• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tekanan Darah Anak Dengan Tekanan Darah Orangtuanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Tekanan Darah Anak Dengan Tekanan Darah Orangtuanya"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TEKANAN DARAH ANAK DENGAN TEKANAN DARAH ORANGTUANYA

TESIS

DESY ASWIRA NASUTION 087103030 / IKA

PROGRAM MAGISTER KLINIK – SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN TEKANAN DARAH ANAK DENGAN TEKANAN DARAH ORANGTUANYA

TESIS

Untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik di Bidang Ilmu Kesehatan Anak / M. Ked (Ped) pada Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

DESY ASWIRA NASUTION 087103030 / IKA

PROGRAM MAGISTER KLINIK – SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HUBUNGAN TEKANAN DARAH ANAK DENGAN TEKANAN DARAH ORANGTUANYA

TESIS

Untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik di Bidang Ilmu Kesehatan Anak / M. Ked (Ped) pada Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

DESY ASWIRA NASUTION 087103030 / IKA

PROGRAM MAGISTER KLINIK – SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

Judul Penelitian : Hubungan Tekanan Darah Anak Dengan Tekanan Darah Orangtuanya

Nama Mahasiswa : Desy Aswira Nasution Nomor Induk Mahasiswa : 087103030

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Kesehatan Anak

Menyetujui Komisi Pembimbing

Prof. dr. H. Rusdidjas, SpA (K) Ketua

dr. Supriatmo, SpA (K) Anggota

Ketua Program Magister Ketua TKP- PPDS

dr. Hj. Melda Deliana, SpA (K) dr. H. Zainuddin Amir, SpP (K)

(5)

Telah diuji pada

Tanggal: 13 Fabruari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. H. Rusdidjas, SpA (K) ………. Anggota : 1. dr. Supriatmo, SpA (K) ………. 2. dr. Hj. Melda Deliana, SpA (K) ………. 3. dr. Hj. Tiangsa Sembiring, SpA (K) ………. 4. dr. A. Rahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH ……….

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya

sehingga memberikan kesempatan kepada penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan

magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Ilmu Kesehatan Anak di Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan

sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing utama Prof. dr. H. Rusdidjas, SpA (K) dan dr. Supriatmo, SpA (K), yang

telah memberikan bimbingan, bantuan serta saran-saran yang sangat berharga dalam

pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

2. Dr. Hj. Melda Deliana, SpA (K) selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter

Spesialis Anak FK USU, dan dr. Siska Mayasari, Mkep (ped), SpA, sebagai sekretaris

Program Studi yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan FK USU yang telah memberikan

kesempatan untuk mengikuti program pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK USU.

4. Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA (K) selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode Juli 2007 sampai

(7)

5. Prof. dr. Hj. Rafita Ramati, SpA (K), dr. A. Rahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH, dr. Oke Rina Ramayani, Sp.A, dr. Rosmayanti, Sp.A, dr. A. Rahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH

yang telah memberi masukan dan membimbing saya dalam penyelesaian tesis ini.

6. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam

Malik Medan yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian

dan penulisan tesis ini.

7. Kepala desa dan masyarakat desa Gunung Baringin Kecamatan Penyabungan Timur

yang telah memberikan izin serta atas keramah tamahannya selama pelaksanaan

penelitian.

8. Teman-teman PPDS periode Juli 2008 yang tidak mungkin dapat saya lupakan yang

telah membantu saya dalam keseluruhan penelitian maupun penyelesaian tesis ini,

khususnya Viviana, Kholida Nasution, Hanry Anta dan Hendri Wijaya terima kasih untuk

kebersamaan kita dalam melaksanakan penelitian dan pendidikan selama ini.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan dalam terlaksananya penelitian serta penulisan tesis ini.

Kepada yang sangat saya cintai dan hormati, orangtua saya Bapak H. Aswin Nasution

(alm) dan Ibunda Hj. Agustina Lubis atas jerih payah, usaha, do’a dan motivasi yang sangat

besar dalam mendidik saya, jasa-jasa nya tidak dapat saya gantikan dengan apapun. Semoga

ilmu yang saya dapatkan akan menjadi amal jariyah bagi Bapak/Ibu dan bermanfaat bagi orang

lain. Kepada saudara-saudara saya yang telah memberikan dukungan moril.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat

bagi kita semua, Amin.

(8)

DAFTAR ISI

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi hipertensi 6 BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain 15

3.8.1 Alokasi Subjek 18 3.8.2 Pengukuran 18

3.9. Identifikasi Variabel 20

(9)

3.11. Pengolahan dan Analisis Data 23

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Kesimpulan 38

1. Persentil Tinggi Badan Berdasarkan Usia Untuk Anak Laki- 45 Laki, Usia 2 sampai 20 Tahun 10. Susunan Peneliti, Anggaran dan Jadwal Penelitian 57

11. Kuesioner 58

(10)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1. Ukuran manset yang disesuaikan kelompok umur 21 2. Tabel 4.1. Karakteristik responden penelitian 25 3. Tabel 4.2. Perbedaan rerata tekanan darah 26 4. Tabel 4.3. Perbedaan rerata tekanan darah pada kelompok 27

responden dengan ayah hipertensi dan kelompok responden dengan ayah normotensi

5. Tabel 4.4. Perbedaan rerata tekanan darah pada kelompok 28 responden dengan ibu hipertensi dan kelompok

responden dengan ibu normotensi

6. Tabel 4.5. Hasil analisa korelasi dan regresi rerata tekanan 28 darah orangtua dan rerata tekanan darah anak laki-laki 7. Tabel 4.6. Hasil analisa korelasi dan regresi rerata tekanan 30

darah orangtua dan rerata tekanan darah anak perempuan

(11)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1. Kerangka konseptual 14

