• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMILIHAN UMUM ELEKTRONIK KEPALA DAERAH DENGAN PEMBACAAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) PADA KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMILIHAN UMUM ELEKTRONIK KEPALA DAERAH DENGAN PEMBACAAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) PADA KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MODEL PEMILIHAN UMUM ELEKTRONIK KEPALA DAERAH DENGAN PEMBACAAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION

(RFID) PADA KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK

Oleh : Allen Kelana

Pemilihan umum (pemilu), adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Saat ini pemilu adalah sarana untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan wakilnya, Gubernur dan wakilnya, serta Bupati / Wali Kota dan wakilya. Saat ini pemerintah sedang mengembangkan pemilu secara elektronik yang disebut e-voting.

Model pemilu elektronik yang dibuat menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) tag pasif yang terdapat pada Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP Elektronik) untuk identifikasi. Dengan menggunakan NFC Shield sebagai sensor pembaca Unique Identification (UID) RFID dan ditambah mikrokontroler Arduino Mega 2560 sebagai pengendalinya. Visual Basic 6.0 Enterprise untuk membuat Graphical User Interface dan MS. Access untuk manajemen database.

Dari hasil pengujian didapatkan bahwa semua bagian dari sistem berjalan dengan baik. NFC Shield dapat membaca UID tag RFID KTP Elektronik yang kemudian diteruskan ke database pada komputer untuk diidentifikasi dengan membandingkan UID yang diterima terhadap database tabel pemilih dan tabel absensi memastikan hak suaranya masih dapat digunakan. Setelah sistem memutuskan UID tersebut diterima, akan berlanjut pada proses pengambilan suara. Sistem mengirimkan surat suara dan penduduk memberikan pilihannya. Pada waktu yang ditentukan dimana ditandainya pengambilan suara usai, maka admin dapat melakukan rekapitulasi. Namun ada beberapa KTP Elektronik yang tidak terbaca oleh sistem yang berarti telah rusak karena patah, pecah, atau meleleh. Dapat disimpulkan bahwa Model Pemilu Elektronik dengan pembacaan RFID pada KTP Elektronik dapat menjadi model alternative e-voting.

(2)

ABSTRACT

ELECTRONIC ELECTION MODEL OF REGIONAL HEAD READING ON RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION IN ELECTRONIC

RESIDENCE IDENTIFICATION CARD

By : Allen Kelana

Elections is a means of implementing the sovereignty of the people in a democratic system to elect representatives of the people, as well as one of the fulfillment of human rights of citizens in the political field are held directly, general, free, confidential, honest and fair in the Unitary Republic of Indonesia based on Pancasila and the Constitution of the Republic of Indonesia 1945. This time the election is a means to elect members of Indonesian Legislative Assembly, Parliament, Council, the President and the vice, the Governor and the vice, as well as the Regent / Mayor and the vice.

Electronic election model are made using passive Radio Frequency Identificarion (RFID) tags contained in the Electronic Residen Identification Card (KTP electronic) for identification. By using NFC Shield as the Unique Identify (UID) reader sensor and microcontroller Arduino Mega 2560 as controller. Visual Basic 6.0 Enterprise to create a graphical user interface (GUI) and MS. Access as database management.

From the test results showed that all parts of the system is running properly. NFC Shield can be read KTP electronic’s UID tag which are then forwarded to the database on computer to be identified by comparing the received UID against voter database table and absentee table to make sure the right voice can still be used. After deciding UID system is accepted, will continue in the voting process. The system sends the ballot and give residents the choice. At the appointed time which indicated they were voting over, the admin can do recapitulation. However there are some KTP electronic are not readable by the system which means it has been damaged duo to a broken, cracked, oe melt. It can be concluded that the model of electronic elections reading on RFID in KTP electronic RFID can be an alternative model of e-voting.

(3)

MODEL PEMILIHAN UMUM ELEKTRONIK KEPALA DAERAH DENGAN PEMBACAAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID)

PADA KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK

Oleh

ALLEN KELANA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

vii RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah seorang pria yang dilahirkan di desa terpencil di Lampung Utara (sekarang telah memekarkan diri menjadi Kabupaten Way Kanan) pada tanggal 22 Desember 1991, dengan nama Allen Kelana sebagai anak pertama dari dua bersaudara buah hati pasangan Bapak Sugiarto dan Ibu Jaminem.

Pendidikan Taman Kanak-Kanak Aisyah Bustanul Anfal diselesaikan tahun 1998. Masuk Sekolah Dasar Negeri 2 Tanjung Rejo Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung lalu berpindah ke SDN 2 Sidomulyo Malang Jawa Timur, berpindah lagi ke SDN 1 Sumber Mulya Kecamatan Nanga Bulik Kabupaten Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah, dan akhirnya lulus di SDN 1 Arga Mulya Kecamatan Nanga Bulik tahun 2004. Melanjutkan Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bulik yang diselesaikan pada tahun 2007. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bulik namun berpindah lagi ke SMAN 2 Kotabumi Lampung Utara serta lulus pada tahun 2010.

(8)

viii PERSEMBAHAN

Skripsi ini Ananda persembahkan kepada

Ayahanda dan Ibunda

Sugiarto dan Jaminem

orang tua tercinta yang selalu mendoakan kesuksesan

dalam sujud, memberikan dukungan moril maupun material,

Adinda Shinta Nada

tercinta yang memberikan spirit batiniah dan motivasi,

serta

Adetia Fatmawati

yang selalu hadir memberikan rasa nyaman saat dunia tak

(9)

ix MOTTO

Kesempatan hanya akan datang pada seorang yang siap

menyambutnya

Kesempatan tidak hanya untuk ditunggu, tapi perlu dijemput

Jika kesempatan tak kunjung dating, ciptakanlah

(10)

x SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya berupa kesehatan akal, jasmani,

maupun rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul “Model Pemilihan Umum Elektronik Kepala Daerah dengan Pembacaan Radio Frequency Identification (RFID) pada Kartu Tanda

Penduduk Elektronik”. Laporan Tugas Akhir ini dipersembahkan sebagai salah

satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

Laporan Tugas Akhir ini tidak akan ada tanpa adanya dukungan, motivasi, dan

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

sekaligus pembimbing Pembantu yang telah memberikan ilmu, dukungan,

selama Tugas Akhir berlangsung.

4. Bapak Emir Nasrullah, S.T., M.Eng sebagai dosen Penguji yang telah

memberikan masukan, saran serta kritikan yang bersifat membangun dalam

(11)

xi 5. Bapak Syaiful Alam, S.T., M.T. sebagai dosen Pembimbing Utama yang

telah memberikan ilmu, dukungan, dan motivasi selama Tugas Akhir

berlangsung.

6. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung, atas

pengajaran dan bimbingan yang telah diberikan selama penulis menjadi

mahasiswa Teknik Elektro.

7. Mbak Ning dan Mas Daryono sebagai Staff Administrasi Jurusan Teknik

Elektro yang membantu dalam proses administrasi Tugas Akhir.

8. Ayah, Ibu, dan Adik penulis yang tercinta yang selalu memberikan doa dan

dukungan untuk terus maju sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

9. Teman-teman Teknik Elektro yang sama-sama berjuang hingga akhir.

10. Teman-teman UKM RAKANILA yang menjadi penghibur dikala jenuhnya

kuliah.

11. Teman-teman komunitas sosial Berbagi Nasi dan Rumah Baca Asma Nadia

yang menjadi penyeimbang kesibukan.

Penulis meminta maaf atas segala kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam

penulisan Tugas Akhir ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan demi kebaikan dan kemajuan di masa mendatang. Semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

Tugas Akhir ini.

