• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh relationship marketing terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan : studi kasus pelanggan yang pernah dan sedang menggunakan flexi di kata bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh relationship marketing terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan : studi kasus pelanggan yang pernah dan sedang menggunakan flexi di kata bogor"

Copied!
204
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN

LOYALITAS PELANGGAN

(Studi Kasus: Pelanggan Yang Pernah dan Sedang Menggunakan Flexi di Kota Bogor)

Oleh

Eko Susilo

NIM : 204081002259

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ii

ANALISIS PENGARUH

RELATIONSHIP MARKETING

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS

PELANGGAN

(

Studi Kasus: Pelanggan Yang Pernah dan Sedang Menggunakan Flexi di Kota Bogor

)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Eko Susilo 204081002259

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM Dr. H A. Dumyati Bashori, MA NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19700106 200312 1 001

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

iii

Hari ini Kamis Tanggal 05 Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan

Ujian Skripsi atas nama Eko Susilo NIM : 204081002259 dengan judul skripsi

ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS PELANGGAN”.

Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka

skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 05 Agustus 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Pembimbing 1 Pembimbing II

Dr. Yahya Hamza, MM Dr. H A. Dumyati Bashori, MA NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19700106 200312 1 001

Penguji Ahli I Penguji Ahli II

(4)

iv

Hari ini Selasa Tanggal 30 Bulan Juni Tahun 2009 telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas nama Eko Susilo NIM: 204081002259 dengan judul Skripsi

ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS PELANGAN”

(

Studi Kasus

Pelanggan Telkom Flexi di Kota Bogor

)

. Memperhatikan penampilan mahasiswa

tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Juli 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Herni Ali HT, SE, MM Suhendra, S,ag, MM

Ketua Sekretaris

(5)

v

Daftar Riwayat Hidup

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Eko Susilo

2. Tempat & Tgl. Lahir : Bogor, 5 Juni 1985

3. Tinggal di : Bogor

4. Alamat : Jl. R. Aria Surialaga Aspol Cibalagung Rt 02/03

No.03 Kel Pasir Kuda

Kec Kota Bogor Barat 16119

5. Telepon : 085888488067/0251-7156511

II. PENDIDIKAN

1. Tahun 1991-1997 : SDN Cibalagung 5 Bogor

2. Tahun 1997-2000 : SLTP N 16 Bogor

3. Tahun 2000-2003 : SMU PI 1 Kota Bogor

(6)

vi ABSTRACT

ANALYSIS INFLUENCE OF RELATIONSHIP MARKETING TO CUSTOMER SATISFACTION AND CUSTOMER LOYALITY

(Case studies on customers who have and are using the Flexi in Bogor)

This research is intended to analyze the influence of relationship marketing (bonding, empathy, reciprocity, trust) to customer satisfaction and customer loyality. The purpose of this study to determine direct and indirect influence of the variables relationship marketing to customer satisfaction and customer loyality. This research used convenience sampling method.

Results from this research showed the direct and indirect influence on the exogenous variables on endogenous variables. Where in the sub structure 1 variables have a significant influence between bonding, empathy, reciprocity, trust to customer satisfaction. While in the sub structure 2 are bonding, trust, customer satisfaction to customer loyality there are significant influence except directly bonding variabel.

Coefficient of determination (R Square) sub-structure 1, show that the influence of bonding, empathy, reciprocity, trust are 0.908 to customer satisfaction. Coefficient of determination (R square) substructure 2, shows that the influence of trust and customer satisfaction to customer loyalty are 0.785.

(7)

vii

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS PELANGGAN (Studi kasus pada pelanggan yang pernah dan sedang menggunakan Flexi di kota

Bogor)

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh relationship marketing (pertalian, empati, timbal balik, kepercayaan) terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel-variabel relationship marketing terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Penelitian ini menggunakan metode convenience sampling.

Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya pengaruh langsung dan tidak langsung pada variabel eksogen terhadap variabel endogen. Dimana pada substruktur 1 terdapat pengaruh signifikan antara variabel pertalian, empati, timbal balik, kepercayaan terhadap kepuasan pelanggan. Sedangkan sub struktur 2 yaitu pertalian, kepercayaan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan terdapat pengaruh yang signifikan kecuali variabel pertalian secara langsung.

Nilai koefisien determinasi (R Square) sub struktur 1, menunjukan bahwa pengaruh pertalian, empati, timbal balik, kepercayaan adalah 0.908 terhadap kepuasan pelanggan. Nilai koefisien determinasi (R square) substruktur 2, menunjukan bahwa pengaruh kepercayaan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan adalah sebesar 0.785.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas

limpahan rahmat, karunia, taufik dan hidayahnya, sehingga proses penyusunan

dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga

tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat,

tabi’in dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Relationship Marketing

Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan” dengan studi kasus

pelanggan yang pernah dan sedang menggunakan Flexi di kota Bogor, merupakan

sebuah judul karya tulis yang penulis bahas sebagai persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Ketertarikan penulis membahas judul skripsi ini beralasan

bahwa, pemasaran relasional merupakan sebuah paradigma pemasaran yang

relevan untuk mendukung, mengikuti perubahan dan perkembangan jaman dalam

dunia bisnis.

Pahit dan getir penulis alami dalam proses penyusunan, namun berkat

bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan.

(9)

ix

jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Tanpa menghilangkan rasa hormat penulis tidak lupa, mengucapkan terima

kasih atas bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk materil maupun non

materil, yang membantu proses penyusunan skripsi ini dan yang telah

memberikan dedikasi keilmuannya selama penulis kuliah. Ucapan terima kasih

penulis sampaikan kepada:

1. Orang tua ku tersayang yang telah memberikan semangat, dorongan, doa dan

dukungan baik moril maupun materil kepada penyusun

2. Prof DR Abdul Hamid MM selaku Dekan FEB UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, terima kasih atas pengorbanan waktu dan ilmu yang telah diberikan

3. Prof DR Ahmad Rodhoni, MM selaku selaku pembantu Dekan Bid.

Akademik, terima kasih atas pengorbanan waktu dan ilmu yang telah

diberikan

4. Dr Yahya Hamza MM selaku pembimbing utama penulis yang dengan sabar

memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyusun Skripsi

5. Dr. H. Dumyati MM selaku pembimbing kedua yang memberikan apresiasi

yang luar biasa.

6. Dosen-dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

Ilmunya kepada Penulis dan kawan-kawan penulis selama ini. Terima kasih

atas pengorbanan waktu dan ilmu yang diberikan kepada penulis dan

(10)

x

7. Seluruh staf akademik FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

bekerja dengan baik melayani para mahasiswa

8. Teman-teman Manajemen dan Akuntansi prog Non reguler terima kasih atas

dukungan dan semangatnya

9. Teman-teman KKS, teman-teman Kostsan Pak Haji/Al Husna, Kostsan Ema

dan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan

bahan informasi bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Ciputat, Oktober 2010

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam ... i

Halaman Pengesahan Skripsi ... ii

Halaman Pengesahan Ujian Skripsi ... iii

Halaman Pengesahan Ujian Komprehensif ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen ... 12

B. Pengertian Pemasaran ... 13

C. Manajemen Pemasaran ... 14

D. Pemasaran Jasa... 15

E. Bauran Pemasaran ... 19

F. Relationship Marketing ... 27

1. Pengertian Relationship Marketing ... 27

2. Tujuan Relationship marketing ... 34

3. Proses Relationship marketing ... 35

(12)

xii

H. Loyalitas Pelanggan ... 49

I. Penelitian Terdahulu ... 54

J. Kerangka Pemikiran ... 56

K. Hipotesis ... 59

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 62

B. Metode Penentuan Sampel... 62

C. Metode Pengumpulan Data ... 63

D. Metode Analisis ... 63

1. Analisis Kualitatif ... 64

a. Uji validitas dan reabilitas ... 64

2. Analisis Kuantitatif ... 66

a. Analisis jalur path ... 66

b. Uji Hipotesis ... 69

1) Koefisien Determinasi ... 69

2) Uji F (Uji simultan) ... 70

3) Uji T (Ui parsial) ... 71

E. Operasional Variabel Penelitian ... 73

1. Variabel Eksogen (independent variable)... 74

2. Variabel Endogen (dependent variable) ... 76

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Umum Objek Penelitian ... 81