2. Gambar 3.1. Pengukuran tekanan darah 22 3. Gambar 3.2. Manset untuk mengukur tekanan darah 22

4. Gambar 4.1. Profil penelitian 25

5. Gambar 4.2. Korelasi rerata tekanan darah orangtua dan rerata 29 Tekanan darah anak laki-laki

(12)

DAFTAR SINGKATAN

CDC : Centers for disease control and prevention BB : Berat Badan

TB : Tinggi Badan

TDS : Tekanan Darah Sistolik TDD : Tekanan Darah Diastolik WHO : World Health Organization RDA : Recomended Dietary Allawonce CHD : Congenital Heart Disease

USU : Universitas Sumatera Utara PSP : Persetujuan Setelah Penjelasan SPSS : Statistical Package for Social Science HDL : High Density Lipoprotein

(13)

DAFTAR LAMBANG

kg : kilo gram cm : centi meter m2

mmHg : milimeter air raksa : meter kuadrat

m : meter

zα : Deviat baku normal untuk α

zβ : Deviat baku normal untuk β

n : Jumlah subjek / sampel

α : Kesalahan tipe I

β : Kesalahan tipe II

d : selisih rerata kedua kelompok yang bermakna

Sd : simpang baku dari rerata selisih

r : koefisien korelasi pearson

(14)

HUBUNGAN TEKANAN DARAH ANAK DENGAN TEKANAN DARAH ORANGTUANYA

Abstrak

Latar belakang. Riwayat hipertensi keluarga merupakan suatu faktor risiko hipertensi pada anak. Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan hubungan yang signifikan kenaikan tekanan darah pada anak dengan orangtua yang hipertensi.

Tujuan. Untuk menentukan hubungan antara tekanan darah anak dengan tekanan darah orangtuanya.

Metode. Penelitian ini merupakan studi cross sectional terhadap 90 anak berusia 6 sampai 18 tahun di desa Baringin, Panyabungan selama Mei sampai Juni 2010. Pengumpulan sampel dengan consecutive sampling. Klasifikasi hipertensi ditentukan dengan pengukuran tekanan darah, tinggi badan dan berat badan berdasarkan The Fourth Task Force. Seluruh analisa statistik dilakukan dengan SPSS versi 15. Uji student t-test untuk menganalisa data numerik. Uji

simple linier regression untuk menentukan hubungan antara tekanan darah anak dengan orangtuanya.

Hasil. Sembilan puluh anak ikut serta dalam penelitian ini. Didapatkan 9 anak dengan kedua orangtua hipertensi, 32 anak dengan salah satu orangtua hipertensi dan 49 anak dengan orangtua normotensi.. Ditemukan rerata tekanan darah sistolik (TDS), rerata tekanan darah diastolik (TDD) dan rerata tekanan darah arteri (MAP) secara signifikan lebih tinggi pada anak dengan orangtua hipertensi (kedua orangtua dan salah satu orangtua) dibandingkan anak dengan orangtua normotensi (116.67,120.31 dan 87.14 berturut ;P=0.0001 untuk TDS, 77.78, 80.36 dan 51.87 berturut ;P=0.0001 untuk TDD , 90.74, 93.68 dan 63.59 berturut ;P=0.0001

untuk MAP). Ditemukan hubungan yang signifikan antara kenaikan TDS pada anak laki-laki dengan TDS ayahnya yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r=0.806;P=0.0001).

Kesimpulan. Tekanan darah pada anak secara signifikan lebih tinggi pada anak dengan orangtua hipertensi dibandingkan orangtua normotensi. Ditemukan hubungan yang kuat antara TDS anak laki-laki dengan TDS ayahnya.

(15)

The relationship between children’s blood pressure and blood pressure of their parents

Abstract

Background. Family history of hypertension is a risk factor for hypertension in children. Some studies have reported significant relationship of elevated blood pressure in children with hypertensive parents.

Objective. To determine the relationship between blood pressure in children and blood pressure of their parents.

Methods. A cross sectional study was conducted in 90 children aged 6 until 18 years in Baringin village, Panyabungan on May until June 2010. Sample was collected with consecutive sampling. Classification of hypertension determined by measurement of blood pressure, height, weight based on Fourth Task Force. Data were analyzed using SPSS (version 15.0) We used student t-test to analyzed numerical data. Simple linier regression was used to investigate the relationship between blood pressure of children and blood pressure of their parents.

Results. Of ninety participants who have examined, 9 children and their parents who suffered from hypertension , 32 children and their father or mother who suffered from hypertension and 49 children and their parents normotensive . The mean systolic (SBP), diastolic (DBP) and mean arterial blood pressure (MABP) was significantly higher in children with hypertensive parents than normotensive parents (116.67, 120.31 and 84.0 respectively ;P=0.0001 for SBP, 77.78, 80.36 and 51.87 respectively ;P=0.0001 for DBP, 90.74, 93.68 and 63.59 respectively

;P=0.0001 for MABP). There was a significant relationship between elevated SBP in boys and SBP of his father was indicated by the correlation coefficient (r=0.806;P=0.0001).

Conclusions. The blood pressure of children was significantly higher in children with hypertensive parents than normotensive parents. There was a strong correlation between SBP in boys with SBP of his father.

(16)

HUBUNGAN TEKANAN DARAH ANAK DENGAN TEKANAN DARAH ORANGTUANYA

Abstrak

Latar belakang. Riwayat hipertensi keluarga merupakan suatu faktor risiko hipertensi pada anak. Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan hubungan yang signifikan kenaikan tekanan darah pada anak dengan orangtua yang hipertensi.