Bandar Lampung, 28 April 2015

Penulis,

(12)

xii

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Batasan Masalah ... 4

F. Hipotesis ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radio Frequency Identification (RFID) ... 6

1. Teknologi Identifikasi RFID ... 6

2. RFID Reader ... 7

(13)

xiii

4. Frekuensi RFID ... 9

5. NFC Shield v2.0 Seedstudio ... 11

B. Sistem Kendali ... 12

C. Mikrokontroler ... 13

1. Definisi dan Fungsi Mikrokontroler ... 13

2. Mikrokontroler AVR ... 14

3. Mikrokontroler Arduino ... 16

4. Arduino Moga 2560 R3 ... 17

D. Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) ... 19

E. Pemilihan Umum (Pemilu) ... 23

F. Visual Basic ... 26

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32

B. Alat dan Bahan ... 32

C. Prosedur Penelitian ... 33

1. Perancangan Alat dan Sistem ... 33

2. Pengujian Alat dan Sistem ... 40

D. Analisa, Pembahasan, Simpulan dan Pembuatan Laoran ... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Pengujian Keseluruhan ... 53

D. Pembahasan ... 61

1. Analisa Respon Time ... 62

2. Analisa Bug / Error (Kesalahan) ... 63

3. Analisa Efisiensi ... 65

4. Analisa Efisiensi ... 66

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(14)

xiv

xiv DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Spesifikasi Dasar Arduino Mega 2560 R3 ... 18

2. Perbedaan KTP-el dan KTP Nasional ... 21

3. Toolbox VB ... 28

4. Tabel Pemilih Penduduk ... 39

5. Tabel Pilihan ... 40

6. Tabel Grafik ... 40

7. Tabel Port ... 40

8. Tabel User Admin ... 40

9. Konfigurasi PIN ... 52

10.Hasil Identifikasi RFID ... 53

11.Hasil Respon Time Alat (identifikasi) ... 62

12.Esisiensi Waktu ... 65

(15)

xv DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Label RFID ... 6

2. RFID tag pasif ... 8

3. RFID tag aktif ... 9

4. Antena NFC Shield v2.0 Seedstudio ... 11

5. Antarmuka NFC Shield v2.0 Seedstudio ... 12

6. Sistem Kendali Kalang Terbuka ... 13

7. Sistem Kendali Kalang Tertutup ... 13

8. Arsitektur AVR ... 14

9. .. Arduino Mega 2560 R3 ... 19

10.Logo Pemilu ... 22

11.Tampilan VB ... 28

12.Diagram Alir ... 34

13.Rancangan Model Alat ... 35

14.KTP-el ... 36

15.Data Context Diagram... 37

16.Data Flow Diagram ... 38

17.Diagram Alir Pemilih Penduduk ... 42

(16)

xvi

19.Perangkat Keras ... 46

20.Reader ... 48

21.Desain KTP-el ... 48

22.Perangkat Lunak e-Pemilu ... 49

23.Program LED Blink Arduino ... 50

24.Uji Example RFID ... 51

25.Diagram Alir Admin User ... 54

26.Tombol Rekapitulasi dan Setting ... 55

27.Form Login ... 55

28.Menu Setting Port ... 55

29.Prosedur Edit Data ... 56

30.Diagram Alir Pemilih Penduduk ... 57

31.Pembacaan UID ... 58

32.Notifikasi tidak Diijinkan Melakukan Pengambilan Suara ... 59

33.Informasi Pemilih dan Kandidat ... 59

34.Notifikasi Keseriusan Memilih ... 59

35.Rekapitulasi Pemilu ... 60

(17)

1 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan Umum (Pemilu), adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam

sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga

perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di

bidang politik yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan

adil serta menjamin prinsip-prinsip keterwakilan, akuntabilitas dan legitimasi

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Saat ini Pemilu adalah

sarana untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan wakilnya,

Gubernur dan wakilnya, serta Bupati / Wali Kota dan wakilnya.

Proses pemilu rawan akan kecurangan baik dalam proses pengambilan suara,

perhitungan suara, maupun pengiriman hasilnya. Hal tersebut dibuktikan dengan

maraknya pemberitaan media massa akan indikasi kecurangan seperti Daftar

Pemilih Tetap (DPT) ganda, suara utuh, hadirnya suara siluman, perbedaan data

hasil Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan tingkatan atasnya, dan lainnya.

Kondisi ini diperburuk dengan adanya banyak Lembaga Hitung Cepat / Quick

(18)

2

Lembaga Hitung Cepat tersebut benar-benar berbeda jauh antara satu dengan

lainnya. Hasil tersebut dapat menimbulkan opini publik atas hasil yang belum

pasti. Sedangkan hasil perhitungan manual baru akan selesai minimal satu bulan

berikutnya.

Pemerintah berupaya mengurangi masalah yang terjadi saat pemilu dengan

menggagas pemilu secara elektronik yang disebut E-voting. E-voting diharapkan

dapat mempercepat perhitungan dan meminimalkan kecurangan pada proses

pengambilan suara. Saat ini E-voting baru dalam tahap pengembangan dan uji

coba yang sedikit sekali informasi terhadapnya. E-voting akan menggunakan basis

data KTP elektronik sehingga harus menunggu selesainya program KTP

elektronik.

Pada bulan Februari 2011 Kartu Tanda Penduduk biasa di Indonesia digantikan

oleh Kartu Tanda Penduduk Elektronik (disingkat KTP-el, dulu E-KTP), dalam

artian baik segi fisik maupun penggunaannya secara komputerisasi dan tidak dapat

dipalsukan. KTP elektronik yang termasuk dalam jenis kartu pintar / smart card

memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID). KTP elektronik

diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan publik seperti transportasi,

layanan kesehatan, identitas, ID akses dan lainnya. ID akses ini digunakan untuk

mengakses sistem seperti pembayaran dam kunci elektronik.

RFID merupakan metode yang digunakan untuk menciptakan sistem kendali

(19)

3

frekuensi tertentu. Pada KTP elektronik terdapat t a g y a n g membutuhkan

pembaca standar RFID reader.

Berdasarkan latar belakang penyelenggaraan pemilu yang rawan kecurangan dan

potensi yang ada pada KTP elektronik yang mengandung teknologi RFID maka

peneliti merancang sebuah Model Pemilu Elektronik Kepala Daerah dengan Pembacaan RFID pada KTP elektronik, yang mana menggunakan surat suara digital dan KTP elektronik sebagai autentikasi daftar pemilihnya. Dalam KTP

Eelektronik terdapat RFID tag pasif dan NFC Shield sebagai pembaca RFID-nya.

Pada 2014 telah ada penelitian milik Tadu Puasandi asal Universitas Brawijaya

dengan judul “Sistem Akses Kontrol Kunci Elektrik Menggunakan Pembacaan E

-KTP. Tadu mencoba membaca KTP elektronik yang diolah oleh Arduino Uno

untuk membuka Kunci Elektrik, sedangkan peneliti membaca KTP elektronik

yang diolah oleh Arduino Mega 2560 untuk kemudian menjadi masukan Pemilu

Elektronik. Diharapkan dengan adanya rancangan ini dapat membantu dan

menjadi gambaran pemanfaatan KTP elektronik dalam program E-voting yang

sedang dikerjakan oleh pemerintah.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan suatu Model Pemilu Elektronik Kepala Daerah dengan

Pembacaan RFID pada KTP elektronik.

2. Mengetahui kesalahan dan koreksi model yang dibuat.

(20)

4

C. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Memberikan model alternatif E-voting.

2. Dapat dikembangkan lebih lanjut untuk banyak kegunaan lain yang

menerapkan pembacaan KTP elektronik.

3. Memperoleh pengetahuan tentang aplikasi teknologi untuk kepentingan

publik.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang dan menerapkan suatu Model Pemilu Elektronik

Kepala Daerah dengan Pembacaan RFID pada KTP elektronik.

