SKRIPSI
PERAN ORGANISASI ISLAM DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN KOTA MEDAN
OLEH
Melia Irra Lestary 110501012
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan oleh Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan di kota Medan.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada Masyarakat Muslim Kota Medan yang memenuhi kriteria sebagai responden sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan, Pimpinan Wilayah Al Jami’yatul Washliyah Sumatera Utara serta bahan bacaan lainnya. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS 21.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan memberi dampak peningkatan taraf hidup dari masyarakat tersebut dilihat dari segi sosial maupun ekonomi, maka masyarakat di Kota Medan memahami peran-peran yang telah dilakukan oleh Organisasi Islam dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan dengan tingkat nilai 4,50 dari nilai tertinggi 5.
ABSTRACT
The purpose of this research is to determinate the effort of Islamic Organization in reducing the level of poverty in Medan city.
This is a descriptive research. It is using primary data and secondary data. The accumulation of primary data did by questionnaries which these spread special for Muslims in Medan city who the Muslims must in appropiate criteria as the respondents, but in the meantime the secondary data collected from Badan Pusat Statistik in North Sumatera, Muhammadiyah Organization in Medan city, Al Jami’yatul Washliyah Organization in North Sumatera and also from another documents. The method of this research is Descriptive Statistics with SPSS 21.
The result of the study indicates that the effort of Islamic Organization is substracting the poverty and gives a good effect for the standar of public life from whether social side or the economy side. So the public in Medan city know the what roles of Islamic Organization do over the efforts of substracting the poverty in level 4,50 from the ideal score 5.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang maha kuasa, dimana atas segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan judul “Peran Organisasi Islam dalam Mengentaskan Kemiskinan di Kota Medan”.
Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dan juga penyelesaian studi penulis, yaitu kepada :
1. Kedua orang tua tercinta Almarhum Irwansyah dan Ibunda Misrawati atas semangat dan dukungan baik berupa dukungan moril maupun materil serta adik penulis yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam setiap proses penyusunan skripsi.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE., M.Ec.,Ac.,Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE., M.Ec., selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnsi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Irsyad Lubis, SE., M.Soc.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan dan Bapak Paidi Hidayat, SE., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Haroni Doli Hamoraon, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberi masukan dari awal sehingga terselesaikannya skripsi ini.
7. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, terutama Departemen Ekonomi Pembangunan. 8. Seluruh responden masyarakat Muslim Kota Medan memberikan waktu dan
informasi kepada penulis, serta semua pihak yang terlibat dalam setiap penulisan skripsi ini.
9. Kepada teman-teman terdekat saya yang telah banyak membantu serta seluruh teman-teman stambuk 2011 Ekonomi Pembangunanyang juga memberikan semangat, doa dan dukungannya kepada penulis.
Akhir kata, penulis berharap semoga hasil penelitian dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, April 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 12
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Islam ... 14
2.2 Organisasi ... 20
2.3 Pembangunan Manusia ... 26
2.4 Kemiskinan ... 26
2.5 Penelitian Terdahulu ... 30
2.6 Kerangka Konseptual ... 31
2.7 Hipotesis ... 32
BAB III METODOLOGI PENELETIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
3.3 Batasan Operasional ... 33
3.4 Definisi Operasional ... 33
3.4 Populasi dan Sampel ... 34
3.5 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 35
3.6 Teknik Analisi Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Organisasi Islam di Kota Medan ... 39
4.2 Karakteristik Responden ... 40
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43
4.4 Upaya Organisasi Islam dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan ... 45
4.5 Cara Organisasi Islam dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 31
4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41
4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 41
4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 42
4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 42
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian Responden ... 61
2 Kuesioner Penelitian Organisasi Islam ... 63
3 Kuesioner Penelitian Koperasi/BPRS ... 65
4 Distribusi Jawaban Responden ... 66
5 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 68
6 Daftar Organisasi Kemasyarakatan Islam Lembaga Dakwah TK. Propinsi Sumatera Utara ... 70
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan oleh Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan di kota Medan.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada Masyarakat Muslim Kota Medan yang memenuhi kriteria sebagai responden sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan, Pimpinan Wilayah Al Jami’yatul Washliyah Sumatera Utara serta bahan bacaan lainnya. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS 21.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan memberi dampak peningkatan taraf hidup dari masyarakat tersebut dilihat dari segi sosial maupun ekonomi, maka masyarakat di Kota Medan memahami peran-peran yang telah dilakukan oleh Organisasi Islam dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan dengan tingkat nilai 4,50 dari nilai tertinggi 5.
ABSTRACT
The purpose of this research is to determinate the effort of Islamic Organization in reducing the level of poverty in Medan city.
This is a descriptive research. It is using primary data and secondary data. The accumulation of primary data did by questionnaries which these spread special for Muslims in Medan city who the Muslims must in appropiate criteria as the respondents, but in the meantime the secondary data collected from Badan Pusat Statistik in North Sumatera, Muhammadiyah Organization in Medan city, Al Jami’yatul Washliyah Organization in North Sumatera and also from another documents. The method of this research is Descriptive Statistics with SPSS 21.
The result of the study indicates that the effort of Islamic Organization is substracting the poverty and gives a good effect for the standar of public life from whether social side or the economy side. So the public in Medan city know the what roles of Islamic Organization do over the efforts of substracting the poverty in level 4,50 from the ideal score 5.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman Rasulullah SAW (571- 632 M) perekonomian masih relatif
sederhana karena menggunakan prinsip- prinsip mendasar bagi pengelolaan
terhadap ekonomi seperti memegang teguh komitmen yang tinggi terhadap
etika dan norma, serta terhadap keadilan dan pemerataan kekayaan. Usaha-
usaha ekonomi dilakukan secara etis dalam bingkai syariah Islam, sementara
sumber daya ekonomi tidak boleh menumpuk pada segelintir orang
melainkan harus beredar bagi kesejahteraan umat. (Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas
Kerjasama dengan Bank Indonesia, 2012: 98).
Pada zaman tersebut, kegiatan ekonomi pasar relatif menonjol dimana untuk
menjaga mekanisme pasar tetap berada dalam bingkai etika dan moralitas
Islam, maka Rasulullah SAW mendirikan Al- Hisab yang merupakan suatu
institusi yang bertugas untuk mengawasi pasar. Rasulullah SAW juga
membentuk Baitul Maal yang merupakan suatu institusi yang bertindak
sebagai pengelolaan keuangan negara. Baitul Maal mempunyai peranan yang
sangat penting bagi perekonomian, termasuk dalam melakukan kebijakan
yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. (Ibid)
Islam muncul sebagai sumber kekuatan yang baru pada abad ke-7 Masehi,
berkembangnya peradaban baru yang sangat mengagumkan. Fakta sejarah itu
menunjukkan bahwa Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat
komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi dan
politik maupun kehidupan yang bersifat spiritual.
Namun, semenjak permulaan abad ke- 18, kondisi dunia Islam secara politisi
berada di bawah penetrasi kolonialisme. Ketiga kerajaan besar Islam sedang
mengalami kemunduran di Abad ke- 18 M, Eropa Barat mengalami kemajuan
dengan pesat. Kekuatan Islam terakhir yang disegani yaitu Kerajaan
Utsmanidi Turki terus mengalami kemunduran. Kelemahan kerajaaan-
kerajaan Islam itu menyebabkan Eropa dapat menduduki dan menjajah
negeri- negeri Islam dengan mudah.
Perkembangan tata dunia modern yang penuh dengan dominasi politik dan
Ekonomi Barat, mendorong para pembaru Muslim abad ke- 19 khususnya
Jamal Al- Din Al- Afgani, Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha
mengembangkan teori politik Pan- Islamisme dengan konsep Dunia Islam
bersatu akhirnya berhasil dengan memunculkan upaya- upaya baru dalam
membangun ikatan di antara negara- negara Muslim. Awalnya pada tahun
1962, Arab Saudi bersama beberapa negara Arab, diantaranya: Mesir dan
Suriah, mendirikan organisasi Liga Dunia Muslim (Rabithah Al- Alam Al-
Islam) untuk melawan sosialisme dan sekularisme. Namun, perang antara
Arab dan Israel mengubah situsi secara dramatis dengan di dudukinya
tempat- tempat suci muslim oleh Israel sehingga para pemimpin Islam
upaya bersama untuk membela kepentingan sah umat Islam. Persamaan dan
kebulatan tekad yang didasarkan pada iman melahirkan Organisation of
Islamic Cooperation (OKI) yang selanjutnya resmi di proklamasikan pada
Mei 1971. ( Hermawati, 2005: 175- 178).
Organisation of Islamic Cooperation (OKI) yang berdiri di
pada 12 Rajab 1389 H
Pada tahun 1969 secara bersama beberapa negara dari Kelompok Islam
Internasional yang terbentuk dalam wadah OKI menggagas ide tentang
perlunya bank Islam pada tingkat Internasional. Konferensi ini
diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 21 s.d 27 April 1969
dengan diikuti oleh 19 negara peserta dan 6 negara sebagai peninjau. Pada
awalnya dibentuk karena untuk meningkatkan solidaritas Islam di antara
negara anggota, mengoordinasikan kerja sama antarnegara anggota,
mendukung perdamaian dan keamanan internasional, serta melindungi
tempat-tempat suci Islam dan membantu perjuangan pembentukan negara
Palestina yang merdeka dan berdaulat. Namun seiring berjalannya waktu,
Sebagai Organisasi Internasional yang pada awalnya lebih banyak
menekankan pada masalah politik, terutama masalah Palestina, dalam
perkembangannya OKI menjelma sebagai suatu Organisasi Internasional
yang menjadi wadah kerja sama di berbagai bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan ilmu pengetahuan antar negara-negara muslim di seluruh dunia.
Maret 1973 pada akhirnya diputuskan agar OKI memiliki bidang secara
khusus menangani masalah ekonomi dan juga keuangan.
Sebagai kelanjutan dari sidang menteri luar negeri OKI tersebut, pada bulan
Juli 1973, komite ahli yang merekomendasikan dan mewakili negara-negara
Islam penghasil minyak bertemu di Jeddah, Arab Saudi dalam rangka
pendirian bank Islam. Hasil dari serangkaian pembahasan tersebut
disampaikan pada Mei 1974 dalam sidang para menteri keuangan
negara-negara anggota OKI, yaitu dengan didirikannya Bank Pembangunan Islam
atau Islamic Development Bank (IDB) dengan modal awal 2 Miliar Dinar
atau 2 Miliar SDR (Special Draw Right). Dengan berdirinya IDB maka
banyak negara Islam yang lain juga mendirikan Lembaga Perbankan Islam.
(Veithzal Rivai, 2010: 73)
Islamic Development Bank (IDB) adalah institusi keuangan Internasional
yang bertujuan untuk mempromosikan perkembangan ekonomi dan sosial
dari komunitas muslim, baik negara anggota maupun non anggota yang
sejalan dengan syariah. Salah satu tujuan yang penting adalah untuk
membantu mendorong perdagangan antar negara muslim.
Islamic Development Bank (IDB) awalnya beranggotakan 22 negara Islam
sebagai negara pendiri. Bank ini menyediakan bantuan finansial untuk
pembangunan negara-negara anggotanya, membantu mereka untuk
mendirikan Bank Islam di negaranya masing-masing dan memainkan peranan
bank yang berpusat di Jeddah, Arab Saudi itu telah memiliki lebih dari 43
negara anggota.( Adiwarman A.Karim, 2006: 23).
Di Indonesia terdapat beberapa Organisasi Islamseperti Muhammadiyah,
Nahdlatul Ulama, Jama’ah Hidayatullah, Hizbuttahrir, dan lainnya . Dari
semua organisasi-organisasi tersebut yang paling berpengaruh dan menonjol
dari bidang ekonomi maupun sosialnya adalah Muhammadiyah dan Nahdlatul
Ulama dalam mengurangi tingkat kemiskinan karena dengan tingkat jumlah
anggota yang semakin meningkat setiap tahunnya dan merupakan asset bagi
organisasi tersebut. Sedangkan untuk Sumatera Utara, khususnya daerah
medan Organisasi Islam yang mempunyai pengaruh di bidang ekonomi
maupun sosialnya adalah Muhammadiyah dan Al Washliyah.
Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 yang
mana merupakan gerakan Islam modern. Dengan adanya kenyataan bahwa
mayoritas masyarakat Indonesia masih hidup dalam garis kemiskinan, maka
Muhammadiyah mempunyai keinginan dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat melalui amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan dan
proyek-proyek maupun agenda-agenda sosial kemasyarakatan.
Awalnya KH. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah dalam rangka membantu
masyarakat miskin untuk mendapatkan pendidikan yang memadai. Sekarang,
Muhammadiyah telah mendirikan Rumah Sakit dalam rangka membantu
masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
layak. Sehingga pada rentang waktu dari tahun 1913-1919 Muhammadiyah
dengan memiliki 3.370 Taman Kanak-kanak (TK), 2.899 Sekolah Dasar (SD
& MI), 1.761 Sekolah Menengah Pertama(SMP & MTs), 941 Sekolah
Menengah Atas (SMA, SMK, MA), 67 Pondok Pesantren, dan 167 Perguruan
Tinggi.
Dalam bidang kesehatan dan santunan Muhammadiyah memiliki 389 unit
pelayanan kesehatan mulai dari Rumah Sakit Umum sampai Balai
Pengobatan, 330 unit panti asuhan dan panti jompo, dan seratus lebih
lembaga filantropi Islam seperti LAZIS. Namun, ternyata masih banyak
masyarakat yang tidak mampu dan miskin yang tidak dapat menikmati
pelayanan kesehatan dan pendidikan yang memadai. (Nazaruddin Malik,
2010:4).
Tidak hanya dari bidang pendidikan dan kesehatan, Muhammadiyah juga
bergerak dalam bidang ekonomi, khususnya untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat luas terutama lapisan menengah dan bawah dengan di bangunnya
amal usaha seperti koperasi dan usaha-usaha lainnya yang dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat. (Ibid)
Sedangkan Nahdlatul Ulama adalah sebuah
Indonesia yang berdiri pada
dialami bangs
menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat
bangsa, melalui jalan pendidikan dan organisasi sehingga gerakan yang
pesantren yang selama ini gigih melawan
kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan,
seperti
Kemudian pada ta
dengan "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana
pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Sehingga
kemudian didirika
dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat.(Einar Martahan
Sitompul, 1989: 59-89) .
Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari
merumuska
dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang
sosial, ekonomi, keagamaan dan politik. (Ibid)
Selain Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang menonjol di
Indonesia,terdapat sebuah Organisasi Islam yang mana selain dari usaha-
usaha yang telah mereka lakukan dalam mengentaskan kemiskinan, terdapat
juga program yangtelah mereka jalankan dapat meningkatkan ketertarikan
masyarakat terhadap organisasinya, Mereka adalah organisasi Darul Aqrom
yang sekarang dikenal dengan nama Global Ikhwan.
Global Ikhwan sebenarnya adalah sebuah organisasi keagamaan yang dahulu
bernama Darul Arqom. Organisasi ini berpusat di Malaysia pada tahun 1994
sesat. Dengan dibubarkannya Darul Arqom, para anggotanya
mengorganisasikan dirinya dengan mendirikan sebuah perusahaan bernama
Rufaqo. Pada tahun 1997 Rufako kembali berganti menjadi Globa Ikhwan,
Rufako telah berkembang menjadi perusahaan ber-aset besar yang cabangnya
tersebar di negara- negara Asia, Eropa dan Timur Tengah. Di Indonesia
sendiri cabangnya sudah tersebar mulai tahun 1996-1997 kehampir seluruh
Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua.
Anggaran Global Ikhwan Indonesia relatif sedikit, mereka hanya berkisar 500
orang yang diantaranya tinggal di Bandung. Latar belakang anggota sangat
beragam, ada yang beroperasi sebagai PNS, Militer, Professional,
Wiraswastawan, artis dan mahasiswa dengan sarjana lulusan Malaysia dan
kampus- kampus ternama di Bandung seperti ITB dan Unpad. Penyebaran
ajaran juga dikemas secara profesional dengan media VCD, Sekolah, Musik
dan Kebudayaan. Aktivitas ekonomi Global Ikhwan di kendalikan oleh
sebuah biro bernama biro kebajikan, ekonomi dan keuangan. Kader Global
Ikhwan adalah asset tersebar yang menggerakkan bisnis dari hulu ke hilir.
Sedangkan untuk Kota Medan, terdapat Organisasi Islam Muhammadiyah
dan Al Washliyah yang merupakan organisasi terbesar di Kota Medan dengan
jumlah anggota yang melebihi jumlah anggota organisasi lainnya.
Muhammadiyah di Kota Medan memiliki jumlah anggota ±30.000 orang dari
jumlah anggota keseluruhan ±190.000 orang di Sumatera Utara.
Muhammadiyah merupakan organisasi yang menonjol di bidang pendidikan,
sebenar-benarnya”. Selain di bidang tersebut, Muhammadiyah juga bergerak
di bidang ekonomi dengan di bangunnya Koperasi Simpan Pinjam.
Dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya di bidang ekonomi, mereka
membentuk koperasi – koperasi usaha seperti Koperasi Simpan Pinjam
sehingga koperasi tersebut diharapkan dapat meningkakan taraf hidup
anggota-anggotanya. Seperti Koperasi Simpan Pinjam Surya Abadi Mandiri
yang berada di kota Medan. Koperasi ini berdiri pada tahun 1999 yang
beranggotakan 1,537 orang (aktif).
Dalam menjalankan programnya, Muhammadiyah memberikan pinjaman
tanpa jasa sehingga anggota kurang mampu diberi keringanan dari segi
pembayaran sehingga tidak membebani. Organisasi ini sering mendapat
hambatan dari segi permodalan karena segi pendanan koperasi tersebut lebih
banyak mendapatkan modal dari anggotanya dibandingkan bantuan dari
pemerintah. Pemerintah memberikan bantuan kepada organisasi tersebut tidak
secara berulang melainkan hanya beberapa kali, sehingga koperasi tersebut
dapat berdiri dan berjalan tidak dalam campur tangan pemerintah sepenuhnya
melainkan dari anggotanya sendiri.
Al Jam’iyatul Washliyah merupakan Organisasi Islam yang lahir pada 30
November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota Medan, Sumatera
Utara. Al Jam’iyatul Washliyah yang lebih dikenal dengan sebutan Al
Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Hindia
Belanda (Nederland Indie). Tujuan utama untuk mendirikan organisasi Al
berbeda pandangan Umat Islam karena perbedaan pandangan dalam hal
ibadah dan cabang dari agama (furu’iyah). Kondisi ini membuat umat Islam
terbagi menjadi dua kelompok yang disebut dengan kaum tua dan kaum
muda. Perbedaan paham di bidang agama ini semakin hari semakin tajam dan
sampai pada tingkat meresahkan.
Dengan terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam di Sumatera Utara
khususnya kota Medan, maka para pelajar yang menimba ilmu di Maktab
Islamiyah Tapanuli Medan berupaya untuk mempersatukan kembali umat
yang terpecah belah. Upaya untuk mempersatukan umat Islam terus
dilakukan sehingga terbentuklah organisasi Al Jam’iyatul Washliyah yang
artinya Perkumpulan yang menghubungkan. Dimaksudkan dapat
menghubungkan manusia dengan Allah Swt dan menghubungkan manusia
dengan manusia (sesama umat Islam).Kini jumlah anggota Al Washliyah di
Sumatera Utara sudah berjumlah ±2.000.000 orang yang semakin meningkat
dari tahun ke tahunnya. Sedangkan untuk daerah Kota Medan sebesar 30%
dari jumlah tersebut yaitu ±600.000 orang.
Selain bergerak di bidang dakwah dan pendidikan, Al Washliyah juga
bergerak di bidang ekonomi seperti yang dapat dilihat dari Bank Perkreditan
Rakyat Syariah yang mereka dirikan. Dengan memberikan pinjaman tanpa
agunan sehingga memberi keringanan kepada orang-orang yang melakukan
pinjaman dan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi para peminjam. Di
Sumatera Utara sendiri sudah terdapat 3 Bank Perkreditan Rakyat Syariah Al
organisasi tersebut maupun anggota dan orang-orang yang ikut serta di dalam
organisasi tersebut.
Konsentrasi Organisasi-organisasi Islam terhadap kepentingan Islam baik di
dunia maupun di Indonesia semata-mata untuk kepentingan umat Islam itu
sendiri dalam memenuhi kesejahteraan dan meningkatkan kualitas hidup,
seperti yang disampaikan oleh Imam Ghazali yaitu,
“ Tujuan utama syariat adalah memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda mereka. Apa saja yang menjamin terlindungnya lima perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan dikehendaki.”
Dari kalimat diatas dapat dilihat bahwa kesejahteraan umat terkait dengan
tujuan utama dari syariat Islam yang mana, QS. Al-Taubah/9:105:
“dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” Dari ayat tersebut dapat dilihat bahwa Allah menyerukan kepada umat
manusia untuk berusaha dan sungguh- sungguh dalam mendapatkan
pekerjaan. Manusia disediakan alam yang limpah untuk dimanfaatkan
dengan sebaik- baiknya agar manusia tidak hidup dengan hanya berpangku
Atas uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “ Peran Organisasi Islam dalam Mengentaskan Kemiskinan di Kota Medan ”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dirumuskan masalah
pokok dalam penelitian ini, yaitu:
• Bagaimana cara Organisasi Islam Muhammadiyah dan Al Washliyah
dalam mengurangi tingkat kemiskinan di kota Medan?
• Bagaimana pengaruh Organisasi Islam Muhammadiyah dan Al
Washliyah terhadap masyarakat dalam mengurangi tingkat
kemiskinan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
• Untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan Organisasi Islam
Muhammadiyah dan Al Washliyah dalam upaya mengurangi
tingkat kemiskinan di Kota Medan.
• Untuk mengetahui peran yang telah dilakukan Organisasi Islam
di Masyarakat
1.3.2 Manfaat Penelitian
• Bagi Lembaga atau Organisasi Islam, sebagai bahan Informasi
tambahan atau masukan dalam membuat keputusan untuk
mengambil langkah-langkah strategis dalam mengoptimalisasi
peran organisasi tersebut.
• Bagi masyarakat, penelitian ini dapat memberi penjelasan
terhadap masyarakat mengenai peran-peran yg telah dilakukan
oleh Organisasi Islam tersebut.
• Bagi penulis untuk menambah wawasan tentang manfaat dari
program-program yang telah dijalankan oleh organisasi Islam
tersebut serta dampak yang diterima dari program yg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Islam
Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang
mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi dan politik maupun
kehidupan yang bersifat spiritual. Seperti firman Allah dalam QS. Al-
Maa’idah ayat 3 sebagai berikut:
“ Pada hari ini telah Ku- sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat- Ku, dan telah Ku- ridhai Islam itu menjadi agama bagimu.”
Dari firman Allah diatas dapat dilihat bahwa Islam adalah agama yang
sempurna dan mempunyai sistem tersendiri dalam menghadapi permasalahan
kehidupan, baik bersifat materiil maupun non materiil. Oleh sebab itu
ekonomi yang merupakan salah satu aspek kehidupan, juga sudah diatur oleh
Islam. Tentu saja Allah Swt telah menetapkan batasan-batasan tertentu
terhadap perilaku manusia sehingga menguntungkan satu individu tanpa
mengorbankan hak-hak individu lainnya. (Mustafa Edwin, 2010: 2).
Prinsip Islam yang paling mendasar adalah kekuasaan tertinggi hanya milik
Tuhan semata dan sebagai khalifah- Nya di muka bumi, manusia diberi
kebebasan untuk mencari nafkah sesuai dengan hukum yang berlaku serta
dengan cara yang adil. Allah SWT telah menetapkan melalui sunnah- Nya
Al- Qur’an tidak akan pernah menjadikan seseorang kaya raya dalam jangka
waktu yang singkat namun kesuksesan seseorang dalam berusaha akan
terwujud jika dilalui dengan kerja keras, ketekunana dan kesabaran disertai
dengan doa yang tidak ada hentinya. Oleh sebab itu, setiap aktivitas ekonomi
yang dapat mendatangkan keuntungan dengan jalan yang tidak diridhoi oleh
Allah maka selayaknya orang tersebut dihukum.
Sementara itu, manusia merupakan makhluk Tuhan yang diciptakan dalam
bentuk yang paling baik, sesuai dengan hakikat wujud manusia dalam
kehidupan didunia, yakni melaksanakan tugas kekhalifahan. Manusia diberi
amanah untuk memberdayakan seisi alam raya dengan sebaik-baiknya demi
kesejahteraan seluruh makhluk. (Adiwarman, 2004: 3).
Untuk mencapai tujuan tersebut, Allah menurunkan Al- Qur’an sebagai
hidayah yang meliputi berbagai persoalan akidah, syariah, dan akhlak demi
kebahagiaan hidup seluruh umat manusia di dunia dan di akhirat. Seperti
halnya Al- Qur’an, Muhammad SAW juga menempatkan ajaran berpikir dan
mempergunakan akal sebagai ajaran yang jelas dan tegas, sehingga
disebutkan dalam hadisnya bahwa Rasulullah SAW menyerahkan berbagai
urusan duniawi yang bersifat detail dan teknis kepada akal manusia. Seperti
di dalam firman Allah Swt :
Sejalan dengan ajaran Islam tentang pemberdayaan akal pikiran dengan tetap
berpegang teguh pada Al- Qur’an dan hadist nabi, konsep dan teori ekonomi
dalam Islam pada hakikatnya merupakan respon para cendekiawan Muslim
terhadap berbagai tantangan ekonomi pada waktu- waktu tertentu. Berbagai
praktik dan kebijakan ekonomi yang berlangsung pada masa Rasulullah Saw
dan khulafa al- Rasyidun merupakan contoh empiris yang dijadikan pijakan
bagi para cendekiawan muslim dalam melahirkan teori- teori ekonominya.
(Ibid: 10)
Berkenaan dengan hal tersebut, menurut Siddiqi (Adiwarman, 2004: 10)
pemikiran ekonomi Islam dapat diuraikan dalam tiga fase, yaitu:
1. Fase Pertama
Fase pertama merupakan fase abad awal sampai dengan abad ke- 5
Hijriyah atau abad ke- 11 Masehi yang dikenal sebagai fase dasar-
dasar ekonomi Islam yang dirintis oleh para fuqaha, diikuti oleh sufi
dan kemudian oleh filsuf. Tujuan mereka tidak terbatas pada
penggambaran dan penjelasan fenomena ini, namun demikian dengan
mengacu pada Al- Qur’an dan hadist nabi, mereka mengeksplorasi
konsep maslahah (utility) dan mafsadah (disutility) yang terkait dengan
aktivitas ekonomi. Pemaparan ekonomi para fuqaha tersebut mayoritas
bersifat normatif dengan wawasan positif ketika berbicara tentang
perilaku yang adil, kebijakan yang baik, dan batasan- batasan yang
Sedangkan kontribusi utama tasawuf terhadap pemikiran ekonomi
adalah dalam mendorong kemitraan yang saling menguntungkan, tidak
rakus dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan Allah Swt, dan
secara tetap menolak penempatan tuntutan kekayaan dunia yang terlalu
tinggi. Sementara itu, filsuf muslim dengan tetap berasaskan syariah
dalam keseluruhan pemikirannya mengikuti para pendahulunya dari
yunani, terutama Aristoteles (367-322 SM) yang fokus pembahasannya
tertuju pada sa’adah ( kebahagiaan) dalam arti luas.
Tokoh- tokoh pemikir ekonomi Islam pada fase pertama ini antara lain
diwakili oleh Zaid bin Ali (w. 80 H/ 738 M), Abu Hanifah (w. 150 H/
767 M), Abu Yusuf (w. 182 H/ 789 M), Al- Syaibani (w. 189 H/ 804
M), Abu Ubaid bin Sallam (w. 224 H/ 383 H), Harits bin Asad Al-
Muhasibi (w. 243 H/ 858 M), Junaid Al- Baghdadi (w. 297/ 910 M),
Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M), dan Al- Mawardi (w. 450 H/
1058 M).
2. Fase Kedua
Fase kedua yang dimulai pada abad ke- 11 sampai dengan abad ke- 15
Masehi dikenal sebagai fase yang cemerlang karena meninggalkan
warisan intelektual yang sangat kaya. Para cendekiawan muslim
dimasa ini mampu menyusun suatu konsep tentang bagaimana umat
melaksanakan kegiatan ekonomi yang seharusnya berlandaskan Al-
Qur’an dan hadist nabi. Pada saat yang bersamaan di sisi lain, mereka
• Pertama, disintegrasi pusat kekuasaan Bani Abbasiyah dan
terbaginya kerajaan dalam beberapa kekuatan regional yang
mayoritas didasarkan pada kekuatan ketimbang kehendak rakyat. • Kedua, merebaknya korupsi di kalangan para penguasa diiringi
dengan dekadensi moral di kalangan masyarakat yang
mengakibatkan terjadinya ketimpangan yang semakin melebar
antara si kaya dengan si miskin. Pada masa ini, wilayah kekuasaan
islam yang terbentang dari Maroko dan Spanyol di Barat hingga
India di Timur telah melahirkan berbagai pusat kegiatan
intelektual.
Tokoh-tokoh pemikir ekonomi islam pada fase ini antara lain diwakili
oleh Al- Ghazali (w. 505 H/ 1111 M), Ibnu Taimiyah (w. 728 H/ 1328
M), Al- Syatibi (w. 790 H/ 1388 M), Ibnu Khaldun (w. 808 H/ 1404
M), dan Al- Maqrizi (w. 845 H/ 1441 M).
3. Fase Ketiga
Fase ketiga yang dimulai pada tahun 1446 hingga 1932 Masehi
merupakan fase tertutupnya pintu ijtihad yang mengakibatkan fase ini
dikenal dengan fase stagnasi. Pada fase ini, para fuqaha hanya menulis
catatan- catatan para pendahulunya dan mengeluarkan fatwa yang
sesuai dengan aturan standar bagi masing- masing mazhab. Namun
demikian, terdapat sebuah gerakan pembaharuan selama dua abad
terakhir yang menyeru untuk kembali kepada Al- Qur’an dan hasdist
Tokoh- tokoh pemikir ekonomi Islam pada fase ini antara lain diwakili
oleh Shah Wali Allah (w. 1176 H/ 1762 M), Jamaluddin Al- Afghani
(w. 1315 H/ 1897 M), Muhammad Abduh (w. 1320 H/ 1905 M), dan
Muhammad Iqbal (w. 1357 H/ 1938 M).
Sedangkan pada era tahun 1930-an merupakan masa kebangkitan kembali
intelektualitas di dunia Islam. Kemerdekaan negara- negara muslim dari
Kolonialisme Barat turut mendorong semangat para sarjana muslim dalam
mengembangkan pemikirannya. (Azwar Karim, 2004: 10).
Seperti yang di kutip dari laman religion population menerangkan bahwa
populasi umat muslim didunia mengalami peningkatan angka kelahiran yang
cukup tinggi. Islam merupakan agama dengan pertumbuhan yang paling cepat
sehingga agama ini menjadi agama dengan pengikut terbanyak didunia.
Populasi muslim pada tahun 2012 adalah 2,08 milyar yang mana sebagian
lagi adalah populasi agama keristen sekitar 2,01 milyar.
7.021.836.029. Sebaran menurut agama adalah: Islam 22.43%, Kristen
Katolik 16.83%, Kristen Protestan 6.08%, Orthodok 4.03%, Anglikan 1.26%,
Hindu 13.78%, Buddhist 7.13%, Sikh 0.36%, Jewish 0.21%, Baha’i 0.11%,
Lainnya 11.17%, Non Agama 9.42%, dan Atheists 2.04%.
(www.30-days.net) . Sehingga semakin meningkatnya pertumbuhan ataupun populasi
yang terjadi timbullah wadah- wadah atau sarana secara intensif dan
Wadah- wadah tersebut berkembang menjadi sebuah organisasi yang
menjunjung kesejahteraan umat Islam dalam hal ekonomi dan sosial.
2.2 Organisasi
Organisasi merupakan bentuk perserikatan untuk mencapai tujuan bersama
yang mana dalam proses penciptaan hubungan antara berbagai fungsi,
personalia, dan faktor- faktor fisik, agar semua pekerjaan yang dilakukan
harus saling berkaitan agar dapat bermanfaat serta terarah pada satu tujuan.
Secara ringkas beberapa batasan organisasi yaitu:
• Dalam arti badan, organisasi adalah sekelompok orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
• Dalam arti bagan, organisasi adalah gambaran skematis tentang
hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalamsuatu
badan untuk mencapai suatu tujuan.
• Dalam arti dinamis, organisasi adalah suatu proses penerapan dan
pembagian pekerjaan, pembatasan tugas dan tanggung jawab, serta
penetapan hubungan antara unsur- unsur organisasi, sehingga
memungkinkan orang bekerjasama secara efektif untuk mencapai
tujuan.
Dalam pelaksanaannya, organisasi dibedakan menjadi organisasi formal dan
informal. Organisasi Formal merupakan sistem tugas, hubungan wewenang,
tanggung jawab dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen
jaringan hubungan pribadi dan sosial yang umunya tidak dilakukan atas dasar
aturan formal. (M. Fuad, 2005: 103).
Dari pengertian tersebut dalam dilihat bahwa organisasi merupakan hubungan
beberapa orang yang memiliki acuan atau tujuan yang sama dalam
mengemban visi maupun misi dari suatu badan usaha. Tidak hanya dengan
hubungan yang erat, namun sistem yang berlaku juga mempengaruhi
berjalannya suatu organisasi.
2.2.1 Organisasi Islam
Organisasi Islam merupakan suatu sistem yang menghubungkan satu
sama lainnya dalam suatu badan usaha dengan tujuan yang sama
dengan berlandaskan Al- Qur’an, As- Sunnah, Ijma dan Qiyas. Jika
berbicara mengenai Organisasi Islam, maka berkaitan dengan sistem
yang dijalankan oleh suatu institusi atau wadah yang berkaitan dengan
ekonomi ataupun sosial namun dengan ajaran dan nilai- nilai islam
didalamnya.
Jika berkaitan dengan organisasi maka berkaitan juga dengan sistem.
Sistem didefenisikan sebagai suatu organisasi berbagai unsur yang
saling berhubungan satu sama lain. Unsur tesebut juga saling
memengaruhi, dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan pemahaman semacam itu, maka kita bisa menyebutkan bahwa
sistem ekonomi islam merupakan organisasi yang terdiri dari bagian-
bagian yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan ekonomi yang
ekonomi Islam ini merupakan bagian integral dari keseluruhan ajaran
Islam yang komprehensif dan telah dinyatakan Allah Swt sebagai ajaran
yang sempurna. (Mustafa Edwin, 2010: 12).
Adapun tujuan-tujuan dari Organisasi Islam, yaitu:
1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan
rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam
perbedaan.
2. Di bidang sosial, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan
yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan kemanusiaan.
3. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk
menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan
berkembangnya ekonomi rakyat.
4. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Adapun beberapa Organisasi Islam di dunia yang mempunyai andil
yang cukup besar terhadap perekonomian maupun kesejahteraan
negara- negara anggotanya yaitu:
1. Organisasi Kerjasama Islam/ Organisation Islamic of Cooperation
(OKI)
OKI merupakan wujud tekad negara- negara Islam untuk
melestarikan nilai- nilai sosial dan ekonomi islam serta
mengukuhkan kembali komitmen negara- negara Muslim kepada
Piagam Perserikatan Bangsa- Bangsa (Hermawati, 2005: 186).
antara negara anggotanya, mengonsolidasikan kerja sama di antara
negara anggotanya dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu
pengetahuan, dan bidang kegiatan vital lainnya serta mengadakan
konsultasi di antara negara- negara anggota dalam Organisasi
Internasional, berusaha melenyapkan pemisah ras, diskriminasi, dan
kolonialisme dalam segala bentuknya serta mendukung perdamaian
dan keamanan internasional yang didirikan diatas keadilan. (Ibid) 2. Islamic Development Bank (IDB)
Islamic Development Bank (IDB) adalah institusi keuangan
Internasional yang bertujuan untuk mempromosikan perkembangan
ekonomi dan sosial dari komunitas muslim, baik negara anggota
maupun non anggota yang sejalan dengan syariah. Salah satu
tujuan yang penting adalah untuk membantu mendorong
perdagangan antar negara muslim. Islamic Development Bank
(IDB) awalnya beranggotakan 22 negara Islam sebagai negara
pendiri. Bank ini menyediakan bantuan finansial untuk
pembangunan negara-negara anggotanya, membantu mereka untuk
mendirikan Bank Islam di negaranya masing-masing dan
memainkan peranan penting dalam penelitian ilmu ekonomi,
perbankan dan keuangan Islam. Kini bank yang berpusat di Jeddah,
Arab Saudi itu telah memiliki lebih dari 43 negara anggota.(
Sedangkan Organisasi- organisasi Islam yang berada di Kota Medan yang
paling menonjol adalah:
1. Muhammadiyah didirikan oleh pada tahun 1912 yang mana
merupakan gerakan Islam modern dengan wawasan mordial
dengan ciri khas kearifan lokal (local wisdom) khas Islam
Indonesia. Sejak berdirinya hingga saat ini, gerakan
muhammadiyah diarahkan dan difokuskan pada bidang
pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, meskipun lebih banyak
diarahkan pada pendidikan namun pada bidang ekonomi juga
cukup menjadi acuan Muhammadiyah.
Organisasi Islam Muhammadiyah dalam meningkatkan
kesejahteraan anggotanya di bidang ekonomi, mereka membentuk
koperasi – koperasi usaha seperti Koperasi Simpan Pinjam dari
koperasi tersebut dapat diharapkan adanya peningkatan taraf hidup
anggota-anggotanya. Seperti Koperasi Simpan Pinjam Surya Abadi
Mandiri yang berada di kota Medan. Koperasi ini berdiri pada
tahun 1999 dalam menjalankan programnya, Muhammadiyah
memberikan pinjaman tanpa jasa yang mana anggota kurang
mampu diberi keringanan dari segi pembayaran sehingga tidak
dibebani namun organisasi ini sering mendapat hambatan dari segi
permodalan karena dari segi pendanan koperasi tersebut lebih
banyak mendapatkan modal dari anggotanya dibandingkan bantuan
organisasi tersebut tidak secara berulang melainkan hanya
beberapa kali, sehingga koperasi tersebut dapat berdiri dan berjalan
tidak dalam campur tangan pemerintah sepenuhnya melainkan dari
anggotanya sendiri.
2. Al Jam’iyatul Washliyah merupakan Organisasi Islam yang lahir
pada 30 November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota
Medan, Sumatera Utara. Al Jam’iyatul Washliyah yang lebih
dikenal dengan sebutan Al Washliyah lahir ketika bangsa
Indonesia masih dalam penjajahan Hindia Belanda (Nederland
Indie). Tujuan utama mendirikan Organisasi Al Washliyah adalah
untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan berbeda
pandangan Umat Islam dalam hal ibadah dan cabang dari agama
(furu’iyah). Kondisi ini membuat umat Islam terbagi menjadi dua
kelompok yang disebut dengan kaum tua dan kaum muda.
Dengan terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam di Sumatera
Utara khususnya kota Medan, maka para pelajar yang menimba
ilmu di Maktab Islamiyah Tapanuli Medan berupaya untuk
mempersatukan kembali umat yang terpecah belah. Upaya untuk
mempersatukan umat Islam terus dilakukan sehingga terbentuklah
organisasi Al Jam’iyatul Washliyah yang artinya Perkumpulan
yang menghubungkan. Dimaksudkan dapat menghubungkan
manusia dengan Allah Swt dan menghubungkan manusia dengan
di Sumatera Utara sudah berjumlah ±2.000.000 orang yang
semakin meningkat dari tahun ke tahunnya. Sedangkan untuk
daerah Kota Medan sebesar 30% dari jumlah tersebut yaitu
±600.000 orang. Selain bergerak di bidang dakwah dan
pendidikan, Al Washliyah juga bergerak di bidang ekonomi seperti
yang dapat dilihat dari Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang
mereka dirikan. Dengan memberikan pinjaman tanpa agunan
sehingga memberi keringanan kepada orang-orang yang
melakukan pinjaman dan mempunyai pengaruh yang cukup besar
bagi para peminjam. Badan Perkreditan Rakyat (BPR) diharapkan
dapat memberikan manfaat terhadap pedagang kecil dalam
mengembangkan usahanya dari segi permodalan. Seperti BPRS Al-
Washliyah yang berada di kota Medan. Pinjaman yang diberikan
kepada anggota dari BPR tersebut yaitu seperti pinjaman tanpa
agunan dan pembayarannya dapat di cicil oleh si peminjam.
Diharapkan dengan adanya program tersebut maka para
anggotanya dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan
mereka.
2.3 Pembangunan Manusia
Menurut UNDP (1990), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk
memperbesar pilihan- pilihan bagi manusia (a process of enlarging people’s
choices). Defenifi pembangunan manusia tersebut pada dasarnya mencakup
pembangunan yang hanya menekankan pada pertumbuhan ekonomi. Dalam
konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis serta
dipahami dari sisi manusiawinya, bukan hanya dari sisi pertumbuhan
ekonominya.
Pembangunan manusia pada dasarnya mempunyai empat komponen utama
yaitu produktifitas (productivity), pemerataan (equity), kesinambungan
(sustainability), dan pemberdayaan (empowoment). Melalui peningkatan
keempat komponen tersebut secara maksimal maka pembangunan manusia
akan dapat berhasil dengan baik, yang dicirikan oleh peran manusia sebagai
agen pembangunan yang efektif.
Sehingga untuk mencapai hal itu maka penduduk suatu negara atau daerah
paling tidak harus memiliki peluang berumur panjang dan sehat, memiliki
tingkat pendidikan yang memadai, serta peluang untuk merealisasikan
pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan yang produktif sehingga memiliki
pendapatan yang cukup dan memiliki daya beli serta kemauan untuk
melakukan konsumsi bagi pemenuhan kebutuhannya. ( Nur Feriyanto, 2014:
217)
2.4 Kemiskinan
Kemiskinan identik dengan suatu masalah. Untuk memahami masalah
kemiskinan, kita perlu memandang kemiskinan dari dua aspek, yakni
kemiskinan sebagai suatu kondisi dan kemiskinan sebuagai suatu proses.
sekelompok orang hidup dibawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak
sebagai manusia disebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Sementara sebagai suatu proses, kemiskinan merupakan proses menurunnya
daya dukung terhadap hidup seseorang atau sekelompok orang sehingga pada
gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap
layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Dalam konteks ini, ada kalanya faktor internal seperti pengetahuan,
keterampilan, etos kerja dan/atau prinsip hidup seseorang atau sekelompok
orang memiliki daya dukung yang cukup untuk menjadikannya mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak masuk kedalam perangkap
kemiskinan. Kondisi yang sebaliknya mungkin pula terjadi, dimana faktor
internal seperti pengetahuan, keterampilan, etos kerja dan/atau prinsip hidup
seseorang atau sekelompok orang tidak memiliki daya dukung yang cukup
untuk menjadikannya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga pada
satu titik waktu masuk ke dalam perangkap kemiskinan. Demikian halnya
dengan faktor eksternal, seperti keadaan dan kualitas alam, struktur sosial
maupun kebijakan pemerintah ada kalanya memiliki daya dukung yang cukup
untuk menjadikan seseorang atau sekelompok orang itu mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya, sehingga tidak masuk ke dalam perangkap kemiskinan.
Keadaan yang berbeda dapat pula terjadi, dimana faktor eksternal seperti
justru tidak memiliki daya dukung yang cukup untuk menjadikan seseorang
atau sekelompok orang itu mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga
masuk ke dalam perangkap kemiskinan. (Matias Siagian, 2012:4 )
Menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan
Worldfactbook, BPD dan Woldbank ditingkat dunia, penurunan jumlah
penduduk miskin di Indonesia termasuk yang tercepat dibandingkan dengan
pencapaian negara lainnya. Tercatat pada rentang tahun 2005- 2009 Indonesia
mampu menurunkan laju rata- rata penurunan jumlah penduduk miskin
pertahun sebesar 0,8 % jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian
negara lain semisal Kamboja, Thailand, Cina, dan Brasil yang hanya berada
di kisaran 0,1 % pertahun. Bahkan India mencatat hasil minus atau terjadi
penambahan penduduk miski
Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin
atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki
rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Pada Maret
2014 garis kemiskinan Sumatera Utara sebesar Rp 318.398,- per kapita per
bulan. Untuk daerah perkotaan, garis kemiskinannya sebesar Rp 338.234,- per
kapita per bulan, dan untuk daerah perdesaan sebesar Rp 299.145,- per kapita
per bulan. Dibanding September 2013, garis kemiskinan Sumatera Utara pada
Maret 2014 naik 2,36 persen. Garis kemiskinan di perkotaan naik 2,33 persen
dan garis kemiskinan di perdesaan naik 2,38 persen. Sejak tahun 2004 sampai
dengan tahun 2014, perkembangan garis kemiskinan ditunjukkan pada Tabel .
Tahun (1)
Perkotaan (2)
Pedesaan (3)
Kota + Desa (4)
Maret 2004 142 966 114 214 122 414
Juli 2005 175 152 117 578 143 095
Mei 2006 184 694 142 095 155 810
Maret 2007 205 379 154 827 178 132
Maret 2008 218 333 171 922 193 321
Maret 2009 234 712 189 306 210 241
Maret 2010 247 547 201 810 222 898
Maret 2011 271 713 222 226 246 560
September 2011 288 023 239 208 263 209
Maret 2012 286 649 238 368 262 102
September 2012 295 080 249 165 271 738
Maret 2013 307 352 263 061 284 853
September 2013 330 517 292 186 311 063
Maret 2014 338 243 299 145 318 398
Sumber: Diolah dari data survei Sosial Ekonomi Nasional (susenas)
Sedangkan jumlah dan persentase penduduk miskin di kota Medan pada
tahun 2010 terdapat 212,30 jumlah penduduk miskin dan 10,05 persentase
dari penduduk miskin tersebut. Pada tahun 2011 terdapat 204,19 jumlah
penduduk miskin dan 9,63 persentase dari penduduk miskin. Dan pada tahun
2012 terdapat 198,03 jumlah penduduk miskin sedangkan persentasenya yaitu
9,33 (data dari Badan Pusat Statistik). Dari data tersebut dapat kita lihat
bahwa tingkat kemiskinan yang terjadi di kota Medan mengalami penurunan
dari tahun ke tahun, yang mana itu merupakan dampak yang baik bagi kota
Medan.
2.5 Penelitian terdahulu
Nur Rohima (1985) dalam penelitiannya yang berjudul “Sumbangan
ke XX M”. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa peranan yang
dilakukan oleh organisasi islam mempunyai andil yang besar dalam
meningkatkan kemajuan pada abad ke- 70 tersebut.
Zainal Abidin (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Gerakan Politik
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai Organisasi Islam Ekstra Parlementer
di Indonesia Pasca Reformasi”. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa
organisasi ini adalah keteguhannya dalam memegang prinsip dan semangat
dalam memperjuangkan visi dan misi organisasi, yakni melanjutkan kembali
kehidupan Islam, dan mengemban dakwah Islam ke seluruh lapisan
masyarakat dipenjuru dunia dengan mengajak kaum muslim untuk kembali
hidup secara Islami dalam masyarakat Islam, di mana pergerakan dalam
mewujudkan visi dan misi ini bergerak ditengah- tengah "Kepungan" sistem
pemerintahan yang demokrasi.
Lyana Apriyanti (2011) penelitiannya yang berjudul “Analisis Program
Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Kemiskinan Kota
Semarang”. Kemiskinan memiliki sifat plural sehingga kemiskinan
menunjukkan adanya sekelompok orang yang serba kekurangan sehingga
kemiskinan sering dikaitkan dengan kesejahteraan, Kesejahteraan hidup tidak
bisa terwujud jika seseorang tidak memiliki keterampilan.
2.6 Kerangka Konseptual
Adapun kerangka pemikiran peneliti yang menjadi dasar dalam penulisan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual (dibuat oleh Peneliti)
2.8 Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam penelitian
(Muhamad, 2008: 76). Adapun hipotesis sementara penelitian ini bahwa
adanya peran dari Organisasi Islam dalam mengentaskan kemiskinan di
Kota Medan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap masyarakat
ataupun anggota dari organisasi tersebut seperti misalnya dari segi sosial
maupun ekonomi.
Organisasi Islam
Pengentasan Kemiskinan Program organisasi di
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta- fakta
dan sifat- sifat suatu objek atau populasi tertentu (Sinulingga, 2011: 23).
Penelitian ini mendeskripsikan tentang bagaimana cara Organisasi Islam
Muhammadiyah dan Al Washliyah dalam mengurangi tingkat kemiskinan
di kota Medan dan bagaimana pengaruh Organisasi Islam Muhammadiyah
dan Al Washliyah terhadap masyarakat dalam mengurangi tingkat
kemiskinan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Medan dan waktu penelitiannya adalah pada
Oktober 2014 sampai dengan selesai.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional pada penelitian ini adalah Muhammadiyah dan Al Washliyah.
3.3 Defenisi Operasional
Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel dependen dan
variabel independennya meliputi Organisasi Islam dan tujuan dari Organisasi
Islam.
Defenisi dari variabel- variabel tersebut adalah:
• Tingkat kemiskinan adalah ukuran atau acuan terhadap meningkat atau
menurunnya keberhasilan pembangunan suatu daerah atau negara
sehingga berdampak terhadap tingkat penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan.
• Organisasi Islam merupakan suatu sistem yang menghubungkan satu
sama lainnya dalam suatu badan usaha dengan tujuan yang sama
dengan berlandaskan Al- Qur’an, As- Sunnah, Ijma dan Qiyas. Yang
mana berbentuk wadah berkumpulnya orang- orang yang mempunyai
tujuan yang sama dalam mensyi’ah kan Islam dengan ketentuan dan
ajaran- ajaran yang telah di tentukan oleh Allah. • Tujuan dari Organisasi Islam yaitu:
• Di bidang sosial, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa,
berbudi luhur, berpengetahuan luasserta memberikan bantuan di
bidang kesehatan untuk masyarakat kurang mampu.
• Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan dan
mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas
3.4 Populasi dan Sample 3.4.1 Populasi
Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau objek yang memiliki
kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah
pokok dalam suatu penelitian (Muhammad, 2008: 161). Populasi pada
penelitian ini adalah orang- orang kurang mampu yang menerima
bantuan maupun yang menjadi anggota pada Organisasi Islam
Muhammadiyah dan Al- Washliyah.
3.4.2 Sampel
Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil
dari suatu populasi dan diteliti secara rinci (Muhammad, 2008: 162).
Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu teknik nonprobability sampling yang memilih orang-orang terseleksi
berdasarkan ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang dipandang
mempunyai sangkut paut erat dengan ciri- ciri atau sifat- sifat populasi
yang sudah diketahui sebelumnya (Ibid, 2008: 175). Sampel responden
yang diambil oleh penulis yaitu sebanyak 2 Organisasi Islam yaitu
Muhammadiyah dan Al- Washliyah serta 100 responden orang- orang
yang dibantu dan anggota dari organisasi tersebut.
3.5Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Jenis Pengumpulan Data
• Data Primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah
langsung sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung
dari objeknya (Muhammad, 2008: 101), yaitu dengan
melakukan wawancara langsung kepada Organisasi Islam
Muhammadiyah dan Al- Washliyah dan memberikan kuisioner
kepada masyarakat yang dibantu dan anggota dari organisasi
tersebut.
• Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang
sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain,
biasanya sudah dalam bentuk publikasi (Ibid: 102), yaitu data
yang didapatkan dari Organisasi Islam seperti Muhammadiyah
dan Al- Washliyah, serta bahan bacaan lainnya yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3.5.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
• Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data atau
informasi melalui literatur yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti, yang dapat diperoleh dari buku-
buku, jurnal, internet dan lainnya.
• Observasi meliputi pencacatan terhadap data yang diperlukan
dalam melakukan penelitian terhadap organisasi
• Kuisioner, peneliti membuat daftar pertanyaan kepada
masyarakat yang dibantu oleh Organisasi Islam tersebut dan
anggotanya, dimana pertanyaan yang dibuat relevan dengan
penelitian yang dilakukan.
• Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan secara lisan. Wawancara merupakan
bagian dari teknik komunikasi dimana pencari data mengadakan
tanya jawab dengan narasumber untuk menggali data yang
diperlukan
3.6.Teknik dan Analisis Data 3.6.1 Alat Analisis Data
Alat analisis data yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian,
yaitu:
• Dengan menggunakan program SPSS
• Dengan menggunakan Skala Likert yang mana menurut Kinnear
(Muhammad, 2008: 154) mengatakan bahwa skala likert ini
berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang
terhadap sesuatu. Penelitian ini menggunakan pernyataan sikap
seperti berikut:
Sangat setuju (SS), dengan skor 5
Setuju (S), dengan skor 4
Ragu- ragu (R), dengan skor 3
Sangat tidak setuju (STS), dengan skor 1
3.6.2 Metode Analisis Data
Untuk mendeskripsikan hasil dari penelitian ini maka penulis
menggunakan statistik desktiptif, yaitu metode statistik yang berusaha
menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data seperti
berapa rata- ratanya, seberapa jauh data- data bervariasi, dan lain
sebagainya (Muhammad, 2008: 200).
Sementara untuk menguji skala pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Suatu skala
pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sarwono, 2006: 99).
a. Uji validitas, yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan program SPSS dengan membandingkan nilai r hasil CorrectedItem Total Correlation dengan r tabel (Situmorang, 2008: 43). Skala pengukuran dinyatakan valid
apabila r hitung >r tabel.
b. Uji reabilitas, hampir sama dengan halnya uji validitas
menggunakan program SPSS, namun uji ini membandingkan
koefisien Cronbach’s Alpha dengan r tabel. Hasil perhitungan menunjukkan reliable bila koefisienCronbach’s Alpha>r tabel c. Untuk mendeskripsikan pandangan masyarakat mengenai peran
dari Organisasi Islam maka penulis menggunakan statistik
atau menggambarkan berbagai karakteristik data seperti berapa
rata-ratanya, seberapa jauh data-data bervariasi, dan lain
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Organisasi Islam di Kota Medan
Organisasi Islam merupakan suatu sistem yang menghubungkan satu sama
lainnya dalam suatu badan usaha dengan tujuan yang sama dengan
berlandaskan Al- Qur’an, As- Sunnah, Ijma dan Qiyas.
Adapun tujuan-tujuan dari Organisasi Islam, yaitu:
1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan
rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam
perbedaan.
2. Di bidang sosial, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan
yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan kemanusiaan.
3. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk
menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan
berkembangnya ekonomi rakyat.
4. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Di Kota Medan yang merupakan Ibukota provinsi Sumatera Utara terdapat
75 Organisasi Islam. Dari semua Organisasi tersebut 2 diantaranya adalah
Muhammadiyah dan Al Washliyah yang merupakan Organisasi Islam
dengan tujuan upaya mengurangi tingkat kemiskinan dari segi sosial
Muhammadiyah merupakan Organisasi dengan jumlah anggota±30.000
orang yang mana dari jumlah tersebut, 2.658 orang diantaranya merupakan
kader-kader dari organisasi tersebut. Kader-kader tersebut meliputi
Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiyatul Aisyiyah,
Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Hizbul
Wathan, Tapak Suci.
Sedangkan Al Washliyah merupakan Organisasi dengan jumlah anggota
±600.000 orang yang diantaranya terdapat 400.000 orang merupakan
kader-kader dari organisasi tersebut. Kader-kader dari Organisasi tersebut
meliputi: Muslimat Al Washliyah, Gerakan Pemuda Al Washliyah
(GPA),Angkatan Puteri Al Washliyah (APA), Ikatan Putera-Puteri Al
Washliyah (IPA), Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH), Ikatan
Sarjana Al Washliyah (ISARAH), Ikatan Guru Al Washliyah (IGA).
4 .2 Karakteristik Responden 4.2.1 Jenis Kelamin
Dari hasil penyebaran kuesioner, didapatkan bahwa sebagian besar yang
menjadi responden adalah perempuan yaitu sebesar 68%, sedangkan
responden laki-laki sebesar 32%. Adapun karakteristik responden
Gambar 4 .1
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (DataPrimer) 4.2.2 Usia
Berdasarkan kategori usia responden, persentase tertinggi adalah berusia ≥30 tahun yaitu 32%, sedangkan persentase responden yang terendah
adalah berusia 16-20 tahun sedangkan usia 21-25 tahun yang memiliki
pesentase tidak jauh berbeda dari rentang usia 26-30 tahun.
Gambar 4 .2
Jumlah responden berdasarkan usia (Data Primer)
4 .2.3 Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan. Dari hasil kuesioner yang
diperoleh data karakteristik responden sebagai berikut:
68
32
perempuan laki-laki
19 23
26
32
[image:53.595.188.474.422.543.2]Gambar 4 .3
Pesentase Responden Berdasarkan Pekerjaan (Data Primer) Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa persentase yang paling besar
terdapat pada Pekerjaan Lainnya sebesar 41% sedangkan yang terendah
adalah Pegawai Negeri sebesar 15%.
4.2.4 Pendidikan Terakhir
Tingkat pendidikan terakhir mempengaruhi pemahaman responden
terhadap Organisasi Islam. Semakin tinggi tingkat pendidikan seharusnya
semakin memiliki tingkat pemahaman yang tinggi. Pada studi kali ini
persentase tingkat pendidikan responden tertinggi adalah yang
berpendidikan SMA dimana total persentasenya adalah 43%. Sedangkan
yang terendah adalah yang berpendidikan SD yakni sebesar 5%.
Gambar 4 .4
Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir(DataPrimer)
21
15
23
41
Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Pedagang Pekerjaan Lain
5 13
43 39
[image:54.595.191.473.573.689.2]4 .2.5 Penghasilan
Karakteristik responden berdasarkan penghasilan. Dari hasil kuesioner
[image:55.595.178.486.211.334.2]yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 4.5 sebagai berikut:
Gambar 4 .5
Persentase Responden Berdasarkan Penghasilan (Data Primer) Berdasarkan keterangan tersebut bahwa penghasilan tertinggi dari hasil
kuesioner adalah < Rp 1.500.000 dengan persentase 58% sedangkan yang
terendah > Rp 5.000.000 yang mendapatkan persentase hanya 7%.
4 .3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Suatu instrumen yang baik harus memiliki tingkat Validitas serta tingkat
Reliabilitas yang tinggi. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila
instrumen penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sedangkan suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
instrumen penelitian tersebut bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Berikut ini merupakan tabel output hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas menggunakan SPSS 21:
58
35
7
< Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 - Rp 5.000.000
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
No Variabel r-hitung Cronbach’s
Alpha
1
Organisasi merupakan wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama
0,446 0,749
2
Dalam pelaksanaannya organisasi membutuhkan kerjasama team dan etos kerja agar tercapai tujuan yg diinginkan
0,514 0,748
3
Organisasi Islam merupakan wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang dengan tujuan tertentu yang berlandaskan Al- Qur'an, As- sunnah, Ijma' dan Qiyas
0,435 0,748
4 Adanya dampak peranan Organisasi Islam
dalam kehidupan sehari-hari 0,590 0,741
5
Manfaat dari ke ikut sertaan menjadi anggota dari suatu organisasi islam adalah selain menambah wawasan keislaman juga dapat menolong sesama umat muslim
0,664 0,741
6
Keikutsertaan pada organisasi islam dapat memberikan dampak positif terhadap kehidupan sehari- hari
0,630 0,739
7
Adanya hubungan silaturrahim yang erat antara anggota organisasi dengan masyarakat
6,17 0,739
8
Adanya penyuluhan kepada masyarakat mengenai program-program yang dikeluarkan oleh Organisasi Islam
7,16 0,734
9 Pelayanan yang diberikan oleh Organisasi
Islam terhadap masyarakat cukup optimal 0,709 0,731 10
Adanya bantuan yang diberikan oleh Organisasi Islam untuk masyarakat kurang mampu
0,728 0,732
11
Adanya penyeleksian dalam menerima bantuan yang diberikan oleh Organisasi Islam tersebut
0,563 0,738
12 Adanya bantuan untuk masyarakat yang
kurang mampu dibidang Pendidikan 0,667 0,737
13
Bantuan- bantuan yang diberikan oleh Organisasi Islam kepada orang- orang yang kurang mampu dapat mempengaruhi perekonomian mereka.
0,520 0,741
Nilai r-tabel untuk N=100; df=98; tingkat signifikansi=5% adalah 0,196. Dari Tabel 4.2dapat dilihat bahwa tiap-tiap pernyataan memiliki r-hitung>r-tabel, yang menandakan bahwa masing-masing pernyataan dapat dinyatakan valid, dan tiap-tiap pernyataan memiliki cronbach’s alpha> r-tabel yang menandakan bahwa masing-masing pernyataan dapat dinyatakan reliabel.
4 .4 Upaya Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan 4.4.1 Pemahaman Umum Masyarakat Mengenai Organisasi Islam
Pengetahuan masyarakat akan Organisasi Islam membantu penulis
menganalisis data khususnya mengenai tingkat pemahaman masyarakat
mengenai Organisasi Islam seperti berikut:
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
P2 100 3 5 4,50 ,522
P3 100 3 5 4,49 ,643
P1 100 2 5 4,47 ,577
Valid N (listwise) 100
• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P2 memiliki nilai
terendah sebesar 3 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-ratanya
yaitu 4,50 dan standar deviasinya sebesar 0,52. Sehingga dapat di
katakan bahwa responden pada P2 “Sangat Setuju” tentang pemahaman
masyarakat mengenai Organisasi Islam dengan jumlah 4,50 dari nilai
[image:57.595.134.494.444.532.2]• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P3 memiliki nilai
terendah sebesar 3 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-ratanya
yaitu 4,49 dan standar deviasinya sebesar 0,643. Sehingga dapat
dikatakan bahwa responden pada P3 “Sangat Setuju” mengenai
pemahaman masyarakat tentang Organisasi Islam dengan jumlah 4,49
dari nilai maksimum 5.
• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P1 memiliki nilai
terendah sebesar 2 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-ratanya
yaitu 4,47 dan standar deviasinya sebesar 0,577. Sehingga dapat
dikatakan bahwa responden pada P1 “Sangat Setuju” mengenai
pemahaman masyarakat tentang Organisasi Islam dengan jumlah 4,47
dari nilai maksimum 5.
4 .4.2 Pengaruh Organisasi Islam Kepada Masyarakat
Dampak Organisasi Islam terhadap kehidupan masyarakat membantu
penulis dalam menganalisis data khususnya mengenai pengaruh
Organisasi Islam terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat seperti
berikut:
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
P5 100 3 5 4,40 ,603
P6 100 2 5 4,28 ,712
P7 100 1 5 4,21 ,729
P4 100 3 5 4,16 ,692
• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P5 memiliki ni