Tujuan. Untuk menentukan hubungan antara tekanan darah anak dengan tekanan darah orangtuanya.

Metode. Penelitian ini merupakan studi cross sectional terhadap 90 anak berusia 6 sampai 18 tahun di desa Baringin, Panyabungan selama Mei sampai Juni 2010. Pengumpulan sampel dengan consecutive sampling. Klasifikasi hipertensi ditentukan dengan pengukuran tekanan darah, tinggi badan dan berat badan berdasarkan The Fourth Task Force. Seluruh analisa statistik dilakukan dengan SPSS versi 15. Uji student t-test untuk menganalisa data numerik. Uji

simple linier regression untuk menentukan hubungan antara tekanan darah anak dengan orangtuanya.

Hasil. Sembilan puluh anak ikut serta dalam penelitian ini. Didapatkan 9 anak dengan kedua orangtua hipertensi, 32 anak dengan salah satu orangtua hipertensi dan 49 anak dengan orangtua normotensi.. Ditemukan rerata tekanan darah sistolik (TDS), rerata tekanan darah diastolik (TDD) dan rerata tekanan darah arteri (MAP) secara signifikan lebih tinggi pada anak dengan orangtua hipertensi (kedua orangtua dan salah satu orangtua) dibandingkan anak dengan orangtua normotensi (116.67,120.31 dan 87.14 berturut ;P=0.0001 untuk TDS, 77.78, 80.36 dan 51.87 berturut ;P=0.0001 untuk TDD , 90.74, 93.68 dan 63.59 berturut ;P=0.0001

untuk MAP). Ditemukan hubungan yang signifikan antara kenaikan TDS pada anak laki-laki dengan TDS ayahnya yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r=0.806;P=0.0001).

Kesimpulan. Tekanan darah pada anak secara signifikan lebih tinggi pada anak dengan orangtua hipertensi dibandingkan orangtua normotensi. Ditemukan hubungan yang kuat antara TDS anak laki-laki dengan TDS ayahnya.

(17)

The relationship between children’s blood pressure and blood pressure of their parents

Abstract

Background. Family history of hypertension is a risk factor for hypertension in children. Some studies have reported significant relationship of elevated blood pressure in children with hypertensive parents.

Objective. To determine the relationship between blood pressure in children and blood pressure of their parents.

Methods. A cross sectional study was conducted in 90 children aged 6 until 18 years in Baringin village, Panyabungan on May until June 2010. Sample was collected with consecutive sampling. Classification of hypertension determined by measurement of blood pressure, height, weight based on Fourth Task Force. Data were analyzed using SPSS (version 15.0) We used student t-test to analyzed numerical data. Simple linier regression was used to investigate the relationship between blood pressure of children and blood pressure of their parents.

Results. Of ninety participants who have examined, 9 children and their parents who suffered from hypertension , 32 children and their father or mother who suffered from hypertension and 49 children and their parents normotensive . The mean systolic (SBP), diastolic (DBP) and mean arterial blood pressure (MABP) was significantly higher in children with hypertensive parents than normotensive parents (116.67, 120.31 and 84.0 respectively ;P=0.0001 for SBP, 77.78, 80.36 and 51.87 respectively ;P=0.0001 for DBP, 90.74, 93.68 and 63.59 respectively

;P=0.0001 for MABP). There was a significant relationship between elevated SBP in boys and SBP of his father was indicated by the correlation coefficient (r=0.806;P=0.0001).

Conclusions. The blood pressure of children was significantly higher in children with hypertensive parents than normotensive parents. There was a strong correlation between SBP in boys with SBP of his father.

(18)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi dapat terjadi pada anak, diawali dari masa bayi hingga masa remaja.1 Hipertensi primer (hipertensi esensial) pada anak merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah dikemudian hari pada saat dewasa. Tekanan darah pada anak merupakan prediktor penting untuk tekanan darah dewasa, sehingga perlu diidentifikasi anak dan remaja yang berisiko tinggi untuk berkembang menjadi hipertensi esensial saat dewasa.

Dokter anak biasanya menangani sedikit anak-anak penderita hipertensi yang sekunder akibat penyakit, obat-obatan, kelainan pada ginjal, endokrin dan jantung. Pada tahun-tahun belakangan ini, terjadi peningkatan minat untuk mengidentifikasi anak-anak dengan risiko tinggi untuk menderita hipertensi esensial pada masa dewasa.

1,2

Tekanan darah yang tinggi merupakan penyebab utama terjadinya stroke, serangan jantung dan gagal jantung di kemudian hari. Meskipun pada anak jarang terjadi peningkatan tekanan darah, namun peningkatan tekanan darah pada anak akan dapat berlanjut hingga mereka dewasa.

2

Data tentang hipertensi esensial pada anak masih bertolak belakang. 3

2

(19)

Studi populasi yang dilaksanakan di Belgia tentang agregasi familial pada tekanan darah menunjukkan adannya korelasi yang signifikan dari rerata tekanan darah sistolik (TDS) maupun rerata tekanan darah diastolik (TDD) pada kerabat keluarga pertama.

Penelitian yang dilakukan di Iran tahun 2003 memperoleh hasil rerata tekanan darah sistolik, diastolik dan rerata tekanan darah arteri (mean arterial blood pressure/MABP) lebih tinggi secara signifikan pada anak-anak dari orangtua dengan riwayat hipertensi.

2

Framingham Heart Study mengevaluasi hubungan tekanan darah di keluarga dan memperoleh hasil bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik pada ayah dan ibu berkorelasi nyata dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada anak-anaknya.

2

Muscatine study memperoleh hasil bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik lebih tinggi pada anak-anak dengan riwayat keluarga hipertensi dibandingkan anak dengan keluarga tekanan darah rendah atau moderat.