1. Sejarah singkat perusahaan ... 81

2. Produk Telkom Flexi ... 89

3. Visi dan misi perusahaan ... 93

B. Validitas dan Reabilitas ... 93

C. Hasil Penemuan Pembahasan ... 96

1. Analisis kualitatif ... 96

(13)

xiii

2. Hasil Analisis ... 118

a. Uji normalitas ... 118

b. Uji korelasi ... 119

c. Analisis jalur ... 122

d. Pengaruh langsung dan tidak langsung persamaan Y1 125 e. Pengaruh langsung dan tidak langsung persamaan Y2 129 f. Diagram analisis jalur... 132

g. Pengujian hipotesis ... 133

1) Uji t ... 133

2) Uji f ... 139

3) Uji t (persamaan 2)... 141

4) Uji f (persamaan 2) ... 145

h. Uji trimming ... 147

i. Uji kesesuaian model ... 150

j. Penghitungan pengaruh ... 152

1) Pengaruh langsung ... 151

2) Pengaruh tidak langsung ... 152

3) Pengaruh total ... 153

D. Interpretasi ... 154

E. Kaitan Dengan Penelitian Terdahulu ... 159

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 160

B. Implikasi ... 161

C. Saran ... 163

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

1.1 Transaction marketing dan relationship marketing 4

2.1 Hubungan antara kepuasan dan loyalitas pelanggan 49

3.1 Operasional variabel penelitian 78

4.1 Hasil uji validitas 95

4.2 Flexi menjalin silaturahmi dengan menelepon atau SMS 96

4.3 Flexi memberikan surprised berupa hadiah atau non materi

lainnya 97

4.4 Flexi berusaha menginformasikan fitur-fitur baru produknya 97

4.5 Flexi selalu menjaga hubungan dengan saya melalui

komunikasi 98

4.6 Flexi melibatkan saya dalam setiap kebijakan, aturan dan

perubahan tarif yang akan dikeluarkan 99

4.7 Flexi mengerti akan kemauan saya sebagai pelanggan 99

4.8 Flexi selalu mengabarkan hari-hari besar saya 100

4.9 Flexi sangat tanggap terhadap keluhan saya 100

4.10 Flexi mengenali saya sebagai pelanggannya 101

4.11 Selama ini saya merasa mudah untuk menghubungi customer

service atau pihak Telkom Flexi 102

4.12 Pihak Telkom Flexi membantu saya apabila saya mengalami

kesulitan dalam menggunakan jasa Flexi 102

4.13 Saya dan pihak Telkom Flexi selalu berusaha memberikan

yang terbaik dalam hubungan saya sebagai pelanggan maupun

Telkom sebagai perusahaan 103

4.14 Saling terbuka dalam meyelesaikan setiap masalah/trouble 104

4.15 Flexi memberikan kompensasi berupa pulsa, materi atau non

materi lainnya atas pelayanan yang tidak sesuai kepada saya 104

4.16 Flexi saling memberikan informasi seputar tarif murah 105

4.17 Flexi memberikan saya bonus pulsa karena saya

menggunakan lebih banyak pulsa 106

4.18 Telkom Flexi memiliki reabilitas, integritas yang tinggi dalam

setiap produk dan pelayanannya 106

4.19 Telkom Flexi memiliki karyawan dan manajemen yang

respect terhadap saya 107

4.20 Telkom Flexi merupakan sebuah operator yang

berpengalaman di bidang pertelekomunikasian 108

4.21 Telkom Flexi memberikan pelayanan yang tinggi kepada saya 108

4.22 Flexi merupakan produk yang berkualitas 109

4.23 Flexi merupakan produk telekomunikasi CDMA paling

unggul di Indonesia 109

(15)

xv

4.25 Saya tidak pernah melakukan komplain 111

4.26 Mutu pelayanan yang saya dapatkan selama menjadi

pelanggan Flexi sesuai yang saya harapkan 111

4.27 Kualitas telekomunikasi Flexi begitu bagus 112

4.28 Tarif pulsa Flexi sesuai dengan yang saya inginkan 112

4.29 Saya puas akan pelayanan yang diberikan oleh karyawan atau

customer service 113

4.30 Saya akan kembali berlangganan Flexi 114

4.31 Tidak berpindah ke operator lain selain Flexi 114

4.32 Saya tidak tertarik terhadap operator lain 115

4.33 Akan mereferensikan produk Flexi kepada orang lain 115

4.34 Berapapun tarif yang dikeluarkan Flexi saya akan tetap

menggunakan Flexi 116

4.35 Saya akan membantu Telkom Flexi Untuk memajukan Flexi 117

4.36 Keinginan untuk bekerjasama dengan Telkom Flexi 117

4.37 Tabel correlation 119

4.38 Interpretasi koefisien korelasi 120

4.39 Pengujian hubungan antar variabel 120

4.40 Koefisien jalur persamaan I 123

4.41 Koefisien jalur persamaan II 124

4.42 Pengaruh langsung dan tidak langsung pertalian (X1) terhadap

kepuasan pelanggan (Y1) 125

4.43 Pengaruh langsung dan tidak langsung empati (X2) terhadap

kepuasan pelanggan (Y1) 126

4.44 Pengaruh langsung dan tidak langsung timbal balik (X3)

kepuasan pelanggan (Y1) 126

4.45 Pengaruh langsung dan tidak langsung kepercayaan (X4)

terhadap kepuasan pelanggan (Y1) 127

4.46 Koefisien determinasi (R2) 128

4.47 Pengaruh langsung dan tidak langsung pertalian (X1) terhadap

loyalitas pelanggan (Y2) 129

4.48 Pengaruh langsung dan tidak langsung kepercayaan (X4)

terhadap loyalitas pelanggan (Y2) 130

4.49 Pengaruh langsung dan tidak langsung kepuasan pelanggan

(Y1) terhadap loyalitas pelanggan (Y2) 131

4.50 Diagram analisis jalur 131

4.51 Hasil uji t 134

4.52 Pengujian Individual 139

4.53 Hasil uji F 139

4.54 Hasil uji t 141

4.55 Pengujian Individual 145

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Enam pasar dalam pemasaran relasional 29

2.2 Faktor utama yang menentukan kepuasan pelanggan 47

2.3 Piramida loyalitas 53

2.4 Kerangka pemikiran 59

3.1 Diagram jalur 68

4.1 Normal P.P Plot 118

4.2 Diagram analisis jalur 132

4.3 Hubungan kausal empiris struktur 2 149

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1 Kuisioner 168

2 Data jawaban kuesioner (Data mentah) 172

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang penuh dengan persaingan era ini,

dipengaruhi oleh situasi dunia yang tak lepas dari ketidakstabilan ekonomi.

Kestabilan ekonomi yang mencakup keamanan, kemudahan dalam

berinvestasi, politik, akses informasi serta pelayanan dengan pelaku bisnis

sangat menunjang dalam hal ini. Situasi negara yang kondusif akan membawa

iklim bisnis semakin pesat. Dunia usaha akan selalu bergerak optimis karena

situasi negara yang mendukung.

