DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Taufik Firlani
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 19 April 1989
Alamat : Jl.Sariwates II Gg. Angsana NO. 16 RT 02/14 Antapani Kidul- Antapani Bandung 40291 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Telp/ Cellular : 085624870907
__________________________________________________________________
Latar Belakang Pendidikan Formal
2007-Sekarang : UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 2004-2007 : SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung
2001-2004 : SMP Negeri 30 Bandung
1995-2001 : SD Negeri Griba 13/1 Bandung
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PEMBERIAN PINJAMAN
PADA KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
TAUFIK FIRLANI
10107609
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Perkasa, Sang Maha Pencipta, Yang Tunggal dalam Dzat, yang tidak ada sekutu bagi-Nya., yang pertama dan tanpa permulaan, yang terakhir dan tanpa ada akhir.
Dengan segala akal, pikiran, jiwa serta totalitas yang penulis miliki dan berkat arrahman-arrahim-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul "SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMBERIAN PINJAMAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA " sesuai dengan yang diharapkan.
Pada penelitian kali ini penulis melakukan penelitian di Koperasi Serba Usaha Sejahtera, alasannya yaitu belum adanya sistem informasi untuk mengelola proses yang ada di kantor Koperasi Serba usaha saejahtera terutama dalam hal pendaftaran Anggota, Simpanan, Pinjaman, dan pengambilan keputusan penentuan penerima pinjman diterima atau ditolak.
Penulis menyadari dengan segala ketawadhuan banyak sekali terdapat kekurangan dan keterbatasan, dan jauh dari kesempurnaan karena penulis sempurna dari ketidakberdayaan. Namun, penulis mencoba dengan ilmu yang sedikit ini berusaha agar penulisan skripsi memenuhi persyaratan baik dalam bentuk penulisan maupun isinya. Oleh karena itu kritik, arahan, serta saran yang membangun kami harapkan agar nantinya bisa mendekati kesempurnaan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
iv
2. Kepada kakak Nurweni Hidayati, Amd.Kep. serta suami Tri Margono, S.E. dan adik Tundzirawati tersayang yang tidak berhenti berdoa dan mendukung, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sesuai dengan harapan dan dapat lulus.
3. Kepada keponakan tersayang Arendra Margono yang menjadi motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Kepada seluruh staf KOPERASI KSU SEJAHTERA yang telah memberikan izin dalam penelitian di kantor KOPERASI KSU SEJAHTERA.
5. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia dan sekaligus penguji seminar, saya terima kasih atas arahan yang bapak berikan.
6. Ibu Janivita Joto Sudirham, S.T., MSc., PhD. Selaku dosen pembimbing, terima kasih banyak untuk ibu atas waktu serta bimbingan dan arahanya dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Irfan Maliki, S.T., M.T., selaku dosen wali IF-13 angkatan 2007 8. Bapak Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom. selaku dosen penguji sidang
saya,terima kasih banyak untuk bapak atas arahan dan masukanya.
9. Kepada seluruh dosen dan staf Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia, terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan. 10. Kepada rekan-rekan IF-13 angkatan 2007 yang telah memberikan ilmu,
waktu, motifasi, inspirasi, serta pengalaman yang tak ternilai harganya kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, semoga kita bisa terus bersama.
11. Kepada seluruh sahabat dan saudara Dominator, terimakasih atas dukungan dan motivasi.
12. Kepada seluruh sahabat dan saudara 312, terimakasih atas dukungan dan motivasi.
13. Untuk Kamu yang selalu hadir untuk memotivasi, menemani serta mendoakan dengan tulus, terima kasih.
v 15. Untuk teman-teman di paseban.com.
16. Lebih khusus kepada semua kerluarga besar saya yang tak henti memotivasi dan mendoakan, terima kasih
17. Kepada seluruh rekan-rekan, teman-teman, dan saudara-saudara yang tidak bisa disebut satu per satu.
Akhir kata, semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amiin Yaa Raabbal’alamiin.
Bandung, 25 Agustus 2013
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABLE ... xvi
DAFTAR SIMBOL ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1. Latar Belakang Masalah ... 1
I.2. Identifikasi Masalah ... 2
I.3. Maksud dan Tujuan ... 3
I.3.1 Maksud ... 3
I.3.2 Tujuan ... 3
I.4. Batasan Masalah ... 3
I.5. Metodologi Penelitian ... 4
I.6. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
II. 1 Profil Tempat Penelitian ... 7
II. 1. 1 Sejarah Kopersi Serba Usaha Sejahtera ... 7
II. 1. 2 Kegitan Unit Simpan Pinjam ... 8
II. 1. 3 Visi dan Misi Koperasi Serba Usaha Sejahtera ... 9
II. 1. 4 Struktur Organisasi ... 10
II. 1. 5 Job Description ... 11
II. 2 Landasan Teori ... 14
II. 2. 1 Sistem Informasi ... 14
II. 2. 2 Konsep Dasar Informasi ... 14
vii
II. 2. 4 Sistem Informasi Manajemen... 15
II. 2. 5 Basis Data (database)... 16
II. 2. 6 Database Management System (DBMS)... 16
II. 2. 7 Sistem Pengambilan Keputusan ... 17
II. 2. 8 Promethe ( Preference Ranking Organization method for Enrichment Evaluation). ... 19
II. 2. 9 Alat Bantu Perancangan ... 32
II. 2. 10 Client-Server ... 36
II. 2. 11 Borland Delphi 7.0 ... 37
II. 2. 12 MySQL ... 38
BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN SISTEM ... 39
III. 1 Analisis Sistem ... 39
III.1.1. Analisis Masalah ... 39
III.1.2. Analisis Sistem yang Berjalan... 40
III.1.2.1 Prosedur kegitan KSU Sejahtera yang sedang Berjalan... 40
III.1.2.1.1 Prosedur pendaftaran Anggota ... 40
III.1.2.1.2 Prosedur transaksi simpanan ... 43
III.1.2.2.1 Prosedur pengajuan dan pemberian pinjaman ... 45
III.1.2.2.2 Prosedur angsuran ... 47
III.1.2.2.3 Kesimpulan Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 49
III.1.3. Analisis Proses Metode Promethee Pada Penilaian Pemberian Pinjaman ... 49
III.1.3.1 Penentuan Kriteria dan Sub kriteria ... 50
