kecelakaan kerja pada extruder lebih sering terjadi.
4.1.4. Data Stasiun Kerja Kritis
Tabel 4.3. Instruksi kerja pada stasiun kerja extruder
Proses Uraian Proses kerja
Proses pembuatan
TUBE
1. Persiapan
a. Siapkan meja cutting compound, bersihkan meja dari
debu dan bekas sisa compound sesuai instruksi kerja yang
ada
b. Ambil compound dengan code EP-701-D yang akan
diproses, letakan dimeja dan potong comp.sesuai standart
yang ada
2. Proses mesin EXTRUDER
a. Sebelum proses produksi pastikan semua tombol panel
posisi ON dan manual
b. Setting temperatur sirkulasi air pemanas sesuai standart
yang ada.
c. Seting mesin extruder
d. Seting mesin HAV
e. Pasang dies extruder
f. Bila temperatur mesin sesuai standar, tekan tombol screw
on dan putar speed control
g. Masukan compound lewat feed roller/ hopper compound,
bila compound sudah keluar dan stabil lewatkan ke mesin
HAV1,HAV2, dan HAV3
h. Pisahkan minimal 10 meter awal proses
i. Lakukan pengecekan pada part
j. Cutting part
k. Lakukan pengecekan inner dan outer diameter secara
periodik
l. Susun hasil cutting pada box warna kuning dan beri label
3. Selesai proses
a. Letakan part yang telah diproses di rak WIP dan isi label
kartu stock
Berikut merupakan contoh gambar mesin extruder dan bagian-bagian mesin yang sering digunakan pada saat ini
Gambar 4.2. Komponen Mesin Extruder
4.2. Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan meliputi identifikasi bahaya dengan metode
Hazard and Operability (hazop), dan penilaian resiko.
4.2.1. Identifikasi Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Hazard And
Operability (Hazop)
Tabel 4.4. Titik kajian
No Titik Kajian Fungsi
1 feed roller/hopper Untuk menampung bahan
2 Dies Tempat keluarnya produk
3 cutting part Pemotongan part
4 Motor penggerak Penggerak mesin
1. Feed roller/hopper semua extruder pasti mempunyai masukan untuk bahan
biji/pellet plastik yang melalui lubang yang nantinya mengalir dalam dinding dinding extruder tersebut, hopper biasanya terbuat dari lembaran baja atau
stainless steel yang berbentuk untuk menampung sejumlah bahan pelet plastik
untuk stock beberapa jam pemrosesan.
2. Dies yaitu suatu lubang kecil tempat keluarnya produk. Fungsi dies
adalah menghasilkan produk dengan berbagai macam bentuk.
3. Cutting part, pada proses ini produk yang keluar dari mesin extruder akan dipotong dengan ukuran tertentu.
4. Motor penggerak digunakan untuk menggerakkan extruder unit untuk mendekati atau menjauhi dari laminator trimming unit. Motor ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
- Daya motor : 750 w; 3 phase; 6 pole - Frekwensi : 50 60 60
- Volt : 200 200 220 - Ampere : 39 35 34 - R.P.M. : 940 1130 1145
Identifikasi potensi bahaya dengan menggunakan metode hazop pada titik kajian
Tabel 4.5.Identifikasi potensi bahaya pada feed roller/hopper
Titik Kajian Parameter Kata Kunci Penyebab Akibat
Feed
roller/hopper Volume Penuh
Terlalu Tabel 4.6. Identifikasi potensi bahaya pada dies
Titik Kajian Parameter Kata Kunci Penyebab Akibat
Dies
Ketepatan
pemasangan safety
Salah dalam
kualitas Cacat
Alur pada dies tidak
Tabel 4.7. Identifikasi Potensi Bahaya Pada Cutting Part
Titik kajian Parameter Kata Kunci Penyebab Akibat
Cutting part Kecepatan
Tinggi Rendah Terlalu lama Part
Tabel 4.8. Identifikasi Potensi Bahaya Pada Motor Penggerak
Titik Kajian Parameter Kata Kunci Penyebab Akibat
Motor Putaran lemah Proses tidak
maksimal Temperatur
Tinggi Motor selalu panas
Motor terbakar Rendah Putaran pada
motor lemah
Proses tidak maksimal
4.2.2. Penilaian Risiko
Setelah melakukan identifikasi potensi bahaya, dilanjutkan dengan melakukan penilaian risiko. Penilaian risiko dilakukan untuk mengevaluasi besarnya risiko yang telah diperoleh. Penilaian risiko hanya dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya potensi bahaya yang telah dianalisis sebelumnya dengan menggunakan teknik hazop.
