• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem pakar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana terhadap kriminalitas (studi kasus: Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem pakar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana terhadap kriminalitas (studi kasus: Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan)"

Copied!
218
0
0

Teks penuh

(1)

SITI NURROFI’AH

106091002870

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ii Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta

Oleh :

SITI NURROFI’AH 106091002870

Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Victor Amrizal, M.Kom Viva Arifin, MMSI

NIP. 150411288 NIP. 19730810 200604 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Informatika,

(3)

iii

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Selasa tanggal 23 November 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Teknik Informatika

Jakarta, November 2010 Tim Penguji,

Tim Pembimbing,

Mengetahui, Penguji I

Khodijah Huliyah, M.Si NIP. 19730402 200112 2 001

Pembimbing II

Viva Arifin, MMSI NIP. 19730810 200604 2 001 Pembimbing I

Victor Amrizal, M.Kom NIP. 150411288

Penguji II

Fitri Mintarsih, M.Kom NIP. 19721223 200720 2 004

Dekan

Fakultas Sains Dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1 001

Ketua Program Studi Teknik Informatika

(4)

iv

Sebagai sebuah sistem, komputer dapat dipakai untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah. Tidak terkecuali kecerdasan buatan yang merupakan bagian dari ilmu komputer, ini dibuktikan dengan semakin luasnya penggunaan system pakar sebagai bagian dari kecerdasan buatan di berbagai bidang. Sistem pakar merupakan perangkat lunak computer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan suatu masalah. Salah satu contoh, pada bidang hukum, yaitu permasalahan hukum pidana sangat kompleks sehingga sulit bagi orang awam untuk mengerti dan memilah-milah pasal-pasal yang mengatur suatu kasus hukum. Hal ini sering membingungkan bagi orang awam saat terlibat dalam suatu kasus hukum sehingga perlu ada sebuah program komputer untuk membantu memahami dan memilah-milah pasal-pasal yang terlibat dalam suatu kasus hukum. Pembuatan sistem pakar kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas ini bertujuan untuk membantu masyarakat terutama masyarakat yang awam akan dunia hukum agar memahami fungsi dari KUHP, mengetahui tindak kejahatan-kejahatan, jenis-jenis kejahatan dan ancaman hukumannya. Pada pembuatan sistem ini digunakan PHP versi 5.3.1 sebagai bahasa pemrograman dan MySQl 5.1.41 sebagai basis data. Dalam penelitian ini metode mesin inferensi yang di gunakan adalah forwad chaining dan penelusurannya menggunakan depth first search, metode pengembangan sistem yang digunakan adalah ESDLC (Expert System Development Life Cycle). Sistem ini diharapkan dapat mengurangi tindak kejahatan atau kriminalitas dan kesalahan dalam pelaporan tindak pidana. Untuk kedepannya sistem ini dapat dikembangkan lagi baik dari segi knowledge base atau sistemnya.

Kata Kunci :Sistem Pakar, KUHP, Kriminalitas Jumlah Halaman : 124 halaman

(5)

v

karena berkat rahmat-Nya penyusun mampu melaksanakan tugas untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya, sehingga terlaksana sesuai dengan harapan. Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dana para sahabat-sahabatnya

Skripsi ini penulis buat sebagai syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan jenjang Strata-1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu juga penulis berharap apa yang penulis teliti, yang dijelaskan di dalam skripsi ini, dapat dipergunakan dengan baik oleh semua pihak yang membutuhkan, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di Program Studi Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat lebih maju dan lulusannya dapat bekerja secara kooperatif dengan semua elemen informatika dari seluruh dunia.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah memberikan suatu komitmen, dorongan, dan program pendidikan sesuai kebutuhan mahasiswanya.

2. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc,MIT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.

3. Bapak Victor Amrizal, M.Kom dan Ibu Viva Arifin MMSI yang telah rela

meluangkan waktunya untuk mendukung dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

(6)

vi

6. Almarhumah ibunda tercinta yang selalu penulis rindukan Hj. Malikhah,

terutama ayah tercinta H. Syahroni Yusuf yang selalu memberikan nasihat,

motivasi, mengajarkan arti hidup dan senantiasa mencurahkan doa dan

dukungannya demi kesuksesan penulis dalam proses kuliah dan kehidupan

ini.

7. Kakak penulis, Hikmah S.E.I dan adik-adik penulis Muslikhatud Diniyah,

Nana Istanarat Maulidina dan Fahmi Idris yang selalu menjadi cahaya

motivasi dalam kehidupan penulis.

8. Trimakasih juga untuk Ferry yang banyak membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini serta Fiena, Deti, Ajeng, dan Sarika serta

sahabat-sahabat dan kawan-kawan KKN 15, TI-Networking dan Seluruh

kawan-kawan jurusan TI/SI angkatan 2006 yang sama-sama berjuang

dalam masa perkuliahan ini. Sukses selalu untuk kita semua.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini,

baik penulisan maupun aplikasinya sendiri. Oleh karena itu penulis mengharapkan

saran dan kritik yang dapat membangun skripsi ini lebih baik lagi.

Jakarta, November 2010

(7)

ix

Halaman Judul ... i

Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Pernyataan ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Lembar Persembahan ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Tabel ... xviii

Daftar Lampiran ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 5

1.5. Manfaat Penelitian ... 5

1.6. Metodologi Penelitian ... 8

(8)

x

2.2.1. Ciri-ciri Sistem Pakar ... 16

2.2.2. Keuntungan Sistem Pakar ... 16

2.2.3. Kelemahan Sistem pakar ... 17

2.2.4. Kategori Sistem Pakar ... 18

2.2.5. Struktur Sistem Pakar ... 20

2.2.5.1. Mekanisme Inferensi ... 22

2.2.5.2. Representasi Pengetahuan ... 25

2.2.6. Lingkungan Sistem Pakar ... 25

2.3. Domain Permasalahan ... 27

2.3.1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana ... 27

2.3.2. Tujuan Hukum Pidana ... 28

2.4. Konsep Database ... 29

2.4.1. Konsep Basis Data (Data Base) ... 29

2.4.2. DBMS (Database Management System) ... 31

2.4.3. SQL (structured Query Labguage) ... 34

2.4.4. Elemen-elemen Database ... 34

2.5. PHP ... 38

2.5.1. Kelebihan PHP ... 39

2.6. MySQL ... 40

(9)

xi

2.9.1. Metode Pengumpulan Data ... 47

2.10. Penelitian Sebelumnya ... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data ... 51

3.1.1. Studi Lapangan atau Observasi ... 51

3.1.2. Studi Pustaka ... 51

3.1.3. Wawancara ... 52

3.2. Metode Pengembangan Sistem ... 52

3.2.1. Inisialisasi Kasus ... 53

3.2.2. Analisis dan Desain Sistem / Konseptualisasi ... 54

3.2.3. Prototipe Dasar Kasus / Formalisasi ... 54

3.2.4. Pengembangan Sistem ... 55

3.2.5. Implementasi Sistem ... 56

3.2.6. Implementasi Tahap Lanjut ... 57

3.3. Kerangka Berfikir... 57

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Inisialisasi Kasus ... 60

(10)