Perkembangan dunia usaha saat ini yang begitu kompetitif menuntut

perusahaan bersikap dan bertindak cepat jika ingin perusahaannya tetap

bertahan. Dalam kondisi pasar yang kompetitif, preferensi dan loyalitas

pelanggan adalah kunci kesuksesan. Memiliki pelanggan setia merupakan aset

berharga perusahaan karena pelanggan adalah elemen yang memilih produk

perusahaan untuk di konsumsi, maka pelanggan perlu dipelihara, diperhatikan

dan dilayani agar merasa puas terhadap suatu produk atau jasa. Perusahaan

harus memberikan apa yang diinginkan konsumen atas produk/jasa dengan

diiringi dengan pelayanan yang continue. Segala daya dan upaya perusahaan

perlu dikerahkan agar tercapai kepuasan yang maksimum yang berujung pada

loyalitas konsumen. Salah satu kunci perusahaan untuk memiliki konsumen

(19)

2 terjalinnya hubungan yang baik dan berkelanjutan antara produsen dan

konsumen.

Loyalnya pelanggan tidak lagi semata-mata disebabkan oleh value, baik

yang berasal dari kualitas produk, harga atau delivery, tetapi mengarah ke

unique need, yaitu kebutuhan unik yang berbeda antara satu pelanggan dan

pelanggan lainnya. Pelanggan butuh disapa dengan nama. Itulah situasi pasar

saat ini yang cenderung perilaku konsumen berubah. Konsumen benar-benar

ingin di layani secara tepat, pelanggan ingin pemasar mengetahui

keinginan-keinginannya yang khas, pelanggan juga ingin pemasar memahami preferensi,

gaya hidup, dan hobinya.

Dengan perkembangan ekonomi dewasa ini dengan semakin banyaknya

rival bisnis persaingan bisnis menjadi semakin ketat, tidak sedikit perusahaan

yang menawarkan berbagai macam produk yang bervariasi. Para produsen juga

semakin kreatif dan inovatif dalam memanjakan konsumen melalui penawaran

produk dengan memberikan pelayanan dan fasilitas yang semakin baik. Hal

tersebut dilakukan perusahaan agar dapat mempertahankan eksistensi

perusahaan di tengah-tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif,

strategi pemasaran berubah mengikuti keadaan pasar, apalagi dengan era yang

begitu canggih dengan jangkauan teknologi yang sungguh menakjubkan

memberikan sokongan bagi siapa saja untuk dapat memudahkan dalam setiap

kegiatan bisnis. Apalagi era e-commerce yang mulai menggeliat kegencarannya

menjadikan setiap konsumen semakin dimanjakan dalam proses jual beli.

(20)

3 transactional basic, pelaku usaha dan konsumen cukup melakukan jual beli

semata dan pelayanan yang terbatas. Era 1990 ke depan kemajuan akan

informasi dan pertumbuhan ekonomi mendorong terciptanya sebuah konsep

yang mengedepankan pelayanan. Karena semakin banyak pesaing yang

menjadi ancaman bagi perusahaan lain, ini menimbulkan banyak perusahaan

harus menyikapi realita ini dengan bentuk strategi-strategi pemasaran.

Secara umum model pemasaran saat ini telah berubah dengan semakin

gencarnya informasi dan kebutuhan. Maka model transactional marketing yang

dahulu lebih mengutamakaan pelayanan hanya pada saat konsumen melakukan

transaksi sudah tidak relevan, dibutuhkan sebuah konsep yang mengarah ke

kemitraan karena dengan begitu konsumen akan merasa seperti keluarga,

konsep itu adalah relationship marketing, konsep ini dapat melakukan

pelayanan secara terus menerus hingga tidak terhingga. Secara logika siapapun

konsumennya apabila selalu mandapatkan pelayanan penuh pasti akan merasa

nyaman. Apalagi konsep relationship ini lebih menguntungkan pada saat ini di

bandingkan konsep transacsional marketing, banyak di beberapa negara yang

sudah mengutamakan konsep relationship marketing ini, untuk di USA

sebutlah perusahaan penerbangan Northwestern Airlines, Microsoft, dan

General Foods, dan di Indonesia Nestle Indonesia dengan pendekatan direct

marketing dan relationship marketing dan Matahari Departement Store dengan

program Matahari Club Card (MCC). Mereka terbukti sukses di ikuti oleh

pelanggan, pelanggan diperhatikan oleh perusahaan serta perusahaan

(21)

4 disamping itu perusahaan pun mendapatkan keuntungan dari pelanggan ini

berpeluang untuk merekomendasikan tetangganya, kenalan, dan keluarganya

untuk menggunakan produk Nestle. Mengapa konsep relationship lebih

menguntungkan pada beberapa contoh perusahaan ini, karena relationship

marketing mampu melayani pelanggan dalam waktu panjang sehingga

perusahaan memiliki pelanggan yang komitmen dan waktu life time yang

panjang.

Tabel 1.1

Transaction Marketing dan Relationship Marketing

Transaction Marketing Relationship Marketing

1. Berfokus pada penjualan tunggal 1. Fokus terhadap mempertahankna

pelanggan

2. Orientasi pada fitur produk 2. Orientasi kepada nilai pelanggan

3. Skala waktu singkat 3. Skala waktu panjang

4. Kurang penekanan kepada layanan

pelanggan

4. Penekanan yang tinggi kepada

layanan pelanggan

5. Komitmen konsumen kecil -

6. Hubungan dengan pelanggan

cukup

5. Hubungan dengan pelanggan

tinggi

7. Kualitas terutama dihubungkan

dengan produksi

6. Kualitas berhubungan dengan

semua aspek Sumber: Zineldine (2000:12)

Perbedaan relationship marketing dengan transaction marketing terlihat

berbeda dalam waktu hubungan pelanggan dengan perusahaannya. Berdasarkan

perbedaan transaction dan relationship marketing pada Tabel 1.1, bahwa

konsep transaction marketing hanya berorientasi pelayanan pada saat terjadi

transaksi saja dan kepentingan konsumen tidak terlalu di pentingkan sedangkan

konsep relationship marketing pelanggan akan terus digandeng berusaha

membangun hubungan dan perhatian yang lebih konstrukstif dengan pelanggan

(22)

5 pelanggannya.

Heinde (1994) menyatakan transaction marketing sebagai market

governance dalam interorganizational relationship. Transaksi didasarkan atas

mekanisme pasar karena kedua belah pihak menyepakati terjadinya harga yang

dihasilkan dari tarik menarik antara supply dan demand. Namum hubungan ini

bersifat jangka pendek dan biasanya pelayanan yang tinggi hanya berorientasi

pada saat itu saja. Sedangkan relationship marketing menekankan

pengembangan dan pemeliharaan hubungan dengan konsumen dalam jangka

panjang sedangkan transaction marketing lebih berorientasi jangka pendek.

Hal tersebut dikarenakan relationship marketing lebih digunakan untuk

mendapatkan dan memelihara konsumen. Pemeliharaan konsumen lebih

penting karena biayanya lebih kecil dibandingkan biaya untuk mendapatkan

konsumen baru. Berdasarkan penelitian bahwa biaya untuk mendapatkan

pelanggan baru sangat besar 5 kali lipat lebih besar dibanding mempertahankan

pelanggan yang ada agar tetap puas (Thomas A. Stewart, 1995:178-182)

Strategi pemasaran yang memfokuskan diri pada membina hubungan

dengan pelanggan ini, memiliki tujuan akhir yaitu mendapatkan loyalitas

pelanggan melalui kepuasan dengan harapan loyalitas pelanggan ini dapat

memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.

Pada dasarnya relationship marketing adalah hubungan dan ikatan

jangka panjang antara produsen, konsumen dan pemasok dan pelaku lainnya.