4.2.2.1. Penilaian Likelyhood
Likelyhood (tingkat keseringan kemungkinan yang terjadi) ditentukan oleh
bagaimana sering menghasilkan bahaya yang dapat terjadi, dimana sebagai patokan adalah situasi terburuk yang mungkin terjadi.
Tabel 4.9. Penilaian Likelyhood Terhadap Titik Kajian Feed Roller/Hopper
Titik Kajian Parameter Kata
Kunci Penyebab Akibat likelyhood
Feed
roller/hopper Volume Penuh
Terlalu
Tabel 4.10. Penilaian Likelyhood Terhadap Titik Kajian Dies
Titik
Kajian Parameter
Kata
Kunci Penyebab Akibat Likelyhood
Dies
Ketepatan
pemasangan Safety
Salah dalam
kualitas Cacat
Alur pada dies
tidak
Tabel 4.11. Penilaian Likelyhood Terhadap Titik Kajian Cutting Part
Titik
kajian Parameter
Kata
Kunci Penyebab Akibat likelyhood
Tabel 4.12. Penilaian Likelyhood Terhadap Titik Kajian Motor Penggerak
Titik
Kajian Parameter
Kata
Kunci Penyebab Akibat likelyhood
Motor
Tinggi Motor selalu panas
4.2.2.2. Penilaian Severity
Kriteria consequences/severity yang digunakan adalah akibat apa yang akan diterima pekerja yang didefinisikan secara kualitatif dan mempertimbangkan hari kerja yang hilang. Penilaian severity terhadap titik kajian feed roller/hopper
Tabel 4.13. Penilaian tingkat severity terhadap titik kajian Feed roller/hopper
Titik Kajian Parameter Kata
Kunci Penyebab Akibat severity
Feed
roller/hopper Volume Penuh
Terlalu
Tabel 4.14. Penilaian tingkat severity terhadap titik kajian dies
Titik
Kajian Parameter
Kata
Kunci Penyebab Akibat severity
Dies
Ketepatan
pemasangan safety
Salah dalam
kualitas Cacat
Alur pada dies
tidak
Tabel 4.15. Penilaian tingkat severity terhadap titik kajian cutting part
Titik
kajian Parameter Kata Kunci Penyebab Akibat severity
Cutting part Kecepatan Tinggi
Tabel 4.16. Penilaian tingkat severity terhadap titik kajian motor penggerak
Titik
Kajian Parameter
Kata
Kunci Penyebab Akibat severity
Motor
Tinggi Motor selalu panas
Motor
terbakar 1
Rendah Putaran pada motor lemah
Proses tidak
4.17. Penilaian risiko untuk titik kajian Feed roller/hopper
Titik Kajian Parameter Kata Kunci Penyebab Akibat Likelyhood Severity Nilai risiko
Feed
roller/hopper Volume Penuh
Terlalu
4.18. Penilaian risiko untuk titik kajian dies
Titik Kajian Parameter Kata Kunci Penyebab Akibat Likelyhood severity Nilai Risiko
Dies
Ketepatan
pemasangan safety
Salah dalam cara
pemasangan dies
Tangan
operator bisa
terjepit
3 2 S
Kualitas Cacat
Alur pada dies
tidak sempurna
Produk yang
keluar menjadi
tidak merata
4.19. Penilaian risiko untuk titik kajian cutting part
Titik kajian Parameter Kata Kunci Penyebab Akibat likelyhood Severity Nilai
risiko
Cutting part Kecepatan Tinggi
Tidak fokusnya operator
Rusaknya part 4 1 S
Bisa
mengakibatkan kecelakaan pada operator
3 2 S
Rendah Terlalu lama Part menumpuk 3 1 R
4.20. Penilaian risiko untuk titik kajian motor penggerak
Titik Kajian Parameter Kata Kunci Penyebab Akibat likelyhood Severity Nilai risiko
Motor penggerak
Tingkat putaran
Lebih cepat
Kecepatan putaran
melebihi set point Motor terbakar 4 3 T
Salah pengoprasian Roll mesin rusak
atau pecah 2 1 R
Lebih lambat
Motor tidak bekerja secara maksimal
Roll mesin
bergerak lambat 3 1 R
Putaran lemah Proses tidak
maksimal 2 1 R
Temperatur
Tinggi Motor selalu panas Motor terbakar 3 1 R
Rendah Putaran pada motor lemah
Proses tidak
41
Bab 5
Analisis
Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh meliputi penilaian risiko, analisis masalah dengan menggunakan metode fault tree analysis (FTA).
