• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengendalian Aset PT. Dirgantara Indonesia Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengendalian Aset PT. Dirgantara Indonesia Menggunakan Metode Simple Additive Weighting"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Teknik dan Ilmu Komputer

RICO OKTAVIAN ADHI WIBOWO

10109390

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)
(3)
(4)

Email : ricooktavianadhiwbw@gmail.com

Telp : 08997839790

Twitter : @ricooktavianaw

Tempat lahir : Bandung

Tanggal Lahir : 26 Oktober 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Raden Ganda Kusumah No. 20 Kec. Banjaran

Pendidikan Formal

1. 1995 1997 : TK Mubarakul Huda 2. 1997 2003 : SDN Kiangroke 1 3. 2003 2006 : SMPN 2 Banjaran

4. 2006 2009 : SMA Pasundan 1 Banjaran

5. 2009 2014 : Teknik Informatika - Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

(5)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR SIMBOL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 3

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

(6)

vi

2.1.1 Sejarah PT. Dirgantara Indonesia ... 8

2.1.2 Visi, Misi, dan Logo Perusahaan ... 9

2.1.3 Badan Hukum Dirgantara Indonesia ... 11

2.1.4 Struktur Organisasi dan Job Deskripsi ... 11

2.2 Landasan Teori ... 17

2.2.1 Pengertian Sistem ... 17

2.2.2 Tujuan Sistem ... 17

2.2.3 Karakteristik Sistem... 18

2.2.4 Klasifikasi Sistem ... 19

2.2.5 Konsep Dasar Informasi ... 20

2.2.6 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 21

2.2.7 Tugas Sistem Informasi ... 22

2.2.8 Pengertian Basis Data ... 22

2.2.9 Konsep Dasar Sistem Basis Data ... 23

2.2.10 Entity Relationship Diagram ... 25

2.2.11 Flowmap... 27

2.2.12 Data Flow Diagram... 27

2.2.13 Kamus Data ... 28

2.2.14 Pengertian PHP dan MySQL... 29

2.2.15 Metode SAW (Simple Additive Weigthing) ... 31

2.2.16 Penyusutan (Depresiasi) ... 33

2.2.17 Faktor Penyusustan (Depresiasi) ... 33

(7)

vii

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 38

3.1 Analisis Sistem ... 38

3.1.1 Analisis Masalah ... 38

3.1.2 Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ... 38

3.1.3 Analisis Metode Garis Lurus (Straight Line) untuk Perhitungan Penyusutan Aset ... 47

3.1.4 Analisis Metode Simple Additive Weighting untuk Pengambilan Keputusan Penghapusan Aset... 48

3.1.5 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 54

3.1.6 Analisis Pengkodean ... 57

3.1.7 Analisis Basis Data ... 58

3.2 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 59

3.2.1 Diagram Konteks ... 59

3.2.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 60

3.2.3 Spesifikasi Proses ... 73

3.3 Perancangan Sistem ... 92

3.3.1 Skema Relasi ... 92

3.3.2 Struktur Tabel ... 93

3.3.3 Struktur Menu... 98

3.3.4 Perancangan Antarmuka ... 100

3.3.4 Perancangan Pesan ... 156

3.3.5 Perancangan Jaringan Semantik ... 158

(8)

viii

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 166

4.1 Implementasi Sistem ... 166

4.1.1 Perangkat Keras yang Digunakan ... 166

4.1.2 Perangkat Lunak yang Digunakan ... 166

4.1.3 Implementasi Database ... 167

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 172

4.2 Pengujian Perangkat Lunak ... 179

4.2.1 Skenario Pengujian Black Box ... 180

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 180

4.2.3 Kesimpulan Pengujian Black Box ... 200

4.2.4 Pengujian Beta ... 200

4.2.5 Kesimpulan Pengujian Beta ... 202

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 203

5.1 Kesimpulan... 203

5.2 Saran ... 203

(9)

202

[2] H.F. Hafid. (2007, Jan.01). Pengembangan Sistem ERP [Online]. Available e-mail: hafid@theaccountant.info.

[3] D. Muljono, TAX PLANNING : Menyiasati Pajak dengan Bijak. Andi: Yogyakarta, 2009. [E-book] Available: Google Book.

[4] Suhairi, Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset, Universitas Gunadarma, [Online]. Available:

http://gunadarma.ac.id/library/articles/postgraduate/information-system/Perangkat%20Lunak%20Sistem%20%Inforrmasi/Artikel_92305034.pdf .

[5] Witarto. 2004. Memahami Sistem Informasi. Bandung: Penerbit Informatika. [6] Ir. Harianto Kristanto. 1994. Konsep dan Perancangan Database. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

[7] Al-Bahra bin Ladjamudin.2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Tangerang: Penerbit Graha Ilmu.

[8] Sommerville, Ian. 2011. Software Engineering 9th Edition. Addison-Wesley, Boston.

(10)

iii

Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Limpahan berkah serta karunia yang tidak pernah habis telah mengangkat segala bentuk kekurangan, keterbatasan dan ketidak mampuan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Adapun skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan kelulusan di Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia. Penulis juga berharap semoga laporan tugas akhir ini tidak hanya sebagai salah satu tugas semata melainkan juga dapat berguna bagi penulis maupun pembaca.

Laporan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan semua pihak yang dengan segenap hati memberikan semua halyang penulis butuhkan, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikah rahmat, kesehatan, kemampuan dan kesempatan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orangtua yang tercinta, Bapak Bambang JP, Ibu Triyani Kaswati yang telah memberikan dukungan baik secara moril mapun materil kepada penulis untuk selalu berusaha mencapai hasil yang terbaik.

3. Kelima kakak kandung penulis yang tersayang, Renny Novia Manas Putri, Nunik Inggrid Kirani, Gatik Indriasari Anggraeni, Unggul Satrio Nugroho dan Ariyanto Agung Rahardjo yang selalu memberikan support kepada penulis untuk cepat menyelesaikan kuliah.

(11)

iv masukan dan saran kepada penulis.

7. Teman-teman seperjuangan penulis (IF-9 / 2009) yang telah memberikan motivasi kepada penulis. Buat M. Rizky Saragih yang selalu memberikan bantuan apabila ada program error, Isbandi K.R., Iwan Gunawan, Ryan I.S, Aril Mauludi, Pradana A.L, yang telah saling berbagi project kecil-kecilan. Rahmat Siahaan, Deni F.S., Heri Setiawan, dll yang telah memberikan hiburan kepada penulis.

Dengan rasa syukur dan kerendahan hati penulis memberikan rasa hormat yang tak terhingga dan mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah memberikan doa dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT meridhoi dengan skripsi yang penulis buat ini, agar dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, 18 Agustus 2014 Penulis

(12)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

PT. Dirgantara Indonesia / Indonesian Aerospaces (IAe) merupakan suatu perusahaan yang beralamatkan di Jl. Pajajaran no. 154. Bandung. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan kedirgantaraan pribumi, yang membutuhkan peralatan-peralatan yang menunjang seluruh bagian yang berada di Departemen. Peralatan-peralatan yang dibutuhkan pada PT. Dirgantara Indonesia tidak hanya berupa peralatan tulis kantor saja tetapi terdapat beberapa aktiva tetap lainnya yang dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan operasional perusahaan seperti tanah, bangunan, kendaraan dan inventaris / perabot kantor.

(13)

aset baru. Hal tersebut dianggap masih terasa sulit karena pihak pimpinan harus mengkaji beberapa perbedaan skala penilaian pada tolak ukur yang sudah ditetapkan perusahaan dari banyaknya data aset perusahaan.