Esensi dari relationship marketing paling tidak menyangkut hubungan yang

(23)

6

kepercayaan dan ketergantungan. Sehingga dalam konsep relationship

marketing, pemasar sangat menekankan pentingnya hubungan baik jangka

panjang dengan konsumen dan infrastruktur pemasaran, yang dapat

menciptakan kesadaran dalam bentuk hubungan dan komitmen yang

menyeluruh. Pemasaran relasional ini menunjukan hubungan antara perusahaan

dengan pelanggan terpilih terbangun dalam hubungan jangka panjang yang

saling menguntungkan. Dalam pemasaran relasional ini menandakan bahwa

semua elemen infrastruktur perusahaan saling memasarkan, tidak terpaku

dalam suatu departemen.

Tujuan perusahaan (baik dalam bentuk laba, volume penjualan, pangsa

pasar, pertumbuhan, misi sosial, maupun tujuan lainnya) dicapai melalui upaya

memuaskan pelanggan. Caranya tidak semata-mata dengan menekankan pada

aspek transaksi, namun justru lebih berfokus pada aspek relasional (Tabel 1.1).

Berbeda dengan transaction marketing yang lebih berorientasi pada transaksi

penjualan jangka pendek, relationship marketing (pemasaran relasional) lebih

menekankan pentingnya jalinan kerja sama yang saling menguntungkan dengan

pelanggan dengan dalam jangka panjang (Tjiptono, 2007:9). Sehingga diantara

perusahaan dan konsumen sama-sama untung dan tidak ada yang dirugikan.

Dengan meningkatkan kelangsungan hubungan dengan pelanggan lama

dan terus mengakuisisi pelanggan baru dengan konsep kepuasan pelanggan,

maka akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dari bagian pasar, karena

strategi bisnis difokuskan pada kelanggengan dan pemuasan dari setiap

(24)

7 Athaide, dkk (1996) mendapatkan bukti bahwa keberhasilan penjualan

berkaitan dengan pemasaran relasional pada semua fase dari proses

komersialisasi, mulai dari bersama mendesain produk sampai dengan mencari

umpan balik terhadap masalah uang berhubungan dengan produk atau

modifikasi yang diinginkan. Dengan kata lain, aktifitas-aktifitas pemasaran

relasional memotong rintangan-rintangan lintas fungsional. Akibatnya,

pemahaman kebutuhan pelanggan dan lingkungan menjadi penting bagi

keseluruhan organisasi produsen bukan hanya dalam departemen penjualan dan

pemasaran.

Keberhasilan produk tidak ditentukan oleh kecepatan produk

dikomersialisasikan, melainkan diterimanya produk tersebut oleh pasar

(MCKenna, 1991:22-24). Hubungan kemitraan (partnership) dengan pelanggan

strategik sejak awal pengembangan dapat memberikan kesempatan bagi

perusahaan untuk mengembangkan produk yang dapat diterima sebelum

produk tiba di pasar. Hal ini disebabkan perusahaan memperoleh umpan balik

terus menerus.

Perusahaan harus lebih proaktif membangun kekuatan internal

organisasinya, untuk bisa menjadi lebih dinamis dan lebih bergairah melayani

kebutuhan pelanggan. Layanan pelanggan adalah kebutuhan bisnis dan bukan

sekedar pekerjaan rutin yang monoton.

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi

dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara

(25)

8 Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain.

Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang

diperlukan seseorang.

Layanan pelanggan merupakan wujud kerja sama tim di dalam upaya

memenangkan kompetisi bisnis yang ketat. Untuk itu, pengusaha, pemimpin,

dan karyawan secara total dan utuh harus saling berempati dan menyatu dalam

semangat untuk menarik lebih banyak pelanggan.

Dengan memberikan segala apa yang diharapkan konsumen dengan

unsur relasional akan memberikan suatu bentuk layanan kepada pelanggan

yang lebih Intim. Dengan kemitraan relasional segala aspek-aspek pelayanan

terbaik perusahaan maupun harapan pelanggan sama-sama di lebur untuk

mencapai suatu harapan bagi seluruh pihak tentunya bermanfaat bagi

kebutuhan perusahaan maupun pelanggan.

Kemitraan sangatlah bermanfat bagi seluruh pihak yang ikut serta

dalam pasar, kemitraan sangat bermanfaat bagi perusahaan yang menginginkan

memiliki pelanggan yang intim dan juga menginginkan pelanggan dalam waktu

cukup lama.

Salah satu Industri yang penuh persaingan saat ini adalah industri

telekomunikasi. Dengan semakin bermunculannya perusahaan operator

telekomunikasi semakin ramai geliat bisnis ini, segala upaya dilakukan oleh

perusahaan ini untuk memperoleh pelanggan maupun mempertahankan

pelanggan yang ada mulai dari iklan, penurunan tarif maupun tambahan

(26)

9 Salah satu perusahaan telepon besar di Indonesia adalah PT Telkom Tbk

dengan produknya Flexi banyak melakukan strategi-strategi untuk memperoleh

maupun mempetahankan pangsa pasar.

Perusahaan BUMN Public ini dengan salah satu produk Flexinya selalu

mendapatkan perlawanan yang frontal dari rivalnya salah satunya adalah Esia.

Kedua Perusahaan ini selalu beradu strategi dalam merebut pangsa pasar. Maka

perusahaan ini sangat perlu sekali memikirkan strategi yang komprehensif agar

dapat memperoleh pangsa pasar yang optimal.

Berdasarkan latar belakang ini penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dan menganalisa seberapa besar pengaruh pemasaran relasional bila

diterapkan pada suatu produk perusahaan. Dalam penulisan Skripsi ini penulis

akan meneliti pengguna yang pernah dan sedang menggunakan Telkom Flexi

di Bogor. Tema Skripsi yang akan penulis angkat adalah “Analisis Pengaruh

Relationship Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas

Pelanggan” studi kasus pada pengguna yang pernah dan sedang menggunakan

Operator Telekomunikasi Flexi di Kota Bogor.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka penulis

merumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh variabel bonding, empathy, reciprocity dan trust terhadap

variabel kepuasan pelanggan secara parsial dan variabel mana yang

pengaruhnya lebih besar?

(27)

10 variabel kepuasan pelanggan secara simultan?

3. Adakah pengaruh variabel bonding, trust dan kepuasan pelanggan terhadap

loyalitas pelanggan?

4. Adakah pengaruh bonding, trust terhadap loyalitas pelanggan melalui

kepuasan pelanggan?

C. Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat

penelitian ini adalah:

Tujuan Penelitian:

1. Untuk menganalisis adakah pengaruh bonding, empathy, reciprocity dan

trust terhadap kepuasan pelanggan secara parsial dan variable mana yang

pengaruhnya paling besar?

2. Untuk menganalisa adakah pengaruh bonding, empathy, reciprocity, dan

trust terhadap kepuasan pelanggan secara simultan.

3. Untuk menganalisa adakah pengaruh bonding, trust dan kepuasan

pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.

4. Untuk mengetahui adakah pengaruh bonding, trust terhadap loyalitas

pelanggan melalui kepuasan pelanggan.

2. Manfaat Penelitian:

1. Bagi penulis, menambah wawasan yang telah didapat dibidang pemasaran

khususnya pemasaran relasional untuk dapat diterapkan dalam praktek

lapangan.

(28)

11 dalam mengambil keputusan.

3. Bagi akademis, Sebagai pelengkap literature dibidang pemasaran untuk

digunakan sebagai informasi ilmu pengetahuan.

4. Bagi pihak lain untuk digunakan sebagai penelitian lanjutan untuk

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen

Dalam berbagai sumber literatur pengertian akan manajemen dan

pemasaran tidak jauh berbeda. Berbagai pengertian dari berbagai ahli

menyatakan hal yang sama.

Menurut Manullang (2004:5) manajemen adalah seni ilmu perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai

tujuan yang sudah ditetapkan.

Menurut Stephen P Robbin dan Mary Coulter (1999:8) manajemen

adalah proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja

agar diselesaikan secara efisien dan efektif melalui orang lain.

