• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA SMP KELAS VIII SEMESTER 2 BERORIENTASI KARAKTER DAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA SMP KELAS VIII SEMESTER 2 BERORIENTASI KARAKTER DAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA SMP

KELAS VIII SEMESTER 2 BERORIENTASI

KARAKTER DAN HIGHER ORDER THINKING

SKILL (HOTS)

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh

Paijan

0402513065

PROGRAM STUDI IPA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)
(3)
(4)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. Al-Inshiraj : 6)

Persembahan

Karya ini dipersembahkan kepada: Ayah bunda tercinta

Istri dan anak-anakku tersayang

(5)

iv

ABSTRAK

Paijan. 2015. “Pengembangan Bahan Ajar IPA Fisika SMP Kelas VIII Semester

2 Berorientasi Karakter dan Higher Order Thinking Skill (HOTS)” . Tesis.

Program Studi IPA Konsentrasi Fisika. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D. Pembimbing II Dr Masturi M.Si.

Kata Kunci: Bahan Ajar, Karakter, dan HOTS

Penelitian didasarkan pada permasalahan bahwa saat ini masih kurang upaya guru mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan mengintegrasikan karakter dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan ketersediaan bahan ajar yang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan memuat nilai-nilai karakter kurang memadahi. Tujuan penelititian menghasilkan produk

bahan ajar IPA Fisika berorientasi karakter dan Higher Order Thinking Skill yang

valid, praktis, dan efektif. Manfaat penelitian sebagai bahan acuan belajar siswa melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi dan mengembangkan karakter. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan modifikasi dari model 4-D

yaitu define,design, develop, tanpa desseminate. Draf divalidasi tiga ahli serta

(6)

v

ABSTRACT

Paijan. 2015. “Development Instructional Materials of Science Physics Junior Class VIII Oriented Character and Higher Order Thinking Skills (HOTS)” .

Thesis. Program of Natural Sciences Education, Graduate Program, State University of Semarang.Supervisor I Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D. Supervisor II Dr Masturi M.Si

Keywords: Instructional Materials, Character, and HOTS.

(7)

vi

PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan

rahmat-Nya sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Fisika SMP Kelas VIIISemester2

Berorientasi Karakter dan Higher Order Thinking Skill (HOTS)”. Tesis ini disusun

sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk merealisasikan pembelajaran

IPA, yaitu pembelajaran yang bermuatan karakter dan mengembangkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS).

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing:

Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D. (Pembimbing I) dan Dr. Masturi, M.Si.

(Pembimbing II).

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah

membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:

1. Direksi Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberi kesempatan serta

arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.

2. Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Pendidikan IPA Program

Pascasarjana Unnes yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam

(8)

vii

3. Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana Unnes yang telah banyak memberikan

bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan.

4. Kepala SMP N 2 Pecangaan yang telah memberikan ijin belajar dan ijin

penelitian kepada penulis.

5. Istriku terkasih, anak-anakku tersayang atas do’a, kesabaran, motivasi,

pengorbanan, dan keikhlasannya selama studi dan penyelesaian tesis ini.

Hak-hak kalian telah terabaikan.

6. Teman-teman guru dan karyawan SMP N 2 Pecangaan atas dukungannya.

7. Teman-teman mahasiswa Prodi IPA S2 angkatan 2013 atas segala bantuan

dan kebersamaannya.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam tesis ini masih terdapat kekurangan, baik

isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat

dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, 25 November 2015

(9)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN KELULUSAN ... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN KEASLIAN ... Error! Bookmark not defined.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... xiv

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Cakupan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 9

