• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan investasi dan tingkat likuiditas pada BPRS Risalah Ummat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan investasi dan tingkat likuiditas pada BPRS Risalah Ummat"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PADA BPRS RISALAH UMMAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SEI)

Oleh :

YANUAR RISWAN

205046100655

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh:

YANUAR RISWAN 205046100655

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing 1 Pembimbing II

Drs.Djawahir Hejazziey, SH. MA Ismail Hasani, MH NIP : 195510151979031002 NIP : 150411276

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

i

Rasa syukur serta rangkaian puji senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan pemelihara dan pengatur semesta alam. Allah yang maha kuasa, berkat kehendak dan kuasanya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam sepatutnya tiada henti kita panjatkan kepada uswah kita. Nabi Muhammad saw, suri tauladan kita dalam setiap aktivitas kehidupan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan dan cobaan yang harus penulis hadapai dengan ikhtiar dan tawakal. Alhamdulillah

atas berkat do’a orang tua, kakak dan adik, sahabat dan teman-teman yang selalu

silih berganti memberi motivasi dasn inspirasi.

Karena itupula, dari lubuk hati yang dalam penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada segenap pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Diantaranya adalah:

1. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma. MA. SH., dan seluruh dosen yang telah membimbing penulis selama menempuh perkuliahan di uin syarif hidayatullah jakarta.

2. Ketua Jurusan Mu’ammalat. Dan Sekretaris Jurusan.

(4)

ii butuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Pimpinan perpustakaan utama dan perpustakaan Fakustas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam memenuhi studi pustaka.

6. Kedua orang tua saya tercinta Papa Hermansyah dan Mama Rismayawita Zora yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil serta doa kakak ku Siti Efika Sari, Ferdian Yakub dan adikku Tercinta Billy Muchtar yang telah memberikan semangat dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman perbankan angkatan 2005 yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih sekali lagi yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu atas semua bantuan dan masukan-masukannya kepada penulis, dan semoga kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan, khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta Desember 2009

(5)

iii

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Obyek Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ... 6

F. Review Studi Terdahulu ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI BERINVESTASI DALAM ISLAM DAN KONSEP UMUM TENTANG LIKUIDITAS A. Investasi Dalam Islam ... 12

1. Pengertian Investasi ... 12

2. Fungsi/Peran Investasi ... 13

3. Tujuan Investasi ... 14

4. Bentuk-Bentuk Investasi ... 17

5. Kriteria Investasi ... 23

6. Macam-macam Kriteria Investasi ... 25

B. Konsep Umum Tentang Likuiditas ... 29

(6)

iv

A. Sejarah berdirinya PT. BPRS Risalah Ummat ... 35

B. Visi dan Misi PT. BPRS Risalah Ummat ... 36

C. Tujuan Berdirinya PT. BPRS Risalah Ummat ... 36

D. Struktur Organisasi PT. BPRS Risalah Ummat ... 37

E. Produk-Produk PT. BPRS Risalah Ummat ... 45

BAB IV HUBUNGAN INVESTASI DAN TINGKAT LIKUIDITAS BPR SYARIAH A. Mekanisme investasi BPR Syariah Risalah Ummat... 47

B. Analisa Investasi BPR Syariah Risalah Ummat ... 48

C. Analisa Likuiditas BPR Syariah Risalah Ummat ... 50

D. Korelasi Antara Investasi (Usaha Kecil Menengah) Dan Tingkat Likuiditas BPRS Risalah Ummat ... 53

1. Uji Normalitas secara Data ... 53

2. Uji Korelasi ... 55

E. Korelasi Antara Investasi (Investor) Dan Tingkat Likuiditas BPRS Risalah Ummat ... 57

1. Uji Normalitas secara Grafik ... 57

(7)

v

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(8)

vi

BPRS Risalah Ummat ... 49

Tabel 4.2 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Investasi (Investor) BPRS Risalah Ummat ... 50

Tabel 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Likuiditas ... 52

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Normalitas Data (Usaha Kecil Menengah) ... 53

Tabel 4.5 Penentuan Tingkat Hubungan Antar Variabel (Usaha Kecil Menengah ... 56

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Korelasi (Usaha Kecil Menengah) ... 56

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Normalitas Data (Investor) ... 58

Taabel 4.8 Penentuan Tingkat Hubungan Antar Variabel (Investor) ... 60

(9)

vii

SURAT KETERANGAN

--- No. 009/MG/RV/V/II/2009

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Drs. Abdul Basir

Alamat : Jl. Raya Ceger No. 97, Pondok Aren Tangerang Jabatan : Direktur

Dengan ini menerangkan: Nama : Yanuar Riswan NIM : 205046100655

Alamat : Jl. Pahlawan No. 131 Blok K No.5 Rempoa Ciputat – Tangerang

Universitas : UIN Syarif Hidayatullah

Bahwa yang bersangkutan benar telah melaksanakan penelitian dan wawancara di PT. BPR Syariah Risalah Ummat untuk kelengkapan data-data guna penulisan skripsi dengan judul “ Hubungan Investasi dan Tingkat Likuiditas Di BPR Syariah (Studi Kasus PT. BPRS Risalah Ummat, Pondok Aren –Tangerang)”.

Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Tangerang, 12 Oktober 2009

PT. BPR SYARIAH RISALAH UMMAT

Drs. Abdul Basir Direktur

BANK SYARI’AH RISALAH UMMAT

Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, menyerukan kepada semua orang yang memiliki kemampuan dan kesehatan untuk bekerja dalam usaha mencari penghidupan, baik itu untuk dirinya sendiri maupun untuk orang-orang yang menjadi tanggungannya. Tidak seorangpun dalam situasi normal diperkenankan untuk meminta-minta menjadi beban bagi kerabat atau negara sekalipun.1

Bahkan Rasulullah SAW menyatakan bahwasannya orang yang mencari nafkah hidup untuk dirinya sendiri dan dia untuk saudaranya yang tidak bekerja tersebut. Demikian pentingnya bekerja untuk memenuhi suatu kebutuhan hidup.

Islam yang memiliki Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai undang-undangnya,

menjadikan sebagai “Way Of Life” dan juga “Way For Save” bagi ummat yang

tidak hilang oleh zaman karena petunjuknya yang mulia yang memang diperuntukkan bagi kita semua sampai kapanpun juga. Al-Qur’an memang tidak membantah akan adanya kecintaan terhadap kehidupan duniawi, karena hal itu merupakan suatu proses yang alami.

Tetapi di balik itu Al-Qur’an mengungkapkan bahwa selain kehidupan di dunia ini masih ada kelanjutan yaitu kehidupan akhirat (Al-Hayah Al-Akhirah).

1

(11)

Pandangan hidup Islam itu tidak terbatas hanya para hidup materialistis yang berakhir pada kematian seseorang di dunia.2 Sehingga dalam bekerja, para pelakunya haruslah memiliki orientasi tersendiri, terlebih yang berorientasi kepada syariah. Keterkaitan hukum syariah yang menyangkut hukum asal suatu perbuatan merupakan nilai utama dalam berbisnis.3

Muchdarsyah Sinungan menjelaskan dari kutipan yang di ambil dari Robert

T. Kiyosaki dalam bukunya yang berjudul “The Cashflow Quadrant

Bahwasanya telah dibagi empat kriteria manusia dalam usahanya memperoleh harta. Dalam buku tersebut, dijelaskan tentang empat jenis orang berbeda yang ada dalam dunia bisnis, tentang siapa diri mereka dan apa yang membuat individu-individunya tersebut unik. Keempat jenis tersebut adalah seorang pegawai (Employee), seorang pekerja lepas (Self-Employee), seorang pemilik usaha (Bussiness Owner), dan seorang penanam modal (Investor).4

Investasi sangat penting artinya, baik bagi negara yang sedang membangun maupun di negara yang sudah maju. Karena investasi menjadi alat untuk memperbanyak keluaran barang dan jasa yang akan datang dan pada saat yang bersamaan akan memperluas kesempatan kerja. Hal ini pula yang menjadikan tipe investor lebih baik di lihat dari kaca mata Islam. Sebab dengan menjadi investor hal itu akan lebih mendatangkan manfaat daripada hanya sebagai seorang

2

Ali Yafie, dkk., Fiqih Perdagangan Bebas, (Jakarta: Teraju, 2003). Cet.ke-1, h.3

3

M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), Cet.ke-1, h. 18-19

4

(12)

karyawan saja. Dengan menjadi investor, ia dapat memberikan manfaat bagi dirinya juga bagi masyarakat di sekitarnya seperti memperluas kesempatan kerja.

