• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Sebagai Sumber Belajar IPS Pada Siswa MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Sebagai Sumber Belajar IPS Pada Siswa MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMANFAATAN TAMAN WISATA ALAM (TWA)

ANGKE KAPUK SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS PADA

SISWA MTS N 3 PONDOK PINANG JAKARTA DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan IPS pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (S.Pd)

DISUSUN OLEH:

DEWI ANZANI 1111015000085

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

Berdasarkan observasi awal di MTs N 3 Jakarta pada tanggal 19 Februari 2015 didapat beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut diantaranya adalah siswa menganggap pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pelajaran yang membosankan sehingga berdampak pada hasil belajar yang siswa peroleh, kurangnya sumber belajar yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar ilmu pengetahuan sosial pada siswa MTs N 3 Jakarta dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di MTs N 3 Jakarta dan di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Jakarta. metode penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperimen dengan rancangan penelitian one group pretest posttest design. Penelitian ini melibatkan 24 siswa sebagai sampel, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes hasil belajar, lembar observasi, dan wawancara.

Berdasarkan analisis data menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5% diperoleh hasil thitung 9,21 dan ttabel sebesar 2,06, maka thitung > ttabel. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar IPS terhadap hasil belajar siswa di MTs N 3 Jakarta.

(7)

ii

ABSTRAK

Dewi Anzani (NIM: 1111015000085).The Infuences utilization of TWA Angke Kapuk as a learning resources of social sciences students MTs N 3 Jakarta an improving learning result of students.

Based on the early observation at MTs N 3 Jakarta in february 19, 2015 there are many problems. The problems are students assume that social sciences is a bored lesson that impact to study result that students achieve, a lack of study resources that used by teacher on learning social sciences.

This research purposes to knows the Infuences utilization of TWA Angke Kapuk as a learning resources of social sciences students MTs N 3 Jakarta on improving learning result of students. This research held at MTs N 3 Jakarta and TWA Angke Kapuk Jakarta. Research method that used is Pre Experiment with research design one group pretest posttest design. This research involve 24 students as a sample, sampling used with random sampling technique. Data collection technique done with learning test result, observation sheet and interview.

Based on data analysis use t test on significant level 5% obtaining to 9,21 and tt as big as 2,06, so to > tt. This result show there are influences utilization TWA Angke Kapuk as a learning resources social sciences to the result of study MTs N 3 Jakarta students.

(8)

iii Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul Pengaruh Pemanfaatan Taman Wisata Alam (Twa) Angke Kapuk Sebagai Sumber Belajar IPS Pada Siswa MTs N 3 Jakarta Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Shalawat serta salam senantiasa terucap kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga sepanjang masa.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak maka penulisan Skripsi ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta memberi restu kepada penulis, guna menyusun Skripsi ini sebagai syarat untuk meperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto M.Pd Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial .

3. Bapak Syaripulloh, M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

(9)

iv

5. Bapak Sodikin, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan motivasi, ilmu, keteladanan dan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dengan sabar, tulus, ikhlas dan mengarahkan hingga menyelesaikan Skripsi ini.

6. Ibu Dra. Hj. Faizah selaku kepala MTs N 3 Jakarta Selatan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Bapak Aminuddin, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS yang sudah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

8. Ibu Dra. Najmi Ulya, M.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan Ibu Dra. Rahmi Utami Indriani selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang telah banyak mengarahkan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

9. Seluruh Dewan Guru, Staff dan Siswa-siswi khususnya kelas VII yang sudah membantu dalam penelitian skripsi ini.

10.Kedua Orang Tua yang saya sayangi Alm. Bapak Muhammad Nur dan Ibu Anizar, serta Kakak-kakakku Amir Hamzah dan Nurmaini.

11.Ketiga kakak sepupu yang saya sayangi Samsuar Mardani, Nasrul Jaldani dan Hj. Ertini terima kasih atas dukungan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

12.Buat Teman-teman PPKT Uswah, Nunky, Selvi, Nurul, Jauzy, Indah, Yuni dan Widad.

13.Teman-teman Prodi Pendidikan IPS Angkatan 2011 yang sudah menjadi teman baik susah maupun bahagia juga telah menjadi semangat dan inspirasi penulis.

14.Buat Sahabat- sahabat ku RK yaitu Lia, Nurhayani (yang telah membantu dan mengarahkan dalam pembuatan peta di Arc View), Dian, Asti, Febri, Zizah, Nia, Ria, Alfi, Vina, Gaun dan Naya sukses dan semangat selalu untuk kita semua ya. Terima kasih selama ini sudah menjadi sahabat yang baik.

(10)

v

Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 17 September 2015

(11)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Taman Wisata Alam (TWA) ... 8

1. Definisi Taman Wisata Alam ... 8

2. Kriteria Penetapan Kawasan Taman Wisata Alam ... 8

3. Manfaat Taman Wisata Alam ... 8

B. Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk... 9

1. Hutan Mangrove... 10

2. Flora Mangrove ... 11

3. Fauna Mangrove... 11

4. Manfaat Mangrove ... 12

(12)

vii

3.Ciri-ciri Belajar ... 14

4. Definisi Sumber Belajar ... 15

5. Ciri-ciri Sumber Belajar ... 17

6. Macam-macam Sumber Belajar ... 17

7. Manfaat Sumber Belajar ... 19

D. Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Sebagai Sumber Belajar . 20 E. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 22

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 22

2. Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial ... 22

3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23

F. Hasil Belajar ... 23

G. Kerangka Berpikir ... 24

H. Penelitian yang Relevan ... 26

I. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel ... 31

C. Variabel Penelitian ... 32

D. Metode Penelitian ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Observasi ... 34

2. Wawancara ... 34

3. Tes ... 35

(13)

viii

F. Instrumen Penelitian ... 35

1. Lembar Wawancara ... 35

2. Lembar Observasi ... 35

3. Lembar Soal Tes ... 35

G. Kalibrasi Instrumen ... 37

1. Reliabilitas ... 37

2. Daya Pembeda ... 38

3. Tingkat Kesukaran ... 39

H. Teknik Analisis Data ... 40

1. Hasil Tes ... 40

2. Uji Normalitas ... 41

3. Uji Homogenitas ... 42

4. Uji Hipotesis ... 42

I. Hipotesis Statistik ... 43

BAB IV PEMBAHASAN A. Sejarah singkat MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta ... 44