xii

4.3.2. Representasi Pengetahuan ... 85

4.4. Pengembangan Sistem ... 95

4.4.1. Perancangan Sistem ... 95

4.4.1.1. Arus Data (Flowchart) ... 95

4.4.1.2. Diagram Konteks Sistem Pakar KUHP terhadap Kriminalitas ... 101

4.4.1.3. Diagram Zero Sistem Pakar KUHP terhadap Kriminalitas ... 103

4.4.1.4. Diagram Rinci Sistem Pakar KUHP terhadap Kriminalitas ... 106

4.4.1.5. Spesifikasi Proses yang diusulkan ... 117

4.4.2. Perancangan Database ... 119

4.4.2.1. Entity Relationship Diagram (ERD) ... 119

4.4.2.2. Spesifikasi Database ... 120

4.4.2.3. Penerjemahan ERD ke LRS ... 122

4.4.3. Perancangan State Transition Diagram (STD) ... 123

4.4.4. Perancangan User Interface ... 125

4.5. Implementasi Sistem ... 127

4.5.1. Konstruksi Sistem Pakar ... 127

(11)

xiii

5.1. Kesimpulan ... 145

5.2. Saran ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 147

(12)

xiv

Gambar 2.1. Diagram Blok Umum Struktur Sistem Pakar ... 20

Gambar 2.2. Depth First Search ... 24

Gambar 2.3. Jenjang dari data ... 30

Gambar 2.4.Cardinality one to one ... 36

Gambar 2.5. Cardinality one to many ... 36

Gambar 2.6. Cardinality many to many ... 36

Gambar 3.1. Fase pengembangan sistem pakar ... 53

Gambar 3.2. Kerangka berfikir (bagian 1) ... 58

Gambar 3.3. Kerangka Berfikir (bagian 2) ... 59

Gambar 4.1. Kerangka Sistem Pakar ... 65

Gambar 4.2. Pohon Inferensi Sistem Pakar KUHP terhadap kriminalitas ... 67

Gambar 4.3. Penenelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada kasus pencurian ... 73

Gambar 4.4. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada kasus pemerasan ... 82

Gambar 4.5. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Penggelapan ... 83

Gambar 4.6. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Pengrusakan ... 84

(13)

xv

Gambar 4.11. flowchart login ... 98

Gambar 4.12. flowchart halaman utama admin ... 98

Gambar 4.13. flowchart kejahatan ... 99

Gambar 4.14. flowchart pasal ... 99

Gambar 4.15. flowchart manajemen admin ... 100

Gambar 4.16. flowchart halaman informasi ... 100

Gambar 4.17. flowchart halaman buku tamu ... 101

Gambar 4.18. Diagram Konteks Sistem Pakar KUHP Terhadap Kriminalitas 101

Gambar 4.19. Diagram Zero Sistem Pakar KUHP Terhadap Kriminalitas ... 103

Gambar 4.20. Diagram Level 1 Proses ke-1 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 106

Gambar 4.21. Diagram Level 1 Proses ke-2 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 109

Gambar 4.22. Diagram Level 1 Proses ke-3 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 111

Gambar 4.23. Diagram Level 1 Proses ke-4 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 113

Gambar 4.24. Diagram Level 1 Proses ke-5 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 116

(14)

xvi

Gambar 4.29. Contoh code program warning pada proses debugging ... 128

Gambar 4.30. Contoh code program error pada proses debugging ... 128

Gambar 4.31. Contoh code program sukses pada proses debugging ... 129

Gambar 4.32. Tampilan Menu Home ... 132

Gambar 4.33. Tampilan Menu Profil ... 133

Gambar 4.34. Tampilan Menu Petunjuk ... 134

Gambar 4.35. Tampilan Menu Sistem Pakar ... 134

Gambar 4.36. Tampilan Menu Pencarian ... 135

Gambar 4.37. Tampilan Menu Buku Tamu ... 135

Gambar 4.38. Tampilan Menu Login ... 136

Gambar 4.39. Tampilan Menu Home pada admin ... 136

Gambar 4.40. Tampilan awal Menu Kejahatan pada admin ... 137

Gambar 4.41. Tampilan Menu kejahatan di admin ... 138

Gambar 4.42. Tampilan Menu tambah kejahatan ... 138

Gambar 4.43. Tampilan Menu view kejahatan ... 139

Gambar 4.44. Tampilan Menu edit kejahatan ... 139

Gambar 4.45. Tampilan Menu delete kejahatan ... 140

Gambar 4.46. Tampilan Menu Pasal pada admin ... 141

Gambar 4.47. Tampilan Menu Manajemen Admin ... 142

(15)
(16)

xviii

Tabel 2.1. Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar ... 15

Tabel 2.2. Elemen-elemen ERD ... 35

Tabel 2.3. Simbol Penghubung ... 41

Tabel 2.4. Simbol Proses Flowchart ... 42

Tabel 2.5. Simbol input output flowchart ... 44

Tabel 2.6. Simbol Data Flow Diagram ... 45

Tabel 4.1. knowledge base mesin inferensi pada kasus pencurian ... 74

Tabel 4.2. Alur Proses ... 102

Tabel 4.3. Proses Mengolah Modul Kejahatan ... 104

Tabel 4.4. Proses Mengolah Modul Pasal ... 104

Tabel 4.5. Proses Mengolah Modul Manajemen Admin. ... 104

Tabel 4.6. Proses Mengolah Modul Informasi ... 105

Tabel 4.7. Proses mengolah modul buku tamu ... 105

Tabel 4.8. Proses mencari data master kejahatan ... 107

Tabel 4.9. Proses menambah data master kejahatan ... 107

Tabel 4.10. Proses melihat master kejahatan ... 107

Tabel 4.11. Proses mengedit master kejahatan ... 108

Tabel 4.12. Proses menghapus kejahatan ... 108

Tabel 4.13. Proses mencari data master pasal ... 109

(17)

xix

Tabel 4.18. Proses menambah master admin ... 112

Tabel 4.19. Proses menghapus master data pasal ... 112

Tabel 4.20. Proses mencari master data informasi ... 113

Tabel 4.21. Proses menambah master data informasi ... 113

Tabel 4.22. Proses mengedit master data pasal ... 113

Tabel 4.23. Proses melihat master data informasi ... 114

Tabel 4.24. Proses menghapus informasi ... 114

Tabel 4.25. Proses menampilkan data master bukutamu ... 116

Tabel 4.26. Proses melihat master bukutamu ... 117

Tabel 4.27. Proses menghapus master bukutamu... 117

Tabel 4.28. Tabel admin ... 120

Tabel 4.29. Tabel kejahatan ... 120

Tabel 4.30. Tabel pasal ... 121

Tabel 4.31. Tabel link ... 121

Tabel 4.32. Tabel informasi ... 121

Tabel 4.33. Tabel bukutamu ... 122

Tabel 4.34. Pengujian Halaman Interface Untuk User ... 129

(18)

xx LAMPIRAN B (Wawancara)

LAMPIRAN C (Hasil Pengujian dan evaluasi Lapangan)

(19)

1 1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara hukum, memiliki bermacam-macam peraturan

hukum, salah satunya adalah Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

yang digunakan untuk mengatur berbagai macam tindak pidana. Adapun jenis

tindak pidana yang sering terjadi adalah tindak pidana terhadap kriminalitas.

Masalah hukum pidana sangat kompleks sehingga sulit bagi orang awam

untuk mengerti dan memilah-milah pasal-pasal yang mengatur suatu kasus

hukum. Hal ini sering membingungkan bagi orang awam saat terlibat dalam

suatu kasus hukum sehingga perlu ada sebuah program komputer untuk

membantu memahami dan memilah-milah pasal-pasal yang terlibat dalam

suatu kasus hukum (Handojo, dkk, 2006).