Berkaitan dengan itu maka bekerja dengan menjadi seorang investor adalah suatu langkah yang sangat berbeda dan baik sekali guna leluasa menggapai rizki yang telah ditebarkan oleh Allah SWT, sekaligus turut serta dalam proses mensejahterakan masyarakat. Namun kenyataannya adalah tidak semua orang dapat menjadi seorang investor. Hal ini dikarenakan setiap orang tidak memiliki kemampuan dan modal yang sama serta memadai untuk berinvestasi, bahkan untuk mencapai tipe investor ini menurut Kiyosaki harus menjalani tahapan seorang karyawan dan pemilik usaha terlebih dahulu agar memiliki kemampuan dan kepribadian yang cukup nantinya menjadi modal awal dan dapat membimbingnya menjadi seorang investor yang sukses dan mampu membaca peluang, situasi dan kondisi dengan baik. Secara umum berinvestasi diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil atau aktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang besar di masa yang akan datang.

Investasi berbeda dengan tabungan, Murdifin Haming dalam bukunya

“Studi Kelayakan Investasi” memberikan alasan : Hal ini karena tabungan

(13)

Namun demikian, baik investasi maupun tabungan. Keduanya terkait dengan manfaat yang diharapkan di masa mendatang. Oleh karena investasi berkaitan dengan pengeluaran dana pada saat sekarang dan manfaatnya baru akan di terima di masa mendatang, maka investasi dihadapkan dengan berbagai macam resiko. Paling tidak ada dua resiko yang akan dihadapi oleh seorang investor, yakni nilai riil dan uang yang akan diterima di massa yang akan datang dan resiko mengenai ketidakpastian menerima uang dalam jumlah yang sesuai dengan yang deperkirakan akan diterima di masa yang akan datang.5

Likuiditas adalah tingkat di mana suatu aktiva (asset) dapat diubah ke dalam mata uang. Baik uang kertas ataupun uang logam yang digunakan untuk melakukan pembayaran.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin mencoba membuat sebuah

karya tulis dalam bentuk skripsi dengan judul “ HUBUNGAN INVESTASI

DAN TINGKAT LIKUIDITAS PADA BANK BPRS RISALAH UMMAT

(Studi Kasus : PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Risalah Ummat, Jalan

Raya Ceger –Pondok Aren)”

B. Pembahasan dan Perumusan Masalah

Luasnya pembahasan mengenai investasi dan tingkat likuiditas di BPRS serta banyaknya BPRS yang bermunculan di Indonesia mengharuskan penulis untuk melakukan suatu pembatasan, agar dalam penulisan skripsi ini tidak mengarah

5

(14)

kepada pembahasan yang terlalu luas. Dalam hal ini penulis melakukan pembahasan masalah hanya berkisar pada investasi dari tingkat likuiditas yang terjadi di PT. BPRS Risalah Ummat. Oleh karena itu. dengan banyaknya BPRS yang bermunculan di Indonesia dan agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini lebih terarah. maka penulis juga merumuskan ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikuti :

1. Apakah terdapat hubungan antara investasi dengan tingkat likuiditas pada

BPRS Syariah Risalah Ummat?

2. Bagaimana hubungan antara investasi dengan tingkat likuiditas pada BPRS

Syariah Risalah Ummat

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara investasi dengan tingkat likuiditas pada BPRS Syariah Risalah Ummat.

2. Untuk menganalisis bagaimana hubungan antara investasi dengan tingkat likuiditas pada BPRS Syariah Risalah Ummat

Sehubungan dengan tujuan di atas, maka penelitian ini memiliki manfaat bagi : 1. Penulis, penelitian ini akan memberikan wawasan intelektualitas di bidang

perbankan syariah terutama investasi dan tingkat likuiditas bank syariah. 2. Fakultas, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

(15)

3. Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengambil keputusan-keputusan investasi dan kebijakan investasi.

D. Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam pembuatan skripsi ini adalah Bank Syariah Risalah Ummat yang berlokasi di Jalan Raya Ceger No. 97 Pondok Aren.

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

1. Teknik Pengumpulan Data a. Data Sekunder

Sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk laporan keuangan, dalam penelitian ini laporan keuangan di peroleh dari BPRS Syariah Risalah Ummat yang diberikan oleh pihak BPRS sebagai bahan penelitian bagi pihak BPRS Syariah Risalah Ummat. Data dalam penelitian menggunakan data triwulanan yang berdasarkan laporan keuangan pada BPRS Risalah Ummat selama 8 tahun yang dimulai dari tahun 2002 sampai dengan 2009.

b. Kepustakaan

(16)

c. Internet Research

Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data dengan mengakses ke website-website seperti www.google.com, www.PDFsearch engine.com dan lainnya.

2. Metode penelitian ini adalah kuantitatif, yakni penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pengambilan data dan sumber datanya berasal dari data laporan keuangan dari BPRS Syariah Risalah dan library research. namun di lanjutkan dengan melakukan field research untuk memperoleh data berdasarkan pada fakta yang ada dilapangan. Kemudian data-data tersebut diolah dan menghasilkan deskripsi berupa kata-kata Tertulis atau lisan dari fenomena yang diteliti. Pada metode kuantitatif dalam menganalisa hubungan digunakan metode korelasi dengan menggunakan alat analisis SPSS 16.0, yaitu suatu software yang telah dikenal sebagai alat analisis dalam penelitian kuantitatif. 6

3. Pada tahap kepustakaan penelitian ini merupakan kegiatan tahap pustaka (literature review) dengan teknik dokumentasi terhadap sumber-sumber buku

yang dapat dijadikan acuan dalam meneliti suatu penelitian dan tahap selanjutnya penelitian langsung ke lapangan unluk mencermati secara intensif mengenai investasi dan tingkat likuiditas bank syari'ah di BPRS Risalah Ummat.

6

(17)

2. Teknik Pengolahan Data

Setelah mendapatkan data yang diperoleh dari bank Syariah Risalah Ummat, dilakukan kegiatan penganalisaan untuk mengetahui hubungan antara tingkat investasi dengan tingkat likuiditas. Maka dilakukan suatu analisis koefisien korelasi untuk melihat hubungan antara keduanya, nilai (r) koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

Kemudian setelah penulis mendapatkan nilai koefisien penentu, maka dapat diketahui apakah korelasi tersebut memiliki hubungan yang kuat diantara variabel-variabel yang dihitung atau tidak. Dengan mengacu pada label derajat kebebasan (df) yang taraf signifikasinya 5% maka penulis dapat mengetahui hubungan antara kedua variabel-variabel tersebut. 7

Hipotesis Penelitian

Untuk memperoleh koefisien korelasi ( r ) kemudian akan digunakan dalam pengujian hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho : P ≠ 0

Suharsimi Ari Kunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), Cet. Ke-2,

(18)

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat investasi dengan tingkat likuiditas.

3. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi, Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidavatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh Fakultas dan Hukum tahun 2007.

F. Review Studi Terdahulu

Dari beberapa literature skripsi yang ada di perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum penulis hanya mendapatkan Tiga buah judul skripsi yang relefan dengan pembahasan yang akan peneliti lakukan, tentunya ada hal hal yang berbeda di bawah ini adalah hasil studi terdahulu pada skripsi yang telah ada:

No Nama/Tahun/Judul Skripsi Pembahasan Skripsi

1 Muhammad Rizky Pratama/ 2003

Peranan Manajemen Investasi dalam Pengembangan Syariah di indonesia PT Danareksa Investment Management.

Fokus Pembahasan dalam skripsi ini Terfokus agar mendapat gambaran yang jelas mengenai reksadana yang di jalankan secara islami, dan agar investasi keuangan syariah secara umum dan reksadana syariah secara khusus. Tumbuh dan berkembang lebih banyak lagi di Indonesia. 2 Andi Wibawa/ 2004

Penilaian investasi terhadap tingkat likuiditas dalam metode Konvensional dan metode

syariah (Pendekatan

komperatif).