1. Visi dan Misi MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta... 44

a. Visi Madrasah... 44

b. Misi Madrasah ... 45

c. Tujuan MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta... 47

2. Guru dan Tenaga Kependidikan MTs N 3Pondok Pinang Jakarta .. 48

3. Siswa-siswi MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta ... 52

4. Struktur Organisasi Sekolah ... 53

5. Sarana dan Prasarana MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta ... 54

B. Sejarah Singkat Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk ... 56

C. Deskripsi Data ... 57

D. Hasil Kalibrasi Instrumen ... 59

1. Hasil Reabilitas Soal ... 59

2. Tingkat Kesukaran Soal ... 59

(14)

ix

3. Peningkatan Hasil Pretest dan Posttest Menggunakan Rumus

N-Gain ... 63

F. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 64

1. Uji Normalitas Data ... 64

2. Uji Homogenitas ... 64

G. Pengujian Hipotesis Data ... 65

H. Hasil Pengamatan dan Wawancara ... 66

1. Hasil Pengamatan ... 66

2. Hasil Wawancara ... 71

I. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(15)

x

DAFTAR GAMBAR

[image:15.595.154.435.270.567.2]
(16)

xi

Tabel 3.2 Jumlah Populasi ... 30

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 32

Tabel 3.4 One Group Pretest-Posttest Design... 33

Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar... 36

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Soal... 38

Tabel 3.7 Kriteria Daya Beda ... 39

Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kesukaran... 40

Tabel 4.1 Jumlah Guru MTs N 3 Jakarta... 49

Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Kependidikan MTs N 3 Jakarta... 49

Tabel 4.3 Sertifikasi Guru MTs N 3 Jakarta ... 49

Tabel 4.4 Data Rombongan Belajar (Rombel) dan Guru ... 50

Tabel 4.5 Siswa MTs N 3 Jakarta 2014-2015... 53

Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana MTs N 3 Jakarta ... 54

Tabel 4.7 Daftar Harga Tiket Masuk Pengunjung ... 57

Tabel 4.8 Reliabilitas Soal ... 59

Tabel 4.9 Tingkat Kesukaran Soal... 59

Tabel 4.10 Daya Pembeda ... 60

Tabel 4.11 HasilPretestdanPosttest... 63

Tabel 4.12 Hasil N-GainPretestdanPosttest... 63

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data ... 64

Tabel 4.14 Hasil Uji homogenitasPretestdanPosttest... 64

(17)

xii

DAFTAR GRAFIK

[image:17.595.158.433.267.567.2]
(18)

xiii

Lampiran 2 Lembar Wawancara Siswa Sebelum Penelitian ... 83

Lampiran 3 RPP Pertemuan Pertama ... 85

Lampiran 4 RPP Pertemuan Kedua... 92

Lampiran 5 RPP Pertemuan Ketiga ... 99

Lampiran 6 Materi Pembelajaran Potensi Hutan Mangrove ... 105

Lampiran 7 Kisi-kisi SoalPretestdanPosttest... 110

Lampiran 8 SoalPretestdanPosttest... 112

Lampiran 9 Kunci Jawaban SoalPretestdanPosttest... 117

Lampiran 10 Rekapitulasi NilaiPretestdanPosttest... 118

Lampiran 11 Hasil Uji ReliabilitasPretest... 120

Lampiran 12 Hasil Uji Daya PembedaPretest... 121

Lampiran 13 Hasil Uji Tingkat Kesukaran soalPretest... 122

Lampiran 14 Hasil Uji ReliabilitasPosttest... 123

Lampiran 15 Hasil Uji Daya Pembeda Posttest... 124

Lampiran 16 Hasil Uji Tingkat Kesukaran soalPosttest... 125

Lampiran 17 Lembar Panduan Studi Wisata Hutan Mangrove ... 126

Lampiran 18 Lembar Instrumen Observasi Hutan Mangrove ... 133

Lampiran 19 Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa ... 135

Lampiran 20 Lembar Wawancara Pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Jakarta ... 138

Lampiran 21 Lembar Wawancara Guru Bidang Studi IPS ... 139

Lampiran 22 Lembar Wawancara Siswa Setelah Penelitian... 140

Lampiran 23 Hasil Uji N-Gain... 145

Lampiran 24 Hasil Uji NormalitasPretest... 147

Lampiran 25 Hasil Uji NormalitasPosttest... 148

Lampiran 26 Hasil Uji Homogenitas ... 149

Lampiran 27 Hasil Uji Hipotesis... 150

(19)

xiv

Lampiran 29 Peta Lokasi Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk ... 153

Lampiran 30 Dokumentasi ... 154

Lampiran 31 Lembar Uji Referensi ... 158

Lampiran 32 Surat Bimbingan Skripsi... 162

Lampiran 33 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 163

Lampiran 34 Surat Permohonan Izin Orang Tua ... 164

(20)

1

Pendidikan merupakan pilar utama kemajuan suatu negara atau bangsa. karena dengan pendidikan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan kemampuan intelektual, komunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan kreatifitas yang mampu memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan pembangunan suatu negara atau bangsa.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Mujadilah 58: 11

َ

ﻦﯾِ

ﺬّ

َ

ﻟا

َ

ﻞﯿِ

ﻲ ِﻓ

ۖ

َ

ﻞﯿِ

ا و ُﺰ ُﺸ ْﻧ ا

ا و ُﺰ ُﺸ ْﻧ ﺎ َﻓ

َ

ﻦﯾِ

ﺬّ

َ

ﻟا

ا ﻮ ُﺗ و ُأ

ۚ

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah niscaya Alah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan(QS. Al-Mujadila 58 : 11)

(21)

2

agar kita bisa mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dunia dan di akhirat kelak.

Karena begitu pentingnya dalam sebuah negara, pendidikan dijadikan salah satu tolak ukur dalam menentukan negara itu maju atau berkembang.

Karenanya, Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan.1Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dan menentukan tercapainya tujuan pendidikan nasional adalah pengajaran yang baik, yang dilakukan oleh seorang pendidik yaitu guru, yang mampu berperan dalam mencerdaskan bangsa.

Menurut Athiyah al-Abrasyi “Seseorang yang berilmu (pendidik) dan kemudian mengamalkan ilmunya, maka orang itulah yang dinamakan orang yang berjasa besar di kolong langit ini. orang tersebut bagaikan matahari yang

menyinari orang lain, dan menerangi pula dirinya sendiri.”3Sejalan dengan itu, Imam Ghazali mengatakan “Umpama guru dengan pelajar adalah seperti

tongkat dengan bayang-bayangannya. Bagaimana bayang-bayang akan lurus bila tongkat bungkuk?”4

Berdasarkan pernyataan dari Ibnu Khaldun, dapat penulis simpulkan begitu pentingnya sosok guru dalam dunia pendidikan, hal ini karena guru

1

Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 141.

2

Ibid.

3

Sukring,Pendidik dan Peserta Didik dalam Perspektif Pendidikan Islam,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 83.

4

(22)

memiliki tugas pokok untuk mengajar dan mendidik sekaligus. Guru yang mampu menyampaikan materi dengan baik, akan memberikan pengaruh yang baik kepada siswanya, sedangkan guru yang kurang mampu menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar akan membuat kebingungan kepada siswanya. Seperti sebuah tongkat yang berdiri lurus maka bayangannya pun akan lurus, begitu pula dengan tongkat yang bungkuk maka bayangannya pun akan bungkuk.

