Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
ILLONA REZKY NIM. 1110025000044
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
i
Persepsi Siswa Terhadap Tata Ruang Perpustakaan Sekolah Labschool Kebayoran
Penelitian ini membahas tentang bagaimana persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan Labschool Kebayoran. Penelitian ini bertujuan untuk memahami persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan sekolah Labschool Kebayoran setelah di renovasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data diperoleh melalui kuesioner/angket, observasi, dan study pustaka. Kuesioner kemudian diisi oleh responden dan dicari hasilnya. Selanjutnya hasil data yang diperoleh di buat tabulasi untuk mendapatkan gambaran persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA Labschool Kebayoran dari kelas X dan XI yang berjumlah 391 Siswa. Sampel yang digunakan menggunakan rumus perhitungan besaran sampel di mana dari jumlah populasi tersebut ditetapkan tingkat kepercayaan sebesar 90% dan tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar 10%. Sehingga jumlah sampel yang diperoleh dari populasi yaitu 80 siswa. Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi siswa terhadap tata ruang pada perpustakaan Labschool Kebayoran setelah direnovasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 3,4% siswa mengatakan setuju dengan bentuk ruang perpustakaan Labschool Kebayoran. Sekitar 3,32% siswa mengatakan setuju atas ketepatan penataan ruang perpustakaan tersebut. Selain itu 3,52% siswa mengatakan setuju dengan kenyamanan ruang perpustakaan, 3,38% siswa juga mengatakan setuju untuk kebersihan ruang perpustakaan, serta 3,27% siswa mengatakan setuju bahwa warna pada dinding perpustakaan sekolah menarik. Sehingga dari hasil keseluruhan skor rata-rata persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan sekolah Labschool Kebayoran adalah 3,01 dimana skor tersebut terdapat pada skala interval 2,52-3,27positif.
Kata Kunci : Persepsi, Tata Ruang, Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan
ii
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan segala nikmat yang sangat luar biasa dan karena berkat rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Persepsi Siswa Terhadap Tata Ruang Perpustakaan Sekolah Studi Kasus : Perpustakaan Labschool Kebayoran” yang diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Perpustakaan pada Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam pelaksanaan penulisan skripsi penulis mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak yang mendukung baik secara moril, materil, maupun tenaga.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora.
iii
4. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik serta
pembimbing skripsi yang sudah begitu baik dan sabar mencurahkan ilmunya
dan bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sampai
terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan, yang telah banyak
mengajarkan dan membagi ilmu yang berharga kepada penulis selama
perkuliahan.
6. Keluarga besar Sekolah Labschool Kebayoran, khusunya, Kepala Sekolah
SMA Labschool Kebayoran yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan penelitian di Sekolah Labschool Kebayoran. Bapak
Rachmat selaku pustakawan Perpustakaan Labschool Kebayoran yang telah
memberikan banyak bantuan serta informasi yang penulis butuhkan dan
membantu penulis selama penelitian. Seluruh siswa-siswi SMA Labschool
Kebayoran yang telah menjadi responden kuesioner penelitian penulis.
Terima kasih atas seluruh waktu dan bantuan yang kalian berikan untuk
penelitian ini.
7. Bapak dan Mamah, yang tidak pernah lelah memberikan doa dan dorongan
iv
9. Untuk uwa, pakdeh, mba ica, mba yuyun, mas agus terimakasih atas
dukungan, masukan, bantuan, serta doa kalian dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Seluruh teman-teman di Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2010
khususnya Eko Raharjo, Putri Anggraeni, Yeni Nurul Fitriyani, Nuty Inanda
Kusuma, Moh.Rifqi Muzaki, Triyona Febri Guantoro, Ashabul Kahfi, Ari
Herdiana. Serta teman-teman kelas IPI.B lainnya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-satu. Terima kasih untuk doa dan semangat yang kalian berikan
selama proses penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas kebersamaan kita
yang telah mengisi kehidupanku selama dikampus.
11. Teman-teman KKN Simfoni 2010 sekaligus keluarga kedua yang sangat
penulis sayangi Putri Anggraini, Yeni Nurul Fitriyani, Nuty Inanda Kusuma,
Irni Febriani, Afini Nur Fitria, Ilham Alkaf, Hendrik Hexa Yoga, Slamet
Wahyudi, Valent Febri Yusra, Sakinah Aulia, Ratu Purnama Sari, Lufita
Amalia, Yulianah, Muhammad Rahimi, Rizwan Januar, Dani Hidayat, Ade
Septiawan dan keluarga besar Kp. Citamiang 2 Pamijahan Bogor. Terima
kasih untuk doa dan semangat yang kalian berikan pada proses penyelesaian
skripsi ini, serta untuk kebersamaan dan suka duka kita selama satu bulan
v
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun, dengan harapan dapat mencapai hasil yang lebih sempurna dan untuk
pengembangan diri penulis selanjutnya.
Akhir kata penulis hanya dapat memanjatkan doa semoga Allah SWT.
memberikan balasan yang setimpal pada semua pihak atas kebaikan dan bantuannya.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan bagi para pembacanya, khususnya bagi dunia perpustakaan di masa
sekarang dan masa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, 15 Juli 2014
vi
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
D. Metode Penelitian ... 5
E. Definisi Istilah ... 12
F. Penelitian Sebelumnya ... 13
G. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Sekolah ... 15
1. Definisi Perpustakaan Sekolah ... 16
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 17
3. Manfaat dan Peran Perpustakaan Sekolah ... 21
vii
3. Sarana dan Prasarana ... 26
4. Ketenagaan (staf) ... 27
C..Persepsi ... 27
1. Definisi Persepsi ... 27
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 29
3. Skala Pengukuran Persepsi ... 31
D. Tata Ruang Perpustakaan Sekolah... 34
1. Ruang/Gedung Perpustakaan ... 34
2. Perabotan dan Perlengkapan perpsuatakaan... 39
3. Peralatan Perpustakaan ... 42
E..Aspek Penataan Ruang ... 42
1. Aspek Fungsional... 43
2. Aspek Psikologi Pengguna ... 43
3. Aspek Estetika ... 43
viii
A. Sejarah Perpustakaan Labschool Kebayoran ... 44
B. Visi dan Misi Perpustakaan ... 45
C. Ruang Perpustakaan Labschool Kebayoran... 46
D. Anggota Perpustakaan ... 47
E. Sarana dan Prasarana Perpustakaan ... 48
F. Layanan Perpustakaan ... 49
G. Data Perpustakaan... 50
1. Data Pengunjung ... 50
2. Data peminjaman Koleksi Perpustakaan Labschool Kebayoran ... 50
3. Ketentuan Peminjaman... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN A. Penyebaran Kuesioner ... 51
B. Unsur-Unsur yang Dinilai... 51
C. Analisa Data... 53
D. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 79