1.7 Manfaat Penelitian ... 9

1.7.1 Manfaat Teoritis ... 10

1.7.2 Manfaat Praktis ... 10

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian ... 10

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Deskripsi Teoritik ... 12

2.1.1 Keterampilan Berpikir... 12

2.1.2 Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skill) ... 15

2.1.3 Pendidikan Karakter ... 18

2.1.3.1 Pengertian Karakter... 18

(10)

ix

2.1.4 Bahan Ajar ... 22

2.1.4.1 Pengertian Bahan Ajar ... 22

2.1.4.2 Jenis-jenis Bahan Ajar ... 23

2.1.4.3 Hubungan antara Bahan Ajar, Media, dan Metode Pembelajaran ... 23

2.1.4.4 Bahan Ajar Berorientasi Karakter dan HOTS ... 24

2.1.4.5 Tinjauan Materi Cahaya ... 25

2.1.4.5.1 Konsep Cahaya ... 25

2.1.4.5.2 Pemantulan Cahaya ... 25

2.1.4.5.2.1 Pemantulan pada Cermin Datar ... 26

2.1.4.5.2.2 Pemantulan pada Cermin Cekung ... 27

2.1.4.5.2.3 Pemantulan pada Cermin Cembung ... 29

2.1.4.5.3 Pembiasan Cahaya (Refraksi) ... 30

2.1.4.5.3.1 Indeks Bias suatu Medium ... 31

2.1.4.5.3.2 Pembiasan pada Lensa Cekung ... 32

2.1.4.5.3.3 Pembiasan pada Lensa Cembung ... 33

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ... 34

2.3 Kerangka Berpikir ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Model Pengembangan ... 38

3.2 Prosedur Pengembangan ... 38

3.2.1 Tahap Define(Pendefinisian) ... 39

3.2.1.1 Analisis Kebutuhan ... 39

3.2.1.2 Analisis KarakteristikSiswa ... 39

3.2.1.3 Analisis Konsep ... 40

3.2.1.4 AnalisisTugas ... 41

3.2.1.5 Analisis Tujuan Pembelajaran ... 41

3.2.2 Tahap Design (Perancangan) ... 42

3.2.2.1 Penyusunan Tes Kognitif Tipe HOTS ... 42

3.2.2.2 Pemilihan Media dan Sumber Belajar. ... 43

3.2.2.3 PenyusunanInstrumen Penelitian ... 43

(11)

x

3.2.3 TahapDevelop (Pengembangan) ... 46

3.2.3.1 Penilaian Ahli (Expert Appraisal)... 46

3.2.3.2 Uji Coba Pengembangan (Development Testing) ... 46

3.2.3.2.1 Uji Coba Kelompok Terbatas ... 47

3.2.3.2.2 Uji Coba Lapangan ... 47

3. 3 Uji Coba Produk ... 48

3.3.1 Desain Uji Coba ... 48

3.3.1.1.Validasi Ahli ... 49

3.3.1.2 Analisis Hasil Validasi Ahli ... 50

3.3.2 Subjek Uji Coba ... 50

3.3.3 Jenis Data ... 51

3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data ... 51

3.3.4.1 Instrumen Kevalidan Bahan Ajar ... 51

3.3.4.2 Instrumen Kepraktisan Bahan Ajar ... 51

3.3.4.3 Instrumen Keefektifan Bahan Ajar ... 52

3.3.5 Teknik Analisis Data ... 52

3.3.5.1 Analisis Kevalidan Bahan Ajar ... 52

3.3.5.2 Analisis Tes Kognitif Tipe Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ... 53

3.3.5.2.1 Validitas Butir Soal ... 54

3.3.5.2.2 Reliabilitas Soal ... 55

3.3.5.2.3 Tingkat Kesukaran Soal ... 55

3.3.5.2.4 Daya Pembeda ... 56

3.3.5.3 Analisis Kepraktisan Bahan Ajar ... 58

3.3.5.4 Analisis Keefektifan Bahan Ajar ... 58

3.3.5.4.1 Analisis Gain Ternormalisasi ... 58

3.3.5.4.2 Analisis Data Pencapaian Karakter ... 59

3.3.5.4.3 Indikator Keberhasilan Penelitian. ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

Hasil Penelitian ... 61

4.1.1 TahapDefine ... 61

(12)

xi

Hasil Pengembangan ... 64

Pembahasan ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Simpulan ... 85

5.2 Saran ... 86

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Taksonomi Bloom yang Direvisi ... 14

Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 54

Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ... 57

Tabel 3.3 Kategorisasi Kepraktisan Bahan Ajar ... 59

Tabel 3.4 Kategorisasi faktor-g... 60

Tabel 3.5 Kategorisasi Pencapaian Karakter ... 61

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Ahli terhadap Kelayakan Bahan Ajar ... 66

