SITI NURROFIâAH
106091002870
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ii Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta
Oleh :
SITI NURROFIâAH 106091002870
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Victor Amrizal, M.Kom Viva Arifin, MMSI
NIP. 150411288 NIP. 19730810 200604 2 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Informatika,
iii
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Selasa tanggal 23 November 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Teknik Informatika
Jakarta, November 2010 Tim Penguji,
Tim Pembimbing,
Mengetahui, Penguji I
Khodijah Huliyah, M.Si NIP. 19730402 200112 2 001
Pembimbing II
Viva Arifin, MMSI NIP. 19730810 200604 2 001 Pembimbing I
Victor Amrizal, M.Kom NIP. 150411288
Penguji II
Fitri Mintarsih, M.Kom NIP. 19721223 200720 2 004
Dekan
Fakultas Sains Dan Teknologi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1 001
Ketua Program Studi Teknik Informatika
iv
Sebagai sebuah sistem, komputer dapat dipakai untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah. Tidak terkecuali kecerdasan buatan yang merupakan bagian dari ilmu komputer, ini dibuktikan dengan semakin luasnya penggunaan system pakar sebagai bagian dari kecerdasan buatan di berbagai bidang. Sistem pakar merupakan perangkat lunak computer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan suatu masalah. Salah satu contoh, pada bidang hukum, yaitu permasalahan hukum pidana sangat kompleks sehingga sulit bagi orang awam untuk mengerti dan memilah-milah pasal-pasal yang mengatur suatu kasus hukum. Hal ini sering membingungkan bagi orang awam saat terlibat dalam suatu kasus hukum sehingga perlu ada sebuah program komputer untuk membantu memahami dan memilah-milah pasal-pasal yang terlibat dalam suatu kasus hukum. Pembuatan sistem pakar kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas ini bertujuan untuk membantu masyarakat terutama masyarakat yang awam akan dunia hukum agar memahami fungsi dari KUHP, mengetahui tindak kejahatan-kejahatan, jenis-jenis kejahatan dan ancaman hukumannya. Pada pembuatan sistem ini digunakan PHP versi 5.3.1 sebagai bahasa pemrograman dan MySQl 5.1.41 sebagai basis data. Dalam penelitian ini metode mesin inferensi yang di gunakan adalah forwad chaining dan penelusurannya menggunakan depth first search, metode pengembangan sistem yang digunakan adalah ESDLC (Expert System Development Life Cycle). Sistem ini diharapkan dapat mengurangi tindak kejahatan atau kriminalitas dan kesalahan dalam pelaporan tindak pidana. Untuk kedepannya sistem ini dapat dikembangkan lagi baik dari segi knowledge base atau sistemnya.
Kata Kunci :Sistem Pakar, KUHP, Kriminalitas Jumlah Halaman : 124 halaman
v
karena berkat rahmat-Nya penyusun mampu melaksanakan tugas untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya, sehingga terlaksana sesuai dengan harapan. Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dana para sahabat-sahabatnya
Skripsi ini penulis buat sebagai syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan jenjang Strata-1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu juga penulis berharap apa yang penulis teliti, yang dijelaskan di dalam skripsi ini, dapat dipergunakan dengan baik oleh semua pihak yang membutuhkan, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di Program Studi Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat lebih maju dan lulusannya dapat bekerja secara kooperatif dengan semua elemen informatika dari seluruh dunia.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini :
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah memberikan suatu komitmen, dorongan, dan program pendidikan sesuai kebutuhan mahasiswanya.
2. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc,MIT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.
3. Bapak Victor Amrizal, M.Kom dan Ibu Viva Arifin MMSI yang telah rela
meluangkan waktunya untuk mendukung dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
vi
6. Almarhumah ibunda tercinta yang selalu penulis rindukan Hj. Malikhah,
terutama ayah tercinta H. Syahroni Yusuf yang selalu memberikan nasihat,
motivasi, mengajarkan arti hidup dan senantiasa mencurahkan doa dan
dukungannya demi kesuksesan penulis dalam proses kuliah dan kehidupan
ini.
7. Kakak penulis, Hikmah S.E.I dan adik-adik penulis Muslikhatud Diniyah,
Nana Istanarat Maulidina dan Fahmi Idris yang selalu menjadi cahaya
motivasi dalam kehidupan penulis.
8. Trimakasih juga untuk Ferry yang banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini serta Fiena, Deti, Ajeng, dan Sarika serta
sahabat-sahabat dan kawan-kawan KKN 15, TI-Networking dan Seluruh
kawan-kawan jurusan TI/SI angkatan 2006 yang sama-sama berjuang
dalam masa perkuliahan ini. Sukses selalu untuk kita semua.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini,
baik penulisan maupun aplikasinya sendiri. Oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang dapat membangun skripsi ini lebih baik lagi.
Jakarta, November 2010
ix
Halaman Judul ... i
Persetujuan Pembimbing ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Pernyataan ... iv
Abstrak ... v
Kata Pengantar ... vi
Lembar Persembahan ... viii
Daftar Isi ... ix
Daftar Gambar ... xiv
Daftar Tabel ... xviii
Daftar Lampiran ... xx
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Batasan Masalah ... 4
1.4. Tujuan Penelitian ... 5
1.5. Manfaat Penelitian ... 5
1.6. Metodologi Penelitian ... 8
x
2.2.1. Ciri-ciri Sistem Pakar ... 16
2.2.2. Keuntungan Sistem Pakar ... 16
2.2.3. Kelemahan Sistem pakar ... 17
2.2.4. Kategori Sistem Pakar ... 18
2.2.5. Struktur Sistem Pakar ... 20
2.2.5.1. Mekanisme Inferensi ... 22
2.2.5.2. Representasi Pengetahuan ... 25
2.2.6. Lingkungan Sistem Pakar ... 25
2.3. Domain Permasalahan ... 27
2.3.1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana ... 27
2.3.2. Tujuan Hukum Pidana ... 28
2.4. Konsep Database ... 29
2.4.1. Konsep Basis Data (Data Base) ... 29
2.4.2. DBMS (Database Management System) ... 31
2.4.3. SQL (structured Query Labguage) ... 34
2.4.4. Elemen-elemen Database ... 34
2.5. PHP ... 38
2.5.1. Kelebihan PHP ... 39
2.6. MySQL ... 40
xi
2.9.1. Metode Pengumpulan Data ... 47
2.10. Penelitian Sebelumnya ... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data ... 51