ix
B. Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA... 86
LAMPIRAN
x
Tabel 1.1 Jumlah Siswa SMA Labschool Kebayoran ... 07
Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana Perpustakaan ... 48
Tabel 4.3 Anggota Perpustakaan... 52
Tabel 4.4 kunjungan siswa ke perpustakaan ... 52
Tabel 4.5 tujuan Siswa Datang ke Perpustakaan... 53
Tabel 4.6 Lokasi Perpustakaan Strategis... 55
Tabel 4.7 Jarak Ruangan kelas Dengan Ruang Perpustakaan... 56
Tabel 4.8 Kesulitan Dalam Mencarai Perpustakaan Sekolah... 56
Tabel 4.9 Bentuk Perpustakaan Labschool Bagus ... 57
Tabel 4.10 Ketepatan Penataan Ruang Perpustakaan ... 58
Tabel 4.11 Kecukupan Luas Ruang Perpustakaan ... 69
Tabel 4.12 Luas Ruang Baca Memadai... 69
Tabel 4.13 Penempatan Antar Koleksi Berbeda ... 60
Tabel 4.14 Kemudahan Dalam Mencari Koleksi ... 61
Tabel 4.15 Ketepatan Letak Ruang Multimedia ... 61
Tabel 4.16 Komputer di Ruang Multimeda Dapat Digunakan ... 62
xi
Tabel 4.20 Kondisi Kursi Baca Aman... 65
Tabel 4.21 Penataan Rak Buku Sudah Bagus ... 65
Tabel 4.22 Kondisi Rak Buku di Perpustakaan Baik ... 66
Tabel 4.23 Tinggi Rak Buku Terjangkau ... 67
Tabel 4.24 Penataan Rak Majalah Bagus ... 67
Tabel 4.25 Kondisi Rak Majalah Bagus... 68
Tabel 4.26 Ketepatan Dalam Penataan Rak Buku Referensi ... 69
Tabel 4.27 Kondisi Rak Buku Referensi Bagus... 69
Tabel 4.28 Ketepatan Penataan Katalog... 70
Tabel 4.29 Pencahayaan Di Ruang Perpustakaan Terang ... 71
Tabel 4.30 Kenyamanan Suasan Ruang Perpustakaan... 71
Tabel 4.31 Kebersihan Ruang Perpustakaan ... 72
Tabel 4.32 Warna Dinding Peprustakaan Menarik ... 73
Tabel 4.33 Warna Perabotan Ruang Perpustakaan Menarik ... 73
Tabel 4.34 Warna Dinding Ruang Multimedia Menarik ... 74
Tabel 4.35 Ketepatan Penataan Loker Atau Rak Penitipan Tas... 75
xii
perpustakaan ... 77
Tabel 4.39 Petugas Perpustakaan Mudah Terlihat Oleh Siswa ... 77
Tabel 4.40 Ketepatan Letak Meja Sirkulasi... 78
Tabel 4.41 Rekapitulasi Persepsi ... 79
xiii Gambar 1 Layout Ruang Perpustakaan
Gambar 2 Pintu Masuk Perpustakaan
Gambar 3 Ruang Dalam Perpustakaan
Gambar 4 Rak Buku
Gambar 5 Rak Buku Referensi
Gambar 6 Bagian Dalem Ruang Multimedia
Gambar 7 Layanan Sirkulasi
Gambar 8 Layanan Referensi
Gambar 9 Ruang Baca
Gambar 10 Private Reading Room
Gambar 11 Katalog
1
A. Latar Belakang
Pemerintah terus berupaya dalam mewujudkan peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia. Salah satunya ialah harus tersedianya sumber belajar
di setiap lembaga pendidikan baik yang diselenggarakan pemerintah ataupun
Masyarakat.
Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai wadah atau
tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan
penyebar luasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak
maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat
kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer dan lain-lain. semua koleksi
sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan
dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan
mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya. Adapun
pengertian perpustakaan sekolah, menurut Sulistyo-Basuki adalah
perpustakaan yang berada di sekolah dengan fungsi utama membantu
tercapainya tujuan sekolah serta dikelola oleh sekolah yang bersangkutan.
Seperti yang tertulis pada UU No 20 Th 2003 tentang sistem
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus
menyediakan sumber belajar.1
Di zaman sekarang ini sudah dapat diakui terselenggaranya
perpustakaan sangatlah berperan dalam membantu masyarakat dalam mencari
informasi yang mereka butuhkan. Selain itu penyelenggaraan perpustakaan
sekolah bukan hanya untuk menyediakan dan menyimpan buku-buku, baik
tercetak maupun tidak tercetak serta bahan pustaka lainnya, Tetapi dengan
penyelenggaraan perpustakaan sekolah mampu membantu murid-murid dalam
menyelesaikan tugas-tugas di sekolah dalam proses belajar-mengajar. Untuk
bisa menyelenggarakan kegiatan di atas tentunya harus mempunyai tempat,
ruang atau gedung. Karena Gedung atau ruang perpustakaan pada setiap
sekolah menjadi sesuatu yang penting karena gedung atau ruang menjadi
tempat berlangsungnya kegiatan tersebut. Seperti yang tertulis dalam pedoman
perpustakaan sekolah IFLA/UNESCO, peran pendidikan yang kuat dari
perpustakaan sekolah harus tercermin dari fasilitas perabotan dan
peralatannya.
Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting dalam
penyelenggaraan perpustakaan. Dalam gedung tersebutlah segala aktivitas dan
program perpustakaan dirancang dan diselenggrakan.2 Dalam pembangunan
ruang perpustakaan perlu memperhatikan aspek-aspek dalam penataan sebuah
ruangan perpustakaan. Namun seperti yang kita ketahui, dalam penataan
1
Undang-undang R.I. No: 20 thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
www.inherent-dikti.net(diakses pada tanggal 14 April, 2013)
2
sebuah gedung perpustakaan masih banyak yang tidak memperhatikan
aspek-aspek tersebut. Oleh sebab itu perpaduan peran arsitek, pustakawan dan
pemustaka bisa menjadi solusi dalam perencanaan atau perancangan. Arsitek
menguasai teori arsitektur yang berkaitan dengan material dan
penyelenggaraan desain itu sendiri, sedangkan pustakawan adalah pihak yang
mengerti betul semua aspek dalam perpustakaan dan kaitannya dengan
pemustaka. Konsultasi dan perencanaan bersama dapat membuahkan hasil
yang maksimal untuk perpustakaan tersebut. Selain itu peran pemustaka juga
harus diperhitungkan, seperti pendapat dan keluhan serta semua perasaan yang
mereka harapkan pada perpustakaan yang akan mereka gunakan.
Beberapa sekolah yang ada di Jakarta mendapat kesempatan
melakukan renovasi pada ruang perpustakaan yang salah satunya adalah
Labschhool Kebayoran. Perencanaan desain atau layout ruang dilakukan oleh
pihak sekolah, pustakawan serta donatur sekolah. Hasilnya dapat dilihat
dengan perbedaan desain yang signifikan dengan didukung fasilitas, peralatan
dan perabotnya memberikan pengaruh pemanfaatan oleh pemustakanya.
Melihat dari kondisi perpustakaan sekolah Labschool tersebut.
memotivasi penulis untuk melakukan penelitian, dan menetapkan judul “
PERSEPSI SISWA TERHADAP TATA RUANG PERPUSTAKAAN
SEKOLAH : STUDI KASUS PADA PERPUSTAKAAN LABSCHOOL
B. Pembatasan dan Perumusan masalah 1. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas sasaran yang akan dicapai melalui penelitian
sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
memberikan batasan masalah hanya pada tata ruang perpustakaan.
2. Perumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan
diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah bagaimana
persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan Labschool Kebayoran?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai persepsi siswa terhadap tata ruang
perpustakaan sekolah Labschool Kebayoran ini bertujuan untuk
mengetahui tentang persepsi siswa terhadap tata ruang perpustakaan yang
ada di Labschool Kebayoran.