2. Bagaimana mengintegrasikan perangkat keras dan perangkat lunak dalam

Model Pemilu Elektronik dengan Pembacaan RFID pada KTP elektronik.

3. Bagaimana koreksi masalah yang timbul dalam model.

4. Bagaimana mengetahui efisiensi model yang dibuat.

E. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini terdapat batasan masalah dalam penelitian yaitu:

1. RFID tag yang digunakan ialah RFID tag pasif yang telah terintegrasi

(21)

5

2. Model yang dirancang akan diterapkan pada simulasi Pemilu Kepala

Daerah dengan empat kandidat.

3. Mikrokontroler Arduino Mega sebagai pengendali sistem identifikasi.

4. Menggunakan NFC Shield v2.0 Seedstudio sebagai RFID reader.

5. Menggunakan komunikasi serial USB A-B antara komputer dan Arduino.

6. Hanya sampai pada tahapan pengambilan suara pada tiap unit TPS tanpa

pengiriman hasil pemilu kepada server (Sistem Informasi Hitung

Nasional).

7. Menggunakan Visual Basic 6 Enterprise untuk membangun Graphical

User Interface (GUI).

F. Hipotesis

Dengan menciptakan Model Pemilu Elektronik Kepala Daerah dengan

Pembacaan RFID pada KTP elektronik yang mana menggunakan surat suara

digital dan KTP elektronik sebagai autentikasi daftar pemilihnya dapat menjadi

gambaran pemanfaatan KTP elektronik dalam program E-voting yang sedang

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Radio Frequency Identification (RFID)

1. Teknologi identifikasi RFID

Teknologi identifikasi merupakan teknologi yang digunakan untuk dapat

mengenali objek tertentu [1]. Teknologi identifikasi pada dasarnya bertujuan

untuk membedakan suatu benda / manusia sesuai karakternya masing-masing

atau yang biasa disebut identitas. Teknologi identifikasi sampai saat ini masih

belum diterapkan dengan optimal di lingkungan masyarakat Indonesia.

Gambar 1. Label RFID

Teknologi identifikasi Radio Frequency Identification (RFID) merupakan

teknologi identifikasi yang memanfaatkan label atau tag dengan memori untuk

menyimpan data yang dikirimkan melalui gelombang radio sebagai media

transmisi kepada reader sebagai perangkat yang mampu mendeteksi dan

(23)

7

gelombang radio dengan frekuensi 125 kHz, 13.56 MHz, atau 800-900

MHz.

2. RFID reader

RFID Reader dapat juga disebut interrogator yaitu alat pembaca RFID tag yang

kompatibel. Ketika RFID tag didekatkan maka tag yang terbaca didekatnya

akan memberikan respon dengan mengirimkan identitas tag. Identitas tag yang

dibaca tersebut dikirimkan ke komputer melalui port serial komputer.

Reader tag ini berkomunikasi dengan tag tanpa penghalang menggunakan

gelombang radio. Menurut bentuknya, reader dibedakan menjadi dua, yaitu

reader bergerak seperti peralatan genggam yang dapat berpindah-pindah dan

stasioner seperti peralatan pendeteksi barang yang berada di super market yaitu

point-of-sale. Selain itu reader juga dapat dibedakan berdasarkan kapasitas

penyimpanannya, kemampuan pemrosesan serta frekuensi readerannya.

3. RFID tag

RFID tag berupa chip silikon yang mampu menyimpan data dan

mengirimkannya melalui gelombang radio. RFID tag dikenal juga sebagai

transponder. Sebuah transponder adalah kombinasi dari transmitter dan

receiver yang didesain untuk menerima sinyal gelombang radio tertentu dan

mengirimkan respon secara otomatis. Pada implementasi sederhana, transponder

hanya akan memberikan respon yang sama untuk sinyal yang diterima. Pada

(24)

8

satu huruf atau satu digit saja kepada sumber atau sekaligus mengirimkan

berbagai karakter dan nomor. RFID tag pada dasarnya memiliki sirkuit encoding

/ decoding, memori, antena, sumber energi, dan kendali komunikasi.

Berdasarkan sumber energi pada tag, RFID tag terbagi menjadi dua yaitu tag

pasif dan tag aktif. Tag pasif merupakan tag yang tidak memiliki sumber energi

internal. Tag pasif mengirimkan data dengan memanfaatkan sumber tenaga

medan elektomagnetis yang berasal dari reader, dengan kata lain tag pasif harus

menunggu sinyal yang berasal dari reader (Gambar 2). Pada tag pasif terdapat

sirkuit resonan (gulungan kawat melingkar) yang memiliki kemampuan meresap

energi yang dihasilkan dari antena reader. Perolehan energi dapat terjadi karena

adanya medan elektromagnetis. Induksi medan magnet yang memungkinkan

terjadinya komunikasi antara tag dan reader ini disebut juga dengan Near Field

Communication (NFC). Tag pasif memiliki bentuk yang lebih kecil dan praktis,

namun jangkauan reader untuk mendeteksi tag ini menjadi lebih terbatas.

Gambar 2. RFID dengan Tag Pasif

Tag aktif merupakan tag yang memiliki sumber energi sendiri, biasanya berupa

(25)

9

karena dapat mengirimkan sinyal secara aktif kepada reader (Gambar 3), namun

bentuk tag menjadi lebih besar karena sumber energi yang dimiliki.

Gambar 3. RFID dengan Tag Aktif

4. Frekuensi RFID

Pemilihan frekuensi radio merupakan kunci karakteristik operasi sistem RFID.

Frekuensi sebagian besar ditentukan oleh kecepatan komunikasi dan jarak baca

terhadap tag. Secara umum tingginya frekuensi mengindikasikan jauhnya jarak

baca. Frekuensi yang lebih tinggi mengindikasikan jarak baca yang lebih jauh.

Berikut ini adalah empat frekuensi utama yang digunakan oleh sistem RFID :

a. Band Low Frequency (LF) berkisar dari 125 KHz hingga 134 KHz. Band

ini paling sesuai untuk penggunaan jarak pendek /short-range seperti sistem

anti pencurian, identifikasi hewan dan sistem kunci mobil.

b. Band High Frequency (HF) beroperasi pada 13.56 MHz. Frekuensi ini

memungkinkan akurasi yang lebih baik dalam jarak tiga kaki dan karena itu

dapat mereduksi resiko kesalahan pembacaan tag. Sebagai konsekuensinya

band ini lebih cocok untuk p e m b a c a a n pada tingkat item (item-level

(26)

10

10 to 100 t ag perdetik pada jarak tiga kaki atau kurang. RFID tag HF

digunakan untuk pelacakan barang-barang di perpustakaan, toko buku,

kontrol akses gedung, pelacakan bagasi pesawat terbang, pelacakan item

pakaian.

c. Tag dengan band Ultra High Frequency (UHF) beroperasi disekitar 900

MHz dan dapat dibaca dari jarak yang lebih jauh dari Tag HF, berkisar dari 3

hingga 15 kaki. Tag ini lebih sensitif terhadap faktor- faktor lingkungan

daripada tag-tag yang beroperasi pada frekuensi lainnya. Band 900 MHz

muncul sebagai band yang lebih disukai untuk aplikasi rantai supply

disebabkan laju dan rentang bacanya. Tag UHF pasif dapat dibaca dengan

laju sekitar 100 hingga 1.000 tag perdetik. Tag ini umumnya digunakan pada

pelacakan kontainer, truk, trailer, terminal peti kemas, serta telah diadopsi

oleh peritel besar dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Sebagai

tambahan, di Amerika Serikat, band MHz digunakan untuk mengidentifikasi

isi kontainer dalam area komersial dan industri untuk meningkatkan ketepatan

waktu dan akurasi transmisi data.

d. Tag yang beroperasi pada frekuensi gelombang mikro, biasanya 2.45 dan

5.8 GHz, mengalami lebih banyak pantulan gelombang radio dari

obyek-obyek didekatnya yang dapat mengganggu kemampuan reader untuk

berkomunikasi dengan tag. RFID tag gelombang mikro biasanya digunakan

(27)

11

5. NFC Shield v2.0 Seedstudio

NFC Shield v2.0 ini merupakan modul elektronika tambahan Arduino dan

sejenisnya untuk berkomunikasi nirkabel (NFC) yang memanfaatkan RFID [2].