3.1.1. Studi Lapangan atau Observasi ... 51
3.1.2. Studi Pustaka ... 51
3.1.3. Wawancara ... 52
3.2. Metode Pengembangan Sistem ... 52
3.2.1. Inisialisasi Kasus ... 53
3.2.2. Analisis dan Desain Sistem / Konseptualisasi ... 54
3.2.3. Prototipe Dasar Kasus / Formalisasi ... 54
3.2.4. Pengembangan Sistem ... 55
3.2.5. Implementasi Sistem ... 56
3.2.6. Implementasi Tahap Lanjut ... 57
3.3. Kerangka Berfikir... 57
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Inisialisasi Kasus ... 60
xii
4.3.2. Representasi Pengetahuan ... 85
4.4. Pengembangan Sistem ... 95
4.4.1. Perancangan Sistem ... 95
4.4.1.1. Arus Data (Flowchart) ... 95
4.4.1.2. Diagram Konteks Sistem Pakar KUHP terhadap Kriminalitas ... 101
4.4.1.3. Diagram Zero Sistem Pakar KUHP terhadap Kriminalitas ... 103
4.4.1.4. Diagram Rinci Sistem Pakar KUHP terhadap Kriminalitas ... 106
4.4.1.5. Spesifikasi Proses yang diusulkan ... 117
4.4.2. Perancangan Database ... 119
4.4.2.1. Entity Relationship Diagram (ERD) ... 119
4.4.2.2. Spesifikasi Database ... 120
4.4.2.3. Penerjemahan ERD ke LRS ... 122
4.4.3. Perancangan State Transition Diagram (STD) ... 123
4.4.4. Perancangan User Interface ... 125
4.5. Implementasi Sistem ... 127
4.5.1. Konstruksi Sistem Pakar ... 127
xiii
5.1. Kesimpulan ... 145
5.2. Saran ... 145
DAFTAR PUSTAKA ... 147
xiv
Gambar 2.1. Diagram Blok Umum Struktur Sistem Pakar ... 20
Gambar 2.2. Depth First Search ... 24
Gambar 2.3. Jenjang dari data ... 30
Gambar 2.4.Cardinality one to one ... 36
Gambar 2.5. Cardinality one to many ... 36
Gambar 2.6. Cardinality many to many ... 36
Gambar 3.1. Fase pengembangan sistem pakar ... 53
Gambar 3.2. Kerangka berfikir (bagian 1) ... 58
Gambar 3.3. Kerangka Berfikir (bagian 2) ... 59
Gambar 4.1. Kerangka Sistem Pakar ... 65
Gambar 4.2. Pohon Inferensi Sistem Pakar KUHP terhadap kriminalitas ... 67
Gambar 4.3. Penenelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada kasus pencurian ... 73
Gambar 4.4. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada kasus pemerasan ... 82
Gambar 4.5. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Penggelapan ... 83
Gambar 4.6. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Pengrusakan ... 84
xv
Gambar 4.11. flowchart login ... 98
Gambar 4.12. flowchart halaman utama admin ... 98
Gambar 4.13. flowchart kejahatan ... 99
Gambar 4.14. flowchart pasal ... 99
Gambar 4.15. flowchart manajemen admin ... 100
Gambar 4.16. flowchart halaman informasi ... 100
Gambar 4.17. flowchart halaman buku tamu ... 101
Gambar 4.18. Diagram Konteks Sistem Pakar KUHP Terhadap Kriminalitas 101
Gambar 4.19. Diagram Zero Sistem Pakar KUHP Terhadap Kriminalitas ... 103
Gambar 4.20. Diagram Level 1 Proses ke-1 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 106
Gambar 4.21. Diagram Level 1 Proses ke-2 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 109
Gambar 4.22. Diagram Level 1 Proses ke-3 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 111
Gambar 4.23. Diagram Level 1 Proses ke-4 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 113
Gambar 4.24. Diagram Level 1 Proses ke-5 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 116
xvi
Gambar 4.29. Contoh code program warning pada proses debugging ... 128
Gambar 4.30. Contoh code program error pada proses debugging ... 128
Gambar 4.31. Contoh code program sukses pada proses debugging ... 129
Gambar 4.32. Tampilan Menu Home ... 132
Gambar 4.33. Tampilan Menu Profil ... 133
Gambar 4.34. Tampilan Menu Petunjuk ... 134
Gambar 4.35. Tampilan Menu Sistem Pakar ... 134
Gambar 4.36. Tampilan Menu Pencarian ... 135
Gambar 4.37. Tampilan Menu Buku Tamu ... 135
Gambar 4.38. Tampilan Menu Login ... 136
Gambar 4.39. Tampilan Menu Home pada admin ... 136
Gambar 4.40. Tampilan awal Menu Kejahatan pada admin ... 137
Gambar 4.41. Tampilan Menu kejahatan di admin ... 138
Gambar 4.42. Tampilan Menu tambah kejahatan ... 138
Gambar 4.43. Tampilan Menu view kejahatan ... 139
Gambar 4.44. Tampilan Menu edit kejahatan ... 139
Gambar 4.45. Tampilan Menu delete kejahatan ... 140
Gambar 4.46. Tampilan Menu Pasal pada admin ... 141
Gambar 4.47. Tampilan Menu Manajemen Admin ... 142
xviii
Tabel 2.1. Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar ... 15
Tabel 2.2. Elemen-elemen ERD ... 35
Tabel 2.3. Simbol Penghubung ... 41
Tabel 2.4. Simbol Proses Flowchart ... 42
Tabel 2.5. Simbol input output flowchart ... 44
Tabel 2.6. Simbol Data Flow Diagram ... 45
Tabel 4.1. knowledge base mesin inferensi pada kasus pencurian ... 74
Tabel 4.2. Alur Proses ... 102
Tabel 4.3. Proses Mengolah Modul Kejahatan ... 104
Tabel 4.4. Proses Mengolah Modul Pasal ... 104
Tabel 4.5. Proses Mengolah Modul Manajemen Admin. ... 104
Tabel 4.6. Proses Mengolah Modul Informasi ... 105
Tabel 4.7. Proses mengolah modul buku tamu ... 105
Tabel 4.8. Proses mencari data master kejahatan ... 107
Tabel 4.9. Proses menambah data master kejahatan ... 107
Tabel 4.10. Proses melihat master kejahatan ... 107
Tabel 4.11. Proses mengedit master kejahatan ... 108
Tabel 4.12. Proses menghapus kejahatan ... 108
Tabel 4.13. Proses mencari data master pasal ... 109
xix
Tabel 4.18. Proses menambah master admin ... 112
Tabel 4.19. Proses menghapus master data pasal ... 112
Tabel 4.20. Proses mencari master data informasi ... 113
Tabel 4.21. Proses menambah master data informasi ... 113
Tabel 4.22. Proses mengedit master data pasal ... 113
Tabel 4.23. Proses melihat master data informasi ... 114
Tabel 4.24. Proses menghapus informasi ... 114
Tabel 4.25. Proses menampilkan data master bukutamu ... 116
Tabel 4.26. Proses melihat master bukutamu ... 117
Tabel 4.27. Proses menghapus master bukutamu... 117
Tabel 4.28. Tabel admin ... 120
Tabel 4.29. Tabel kejahatan ... 120
Tabel 4.30. Tabel pasal ... 121
Tabel 4.31. Tabel link ... 121
Tabel 4.32. Tabel informasi ... 121
Tabel 4.33. Tabel bukutamu ... 122
Tabel 4.34. Pengujian Halaman Interface Untuk User ... 129
xx LAMPIRAN B (Wawancara)
LAMPIRAN C (Hasil Pengujian dan evaluasi Lapangan)
1 1.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara hukum, memiliki bermacam-macam peraturan
hukum, salah satunya adalah Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
yang digunakan untuk mengatur berbagai macam tindak pidana. Adapun jenis
tindak pidana yang sering terjadi adalah tindak pidana terhadap kriminalitas.