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat
menjadi masukan bahkan evaluasi bagi pihak sekolah dan pustakawan
perpustakaan Labschool Kebayoran, agar dapat mengetahui serta berperan
aktif dalam penataan ruang perpustakaan. Sehingga penataan ruang
D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu
cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian,
sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
Jenis metode penelitian yang akan dibuat, yaitu penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang memberi gambaran
mengenai keadaan tertentu dengan cara mengembangkan konsep dan
menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Deskripsi
yang diinginkan adalah pendapat pustakawan tentang aspek-aspek dalam
penataan gedung perpustakaan Labschool yang baru, serta persepsi siswa
terhadap tata ruang perpustakaan yang baru.
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah kuantitatif.
Penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh hasil lapangan dengan
pengukuran terhadap angka yang sesuai dengan gejala-gejala yang ada
3. Sumber Data
Teknik menganalisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan:
a. Data primer
Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara atau
langsung dari sumbernya.3 Data ini diperoleh langsung dari lapangan
seperti gedung, pustakawan yang berada di perpustakaan dan siswa di
sekolah Labschool kebayoran
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya.4 Data ini bersumber dari kepustakaan, yang terdiri dari
literatur-literatur dan artikel-artikel yang berkaitan dengan masalah
yang ditelit.
c. Dokumentasi
informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk
surat, catatan harian, arsip foto dan sebagainya. Melalui dokumentasi
ini ada beberapa data yang dapat diambil melalui foto-foto yang berada
di perpustakaan Labschool Kebayoran.
4. Populasi dan Sampel
Populasi atau “Universe” adalah keseluruhan elemen yang akan dijelaskan
oleh seorang peneliti di dalam penelitiannya. Dalam penelitian ini yang
menjadi populasi adalah siswa SMA Labschool Kebayoran yang berjumlah
391 Siswa dari kelas X - XI. Sebagaimana tampak dalam tabel di bawah ini
3
Prasetya Irawan,Logika dan Prosedur Penelitian, (Jakarta: STIA-LAN, 1999) hal.86
4
Tabel 1.1
Jumlah Siswa SMA Labschool Kebayoran
Kelas Total Kelas Jumlah Siswa
X 7 194 orang
XI 7 197 orang
Jumlah 14 391 orang
Sampel adalah wakil dari populasi.5 Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan sampel random, yaitu metode pemilihan
sampel dimana semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama
untuk terpilih menjadi anggota sampel.6 Sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi
dengan menggunakan rumus perhitungan besaran sampel sebagai berikut7:
Keterangan :
n : Jumlah sampel yang dicari N : Jumlah populasi
d : Nilai presisi (persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat di
toleransi atau diinginkan).
Untuk perhitungan sampel dari jumlah populasi tersebut ditetapkan tingkat
kepercayaan sebesar 90% dan tingakat kesalahan pengambilan sample
sebesar 10%, maka jumlah sampel dari populasi adalah :
5
Prasetya Irawan,Prosedur dan Logika Penelitian,hal. 72-73
6
Prasetya Irawan,Prosedur dan Logika Penelitian,hal. 182
7
Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya,( Jakarta : Kencana, 2008), hal; 105
n = N
n = 391 391 (0,1) 2 + 1
= 391
4,91
= 79,63 (dibulatkan ke atas) = 80 orang.
Dari hasil perhitungan diatas maka di peroleh sampel yang akan diteliti sebesar
80 siswa. Peneliti akan mengambil sample secara acak terhadap 80 responden
mulai dari kelas X sampai kelas XI.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
a. Observasi
Metode penelitian yang pengambilan datanya berumpu pada pengamatan
langsung terhadap objek penelitian.8 Observasi bertujuan untuk
mendeskripsikan keadaan yang dipelajari dan aktifitas-aktifitas yang
tengah berlangsung. Kemudian hasil dari hasil observasi tersebut dicatat
menjadi suatu catatan observasi yang berisi deskripsi hal-hal yang diamati
secara lengkap dengan keterangan tanggal dan waktu.
b. Study pustaka
Data-data yang digunakan penulis adalah berasal dari sejumlah buku-buku,
internet, artikel dan dokumen-dokumen lainnya.
c. Angket
Angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara
sistematis, kemudian disebarkan untuk diisi oleh responden. Angket
8
disebut pula dengan metode kuesioner atau dalam bahasa Inggris disebut
questionnaire (pertanyaan).9
6. Teknik Pengolahan Data a. Editing
Setelah seluruh data dari hasil kuesionar dan wawancara terkumpul
kemudian diperiksa apakah ada kekeliruan atau kekurangan dalam
pengisiannya. Kegiatan ini disebut editing yaitu kegiatan yang
dilaksanakan setelah peneliti selesai meghimpun data di lapangan.
b. Prosentase Data
Setelah editing data-data kuesioner yang terkumpul, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan perhitungan data-data kuesioner tersebut
dengan menggunakan rumus prosentase berikut :
P= F x 100% N
Keterangan :
P : Angka Persentase untuk setiap kategori F : Frekuensi Jawaban Responden
N : Jumlah Responden.10
Setelah data diperoleh dan dihitung dengan menggunakan rumus
persentase, maka untuk memudahkan penafsiran terhadap nilai persentase
yang telah diolah, data dideskripsikan menggunakan parameter-parameter
sebagai berikut :
Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya,hal.123
10
76 % - 99% = Hampir Seluruhnya
100 % = Seluruhnya11
c. Menganalisis Data dengan Menggunakan Skala Likert
Data yang telah dihitung prosentasenya kemudian akan dianalisis
dengan menggunakan skala likert. Skala likert paling sering digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden. Untuk menilai
persepsi yang dinyatakan dengan kuesioner, setiap jawaban akan dinilia
sebagai berikut :
Agar dapat mengetahui penilaian responden terhadap suatu objek,
maka skor yang diperoleh tersebut dijumlahkan kemudian dicari skor
rata-ratanya. Skor rata-rata adalah hasil dari penjumlahan dari skor pada setiap
skala yang dikalikan dengan frekuensinya masing-masing. Kemudian
hasil dari penjumlahan tadi dibagi dengan jumlah sampel atau total
frekuensi. Perhitungan skor rata-rata dapat dituliskan dalam model
matematik sebagai berikut :
Dimana: X = Skor rata-rata
(S4… . S1) =Skor pada skala 4 sampai 1
F = Frekuensi jawaban
11
N = Jumlah sampel yang diolah atau total
frekuensi
Skala di atas adalah skala ordinal,dimana skala ordinal memiliki
keterbatasan analisa. Yang hanya menyatakan bahwa objek yang diteliti
baik ataupun sangat baik. Agar analisa menjadi luas, maka skala ordinal
dapat diubah menjadi skala interval yaitu untuk menentukan skala-skala
yang mempunyai jarak yang sama antar titik-titik yang berdekatan.
Skala interval diperlukan untuk menempatkan posisi responden
dalam suatu objek penelitian apakah termasuk dalam kriteria sangat puas,
puas, tidak puas, sangat tidak puas. Untuk menentukan skala interval yaitu
dengan cara membagi selisih antar skor tertinggi dengan skor terendah
dengan banyak skala. Dibawah ini adalah rumusan dari skala interval.12
Keterangan
a = jumlah atribut m = skor tertinggi n = skor terendah
b = jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk/ diterapkan
Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah 4, dimana skor
terendah adalah satu dan skor tertinggi empat, maka dapat dihitung
sebagai berikut : Skala interval = { 1 (4-1) : 4 } = 0,75
Jadi jarak setiap titik adalah 0,75 sehingga dapat diperoleh
penilaian sebagai berikut :
12
Bilson Simamora, Panduan Riset Prilaku Konsumen (Jakarta: Gramedia, 2004), hal.202
1. Sangat setuju 3,28–4,03
2. Setuju 2,52–3,27
3. Tidak setuju 1,76–2,51
4. Sangat tidak setuju 1,00–1,75
Pengukuran skala interval pada skor diatas dalam penerapannya
pada analisa data untuk mengartikan persepsi siswa, maka hasil skor
rata-rata dapat dilihat pada skala interval lalu dari skala interval
tersebut dapat diketahui seberapa besar persepsi siswa terhadap
penataan ruangan di perpustakaan Labschool Kebayoran,.