Berikut adalah alasan peneliti memilih modul ini untuk sistem;

a. Bekerja pada frekuensi 13,56 MHz sesuai kerja KTP Elektronik.

b. Plug and play untuk modul Arduino Mega 2560.

c. Terdapat built in antenna yang dapat ditingkatkan.

d. Daya jangkau efektif 5 cm.

e. Dapat melakukan komunikasi P2P antar perangkat NFC.

f. Standar ISO1443 type A dan B.

g. Mendukung Mifare (1K, 4K, Ultralight, dan DesFire), ISO/IEC 14443-4

(contoh CD97BX, CD light, Desfire, P5CN072/SMX), Innovision Jewel

(misalnya IRT5001), FeliCa cards seperti RCS/860 dan RCS/854.

h. Bekerja pada 5V 100 mA.

(28)

12

Gambar 5 Tampak antarmuka NFC Shield v2.0 Seedstudio

B. Sistem Kendali

Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai

tujuan tertentu [3]. Aspek paling penting pada sebuah sistem adalah hubungan

antara masukan-masukan dengan keluaran-keluaran. Sistem kendali adalah

suatu sistem yang keluarannya dikendalikan pada suatu nilai tertentu atau untuk

mengubah beberapa ketentuan yang telah ditetapkan oleh masukan ke sistem.

Sebagai contoh adalah sebuah kendali suhu pada sistem pusat pemanasan di

sebuah rumah, mempunyai masukan dari thermostat atau panel kendali yang

telah ditentukan suhunya dan menghasilkan keluaran berupa suhu aktual. Suhu

ini diatur dengan sistem kendali sehingga sesuai dengan nilai yang ditentukan

oleh masukan pada sistem.

Bentuk dasar dari sistem kendali dibagi menjadi dua bentuk yaitu sistem kendali

(29)

13

(Gambar 6), masukan sistem berbasis pengalaman untuk memberikan nilai

keluaran yang diinginkan, dalam hal ini keluaran tidak dapat dimodifikasi untuk

mengatasi perubahan kondisi. Sedangkan pada sistem kalang-tertutup (Gambar

7) sebuah isyarat dari keluaran diumpan-balikan ke masukan dan digunakan

untuk mengubah masukan sehingga keluaran dipertahankan pada posisi ajeg

dengan mengabaikan pada beberapa perubahan kondisi (Sulistiyanti, 2006).

Gambar 6. Contoh Sistem Kendali Kalang-Terbuka

Gambar 7. Contoh Sistem Kendali Kalang-Tertutup

C. Mikrokontroler

1. Definisi dan fungsi Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah suatu unit mikroprosesor meliputi CPU, ROM, RAM, I/O,

(30)

14

melakukan pengendalian suatu sistem untuk tujuan tertentu [1]. Mikrokontroler

dapat berfungsi sebagai pengendali utama dalam sistem elektronik. Program

dapat diisikan kedalam flash memory dari mikrokontroler tersebut. Suatu

sistem elektronika canggih dapat terwujud dengan menggunakan chip yang di

dalamnya terdapat semua fitur (memori, ADC, komunikasi serial, ROM, timer,

dan lainnya).

2. Mikrokontroler AVR

Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang dibuat

oleh Atmel Corp. Mikrokontroler ini merupakan chip atau Integrated Circuit

(IC) yang berisikan mikroprosesor, memori, modul-modul masukan keluaran

yang dapat diprogram untuk melaksanakan fungsi tertentu sesuai dengan

kebutuhan.

(31)

15

AVR memiliki arsitektur Reduced Instruction Set Computer (RISC), yaitu

arsitektur yang meminimalkan jumlah instruksi dengan cara meningkatkan

kerumitan perangkat keras internal. Arsitektur seperti ini disebut juga arsitektur

Harvard karena instruksi dan data dipisah atau diletakkan pada lokasi yang

berbeda. Instruksi diletakkan dibagian PEROM sedangkan data diletakkan di

bagian memori SRAM atau EEPROM. Instruksi dasar AVR berupa kode

assembly yang berjumlah 130 buah, seperti sbi, cbi, add, adc, adiw, mul, or,

ori, dan sebagainya. Setiap kode assembly memiliki kode heksadesimal yang

tersimpan di bagian Instruction Decoder.

AVR dapat menjalankan instruksi tersebut bila instruksi atau program yang

dibuat telah dituliskan ke dalam PEROM. Setiap instruksi yang tersimpan dalam

PEROM memiliki alamat tersendiri. AVR menggunakan register PC (Program

Counter) untuk menunjukkan alamat tersebut. Eksekusi instruksi diawali

dengan proses pengambilan instruksi dari PEROM dengan menggunakan

register Instruksi Register (IR) lalu diterjemahkan oleh bagian Instruction

Decoder. Instruksi kemudian akan diproses secara aritmatika atau logika

menggunakan bagian Arithmetic Logic Unit (ALU). Setelah sebuah instruksi

selesai dikerjakan, register status akan diperbarui dengan kondisi terakhir hasil

eksekusi tersebut.

Arsitektur AVR juga tersusun atas modul-modul internal seperti Interupsi

Eksternal, Serial Peripheral Interface (SPI), Two Wire Interface (TWI), Analog

(32)

16

secara paralel karena merupakan subrangkaian yang juga memiliki sumber clock

sendiri. Setiap modul memiliki register kontrol dan status. Register kontrol

digunakan untuk mengkonfigurasi atau mengatur cara kerja modul, sedangkan

register status digunakan untuk mengetahui kondisi modul tersebut.

3. Mikrokontroler Arduino

Komponen utama Arduino ialah mikrokontroler dengan jenis AVR dari

perusahaan Atmel. Arduino merupakan suatu platform elektronik yang berbasis

pada perangkat lunak dan perangkat keras yang bersifat fleksibel sehingga

mudah digunakan. Sistem Arduino sangat interaktif pada sistem masukan

keluaran sederhana serta dapat menanggapi situasi dan kondisi di lingkungan

sekitar yang nyata. Arduino tidak hanya untuk papan rangkaian elektroniknya

saja, namun juga digunakan untuk bahasa pemrograman serta perangkat lunak

pemrogramannya.

Mikrokontroler Arduino memiliki kelebihan dibandingkan mikrokontroler lain,

yakni sebagai berikut:

a. Mikrokontroler Arduino bersifat open source, dengan kata lain perangkat

lunak dan gambar rangkaian dapat diunduh secara gratis.

b. Mikrokontroler Arduino tidak perlu lagi menggunakan kabel penghubung

serial karena memiliki kabel penghubung komunikasi port USB yang seiring

perkembangannya lebih sering digunakan daripada port serial pada perangkat

keras komputer masa kini.

c. Mikrokontroler Arduino mampu dijalankan pada berbagai sistem operasi

(33)

17

d. Mikrokontroler Arduino sudah memiliki bootloader di dalamnya yang

dapat melakukan upload program dari komputer.

e. Mikrokontroler Arduino dapat diprogram dengan bahasa pemrograman

yang relatif mudah karena perangkat lunak Arduino dilengkapi dengan

kumpulan library yang cukup lengkap.

f. Mikrokontroler Arduino dapat dikombinasikan dengan modul siap pakai

(shield) yang bisa ditancapkan pada board Arduino. Misalnya Arduino

Ethernet Shield, Arduino GSM Shield, Arduino SD Card, dan lain-lain.