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Ahli terhadap Kelayakan RPP ... 67

Tabel 4.3 Hasil Analisis Respon Siswa terhadap Bahan Ajar ... 70

Tabel 4.4 Hasil Analisis Respon Guru terhadap Bahan Ajar ... 70

Tabel 4.5 Hasil Analisis Karakter Siswa ... 71

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Perubahan Taksonomi Bloom ... 14

Gambar 2.2 Pemantulan Baur dan Teratur... 26

Gambar 2.3 Pemantulan Cermin Datar pada Cakra Optik ... 26

Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar... 27

Gambar 2.5 Sinar Istimewa pada Cermin Cekung ... 28

Gambar 2.6 Sinar Istimewa pada Cermin Cembung... 29

Gambar 2.7 Pembiasan Cahaya Melewati Dua Medium ... 31

Gambar 2.8 Berkas Cahaya yang Keluar dari Lensa Cekung ... 32

Gambar 2.9 Sinar Istimewa pada Lensa Cekung ... 32

Gambar 2.10 Berkas Cahaya yang Keluar dari Lensa Cembung ... 33

Gambar 2.11 Sinar Istimewa pada Lensa Cembng ... 34

Gambar 2.12 Kerangka Berpikir ... 37

Gambar 3.1 Tahap-Tahap Pengembangan Diadaptasi Model 4-D ... 49

(15)
(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU no. 20 tahun

2003 pasal 3 adalah dikembangkannya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta

bertanggung jawab(Sisdiknas, 2003). Tujuan tersebut mencakup tiga aspek yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotorik.Aspek kognitif berkaitan dengan terbentuknya

insan yang memiliki ilmu pengetahuan, aspek afektif berhubungandengan sikap

pada diri peserta didik yang secara eksplisit mencakup sikap spiritual dan sikap

sosial, sedangkan aspek psikomotorik merupakan aspek keterampilan yang perlu

dikembangkan pada diri peserta didik sebagai bekal yang diperlukan dalam semua

tahapan kehidupan di masa yang akan datang.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai pengetahuan yang

diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan

deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat

dipercaya. Disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa

pelajaran IPA untuk SMP/MTs berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

(17)

2

Standar Isi menyebutkan bahwa mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa

memiliki kemampuan yang meliputi (1) meningkatkan keyakinan terhadap

kebesaran Tuhan Yang Maha Esa;(2) mengembangkan pemahaman tentang

berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA;(3) mengembangkan rasa

ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; (4) melakukan

inkuiri ilmiah; (5) meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam; (6)

meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan (7) meningkatkan pengetahuan, konsep, dan

keterampilan IPA(Depdiknas, 2006). Sebagai upaya untuk mengembangkan

kemampuan tersebut, disusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai

landasan kegiatan pembelajaran.

Penyelenggaraan pendidikan karakter di SMP dapat dilakukan secara

terpadu melalui tiga jalur yaitu pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan

pembinaan kesiswaan. Integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran

mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui

proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

(Kemendiknas, 2011).Pendidikan karakter dapat diintegrasikan kedalam mata

pelajaran yang ada, sebab nilai-nilai yang terkandung pada setiap mata pelajaran

sudah memadai untuk pengembangan karakter siswa (Hindarto et al., 2012:15).

Dengan demikian, dalam pembelajaran IPA juga diarahkan untuk dapat

(18)

3

kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, proses penilaian terhadap

nilai-nilai karakter ini juga harus dilakukan.Berdasarkan paparan di atas, ada dua

permasalahan pokok yang terkait dengan tujuan akhir pembelajaran IPA di

sekolah. Pertama, bagaimana pencapaian kompetensi siswa sebagaimana

dirumuskan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang cenderung

mewakili aspek kognitif dan psikomotorik. Kedua, bagaimana pengembangkan

karakter siswa melalui pembelajaran IPA yang merupakan aspek afektif.