Menurut Turban (2005:31) ketika suatu organisasi mengambil suatu

keputusan rumit atau memecahkan suatu masalah, organisasi sering melirik

para pakar untuk mendapatkan nasihat. Pakar yang dipilih memiliki

pengetahuan khusus mengenai sesuatu dan berpengalaman di masalah

tersebut.

Indonesia sebagai sebuah Negara hukum sudah memiliki

peraturan-peraturan hukum pidana, yaitu Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP),

(20)

awam untuk dapat mengerti dan mengetahui pasal-pasal yang terdapat dalam

buku KUHP yang ada. Belum lagi ditambah ketidakmengertian tentang

hukum menyebabkan faktor kebingungan bagi masyarakat awam saat terlibat

dalam kasus pidana, baik sebagai tersangka, sebagai korban maupun sebagai

pihak keluarga dari tersangka ataupun korban.

Dalam tugas akhir ini penulis mengangkat tema sistem pakar kitab

undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas. Pengembangan aplikasi

sistem pakar di bidang hukum diharapkan dapat memudahkan bagi

masyarakat terutama masyarakat awam (awam dalam dunia hukum) untuk

mengetahui, mengerti dan memahami tindak pidana dan ancaman

hukumannya seperti yang sudah di atur dalam KUHP. Dari hasil penelitian

yang dihasilkan dari wawancara dengan salah satu petugas polisi di bagian Sat

reskrim Polres Metro Jakarta Selatan menyatakan bahwa masih banyak warga

yang salah melapor jenis tindak kejahatannya. Mereka hanya mengetahui

kejadian tindak kejahatannya tanpa mengetahui dan memahami jenis

kejahatan tersebut, sehingga ketika sat reskrim melakukan penyelidikan dan

penyidikan ternyata laporan yang diberikan dan hasil dari penyelidikan dan

peyidikan tidak sesuai. Terkadang kasus tersebut tidak dapat terselesaikan.

Mayoritas pegawai pada pihak sat reskrim tidak hafal dengan pasal-pasal

dalam KUHP namun mereka faham dan mengerti akan pasal-pasal yang

(21)

KUHP terhadap masyarakat agar diharapkan masyarakat lebih memiliki sikap

tanggung jawab terhadap hukum. Dengan Sistem pakar ini masyarakat dan

pihak sat reskrim akan lebih mudah dalam menggunakan KUHP.

Dengan latar belakang masalah tersebut, maka dengan ini penulis

mengajukan judul skripsi : “Sistem Pakar Kitab Undang-undang Hukum Pidana Terhadap Kriminalitas (Studi Kasus : Sat Reskrim POLRES Metro Jakarta Selatan)”.

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada latar belakang penulisan,

maka penulis merumuskan permasalahan yang ada yaitu :

1. Bagaimana cara membuat sistem yang dapat digunakan sebagai

pengganti dalam menggunakan buku KUHP manual.

2. Bagaimana membangun suatu sistem yang interaktif yang bisa

membantu user dalam mengenal lebih jauh jenis-jenis tindak kejahatan

dan ancaman hukuman pidananya sehingga dapat meminimalisir

masyarakat yang buta akan hukum.

3. Bagaimana cara membangun sistem pakar kitab undang-undang hukum

pidana terhadap kriminalitas yang terdiri dari banyak kejahatan yang

kemudian hasil keluarannya akan di klasifikasikan dalam beberapa jenis

(22)

4. Bagaimana cara penyajian sistem pakar permasalahan tindak pidana

terhadap kriminalitas ini agar dapat diakses secara mudah dan

interaktif.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Sistem pakar untuk permasalahan tindak pidana terhadap kriminalitas

ini menggunakan xampp versi 1.7.3, php versi 5.3.1 dan database

menggunakan MySQL versi 5.1.41 .

2. Analisis dan perancangan database yang akan menampung data-data

yang berkaitan dengan sistem pakar untuk sistem pakar kitab

undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas.

3. Dalam melakukan perancangan aplikasi penulis menggunakan flowchart

DFD, serta perancangan databasenya penulis menggunakan entity relationship diagram serta perancangan state transition diagram (STD). 4. Masyarakat awam disini adalah masyarakat yang awam akan dunia

hukum namun sudah bisa mengoperasikan internet minimal komputer.

5. Dalam sistem ini penulis hanya membahas kejahatan-kejahatan yang

ancaman pidananya berupa pasal-pasal yang berhubungan dengan

(23)

yang digunakan sebagai knowledge base.

6. Pembangunan sistem pakar menggunakan mesin inferensi forward chaining (penalaran maju) dan penelusuran depth first search.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pemanfaatan sistem pakar kitab undang-undang hukum

pidana terhadap kriminalitas yang digunakan untuk menyeleksi

pasal-pasal KUHP yang terlibat dalam sebuah kasus pidana.

2. Mengetahui sejauh mana sistem pakar dapat membantu dan memberi

kemudahan bagi user dan masyarakat dalam menggunakan sistem

tersebut.

1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Penulis

a. Mengetahui lebih mendalam tentang Sistem Pakar atau Expert System (tentang pembuatan, fungsi dan kegunaannya).

b. Mengetahui dan memahami fungsi, kegunaan, dan penerapan

(24)

Teknik Informatika, Fakultasa Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

d. Untuk memperkenalkan gambaran umum perusahaan yang

diperlukan mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja yang

sesuai dengan bidangnya dan sebagai pengalaman kerja.

1.5.2. Bagi Pihak Kepolisian

a. Turut membantu dalam mensosialisasikan kepada masyarakat

terutama masyarakat yang awam akan hukum dan fungsi dan

kandungan KUHP.

b. Dapat membantu dan mempermudah dalam menggunakan

KUHP .

c. Dapat membantu agar tidak terjadi lagi masyarakat yang salah

melapor jenis kejahatannya sehingga mempermudah pihak

kepolisian dalam proses penyelidikan dan penyidikan.

d. Sistem pakar yang dibangun ini dapat digunakan sebagai media

yang interaktif yang digunakan oleh pihak kepolisian Metro

Jakarta Selatan yang difungsikan untuk digunakan oleh user

(masyarakat yang awam akan hukum) agar lebih mengerti dan

(25)

a. Memberikan kemudahan dalam mengakses sistem pakar KUHP

terutama untuk tindak kejahatan kriminalitas yang ada pada

sistem.

b. Memberikan kemudahan dalam melakukan konsultasi tanpa

mengeluarkan biaya yang banyak.

c. Dapat memberi kemudahan dalam memahami isi dan

kandungan tindak kejahatan dan ancaman hukumannya yang

sudah tertera dalam sistem pakar KUHP.

1.5.4. Bagi Universitas

a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi

pelajaran yang diperoleh dibangku kuliah.

b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan

ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.

c. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam

(26)

1.6.1. Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, penulis menggunakan tiga

metode, yaitu :

1. Studi Pustaka

Studi Pustaka, yakni mengumpulkan data dan referensi melalui literatur,

buku, artikel maupun secara online menggunakan media internet untuk

mendapatkan referensi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

2. Studi Lapangan

Yaitu dengan mengumpulkan bahan dan data yang berguna dalam

penelitian langsung dari tempat penelitian.

3. Wawancara

Wawancara, yakni mengumpulkan data melalui tanya jawab dengan

pihak yang terkait dengan sistem yang bersangkutan.