Dalam dunia pendidikan saat ini, guru dapat memanfaatkan berbagai macam sumber belajar dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Sumber belajar sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, karena dapat mempermudah siswa dalam mencapai tujuan dan kompetensi tertentu serta mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran dalam disiplin ilmu yang dipelajari.

Salah satu ilmu yang membahas mengenai fenomena-fenomena atau gejala-gejala yang tersebar di permukaan bumi adalah IPS, yang dipelajari pada tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama.

Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas mengenai hubungan manusia dengan lingkungan.5 Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran IPS sebaiknya guru menggunakan sumber belajar yang berkaitan dengan lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam .

Pemanfaatan lingkungan dalam kegiatan proses belajar mengajar IPS tentunya tidak selalu harus dilakukan di dalam kelas terkadang seorang guru juga harus membawa siswa keluar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

Berdasarkan hasil pra observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 04 Februari 2015 di kelas VII-III MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta, Guru masih kurang menerapkan pembelajaran yang aktif dan masih berpusat kepada guru sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Kurangnya penggunaan media dan sumber belajar lain, hal ini terlihat pada saat proses

5

(23)

4

pembelajaran pada tanggal 04 Februari 2015 guru hanya menggunakan buku paket sebagai sumber belajar.6

Hal ini diperkuat dari hasil wawancara pada tanggal 19 Februari 2015, salah satu dari banyak siswa kelas VII di MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta mengatakan bahwa pelajaran IPS membosankan karena guru hanya menjelaskan dan memberikan contoh yang terdapat dibuku paket sehingga terkadang ada materi atau informasi yang tidak dipahami siswa, proses pembelajarannya hanya dilakukan di dalam kelas, siswa jarang diajak untuk belajar di luar kelas, banyak hafalan dan catetannya banyak.7

Berdasarkan hasil pra observasi di atas, kurangnya menguasai materi Ilmu Pengetahuan Sosial bagi siswa ini dikarenakan siswa terbiasa mendengarkan penjelasan mengenai materi penjelasan yang guru berikan yang berdampak pada hasil belajar yang siswa peroleh. Selain itu disebabkan karena tidak digunakannya sumber belajar lain yang mendukung selain buku teks atau buku paket IPS, hal ini menyebabkan pengetahuan siswa hanya terpaku pada buku teks atau buku paket tersebut. Siswa juga tidak pernah diberi pengalaman langsung atau contoh konkrit, sehingga memberikan kesan yang membosankan.

Salah satu usaha atau solusi untuk mengatasi keadaan tersebut adalah dengan memanfaatkan sumber belajar yang dapat memberikan pengalaman secara langsung. Seperti memanfaatkan lingkungan yakni hutan mangrove yang terdapat di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar IPS.

Pelajaran hutan mangrove tidak akan lengkap tanpa suatu kunjungan lapangan yang memberikan pengalaman tentang daerah rawa secara langsung. Sangat penting juga memaksukkan teori dan pelajaran yang telah didapat di kelas dalam kunjungan lapangan tersebut. Tidak ada yang bisa menggantikan

6

Hasil pra observasi aktifitas mengajar siswa pada tanggal 04 Februari 2015, Lampiran 1, h. 81-82

7

(24)

pengalaman saat anak-anak melihat secara langsung hutang mangrove yang sesungguhnya.8

Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk dipilih sebagai sumber belajar IPS karena berfungsi sebagai pengenalan ekosistem hutan mangrove yang memiliki fungsi dan manfaat penting bagi manusia dan lingkungan alam sekitarnya, memberi informasi dan pengetahuan mengenai ekosistem hutan mangrove, serta untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi bagi para siswa.

Dengan memanfaatkan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, diharapkan siswa dapat menggali sumber informasi yang ada dan dapat membantu siswa dalam memahami, mengenal, dan memberikan pengalaman secara langsung mengenai ekosistem mangrove, mendorong peserta didik untuk aktif dan lebih berkembang pengetahuannya karena dihadapkan dengan keadaan yang nyata tidak hanya sekedar materi yang telah disampaikan oleh guru tetapi pengetahuan yang diterima langsung oleh siswa dengan berhadapan langsung dengan lingkungan atau sumber belajar.

Selain itu, membantu mempermudah guru dalam memberikan informasi kepada siswa secara kongkrit yang berujung memicu siswa untuk aktif, berpikir kritis dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa sehingga materi yang diberikan akan bertahan lama dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judulPengaruh Pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai Sumber Belajar IPS pada Siswa MTs N 3 Pondok PinangJakarta dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah yang teridentifikasi oleh peneliti diantaranya:

8

(25)

6

1. Siswa mengganggap pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial membosankan. 2. Masih kurangnya sumber belajar yang digunakan dalam proses

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Belum diketahui pemanfaatan Taman Wisata Alam Angke Kapuk sebagai sumber belajar bagi siswa MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan untuk membatasi penelitian agar lebih fokus dan sesuai sasaran, maka pembatasan masalahnya adalah Belum diketahui pemanfaatan Taman Wisata Alam Angke Kapuk sebagai sumber belajar bagi siswa MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Rumusan Masalah

Bagaiman pengaruh pemanfatkan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar IPS pada siswa MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta dalam meningkatkan hasil belajar siswa?

E. Tujuan Peneltian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatkan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar IPS pada siswa MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

F. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Secara Teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang manfaat Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar.

(26)

Dapat membantu siswa dalam memahami materi yang berkaitan dengan penelitian.

b. Bagi guru

Dapat di jadikan sebagai salah satu alternatif sumber belajar dalam proses belajar mengajar sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif.

c. Bagi sekolah

Dapat memberikan masukan bagi sekolah dan pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik sehingga tujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dapat tercapai

d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dapat menjadi salah satu karya ilmiah yang bisa menambah pengetahuan dan ilmu baru.

e. Bagi Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Jakarta Utara

Dapat menjadikan bahan kajian dalam meningkatkan sarana dan prasarana untuk dunia pendidikan khususnya mata pelajaran IPS pada submateri Hutan Mangrove.

f. Bagi Peneliti lebih lanjut

(27)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Taman Wisata Alam

1. Definisi Taman Wisata Alam

Dalam Peraturan Pemerintahan No 28 tahun 2011 tentang pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam, pada pasal 1

menyebutkan “Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang

dimanfaatkan terutamauntuk kepentingan pariwisata alam dan rekreasi.”1

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Taman wisata alam merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai keanekaragaman flora dan faun yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pariwasata, rekreasi tujuan penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Kriteria Penetapan Kawasan Taman Wisata Alam

Terdapat beberapa kriteria sebelum suatu wilayah ditetapkan sebagai kawasan Taman Wisata Alam, Kriteria tersebut disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No 28 tahun 2011 pasal 10, antara lain:

1) Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau bentang alam, gejala alam serta formasi geologi yang unik.

2) Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik alam untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam, dan

3) Kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam.2

3. Manfaat Taman Wisata Alam

Dalam pasal 37 disebutkan bahwa manfaat taman wisata alam dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan berikut ini :

1) Penyimpan dan penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam

2) Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

3) Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam

1

Ditjen Mineral dan Batubara, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, 2015, (http://www.minerba.esdm.go.id)

2

(28)

4) Pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya

5) Pembinaan populasi dala rangka penetasan telur dan/atau pembesaran anakan yang diambil dari alam, dan

6) Pemanfaatan tradisional oleh masyarakat setempat.3

B. Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk

Taman Wisata Alam Angke Kapuk merupakan kawasan pelestarian alam yang berpusat pada pengembangan ecotourism, yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata alam dan sarana edukasi, terletak di wilayah Kamal muara pantai indah kapuk Jakarta Utara dengan luas area Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk seluas 99.82 Ha.

Berikut ini sejarah singkat penetapan kawasan Taman Wisata Alam Angke Kapuk Jakarta:

1) Penetapan Kelompok Hutan Angke Kapuk sebagai kawasan hutan berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 5 Tanggal 11 Juli 1928, Directeur van Landbouw an Nijverheid tanggal 19 November 1931, Berita Acara Tata Batas Tanggal 10 Januari 1934 yang disyahkan tanggal 5 Maret 1934, dan Keputusan Menteri Pertanian No. 161/Kpts/Um/6/1977 tanggal 10 Juni 1977. 2) Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 097/Kpts-II/1988

tanggal 29 Februari 1988, telah dilepaskan sebagian kawasan hutan Angke Kapuk yang terletak di wilayah DKI Jakarta seluas 827,18 Ha kepada PT.Mandara Pemai, dan tetap mempertahankan kawasan hutan seluas 335,50 Ha.Penataan batas kawasan hutan Angke Kapuk dengan Berita Acara Tata Batas tanggal 25 Juli 1994 oleh Panitia Tata Batas Hutan Wilayah Jakarta Utara yang diangkat sesuai Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 924 tahun 1989, dengan luas 327,70 Ha.

3) Penetapan kembali kawasan hutan Angke Kapuk seluas 327,70 Ha sebagai kawasan hutan tetap dengan fungsi sebagai Hutan lindung (seluas 44,76 Ha), Hutan wisata (seluas 99,2 Ha), Cagar Alam (seluas 25,02 Ha) serta hutan dengan tujuan istimewa, sebagai : kebun pembibitan (seluas 10,51 Ha), transmisi PLN (seluas 23,70 Ha) Cengkareng Drain (seluas 28,39 Ha) serta Jalan tol dan jalur hijau (seluas 95, 50 Ha)4

3

Ibid.

4

(29)

10

Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk merupakan kawasan pelestarian alam dengan tipe lahan basah yang dominasi vegetasi utama mangrove. Sebelum menjadi kawasan Taman Wisata Alam, dahulunya merupakan tambak kemudian direhabilitasi tanaman mangrove 40% tindakan, pelestarian dan penanaman kembali hutan mangrove.

Jakarta sangat membutuhkan adanya kawasan hutan mangrove, hal ini karena fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi pesisir pantai ibukota Indonesia, dalam mencegah terjadinya intrusi air laut ke daratan dan juga berperan dalam meredam bencana banjir. Hal ini dikarenakan kemampuan khusus untuk beradaptasi dengan kondisi tanah yang tergenang dan kadar garam yang tinggi. Disamping berguna sebagai pelindung daerah pesisir, kawasan hutan mangrove di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk juga memiliki manfaat bagi kegiatan pembelajaran yakni sebagai pengenalan bagi ekosistem hutan mangrove kepada para siswa.

1. Hutan Mangrove

Terdapat berbagai pendapat mengenai asal-usul kata “Mangrove”.

Macnae menyebutkan kata mangrove merupakan perpaduan antara bahasa portugis mangue dan bahasa Inggis grove. Sementara Tomlinson dan Wightman mendefinisikan mangrove baik sebagai tumbuhan yang terdapat di daerah pasang surut maupun sebagai komunitas.5

Pulau Jawa telah kehilangan sekitar 90% mangrovenya dan hanya sedikit dari areal mangrove yang tersisa masuk kedalam kawasan lindung. Kawasan lindung mangrove yang terluas di Jawa mungkin di Pulau Panaitan, Jawa Barat (1.700 ha). Sekitar 1.000 hektar mangrove terdapat di bagian utara pantai Taman Nasional Ujung Kulon. Areal mangrove terluas yang ada di Jawa saat ini adalah di Segara Anakan, Cilacap yaitu 8.957 hektar.

Umumnya mangrove dapat ditemukan di seluruh kepulauan Indonesia. Sejauh ini di Indonesia tercatat setidaknya 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis

5

Yus Rusila Noor, dkk., Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia,

(30)

pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis paku. Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis (diantaranya 33 jenis pohon dan beberapa jenis perdu) ditemukan sebagai mangrove sejati (true mangrove), sementara jenis lain ditemukan disekitar mangrove dan dikenal sebagai jenis mangrove ikutan (asociate mangrove).6

2. Flora Mangrove

Kawasan samudera India bagian Utara dan Pasifik barat daya, memanjang dari Laut Merah sampai Jepang dan Indonesia merupakan tempat tumbuhnya beranekaragaman jenis mangrove tertinggi di dunia. Dari 50 jenis mangrove yang ada di kawasan Samudra Hindia bagian utara/Pasifik barat laut, setidaknya tercatat 40 jenis berada di Indonesia. Dari banyaknya jenis mangrove yang tumbuh di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman jenis mangrove yang paling tinggi di dunia.7

Berbagai jenis tumbuhan mangrove yang banyak tumbuh di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, antara lain: Api-Api (Avecennia marina), Bidara (Sonneratia caseolaris), dan Bakau (Rhizopora mucronata & Rhizopora stylosa).8

3. Fauna Mangrove

Mangrove merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa liar seperti primata, reptilia dan burung. Selain sebagai tempat berlindung dan mencari makan, mangrove juga merupakan tempat berkembang biak bagi burung air. Bagi berbagai jenis ikan dan udang, perairan mangrove merupakan tempat ideal sebagai daerah asuhan, tempat mencari makan dan tempat pembesaran anak.