Melihat permasalahan yang ada diatas dapat diambil alternatif solusi yaitu dengan cara membangun sistem pengendalian aset dengan menggunakan metode simple additve weighting (SAW) sebagai pengambilan keputusan dalam mempertahankan aset, meningkatkan fungsionalitas aset, menghapus dan melakukan pembelian baru, sehingga didapat keuntungan yang optimal. Berdasarkan penjelasan diatas, maka

penulis bermaksud untuk mengambil judul “SISTEM PENGENDALIAN ASET DI PT. DIRGANTARA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE

ADDITIVE WEIGHTING”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka penulis merumuskan permasalahannya yaitu “Bagaimana membangun sistem pengendalian aset di PT. Dirgantara Indonesia menggunakan metode simple additive weigthing”.

1.3 Maksud dan Tujuan

Melihat permasalahan yang diteliti maka, maksud dari penelitian ini membangun Sistem Pengendalian Aset di PT. Dirgantara Indonesia.

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengintegrasikan seluruh data aktiva tetap ke dalam suatu sistem, sehingga informasi yang didapatkan dari perhitungan penyusutan aktiva tetap dengan data akuntansi menjadi tepat.

(14)

1.4 Batasan Masalah

Ada beberapa batasan masalah dalam pembutan skripsi ini agar pembahasan lebih terfokus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Batasan masalah dalam skripsi ini adalah:.

1. Data aset yang diolah hanya data aset yang mengalami penyusutan dalam bentuk depresiasi.

2. Metode simple addittive weighting digunakan untuk proses pengambilan keputusan dalam mempertahankan aset, meningkatkan fungsionalitas aset, menghapus dan melakukan pembelian baru.

3. Perhitungan penyusutan suatu aset menggunakan metode garis lurus. 4. Sistem ini berbasis web (online).

5. Pemodelan analisis yang digunakan dalam aplikasi manejemen aset di PT. Dirgantara Indonesia diantaranya: Flowmap, ERD (Entity Relationship Diagram) dan DFD (Data Flow Diagram).

6. Pembangunan sistem ini menggunakan Adobe Dreamwever CS3 sebagai development, Windows 7 sebagai sistem operasi, MySQL sebagai DBMS dan bahasa pemograman yang dipakai adalah PHP.

1.5Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian dapat diartikan analisis deskriptif untuk mencapai satu tujuan dalam suatu penelitian. Metodologi penelitian ini terdiri dari metode pengumpulan data dan metode pembangunan sistem.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Cara yang dilakukan untuk mendapatkan data dari objek penelitian adalah sebagai berikut:

(15)

Studi ini dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai jurnal ilmiah, situs-situs di internet, dan bacaan-bacaan yang berkenaan dengan topik penelitian.

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak PT. Dirgantara Indonesia yang ada kaitannya dengan topik yang diambi dan selajutnya dibangun sebuah aplikasi. c. Observasi

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang sedang diamati dan dilakukan di PT. Dirgantara Indonesia.

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak

(16)

Gambar 1. 1 Siklus Model Waterfall [9]

1. Requirements Analysis and Definition

Langkah pertama yang diambil dalam metode ini adalah dengan mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun.

2. System and Software Design

Untuk membangun sistem pengendalian aset ini , maka dibutuhkan metode mendesain tampilan aplikasi yang menarik bagi si pengguna. Kemudian dirancang ERD, DFD, beserta antarmukanya guna mempermudah pembuatan sistem yang akan dibangun. Desain ini meliputi desain proses, input, output, dan desain database.

3. Implementation and Unit Testing

(17)

dengan yang diharapkan, supaya program tersebut dapat digunakan pada perusahaan yang membutuhkan. Apabila dalam proses terjadi error maka dapat kita lihat di metode-metode sebelumnya.

4. Integration and System Testing

Langkah selanjutnya dalam metode ini adalah mengintegrasikan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system testing). Setelah melakukan pengujian sistem, perangkat lunak dikirim kepada target pengguna.

5. Operation and Maintenance

Pada tahap ini dilakukan perawatan terhadap sistem yang sedang digunakan, sehingga program ini dapat terus digunakan dengan hal baru yang telah ter-update.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian dalam Tugas Akhir yang dijalankan. Sistematika penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belkang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(18)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi pemaparan analisis masalah, analisis sistem yang sedang berjalan, analisis kebutuhan data, analisis basis data, analisis kebutuhan nonfungsional, dan analisis fungsional. Hasil dari analisis tersebut digunakan untuk melkukan perancangan perangkat lunak yang terdiri dari perancangan struktur file, struktur menu, perancagan antarmuka, jaringan semantik dan perancangan prosedural. BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang implementasi dan pengujian dari perangkat lunak yang dibangun berdasarkan analisis dan perancangan perangkat lunak yang telah dilakukan. Hasil dari implementasi kemudian dilakukan pengujian perangkat lunak menggunakan metode blackbox yang terdiri dari alpha dan beta sehingga perangkat lunak yang dibangun sesuai dengan analisis dan perancangan yang telah dilakukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(19)
(20)

9

2.1Profil Tempat Penelitian

PT. Dirgantara Indonesia / Indonesian Aerospace (IAe) adalah salah satu perusahaan kedirgantaraan pribumi di Asia dengan kompetensi inti didalam pesawat terbang desain, pengembangan dan pembuatan sipil dan militer komuter regional.

2.1.1 Sejarah PT. Dirgantara Indonesia

PT. Dirgantara Indonesia adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. PT. Dirgantara Indonesia didirikan pada 26 April 1976 dengan nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habiebie sebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudia berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000.

Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga helicopter, senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia juga menjadi sub-kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing, Airbus, General Dynamic, Fokker dan lain sebagainya. Dirgantara Indonesia pernah mempunyai karyawan sampai 16 ribu orang. Karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Dirgantara Indonesia melakukan rasionalisasi karyawannya hingga menjadi berjumlah sekitar 4000 orang.

(21)

Thailand, Malaysia, Brunei, Korea, Filipina dan lain-lain. Meskipun begitu, karena dinilai tidak mampu membayar utang berupa kompensasi dan manfaat pension dan jaminan hari tua kepada mantan karyawannya, Dirgantara Indonesia dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 4 September 2007. Namun pada tanggal 24 Oktober 2007 keputusan pailit tersebut dibatalkan.

Tahun 2012 merupakan momen kebangkitan Dirgantara Indonesia. Pada awal 2012 Dirgantara Indonesia berhasil mengirimkan 4 pesawat CN235 pesanan Korea Selatan. Selain itu Dirgantara Indonesia juga sedang berusaha menyelesaikan 3 pesawat CN235 pesanan TNI AL, dan 24 Heli Super Puma dari EUROCOPTER.

Selain beberapa pesawat tersebut Dirgantara Indonesia juga sedang menjajaki untuk membangun pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta kerja sama dengan Korea Selatan dalam membangun pesawat tempur siluman KFX.

2.1.2 Visi, Misi, dan Logo Perusahaan

Visi merupakan keadaan masa depan (nyata dan terukur) yan diinginkan terjadi sebagai hasil dari perusahaan. Visi harus dirasakan oleh seluruh pihak yang terlibat. Visi juga harus mudah untuk dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh organisasi.