Permasalahan tersebut terindikasi dari gejala yang ada di lapangan. Pertama,

dalam kaitannya dengan pencapaian kompetensi IPA siswa, studi internasional

tentang kemampuan kognitif siswa yaitu Trends in Mathematics and Science

Study(TIMSS) yang di selenggarakan oleh International Association for the

Evaluation of Educational Achievement(IEA) tahun 2011 pada bidang sains

domain Fisika Indonesia memperoleh skor 397, jauh dibawah nilai standar

internasional yaitu 500 (Martinet al., 2012:147).Berdasarkan data persentase

rata-rata jawaban benar untuk konten sains pada soal pemahaman selalu lebih tinggi

dibandingkan pada soal penerapan dan penalaran. Sementara hasil survei yang

dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) tahun

2009, menempatkan Indonesia hanya memperoleh skor 383, di bawah skor

standar Internasional 501 (OECD, 2010:159).

Ketiga aspek dalam ranah kemampuan kognitif yaitu pemahaman,

penerapan dan penalaran yang diterapkan pada TIMSSdapat menunjukann profil

kemampuan berpikir siswa. Aspek pemahaman dan penerapan termasuk dalam

(19)

4

kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan hasil TIMSStersebut di atas maka

dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa Indonesia masih

rendah. Hal ini dapat terjadi karena dalam proses pembelajaran siswa kurang

diarahkan pada upaya peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Sementara pada PISA, soal yang diberikan adalah untuk mengukur

kemampuan literasi IPA. Menurut Programme for International Student

Assessment (PISA) (2010) dijelaskan bahwa literasi IPA adalah:

For the purposes of PISA, scientific literacy refers to an

individual’s:Scientific knowledge and use of that knowledge to identify questions, acquire new knowledge, explains scientific phenomena and draw evidence-based conclusion about science-related issues. Understanding of the characteristic features of science as a form of human knowledge and enquiry.Awareness of how science and technology shape our material, intellectual and cultural environments.Willingness to engage in science-related issues, and with the ideas of science as a reflective citizen.

Salah satu kemampuan literasi sains sesuai dengan pernyataanPISAdi atas adalah

memiliki kemampuan menerapkan pengetahuan sains untuk mengidentifikasi

masalah yang mengarah pada kemampuan pemecahan masalah (problem solving).

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu jenis kemampuan perpikir

tingkat tinggi(Brookhart & Susan, 2010:4).

Pada proses pembelajaran dikelas, masih ditemukan guru yang belum

menerapkan proses pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Belum semua tujuan mata pelajaran IPA

diakomodasi dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi oleh guru

IPAyang berorientasi pada peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

(20)

5

IPA SMP di Kabupaten Jepara. Dari survei tersebut, didapatkan 90% responden

belum pernah melakukan perencanaan maupun melaksanakan pembelajaran yang

menekankan keterampilan berpikir. Akibatnya, kemampuan berpikir siswa belum

diarahkan pada level keterampilan berpikir yang lebih tinggi, seperti kemampuan

pemecahan masalah, berpikir kritis, dan berpikir kreatif yang sering disebut

dengan Higher Order Thinking Skill ataudisingkat dengan HOTS.

Berkaitan dengan pengembangan karakter siswa melalui pembelajaran IPA

sesuai dengan kerangka acuan pendidikan karakter, masih banyak fenomena yang

menunjukkan lemahnya karakter siswa. Sebagai contoh, ditemukannya siswa yang

masih tidak jujur dan mencontek pada saat ujian, tidak mengerjakan tugas yang

diberikan guru, dan kurangnya kepercayaan diri dalam mengikuti pembelajaran.

Pada proses pembelajaran masih dijumpai perilaku siswa yang menunjukan sikap

kurang disiplin, tidak dapat memberikan rasa hormat terhadap guru, suka

melakukan tindakan yang dapat mengurangi konsentrasi saat kegiatan belajar

mengajar seperti berbicara kepada teman saat proses pembelajaran dan prilaku

lain yang dapat mengurangi efektifitas pembelajaran.