III.1.3.2 Perhitungan nilai sub kriteria dan kriteria ... 58
III.1.3.2.1. Perhitungan Nilai Sub Kriteria ... 59
III.1.3.2.2. Perhitungan Nilai Kriteria ... 60
viii
III.1.3.4 Perhitungan Leaving flow dan Entering flow (promethee I) ... 67
III.1.3.5 Perhitungan penentuan rangking / Net flow ... 68
III.1.4. Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 68
III.1.4.1 Analisis Jaringan ... 68
III.1.4.2 Analisis Perangkat Keras ... 69
III.1.4.3 Analisis Perangkat Lunak ... 70
III.1.4.4 Analisis Pengguna ... 70
III.1.4.5 Analisis Kode... 72
III.1.5. Analisis Basis Data ... 72
III.1.6. Analisis Kebutuhan Fungsional ... 74
Diagram Konteks ... 75
III.1.6.1 DFD (Data Flow Diagram) ... 75
III.1.6.2 DFD Level 0 ... 76
III.1.6.2.1 DFD Level 1 Proses 1 Login ... 77
III.1.6.2.2 DFD level 1 Proses 2 pengolahan anggota ... 77
III.1.6.2.3 DFD level 2 Proses 2.2.1 pengolahan data anggota ... 78
III.1.6.2.4 DFD level 1 Proses 3 pengolahan transaksi ... 78
III.1.6.2.5 DFD level 1 Proses 4 Pengolahan pengajuan ... 79
III.1.6.2.6 DFD level 1 Proses 5 Pengolahan pinjaman ... 79
III.1.6.2.7 DFD level 1 Proses 6 pengolaha karyawan ... 80
III.1.6.2.8 DFD level 1 Proses 7 laporan. ... 80
III.1.6.2.9 DFD level 2 Proses 7 laporan data anggota ... 81
III.1.6.2.10 DFD level 2 Proses 7.3 laporan data pinjaman... 81
III.1.6.2.11 DFD level 3 Proses 7.3.2 laporan data pinjaman anggota ... 82
ix
DFD level 3 Proses 7.3.3 laporan data angsuran... 83
III.1.6.2.14 DFD level 3 Proses 7.3.3 laporan data transaksi ... 83
III.1.6.2.15 Spesifikasi Proses ... 84
III.1.6.3 Kamus Data ... 94
III.1.6.4 III. 2 Analisis bisnis ... 103
III. 3 Perancangan Sistem... 104
III.3.1 Perancangan Basis Data ... 105
III.3.1.1 Skema Relasi ... 105
III.3.1.2 Struktur Tabel ... 106
III.3.2 Perancangan Kode ... 113
III.3.3 Struktur Menu ... 114
III.3.4 Perancangan Antar Muka ... 115
III.3.4.1. Perancangan Form ... 115
Perancangan Antar Muka Login Ketua ... 115
III.3.4.1.1 Perancangan Antar Muka Utama Menu Ketua ... 116
III.3.4.1.2 Perancangan Antar Muka ganti password ... 116
III.3.4.1.3 Perancangan Antar Muka Data Karyawan ... 117
III.3.4.1.4 Perancangan Antar Muka Tambah data karyawan ... 118
III.3.4.1.5 Perancangan Antar Muka merubah data karyawan ... 118
III.3.4.1.6 Perancangan Antar Muka Data Anggota ... 119
III.3.4.1.7 Perancangan Antar Muka Form Merubah Data Anggota... 119
III.3.4.1.8 Perancangan Antar Muka Login Unit Simpan Pinjam ... 120
III.3.4.1.9 Perancangan Antar Muka Menu Unit Simpan Pinjam ... 120
III.3.4.1.10 Perancangan Antar Muka Ganti Password ... 121
x
Perancangan Antar Muka Data Anggota ... 122
III.3.4.1.13 Perancangan Antar Muka Merubah Data Anggota ... 122
III.3.4.1.14 Perancangan Antar Muka Setoran anggota baru ... 123
III.3.4.1.15 Perancangan Antar Muka Penarikan ... 123
III.3.4.1.16 Perancangan Antar Muka Setoran ... 124
III.3.4.1.17 Perancangan Antar Muka Pengajuan ... 124
III.3.4.1.18 Perancangan Antar Muka Data Pengajuan ... 125
III.3.4.1.19 Perancangan Antar Muka Data Pengajuan ditolak ... 125
III.3.4.1.20 Perancangan Antar Muka Data Pengajuan diterima ... 126
III.3.4.1.21 Perancangan Antar Muka Form Pinjam dari Pengajuan... 126
III.3.4.1.22 Perancangan Antar Muka Form Pinjam ... 127
III.3.4.1.23 Perancangan Antar Muka Data Pinjaman ... 127
III.3.4.1.24 Perancangan Antar Muka Data Pinjaman ... 128
III.3.4.1.25 III.3.5 Perancangan Pesan... 129
III.3.5.1 Pesan pada Menu Login... 129
III.3.5.2 Pesan pada menu Ketua ... 130
III.3.5.3 Pesan pada menu Unit Simpan Pinjam ... 131
III.3.6 Jaringan Semantik ... 132
III.3.7 Perancangan Prosedural ... 133
III.3.7.1 Prosedural Login ... 133
III.3.7.2 Prosedural Tambah Data... 135
III.3.7.3 Prosedural Hapus Data ... 136
III.3.7.4 Prosedural Ubah Data ... 137
III.3.7.5 Prosedural Cari Data ... 138
xi
IV.1 Implementasi Sistem ... 139
IV.1.1 Perangkat Keras yang Digunakan ... 139
IV.1.2 Perangkat Lunak yang Digunakan ... 140
IV.1.3 Implementasi Basis Data ... 140
IV.2.1 Pengujian Alpha ... 147
IV.2.1.1 Skenario Pengujian Alpha ... 147
IV.2.1.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 148
Pengujian Login Ketua ... 148
IV.2.1.2.1 Pengujian ganti password ... 149
IV.2.1.2.2 Pengujian Tambah Karyawan ... 150
IV.2.1.2.3 Pengujian Mengubah Karyawan ... 152
IV.2.1.2.4 Pengujian hapus data karyawan ... 152
IV.2.1.2.5 Pengujian resetpassword karyawan ... 153
IV.2.1.2.6 Pengujian Cetak laporan simpanan ... 153
IV.2.1.2.7 Pengujian Cetak laporan pinjaman ... 154
IV.2.1.2.8 Pengujian mengubah data Anggota ... 154
IV.2.1.2.9 Pengujian Cetak Laporan Anggota ... 154
IV.2.1.2.10 Pengujian Logout 155 IV.2.1.2.11 Pengujian Login Unit Simpan Pinjam ... 155
IV.2.1.2.12 Pengujian ganti password ... 156
IV.2.1.2.13 Pengujian Form Anggota Baru ... 157
IV.2.1.2.14 Pengujian Mengubah Data Anggota ... 159
IV.2.1.2.15 Pengujian Transaksi penyetoran anggota baru ... 159
IV.2.1.2.16 Pengujian Cetak Laporan Anggota ... 160
IV.2.1.2.17 Pengujian transaksi penarikan ... 160
IV.2.1.2.18 Pengujian transaksi Penyetoran ... 161
IV.2.1.2.19 Pengujian Form Pengajuan ... 161
IV.2.1.2.20 Pengujian Lihat data baru pengajuan ... 163
IV.2.1.2.21 Pengujian Lihat data ditolak pengajuan ... 163
IV.2.1.2.22 Pengujian Lihat data diterima ... 163
xii
Pengujian Form Pinjaman dari pengajuan ... 165
IV.2.1.2.25 Pengujian Cetak Laporan Pinjaman... 165
IV.2.1.2.26 Pengujian Cetak Laporan angsuran ... 166
IV.2.1.2.27 Pengujian Cetak Laporan Simpanan ... 166
IV.2.1.2.28 IV.2.2.1 Wawancara Pengguna ... 167
IV.2.2.1.1 Wawancara Pengujian Beta Untuk Ketua... 168
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 173
175
DAFTAR PUSTAKA
[1] Brans, J. V. (1986). How to slect and how to rank project; ThePpromethee Method. Journal of European of Operational research. elsever science , 228-238.
[2] Sopandi, Dede. 2006. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Bandung : Informatika,
[3] Bin Ladjamudin, Al-Bahra, (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
[4] Fathansyah,Ir. (1999). BASIS DATA. Bandung: CV.Informatika.