(19)

investasi yang sesuai syariah. 3 Fitria Maya Sari/ 2005

Peluang investasi asuransi

syariah dalam tingkat

likuiditas Terhadap

pengembangan sektor Riil PT Asuransi takaful Indonesia.

Fokus Pembahasan dalam skripsi ini Terfokus untuk mengupas peluang investasi syariah dalam menambah kepercayaan masyarakat untuk menjadi nasabah perusahaan tersebut dan bagaimana peluang ilmu ekonomi islam dalam usaha pengembangan asuransi syariah dalam merebut peluang pasar (konsumen atau nasabah).

Adapun fokus kajian dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk Mengetahui pengaruh investasi yang dilakukan oleh para investor dalam aspek Ekonomi islam dan tingkat likuiditas yang akan di dapatkan dari hasil investasi tersebut dalam waktu jangka panjang serta ingin mengetahui secara khusus bagaimana Mekanisme investasi dan tata cara berinvestasi baik dan benar sehingga investasi yang akan di hasilkan dapat bermanfaat disegala Aspek kehidupan. melalui BPRS Risalah Ummat

G. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah. Pembahasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan manfaat Penelitian, Obyek Penelitian, Metode Penelitian dan Teknik Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

(20)

Bab III Gambaran Umum Bank syariah Risalah Ummat. Bab ini terdiri dari sejarah Berdirinya PT. BPRS Risalah Ummat, Visi dan Misi PT. BPRS Risalah Ummat, Tujuan Didirikannya PT. BPRS Risalah Ummat Struktur organisasi PT. BPRS Risalah Ummat, dan Produk-Produk PT. BPRS Risalah Ummat.

Bab IV Hubungan Investasi dan Tingkat Likuiditas Bank Syariah

Risalah Ummat. Bab ini terdiri dari Mekanisme Investasi BPR Syariah Risalah Ummat, Analisa Tingkat Investasi BPR Syariah Risalah Ummat, Analisis Tingkat Likuiditas BPR Syariah Risalah Ummat, Korelasi Investasi dan Tingkat Likuiditas BPR Syariah Risalah Ummat.

(21)

12

LANDASAN TEORI

A. Investasi Dalam Islam

1. Pengertian Investasi

Dalam kamus Managemen, investasi adalah penanaman modal yang biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan harta (aktiva) tetap atau pembelian saham-saham, surat-surat lainnya dengan maksud memperoleh keuntungan.1

Kamaruddin Ahmad dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen Investasi yang mengutip dari Donald E Fiseher dan Ronald J. Jordan yang berjudul Security Analysis and Portofolio Management. Mendefinisikan,

An investment is a commitment of funds made in the expectation of some

positive rate of return”. Hampir sama dengan definisi Jack Clark Francis

dalam bukunya Investment : Analysis and management, “An investment is a commitment of money that is to generate of additional money”.2

Syekh Sayyid Sabiq seorang ulama terkemuka mengartikan investasi sebagai akad antara kedua belah pihak atas sesuatu untuk diperdagangkan dan laba dibagi dua sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi adalah penanaman uang atau modal

1

BN. Marbun, SH., Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 107

2

(22)

dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.3

Sementara menurut Hasan Zein Mahmud seminarnya yang bertema Investasi dalam Perspektif Islam di Balai Room UI 4 November 2000 lalu, mengemukakan bahwa investasi merupakan upaya untuk meningkatkan tabungan untuk dijadikan satu atau lebih aset untuk beberapa periode dengan tujuan meningkatkan kesejahateraan (optimizing welfare).4 Secara garis besar pengertian investasi menurut pengertian di atas adalah menempatkan sejumlah uang atau dana untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atau uang atas dana tersebut.

2. Fungsi/Peran Investasi

Investasi merupakan salah satu cara dalam menghasilkan kauntungan bagi perusahaan, karena itulah investasi memerlukan penanganan dan perhatian yang khusus. Dalam menginvestasi dana yang ada, perusahaan akan dihadapkan pada banyak pilihan atau model investasi. Untuk itulah pemahaman akan pengertian dasar dari investasi itu sendiri sangat penting dalam menentukan pilihan investasi yang tepat guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Investasi adalah wahana di mana dana ditempatkan dengan harapan dapat memelihara atau menaikkan nilai dan atau memberikan hasil (return) yang positif.

3

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), Cet.ke-2, h. 368

4

(23)

Investasi juga dapat diartikan sebagai komitmen dana dengan tujuan memperoleh pengambilan ekonomi selama suatu periode tertentu, yang biasanya dalam bentuk arus kas periodik dan nilai akhir.

3. Tujuan investasi dalam Islam

Dalam investasi konvensional memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan meminimalkan pengorbanan merupakan sebuah tujuan yang diimpikan atau tujuan utama dalam melakukan investasi. Karena investasi konvensional dilakukan demi mendapatkan keuntungan maksimal untuk kepentingan pribadi atau kelompok tanpa memperdulikan nasib orang lain, sampai-sampai banyak cara yang ditempuh untuk meraih tujuan tersebut, bahkan terkadang sampai menghalalkan berbagai cara.

Adapun tujuan investasi dalam Islam.5 Adalah : a. Ridho Allah

Ridho Allah SWT merupakan tujuan dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh setiap muslim, begitu juga dalam kegiatan ekonomi. Investasi yang tertujuan pada ridho Allah SWT tentu akan berindikasi pada pendanaan usaha (investasi) yang dibolehkan oleh Islam. Disamping itu juga dapat menginvestasikan dananya pada usaha yang mengamalkan prinsip-prinsip syari’at Islam pun dalam aplikasinya. Misalnya seorang muslim tidak akan berinvestasi pada usaha-usaha dalam bidang riba, perjudian, maksiat dan lainnya yang merusak.

5

(24)

Bagi seorang muslim harta merupakan amanah, karenanya ia harus menggunakan untuk hal-hal yang bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi orang lain, salah satunya dengan investasi. Selain memperoleh keuntungan, ia juga akan membantu orang lain secara tidak langsung yaitu mengurangi pengangguran. Alasannya karena investasi dapat meningkatkan produksi yang mempengaruhi tingkat pendapatan dalam kesempatan kerja.

b. Mendapat keuntungan yang halal

Memperoleh keuntungan merupakan tujuan dari semua kegiatan ekonomi. Lain halnya dengan seorang muslim, ia tidak hanya menginginkan sekedar keuntungan saja tapi juga keuntungan itu harus halal, karena kehalalan menjadi unsur penting dalam cara mendapatkan atau pemilikan harta dalam Islam. Harta yang halal akan membuat pemiliknya merasa tenang lahir dan batin dalam beribadah kepada Allah SWT.

Bagi seorang muslim harta yang dimilikinya merupakan bakal ibadah, maksudnya ibadah dalam arti luas, baik ibadah secara vertikal (kepada Allah SWT) maupun ibadah secara horizontal (muamalah). c. Tolong Menolong.

(25)

(dana menganggur). Hal demikian dapat merusak perekonomian dan menyebabkan harta yang berpusat pada orang-orang tertentu saja padahal jelas-jelas Allah SWT melarang hal demikian.

Investasi dapat dikatakan sebagai pendistribusian kekayaan secara tidak langsung untuk investasi dapat memperbaharui alat-alat produksi, juga kesempatan kerja bagi orang banyak yang berakibat pada peningkatan pendapatan, artinya terjadi pemerataan atau keadilan ekonomi.6

Selain tujuan di atas ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah:7

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang, seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana untuk mempertahankan tingkat pendapatan yang ada sekrang dimasa yang akan datang.

b. Mengurangi tekanan inflasi, dengan melakukan investasi dalam pemilihan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari kekayaan atau harta miliknya dari kemerosotan nilai yang disebabkan karena digerogoti oleh inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak, beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarkaat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. Contohnya adalah :

6

Kadariah, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, (Jakarta, Bina Aksara, 1998), h. 16

7

(26)

Sebuah perusahaan XYZ memiliki penghasilan tahun 2008 Sebesar Rp. 120.000.000,- maka pajak berdasarkan PPh pasal 17 yang seharusnya di bayar adalah :

PKP Tarif

< Rp. 50 juta x 10 % = Rp. 5.000.000 Rp. 50 juta – Rp. 100 juta x 15 % = Rp. 7.500.000

> Rp. 100 juta x 30 % = Rp.