Sehubungan dengan upaya pemerintah telah membuat rencana induk

pengembangan pendidikan karakter bangsa dan juga panduan pendidikan karakter

disekolah, masih dijumpai guru yang mengalami kesulitan dalam

mengimplementasikan pembelajaran IPA yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter. Berdasarkan hasil survei terbatas guru-guru IPA di Kabupaten Jepara,

persoalan di atas disebabkan beberapa hal, diantaranya lemahnya pengetahuan dan

(21)

6

pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran IPA. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat masih jauh dari yang diharapkan sesuai

dengan panduan penyususan RPP yang berlaku. Mereka juga kesulitan memilih

metode pembelajaran dan bahan ajar yang sesuai dengan pengembangan karakter.

Berdasarkan uraian dua permasalahan pokok di atas, perlu diupayakan

pengembangan bahan ajar IPA Fisika berorientasi pada karakter dan berpikir

tingkat tinggi. Salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting adalah

bahan ajar. Sementara itu, bahan ajar yang berorientasi pada karakter dan HOTS

sulit ditemukan. Di kabupaten Jepara misalnya, kebanyakan guru hanya

menggunakan LKS buatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA yang

cenderung berisi ringkasan materi dan kumpulan soal-soal rutin yang belum

berorientasi pada karakter dan HOTS. Dengan demikian, pengembangan bahan

ajar yang berorientasi karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)

sangat penting dilakukan.

Bahan ajar (instructional material) dapat diartikan sebagai seperangkat

aspek pengetahuan dan keterampilan yang digunakan untuk menyampaikan

informasi berupa pengetahuan dan keterampilan subyek dalam kurikulum sekolah

umum melalui media atau kombinasi media kepada peserta didik. Jenis bahan ajar

yang digunakan di sekolah antara lain berwujud buku, bahan tambahan

(suplemen), software computer, media magnetik, DVD, CD-ROM, courseware

computer, media on-line, media elektronik, atau bentuk lainnya yang dapat

menyampaikan informasi kepada siswa (Texas Legislature,2011:701). Dari

(22)

7

guru karena alasan kemudahan dan kepraktisan dalam mendapatkan dan

menggunakannya. Jenis bahan ajar cetak yang banyak didapatkan di pasaran

berupa buku teks. Sedangkan jenis bahan cetak yang tidak beredar di pasaran

diantaranya seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), hand-out, maupun modul.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk pengembangan

bahan ajar IPA Fisika berorientasi karakter dan Higher Order Thinking Skill

(HOTS). Hasil akhir dari penelitian pengembangan ini berupa bahan ajar

berbentuk Lembar Kerja Siswa, dilengkapi dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) sebagai acuan penggunaan bahan ajar tersebut.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi

beberapa masalah yang berhubungan dengan topik penelitian ini sebagai berikut.

1) Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa masih kurang.

2) Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami literasi sains.

3) Terbatasnya bahan ajar yang menyajikan soal yang menguji kemampuan

berpikir tingkat tinggi (HOTS).

4) Kejujuran dan tanggung jawab siswa masih rendah.

5) Penanaman nilai-nilai karakter pada siswa dalam pembelajaran IPA belum

dilaksanakan secara optimal.

6) Guru masih mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran IPA yang

terintegrasi dengan pengembangan karakter.

7) Belum banyak dikembangakan bahan ajar khususnya IPA yang berorientasi

(23)

8

1.3 CakupanMasalah

Cakupan masalah dalam penelitian pengembangan ini sebagai berikut.

1) Pengembangan bahan ajar berorientasi pada karakter dan Higher Order

Thinking Skill (HOTS)dibatasi pada konsep cahaya.

2) Keefektifan bahan ajar dilihat berdasarkan hasil tes untuk mengukur

kemampuan berpikir tingkat tinggi dan angket karekter untuk mengetahui

peningkatan nilai-nilai karakter yang dikembangan.

3) Uji coba bahan ajar berorientasi karakter dan HOTS dilaksanakan pada kelas

VIII SMPN 2 Pecangaan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015

semester 2.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian pengembangan ini adalah:

1) Bagaimanakah karakteristik bahanajar yang dikembangkan?

2) Bagaimanakah kevalidan bahan ajaryang dikembangkan?

3) Bagaimanakah kepraktisan bahan ajar yang dikembangkan?

4) Apakah bahan ajar yang dikembangkan efektif untuk mengembngkan

nilai-nilai karakter dan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa?