E. Definisi Istilah Persepsi :
Persepsi disini adalah bagaimana cara seseorang melihat, memandang
atau mengartikan sesuatu. Seperti bagaimana para siswa melihat
penataan ruang di perpustakaan Labschool Kebayoran.
Tata ruang :
Tata ruang disini adalah segala sesuatu yang berada dalam ruangan
yang dibuat dan diatur sebagai wadah dalam melakukan kegiatan
perpustakaan.
Perpustakaan sekolah :
Perpustakaan yang dikelola serta terdapat di sekolah dengan tujuan
F. Penelitian Sebelumnya
Topik penelitian tentang desain gedung perpustakaan sebelumnya sudah
dilakukan oleh beberapa peneliti. Salah satunya penelitian yang dilakukan
oleh salah satu siswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Ika Octaviani
tahun 2011 yang berjudul ”Pandangan Pemustaka Terhadap Gedung
Perpustakaan Dareah Kabupaten Tangerang” penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pendapat pemustaka terhadap lokasi, bentuk gedung, dan
kenyamanan di perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang serta
pertimbangan apa yang dipilih oleh pihak perpustakaan Daerah Tangerang
dalam pemilihan lokasi perpustakaan nya. sedangkan untuk penelitian kali ini
lebih memfokuskan terhadap tata ruang perpustakaan sekolah Labschool
Kebayoran, selain itu ada aspek yang membedakan dengan penelitian
sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti membahas bagaimana dalam
penataan ruang perpustakaan Labschool Kebayoran, apakah sudah
memperhatikan aspek-aspek penataan ruang dan persepsi siswa terhadap
ruang perpustakaan sekolah yang baru. Selain itu untuk tempat penelitian kali
ini juga berbeda dimana penelitian sebelumnya objek yang diambil pada
perpustakaan daerah. Sedangkan untuk objek penelitian kali ini ialah di
G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN
Bab I berisi tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, penelitian
sebelumnya, definisi istilah, dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Pada bab ini memuat tentang landasan teoritis yang medukung menguatkan
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, dengan
berdasarkan literatur-literatur yang terkait dengan pokok bahasan, meliputi
pengertian perpustakaan sekolah, tujuan, fungsi dan peran perpustakaan
sekolah. Selain itu juga dijelaskan tentang tata ruang perpustakaan serta
aspek-aspek dalam penataan ruang perpustakaan.
BAB III PROFIL PERPUSTAKAAN
Berisi tentang gambaran umum dari Perpustakaan sekolah Labschool
kebayoran, lokasi dan ruang perpustakaan, dan juga keadaan serta jumlah
pengunjung perpustakaan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini merupakan hasil dari penelitian dan pembahasan yaitu profil
responden, analisis data yaitu hasil kuesioner yang disebarkan kepada siswa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian bab ini, berisi kesimpulan berdasarkan hasil analisis dan
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah
1. Definisi Perpustakaan Sekolah
Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat
yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan
penyebar luasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak
maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat
kabar, film, kaset, tape recorder, video, computer dan lain-lain. semua
koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan
dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan
mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya.
Ada beberapa jenis perpustakaan yang tersebar di masyarakat dan
salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah
perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan
pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari
kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar
untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang
bersangkutan.13 Adapaun pengertian sekolah menurut Surachman adalah
perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan
tanggung jawabnya ada pada kepala sekolah, yang melayani sivitas
13
Panitia Teknis 01-01 Perpustakaan dan Kepustakawanan, Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan,(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), hal. 2
akademika sekolah yang bersangkutan.14 Sependapat dengan Surachman
menurut Sulistyo Basuki perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang
tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang
bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai
tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.15
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah tersebut mengacu kepada
undang-undang Nomor 2 Tahun 1959 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dimana pada pasal 35 undang-undang tersebut dikemukakan
bahwa setiap satuan pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat, harus menyediakan sumber belajar.
16
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah
ialah perpustakaan yang diselenggarakan oleh sekolah yang kedudukan
dan tanggung jawabnya ada pada kepala sekolah, guna menunjang
program belajar mengajar dan juga sebagai pusat sumber belajar untuk
mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah a. Tujuan
Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak pernah terlepas
dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan,
yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik
14
Arif Surachman,Manajemem Perpustakaan Sekolah, hal.2
15
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta : Gramedia Utama), 1991, hal.50
16
(siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti
pendidikan menengah.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) tujuan perpustakaan
sekolah adalah menyediakan pusat sumber belajar sehingga dapat
membantu pengembangan dan peningkatan minat baca, literasi
informasi, bakat serta kemampuan peserta didik.17
Sedangkan menurut Yusuf, maka tujuan perpustakaan sekolah
adalah sebagai berikut:
1) Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik
membaca para siswa.
2) Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan
bimbingan guru dan pustakawan.
3) Menumbuh kembangakn minat dan kebiasaan membaca
para siswa.
4) Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk
kepentingan pelaksanaan kurikulum.
5) Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi
semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.
6) Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman
belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain
yang mengandung ilmu pengetahauan dan teknologi, yang
disediakan oleh perpustakaan.
17
7) Memberikan liburan sehat untuk mengisis waktu senggang
melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan
sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti
fiksi, cerpen, dan lainnya.18
b. Fungsi
Ada beberapa fungsi dari perpustakaan sekolah diantara nya
ialah sebagai berikut :
1) Fungsi Edukatif
Di dalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik
buku-buku fiksi ataupun non fiksi. Dengan adnya buku-buku
tersebut tentunya dapat membiasakan murid-murid belajar mandiri
tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun
berkelompok. Fungsi ini erat kaitannya dengan pembentukan
manusia, pembangunan yang berkualitas dimasa yang akan datang.
Selain itu di dalam perpustakaan sekolah tersedia buku-buku yang
sebagian besar pengadaan koleksinya disesuaikan dengan
kurikulum sekolah. Oleh karena itu, dapat terlihat bahwa
perpustakaan sekolah berfungsi mendidik murid-muridnya menjadi
pribadi yang mandiri atau edukatif.
2) Fungsi Informatif
Fungsi ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan
koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal
18
yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.
Melalui membaca bebrbagai bahan bacaan yang disediakan
perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu
tentang segala hal yang terjadi didunia ini.
3) Fungsi tanggung jawab administrasi
Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di
perpustakaan sekolah, dimana setiap ada peminjaman dan
pengembalian buku harus dicatat oleh guru atau pustakawan.
Setiap murid yang datang ke perpustakaan tidak dikenankan
membawa tas, Kemudian tidak lupa untuk menunjukan kartu
anggota perpustakaan atau kartu pelajar, tidak boleh berisik saat
berada di dalam perpustakaan serta tidak boleh mengganggu
temannya yang sedang belajar. Jika dalam peminjaman buku ada
murid yang telat mengembalikan buku sesuai jangka waktu yang
ditetapkan murid tersebut diberikan sanksi/denda, dan apabila ada
murid yang menghilangkan buku pinjamannya harus
menggantinya. Semua ini selain akan mendidik murid-murid ke
arah tanggung jawab, juga membiasakan murid-murid bersikap dan
bertindak administratif.