Masalah hukum pidana sangat kompleks sehingga sulit bagi orang awam
untuk mengerti dan memilah-milah pasal-pasal yang mengatur suatu kasus
hukum. Hal ini sering membingungkan bagi orang awam saat terlibat dalam
suatu kasus hukum sehingga perlu ada sebuah program komputer untuk
membantu memahami dan memilah-milah pasal-pasal yang terlibat dalam
suatu kasus hukum (Handojo, dkk, 2006).
Menurut Turban (2005:31) ketika suatu organisasi mengambil suatu
keputusan rumit atau memecahkan suatu masalah, organisasi sering melirik
para pakar untuk mendapatkan nasihat. Pakar yang dipilih memiliki
pengetahuan khusus mengenai sesuatu dan berpengalaman di masalah
tersebut.
Indonesia sebagai sebuah Negara hukum sudah memiliki
peraturan-peraturan hukum pidana, yaitu Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP),
awam untuk dapat mengerti dan mengetahui pasal-pasal yang terdapat dalam
buku KUHP yang ada. Belum lagi ditambah ketidakmengertian tentang
hukum menyebabkan faktor kebingungan bagi masyarakat awam saat terlibat
dalam kasus pidana, baik sebagai tersangka, sebagai korban maupun sebagai
pihak keluarga dari tersangka ataupun korban.
Dalam tugas akhir ini penulis mengangkat tema sistem pakar kitab
undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas. Pengembangan aplikasi
sistem pakar di bidang hukum diharapkan dapat memudahkan bagi
masyarakat terutama masyarakat awam (awam dalam dunia hukum) untuk
mengetahui, mengerti dan memahami tindak pidana dan ancaman
hukumannya seperti yang sudah di atur dalam KUHP. Dari hasil penelitian
yang dihasilkan dari wawancara dengan salah satu petugas polisi di bagian Sat
reskrim Polres Metro Jakarta Selatan menyatakan bahwa masih banyak warga
yang salah melapor jenis tindak kejahatannya. Mereka hanya mengetahui
kejadian tindak kejahatannya tanpa mengetahui dan memahami jenis
kejahatan tersebut, sehingga ketika sat reskrim melakukan penyelidikan dan
penyidikan ternyata laporan yang diberikan dan hasil dari penyelidikan dan
peyidikan tidak sesuai. Terkadang kasus tersebut tidak dapat terselesaikan.
Mayoritas pegawai pada pihak sat reskrim tidak hafal dengan pasal-pasal
dalam KUHP namun mereka faham dan mengerti akan pasal-pasal yang
KUHP terhadap masyarakat agar diharapkan masyarakat lebih memiliki sikap
tanggung jawab terhadap hukum. Dengan Sistem pakar ini masyarakat dan
pihak sat reskrim akan lebih mudah dalam menggunakan KUHP.
Dengan latar belakang masalah tersebut, maka dengan ini penulis
mengajukan judul skripsi : âSistem Pakar Kitab Undang-undang Hukum Pidana Terhadap Kriminalitas (Studi Kasus : Sat Reskrim POLRES Metro Jakarta Selatan)â.
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada latar belakang penulisan,
maka penulis merumuskan permasalahan yang ada yaitu :
1. Bagaimana cara membuat sistem yang dapat digunakan sebagai
pengganti dalam menggunakan buku KUHP manual.
2. Bagaimana membangun suatu sistem yang interaktif yang bisa
membantu user dalam mengenal lebih jauh jenis-jenis tindak kejahatan
dan ancaman hukuman pidananya sehingga dapat meminimalisir
masyarakat yang buta akan hukum.
3. Bagaimana cara membangun sistem pakar kitab undang-undang hukum
pidana terhadap kriminalitas yang terdiri dari banyak kejahatan yang
kemudian hasil keluarannya akan di klasifikasikan dalam beberapa jenis
4. Bagaimana cara penyajian sistem pakar permasalahan tindak pidana
terhadap kriminalitas ini agar dapat diakses secara mudah dan
interaktif.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Sistem pakar untuk permasalahan tindak pidana terhadap kriminalitas
ini menggunakan xampp versi 1.7.3, php versi 5.3.1 dan database
menggunakan MySQL versi 5.1.41 .
2. Analisis dan perancangan database yang akan menampung data-data
yang berkaitan dengan sistem pakar untuk sistem pakar kitab
undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas.
3. Dalam melakukan perancangan aplikasi penulis menggunakan flowchart
DFD, serta perancangan databasenya penulis menggunakan entity relationship diagram serta perancangan state transition diagram (STD). 4. Masyarakat awam disini adalah masyarakat yang awam akan dunia
hukum namun sudah bisa mengoperasikan internet minimal komputer.
5. Dalam sistem ini penulis hanya membahas kejahatan-kejahatan yang
ancaman pidananya berupa pasal-pasal yang berhubungan dengan
yang digunakan sebagai knowledge base.
6. Pembangunan sistem pakar menggunakan mesin inferensi forward chaining (penalaran maju) dan penelusuran depth first search.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pemanfaatan sistem pakar kitab undang-undang hukum
pidana terhadap kriminalitas yang digunakan untuk menyeleksi
pasal-pasal KUHP yang terlibat dalam sebuah kasus pidana.
2. Mengetahui sejauh mana sistem pakar dapat membantu dan memberi
kemudahan bagi user dan masyarakat dalam menggunakan sistem
tersebut.
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Penulis
a. Mengetahui lebih mendalam tentang Sistem Pakar atau Expert System (tentang pembuatan, fungsi dan kegunaannya).
b. Mengetahui dan memahami fungsi, kegunaan, dan penerapan
Teknik Informatika, Fakultasa Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
d. Untuk memperkenalkan gambaran umum perusahaan yang
diperlukan mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja yang
sesuai dengan bidangnya dan sebagai pengalaman kerja.
1.5.2. Bagi Pihak Kepolisian
a. Turut membantu dalam mensosialisasikan kepada masyarakat
terutama masyarakat yang awam akan hukum dan fungsi dan
kandungan KUHP.
b. Dapat membantu dan mempermudah dalam menggunakan
KUHP .
c. Dapat membantu agar tidak terjadi lagi masyarakat yang salah
melapor jenis kejahatannya sehingga mempermudah pihak
kepolisian dalam proses penyelidikan dan penyidikan.
d. Sistem pakar yang dibangun ini dapat digunakan sebagai media
yang interaktif yang digunakan oleh pihak kepolisian Metro
Jakarta Selatan yang difungsikan untuk digunakan oleh user
(masyarakat yang awam akan hukum) agar lebih mengerti dan
a. Memberikan kemudahan dalam mengakses sistem pakar KUHP
terutama untuk tindak kejahatan kriminalitas yang ada pada
sistem.
b. Memberikan kemudahan dalam melakukan konsultasi tanpa
mengeluarkan biaya yang banyak.
c. Dapat memberi kemudahan dalam memahami isi dan
kandungan tindak kejahatan dan ancaman hukumannya yang
sudah tertera dalam sistem pakar KUHP.
1.5.4. Bagi Universitas
a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi
pelajaran yang diperoleh dibangku kuliah.
b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan
ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.
c. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam
1.6.1. Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, penulis menggunakan tiga
metode, yaitu :
1. Studi Pustaka
Studi Pustaka, yakni mengumpulkan data dan referensi melalui literatur,
buku, artikel maupun secara online menggunakan media internet untuk
mendapatkan referensi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
2. Studi Lapangan
Yaitu dengan mengumpulkan bahan dan data yang berguna dalam
penelitian langsung dari tempat penelitian.