2

Penelitian yang dilakukan di Amerika tahun 1987 memperoleh hasil tekanan darah ayah berkorelasi sangat kuat dengan tekanan darah anak-anak pada kedua jenis kelamin dan tekanan darah ibu memiliki korelasi yang lemah dengan tekanan darah anak pada kedua jenis kelamin. Penelitian Ini membuktikan bahwa tekanan darah ayah lebih menentukan keadaan tekanan darah pada anak dikemudian hari dibandingkan dengan tekanan darah ibu.

5

Penelitian yang dilakukan di Sao Paulo tahun 2000 memperoleh hasil anak dengan riwayat keluarga hipertensi memiliki kadar kolesterol total, HDL dan LDL serta

(20)

level trigliserida yang lebih tinggi didalam darahnya dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki riwayat hipertensi di keluarganya.

Penelitian tentang hubungan faktor hereditas dengan tekanan darah pada anak di Indonesia masih sangat jarang. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian ini.

7

1.2. Rumusan Masalah

Apakah anak dengan orangtua hipertensi akan memiliki tekanan darah yang tinggi dibandingkan anak dengan orangtua yang normotensi ?

1.3. Hipotesis

Ada perbedaan tekanan darah pada anak dengan orangtua hipertensi bila dibandingkan dengan anak dengan orangtua yang normotensi.

1.4. Tujuan

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menilai hubungan tekanan darah pada anak dengan orangtua yang hipertensi dan tekanan darah anak pada orang tua yang normotensi.

(21)

1.5. Manfaat

1. Di bidang akademik / ilmiah adalah meningkatkan pengetahuan peneliti terhadap faktor genetik yaitu riwayat hipertensi orangtua terhadap risiko terjadinya hipertensi pada anak dikemudian hari.

(22)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi sistemik lebih sering pada orang dewasa daripada anak-anak dan remaja. Hipertensi esensial (primer) yang tidak diobati menambah risiko infark miokard, stroke dan gagal ginjal pada individu yang terkena. Untuk menambah deteksi awal hipertensi, pengukuran tekanan darah harus merupakan bagian pemeriksaan fisik periodik pada anak dan penyelidikan riwayat keluarga hipertensi secara teliti harus dilakukan.

Tekanan darah adalah hasil kali tahanan vaskuler perifer dengan curah jantung. Pengukuran tekanan darah yang tepat memerlukan perhatian terhadap kenyamanan penderita dan tergantung pada kualitas peralatan serta ketrampilan pemeriksa. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan posisi penderita duduk atau telentang. Kantong manset yang menekan harus hampir melingkari lengan atas, tetapi ujungnya tidak tumpang tindih. Manset harus menyelimuti setidak-tidaknya duapertiga panjang lengan atas.

8

Pengukuran tekanan darah merupakan komponen yang penting dan pemeriksaan fisik yang rutin dilakukan pada anak-anak. Nilai normal tekanan darah telah dilaporkan pertama sekali oleh Task Force on Blood Pressure Control in Children tahun 1977.

8,9

Tekanan darah sistemik bertambah sesuai dengan bertambahnya umur dan berkorelasi dengan berat badan dan tinggi badan selama masa anak-anak dan remaja.

10

(23)

2.1. Definisi Hipertensi

Definisi hipertensi pada anak berdasarkan pada ketentuan tekanan darah yang diatur berdasarkan National High Blood Pressure Education ProgramWorking Group on High Blood Pressure in Children and Adolescents task force 4th tahun 2004, yaitu:

1. Hipertensi didefinisikan sebagai rata-rata tekanan darah sistolik dan/ atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan persentil ke 95 untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan pada 3 kali pengukuran atau lebih.

12

2. Prehipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik atau diastolik lebih dari atau sama dengan persentil ke 90 tetapi kurang dari persentil ke 95

4. Berdasarkan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM), pasien dengan tekanan darah lebih dari persentil ke 95 pada saat dilakukan pengukuran tekanan darah di ruang praktek atau di klinik dokter yang dinilai sebagai tekanan darah normal disebut sebagai “white-coat hypertension”.

2.2. Etiologi dan Patofisiologi Hipertensi

Kenaikan curah jantung serta kenaikan tahanan vaskuler perifer menyebabkan kenaikan tekanan darah. Jika salah satu dari faktor tersebut naik sedang faktor lain belum tekanan darah mungkin tidak naik.8

(24)

tekanan darah seperti keturunan, masukan garam, stres dan obesitas yang dapat memainkan peran pada terjadinya hipertensi esensial.

Hipertensi esensial lebih sering ditemukan pada remaja daripada anak yang lebih muda dan tampak mempunyai komponen keluarga yang kuat. Hipertensi mungkin bukan suatu perwujudan, sehingga pada hipertensi ini dilibatkan beberapa mekanisme patogenik.

8-12

8 Pada keadaan percobaan, anak normotensi dari orangtua hipertensi dapat

menunjukkan respon fisiologis abnormal yang serupa dengan orangtuanya. Bila diarahkan pada stres atau tugas kompetitif, keturunan orang dewasa yang hipertensi, sebagai satu kelompok, berespon dengan penambahan frekuensi jantung dan tekanan darah yang lebih tinggi daripada anak dari orangtua yang normotensi.8,13,14 Serupa halnya, beberapa anak dari orangtua yang hipertensi dapat mengekskresi metabolik katekolamin urin yang lebih tinggi atau dapat berespon pada pembebanan natrium dengan penambahan berat badan yang lebih besar dan penambahan tekanan darah daripada mereka yang tanpa riwayat keluarga yang hipertensi. Pengangkutan natrium, kadar kalsium bebas, trombosit dan leukosit, ekskresi kalikrein urin dan reseptor saraf simpatis masih diteliti sebagai pertanda untuk terjadinya hipertensi.