6

Ibid.,h.2. 7

Ibid.,h.9. 8

(31)

12

4. Manfaat Mangrove

Mangrove merupakan ekosistem yang sangat produktif. Berbagai produk dari mangrove dapat dihasilkan baik secra langsung maupun tidak langsung, diantaranya : kayu bakar, bahan bangunan, keperluan rumah tangga, kertas, kulit, obat-obatan dan perikanan.9

5. Fungsi Mangrove

Hutan mangrove memiliki banyak fungsi bagi kehidupan sekitar, antara lain:

a. Fungsi Ekologis

Fungsi ekologis hutan mangrove adalah melindungi dari banjir, menjaga garis pantai agar tetap stabil dengan cara mengurangi erosi pantai dengan cara mengikat endapan yang dibawa oleh sungai kepantai. Seringkali endapan dari darat ini mengandung bahan berbahaya dalam jumlah besar seperti sisa-sisa pupuk dan pestisida dari pertanian atau logam berat dari kegiatan pertambangan dengan adanya hutan mangrove, dapat menghentikan kontaminasi ini sebelum masuk kelaut dan dapat mengubahnya menjadi zat yang tidak berbahaya melalui proses biologi, kimia dan fisika.10 Selain itu masih terdapat fungsi ekologis dari hutan mangrove yakni mampu mempertahankan pulau-pulau agar tidak tersapu ombak dan juga sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau masuknya air laut kedalam lapisan air tawar didaratan.

b. Fungsi Biologis

Hutan mangrove termasuk salah satu ekosistem paling produktif dibumi. Meskipun hutan mangrove hanya menyelimuti sekitar 6,4% permukaan bumi, namun mampu menyumbang 24% dari produktivitas global. Tumbuhan yang hidup di hutan mangrove

9

Yus Rusila Noor, dkk.,op. cit., h.17. 10

(32)

menyerap karbon dalam jumlah besar, lalu mengubahnya menjadi makanan bagi tumbuhan dan hewan. Sehingga hutan mangrove menjadi tempat tinggal alami bagi berbagai jenis biota darat dan biota laut.11

c. Fungsi Ekonomis

Fungsi ekologis dari hutan mangrove berkaitan dengan pemanfaatan potensi hutan mangrove yang dapat memberikan nilai ekonomi. Fungsi ekonomis hutan mangrove antara lain: penghasil kayu dan penghasil bahan baku industri.

C. Definisi Sumber Belajar

1. Definisi Sumber

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sumber berarti “Tempat keluar

(air atau zat cair), Asal”12. Sumber merupakan suatu usaha dalam mencari dan menemukan sesuatu yang dapat dipercaya .

2. Definisi Belajar

Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu ciri bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan keterampilan atau sikapnya.13

Belajar menurut bahasa adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan menurut istilah para pakar adalah sebagai berikut:

1. Slameto mengungkapkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

11

Martin A. Keeley, Hutan Mangrove yang Menakjubkan: Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Kurikulum, dari Marvelous mangrove in the cayman islands: a curicullum based teacher guide, Terj. T. Lukmanul Hakim, (Yogyakarta: Mangrove Action Project-Indonesia, 2007), h.23

12

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi keempat, h.1353. 13

(33)

14

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya14

2. Robert M. Gagne, mengemukakan bahwa Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth. Menurutnya bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karea proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oelh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.15

3. Skinner mengartikan “belajar sebagai suatu proses adaptasi atau

penyesuaian tigkah laku yang berlangsung secara progresif”.16

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi didalam diri individu sebagai hasil dari adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar bukanlah sekedar mencari dan mengumpulkan ilmu pengetahuan, tetapi sebuah proses yang mengakibatkan terjadinya perubahan. Namun, tidak semua perubahan termasuk dalam kategori belajar, seperti perubahan fisik. Dalam proses belajar yang sering ditekankan adalah proses bukan hasil, sebesar apapun, sebaik apapun hasil belajar, jika bukan dari proses belajar dengan usaha sendiri maka belum bisa dikatakan belajar.

3. Ciri–ciri Belajar

Telah dikemukakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi di dalam diri individu sebagai hasil dari adanya interaksi individu dengan lingkungannya, secara garis besar belajar mempunyai ciri-ciri antara lain:

1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif) yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

14

Slameto,Belajar dan Faktor-faktor yang mempegaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta), h.2 15

Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h.6-7.

16

(34)

2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.

3. Perubahan itu terjadi tidak begitu saja melainkan dengan usaha, oleh karenannya yang ditekankan dalam belajar adalah proses bukan hasil. 4. Perubahan yang terjadi tidak semata-mata disebabkan oleh

pertumbuhan fisik/kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.17

Terdapat empat pilar dalam kegiatan belajar, menurut UNESCO: 1. Learning to know, pada Learning to know ini terkandung makna

bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek: apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.

2. Learning to do, membantu seseorang dalam mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah.

3. Learning to live together, belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.

4. Learning to be, pengembangan potensi insani secara maksimal.18 4. Definisi Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar sesorang.19

Dalam pendidikan di masa lalu, guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi anak didik. Sehingga kegiatan pendidikan cenderung masih tradisional. Perangkat teknologi penyebarannya masih sangat terbatas dan belum memasuki dunia pendidikan. tetapi lain halnya sekarang, perangkat tehnologi sudah ada dimana-mana.20

17

Nurochim,op.cit., h. 7-8. 18

Ibid., h. 17. 19

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain,Srategi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rineka Cipta,2010), cet.4, h. 122-123.

20

(35)

16

Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana-mana, di sekolah, di halaman, di pusat kota, di perdesaan, dan sebagainya. Dengan adanya sumber belajar inilah proses belajar dapat berjalan sehingga kita mendapatkan pengaruh dari yang tidak tahu menjdai tahu, dari yang belum mengerti menjadi mengerti.

Mudhoffir menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakekatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, tehnik, dan lingkungan. Yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang.

Pemahaman di atas sejalan dengan pernyataan Edgar Dale bahwa sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya ada perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai tujuan yang telah di tentukan.21

Berdasarkan pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa sumber belajar adalah segala macam sumber baik itu guru, dosen, orang tua, tokoh masyarakat, perpustakaan, laboraturium, buku, koran dan sebaginya yang dapat digunakan dan dijadikan tempat bertanya untuk mendapatkan atau mencari informasi tentang berbagai pengetahuan yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Sumber belajar dapat kita temui di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Di dalam lingkungan sekolah kita bisa temui sumber belajar dari guru, teman sekolah, alat pelajaran (buku pelajaran, peta, globe), perpustakaan, laboraturium. Sedangkan, di luar lingkungan sekolah kita dapat memanfaatkan wisata edukatif, museum, televisi, orang tua, tokoh masyarakat, lingkungan disekitar rumah sebagai sumber belajar.

21

(36)

5. Ciri-ciri Sumber Belajar

Seperti yang telah dikemukakan bahwa sumber belajar dapat kita temukan baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah. Secara garis besar sumber belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal.

2. Sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai instruktusional edukatif yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku yang sesuai dengan tujuan yang ada.

3. Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang dimanfaatkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi.

b. tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit.

c. hanya dipergunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau secara insidental.

d. dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan instruksional.

