• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR PENDIDIKAN NASIONAL DAN INTERNAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STANDAR PENDIDIKAN NASIONAL DAN INTERNAS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR PENDIDIKAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Yuyun Indrianingsih (1102414044); Haifah Tri Rahayu (1102414072); Syarif Hidayat (1102414079); Gigih Muhammad Ridho (1102414107)

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar yang konduktif sehingga peserta didik mendapatkan pengetahuan dan mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pelaksanaan pendidikan di Indonesia memiliki dasar yang hingga saat ini dijadikan filosofi negara yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara dan filosofis menjadi patokan standar nasional dan internasional di Indonesia. Standar Pendidikan Nasional (SPN) di Indonesia menjadi standar yang wajib dilaksanakan dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, sedangkan standar pendidikan internasional yang sering kali menggunakan standar ISO digunakan oleh beberapa jenjang pendidikan untuk mendapatkan pengakuan baik karena alasan kontaktual maupun non kontaktual. Standar ISO yang digunakan dalam dunia pendidikan yaitu ISO 9000 atau lebih khususnya ISO 9000:2008.

Kata kunci: ISO, Pendidikan, Standar Nasional, Standar Internasional.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan secara sadar dengan tujuan tertentu. Pendidikan menurut Langeveld seorang ahli pedagogik dari negeri Belanda (Munib, 2012: 23) mengemukakan batasan pengertian pendidikan yaitu pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan. Bimbingan tersebut dilakukan hingga anak tersebut dewasa atau mengerti apa yang diajarkan oleh pendidik. Dalam bimbingan, terdapat tiga aspke yaitu bimbingan sebagai proses, orang dewasa sebagai pendidik dan tujuan pendidikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai. Dengan menggunakan istilah bimbingan, maka pendidikan dapat diartikan sebagai proses atau usaha secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Munib, 2012: 30) pendidikan berarti upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin atau karakter), pikiran, dan tubuh anak. Sedangkan menurut John Deway, pendidikan merupakan proses yang berupa pengajaran dan bimbingan bukan paksaan yang terjadi adanya interaksi di masyarakat. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara sadar tanpa adanya paksaan untuk mencapai tujuan yang lebih baik dalam lingkungan masyarakat.

(2)

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan tersebut di lakukan berdasarkan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Pendidikan yang berlangsung layaknya memiliki pedoman atau acuan untuk penyelenggaraannya. Di Indonesia, pendidikan diselenggarakan atas Pancasila, UUD 1945, dan UU Sistem Pendidikan Nasional. Hal tersebut harusnya dapat menjadi patokan yang kuat untuk melaksanakan pendidikan di Indonesia. Pedoman pendidikan Indonesia atau biasa yang kita sebut Standar Pendidikan Nasional merupakan standar akan berbagai aspek dalam penyelenggaraan pendidikan. Standar tersebut kemudian digunakan dan diterapkan dalam proses pendidikan dengan harapan tercapai tujuan pendidikan nasional Indonesia.

Di dunia internasional, suatu kegiatan atau proses yang berlaku mempunyai pedoman yang dianggap sebagai acuan untuk melaksanakan dan menilai apakah hal tersebut mempunyai mutu yang tinggi atau tidak. Standar tersebut seringkali disebut dengan ISO ( Internastional Standar Organization). ISO yang ada di dunia bermacam-macam jenisnya dan fungsinya pula. Indonesia sebagai negara berkembang menggunakan dua sistem standar yang biasa digunakan terutama dalam hal pendidikan, yaitu Standar Nasional Pendidikan dan ISO.

Orientasi Pendidikan Indonesia

Ideologi merupakan suatu konsep yang dijadikan dasar atau suatu proses atau pemikiran. Pendidikan sebagai salah satu proses pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu harus berdasarkan pada ideologi yang dianutnya. Di Indonesia, pendidikan dilakukan berdasarkan ideologi Sistem Pendidikan Nasional yaitu Pancasila.