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

a. Visi

Menjadi perusahaan penerbangan kelas dunia yang didasrkan pada penguasaan teknologi tinggi dan biaya daya saing dipasar global.

b. Misi

(22)

b. Sebagai Pusat Dirgatara Kompetensi di Industri terutama dalam bidang teknik, desain, manufaktur, produksi, dan pemeliharaan untuk komersial dan pesawat misi militer.

c. Sebagai pemain Utama dam industry global yang memiliki aliansi strategis dengan kelas dunia lainnya Aerospace Industries.

c. Logo Dirgantara Indonesia

Gambar 2. 1 Logo Dirgantara Indonesia

Arti logo pada gambar diatas adalah:

a. Sayap kecil menunjukkan bahwa Perusahaan Dirgantara Indonesia yang dahulu bernama PT. Nurtanio.

b. Sayap sedang menunjukkan bahwa Perusahaan Dirgantara Indonesia yang dahulu bernama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

(23)

d. Bulatan diantara ketiga sayap tersebut menunjukkan bola dunia yang mengartikan bahawa Perusahaan Dirgantara Indonesia berusaha menguasai industry penerbangan di dunia.

e. Warna biru menunjukkan langit.

2.1.3 Badan Hukum Dirgantara Indonesia

Perusahaan Dirgantara Indonesia berbadan hukum menurut peraturan Pemerintah No.12 tanggal 5 April 1975 dan mulai diresmikan pendiriannya pada tanggal 23 Agustus 1976.

2.1.4 Struktur Organisasi dan Job Deskripsi

(24)

Direktur Utama

Satuan Usaha Aircraft Services

Satuan Usaha Engineering Service

Satuan Usaha

Aerostructure Satuan Usaha Aircraft

Direktorat Keuangan Direktorat Teknologi

Direktorat Niaga dan Pengembangan

Divisi Pusat Uji Terbang

Divisi Pusat Laboratorium Uji +

Pengukuran

Divisi Logistik dan Kaawasan Berikat

Divisi Pengembangan Sistem Produksi Divisi Jaminan Mutu

Divisi Sumber Daya Manusia

Divisi Hukum Divisi Fasilitas

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi

1. Direktur Utama

(25)

2. Wakil Direktur Utama

Membantu Direktur Utama untuk menjadi salah satu perusahaan pendorong pertumbuhan industri nasional seta menumbuhkan keuatan bangsa di bidang kedirgantaraan untuk menunjang ketergantungan dan keamanan nasional.

3. Satuan Pengawasan Intern

Melaksanakan sistem penagaman perusahaan secara fisik dan non fisik terhadap segala kemungkinan bahaya/bencana agar terdapat kesatuan cara bertindak untuk pencegahan dan penangguhan yang berdaya guna dan berhasil guna, sehingga pelaksanaannya dapat menjamin untuk mewujudkan rasa dan situasi aman, tentram, tertib teratur dalam rangka menungjang visi, misi dan tujuan perusahaan.

4. Divisi Manajemen Resiko

Sebagai pedoman dan arahan tentang pengolahan resiko yang mungkin terjadi dalam menjalankan kegiata-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan untuk meminimalkan dampak negatif yang kemungkinan akan terjadi.

5. Sekretaris Perusahaan

Tugas dari sekretaris perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Memastikan perusahaan Direksi sesuai dengan peraturan perusahaan dan ketentuan Good Corporate Goverence (GCG), serta memfasilitasi pelaksanaan GCG melalui kegiatan-kegiatan perusahaan.

b. Mengembangkan dan mempertahankan citra perusahaan melalui kehumasan yang efektif.

(26)

6. Asisten Pengamanan

Menjadi pengamanan sebagai bagian integral dan budaya perusahaan (corporate culture) dan sebagai landasan etika, perilaku seluruh karyawan (security mindedness) PT. Dirganta Indonesia, untuk mendukung terwujudnya perusahaan yang memiliki iklim kerja dan iklim usaha yang sehat, dinamis dan aman.

7. Direktorat Niaga dan Pengembangan Usaha

Dibagi menjadi tiga divsi yang terdiri dari:

a. Divisi Riset dan Pengembangan Pasar bertugas:

1. Membuat strategi, kebijsakan dan prosedur yang mengarah pada perencanaan riset dan pengembangan pasar yang handal dalam rangka meningkatkan peluang-peluang bagi produk-produk perusahaan serta demi tercapainya sasaran-sasaran pemasaran perusahaan.

2. Memastikan bahwasannya keputusan-keputusan perusahaan didasarkan peluang dan kebutuhan pasar.

b. Divsi Integrasi Komersil dan Pengembangan Usaha

Menyiapkan kreasi-kreasi solusi bisnis untuk mencapai target pemasaran dan penjualan serta menjaga kesinambungan bisnis perusahaan.

c. Divisi Pemasaran

1. Melakukan koordinasi untuk persiapan kontrak pemasaran produk dan jasa perusahaan dari seluruh fungsi-fungsi yang ada di dalam perusahaan.

2. Menjaga hubungan dengan konsumen untuk program yang sedang berjalan, termasuk adanya program yang akan datang.

8. Direktorat Teknologi

Dibagi menjadi lima divisi terdiri dari: a. Divisi Pusat Pengembangan Teknologi

(27)

diintegrasikan kedalam produk dan produk yang terkait dengan teknologi kedirgantaraan serta menjaga kesiapan seluruh peralatan pengembangan teknologi dan peralatan yang dipilih akan dicapai rangkaian proses yang paling efisien, efektif dan kompetitif.

b. Divisi Pusat Pengembangan Pesawat Terbang

Sebagai pedoman dan arahan dalam merancang, mengelola serta melaksanakn publikasi dan komunikasi antara perusahaan dengan publik perusahaan, baik internal maupun external melalui berbagai media komunikasi massa untuk menciptakan hubungan baik dan harmonis dalam upaya menjaga meningkatkan citra perusahaan.

c. Divisi Pusat Uji Terbang

Sebagai pedoman dan arahan dalam pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sistem informasi manajemen didalam perusahaan, sehingga dapat mendukung bisnis perusahaan secara efektif, efisien dan pada tingkat resiko yang dapat dikeloka perusahaan serta dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.

d. Divisi Pusat Laboratorium Uji dan Pengukuran

Sebagai pedoman dan arahan tentang hirarki, persipan pemeriksaan, persetujuan dan penernbitan command media, tulisan dnias sera sistem amdinistrasinya agar tecapai visi, misi dan tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

9. Direktorat Operasi / Produksi

Dibagi menjadi dua divisi yang terdiri dari: a. Divisi Logistik dan Kawasan Berikat

1. Menghimpun, menganalisa supplier yang masih bermasalah baik secara system maupun manual.

(28)

Sebagai pedoman dan arahan pengelolaan pengadaan barang/material, properti dan jasa dengan menjamin pelaksanaan yang transparan, memperhatikan mutu yang tinggi, etika bisnis yang layak, tepat, waktu, menjaga citra perusahaan serta kepercayaan dari pelanggan dan pemasok.

10.Direktorat Keuangan

Dibagi menjadi tiga divisi yang terdiei dari: a. Divisi Perencanaan

Merencanakan, melaksanakan, menetapkan arah, sasaran dan strategi yang jelas untuk masa depan perusahaan dalam menghadapi perubahan lengkungan eksternal dan internal.

b. Divisi Pendanaan

Mengatur likuiditas perusahaan dan bertanggung jawab atas kelancaran, pelaksanaan pengamanan baik penerimaan maupun pembayaran, seta melakukan pengembangan terhadap penjagaan sumber pendanaan yang baru yang menguntungkan bagi perusahaan.

c. Divisi Akutansi

1. Merencanakan, menyusun, memelihara prosedur, system akutansi dan kebijakn sesuai perkembangan proses bisnis perusahaan.