[5] Jogiyanto, H.M (2005). Analisis dan Desian Sistem Informasi Pendekatan
Tersetruktur Teori dan Aplikasi Bisnis, ANDI : Yogyakarta.
[6] Kadir, Abdul. (2009). Dasar Perancangan & Implementasi Database
Relasional. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
[7] Kusrini, M.Kom. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan . Yogyakarta: Penerbit ANDI.
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang Masalah
Koperasi adalah salah satu bentuk usaha berbadan hukum yang berdiri di Indonesia. Menurut undang-undang no 25 tahun 1992 pasal 1 ayat 1 tentang perkoperasian, koperasi indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang, seseorang-orang, atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
2
Untuk itu di butuhkan sistem informasi manajemen pemberian pinjaman yang mampu membantu para petugas melakukan kegiatan simpan pinjam. Sistem yang mangolah data simpan pinjam serta data lainnya secara terkomputerisasi, jadi saat petugas membutuhkan data-data tersebut petugas tidak perlu sulit membokar berkas yang tertumpuk dan tidak akan keliru karena sistem dapat mengatur nya untuk setiap data anggota. Dan untuk mengoptimalkan penilaian terhadap pengajuan pinjaman sistem di terapkan sistem pendukung keputusan menggunakan metode prioritas yaitu metode promethe.
Metode promethee ini diharapkan dapat mengoptimalkan data yang ada sebagai beberapa data penilaian terhadap pengajuan pinjaman. Sistem akan mengatur secara otomatis beberapa data penilaian pada proses penilaian dan sistem akan melakukan penilaian menggunakan metode promethee dengan hasil status pengajuan dan menghasilkan data prioritas untuk urutan penerima pinjaman. Sistem prioritas ini sangat di butuhkan mengingat koperasi ini ialah koperasi usaha skala kecil dengan ketersedian dana yang minim sehingga di butukan prioritas untuk mengoptimalkan pemberian pinjaman pada anggota.
Berdasarkan masalah yang ada saat ini dalam pengolahan data kegiatan simpan dan pinjam, maka penulis mengusulkan pembangunan sistem informasi yang dapat membantu petugas dalam mengolah data kegitan simpan pinjam, maka hal ini diwujudkan dalam Tugas Akhir yang Berjudul “SISTEM INFOMASI
MANAJEMEN PEMBERIAN PINJAMAN PADA KOPERASI SERBA
USAHA SEJAHTERA “
I.2.Identifikasi Masalah
Dilihat dari latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan adalah: a) Kegiatan operasional yang masih dilakukan secara manual dan belum
terkomputerisasi sangat kurang efektif ketika membutuhkan data, selain itu terdapat bahaya lain nya seperti bekas atau file tersebut hilang , rusak, memiliki data yang ganda, tertukar dll.
3
melakukan pemberian pinjaman terhadap anggota yang memang kurang layak yang berakibat kerugian bagi koperasi.
I.3. Maksud dan Tujuan I.3.1 Maksud
Maksud dari skripsi penelitian ini ialah untuk membangun sistem informasi manajemen penerima pinjaman pada Koperasi Serba Usaha Sejahtera.
I.3.2 Tujuan
Tujuan dari skripsi penelitian ini ialah:
a) Memudahkan petugas dalam mengolah data kegiatan simpan dan pinjam koperasi secara terkomputerisasi agar membantu saat data tersebut di butuhkan.
b) Mengoptimal kan penilaian tehadap penilaian terhadap pengajuan pinjaman anggota dengan menerapkan sistem pendukung keputusan dengan metode prioritas.
I.4.Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam pembuatan perangkat lunak ini,yaitu:
a) Aplikasi hanya digunakan dilingkungan Koperasi Serba Usaha Sejahtera saja.
b) Penguna aplikasi ini merupakan petugas atau staf yang ada di Koperasi Serba Usaha Sejahtera.
c) Data yang digunakan merupakan data yang sudah ada di Koperasi Serba Usaha Sejahtera, seperti : data anggota, data simpanan, data pinjaman dan data angsuran.
d) Karena data tersimpan secara manual dan banyak data yang hilang, maka data tidak semua data yang diperoleh adalah asli.
e) Mengolah data simpanan yaitu mengolah data transaksi simpanan dan transaksi penarikan dana simpanan.
4
g) Metode analisis adalah analisis terstruktur.
h) Aplikasi yang akan dibangun adalah aplikasi berbasis desktop dengan sistem berbasis client-server.
i) Metode prioritas yang digunakan ialah metode Promathee
j) Database yang digunakan MySQL dan Borland Delphi 7.0 sebagai
software pendukung
k) Perangkat keras jaringan yang di gunakan ialah switch, kabel UTP dan konektor RG45
I.5.Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Studi Literatur.
b. Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.
c. Observasi.
d. Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil.
e. Interview.
f. Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung yang ada kaitannya dengan topik yang diambil.
2. Tahap pembuatan perangkat lunak.
Teknik analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall, yang meliputi beberapa proses diantaranya:
a. System / Information Engineering
5
elemen yang diperlukan sistem dan mengalokasikannya kedalam pembentukan perangkat lunak.
b. Analisis
Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pembuatan perangkat lunak.
c. Design
Tahap penerjemahan dari data yang dianalisis kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user.
d. Coding
Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang keadalam bahasa pemrograman tertentu.
e. Pengujian
Merupakan tahap pengujian terhadap perangkat lunak yang dibangun.
f. Maintenance
Tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai dapat mengalami perubahan–perubahan atau penambahan sesuai dengan permintaan user.
System Engineering
System Analysis
System Testing System
Design
System Coding
System Maintenance
Feedback
Gambar 1. 1 Model Pengembangan Perangkat Lunak
I.6.Sistematika Penulisan
6
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, mencoba merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan tujuan dan kegunaan penelitian, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya termasuk sintesisnya.
BAB III. ANALISIS MASALAH
Menganalisis masalah dari model penelitian untuk memperlihatkan keterkaitan antar variabel yang diteliti serta model matematis untuk analisisnya.
BAB IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian secara garis besar sejak dari tahap persiapan sampai penarikan kesimpulan, metode dan kaidah yang diterapkan dalam penelitian. Termasuk menentukan variabel penelitian, identifikasi data yang diperlukan dan cara pengumpulannya, penentuan sampel penelitian dan teknik pengambilannya, serta metode/teknik analisis yang akan dipergunakan dan perangkat lunak yang akan dibangun jika ada.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Profil Tempat Penelitian
II. 1. 1 Sejarah Kopersi Serba Usaha Sejahtera
Koperasi Serba Usaha Sejahtera berdiri sejak tahun 5 Januari 1992, yang berawal dari keprihatinan dan kepedulian beberapa warga masyarakat RW 14 Antapani kidul tehadap keluhan dan curahan hati warga masyarakat tentang kesulitan biaya hidup yang terus meningkat seiring berjalan nya waktu. Keadaan sulit itu pun di manfaatkan oleh para rentenir (bank keliling) yang memberikan dana cepat dan mudah dengan bunga yang tinggi. Kurangnya pengetahuan dan kebutuhan yang mendesak membuat para warga tertarik tanpa berfikir akibat untuk kedepannya.