Menurut Hasibuan (2004:2) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur

proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Boone dan Kurtz (dalam jurnal inovasi manajemen Vol 1, no 2, 2005)

mendefinisikan manajemen sebagai proses untuk mencapai tujuan organisasi

melalui manusia dan sumber daya yang ada.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pada

intinya adalah suatu kegiatan atau aktifitas dengan perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan dan pengendalian, terhadap

sumber daya yang dimiliki dengan digunakan seefektif dan seefisien mungkin

(30)

B. Pengertian Pemasaran

Pemasaran dikembangkan dari kata pasar yang berarti sarana/tempat

berkumpulnya orang-orang yang terlibat dalam pemasaran. Pemasaran

merupakan salah satu bagian paling sentral dalam kegiatan Bisnis. Pemasaran

berperan serta secara langsung terhadap kelangsungan hidup perusahaan.

Karena pemasaran ini merupakan ujung tombak dalam penjualan dan jalannya

produksi perusahaan. Maka sudah tentu bahwa pemasar merupakan bagian

penting dari bagian sukses penjualan. Pemasar adalah seseorang yang mencari

tanggapan (perhatian, pembelian, suara, donasi) dari pihak lain, yang disebut

prospek. (Kotler, 2006:10).

Peter drucker, seorang pakar teori manajemen terkemuka, mengatakan

sebagai berikut: Orang dapat menganggap bahwa penjualan akan selalu

dibutuhkan. Akan tetapi, tujuan pemasaran adalah membuat penjualan tidak

terlalu penting lagi. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami

pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan

dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran harus

menghasilkan pelanggan yang siap membeli. Yang dibutuhkan selanjutnya

adalah menyediakan produk atau jasa itu.

Berikut adalah pengertian pemasaran dari beberapa ahli, yaitu

Philip Kotler dan A.B Susanto (2000:19) mendefinisikan pemasaran

sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,

(31)

Stanton yang dikutip oleh Dharmesta dan Irawan (2005:5)

mengemukakan pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari

kegiatan-kegaitan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun yang potensial.

Kotler (2006:6) Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan

seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan

nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang

menguntungkan organisasi dan pemilik sahamnya.

Pengertian pemasaran menurut Maynard dan Beckham dalam bukunya

Principles of Marketing yang dikutip oleh Prof. DR. H. Buchari Alma

(2007:01) adalah sebagai berikut: marketing embraces all business activities

involved in the flow of goods and service from phyisical production to

consumption. Artinya: marketing berarti segala usaha yang meliputi

penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.

Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran

merupakan Suatu Proses sosial maupun manajerial dengan sistem keseluruhan

dari kegiatan usaha perusahaan dengan tujuan menyampaikan barang atau jasa

kepada pelanggan untuk memberikan kepuasan yang optimal.

C. Manajemen Pemasaran

Dalam praktek bisnis ilmu-ilmu pemasaran sangat diperlukan, juga

sangat ditentukan juga dengan dukungan manajemen. Manajemen yang baik

(32)

pasar, strategi bisnis hingga menuju target bisnis. Karena pemasaran sangat

bermanfaat bagi penjual maupun pembeli maka pengelolaan pemasaran sangat

berarti bagi perusahaan.

Manajemen pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu untuk memilih

pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan menambah jumlah

pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai

pelanggan yang unggul. (Kotler, 2003:11).

Sedangkan menurut Rismiati (2001:33) adalah Sebagai analisis,

perencanaan, implementasi, dan pengendalian atas program-program yang

dirancang untuk menciptakan, membangun dan menjaga pertukaran yang

menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan organisasional.

Menurut Shultz yang di kutip Buchari Alma (2004:130), yaitu

manajemen pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan pengawasan

seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian di pemasaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu seni

ilmu yang mengatur berbagai aspek dalam kegiatan pemasaran yang mencakup

tindakan dalam merencanakan hingga pengawasan untuk mencapai target

sasaran yang menguntungkan.

D. Pemasaran Jasa

Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh

suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak

berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler,

(33)

Zeithmal and Bitner (1996) jasa adalah perbuatan, proses dan

kemampuan. Definisi lain jasa adalah pemberian suatu kinerja/tindakan tak

kasat mata dari satu pihak kepihak lain. (Fredy Rangkuti, 2006 : 26)

Berdasarkan definisi jasa di atas dapat disimpulkan jasa merupakan

suatu produk bersifat tidak berwujud (intangible) yang mampu memberikan

kemampuan kinerja/tindakan berdasarkan karakteristik produk tersebut dengan

tidak memberikan kepemilikan tetap.

Agar bisnis jasa dikenal oleh masyarakat maka tindakan pemasaran

sangat dibutuhkan. Berikut definisi pemasaran jasa :

Menurut Supranto (2006:32), pemasaran jasa merupakan suatu kinerja

penampilan, tidak berwujud, dan cepat hilang. Lebih dapat dirasakan daripada

dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses

mengkonsumsi jasa tersebut.

Menurut kotler (1997) perusahaan jasa memiliki beberapa karakteristik

utama yang sangat mempengaruhi program pemasarannya yaitu :

1. Jasa itu tidak berwujud (intangible)

Jasa merupakan sesuatu yang tidak nyata, berupa sesuatu yang

abstrak. Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, diraba, dirasa,

dicium, atau didengar sebelum dibeli. Seseorang tidak dapat menilai hasil

dari jasa sebelum dia menikmatinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa,

maka ia hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut.

Pelanggan tersebut tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya.

(34)

Jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang

bersamaan. Pada saat inilah terjadi hubungan langsung antara penyedia jasa

dengan konsumen yang membutuhkan jasa. Harga dari jasa yang diberikan

pada konsumen seringkali bergantung penyedia jasa.

Interaksi dari antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri

khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome)

dari jasa tersebut. Dalam hubungan penyediaan jasa dan pelanggan ini.

Efektifitas individu yang menyampaikan jasa (contact personnel)

merupakan unsur penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa

adalah pada proses rekrutmen, kompensasi, pelatihan dan pengembangan

karyawannya.

3. Bervariasi (variability)

Jasa bersifat sangat variabel mereka merupakan non standarized

output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada

siapa, kapan, dan dimana jasa dihasilkan. Ada tiga faktor yang

menyebabkan variabilitas kualitas jasa yaitu kerjasama atau partisipasi

pelanggan selama penyampaian jasa moral, motivasi karyawan dalam

melayani pelanggan, dan beban kerja perusahaan.

Pada industri jasa yang bersifat people based, komponen manusia

yang terlibat jauh lebih banyak dari pada jasa yang bersifat equipment

based. Implikasinya adalah bahwa hasil (outcome) dari operasi jasa yang

bersifat people based cenderung kurang terstandarisasi dan seragam

(35)

manufaktur. Para pembeli jasa sangat peduli pada variabilitas yang tinggi

ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum

memutuskan untuk menyediakan jasa.

4. Tidak tahan lama (Perishability)

Jasa merupakan sesuatu yang tidak dapat disimpan. Keadaan tidak

tahan lama dari suatu jasa, bukan merupakan suatu masalah jika

permintannya stabil. Karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan

sebelumnya. Namun sebaliknya jika permintaan terhadap jasa tersebut

berfluktuasi maka perusahaan penyedia jasa akan menghadapi suatu

masalah. Oleh karena itu perusahaan jasa harus mengevaluasi kapasitasnya

(substitusi dari persediaan jasa) guna menyeimbangkan penawaran dan

permintaan. Misalnya kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak

dihuni, kuota penggunaan komunikasi yang kosong dalam industri

telekomunikasi atau jam tertentu tanpa pasien ditempat praktek dokter gigi

akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan. Dengan

demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu

begitu saja.