3. Wawancara
Wawancara, yakni mengumpulkan data melalui tanya jawab dengan
pihak yang terkait dengan sistem yang bersangkutan.
1.6.2. Metode Pengembangan Sistem
Dengan mengacu pada latar belakang penelitian, perumusan dan
pembatasan permasalahan, serta tujuan dan manfaat penelitian yang ada,
penulis memutuskan untuk menggunakan model expert system development life cycle. Pemilihan metode ini dilakukan dengan alasan tahapan yang ada pada model pengembangan sistem ini dapat merepresentasikan kebutuhan
menengah. Tahapan-tahapan dalam metode pengembangan sistem pada
penelitian tugas akhir ini, yaitu terdiri dari :
1. Identifikasi atau Inisialisasi Kasus
Tahap ini merupakan tahap penentuan hal-hal penting sebagai
dasar dari permasalahan yang akan dianalisis. Tahap ini
merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang
akan dimplementasikan dalam sistem. Setiap masalah yang
diidentifikasikan harus dicari solusi, fasilitas yang akan
dikembangkan, penentuan jenis bahasa pemrograman dan
tujuan yang ingin dicapai dari proses pengembangan tersebut.
Apabila proses identifikasi masalah dilakukan dengan benar
maka dicapai hasil yang optimal.
2. Konseptualisasi atau Analisis dan Desain Sistem
Hasil identifikasi dikonseptualisasikan dalam bentuk relasi
antar data, hubungan antar pengetahuan dan konsep-konsep
penting dan ideal yang akan diterapkan dalam sistem.
Konseptualisasi juga menganalisis data-data penting yang
harus didalami bersama dengan pakar dibidang permasalahan
tersebut. Hal ini dilakukan untuk memeperoleh hasil
konfirmasi hasil wawancara dan observasi sehingga hasilnya
3. Formalisasi atau Prototype Dasar Kasus
Apabila tahap konseptualisasi telah selesai dilakukan, maka di
tahap formalisasi konsep-konsep tersebut diimplementasikan
secara formal, misalnya memberikan kategori sistem yang akan
dibangun, mempertimbangkan beberapa factor pengambilan
keputusan seperti keahlian manusia, kesulitan dan tingkat
kesulitan yang mungkin terjadi, dokumentasi kerja dan
sebagainya.
4. Pengembangan sistem
Pengembangan sistem diperlukan agar sistem yang di bangun
tidak menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Hal
pengembangn sistem yang paling berguna adalah proses
dokumentasi sistem dimana dapat menjadi tolak ukur
pengembangan sistem dimasa mendatang termasuk didalamnya
adalah kamus masalah yang diselesaikan
5. Implementasi
Apabila pengetahuan sudah diformalisasikan secara lengkap,
maka tahap implementasi dapat dimulai dengan membuat garis
masalah kemudian memecahkan masalah ke dalam
Sistem pakar yang selesai dibangun, perlu untuk dievaluasi
untuk menguji dan menemukan kesalahannya. Hal ini
merupakan hal yang umum dilakukan karena suatu sistem
belum tentu sempurna setelah selesai pembuatannya sehingga
proses evaluasi diperlukan untuk penyempurnaannya. Dalam
evaluasi akan ditemukan bagian-bagian yang harus dikoreksi
untuk menyamakan permasalahan dan tujuan akhir pembuatan
sistem. Serta dokumentasi agar dapat menjadi tolok ukur
pengembangan sistem di masa mendatang.
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika dari penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, Penulis menerangkan latar belakang
pemilihan judul skripsi, maksud dan tujuan penelitian,
pembatasan masalah, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini, Penulis menerangkan dan menjelaskan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini, penulis menerangkan tentang metodologi
penelitian yang digunakan serta langkah-langkah yang
digunakan terkait dengan penelitian yang dilakukan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis menerangkan dan membahas
tentang analisis terhadap kebutuhan sistem tersebut.
Perancangan sistem serta implementasi pengembangan
secara konkrit.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan serta
saran yang dapat membantu pengembangan sistem ini di
13
2.1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
Artificial Intelligence merupakan subbidang pengetahuan computer yang khusus ditunjukan untuk membuat software dan hardware yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia. Dengan
demikian, computer bisa membantu manusia memecahkan berbagai
masalah yang lebih rumit (Suparman,2005:1).
Aplikasi AI tidak didasarkan pada algoritma, tetapi pada
representasi dan manipulasi simbol. Aplikasi AI dapat menarik
kesimpulan dari pengalamannya melalui basis pengetahuan. Teknik dasar
untuk melakukan hala tersebut adalah pelacakan (search) dan pencocokan pola (pattern matching). Walaupun secara langsung pemecahan masalah AI tidak didasarkan pada algoritma, sebenarnya dalam implementasi
proses pelacakan, algoritma tetap digunakan. Program yang didasarkan
pada algoritma melaksanakan manipulasi simbolis yang menyebabkan
suatu masalah bisa terpecahkan dengan cara yang mendekati cara kerja
berfikir manusia.
Kecerdasan tiruan dapat meliputi aplikasiâaplikasi sebagai berikut :
a. Sistem Pakar (Expert Sistem).
d. Pengenalan Ucapan (Speech Recognition) e. Permainan ( Game )
f. Intelligent Computer-aided Instruction
g. Computer Vision
2.2. Sistem Pakar
Intelligence (kecerdasan) mencakup berbagai keahlian kognitif yang didalamnya termasuk kemampuan untuk memecahkan permasalahan,
belajar dan memahami bahasa. Salah satu dari aplikasi AI (Artificial Intelligence) yaitu sistem Pakar (Expert System) yaitu Program-program AI yang mencapai kemampuan tingkat pakar dalam menyelesaikan suatu
permasalahan dalam suatu lingkup tertentu dan menghasilkan suatu
pengetahuan tentang masalah yang spesifik atau disebut dengan basis
pengetahuan (Knowledge Based).
Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang berbasis pada
pengetahuan yang terpadu di dalam suatu sistem informasi dasar yang ada,
sehingga memiliki kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah
dalam bidang tertentu secara cerdas dan efektif, sebagaimana layaknya
seorang pakar (Marimin, 2005:14).
Sistem pakar atau expert system adalah paket perangkat lunak pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang dapat mencapai
beberapa bidang khusus dan biasanya memepersempit area masalah
(Turban, 2005:31).
Menurut Oxman sistem pakar adalah perangkat lunak komputer
yang menggunakan pengetahuan (aturan-aturan tentang sifat dari unsur
suatu masalah), fakta dan teknik inferensi untuk masalah yang biasanya
membutuhkan kemampuan seorang ahli (Marimin, 2005:20).
Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat
menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu
informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan
bantuan para ahli di bidangnya.
Sistem pakar dapat membantu aktivitas para pakar sebagai
asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang
dibutuhkan. Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan
kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam
bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam
basis pengetahuan, yang selanjutnya digunakan dalam proses
[image:33.612.115.508.241.535.2]pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.
