• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh menonton program relevisi berbasis sains terhadap motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran biologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh menonton program relevisi berbasis sains terhadap motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran biologi"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

BIOLOGI

Skripsi

Oleh:

MUHAMAD NOOR 101016120927

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA

1427 H / 2006 M

QLMMNMBGᄚセMセセᄋMᄋMᄋᄋᄋMMセMMᄋMMᄋᄋᄋᄋMᄋMMᄋᄋQ@

(2)

PENGARUH MENONTON PROGRAM TELEVISI bャセrbasis@ SAINS TERHADAP MOTIVASI BELA.JAR SIS\VA

DAl,,AM MATA PELAJARAN BIOLOGI

SKRIP SI

Di'!iukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sa!jana Pendiclikan

P mbimbing I

Drs. Zamris Habib, M.Si NIP. "i3(i(,95192

Oleh:

M!l.!IAMAD NOOR NIM. 101016120927

Di hawah bimhingan

Pemb mbing II

PROGRAM STUD! PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN 11,,MU PEN GET AHUAN ALAM FAKUL T AS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN

(3)

Skripsi yang berjudul "Pengaruh Menonton Program Televisi Berbasis Sains Terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Biologi" telah diajukan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 Februari 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sai:jana Pendidikan Program Strata 1 (SI) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IP A) Program Studi Biologi.

Dekan/

Ketua merangkap anggota

Ora. Silli , almiah, MA NIP. 150020004

Jakarta, 24 Februari 2006

Sidang Munaqasah

Anggota

Pudek I I

Sekretaris merangkap anggota

MA

(4)

IN BIOLOGY

(Survey Studies at SMAN 11 Bekasi)

By

;

Muhamad Noor

(101016120927)

Abstract

;

This research aim to know influence on watching television

program based on science to motivate student in biology. This research

use simple random sampling in choosing the sample. The sample of

research amount to 60 responder, consist of 30 responder who are often

watching and 30 responder who are seldom watching television program

based on science. Data is taking by using instrumen of questioner study

motivation that have been tested validity and reliability. Data Analysis

use "t test" by prerequisite test, normality and data homogeneity test.

The data normality test uses Liliefors test, and the calculation X variable

gained Laccount

=

0, 1454

and Y variable gained Laccount

=

0, 0621.

homogeinity test uses Two varians test, and the calculation result score

gained

is

Faccaunt

=

1, 07,

after consultating from the table F score gained

is Fiable

=

1,85

(Faccount: 1, 07

<

Fiab/e." 1,85) the data have homogeneous

character. Hypothesis examination continued by "t test" price gained

tacco11111

=

3, 364.

The price t1ab1e

=

2, 00, (taccount

>

t1ab1e) this shows significant

influence between watching television program based on science to

motivate the student in biology.

(5)

(Studi Survei di SJ..!fAN 11 Bekasi)

Oleh; Muhamad Noor

(101016120927)

Abstrak;

Penelitian ini bertiljuan untuk mengetahui pengaruh menonton

program televisi berbasis sains terhadap motivasi be/ajar siswa dalam

mata pelajaran biologi. Pengambilan sampel menggunakan simple

random sampling. Sampel penelitian berjumlah 60 responden, terdiri

atas 30 responden yang sering menonton dan 30 responden yangjarang

menonton program sains. Pengambilan data menggunakan instrumen

angket motivasi be/ajar yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Analisis data menggunakan "uji

t"

dengan ilji prasyarat normalitas dan

homogenitas data. Uji normalitas data menggunakan uji Lillie/ors, dari

hasil perhitungan variabel X diperoleh L1zin111g

=

0, 1454 dan L1

1111111g

variabel Y

=

0,0621. Uji homogenitas menggunakan ilji Dua varians,

dari hasil perhitungan diperoleh nilai F1iuung

=

1,07 setelah

dikonsultasikan pada tabel F diperoleh nilai Fiabel =1,85 (F!zitung: 1,07

<

Fiabe/.' 1,85) data bersifat homogen. Pengujian hipotesis dilanjutkan

dengan "uji t" diperoleh harga tlzitung =3,364. Harga f1abe1=2,00, (t1iuung

>

t1abeJ ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara menonton

program televisi berbasis sains terhadap motivasi be/ajar siswa dalam

mata pelajaran biologi.

Kata Kunci

,

Program Televisi Berbasis Sains, Motivasi Be/ajar,

(6)

Assa/amu 'a/aikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah azza wa jalla, Dzat yang menyusun semua alam ini

dengan amat baik. Ozal yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Alhamdulillah, atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang

rnemberikan jalan kebaikan bagi manusia yang mengikutinya.

Skripsi merupakan salah satu karya ilmiah yang harus ditempuh untuk

rnemenuhi gelar sarjana strata 1 (S 1 ). Skripsi ini disusun oleh penulis melalui library

research (penelitian dengan mengumpulkan daftar pustaka) clan field research

(penelitian lapangan) yang telah clilaksanakan sejak bulan April hingga Desember

rnelalui pengarahan clan bimbingan closen pembimbing clan pihak yang terkait.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan clan

dorongan clari berbagai pihak. Olch karena i'.u, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

l. Dekan FIT& K, Bapak Prof. Dr. Rosyada, MA.

2. Ketua Jurusan Pendiclikan IPA, Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si.

3. Dosen Pembimbing I, Bapak Ors. Zamris Habib, M.Si dan

4. Dosen Pembimbing II, !bu Baiq Hana Susanti, S.Pi, M.Sc. atas waktu, ilmu,

motivasi clan nasehat yang telah cliberikan.

(7)

Erna, S.Pd yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di SMA

Negeri l 1 Bekasi.

7. Nenek, l'apa clan mama tcrsayang scrta adik-adikku tert:inta, Lukman, Farida,

Faisal, Novel clan Lutli yang telah membcrikan segalanya.

8. Seorang Hawa yang telah mengisi kesendirianku. Kau anugerah terindah yang

kumiliki semoga Allah SWT. meridhoi kita.

9. Semua sahabat tersayang yang selalu cena clalam mengisi hari-hari

perkuliahan terutama Ml-IB, Aqim, Djack, Yayah, Izzah, Vie, Obi!, Adang,

Zia, Tira, Elclid, Lona, Upeh, Silvy, Tia, Yuyun dan Dayat Elok Computer

atas bantuan clan dorongan n1oril yang kalian berikan hingga terselesainya

skripsi ini.

Dari lubuk hati yang paling clalam dengan teriring ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepacla seluruh pihak, atas partisipasi clan clukungannya kepada

penulis. Semoga Allah SWT membalas jasa mereka. Semoga skripsi ini clapat

berguna bagi yang n1en1bacanya. An1ien.

Wassa!an1u 'a/aikum Wr. Wb.

Jakarta, 24 Februari 2006

(8)

LEMBAR PERSETUJUAN ... .

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR... v

DAFT AR ISi ... vii

DAFT AR T ABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFT AR LAMP IRAN ... xii

BABI BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. ldentifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan clan Kegunaan Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... ... 7

DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretis ... 9

(9)

1.3. Karakteristik Televisi ... 12

1.4. Dampak/Efek Televisi ... 16

1.5. Bentuk Penyajian Program Televisi ... 20

1.6. Televisi di Indonesia ... 21

1. 7. Pemanfaatan Televisi dalam Pembelajaran Biologi .... 22

1.8. Pengertian Sains ... 24

2. Motivasi Belajar Biologi ... ... 24

2.1. Pengertian Motivasi ... ... ... 24

2.2. Bentuk-bentuk Motivasi ... 28

2.3. Definisi Belajar ... 29

2.4. Hakikat Biologi ... ... 31

B. Kerangka Pikir ... 31

C. Pengajuan Hipotesis ... ... ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 35

B. Metode Penelitian ... 35

C. Populasi clan Sampel ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

(10)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Desk:ripsi Data ... ... ... 45

I. Data Motivasi Belajar Biologi Siswa yang Sering Menonton program sams .. ... ... ... ... ... ... ... ... .... 45

2. Data Motivasi Belajar Biologi yang Jarang Menonton Program Sains . . . ... . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . 4 7 B. Uji persyaratan Analisis Data ... 50

I. Uji Normalitas I. I. Variabel X ... ... ... ... ... 50

1.2. Variabel Y ... 51

2. Uji Homogenitas ... 51

C. Uji Hipotesis ... 52

D. Pembahasan ... 53

BABY

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-saran ... .

DAFT AR PUST AKA ... .

57

58

59

(11)

Tabel I. Kisi-kisi lnstrumen ... 39

Tabel 2. DF Motivasi Belajar Biologi Siswa (X) ... 46

Tabel 3. DF Motivasi Belajar Biologi Siswa (Y) ... 48

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Variabel X ... 50

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... ... 51

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Dua Varians ... 52

Tabel 7. Skor Uji Coba Motivasi Belajar Biologi Siswa ... 62

Tabel 8. Perhitungan Uji Validitas Butir ... 63

Tabel 9. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ... 64

Tabel I 0. Skor Hasil Penelitian Motivasi Belajar Biologi Siswa (X) ... 65

Tabel 11. Menghitung mean, median, modus dan SD Variabel X ... 67

Tabel 12. Skor Hasil Penelitian Motivasi Belajar Biologi Siswa (Y)... 68

Tabel 15. Menghitung mean, median, modus dan SD Variabel Y ... 70

Tabel 16. Uji Nonnalitas Variabel X ... 72

[image:11.595.67.477.151.548.2]
(12)
[image:12.595.83.459.179.549.2]

Gambar I. Skema Kerangka Pikir .. .. . .. ... .. .. . . .. ... .. .. .... . . .. . . ... . . .. .. . .. .. ... .. .... .. . .. . .. 3 3

Gambar 2. Histogram Variabel X

Gambar 3. Histogram Variabel Y

47

(13)

Lampiran 1. Skor Uji Coba Motivasi Belajar Biologi ... 63

Lampiran 2. Perhitungan Uji Validitas Butir ... 64

Lampiran 3. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ... 65

Lampiran 4. Skor Hasil l'cnclitian Motivasi Bclajar Biologi Siswa (X) ... 66

Lampiran 5. Pcrsiapan Tabel DF Variabel X ... 67

Lampiran 6. Menghitung Mean, Median, Modus dan SD Variabel X ... 68

Lampiran 7. Skor Hasil Penelitian Motivasi Belajar Biologi Siswa (Y) ... 69

Lampiran 8. Persiapan Tabel DF Variabel Y ... 70

Lampiran 9. Menghitung Mean, Median, Modus dan SD Variabel Y... 71

Lampiran 10. Rumus Mean, Median, Modus can SD... 72

Lampiran 11. Langkah-langkah Perhitungan Uji Nonnalitas (X) ... 73

Lampiran 12. Langkah-langkah Perhitungan Uji Normalitas (Y) ... 75

Lampiran 13. Perhitungan Uji Homogenitas ... 77

Lampiran 14. Perhitungan Uji

!...

79

Lampiran 15. Matriks Instrumen Pengumpulan Data... 80

Lampiran 16. Skala Motivasi ... 87

Lampiran 17. Kunci Jawaban ... 90

Lampiran 18. Nilai-nilai R Product Moment... 91

Lampiran 19. Daftar F ... 92

(14)
(15)

A. La tar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi telah membawa peradaban manusia untuk mendapatkan

informasi mengenai pendidikan maupun sosial secara mudah, salah satunya melalui

televisi. Televisi adalah sistem elektronilc yang mengirimkan gambar hidup bersama

suara melalui kabel atau ruang.1 Televisi sebagai media massa, memiliki tiga fungsi

utama yaitu sebagai media informasi (information), sebagai media pendidikan

(education) dan sebagai media hiburan (entertainment).2

Televisi dikenal sebagai media yang sangat kaya yang mampu menyajikan

beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Keunggulan

media televisi yang ditemukan pada tahun 1926 ini dapat dimanfaatkan dalam dunia

pendidikan, baik pendidikan konvensional maupun pendidikanjarakjauh.3

Pemanfaatan televisi sebagai alat penyampai materi pendidikan telah cukup

clikenal. Namun, sejauh mana televisi dapat berperan menimbulkan motivasi clalam

pembelajaran biologi merupakan hal yang menarik untuk ditelaah. Secara umum,

medium televisi ini dapat dilihat sebagai media yang sarat dengan informasi audio

1

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 50.

2

Za1nris Habib, et. a/., Penelitian Fi/Jn Anak-anak di Televisi dalarn Rangka F'enge1nbangan Program Pendidikan Budi Pekerti melalui Televisi, (Jurnal Ilmiah Teknodik, 2001), (V), No.9, h. 7.

3 Dewi Padmo, Ragain dan Pe111ilihan lvfedia dala111 SPJJ, (Jakarta: Pusat Antar Universitas,

(16)

dan visual yang secara simultan disaj'ikan. Dari sisi pembelajaran, medium televisi

pendidikan dikenal sebagai medium yang memiliki kekuatan audio visual yang

mampu memberikan pemahaman mengenai konsep-konsep abstrak.

Menurut Croncbach yang diterjemahkan oleh Suryabrata (1990) bahwa

belajar yang sebaik-bailmya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu

siswa mempergunakan panca inderanya. 4

Sebagai ilmu eksakta, Biologi akan lebih efektif bila dipelajari salah satunya

dengan cara menggunakan indera pandang dan dengar, karena dapat memberikan

keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak dari pada jika materi

pclajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus

dengar. Para ahli memiliki pandangan yang searah mengenai ha! tersebut.

Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan dengar sangat

menonjol perbedaaimya, kurang lebih 90 %. Hasil belajar seseorang yang diperoleh

rnelalui indera pandang hanya sekitar 5 %, dan 5 % lagi dengan indera dengar.5

Sementara itu Dwyer, dalam buku yang berjudul Komunikasi Pendidikan dan

Kornunikasi Instruksional, karangan Pawit (1990) mengatakan bahwa "pada

urnumnya orang mampu mengingat I 0 % dari apa yang dibacanya, 20 % dari apa

•1 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Redaksi Press, 1990), Cet.ke-2, h. 247.

5 Azhar Arsyad,

(17)

'

yang didengarnya, 30 % dari apa yang diiihatnya dan 50 % dari apa yang ·di!ihat dan

didengarnya. "6

Dalam Surah An-Nahl: 78 Allah berfirman:

"Dan Allah menge/uarkan kamu dari perut ibumu da/am keadaan tidak

mengetahui apa-apa, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan qfidah

(daya nalm), agar kamu bersyukur. " (QS. An-Nahl: 78).

Jadi, semakin jelas bahwa gabungan antara indera penglihatan dan

pendengaran merupakan cara yang paling efektif untuk mengingat suatu peristiwa

atau objek. Di dalam dunia instruksional, kedua indera itulah yang tampaknya

memegang peranan penting. Dalam ha! ini televisi, yang digunakan sebagai media

dalam pembelajaran biologi merupakan salah satu contoh media audio visual gerak.

Dwyer, seperti dikutip oleh Sadiman mengatakan bahwa televisi adalah media

yang potensial sekali tidak saja untuk rnenyampaikan informasi tetapi juga

membentuk perilaku seseorang, baik ke arah positif maupun negatif, disengaja

ataupun tidak. Sebagai media audio visual TV mampu merebut 94 % saluran

masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan

6 M. Yusuf Pawit, Kornunikasi Pendidikan clan Ko111unikasi Jnstruksional, (Bandung: Re1naja

(18)

telinga. Televisi mampu untuk membuat orang pada tlinumnya mengingat 50 % dari

apa yang mereka lihat dan dengar di layar televisi walaupun hanya sekali

ditayangkan. Atau, secara umum orang akan ingat 85 % dari apa yang mereka lihat di

TV, setelah 3 jam kemudian dan 65 % setelah 3 hari kemudian.7

Agar peran televisi mampu membawa nilai-nilai positif, maka stasiun televisi

harus memiliki program-program yang diarahkan untuk menunjang nilai-nilai

pendidikan. Dalam hubungannya dengan pembelajaran biologi, proporsi tayangan

atau program yang berbasis sains perlu dikembangkan secara optimal. Contoh

program televisi yang berbasis sains antara lain: Discove1y Channel, Killer lnsting,

Wild Animal, clan National Geographic Channel.

Dengan program televisi yang berbasis sams tersebut, diharapkan s1swa

bertambah wawasannya dalam bidang biologi. Dampaknya, siswa akan termotivasi

untuk terns meningkatkan wawasannya, karena di dalam program tersebut terclapat

sumber informasi clalam bidang biologi. Akhirnya, dengan meningkatnya motivasi

siswa clan tersedianya informasi yang memaclai, melalui program televisi yang

bermuatan sains akan berimbas pacla peningkatan hasil belajar biologi siswa itu

sendiri.

Dengan dc:mikian, peranan program televisi terutama program berbasis sains

sangat diperlukan untuk meningkatkan motivasi siswa clalam pembelajaran biologi

yang bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan tujuan

7

(19)

pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20

Tahun 2003 Pasal 3, tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi:

"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta be11anggung j awab. "8

Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surah J\z-Zumar:9 yang berbunyi:

.:; - _,. ii - - .:;,.. - .,;,.. ,)1

,

<

B wl : . ,

1

'-:i

':!:

..iJ1- : . ,_

1,_: :

..iJI .:

= , - ,

1 ::. , 1 セ@

y .. , HIセ@ .. t)-:? - j HIセ@ t)-:? - U>

Y---"-:! (.)-"' (.)-"

-

-rJ""'?r#O ,)1 £

!O

セGZQQ@

ャセェャ@

" ... apalwh sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang

tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang mampu

menerima pelajaran." (Q.S. Az-Zumar:9).

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan tersebut, penulis memberi judul

"PENGARUH MENONTON PROGRAM TELEVISI BERBASIS SAINS

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN

BIOLOGI". Dengan judul tersebut, penulis ingin mengetahui apakah menonton

program televisi berbasis sains akan berpengaruh dalam peningkatan motivasi belajar

biologi siswa.

8

(20)

B. Idcntifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat

diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:

!. Tontonan yang ditayangkan di TV belum produktif.

2. Motivasi belajar siswa perlu ditingkatkan.

3. Motivasi terdiri atas intrinsik clan ekstrinsik.

4. Program yang ditayangkan di TV tak selalu cocok dengan waktu luang

pemirsanya.

5. Kesesuian materi yang ditayangkan.

C. Pembatasan Masalah

Dengan pertimbangan waktu, te11aga, pikiran, biaya, clan luasnya

permasalahan, rnaka tidak semua permasalahan dapat dibahas dalam penelitian ini

karena masalahnya begitu luas clan kompleks. Agar pembahasarmya tuntas clan

mendalam, maka peneliti mencoba membatasi masalah yang akan dikaji, yaitu:

!. Program televisi berbasis sains yang ditonton adalah National Geographic

Channel yang ditayangkan pada stasiun televisi Metro TV pada hari Minggu

pukul 14.05 WIB dengan durasi tayangan selama I jam.

(21)

D. Pcrumusan Masalah

Sesuai clengan latar belakang, iclentifikasi clan pembatasan masalah, maka

dapatlah dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh

yang signifikan dari program televisi berbasis sains terhadap peningkatan motivasi

be/ajar siswa di SJ\IJA Negeri 11 Bekasi dalam ma/a pelajaran biologi?

E. Tu,juan clan Kcgunaan Penelitian

I. Bagi Penulis, untuk mengetahui motivasi belajar s1swa clalam pelajaran

biologi clan seberapa besar pengaruh program televisi berbasis sains terhaclap

motivasi belajar dalam pelajaran biologi.

2. Bagi siswa SMA Negeri 11 Bekasi, sebagai acuan untuk meningkatkan

motivasi dalam belajar biologi.

3. Bagi para produser program televisi, agar clapat meningkatkan program yang

bernuansa sains.

4. Sebagai bagian clari pengembangan khazanah keilmuan biclang penclidikan.

F. Sistematika Penyusunan

Skripsi ini cli5usun dalam sistematika yang secara urut sebagai berikut:

BAB! Merupakan penclahuluan yang tercliri clari latar belakang masalah,

identifikasi, masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,

(22)

BAB !I Mernbahas tentang deskripsi teoretik yang mencakup televisi, system

penayangan televisi, karakteristik media televisi, bentuk penyajian

program televisi, pemanfaatan televisi dalam pembelajaran biologi,

motivasi belajar, bentuk-bentuk motivasi, definisi belajar, hakikat

biologi, dan juga berisi kerangka pikir dan pengajuan hipotesis.

BAB Ill Metocle penelitian yang terdiri clari tempat clan waktu penelitian,

metocle penelitian, populasi dan sampel, teknik pengurnpulan data,

instrumen penelitian, clan teknik analisis data.

BAB IV Penyajian data atau hasil penelitian, merupakan bab yang menyajikan

atau mencleskripsikan data, rnenganalisis data clan pembahasan.

(23)

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis

I. Tclevisi Bcrbasis Sains

I. I Pen gcrtian Tclcvisi

Telcvisi adalah scbu<1h alal pcnangkap siaran bergambar bcrasal dari kala te/c

dan l'ision; yang 111e111pu11yai arti te/e= jauh, 1•isio11=ta111pak lclevisi bcrarti mclihal

dari jarak jauh. Penemuan televisi disamakan clengan penemuan roda, karena mampu

mcrubah pernclaban dunia.1

Tdevisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar alam dan gambar

hidup bersama suarn rnelalui kabel atau ruang. Televisi pencliclikan aclalah

penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran

tertentu tanpa 111elihat siapa yang menyiarkannya.2

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT. berfirman tentang isyarat keberadaan media

kon1unikasi ini.

"Dan mereka menduga-duga tentang yang ghaib dari tempat yang jauh."

(QS. Saba : 53)

1 !illJl:i/id. Wikipedia.org/wiki/Televisi/h. l/tgJ. 08/04/2005, pkl. 08.27.

1

(24)

Surgguh telah terjadi ー・ョァャゥィセエ。ョ@ dari jarak jauh. Kemudian dikenal dengan nama televisi, yang memungkinkan seseorang dapat melihat hal-hal yang tak

diketahuinya dari jarak yang sangat jauh.3

1.2. Sistcm Pcnayangan Siaran Tclcvisi

Siaran televisi yang dapat diterima di rumah-rumah atau di tempat lain hanya

dengan menggunakan pesawat televisi standar adalah jenis penayangan siaran dengan

menggunakan sistem broadcas/ lransmission. Penayangan televisi melalui sistem

broadcas/ /ransmission ini menggunakan Very-High Frequencies (VHF) dan Ulira

High Frequencies (UHF). Kedua sinyal tersebut dipancarkan melalui transmitter yang

selanjutnya sinyal tersebut dapat diterima secara bebas oleh pesawat televisi dan

antenna penerima standar. Jangkauan penerimaan siaran ini tergantung pada kekuatan

daya pancar transmitternya serta keberadaan stasiun relay.

Teknologi lain yang digunakan dalam penayangan siaran televisi adalah

mela!ui sistem circuit-closed 1e/evision (CCTV). Sistem ini merupakan sistem

pemancaran yang bersifat privat dan terbatas pada lokasi te11entu yang masuk dalam

jaringan siaran. Sinyal televisi yang dipancarkan tidak dapat diterima oleh pesawat

televisi yang berada di Juar sistem jaringan. Penggunaan sistem CCTV ini biasanya

digunakan oleh sekolah-sekolah atau kampus-kampus dan umumnya jangkauannya

tidak luas.

Muhammad Kami! Abdushshomad, Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur ·an, (Jakarta: Akbar

(25)

Lain halnya dengan TV-kabel, sistem penayangan dan penenmaan siaran

televisi melalui TV-kabel ini menggunakan sambungan kabel khusus. Mereka yang

menginginkan menerima siaran khusus yang tidak dapat diterima oleh siaran televisi

terbuka dapat berlangganan TV-kabel ini. Pada umumnya sinyal dari TV-kabel ini

dapat diterima dengan baik dalam jangkauan operasional sepuluh sampai dua puluh

mil.

Salah satu sistem penyiaran TV adalah melalui penggunaan satellite

transmission dikenal dengan sebutan Direct Broadcast Satellite (DBS). DBS dalam

bahasa Indonesia clite1jemahkan clengan Satelit Siaran Langsung (SSL) merupakan

sistem penerimaan siaran televisi langsung dari satelit kepada pemilik pesawat

televisi yang telah dilengkapi dengan antena disc khusus. Dengan claya pancar I 00

sampai 400 watt, SSL ini clapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima

siaran dengan menggunakan sejumlah perangkat keras yang terdiri dari antena disc

yang berdiameter 0,6 hingga l meter, decoder, dan remote control. Dengan semakin

majunya teknologi, antena disc penerima berdiameter tidak lebih dari 18 inci. Secara

singkat, mekanisme ketiga unsur utama sistem SSL dapat dijelaskan sebagai berikut:

stasiun pemancar bumi menerima sinyal dari stasiun penyiaran yang kemudian

melalui saluran ;ertentu dengan frekuensi up link diteruskan ke satelit dan selanjutnya

dipancarkan kembali ke bumi melalui saluran dengan frekuensi down link yang

sinyalnya kemudian clapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima.4

4 Oe\Vi Padn10, Ragain dan Pen1ilihan

(26)

1.3. Karakteristik Media Tclevisi

Lewis (1977) mengungkapkan bahwa media televisi menawarkan fleksibilitas

yang utuh, serta memungkinkan seorang perancang desain instruksional

mengkombinasikan gambar dan suara untuk mengkomunikasikan pesan yang ingin

disampaikan. Walaupun dengan kemampuan yang sedemikian, masih ada keraguan

yang muncul mengenai efektivitas medium televisi sebagai media pembelajaran yang

disadari pada ketidak berhasilan media ini dalam proses belajar mengajar. Tetapi,

dalam sebuah kajian mengenai keberadaan medium televisi sebagai media

pembelajaran yang dilakukan pada. tahun 1987 disimpulkan bahwa medium ini

rnempunyai potensi yang bernilai sebagai alat pengajaran apabila diberikan dukungan

dan perhatian yang cukup. Seperti halnya media lain yang dapat dimanfaatkan dalam

Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ), media televisi memiliki karakteristik umum

yang mencerminkan keunggulan clan keterbatasannya yang dapat dirinci secara lebih

spesifik.

Keunggulan:

a. Menjangkau sasaran didik dalam jumlah yang besar sekaligus secara bersamaan.

b. Menyajikan berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak sekaligus.

Variasi visual yang mampu disajikan melalui media televisi ini memberikan

peluang untuk menyajikan program yang menarik clan imajinatif, yang tentunya

akan menstimulasi dan memotivasi peserta didik dalam segala usia dan tingkat

pendidikan.

(27)

d. Menjembatani peserta didik dengan institusf SPJJ-nya. Kehiidiran program

televisi yang menampilkan pengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa

kesendirian yang pada umumnya dirasakan oleh pesera didik dalam SPJJ.5

Menurut pendapat Anggadewi Moeseno, bahwa TV dianggap sebagai yang

paling kuat pengaruhnya terhaclap penontonnya, karena beberapa keunggulan TV

dibanding media massa lainnya. Keunggulan televisi tersebut antara lain:

I. Televisi mampu merangsang penonton secara "multi indra ", sehingga

merangsang sampai penghayatan terdalam manusia.

2. Televisi mampu menampilkan gejala yang sulit tampil dalam realitas

[image:27.595.73.480.236.559.2]

sehari-hari. Dengan menggunakan teknik-teknik yang lebih canggih sehingga

gambaran lebih hid up, lebih nyata, clan lebih jelas.

3. Dengan .ayangan yang haclir setiap hari, setiap jam, maka penonton

seolah-olah diserang secara bertubi-tubi oleh gagasan-gagasan yang tentunya

mempunyai efek kumulatif.

4. Pemenuhan fungsi tertentu mengakibatkan "adiksi" pada penonton untuk

menonton televisi.

5. Beda dengan media masssa lain, tayangan televisi tidak terhindarkan, ia

"menyusup" lee semua rumah tangga.

5

(28)

,

Rangsangan informasi -televisi kini datahg dari segala penjuru sebagai efek

parabola yang mengakibatkan gejala over stimulation pada penontonnya.6

Lain halnya keunggulan atau keuntungan menggunakan televisi sebagai media

pengajaran menurut Azhar (2003), antara lain:

a. Bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.

b. Bisa membawa dunia nyata ke rumah dan ruangan kelas. (dalam ha! ini pelajaran

biologi. Contohnya mengenal aneka ragam hewan).

c. Dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh s1swa sesuai

dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda.

d. Dapat rnenghemat waktu guru dan siswa.7

Keterbatasan:

a. Biaya pengadaan peralatan dan pembuatan program televisi relatif mahal dan

lama pengerjaannya.

b. Media televisi bersifat konstan, artinya tidak dapat dihentikan atau diputar ulang

apabila peserta tidak mengerti materi yang ditayangkan.

c. Waktu penayangan terbatas sehingga apabila peserta diclik tidak mengikuti siaran

pacla saat ditayangkan, maka mereka kehilangan kesempatan untuk mengikuti

6 Za1nris

I1abib, et. al., 1Vfinat Pe/ajar SLTA dan Nfahasiswa terhadap Pendidikan Politik Demokrasi melalui Siaran Te/evisi, (Jurnal Ilmiah Teknodik, 2001), (V), No.9, h. 27.

7

(29)

'

program. 8 Untuk itii, diperlukan informasi jadwal jauh sebelum waktu

penayangan sehingga peserta didik siap mengikuti siaran.

d. Keterbatasan lain clari media televisi adalah masalah interaktivitas yang sangat

clibutuhkan clalam kegiatan tutorial pada SPJJ. Tingkat interaktivitas media

televisi sangat rendah karena media ini merupakan media komunikasi satu arah.

Dalam tingkat tertentu, interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan telepon,

namun penyelenggaraan siaran langsung clalam SP.TJ mengalami banyak

kendala.9

Adapun menurut Azhar (2003), kekurangannya antara lain:

a. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.

b. Muncul kekhawatiran siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan

siswa bisajadi bersikap pasif selama penayangan.

c. Besarnya gambar di layar relatif kecil dibanding film, sehingga jumlah s1swa

yang dapat memanfaatkan terbatas.10

8

Nurul Huda, et al., Persepsi dan Kesediaan Penge!ola UPBJJ dan Radio loka! terhadap Penyelenggaraan Siaran Progran1 Tutorial Radio UniversUas Terbuka. (Jakarta: Lembaga Penelitian, UT, 2000), h. 2 I.

9 Oe\vi Pad1110,

op. cit., h. 23.

(30)

1.4. Dampak/Efek Televisi

Dari ciri-ciri keunggulan televisi dibandingkan dengan media lain, televisi

mempunyai efek positif maupun negatif. Efek negatif tersebut dilihat sebagai: 11

a. Efek tidak langsung, terutama karena TV telah menggantikan kegiatan lain.

b. Efek langsung, menonton TV menjadikan kelelahan pada mata, dll.

c. Efek jangka panjang, yaitu terjadinya efek proses belajar atau conditioning

dalam berbagai aspek, misalnya dalam perilaku, kata-kata, informasi, nilai dan

sebagainya.

Televisi di samping dilihat dari efek negatifnya, juga dapat dilihat dari efek

positifnya yaitu sebagai:

I. Proses penyerapan informasi

Sesuatu yang secara fisik sama dalam tayangan akan dipersepsikan secara

berbeda oleh setiap orang, terg2ntung dari bagaimana pengalaman

sebelumnya, minat, motivasinya. Manusia tidaklah pasif, ia akan secara aktif

menyanng dan mernilih inforrnasi yang akan diserapnya dengan

mernperhatikan hal-hal yang berarti bagi dirinya dan yang mempunyai nilai

bagi dirinya. Maka dapat dimengerti bahwa setiap orang akan mendapatkan

kesan berbeda.

(31)

2. Sumber sosialisasi

Televisi dengan pengaruhnya yang kuat dapat sebagai sumber sosialisasi yang

dapat berpengaruh, oleh karena TV dapat merupakan suatu "symbolic

environment".

3. Pembentuk citra (image makers)

Karena TV mampu menonjolkan gambar dengan jelas, menampilkan gambar

berulang kali baik berupa budaya, nilai, gaya, dan norma tertentu,

dibandingkan dengan lembaga atau orang tua dalam menggambarkannya.

Dilihat dari efeknya TV sering tidak bersifat sebab akibat, melainkan TV

dapat memngsang, mencetuskan, memacu, memicu, mendorong, menimbulkan,

mengaktifkan, monggiatkan, dan lain-lain. Hubungan tersebut dapat dijelaskan dalam

berbagai model sebagai berikut:

I. Model "information processing'', yaitu melihat efek sebagai interaksi yang

rasional dan terarah antara penonton dan TV, dengan fokusnya pada

pertukaran informasi.

2. Model "conditioning" atau "associational", hubungan yang fokusnya pada

pengirim pesan yaitu TV, dan pada proses efeknya sebagai reaksi terhadap isi

pesan.

3. Model "functional", hubungan prosesnya bertolak dari needs dan interest

(32)

4. Model "relational", yang menganggap kontak komunikatif sebagai bagian

dari hubungan sosial antara pengirim (TV) dan penerima (penonton), yang

efeknya tergantung dari jenis kualitas hubungan terse but

Dengan model-model tcrsebut, kita dapat membahas pengaruh, interaksi dan

hasilnya secara jelas. Telah dinyatakan bahwa efek TV tidaklah langsung, melainkan

bersama-sama dengan faktor lain, ia dapat "remiforcing" atau "confirming". lni

dibuktikan melalui penelitian. Perilaku agresif bukan efek langsung dari menonton

TV yang agresif. Menonton TV agrcsif dapat arouse agresifitas, yang pada saat

tertentu ketika ia menghadapi kejadian ny,ita yang sama, ia akan mengalihkan

agresifitas tadi i:·ada tinclakan agresif.

Seperti diketahui, remaja dapat belajar melalui proses imitasi, modelling, clan

identifikasi pada tokoh model. Dalam konteks pengasuhan, proses ini barn terjadi

apabila antara peniru clan tokoh model ada hubungan emosional, adanya kesamaan,

berpengaruh, clan sebagainya.

Dalam melihat efek TV, kita harus selalu melihatnya dalam hubungan

variabe:.-variabel yang lain, dalam:

I. _l(ondisi antecedent, harus ada ses':latu keadaan yang mendahului sebelumnya,

untuk menonton TV menimbulkan efek.

2. Kondisi intervening, yaitu suatu keadaan psikologis yang timbul sewaktu

menonton TV, sebelum kemudian terjadi agresifitas.

3. Kondisi contingent, adalah kondisi yang dapat menimbulkan pengaruh dalam

(33)

Oleh karena itu, dapat dimengerti bahwa menonton TV dapat mengakibatkan

efek yang berbeda-beda bagi penontonnya.

Menurut Kuswandi, ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi

1 ! . . 12

tcr rnc ap pem1rsa yaitu:

1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap

dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan

bagi pen1irsa.

2. Dampak peniruan yaitu pem1rsa dihadapkan pacla trencli aktual yang

ditayangkan televisi. Contoh: model pakaian, model rambut, gaya bicara dari

bintang televisi yang kemudian digandrungi atau clitiru secara fisik.

3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah

ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa

sehari-hari.

Namun pada kenyataannya apa yang telah cliungkapkan di atas hanya bersifat

teori. Sementara dalam praktiknya terjadi kesenjangan yang tajam. Banyak

paket-paket acara televisi yang di konsumsikan bagi orang dewasa tenyata di tonton oleh

anak-anak.

Kunci penyelesaiannya ialah para pengelola clan perencana acara televisi tetap

harus konsekuen clan konsisten membuat acara dengan tujuan jelas dan pasti serta

diiringi tanggungjawab moral clalam melihat kondisi clan situasi pemirsanya.

12 Wa\van Kus\vandi, Ko11111nikasi 1Vfassa: Sebuah Ana/isis Media Te/evisi, (Jaka11a: Rineka

(34)

1.5. Bentuk Penyajian Program Televisi

Pada dasarnya, bentuk penyajian program televisi sama dengan bentuk

penyajian dalam program radio, hanya ditambahkan unsur visual dan gerak. Bentuk

penyajian tersebut adalah:

I. Ceramah, dikenal dengan istilah talking head.

Bentuk ceramah atau kuliah ini biasanya disajikan oleh seorang closen atau

pengajar yang ahli dalam materi tertentu, misalnya Biologi.

2. Dialog

Dalam penyajiannya menghadirkan lebih dari satu orang untuk membahas

sebuah materi, para pembicara umumnya mempunyai kedudukan yang sama.

3. Wawancara

Bentuk penyaJian ini clapat menghadirkan satu, dua atau tiga pembicara

dengan seorang pewawancara. Pada umumnya bentuk ini mengangkat satu

topik pembicaraan yang dilihat dari sudut panclang yang berbeda dari tiap-tiap

pembicara.

4. Drama

Penyajian dalam bentuk ini relatif sulit karena membutuhkan persiapan yang

lebih matang, mulai dari naskah sampai pacla produksinya.

5. J'ealure

Bentuk saj ian yang didalamnya terdapat dialog, wawancara, clan drama yang

(35)

6. Majalah

Seperti layaknya sebuah majalah, bentuk penyajian udara menampilkan

berbagai informasi dalam bentuk sajianu

1.6. Telcvisi di Indonesia

Ketika peresmian satelit komunikasi Palapa dilakukan oleh Presiden Soeharto

pada tanggal 17 Agustus 1976 (HUT RI ke-31), mulailah dunia komunikasi massa di

Indonesia berkembang dengan sendirinya. Satelit Palapa memiliki 12 transponder.

Tiap transponder, bisa meneruskan satu saluran televisi berwarna atau 400 saluran

telepon bolak-balik atau 800 saluran telepon satu arah. Satelit itu dihubungi dengan

40 buah stasiun bumi, 27 diantaranya terletak di ibu kota propinsi.

Masuknya televisi di Indonesia (Jakarta) pada tahun 1962, bertepatan dengan

'The 4th Asian Games". Ketika itu Indonesia menjadi penyelenggara. Peresmian

pesta olah raga tersebut bersamaan dengan peresmian penyiaran televisi oleh Presiden

Soekarno, tanggal 24 Agustus 1962. Televisi yang pertama muncul adalah TVRI.

Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang pesat, terbukti dengan

bermunculannya televisi swasta dibarengi dengan deregulasi pertelevisian Indonesia

oleh pemerintah, sejak tanggal 24 Agustus 1990. Ada berbagai alternatif tontonan

bagi masyarakat Indonesia saat ini yang terdiri dari Televisi Nasional clan Regional,

yaitu TVRI pusat, TVRI Bandung, TVPI Banten clan Jabar, RCTI, SCTV, TPI,

13

(36)

ANTV. Inclosiar, MetroTV, LATIVI, TV7, Global TV, 0 Channel, Spacetoon,

JakTV. Bali TV, JTV, clll.14

L7. Pcmanfaatan Tclcvisi dalam Pcmbclajaran Biologi

Dalam pembelajaran biologi, televisi sebagai ala! penyampaian materi ajar

sangatl<:h mernbantu antara lain, karena:

I. Televisi bersifat langsung clan nyata. Dapat menyajikan peristiwa yang

sebenarnya, misalnya penemuan-penemuan terkini rnengenai flora clan

fi1una yang clapal clilihat clan cliclengar secara nyata. Karena, televisi yang

paling mampu merepresentasikan clengan pengalaman nyata clalam segala

facetnya. 15

2. Memperluas tinjauan kelas. Memberikan informasi yang ticlak terclapat

pacla literatur buku pelajaran.