5.1. Analisis Penilaian Risiko Dengan Menggunakan Tabel Risk Rating
Penilaian telah dilakukan sebelumnya pada pengolahan data. Penilaian yang telah dikelompokan sesuai dengan tingkat risiko dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Pengelompokan Tingkat Risiko
Titik Kajian Parameter Kata
Kunci Penyebab Akibat
Nilai
Risiko
Feed
roller/hopper Volume Penuh
Terlalu
Cutting part Kecepatan Rendah Terlalu lama Part
secara
Tinggi Motor selalu
panas Motor terbakar R Rendah Putaran pada
motor lemah
Proses tidak
maksimal R
Dies Ketepatan
pemasangan safety
Salah dalam
Cutting part Kecepatan Tinggi
Tidak
roller/hopper Volume Penuh
Bahan
Setelah melakukan pengelempokan, maka dapat dilihat risiko yang terjadi adalah rendah, sedang, dan tinggi. Risiko yang rendah merupakn risiko dapat diterima. Pengendalian tidak diperlukan tetapi perlu dilakukan pemantauan untuk memastikan bahwa pengendalian telah dipelihara dan diterapkan dengan baik dan benar.
5.2. Analisis Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Fault Tree
Analysis (FTA)
Analisis hanya dilakukan pada potensi bahaya kategori sedang dan tinggi, karena risiko rendah merupakan risiko yang dapat diterima dan hanya memerlukan peninjauan ulang. Potensi bahaya yang terjadi yang meliputi risiko sedang dan tinggi dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2. Potensi Bahaya
Akibat Nilai Risiko Potensi Bahaya
Tangan operator bisa
terjepit S
Cidera pada operator Bisa mengakibatkan
kecelakaan pada operator S
Rusaknya part S Rusaknya part
Bisa menimbulkan potensi bahaya jika operator teledor dalam
menanganinya
T
Cidera pada operator
Motor terbakar T Motor terbakar
Cideera pada operator
Tangan operator terjepit saat memasang dies
Operator tidak memakai
APD
Salah dalam cara pemasangan dies
Bahan baku dalam hopper tersendat
Gambar 5.1. Fault Tree Analysis (FTA) Cidera Pada Operator
Rusaknya part
Pisau potong tidak center
Pemasangan
Motor terbakar
Temperatur tinggi
Motor panas
Gesekan berlebih
Tingkat putaran lebih cepat
Menset putaran melebihi set point
Tidak tersedia pengkalibrasian
set point Ketidaktepatan
pengaturan saluran uap
Tidak tersedia display
Gambar 5.3. Fault Tree Analysis (FTA) Motor Terbakar
Berdasarkan analisis dengan menggunakan FTA diperoleh basic event. Basic event yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 5.3. sampai dengan tabel 5.5.
Tabel 5.3. Basic Event Cidera Pada Operator
No Basic event
1 Operator tidak memakai APD 2 Tidak ada IK untuk pemasangan dies
3 Operator lelah
Tabel 5.4. Basic Event Rusaknya Part
No Basic event
1 Pemasangan inzetek core terbalik
2 Nozle core kendor
3 Operator lelah
Tabel 5.5. Basic Event Motor Terbakar
No Basic event
1 Tidak tersedia display
2 Gesekan berlebih
3 Tidak tersedia pengkalibrasian set point
5.3. Rekomendasi Perbaikan
Rekomendasi perbaikan dilakukan berdasarkan basic event yang diperoleh dari FTA. Usulan yang dilakukan terhadap potensi bahaya yang meliputi cidera pada operator, rusaknya part, dan motor terbakar dapat dilihat pada tabel 5.6. sampai dengan tabel 5.8.