1.6.2. Metode Pengembangan Sistem

Dengan mengacu pada latar belakang penelitian, perumusan dan

pembatasan permasalahan, serta tujuan dan manfaat penelitian yang ada,

penulis memutuskan untuk menggunakan model expert system development life cycle. Pemilihan metode ini dilakukan dengan alasan tahapan yang ada pada model pengembangan sistem ini dapat merepresentasikan kebutuhan

(27)

menengah. Tahapan-tahapan dalam metode pengembangan sistem pada

penelitian tugas akhir ini, yaitu terdiri dari :

1. Identifikasi atau Inisialisasi Kasus

Tahap ini merupakan tahap penentuan hal-hal penting sebagai

dasar dari permasalahan yang akan dianalisis. Tahap ini

merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang

akan dimplementasikan dalam sistem. Setiap masalah yang

diidentifikasikan harus dicari solusi, fasilitas yang akan

dikembangkan, penentuan jenis bahasa pemrograman dan

tujuan yang ingin dicapai dari proses pengembangan tersebut.

Apabila proses identifikasi masalah dilakukan dengan benar

maka dicapai hasil yang optimal.

2. Konseptualisasi atau Analisis dan Desain Sistem

Hasil identifikasi dikonseptualisasikan dalam bentuk relasi

antar data, hubungan antar pengetahuan dan konsep-konsep

penting dan ideal yang akan diterapkan dalam sistem.

Konseptualisasi juga menganalisis data-data penting yang

harus didalami bersama dengan pakar dibidang permasalahan

tersebut. Hal ini dilakukan untuk memeperoleh hasil

konfirmasi hasil wawancara dan observasi sehingga hasilnya

(28)

3. Formalisasi atau Prototype Dasar Kasus

Apabila tahap konseptualisasi telah selesai dilakukan, maka di

tahap formalisasi konsep-konsep tersebut diimplementasikan

secara formal, misalnya memberikan kategori sistem yang akan

dibangun, mempertimbangkan beberapa factor pengambilan

keputusan seperti keahlian manusia, kesulitan dan tingkat

kesulitan yang mungkin terjadi, dokumentasi kerja dan

sebagainya.

4. Pengembangan sistem

Pengembangan sistem diperlukan agar sistem yang di bangun

tidak menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Hal

pengembangn sistem yang paling berguna adalah proses

dokumentasi sistem dimana dapat menjadi tolak ukur

pengembangan sistem dimasa mendatang termasuk didalamnya

adalah kamus masalah yang diselesaikan

5. Implementasi

Apabila pengetahuan sudah diformalisasikan secara lengkap,

maka tahap implementasi dapat dimulai dengan membuat garis

masalah kemudian memecahkan masalah ke dalam

(29)

Sistem pakar yang selesai dibangun, perlu untuk dievaluasi

untuk menguji dan menemukan kesalahannya. Hal ini

merupakan hal yang umum dilakukan karena suatu sistem

belum tentu sempurna setelah selesai pembuatannya sehingga

proses evaluasi diperlukan untuk penyempurnaannya. Dalam

evaluasi akan ditemukan bagian-bagian yang harus dikoreksi

untuk menyamakan permasalahan dan tujuan akhir pembuatan

sistem. Serta dokumentasi agar dapat menjadi tolok ukur

pengembangan sistem di masa mendatang.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika dari penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, Penulis menerangkan latar belakang

pemilihan judul skripsi, maksud dan tujuan penelitian,

pembatasan masalah, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini, Penulis menerangkan dan menjelaskan

(30)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini, penulis menerangkan tentang metodologi

penelitian yang digunakan serta langkah-langkah yang

digunakan terkait dengan penelitian yang dilakukan.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis menerangkan dan membahas

tentang analisis terhadap kebutuhan sistem tersebut.

Perancangan sistem serta implementasi pengembangan

secara konkrit.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan serta

saran yang dapat membantu pengembangan sistem ini di

(31)

13

2.1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Artificial Intelligence merupakan subbidang pengetahuan computer yang khusus ditunjukan untuk membuat software dan hardware yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia. Dengan

demikian, computer bisa membantu manusia memecahkan berbagai

masalah yang lebih rumit (Suparman,2005:1).

Aplikasi AI tidak didasarkan pada algoritma, tetapi pada

representasi dan manipulasi simbol. Aplikasi AI dapat menarik

kesimpulan dari pengalamannya melalui basis pengetahuan. Teknik dasar

untuk melakukan hala tersebut adalah pelacakan (search) dan pencocokan pola (pattern matching). Walaupun secara langsung pemecahan masalah AI tidak didasarkan pada algoritma, sebenarnya dalam implementasi

proses pelacakan, algoritma tetap digunakan. Program yang didasarkan

pada algoritma melaksanakan manipulasi simbolis yang menyebabkan

suatu masalah bisa terpecahkan dengan cara yang mendekati cara kerja

berfikir manusia.

Kecerdasan tiruan dapat meliputi aplikasi–aplikasi sebagai berikut :

a. Sistem Pakar (Expert Sistem).

(32)

d. Pengenalan Ucapan (Speech Recognition) e. Permainan ( Game )

f. Intelligent Computer-aided Instruction

g. Computer Vision

2.2. Sistem Pakar

Intelligence (kecerdasan) mencakup berbagai keahlian kognitif yang didalamnya termasuk kemampuan untuk memecahkan permasalahan,

belajar dan memahami bahasa. Salah satu dari aplikasi AI (Artificial Intelligence) yaitu sistem Pakar (Expert System) yaitu Program-program AI yang mencapai kemampuan tingkat pakar dalam menyelesaikan suatu

permasalahan dalam suatu lingkup tertentu dan menghasilkan suatu

pengetahuan tentang masalah yang spesifik atau disebut dengan basis

pengetahuan (Knowledge Based).

Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang berbasis pada

pengetahuan yang terpadu di dalam suatu sistem informasi dasar yang ada,

sehingga memiliki kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah

dalam bidang tertentu secara cerdas dan efektif, sebagaimana layaknya

seorang pakar (Marimin, 2005:14).

Sistem pakar atau expert system adalah paket perangkat lunak pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang dapat mencapai

(33)

beberapa bidang khusus dan biasanya memepersempit area masalah

(Turban, 2005:31).

Menurut Oxman sistem pakar adalah perangkat lunak komputer

yang menggunakan pengetahuan (aturan-aturan tentang sifat dari unsur

suatu masalah), fakta dan teknik inferensi untuk masalah yang biasanya

membutuhkan kemampuan seorang ahli (Marimin, 2005:20).

Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat

menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu

informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan

bantuan para ahli di bidangnya.

Sistem pakar dapat membantu aktivitas para pakar sebagai

asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang

dibutuhkan. Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan

kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam

bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam

basis pengetahuan, yang selanjutnya digunakan dalam proses

[image:33.612.115.508.241.535.2]

pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

Tabel 2.1 Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar

Sistem Konvensional Sistem Pakar

1.Informasi dan pemrosesannya biasanya jadi satu dengan program

(34)

2.Biasanya tidak bisa menjelaskan mengapa suatu input data itu dibutuhkan atau bagaimana output itu diperoleh

2.Penjelasan adalah bagian terpenting dari sistem pakar

3.Pengubahan program cukup sulit dan membosankan

3.Pengubahan aturan dapat dilakukan dengan mudah

4.Sistem hanya akan beroperasi jika sistem tersebut sudah lengkap

4.Sistem dapat beroperasi hanya dengan beberapa aturan

5.Eksekusi dilakukan langkah demi langkah

5.Eksekusi dilakukan pada keseluruhan basis pengetahuan

6.Menggunakan data 6.Menggunakan Pengetahuan

7.Tujuan utamanya adalah efisiensi

7. Tujuan utamanya adalah efektifitas

(Sumber : Kusumadewi, 2003:112)

2.2.1. Ciri – ciri Sistem Pakar

Menurut Desiani dan Arhami (2006:231), dalam pembuatan sistem

pakar harus diketahui ciri-ciri dan kategori masalah sistem pakar.