30.000.000 +

Rp.

42.500.000,-

Perusahaan XYZ berdasarkan PPh pasal 17 harus membayar pajak sebesar Rp. 42.500.000,- setiap tahunnya. Namun dengan melakukan investasi sebesar Rp. 150.000.000,- dari penghasilannya, maka perusahaan XYZ hanya membayar pajak yang 10 % saja. Dan inilah yang di maksud dengan menghemat investasi dapat menghemat pajak.

4. Bentuk-bentuk Investasi Dalam Islam

(27)

a. Mudharabah

Mudharabah adalah akad antara kedua belah pihak untuk salah seorangnya (salah satu pihak) mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk melakukan perdagangan. Dan laba dibagi menjadi dua sesuai dengan kesepakatan.

Secara umum ketentuan dasar mudharabah adalah sebagai berikut:8

1) Mudharib yang menyediakan jasa/keahlian dan fasilitas usaha 2) Shahibul maal (pemilik dana) hanya mengeluarkan modal.

3) Shahibul maal (pemilik dana) berhak menentukan spesifikasi kegiatan usaha, mengawasi catatan kegiatan dan keuangan serta berhak atas laba dari bagi hasil.

4) Shahibul maal (pemilik dana) hanya menanggung risiko yang dialami oleh faktor modal, sedangkan mudharib (pihak yang menjalankan usaha) menanggung risiko yang dialami oleh faktor tenaga kerja.

5) Pembagian laba dilakukan sesuai dengan kesepakatan.

Mudharabah saati ini dipraktekkan oleh berbankan syari’ah.

Mudharabah (Trust Financing) merupakan kerja sama antara pihak bank dengan pihak nasabah. Dimana pihak bank yang mendanai seluruh biaya usaha tersebut, pihak nasabah yang menjalankan dan bertanggung jawab atas manajemen usaha tersebut. Keuntungan yang

8

(28)

didapat dibagi sesuai dengan kesepakatan, jika terjadi kerugian maka pihak bank yang akan menanggun seluruh kerugian dan pihak pengusaha akan kehilangan nisbah keuntungan bagi hasil atas usaha tersebut.9

Untuk meminimalkan risiko kerugian, maka pihak bank walau tidak ikut terlibat dalam pengambilan keputusan tapi berhak untuk melakukan pengawasan dan mengajukan usul.

b. Musyarakah

Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu. Dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung besarnya sesuai dengan kesepakatan.

Ketentuan dasar musyarakah adalah sebagai berikut :

1) Semua pihak wajib menyertakan modal dan tenaga/keahlian pada

kegiatan usaha walau tidak perlu sama.

2) Semua pihak mendapatkan laba sesuai dengan kesepakatan. Namun menanggung risiko kerugian secara proposional menurut porsi modal yang disertakan masing-masing pihak.

Musyarakah yang diterapkan saat ini disebut juga dengan partnership financing. Musyarakah merupakan kerjasama atau

kemitraan yang dilakukan oleh dua pihak atau ikut serta dalam suatu usaha, dimana dalam menjalankan usaha tersebut kedua belah pihak dapat secara bersama-sama terlibat dalam manajemen atau boleh juga

9

(29)

disepakati bersama. Tapi pihak yang membiayai dapat melakukan intervensi dalam manajemen jika perlu, dan pembagian keuntungan dilakukan sesuai dengan kesepakatan.

c. Kafalah

Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain, pihak pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu hutang atau pelaksanaan prestasi tertentu yang menjadi pihak penerima jaminan.10

Jenis-jenis kafalah adalah sebagai berikut:

1) Kafalah bin nafs adalah jaminan dari diri si peminjam (operasional guarante).

2) Kafalah bil maal adalah jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang. Dalam aplikasinya di perbankan dapat berbentuk jaminan uang muka (advance payment bond) atau jaminan pembayaran (payment bond).

3) Kafalah mu’alaqah adalah jaminan mutlak yang dibatasi oleh kurun waktu tertentu. Dalam perbankan modern hal ini diterapkan untuk jaminan pelaksanaan suatu proyek atau jaminan penawaran. d. Hiwalah

Hiwalah adalah pengalihan kewajiban dari satu pihak yang mempunyai kewajiban pada pihak lain,11 atau hiwalah adalah pindahnya hutang dari tanggung jawab seseorang kepada orang lain.

10

Bambang Tri Cahyono, Analisa Bank…….., h. 14

11M. Syafi’I Antonio,

(30)

e. Ijarah

Ijarah adalah pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti pemindahan pemilikan barang itu sendiri.

Ijarah juga termasuk dalam investasi islam, karena ijarah merupakan sewa menyewa jasa atau barang (gedung/bangunan). Sedangkan gedung, bangunan, apartemen dan sejenisnya merupakan aset kekayaan seseorang. Dengan menyewakannya berarti orang tersebut mendapat hasil (return) investasi dengan cara ijarah

f. Rahn

Rahn adalah akad menggadaikan barang dari satu pihak ke pihak yang lain, dengan uang sebagai gantinya. Dalam aplikasinya akad ini dapat digunakan sebagai tambahan pada pembiayaan berisiko dan memerlukan jaminan tambahan produk tertentu yaitu melayani kebutuhan yang bersifat konsumtif seperti pendidikan, kesehatan dan sebagainya.

Rukun rahn :

1) Rahin atau menggadaikan

(31)

5) Sighat atau ijab qabul, menurut mazhab hanafi, ijab qabul tidak mengikat dan tidak sempurna kecuali dengan penyerahan atau pemindahan barang.

Syarat-syarat rahn :

1) Pihak-pihak : akil baligh, gadai tidak terikat oleh syarat tertentu. 2) Marhum bih : merupakan yak yang wajib diserahkan kepada

pemiliknya, dapat dimanfaatkan dan harus dikuantitaskan.

3) Marhun (barang) : bisa diperjual belikan, dapat berupa harta, bisa

dimanfaatkan secara syari’ah dan diketahui serta dimiliki oleh

rahin atau dengan ijin rahin. g. Qardh

Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengaharp imbalan. Dalam literatur fiqh, al-Qardh dikategorikan sebagai akad

tathawwu’I atau akad saling bantu membantu dan bukan transaksi

sosial.

Rukun dan syarat al-Qardh : Rukun :

1) Peminjam (muqtaridh)

2) Pemilik dana/pemberi pinjaman (muqarid) 3) Jumlah dana (qardh)

(32)

Syarat :

1) Adanya kerelaan kepada kedua belah pihak yang berakad. 2) Adanya dana yang dipinjamkan halal dan bermanfaat.

Aplikasi al-Qardh dalam perbankan yaitu sebagai produk pelengkap nasabah yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang sangat pendek atau juga sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial. Hal ini dikenal dengan produk al-Qardh al-Hasan.

5. Kriteria Investasi

Pada hakikatnya melelui penilaian proyek, kita dapat menarik dua kesimpulan. Pertama, melalui evaluasi proyek kita dapat menentukan apakah Benefit netto suatu proyek lebih besar atau lebih kecil daripada Benefit netto suatu peluang investasi marginal. Jika suatu proyek menghasilkan Benefit netto yang lebih besar daripada Benefit netto proyek marginal, pelaksanaannya dapat disetujui, jika lebih kecil, pelaksanaannya harusnya ditolak. Kesimpulan ini mendasari keputusan go/no go.

Kedua, melalui evaluasi proyek kita dapat menentukan urutan berbagai proyek dalam serangkaian peluang investasi yang lebih baik daripada proyek marginal, dan proyek yang berada pada urutan teratas dalam susunan proyek berarti, proyek tersebut merupakan proyek yang mempunyai Benefit lebih besar.