Tabel 5.6. Rekomendasi Perbaikan Terhadap Cidera Pada Operator
No Basic event Titik kajian Rekomendasi
1 Operator tidak
memakai APD Dies
Harus adanya kesadaran operator terhadap pentingnya memakai APD 2 Tidak ada IK untuk
pemasangan dies Dies
Membuat instruksi kerja mengenai cara pemasangan dies
3 Operator lelah Cutting part Perlu adanya perhatian khusus pada operator
4 Bahan baku terlalu banyak
Feed
roller/hopper
Harus ada ukuran atau takaran bahan baku yang akan dimasukan kedalam
Tabel 5.7. Rekomendasi Perbaikan Terhadap Rusaknya Part
No Basic event Titik
kajian Rekomendasi
1 Pemasangan inzetek
core terbalik
Cutting
part
bagian maintenance segera melakukan perbaikan agar posisi menjadi center
2 Nozle core kendor Cutting
part perbaiki mould pada core nozle
3 Operator lelah Cutting
part
Perlu adanya perhatian khusus pada operator
Tabel 5.8. Rekomendasi Perbaikan Terhadap Motor Terbakar
No Basic event Titik kajian Rekomendasi
1 Tidak tersedia display Motor
penggerak
Menyediakan display mengenai pengaturan katup
2 Gesekan berlebih Motor
penggerak
Tidak ada jadwal pengisian dan pergantian pelumas 3 Tidak tersedia
pengkalibrasian set point
Motor penggerak
Membuat instruksi kerja mengenai penyetingan set point
48
Bab 6
Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan yang diperoleh selama melakukan penelitian, dan saran yang ditujukan bagi perusahaan.
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada stasiun kerja kritis. Identifikasi bahaya dilakukan
dengan menggunakan metode hazard and operability (hazop).
2. Melakukan penilaian risiko dengan melakukan risk indeks. Dengan melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko diperoleh potensi bahaya berdasarkan
risk indeks sebagai berikut:
a. Risiko rendah
Risiko yang masuk kategori rendah meliputi: bahan bisa tersendat untuk masuk kedalam dinding extruder, Produk yang keluar menjadi tidak merata,
part menumpuk, roll mesin rusak atau pecah, roll mesin bergerak lambat, proses tidak maksimal, dan proses tidak maksimal.
b. Risiko sedang
Risiko yang masuk kategori sedang meliputi: Tangan operator bisa terjepit, dan bisa mengakibatkan kecelakaan pada operator menanganinya.
c. Risiko tinggi
3. Rekomendasi yang diperoleh berdasarkan potensi bahaya yang memungkinkan terjadi diatas dikelompokan menjadi 3 kelompok rekomendasi yaitu rekomendasi mengenai instruksi kerja, rekomendasi mengenai maintanance,
dan rekomendsi mengenai design system.
6.2. Saran
Saran ditujukan bagi perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan sebaiknya mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya.
2. Perusahaan melakukan identifikasi bahaya secara berkala.
3. Perusahaan dapat melakukan identifikasi potensi bahaya dengan menggunakan metode hazard and operability.
4. Perusahaan sebaiknya menerapkan rekomendasi yang telah dilakukan pada penelitian ini.
TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Industri
Oleh:
Alex Cander NIM. 10310030
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
vi
Lembar Prnyataan ... ii
Abstrak ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Gambar ... x
Daftar Tabel ... xi
Bab 1 Pendahuluan ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Pembatas dan Asumsi Masalah ... 3
1.5. Sistematika Penulisan ... 3
Bab 2 Landasan Teori ... 5
2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 5
2.1.1. Pengertian Keselamatan Kerja ... 5
2.1.2. Pengertian Kesehatan Kerja ... 5
2.1.3. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 6
2.1.4. Peraturan Yang Mengatur K3 ... 6
2.2. Identifikasi Bahaya ... 8
2.2.1.Teknik Identifikasi Bahaya ... 8
2.2.2. Pengertian Hazard and Operability (Hazop) ... 9
2.2.3. Identifikasi Bahaya (Hazard) Dengan Hazop Worksheet dan Risk Assestment ... 12
2.2.2.1. Identifikasi Potensi Bahaya ... 13
2.2.2.2. Penilaian Risiko ... 14
2.3.1. Pengertian Fault Tree Analysis ... 16
2.3.2. Fungsi FTA (Fault Tree Analysis) ... 17
2.3.3. Langkah-langkah Utama FTA ... 17
2.3.4. Simbol FTA (Fault Tree Analysis) ... 18
2.3.5. Nilai dari FTA ... 20
2.3.6. Analisa Fault Tree Analysis ... 20
2.3.7. Solusi FTA ... 21
BAB 3 Kerangka Pemecahan Masalah ... 22
3.1. Flowchart Pemecahan Masalah ... 22
3.2. Langkah-langkah Pemecahan Masalah ... 23
3.2.1. Melakukan Observasi Perusahaan ... 23
3.2.2. Identifikasi Masalah ... 23