Pada umumnya sistem pakar bersifat:

1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan

langkah-langkah antara maupun dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian.

2. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau

(35)

3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.

4. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.

2.2.2. Keuntungan Sistem Pakar

Beberapa kelebihan dari sistem pakar adalah ;

1. Memungkinkan seorang awam bisa melakukan pekerjaan

pakar.

2. Meningkatkan produktifitas kerja dengan cara meningkatkan

efisiensi. Karena sistem pakar dapat digunakan setiap hari dan

dapat di akses dimanapun.

3. Menghemat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.

4. Dapat diberi pengamanan seperti autentifikasi dan otorisasi

pengguna .

5. Dapat memperoleh dan menyimpan pengetahuan pakar yang

bernilai.

6. Lebih cepat dalam memecahkan masalah.

7. Biaya yang digunakan lebih murah (dengan catatan sistem

pakar sudah ada).

2.2.3. Kelemahan Sistem Pakar

Selain mempunyai kelebihan sistem pakar juga mempunyai

kelemahan, yaitu : Pengembangan sistem pakar sangat sulit, lebih sulit

(36)

1. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar

berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya

yang sangat besar

untuk pengembangan dan pemeliharaanya.

2. Sistem pakar tidak 100% menguntungkan, karena seseorang

yang telibat dalam sistem pakar tidak selalu benar. Oleh

karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.

2.2.4. Kategori Sistem Pakar

Desiani dan Arhami (2006:232-233), Secara umum ada beberapa

kategori dan area permasalahan sistem pakar, yaitu :

1. Interpretasi, yaitu pengambilan keputusan atau deskripsi

tingkat tinggi dari sekumpulan data mentah. Termasuk

diantaranya pengawasan, analisis citra dan beberapa analisis

kecerdasan.

2. Proyeksi, yaitu memprediksi akibat- akibat yang dimungkinkan

dari situasi-situasi tertentu. Seperti peramalan, prediksi

demografis dan peramalan ekonomi.

3. Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi

kompleks berdasakan pada gejala-gejala yang diamati. Seperti

diagnodis perangkat lunak, diagnosis pada dunia medis.

4. Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen-komponen

(37)

memenuhi permasalahan-permasalahan tertentu. Seperti layout

sirkuit dan perancangan bangunan.

5. Perencanaan, yaitu kemampuan untuk merencanakan sistem

yang akan dipakai atau membangun rencana untuk mencapai

sasaran. Seperti perencanaan keuangan, komunikasi, militer,

pengembangan produk dan manajemen proyek.

6. Monitoring, yaitu membandingkan antara tingkah laku suatu

sistem yang diamati dengan tingkah laku yang diharapkan.

Seperti Computer Aided Monitoring System.

7. Debugging dan repair, yaitu menentukan dan

menginplementasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi.

Seperti memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan dan

memberikan solusi terhadap kerusakan-kerusakan pada salah

satu perangakat komputer.

8. Instruksi, yaitu mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam

pemahaman domain subjek. Seperti melekukan instruksi untuk

diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja.

9. Pengendalian, yaitu mengatur tingkah laku suatu environment

yang kompleks seperti control terhadap interpretasi, prediksi,

perbaikan dan monitoring sistem.

10.Seleksi, yaitu mengidentifikasikan pilihan terbaik dari

(38)

11.Simulasi, yaitu pemodelan interaksi antara

komponen-komponen sistem .

2.2.5. Struktur Sistem Pakar

Komponen utama pada sistem pakar meliputi:

[image:38.612.114.512.132.523.2]

User

Gambar 2.1.diagram blok umum struktur sistem pakar

(Sumber: Suparman, 2007:102)

1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar,

yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar. Basis

pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah

informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah

adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari User Interface

Inference Engine

• Rule Interpreter • Control Strategi

Knowledge Base

• Rules

• Frames

• Semantic nets • etc

Data base (working memory)

•System status •Initial states

(39)

fakta yang sudah diketahui. Perencana dapat memilih

predikat kalkulus, list, frame, semantic work, script dan kaidah produksi atau lainnya. Di lain pihak, melalui pengalaman yang

panjang diperoleh bahwa salah satu metode terbaik

representasi pengetahuan untuk sistem pakar adalah kaidah

produksi.

2. Basis Data (Data Base)

Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, di

mana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi

kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data

menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem

mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada

saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan.

Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi

dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.

Basis data menyimpan daftar kaidah yang sudah diakui,

sehingga membantu proses tracking. Urutan kaidah bisa diberikan kemudian jika user memerlukan penjelasan tentang

proses penalaran.

3. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar.

Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran

(40)

pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi

terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah,

model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan

dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam

prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran

dan strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari

strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk

menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya. Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam

melakukan proses penalaran. Terdapat tiga teknik

pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua tehnik pengendalian tersebut.

4. Antarmuka Pemakai (User Interface)

Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi

antara pemakai dengan komputer.

2.2.5.1. Mekanisme Inferensi

Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang

(41)

berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama konsultasi antar

sistem dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu

demi satu sampai kondisi aturan itu benar. Secara umum ada dua

teknik utama yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk

pengujian aturan, yaitu penalaran maju (forward chaining) dan penalaran mundur (backward chaining) (Andi, 2009:15).

Selain teknik penalaran, diperlukan juga teknik penelusuran

data dalam bentuk network atau jaringan yang terdiri dari node – node berbentuk tree atau pohon. Ada tiga teknik yang digunakan dalam proses penelusuran data, yaitu Depth First Search, Breadh First Search, dan Best First Search (Andi, 2009:16).

Di dalam proses mekanisme inferensi ini dilakukan dua

tahapan yaitu :

a. Forward Chaining

Forward cahining adalah suatu rantai yang dicari atau dilewati / dilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusinya

(Arhami, 2005:11).

Pada tahapan forward chaining dilakukan dengan membuat pohon inferensi untuk memudahkan mencari bagian JIKA terlebih

dahulu dari pasal-pasal yang berhubungan dengan tindak pidana

terhadap kriminalitas, Setelah semua kondisi JIKA dipenuhi, aturan

(42)

b. Depth First Search

Depth First Search adalah teknik penelusuran data pada node – node secara vertikal dan sudah terdefinisikan, misalnya dari kiri ke kanan. Keuntungan pencarian data dengan teknik ini adalah

bahwa penelusuran masalah dapat digali secara mendalam sampai

ditemukannya kepastian suatu solusi yang optimal (Andi, 2009:13).

Pada tahapan depth first search ini dilakukan penelusuran data dari parameter atau kejahatan-kejahatan dan ancaman tindak

pidana berupa pasal-pasal pada node – node yang sudah terdefinisikan (pertanyaan), dari semua rangkaian node secara mendalam sampai ditemukannya kesimpulan.

(Sumber: Andi, 2009:17)

[image:42.612.115.505.138.505.2]
(43)

2.2.5.2. Representasi Pengetahuan

Representasi Pengatahuan merupakan kombinasi sistem

berdasarkan dua elemen, yaitu struktur data dan penafisiran

prosedur, yang akan digunakan pengatahuan dalam menyimpanan

struktur data (Arhami, 2006:63).