Pancasila (Munib, 2013: 8) merupakan dasar negara Indonesia yang tidak lain adalah ideologi negara Indonesia. Pancasila sebagai sumber dari segala hukum di Indonesia merupakan dasar ideologi sistem pendidikan nasional yang berarti pelaksanaan pendidikan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian dijabarkan ke dalam UUD 1945 yang kemudian turun ke undang-undang hingga ke peraturan pemerintah.

Ideologi pencasila sebagai ideologi terbuka (Munib, 2013: 9),dapat terpengaruh pada ideologi-ideologi dari luar yang suatu saat dapat menggangu atau bahkan sebaliknya memperkuat ideologi sendiri. Untuk mengantisipasi hal tersebut, makan kita harus memilih ideologi-ideologi mana yang bertentangan atau hal-hal apa saja yang harus ditinggalkan dan diterima. Dalam pelaksanaan, pendidikan harus tetap berpedoman pada nilai-nilai pancasila.

(3)

Standar Pendidikan Nasional yaitu No. 20 tahun 2003. Ketiga landasan menjadi dasar hukum pelaksanaan pendidikan yang hingga kini terus berlaku.

Standar Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman (Pasal 1 ayat 2 UU RI No. 20 Tahun 2003). Adapun sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (Pasal 1 ayat 3 UU RI No. 20 Tahun 2003).

Dasar Hukum Pendidikan Nasional yaitu UU RI Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Indonesia Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dn menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Adapun dasar hukum pelaksanaan pendidikan dalam konteks Sistem Pendidikan Nasional mencakupi : (1) Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; (2) Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Sandar Isi; (3) Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan; (4) Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 TENTANG Pelaksanaan Standar Isi; dan (5) SKL pada satuan pendidikan dasar dan menengah. Disamping itu ada Permen Nomor 47 Tahun 2008 tentang Standar Isi yaitu Permen Nomer 173 tahun 2007 tentang Kepala Sekolah; Permen Nomor 16 Tahun 2007 dan Nomor 32 Tahun 2008 enang Guru; Permen Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan; Permen Nomer 24 Tahun 2008 tentang TU. Dasar hukum pelaksanaan pendidikan sebagaimana tersebut, menjadi acuan untuk mengelola berbagai hal sesuai dengan bidang yang ada dalam lingkup pendidikan.

Setelah diberlakukannya UU pendidikan maka muncul wacana yang mengubah sistem pendidikan yang selama itu bersifat sentralistik ke desentralistik. Implikasi sejarah terhadap konsep sejarah pendidikan yakni adanya upaya dalam mengembangkan potensi dan tujuan pendidikan kepribadian peserta didik. Materi pelajaran harus di sesuaikan antara proses pendidikan dengan tingkat perkembangan tingkat peserta didik. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

(4)

sekali biasanya ditetapkan tujuan pendidikan nasional itu dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan dijelaskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Zahar Idris (1987) mengemukakan bahwa “Pendidikan Nasional sebagai suatu sistem adalah karya manusia yang terdiri dari komponen-komponen yang memepunyai hubungan fungsional dalam rangka membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang sesuai dengan tujuan nasional seperti tercantum dalam Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Secara realitis sistem pendidikan senantiasa menghadapi tantangan baru, seiring dengan timbulnya kebutuhan baru. Kebutuhan-kebutuhan baru tersebut, sebagai tantangan yang harus dipenuhi. Sebagai solusi terhadap tantangan yang dihadapi dunia pendidikan senantiasa melakukan pembaharuan dengan cara menyempurnakan sistemnya. Pembaharuan pendidikan mencakupi landasan yuridis, kurikulum, struktur pendidikan, kualitas tenaga pendidikan, dan perangkat penunjangnya. Pembaharuan yang tertuju pada landasan yuridis ini merupakan hal yang paling mendasar.

Standar pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan dasar filosofi Indonesia yaitu pancasila. Pendidikan sebagai proses berkembangnya suatu negara, harus mampu menyesuaikan dengan perubahan zaman, termasuk pendidikan nasional di Indonesia. Badan standar nasional Indonesia atau sering yang kita sebut BSN mengeluarkan sistem akreditasi yang berada langsung di bawah Kemendikbud. Badan yang mempunyai wewenang untuk melakukan akreditasi pendidikan sesuai dengan standar nasional yang telah ditentukan yaitu BAN-PT. Badan tersebut melakukan akreditasi kepada berbagai jenjang pendidikan dengan ketentuan yang berlaku.

Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional merupakan salah satu dasar hukum pelaksanaan pendidikan di Indonesia dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Dalam setiap kebijakan pendidikan prinsip-prinsip tersebut, senantiasa harus dapat mewarnai penyelenggaraan pendidikan. Secara garis besar Undang-Undang sebagaimana undang-undang sistem pendidikan Nasional memiliki rangka yang standar. Dicantumkan konsideran yang melandasi diterbitkannya Undang-Undang atau dengan kata lain konsideran itu dimaksudkan sebagai argumentasi pentingnya Undang-Undang itu diterbitkan. Disamping iu juga dicantumkannya Undang-Undang lain yang relevan dan mendukungnya.

Kemudian setelah adanya kosideran diikuti oleh ketentuan umum yaitu berbagai ketentuan umum mengenai berbagai istilah yang terkai dengan substansi Undang-Undang yang dimaksud. Penjelasan terhadap istilah dalam ketentuan umum dimaksudkan untuk menghindari salah tafsir terhadap ungkapan yang diergunakan dalam pasal-pasalnya.

(5)

termuat didalam Undang-Undang, diatur bab demi bab sesuai urutan prioritas yang hendak disampaikan kepad para pelaksanannya.

Bab-bab yang dicantumkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional disusun sedemikian rupa, sehingga memudahkan bagi yang hendak memahaminya. Secara garis besar bab-bab yang termuat dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional mencakupi bab, pasal, dan ayat. Adapun Undang- Undang yang berkenaan dengan Sistem Pendidikan Nasional: (1.) UU NO 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) PP NO. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional (SNP); (3) Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 24 Jam; (4) PP NO. 37 Tahun 2009 tentang Dosen; (5) UU NO 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; (6) PP NO. 74 Tahun 2008 tentang Guru; (7) PP NO. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan; (8) PP No 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; (9) Permendiknas NO. 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai kepala sekolah; (10) PP No. 36 Tahun 2007 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Bagi Guru; (11) Permendiknas No. 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru; (12) Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Guru; (13) Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standat Kepala Sekolah; (14) Permendiknas No. 28 Tahun 2008 tentang Standat Kompetensi Konselor; (15) Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi KTSP; (16) Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan; (17) Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian; dan (18) Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana.

Standar Pendidikan Internasional

Standar internasional (id.wikipedia.org, 2015) merupakan standar yang dikembangkan oleh badan standardisasi internasional yang diterapkan di seluruh dunia. Standar tersebut digunakan dan disesuaikan dengan kondisi negara yang menerapkan standar internasional tersebut. Standar internasional pendidikan merupakan standar pendidikan yang dikembangkan oleh badan standarisasi internasional. ISO (International Organization for Standardization) merupakan badan standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional di berbagai negara (www.safetyshoe.com, 2016). ISO didirikan pada tanggal 23 Februari 1947 dengan nama IOS dan sekarang diubah menjadi ISO karena dalam bahasa Yunani isos berarti equal. ISO memiliki kantor pusat yang berkedudukan di Geneva, Swiss dengan keanggoataan 153 negara termasuk Indonesia. ISO telah mengeluarkan kurang lebih 15000 standar.

ISO (Wiyono, 2015) sebagai badan standardisasi internasional yang menangani masalah standardisasi untuk barang dan jasa. Keanggotaan Indonesia dalam ISO diwakili oleh Dewan Standardisasi Nasional (DSN). Lebih dari 153 negara telah mengadopsi sistem standar tersebut dan disesuaikan dengan keadaan negara tersebut.Hal tersebut berarti ISO merupakan lembaga standarisasi internasional yang telah menjadi acuan standar bagi banyak negara.

(6)

management; ISO 31000 tentang risk management; ISO 22000 tentang Food safety management; ISO 27001 tentang Information security management; ISO 45001 tentang Occupational health and safety; ISO 37001 tentang Anti bribery management systems; dan ISO 13485 tentang Medical devices. Standar tersebut memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing yang didapatkan berdasarkan rapat koordinasi antar bangsa-bangsa.

Pada tahun 1989 (Sallis, 2012: 120) ISO menunjukkan ketertarikannya di dunia pendidikan. Meskipun pada tahun tersebut belum ada perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang sesuai dengan standarisasi dari ISO. Dalam dunia pendidikan, ISO yang digunakan yaitu ISO 9000 hal tersebut dikarenakan pendidikan mengeluarkan suatu produk yaitu peserta didik. Ketika pendidikan memperoleh logo ISO 9000 maka lembaga pendidikan tersebut mempunyai beberapa keuntungan, salah satunya lembaga tersebut dapat membina hubungan atau kontrak dengan lembaga internasional.

ISO 9000 (Sallis, 2012: 124) memiliki filosofi yaitu sistem jaminan mutu lebih menekankan pencegahan daripada pengobatan. Mutu yang dibangun oleh ISO ada di setiap tahapan. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan hasil yang konsisten sesuai dengan tujuan. ISO 9000 terdiri dari 5 standar yaitu ISO 9000 tentang Quality Manajemen and Quality standardization Guidelines for Selection and Use; ISO 9001 tentang Quality System-Model quality assurance in design/ development, production, instalation and servicing; ISO 9002 tentang Quality System-Model quality assurance in instalation and servicing; ISO 9003 tentang Quality System-Model quality assurance in final inspection and test; dan ISO 9004 tentang Guidelines- quality management and quality system element. Tujuan dari ISO 9000 yaitu untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi permintaannya. ISO 9000 mencakup lima hal, yaitu kebijakan mutu, manajemen mutu, sistem mutu, pengendalian mutu, dan jaminan mutu.

Pada tahun 1992 (Sallis, 2012: 127) badan standar internasioanl mengeluarkan panduan standar dalam pendidikan dan pelatihan. Dalam dunia industri, dibutuhkan waktu selama 18 bulan untuk memperoleh registrasi kerja ISO 9000. Berikut ini terjemahan beberapa syarat utama ISO 9000 untuk pendidikan :

No. Syarat Utama ISO 9000 Terjemahan untuk pendidikan 1. Tanggungjawab manajemen Komitmen manajemen terhadap mutu

2. Sistem mutu Sistem mutu

3. Kontak Kontrak dengan pelanggan Internal dan Eksternal (Hak Pelajar dan Hak Pelanggan Eksternal, seperti orang tua)

4. Kontrol Dokumen Kontrol Dokumen

5. Pengadaan Bahan Kebijakan Seleksi dan Ujian Masuk

6. Persediaan Produk Layanan pendukung pelajar yang mencakup kesejahteraan, konseling, dan pengarahan tutorial.

7. Identifikasi Produk Catatan Kemajuan Pelajar

(7)

9. Inspeksi dan tes Penilaian dan tes 10. Perlengkapan inspeksi, pengukuran,

dan tes

Konsistensi metode penilaina.

11. Status inspeksi dan tes Prosedur dan catatan penilaian yang mencakup catatan prestasi.

12. Kontrol terhadap produk yang tidak sesuai

Metode dan catatan penilaian yang mencakup catatan prestasi

13. Tindakan perbaikan Tindakan perbaikan terhadapat kegagalan pelajar, sistem untuk menghadapi komplain dan tuntutan.

13. Penanganan, pengamanan, pengepakan, dan penyampaian.

Fasilitas dan lingkungan fisik, bentuk tawaran lain seperti fasilitas olahraga, kelompok-kelompok dan perkumpulan ekstra kurikuler, persatuan pelajar, fasilitas pembelajaran, dan lain-lain.

14. Catatan mutu Catatan mutu

15. Audit mutu internal Prosedur0prosedur pengesahan dan audit mutu internal

16. Pelatihan Pelatihan dan pengembangan staf yang mencakup prosedur-prosedur untuk menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan evaluasi efektifitas pelatihan.

17. Teknik-teknik statistik Metode-metode review, monitoring, dan evaluasi.

Dari syarat-syarat tersebut kemudian diturunkan dan dijadikan patokan bagi lembaga-lembaga pendidikan yang ingin memiliki sertifikat ISO 9000. Dalam dunia pendidikan, ISO 9000 yang digunakan yaitu ISO 9001:2008 tentang sistem manajemen mutu sesuai dengan revisi baru setelah ISO 9001:2000. ISO 9001 merupakan standar internasional di bidang sistem manajemen mutu. Lembaga pendidikan yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu. Hal ini membuat lembaga tersebut memiliki keuntungan-keuntungan lainnya pula.

(8)

Ketika suatu lembaga ingin memperoleh sertifikat ISO 9001:2008, makan lembaga tersebut harus mempunyai delapan prinsip manajemen mutu. 8 prinsip manajemen tersebut antara lain: fokus pelanggan yaitu peserta didik, orang tua dan lembaga yang bekerja sama; kepemimpinan yaitu pemimpin yang mampu memberikan arakah dan target kemana lembaga pendidikan tersebut berjalan dengan kerja sama staf dan karyawannya; pelibatan karyawan dimana pemimpin harus mampu melibatkan semua karyawan untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap pencapaian mutu dan kepuasan pelanggan serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan mampu memenuhi harapan pelanggannya; pendekatan proses dimana pemimpin harus mampu menciptakan kondisi sehingga terjadi keefisien dan efektifitas dalam pekerjaan; pendekatan sistem pada manajemen; Perbaikan berkesinambungan seperti peningkatan perbaikan untuk sarana prasaran; pendekatan fakta untuk membuat keputusan; dan hubungan yang saling menguntungkan dari berbagai pihak (Wiyono, 2015).

Lembaga pendidikan terutama pendidikan tinggi, dalam menyiapkan diri untuk mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 harus mempersiapkan beberapa hal, antara lain: (1) Komitmen Manajemen; (2) Penunjukkan Wakil Manajemen; (3) Pembentukan Tim ISO; (4) Struktur Organisasi; (5) Membangun Sistem Manajemen Mutu; (6) Audit Mutu Internal; (7) Tinjauan Manajemen; (8) Sertifikasi ISO 9001:2008. Komitmen manajemen menjadi hal paling dasar dalam hal persiapan untuk sertifikasi ISO. Komitmen manajemen yang baik akan mempengaruhi semua proses yang berkaitan dengan proses pelaksanaan kegiatan lembaga tersebut. selanjutnya penunjukan wakil manajemen yang membuktikan adanya komitmen manajemen di lembaga tersebut dan sebagai akses ke pemimpin lembaga tersebut.

Hal ketiga yang perlu dipersiapkan yaitu pembentukan tim ISO yang tanggungjawab semua pihak mulai pemimpin lembaga hingga level yang paling bawah dalam struktur organisasi lembaga tersebut. Selanjutnya struktur organisasi sebagai pedoman untuk pembagian tugas, kewajiban, dan wewenang dalam menjalankan program dan kegiatan lembaga. Dalam hal membangun sistem manajemen mutu, pihak lembaga harus menyiapkan berbagai hal baik dari personel maupun persiapan lainnya. Setelah itu, audit mutu internal dilakukan sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh lembaga untuk meninjau kesesuaian dan efektivitas penerapan sistem manajemen mutu. Setelah audit internal dilaksanakan maka lembaga tersebut dapat menyiapkan penilaian yang lebih baik lagi. Kemudian perlunya tinjauan manajemen sebagai untuk memastikan manajemen yang berjalan sesua dengan rencana atau tidak. Hal terakhir yang perlu dipersiapkan yaitu sertifikasi ISO 9001:2008 oleh badan sertifikasi yang memiliki wewenang dan waktu yang dirasa mampu untuk melaksanakan sertifikat tersebut.