Koperasi Serba Usaha Sejahtera mencoba memfasilitasi melalui kegiatan koperasi, dimana para warga masyarkat dapat melakukan penyimpanan uang dan dapat melakukan pinjaman saat membutuhkan sesuai dengan ketentuan yang tidak akan memberatakan dengan menjadi anggota koperasi.
Seiring berjalannya waktu koperasi pun berkembang dan memiliki anggota koperasi yang terus bertambah. Perkembangan terbesebut membuat para pengurus berinsiatif melakukan pembelian sebuah rumah beserta kelengkapan atau barang yang kurang lebih dapat yang dipergunakan untuk tempat kegitan koperasi dan penyimpanan data anggota .
8
permohonan bantuan modal kepada instansi terkait. Pada tanggal 7 Juli 2003 Koperasi Serba Usaha telah berbadan hukum yang telah dikeluarkan oleh Dinas Koperasi Pemerintahan Kota Bandung dengan no : 518/BH.42-Diskop/2003,Tgl 07 Juli 2003 dengan jenis usaha ialah Unit Simpan Pinjam.
II. 1. 2 Kegitan Unit Simpan Pinjam
Koperasi Serba Usaha Sejahtera pun memiliki kegitan koperasi , antara lain:
1. Kegitan Simpan
Kegiatan dimana anggota melakukan penyimpan uang kepada koperasi setiap bulan nya. Ada 3 jenis simpan , yaitu:
i. Simpan Pokok
Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Hanya di bayarkan 1 kali pada saat mendaftar sebagai anggota.
ii. Simpanan wajib
Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama sesuai hasil Rapat Anggota Tahunan untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
iii. Simpanan Sukarela
Simpanan sukarela adalah jumlah simpanan yang tidak ditentukan dan bersifat tidak harus dibayarkan oleh anggota yang dapat diambil kapan saja sesuai jumlah simpanan sukarela yang dibayarkan oleh anggota.
iv. Simpanan Kematian.
9
sumbangan kepada koperasi sebagai dana sosial yang digunakan sewaktu-waktu untuk para anggota .
2. Kegiatan Pinjam
Kegiatan dimana anggota dapat melakukan peminjaman uang kepada koperasi sesuai proses serta ketentuan yang ditetapkan koperasi dan membayar dengan mengangsur pengembalian uang pinjaman.
a) Aspek Keanggotaan
Peminjam harus menjadi anggota koperasi dan lama keanggotaan dengan waktu tertentu menjadi salah satu faktor ketentuan dalam pengajuan pinjaman.
b) Aspek Simpanan
Nilai pinjaman memiliki nilai maksimal tidak memlebihi 3 kali nilai simpanan anggota pengaju pinjaman kecuali ada nya jamaninan yang setara dengan kelebihan dari 3 kali nilai simpanan
c) Aspek Pinjaman
Pernah mengajukan pinjaman sebelum nya menjadi faktor penilaian untuk pengajuan pinjaman selanjut nya, yaitu penilaian terhadap proses angsuran yang lancar atau macet dan masih memiliki angasuran menjadi faktor penilaian.
II. 1. 3 Visi dan Misi Koperasi Serba Usaha Sejahtera
Berikut penjabaran dari visi, dan misi Koperasi Serba Usaha Sejahtera adalah:
II.1.3.1 Visi Organisasi
Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
10
II.1.3.2 Misi Organisasi
1. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteran anggota. 2. Menjadi mitra bisnis para pelaku usaha ekonomi lemah.
3. Menjadi wadah dan memfasilitasi warga ekonomi lemah untuk melayani kebutuhan sehari-hari dengan kegitan koperasi.
II. 1. 4Struktur Organisasi
11
Rapat Anggota
Dewan Penasehat Ketua RW 14
Sariwates
Unit Simpan pinjam
Badan pengawas Pengurus
Bendahara Sekertaris
Ketua Sugilar
Rustam Suryana Sunarto
1. H.M. Romli, SH 2. Endang Wahyu, Bsc 3. Drs. H. Yaya Marya
1. Agus Ateng 2. Umi Fidin Istikomah 3. Subagiao
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Koperasi Serba Usaha Sejahtera
II. 1. 5 Job Description
Berikut adalah job description dari Program Koperasi Serba Usaha Sejahtera :
1. Rapat Anggota (RA)
Anggota memiliki kekuasaan tertinggi dalam koperasi, yang tercermin dalam forum RapatAnggota, sering kali secara teknis disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan).
Fungsi RapatAnggota adalah: a. Menetapkan Anggaran Dasar/ART.
b. Menetapkan Kebijaksanaan Umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi.
c. Menyelenggarakan pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, pengurus dan atau pengawas.
12
e. Mengesahkan Laporan Pertanggung-jawaban Pengurus dan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya.
f. Menentukan pembagian Sisa Hasil Usaha.
g. Menetapkan keputusan penggabungan, peleburan, dana pembubaran Koperasi.
2. Pengurus
Pengurus dipilih dari dan oleh Anggota Koperasi, dan berperan mewakili anggota dalam menjalankan kegiatan organisasi maupun usaha koperasi. Pengurus di bagi tiga yaitu
i. ketua pengurus ii. Bendahara iii. sekertaris
Pengurus memperoleh wewenang dan kekuasaan dari hasil keputusan RAT Pengurus berkewajiban melaksanakan seluruh keputusan RAT guna memberikan manfaat kepada anggota koperasi. Pengurus merumuskan berbagai kebijaksanaan yang harus dilakukan pengelola. Pengurus menjalankan tugas-tugasnya sebagai berikut : a. Mengelola organisasi koperasi dan usahanya
b. Membuat dan mengajukan Rancangan Program Kerja Serta Rancangan RAPBK (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi).
c. Menyelenggarakan Rapat Anggota
d. Mengajukan Laporan Keuangan dan Pertanggung jawaban Pelaksanaan Tugas.
e. Menyelenggarakan pembukaan keuangan dan invetaris secara tertib.
13
j. Mencatat mulai sampai dengan berakhirnya masa kepengurusan pengawas dan pengurus.
k. Mencatat masuk dan keluarnya anggota. 3. Pengawas
Pengawas sebagai salah satu perangkat organisasi koperasi diangkat dari dan oleh Anggota dalam Rapat Anggota Tahunan, fungsi tugas dan wewenng pengawas antara lain :
a. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan Pengurus dan Pengelola Koperasi.
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. c. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
d. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
e. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
f. Memeriksa sewaktu-waktu tentang keuangan dengan membuat berita acara pemeriksaannya.
g. Memberikan saran dan pendapat serta usul kepada pengurus atau Rapat Anggota mengenai hal yang menyangkut kehidupan koperasi.
h. Memperolah biaya-biaya dalam rangka menjalankan tugas sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
i. Mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaannya pada RAT. 4. Dewan Penasihat.
Bertugas memberikan pertimbangan dan nasehat baik diminta maupun tidak diminta untuk kepentingan dan kemajuan Koperasi. Berfungsi sebagai penasehat dan dapat menghadiri Rapat Anggota, Rapat Gabungan dan Rapat Pengurus.
5. Unit Simpan Pinjam
Bertugas memberikan pelayanan kepada anggota dalam kegiatan simpan pinjam. Diantaranya :
14
c. Melayani pangajuan pinjaman
d. Melakukan penyeleksian penerima pinjaman
II. 2 Landasan Teori
Pada bagian ini akan diuraikan teori-teori yang menunjang dalam pemecahan masalah yang dianggap relevan dengan pokok bahasan.