Bahasa pemrograman Arduino memiliki tiga bagian utama, yakni struktur,

variabel, dan fungsi. Struktur merupakan bagian dari bahasa pemrograman yang

meliputi kerangka program, sintaks program, kontrol aliran program, dan

operator. Variabel berfungsi untuk menyimpan sebuah nilai, yang akan

berfungsi apabila sudah dideklarasikan terlebih dahulu. Deklarasi variabel

mencakup penentuan tipe data variabel dan pemberian nilai awal (opsional) pada

variabel. Berdasarkan tempat deklarasi variabel, variabel terbagi menjadi

variabel global dan variabel lokal. Fungsi adalah bagian dari bahasa

pemrograman yang meliputi fungsi matematika, fungsi komunikasi, fungsi

masukan keluaran digital, masukan keluaran analog, advanced I/O, dan fungsi

waktu.

4. Arduino Mega 2560

Arduino Mega 2560 adalah board Arduino yang merupakan chip ATmega2560

(34)

18

Serial Converter [4]. Arduino Mega 2560 digunakan untuk mengendalikan

banyak alat / sensor / aktuator. atau apabila menggunakan lebih dari satu modul

serial bersamaan seperti modul GSM, GPS, SD card, RFID karena memiliki 4

(empat) serial port. Berikut spesifikasi Arduino Mega 2560 R3 (revisi ketiga),

Tabel 1. Spesifikasi dasar Arduino Mega 2560.

Parameter Keterangan

Operating Voltage 5V

Input Voltage (recommended) 7-12V Input Voltage (limits) 6-20V

Digital I/O Pins 54 (of which 15 provide PWM output)

Analog Input Pins 16

DC Current per I/O Pin 40 mA DC Current for 3.3V Pin 50 mA

Flash Memory 256 KB of which 8 KB used by bootloader

SRAM 8 KB

EEPROM 4 KB

Clock Speed 16 MHz

(35)

19

D. Kartu Tanda Penduduk Elektronik

Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP)

yang dibuat secara elektronik, dalam artian baik dari segi fisik maupun

penggunaannya berfungsi secara komputerisasi [5]. Program KTP Elektronik

diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada bulan

Februari 2011 dimana pelaksanannya terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama

dimulai pada tahun 2011 dan berakhir pada 30 April 2012 yang mencakup 67 juta

penduduk di 2348 kecamatan dan 197 kabupaten / kota. Sedangkan tahap kedua

mencakup 105 juta penduduk yang tersebar di 300 kabupaten / kota lainnya di

Indonesia. Secara keseluruhan, pada akhir 2012, ditargetkan setidaknya 172 juta

penduduk sudah memiliki KTP Elektronik. KTP elektronik

adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian

baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada basis

data kependudukan nasional.

Program KTP Elektronik dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP

konvensional / biasa di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki

lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang

menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi

peluang penduduk yang ingin berbuat curang dalam hal-hal tertentu dengan

manggandakan KTP-nya. Misalnya dapat digunakan untuk menghindari pajak,

(36)

20

identitas (seperti teroris), dan memalsukan identitas. Oleh karena itu, didorong

oleh pelaksanaan pemerintahan elektronik (e-Government) serta untuk dapat

meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia menerapkan suatu sistem informasi kependudukan yang

berbasiskan teknologi yaitu Kartu Tanda Penduduk elektronik atau KTP-el.

Struktur KTP Elektronik terdiri dari sembilan layer yang akan meningkatkan

pengamanan dari KTP konvensional. Chip ditanam diantara plastik putih dan

transparan pada dua layer teratas. Chip ini memiliki antena didalamnya yang

akan mengeluarkan gelombang jika di radiasi. Gelombang inilah yang akan

dikenali oleh alat pendeteksi KTP Elektronik sehingga dapat diketahui apakah

KTP tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak. KTP Elektronik

dilindungi dengan keamanan pencetakan seperti relief text, microtext, filter

image, invisible ink dan warna yang berpendar dibawah sinar ultra violet serta

anti copy design. Penyimpanan data di dalam chip sesuai dengan standar

internasional NISTIR 7123 dan Machine Readable Travel Documents ICAO

9303 serta EU Passport Specification 2006. Bentuk KTP Elektronik sesuai

dengan ISO 7810 dengan format seukuran kartu kredit yaitu 53,98 mm x

85,60 mm.

KTP Elektronik mempunyai keunggulan dibandingkan dengan KTP

Konvensional, keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya:

(37)

21

b.Unik, tidak dapat dipalsukan, digandakan.

c.Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam Pemilu atau Pilkada (E-voting)

d.Merekam ID biometric.

Tabel 2. Perbedaan KTP Elektronik dan KTP Konvensional

No. Parameter KTP Konvensional KTP Elektronik

1 Karakteristik Foto dicetak pada kartu

Tanda tangan/ cap

Foto dicetak pada kartu

Data tercetak dengan komputer

Berlaku nasional

Mampu menyimpan data

Data dibaca/ditulis dengan reader kartu (card reader)

2. Teknologi Bahan terbuat dari plastik

Nomor serial khusus

Gulloche Pattrens pada kartu

Hanya untuk keperluan ID

Pemindaian foto dan tanda tangan/cap jempol

Bahan terbuat dari PVC/PC

Nomor serial khusus

Gulloche Patterns pada kartu

Pemindaian foto dan tanda tangan/cap jempol

Terdapat mikrochip sebagai media penyimpan data

Menyimpan data sidik jari biometrik sebagai satu identifikasi unik personal

Mampu menampung seluruh data personal yang diperlukan dalam multi aplikasi.

3. Validitas / Verifikasi

Pengawasan dan

verifikasi pengesahan dari tingkat terendah RT/RW dan seterusnya

Pengawasan dan verifikasi pengesahan dari tingkat terendah RT/RW dan seterusnya

(38)

22

4. Gambar

E. Pemilihan Umum

Pada September 2013, Pemilihan Umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan

kedaulatan rakyat dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat

yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk

pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik yang dilaksanakan secara

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil serta menjamin prinsip-prinsip

keterwakilan, akuntabilitas dan legitimasi.dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 [6,7]. Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat

untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Gubernur dan wakilnya, Bupati /

walikota dan wakilnya, serta Presiden dan wakilnya. Rakyat tidak mungkin

memerintah secara langsung, sehingga diperlukan cara untuk memilih wakil

rakyat dalam memerintah suatu negara selama jangka waktu tertentu.

(39)

23

Pemilihan umum mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai:

 Sarana memilih pejabat publik (pembentukan pemerintahan),

 Sarana pertanggung-jawaban pejabat publik, dan

 Sarana pendidikan politik rakyat.

Menurut Austin Ranney, pemilu dikatakan demokratis apabila memenuhi kriteria

sebgai berikut:

 Penyelenggaraan secara periodik (regular election),

 Pilihan yang bermakna (meaningful choices),

 Kebebasan untuk mengusulkan calon (freedom to put forth candidate),

 Hak pilih umum bagi kaum dewasa (universal adult suffrage),

 Kesetaraan bobot suara (equal weighting votes),

 Kebebasan untuk memilih (free registration oh choice),

 Kejujuran dalam perhitungan suara dan pelaporan hasil (accurate counting

of choices and reporting of results)

Pemilihan umum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

 Cara langsung, dimana rakyat secara langsung memilih wakil-wakilnya

yang akan duduk di badan-badan perwakilan rakyat, contohnya pemilu di

Indonesia untuk memilih anggota DPRD, DPR, dan Presiden.

 Cara bertingkat, dimana rakyat terlebih dahulu memilih wakilnya (senat),

kemudian senat tersebut akan memilih wakil rakyat yang akan duduk di

(40)

24

Dalam suatu pemilu, setidaknya ada tiga sistem utama yang sering berlaku, yaitu:

 Sistem Distrik, merupakan sistem yang paling tua yang didasarkan kepada

kesatuan geografis. Dalam sistem distrik satu kesatuan geografis

mempunyai satu wakil di parlemen. Sistem ini sering dipakai di negara

yang menganut sistem dwipartai, seperti Inggris dan Amerika.