Dari karakteristik yang ada, kemudian jasa diklasifikasikan kembali

karena tidak adanya kesamaan di dalam sebuah produk jasa. Klasifikasi jasa

menurut kotler (2002) diantaranya :

1. Pure tangible goods : tawaran hanya terdiri dari barang berwujud seperti

sabun, pasta gigi, atau garam. Tidak ada jasa yang menyertai produk

(36)

2. Tangible good with accompanying services : tawaran terdiri dari barang

berwujud yang disertai dengan satu atau beberapa layanan lain seperti

mobil atau computer yang menawarkan barang berupa produk fisik yag

disertai dengan jasanya.

3. Hybrid : Tawaran terdiri dari barang dan jasa yang mempunyai proporsi

yang sama. Misalnya : seseorang mengunjungi restoran untuk mendapat

makanan serta pelayanan.

4. Pure service : Tawaran hanya terdiri dari jasa Misalnya : Psikiater,

pemijatan dan salon.

E. Bauran Pemasaran

Jalannya suatu bisnis tidak terlepas dari variabel-variabel pemasaran.

Dalam bisnis diperlukan langkah-langkah yang tepat dalam menjalankan setiap

programnya agar produk atau jasa yang diluncurkan sukses di pasar. Sistem ini

yang merupakan konsep-konsep dalam proses memasarkan produk/jasa agar

diterima di pasar, dengan konsep bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan

marketing mix atau 4P dengan langkah-langkahnya yaitu product, price,

promotion, dan place). Bauran pemasaran ini yang merupakan seperangkat alat

yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang

ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk

menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka

pendek.

Konsep bauran pemasaran pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh

(37)

dan place). Bauran pemasaran ini yang di gunakan oleh pemasar untuk

merumuskan sejumlah keputusan tentang tujuan yang diinginkan perusahaan.

Bauran pemasaran merupakan inti dari sistem pemasaran. Definisi

bauran pemasaran menurut Kotler and Keller (2006:19) dalam bukunya

Marketing Management: “Marketing mix is the set of marketing tools that the

firm uses to pursue it's marketing objectives in the target market”.

Kotler and Gary Amstrong (2006:48) dalam bukunya “Principles of

Marketing” bauran pemasaran adalah sebagai berikut: “Marketing mix is the

set of controllable, tactical marketing tools that the firm blends to produce the

response it wants in the demand for it product”.

Sedangkan menurut Swasta dan Irawan (2004:78) dalam bukunya

“Manajemen Pemasaran Moderen” mengemukakan bahwa: “Bauran pemasaran

(marketing mix) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang

merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur

harga, kegiatan promosi, dan sistem distibusi”.

Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bauran pemasaran

(marketing mix) merupakan seperangkat alat pemasaran yang meliputi

strategi-strategi taktis yang merupakan inti dari sistem pemasaran untuk mencapai

tujuan pemasaran di pasar sasaran dengan memaksimalkan permintaan.

Dalam bisnis jasa memiliki konsep pemasaran yang berbeda dengan

bisnis barang. Dalam bisnis jasa terdapat beberapa tambahan konsep dalam

bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan bauran pemasaran jasa.

(38)

(product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion), orang

(people), bukti fisik (phyical evidence) dan proses (process).

1. Produk

Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang

memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu

diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik

dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut

yang di sebut ”the offer”. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak

menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen.

(Apa keunikan produk dalam hal ini produk jasa) yang kita tawarkan, siapa

pasar sasaran utama kita, kemudian juga apakah produk tersebut akan

mampu bertahan (dalam artian tidak akan digantikan posisinya oleh produk

lain), untuk berapa lama produk tersebut akan bertahan (Lupiyoadi,

2001:23 dan 58).

Dalam merencanakan penawaran pasar/produk harus memikirkan 5

(lima) tingkat produk yaitu:

a. Tingkat paling dasar adalah manfaat utama yaitu jasa atau manfaat

dasar yang sesungguhnya di beli pelanggan.

b. Tingkatan kedua adalah mengubah manfaat utama menjadi produk

generik yaitu variasi dasar dari produk tersebut

c. Tingkatan ketiga adalah pemasar mempersiapkan produk yang

diharapkan yaitu satu set atribut dan persyaratan yang biasanya

(39)

d. Tingkatan ke empat adalah pemesar mepersiapkan produk tambahan

yaitu yang meliputi tambahan jasa dan manfaat yang akan

meberdayakannya dari produk pesaing.

e. Tingakatan kelima adalah produk potensial yaitu semua tambahan dan

perubahan yang mungkin didapat produk tersebut di masa depan

(Kotler dan Susanto, 2001:560-562)

2. Harga

Harga yang di tetapkan oleh perusahaan harus proporsional, artinya

harga harus sesuai dengan bidang produk, kualitas produk dan service yang

di berikan oleh perusahaan. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439)

harga adalah jumlah dari nilai yang di tukar konsumen atas

manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk/jasa.. Berarti hal ini

mengindikasikan bahwasannya harga yang di keluarkan perusahaan harus

sesuai dengan benefit yang ada dalam produk tersebut.

Menurut Kismono (2001:347) tujuan penetapan harga bagi

perusahaan yaitu:

a. Mempertahankan kelangsungan operasi perusahaan

Perusahaan menetapkan harga dengan mempertimbangkan biaya

yang telah dikeluarkan dan laba yang diinginkan. Dari laba tersebut

perusahaan mendapatkan dana yang dapat digunakan untuk jalannya

operasi perusahaan.

b. Merebut pangsa pasar (market share)

(40)

meraih lebih banyak konsumen dan dapat merebut pangsa pasar

pesaing.

c. Mengejar keuntungan

Perusahaan dapat menetapkan harga yang bersaing agar bisa

mendapatkan keuntungan yang optimal bagi produknya.

d. Mendapatkan return on investment atau pengembalian modal

Agar perusahaan dapat cepat menutup biaya investasi, harga

dapat ditetapkan tinggi.

e. Mempertahankan Status Quo

Di tengah persaingan beragam, produk yang ditawarkan dipasar,

produk yang telah mendapat pangsa pasar perlu dipertahankan

keberadaaanya dengan penetapan harga yang tepat.

3. Tempat/Place

Place atau lokasi merupakan tempat area distribusi dan keberadaan

sebuah perusahaan atau gerai berada di lokasi pelanggan. Keberadaannya

yang mudah di jangkau oleh pelanggan memudahkan setiap pelanggan

untuk berkomunikasi secara langsung, dalam hal ini ada tiga jenis interaksi

yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

a. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan); apabila keadaannya

seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya

memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau,

dengan kata lain harus strategis.

(41)

penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus

tetap berkualitas.

c. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti

service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu

seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi

sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak dapat

terlaksana.

4. Promosi

Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam

memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat

suatu produk agar mendorong konsumen untuk membeli produk yang

dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan

harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang

dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan. Promosi

menunjuk pada berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk para pelanggan

dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Sehingga dapat

disimpulkan mengenai promosi yaitu dasar kegiatan promosi adalah

komunikasi perusahaan dengan konsumen untuk mendorong terciptanya

penjualan.

Adapun fungsi dari promosi yaitu:

a. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Perhatian

(42)

pengambilan keputusan di dalam membeli suatu barang dan jasa.

b. Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli.

Perhatian yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan

dilanjutkan pada tahap berikutnya atau mungkin berhenti. Yang

dimaksudkan dengan tahap berikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik

dan rasa tertarik ini yang akan menjadi fungsi utama promosi.

c. Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk memiliki

barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap

sebelumnya. Setelah seseorang tertarik pada sesuatu, maka timbul rasa

ingin memilikinya. Bagi calon pembeli merasa mampu (dalam hal

harga, cara pemakaiannya, dan sebagainya), maka rasa ingin

memilikinya ini semakin besar dan diikuti oleh suatu keputusan untuk

membeli.

Ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu:

a. Menginformasikan, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang

produk baru, mengemukakan manfaat baru sebuah produk,

menginformasikan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan

bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang tersedia,

memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli,

membangun citra perusahaan.

b. Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenai atribut produk

agar diterima pembeli.

(43)

masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat

perhatian.

Setelah diadakan Promosi diharapkan audiens, yaitu adanya

pembelian dan kepuasan yang tinggi. Pembelian adalah akhir dari proses

komunikasi. Pembeli juga memiliki keterikatan yang tinggi dengan produk

yang dikonsumsinya.

5. People

People berarti orang yang melayani ataupun mrencanakan

pelayanan terhadap para konsumen. Karena sebagian besar jasa dilayani

oleh orang, maka orang tersebut perlu di seleksi, dilatih, dimotivasi,

sehingga memberikan kepuasan terhadap konsumen. Setiap karyawan baru

berlomba-lomba berbuat kebaikan terhadap konsumen dengan sikap

perhatian, responsive, inisiatif, kreatif, pandai memecahkan masalah, sabar

dan ihklas (Alma, 2003:37)

6. Bukti fisik (Phyical evidence)

Phyical evidence berupa bukti fisik berarti konsumen akan melihat

keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang yang

berkunjung ke gerai perusahaan akan memperhatikan bangunan, interior,

peralatan, perabot, bahkan sampai ke pakaian seragam karyawan. Lebih

rinci contoh-contoh bukti fisik ialah utuk fasilitas eksternal, konsumen akan

memperhatikan design eksterior, tempat parkir, taman-taman, suasana

lingkungan dan sebagainya. Unuk fasilitas interior konsumen akan

(44)

ruang, kesegaran udara dan temperatur. (Alma, 2003:37-38)

7. Proses (Process)

Proses ini terjadi diluar pandangan konsumen. Konsumen tidak tahu

bagaimana proses yang terjadi yang penting jasa yang ia terima harus

memuaskan. Proses ini terjadi berkat dukungan karyawan dan dengan

lancar. Yang penting semua proses operasional, apalagi yang berhubungan

dengan konsumen harus betul-betul memuaskan. Semua rantai nilai, yang

ikut dalam proses tersebut harus bekerja sama dengan penampilan prima

(Alma, 2003:38)

F. Pengertian Relationship Marketing / Pemasaran Relasional

1. 1. Relationship Marketing

Dunia bisnis yang amat pesat saat ini memaksa setiap pelaku usaha

untuk melancarkan strategi-strategi yang kompetitif yang membawa

perusahaan untuk tetap berkembang. Salah satu indikator yang cukup

handal untuk kelangsungan hidup dan keuntungan dari suatu proses bisnis

adalah kelanjutan dari kepuasan pelanggan. Diperkirakan untuk menggaet

satu pelanggan baru diperlukan biaya mulai dari lima sampai lima belas

kali, dibandingkan dengan menjaga hubungan dengan satu pelanggan lama.

Maka pilihan-pilihan akan strategi pemasaran yang efisien dan efektif

menjadi acuan para pemasar (Jurnal Poltek Agustus-November 2001).

Strategi pemasaran relasional/relationship marketing dinilai

merupakan strategi yang dapat memberikan kepuasan pelanggan. Strategi

(45)

pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan, tidak berakhir setelah

penjualan selesai (McKenna dan Pawitra, 1993:143-144). Dengan kata lain,

dijalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara terus-menerus (Jackson

dan Schnaars, 1991:292), yang pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan

pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan (repeat business). Betapa

pentingnya hubungan ini bahwa semakin banyak kegiatan ekonomi dunia

yang dilakukan melalui hubungan jangka panjang antara pembeli dan

penjual (Levitt dan Schnaars, 1991:291).

Payne (2000) menekankan relationship marketing sebagai

perubahan paradigma pemasaran didalam perusahaan sebagai fungsi yang

tidak semata-mata menjadi peran dan tanggung jawab bagian pemasaran

(marketing department), melainkan menjadi lintas fungsi manajemen

didalam perusahaan yang menjalankan prinsip-prinsip pemasaran pada

berbagai fungsi manajemen. Oleh karena itu, payne membagi pasar

kedalam enam buah jenis pasar didalam perusahaan yang harus dilayani

demi menciptakan nilai bagi pelanggan yang berkelanjutan seperti terlihat

(46)
[image:46.595.112.511.107.559.2]

Gambar. 2.1

Enam Pasar Dalam Pemasaran Relasional (Payne, 2000)

Seperti terlihat pada gambar tersebut, pasar pelanggan tetap manjadi

pusat perhatian, namun kelima pasar lainnya juga membutuhkan

masing-masing strategi pemasaran yang komprehensif agar tercipta pada pusat

perhatian, customer lifetime value. Totalitas terhadap pelanggan ini sejalan

dengan batasan relationship marketing yaitu: pemasaran relasional adalah

memperoleh, memelihara, dan memperkuat rasional dengan pelanggan

(Berry, 1983).

Pemasaran relasional berusaha melibatkan dan mengintegrasikan

pelanggan, pemasok dan mitra-mitra lainnya kedalam proses membangun

keunggulan perusahaan yang berkelanjutan melalui customer lifetime value.

Model hubungan seperti itu akan menghasilkan hubungan interaktif antara

perusahaan dengan pemasok, pelanggan atau mitra lain dalam proses

penciptaan rantai nilai (value creation) masing-masing yang berkelanjutan.

(47)

pandangan yang diperluas dan memiliki tiga perspektif tambahan, yaitu:

a. Sifat bagaimana cara perusahaan memandang hubungan mereka dengan

pelanggan berubah-ubah.

b. Pandangan yang lebih luas adalah munculnya pasar dengan siapa

perusahaan berinteraksi.

c. Kesadaran bahwa kualitas, layanan pelanggan dan kegiatan pemasaran

perlu diintegrasikan.

Sedangkan menurut lamb, et. al (2001 : 15) pemasaran relasi adalah

nama dari suatu strategi yang memerlukan pembinaan kemitraan jangka

panjang dengan konsumen.

Sedangkan pengertian pemasaran relasional menurut Siti Nuryunita

dalam jurnal relationship marketing nya (2001:1) adalah hubungan dan

ikatan jangka panjang antara produsen, konsumen dan pemasok dan pelaku

lainnya

Zeithaml dan Bitner (1996:138) mendefinisikan relationship

marketing atau relationship management adalah suatu filosofi dalam

menjalankan bisnis, orientasi strategis, yang memfokuskan pada

mempertahankan dan mengembangkan pelanggan yang ada, lebih daripada

menarik pelanggan baru.

Sedangkan menurut Keegan dkk. (1995:332) “Relationship

marketing is an approach to marketing in which a company endeavors to

build continuing relationship with its customer that promote both the

(48)

Pernyataan ini menjelaskan bahwa relationship marketing ialah suatu

pendekatan dalam pemasaran dimana untuk meningkatkan pertumbuhan

jangka panjang bagi perusahaan dan kepuasan pelanggan perlu dibangun

hubungan yang berkelanjutan atau interaksi antara perusahaan dan

pelanggannya.

Pawitra (1998) seorang teorist pemasaran Indonesia mengemukakan

sejumlah ciri penting pemasaran relasional, yakni sebagai berikut:

“Pemasaran relasional merupakan kegiatan pemasaran untuk membangun

dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan, mengembangkan

hubungan jangka panjang berkelanjutan, membangun relasional yang tinggi

untuk keberhasilan pertukaran. Dan keseluruhan aktifitas pemasaran

bermuara pada sasisfaksi pelanggan sebagai landasan peningkatan laba

perusahaan”.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa relationship

marketing adalah suatu strategi pemasaran yang berfokus pada orientasi

kemitraan pelanggan dengan mempertahankan dan mengembangkan

pelanggan yang ada dengan memelihara hubungan jangka panjang dengan

pelanggan dan untuk kepuasan pelanggan dengan membangun hubungan

yang berkelanjutan atau interaksi antara perusahaan dan pelanggannya.