(9)

(12) status inspeksi dan uji; (13) pengendalian produk yang tidak sesuai; (14) tindakan koreksi dan pencegahan; (15) penanganan, penyimpanan, pengemasan, pengawetan, dan penyerahan; (16) pengendalian rekaman mutu; (17) audit mutu internal; (18) pelatihan; (19) pelayanan; dan (20) teknik statistik.

Berdasarkan hal-hal diatas, maka ketika suatu lembaga ingin memperoleh sertifikat internasional ISO 9001:2008 hendaknya lembaga tersebut mampu menyiapkan hal-hal sesuai dengan standar dan tujuan yang ingin dicapai. ISO 9001:2008 yang disusun oleh badan ISO disesuaikan dan diturunkan oleh Indonesia. Pelaksanaan sertifikasi ISO seringkali kali kita jumpai di lembaga pendidikan seperti sekolah-sekolah (SMA/K) dan perguruan tinggi. Meskipun lembaga tersebut telah memiliki sertifikasi oleh badan standar nasional, namun seringkali mereka melakukan sertifikasi oleh badan standar internasional pula.

Antara Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Internasional (ISO)

Indonesia sebagai negara yang berkembang telah mengeluarkan standar nasional pendidikan yang sering kali disebut SNI. Seringkali orang menanyakan manakah yang lebih baik antara SNI dan ISO. Kedua standar tersebut memiliki kesamaan dan perbedaan masing-masing. SNI merupakan standar nasional yang dibentuk oleh badan standarisasi nasional (BSN) yang merupakan anggota dari ISO. BSN sesuai tugas dan fungsinya melakukan harmonisasi dengan standar internasional. BSN sebagai lembaga pemerintah menurunkan standar internasioanl ke dalam standar nasional tanpa melupakan nilai-nalai filosofi indonesia sendiri (www.ubaya.ac.id , 2014).

Dalam dunia pendidikan, ISO 9001 diadopsi menjadi SNI 9001. Masyarakat Indonesia dituntut untuk dapat menerapkan SNI ISO 9001 sebagai upaya untuk menyamakan standar yang ada di dalam negeri dan di dunia internasional. Dengan begitu, tanpa disadari bagi mereka yang telah menerapkan SNI 9001 telah menerapkan juga standar internasional ISO 9001. Sementara itu, kemendiknas melalui BAN-PT mengeluarkan program standarisasi nasional untuk berbagai jenjang pendidikan. Kesamaan antara penjaminan mutu kemendiknas, dan ISO 9001:2008 (www.fip.unesa.ac.id, 2014) yaitu: (1) skema yang digunakan menggunakan siklus; (2) Fokus pada pelanggan; (3) Menggunakan fakta dan data; (4) Mengutamakan Proses; (5) Berbasis sistem; (6) Kepemimpinan yang tangguh; (7)Komitmen seluruh anggota organisasi. Hal tersebut dijadikan pula sebagai prinsip penilaian dalam proses akreditasi.

(10)

faktor internal dan kegiatan akreditasi. Sedangkan ISO menggunakan kegiatan audit internal dan eksternal dengan hasil zero, faounding, minor, dan major.

Kemudian yang terakhir membedakan yaitu penilaian eksternal yang dilakukan oleh BAN-PT yang seringkali disebut akreditasi, dan oleh ISO yang dilakukan oleh badan yang mengeluarkan sertifikat penjaminan ISO. Berdasarkan pernyataan diatas, maka sertifikasi oleh BAN-PT (standar nasional) dan oleh ISO (standar internasional) dapat dilakukan kedua sesuai dengan tujuan dari diadakannya sertifikasi berikut. Sertifikasi yang dilakukan mempunyai manfaat dan keuntungan yang diperoleh sehingga kedua hal tersebut baik atau bahkan wajib di laksanakan.