 Sistem perwakilan proporsional: Dalam sistem perwakilan proporsional,

jumlah kursi di DPR dibagi kepada tiap-tiap partai politik, sesuai dengan

perolehan jumlah suara dalam pemilihan umum. khusus di daerah

pemilihan. Untuk keperluan itu, maka ditentukan suatu pertimbangan,

misalnya 1 orang wakil di DPR mewakili 500 ribu penduduk.

 Sistem campuran: Sistem ini merupakan campuran antara sistem distrik

dengan proporsional. Sistem ini membagi wilayah negara kedalam

beberapa daerah pemilihan. Sisa suara pemilih tidak hilang, melainkan

diperhitungkan dengan jumlah kursi yang belum dibagi. Sistem ini

diterapkan di Indonesia sejak pemilu tahun 1977 dalam memilih anggota

DPR dan DPRD. Sistem ini disebut juga proporsional berdasarkan stelsel

daftar.

Asas Pemilu

 Jujur, Penyelenggara / pelaksana, pemerintah dan partai politik peserta

Pemilu, pengawas, dan pemantau Pemilu dan pemilih bersikap dan

(41)

25

 Adil, Penyelenggaraan Pemilu setiap pemilih dan Parpol peserta Pemilu

mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak

manapun.

 Langsung, Rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung

memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa

perantara.

 Umum, Semua warga negara yang memenuhi persyaratan minimal dalam

usia, yaitu sudah berumur 17 tahun atau telah pernah kawin, berhak ikut

memilih dalam Pemilu.

 Bebas, Setiap warga negara yang memilih menentukan pilihannya tanpa

tekanan dan paksaan dari siapapun.

 Rahasia, Dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya

tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun.

Untuk menuju perubahan atau pembaharuan tata kelola pemilu (electoral

governance reform) di Indonesia, BPPT tengah merancang sistem pemilihan

umum secara elektronik yang merupakan sebuah keniscayaan untuk direalisasikan

pada Pemilu 2019. Dalam penyampaian Annual Report BPPT kepada Presiden,

Kepala BPPT Marzan A Iskandar, mengatakan sistem Pemilu elektronik

merupakan hasil rekayasa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam

pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan wakil presiden, atau pemilihan kepala

daerah. "Sistem Pemilu elektronik memiliki beberapa keunggulan, seperti lebih

(42)

26

pelaksanaannya tidak mengganggu azas langsung, umum, bebas rahasia jujur dan

adil (LUBER-Jurdil)," kata Marzan, dilansir situs Sekretariat Kabinet, (14/4).

BPPT terus mempromosikan pelaksanaan Pemilu elektronik di Indonesia, baik

kepada pemerintah dan masyarakat. BPPT juga telah melakukan uji coba simulasi

E-voting di Pemilukada Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, Boyolali Jawa

Tengah, Jembrana Bali, dan Musi Rawas Sumatera Selatan. Sementara, di Pemilu

Legislatif tanggal 9 April 2014, BPPT juga mendampingi Pemerintah Kota

Pekalongan untuk melaksanakan sistem E-rekapitulasi Pemilu. Sistem ini

memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses

pengumpulan, pengiriman, dan penayangan hasil rekapitulasi perhitungan suara

Pemilu ditiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). Di

Kabupaten Jembrana, Bali sejak pertengahan 2009 telah dilakukan puluhan kali

pemilihan kepala dusun di desa-desa yang ada di kabupaten tersebut. Penggunaan

E-voting di Kabupaten Jembrana telah menghemat anggaran lebih dari 60 persen,

seperti anggaran untuk kertas suara. E-voting ini juga diawali dengan penggunaan

KTP berbasis chip atau kemudian disebut juga KTP Elektronik. Penggunaan KTP

Elektronik tersebut membuat pemilih tidak mungkin melakukan pemilihan lebih

dari sekali. TPS juga bisa menampung hingga 1000 pemilih, sementara dengan

sistem manual sekitar 500-700 pemilih saja per TPS yang layak

F. Visual Basic

Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa

pemrograman adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk

(43)

27

dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan

dari pendahulunya yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner’s All-purpose

Symbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an. Visual Basic

merupakan salah satu Development Tool yaitu alat bantu untuk membuat

berbagai macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem

operasi Windows [8]. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman

komputer yang mendukung object (Object Oriented Programming = OOP).

1. Menu Bar

Berfungsi untuk menampilkan pilihan menu atau perintah untuk

mengoperasikan program Visual Basic. Terdapat menu utama, yaitu :

File, Edit, View, Project, Format, Debug, Run, Query, Diagram, Tools,

Add-Ins, Windows dan Help.

2. ToolBar

Toolbar merupakan sebuah batang yang berisi kumpulan tombol yang

terletak dibagian menu bar yang dapat digunakan untuk menjalankan

suatu perintah. Pada kondisi default Visual Basic hanya menampilkan

toolbar standard. Untuk dapat menampilkan toolbar yang lainnya yang

dimiliki oleh Visual Basic dapat dilakukan dengan cara klik kanan

pada area toolbar dan pilih salah satu nama toolbar dari empat pilihan

yang ada, atau dengan cara pilih perintah View – Toolbar dan lanjutkan

(44)

28

Gambar 11. Tampilan VB

3. ToolBox

Toolbox merupakan kotak perangkat yang berisi kumpulan tombol objek

atau kontrol untuk mengatur desain dari aplikasi yang akan dibuat. Pada

kondisi default, toolbox menampilkan tabulasi General dengan 21

tombol kontrol yang dapat ditampilkan dengan menggunakan

prosedur klik menu View - Toolbox. Untuk menjelaskan tentang fungsi

masing-masing kontrol, perhatikan tabel berikut.

Tabel 3. Toolbox

Kontrol Nama Fungsi

Pointer Memilih, mengatur ukuran dan memindah posisi kontrol / objek yang terpasang pada bagian form. PictureBox Menampilkan file gambar

(45)

29

TextBox Menambahkan kotak teks

Frame Menambahkan kontrol yang dapat berisi dengan kontrol OptionButton atau CheckBox

CommandButton Menambahkan kontrol tombol perintah CheckBox Menambahkan kontrol tombol periksa OptionButton Menambahkan kontrol tombol pilihan

ComboBox

Menambahkan kontrol kotak combo yang merupakan kontrol gabungan antara TextBox dan ListBox. ListBox Menambahkan kontrol daftar pilihan

HScollBar Menambahkan kontrol batang penggulung horizontal VScollBar Menambahkan kontrol batang penggulung vertical.

Timer Menambahkan kontrol sebagai kontrol pencacah waktu

DriveListBox Menambahkan kontrol daftar disk drive pada computer

DirListBox Menambahkan kontrol daftar direktori pada drive aktif

FilelistBox Menambahkan kontrol daftar file pada direktori aktif. Shape Menambahkan kontrol gambar berupa lingkaran,

oval, persegi panjang, bujur sangkar, dan lain-lain. Line Menambahkan kontrol gambar garis lurus.

Image Menambahkan file gambar dengan pilihan properti yang lebih sedikit dibandingkan kontrol PictureBox. Data Menambahkan kontrol yang berupa database.

OLE Menambahkan kontrol yang beehubungan dengan proses relasi antar program aplikasi.

5. Jendela Form / Form Windows

Form Windows merupakan jendela desain dari sebuah program aplikasi.