4) Fungsi riset
Sebagaimana telah dijelaskan seblumnya, bahswa di dalam
perpustakaan tersedia banyak bahan pustaka. Adanya bahan
melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan yang
diperlukan.
5) Fungsi rekreasi
Adanya perpustakaan sekolah dapat berfungsi rekreasi.
Rekreasi disini bukan berarti bahwa secara fisik pergi mengunjungi
tempat-tempat tertentu, tetapi secara psikologinya. Dimaksudkan
bahwa dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti
surat kabar, novel, komik, majalah umum, dan sebagainya dapat
menghibur pembacanya.19
3. Manfaat dan Peran Perpustakaan Sekolah
Menurut Bafadal, manfaat perpustakaan sekolah, baik yang
diselenggarakan di sekolah dasar ataupun di sekolah menengah adalah
sebagai berikut :
a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid
terhadap membaca.
b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar
murid.
c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar
mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.
d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan
teknik membaca.
19
e. Pepustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan
berbahasa.
f. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid kearah tanggung
jawab.
g. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan
sumber-sumber belajar.
h. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
i. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru,
dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.20
Berdasarkan uraian diatas, secara umum perpustakaan sekolah
harus berperan dalam hal-hal sebagai berikut :
a) Sarana yang menyediakan sumber-sumber dan media pembelajaran
yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam proses belajar
mengajar (Learning teaching Support).
b) Sarana yang dapat membimbing para siswa dalam memilih, dan
menggunakan sumber-sumber informasi yang sesuai untuk
keperluan proses pembelajaran secara mandiri (information skill).
c) Sarana pengembangan dan peningkatan kebiasaan membaca di
kalangan siswa (reading promotion).
20
d) Sarana pembinaan kemampuan dan sikap, baik yang bersifat fisik,
intelektual, sosial, da moral keagamaan dalam rangka
mempersiapkan para siswa untuk hidup di masyarakat.21
B. Unsur-Unsur Perpustakaan Sekolah
Untuk mendukung dan menyelenggarakan tujuan tersebut,
perpustakaan sekolah harus didukung dengan unsur-unsur yang
membangun sebuah perpustakaan sekolah yang akan mewujudkan tujuan
dan fungsi tersebut dengan optimal.
1. Layanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan
informasi guna kepentingan peningkatan pelaksana proses belajar
mengajar dan rekreasi bagi semua warga sekolah dengan
mempergunakan bahan pustaka.
Menurut Standar Nasional Perpustakaan, perpustakaan sekolah
menyediakan layanan kepada pemustaka sekurang-kurangnya enam
jam per hari kerja dan sekolah diharapkan memiliki program wajib
kunjung perpustakaan sekurang-kurangnya satu jam pelajaran.22
Perpustakaan sekolah juga menyediakan berbagai jenis
layanan. beberapa jenis layanan perpustakaan yang paling umum
menurut Darmono adalah:
21
Rizal Saiful-Haq, dkk., Perpustakaan dan Pendidikan: Pemetaan peran serta perpustakaan dalam proses belajar mengajar,hal. 13
22
a Layanan peminjaman bahan pustaka (layanan sirkulasi).
Layanan ini adalah layanan kepada pemustaka berupa peminjaman
dan pengembalian bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.
keberhasilan suatu perpustakaan salah satunya diukur sampai
seberapa jauh layanan sirkulasi dapat memenuhi kebutuhan
pemustaka.
b Layanan refernsi
Layanan referensi diberikan oleh perpustakaan untuk
koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori,
buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini
tidak boleh dibawa pulang oleh pemustaka dan hanya untuk dibaca
di tempat.
c Layanan ruang baca
Layanan ini adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan
berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di
perpustakaan. Layanan ini untuk mengatisipasi pemustaka yang
tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang, tetapi mereka cukup
memanfaatkannya di perpustakaan.23
2. Koleksi Perpustakaan
Koleksi peprustakaan sekolah terdiri dari bahan pustaka yang
menjadi bahan pokok dan penunjang kurikulum sekolah yang
bersangkutan, sesuai dengan jenis dan jenjangnya.
23
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP), bahwa
perpustakaan harus memperkaya koleksi dan menyediakan bahan
perpustakaan dalam berbagai bentuk media atau format
sekurang-kurangnya:
a Buku teks pelajaran. Jumlah buku teks pelajaran ini adalah 1
eksemplar per mata pelajaran per peserta didik.
b Buku panduan pendidikan. Jumlah buku panduan pendidik adalah
1eksemplar per mata pelajaran per guru bidang studi.
c Buku pengayaan. Perbandingan untuk buku pengayaan ini terdiri
dari 60% non-fiksi dan 40% fiksi, dengan ketentuan bila 1-6
rombongan belajar jumlah buku sebanyak 1.000 judul, 7-12
rombongan belajar jumlah buku 1.500 judul, dan 13-24 rombongan
belajar jumlah buku 2.000 judul.
d Perpustakaan minimal berlangganan satu judul majalah dan satu
judul surat kabar.
e Bahan perpustakaan referensi sekurang-kurangnya meliputi kamus
Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, Kamus
Bahasa Indonesia-Inggris, Kamus bahasa daerah, ensiklopedi, buku
statistik daerah, buku telepon, peraturan perundang-undangan,
atlas, peta, biografi tokoh dan kitab suci.24
24
3. Sarana dan Prasarana
Menurut Bafadal ada beberapa asas atau pedoman yang perlu
diperhatikan pada waktu mendirikan gedung perpustakaan sekolah, atau
dalam memilih salah satu ruang untuk kepentingan perpustakaan sekolah,
yaitu:
a Gedung atau ruang perpustakaan sekolah berdekatan dengan
kelas-kelas yang ada, karena fungsi utama perpustakaan sekolah adalah
sebagai sumber belajar. keberadaannya berhubungan langsung
dengan proses belajar mengajar di kelas.
b Gedung perpustakaan sekolah sebaiknya tidak jauh dari tempat
parkir. Asas ini perlu dipertimbangkan khususnya pada
sekolah-sekolah yang luas dan melayani pengunjung pada sore hari.
c Gedung atau ruang perpustakaan sekolah sebaiknya jauh dari
kebisingan yang sekiranya mengganggu ketenangan siswa-siswa
yang sedang belajar di perpustakaan sekolah.
d Gedung atau ruang perpustakaan sekolah harus aman, baik dari
bahaya kebakaran, kebanjiran, ataupun dari pencurian.
e Gedung atau ruang perpustakaan sekolah sebaiknya ditempatkan
dilokasi yang kemungkinannya mudah diperluas pada masa yang
akan datang.25
25
4. Ketenagaan (Staff)
Tenaga pada sebuah perpustakaan sekolah terdiri dari
pustakawan dan tenaga pembantu. Pustakaan pada suatu sekolah dapat
seorang guru pustakawan atau serang pustakawan sekolah.
“Pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi serta professional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunikasi sekolah dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-lainnya.”26
Yang dimaksut guru pustakawan ialah seorang guru yang selain
bertugas mengajar juga mengelola peprustakaan. Sedangkan tenaga
pembantu adalah tenaga pustakawan pembantu dan tenaga
administrasi. Tenaga pustakawan pada perpustakaan sekolah harus
bekerjasama dengan administrator dan guru agar dapat
mengembangkan kebijakan manajemen koleksi bersama.