Teknik representasi pengetahuan yang dilakukan pada tahap

ini adalah dengan menggunakan kaidah produksi, yaitu membuat

kaidah produksi berupa aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang

mengekspresikan situasi (pernyataan berawal IF) dan aksi

merupakan bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu yang

diharapkan jika suatu situasi bernilai benar (pernyataan berawalan

THEN).

2.2.6. Lingkungan Sistem Pakar

Menurut Turban (dalam arhami dan desiani, 2006:240-241), ada 4

unsur manusia dalam sistem pakar, yaitu :

1. Pakar (The Expert)

Pakar merupakan orang yang menguasai bidang ilmu

pengetahuan tertentu, berpengelaman, pengambil keputusan,

dan menguasia metode-metode tertentu, serta mamapu

memanfaatkan telentanya dalam memeberikan nasehat atau

(44)

2. Perekeyasa Pengetahuan (Knowledge Engineer)

Knowledge Engineer adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun area permasalahan dengan

menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban

pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi,

mengajukan counter example, dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.

3. Pemakai (User)

Sistem pakar memiliki beberapa kelas pemakai, yaitu:

a. Pemakai bukan pakar, sistem pakar berperan sebagai

seorang konsultan atau pemberi nasihat.

b. Siswa yang ingin belajar, sistem pakar berperan sebagai

instruktur.

c. Pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan

menambah basis pengetahuan, sistem pakar berperan

sebagai rekan kerja atau partner.

d. Pakar, sistem pakar berperan sebagai kolega aau asisten.

4. Unsur lainnya

Unsur lainnya yang termasuk unsure manusia dalam sistem

(45)

builder dapat menyediakan atau membangun tool-tool yang khusus.

2.3. Domain Permasalahan

2.3.1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

Hukum adalah rangkaian kaidah atau norma yang mengatur

tingkah laku dan perbuatan manusia dalam hidup bermasyarakat.

Menurut W.P.J. Pompe (dalam Hamzah, 2008:78) hukum pidana

adalah himpunan peraturan yang menentukan perbuatan apa yang di

ancam dengan pidana dan di mana pidana itu menjelma. Hukum

pidana adalah peraturan hukum mengenai pidana. Kata pidana berarti

hal yang dipidanakan, yaitu oleh instansi yang berkuasa dilimpahkan

kepada seorang oknum sebagai hal yang tidak enak dirasakannya dan

juga hal yang tidak sehari-hari dilimpahkan (Prodjodikoro, 2003:1).

Pada saat kemerdekaan Republik Indonesia masih tetap berlaku di

Indonesia berdasarkan ketentuan pasal II aturan peralihan UUD 1945.

Tetapi karena dalam KUHP itu ada yang tidak sesuai lagi dengan jiwa

UUD 1945, maka pada tanggal 24 Februari 1945 diadakan penyesuain,

perubahan serta penambahan ketentuan-ketentuan dalam KUHP

tersebut agar sejiwa dan searah dengan UUD 1945 (Hawari, 2008:8).

KUHP terdiri dari tiga buku, sebagai berikut :

Buku I, yang memuat tentang Ketentuan-ketentuan umum (pasal 1

(46)

kekuasaan berlakunya ketentuan-ketentuan hukum pidana,

pengecualian dan pengurangan serta penambahan pidana, percobaan,

penyertaan, gabungan, atau pembarengan perbuatan dan lain

sebagainya (Hawari, 2008:8).

Buku II, memuat perihal kejahatan (pasal 104 sampai dengan 488)

didalamnya antara lain tentang pencurian beserta pidananya,

penggelapan beserta ancaman pidananya, pembunuhan dan lain

sebagainya.

Buku III, memuat perihal pelanggaran(pasal 489 sampai dengan

570). Bentuknya KUHP merupakan hukum tertulis yang berarti belum

atau tidak dikondifikasikan, isi dari hukum tersebut adalah: hukum

perintah, hukum larangan, dan sanksi akibat hukum yang diderita oleh

seseorang karena orang tersebut melanggar peraturan. Sifatnya adalah

mempunyai sifat yang harus ditaati, jika tidak maka diancam sanksi

(Hawari, 2008:9).

Tujuan yang hendak dicapai oleh hukum, untuk masyarakat adalah

aman dari ancaman, gangguan, hambatan dan tekanan. Tertib bebas

dari pelanggaran kejahatan.

2.3.2. Tujuan Hukum Pidana

Menurut Prodjodikoro (2003:20).Tujuan hukum pidana adalah :

1. Untuk menakut-nakuti orang jangan sampai melakukan

(47)

preventie) maupun secara menakut-nakuti orang tertentu yang sudah menjalankan kejahatan agar dikemudian hari tidak

melakukan kejahatan lagi (speciale preventive).

2. Untuk mendidik dan memperbaiki orang-orang yang sudah

menandakan suka melakukan kejahatan agar menjadi orang

yang baik tabiatnya sehingga bermanfaat bagi masyarakat.

2.4. Konsep Database

2.4.1. Konsep Basis Data (Data Base)

James F. Courtney Jr. dan David B. Paradice dalam buku

“Database System for Management” menjelaskan sistem database

adalah sekumpulan database yang dapat dipakai secara

bersama-sama, personal-personal yang merancang dan mengelola database,

teknik-teknik untuk merancang dan mengelola database, serta

komputer untuk mendukungnya (Sutabri, 2005 : 161).

Dari definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa sistem

database mempunyai beberapa elemen penting, yaitu database

sebagai inti sistem database, perangkat lunak untuk mengelola

database, perangkat keras sebagai pendukung operasi pengolahan

data, serta manusia mempunyai peran penting dalam sistem

tersebut.

Sampai dengan membentuk database, data mempunyai

(48)
[image:48.612.111.504.97.539.2]

Gambar 2.3. Jenjang dari data

(Sumber: Jogianto, 2005)

a. Characters

Characters adalah bagian data yang terkecil, dapat berupa karakter numeric, huruf ataupun karakter-karakter khusus yang membentuk

suatu item data atau field. b. Field

Field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data, seperti nama, jenis kelamin, dan lain-lain.

Kumpulan dari field membentuk suatu record. 1)Nama field (field name)

Field harus diberi nama untuk membedakan field yang satu dengan field yang lain.

Database

File

Record

Data Item atau Field

(49)

2)Representasi dari field (field representation)

Representasi dari field menunjukkan tipe dari field (field type)

dapat berupa tipe numeric, karakter, tanggal, dan lain-lain. Serta

lebar dari field menunjukkan ruang maksimum dari field yang dapat diisi dengan karakter-karakter data.

3)Nilai dari field (field value)

Nilai dari field menunjukkan isi dari field untuk masing-masing

record. c. Record

Record adalah kumpulan dari field yang membentuk suatu record. Kumpulan dari record membentuk file. Misalnya file pegawai, tiap-tiap record dapat mewakili data tiap-tiap pegawai.

d. File

File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis. Misalnya file pangkat berisi tentang semua pangkat yang ada.

2.4.2. DBMS (Database Management System)

Inti dari suatu basis data adalah database management system (DBMS), yang membolehkan pembuatan, modifikasi, dan pembaharuan basis data. Database Management System (DBMS) adalah paket perangkat lunak yang komplek digunakan untuk

(50)

Lebih lanjut lagi, DBMS merupakan koleksi terpadu dari database dan program-program komputer (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan memelihara database. Program-program

tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk

memasukkan, melacak, dan memodifikasi data kedalam database,

mendefinisikan data baru, serta mengolah data menjadi informasi

yang dibutuhkan (Ladjamudin, 2005 : 130).