4. Sumber belajar dirancang (resources by designed), mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuai dengan tersedianya media.22

6. Macam-macam sumber belajar

AECT (Assosiation For Education Communication and Technology) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi enam, yaitu:

1. Pesan (messages), yaitu informasi yang ditransmisikan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data.

2. Orang (people), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyaji pesan. Dalam kelompok ini misalnya guru, dosen, tokoh masyarakat dan sebagainya

3. Bahan (materials), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri. Misalnya transparansi, slide, film, film strip, audio, video, buku, mosul, majalah, bahan instruksional terpogram dan lain-lain.

4. Alat (decives), yaitu perangkat kelas yang digunakan untuk menyimpan pesan yang tersimpan dalam bahan. Seperti proyektor slide, overhead, video tape, pesawat radio, pesawat televisi dan lain-lain.

5. Teknik (techniques), yaitu prosedur atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan.

22

(37)

18

6. Lingkungan (setting), yaitu situasi sekitar di mana pesan disampaikan, lingkungan bisa bersifat fisik (gedung sekolah, kampus, perpustakaan, labotarium, studio, auditorium, maseum, taman) maupun lingkungan non fisik (suasana belajar dan lain-lain).23

Meskipun keenam sumber belajar itu dipisah-pisahkan, namun dalam kenyataannya sumber belajar tersebut satu sama lain saling berhubungan. Misalnya ketika seorang guru menjelaskan mengenai hutan mangrove, paling tidak ada lima jenis sumber yang digunakan. Yakni, Pesan: pengetahuan atau informasi yang akan di berikan kepada siswa, Orang: adanya guru sebagai sumber belajar yang memberikan penjelasan dan informasi mengenai hutan mangrove, Bahan: penggunaan buku yang relevan dan perangkat lunak misalnya ketika penyampaian informasi mengenai hutan mangrove memberikan buku bacaan atau gambar-gambar yang berkaitan tentang hutan mangrove. Alat: yakni perangkat keras yang digunakan untuk menampilkan lembaran-lembaran slide yang digunakan guru. Lingungan: tempat atau kawasan yang dapat membantu memberikan informasi atau pengetahuan mengenai hutan mangrove tersebut.

Selain macam-macam sumber belajar diatas, Sumber belajar menurut AECT (Assosiation For Education Communication and Technology) dibedakan menjadi dua,24yakni:

1. Sumber belajar yang dirancang

Sumber belajar yang memang sudah dirancang khusus untuk memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses pembelajaran, seperti laboraturium, perpustakaan.

2. Sumber belajar yang dimanfaatkan

Sumber belajar yang tidak dirancang, namun keberadaannya dapat dengan mudah ditemukan, seperti surat kabar, televisi, pasar, pabrik dan lain-lain.

23

Ibid., h.108-109. 24

(38)

Kedua macam sumber belajar tersebut sama-sama efektif dalam kegiatan pembelajaran, bergantung pada cara menanfaatkannya.

7. Manfaat Sumber Belajar

Manfaat yang bisa didapatkan dengan adanya sumber belajar, antara lain:

1. Dapat membantu guru dalam menyampaikan materi ajar yang tidak mungkin diadakan atau dilihat secara langsung.

2. Memberikan pengalaman yang konkrit dan langsung kepada siswa sehingga mempermudah siswa dalam memahami pengetahuan di bidang ilmu yang dipelajarinya (dengan membawa siswa ke objek wisata edukatif),

3. Membangkitkan minat belajar, motivasi dan merangsang siswa untuk aktif dalam mengembangkan pikirannya melalui pemahaman dari sumber belajar tersebut sehingga memicu timbulnya rasa ingin tahu siswa yang kuat.

4. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

Dengan penggunaan media/sumber belajar selain membuat proses pembelajaran lebih efisien juga mambantu siswa menyerap materi pembelajaran. karena apabila hanya mendengarkan informasi dari guru siswa mungkin kurang memahami pelajaran dengan baik, namun bila diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri melalui sumber belajar maka pemahaman siswa pasti akan meningkat.25

Terdapat dua cara memanfaatkan sumber belajar, pertama dengan membawa sumber belajar ke dalam kelas, kedua membawa kelas ke lapangan dimana sumber belajar itu berada, seperti dengan melakukan kunjungan atau karyawisata ke tempat yang dapat dijadikan sumber belajar sehingga dapat memberikan susasana belajar yang baru.26 Dengan

25

Etin Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet.3, h.25. 26

(39)

20

melakukan kunjungan atau karyawisata ini siswa diberikan pengalaman langsung. Pengalaman ini diperoleh dengan berhubungan secara langsung dengan benda, kejadian atau objek sebenarnya.27

Dengan sumber belajar, pengetahuan atau informasi yang tadinya tidak kita ketahui menjadi tahu, yang tadinya tidak di mengerti menjadi mengerti. Oleh karenannya, sumber belajar diharapkan dapat membawa dan mengubah tingkat laku siswa menjadi lebih baik lagi sehingga diharapkan siswa lebih terampil dan aktif dalam proses belajar mengajar.

D. Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Sebagai Sumber Belajar

Kawasan hutan mangrove merupakan laboraturium hidup yang baik untuk mempelajari ilmu lingkungan, ilmu pengetahuan sosial, geografi, dan banyak bidang studi lainnya. Hutan mangrove merupakan tempat yang menarik bagi para peneliti karena beragam dan kompleksnya ekosistem yang ada.28 Pembelajaran mengenai mangrove tidak akan lengkap tanpa suatu kunjungan lapangan yang memberikan pengalaman tentang daerah hutan mangrove sacara langsung .29

Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk merupakan kawasan pelestarian ekosistem mangrove yang ada di Jakarta Utara. Berdasarkan macam-macam sumber belajar, kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk termasuk kedalam sumber belajar yang dimanfaatkan, yakni sumber belajar yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan keberadaannya dalam proses pembelajaran. Dengan melakukan kunjungan lapangan atau observasi langsung ke Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk para siswa dapat mengenal lebih dekat mengenai ekosistem hutan mangrove. Kegiatan ini secara tidak langsung telah menjadikan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar.

27

Asnawir, dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h.22. 28

Martin A. Keeley, Hutan Mangrove yang Menakjubkan: Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Kurikulum, dari Marvelous mangrove in the cayman islands: a curicullum based teacher guide, Terj. T. Lukmanul Hakim, (Yogyakarta: Mangrove Action Project-Indonesia, 2007), h.24.

29

(40)

Terdapat beberapa langkah-langkah yang harus guru persiapkan dan tentukan agar kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan Taman Wisata Alam sebagai sumber belajar dapat berjalan dengan optimal. Berikut ini langkah-langkah Pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai Sumber Belajar.