(33)

a. Proyek yang mutually exclusive alternatives, dua atau lebih proyek merupakan mutually exclusive alternatives, apabila pelaksanaan salah satu diantaranya meniadakan kemungkinan proyek yang lainnya. Adanya mutually exclusive ini disebabkan karena dana yang tersedia tidak cukup untuk membiayai lebih dari satu peluang investasi, proyek-proyek tersebut pada hakikatnya merupakan proyek-proyek yang menghasilkan jenis barang atau sasaran tertentu yang sama. Misalnya tempat-tempat alternative untuk mendirikan pabrik, bendungan, jalan dsb.

b. Proyek yang bukan mutually exclusive alternatives, apabila suatu

proyek tidak merupakan alternative terhadap proyek yang lain, baik dalam hal penggunaan sumber-sumber maupun pencapaian sasaran yang diharapkan. Proyek seperti ini dapat mempunyai sasaran yang berbeda jenisnya, seperti proyek pabrik semen, pabrik pupuk, proyek transmigrasi, dan proyek perluasan Sekolah Dasar. Proyek ini juga dapat berupa proyek yang saling melengkapi, misalnya proyek pabrik pupuk, proyek ekstensifikasi penanaman padi, dan proyek pergudangan beras.

(34)

daftar proyek yang menunggu pembiayaan, yang akan diramalkan akan memberikan rate of return yang lebih tinggi daripada discount rate social yang akan ditentukan oleh rentabilitas proyek marjinal. Jadi, pihak yang berwenang di bidang penyusunan anggaran selalu dihadapkan pada perlunya mengurutkan berbagai proyek demi memilih proyek yang menguntungkan dari sudut pandang masyarakat yang tentunya memenuhi syarat criteria investasi. .12

6. Macam-macam Kriteria Investasi

Lima macam criteria investasi, yaitu :

a. Net Present Value dari Arus Benefit dan Biaya ( NPV )

Keuntungan netto suatu usaha adalah pendapatan bruto dikurangi jumlah biaya. Maka NPV suatu proyek adalah selisisih PV arus benefit dengan PV arus biaya.

 

 

 

Bt = benefit sosial bruto pada th t ( terdiri dari segala jenis penerimaan atau keuntungan non financial pada th t )

Ct = biaya sosial bruto pada th t ( terdiri dari segala jenis pengeluaran, baik yang bersifat modal maupun rutin ) yang dibebani kepada penyelenggara proyek pada t ( termasuk investasi semula dalam tahun ke nol dan seterusnya.

n = umur ekonomis proyek

12

(35)

i = social opportunity costof capital yang digunakan sebagai social discount rate.

Suatu proyek dapat bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV proyek tersebut sama atau lebih besar dari nol, apabila NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social opportunity costfaktor produksi modal. Jika NPV lebih kecil dari no, proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan oleh karena itu pelaksanaannya harus ditolak. Sumber-sumber yang seharusnya dialokasikan untuk proyek tersebut sebaiknya digunakan pada penggunaan lain yang lebih menguntungkan.

b. Internal Rate of Return ( IRR )

Internal Rate of return adalah rate of return atau tingkat rendemen atas investasi netto.

Bt dan Ct : Benefit/biaya social bruto dalam th t

Bt-Ct : benefit netto dalam th t, dimana sisi negative merupakan investasi

n : umur ekonomis proyek

Ft : nilai investasi yang belum dikembalikan sampai akhir tahun t, setelah realisasi benefit atau biaya yang terjadi dalam th itu. Rt : rendemen implicit dalam th t, entah dibayarkan ( supaya betul

(36)

1) rendemen implicit dalam tiap tahun sama dengan hasil i kali nilai investasi pada akhir tahun sebelumnya, yakni : Rt = iFt-1

2) nilai investasi pada akhir tahun t = nilai pada tahun sebeumnya ditambah dengan sisa pengurangan benefit netto dan rendemen implisit, yakni :

Ft = Ft-1+Rt- ( Bt-Ct ) = Ft-1+iFt-1 – ( Bt-Ct ) = ( 1+i )Ft-1 – ( Bt-Ct )

Ft akan lebih kecil dari Ft-1 apabila benefit netto melebihi rendemen implicit, yaitu Bt-Ct >Rt yang berarti sebagian dari investasi dikembalikan pada th t.

Benefit netto pada akhir umur proyek (tahun n) adalah jumlah (a) nilai investasi yang masih berlaku pada akhir tahun sebelumnya, ditambah (b) rendemen implicit. Akibatnya, nilai investasi pada akhir tahun n menjadi nol.

Bn – Cn = Fn-1 + iFn-1 =(1 + i ) Fn-1

c. Net Benefit-Cost Ratio ( Net B/C )

Net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang positif ( sebagai pembilang ) dengan jumlah present value yang negative ( sebagai penyebut ). Secara umum rumusnya adalah :

(37)

d. Gross Benefit-Cost Ratio ( Gross B/C )

Dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit ( bruto ) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya ( bruto ). Jadi rumusnya adalah :

 

e. Provitability Ratio ( PV’ K )

Criteria ini dipergunakan untuk mengukur rentabilitas suatu proyek di atas titik netral sebesar 1,0 dimana NPV = 0. tetapi criteria ini dipahami sebagai indeks rentabilitas sehubungan dengan biaya modal saja, yakni membandingkan present value arus sisa benefit dikurangi dengan biaya rutin dan biaya modal.13

(38)

B. Konsep Umum Tentang Likuiditas

1. Pengertian Likuiditas

Likuiditas adalah tingkat dimana suatu aktiva (asset) dapat diubah kedalam mata uang, baik uang kertas ataupun uang logam yang digunakan untuk melakukan pembayaran.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, likuiditas adalah perihal menyatakan posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat pada waktunya.14 Bank Islam yang selanjutnya disebut dengan Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang operasional produknya dikembangkan berlandaskan pada al-Qur'an dan as-Sunnah. Dalam UU No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 13 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 dijelaskan bahwa prinsip syari'ah adalah aturan perjanjian berdasarkan hokum syari'ah (islam) antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syari'ah.15

Likuiditas perbankan adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban jangka pendek. Dan likuiditas suatu bank mampunyai peranan penting dalam keberhasilan pengelolaan bank, karena likuiditas diperlukan antara lain untuk :

a. Pemenuhan aturan reserve requirement atau cadangan wajib minimum yang ditetapkan bank sentral.

b. Penarikan dana oleh deposan.

14

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Cet. Ke-2, h. 523

15

(39)

c. Penarikan dana oleh debitur.

d. Pembayaran kewajiban yang jatuh tempo.

Dalam rangka memenuhi likuiditasnya, maka bank dapat menggunakan beberapa pendekatan, yaitu :

a. Commercial Loan Theory atau Productive Theory of Credit atau Real Bills Doctrine

Pendekatan ini menyatakan bahwa likuiditas bank akan dapat terjamin apabila aktiva produktif bank diwujudkan dalam bentuk kredit jangka pendek dan bersifat self liquidating. Kredit jangka pendek ini terutama dalam bentuk kredit modal kerja, sehingga diharapkan dalam jangka pendek debitur mampu mengembalikan pinjamannya.

b. Asset Shiftability Theory

Pendekatan ini menyatakan bahwa likuiditas bank akan dapat dipelihara apabila asset bank dengan cepat diubah dalam bentuk asset lain yang lebih likuid sesuai dengan kebutuhan. Focus pendekatan ini adalah surat berharga, karena surat berharga dipandang cukup mudah untuk dikonversikan menjadi alat likuid. Pinjaman yang diberikan oleh bank juga dijamin menggunakan surat berharga.16

Surat berharga (financial and security) adalah suatu instrument keuangan yang diterbitkan perusahaan, lembaga keuangan dan pemerintah sebagai tujuan meminjam uang dan penghimpun modal baru. Surat-surat berharga yang biasa dipergunakan adalah saham (debenture), wesel, surat berharga pemerintah dan obligasi (bond). Sekali diterbitkan, surat berharga

16

(40)

ini dapat diperjual belikan di pasar uang (money market) atau di pasar modal (stock exchange).

Salah satu kendala operasional yang dihadapi oleh perbankan Islam adalah kesulitan dalam mengendalikan likuiditasnya secara efisien. Hal itu terlihat pada beberapa gejala, yaitu :

a. Tidak tersedianya kesempatan investasi segera atas dana, dana-dana tersebut terakumulasi dan menganggur untuk beberapa hari sehingga mengurangi rata-rata pendapatan mereka.

b. Kesulitan mencairkan dana investasi yang sedang berjalan, pada saat

ada penarikan dana dalam masa krisis.

Pada umumnya, salah satu kendala yang dialami oleh Bank Islam bila dibandingkan dengan Bank Konvensional yaitu kurangnya akses ke pasar uang (money market) sehingga Bank Islam hanya dapat memelihara likuiditasnya dalam bentuk kas.