Kemudian menurut McKenna (1991) ada empat prinsip yang

berkaitan dengan penerapan permasaran relasional diantaranya:

a. Pemasaran adalah bagaikan perjalanan ke bulan

(49)

memberikan penegasan tentang perlunya menempatkan pasar sebagai

kiblat dari pemasaran dan organisasi dan bagaimana keberhasilan

pemasaran dapat dijelaskan oleh interaksi diantara keduanya.

Keberhasilan pemasaran ditentukan oleh kegiatan-kegiatan

"gravitasional" dari pasar (bulan) dan organisasi (bumi). Pasar dapat

menarik masuk suatu produk dan menempatkan pada posisi yang

unggul atau sebaliknya menghancurkan citranya. Kekuan-kekuatan dari

organisasi dapat menarik produk kebawah sehingga gagal mencapai

tujuannya atau sebaliknya memberi daya dorong yang

memungkinkannya lepas landas secara meyakinkan.

Kekuatan-kekuatan dari perusahaan diantaranya mencakup

keandalan produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen baik pada level teknologi yang diterapkan, kemampuan

pendanaan, SDM dan kemampuan didalam menentukan timing yang

tepat. Kekuatan-kekuatan dari pasar mencakup diantara hubungan

dengan pelanggan yang strategis (strategic customer relationship)

karena kredibilitas suatu perusahaan di pasar ditentukan oleh

hubungan-hubungan yang dibangunnya. Unsur yang lain adalah dukungan

infrastruktur pemasaran (pengecer, distributor, analisis keuangan/bursa

dll), kekuatiran keraguan ketidakpastian konsumen atas produk,

persaingan dan sebagainya. Semua ini dapat memberikan

peluang-peluang pemasaran yang menguntungkan tetapi juga bisa menimbulkan

(50)

b. Pemasaran berkenaan dengan penciptaan pasar (market creation) bukan

market sharing.

Dikatakan bahwa pemasaran adalah menciptakan pasar, bukan

market sharing karena hubungan baik dalam jangka panjang dapat

memberikan peluang bagi diciptakannya produk-produk baru yang

diminta oleh pelanggan atau menciptakan permintaan akan

produk-produk lain dari organisasi. Ini berbeda dengan perusahaan yang

berorientasi transaksi dimana perusahaan hanya berjuang untuk mengisi

sebagian proporsi dari pasar dengan produknya yang sudah ada.

c. Pemasaran adalah masalah proses bukan taktik promosional.

Pemasaran adalah pada proses, bukan pada taktik-taktik

promosi. Moral dari konsep ini adalah bahwa periklanan dan promosi

hanyalah sebagian kecil dari strategi pemasaran. Periklanan dapat

memberi penguatan atas posisi di pasar, tetapi ia tidak dapat

menciptakan posisi di pasar (McKenna, 1991:32). Untuk membangun

posisi yang berkelanjutan dipasar, perusahaan harus pertama-tama

membangun hubungan yang kuat dengan pasar dan infrastruktur

pemasaran.

d. Pemasaran adalah kualitatif bukan kuantitatif.

Angka-angka dapat memberi keamanan bagi pemasar didalam

pengambilan keputusan. Tetapi, penekanan pada penggunaan data masa

kini dan masa lampau sebagai dasar untuk memprakirakan

(51)

situasi pemasaran yang berubah-ubah dan polanya bukan merupakan

kelanjutan dari apa yang sudah dikenali. Survei pemasaran yang

menerapkan pendekatan kualitatif mempunyai kekuatan lebih besar

untuk menggambarkan kecenderungan pasar mengenai produk

perusahaan. Pendekatan kualitatif juga penting didalam proses

penjualan, karena konsumen sering memutuskan pembeliannya

berdasarkan faktor-faktor kualitatif: kepemimpinan, pelayanan,

reliabilitas dan reputasi perusahaan.

2. Tujuan Relationship Marketing

Menurut Tanti Handriana dalam Jurnalnya Strategi

Mengembangkan Relationship Marketing (2004:66) bahwa tujuan

relationship marketing adalah mencapai kepuasan konsumen pada

tingkatan tertinggi melalui kolaborasi pihak-pihak yang terlibat. Kolaborasi

yang dimaksudkan adalah adanya dukungan dan partisipasi dari semua

unsur, mulai dari pemasok bahan baku, bagian produksi, pemasaran,

distribusi, sehingga akan memastikan produk atau jasa tersebut diterima

oleh konsumen akhir dalam kondisi terbaik.

Menurut Syafrudin Chan (2003 : 89) salah satu tujuan relationship

marketing adalah memperoleh Life Time Value (LTV) dari pelanggan. LTV

adalah Net Present Value dari profit yang dihasilkan rata-rata pelanggan

dalam waktu tertentu. Semakin lama seseorang menjadi pelanggan, maka

semakin besar nilai/value pelanggan tersebut bagi perusahaan. LTV

(52)

dan membedakannya dengan kelompok pelanggan lain. Sehingga LTV

dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan yang

berhubungan dengan penetapan taktik dan strategi pemasaran.

Mempunyai banyak pelanggan dan LTV tinggi adalah lampiran

setiap pemasar. Untuk itu setiap perusahaan harus mengelola seluruh

sumber/resource pelanggannya secara maksimal. Pelanggan biasanya

masuk keperusahaan melalui beberapa jalan, antara lain:

a. Akuisisi pelanggan baru (acquisition)

b. Retensi pelanggan (tetention)

c. Referral pelanggan baru yang dihasilkan pelanggan loyal (referral)

d. Pelanggan yang berhasil dijaring melalui program winback (win back).

3. Proses Relationship Marketing

Relationship marketing dalam prosesnya mempunyai tujuh tahapan

yang harus dijalankan oleh setiap perusahaan, Chan (2003:176) yaitu

sebagai berikut:

a. Mengenali pelanggan dan membangun databasenya,

<

Gambar

Gambar. 2.1
Gambar 2.2 : Faktor utama yang menentukan kepuasan pelanggan
Tabel: 2.1
Gambar : 2.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Material cangkul lokal memiliki nilai kekerasan yang rendah yaitu 132 HV dibanding dengan cangkul impor Cina sebesar 235,6 HV, hal ini dapat terjadi karena temperatur

Walaupun timbul beberapa tanggapan yang mengatakan bahawa kata panggilan kekeluargaan ini berbentuk ketinggalan zaman dan kurang mempunyai nilai ekonomi dalam suasana

Oleh karena itu, pada penelitian ini menggunakan metode Regresi Logistik Biner dan Classification Tree untuk meng- klasifikasikan data nasabah pemohon kredit sebagai

Hasil penelitian didapatkan perencanaan dan penjadwalan distribusi produk sebagai berikut, Warehouse Kediri pipa 5/8” dilakukan pengiriman pada bulan Februari, April, Juni,

Mangrove; tanda lokasi hijau: lokasi pengambilan sampel kulit akar Avicennia alba ; tanda lokasi biru: lokasi pengambilan sampel kulit akar Rhizophora apiculata 24 Gambar 3.

1. Kedua orang tua, kakak, adik, serta keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan nasehat dan do’a. Dosen pembimbing dan dosen penguji yang telah berkenan membantu

Dalam mengevaluasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak ranah yang perlu dinilai adalah ranah kognitif, psikomotor, dan ranah afektif. Mengingat

Sebaliknya, makin rendah kekerasan dalam pacaran (dating violence) maka makin rendah pula stres pada perempuan dewasa awal. Sumbangan efektifvariabel stres terhadap