1) Langkah Persiapan

a. Memutuskan tujuan belajar yang hendak dicapai para siswa b. Menentukan tempat yang akan dipelajari dan dikunjungi

c. Melakukan observasi awal untuk mengetahui lebih detail mengenai tempat yang akan dikunjungi.

d. Menentukan tanggal yang tepat untuk melakukan observasi e. Menentukan rencana kegiatan belajar siswa sebelum dan selama

melakukan kunjungan.

f. Memberikan intruksi kepada siswa mengenai tata tertib yang harus dipatuhi dan memberikan informasi mengenai perlengkapan yang harus dibawa ketika melakukan kunjungan.30

2) Langkah Pelaksanaan

Pada langkah pelaksanaan ini, siswa melakukan kegiatan pembelajaran di tempat tujuan sesuai rencana kegiatan yang telah disiapkan

3) Tindak Lanjut

Guru memberikan alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa, sekaligus menilai sejauh mana keberhasilan pengunaan taman wisata alam (TWA) angke kapuk sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran.

30

(41)

22

E. Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.31 Cakupan materi Ilmu pengetahuan sosial membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan sosial.

Sampai saat ini Pendidikan IPS masih dianggap membingungkan, membosankan, tidak menarik, serta terdapat ketidaksesuaian materi dengan kondisi yang terdapat di lapangan. Pendidikan IPS dianggap membinggungkan karena yang dikaji oleh Pendidikan IPS itu adalah menusia serta berbagai masalah yang melingkupinya. Menurut Fout et al bahwa banyak penelitian yang dilakukan, menunjukkan nilai studi sosial siswa sangat rendah di antara mata pelajaran lain, bahkan mereka cenderung merasa bosan terhadap pembelajaran studi sosial dengan metode ceramah. Materi dalam pembelajaran IPS banyak yang tidak menghubungkan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat, terlalu terpaku kepada pedoman atau buku teks yang umumnya diseragamkan atau kurang mengakomodasikan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat atau daerah tertentu.32

Banyak guru yang mendasarkan diri pada asumsi yang salah dalam mengajar IPS. Mereka beranggapan bahwa IPS adalah pengetahuan yang dapat ditransfer sedemikian rupa secara utuh dari kepala guru ke kepala peserta didik dengan polateks book oriented.33 Akibatnya, siswa akan cepat merasa bosan karena siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Oleh karena itu dalam pembelajaran IPS dibutuhkan pembelajaran yang aktif dan mampu memberikan pengalaman yang nyata bagi siswa.

2. Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (Social Science), maupun ilmu pendidikan.Social Science Education(SSEC) danNational Council for Social Studies (NCSS), menyebutkan IPS sebagai “Social

31

Trianto,Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h.171.

32

Rudy Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi (edisi revisi), (Bandung: CV Alfabeta, 2013), h. 108.

33

(42)

Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS

mengkuti cara pandang yang bersifat terpadu dari jumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi dan sebagainya.34

3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan dari pendidikan ilmu pengetahuan sosial adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Pola dalam pembelajaran IPS bukan sebatas upaya mencekoki atau menjelaskan siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan ataupun mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dipelajarinya. Sehingga pengetahuan tersebut dapat bermanfaat dalam menjalani kehidupannya di masyarakat.35

F. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar.36 Sedangkan

hasil belajar menurut Nana Sudjana adalah “kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”37

Dari pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang siswa miliki setelah melalui dan mengikuti proses pembelajaran dalam tenggang waktu tertentu.

Hasil belajar tidak terlepas dari adanya penialain, penilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Dengan adanya sistem pembelajarn yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik, kualitas pembelajaran ini dapat

34

Rudy Gunawan,op. cit.,h. 17. 35

Etin Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS,

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h.15 . 36

Purwanto,Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h.46. 37

(43)

24

dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Karnanya hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi tolak ukur hasil akhir yang diperoleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran38

Alat penilaian hasil belajar yang sering digunakan adalah tes, baik tes uraian (essay) maupun tes objektif.39 Tes hasil belajar merupakan alat untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, apakah telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Tes hasil belajar bisa berupa ulangan harian, ulangan tengah semester dan akhir semester yang disusun dan dibuat sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

G. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan proses yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi, karena adanya interaksi antara yang belajar dengan sumber belajar. Sumber belajar merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar yang memungkinkan individu memperoleh pengetahuan, kemampuan, sikap, keyakinan, emosi dan perasaan.

Berbagai macam sumber belajar dapat dimanfaatkan dalam proses belajar seperti pesan/informasi, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Dalam proses belajar hendaknya guru dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar, pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran IPS sangat penting, karena IPS merupakan ilmu yang membahas hubungan manusia dengan lingkungan selain itu banyak guru yang berasumsi salah dalam mengajar IPS. Mereka beranggapan bahwa IPS adalah pengetahuan yang dapat ditransfer sedemikian rupa dari kepala guru ke kepala peserta didik dengan pola teks book oriented. Akibatnya, siswa akan cepat merasa bosan karena siswa hanya mendengarkan penjelasan guru.

Oleh sebab itu, dibutuhkan pembelajaran yang aktif dan sumber belajar yang dapat memberi pengalaman yang nyata kepada para siswa. Salah satunya memanfaatkan lingkungan yang dapat dijadikan sumber belajar yang handal

38

Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian hasil belajar, (Bandung: CV Wacana Prima,2009), h.6-7.

39

(44)

dalam pembelajaran IPS, dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPS dapat diambil alternatif dengan memanfaatkan Taman Wisata Alam (TWA).

[image:44.595.129.522.233.746.2]

Taman Wisata Alam merupakan kawasan pelestarian alam yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk yang didalamnya terdapat informasi mengenai ekosistem hutan mangrove. Pelajaran mengenai hutan mengrove tidak lengkap tanpa suatu kunjungan ke lingkungan atau kawasan hutan mangrove yang memberikan pengalaman secara langsung. Dengan demikian pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar diduga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa IPS

Gambar 2.1

Bagan Kerangka berpikir

Pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai Sumber belajar

1. Mempersiapkan instrumen penelitian 2.Pretest

3.Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar 4.Posttest

Pembelajaran IPS

Kurangnya penggunaan sumber belajar dalam proses pembelajaran IPS Siswa menganggap pelajaran

IPS membosankan

Analisis data

Meningkatkan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan Taman Wisata Alam (TWA)

(45)

26

H. Penelitian yang relevan

Hasil penelitian yang relevan untuk menunjang penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :

1. Riana Magasing, Universitas Pendidikan Indonesia S2 Thesis,

“Pengaruh Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Sumber Belajar

Terhadap Hasil Belajar”, berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran di lingkungan hutan mangrove sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari skor yang diperoleh pre-test kelompok eksperimen sebelum menggunakan hutan mangrove sebagai sumber belajar mendapatkan nilai rata-rata adalah 4,97. Sedangkan nilai rata-rata dari hasil Post-Test setelah menggunakan lingkungan hutan mangrove sebagai sumber belajar didapat 6,38.40

Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah mengetahui pengaruh pemanfaatan sumber belajar dalam penelitian ini adalah hutan mangrove terhadap hasil belajar, sedangkan perbedaannya adalah adanya kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pembelajaran geografi.