2. Standarisasi Likuiditas

Persoalan likuiditas bagi setiap bank adalah persoalan yang amat penting dan berkaitan erat dengan kepercayaan masyarakat, nasabah dan pemerintah. Bahkan begitu pentingnya persoalan likuiditas ini bank harus mengamati, mengikuti dan terjun dalam usaha-usaha langsung agar posisi likuiditas bank terjaga setiap hari.

(41)

Oktober 1988 dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia,17 (No.21/56/Kep./Dir.tgl.27/101988) menentukan standarisasi yang harus dipelihara oleh bank yaitu 2% dari perbadingan antara alat-alat likuid yang dikuasai dengan kewajiban-kewajiban yang segera dibayar.

3. Penentuan Kebutuhan Likuiditas

Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh asset menjadi uang tunai (cash). Sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas. Kemampuan likuiditas asset tergantung pada dua factor utama, yaitu kandungan daya cair asset itu sendiri (self contained liquidity) dan daya jual asset tersebut. Daya cari asset (self liquiditing) ditentukan oleh pelaksana pemenuhan syarat-syarat penjualan asset tersebut, baik jangka waktu maupun pembayarannya. Sedangkan marketability asset ditentukan oleh kemampuan pengalihan asset tersebut kepada pihak lain secara final atau keberhasilan penawaran kepada pihak lain untuk berpartisipasi mendanai asset tersebut. Faktor yang disebut pertama berkaitan dengan teori likuiditas yang disebut commercial loan theory dan yang disebut terakhir dijumpai dalam teori yang disebut shiftability theory.18

Pengelolaan likuiditas bank juga merupakan bagian dari pengelolaan liabilitas (liability management). Melalui pengelolaan

17

Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), Edisi ke-2, h. 98-100

18

(42)

likuiditas yang baik, bank dapat memberikan keyakinan kepada para penyimpan dana bahwa mereka dapat menarik dananya sewaktu-waktu atau pada saat jatu tempo. Oleh karena itu, bank harus mempertahankan sejumlah alat likuid guna memastikan bahwa bank sewaktu-waktu dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Pada umumnya kebutuhan likuiditas bank ditentukan oleh adanya beberapa factor, yaitu :

a. Kewajiban Reserve

Kewajiban reserve adalah ratio antara komponen-komponen alat likuid dengan komponen-komponen kewajiban bank yang harus dipelihara bank dalam setiap periode tertentu. Sebagaimana terjadi pada beberapa bidang perbankan lainnya. Peraturan dibidang kewajiban reserve (statutory reserve requirement) juga terus menerus berubah. Bank sentral sebagai otoritas moneter menetapkan kewajiban reserve itu dalam rangka pengendalian jumlah uang beredar. Di samping guna mendukung pelaksanaan prinsip kehati-hatian.19

Besarnya kewajiban reserve yang ditetapkan oleb Bank Indonesia bagi setiap bank telah beberapa kali mengalami perubahan. Reserve ratio itu pernah ditetapkan sebesar 30%, lalu 15%, kemudian 2%. Demikian pula komponen-komponen reserve yang ditetapkan oleh Bank Indonesia juga telah beberapa kali mengalami perubahan. Suatu ketika (sebelum Pakto 88) Bank Indonesia menetapkan besarnya

19

(43)

komponen alat likuid itu meliputi saldo kas, saldo giro pada Bank Indonesia dan saldo giro pada bank lain, dan pada saat yang lain (setelah Pakto 88) komponen alat likuid yang diatur hanya meliputi saldo kas dan giro pada Bank Indonesia saja. Demikian pula komponen-komponen kewajiban yang diperhitungkan sebagai factor pembanding dalam perhitungan reserve ratio.

b. Tipe Dana yang Ditarik Bank

Tipe dana yang ditarik oleh bank merupakan factor yang harus diperhatikan dalam melakukan estimasi kebutuhan likuiditas bank. Untuk dana investasi mudharabah, kebutuhan likuiditas bank timbul pada tanggal jatuh tempo atas investasi tersebut. tetapi untuk wadi'ah (giro dan tabungan) kebutuhan likuiditas dapat timbul sewaktu-waktu apabila pemegang wadi'ah ingin menarik kembali sebagian atau seluruh simpanannya.

c. Komitmen Bank dalam Pembiayaan atau Investasi

(44)

35

A. Sejarah Berdirinya PT. BPRS Risalah Ummat

PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Risalah Ummat, didirikan oleh para

alumus Syari’ah Syari’ah Banking Institute (SBI) Jakarta, angkatan pertama yang

awalnya sebagai pilot project bagi penerapan sistem syari’ah islam dalam praktek

perbankan skala kecil. PT. BPRS didirikan pada hari Jum’at, tanggal 3 November

1995 dengan akte Notaris Ny. Lenny Ratna Ekowati Soebroto, SH nomor. 48.1 Akte Anggaran Dasar memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dengan keputusan tanggal 5 Desember 1995 Nomor C.2-5.845 HT01.01 tahun 1995 dan lebih diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat pada tanggal 3 Mei tahun 2001 Nomor 3 yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Sri Artati, SH. Pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 9 Agutsus 2001 Nomor C.0549 HT01.01 TH. 2001.2

Izin Usaha diberikan Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No.: 107/KM.17/1996 tanggal 24 Maret 1996, dan mulai beroperasi 8 Mei 1996. Kini Bank Syariah Risalah Ummat telah tumbuh dan berkembang menjadi Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang sehat dan profesional. Bank Ummat merupakan nama panggilan dari PT. BPRS Risalah Ummat, sebagai kantor pusat, Bank

1

Drs. Moh. Hasanudin, (Tangerang, Wawancara, 11 September 2009)

2

(45)

Ummat menempati gedung ruko berlantai 3 (tiga) milik sendiri yang berlokasi di Jalan Raya Ceger No. 97, Desa Pondok karya, Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.

Gedung kantor dilengkapi dengan peralatan yang memenuhi standar operasional sebuah bank perkreditan rakyat syariah pada umumnya dan faktor keamanan adalah faktor sebuah gedung.3

B. Visi dan Misi PT. BPRS Risalah Ummat

PT. BPRS Risalah Ummat sebagai satu Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang beroperasi berdasarkan nilai-nilai dan prinsip syari’ah mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

Visi : Menjalankan usaha sebagai BPRS yang sehat dengan berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan ummat melalui kemitraan dengan pengusaha kecil dan menengah (UKM)

Misi : Meningkatkan pertumbuhan aset dengan mempertahankan predikat tetap sehat

C. Tujuan Didirikan PT. BPRS Risalah Ummat

Secara umum didirikannya PT. BPRS Risalah Ummat adalah sebagai berikut:4

1. Meningkatkan kualitas sosial ekonomi masyarakat, mempersempit kesenjangan sosial ekonomi antara pengusaha besar dan mempertemukan

3

Ibid.

4

(46)

keduanya dalam dinamika bisnis yang luas, sehingga dengan demikian akan terus memompa denyut nadi perekonomian melalui pelestarian pembangunan nasional antara lain melalui upaya:

a. Peningkatan perluasan kesempatan kerja b. Peningkatan pendapatan masyarakat.

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini diketahui masih cukup banyak masyarakat yang enggan berhbungan dengan baik karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba.

3. Mengembangkan lembaga keuangan syari’ah yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat banyak sehingga meningkatkan usaha-usaha ekonomi rakyat dengan memperluas jaringan

lembaga keuangan syari’ah ke dalam daerah yang terpencil.