Kita dapat mendesain sebuah program aplikasi dengan menempatkan

(46)

30

Form tidak muncul klik tombol View Object ( ) pada bagian Project

Explorer atau klik menu View > Object

6. Jendela Code / Code Windows

Code Windows merupakan sebuah jendela yang digunakan untuk

menuliskan kode program dari kontrol yang kita pasang pada jendela

form dengan cara memilih terlebih dahulu kontrol tersebut pada kotak

objek. Bila Jendela Code tidak muncul klik klik menu View > Code.

6. Project Explorer

Project Explorer merupakan suatu kumpulan module atau

merupakan program aplikasi itu sendiri. Dalam Visual Basic, file project

disimpan dengan nama file berakhiran .VBP, dimana file ini berfungsi

untuk menyimpan seluruh komponen program. Apabila kita membuat

suatu program aplikasi baru, maka secara otomatis project tersebut akan

diisi dengan objek Form1. Dalam jendela Project Exproler ditempilkan

suatu struktur hirarki dari sebuah project itu sendiri yang berisi semua

item yang terkandung didalamnya. Bila Project Explorer tidak

muncul klik tombol Project Explorer ( ) pada bagian Toolbar atau

klik menu View > Project Explorer.

7. Jendela Properties

Jendela Properties merupakan sebuah jendela yang digunakan untuk

(47)

31

properti pada program Visual Basic merupakan hal yang sangat penting

untuk membedakan objek yang satu dengan yang lainnya. Pada jendela

properti ditampilkan jenis dan nama objek yang kita pilih urut

berdasarkan abjad pada tab Alphabetic atau berdasarkan

katagori pada tab Catagorized. Bila Jendela Properties tidak

(48)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam waktu dan tempat sebagai berikut;

 Waktu : September 2014 - Maret 2015

 Tempat

1. Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lampung,

2. Biro Tata Pemerintahan dan Hukum, Pemerintah Provinsi Lampung,

3. KPU Provinsi Lampung,

4. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung, dam

5. Kantor Kecamatan Labuhan Ratu.

B. Alat dan Bahan

Pada penelitian ini dibutuhkan alat dan bahan untuk mendukung berjalannya

kegiatan penelitian dibagi menjadi dua, yaitu perangat keras dan perangkat lunak

sebagai berikut.

 Perangkat keras.

1. NFC Shield Seedstudio v2.0 : 1 buah

(49)

33

3. Mifare classic card : 1 buah

4. Arduino Mega : 1 buah

5. Komputer : 1 buah

6. Kabel USB A-B : 1 buah

7. Wadah : 1 buah

8. Obeng dan bor PCB.

 Perangkat Lunak

1. Arduino IDE 1.0.5

2. Visual Basil 6 Enterprise

3. Microsoft Office Acces 2013

C. Prosedur Penelitian

Penelitian dapat diselesaikan dengan melalui beberapa tahapan-tahapan

pelaksanaan yaitu :

1. Perancangan alat dan sistem.

Pada tahapan ini dilakukan perancangan alat secara keseluruhan yang membentuk

suatu Model Pemilu Elektronik Kepala Daerah dengan Pembacaan RFID pada

KTP Elektronik yang mana menggunakan surat suara digital dan KTP elektroik

sebagai autentikasi daftar pemilihnya serta dilengkapi dengan rekapitulasi hasil

pemilu yang ingin diwujudkan. Tahapan perancangan alat dan sistem ini dapat

(50)

34

(51)

35

Perancangan Sistem ini akan ditempatkan NFC Shield dan Arduino pada wadah

yang memiliki lubang untuk kabel serial USB A-B terhubung PC. Selanjutnya

proses pemrograman dan tampilan akan dilakukan pada PC. Sistem ini merupakan

sistem kendali kalang-tertutup dimana sistem pengendaliannya mengacu pada

hasil keluaran identifikasi dan database. Umpan balik akan ditampilkan oleh PC

untuk ditanggapi pengguna.

Gambar 13. Rancangan model alat

Gambar 13 menunjukkan diagram blog sistem secara keseluruhan, dapat dilihat

bahwa sistem ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah bagian identifikasi

yang terdiri dari NFC Shield dan Arduino serta bagian kedua adalah PC untuk

pengolahan pemilu. Perancangan dimulai dari peserta pemilu adalah pemegang sah

KTP elektronik. Sebelum melakukan pemilihan, peserta harus melakukan

pembacaan UID KTP Elektronik dengan mendekatkan KTP elektronik pada reader

untuk mengetahui hak suaranya sudah terpakai atau belum. Setelah pembacaan

(52)

36

dibandingkan pada database lalu diproses. Proses akan berlanjut pada tahapan

pemilu jika memenuhi persyaratan terdaftar dan belum dipakainya hak suara.

a. Rancangan Bagian Identifikasi dan Komunikasi serial.

NFC Shield ini akan membaca UID setiap KTP Elektronik untuk diteruskan datanya

pada Arduino dan kemudian dikirimkan oleh Arduino menuju PC melalui

komunikasi serial USB A-B.

b. Rancangan KTP Elektronik

Didalam sistem ini dibutuhkan sebuah tanda pengenal yang dapat dikenali sistem.

Dipilihnya KTP Elektronik karena didalamnya telah tertanam RFID tag yang

memuat UID dan informasi pemilik kartu. RFID tag pasif ini bekerja pada frekuensi

13,56 MHz.

(53)

37

c. Perancangan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dibuat adalah antarmuka untuk pemilu dan database. Agar

lebih mudah dalam pembuatannya maka perlu dilakukan pembuatan Spesifikasi

Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) terlebih dahulu. SKPL ini akan

menggambarkan entitas, interaksi dan alur data yang terjadi pada sistem.

Gambar 15. Data Context Diagram DCD

Dari gambar 15 diatas dapat dilihat bagaimana interaksi antara penduduk dan admin

kepada sistem. Penduduk ternyata hanya dapat melakukan pembacaan UID dan

memberikan pilihan dan menvalidasinya dengan menerima surat suara dan

notifikasi dari sistem. Sedangkan admin dapat melakukan perubahan data pemilih,

pengaturan sistem dan perimtah lihat data hasil pada rekapitulasi setelah berhasil

melakukan login dan menerima notifikasi dan hasil rekapitulasi. Dapat dilihat pula

walaupun menjadi admin ternyata kewenangan menjadi penduduk terpisah, jadi

admin tidak dapat melakukan pemilihan jika tidak melakukan perannya sebagai

(54)

38

Gambar 16. Data Flow Diagram

DFD diatas merupakan DFD level 1 yang menjelaskan proses dan aliran data pada

sistem. Awalnya admin harus melakukan login, setelah berhasil maka admin dapat

melakukan pengaturan dan memasukkan atau mengubah data pemilih yang

tersimpan pada tabel pemilih. Setelah data pemilih disimpan, barulah dapat

dilakukan proses pemilihan oleh penduduk. Penduduk harus melakukan pembacaan

UID KTP Elektronik untuk identifikasi. Identifikasi ini akan membandingkan UID

yang diterima dengan database tabel pemilih dan NIK pada tabel pilihan. Setelah

sistem memutuskan untuk UID tersebut diterima, maka akan berlanjut pada proses

pengambilan suara. Sistem akan mengirimkan surat suara pada penduduk dan

penduduk memberikan suaranya. Untuk memastikan suara setelah penduduk

memberkan suara, sistem akan kembali memberikan notifikasi pilihan untuk

(55)

39

penduduk telah usai. Pada waktu yang ditentukan dimana ditandainya pengambilan

suara usai, maka admin dapat melakukan rekapitulasi. Perintah rekapitulasi

diberikan admin kepada sistem dan sistem akan memproses perhitungan dan

memberikan hasilnya kembali pada admin termasuk catatan pemilihan sesuai table

pilihan setelah berhasil login.