2. Lailatul Badriah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta dengan

judul “Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang, Jakarta Selatan”, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Lailatul Badriah diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sumber belajar (variabel X) dengan prestasi belajar ekonomi siswa (variabel Y) di SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang Jakarta Selatan.41

40

Riana Magasing, “Pengaruh Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadapa Hasil Belajar”, Thesis pada Universitas Pendidikan Indonesia, http://repository.upi.edu,.

41

(46)

Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah mengetahui pengaruh sumber belajar, sedangkan perbedaan adalah penelitian yang relevan ini lebih menekankan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang Jakarta.

3. Khozinatus Saada, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Yakti Kebonagung Tegalrejo, Magelang”.Dari hasil penelitian, pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, menambah pengalaman belajar siswa serta menumbuhkan sikap atau karakter siswa menjadi lebih baik.42

Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pemanfaatan sumber belajar yang dalam penelitian ini adalah lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang relevan ini lebih menekankan pada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di kelas IV MI Yakti Kebonagung Tegalrejo, Magelang.

I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar IPS terhadap hasil belajar siswa kelas VII MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta.

Ha : Terdapat pengaruh pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar IPS terhadap hasil belajar siswa kelas VII MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta.

42

Khozinatus Saada, “Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar Pada

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Yakti Kebonagung

(47)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

[image:47.595.138.525.262.606.2]

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 yang beralamat Jl. Pupan No.3B, Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Berikut ini peta lokasi Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta Selatan.

Gambar 3.1

Peta Lokasi MTs N 3 Jakarta

(48)
[image:48.595.121.543.108.747.2]

Gambar 3.2

Peta Lokasi Taman Wisata Angke (TWA) Angke Kapuk

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Tepatnya pada bulan Februari sampai bulan Mei. Berikut ini adalah tabel mengenai waktu penelitian.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Tahap

Penelitian

Waktu Penelitian

Februari Maret April Mei Juni - Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Perencanaan Penelitian 2 Observasi Awal

3

Penyusunan Instrumen Penelitian 4 Pelaksanaan

Penelitian 5 Pengelolaan

(49)

30

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1 Jadi dengan kata lain, Populasi merupakan seluruh data yang terdiri atas objek atau subjek yang menjadi fokus peneliti dalam sebuah penelitian.

[image:49.595.145.513.270.552.2]

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta Selatan, yang terbagi menjadi delapan kelas yaitu kelas VII 1, VII 2, VII 3, VII 4, VII 5, VII 6, VII 7, VII 8 yang seluruhnya berjumlah 280 siswa.

Tabel 3.2 Jumlah Populasi

NO Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 VII-I 19 17 36

2 VII-II 12 24 36

3 VII-III 16 20 36

4 VII-IV 16 20 36

5 VII-V 15 15 30

6 VII-VI 16 20 36

7 VII-VII 14 20 34

8 VII-VIII 16 20 36

Jumlah 280

Penelitian ini tidak dilakukan untuk meneliti semua individu dalam populasi, maka untuk meneliti objek yang akan diteliti diwakilkan oleh sebagian populasi yaitu menggunakan sampel.

1

Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(50)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.2 Sampel sering didefinisikan sebagian bagian dari populasi, sebagai contoh (master) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.3

Sampel penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII 1, VII 4, VII 5, VII 6, VII 7 dan kelas VII 8 di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta Selatan. Cara pengambilan sampel dari populasi dinamakan teknik sampling.4 Teknik sampling yang diambil dalam penelitian ini adalah random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata sehingga setiap anggota populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan cara undian untuk mendapat siswa yang dijadikan sampel. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan sampel secara acak, sebagai berikut :

1. Peneliti menyiapkan potongan kertas sebanyak jumlah siswa kelas VII di MTs N 3 Jakarta Selatan.

2. Peneliti menuliskan nama setiap siswa kelas VII pada gulungan kertas kecil

3. Gulungan kertas tersebut dimasukkan kedalam gelas untuk di undi 4. Kemudian peneliti mengeluarkan kertas sebanyak sampel

penelitian yang telah ditentukan

5. Nama yang keluar dari hasil undian tersebut dijadikan sampel dalam penelitian.

Berdasarkan cara pengambilan sampel penelitian diatas terpilihlah 24 siswa yang menjadi sampel penelitian.

2

Ibid.,h.118. 3

Nurul Zuriah,Metodelogi penelitian dan pendidikan(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2007),h. 119.

4

(51)
[image:51.595.180.505.111.317.2]

32

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

VII–I 2 - 2

VII–IV 2 - 2

VII–V 2 5 7

VII–VI 3 3 6

VII–VII 1 2 3

VII - VIII - 4 4

Jumlah 24

C. Variabel Penelitian

Menurut Hatch dan Farhady variabel adalah “atribut seseorang, atau

obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain”.5

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X), variabel terikat (Y). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dengan demikian variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sarana dan prasaraana Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk

b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa MTs N 3 Jakarta Selatan

5

Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(52)

D. Metode Penelitian

Suyigono mengemukakan bahwa “metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”6

Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimen atau yang lebih dikenal dengan metode One Group Pre-test Post-test Design, desain ini hanya diterapkan pada satu kelompok dengan memberi perlakuan kemudian membandingkan perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah perlakuan7 Dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pretest) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (posttest).

Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran sebelum melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar setelah itu, dilakukan pengukuran kembali setelah melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk sebagai sumber belajar. Dari hasil <

Gambar

Gambar 4.1Bagan Struktur Sekolah ................................................................
Grafik 4.3Hasil Pretest dan Posttest .............................................................
Gambar 2.1Bagan Kerangka berpikir
Gambar 3.1Peta Lokasi MTs N 3 Jakarta
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebahagian ulama mengklasifikasikan etanol (bukan daripada sumber arak) sebagai bahan yang dibenarkan, dan golongan ini berpendapat bahawa sedikit jumlah etanol yang

[r]

Pada tahun 1980 terdapat peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah pemerintahan Orde Baru, yakni pernyataan Keprihatinan 50 warga Negara Indonesia yang kemudian dikenal

yang harus disampaikan atau semakin sulitnya penjelasan materi yang disampaikan guru dapat dimengerti oleh siswa. Pada praktik di lapangan, peneliti menemukan seorang

[r]

Hasil pengembangan strategi pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif yang ditinjau dari regulasi diri siswa memiliki lima komponen penting yang meliputi (1)

Model Pendidikan Agama Islam di SMP Salman Al-Farisi Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Untuk menguji keabsahan data, digunakan pula triangulasi sumber data, yaitu dengan cara membandingkan suatu fenomena berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, dari dimensi