4. Berusaha sekaligus mendidik dan meningkatkan masyarakat untuk berfikir secara ekonomis, berperilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Sedangkan secara khusus, tujuan adalah meningkatkan usaha sebagai Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang sehat dengan berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan ummat melalui kemitraan dengan pengusaha kecil dan menengah (UKM).5

D. Struktur Organisasi PT. BPRS Risalah Ummat

Sebuah organisasi yang baik adalah sebuah organisasi yang masing-masing personil yang menggerakannya mengetahui akan hak dan tugasnya didalam

5

(47)

menjalankan roda aktivitas organisasi tersebut. Sedangkan keberhasilan suatu oragnisasi didalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan akan sangat realitis kalau didukung oleh sebuah manajemen yang solid. Garis yang membedakan tugas dan hak masing-masing dalam sebuah mekanisme kerja para pelaku organisasi itulah yang disebut dengan struktur organisasi.6

Struktur organisasi PT. BPRS Risalah Ummat terdiri dari: 1. Dewan Komisaris

Dewan komisaris di PT. BPRS Risalah Ummat terdrii dari dua orang, dimana salah satu diantaranya bertindak sebagai komisaris utama. Dewan komisaris bertugas mengawasi tugas-tugas direksi agar tetap mengikuti kebijakan-kebijakan umum yang digariskan sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar persero. Dewan komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris:

a. Mempertimbangkan, menyempurnakan dan mewakili para pemegang saham dalam memutuskan perumusan kebijakan umum perseroan yang baru, yang diusulkan dan dilaksanakan direksi untuk masa yang akan datang.

b. Menyelenggarakan rapat umum luar biasa pemegang saham dalam hal

pembebasan tugas dan kewajiban dewan direksi.

6

(48)

c. Mempertimbangkan dan menyetujui rancangan anggaran perusahaan dan rencana kerja untuk tahun buku baru yang diusulkan direksi.

d. Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan yang diajukan kepada bank yang jumlahnya melebihi jumlah maksimum yang dapat diputuskan direksi.

e. Menyetujui atau menolak jenis pelayanan baru yang dapat diberikan bank kepada masyrakat atau usul direksi.

f. Menyetujui atau menolak permohonan pembiayaan yang diajukan oleh direksi

g. Menyetujui semua hal yang menyangkut perubahan-perubahan modal dan pembagian laba.

h. Menandatangani surat-surat saham yang telah diberi nomor urut sesuai

dengan wewenang yang telah diberikan dalam anggaran dasar perseroan.7 2. Dewan Syariah Bertugas

Mengawasi dan mengevaluasi sistem operasi dan produk-produk bank agar

tidak menyalahi konsep syari’ah islam serta memberi keputusan berlaku atau

tidaknya produk-produk yang dikeluarkan bank.

Tugas dan tanggung jawab dewan syari’ah:

a. Memberikan masukan kepada departemen marketing dalam merancang

produk-produk yang sesuai dengan syariah islam.

b. Menyetujui/menolak produk-produk baru yang diusulkan oleh direksi.

7

(49)

c. Mengevaluasi kebijakan-kebijakan bank agar tetap sesuai dengan syari’ah islam.8

3. Direksi

Direksi tediri dari seorang direkstur utama yang dijabat oleh Drs. Moh., Hasanudin dan direktur operasional yang dijabat oleh Drs. Abdul Basir. a. Merumuskan dan mengusulkan kebijakan umum bank untuk masa yang

akan datang kepada dewan komisaris agar mencapai tujuan kontinutas b. Menyusun dan mengusulkan rancangan anggran perusahaan dan rencana

kerja untuk tahun buku yang baru kepada dewan komisaris.

c. Mengajukan neraca dan perhitungan laba rugi tahunan serta laporan-laporan berkala lainnya kepada dewan komisaris untuk mendapat penilaian.

d. Turut menandatangani surat-surat saham yang telah diberikan nomor urut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar. e. Mengajukan kepada dewan komisasri jenis pelayanan (produk) baru yang

dapat diberikan bank kepada masyarakat untuk disetujui.

f. Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tidak melampaui batas wewenangnya.

g. Menyetujui besarnya gaji dan tunjangan-tunjangan yang harus dibayarkan

kepada pegawai.

8

(50)

h. Mengamankan harta kekayaan bank agar terlindungi dari bahaya kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan.9

4. Unit Audit dan Litbank

Menjaga kekayaan bank melalui program audit control, proff dan verfikasi dari sistem monitoring yang telah dirancang serta melakukan pengembangan-pengembangan dari sistem yang telah disepakati.

Tugas dan tanggung jawab:

a. Bertanggung jawab untuk memeriksa dan melaporkan keadaan dan posisi kas serta hasil kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.

b. Bertanggungjawab untuk memeriksa dan melaporkan hasil pengawasan intern yang telah dipergunakan.

c. Mengadakan pemeriksaan secara berkala atau tiba-tiba ke setiap bagian

serta memastikan kebenaran data-data yang dikumpulkan oleh bagian accounting dan menganalisanya untuk dapat mengambil kesimpulan yang benar serta memberikan saran-saran kepada pejabat bagian masing-masing guna mengahsilkan suatu sistem pengawasan intern yang kuat.

d. Setiap laporan dari audit harus ada tembusan untuk komisaris.10

9

Ibid.

10

(51)

5. Unit Marketing

Bertanggungjawab untuk menjual produk-produk bank yang sesuai dengan syariah islam kepada nasabah dengan pelayanan yang baik sehingga dimungkinkan laba yang tinggi sesuai dengan target.

Tugas dan tanggungjawab:

a. Bertanggungjawab untuk mengatur dan mengawasi semua aktifitas yang berhubungan dengan marketing.

b. Mengadakan pembagian tugas yang baik diantara para acoount officer, service assistant dan retail kolektor.

c. Mentapkan prosentasi bagi hasil untuk kreditur dan debitur

d. Memberikan masukan-masukan pada manajemen dalam rangka memperluas pemasaran bank.

e. Ikut serta dalam komisi pembiayaan dalam menganalisa dan memutuskan usulan pembiayaan.11

6. Account Officer

Membantu kepada unit marketing dalam memasarkan produk-produk bank yang sesuai dengan syariah Islam kepada masyarakat dengan pelayanan yang baik.

Tugas dan tanggngjawab:

a. Mencari calon kreditur dan debitur yang potensial

11

(52)

b. Melakukan analisa terhadap kelayakan usaha debitur yang akan dibiayai dengan selalu memperhatikan prinsip kehati-hatiam dan menjaga kreditur sehat.

c. Memonitor pembiayaan yang telah diberikan kepada debitur dan

melakukan penagihan secara intensif terutama kepada debitur yang kurang disiplin dalam pembayaran angsuran pembiayaan.

d. Menjaga hubungan baik serta memberikan masukan-masukan yang baik

terhadap usaha yang sedang dijalankan debitur.12 7. Retail Kolektor

Membantu dan bertanggungjawab kepada bagian marketing dalam memasarkan produk-produk bank serta melakukan kegiatan penagihan secara rutin terhadap pembiayaan yang telah diberikan.

Tugas dan tanggungjawab:

a. Melakukan monitoring terhadap debitur yang dibiayai menyangkut usaha

dan pembayaran kembali yang telah dinikmati.

b. Senantiasa menjaga komunikasi yang baik dengan debitur tentang segala informasi dan kebijakan baru yang dikeluarkan bank.

c. Membuat catatan/jadwal penagihan secara tertib dan rapi dan membaginya sedemikian rupa agar tidak terjadi overlaping.13

12

Ibid.

13

(53)

8. Service Assintant

Memberikan pelayanan kepada setiap tamu dan nasabah bank dan memberikan informasih yang dibutuhkan secara jelas, baik saat berhadapan maupn melalui telepon.

Tugas dan tanggungjawab:

a. Memperlakukan dan melayani setiap tamu dan nasabah bank dengan ramah dan baik.

b. Memberikan informasi kepada tamu/nasabah mengenai produk-produk bank beserta prosedur-prosedur yang harus dilakukan oleh nasabah secara baik dan jelas.

c. Membantu calon kreditur maupun debitur dalam mengisi bukti-bukti transaksi dengan baik.14

9. Administrasi Pembiayaan dan legal

Mengatur, mengawasi dan melaksanakan kegiatan administrasi dan dokumentasi pemberian pembiayaan serta melakukan kegiatan untuk mengamankan posisi bank dala meberikan pembiayaan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Tugas dan tanggungjawab:

a. Mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi semua aktifitas yang berhubungan dengan pembiayaan.