C. Persepsi
1) Definisi persepsi
Dalam arti sempit persepsi (perception) ialah penglihatan,
bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas
persepsi ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono
persepsi ialah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan,
memfokuskan dan sebagainya itu disebut sebagai kemampuan untuk
26
mengorganisasikan pengamatan.27 Sedangkan menurut Wiji Suwarno
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang
ketika berusaha memahami informasi yang diterimanya. Oleh karena itu
persepsi dapat di definisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau
membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat didalam
lapangan penginderaan seseorang.28
Manusia menangkap atau menerima gejala diluar dirinya yang
kemudian dijadikan sebuah pengalaman adalah dengan melalui panca
indera, yaitu penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, dan
perasa. Proses penerimaan ini dikenal dengan sebutan penginderaan
(sensation). Penginderaan ini mengakibatkan manusia mulai memberikan
penilaian baik atau buruk, enak atau tidak enak.
Rangsang-rangsang yang diterima inilah yang menyebabkan
manusia mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan. Proses
diterimanya rangsangan berupa objek, kualitas hubungan antar gejala,
maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti
dinamakan dengan persepsi.
Menurut Pareek dalam buku Psikologi Umum persepsi adalah
sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, menguji dan
memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data. Rakhmat
menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
27
Sarlito Wirawan Saworno, Pengantar Umum Psikologi, ( Jakarta : Bulan Bintang), 1976, hal.39
28
dan menafsirkan pesan. Bagi Atkinston, persepsi adalah proses saat kita
mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan.29
Persepsi disebut sebagai inti komunikasi, karena jika persepsi kita
tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah
yang menentukan kita memilih suatu pesan atau mengabaikan pesan yang
lain. Dari definisi para psikologi diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi
ialah suatu pembentukan dan suatu penilaian untuk membangun kesan atas
apa yang telah seseorang terima dari rangsangan-rangsangan melalui lima
panca indera yang manusia miliki kemudian pemikiran tersebut
direalisasikan dalam bentuk tindakan.
2) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Proses persepsi meliputi suatu interaksi yang sulit dari kegiatan
pengidentifikasian, penyusunan, dan penganalisaan. Walaupun persepsi
sangat tergantung pada penginderaan data, proses kognitif memungkinkan
untuk bisa menyaring, menyederhanakan, atau mengubah secara sempurna
data tersebut. Selanjutnya akan terjadi proses pengolahan informasi dan
persepsi pada diri kita. Meskipun beberapa individu memandang pada satu
benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Tidak
semua infrormasi yang kita dapat tadi akan mendapat perhatian yang sama,
tetapi ada titik tekan untuk memberikan perhatian pada suatu informasi
tertentu yang dapat memberikan rangsang.
29
Proses ini disebut sebagai pembentukan kesan, karena yang
muncul pada diri kita adalah kesan terhadap seseorang yang kita kenal tadi
baik mengenal watak, sikap, maupun penampilannya. Informasi yang
mendapat perhatian dikategorisasi dan dihubung-hubungkan sehingga
membentuk kerangka kognitif. Dan yang mempengaruhi hal-hal itu adalah
sebagai berikut :
1. Stereotip, yaitu pandangan terhadap ciri-ciri tingkah laku dari
sekelompok masyarakat tertentu. Steorotip ini akan berpengaruh
terhadap kesan pertama.
2. Persepsi diri, yaitu pandangan terhadap diri sendiri yang dapat
mempengaruhi pembentukan kesan pertama,
3. Situasi dan kondisi, yaitu pandangan terhadap seseorang yang
dipengaruhi oleh situasi atau kondisi tertentu.
4. Ciri yang ada pada diri orang lain, yitu daya tarik fisik seseorang
yang dapat menimbulkan penilaian khusus pada saat pertama kali
bertemu.
Semua pandangan dari berbagai karakter ini akan mempengaruhi
reseptor (alat indera) manusia melalui saraf-saraf sensoris yang
kemudian di proses, dan hasil akhir proses persepsi yaitu berupa
tanggapan dan perilaku. Bila dikaitkan dengan persepsi siswa terhadap
ruangan perpustakaanya, maka faktor lingkungan adalah salah satu
3) Skala Pengukuran Persepsi
Para ahli sosiologi membedakan dua tipe skala pengukuran menurut
gejala sosial yang diukur, yaitu :
a. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku susial dan
kepribadian. Termasuk tipe ini adalah : skala sikap, skala
moral, test karakter, skala partisipasi sosial.
b. Skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain
dan lingkungan sosial. Termasuk ini adalah : skala mengukur
status sosial ekonomi, lembaga-lembaga swadaya masyarkat
(sosial), kemasyarakatan, kondisi rumah tangga, dan lain
sebagainya.
Dari tipe-tipe skala pengukuran diatas, yang akan penulis bahas
hanyalah sakala untuk mengukur sikap. Karena penelitian yang diambil
oleh peneliti yakni tentang “persepsi”.
4) Skala Sikap
Bentuk-bentuk skala sikap yang perlu diketahui dan sering
digunakan dalam penelitian ada 5 yaitu skala likert, skala guttman,
skala simantict defferential, rating scale, dan skala thurstone.30
1. Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala
sosial. Skala likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu:
30
pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif diberi skor
5,4,3,2, dan 1. Sedangkan untuk permyataan negatif diberi skor
1,2,3,4, dan 5.
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi
dijabarkan menjadi indikator, dan dari indikator dijadikan
sub-indikator yang dapat diukur. Akhirnya sub-sub-indikator dapat
dijadikan tolak ukur untuk membuat suatu pertanyaan/pernyataan
yang perlu dijawab oleh responden.
2. Skala Guttman
Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang
menyisahkan pertanyaan yang berbobot lebih berat, ia akan
mengiyakan pertanyaan yang kurang berbobot lainnya. Jadi, Skala
Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat
jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya : yakin-tidak yakin, ya-tidak,
benar-salah, positif-negatif, pernah-belum pernah, setuju-tidak
setuju, dan lain sebagainya.
Perbedaan Skala Guttman dengan Skala likert ialah jika
Skala Likert terdapat jarak (interval): 3,4,5,6, atau 7 yaitu dari
sangat benar (SB) sampai dengan sangat tidak benar (STB),
sedangkan pada Skala Guttman hanya dua interval yaitu : Benar
3. Skala Differensial Semantik
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam
bentuk pilihan ganda atau chekclist, tetapi tersusun dari sebuah
garis kontinum di mana nilai yang sangat negative terletak
disebelah kiri sedangkan nilai yang sangat positif terletak di
sebelah kanan atau juga dapat di definisikan skala ini selalu
menunjukan keadaan yang bertentangan, misalnya: kosong-penuh,
jelek-baik, bodoh-cerdas dan sebagainya.
4. Rating Scale
Berdasarkan ke-3 skala pengukuran, yaitu Skala Likert,
Skala Guttman, dan Skala Perbedaan Semantik, data yang
diperoleh adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Sedangkan
Rating Scale adalah data mentah yang didapat berupa angka
kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
Dalam model Rating Scale responden tidak akan menjawab
dari data kualitatif yang sudah tersedia seperti: ketat-longgar,
sering dilakukan-tidak pernah dilakukan, buruk-baik, dan
sebagainya. Namun dalam rating scale ini akan menjawab salah
satu dari jawaban kuantitif yang sudah disediakan. Dengan
demikian bentuk Rating Scale lebih flexible, tidak hanya terbatas
untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi
5. Skala Thurstone
Skala Thurstone meminta responden untuk memilh
pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pertanyaan yang
menyajikan pandangan yang berbeda-beda. Pada umumnya setiap
item mempunyai asosiasi nilai antara 1 sampai 10, tetapi
nilai-nilainya tidak diketahui oleh responden.