Beberapa keunggulan DBMS untuk mengelola data

(Ramakrishnan & Gehrke, 6: 2004) :

1. Kemandirian data

Program aplikasi idealnya tidak diekspos pada detail

representasi dan penyimpanan data. DBMS menyediakan satu

pandangan abstrak tentang data yang menyembunyikan detail

tersebut.

2. Akses Data Efisien

DBMS memanfaatkan berbagai teknik yang canggih untuk

menyimpan dan mengambil data secara efisien.

3. Integritas dan Keamanan Data

Jika data selalu diakses melalui DBMS, maka DBMS dapat

memanfaatkan batasan integritas. DBMS dapat memanfaatkan

(51)

4. Administrasi Data

Ketika beberapa pengguna berbagi data, pemusatan administrasi

data dapat memberikan perbaikan yang signifikan. Para

profesional yang berpengalaman yang memahami sifat data

yang akan dikelola, dan memahami bagaimana kelompok

pengguna yang berbeda menggunakan data tersebut, dapat

memegang tanggung jawab untuk mengatur representasi data

untuk meminimalkan redudansi dan untuk mengatur

penyimpanan data guna melakukan pengambilan data yang

efisien.

5. Akses Konkuren dan Crash recovery

DBMS menjadwalkan akses konkuren pada data dalam cara

tertentu sehingga pengguna dapat memandang data sebagai data

yang diakses oleh hanya satu pengguna pada satu waktu. Lebih

lanjut, DBMS memproteksi pengguna dari efek kegagalan

sistem (konkurensi).

6. Waktu Pengembangan Aplikasi Terkurangi

DBMS mendukung fungsi penting bagi banyak aplikasi untuk

mengakses data dalam DBMS dan memfasilitasi pengembangan

aplikasi yang cepat dalam hal ini berkaitan dengan bantuan

(52)

2.4.3. SQL (structured Query Labguage)

SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang

memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah

secara otomatis. Umumnya, setiap software-software RDBMS

menyediakan 4 perintah DML dari SQL. DML (Data Manipulation Language) adalah perintah yang digunakan untuk mengoperasikan atau memanipulasi isi database. Empat perintah DMLtersebut diantaranya:

· select : digunakan untuk mengambil data dari database. · delete: digunakan untuk menghapus data pada database. · insert : menampbahkan data ke database.

· update: memodifikasi data pada database.

2.4.4. Elemen-elemen Database

Elemen – elemen database adalah sebagai berikut :

1. ERD (Entity Relationship Diagram)

ERD adalah model jaringan data yang menekankan pada

struktur-struktur dan relationship data (Ladjamudin, 2005: 142).

(53)
[image:53.612.114.557.129.532.2]

Tabel 2.2. Elemen-elemen ERD

Simbol Nama Keterangan

Entitas

Entity adalah sesuatu apa saja yang

ada dalam sistem, nyata maupun

abstrak dimana data tersimpan atau

dimana terdapat data.

Atribut

Atribut adalah sifat, karakteristik, atau

elemen dari tiap entitas maupun

Relationship.

Relationship

Relationship adalah hubungan alamiah

yang terjadi antara entitas.

Link

Menghubungkan antara entitas satu

dengan entitas lainnya.

(Sumber: Sutabri, 2005: 164)

a. Kardinalitas (Cardinality)

Kardinalitas relasi adalah tingkat hubungan yang terjadi antara

entity, di dalam sistem. Tiga macam kardinalitas relasi yaitu:

1. One to one

Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian

pada entitas pertama hanya mempunyai satu hubungan

(54)

1 1

[image:54.612.113.507.94.585.2]

Gambar 2.4. Cardinality One to One

2. One to Many atau Many to One

Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak

ke satu. Tergantung pada arah mana hubungan itu dilihat.

1 M

Gambar 2.5. Cardinality One to Many

3. Many to Many

Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian

pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan

kejadian pada entitas lainnya.

Gambar 2.6. Cardinality Many to Many

(55)

2. Kunci (Key)

Kunci atau key adalah atribut unik yang dapat digunakan untuk membedakan suatu entitas dengan entitas lainnya dalam

suatu himpunan entitas. Tidak ada lebih dari satu entitas memiliki

nilai-nilai yang sama untuk semua atributnya. Macam-macam jenis

kunci (key) diantaranya : a. Primary key

Primary key adalah satu set minimal atribut yang tidak hanya

mengidentifikasi secara unik satu kejadian spesifik, tapi juga

dapat mewakili setiap kejadian dari entity. Primary key

memiliki tiga (3) criteria:

1) Key tersebut lebih natural digunakan sebagai acuan.

2) Key terebut lebih sederhana.

3) Key tersebut terjamin keunikannya.

b. Foreign key (Kunci Tamu)

Foreign key merupakan sembarang atribut yang menunjuk

kepada Primary Key pada table lain. Foreign Key terjadi pada

suatu relasi yang memiliki Cardinality one to many atau many

to many.

3. LRS (Logical Record Structure)

LRS dibentuk dengan nomor dari tipe record. Beberapa tipe

(56)

nama yang unik. LRS juga terdiri dari hubungan diantara tipe

record. Salah satu metode pembuatan LRS yaitu dimulai dengan

membuat ER kemudian dikonversi ke dalam LRS.

2.5. PHP

PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa scriprt sever side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan php memungkinkan web

dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web tersebut menjadi lebih mudah dahn efisien. PHP merupakan software open source yang disebarkan dan dilisensikan secara gratis serta dapat di download secara

bebas dari situs resminya.

Menurut pembuatnya dapat dilihat di home page PHP

(http://www.php.net), “And PHP is HTML embedded scripting language.

Much of syntax is borrowed from C, Java and PERL with a couple of unique PHP-specific feature thrown in. The goal of language is to allow web developers to write dynamically generated pags quickly.” (Husni, 2007:109).

PHP ( PHP : Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman

scripting sisi server (server side), bahasa pemrograman yang digunakan oleh server web untuk menghasilkan dokumen HTML secara on-the-fly.

PHP merupakan interpreter yang dapat dieksekusi sebagai program CGI

(57)

bahasa script selain paling popular di lingkungan pemrogram, pengembang web, di lingkungan server web Apache, kini juga telah

menjadi salah satu alternative bahasa script di lingkungan server web windows (Sidik, 2005:323-324).

2.5.1. Kelebihan PHP

PHP memiliki bayak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa script

sejenis. Berikut ini adalah beberapa kelebihan php :

1. Mengurangi waktu untuk mebuat situsweb besar.

2. Dapat membuat halaman web tergantung pengguna berdasarkan

pada informasi yang diperoleh dari mereka.

3. Terdapat ratusan tool dan contoh online yang dapat digunakan langsung kedalam aplikasi yang dibuat.

4. Memungkinkan pembuatan shopping cart untuk web site e-commerce.

5. Dapat melakukan apa saja yang dapat dilakukan CGI, seperti

mengunpulkan data dari form, menghasilkan isi halaman web

dinamis, dan kemampuan mengirim serta menerima cookies. 6. PHP dapat bekerja pada banyak platform termasuk linux dan varian

Unix lain, Windows dan Mac. Dan juga mendukung banyak web

(58)

2.6. MySQL

Menurut Sidk (2005:1), MySQL merupakan software sistem manajemen database (database Management System – DBMS) yang sangat popular dikalangan pemrograman web, terutama di lingkungan linux dengan

menggunkan script PHP dan Perl.