14

(54)

b. Mengikuti perkembangan proses permohonan pembiyaan setiap nasabah

terutama dalam hal pemeriksaan kelengkapan dokumen permohonan

kredit.

c. Mengurus kelengkapan dokumen yang berhubungan dengan pembiayaan

yang akan diberikan kepada debitur, seperti akad perjanjian pembiayaan. d. Mengatur peminjaman arseip dokumen debitur dan menjaga tidak terjadi

kerusakan dan kehilangan atas dokumen-dokumen tersebut. e. Menilai secara hukum jaminan pembiayaan yang diajukan debitur.

f. Menyaipkan dan membuat surat-surat pengikatan untuk pembiayaan yang

telah disetujui.15

10. Unit Pembiayaan Macet

Mengamati pengembalian pembiayaan yang mengalami keterlambatan dan

mengatur penagihannya serta melaporkan hasil penagihan tersebut kepada

bagian administrasi pembiayaan dan legal.

Tugas dan tanggungjawab.

a. Melakukan penjadwalan penagihan sesuai dengan perjanjian

b. Mengamati posisi pembiayaan yang mengalami keterlambatan/ kemacetan

dan mengusahakan agar perlunasannya dilakukan sesuai dengan perjanjian

pembiayaan yang telah disahkan.

15

(55)

c. Mengatur semua pekerjaan yang bersifat administratif sehubung dengan

aktifitas penagihan terhadap perlunasan pembiayaan yang telah dilakukan

debitur yang bersangkutan.

d. Membuat laporan hasil kegiatan penagihan yang telah dilakukan, baik

yang berhasil maupun belum berhasil.16 11. Accounting

Mengawasi dan bertanggung jawab atas kelengkapan data dan bukti-bukti

mutasi untuk kebenaran pencatatan transaksi dengan prinsip akuntansi

Indonesia tepat pada waktunya.

Tugas dan tanggungjawab:

a. Mengatur dan mengkkordinasikan serta mengawasi semua hasil aktifitas

dan kegiatan pada bagian operasi.

b. Mengawasi kelengkapan bukti-bukti mutasi pembukuan dan kebenaran

pencatatan transaksi.

c. Mengurus dan menghitung beban pajak serta penyusutan harta tetap.

d. Mengurus dan mengawasi penyusunan laporan keuangan berkala dan

laporan-laporan lainnya yang diperlukan.

e. Menyiapkan dan membuat laporan untuk Bank Indonesia.17

16

Ibid.

17

(56)

12. Sundries

Mengawasi dan bertangungjawab terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bank koresponden dan hubungan antar bank lainnya, serta pelaksanaan perhitungan pajak.

Tugas dan tanggung jawab:

a. Mengkliring cheque/bilyet giro telah jatuh tempo.

b. Melakukan berbagai macam pentransferan dana baik berasal dari bank kepada bank koresponden maupun sebaliknya.

c. Melakukan penarikan dan penyetoran tunai pada bank koresponden. 13. Deposito

Bertanggungjawab atas pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan deposito serta kebenaran pencatatan administrasinya sesuai dengan kentuan bank

Tugas dan tanggung jawab:

a. Memeriksa keabsahan data calon nasabah

b. Menyiapkan bilyet deposito setelah mendapat persetujuan dari direksi c. Memeriksa deposito yang akan jatuh tempo dan mempersiapkan

pembayaran keuntungannya.18 14. Tabungan

Bertanggung jawab atas semua pengadministrasian tabungan, baik tabungan baru (pembukuan) maupun tabungan yang telah lama.

18

(57)

Tugas dan tanggungjawab:

a. Membukukan semua transaksi tabungan yang terjadi setiap hari.

b. Memantau rekening tabungan, posisi tabungan dan jumlah penabung

secara berkala.19

c. Menghitung bagi hasil untuk para penabung pada periode waktu yang

telah ditentukan.

15. Kas dan Teller

Melaksanakan seluruh aktifitas yang berhubungan dengan transaksi kas, mengatur dan bertanggung jawab atas se4mua pelaksanaan administrasi dan laporan perincian kas setiap hari.

Tugas dan tanggungjawab:

a. Memberikan pelayanan kepada nasabah secara cepat, cermat, lancar dan ramah

b. Mengatur dan bertanggungjawab atas dana yang tersedia, surat-surat berharga lainnya baik milik bank maupun yang dipercayakan untuk disimpan di bank.

c. Bertanggungjawab atas kecocokan saldo akhir dengan saldo uang tunai pada box teller di akhir hari.

d. Membubuhi cap tunai verifikasi dan cap-cap lainnya pada setiap dokumen pembayaran yang diuangkan atau penerimaan kas.20

19

Ibid

20

(58)

16. Unit personalia dan Umum

Bertanggungjawab penuh atas pengatran dan pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan kepegawaian, pengadaan barang yang berguna untuk kelancaran operasi bank serta pemeliharaan dan keamanan terhadap barang-barang tersebut.

Tugas dan tanggungjawab:

a. Mengatur dan mengawasi semua aktifitas yang berhubfan dengan kepegawian serta memberi arah kepada bagian personalia dalam melaksanaakan tugas-tugasnya.

b. Mengadministrasikan pelaksanaan penyusutan dan amortisasi sesuai dengan prosedur akuntansi yang dianut perbankan.

c. Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya-biaya harian (kas kredit)

d. Memeriksa dan mempertanggungjawabkan perhitungan gaji, tunjangan serta pembayaran lain yang berhubungan dengan biaya pegawai.

e. Menjaga agar semua kebijakan dibidang kepegawian yang telah ditetapkan bank dapat dilaksanakan dengan baik.

f. Mengusulkan penerimaan pegawai baru kepada direksi sesuai dengan permohonan masing-masing kepala unit dan mengatur pelaksanaan penerimaannya.21

Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi PT. BPRS Risalah Ummat, dapat dilihat pada gambar struktur

21

(59)

35

Sumber : PT. BPRS Risalah Ummat

(60)

35

E. Produk-produk PT. BPRS Risalah Ummat

Adapun produk-produk yang ditawarkan PT. Bank Perkreditan Syariah (BPRS)

Risalah Ummat adalah sebagai berikut:22 1. Tabungan

2. Deposito Mudharabah

3. Pinjaman/pembiayaan

Pinjamnan/pembiayaan ini terdiri atas: a. Murabahah

Yaitu jual beli antar bank dengan nasabah, bank membeli barang yang

diperlukan nasabah dan menjual kepada nasabah sebesar harga pokok dan

ditambah keuntungan yang dipakai. b. Istishna

Yaitu jual beli barang antara pemesan denga penerima pesanan, spesifikasi

dan harga barang pesanan disepakati diawal akad engan pembayaran

dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesepakatan. c. Ijarah wa iqtina

Sewa menyewa barang antar bank dengan penyewa setelah masa sewa

barang sewaan menjadi hak milik mu’ajir.

22

(61)

d. Musyarakah

Yaitu kerja usaha antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk

membiayai suatu jenis usaha dengan keuntungan dibagi sesuai dengan

nisbah yang disepakati bersama.23

23

Gambar

Tabel 4.1 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Investasi (Usaha Kecil Menengah)
Tabel 4.1 Hasil Prerhitungan Tingkat Investasi (Usaha Kecil Menengah) PT. BPRS
Tabel 4.2 Hasil Prerhitungan Tingkat Investasi (Investor) PT. BPRS Risalah Ummat
Tabel 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Likuiditas PT. BPRS Risalah Ummat
+7

Referensi

Dokumen terkait

4. Melaksanakan kerjasama dengan lembaga pendidikan atau tenaga pendidik untuk memperoleh anggota PPK yang memenuhi persyaratan apabila jumlah pendaftar kurang dari

Permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah bagaimana model terbaik untuk angka prevalensi penderita kusta di Jawa Timur beserta faktor-faktor yang

Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan sebagai tanda terima kasih seorang hamba Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan sebagai tanda terima kasih seorang

Pengelolaan DI Ploro, DI teknis dengan luas layanan paling kecil diantara 3 DI tersebut, kurang baik (rangking 8) disebabkan oleh ketersediaan air yang tidak dapat

Pengertian Sistem Informasi Data dan Dokumen serta Pelayanan pada Perpustakaan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya adalah suatu sistem yang dibuat

Dalam penerapan Self Assessment System ini wajib pajak diharapkan memiliki kesadaran, kejujuran, kedisiplinan dan hasrat yang tinggi dalam memenuhi

Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan

Tumbuhan hutan pantai Ujung Genteng juga kaya akan jenis JA yaitu sebanyak 23 jenis (Puspitasari et al., 2011), dibandingkan dengan hutan dari dataran tinggi