3. Menciptakan kembali peristiwa lampau, seperti penjelasan teori evolusi

clan lainnya.

4. Mempertunjukkan banyak ha! clan banyak segi yang beraneka ragam,

seperti penjelasan keanekaragaman hayati dari berbagai negara.

5. Banyak mcnggunakan sumbcr masyarakat

6. Menarik minat. Agar para siswa semakin rnenggemari pelajaran biologi.

'" !lltp://id. wikipedia.org/wikj/TVRI/ tgl. 18/1 I 12005. pkl. 09.21.

(37)

Pemanfaatan media televisi dafom pendidikan di berbagai belahan bumi bukan

merupakan suatu hal baru. South Carolina Educational Television (SCETV)

misalnya, telah menggunakan televisi sebagai alat penyampaian materi ajar melalui

sistem satellite transmission untuk melayani hampir semua sekolah yang terdapat di

South Carolina. Pemanfaatan televisi penclidikan melalui satelit ini dinilai cukup

efektifkarena biaya penyelenggaraannya murah.

Sebuah contoh keberhasilan penyelenggaraan televisi pendidikan adalah

negara Cina. Sebagai negara dengan tingkat populasi tertinggi di dunia, Cina mampu

menyelenggarakan pendidikan jarak jauh melalui televisi dengan hasil luar biasa.

Diawali dengan keberhasilan "Radio and TV University of China (RTVU)" didirikan

pada tahun 1979 yang dalam kurun waktu delapan tahun ( 1979-1986) tel ah

rneregister 2.986.000 rnahasiswa clan telah meluluskan 591.000 mahasiswa. Negara

ini kemudian mendirikan "The Chinese Satellite TV Normal Education" pada bulan

Oktober tahun 1986 disusul didirikannya "China TV Teacher College (CTVTC) ''

pada bulan Juli 1987. Ketiga institusi penyelenggara pendidikan melalui televisi yang

hingga kini masih berjalan, membuktikan bahwa medium televisi merupakan

perangkat pembelajaran yang cukup efektif. 16

16

(38)

1.8. Pe11ge1'.tian Sains

SaiHs atau ilmu pengetahuan yang berasal dari bahasa lnggris "science". Sains

adalah suatu kumpulan pengetahuan, dalam ha! ini adalah teori-teori. Sains

menjelaskan fungsi dari pengetahuan atau teori untuk menjelaskan adanya pola

hubungan antara berbagai gejala alam.17

2. Motivasi Belajar Biologi

2.1. Definisi Motivasi

Kata motivasi berasal dari bahasa latin "movere" yang dimaksudkan sebagai

.. penggerak untuk maju". Hal ini merefleksikan bahwa motivasi sebagai sesuatu

(keinginan) yang mendorong siswa tetap komit dan terns berusaha untuk sukses di

dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas.18 Dalam diri kita motive (dorongan) itu

dapat berupa suatu kebutuhan, tujuan, cita-cita atau suatu hasrat/keinginan yang

merupakan daya penggerak dari dalam c!iri untuk melakukan aktivitas-aktivitas

cl l . . 19

tertentu a am mencapa1 suatu tujuan.

fvlenurut Callahan dan Clark yang dikutip oleh Mulyasa motivasi merupakan

tenaga penclorong atau penarik yang menyebabkan aclanya tingkah laku ke arah suatu

17

l-I. Mus!i1nin lbrahin1, er al., Aiateri F)elatihan Terintegrasi: Sains. (Jakarta: Dirjen Dikdasrnen, 2004), Cet. ke-1. h. 7.

13

Lily Barlia, A4o!ivasi A1enentukan Keberhasilan Be/ajar, (Bandung: Jurnal Pendidikan

Dasar Ul'I, 200 I), Vol. I, No. I, h. 6.

l'J M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Un1111n & perken1bangan, (Jakarta: CV. Pedon1an

(39)

'

tujuan tcrtentu. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki

motivasi yang tinggi. Dengan kata lain seorang peserta didik akan belajar dengan baik

apabila ada faktor pendorongnya (motivasi). Dalam kaitan ini guru dituntut memiliki

kernampuan membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai

. b I . '0

tujuan e

ajar.-Mc Donald dalam Soemanto menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu

perubahan tenaga didalam diri pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif

d an rea cs1-rea s1 a an1111encapa1 tujuan. I . k . d 1 . . 21

Menurut Wiyono, motivasi belajar adalah clorongan penggerak aktif clalam

Jiri siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Motivasi belajar bisa dikatakan scbagai

energi dalam c!iri seseorang yang clitanclai dengan munculnya "feeling" clan cliclahului

dengan tanggapan terhadap tujuan-tujuan bclajar. Seseorang yang memiliki motivasi

belajar tinggi akan melakukan kegiatan belajar secara optimal.22

Sedangkan menurut McCrornb," rnolivasi belajar adalah kernampuan internal

yang terbentuk secara alami yang dapat clitingkatkan atau dipelihara melalui kegiatan

yang memberikan dukungan, mcmberikan kesempatan untuk memilih kegiatan,

mcmberikan tanggung jawab untuk mengontrol proses belajar, clan memberikan

20 E. Mul;asa, Kurikulzun Berbas;s Ko1npe1ensi(Konsep, Karakteristik, Jn1plen1en1asi dan

fnovasi}, (Bandung: PT. Rcmaja Rosdakarya, 2003), Cet. ke-3, h. 112.

21 Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001 ), Cet. ke-4, h. 206.

22

Ban1bang Budi Wiyono, lfubungan Lingkungan Be/ajar, Kebiasaan Be/ajar, dan 1\tfolivasi

Be/ajar dengan Presta.sf Be/ajar Sislva, (Malang: Foru1n Penelitian, Jurnal Teori dan Praktik

(40)

'

tugas-tugas belajar yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pribadi.23

Sebagaimana menurut White (1959) yang dikutip oleh Turner dan Johnson,

mengemukakan bahwa manusia mempunyai kebutuhan instrinsik untuk memahami

pengaruh lingkungan, dan manusia akan tertarik dan bereksplorasi untuk

kebutuhannya. Semua manusia mempunyai kebutuhan untuk menguasai

lingkungannya, banyak fakta bahwa anak-anak berkembang, memiliki individu yang

berbeda yang timbul karena kekuatan motivasi (maste1y motivation).24

Sedangkan Herawati mendefinisikan motivasi ウQセ「。ァ。ゥ@ sebab-sebab yang

menjadi dorongan tindakan sesrnrang dan dasar pikiran seseorang. Sebab-sebab ini

berakibat timbulnya sesuatu keinginan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan

yang diinginkannya. Biasanya sebab-sebab timbulnya keinginan tersebut tidak lrnnya

datang dari dalam diri seseorang tetapi dari luar diri seseorang seperti teman-teman,

orang tua, ekonomi, pergaulan dan lingkungan hidup disekitarnya. 25

Istilah motivasi merupakan istilah umtm1 yang menunjukkan kepada seluruh

proses kegiatan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dari dalam

individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dengan tujuan akhir dari

perbuatan. Dengan adanya motivasi ini, individu dapat melahirkan semangat barn

23 Paulina Pannen, et al., Adenzanbuhkan dan Men1e/ihara iV/otivasi: Suatu Upaya untuk

Alen1pertinggi Persistensi A1ahasis1va, (Jakarta: Cakra\vala Pendidikan, 2002), h. l 85.

:::.i Lisa A. 'furner dan Burke Johnson, iWodel of Nfas1ery A;Jotivation for At-Risk Preschoolers,

(Jurnal of Educational Psychology: American Psychologycal Association, 2003), (95), (3), h. 495.

25

(41)

untuk bergerak lebih cepat dan lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu

perbuatan. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi

dapat menyebabkan te1jadinya suatu perubahan energi yang ada pada manusia,

schingga bcrhubungan dcngan gcjala kcjiwaan yang kcmudian diikuti dcngan

melakukan sesuatu yang didorong oleh adanya tujuan terten.tu.26

Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk memacu para siswa agar

timbul keinginan untuk mendapatkan perubahan pada dirinya yang meliputi aspek

kognitif, 。ヲ・ォエゥエセ@ dan psikomotoris.