II. 2. 1Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sistem pembangkit informasi, kemudian dengan integrasi yang dimiliki antar subsistem, maka sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkuatitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya. Sistem informasi juga merupakan suatu kumpulan komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan aliran informasi [5].
II. 2. 2 Konsep Dasar Informasi
“Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya” [5]
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi.
1. Kualitas Informasi
Sumber dari informasi adalah data, kualitas dari suatu informasi tergantung dari empat hal antara lain :
a. Akurat.
Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.
b. Tepat pada waktunya.
15
c. Relevan.
Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
pemakainya. 2. Nilai Informasi
Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan.Lebih lanjut sebagian informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis
cost effectiveness atau cost-benefit. [5]
II. 2. 3 Konsep Dasar Sistem Informasi
Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi atau disebut juga dengan
processing systems atau information-generating systems. Sistem informasi
didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis sebagai berikut:
“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan” [5]
II. 2. 4Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (management information system) disingkat MIS merupakan penerapan sistem informasi didalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.
Menurut Barry E.Cushing, yang dikutip [5] berpendapat bahwa
“Suatu SIM adalah kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya
modal didalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan
mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua
16
Menurut Frederick H.Wu, yang dikutip [5] berpendapat bahwa
“SIM adalah kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi
untuk mendukung manajemen.”
Menurut Gordon B.Davis, yang dikutip [5] berpendapat bahwa
“SIM adalah sistem manusia atau mesin yang menyediakan informasi
untuk mendukung operasi manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari
suatu organisasi.”
Dari beberapa definisi diatas dapat dirangkum beberapa kesimpulan SIM adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi, menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen.
II. 2. 5Basis Data (database)
Berikut beberapa definisi basis data (database) dari beberapa orang ahli basis data adalah sebagai berikut :
1. Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang sangat besar)
yang tersimpan dalam magnetic disk, optical disk, magneticdrum, atau media penyimpanan sekunder lainnya.
2. Database adalah sekumpulan program – program aplikasi umum yang berisi
data “batch” yang mengeksekusi dan memproses data secara umum (seperti pencarian, peremajaan, penambahan, dan penghapusan terhadap data).
3. Database terdiri dari data yang akan digunakan atau diperuntukan terhadap
banyak „user’, dimana masing – masing „user’ akan menggunakan data
tersebut sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan „user‟ lain dapat juga
menggunakan data tersebut dalam waktu yang bersamaan.
4. Database adalah koleksi terpadu dari data – data yang saling berkaitan dari
suatu enterprise (perusahaan, instansi pemerintah atau swasta). [3]
II. 2. 6Database Management System (DBMS)
17
komputer (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan memelihara database. program–program tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk memasukan, melacak, dan memodifikasi data kedalam database, mendefinisikan data baru, serta mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan (DBMS=Database + Program Utilitas). [3]
II. 2. 7 Sistem Pengambilan Keputusan
II.2.7.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang ditemukan, dapat dirangkum bahwa pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi. Hasil keputusan tersebut yang nantinya berupa suatu prosedur digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatannya dapat dilakukan, baik melalui pendekatan yang bersifat individual/kelompok, sentralisasi/desentralisasi, patisipasi/tidak partisipasi, demokratis/konsensus.
Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemenuhan dari berbagai alternatif tindakan, yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan keputusan yang terbaik. Penyusunan pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan pengambilan keputusan kedalam suatu model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktor-faktor yang terkait.
Pengambilan keputusan bukan merupakan persoalan memilih yang benar dan
yang salah, tetapi adalah persoalan memilih antara yang “hampir benar” dan yang
“mungkin salah”. Keputusan yang diambil biasanya dilakukan berdasarkan
pertimbangan situasional, bahwa keputusan tersebut adalah keputusan terbaik.
Sementara para pakar melihat bahwa keputusan adalah “pilihan nyata”, karena
18
Dibalik suatu keputusan terdapat unsur prosedur, yaitu pertama-tama membuat keputusan untuk mengidentifikasi masalah, mengklasifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan tindakan. Atau dengan kata lain, suatu keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta dan nilai
(fact and values). Keduanya sangat penting tetapi tampaknya fakta lebih
mendominasi nilai-nilai dalam pengambilan keputusan.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap keputusan itu bertolak dari beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti, sejumlah alternatif itu berbeda satu dengan yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi yang akan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat memberikan kepuasan, karena inilah yang merupakan salah satu aspek paling penting dalam keputusan.
Mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini terdiri dari tiga fase,[7] yaitu:
1. Intelligence. Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari
lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Design. Tahap ini merupakan proses menemukan. Mengembangkan dan
menganalisis alternatif tindakan yang bias dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.
3. Choice. Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
19
Intelligent
( Penelusuran Lingkup Masalah )
Design
(Perancangan Penyelesaian Masalah)
Choice
(Pemilihan Tindakan)
Implementation
(Pelaksanaan Tindakan)
Sistem Informasi Manajemen Pengolahan Data Elektronik
Ilmu manajemen Operational Research
}
}
[image:37.595.175.491.120.352.2]Sistem Pendukung Keputusan
Gambar 2. 2 Fase Proses Pengambilan Keputusan.
II. 2. 8 Promethe ( Preference Ranking Organization method for Enrichment
Evaluation).
Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Semua parameter yang dinyatakan mempunyai pengaruh nyata menurut pandangan ekonomi. Promethee ini termasuk kedalam keluarga metode outranking, dimana metode Promethee ini dikembangkan oleh Brans dan Vincke pada tahun 1985. [1]
Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah ditetapkan berdasarkan pertimbangan (ifi(.)
real word
) , dengan kaidah dasar :
f
(x),
f
(
),
f
(
),
...,
f
(
),
...,
f
(
)
x
1 2
x
3x
ix
kx
20
Dimana k adalah sejumlah kumpulan alternatif, dan fi ( i = 1,2,…, k )
merupakan nilai atau ukuran relatif kriteria untuk masing-masing alternatif. Dalam aplikasinya sejumlah kriteria telah ditetapkan untuk menjelaskan k yang merupakan nilai dari (real word).
Promethee termasuk dalam keluarga dari metode outranking outranking yang dikembangkan oleh B. Roy [1] ,yang meliputi dua fase:
1. Membangun hubungan Outranking dari k
2. Ekspoiltasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam paradigma permasalahan multikriteria.
Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria. Indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking secara grafis disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan. Data dasar untuk evaluasi dengan metode Promethee disajikan sebagai berikut :
Tabel 2. 1 Data Dasar Analisis Promethee [1]
1(.) 2(.)
…
i(.)
…
k(.)
1 1(a1) 2(a1)
…
i(a1)
…
k(a1)
2 1(a2) 2(a2)
…
i(a2)
…
k(a2)
… … … …
i 1(ai) 2(ai)
…
i(ai)
…
k(ai)
… … … …
n 1(an) 2(an)
…
i(an)
…
21
Struktur preferensi yang dibangun atas dasar kriteria :
f (a), f (b) f (b) = f (b) a I b a, b A f (a) > f (b) a P b
}
II.2.8.2.1 Nilai Hubungan Outranking Dalam Promethee
II.2.8.2.1.1 Dominasi Kriteria
Nilai f merupakan nilai nyata dari suatu kriteria :
k
:
f
Dan tujuan berupa prosedur optimasi
Untuk setiap alternatif a K, f (a) merupakan evaluasi dari alternatif tersebut untuk suatu kriteria. Pada saat dua alternatif a terhadap alternatif b sedemikian rupa sehingga :
1. P (a,b) = 0, berarti tidak ada beda (Indefferent) antara a dan b, atau tidak ada preferensi dari a lebih baik dari b.
2. P (a,b) ~ 0, berarti lemah preferensi dari a lebih baik dari b. 3. P (a,b) ~ 1, berarti kuat preferensi dari a lebih baik dari b. 4. P (a,b) = 1, berarti mutlak preferensi dari a lebih baik dari b.