Tabel 2.1 Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar
Sistem Konvensional Sistem Pakar
1.Informasi dan pemrosesannya biasanya jadi satu dengan program
2.Biasanya tidak bisa menjelaskan mengapa suatu input data itu dibutuhkan atau bagaimana output itu diperoleh
2.Penjelasan adalah bagian terpenting dari sistem pakar
3.Pengubahan program cukup sulit dan membosankan
3.Pengubahan aturan dapat dilakukan dengan mudah
4.Sistem hanya akan beroperasi jika sistem tersebut sudah lengkap
4.Sistem dapat beroperasi hanya dengan beberapa aturan
5.Eksekusi dilakukan langkah demi langkah
5.Eksekusi dilakukan pada keseluruhan basis pengetahuan
6.Menggunakan data 6.Menggunakan Pengetahuan
7.Tujuan utamanya adalah efisiensi
7. Tujuan utamanya adalah efektifitas
(Sumber : Kusumadewi, 2003:112)
2.2.1. Ciri â ciri Sistem Pakar
Menurut Desiani dan Arhami (2006:231), dalam pembuatan sistem
pakar harus diketahui ciri-ciri dan kategori masalah sistem pakar.
Pada umumnya sistem pakar bersifat:
1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan
langkah-langkah antara maupun dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian.
2. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau
3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
4. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.
2.2.2. Keuntungan Sistem Pakar
Beberapa kelebihan dari sistem pakar adalah ;
1. Memungkinkan seorang awam bisa melakukan pekerjaan
pakar.
2. Meningkatkan produktifitas kerja dengan cara meningkatkan
efisiensi. Karena sistem pakar dapat digunakan setiap hari dan
dapat di akses dimanapun.
3. Menghemat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Dapat diberi pengamanan seperti autentifikasi dan otorisasi
pengguna .
5. Dapat memperoleh dan menyimpan pengetahuan pakar yang
bernilai.
6. Lebih cepat dalam memecahkan masalah.
7. Biaya yang digunakan lebih murah (dengan catatan sistem
pakar sudah ada).
2.2.3. Kelemahan Sistem Pakar
Selain mempunyai kelebihan sistem pakar juga mempunyai
kelemahan, yaitu : Pengembangan sistem pakar sangat sulit, lebih sulit
1. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar
berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya
yang sangat besar
untuk pengembangan dan pemeliharaanya.
2. Sistem pakar tidak 100% menguntungkan, karena seseorang
yang telibat dalam sistem pakar tidak selalu benar. Oleh
karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.
2.2.4. Kategori Sistem Pakar
Desiani dan Arhami (2006:232-233), Secara umum ada beberapa
kategori dan area permasalahan sistem pakar, yaitu :
1. Interpretasi, yaitu pengambilan keputusan atau deskripsi
tingkat tinggi dari sekumpulan data mentah. Termasuk
diantaranya pengawasan, analisis citra dan beberapa analisis
kecerdasan.
2. Proyeksi, yaitu memprediksi akibat- akibat yang dimungkinkan
dari situasi-situasi tertentu. Seperti peramalan, prediksi
demografis dan peramalan ekonomi.
3. Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi
kompleks berdasakan pada gejala-gejala yang diamati. Seperti
diagnodis perangkat lunak, diagnosis pada dunia medis.
4. Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen-komponen
memenuhi permasalahan-permasalahan tertentu. Seperti layout
sirkuit dan perancangan bangunan.
5. Perencanaan, yaitu kemampuan untuk merencanakan sistem
yang akan dipakai atau membangun rencana untuk mencapai
sasaran. Seperti perencanaan keuangan, komunikasi, militer,
pengembangan produk dan manajemen proyek.
6. Monitoring, yaitu membandingkan antara tingkah laku suatu
sistem yang diamati dengan tingkah laku yang diharapkan.
Seperti Computer Aided Monitoring System.
7. Debugging dan repair, yaitu menentukan dan
menginplementasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi.
Seperti memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan dan
memberikan solusi terhadap kerusakan-kerusakan pada salah
satu perangakat komputer.
8. Instruksi, yaitu mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam
pemahaman domain subjek. Seperti melekukan instruksi untuk
diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja.
9. Pengendalian, yaitu mengatur tingkah laku suatu environment
yang kompleks seperti control terhadap interpretasi, prediksi,
perbaikan dan monitoring sistem.
10.Seleksi, yaitu mengidentifikasikan pilihan terbaik dari
11.Simulasi, yaitu pemodelan interaksi antara
komponen-komponen sistem .
2.2.5. Struktur Sistem Pakar
Komponen utama pada sistem pakar meliputi:
[image:38.612.114.512.132.523.2]User
Gambar 2.1.diagram blok umum struktur sistem pakar
(Sumber: Suparman, 2007:102)
1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar,
yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar. Basis
pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah
informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah
adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari User Interface
Inference Engine
⢠Rule Interpreter ⢠Control Strategi
Knowledge Base
⢠Rules
⢠Frames
⢠Semantic nets ⢠etc
Data base (working memory)
â¢System status â¢Initial states
fakta yang sudah diketahui. Perencana dapat memilih
predikat kalkulus, list, frame, semantic work, script dan kaidah produksi atau lainnya. Di lain pihak, melalui pengalaman yang
panjang diperoleh bahwa salah satu metode terbaik
representasi pengetahuan untuk sistem pakar adalah kaidah
produksi.
2. Basis Data (Data Base)
Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, di
mana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi
kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data
menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem
mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada
saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan.
Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi
dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.
Basis data menyimpan daftar kaidah yang sudah diakui,
sehingga membantu proses tracking. Urutan kaidah bisa diberikan kemudian jika user memerlukan penjelasan tentang
proses penalaran.
3. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar.
Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran
pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi
terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah,
model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan
dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam
prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran
dan strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari
strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk
menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya. Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam
melakukan proses penalaran. Terdapat tiga teknik
pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua tehnik pengendalian tersebut.
4. Antarmuka Pemakai (User Interface)
Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi
antara pemakai dengan komputer.
2.2.5.1. Mekanisme Inferensi
Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang
berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama konsultasi antar
sistem dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu
demi satu sampai kondisi aturan itu benar. Secara umum ada dua
teknik utama yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk
pengujian aturan, yaitu penalaran maju (forward chaining) dan penalaran mundur (backward chaining) (Andi, 2009:15).
Selain teknik penalaran, diperlukan juga teknik penelusuran
data dalam bentuk network atau jaringan yang terdiri dari node â node berbentuk tree atau pohon. Ada tiga teknik yang digunakan dalam proses penelusuran data, yaitu Depth First Search, Breadh First Search, dan Best First Search (Andi, 2009:16).
Di dalam proses mekanisme inferensi ini dilakukan dua
tahapan yaitu :
a. Forward Chaining
Forward cahining adalah suatu rantai yang dicari atau dilewati / dilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusinya
(Arhami, 2005:11).
Pada tahapan forward chaining dilakukan dengan membuat pohon inferensi untuk memudahkan mencari bagian JIKA terlebih
dahulu dari pasal-pasal yang berhubungan dengan tindak pidana
terhadap kriminalitas, Setelah semua kondisi JIKA dipenuhi, aturan
b. Depth First Search
Depth First Search adalah teknik penelusuran data pada node â node secara vertikal dan sudah terdefinisikan, misalnya dari kiri ke kanan. Keuntungan pencarian data dengan teknik ini adalah
bahwa penelusuran masalah dapat digali secara mendalam sampai
ditemukannya kepastian suatu solusi yang optimal (Andi, 2009:13).