Pada penelitian prospektif yang dilakukan menyatakan bahwa penyakit kardiovaskuler sering dihubungkan dengan riwayat keluarga, dengan faktor risiko yang paling penting adalah tekanan darah dan kadar kolesterol plasma.

8

Anak dari riwayat keluarga yang hipertensi menunjukkan peningkatan yang persisten pada tekanan darahnya dibandingkan pada anak tanpa riwayat keluarga yang hipertensi.

13

(25)

Hipertensi sekunder lebih sering terjadi daripada hipertensi esensial pada bayi dan anak. Etiologi hipertensi bervariasi sesuai dengan variasi umur.13 Tekanan darah tinggi pada bayi baru lahir paling sering dihubungkan dengan kateterisasi arteri umbilikalis dan penyumbatan arteri renalis karena pembentukan trombus. Hipertensi selama masa anak awal biasanya juga sekunder, tetapi pada masa anak akhir dan pada remaja penyebabnya sering primer.

Sekitar 75 sampai 80% anak dengan hipertensi sekunder mempunyai kelainan ginjal. Infeksi saluran kencing sekitar 25 sampai 50% menyebabkan hipertensi dan sering terkait dengan lesi obstruktif saluran kencing disertai dengan retensi natrium, sekresi renin atau penurunan produksi bradikinin.

8,12,14

8

Lesi parenkim ginjal seperti pada glomerulonefritis akut dan kronis, lesi ginjal kongenital tumor dan trauma dapat disertai dengan hipertensi sekunder.

Lesi renovaskuler seperti koartasio aorta dan stenosis arteri renalis, menimbulkan hipertensi melalui perangsangan sistem renin-angiotensin-aldosteron.

8,12,15

Endokrinopati yang terkait dengan hipertensi melibatkan tiroid, paratiroid dan kelenjar adrenal. Hipertensi sistolik dan takikardi sering pada hipertiroidisme, tetapi tekanan diastolik biasanya tidak naik. Gangguan adrenokortikal (hiperplasia adrenal, sindroma Cushing) dapat menghasilkan hipertensi jika ada kenaikan pengaruh mineralokortikoid karena bertambahnya jumlah aldosteron dan kortisol.

12,15

Penggunaan obat dan agen terapeutik dapat juga menaikkan tekanan darah. Inhalasi atau aplikasi mukosa kokain dapat menimbulkan kenaikan tekanan darah. Agen simpatomimetik yang digunakan sebagai dekongestan hidung, penekan nafsu

(26)

makan dan stimulan untuk gangguan defisit perhatian menghasilkan vasokonstriksi perifer dan berbagai tingkat rangsangan jantung.8,12,15

2.3. Manifestasi Klinik

Preremaja dan remaja dengan hipertensi primer jarang mempunyai tanda klinis sampai kenaikan tekanan darah terdeteksi. Disamping menderita kenaikan tekanan darah, banyak individu yang terkena juga kegemukan.

Tekanan darah pada anak dengan hipertensi sekunder mungkin hanya beberapa milimeter di atas persentil ke 95 sesuai umur atau mungkin sangat naik. Pada kenaikan tekanan darah yang besar disertai dengan nyeri kepala, pusing, perubahan dalam pandangan,epistaksis, nausea dan kejang-kejang dapat terjadi.

16,17

12,15,18-20

Ensefalopati hipertensi biasanya disertai muntah, kenaikan suhu, ataksia, stupor dan kejang-kejang. Tanpa memandang penyebab hipertensi, fungsi jantung dan ginjal memburuk dalam menghadapi kenaikan tekanan darah yang mencolok.

8

2.4. Diagnosis

Hipertensi esensial berhubungan dengan umur, tinggi tekanan darah, berat badan, riwayat keluarga dan gejala-gejala penyakit yang mendasari.12-14 Sebelum penderita didiagnosa hipertensi, beberapa pengukuran tekanan darah harus dilakukan. Berat badan yang berlebihan dihubungkan dengan hipertensi esensial, kecuali pada gangguan korteks adrenal. Penderita dengan hipertensi sekunder jarang gemuk.

Hereditas merupakan penentu tekanan darah yang kuat, karenanya anak atau remaja dengan kenaikan tekanan darah dan mempunyai riwayat keluarga hipertensi

(27)

dapat digunakan dalam memastikan diagnosa hipertensi esensial dan jarang memerlukan evaluasi untuk penyakit yang mendasarinya.8,14,15

2.5. Prognosis

Prognosis untuk hipertensi terutama ditentukan oleh sifat penyakit yang mendasari dan ketanggapannya terhadap terapi spesifik.8

2.6. Pencegahan

Pencegahan tekanan darah tinggi dapat dipandang sebagai bagian dari pencegahan penyakit kardiovaskuler. Beberapa faktor risiko untuk gangguan kardiovaskuler telah diketahui, mencakup obesitas, kolesterol serum naik, masukan diet natrium tinggi dan gaya hidup.

Pendekatan populasi untuk pencegahan hipertensi esensial adalah pengurangan masukan natrium dan penambahan aktivitas fisik melalui program kurikulum sekolah.

17,19,20,21

8

2.7. Pengobatan

Baik pendekatan nonfarmakologis maupun farmakologis berguna dalam menatalaksana penderita dengan kenaikan tekanan darah.10,13,16 Remaja dengan hipertensi esensial paling baik ditatalaksana pada mulanya dengan terapi nonfarmakologis.

Karena banyak penderita dengan kenaikan tekanan darah adalah kegemukan, pengurangan berat badan dapat berakibat penurunan tekanan darah 5 sampai 10 mmHg pada tekanan sistolik dan penurunan 5mmHg pada tekanan diastolik. Pengurangan masukan natrium dapat menurunkan tekanan darah sekitar 5 mmHg.

8

(28)

Program latihan aerobik yang teratur juga ternyata menurunkan tekanan darah pada kelompok penderita dengan hipertensi esensial ringan.

Untuk anak dengan hipertensi sekunder dan hipertensi esensial terapi farmakologis juga diperlukan. Untuk penurunan tekanan darah selama krisis hipertensi penting untuk memilih obat dengan mulai kerja cepat dan diperlukan monitoring secara hati-hati terhadap tekanan darah.

8,10,16

Pada gawat darurat hipertensi obat-obat pilihan yang digunakan adalah labetolol, nitropusid intravena atau nifedipin sublingual. Kebanyakan penderita dengan krisis hipertensi menderita penyakit ginjal akut atau kronis, manajemen tekanan darah juga memerlukan perhatian yang teliti terhadap keseimbangan cairan dan memerlukan diuresis. Furosemid intravena biasanya efektif, walaupun filtrasi glomerulus mungkin terganggu.

8

Dalam memilih regimen pengobatan untuk jangka panjang diperlukan pemahaman patofisiologi. Aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron yang berlebihan dapat dipengaruhi oleh obat yang menghambat reseptor β (propanolol) untuk penekanan sekresi renin, penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor) seperti kaptopril atau antagonis aldosteron seperti spironolakton. ACE inhibitor berguna pada penderita dengan hipertensi renin tinggi yang merupakan akibat penyakit renovaskuler atau parenkim ginjal dan juga pada penderita hipertensi esensial renin tinggi. Kaptopril efektif pada neonatus dengan hipertensi akibat penutupan parsial pembuluh darah ginjal oleh trombus akibat kelebihan produksi angiotensin.

8

(29)

Penderita muda dengan hipertensi esensial dapat diobati mulanya dengan diuretik

atau obat penghambat β. Jika tekanan darah tidak turun dapat dikombinasikan dengan

diuretik atau ACE inhibitor.

Pada penderita hipertensi yang berlangsung lama dan tidak terkontrol, patofisiologi yang mendasari sering kompleks dan memerlukan terapi kombinasi obat antihipertensi. Prinsip dasar kombinasi terapi antihipertensi adalah pemberian bersama obat-obat dengan tempat atau mekanisme kerja yang berbeda-beda. Regimen obat harus sesederhana mungkin dan diperlukan pemantauan yang baik.

8

(30)

2.8. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1. Kerangka konseptual Riw.

Keluarga

Gangguan pada ginjal (SN)

Gangguan pada jantung dan pembuluh darah

Obat, psikis, ras,

sosek, makanan

(intake garam)

Tekanan darah anak

Hipertensi

Esensial/Primer Sekunder

(31)

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain

Desain penelitian ini adalah cross sectional secara pararel untuk menilai tekanan darah pada anak dengan orangtua hipertensi dibandingkan dengan anak dengan orangtua yang normotensi di desa Gunung Baringin kecamatan Panyabungan Timur.

3.2. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan dari rumah ke rumah di desa Gunung Baringin kecamata Panyabungan Timur. Waktu penelitian dilakukan selama dua minggu mulai 20 Mei 2010 sampai 3 Juni 2010 (jadwal terlampir).

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah anak usia 6 sampai 18 tahun. Populasi terjangkau adalah populasi target yang berdomisili di desa Gunung Baringin, Panyabungan Timur selama bulan Mei sampai Juni 2010. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi.

3.4. Perkiraan Besar Sampel

(32)

n = besar sampel

α = 0,05  Zα= 1,96 β = 0,20  Zβ

Simpang baku dari rerata selisih (S

= 0, 842

d) untuk anak dengan orangtua hipertensi 12,1 dan untuk anak dengan orangtua yang normotensi adalah 12,2.2

X

1-X2

Dari rumus di atas, didapat besar sampel yang diperlukan adalah 90 orang anak. = perbedaan klinis yang diinginkan

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria inklusi :

- Anak dengan usia 6 sampai 18 tahun

- Anak dengan status nutrisi normal (CDC 2000) - Mendapat informed consent dari orang tua

- Kedua orang tua (ayah dan ibu) bersedia untuk ikut serta dalam penelitian dan bersedia untuk diukur tekanan darahnya

3.5.2. Kriteria eksklusi :

- Penderita sindroma nefrotik dan penyakit ginjal lainnya - Anak sedang mengkonsumsi prednison

(33)

3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan dari orangtua setelah dilakukan penjelasan mengenai kondisi anak dan tindakan yang akan dilakukan. Formulir persetujuan setelah penjelasan (PSP) dan naskah penjelasan kepada orangtua sebagaimana terlampir dalam usulan penelitian ini.

3.7. Etika Penelitian

Izin dari Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.8. Cara Kerja 3.8.1 Alokasi Subjek

Pemilihan subjek ditatapkan berdasarkan secara consecutive sampling. 3.8.2 Pengukuran

Tahap persiapan

Melakukan survey dari rumah ke rumah di desa Gunung Baringin kecamatan Panyabungan Timur.

Tahap pelaksanaan

- Dilakukan pencatatan data pribadi terhadap subjek yang akan diteliti dan orangtua subjek yang diteliti.

(34)

kapasitas sampai 125 kg. Pencatatan dilakukan dalam kg dengan desimal (sensitif sampai 0.1 kg).

- Semua subyek penelitian ditimbang tanpa sepatu atau alas kaki, hanya pakaian sehari-hari saja

- Tinggi badan diukur dengan menggunakan alat Microtoise 2 M terbuat dari metal, dengan ketepatan 0.5 cm. Tinggi badan di ukur pada posisi tegak lurus menghadap ke depan dengan kepala harus lurus, tanpa alas kaki, tumit dan bokong menempel pada dinding. Untuk melihat angka pada pengukuran tinggi, pembatas Microtoise ditarik tegak lurus dan tepat di atas kepala, selanjutnya dinilai status antropometrinya berdasarkan CDC 2000

- Pengukuran tekanan darah diukur menggunakan alat pengukur tekanan darah (tensi meter) air raksa Nova Reister dan menggunakan Littmann Classic II Pediatric Stethoscope. Tekanan darah diukur pada anak dan kedua orangtuanya.

- Pada saat diukur tekanan darah anak dan orangtua dalam posisi duduk, letak reservoir air raksa setinggi jantung, lengan kanan atas di atas meja, kaki harus menempel di lantai, letak manset ditempatkan 2/3 panjang lengan, pengukuran dengan manometer air raksa, ukuran manset sama dengan panjang lengan, saat pengukuran bell stetoskop tidak kena dengan manset

- Seorang anak dan kedua orangtuanya diukur tekanan darahnya dalam keadaan istirahat, diukur 3 kali kemudian diambil rerata tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik

(35)

Tahap akhir

- Melakukan pengolahan dan analisis data hasil penelitian - Melakukan penyusunan dan penggandaan laporan

3.9. Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala

- Tekanan darah orangtua Nominal dikotom

- Jenis kelamin Nominal dikotom

- Berat badan Numerik

- Tinggi badan Numerik

- Usia Interval

Variabel tergantung Skala - Tekanan darah anak Numerik

3.10. Definisi Operasional

- Subjek adalah anak yang yang berusia 6 sampai 18 tahun.

- Usia dihitung mulai saat lahir sampai dengan saat dilakukan pendataan penelitian (completed years).

- Tekanan darah sistolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi Korotkoff I, sedangkan tekanan darah diastolik adalah saat mulai terdengar bunyi Korotkoff IV.

- Ukuran manset disesuaikan dengan usia anak dan orangtua.

(36)

- Orangtua adalah ayah dan ibu kandung.

- Orangtua hipertensi jika tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg berdasarkan Clinical Practice Guidelines of Hypertension 2004 atau sudah meminum obat-obat antihipertensi.

- Hipertensi pada anak berdasarkan The Fourth Task Force didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan persentil ke 95 untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan pada 3 kali pengukuran atau lebih.

- Prehipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik atau diastolik lebih dari atau sama dengan persentil ke 90 tetapi kurang dari persentil ke 95.

- Status nutrisi anak normal berdasarkan berat badan menurut tinggi badan diantara lebih dari 90 sampai 110 persen berdasarkan CDC 2000.

- Mean arterial blood pressure (MABP) adalah hasil perhitungan tekanan darah sistolik ditambah dengan dua kali tekanan darah diastolik dibagi tiga.

MABP =

3

tekanan darah sistolik + 2 (tekanan darah diastolik)

Tabel 3.1. Ukuran manset untuk kelompok umur yang sesuai. Umur Lebar manset

9

6 - 12 tahun 4 inci ( 10 cm )

(37)

Gambar 3.1. Pengukuran tekanan darah.16

(38)

3.11. Pengolahan dan Analisis Data

(39)

BAB 4. HASIL

4.1. Data Demografik dan Karateristik Responden

Penelitian dilaksanakan di desa Gunung Baringin kecamatan Panyabungan Timur. Desa Gunung Baringin memiliki luas wilayah 800 Hektar ( 8000 Km2

Dilakukan pengukuran tekanan darah, berat badan, tinggi badan pada masing-masing anak dan kedua orangtuanya. Hasil pengukuran tekanan darah pada anak kemudian di sesuaikan dengan The Fourth Task Force. Pada hasil pengukuran diperoleh tiga kelompok yaitu kelompok anak dengan kedua orangtua hipertensi, kelompok anak dengan salah satu orangtuanya hipertensi dan kelompok anak dengan orangtua normotensi. Sembilan anak dengan kedua orangtua hipertensi, tiga puluh dua anak dengan salah satu dari orangtuanya hipertensi dan empat puluh sembilan anak dengan orangtua normotensi. Profil penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1.

). Penduduk desa Gunung Baringin diperkirakan saat ini mencapai 1728 orang.

Gambar 4.1. Profil penelitian

90 responden

Dilakukan pengambilan sampel secara consecutive

Anak dengan kedua Dilakukan pengukuran BB, TB, TD pada oran tua (ayah dan ibu)

dan pengukuran BB,TB,TD pada anak-anaknya

(40)

Tabel 4.1. Karakteristik responden penelitian

(41)

4.2. Hubungan Tekanan Darah Anak dengan Tekanan Darah Orangtuanya Tabel 4.2. Perbedaan rerata tekanan darah

Tekanan Darah,

Dengan menggunakan uji anova diketahui bahwa rerata tekanan darah sistolik, diastolik dan MABP berbeda secara signifikan untuk ketiga kelompok responden (P<0.05). Dari hasil analisis lanjut untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dua kelompok dari ketiga kelompok responden digunakan uji Post Hoc dengan uji Bonferroni diperoleh bahwa kelompok responden dengan kedua orangtua hipertensi berbeda signifikan rerata tekanan darah sistolik, diastolik, maupun MABP dengan kelompok anak yang memiliki kedua orangtua normotensi. Begitu pula untuk kelompok anak yang memiliki salah satu orangtua dengan hipertensi juga berbeda secara signifikan dengan kelompok anak dengan orangtua yang normotensi. Sebaliknya, tidak ditemukan perbedaan yang bermakna antara kelompok anak dengan kedua orangtua hipertensi dan salah satu orangtua hipertensi (P>0.05). Dari tabel 4.2 juga diketahui bahwa rerata tertinggi untuk tekanan darah sistolik, diastolik dan MABP terdapat pada kelompok anak yang memiliki orangtua salah satunya adalah penderita hipertensi dengan rerata tekanan darah masing-masing 120.31 (7.66), 80.36 (6.55), dan 93.68 (6.47)