Dalam pembuatan sistem ini perangkat lunak yang digunakan adalah Visual Basic

(VB) 6.0 Enterprise yang berjalan diatas Windows 8.1 Pro 64 bit. VB dipilih karena

kemudahannya dalam pembuatan antarmuka, Bahasa pemrograman, komunikasi

database dan komunikasi dengan pernagkat keras. Pengolah database yang

digunakan adalah Microsoft Office Acces 2013 Profesional 64 bit. Database

digunakan untuk menyimpan data-data dinamis ataupun statis yang digunakan

sistem.

Database yang digunakan memiliki lima tabel. Tabel pemilih untuk menyimpan

data penduduk peserta pemilu. Table pilihan menyimpan data rekaman hasil

pemilihan. Table grafik untuk menyimpan jumlah perolehan untuk ditampilkan

pada grafik. Table port untuk mengatur posrt serial yang digunakan. Dan table user

untuk menyimpan data admin. Berikut adalah kelima table tersebut dengan form

yang digunakan.

nDarah Alamat Agama Status Pekerjaan

(56)

40

KETERANGAN PILIHAN1 PILIHAN2

PILIHAN 0 1

Tabel 8. Tabel port tbSettingPort

Port Boudrate

9 115200

Tabel 9. Tabel user admin tbUser

Username Password

admin admin

2. Pengujian Alat dan Sistem

Pengujian alat dan sistem dilakukan secara bertahap dari pengujian tunggal fungsi

komponen, pengujian bagian, dan pengujian sistem secara keseluruhan.

a. Pengujian tunggal yakni pengujian fungsi komponen dilakukan untuk

menghindari terjadinya kegagalan yang diakibatkan tidak berfungsinya

salah satu komponen.

b. Pengujian bagian merupakan pengujian yang dilakukan untuk

(57)

41

c. Pengujian yang terakhir yakni pengujian sistem secara keseluruhan.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kerja

sistem.

D. Analisis, Pembahasan, Simpulan dan Pembuatan Laporan.

Setelah melakukan semua tahapan, tahapan paling akhir adalah melakukan analisa,

pembahasan, menyimpulkan hasilnya serta menuangkannya dalam bentuk laporan.

Tahapan ini meliputi seluruh tahapan dari perancangan hingga pengujian dan

koreksinya. Sistem seharusnya akan berjalan sesuai dengan diagram alir gambar 17

(58)

42

(59)

43

(60)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari serangkaian penelitian, pengujian, dan analisa yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa:

1. Telah terealisasi suatu Model Pemilu Elektronik Kepala Daerah dengan

Pembacaan Radio Frequency Identificarion (RFID) pada Kartu Tanda

Penduduk Elektronik yang mana menggunakan surat suara digital dan KTP

Elektronik sebagai otentifikasi daftar pemilihnya.

2. Sistem dapat menampilkan informasi pemilik KTP Elektronik yang

melakukan pembacaan dan menyimpan hasil suara pemilih.

3. Model yang dibuat dalam pelaksanaanya membutuhkan waktu yang lebih

cepat dan biaya lebih murah dibandingkan pemilu konvensional.

4. Pengujian respon time identifikasi Unique Identity (UID) didapatkan nilai

rata-rata 1,063s dan standar deviasi 40,146% serta error 11,135% saat

melakukan identifikasi, sedangkan pengujian respon time rekapitulasi KTP

(61)

70

5. Setelah dilakukan pengujian sistem dapat disimpulkan bahwa RFID KTP

Elektronik dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif sistem

identifikasi.

6. Model ini dapat menjadi model alternatif program e-voting pemerintah.

7. Model dapat mengatasi penyalah-gunaan KTP elektronik namun tidak

dengan KTP elektronik ganda.

B. Saran

Sistem yang dibuat harus ditingkatkan kemampuannya agar lebih optimal dalam

melakukan fungsinya seperti berikut :

1. Menambahkan sensor sidik jari dan databasenya untuk menghindari

penggunaan KTP Elektronik oleh bukan pemiliknya.

2. Menambahkan proteksi keamanan tambahan berupa enkripsi dan kunci

database.

3. Menambahkan fitur instant print agar hasil rekapitulasi dapat langsung

dicetak.

4. Menambahkan jaringan server agar beberapa system identic dapat

berkomunikasi terintegrasi terpusat ditempat yang berlainan.

5. Diselesaikan tak berfungsinya secara sempurna text boxt scan UID dan

tombol reset pada GUI dengan membangun ulang GUI dengan mencatat detil

(62)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Susanto, Eko. 2014. Rancang Bangun Sistem Keamanan Ganda Interaktif Kerdaraan Bermotor Roda Dua Berbasis RFID. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

[2] Anonim, Admin. 2014. NFC Shield V2.0.

http://www.seeedstudio.com/wiki/NFC_Shield_V2.0 /, diunduh pada 13 Septeber 2014. Seedstudio.

[3] Sulistiyanti, Sri Ratna. Setyawan, FX Arinto. 2012. Dasar Sistem Kendali. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

[4] Yulias, Zerfani. 2013 Arduino Mega 2560.

http://blog.famosastudio.com/2013/09/produk/arduino-mega-2560/531 diunduh pada 27 September 2014. Jakarta:Famos Studio.

[5] Anonim, Admin. 2011. KTP Elektronik Indonesia. http://www.e-ktp.com/2011/04/ktp-elektronik-indonesia / diunduh pada 13 Juli 2014. Jakarta:Kemendagri.

[6] Pedia, Zaka. 2014. Pengertian Pemilihan Umum.

http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-hubungan-internasional.html#_ diunduh pada 12 September 2014. Zakapedia.

[7] Vancouver, PPLN. 2014 Undang-Undang Pemilu dan Peraturan KPU. https://pemilu.indonesiavancouver.org/?page_id=8Bhakti diunduh pada 12 September 2014. Canada:Panitia Pemilu Luar Negeri.

[8] Rachmanto, Adi. 2009. Pengenalan Visual Basic 6.0. Handout Komputer Aplikasi Akuntansi V.

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=40321 diunduh pada 1 Oktober 2014..Bandung:UNIKOM.

[10] Puasandi, Tadu. 2014 Sistem Akses Kontrol Kunci Elektrik Menggunakan Pembacaan e-KTP. Jurnal.

Gambar

Gambar 1.  Label RFID
Gambar 2.  RFID dengan Tag Pasif
Gambar 3.  RFID dengan Tag Aktif
Gambar 4 Antenna NFC Shield v2.0 Seedstudio
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uraian Wewenang dan Tanggung Jawab adalah dokumen yang berisi tentang informasi kedudukan fungsi dalam organisasi, lingkup kerja, atasan langsung, kualifikasi dan wewenang

Tim Sukses melakukan kampanye politik secara langsung kepada segmen masyarakat pemilih yang berbentuk kampanye terbuka, pergelaran kesenian dan hiburan rakyat,

Gagasan yang ingin diungkapkan oleh pemelajar adalah ‘bersahabat baik’. Kata amitié bermakna ‘perasaan saling mengasihi yang bukan didasari oleh hubungan darah atau

Hal tersebut senada dengan ajaran yoga yang menekankan pada penguasaan indra dan tenggelamnya kesadaran diri dalam kesadaran kosmis.Perlu ditemukan dan dipahami lebih

Berdasarkan hasil uji paired sample t-test dari data tersebut didapatkan nilai p = 0,000 dimana p <0,05, hal ini bearti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat

Dalam pelaksanaan siklus 3 peneliti bertindak sekaligus sebagai Guru untuk mengamati, meneliti mendokumentasi dan menjalankan aktifitas pengajaran sesuai dengan RPP

Dari hasil penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa transaksi penitipan dana Tax Amnesty pada Bank Syariah Mandiri Area Surabaya Jemur Handayani hampir sama dengan

Praktek utang-piutang yang terjadi di Dukuh Rejomulyo Desa Jatisari Kecamatan Subah Kabupaten Batang adalah orang yang dianggap mampu memberikan utang berupa uang