Pada tahapan depth first search ini dilakukan penelusuran data dari parameter atau kejahatan-kejahatan dan ancaman tindak
pidana berupa pasal-pasal pada node â node yang sudah terdefinisikan (pertanyaan), dari semua rangkaian node secara mendalam sampai ditemukannya kesimpulan.
(Sumber: Andi, 2009:17)
[image:42.612.115.505.138.505.2]2.2.5.2. Representasi Pengetahuan
Representasi Pengatahuan merupakan kombinasi sistem
berdasarkan dua elemen, yaitu struktur data dan penafisiran
prosedur, yang akan digunakan pengatahuan dalam menyimpanan
struktur data (Arhami, 2006:63).
Teknik representasi pengetahuan yang dilakukan pada tahap
ini adalah dengan menggunakan kaidah produksi, yaitu membuat
kaidah produksi berupa aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang
mengekspresikan situasi (pernyataan berawal IF) dan aksi
merupakan bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu yang
diharapkan jika suatu situasi bernilai benar (pernyataan berawalan
THEN).
2.2.6. Lingkungan Sistem Pakar
Menurut Turban (dalam arhami dan desiani, 2006:240-241), ada 4
unsur manusia dalam sistem pakar, yaitu :
1. Pakar (The Expert)
Pakar merupakan orang yang menguasai bidang ilmu
pengetahuan tertentu, berpengelaman, pengambil keputusan,
dan menguasia metode-metode tertentu, serta mamapu
memanfaatkan telentanya dalam memeberikan nasehat atau
2. Perekeyasa Pengetahuan (Knowledge Engineer)
Knowledge Engineer adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun area permasalahan dengan
menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban
pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi,
mengajukan counter example, dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.
3. Pemakai (User)
Sistem pakar memiliki beberapa kelas pemakai, yaitu:
a. Pemakai bukan pakar, sistem pakar berperan sebagai
seorang konsultan atau pemberi nasihat.
b. Siswa yang ingin belajar, sistem pakar berperan sebagai
instruktur.
c. Pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan
menambah basis pengetahuan, sistem pakar berperan
sebagai rekan kerja atau partner.
d. Pakar, sistem pakar berperan sebagai kolega aau asisten.
4. Unsur lainnya
Unsur lainnya yang termasuk unsure manusia dalam sistem
builder dapat menyediakan atau membangun tool-tool yang khusus.
2.3. Domain Permasalahan
2.3.1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
Hukum adalah rangkaian kaidah atau norma yang mengatur
tingkah laku dan perbuatan manusia dalam hidup bermasyarakat.
Menurut W.P.J. Pompe (dalam Hamzah, 2008:78) hukum pidana
adalah himpunan peraturan yang menentukan perbuatan apa yang di
ancam dengan pidana dan di mana pidana itu menjelma. Hukum
pidana adalah peraturan hukum mengenai pidana. Kata pidana berarti
hal yang dipidanakan, yaitu oleh instansi yang berkuasa dilimpahkan
kepada seorang oknum sebagai hal yang tidak enak dirasakannya dan
juga hal yang tidak sehari-hari dilimpahkan (Prodjodikoro, 2003:1).
Pada saat kemerdekaan Republik Indonesia masih tetap berlaku di
Indonesia berdasarkan ketentuan pasal II aturan peralihan UUD 1945.
Tetapi karena dalam KUHP itu ada yang tidak sesuai lagi dengan jiwa
UUD 1945, maka pada tanggal 24 Februari 1945 diadakan penyesuain,
perubahan serta penambahan ketentuan-ketentuan dalam KUHP
tersebut agar sejiwa dan searah dengan UUD 1945 (Hawari, 2008:8).
KUHP terdiri dari tiga buku, sebagai berikut :
Buku I, yang memuat tentang Ketentuan-ketentuan umum (pasal 1
kekuasaan berlakunya ketentuan-ketentuan hukum pidana,
pengecualian dan pengurangan serta penambahan pidana, percobaan,
penyertaan, gabungan, atau pembarengan perbuatan dan lain
sebagainya (Hawari, 2008:8).
Buku II, memuat perihal kejahatan (pasal 104 sampai dengan 488)
didalamnya antara lain tentang pencurian beserta pidananya,
penggelapan beserta ancaman pidananya, pembunuhan dan lain
sebagainya.
Buku III, memuat perihal pelanggaran(pasal 489 sampai dengan
570). Bentuknya KUHP merupakan hukum tertulis yang berarti belum
atau tidak dikondifikasikan, isi dari hukum tersebut adalah: hukum
perintah, hukum larangan, dan sanksi akibat hukum yang diderita oleh
seseorang karena orang tersebut melanggar peraturan. Sifatnya adalah
mempunyai sifat yang harus ditaati, jika tidak maka diancam sanksi
(Hawari, 2008:9).
Tujuan yang hendak dicapai oleh hukum, untuk masyarakat adalah
aman dari ancaman, gangguan, hambatan dan tekanan. Tertib bebas
dari pelanggaran kejahatan.
2.3.2. Tujuan Hukum Pidana
Menurut Prodjodikoro (2003:20).Tujuan hukum pidana adalah :
1. Untuk menakut-nakuti orang jangan sampai melakukan
preventie) maupun secara menakut-nakuti orang tertentu yang sudah menjalankan kejahatan agar dikemudian hari tidak
melakukan kejahatan lagi (speciale preventive).
2. Untuk mendidik dan memperbaiki orang-orang yang sudah
menandakan suka melakukan kejahatan agar menjadi orang
yang baik tabiatnya sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
2.4. Konsep Database
2.4.1. Konsep Basis Data (Data Base)
James F. Courtney Jr. dan David B. Paradice dalam buku
âDatabase System for Managementâ menjelaskan sistem database
adalah sekumpulan database yang dapat dipakai secara
bersama-sama, personal-personal yang merancang dan mengelola database,
teknik-teknik untuk merancang dan mengelola database, serta
komputer untuk mendukungnya (Sutabri, 2005 : 161).
Dari definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa sistem
database mempunyai beberapa elemen penting, yaitu database
sebagai inti sistem database, perangkat lunak untuk mengelola
database, perangkat keras sebagai pendukung operasi pengolahan
data, serta manusia mempunyai peran penting dalam sistem
tersebut.
Sampai dengan membentuk database, data mempunyai
Gambar 2.3. Jenjang dari data
(Sumber: Jogianto, 2005)
a. Characters
Characters adalah bagian data yang terkecil, dapat berupa karakter numeric, huruf ataupun karakter-karakter khusus yang membentuk
suatu item data atau field. b. Field
Field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data, seperti nama, jenis kelamin, dan lain-lain.
Kumpulan dari field membentuk suatu record. 1)Nama field (field name)
Field harus diberi nama untuk membedakan field yang satu dengan field yang lain.
Database
File
Record
Data Item atau Field
2)Representasi dari field (field representation)
Representasi dari field menunjukkan tipe dari field (field type)
dapat berupa tipe numeric, karakter, tanggal, dan lain-lain. Serta
lebar dari field menunjukkan ruang maksimum dari field yang dapat diisi dengan karakter-karakter data.