MySQL merupakan database yang paling popular digunakan untuk

membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan

pengelola datanya. Hal itu dimungkinkan karena MySQL mudah untuk

digunakan, cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan-perusahaan skala menengah kecil.

Database MySQl tersedia secara cuma-cuma dan boleh digunakan oleh

setiap orang, dengan lisensi open source GNU General Public License (GPL) atau pun lisensi komersial non GPL. Database MySQL merupakan database

yang menjanjikan sebagai alternatif pilihan database yang dapat digunakan

untuk sistem database personal atau organisasi (Sidik, 2005:2).

2.7. Flowchart

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah.

Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin,

2005 : 263).

Ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer,

(59)

1. System Flowchart

Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam system dengan

menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan

dalam proses pengolahan data.

2. Program Flowchart

Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan

dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu

program (Ladjamudin, 2005 : 263).

2.7.1. Simbol-Simbol Flowchart

Flowchart disusun dengan symbol. Simbol ini dipakai sebagai alat

bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang

digunakan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :

1. Flow Direction Symbols (Simbol Penghubung atau Alur)

Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol

yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga

[image:59.612.116.511.127.520.2]

connecting line, simbol-simbol tersebut adalah :

Tabel 2.3. Simbol Penghubung (Ladjamudin, 2005 : 266)

No Symbol Nama dan Keterangan

1.

Symbol arus /flow

Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses

(60)

2. Simbol communication link

Untuk menyatakan bahwa ada suatutransisi suatu data / informasi dari satulokasi kelokasi lainnya

3. Simbol connector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman / lembar yang sama

4. Simbol offline connector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman / lembar yang berbeda

2. Processing Symbols (Simbol Proses)

Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu

[image:60.612.115.552.102.693.2]

proses / prosedur, simbol-simbol tersebut adalah :

Tabel 2.4. Simbol Proses Flowchart (Ladjamudin, 2005 : 267).

No Symbol Nama dan Keterangan

1.

Simbol Offline Connector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya kedalam halaman/lembar yang berbeda

2. Simbol Manual

Untuk menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh

(61)

3. Simbol Decision/logika

Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak

4. Simbol Predefined Proses

Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk member harga awal

5. Simbol Terminal

Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program

6. Simbol Keying Operation

Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard

7. Simbol off-line storage

Untuk menunjukkan bahwa data dalam symbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu

8. Simbol Manual Input

Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard

3. Input-output Symbols

Simbol yang menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai

(62)

Tabel 2.5. Simbol input output flowchart (Ladjamudin, 2005 : 268).

No Symbol Nama dan Keterangan

1. Simbol Input-output

Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya

2. Simbol Punched Card

Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu

3. Simbol Magnetic-tape unit

Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita

4. Simbol Disk Storage

Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk

5. Simbol document

Untuk mencetak laporan ke printer

6. Simbol display Untuk menyatakan

(63)

2.8. DFD (Data Flow Diagram)

DFD (Data Flow Diagram) adalah model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. DFD dapat

memudahkan pemakai (user) yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan, urutannya sebagai berikut:

a. Diagram Konteks (Context Diagram)

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses

dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem (Ladjamudin,

2005 : 64).

b. Diagram Zero (Overview Diagram)

Diagram zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari

data flow diagram.

c. Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses yang ada

dalam diagram zero.

Elemen-elemen data yang digunakan dalam proses DFD

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6. Simbol Data Flow Diagram

Simbol Nama Keterangan

Kesatuan Luar

(External Entity)

Sesuatu yang berada di luar sistem,

tetapi ia memberikan masukan ke

dalam sistem atau menerima data

(64)

termasuk bagian dari sistem.

Arus Data

(Data Flow)

Tempat mengalir informasi dan

digambarkan dengan garis yang

menghubungkan komponen dari

sistem. Arus data ini mengalir

diantara proses, data store, dan menunjukkan arus data dari data

berupa masukan untuk sistem atau

hasil proses sistem.

Proses

(Proccess)

Apa yang dikerjakan oleh sistem.

Proses dapat mengolah data atau

aliran data masuk menjadi aliran

data keluar. Proses berfungsi

mentranformasikan satu atau

beberapa data masukan menjadi satu

atau beberapa data keluaran sesuai

dengan spesifikasi yang dihasilkan.

Simpanan Data

(Data Store)

Tempat penyimpanan data yang ada

dalam sistem, yang disimbolkan

dengan sepasang garis sejajar

dengan sisi samping terbuka.

(65)

2.9. Metode Penelitian

Metode adalah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan,

atau suatu kerangka berpikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah

dan terkait dengan maksud dan tujuan (Hasibuan, 2007:13).

Penelitian merupakan suatu proses mencari sesuatu secara

sistimatis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode

ilmiah dengan prosedur maupun aturan yang berlaku (Hasibuan,

2007:6).

Metode merupakan bagian dari metodologi. Metodologi itu sendiri

berasal dari kata metodos dan logos yang berarti ilmu dari metode. Bila kita melakukan penelitian berarti kita menguraikan cara-cara meneliti

disebut juga metodologi. Dalam tahapan-tahapan tersebut ada metode,

teknik, dan alat (tools) yang bisa kita gunakan.

“…Metodologi penelitian itu dapat diartikan sebagai pengkajian

atau pemahaman tentang cara berpikir dan cara melaksanakan hasil

berpikir menurut langkah-langkah ilmiah” (Hasibuan, 2007:83).

2.9.1. Metode Pengumpulan Data

Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang mencerminkan karakteristik dari individu-individu dari suatu populasi. Data bisa

berupa angka, huruf, suara maupun gambar. Metode observasi

(66)

data. Metode observasi ini biasanya digunakan untuk mengetahui

perilaku masyarakat secara detail. (Hasibuan,2007)

Jenis – jenis metode pengumpulan data :

1. Observasi

Metode observasi merupakan salah satu cara yang bisa

digunakan untuk mengumpulkan data. Metode observasi ini

biasanya digunakan untuk mengetahui perilaku masyarakat

secara detail.

2. Wawancara

Wawancara, yaitu tanya jawab peneliti dengan narasumber,

baik status narasumber sebagai informan maupun responden.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pert

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar
Gambar 2.1. diagram blok umum struktur sistem pakar
Gambar 2.2. Depth First Search
Gambar 2.3. Jenjang dari data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kecenderungan untuk menafsirkan dogmatika agama (scripture) secara rigit dan literalis seperti dilakukan oleh kaum fundamentalis Protestan itu, ternyata ditemukan

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode diskriptif kualitatif artinya penulis akan menjelaskan dan memaparkan hakekat dasar dari

Simulasi berdasarkan skenario penggunaan lahan (skenario 1: 13% monokultur kopi, skenario 2: 61% multistrata kopi; skenario 3: 23% hutan; skenario 4: 30% hutan dan skenario 5:

< = 0,05 (0,026 < 0,05) hal ini menunjukkan H 0 ditolak dan H 1 diterima, dengan tingkat kepercayaan 95 % dikatakan bahwa rata-rata nilai hasil belajar peserta didik

Hal ini disebabkan karena pengeringan menggunakan oven blower memiliki prinsip konveksi dimana perpindahan panas yang disertai dengan zat perantaranya, sedangkan

Pada sistem ini menggunakan Real Time Clock untuk mengatur timer penenggelaman 2 menit, penirisan 1 menit, pengapungan 57 menit.. Serta menggunakan sensor

[r]

1. Berdasarkan tingkat pengaruh tinggi dan kepentingan tinggi, maka yang terjadi antara pihak PT. M, P2L, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah