BIOLOGI
Skripsi
Oleh:
MUHAMAD NOOR 101016120927
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
1427 H / 2006 M
QLMMNMBGᄚセMセセᄋMᄋMᄋᄋᄋMMセMMᄋMMᄋᄋᄋᄋMᄋMMᄋᄋQ@
PENGARUH MENONTON PROGRAM TELEVISI bャセrbasis@ SAINS TERHADAP MOTIVASI BELA.JAR SIS\VA
DAl,,AM MATA PELAJARAN BIOLOGI
SKRIP SI
Di'!iukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sa!jana Pendiclikan
P mbimbing I
Drs. Zamris Habib, M.Si NIP. "i3(i(,95192
Oleh:
M!l.!IAMAD NOOR NIM. 101016120927
Di hawah bimhingan
Pemb mbing II
PROGRAM STUD! PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN 11,,MU PEN GET AHUAN ALAM FAKUL T AS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Menonton Program Televisi Berbasis Sains Terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Biologi" telah diajukan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 Februari 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sai:jana Pendidikan Program Strata 1 (SI) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IP A) Program Studi Biologi.
Dekan/
Ketua merangkap anggota
Ora. Silli , almiah, MA NIP. 150020004
Jakarta, 24 Februari 2006
Sidang Munaqasah
Anggota
Pudek I I
Sekretaris merangkap anggota
MA
IN BIOLOGY
(Survey Studies at SMAN 11 Bekasi)
By
;
Muhamad Noor
(101016120927)
Abstract
;
This research aim to know influence on watching television
program based on science to motivate student in biology. This research
use simple random sampling in choosing the sample. The sample of
research amount to 60 responder, consist of 30 responder who are often
watching and 30 responder who are seldom watching television program
based on science. Data is taking by using instrumen of questioner study
motivation that have been tested validity and reliability. Data Analysis
use "t test" by prerequisite test, normality and data homogeneity test.
The data normality test uses Liliefors test, and the calculation X variable
gained Laccount
=0, 1454
and Y variable gained Laccount
=0, 0621.
homogeinity test uses Two varians test, and the calculation result score
gained
isFaccaunt
=1, 07,
after consultating from the table F score gained
is Fiable
=1,85
(Faccount: 1, 07
<
Fiab/e." 1,85) the data have homogeneous
character. Hypothesis examination continued by "t test" price gained
tacco11111
=3, 364.
The price t1ab1e
=2, 00, (taccount
>
t1ab1e) this shows significant
influence between watching television program based on science to
motivate the student in biology.
(Studi Survei di SJ..!fAN 11 Bekasi)
Oleh; Muhamad Noor
(101016120927)
Abstrak;
Penelitian ini bertiljuan untuk mengetahui pengaruh menonton
program televisi berbasis sains terhadap motivasi be/ajar siswa dalam
mata pelajaran biologi. Pengambilan sampel menggunakan simple
random sampling. Sampel penelitian berjumlah 60 responden, terdiri
atas 30 responden yang sering menonton dan 30 responden yangjarang
menonton program sains. Pengambilan data menggunakan instrumen
angket motivasi be/ajar yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Analisis data menggunakan "uji
t"dengan ilji prasyarat normalitas dan
homogenitas data. Uji normalitas data menggunakan uji Lillie/ors, dari
hasil perhitungan variabel X diperoleh L1zin111g
=0, 1454 dan L1
1111111gvariabel Y
=
0,0621. Uji homogenitas menggunakan ilji Dua varians,
dari hasil perhitungan diperoleh nilai F1iuung
=1,07 setelah
dikonsultasikan pada tabel F diperoleh nilai Fiabel =1,85 (F!zitung: 1,07
<
Fiabe/.' 1,85) data bersifat homogen. Pengujian hipotesis dilanjutkan
dengan "uji t" diperoleh harga tlzitung =3,364. Harga f1abe1=2,00, (t1iuung
>
t1abeJ ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara menonton
program televisi berbasis sains terhadap motivasi be/ajar siswa dalam
mata pelajaran biologi.
Kata Kunci
,
Program Televisi Berbasis Sains, Motivasi Be/ajar,
Assa/amu 'a/aikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah azza wa jalla, Dzat yang menyusun semua alam ini
dengan amat baik. Ozal yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Alhamdulillah, atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
rnemberikan jalan kebaikan bagi manusia yang mengikutinya.
Skripsi merupakan salah satu karya ilmiah yang harus ditempuh untuk
rnemenuhi gelar sarjana strata 1 (S 1 ). Skripsi ini disusun oleh penulis melalui library
research (penelitian dengan mengumpulkan daftar pustaka) clan field research
(penelitian lapangan) yang telah clilaksanakan sejak bulan April hingga Desember
rnelalui pengarahan clan bimbingan closen pembimbing clan pihak yang terkait.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan clan
dorongan clari berbagai pihak. Olch karena i'.u, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
l. Dekan FIT& K, Bapak Prof. Dr. Rosyada, MA.
2. Ketua Jurusan Pendiclikan IPA, Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si.
3. Dosen Pembimbing I, Bapak Ors. Zamris Habib, M.Si dan
4. Dosen Pembimbing II, !bu Baiq Hana Susanti, S.Pi, M.Sc. atas waktu, ilmu,
motivasi clan nasehat yang telah cliberikan.
Erna, S.Pd yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di SMA
Negeri l 1 Bekasi.
7. Nenek, l'apa clan mama tcrsayang scrta adik-adikku tert:inta, Lukman, Farida,
Faisal, Novel clan Lutli yang telah membcrikan segalanya.
8. Seorang Hawa yang telah mengisi kesendirianku. Kau anugerah terindah yang
kumiliki semoga Allah SWT. meridhoi kita.
9. Semua sahabat tersayang yang selalu cena clalam mengisi hari-hari
perkuliahan terutama Ml-IB, Aqim, Djack, Yayah, Izzah, Vie, Obi!, Adang,
Zia, Tira, Elclid, Lona, Upeh, Silvy, Tia, Yuyun dan Dayat Elok Computer
atas bantuan clan dorongan n1oril yang kalian berikan hingga terselesainya
skripsi ini.
Dari lubuk hati yang paling clalam dengan teriring ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepacla seluruh pihak, atas partisipasi clan clukungannya kepada
penulis. Semoga Allah SWT membalas jasa mereka. Semoga skripsi ini clapat
berguna bagi yang n1en1bacanya. An1ien.
Wassa!an1u 'a/aikum Wr. Wb.
Jakarta, 24 Februari 2006
LEMBAR PERSETUJUAN ... .
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR... v
DAFT AR ISi ... vii
DAFT AR T ABEL... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFT AR LAMP IRAN ... xii
BABI BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. ldentifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... ... 6
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan clan Kegunaan Penelitian ... 7
F. Sistematika Penulisan ... ... 7
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretis ... 9
1.3. Karakteristik Televisi ... 12
1.4. Dampak/Efek Televisi ... 16
1.5. Bentuk Penyajian Program Televisi ... 20
1.6. Televisi di Indonesia ... 21
1. 7. Pemanfaatan Televisi dalam Pembelajaran Biologi .... 22
1.8. Pengertian Sains ... 24
2. Motivasi Belajar Biologi ... ... 24
2.1. Pengertian Motivasi ... ... ... 24
2.2. Bentuk-bentuk Motivasi ... 28
2.3. Definisi Belajar ... 29
2.4. Hakikat Biologi ... ... 31
B. Kerangka Pikir ... 31
C. Pengajuan Hipotesis ... ... ... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 35
B. Metode Penelitian ... 35
C. Populasi clan Sampel ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
BAB IV
HASIL PENELITIANA. Desk:ripsi Data ... ... ... 45
I. Data Motivasi Belajar Biologi Siswa yang Sering Menonton program sams .. ... ... ... ... ... ... ... ... .... 45
2. Data Motivasi Belajar Biologi yang Jarang Menonton Program Sains . . . ... . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . 4 7 B. Uji persyaratan Analisis Data ... 50
I. Uji Normalitas I. I. Variabel X ... ... ... ... ... 50
1.2. Variabel Y ... 51
2. Uji Homogenitas ... 51
C. Uji Hipotesis ... 52
D. Pembahasan ... 53
BABY
PENUTUPA. Kesimpulan
B. Saran-saran ... .
DAFT AR PUST AKA ... .
57
58
59
Tabel I. Kisi-kisi lnstrumen ... 39
Tabel 2. DF Motivasi Belajar Biologi Siswa (X) ... 46
Tabel 3. DF Motivasi Belajar Biologi Siswa (Y) ... 48
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Variabel X ... 50
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... ... 51
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Dua Varians ... 52
Tabel 7. Skor Uji Coba Motivasi Belajar Biologi Siswa ... 62
Tabel 8. Perhitungan Uji Validitas Butir ... 63
Tabel 9. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ... 64
Tabel I 0. Skor Hasil Penelitian Motivasi Belajar Biologi Siswa (X) ... 65
Tabel 11. Menghitung mean, median, modus dan SD Variabel X ... 67
Tabel 12. Skor Hasil Penelitian Motivasi Belajar Biologi Siswa (Y)... 68
Tabel 15. Menghitung mean, median, modus dan SD Variabel Y ... 70
Tabel 16. Uji Nonnalitas Variabel X ... 72
[image:11.595.67.477.151.548.2]Gambar I. Skema Kerangka Pikir .. .. . .. ... .. .. . . .. ... .. .. .... . . .. . . ... . . .. .. . .. .. ... .. .... .. . .. . .. 3 3
Gambar 2. Histogram Variabel X
Gambar 3. Histogram Variabel Y
47
Lampiran 1. Skor Uji Coba Motivasi Belajar Biologi ... 63
Lampiran 2. Perhitungan Uji Validitas Butir ... 64
Lampiran 3. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ... 65
Lampiran 4. Skor Hasil l'cnclitian Motivasi Bclajar Biologi Siswa (X) ... 66
Lampiran 5. Pcrsiapan Tabel DF Variabel X ... 67
Lampiran 6. Menghitung Mean, Median, Modus dan SD Variabel X ... 68
Lampiran 7. Skor Hasil Penelitian Motivasi Belajar Biologi Siswa (Y) ... 69
Lampiran 8. Persiapan Tabel DF Variabel Y ... 70
Lampiran 9. Menghitung Mean, Median, Modus dan SD Variabel Y... 71
Lampiran 10. Rumus Mean, Median, Modus can SD... 72
Lampiran 11. Langkah-langkah Perhitungan Uji Nonnalitas (X) ... 73
Lampiran 12. Langkah-langkah Perhitungan Uji Normalitas (Y) ... 75
Lampiran 13. Perhitungan Uji Homogenitas ... 77
Lampiran 14. Perhitungan Uji
!...
79Lampiran 15. Matriks Instrumen Pengumpulan Data... 80
Lampiran 16. Skala Motivasi ... 87
Lampiran 17. Kunci Jawaban ... 90
Lampiran 18. Nilai-nilai R Product Moment... 91
Lampiran 19. Daftar F ... 92
A. La tar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi telah membawa peradaban manusia untuk mendapatkan
informasi mengenai pendidikan maupun sosial secara mudah, salah satunya melalui
televisi. Televisi adalah sistem elektronilc yang mengirimkan gambar hidup bersama
suara melalui kabel atau ruang.1 Televisi sebagai media massa, memiliki tiga fungsi
utama yaitu sebagai media informasi (information), sebagai media pendidikan
(education) dan sebagai media hiburan (entertainment).2
Televisi dikenal sebagai media yang sangat kaya yang mampu menyajikan
beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Keunggulan
media televisi yang ditemukan pada tahun 1926 ini dapat dimanfaatkan dalam dunia
pendidikan, baik pendidikan konvensional maupun pendidikanjarakjauh.3
Pemanfaatan televisi sebagai alat penyampai materi pendidikan telah cukup
clikenal. Namun, sejauh mana televisi dapat berperan menimbulkan motivasi clalam
pembelajaran biologi merupakan hal yang menarik untuk ditelaah. Secara umum,
medium televisi ini dapat dilihat sebagai media yang sarat dengan informasi audio
1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 50.
2
Za1nris Habib, et. a/., Penelitian Fi/Jn Anak-anak di Televisi dalarn Rangka F'enge1nbangan Program Pendidikan Budi Pekerti melalui Televisi, (Jurnal Ilmiah Teknodik, 2001), (V), No.9, h. 7.
3 Dewi Padmo, Ragain dan Pe111ilihan lvfedia dala111 SPJJ, (Jakarta: Pusat Antar Universitas,
dan visual yang secara simultan disaj'ikan. Dari sisi pembelajaran, medium televisi
pendidikan dikenal sebagai medium yang memiliki kekuatan audio visual yang
mampu memberikan pemahaman mengenai konsep-konsep abstrak.
Menurut Croncbach yang diterjemahkan oleh Suryabrata (1990) bahwa
belajar yang sebaik-bailmya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu
siswa mempergunakan panca inderanya. 4
Sebagai ilmu eksakta, Biologi akan lebih efektif bila dipelajari salah satunya
dengan cara menggunakan indera pandang dan dengar, karena dapat memberikan
keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak dari pada jika materi
pclajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus
dengar. Para ahli memiliki pandangan yang searah mengenai ha! tersebut.
Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan dengar sangat
menonjol perbedaaimya, kurang lebih 90 %. Hasil belajar seseorang yang diperoleh
rnelalui indera pandang hanya sekitar 5 %, dan 5 % lagi dengan indera dengar.5
Sementara itu Dwyer, dalam buku yang berjudul Komunikasi Pendidikan dan
Kornunikasi Instruksional, karangan Pawit (1990) mengatakan bahwa "pada
urnumnya orang mampu mengingat I 0 % dari apa yang dibacanya, 20 % dari apa
•1 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Redaksi Press, 1990), Cet.ke-2, h. 247.
5 Azhar Arsyad,
'
yang didengarnya, 30 % dari apa yang diiihatnya dan 50 % dari apa yang ·di!ihat dan
didengarnya. "6
Dalam Surah An-Nahl: 78 Allah berfirman:
"Dan Allah menge/uarkan kamu dari perut ibumu da/am keadaan tidak
mengetahui apa-apa, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan qfidah
(daya nalm), agar kamu bersyukur. " (QS. An-Nahl: 78).
Jadi, semakin jelas bahwa gabungan antara indera penglihatan dan
pendengaran merupakan cara yang paling efektif untuk mengingat suatu peristiwa
atau objek. Di dalam dunia instruksional, kedua indera itulah yang tampaknya
memegang peranan penting. Dalam ha! ini televisi, yang digunakan sebagai media
dalam pembelajaran biologi merupakan salah satu contoh media audio visual gerak.
Dwyer, seperti dikutip oleh Sadiman mengatakan bahwa televisi adalah media
yang potensial sekali tidak saja untuk rnenyampaikan informasi tetapi juga
membentuk perilaku seseorang, baik ke arah positif maupun negatif, disengaja
ataupun tidak. Sebagai media audio visual TV mampu merebut 94 % saluran
masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan
6 M. Yusuf Pawit, Kornunikasi Pendidikan clan Ko111unikasi Jnstruksional, (Bandung: Re1naja
telinga. Televisi mampu untuk membuat orang pada tlinumnya mengingat 50 % dari
apa yang mereka lihat dan dengar di layar televisi walaupun hanya sekali
ditayangkan. Atau, secara umum orang akan ingat 85 % dari apa yang mereka lihat di
TV, setelah 3 jam kemudian dan 65 % setelah 3 hari kemudian.7
Agar peran televisi mampu membawa nilai-nilai positif, maka stasiun televisi
harus memiliki program-program yang diarahkan untuk menunjang nilai-nilai
pendidikan. Dalam hubungannya dengan pembelajaran biologi, proporsi tayangan
atau program yang berbasis sains perlu dikembangkan secara optimal. Contoh
program televisi yang berbasis sains antara lain: Discove1y Channel, Killer lnsting,
Wild Animal, clan National Geographic Channel.
Dengan program televisi yang berbasis sams tersebut, diharapkan s1swa
bertambah wawasannya dalam bidang biologi. Dampaknya, siswa akan termotivasi
untuk terns meningkatkan wawasannya, karena di dalam program tersebut terclapat
sumber informasi clalam bidang biologi. Akhirnya, dengan meningkatnya motivasi
siswa clan tersedianya informasi yang memaclai, melalui program televisi yang
bermuatan sains akan berimbas pacla peningkatan hasil belajar biologi siswa itu
sendiri.
Dengan dc:mikian, peranan program televisi terutama program berbasis sains
sangat diperlukan untuk meningkatkan motivasi siswa clalam pembelajaran biologi
yang bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan tujuan
7
pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20
Tahun 2003 Pasal 3, tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi:
"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta be11anggung j awab. "8
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surah J\z-Zumar:9 yang berbunyi:
.:; - _,. ii - - .:;,.. - .,;,.. ,)1
,
<
B wl : . ,
1'-:i
':!:
..iJ1- : . ,_
1,_: :..iJI .:
= , - ,
1 ::. , 1 セ@y .. , HIセ@ .. t)-:? - j HIセ@ t)-:? - U>
Y---"-:! (.)-"' (.)-"
-
-rJ""'?r#O ,)1 £
!O
セGZQQ@
ャセェャ@
" ... apalwh sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang mampu
menerima pelajaran." (Q.S. Az-Zumar:9).
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan tersebut, penulis memberi judul
"PENGARUH MENONTON PROGRAM TELEVISI BERBASIS SAINS
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN
BIOLOGI". Dengan judul tersebut, penulis ingin mengetahui apakah menonton
program televisi berbasis sains akan berpengaruh dalam peningkatan motivasi belajar
biologi siswa.
8
B. Idcntifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat
diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:
!. Tontonan yang ditayangkan di TV belum produktif.
2. Motivasi belajar siswa perlu ditingkatkan.
3. Motivasi terdiri atas intrinsik clan ekstrinsik.
4. Program yang ditayangkan di TV tak selalu cocok dengan waktu luang
pemirsanya.
5. Kesesuian materi yang ditayangkan.
C. Pembatasan Masalah
Dengan pertimbangan waktu, te11aga, pikiran, biaya, clan luasnya
permasalahan, rnaka tidak semua permasalahan dapat dibahas dalam penelitian ini
karena masalahnya begitu luas clan kompleks. Agar pembahasarmya tuntas clan
mendalam, maka peneliti mencoba membatasi masalah yang akan dikaji, yaitu:
!. Program televisi berbasis sains yang ditonton adalah National Geographic
Channel yang ditayangkan pada stasiun televisi Metro TV pada hari Minggu
pukul 14.05 WIB dengan durasi tayangan selama I jam.
D. Pcrumusan Masalah
Sesuai clengan latar belakang, iclentifikasi clan pembatasan masalah, maka
dapatlah dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh
yang signifikan dari program televisi berbasis sains terhadap peningkatan motivasi
be/ajar siswa di SJ\IJA Negeri 11 Bekasi dalam ma/a pelajaran biologi?
E. Tu,juan clan Kcgunaan Penelitian
I. Bagi Penulis, untuk mengetahui motivasi belajar s1swa clalam pelajaran
biologi clan seberapa besar pengaruh program televisi berbasis sains terhaclap
motivasi belajar dalam pelajaran biologi.
2. Bagi siswa SMA Negeri 11 Bekasi, sebagai acuan untuk meningkatkan
motivasi dalam belajar biologi.
3. Bagi para produser program televisi, agar clapat meningkatkan program yang
bernuansa sains.
4. Sebagai bagian clari pengembangan khazanah keilmuan biclang penclidikan.
F. Sistematika Penyusunan
Skripsi ini cli5usun dalam sistematika yang secara urut sebagai berikut:
BAB! Merupakan penclahuluan yang tercliri clari latar belakang masalah,
identifikasi, masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
BAB !I Mernbahas tentang deskripsi teoretik yang mencakup televisi, system
penayangan televisi, karakteristik media televisi, bentuk penyajian
program televisi, pemanfaatan televisi dalam pembelajaran biologi,
motivasi belajar, bentuk-bentuk motivasi, definisi belajar, hakikat
biologi, dan juga berisi kerangka pikir dan pengajuan hipotesis.
BAB Ill Metocle penelitian yang terdiri clari tempat clan waktu penelitian,
metocle penelitian, populasi dan sampel, teknik pengurnpulan data,
instrumen penelitian, clan teknik analisis data.
BAB IV Penyajian data atau hasil penelitian, merupakan bab yang menyajikan
atau mencleskripsikan data, rnenganalisis data clan pembahasan.
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis
I. Tclevisi Bcrbasis Sains
I. I Pen gcrtian Tclcvisi
Telcvisi adalah scbu<1h alal pcnangkap siaran bergambar bcrasal dari kala te/c
dan l'ision; yang 111e111pu11yai arti te/e= jauh, 1•isio11=ta111pak lclevisi bcrarti mclihal
dari jarak jauh. Penemuan televisi disamakan clengan penemuan roda, karena mampu
mcrubah pernclaban dunia.1
Tdevisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar alam dan gambar
hidup bersama suarn rnelalui kabel atau ruang. Televisi pencliclikan aclalah
penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran
tertentu tanpa 111elihat siapa yang menyiarkannya.2
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT. berfirman tentang isyarat keberadaan media
kon1unikasi ini.
"Dan mereka menduga-duga tentang yang ghaib dari tempat yang jauh."
(QS. Saba : 53)
1 !illJl:i/id. Wikipedia.org/wiki/Televisi/h. l/tgJ. 08/04/2005, pkl. 08.27.
1
Surgguh telah terjadi ー・ョァャゥィセエ。ョ@ dari jarak jauh. Kemudian dikenal dengan nama televisi, yang memungkinkan seseorang dapat melihat hal-hal yang tak
diketahuinya dari jarak yang sangat jauh.3
1.2. Sistcm Pcnayangan Siaran Tclcvisi
Siaran televisi yang dapat diterima di rumah-rumah atau di tempat lain hanya
dengan menggunakan pesawat televisi standar adalah jenis penayangan siaran dengan
menggunakan sistem broadcas/ lransmission. Penayangan televisi melalui sistem
broadcas/ /ransmission ini menggunakan Very-High Frequencies (VHF) dan Ulira
High Frequencies (UHF). Kedua sinyal tersebut dipancarkan melalui transmitter yang
selanjutnya sinyal tersebut dapat diterima secara bebas oleh pesawat televisi dan
antenna penerima standar. Jangkauan penerimaan siaran ini tergantung pada kekuatan
daya pancar transmitternya serta keberadaan stasiun relay.
Teknologi lain yang digunakan dalam penayangan siaran televisi adalah
mela!ui sistem circuit-closed 1e/evision (CCTV). Sistem ini merupakan sistem
pemancaran yang bersifat privat dan terbatas pada lokasi te11entu yang masuk dalam
jaringan siaran. Sinyal televisi yang dipancarkan tidak dapat diterima oleh pesawat
televisi yang berada di Juar sistem jaringan. Penggunaan sistem CCTV ini biasanya
digunakan oleh sekolah-sekolah atau kampus-kampus dan umumnya jangkauannya
tidak luas.
Muhammad Kami! Abdushshomad, Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur ·an, (Jakarta: Akbar
Lain halnya dengan TV-kabel, sistem penayangan dan penenmaan siaran
televisi melalui TV-kabel ini menggunakan sambungan kabel khusus. Mereka yang
menginginkan menerima siaran khusus yang tidak dapat diterima oleh siaran televisi
terbuka dapat berlangganan TV-kabel ini. Pada umumnya sinyal dari TV-kabel ini
dapat diterima dengan baik dalam jangkauan operasional sepuluh sampai dua puluh
mil.
Salah satu sistem penyiaran TV adalah melalui penggunaan satellite
transmission dikenal dengan sebutan Direct Broadcast Satellite (DBS). DBS dalam
bahasa Indonesia clite1jemahkan clengan Satelit Siaran Langsung (SSL) merupakan
sistem penerimaan siaran televisi langsung dari satelit kepada pemilik pesawat
televisi yang telah dilengkapi dengan antena disc khusus. Dengan claya pancar I 00
sampai 400 watt, SSL ini clapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima
siaran dengan menggunakan sejumlah perangkat keras yang terdiri dari antena disc
yang berdiameter 0,6 hingga l meter, decoder, dan remote control. Dengan semakin
majunya teknologi, antena disc penerima berdiameter tidak lebih dari 18 inci. Secara
singkat, mekanisme ketiga unsur utama sistem SSL dapat dijelaskan sebagai berikut:
stasiun pemancar bumi menerima sinyal dari stasiun penyiaran yang kemudian
melalui saluran ;ertentu dengan frekuensi up link diteruskan ke satelit dan selanjutnya
dipancarkan kembali ke bumi melalui saluran dengan frekuensi down link yang
sinyalnya kemudian clapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima.4
4 Oe\Vi Padn10, Ragain dan Pen1ilihan
1.3. Karakteristik Media Tclevisi
Lewis (1977) mengungkapkan bahwa media televisi menawarkan fleksibilitas
yang utuh, serta memungkinkan seorang perancang desain instruksional
mengkombinasikan gambar dan suara untuk mengkomunikasikan pesan yang ingin
disampaikan. Walaupun dengan kemampuan yang sedemikian, masih ada keraguan
yang muncul mengenai efektivitas medium televisi sebagai media pembelajaran yang
disadari pada ketidak berhasilan media ini dalam proses belajar mengajar. Tetapi,
dalam sebuah kajian mengenai keberadaan medium televisi sebagai media
pembelajaran yang dilakukan pada. tahun 1987 disimpulkan bahwa medium ini
rnempunyai potensi yang bernilai sebagai alat pengajaran apabila diberikan dukungan
dan perhatian yang cukup. Seperti halnya media lain yang dapat dimanfaatkan dalam
Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ), media televisi memiliki karakteristik umum
yang mencerminkan keunggulan clan keterbatasannya yang dapat dirinci secara lebih
spesifik.
Keunggulan:
a. Menjangkau sasaran didik dalam jumlah yang besar sekaligus secara bersamaan.
b. Menyajikan berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak sekaligus.
Variasi visual yang mampu disajikan melalui media televisi ini memberikan
peluang untuk menyajikan program yang menarik clan imajinatif, yang tentunya
akan menstimulasi dan memotivasi peserta didik dalam segala usia dan tingkat
pendidikan.
d. Menjembatani peserta didik dengan institusf SPJJ-nya. Kehiidiran program
televisi yang menampilkan pengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa
kesendirian yang pada umumnya dirasakan oleh pesera didik dalam SPJJ.5
Menurut pendapat Anggadewi Moeseno, bahwa TV dianggap sebagai yang
paling kuat pengaruhnya terhaclap penontonnya, karena beberapa keunggulan TV
dibanding media massa lainnya. Keunggulan televisi tersebut antara lain:
I. Televisi mampu merangsang penonton secara "multi indra ", sehingga
merangsang sampai penghayatan terdalam manusia.
2. Televisi mampu menampilkan gejala yang sulit tampil dalam realitas
[image:27.595.73.480.236.559.2]sehari-hari. Dengan menggunakan teknik-teknik yang lebih canggih sehingga
gambaran lebih hid up, lebih nyata, clan lebih jelas.
3. Dengan .ayangan yang haclir setiap hari, setiap jam, maka penonton
seolah-olah diserang secara bertubi-tubi oleh gagasan-gagasan yang tentunya
mempunyai efek kumulatif.
4. Pemenuhan fungsi tertentu mengakibatkan "adiksi" pada penonton untuk
menonton televisi.
5. Beda dengan media masssa lain, tayangan televisi tidak terhindarkan, ia
"menyusup" lee semua rumah tangga.
5
,
Rangsangan informasi -televisi kini datahg dari segala penjuru sebagai efek
parabola yang mengakibatkan gejala over stimulation pada penontonnya.6
Lain halnya keunggulan atau keuntungan menggunakan televisi sebagai media
pengajaran menurut Azhar (2003), antara lain:
a. Bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
b. Bisa membawa dunia nyata ke rumah dan ruangan kelas. (dalam ha! ini pelajaran
biologi. Contohnya mengenal aneka ragam hewan).
c. Dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh s1swa sesuai
dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda.
d. Dapat rnenghemat waktu guru dan siswa.7
Keterbatasan:
a. Biaya pengadaan peralatan dan pembuatan program televisi relatif mahal dan
lama pengerjaannya.
b. Media televisi bersifat konstan, artinya tidak dapat dihentikan atau diputar ulang
apabila peserta tidak mengerti materi yang ditayangkan.
c. Waktu penayangan terbatas sehingga apabila peserta diclik tidak mengikuti siaran
pacla saat ditayangkan, maka mereka kehilangan kesempatan untuk mengikuti
6 Za1nris
I1abib, et. al., 1Vfinat Pe/ajar SLTA dan Nfahasiswa terhadap Pendidikan Politik Demokrasi melalui Siaran Te/evisi, (Jurnal Ilmiah Teknodik, 2001), (V), No.9, h. 27.
7
'
program. 8 Untuk itii, diperlukan informasi jadwal jauh sebelum waktu
penayangan sehingga peserta didik siap mengikuti siaran.
d. Keterbatasan lain clari media televisi adalah masalah interaktivitas yang sangat
clibutuhkan clalam kegiatan tutorial pada SPJJ. Tingkat interaktivitas media
televisi sangat rendah karena media ini merupakan media komunikasi satu arah.
Dalam tingkat tertentu, interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan telepon,
namun penyelenggaraan siaran langsung clalam SP.TJ mengalami banyak
kendala.9
Adapun menurut Azhar (2003), kekurangannya antara lain:
a. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
b. Muncul kekhawatiran siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan
siswa bisajadi bersikap pasif selama penayangan.
c. Besarnya gambar di layar relatif kecil dibanding film, sehingga jumlah s1swa
yang dapat memanfaatkan terbatas.10
8
Nurul Huda, et al., Persepsi dan Kesediaan Penge!ola UPBJJ dan Radio loka! terhadap Penyelenggaraan Siaran Progran1 Tutorial Radio UniversUas Terbuka. (Jakarta: Lembaga Penelitian, UT, 2000), h. 2 I.
9 Oe\vi Pad1110,
op. cit., h. 23.
1.4. Dampak/Efek Televisi
Dari ciri-ciri keunggulan televisi dibandingkan dengan media lain, televisi
mempunyai efek positif maupun negatif. Efek negatif tersebut dilihat sebagai: 11
a. Efek tidak langsung, terutama karena TV telah menggantikan kegiatan lain.
b. Efek langsung, menonton TV menjadikan kelelahan pada mata, dll.
c. Efek jangka panjang, yaitu terjadinya efek proses belajar atau conditioning
dalam berbagai aspek, misalnya dalam perilaku, kata-kata, informasi, nilai dan
sebagainya.
Televisi di samping dilihat dari efek negatifnya, juga dapat dilihat dari efek
positifnya yaitu sebagai:
I. Proses penyerapan informasi
Sesuatu yang secara fisik sama dalam tayangan akan dipersepsikan secara
berbeda oleh setiap orang, terg2ntung dari bagaimana pengalaman
sebelumnya, minat, motivasinya. Manusia tidaklah pasif, ia akan secara aktif
menyanng dan mernilih inforrnasi yang akan diserapnya dengan
mernperhatikan hal-hal yang berarti bagi dirinya dan yang mempunyai nilai
bagi dirinya. Maka dapat dimengerti bahwa setiap orang akan mendapatkan
kesan berbeda.
2. Sumber sosialisasi
Televisi dengan pengaruhnya yang kuat dapat sebagai sumber sosialisasi yang
dapat berpengaruh, oleh karena TV dapat merupakan suatu "symbolic
environment".
3. Pembentuk citra (image makers)
Karena TV mampu menonjolkan gambar dengan jelas, menampilkan gambar
berulang kali baik berupa budaya, nilai, gaya, dan norma tertentu,
dibandingkan dengan lembaga atau orang tua dalam menggambarkannya.
Dilihat dari efeknya TV sering tidak bersifat sebab akibat, melainkan TV
dapat memngsang, mencetuskan, memacu, memicu, mendorong, menimbulkan,
mengaktifkan, monggiatkan, dan lain-lain. Hubungan tersebut dapat dijelaskan dalam
berbagai model sebagai berikut:
I. Model "information processing'', yaitu melihat efek sebagai interaksi yang
rasional dan terarah antara penonton dan TV, dengan fokusnya pada
pertukaran informasi.
2. Model "conditioning" atau "associational", hubungan yang fokusnya pada
pengirim pesan yaitu TV, dan pada proses efeknya sebagai reaksi terhadap isi
pesan.
3. Model "functional", hubungan prosesnya bertolak dari needs dan interest
4. Model "relational", yang menganggap kontak komunikatif sebagai bagian
dari hubungan sosial antara pengirim (TV) dan penerima (penonton), yang
efeknya tergantung dari jenis kualitas hubungan terse but
Dengan model-model tcrsebut, kita dapat membahas pengaruh, interaksi dan
hasilnya secara jelas. Telah dinyatakan bahwa efek TV tidaklah langsung, melainkan
bersama-sama dengan faktor lain, ia dapat "remiforcing" atau "confirming". lni
dibuktikan melalui penelitian. Perilaku agresif bukan efek langsung dari menonton
TV yang agresif. Menonton TV agrcsif dapat arouse agresifitas, yang pada saat
tertentu ketika ia menghadapi kejadian ny,ita yang sama, ia akan mengalihkan
agresifitas tadi i:·ada tinclakan agresif.
Seperti diketahui, remaja dapat belajar melalui proses imitasi, modelling, clan
identifikasi pada tokoh model. Dalam konteks pengasuhan, proses ini barn terjadi
apabila antara peniru clan tokoh model ada hubungan emosional, adanya kesamaan,
berpengaruh, clan sebagainya.
Dalam melihat efek TV, kita harus selalu melihatnya dalam hubungan
variabe:.-variabel yang lain, dalam:
I. _l(ondisi antecedent, harus ada ses':latu keadaan yang mendahului sebelumnya,
untuk menonton TV menimbulkan efek.
2. Kondisi intervening, yaitu suatu keadaan psikologis yang timbul sewaktu
menonton TV, sebelum kemudian terjadi agresifitas.
3. Kondisi contingent, adalah kondisi yang dapat menimbulkan pengaruh dalam
Oleh karena itu, dapat dimengerti bahwa menonton TV dapat mengakibatkan
efek yang berbeda-beda bagi penontonnya.
Menurut Kuswandi, ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi
1 ! . . 12
tcr rnc ap pem1rsa yaitu:
1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap
dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan
bagi pen1irsa.
2. Dampak peniruan yaitu pem1rsa dihadapkan pacla trencli aktual yang
ditayangkan televisi. Contoh: model pakaian, model rambut, gaya bicara dari
bintang televisi yang kemudian digandrungi atau clitiru secara fisik.
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah
ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa
sehari-hari.
Namun pada kenyataannya apa yang telah cliungkapkan di atas hanya bersifat
teori. Sementara dalam praktiknya terjadi kesenjangan yang tajam. Banyak
paket-paket acara televisi yang di konsumsikan bagi orang dewasa tenyata di tonton oleh
anak-anak.
Kunci penyelesaiannya ialah para pengelola clan perencana acara televisi tetap
harus konsekuen clan konsisten membuat acara dengan tujuan jelas dan pasti serta
diiringi tanggungjawab moral clalam melihat kondisi clan situasi pemirsanya.
12 Wa\van Kus\vandi, Ko11111nikasi 1Vfassa: Sebuah Ana/isis Media Te/evisi, (Jaka11a: Rineka
1.5. Bentuk Penyajian Program Televisi
Pada dasarnya, bentuk penyajian program televisi sama dengan bentuk
penyajian dalam program radio, hanya ditambahkan unsur visual dan gerak. Bentuk
penyajian tersebut adalah:
I. Ceramah, dikenal dengan istilah talking head.
Bentuk ceramah atau kuliah ini biasanya disajikan oleh seorang closen atau
pengajar yang ahli dalam materi tertentu, misalnya Biologi.
2. Dialog
Dalam penyajiannya menghadirkan lebih dari satu orang untuk membahas
sebuah materi, para pembicara umumnya mempunyai kedudukan yang sama.
3. Wawancara
Bentuk penyaJian ini clapat menghadirkan satu, dua atau tiga pembicara
dengan seorang pewawancara. Pada umumnya bentuk ini mengangkat satu
topik pembicaraan yang dilihat dari sudut panclang yang berbeda dari tiap-tiap
pembicara.
4. Drama
Penyajian dalam bentuk ini relatif sulit karena membutuhkan persiapan yang
lebih matang, mulai dari naskah sampai pacla produksinya.
5. J'ealure
Bentuk saj ian yang didalamnya terdapat dialog, wawancara, clan drama yang
6. Majalah
Seperti layaknya sebuah majalah, bentuk penyajian udara menampilkan
berbagai informasi dalam bentuk sajianu
1.6. Telcvisi di Indonesia
Ketika peresmian satelit komunikasi Palapa dilakukan oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 17 Agustus 1976 (HUT RI ke-31), mulailah dunia komunikasi massa di
Indonesia berkembang dengan sendirinya. Satelit Palapa memiliki 12 transponder.
Tiap transponder, bisa meneruskan satu saluran televisi berwarna atau 400 saluran
telepon bolak-balik atau 800 saluran telepon satu arah. Satelit itu dihubungi dengan
40 buah stasiun bumi, 27 diantaranya terletak di ibu kota propinsi.
Masuknya televisi di Indonesia (Jakarta) pada tahun 1962, bertepatan dengan
'The 4th Asian Games". Ketika itu Indonesia menjadi penyelenggara. Peresmian
pesta olah raga tersebut bersamaan dengan peresmian penyiaran televisi oleh Presiden
Soekarno, tanggal 24 Agustus 1962. Televisi yang pertama muncul adalah TVRI.
Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang pesat, terbukti dengan
bermunculannya televisi swasta dibarengi dengan deregulasi pertelevisian Indonesia
oleh pemerintah, sejak tanggal 24 Agustus 1990. Ada berbagai alternatif tontonan
bagi masyarakat Indonesia saat ini yang terdiri dari Televisi Nasional clan Regional,
yaitu TVRI pusat, TVRI Bandung, TVPI Banten clan Jabar, RCTI, SCTV, TPI,
13
ANTV. Inclosiar, MetroTV, LATIVI, TV7, Global TV, 0 Channel, Spacetoon,
JakTV. Bali TV, JTV, clll.14
L7. Pcmanfaatan Tclcvisi dalam Pcmbclajaran Biologi
Dalam pembelajaran biologi, televisi sebagai ala! penyampaian materi ajar
sangatl<:h mernbantu antara lain, karena:
I. Televisi bersifat langsung clan nyata. Dapat menyajikan peristiwa yang
sebenarnya, misalnya penemuan-penemuan terkini rnengenai flora clan
fi1una yang clapal clilihat clan cliclengar secara nyata. Karena, televisi yang
paling mampu merepresentasikan clengan pengalaman nyata clalam segala
facetnya. 15
2. Memperluas tinjauan kelas. Memberikan informasi yang ticlak terclapat
pacla literatur buku pelajaran.
3. Menciptakan kembali peristiwa lampau, seperti penjelasan teori evolusi
clan lainnya.
4. Mempertunjukkan banyak ha! clan banyak segi yang beraneka ragam,
seperti penjelasan keanekaragaman hayati dari berbagai negara.
5. Banyak mcnggunakan sumbcr masyarakat
6. Menarik minat. Agar para siswa semakin rnenggemari pelajaran biologi.
'" !lltp://id. wikipedia.org/wikj/TVRI/ tgl. 18/1 I 12005. pkl. 09.21.
Pemanfaatan media televisi dafom pendidikan di berbagai belahan bumi bukan
merupakan suatu hal baru. South Carolina Educational Television (SCETV)
misalnya, telah menggunakan televisi sebagai alat penyampaian materi ajar melalui
sistem satellite transmission untuk melayani hampir semua sekolah yang terdapat di
South Carolina. Pemanfaatan televisi penclidikan melalui satelit ini dinilai cukup
efektifkarena biaya penyelenggaraannya murah.
Sebuah contoh keberhasilan penyelenggaraan televisi pendidikan adalah
negara Cina. Sebagai negara dengan tingkat populasi tertinggi di dunia, Cina mampu
menyelenggarakan pendidikan jarak jauh melalui televisi dengan hasil luar biasa.
Diawali dengan keberhasilan "Radio and TV University of China (RTVU)" didirikan
pada tahun 1979 yang dalam kurun waktu delapan tahun ( 1979-1986) tel ah
rneregister 2.986.000 rnahasiswa clan telah meluluskan 591.000 mahasiswa. Negara
ini kemudian mendirikan "The Chinese Satellite TV Normal Education" pada bulan
Oktober tahun 1986 disusul didirikannya "China TV Teacher College (CTVTC) ''
pada bulan Juli 1987. Ketiga institusi penyelenggara pendidikan melalui televisi yang
hingga kini masih berjalan, membuktikan bahwa medium televisi merupakan
perangkat pembelajaran yang cukup efektif. 16
16
1.8. Pe11ge1'.tian Sains
SaiHs atau ilmu pengetahuan yang berasal dari bahasa lnggris "science". Sains
adalah suatu kumpulan pengetahuan, dalam ha! ini adalah teori-teori. Sains
menjelaskan fungsi dari pengetahuan atau teori untuk menjelaskan adanya pola
hubungan antara berbagai gejala alam.17
2. Motivasi Belajar Biologi
2.1. Definisi Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa latin "movere" yang dimaksudkan sebagai
.. penggerak untuk maju". Hal ini merefleksikan bahwa motivasi sebagai sesuatu
(keinginan) yang mendorong siswa tetap komit dan terns berusaha untuk sukses di
dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas.18 Dalam diri kita motive (dorongan) itu
dapat berupa suatu kebutuhan, tujuan, cita-cita atau suatu hasrat/keinginan yang
merupakan daya penggerak dari dalam c!iri untuk melakukan aktivitas-aktivitas
cl l . . 19
tertentu a am mencapa1 suatu tujuan.
fvlenurut Callahan dan Clark yang dikutip oleh Mulyasa motivasi merupakan
tenaga penclorong atau penarik yang menyebabkan aclanya tingkah laku ke arah suatu
17
l-I. Mus!i1nin lbrahin1, er al., Aiateri F)elatihan Terintegrasi: Sains. (Jakarta: Dirjen Dikdasrnen, 2004), Cet. ke-1. h. 7.
13
Lily Barlia, A4o!ivasi A1enentukan Keberhasilan Be/ajar, (Bandung: Jurnal Pendidikan
Dasar Ul'I, 200 I), Vol. I, No. I, h. 6.
l'J M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Un1111n & perken1bangan, (Jakarta: CV. Pedon1an
'
tujuan tcrtentu. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki
motivasi yang tinggi. Dengan kata lain seorang peserta didik akan belajar dengan baik
apabila ada faktor pendorongnya (motivasi). Dalam kaitan ini guru dituntut memiliki
kernampuan membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai
. b I . '0
tujuan e
ajar.-Mc Donald dalam Soemanto menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu
perubahan tenaga didalam diri pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif
d an rea cs1-rea s1 a an1111encapa1 tujuan. I . k . d 1 . . 21
Menurut Wiyono, motivasi belajar adalah clorongan penggerak aktif clalam
Jiri siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Motivasi belajar bisa dikatakan scbagai
energi dalam c!iri seseorang yang clitanclai dengan munculnya "feeling" clan cliclahului
dengan tanggapan terhadap tujuan-tujuan bclajar. Seseorang yang memiliki motivasi
belajar tinggi akan melakukan kegiatan belajar secara optimal.22
Sedangkan menurut McCrornb," rnolivasi belajar adalah kernampuan internal
yang terbentuk secara alami yang dapat clitingkatkan atau dipelihara melalui kegiatan
yang memberikan dukungan, mcmberikan kesempatan untuk memilih kegiatan,
mcmberikan tanggung jawab untuk mengontrol proses belajar, clan memberikan
20 E. Mul;asa, Kurikulzun Berbas;s Ko1npe1ensi(Konsep, Karakteristik, Jn1plen1en1asi dan
fnovasi}, (Bandung: PT. Rcmaja Rosdakarya, 2003), Cet. ke-3, h. 112.
21 Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001 ), Cet. ke-4, h. 206.
22
Ban1bang Budi Wiyono, lfubungan Lingkungan Be/ajar, Kebiasaan Be/ajar, dan 1\tfolivasi
Be/ajar dengan Presta.sf Be/ajar Sislva, (Malang: Foru1n Penelitian, Jurnal Teori dan Praktik
'
tugas-tugas belajar yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pribadi.23
Sebagaimana menurut White (1959) yang dikutip oleh Turner dan Johnson,
mengemukakan bahwa manusia mempunyai kebutuhan instrinsik untuk memahami
pengaruh lingkungan, dan manusia akan tertarik dan bereksplorasi untuk
kebutuhannya. Semua manusia mempunyai kebutuhan untuk menguasai
lingkungannya, banyak fakta bahwa anak-anak berkembang, memiliki individu yang
berbeda yang timbul karena kekuatan motivasi (maste1y motivation).24
Sedangkan Herawati mendefinisikan motivasi ウQセ「。ァ。ゥ@ sebab-sebab yang
menjadi dorongan tindakan sesrnrang dan dasar pikiran seseorang. Sebab-sebab ini
berakibat timbulnya sesuatu keinginan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
yang diinginkannya. Biasanya sebab-sebab timbulnya keinginan tersebut tidak lrnnya
datang dari dalam diri seseorang tetapi dari luar diri seseorang seperti teman-teman,
orang tua, ekonomi, pergaulan dan lingkungan hidup disekitarnya. 25
Istilah motivasi merupakan istilah umtm1 yang menunjukkan kepada seluruh
proses kegiatan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dari dalam
individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dengan tujuan akhir dari
perbuatan. Dengan adanya motivasi ini, individu dapat melahirkan semangat barn
23 Paulina Pannen, et al., Adenzanbuhkan dan Men1e/ihara iV/otivasi: Suatu Upaya untuk
Alen1pertinggi Persistensi A1ahasis1va, (Jakarta: Cakra\vala Pendidikan, 2002), h. l 85.