Penutup

Pelaksanaan pendidikan di Indonesia berdasarkan pada standar pendidikan nasional dengan dasar hukum UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Standar tersebut dilaksanakan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai filosofi Indonesia yaitu Pancasila. Selain standar nasional pendidikan, standar internasional pendidikan juga memiliki peran penting dalam keberlangsung pendidikan di Indonesia. Kedua standar tersebut dikeluarkan oleh lembaga berbeda yaitu lembaga pemerintahan dan non pemerintahan.

Standar nasional pendidikan yang berada langsung di bawah Kemendikbud dipegang oleh sebuah badan standarisasi nasional yaitu BAN-PT yang mempunyai wewenang untuk melakukan akreditasi terhadap mutu pendidikan di Indonesia. Sedangkan untuk standar internasional yang dilakukan oleh badan standarisasi internasional ISO dalam dunia pendidikan menggunakan standar ISO 9001:2008 atau SNI 9001. Proses standarisasi oleh ISO dilakukan oleh lembaga independen yang berada di bawah wewenang ISO. Keuntungan dari adanya standar ISO yang dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan yaitu adanya pengakuan dari dunia luar termasuk dunia internasional.

Dalam pendidikan di Indonesia, pelaksanaan kedua standar tersebut layaknya dilaksanakan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas mutu manajemen. Selain itu, dengan adanya standar oleh nasional dan internasional maka lembaga tersebut dijamin pengakuan oleh pihak ketiga.

Daftar Pustaka

Admin. 2016. Popular Standar. Di unduh di http://www.iso.org/iso/home.html pada tanggal 3 November 2016.

Admin. 2014. Sistem Penjaminan Mutu BAN-PT, ISO 9001:2008, dan MBNQA. Di unduh di http://fip.unesa.ac.id/gpm/sistem-penjaminan-mutu-ban-pt-iso-90012008-dan-mbnqa pada tanggal 3 November 2016.

Admin. 2014. Pilih SNI Atau ISO?. Di unduh di

(11)

Munib, Achmad. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press.

OSHA Staff. 2016. ISO 9001. Di unduh di http://www.safetyshoe.com/tag/perbedaan-iso-9000-dan-9001/ pada tanggal 3 November 2016.

Tim. 2015. Standar internasional. Di unduh di

https://id.wikipedia.org/wiki/Standar_internasional pada tanggal 4 November 2016.

Sallis. 2012. Total Quality Management in Education (Manajemen Mutu Pendidikan). Yogyakarta: IRCiSod.

Referensi

Dokumen terkait

Dar i r umah pot ong hewan, sebanyak 44 sampel hat i dar i 44 ekor hewan sapi dan ker bau yang nampak sehat akan di uj i kadar kandungan t oksi nnya... Dal am eval uasi uj i ELI SA

Hasil akhir dari dibangunnya animasi ini adalah sebagai media pengenalan tradisi budaya kota kudus dalam bentuk animasi yang lebih menarik.. Kata kunci : Adobe Flash,

Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa pada penambahan NaOH dari volume 0 mL sampai volume 20 mL kedua garis kurva menunjukkan nilai yang cenderung berimpitan, yang berarti nilai

Maksudnya, diskursus yang dilangsungkan masih terperangkap dalam paradigma konvensional yakni mengutamakan aspek ide atau kepercayaan (belief). Padahal, terafirmasinya sebagai

Peranan seorang sekretaris di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Semarang antara lain: (1) sebagai perantara atau saluran komunikasi dan

Distorsi biaya terjadi pada akuntansi biaya tradisional karena pada sistem akuntansi biaya tradisional hanya menggunakan satu pemicu biaya yaitu unit yang diproduksi sebagai

Tempat : Kelompok Kerja-ULP (Pokja) I Jasa Konsultansi Dinas Pekerjaan Umum d/a Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kab.Kepulauan Anambas.. Jl.Raya Batu Tambun - Rintis No.7

Bahasa I ndonesia dit et apkan sebagai Bahasa Negara dalam Undang- Undang Dasar kit a.. Jika t idak segera diberant as, peredaran narkoba akan sem ak in m