Dalam metode ini, fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi yang berbeda antara dua evaluasi, sehingga :
22
Untuk semua kriteria, suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai kriteria yang lebih baik ditentukan oleh nilai f dan akan diakumulasi dari nilai ini menentukan nilai preferensi atas masing-masing alternatif yang akan dipilih.
II.2.8.2.1.2 Rekomendasi Fungsi Preferensi Untuk Keperluan Aplikasi
Dalam Promethee disajikan enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Hal ini tentu saja tidak mutlak, tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus.
Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, digunakan fugsi selisih nilai kriteria antar alternatif H(d) dimana hal ini mempunyai hubungan langsung pada fungsi preferensi P:
f (a), f (b) f (b) = f (b) a I b a, b A f (a) > f (b) a P b
}
1. Kriteria Biasa ( Usual Cirterion)
0 jika d = 0 1 jika d ≠ 0 H(d) =
}
Dimana d = selisih nilai kriteria { d= f (a) –f (b)}
23
memiliki peringkat yang sama jika dan hanya jika waktu tempuhnya sama atau selisih nilai diantara keduanya sebesar nol. Fungsi H(d) untuk fungsi preferensi ini disajikan pada gambar 2.6 ( 2 )
H (d)
1
d
0
Gambar 2. 3 Usual Cirterion.
2. Kriteria Quasi (Quasi Criterion)
0 jika –q ≤ d ≤ q
1 jika d < -q atau d > q H(d) =
}
Seperti yang terlihat pada gambar 2.7 ( 2 ) dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H (d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak.
H (d)
1
d
0
-q q
Gambar 2. 4 Quasi Criterion
24
kriteria (dalam pandangan ekonomi). Dalam hal ini, preferensi yang lebih baik diperoleh apabila terjadi selisih antara dua alternatif diatas nilai q. misalnya, seseorang akan dipandang mutlak lebih kaya apabila selisih nilai kekayaannya lebih besar dari Rp 10 juta, dan apabila kekayaannya kurang dari Rp. 10 juta dipandang sama kaya.
3. Kriteria Dengan Preferensi Linier
H(d) =
}
d/p jika d ≤ p 1 jika d > pKriteria preferensi linier dapat menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara linier dengan nilai d. jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak.
Pada saat pembuat keputusan mengidentifikasikan beberapa kriteria untuk tipe ini, dia harus menentukan nilai dari kecenderungan atas (nilai p). dalam hal ini nilai d di atas p telah dipertimbangkan akan memberikan preferensi mutlak dari satu alternatif. Misalnya, akan terjadi preferensi dalam hubungan linier kriteria kecerdasan seseorang dengan orang lain apabila nilai ujian seseorang berselisih di bawah 30, apabila di atas nilai 30 poin maka mutlak orang itu lebih cerdas dibandingkan dengan orang lain. Fungsi H(d) untuk fungsi preferensi ini disajikan pada gambar 2.8 ( 2 )
H (d)
1
d
0
-p p
25
4. Kriteria Level (Level Criterion)
0 jika │d│ ≤ q ,
0,5 jika q <│d│≤ p ,
1 jika p < │d│ H(d) =
}
Dalam kasus ini, kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan preferensi p adalah ditentukan secara simultan. Jika d berada diantara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H (d) = 0,5). Fungsi ini disajikan pada Gambar 2.9 ( 2 ) dan pembuat keputusan telah menentukan kedua kecenderungan untuk kriteria ini.
H (d)
1
d
0
-p-q q p
½
Gambar 2. 6 Kriteria Level
Bentuk kriteria level ini dapat dijelaskan misalnya dalam penetapan nilai preferensi jarak tempuh antar kota. Misalnya dalam penetapan jarak antara Bandung-Cianjur sebesar 60 km, Cianjur-Bogor sebesar 68 k, Bogor-Jakarta sebesar 45km, Cianjur-Jakarta 133km. dan telah ditetapkan bahwa selisih dibawah 10 km maka dianggap jarak antar kota tersebut adalah tidak berbeda, selisih jarak sebesar 10-30 km relatif berbeda dengan preferensi yang lemah, sedangkan selisih diatas 30 km diidentifikasikan memiliki preferensi mutlak berbeda.
26
karena memiliki selisih yang berada pada interval 10-30 km, yaitu sebesar (68-45) km =23 km. dan terjadi preferensi mutlak (H(d) = 1) antara jarak Cianjur-Jakarta dan Bogor-Jakarta karena memiliki selisih jarak lebih dari 30 km.
5. Kriteria Dengan Preferensi Linier dan Area Yang Tidak Berbeda
0 jika │d│ ≤ q , (│d│ - q) / (p-q) jika q <│d│≤ p ,
1 jika p < │d│ H(d) =
}
Pada kasus ini, pengambilan keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan q dan p. dua parameter tersebut telah ditentukan. Fungsi H(d) selanjutnya disajikan pada gambar 2.10 ( 2 )
H ( d )
1
d
0
-p -q q p
Gambar 2. 7 Preferensi Linier dan Area Yang Tidak Berbeda
6. Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion)
H (d) = 1 – exp { -d2 / 2σ2 }
27
H (d)
1
d
0
Gambar 2. 8 Kriteria Gaussian
[image:45.595.192.455.342.684.2]Tabel 2.2 adalah rangkuman dari enam tipe kriteria umum dimana pembuat keputusan dapat memilih, dan parameter yang harus dibuat secara tetap.
Tabel 2. 2 Tipe dari Fungsi Preferensi Kriteria
Parameter Tipe Preferensi Kriteria
1. Kriteria Umum ( Usual Criterion )
2. Kriteria Quasi ( Quasi Criterion )
3. Kriteria Preferensi Linier ( Criterion with Linear
Preference )
4. Kriteria Level
( Level Criterion )
5. Kriteria Dengan Preferensi Linier dan Area yang tidak berbeda
( Criterion with Linear
Preference and Indefference
Area )
6. Kriteria Gaussian ( Gausian Criterion )
H (d) 1 d 0 -H (d) 1 d 0 -q q
H (d) 1 d 0 -p p H (d) 1 d 0 -p-q q p
½
H ( d )
1
d
0
-p-q q p
28
II.2.8.2.1.3 Indeks Preferensi Multikriteria
Tujuan keputusan adalah menetapkan fungsi preferensi Pi dan μi untuk
semua kriteria fi (I = 1, …, n) dari masalah optimasi kriteria majemuk. Bobot
(wight) μi merupakan ukuran relatif dari kepentingan kriteria fi ; jika semua
kriteria memiliki nilai kepentingan yang sama dalam pengambilan keputusan maka semua nilai bobot adalah sama.
Indeks preferensi multikriteria ( ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi Pi ).
( a,b) = P
i (a,b): a, b A
n
i 1
( a,b) merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan dari seluruh kriteria, dan n adalah jumlah dari kriteria. Hal ini dapat disajikan dengan nilai antara 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. (a,b) 0, menunjukan preferensi yang lemah untuk alternatif a lebih dari
alternatif b berdasarkan semua kriteria
2. (a,b) 1, menunjukan preferensi yang kuat untuk alternatif a lebih dari alternatif b berdasarkan semua kriteria.
29
a
b
(b,a)
(a,b)
Gambar 2. 9 Hubungan Antar Node
II.2.8.2.2 Promethee Rangking
II.2.8.2.2.1 Arah Dalam Grafik
Untuk setiap node a dalam garfik nilai outranking ditentukan berdasarkan leaving flow, dengan persamaan :
+
A x
a
1 -n
1 )
( (a, x)
Dimana (a,x) menunjukan preferensi bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif x dan n adalah jumlah dari kriteria.
Leaving flow adalah jumlah dari nilai garis lengkung yang memiliki arah
30
a
b
(a,b)
[image:48.595.221.377.108.263.2]
Gambar 2. 10 Leaving Flow
Secara simetris dapat ditentukan entering flow dengan persamaan :
-
A x
a
1
-n
1
)
(
(x, a)
Gambar 2.14 menunjukan entering flow diukur berdasarkan karakter
outranking dari a.
a
b (a,b)
[image:48.595.215.389.445.609.2]
Gambar 2. 11 Entering Flow
Sehingga pertimbangan dalam penentuan net flow diperoleh dengan persamaan :
31
Penjelasan dari hubungan outranking dibangun atas pertimbangan untuk masing-masing alternatif pada grafik nilai outranking, berupa urutan parsial (Promethee I) atau urutan lengkap (Promethee II) pada sejumlah alternatif yang mungkin, yang dapat diusulkan kepada pembuat keputusan untuk memperkaya penyelesaian masalah.
II.2.8.2.2.2 Promethee I
Nilai terbesar pada leaving flow dan nilai yang kecil dari entering flow
merupakan alternatif yang terbaik. Leaving flow dan entering flow menyebabkan :
a P+ b jika Φ+ (a) > Φ+ (b) a I+ b jika Φ+ (a) = Φ+ (b)
}
a P- b jika Φ- (a) > Φ- (b)
a I- b jika Φ- (a) = Φ- (b)
}
Promethee I menampilkan partial preorder (P, I, R) dengan mempertimbangkan interaksi dari dua preorder:
aPi B (a outrank b) jika a P+ b dan a P- b
atau a P+ b dan a I- b atau a I+ b dan a P- b aIi B (a tidak beda b) jika a I+ b dan a I- b
aRi B (a dan b incomparable) jika pasangan lain
Partial preorder diajukan kepada pembuat keputusan, untuk membantu
pengambilan keputusan masalah yang dihadapinya.
Dengan menggunakan metode Promethee I masih menyisakan bentuk
incomparable, atau dengan kata lain hanya memberikan solusi partial preorder
32
1
2
3 5
4 6
Gambar 2. 12 Contoh Partial Ranking ( Promethee I)
II.2.8.2.2.3 Promethee II
Dalam kasus complete preorder dalam K adalah penghindaran dari bentuk incomparable, Promethee II complete preorder (P, I) disajikan dalam bentuk net flow berdasarkan pertimbangan persamaan:
}
a P+ b jika Φ+ (a) > Φ+ (b) a I+ b jika Φ+ (a) = Φ+ (b)
Melalui complete preorder, informasi bagi pembuat keputusan lebih realistik.
II. 2. 9Alat Bantu Perancangan
Alat bantu dalam tahap analisis dan perancangan sebuah sistem ditujukan untuk mempermudah proses pada tahapan-tahapan tersebut. Adapun alat bantu analisis dan perancangan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Diagram Konteks
33
sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks. [3]
2. Data Flow Diagram
Data Flow Diagram merupakan model dari sistem untuk
menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan DFD ini adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan.
DFD ini menggambarkan aliran transformasi data melalui proses-proses yang terjadi didalam suatu sistem, adapun simbol-simbol dalam aliran data tersebut adalah :
a. Aliran Data
Merupakan simbol yang digunakan untuk menunjukan arus dari proses.
b. Entity(sumber dan/atau tujuan data)
Suatu objek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai, entity digambarkan menggunakan persegi empat.
c. Proses
Menunjukan penghubung ke halaman yang masih sama atau halaman yang lainnya.
d. File
Merupakan tempat penyimpanan data,apabila data tersebut sudah selesai diproses maka akan disimpan dalam file.
3. Kamus Data
34
4. Perancangan Basis Data
Basis data(database) merupakan kumpulan dari data-data yang saling terkait dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Merancang
database merupakan suatu hal yang sangat penting. Kesulitan utama
dalam merancang sebuah database adalah bagaimana merancang suatu bentuk database yang memenuhi keperluan saat ini dan masa mendatang. Pada tahap perancangan basis data ini, yang menjadi alat bantu adalah ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak. Diagram hubungan entitas atau yang lebih dikenal dengan sebutan E-R diagram, adalah notasi grafik dari sebuah model data atau sebuah model jaringan yang menjelaskan tentang data yang tersimpan (storage data) dalam sistem secara abstrak. Diagram hubungan entitas tidak menyatakan bagaimana memanfaatkan data, membuat data, mengubah data dan menghapus data. [3]
Didalam Entity RelationshipDiagram (ERD) terdapat beberapa elemen, yaitu sebagai berikut :
1. Entity
Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata
maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entity
digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang.
2. Relationship
Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas.
Relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat.
3. Relationship Degree
Relationship Degree atau Derajat Relationship adalah jumlah entitas
yang berpartisipasi dalam satu relationship. Derajat Relationship yang sering dipakai di dalam ERD adalah sebagai berikut :
a. Unary Relationship
35
b. BinaryRelationship
Binary Relationship adalah model Relationship antara instance
-instance dari suatu tipe entitas (dua entity yang berasal dari entity yang
sama). Relationship ini paling umum digunakan dalam pembuatan model data.
c. TernaryRelationship
Ternary Relationship adalah model Relationship antara instance
-instance dari tiga tipe entitas secara sepihak.
4. Atribut
Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap Relationship. Maksudnya, atribut adalah sesuatu yang menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun Relationship, sehingga sering dikatakan atribut adalah elemen dari setiap entitas dan
Relationship. Ada dua jenis atribut, yaitu:
a. Identifier (key)
b. Descriptor (nonkey attribute)
5. Cardinality
Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Berikut bermacam – macam kardinalitas relasi, yaitu :
a. One to One
Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.
b. OnetoMany atau Manytoone
Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu. Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat.
36
Tingkat hubungan banyak ke banyak, terjadi tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya. [3]
II. 2. 10 Client-Server
Menurut Dede Sopandi [2]. Transmisi data berarti pengiriman data antara dua komputer, atau antara sebuah komputer dengan terminal. CCITT (Consultative Cimmittee International Tlephony dan Tegraphy), yang sekarang dikenal ITU-T (International Telecommunications Union Telephony), menyebut terminal sebagai piranti terminal data (data terminal equipment=DTE).
Client adalah setiap komponen dari sebuah sistem yang meminta layanan atau sumber daya (resources) dari komponen sistem lainnya. Server adalah setiap komponen sistem yang menyediakan layanan atau sumber daya ke komponen sistem lainnya. Sistem client/server dirancang untuk memisahkan layanan basis data dari client, dengan penghubungnya dengan menggunakan jalur komunikasi data. Layanan basisdata diimplementasikan pada sebuah komputer yang berdaya guna, yang memungkinkan manajemen tersentralisasi, keamanan dan berbagi sumber daya.
Client-Server adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client (biasanya aplikasi yang menggunakan GUI) dengan server. Masing-masing client dapat meminta data atau informasi dari server.
II. 2. 10. 1 Cara Kerja Client-Server
37
Proses server berperan sebagai aplikasi yang mengelola sumber daya nilai bersama (shared resource) seperti database, printer atau jalur komunikasi menjalankan tugasnya. Sebagai back-end, sistem client-server yaitu pusat pemprosesan data, sedangkan proses client meliputi program-program untuk mengirimkan permintaan pada server serta melakukan pengaksesan pada data seperti mengubah, menghapus atau menambah data.
Karena itu program pada client adalah aplikasi front-end yang digunakan sebagai antarmuka bagi pemakai untuk berinteraksi dengan server selain itu client menangani pemakaian sumber daya lokal seperti monitor, keyboard dan perangkat lokal lainya.
II. 2. 11 Borland Delphi 7.0
Delphi adalah komplier atau penerjemah bahasa Delphi ( awalnya dari bahasa pascal) yang merupakan bahasa tingkat tinggi. Bahasa pemograman di Delphi disebut bahasa procedural artinya bahasa atau sintaknya mengikuti urutan tertentu atau prosedur. Ada jenis pemograman non-prosedural seperti pemograman untuk kecerdasan buatan seperti bahasa prolog. Delphi termasuk keluarga visual basic, visual C, artinya perintah-perintah untuk membuat objek dapat dilakukan secara visual. Pemogram hanya memilih objek apa yang ingin dimasukan kedalam form, kemudian tingkah laku objek tersebut akan menerima aksi tinggal dibuat programnya. Delphi merupakan bahasa berorientasi objek, artinya nama objek, property dan prosedur dikemas menjadi satu kemasan (encapsulate).
38
II. 2. 12 MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.
39
BAB III
ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN SISTEM
III. 1 Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena apabila terjadi kesalahan dalam tahap ini, akan mengakibatkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan .
III.1.1.Analisis Masalah
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan petugas di KSU Sejahtera, ada suatu masalah pada kantor KSU Sejahtera, yaitu belum adanya sistem informasi untuk mengelola segala bentuk proses yang ada di kantor KSU Sejahtera baik dalam hal pendaftaran anggota koperasi, transaksi simpanan dan pinjaman serta angsuran pinjama hingga pengoalahan data keuangan koperasi. Selain itu pada sistem yang berjalan sekarang ada suatu masalah dalam hal penilaian, penentuan prioritas penerima pinjaman yang mengajukan peminjaman yang mempunyai kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Serta tidak terkoneksinya dari setiap perangkat komputer yang berada di kantor KSU Sejahtera, sehingga setiap petugas di KSU Sejahtera kesulitan dalam hal distribusi setiap data.
40
III.1.2.Analisis Sistem yang Berjalan
Setelah diadakan penelitian sistem yang sedang berjalan, diperoleh beberapa prosedur sebagai prosedur sistem manual yang sedang berjalan di kantor KSU Sejahtera.
III.1.2.1Prosedur kegitan KSU Sejahtera yang sedang Berjalan
Sebelum melakukan perancangan sistem, maka perlu adanya prosedur yang berjalan yaitu bertujuan untuk mengidentifikasikan permasalahan dan faktor-faktor lainnya yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. Prosedur tersebut yaitu prosedur proses untuk menyajikan informasi tentang kegiatan koperasi seperti pendafataran anggota, transaksi simpanan, pengajuan pinjaman, pinjaman dan pembayaran angsuran.
III.1.2.1.1 Prosedur pendaftaran Anggota
Prosedur kegiatan pendaftaran anggota dapat terlihat pada Error! Reference source not found. dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Calon Anggotan mendatangi kantor KSU Sejahtera dengan membawa foto copy kartu tanda penduduk yang berlaku.
b. Petugas KSU Sejahtera dibagian seketaris memeriksa kelengkapan, serta memberikan formulir pendaftaran anggota Koperasi.
c. Calon anggota mengisi formulir dan menyerahkan kepada petugas Sekertaris beserta uang Rp.7.000,- sebagai simpanan pokok anggota dan uang Rp. 2500,- sebagai biaya buku tabungan anggota KSU Sejahtera .
d. Petugas Sekertaris KSU Sejahtera memeriksa kelengkapan pengisian formulir pendaftaran.
e. Bila ada kekurangan petugas mengembalikan lagi ke pada calon anggota untuk dilengkapi , bila sudah petugas membuat buku anggota baru serta menuliskan simpanan pokok anggota.
41
g. Petugas mencatatat anggota baru. h. Petugas membuat laporan data anggota.
42
Gambar 3. 1 Flowmap Prosedur Pendaftaran anggota
Calon Anggota Sekertaris
form Pendaftaran Anggota
Form Pendaftaran
Anggota
Pengisian form Pendaftaran
Anggota
form Pendaftaran Anggota yg di isi
form Pendaftaran Anggota yg di isi
pemeriksaan form Anggota
ya tidak
A1 Data Anggota
baru Pembuatan
buku Anggota
Ketua
Buku Anggota
Form Pemetaan
Swadaya Laporan data
Anggota Laporan data
Anggota Buku Anggota
Pencatatan Anggota baru
Mebuat laporan Data Anggota
Rp.
43
III.1.2.1.2 Prosedur transaksi simpanan
Tahapan yang dilakukan dalam proses transaksi simpanan yang terdapat pada gambar 3.2 adalah sebagai berikut :
1. Anggota menyetorkan uang dan buku tabungan kepada petugas 2. Petugas memeriksa jumlah setoran dan nilai setoran. .
3. Bila jumlah setoran tidak sesuai maka petugas mengembalikan uang dan buku tabungan agar di perbaiki dan bila sesuai maka petugas melakukan pencatatan setoran simpanan pada buku tabungan dan pada data simpanan anggota.
4. Buku tabungan yang telah selesai di catat pun diberikan kembali kepada anggota.
5. Petugas membuat laporan simpanan.
6. Mencatak 3 rangkap laporan simpanan, 1 untuk bendahara , 1 ketua, dan 1 arsip
7. Memberikan 1 laporan pada bendahara dan 1 pada ketua. 8. Bendahara mencatat pada buku besar.
9. Bendahara membuat buku besar simpanan
10. Bendahara mencatak laporan buku besar simpanan 2 rangkap, 1 untuk ketua dan 1 untuk arsip
44
Gambar 3. 2 Flowmap Prosedur transaksi simpanan
Anggota Unit Simpan Pinjam Bendahara Ketua
Buku Anggota
Buku Anggota
Pemeriksaan jumlah setoran
simpanan
Sesuai tidak
Buku Anggota Buku
Anggota
Laporan Simpanan Laporan Simpanan Laporan Simpanan
Laporan Simpanan
Laporan Simpanan
A2
Catat Buku besar
Buku besar
Laporan Buku Besar Laporan Buku
Besar Laporan Buku Besar <