3.2.3.Studi Pustaka ... 23
3.2.4. Tujuan Penelitian ... 24
3.2.5.Pengumpulan Data ... 24
3.2.6.Pengolahan Data ... 24
3.2.7.Analisis ... 25
3.2.6.Kesimpulan ... 25
BAB 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 26
4.1. Pengumpulan Data ... 26
4.1.1. Data Umum Perusahaan ... 26
4.1.1.1.Sejarah Perusahaan PT Era Roda Sukses ... 26
4.1.1.2.Struktur Organisasi PT Era Roda Sukses ... 27
4.1.2. Data Jumlah Kecelakaan Kerja di PT Era Roda Sukses ... 28
4.1.3. Identifikasi Stasiun Kerja Kritis ... 29
4.1.4. Data Stasiun Kerja Kritis ... 29
4.2. Pengolahan Data ... 31
4.2.1. Identifikasi Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Hazard And Operability (Hazop) ... 31
4.2.2.1. Penilaian likelyhood ... 34
4.2.2.2. Penilaian Severity ... 36
BAB 5 Analisis Masalah ... 41
5.1.Analisis Penilaian Risiko dengan menggunakan Tabel Risk Ratting ... 41
5.2.Analisis Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode FTA ... 43
5.3.Rekomendasi Perbaikan ... 46
BAB 6 Kesimpulan dan Saran ... 48
6.1.Kesimpulan ... 48
Yogyakarta: Graha Ilmu.
2. Baharudin., Yusuf, Z, A., Rantetasak, B. (2009). Analisa Perawatan Berbasis Keandalan Sistem Distribusi Mnyak Lumas Mesin Utama KMP. Bontoharu. Jurnal Penelitian Enjiniring. Vol. 12, No. 2. ISSN 1411-6243. Hal 171-180.
3. Juliani, A, I., Handoko, L., Firmansyah, C, A.(2008), Implementasi Metode Hazop (Hazard and Operability Study) Dalam Identifikasi Bahaya Dan Analisa RisikoPada Feedwater system Di Unit Pembangkit Piton. 24 Jni 2015, https://andaiviana.files.wordpress.com/2008/02/proceding-hazop.pdf
4. Pujiono, B, N., Tama, I, P., Efranto, R, Y. (2013), Analisis Potensi Bahaya Serta Rekomendasi Perbaikan Dengan Metode Hazard And Operability Study
(Hazop) Melalui Perangkingan Ohs Risk Assessment And Control. 12 Juni
2015, from http://download.portalgaruda.org/article.php?article
5. Risnanda Zen, Helda (2012). Strategi Mnimasi Potensi Bahaya Menggunakan Metode Hazard And operability pada divisi industri teknik karet Di PT.Agronesia. ITENAS
6. Suma’mur. (1993). Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. CV. Haji Masagung. Jakarta.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-NYA sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan judul “
ANALISIS
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK
MEMINIMASI POTENSI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE
HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) DI PT ERA RODA SUKSES
BEKASI”. Shalawat serta salam semoga Allah SWT tetapkan atas Nabi
Muhammad SAW, para sahabat, tabi’in, dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk dari program studi S1 Teknik Industri Fakultas Tenik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia, Bandung.
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulisan laporan tugas akhir dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
2. Terima kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan keridhoannya sehingga penulis tetap berada dalam lindungan-Nya.
3. Terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Gabriel Sianturi, S.T., M.T. yang senantiasa selalu membimbing dan memberikan masukan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir.
5. Ibu Dr. Henny, S.T., M.T. selaku ketua Program Studi Teknik Industri Unikom Bandung.
6. Terimakasih kepada Bapak Denny selaku manager PT. Era Roda Sukses karena telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
7. Terima kasih kepada Dian Andriani, S.pd. yang selalu memberi semangat, dan pengertian kepada penulis.
8. Terima kasih kepada Rinaldo, S.T. yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan teknik industri angkatan 2010.
10. Terima kasih kepada rekan-rekan yang memberikan dukungan moril maupun materil selama pembuatan laporan ini.
Dalam menyusun laporan tugas akhir, penulis menyadari masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar dapat memperbaiki dalam penulisan laporan tugas akhir. Mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan yang tidak dapat penulis cantumkan namanya satu persatu, tetapi tanpa mengurangi rasa hormat penulis terhadap rekan-rekan semuanya. Penulis sadari pembuatan laporan ini banyak sekali kekurangan, dikarenakan penulis masih dalam tahap pembelajaran.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Agustus 2015