3)Nilai dari field (field value)
Nilai dari field menunjukkan isi dari field untuk masing-masing
record. c. Record
Record adalah kumpulan dari field yang membentuk suatu record. Kumpulan dari record membentuk file. Misalnya file pegawai, tiap-tiap record dapat mewakili data tiap-tiap pegawai.
d. File
File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis. Misalnya file pangkat berisi tentang semua pangkat yang ada.
2.4.2. DBMS (Database Management System)
Inti dari suatu basis data adalah database management system (DBMS), yang membolehkan pembuatan, modifikasi, dan pembaharuan basis data. Database Management System (DBMS) adalah paket perangkat lunak yang komplek digunakan untuk
Lebih lanjut lagi, DBMS merupakan koleksi terpadu dari database dan program-program komputer (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan memelihara database. Program-program
tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk
memasukkan, melacak, dan memodifikasi data kedalam database,
mendefinisikan data baru, serta mengolah data menjadi informasi
yang dibutuhkan (Ladjamudin, 2005 : 130).
Beberapa keunggulan DBMS untuk mengelola data
(Ramakrishnan & Gehrke, 6: 2004) :
1. Kemandirian data
Program aplikasi idealnya tidak diekspos pada detail
representasi dan penyimpanan data. DBMS menyediakan satu
pandangan abstrak tentang data yang menyembunyikan detail
tersebut.
2. Akses Data Efisien
DBMS memanfaatkan berbagai teknik yang canggih untuk
menyimpan dan mengambil data secara efisien.
3. Integritas dan Keamanan Data
Jika data selalu diakses melalui DBMS, maka DBMS dapat
memanfaatkan batasan integritas. DBMS dapat memanfaatkan
4. Administrasi Data
Ketika beberapa pengguna berbagi data, pemusatan administrasi
data dapat memberikan perbaikan yang signifikan. Para
profesional yang berpengalaman yang memahami sifat data
yang akan dikelola, dan memahami bagaimana kelompok
pengguna yang berbeda menggunakan data tersebut, dapat
memegang tanggung jawab untuk mengatur representasi data
untuk meminimalkan redudansi dan untuk mengatur
penyimpanan data guna melakukan pengambilan data yang
efisien.
5. Akses Konkuren dan Crash recovery
DBMS menjadwalkan akses konkuren pada data dalam cara
tertentu sehingga pengguna dapat memandang data sebagai data
yang diakses oleh hanya satu pengguna pada satu waktu. Lebih
lanjut, DBMS memproteksi pengguna dari efek kegagalan
sistem (konkurensi).
6. Waktu Pengembangan Aplikasi Terkurangi
DBMS mendukung fungsi penting bagi banyak aplikasi untuk
mengakses data dalam DBMS dan memfasilitasi pengembangan
aplikasi yang cepat dalam hal ini berkaitan dengan bantuan
2.4.3. SQL (structured Query Labguage)
SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang
memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah
secara otomatis. Umumnya, setiap software-software RDBMS
menyediakan 4 perintah DML dari SQL. DML (Data Manipulation Language) adalah perintah yang digunakan untuk mengoperasikan atau memanipulasi isi database. Empat perintah DMLtersebut diantaranya:
· select : digunakan untuk mengambil data dari database. · delete: digunakan untuk menghapus data pada database. · insert : menampbahkan data ke database.
· update: memodifikasi data pada database.
2.4.4. Elemen-elemen Database
Elemen â elemen database adalah sebagai berikut :
1. ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD adalah model jaringan data yang menekankan pada
struktur-struktur dan relationship data (Ladjamudin, 2005: 142).
Tabel 2.2. Elemen-elemen ERD
Simbol Nama Keterangan
Entitas
Entity adalah sesuatu apa saja yang
ada dalam sistem, nyata maupun
abstrak dimana data tersimpan atau
dimana terdapat data.
Atribut
Atribut adalah sifat, karakteristik, atau
elemen dari tiap entitas maupun
Relationship.
Relationship
Relationship adalah hubungan alamiah
yang terjadi antara entitas.
Link
Menghubungkan antara entitas satu
dengan entitas lainnya.
(Sumber: Sutabri, 2005: 164)
a. Kardinalitas (Cardinality)
Kardinalitas relasi adalah tingkat hubungan yang terjadi antara
entity, di dalam sistem. Tiga macam kardinalitas relasi yaitu:
1. One to one
Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian
pada entitas pertama hanya mempunyai satu hubungan
1 1
[image:54.612.113.507.94.585.2]
Gambar 2.4. Cardinality One to One
2. One to Many atau Many to One
Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak
ke satu. Tergantung pada arah mana hubungan itu dilihat.
1 M
Gambar 2.5. Cardinality One to Many
3. Many to Many
Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian
pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan
kejadian pada entitas lainnya.
Gambar 2.6. Cardinality Many to Many
2. Kunci (Key)
Kunci atau key adalah atribut unik yang dapat digunakan untuk membedakan suatu entitas dengan entitas lainnya dalam
suatu himpunan entitas. Tidak ada lebih dari satu entitas memiliki
nilai-nilai yang sama untuk semua atributnya. Macam-macam jenis
kunci (key) diantaranya : a. Primary key
Primary key adalah satu set minimal atribut yang tidak hanya
mengidentifikasi secara unik satu kejadian spesifik, tapi juga
dapat mewakili setiap kejadian dari entity. Primary key
memiliki tiga (3) criteria:
1) Key tersebut lebih natural digunakan sebagai acuan.
2) Key terebut lebih sederhana.
3) Key tersebut terjamin keunikannya.
b. Foreign key (Kunci Tamu)
Foreign key merupakan sembarang atribut yang menunjuk
kepada Primary Key pada table lain. Foreign Key terjadi pada
suatu relasi yang memiliki Cardinality one to many atau many
to many.
3. LRS (Logical Record Structure)
LRS dibentuk dengan nomor dari tipe record. Beberapa tipe
nama yang unik. LRS juga terdiri dari hubungan diantara tipe
record. Salah satu metode pembuatan LRS yaitu dimulai dengan
membuat ER kemudian dikonversi ke dalam LRS.
2.5. PHP
PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa scriprt sever side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan php memungkinkan web
dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web tersebut menjadi lebih mudah dahn efisien. PHP merupakan software open source yang disebarkan dan dilisensikan secara gratis serta dapat di download secara
bebas dari situs resminya.
Menurut pembuatnya dapat dilihat di home page PHP
(http://www.php.net), âAnd PHP is HTML embedded scripting language.
Much of syntax is borrowed from C, Java and PERL with a couple of unique PHP-specific feature thrown in. The goal of language is to allow web developers to write dynamically generated pags quickly.â (Husni, 2007:109).
PHP ( PHP : Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman
scripting sisi server (server side), bahasa pemrograman yang digunakan oleh server web untuk menghasilkan dokumen HTML secara on-the-fly.
PHP merupakan interpreter yang dapat dieksekusi sebagai program CGI
bahasa script selain paling popular di lingkungan pemrogram, pengembang web, di lingkungan server web Apache, kini juga telah
menjadi salah satu alternative bahasa script di lingkungan server web windows (Sidik, 2005:323-324).