:::.i Lisa A. 'furner dan Burke Johnson, iWodel of Nfas1ery A;Jotivation for At-Risk Preschoolers,
(Jurnal of Educational Psychology: American Psychologycal Association, 2003), (95), (3), h. 495.
25
untuk bergerak lebih cepat dan lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu
perbuatan. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi
dapat menyebabkan te1jadinya suatu perubahan energi yang ada pada manusia,
schingga bcrhubungan dcngan gcjala kcjiwaan yang kcmudian diikuti dcngan
melakukan sesuatu yang didorong oleh adanya tujuan terten.tu.26
Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk memacu para siswa agar
timbul keinginan untuk mendapatkan perubahan pada dirinya yang meliputi aspek
kognitif, 。ヲ・ォエゥエセ@ dan psikomotoris.
26 Sardiman AM, lnteraksi clan Jvlotivasi Be/ajar Jv!engajar, (Jakarta: Rajawali Press, 200 I),
'
2.2 Bentnk-Bentnk Motivasi
Dalam perkembangan psikologi pendidikan, terdapat dua macam bentuk
motivasi, yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
I. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah ha! dan keadaaan yang berasal dari dalam diri
seseorang dalam ha! ini siswa yang dapat mendorongnya melakukan tindakan
belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi
materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan
masa depan siswa yang bersangkutan.27 Motivasi yang berasal dari dalam diri
seseorang itu sencliri ticlak usah clirangsang clari Iuar. 28
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah ha! dan keaclaan yang datang dari Iuar indiviclu
siswa yang juga menclorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.29 Contoh konkret
motivasi ekstrinsik aclalah pujian dan hacliah, peraturan atau tata te1iib sekolah, suri
tauladan clari orang-orang sekelilingnya seperti orang tua clan guru.
Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik tetap penting. Hal ini
dikarenakan kemungkinan besar keadaan siswa itu clinamis, berubah-ubah clan juga
mungkin komponen-komponen lain clalam proses belajar mengajar tetap ada yang
27 Muhibbin Syah, Psiko/ogi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
'
kurang menarik bagi siswa sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Oleh karena itu,
baik motivasi intrinsik maupun motivasi ektrinsik keduanya diperlukan bagi siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Reeve dan Robinson bahwa
semua jenis motivasi sangat penting dalam pendidikan. 30
2.3 Definisi Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti
bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung
pada proses belajar yang dialami oleh siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun
di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Menurut Saleh dan Wahab, belajar
(learning) seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung
lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman.31
Menurut Hilgard clan Bower, dalam bukunya Theories of Learning yang
dikutip oleh Purwanto mengemukakan: "Belajar berhubungan dengan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat
10
John Marshall Reeve dan Dawn T. Robinson, Home Schoolong and Teaching Style:
Comparing the motivation Style of Home School and Public School Teachers, (The American Psychological Association: Jurnal of Education Psychology, 2002), (94), (2), h. 373.
31
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbub Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam
dijelaskan atau dasar kecenderungan, respon pembawaan, kematangan, atau
keadaan-keadaan sesaat seseorang . "32
Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai basil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku yang
timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat
dipandang sebagai proses belajar.33
Dalam Al-Qur' an, Allah telah menyeru manusia untuk melakukan riset dan
belajar sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-'Alaq ayat 1-5, yaitu:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Baca/ah, dan Tuhanmulah Yang Paling
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tiada diketahuinya." (Al-' Alaq: 1-5).
Dalam Hadits, Rasulullah SAW. bersabda: "Wahai sekalian manusia,
be/ajar/ah! Karena i/mu pengetahuan hanya didapat melalui belajar ... " (HR. lbnu
'Ashim dan Thabrani).
32
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h.85
2.4 Hakikat Biologi
Ditinjau dari segi etimologi, biologi berasal dari kata bias dan logos. Bias
bermii hidup, sedangkan logos berarti pembicaraan atau ilmu. Jadi, biologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan dan sifat makhluk hidup. 34
Biologi merupakan wahana untuk menyadari keteraturan alam untuk
mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.35 Selain itu, untuk
meningkatkan pengetahuan, ketermnpilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab
sebagai warga negara yang be1tanggung jawab kepada Jingkungan, masyarakat,
bangs a, dan negara. 36
Untuk mencapai hakikat biologi diperlukan pemahaman yang sistematis dan
berkesinambungan sehingga dalmn pemahaman materi yang Jebih kompleks, siswa
memerlukan suatu materi yang esensial untuk memahmni materi selanjutnya yang
lebih kompleks.
B. Kernngka Pikir
Tekvisi merupakan salah satu sarana penymnpai pesan yang paling efektif
dan efisien. Keefektifan dan keefisienannya ini mampu me:rubah perilaku dan sikap
pemirsanya. Ada dua dampak yang ditimbulkan oleh televisi, yaitu: dampak negatif
dan dampak positif. Dengan demikian, maka tugas pemerintah dan instansi yang
34
Tim Kashiko, Kam us Lengkap Bio/ogi, (Surabaya: Kashiko, 2002), Cet. ke-1. h. 50.
35
E. Mulyasa, op. cit., h. 212-213.
36 Ahmad Ridwan, el al., KBK Mata Pe/ajaran Bio/ogi untuk SMU, (Jakarta: Depdiknas,
terkait adalah berupaya meminimalisir dampak negatif sekaligus memaksimalkan
atau mengoptimalkan dampak yang bersifat positif.
Agar peran televisi mampu membawa nilai-nilai positif, maka stasiun televisi
harus memiliki program-program yang diarahkan untuk menunjang nilai-nilai
pendidikan. Daiam hubungannya dengan pembelajaran biologi, maka proporsi
tayangan atau program yang berbasis sains perlu dikembangkan secara optimal.
Contoh program televisi yang berbasis sains antara lain: Discovery Channel, Killer
Ins ting, Wild Animal, dan National Geographic Channel.
Program televisi yang berbasis sains tersebut, akan meningkatkan wawasan
siswa dalam bidang biologi. Karena, di dalam program tersebut terdapat sumber
informasi dalam bidang biologi. Dengan demikian, siswa akan termotivasi untuk
terus meningkatkan wawasannya. Akhirnya, dengan meningkatnya motivasi siswa,
tersedianya informasi yang memadai melalui rrogram televisi yang bermuatan sains,
akan berimbas p&da peningkatan hasil belajar biologi siswa itu sendiri.
Dengan demikian, maka peranan program Televisi berbasis sains sangat
EfEK
,NEGATIF
'
KELELAHAN MATA, PENIRUAN PERILAKU,
DLL.
HASH .. BELAJAR
i
!i
.
.
EFEKTIF
EFEK
!.
&
.POSITIF
'EflSIEN
•
MENAMBAH INFORMASI DAN
WAWASAN KEILMUAN
•
I
MOTIVASI
I
BELAJAR
1...J
PROGRAM SAINS
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
w
[image:47.729.43.625.28.351.2]C. Pengajuin Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho Tidak terdapat pengaruh antara menonton program televisi berbasis sains
dengan peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran biologi.
H1 Terdapat pengaruh yang signifikan antara mencmton program televisi
berbasis sains dengan peningkatan motivasi belajar siswa pada mata
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 11 Bekasi. Waktu yang
dipergunakan dalam penelitian ini dari persiapan hingga pembuatan laporan adalah
pada bulan Juni s.d Desember 2005.
B. Mctodc Pcnclitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei - untuk memperoleh ,
fakta mengenai masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan
praktik-praktik yang sedang berlangsung dari berbagai kelompok atau orang1
-dengan teknik komparasional.