26 Sardiman AM, lnteraksi clan Jvlotivasi Be/ajar Jv!engajar, (Jakarta: Rajawali Press, 200 I),

(42)

'

2.2 Bentnk-Bentnk Motivasi

Dalam perkembangan psikologi pendidikan, terdapat dua macam bentuk

motivasi, yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

I. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah ha! dan keadaaan yang berasal dari dalam diri

seseorang dalam ha! ini siswa yang dapat mendorongnya melakukan tindakan

belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi

materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan

masa depan siswa yang bersangkutan.27 Motivasi yang berasal dari dalam diri

seseorang itu sencliri ticlak usah clirangsang clari Iuar. 28

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah ha! dan keaclaan yang datang dari Iuar indiviclu

siswa yang juga menclorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.29 Contoh konkret

motivasi ekstrinsik aclalah pujian dan hacliah, peraturan atau tata te1iib sekolah, suri

tauladan clari orang-orang sekelilingnya seperti orang tua clan guru.

Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik tetap penting. Hal ini

dikarenakan kemungkinan besar keadaan siswa itu clinamis, berubah-ubah clan juga

mungkin komponen-komponen lain clalam proses belajar mengajar tetap ada yang

27 Muhibbin Syah, Psiko/ogi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

(43)

'

kurang menarik bagi siswa sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Oleh karena itu,

baik motivasi intrinsik maupun motivasi ektrinsik keduanya diperlukan bagi siswa.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Reeve dan Robinson bahwa

semua jenis motivasi sangat penting dalam pendidikan. 30

2.3 Definisi Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti

bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung

pada proses belajar yang dialami oleh siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun

di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Menurut Saleh dan Wahab, belajar

(learning) seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung

lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman.31

Menurut Hilgard clan Bower, dalam bukunya Theories of Learning yang

dikutip oleh Purwanto mengemukakan: "Belajar berhubungan dengan tingkah laku

seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya

yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat

10

John Marshall Reeve dan Dawn T. Robinson, Home Schoolong and Teaching Style:

Comparing the motivation Style of Home School and Public School Teachers, (The American Psychological Association: Jurnal of Education Psychology, 2002), (94), (2), h. 373.

31

Abdul Rahman Shaleh dan Muhbub Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam

(44)

dijelaskan atau dasar kecenderungan, respon pembawaan, kematangan, atau

keadaan-keadaan sesaat seseorang . "32

Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai basil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku yang

timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat

dipandang sebagai proses belajar.33

Dalam Al-Qur' an, Allah telah menyeru manusia untuk melakukan riset dan

belajar sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-'Alaq ayat 1-5, yaitu:

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Baca/ah, dan Tuhanmulah Yang Paling

Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan

kepada manusia apa yang tiada diketahuinya." (Al-' Alaq: 1-5).

Dalam Hadits, Rasulullah SAW. bersabda: "Wahai sekalian manusia,

be/ajar/ah! Karena i/mu pengetahuan hanya didapat melalui belajar ... " (HR. lbnu

'Ashim dan Thabrani).

32

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h.85

(45)

2.4 Hakikat Biologi

Ditinjau dari segi etimologi, biologi berasal dari kata bias dan logos. Bias

bermii hidup, sedangkan logos berarti pembicaraan atau ilmu. Jadi, biologi

merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan dan sifat makhluk hidup. 34

Biologi merupakan wahana untuk menyadari keteraturan alam untuk

mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.35 Selain itu, untuk

meningkatkan pengetahuan, ketermnpilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab

sebagai warga negara yang be1tanggung jawab kepada Jingkungan, masyarakat,

bangs a, dan negara. 36

Untuk mencapai hakikat biologi diperlukan pemahaman yang sistematis dan

berkesinambungan sehingga dalmn pemahaman materi yang Jebih kompleks, siswa

memerlukan suatu materi yang esensial untuk memahmni materi selanjutnya yang

lebih kompleks.

B. Kernngka Pikir

Tekvisi merupakan salah satu sarana penymnpai pesan yang paling efektif

dan efisien. Keefektifan dan keefisienannya ini mampu me:rubah perilaku dan sikap

pemirsanya. Ada dua dampak yang ditimbulkan oleh televisi, yaitu: dampak negatif

dan dampak positif. Dengan demikian, maka tugas pemerintah dan instansi yang

34

Tim Kashiko, Kam us Lengkap Bio/ogi, (Surabaya: Kashiko, 2002), Cet. ke-1. h. 50.

35

E. Mulyasa, op. cit., h. 212-213.

36 Ahmad Ridwan, el al., KBK Mata Pe/ajaran Bio/ogi untuk SMU, (Jakarta: Depdiknas,

(46)

terkait adalah berupaya meminimalisir dampak negatif sekaligus memaksimalkan

atau mengoptimalkan dampak yang bersifat positif.

Agar peran televisi mampu membawa nilai-nilai positif, maka stasiun televisi

harus memiliki program-program yang diarahkan untuk menunjang nilai-nilai

pendidikan. Daiam hubungannya dengan pembelajaran biologi, maka proporsi

tayangan atau program yang berbasis sains perlu dikembangkan secara optimal.

Contoh program televisi yang berbasis sains antara lain: Discovery Channel, Killer

Ins ting, Wild Animal, dan National Geographic Channel.

Program televisi yang berbasis sains tersebut, akan meningkatkan wawasan

siswa dalam bidang biologi. Karena, di dalam program tersebut terdapat sumber

informasi dalam bidang biologi. Dengan demikian, siswa akan termotivasi untuk

terus meningkatkan wawasannya. Akhirnya, dengan meningkatnya motivasi siswa,

tersedianya informasi yang memadai melalui rrogram televisi yang bermuatan sains,

akan berimbas p&da peningkatan hasil belajar biologi siswa itu sendiri.

Dengan demikian, maka peranan program Televisi berbasis sains sangat

(47)

EfEK

,

NEGATIF

'

KELELAHAN MATA, PENIRUAN PERILAKU,

DLL.

HASH .. BELAJAR

i

!i

.

.

EFEKTIF

EFEK

!

.

&

.

POSITIF

'

EflSIEN

MENAMBAH INFORMASI DAN

WAWASAN KEILMUAN

I

MOTIVASI

I

BELAJAR

1...J

PROGRAM SAINS

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

w

[image:47.729.43.625.28.351.2]
(48)

C. Pengajuin Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho Tidak terdapat pengaruh antara menonton program televisi berbasis sains

dengan peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran biologi.

H1 Terdapat pengaruh yang signifikan antara mencmton program televisi

berbasis sains dengan peningkatan motivasi belajar siswa pada mata

(49)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 11 Bekasi. Waktu yang

dipergunakan dalam penelitian ini dari persiapan hingga pembuatan laporan adalah

pada bulan Juni s.d Desember 2005.

B. Mctodc Pcnclitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei - untuk memperoleh ,

fakta mengenai masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan

praktik-praktik yang sedang berlangsung dari berbagai kelompok atau orang1

-dengan teknik komparasional.

Untuk pengumpulan datanya digunakan angket. Teknik ini dipergunakan

untuk pengambilan data dengan memberikan daftar pernyataan untuk diisi oleh

responclen, dalam ha! ini para siswa.

1

An1irin, Tatang M., Menyusun Rencana Penelitian., (Jakarta: Penerbit Raja Grafindo,

(50)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Populasi target dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 11 Bekasi, sedangkan populasi te1jangkau adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 11 Bekasi.

Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan

teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling.3 Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling, yait11 teknik

pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri atau

bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.4

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini sehingga

variabelnya dapat diukur, peneliti menggunakan teknik non tes. Adapun alat yang

digunakan adalah angket/kuesioner. Digunakannya instrumen penelitian oleh peneliti

adalah agar peke1jaan penelitian lebih mudah dan hasilnya pun akan lebih baik, dalam

arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Angket/kuesioner digunakan oleh peneliti dikarenakan teknik 1111

memungkinkan untuk dapat digunakan pada penelitian yang menggunakan sampel

2 Suharsimi Arikunto,

Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakm1a: Rineka Cipta, 1998), h. 115

3 Husaini Umar,

Pengantar Statistik, (Jakm1a: Bumi Aksara, 1995), h. 182

4

(51)

cukup besar lebih dari 20 anggota sampel. Teknik ini juga cukup efisien dan praktis,

serta tidak dipengaruhi oleh perasaan, penampilan, suasana dan tingkah laku

penelitian.

Kuesioner dalam penelitian ini disusun dengan 5 (lima) pilihan jawaban untuk

setiap pernyataan. Lima jawaban krsebut adalah:5

I. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Ragu-ragu

4. Tidak Setuju

5. Sangat Tidak Setuju

Adapun penilaian skala tersebut adalah sebagai berikut:

I. Untuk pernyataan positif, bilajawaban:

a. Sangat Setuju mendapat nilai 5

b. Setuju mendapat nilai 4

c. Ragu-ragu mendapat nilai 3

d. Tidak Setuju mendapat nilai

e. Sangat Tidak Setuju mendapat nilai

2. Untuk pernyataan negatif, bila jawaban:

a. Sangat Setuju mendapat nilai l

b. Setuju mendapat nilai 2

c. Ragu-ragu mendapat nilai 3

5

Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet.

(52)

d. Tidak Setuju mendapat nilai 4 e. Sangat Tidak Setuju mendapat nilai

Dari 35 item yang diberikan, setelah diujicobakan terdapat 14 item yang tidak

valid, jadi data yang digunakan untuk sampel adalah 21 item yang diberikan kepada

responden. (lampiran 2)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi belajar

siswa dalam mata pelajaran biologi. Angket motivasi belajar yaitu angket yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana motivasi belajar biologi para siswa. Angket

motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran biologi diberikan setelah siswa

menyaksikan program televisi berbasis sains.

Angket yang diberikan merupakan angket yang berbentuk pernyataan dengan

5 pilihan jawaban. Sebelum angket ini disampaikan kepada siswa (target), terlebih

dahulu di uj; coba untuk diketahui validitas dan reliabilitasnya.

1. Variabel Motivasi Belajar Biologi Siswa

a. Definisi Konsep

Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang mendorong

seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar siswa

(53)

'

pembelajaran biologi dimana nilai motivasi belajar siswa dalam mata

pelajaran biologi didapat melalui angket yang diberikan. .

.

b. Definisi Operasional

Motivasi belajar biologi adalah motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran biologi. Motivasi siswa dalam belajar biologi diketahui

dari skor angket yang dikerjakan oleh siswa.

c. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar

., No. Item

Variabel Sub Indikator

Variabcl

+

-Motivasi a. Minat dan perhatian 1*,3,7,8,15 4*,5*,20

Bela jar siswa terhadap

pelajaran

b. Meningkatkan 10, 14 30

pengetahuan dan prestasi

Motivasi

Semangat/daya juang 29 13

Intrinsik c.

s1swa

d. Ketekunan siswa dalam 2, 11 *' 28 27 belajar

e. Keaktifan siswa dalam 18*,24*,26 16*, 17 belajar

a. Ingin mendapatkan 19, 23*,22* 12,21*,25* puj ian dan hadiah serta

Motivasi menghindari hukuman Ekstrinsik

[image:53.595.58.483.211.682.2]
(54)

'

Total

I

セイL@

33, 34, 35

32*

[;;!

IC.

Al at/Media

Keterangan:

*

Soal tidak terpakai

d. Kaliberasi Instrumen

I. Validitas

Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi

atau arti sebenarnya yang akan diukur. Untuk mengetahui setiap

item soal dihitung validitasnya. 6 Validitas yang digunakan dalam

ha! ini yaitu validitas isi ( validitas content) dan validitas butir

dengan menggunakan uji pearson pada program Microsoft Office

Excel 2003.

2. Reliabilitas

I

Selain hams memenuhi syarat validitas, sebuah angket juga harus

memiliki reliabilitas. Reliabilitas didefinisikan sebagai konsistensi

7

dari suatu tes. Reliabilitas instrumen motivasi belajar biologi

pada penelitian ini diuji dengan rumus alpha.

[ K

J[

Is,'

J

,.II= K-1 }Mセ@

keterangan:

r11 = reliabilitas tes

6

Consuelo G. Sevilla, Penganlar Me/ode Penelilian, (Jakarta: penerbit UI, 1993), h. 176

(55)

K = banyak butir pertanyaan

:ES;2 = jumlah variansi butir

s,2

= variansi total

F. Teknik Analisis Data

I. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah dengan uji Liliefors dengan kriteria:

Ho = Data berdistribusi normal H1 =Data tidak berdistribusi normal

Untuk pengujian hipotesis no! ditempuh prosedur sebagai berikut:

a. Mengurutkan xi, x2, X3, ... , Xn dari yang terendah sampai yang tertinggi,

dan dijadikan bilangan baku zi, z2, Z3, , , , , Zn, dengan menggunakan rumus:

Z =X;-X

'

s

b. Menghitung peluang F(Z;) dengan cara: Data dari skor baku Z; yang telah

ada dilihat pada tabel kurva normal, dengan aturan:

Jika Z; > 0 maka F (Z;) = 0,5

+

nilai tabel

Jika Z; < 0 maka F (Z1) = 0,5 - nilai label

c. Kemudian hitung proporsi S (Z;) dengan cara membagi fk dengan jumlah

sampel n = 30.

(56)

e. Ambit nilai terbesar dari selisih tersebut sehingga. diperoleh Lo

f. Memberikan interpretasi Lo dengan cara:

a. Hipotesis

Ho = sampel berdistribusi normal

H1 = sampel berdistribusi tidak normal

b. Mencari harga L1a1>c1 pada tabel

b. Uji Homogenitas Variabel

H O : CTI - CTz 2_ 2

2

U··p Jl hitung -- -

s,

2

S2

Ftabel diperoleh dari daftar distribusi

Ftabel dengan peluang a 0,05, sedangkan derajat kebebasan V 1 dan V 2

masing-masing sesuai dengan pembilang dan penyebut. Kriteria pengujiannya Hi jika

F11;1ung :S Fa (Vi, V2) dimana Fa (V 1, V2) didapat dari daftar distribusi F dengan

dk Vi dan Vz.

2. Uji Hipotesis Penelitian

Dimana:

セQ Q@ = Motivasi belajar biologi siswa yang sering menonton program televisi

(57)

/J2 = Motivasi belajar biologi siswa yang jarang menonton program televisi

sams.

Setelah data terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menjawab

masalah dan hipotesis penelitian. Dalam teknik analisis dai:a, peneliti menggunakan

rumus uji t (t-test). Uji t adalah uji statistik yang dapat dipakai untuk menguji

perbedaan atau kesamaan dua kondisi/perlakuan atau dua kelompok yang berbeda

dengan prinsip membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok/perlakuan itu.8

Maka, data-data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisa statistik t-test

dengan

Gambar

Gambar 2. Histogram Variabel X
gambaran lebih hid up, lebih nyata, clan lebih jelas.
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keyakinan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden dapat

[r]

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa F statistik (18,4432) &gt; F tabel (2,56) dengan nilai probabilitas 0,0000 &lt; 0,05, sehingga hisilnya menolak Ho dan menerima Ha

1. Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat, pendampinganNya, dan berbagai kebetulan yang indah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Yanti Ardiati, S.E., M.Si.,

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

Maka Pejabat Pengadan Barang/Jasa dilingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Aceh Selatan Tahun Anggaran 2014 telah menetapkan sebagai PEMENANG PENGADAAN LANGSUNG

Dharmasraya [K/L/D/I] akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara elektronik sebagai berikut:..

Hasil yang didapatkan dengan menggunakan metode flotasi sederhana menunjukkan ular sanca A dan B terinfeksi telur cacing Ascaris , ular sanca C terinfeksi telur