2.5.1. Kelebihan PHP
PHP memiliki bayak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa script
sejenis. Berikut ini adalah beberapa kelebihan php :
1. Mengurangi waktu untuk mebuat situsweb besar.
2. Dapat membuat halaman web tergantung pengguna berdasarkan
pada informasi yang diperoleh dari mereka.
3. Terdapat ratusan tool dan contoh online yang dapat digunakan langsung kedalam aplikasi yang dibuat.
4. Memungkinkan pembuatan shopping cart untuk web site e-commerce.
5. Dapat melakukan apa saja yang dapat dilakukan CGI, seperti
mengunpulkan data dari form, menghasilkan isi halaman web
dinamis, dan kemampuan mengirim serta menerima cookies. 6. PHP dapat bekerja pada banyak platform termasuk linux dan varian
Unix lain, Windows dan Mac. Dan juga mendukung banyak web
2.6. MySQL
Menurut Sidk (2005:1), MySQL merupakan software sistem manajemen database (database Management System â DBMS) yang sangat popular dikalangan pemrograman web, terutama di lingkungan linux dengan
menggunkan script PHP dan Perl.
MySQL merupakan database yang paling popular digunakan untuk
membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan
pengelola datanya. Hal itu dimungkinkan karena MySQL mudah untuk
digunakan, cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan-perusahaan skala menengah kecil.
Database MySQl tersedia secara cuma-cuma dan boleh digunakan oleh
setiap orang, dengan lisensi open source GNU General Public License (GPL) atau pun lisensi komersial non GPL. Database MySQL merupakan database
yang menjanjikan sebagai alternatif pilihan database yang dapat digunakan
untuk sistem database personal atau organisasi (Sidik, 2005:2).
2.7. Flowchart
Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah.
Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin,
2005 : 263).
Ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer,
1. System Flowchart
Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam system dengan
menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan
dalam proses pengolahan data.
2. Program Flowchart
Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan
dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu
program (Ladjamudin, 2005 : 263).
2.7.1. Simbol-Simbol Flowchart
Flowchart disusun dengan symbol. Simbol ini dipakai sebagai alat
bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang
digunakan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1. Flow Direction Symbols (Simbol Penghubung atau Alur)
Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol
yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga
[image:59.612.116.511.127.520.2]connecting line, simbol-simbol tersebut adalah :
Tabel 2.3. Simbol Penghubung (Ladjamudin, 2005 : 266)
No Symbol Nama dan Keterangan
1.
Symbol arus /flow
Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses
2. Simbol communication link
Untuk menyatakan bahwa ada suatutransisi suatu data / informasi dari satulokasi kelokasi lainnya
3. Simbol connector
Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman / lembar yang sama
4. Simbol offline connector
Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman / lembar yang berbeda
2. Processing Symbols (Simbol Proses)
Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu
[image:60.612.115.552.102.693.2]proses / prosedur, simbol-simbol tersebut adalah :
Tabel 2.4. Simbol Proses Flowchart (Ladjamudin, 2005 : 267).
No Symbol Nama dan Keterangan
1.
Simbol Offline Connector
Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya kedalam halaman/lembar yang berbeda
2. Simbol Manual
Untuk menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh
3. Simbol Decision/logika
Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak
4. Simbol Predefined Proses
Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk member harga awal
5. Simbol Terminal
Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program
6. Simbol Keying Operation
Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard
7. Simbol off-line storage
Untuk menunjukkan bahwa data dalam symbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu
8. Simbol Manual Input
Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard
3. Input-output Symbols
Simbol yang menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai
Tabel 2.5. Simbol input output flowchart (Ladjamudin, 2005 : 268).
No Symbol Nama dan Keterangan
1. Simbol Input-output
Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya
2. Simbol Punched Card
Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu
3. Simbol Magnetic-tape unit
Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita
4. Simbol Disk Storage
Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk
5. Simbol document
Untuk mencetak laporan ke printer
6. Simbol display Untuk menyatakan
2.8. DFD (Data Flow Diagram)
DFD (Data Flow Diagram) adalah model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. DFD dapat
memudahkan pemakai (user) yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan, urutannya sebagai berikut:
a. Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses
dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem (Ladjamudin,
2005 : 64).
b. Diagram Zero (Overview Diagram)
Diagram zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari
data flow diagram.
c. Diagram Rinci (Level Diagram)
Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses yang ada
dalam diagram zero.
Elemen-elemen data yang digunakan dalam proses DFD
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6. Simbol Data Flow Diagram
Simbol Nama Keterangan
Kesatuan Luar
(External Entity)
Sesuatu yang berada di luar sistem,
tetapi ia memberikan masukan ke
dalam sistem atau menerima data
termasuk bagian dari sistem.
Arus Data
(Data Flow)
Tempat mengalir informasi dan
digambarkan dengan garis yang
menghubungkan komponen dari
sistem. Arus data ini mengalir
diantara proses, data store, dan menunjukkan arus data dari data
berupa masukan untuk sistem atau
hasil proses sistem.
Proses
(Proccess)
Apa yang dikerjakan oleh sistem.
Proses dapat mengolah data atau
aliran data masuk menjadi aliran
data keluar. Proses berfungsi
mentranformasikan satu atau
beberapa data masukan menjadi satu
atau beberapa data keluaran sesuai
dengan spesifikasi yang dihasilkan.
Simpanan Data
(Data Store)
Tempat penyimpanan data yang ada
dalam sistem, yang disimbolkan
dengan sepasang garis sejajar
dengan sisi samping terbuka.
2.9. Metode Penelitian
Metode adalah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan,
atau suatu kerangka berpikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah
dan terkait dengan maksud dan tujuan (Hasibuan, 2007:13).
Penelitian merupakan suatu proses mencari sesuatu secara
sistimatis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode
ilmiah dengan prosedur maupun aturan yang berlaku (Hasibuan,
2007:6).
Metode merupakan bagian dari metodologi. Metodologi itu sendiri
berasal dari kata metodos dan logos yang berarti ilmu dari metode. Bila kita melakukan penelitian berarti kita menguraikan cara-cara meneliti
disebut juga metodologi. Dalam tahapan-tahapan tersebut ada metode,
teknik, dan alat (tools) yang bisa kita gunakan.
ââ¦Metodologi penelitian itu dapat diartikan sebagai pengkajian
atau pemahaman tentang cara berpikir dan cara melaksanakan hasil
berpikir menurut langkah-langkah ilmiahâ (Hasibuan, 2007:83).
2.9.1. Metode Pengumpulan Data
Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang mencerminkan karakteristik dari individu-individu dari suatu populasi. Data bisa
berupa angka, huruf, suara maupun gambar. Metode observasi
data. Metode observasi ini biasanya digunakan untuk mengetahui
perilaku masyarakat secara detail. (Hasibuan,2007)
Jenis â jenis metode pengumpulan data :
1. Observasi
Metode observasi merupakan salah satu cara yang bisa
digunakan untuk mengumpulkan data. Metode observasi ini
biasanya digunakan untuk mengetahui perilaku masyarakat
secara detail.
2. Wawancara
Wawancara, yaitu tanya jawab peneliti dengan narasumber,
baik status narasumber sebagai informan maupun responden.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pert