Perbedaan antara Skala Thurstone dengan Skala Likert
ialah pada skala Thurstone interval yang panjangnya sama
memiliki intensitas kekuatan yang sama, sedangkan pada Skala
Likert tidak perlu sama.
Dari penjelasan diatas mengenai pengukuran sikap, penulis
memakai untuk yaitu dengan memakai skala likert. Karena skala
likert lebih difkuskan untuk mengukur persepsi, pendapat serta
sikap terhadap seseorang.
D. Tata Ruang Perpustakaan Sekolah 1. Ruang/Gedung Perpustakaan
Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang
sepenuhnya diperuntukan bagi seluruh aktifitas sebuah perpustakaan.
Disebut gedung apabila merupakan bangunan besar dan permanen,
terpisah dari pergerakan manusia sebagai penggunan perpustakaan, daerah
layanan yang diberikan oleh perpustakaan.31 Sedangkan menurut Kosam
Rimbarawa yang dimaksut ruang (space) adalah tempat atau bagian
tertentu dalam suatu gedung perpustakaan, dipakai untuk meletakkan suatu
barang atau yang mempunyai fungsi tertentu.32
Dengan demikian ruang perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu
tempat yang didalamnya terdapat segala aktifitas sebuah perpustakaan.
Disebut gedung apabila merupakan bangunan besar dan disebut ruangan
apabila suatu tempat berada di dalam satu gedung yang sama namun hanya
memakai bagian ruangan tertentu dalam gedung tersebut untuk digunakan
sebagai perpustakaan.
Untuk perpustakaan sekolah, pada saat ini sebagian diantaranya
telah memiliki gedung tersendiri dengan luas ruangan rata-rata 9x12 m2.
Namun sebagian besar tidak memiliki ruangan khusus untuk
perpustakaan. Oleh karena itu kebanyakan diantaranya menggunakan
ruang kelas yang luasnya rata-rata 7x8 m2. untuk sementara ini, ruangan
yang berukuran 7x8 m2ataupun 9x12 m2masih merupakan ruangan yang
ideal. Namun apabila perpustakaan mengalami perkembangan yang pesat
(koleksi dan pengunjung meningkat), maka ruangan tersebut diatas sudah
barang tentu perlu penyesuaian.33 Senada dengan pendapat diatas Standar
Nasional Indonesia perpustakaan sekolah menyatakan harus menyediakan
31
Aa Kosasih,“Tata Ruang, Perabot Dan Perlengkapan Perpustakaan Sekolah“, Artikel Pustakawan Universitas Negeri Malang UM, (November 2009), hal.3
32
Kosam Rimbarawa, Gedung, Tata Ruang, Perabot & Peralatan Perpustakaan, ( Jakarta : Hakaesar), 2013, hal.15
33
ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan penggunanya. Perpustakaan
menyediakan ruang dengan luas sekurang-kurangnya untuk SD/MI 56M2,
untuk SMP/MTS sekitar 126m2 , dan untuk SMA. MA, SMK dan MAK
sekitar 168m2.34
Ketentuan ruang perpustakaan dapat dilihat dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 tahun 2007 mengenai sarana
dan prasarana di sekolah. Ketentuan tersebut antara lain :
a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta
didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan
pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus
tempat petugas mengelola perpustakaan.
b. Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang
kelas. Dengan lebar minimum ruang perpustakaan adalah 5 m.
c. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi
pencahayaan yang memadai untuk membaca buku.
d. Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah
dicapai.
e. Ruang perpustakaan dilengkapi sarana dan prasarana.35
Dalam pembangunan perpustakaan sekolah tidak dapat dipungkiri
bahwa kemegahan atau kemewahan sebuah perpustakaan bisa menjadi
faktor dalam menarik peminat pemustakanya. Namun itu semua bukanlah
34
Panitia Teknis 01-01 Perpustakaan dan Kepustakawanan, Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan,hal.6
35
hal yang pertama dan utama dalam pembentukan perpustakaan sekolah.
Karena yang terpenting adalah bagaimana perencanaan dan pembangunan
yang matang sehingga menghasilkan suatu ruangan yang berkualitas tinggi
dan berfungsi secara tepat guna dan berdaya guna. Oleh karena itu ada
beberapa asas atau pedoman yang perlu diperhatikan pada waktu
mendirikan gedung perpustakaan sekolah, atau dalam memilih salah satu
ruang untuk kepentingan perpustakaan sekolah yaitu :
1) Fungsi utama dari perpustakaan adalah sebagai sumber belajar,
untuk itu sebaiknya perpustakaan harus berdekatan dengan
kelas-kelas yang ada.
2) Gedung perpustakaan sekolah sebaiknya jauh dari tempat parkir.
Asas ini perlu dipertimbangkan khususnya pada sekolah-sekolah
yang luas, dan lebih-lebih melayani pengunjung pada sore hari
3) Gedung atau ruang perpustakaan sekolah sebaiknya agar jauh dari
kebisingan yang sekiranya dapat menggangu ketenangan murid
yang sedang belajar.
4) Gedung atau ruang perpustakaan sekolah sebaiknya mudah dicapai
oleh kendaraan yang akan mengangkut buku-buku.
5) Gedung atau ruang perpustakaan sekolah harus aman, baik dari
6) Gedung atau ruang perpustakaan sekolah sebaiknya ditempatkan
dilokasi yang kemungkinan dapat diperluas pasa masa yang akan
datang.36
Desain atau tata ruang perpustakaan sekolah memainkan peran
utama menyangkut bagaimana perpustakaan melayani sekolah.
Penampilan yang indah, memberikan rasa nyaman memberikan
rangsangan yang kuat bagi komunitas perpustakaan untuk
memanfaatkan waktunya di perpustakaan. Pedoman Perpustakaan
Sekolah IFLA/UNESCO menentukan bahwa perpustakaan sekolah
yang didesain secara tepat hendaknya memiliki delapan karakteristik
yaitu perpustakaan harus didesain sehingga :
1. Menimbulkan rasa aman.
2. Sistem pencahayaannya yang baik.
3. Didesain untuk mengakomodasikan perabotan yang kokoh,
tahan lama dan fungsional, serta memenuhi persyaratan
ruang aktivitas dan pengguna perpustakaan.
4. Didesain untuk menampung persyaratan khusus populasi
sekolah dalam arti cara paling restriktif.
5. Didesain untuk mengakomodasi perubahan pada program
sekolah, program pengajaran, serta perkembangan teknologi
audio, video dan data yang muncul.
36
6. Didesain untuk memungkinkan penggunaan, pemeliharaan,
peralatan, alat tulis kantor materi.37
2. Perabotan dan Perlengkapan Perpustakaan
Perabotan dan perlengkapan perpustakaan perlu diadakan
sebagai suatu syarat berdirinya perpustakaan. Jumlah dan jenis kedua
peralatan dimaksut dalam suatu perpustakaan, bergantung pada
besarnya perpustakaan yang ada. Untuk perpustakaan sekolah dimana
jumlah koleksinya relative lebih kecil disbanding dengan
perpustakaan-perpustakaan lain, maka banyaknya peralatan dan
perabotan yang dibutuhkannya pun tidak boleh terlalu banyak.
Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau
perlengkapan perpustakaan sekolah yang digunakan perpustakaan.
Untuk itu agar dapat optimal dibutuhkan perabot di perpustakaan
sebagai berikut.
a. Meja dan kursi sirkulasi.
Meja dan kursi sirkulasi yang memiliki desain khusus, biasanya
disesuaikan dengan aktivitas di sirkulasi dan kebutuhan
perlengkapan untuk mendukung layanan sirkulasi.
b. Meja dan kursi baca
Hal ini sangat dibutuhkan oleh perpustakaan dengan pemilihan
jenis disesuaikan dari luas perpustakaan. Menurut Pawit M.Yusuf
37
ukuran dari meja dan kursi baca ialah tinggi : 75 cm, lebar : 230
cm, dan tebal dalam 100 cm.38
c. Meja dan kursi kerja
Untuk hal ini tidak begitu banyak dibutuhkan perpustakaan, namun
demikian meja kerja ini sangat penting, karena segala aktivitas
perpustakaan dikendalikan dari meja kerja.
d. Meja atau rak atlas dan kamus yang dapat dimanfaatkan untuk
menempatkan surat kabar yang dilengkapi dengan alat penjepit
(stick).
e. Lemari katalog atau biasa juga disebut kabinet katalog yang
digunakan untuk menyimpan kartu katalog.
f. Lemari multimedia
Digunakan untuk menyimpan koleksi dalam bentuk multimedia
seperti kaset, CD ROM, mikrofilm.
g. Lemari arsip
Digunakan untuk penyimpanan arsip perpustakaan yang berupa
data siswa yang menjadi anggota perpustakaan, data siswa yang
meminjam koleksi perpustakaan dan data koleksi yang dimiliki
oleh perpustakaan sekolah.
38
h. Laci penitipan tas ataulocker.
Locker ini dapat dimanfaatkan untuk menitipkan tas, jaket, dan
barang yang tidak diperkenankan masuk kedalam ruangan
perpustakaan.
i. Kereta buku.
Biasanya kereta buku dibutuhkan diperpustakaan sekolah yang
besar. Kegunaannya untuk mengangkut buku-buku yang
dikembalikan oleh siswa dari meja sirkulasi ke rak buku.
j. Papan display
Adalah papan yang dapat digunakan untuk memperlihatkan
informasi buku baru.39
Sedangkan menurut Standar Nasional Perpustakaan Sekolah (SNP),
perpustakaan menyediakan sarana sekurang-kurangnya meliputi :
1. Rak buku (5 buah)
2. Rak majalah (1 buah)
3. Rak surat kabar (1 buah)
4. Meja baca (5 buah)
5. Kursi baca (10 buah)
6. Kursi kerja (2 buah)
7. Meja kerja (2 buah)
8. Lemari katalog (1 buah)
9. Papan pengumuman (1 buah)
10. Meja sirkulasi (1 buah)
11. Majalah dinding (1buah)
12. Rak buku referensi (1 buah)
13. Perangkat komputer dan mejanya
Untuk keperluan administrasi (1 buah) 14. Perangkat komputer dan mejanya
Untuk keperluan pemustaka (1 buah)
15. TV (1 buah)
39
16. Pemutar VCD/DVD (1 buah)
17. Tempat sampah (1 buah)
18. Jam dinding (1 buah).40
3. Peralatan perpustakaan
Peralatan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan
secara langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di perpustakaan.
Yang termasuk ke dalam perlengkapan perpustakaan diantaranya yaitu
buku pedoman perpustakaan, buku klasifikasi, kartu katalog buku
induk, kantong buku, label, cap inventaris, cap perpustakaan, bak
sampel, kartu pemesanan, mesin ketik/komputer, ATK dan lain
sebagainya.41
Peralatan sekolah ada yang bersifat habis pakai dan ada pula
yang bersifat tahan lama. Peralatan habis pakai adalah peralatan yang
relatif cepat habis. Sedangkan peralatan yang tahan lama adalah
peralatan yang dapat digunakan terus menerus dalam jangka waktu
yang relatif lama.42
E. Aspek Penataan Ruangan
Agar menghasilkan penataan ruangan perpustakaan yang optimal serta
dapat menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi
jasa, sebaiknya pustakawan perlu memperhatikan beberapa aspek berikut
dalam penataan ruangan perpustakaan.
40 Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan sekolah dan perpustakaan perguruan tinggi,Hal.4
41
Aa Kosasih,“Tata Ruang, Perabot Dan Perlengkapan Perpustakaan Sekolah“, Artikel Pustakawan Universitas Negeri Malang UM, (November 2009), hal.6
42
a. Aspek fungsional
Penataan ruangan harus mampu mendukung kinerja perpustakaan
secara keseluruhan baik petugas maupun bagi pengunjung
perpustakaan. Sehingga penataan ruangan dapat tercipta secara
optimal.
b. Aspek psikologi pengguna
Psikologis pengguna perlu diperhatikan. Penataan ruangan bisa
mempengaruhi aspek psikologi pengguna perpustakaan. Hal ini
bertujuan agar pengguna perpustakaan merasa nyaman, dan tenang
serta leluasa bergerak di perpustakaan.
c. Aspek estetika
Keindahan penataan ruangan salah satunya bisa melalui penataan
ruang dan perabot yang digunakan. Oleh sebab itu aspek estetika tentu
perlu mendapat perhatian. Penataan ruangan yang indah, bersih, serasi
dan terang bisa membuat kenyamanan pengguna perpustakaan.
d. Aspek keamanan bahan pustaka
Keamanan bahan pustaka harus dijaga dengan baik, agar terhindar dari
kerusakan secara alami dan kerusakan atau kehilangan bahan pustaka
karena faktor manusi. Penataan ruang perpustakaan harus
memperhatikan dua faktor tersebut.43
43
BAB III
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN LABSCHOOL KEBAYORAN A. Sejarah Singkat Perpustakaan Labschool Kebayoran
Perpustakaan Labschool Kebayoran berdiri pada tahun 2001
bersamaan dengan terdirinya sekolah Labschool Kebayoran. Pada saat itu
perpustakaan berada di lantai 2 menempati ruang berukuran 1 kelas yang
berkapasitas 10 orang dan memiliki 1 pustakawan yang merangkap
jabatan. Semula perpustakaan Labschool Kebayoran menggunakan sistem
manual untuk penelusuran buku berupa katalog kartu. Seiring dengan
berkembangnya perpustakaan akhirnya pada tahun 2008 perpustakaan
pindah keruangan yang lebih luas, dimana kapasitasnya bertambah hingga
50 orang tetapi letak ruang perpustakaan masih berada di lantai 2. Pada
tahun ini pula perpustakaan merubah sistem yang awalnya memakai sistem
manual menjadi sistem otomasi. Software yang digunakan dalam sistem
otomasi di perpustakaan Labschool Kebayoran ialah software senayan
hingga saat ini.
Pada bulan September-November 2012 ruang perpustakaan
Labschool Kebayoran direnovasi untuk memperluas ruang perpustakaan
dan diresmikan pada hari jum’at tanggal 23 November 2012 oleh Rektor
UNJ. Untuk mendesain ruang perpustakaan, Labschool Kebayoran
mempunyai arsitektur tersendiri dalam pembangunan ruang perpustakaan.
Arsitektur tersebut yaitu Ibu Mita dan Ibu Vida yang merupakan wali
murid siswa Labschool Kebayoran dan sekaligus alumni dari Labschool