2. Mengimplementasikan dan mengendalikan pelaksanaan prinsip-prisnsip akutansi yang ditetapkan Ikatan Akutansi dalm proses pencatatan akutansi.

11.Direktorat Umum

Dibagi menjadi tiga divisi yang terdiri dari: a. Divisi Sumber Daya Manusia

(29)

b. Divisi Hukum

Merencanakan, mengkoordinir dan mengendalikan pembuatan pemrosesan semua produk hokum perusahaan dalam bentuk ketentuan/ peraturan hokum guna kelancaran pelaksanaan aktivitas perusahaan serta menerbitkan serta produk hokum dalam bidang bisnis untuk melegitimasi bisnis perusahaan dan berkewajiban menyelesaikan permasalahan hukum yang timbul berdasarkan ketentuan perundang-undangan nasional dan internasional yang berlaku.

c. Divisi Fasilitas

1. Menciptakn, mengelola dan mengembangkan bisnis umum yang menjadi bidang usaha Divisi Fasilitas: penyewaan gedung, transporatasi darat/udara, kesehatan, telekomunikasi, dan lain-lain. 2. Membuat perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan, renovasi dan

pengembangan fasilitas.

12.Divisi Jaminan Mutu

Divisi ini bertugas:

1. Menjamin bahwa operasional perusahaan telah diperbaiki secara berkesinambungan, sehingga menghasilkan produk yang unggul kualitasnya di dunia.

2. Menjamin kepuasan pelanggan bagi seluruh produk dan jasa perusahaan. 3. Memastikasn kesesuaian semua proses dan produk terhadap persayaratan

aturan keselamatan penerbangan yang berlaku di Indonesia dan authority asing.

13.Satuan Usaha Aircraft

(30)

14.Satuan Usaha Aerostructure

Didukung oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan tinggi dalam manufaktur pesawat, dilengkapi dengan fasilitas manufaktur dengan ketepatan tinggi, seperti: mesin-mesin canggih, bengkel dan pengelasan.

15.Satuan Usaha Aircraft Services

Dengan keahlian dan pengalaman bertahun-tahun. Unit usaha Aircraft Services menyediakan servis pemeliharaan pesawat dan helicopter berbagai jenis.

16.Satuan Usaha Engineering Services

Dilengkapi dengan perlatan perancangan dan analisis yang canggih, fasilitas uji berteknologi sert tenaga ahli yang berlisensi dan berpengalaman standard internasional, Satuan Usaha Engineering Services siap memenuhi kebutuhan produk dan jasa bidang engineering

17.Satuan Usaha Defence

Bisnis utama Satuan Usaha Defnce terdiri dari produk-produk militer, perawatan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi baik secara mekanik maupun elektrik dengan tingkat akurasi yang tinggi, integrasi alat-alat perang, produksi beragam system senjata.

2.2 Landasan Teori

Dalam melaksanakan penelitian tugas akhir ini digunakan dasar-dasar teori sebagai bahan acuan.

2.2.1 Pengertian Sistem

(31)

2.2.2 Tujuan Sistem

Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oelh suatu sistem. Agar target tersebut dapat tercapai, maka target atau sasaran tersebut harus diketahui terlebih dahulu ciri-ciri atau kriterianya. Upaya mencapai suatu sasaran tanpa mengetahui ciri-ciri atau kriteria dari sasaran tersebut kemungkinan besar sasaran tersebut tidak akan pernah tercapai. Ciri-ciri atau kriteria dapat juga digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai keberhasilan suatu system dan menjadi dasar dilakukannya suatu pengendalian, jadi kalau melihat kepada alasan diatas maka kriteria suatu tujuan itu mutlak adanya. Tanpa ada kriteria yang jelas maka akan sulit dilakukan pengen Dalian karena sulit dilakukan pengukuran sehingga pada akhirnya sistem tidak akan tercapai sasaran. Jadi semakin abstrak tujuan atau sasaran suatu sistem maka semakin sulit ciri-ciri serta kriteria dari sistem tersebut dapat ditentukan sehingga konsekuensinya tujuan sistem makin sulit untuk dicapai. Sebaliknya, semakin konkrit tujuan suatu sistem maka akan semakin jelas ciri-ciri serta kriterinya maka akan semakin mudah tujuan sistem tersebut untuk dicapai.

2.2.3 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, masukan keluaran, pengelolaan dan sasaran atau tujuan. Adapun penjelasan dari masing-masing karakteristik tersebut diantaranya:[5]

a. Komponen Sistem, suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya salaing berkejasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setipa subsistem mempunyai karakteristik dari system yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

(32)

memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem, adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak maka akan menganggu kelangsungan hidup dari sistem.

d. Penghubung Sistem, merupakan media antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalu penghubung ini kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lainnya melalui penghubung. Dengan penghubung, satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem lainnya membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem, masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

f. Keluaran Sistem, keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yan lain atau kepada supra sistem.

(33)

h. Sasaran Sistem, menentukan masukan yang dibutuhkan system dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.2.4 Klasifikasi Sistem

Terdapat beberapa klasifiasi system, diantaranya:[5]

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. 3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan

sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan tingakah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari system dapat diramalkan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengadung unsur probabilitas.

4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak ada hubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.

2.2.5 Konsep Dasar Informasi

(34)

suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.[5]

Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dari kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Kesatuan nyata (fact) adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.

2.2.5.1Siklus Informasi

(35)

Gambar 2. 3 Siklus Informasi

2.2.6 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefiniskan sebagai suatu system didalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, jalur, komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, member sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambian keuputsan yang cerdik.[5]

2.2.6.1Komponen Sistem Informasi

(36)

2.2.7 Tugas Sistem Informasi

Dengan mengamati lebih cermat mekanisme system informasi, maka dapat dilihat adanya empat tugas atau fungsi sebagaimana disajikan yaitu pengumpulan data, pemrosesan data, pemanajemenan data dan pengadaan informasi.[5] Selanjutnya tugas-tugas ini terdiri dari serangkaian langkah yang sering disebut “siklus pemrosesan data” yang mengubah bentuk data dari berbagai sumber menjadi informasi yang diperlukan oleh pemakai. Berikut deskripsi tugas dari system informasi:

a. Pengumpulan data b. Pemrosesan data c. Manajemen data

d. Pengendalian dan pengamanan data e. Pengadaan informasi

f. Prosedur

g. Pertanyaan tentang rancangan

2.2.8 Pengertian Basis Data

Basis data dapat diartikan sebagai kumpulan data tentang suatu benda atau kejadian yang saling berhubungan satu sama lain. Sedangkan data merupakan fakta yang mewakili suatu obyek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainyayang dapat dicata dan mempunyai arti implicit. Data dicata atau direkam dalam bentuk angka, huruf simbol, gambar, bunyi atau kombinasinya.

(37)

a. Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata (realworld). Contoh : basis data perbankan, perpustakaan,pertahanan, perpajakan dan sebagainya.

b. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara logika mempunyai arti implicit sehingga data yang terkumpul secara acak dan tanpa mempunyai arti tidak dapat disebut basis data.

c. Basis data perlu dirancang, dibangun dan data dikumpulkan untuk suatu tujuan. Basis data dapat digunakan oleh beberapa pemakai dan beberapa aplikasi yang sesuai dengan kepentingan pemakai.

Dari batasan tersebut, dapat dikatakan bahwa basis data mempunya berbagai sumber data dalam pengumpulan data, bervariasi derajat interaksi kejadian dari dunia nyata, dirancang dan dibangun agar dapat digunakan oleh beberapa pemakai untuk berbagai kepentingan. Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan data pada basis data adalah dihindarkan adanya data yang rangkap (redudant).

Data yang tersimpan dalam basis data dapat bervariasi dalam hal jumlah dan tingkat kompleksitasnya. Pengelolaan basis data dapat dilakukan secara manual ataupun secara komputerisasi. Basis data berbasis computer dapat dikelola dengan baik oleh sekumpulan program aplikasi untuk suatu kepentingan atau oleh sistem manajemen basis data (DBMS).

2.2.9 Konsep Dasar Sistem Basis Data

(38)

2.2.9.1Komponen Sistem Basis Data

Sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu perangkat keras, system operasi, basis data, program aplikasi, database Management System (DBMS), dan pemakai. [6]

1. Perangkat Keras

Perangkat keras (hardware) yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis data adalah komputer untuk sistem stand alone, sistem jaringan (network), memori sekunder yang online (harddisk), memori sekunder yang offline(disk), dan perangkat komunikasi untuk sistem jaringan.

2. Sistem Operasi

Sistem operasi merupakan program yang mengaktifkan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya dalam komputer dan melakukan operasi-operasi dasar dalam komputer, pengelolaan file, dan lain-lain. Program pengelola basis data akan aktif (running) jika sistem operasi yang dikehendaki sesuai.

3. Basis Data

Basis data merupakan koleksi dari data yang terorganisasi dengan cara sedemikian rupa sehingga data tersebut mudah disimpan dan dimanipulasi. Sebuah sistem basis data dapat memiliki beberapa basis data. Setiap basis data dapat memiliki sejumlah objek basis data (seperti tabel, indeks, dan lain-lain). Selain berisi atau menyimpan data, setiap basis data juga mengandung/ meyimpan definisi struktur.

4. Database Management System (DBMS)

(39)

menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data bersama, dan konsistensi data.

5. Pemakai (Users)

Users atau pemakai adalah beberapa jenis atau tipe pemakai pada sistem basis data, berdasarkan cara mereka berinteraksi pada basis data, diantaranya program aplikasi, pemakai mahir, pemakai umum, dan pemakai khusus.

2.2.10 Entity Relationship Diagram

ERD merupakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak. ERD juga menggambarkan hubungan antara satu entitas yang memiliki sejumlah atribut dengan entitas lain dalam suatu sistem yang terintegrasi. ERD digunakan oleh perancang sistem untuk memodelkan data yang nantinya akan dikembangkan menjadi basis data. ERD ini juga merupakan model konseptual yang dapat mendeskripsikan hubungan antara file yang digunakan untuk memodelkan struktur data serta hubungan antar data.[6]

ERD terbagi atas tiga komponen, yaitu entitas (entity), atribut (atribute), dan relasi atau hubungan (relation). Secara garis besar entitas merupakan dasar yang terlibat dala sistem. Atribut atau field berperan sebagai penjelas dari entitas, dan relasi atau hubungan menunjukkan hubungan yang terjadi antara dua entitas.

1. Entitas (Entity)

Entitas menunjukkan objek-objek dasar yang terkait di dalam sistem. Objek dasar dapat berupa orang, benda atau hal lain yang keterangannya perlu disimpan dalam basis data.

2. Atribut (Atribute)

Atribut sering juga disebut sebagai properti merupakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas yang perlu disimpan sebgai basis data. Atribut berfungsi sebgai penjelas sebuah entitas.

(40)

Relasi atau hubungan adalah kejadian atau transaksi yan terjadi diantara dua entitas yang keterangannya perlu disimpan dalam basi data.

2.2.10.1 Derajat Relasi (Kardinalitas)

Kardinalitas relasi menunjukkan maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalitas relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas (misalkan A dan B) dapat berupa satu ke satu (one to one), satu ke banyak (one to many), banyak ke satu (many to one), dan banyak ke banyak (many to many).[6]

1. Satu ke Satu (One to One)

Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas himpunan entitas A.

2. Satu ke Banyak (One to Many)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himbungan entitas B, tetapi tidak sebaliknya di mana setiap entitas pada himpunan entitas berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

3. Banyak ke Satu (Many to One)

Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan b, tetapi tidak sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.

4. Banyak ke Banyak (Many to Many)

(41)

entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.

2.2.11 Flowmap

Flowmap adalah campuran peta dan flow chart,yang menunjukan pergerakan benda dari satu lokasi ke lokasi lain, seperti jumlah orang dalam migrasi, jumlah barang yang diperdagangkan, atau jumlah paket dalam jaringan. Flowmap menolong analisis dan programmer untuk memecahkan masalah ke dalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternaitf-alternatif lain dalam pengoprasian.[7]

2.2.12 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD – DAD/ Diagram Alir Data) memperlihatkan hubungan fungsional dari nilai yang dihitung oleh sistem, termasuk nilai masukan, nilai keluaran, serta tempat penyimpanan internal. DAD adalah gambaran grafis yang memperlihatkan aliran data dari sumbernya dalam objek kemudian melewati proses yang mentransformasinya ke tujuan yang lain, yang ada pada objek lain [6]. DAD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (structured analysis and design). DFD merupakan alat yang cukup populer sekarang ini, karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur jelas.

Beberapa simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram (DFD) antara lain: a. External Entity (kesatuan luar) atau boundary (batas sistem)

(42)

berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. b. Data Flow (arus data)

Arus data (data flow) di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data strore) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

c. Proses

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang , mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Untuk physical data flow diagram (PDFD), proses dapat dilakukan oleh orang, mesin atua komputer, sedangkan untuk logical data flow diagram (LDFD), suatu proses hanya menunjukkan proses dari komputer. Setiap proses harus diberi penjelasan yang lengkap meliputu identifikasi proses, nama proses dam pemroses.

d. Data Store (Simpanan Luar)

Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa, yaitu suatu file atau database di sistem komputer, suatu arsip atau catatan manual, suatu kotak tempat data di meja seseorang, suatu tabel acuan manual, dan suatu agenda atau buku.

2.2.13 Kamus Data

(43)

Pada tahap analisis dan perancangan, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analsisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dana tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.

Pada tahap perancangan, kamus data digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di DFD. Arus data di DFD sifatnya global, hanya ditunjukkan nama arus datanya saja. Keterangan lebih lanjut tentang struktur data dari arus data di DFD secara lebih rinci dapat dilihat di kamus data. Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya, maka kamus data harus memuat nama arus data, alias, bentuk data, arus data, penjelasan, periode, volume, dan struktur data.

2.2.14 Pengertian PHP dan MySQL

PHP merupakan bahasa pemrograman untuk script web server-side. Bahasa pemrograman PHP diciptakan pertama kali oleh Rasmus Lerdorf, seorang pemrogram C yang sangat handal. Semula PHP hanya digunakan untuk mencatat seberapa jumlah pengunjung pada hompage-nya. Rasmus adalah salah seorang pendukung open source. Karen itulah ia mengeluarkan Personal Home Page Tools versi 1.0 secara gratis atau freeware pada tahun 1995. Setelah mempelajari YACC dan GNU Bison, Rasmus menambah kemampuan pada PHP 1.0 dan menertbitkan PHP 2.0 sebagai pengembangan dari PHP 1.0 yang telah ada sebelumnya.

(44)

tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan rilis tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak dipakai. Versi ini banyak dipakai sebab versi ini mampu dipakai untuk membangun aplikasi web kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan proses dan stabilitas yang tinggi. PHP versi 4.2 telah diterbitkan pada tanggal 22 April 2002 dengan log kelompok fungsi, sampai dengan versi 4.3.7 tercatat 125 kelompok fungsi yang dimiliki oleh PHP. Pada juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Versi ini adalah versi yang paling mutakhir dari PHP.

PHP memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa-bahasa sejenisnya, yaitu:

a. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya.

b. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana - mana dari mulai IIS sampai dengan apache, dengan configurasi yang relatif mudah.

c. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis - milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.

d. Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena referensi yang banyak.

e. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (linux, unix, windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem.

(45)

Kelebihan lain dari MySQL adalah menggunakan bahasa Query standar yang dimiliki SQL (Structure Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan yang terstruktur yang telah distandarkan untuk semua program pengakses database seperti Oracle, Postgre SQL, SQL Server, dan lain-lain.

Sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi lain (interface). MySQL dapat didukung oleh hampir semua program aplikasi baik yang open source seperti PHP maupun yang tidak, yang ada pada platformWindows seperti Visual Basic, Delphi, dan lainnya.

2.2.15 Metode SAW (Simple Additive Weigthing)

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif dan obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah FMADM. antara lain:

a. Simple Additive Weighting Method (SAW) b. Weighted Product (WP)

c. ELECTRE

(46)

Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternative pada semua atribut (Fishburn, 1967) (MacCrimmon, 1968). Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut:

{

...

(2.1)

Keterangan:

rij = nilai rating kinerja ternormalisasi.

xij = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria. Max xij = nilai terbesar dari setiap kriteria i.

Min xij = nilai terkecil dari setiap kriteria i. Benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik. Cost = jika nilai terkecil adalah terbaik.

(47)

...

(2.2)

Vi = ranking untuk setiap alternatif. wj = nilai bobot dari setiap kriteria. rij = nilai rating kinerja ternormalisasi.

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif tersebut yang akan lebih terpilih.

2.2.16 Penyusutan (Depresiasi)

Aset tetap yang dipakai untuk operasi bisnis perusahaan mengalami penurunan nilai manfaatnya, untuk memperjelas nilai aset dalam tiap periode, akuntansi memberikan cara untuk menghitung nilai penurunan aset tetap. Penyusutan atau depresiasi merupakan cara untuk mengalokasikan seberapa penurunan nilai dari aset tersebut untuk masing-masing periode yang dilalui, penyusutan bukan merupakan penilaian tapi merupakan alat untuk alokasi biaya perolehan nilai aset. Penyusutan bisa didefinisikan sebagai proses akuntansi untuk mengalokasikan biaya perolehan (cost) aset sebagai beban dengan cara yang sistematik dan rasional dalam periode-periode yang mengambil manfaat dari penggunaan aset tersebut. Penyusutan atau depresiasi merupakan cara untuk mengalokasikan seberapa penurunan nilai dari asset tersebut untuk masing- masing periode yang dilalui.

2.2.17 Faktor Penyusustan (Depresiasi)

Perhitungan penyusutan asset perlu memperhatikan faktor-faktor yang meliputi:

(48)

umur manfaat suatu aset dengan umur fisiknya, seperangkat mesin mungkin secara fisik mampu memproduksi suatu produk tertentu selama bertahun-tahun diluar umur manfaatnya, tetapi mesin itu tidak digunakan untuk seluruh tahun itu karena biaya memproduksi produk dalam tahun-tahun terakhir mungkin terlalu tinggi.

b. Nilai sisa (nilai residu), taksiran jumlah yang akan diterima pada saat aset itu dijual atau ditarik dari penggunaannya bisa disebut sebagai nilai pelepasan (disposal) atau nilai sisa atau nilai residu aset. Aset harus dikurangkan nilainya atau disusutkan sampai sejumlah itu selama umur kegunaanya. Untuk menggambarkan jika aset mempunyai biaya Rp 100.000.000,00 dan nilai residu Rp 10.000.000,00 maka dasar penyusutannya adalah Rp 90.000.000. Nilai sisa kadang diperhitungkan nol karena nilainya kecil, aset yang berumur panjang mempunyai nilai sisa yang besar.

2.2.18 Metode Penyusutan

Menentukan beban penyusutan harus disesuaikan dengan dengan jenis aset, juga dipilih metode penyusutan yang tepat, karena akuntansi mensaratkan metode penyusutan yang digunakan harus sistematik dan rasional [8]. Ada beberapa metode yang secara teknis dapat dijadikan rujukan dalam penyusutan antara lain:

a. Metode aktivitas (unit produksi) b. Metode garis lurus

c. Metode jumlah angka tahun d. Metode saldo menurun

2.2.18.1 Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line)

(49)

Nilai sisa dan masa manfaat ditaksir berdasar pengalaman perusahaan dalam menggunakan aktiva sejenis di masa lalu.

... (2.3)

Atau

Biaya Penyusutan = P% * (Harga Perolehan – Nilai Sisa) ... (2.4) Dimana Tarif Penyusutan (P%) = 100 % / Masa manfaat ... (2.4) Contoh:

Sebuah aktiva dengan masa manfaat 5 tahun, harga perolehan Rp 1.000.000. Nilai sisa Rp 100.000 maka dapat disusutkan seperti pada Tabel 2. 1.

Tabel 2. 1 Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Tahun Nilai Buku Awal

Tahun

Tarif Penyusutan

Biaya Penyusutan

Akumulasi Penyusutan *

Nilai Buku Akhir Tahun

1 Rp 1,000,000 20% Rp 180,000 Rp 180,000 Rp 820,000 2 Rp 820,000 20% Rp 180,000 Rp 360,000 Rp 640,000 3 Rp 640,000 20% Rp 180,000 Rp 540,000 Rp 460,000 4 Rp 460,000 20% Rp 180,000 Rp 720,000 Rp 280,000 5 Rp 280,000 20% Rp 180,000 Rp 900,000 Rp 100,000 *) 20% * (1.0000.0000-100.000)

Dimana, nilai buku akhir tahun harga perolehan atau nilai buku awal tahun dikurangi akumulasi penyusutan.

2.2.18.2 Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Years Method)

(50)

jumlah tahun akhir dari masa manfaat sebagai pembilang. Harga perolehan disusutkan adalah harga perolehan dikurangi dengan nilai sisa.

Biaya penyusutan merupakan harga perolehan disusutkan dikalikan dengan tarif penyusutan. Dimana harga perolehan disusutkan adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa.

Contoh:

Sebuah aktiva dengan masa manfaat 5 tahun, harga perolehan Rp 1.000.000, nilai sisa Rp 100.000 maka dapat disusutkan seperti pada Tabel 2. 2.

Tabel 2. 2 Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year Digit Method)

Nilai Buku

(51)

2.2.18.3 Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance

Method)

Pada metode ini biaya penyusutan dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal ini dikarenakan perhitungan biaya penyusutan periodik didasarkan pada nilai buku (harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan). Tarif penyusutan yang digunakan adalah tarif metode garis lurus yang dikalikan dua.

Contoh:

Sebuah Aktiva dengan estimasi umur kegunaan 5 tahun, Harga perolehan Rp. 1.000.000, Nilai sisa Rp. 100.000 maka dapat disusutkan seperti pada Tabel 2. 3

Tabel 2. 3 Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)

Tahun Nilai Buku

(52)

171

Implementasi merupakan tahap menerjemahkan perancangan berdasarkan hasil analisis. Tujuan implementasi adalah untuk mengkonfirmasikan modul program perancangan pada para pelaku sistem sehingga pengguna dapat memberikan masukan kepada pengembang sistem.

1.1.1 Perangkat Keras yang Digunakan

Perangkat keras yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan sistem pengendalian aset ini dapat dilihat pada Tabel 4. 1

Tabel 4. 1 Perangkat Keras yang Digunakan Membangun Sistem

Jenis Perangkat Keras Spesifikasi

Processor Processor minimal 1.5 Ghz

RAM 2 Gb

Harddisk 500 Gb

Monitor 14.0 HD LED LCD

VGA VGA onboard

1.1.2 Perangkat Lunak yang Digunakan

Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan sistem pengendalian aset ini dapat dilihat pada Tabel 4. 2

Tabel 4. 2 Perangkat Lunak yang Digunakan Membangun Sistem

Jenis Perangkat Lunak Spesifikasi

Sistem Operasi Windows 7

Web Browser Google Chrome

Web Server Wamp Server

(53)

1.1.3 Implementasi Database

Pembuatan database dilakukan dengan menggunakan aplikasi DBMS MySQL. Implementasi database dalam bahasa SQL (Script Query Language)adalah sebagai berikut:

1. Database Aset

Tabel 4. 3 Implementasi Database Aset CREATE DATABASE ‘aset’;

2. Tabel Departemen

Tabel 4. 4 Implementasi Tabel Departemen

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `dept` ( `kode_dept` varchar(6) NOT NULL, `nama_dept` varchar(100) NOT NULL, PRIMARY KEY (`kode_dept`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1; 3. Tabel Karyawan

Tabel 4. 5 Implementasi Tabel Karyawan

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `karyawan` ( `nik` int(6) unsigned zerofill NOT NULL, `id_dept` varchar(6) NOT NULL,

`nama_karyawan` varchar(100) NOT NULL,

`status` enum('Sudah Menikah','Belum Menikah') NOT NULL, `pendidikan_terakhir` varchar(100) NOT NULL,

`tgl_lahir` date NOT NULL,

`tempat_lahir` varchar(50) NOT NULL, `alamat` text NOT NULL,

`kode_pos` int(5) NOT NULL, `no_telp` varchar(50) NOT NULL, `email` varchar(100) NOT NULL, `jabatan` varchar(100) NOT NULL, `photo` varchar(100) NOT NULL,

(54)

`password` varchar(50) NOT NULL, PRIMARY KEY (`nik`),

KEY `id_dept` (`id_dept`),

CONSTRAINT `karyawan_ibfk_1` FOREIGN KEY (`id_dept`) REFERENCES `dept` (`kode_dept`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1; 4. Tabel Kelas Aset

Tabel 4. 6 Implementasi Tabel Kelas

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `kelas` ( `id_kelas` varchar(3) NOT NULL,

`nama_kelas` varchar(100) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_kelas`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1; 5. Tabel Grup Aset

Tabel 4. 7 Implementasi Tabel Grup Aset

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `grup_aset` ( `id_grup_aset` int(3) unsigned zerofill NOT NULL, `id_kelas` varchar(3) NOT NULL,

`nama_grup_aset` varchar(100) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_grup_aset`),

KEY `id_kelas` (`id_kelas`),

CONSTRAINT `grup_aset_ibfk_1` FOREIGN KEY (`id_kelas`) REFERENCES `kelas` (`id_kelas`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1; 6. Tabel Sub Grup Aset

Tabel 4. 8 Implementasi Tabel Sub Grup Aset

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `sub_grup_aset` (

`id_sub_grup_aset` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `id_grup_aset` int(3) unsigned zerofill NOT NULL,

`nama_sub_grup_aset` varchar(100) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_sub_grup_aset`),

KEY `id_aktiva` (`id_grup_aset`),

(55)

REFERENCES `grup_aset` (`id_grup_aset`) ) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1 AUTO_INCREMENT=55 ;

7. Tabel Type

Tabel 4. 9 Implementasi Tabel Type

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `type` (

`id_type` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `id_sub_grup_aset` int(11) NOT NULL,

`nama_type` varchar(100) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_type`),

KEY `id_sub_grup_aset` (`id_sub_grup_aset`),

CONSTRAINT `type_ibfk_1` FOREIGN KEY (`id_sub_grup_aset`) REFERENCES `sub_grup_aset` (`id_sub_grup_aset`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1 AUTO_INCREMENT=619;

8. Tabel Merk

Tabel 4. 10 Implementasi Tabel Merk

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `merk` (

`id_merk` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `nama_merk` varchar(100) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id_merk`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1 AUTO_INCREMENT=27 ;

9. Tabel Aset

Tabel 4. 11 Implementasi Tabel Aset

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `aset` (

`id_aset` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `no_inventarisasi` varchar(12) NOT NULL,

`id_kelas` varchar(3) NOT NULL,

`id_grup_aset` int(3) unsigned zerofill NOT NULL, `id_sub_grup_aset` int(11) NOT NULL,

(56)

`no_kodefikasi` varchar(18) NOT NULL, `id_merk` int(11) NOT NULL,

`serial` varchar(100) NOT NULL, `kondisi` varchar(50) NOT NULL, `qty` int(11) DEFAULT NULL, `tgl_perolehan` date NOT NULL, `tgl_expire` date NOT NULL,

`harga_perolehan` int(11) NOT NULL, `nilai_sisa` int(11) NOT NULL,

`ket` text NOT NULL,

`waktu` datetime NOT NULL, `pengguna` int(6) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_aset`),

UNIQUE KEY `no_kodefikasi` (`no_kodefikasi`),

KEY `id_kelas` (`id_kelas`,`id_sub_grup_aset`,`id_type`,`id_merk`), KEY ` id_sub_grup_aset (`id_sub_grup_aset`),

KEY `id_type` (`id_type`), KEY `id_merk` (`id_merk`),

KEY ` id_grup_aset ` (`id_grup_aset`),

CONSTRAINT `aset_ibfk_2` FOREIGN KEY (`id_type`) REFERENCES `type` (`id_type`),

CONSTRAINT `aset_ibfk_3` FOREIGN KEY (`id_merk`) REFERENCES `merk` (`id_merk`),

CONSTRAINT `aset_ibfk_4` FOREIGN KEY (`id_sub_grup_aset`) REFERENCES `sub_grup_aset` (`id_sub_grup_aset`),

CONSTRAINT `aset_ibfk_5` FOREIGN KEY (`id_grup_aset`) REFERENCES `grup_aset` (`id_grup_aset`),

CONSTRAINT `aset_ibfk_6` FOREIGN KEY (`id_kelas`) REFERENCES `kelas` (`id_kelas`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1 AUTO_INCREMENT=37;

10.Tabel Pemakai

Tabel 4. 12 Implementasi Tabel Pemakai

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `pemakai` (

`id_pemakai` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `nik` int(6) unsigned zerofill NOT NULL,

`id_aset` int(11) NOT NULL,

(57)

PRIMARY KEY (`id_pemakai`), KEY `nik` (`nik`,`id_aset`),

KEY `no_inventarisasi` (`id_aset`), KEY `id_aset` (`id_aset`),

CONSTRAINT `pemakai_ibfk_1` FOREIGN KEY (`nik`) REFERENCES `karyawan` (`nik`),

CONSTRAINT `pemakai_ibfk_2` FOREIGN KEY (`id_aset`) REFERENCES `aset` (`id_aset`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1 AUTO_INCREMENT=1;

11.Tabel Hasil Perhitungan Penyusutan

Tabel 4. 13 Implementasi Tabel Hasil Perhitungan Penyusutan

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `hpp` (

`id_penyusutan` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `id_aset` int(11) NOT NULL,

`hasil` int(11) NOT NULL, `tanggal` date NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id_penyusutan`), KEY `no_inventarisasi` (`id_aset`), KEY `id_aset` (`id_aset`),

CONSTRAINT `hpp_ibfk_1` FOREIGN KEY (`id_aset`) REFERENCES `aset` (`id_aset`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1 AUTO_INCREMENT=69;

12.Tabel Bobot

Tabel 4. 14 Implementaasi Tabel Bobot

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `bobot` (

`id_bobot` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `C1` double NOT NULL,

`C2` double NOT NULL, `C3` double NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_bobot`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1 AUTO_INCREMENT=26 ;

(58)

Tabel 4. 15 Implementasi Hasil Perhitungan Bobot

CREATE TABLE IF NOT EXISTS `hpb` (

`id_hpb` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `id_aset` int(11) NOT NULL,

`hasil` double NOT NULL, `tanggal` date NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_hpb`),

KEY `no_inventarisasi` (`id_aset`),

CONSTRAINT `hpb_ibfk_1` FOREIGN KEY (`id_aset`) REFERENCES `aset` (`id_aset`)

)ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1 AUTO_INCREMENT=351;

1.1.4 Implementasi Antarmuka

Implementasi antarmuka dilakukan dengan setiap halaman web yang dibuat dan pengkodeannya dalam bentuk file program. Berikut ini adalah implementasi antarmuka yang dibuat untuk bagian informasi yang dinamakan antarmuka untuk pengguna.

1. Implementasi Antarmuka Admin

Tabel 4. 16 Implementasi Antarmuka Admin

No Menu Deskripsi Nama File

1. Halaman Login

Digunakan

sebagai halaman login ke sistem

index.php

2. Halaman Lupa Password

Digunakan

sebagai halaman untuk lupa password Admin (Kepala Unit Organisasi) dan Super Admin (Aset Holder)

forgot-password.php

3. Beranda Digunakan

sebagai halaman utama Admin

mod_home.php

(59)

sebagai halaman menampilkan profil pribadi Admin yang

sebagai halaman mengubah

password pribadi Admin

mod_edit_password_user.php

6. Data

Departemen

Digunakan

sebagai halaman untuk

sebagai halaman untuk

sebagai halaman untuk mengubah data departemen

mod_edit_departemen.php

9. Hapus Departemen

Digunakan untuk menghapus data departemen

mod_delete_departemen.php

10. Cari

Departemen

Digunakan

sebagai halaman mencari data

sebagai halaman untuk

sebagai halaman untuk

menambahkan data karyawan

(60)

13. Edit Karyawan

Digunakan

sebagai halaman untuk mengubah data karyawan

mod_edit_ karyawan.php

14. Hapus Karyawan

Digunakan untuk menghapus data karyawan

mod_delete_ karyawan.php

15. Cari Karyawan

Digunakan

sebagai halaman mencari data

sebagai halaman untuk

sebagai halaman untuk

menambahkan data kelas aset

mod_add_ kelas_aset.php

18. Edit Kelas Aset

Digunakan

sebagai halaman untuk mengubah data kelas aset

mod_edit_ kelas_aset.php

19. Hapus Kelas Aset

Digunakan untuk menghapus data kelas aset

mod_delete_ kelas_aset.php

20. Cari Kelas Aset

Digunakan

sebagai halaman mencari data

sebagai halaman untuk

menampilkan data grup aset.

mod_list_ grup _aset.php

22. Tambah Grup Aset

Digunakan

sebagai halaman untuk

menambahkan data grup aset

(61)

23. Edit Grup Aset

Digunakan

sebagai halaman untuk mengubah data grup aset

mod_edit_ grup _aset.php

24. Hapus Grup Aset

Digunakan untuk menghapus data grup aset

mod_delete_ grup _aset.php

25. Cari Grup Aset

Digunakan

sebagai halaman mencari data grup aset

mod_cari_ grup _aset.php

26. Data Sub Grup Aset

Digunakan

sebagai halaman untuk

sebagai halaman untuk

menambahkan data sub grup aset

mod_add_sub_grup_aset.php

28. Edit Sub Grup Aset

Digunakan

sebagai halaman untuk mengubah data sub grup aset

mod_edit_sub_grup_aset.php

29. Hapus Sub Grup Aset

Digunakan untuk menghapus data sub grup aset

mod_delete_sub_grup_aset.php

30. Cari Sub Grup Aset

Digunakan

sebagai halaman mencari data sub grup aset

mod_cari_ sub_grup _aset.php

31. Data Type Aset

Digunakan

sebagai halaman untuk

sebagai halaman untuk

menambahkan data type aset

(62)

33. Edit Type Aset

Digunakan

sebagai halaman untuk mengubah data type aset

mod_edit_ type.php

34. Hapus Type Aset

Digunakan untuk menghapus data type aset

mod_delete_ type.php

35. Cari Type Aset

Digunakan

sebagai halaman mencari data type aset

mod_cari_ type.php

36. Data Merk Aset

Digunakan

sebagai halaman untuk

sebagai halaman untuk

menambahkan data merk aset

mod_add_ merk.php

38. Edit Merk Aset

Digunakan

sebagai halaman untuk mengubah data merk aset

mod_edit_ merk.php

39. Hapus Merk Aset

Digunakan untuk menghapus data merk aset

mod_delete_ merk.php

40. Cari Merk Aset

Digunakan

sebagai halaman mencari data merk aset

mod_cari_ merk.php

41. Data Aset Digunakan

sebagai halaman untuk

menampilkan data aset.

mod_list_aset.php

42. Tambah Aset Digunakan

sebagai halaman untuk

menambahkan data aset.

Gambar

Gambar 2. 3 Siklus Informasi
Tabel 2. 2 Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year Digit Method)
Tabel 4.  1 Perangkat Keras yang Digunakan Membangun Sistem
Tabel 4.  5 Implementasi  Tabel Karyawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini juga akan menerangk an bag aimana pakej pembe l ajaran perhubungan- entiti ini dapat memberi manaf aat kepada pelajar serta memberikan satu pendedahan

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakekatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang

Oleh karena itu, penyusunan dan penerbitan Kamus Dwibahasa Bahasa Talaud- Bahasa Indonesia ini diharapkan dapat mengatasi kesenjangan kemampuan berbahasa Indonesia bagi

Each format parameter expects an additional variable to be passed, so if there are three format parameters in a format string, there should be three more arguments to the function

dari penelitian tindakan kelas tersebut. Subjek penelitian ini, yaitu siswa kelas yang memiliki perilaku menyimpang dengan jumlah 10 orang siswa. Hal ini diketahui

Tujuan peneliti dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan penggunaan internet dengan perilaku remaja pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

Gedung Blenong ini merupakan salah satu bangunan kolonial yang digunakan untuk pemukiman orang Belanda, mengingat Kota Bogor pada masa Pemerintahan Belanda sekitar

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan tekanan darah terdiri dari faktor resiko yang dapat dihindari dan faktor resiko yang tidak dapat dihindari. Faktor