Untuk pengumpulan datanya digunakan angket. Teknik ini dipergunakan
untuk pengambilan data dengan memberikan daftar pernyataan untuk diisi oleh
responclen, dalam ha! ini para siswa.
1
An1irin, Tatang M., Menyusun Rencana Penelitian., (Jakarta: Penerbit Raja Grafindo,
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Populasi target dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 11 Bekasi, sedangkan populasi te1jangkau adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 11 Bekasi.
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan
teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling.3 Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling, yait11 teknik
pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri atau
bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.4
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini sehingga
variabelnya dapat diukur, peneliti menggunakan teknik non tes. Adapun alat yang
digunakan adalah angket/kuesioner. Digunakannya instrumen penelitian oleh peneliti
adalah agar peke1jaan penelitian lebih mudah dan hasilnya pun akan lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Angket/kuesioner digunakan oleh peneliti dikarenakan teknik 1111
memungkinkan untuk dapat digunakan pada penelitian yang menggunakan sampel
2 Suharsimi Arikunto,
Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakm1a: Rineka Cipta, 1998), h. 115
3 Husaini Umar,
Pengantar Statistik, (Jakm1a: Bumi Aksara, 1995), h. 182
4
cukup besar lebih dari 20 anggota sampel. Teknik ini juga cukup efisien dan praktis,
serta tidak dipengaruhi oleh perasaan, penampilan, suasana dan tingkah laku
penelitian.
Kuesioner dalam penelitian ini disusun dengan 5 (lima) pilihan jawaban untuk
setiap pernyataan. Lima jawaban krsebut adalah:5
I. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Ragu-ragu
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
Adapun penilaian skala tersebut adalah sebagai berikut:
I. Untuk pernyataan positif, bilajawaban:
a. Sangat Setuju mendapat nilai 5
b. Setuju mendapat nilai 4
c. Ragu-ragu mendapat nilai 3
d. Tidak Setuju mendapat nilai
-·
"·
e. Sangat Tidak Setuju mendapat nilai
2. Untuk pernyataan negatif, bila jawaban:
a. Sangat Setuju mendapat nilai l
b. Setuju mendapat nilai 2
c. Ragu-ragu mendapat nilai 3
5
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet.
d. Tidak Setuju mendapat nilai 4 e. Sangat Tidak Setuju mendapat nilai
Dari 35 item yang diberikan, setelah diujicobakan terdapat 14 item yang tidak
valid, jadi data yang digunakan untuk sampel adalah 21 item yang diberikan kepada
responden. (lampiran 2)
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi belajar
siswa dalam mata pelajaran biologi. Angket motivasi belajar yaitu angket yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana motivasi belajar biologi para siswa. Angket
motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran biologi diberikan setelah siswa
menyaksikan program televisi berbasis sains.
Angket yang diberikan merupakan angket yang berbentuk pernyataan dengan
5 pilihan jawaban. Sebelum angket ini disampaikan kepada siswa (target), terlebih
dahulu di uj; coba untuk diketahui validitas dan reliabilitasnya.
1. Variabel Motivasi Belajar Biologi Siswa
a. Definisi Konsep
Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar siswa
'
pembelajaran biologi dimana nilai motivasi belajar siswa dalam mata
pelajaran biologi didapat melalui angket yang diberikan. .
.
b. Definisi Operasional
Motivasi belajar biologi adalah motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran biologi. Motivasi siswa dalam belajar biologi diketahui
dari skor angket yang dikerjakan oleh siswa.
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar
., No. Item
Variabel Sub Indikator
Variabcl
+
-Motivasi a. Minat dan perhatian 1*,3,7,8,15 4*,5*,20
Bela jar siswa terhadap
pelajaran
b. Meningkatkan 10, 14 30
pengetahuan dan prestasi
Motivasi
Semangat/daya juang 29 13
Intrinsik c.
s1swa
d. Ketekunan siswa dalam 2, 11 *' 28 27 belajar
e. Keaktifan siswa dalam 18*,24*,26 16*, 17 belajar
a. Ingin mendapatkan 19, 23*,22* 12,21*,25* puj ian dan hadiah serta
Motivasi menghindari hukuman Ekstrinsik
[image:53.595.58.483.211.682.2]'
Total
I
セイL@
33, 34, 3532*
[;;!
IC.
Al at/Media
Keterangan:
*
Soal tidak terpakaid. Kaliberasi Instrumen
I. Validitas
Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi
atau arti sebenarnya yang akan diukur. Untuk mengetahui setiap
item soal dihitung validitasnya. 6 Validitas yang digunakan dalam
ha! ini yaitu validitas isi ( validitas content) dan validitas butir
dengan menggunakan uji pearson pada program Microsoft Office
Excel 2003.
2. Reliabilitas
I
Selain hams memenuhi syarat validitas, sebuah angket juga harus
memiliki reliabilitas. Reliabilitas didefinisikan sebagai konsistensi
7
dari suatu tes. Reliabilitas instrumen motivasi belajar biologi
pada penelitian ini diuji dengan rumus alpha.
[ K
J[
Is,'
J
,.II= K-1 }Mセ@
keterangan:
r11 = reliabilitas tes
6
Consuelo G. Sevilla, Penganlar Me/ode Penelilian, (Jakarta: penerbit UI, 1993), h. 176
K = banyak butir pertanyaan
:ES;2 = jumlah variansi butir
s,2
= variansi totalF. Teknik Analisis Data
I. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah dengan uji Liliefors dengan kriteria:
Ho = Data berdistribusi normal H1 =Data tidak berdistribusi normal
Untuk pengujian hipotesis no! ditempuh prosedur sebagai berikut:
a. Mengurutkan xi, x2, X3, ... , Xn dari yang terendah sampai yang tertinggi,
dan dijadikan bilangan baku zi, z2, Z3, , , , , Zn, dengan menggunakan rumus:
Z =X;-X
'
s
b. Menghitung peluang F(Z;) dengan cara: Data dari skor baku Z; yang telah
ada dilihat pada tabel kurva normal, dengan aturan:
Jika Z; > 0 maka F (Z;) = 0,5
+
nilai tabelJika Z; < 0 maka F (Z1) = 0,5 - nilai label
c. Kemudian hitung proporsi S (Z;) dengan cara membagi fk dengan jumlah
sampel n = 30.
e. Ambit nilai terbesar dari selisih tersebut sehingga. diperoleh Lo
f. Memberikan interpretasi Lo dengan cara:
a. Hipotesis
Ho = sampel berdistribusi normal
H1 = sampel berdistribusi tidak normal
b. Mencari harga L1a1>c1 pada tabel
b. Uji Homogenitas Variabel
H O : CTI - CTz 2_ 2
2
U··p Jl hitung -- -
s,
2S2
Ftabel diperoleh dari daftar distribusi
Ftabel dengan peluang a 0,05, sedangkan derajat kebebasan V 1 dan V 2
masing-masing sesuai dengan pembilang dan penyebut. Kriteria pengujiannya Hi jika
F11;1ung :S Fa (Vi, V2) dimana Fa (V 1, V2) didapat dari daftar distribusi F dengan
dk Vi dan Vz.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Dimana:
セQ Q@ = Motivasi belajar biologi siswa yang sering menonton program televisi
/J2 = Motivasi belajar biologi siswa yang jarang menonton program televisi
sams.
Setelah data terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menjawab
masalah dan hipotesis penelitian. Dalam teknik analisis dai:a, peneliti menggunakan
rumus uji t (t-test). Uji t adalah uji statistik yang dapat dipakai untuk menguji
perbedaan atau kesamaan dua kondisi/perlakuan atau dua kelompok yang berbeda
dengan prinsip membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok/perlakuan itu.8
Maka, data-data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisa statistik t-test
dengan