1.5 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelititian ini adalah menghasilkan produk berupa

bahan ajar IPA Fisika berorientasi karakter dan Higher Order Thinking Skill

(HOTS). Berdasarkan rumusan masalah, maka secara spesifik tujuan penelitian

(24)

9

1) Menganalisis karakteristik bahan ajar IPA Fisika Kelas VIII berorientasi

karakter dan HOTS.

2) Menguji kevalidan bahan ajar IPA Fisika Kelas VIII berorientasi karakter dan

HOTS yang dikembangkan.

3) Menganalisis kepraktisan bahan ajar yang IPA Fisika Kelas VIII berorientasi

karakter dan HOTS yang dikembangkan.

4) Menganalisis keefektifan bahan ajar IPA Fisika Kelas VIII yang

dikembangkan terhadap peningkatan nilai-nilai karakter dan keterampilan

berpikir tingkat tinggi peserta didik.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar IPA

Fisika SMPberorientasi karakter dan Higher Order Thinking Skill (HOTS). Produk

yang dikembangkan terdiri dari:

1) Bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) pada konsep cahaya yang

sesuai dengan StandarKompetensi 6. Memahami konsep getaran, gelombang

dan optik dalam produk teknologi sehari-hari, meliputi: tujuan pembelajaran

yang akan dikembangkan; jenis kegiatan pembelajaran siswa; jenis karakter

yang akan dikembangkan; dan alat evaluasi yang berorientasi HOTS.

2) Panduan pembelajaran guru berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

1.7 Manfaat Penelitian

(25)

10

1.7.1 Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan

bahan ajar IPA yang berorientasi pada karakter dan HOTS.

2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan

pada Kompetensi Dasar yang lain.

1.7.2 ManfaatPraktis

1) Bagi sekolah, dapat memberikan kontribusi nyata khususnya kepada kepala

sekolah dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter dan keterampilan

berpikir tingkat tinggi siswa di sekolah.

2) Bagi guru, membantu para guru dalam mengembangkan bahan ajar yang

berorietasi karakter dan HOTS.

3) Bagi siswa,meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan

mengembangkan karakter yang sangat berguna baik di lingkungan sekolah,

keluarga, maupunmasyarakat.

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini dilandasi beberapa asumsi

dan keterbatasan sebagai berikut.

1) Guru memiliki wawasan tentang pendidikan karakter dan keterampilan

berpikir tingkat tinggi.

2) Produk yang dikembangkan dibatasi pada bahan ajar berbentuk Lembar

Kerja Siswa yang berisi pokok-pokok materi, lembar kegiatan, soal-soal

(26)

11

Kompetensi 6. Memahami konsep getaran, gelombang dan optik dalam

produk teknologi sehari-hari.

3) Karakter yang dikembangkan dibatasi dan disesuaikan dengan

karakter-karakter yang berkaitan dengan konsep cahaya seperti; religius, rasa ingin

Referensi

Dokumen terkait

Proses berpikir tingkat tinggi meliputi pemecahan masalah, membuat keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif (Poppy Kamalia Devi, 2011). Kemampuan berpikir

Kurangnya kegiatan berlatih soal yang mengasah kemampuan berfikir tingkat tinggi dan kegiatan pembelajaran yang sering meberikan soal dengan kemampuan berfikir dalam

Alternatif pengembangan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan mengembangkan instrumen tes berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam kategori

Penelitian yang relevan terkait analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yakni Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal HOTS Fisika Materi Getaran Harmonis di SMA

Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal higher order thinking skills (HOTS) masih rendah, hal ini ditunjukan dengan

Untuk itu bagaimana kesesuaian soal penilaian tengah semester bentuk uraian dengan instrumen penilaian matematika berdasarkan kategori HOTS dan bagaimana kemampuan berpikir tingkat

Mencocokkan rata-rata persentase angket respon siswa dengan persentase kriteria angket menurut Wicaksono, 2019: Tabel 2 Kriteria Nilai Respon Siswa Nilai Kategori 0% ≤ Nilai < 20%

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: mahasiswa sulit memahami materi Kimia Organik dengan tepat; mahasiswa sulit menemukan sumber belajar yang berhubungan dengan Kimia Organik; bahan