(42)

Tabel 4.3. Perbedaan rerata tekanan darah pada kelompok responden dengan ayah hipertensi dan kelompok responden dengan ayah normotensi

Rerata Tekanan Darah, Mean (SD), mmHg

Pada tabel 4.3 diketahui bahwa rerata tekanan darah sistolik, diastolik dan MABP lebih tinggi secara signifikan untuk responden yang memiliki ayah dengan hipertensi dibandingkan responden dengan ayah yang normotensi (P<0.05).

Tabel 4.4. Perbedaan rerata tekanan darah pada kelompok responden dengan ibu hipertensi dan kelompok responden dengan ibu normotensi

Rerata Tekanan Darah, Mean (SD), mmHg

(43)

Tabel 4.5. Hasil analisis korelasi dan regresi rerata tekanan darah orangtua dan rerata tekanan darah anak laki-laki

Variabel r R2 Persamaan Garis P

TDS Ayah 0.806 0.649 y (TDS Anak Laki-Laki) = -9.237 + 0.825 (TDS Ayah) 0.0001

TDD Ayah 0.734 0.539 y (TDD Anak Laki-Laki) = -62.078 + 1.507 (TDD Ayah) 0.0001

TDS Ibu 0.744 0.553 y (TDS Anak Laki-Laki) = -18.50 + 0.961 (TDS Ibu) 0.0001

TDD Ibu 0.739 0.546 y (TDD Anak Laki-Laki) = -58.00 + 1.487 (TDD Ibu) 0.0001

Hasil analisis korelasi dan regresi diperoleh hubungan yang signifikan antara rerata tekanan darah ayah dan ibu responden dengan dengan rerata tekanan darah anak laki-laki (P=0.0001, P<0.05). Dengan menggunakan uji korelasi, seluruh variabel terikat memiliki korelasi yang positif dengan variabel terikat, artinya semakin tinggi rerata tekanan darah (TDS dan TDD) ayah atau ibu maka akan semakin tinggi pula rerata tekanan darah anak laki-laki (TDS dan TDD).

(44)

Gambar 4.2. Korelasi rerata tekanan darah orangtua (TDS dan TDD) dan rerata tekanan darah anak laki-laki (TDS dan TDD)

(45)

Tabel 4.6. Hasil analisis korelasi dan regresi rerata tekanan darah orangtua dan rerata tekanan darah anak perempuan

Variabel r R2 Persamaan Garis P

TDS Ayah 0.798 0.637 y (TDS Anak Perempuan) = -3.292 + 0.80 (TDS Ayah) 0.0001

TDD Ayah 0.768 0.590 y (TDD Anak Perempuan) = -64.59 + 1.554 (TDD Ayah) 0.0001

TDS Ibu 0.748 0.559 y (TDS Anak Perempuan) = 12.845 + 0.714 (TDS Ibu) 0.0001

TDD Ibu 0.736 0.542 y (TDS Anak Perempuan) = -23.065 + 1.076 (TDD Ibu) 0.0001

(46)

Gambar 4.3. Korelasi rerata tekanan darah orangtua (TDS dan TDD) dan rerata tekanan darah anak perempuan (TDS dan TDD)

(47)

BAB 5. PEMBAHASAN

Untuk menambah deteksi awal hipertensi, pengukuran tekanan darah harus merupakan bagian pemeriksaan fisik periodik pada anak dan penyelidikan riwayat keluarga hipertensi secara teliti harus dilakukan.8,9 Pengukuran tekanan darah merupakan komponen yang penting dan pemeriksaan fisik yang rutin dilakukan pada anak-anak. Nilai normal tekanan darah dan definisi hipertensi telah dilaporkan pertama sekali oleh Task Force on Blood Pressure Control in Children tahun 1977.

Tekanan darah sistemik bertambah sesuai dengan bertambahnya umur dan berkorelasi dengan berat badan dan tinggi badan selama masa anak-anak dan remaja.

10

8,11

Hipertensi esensial adalah penyakit dengan peningkatan tekanan darah yang penyebabnya tidak diketahui, namun diketahui banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi esensial seperti keturunan, masukan garam, stres dan obesitas.

Anak dari riwayat keluarga yang hipertensi menunjukkan peningkatan yang persisten pada tekanan darahnya dibandingkan pada anak tanpa riwayat keluarga yang hipertensi.

8-12

13,14

Penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara umur dengan tekanan darah pada sebagian besar penduduk dengan perbedaan geografis.15 Penelitian menunjukkan bahwa hipertensi esensial lebih sering terjadi pada masyarakat kulit hitam dibandingkan kulit putih, dimana insidennya lebih banyak dijumpai pada masa anak-anak dan remaja.

Pada anak usia enam tahun keatas hipertensi esensial mulai ditemukan dan frekuensinya semakin bertambah sesuai makin bertambahnya usia anak.

16

17

(48)

Heart Association menyatakan adanya keterlibatan faktor keluarga dalam patogenesis hipertensi esensial.18 Zinner, dkk menyatakan bahwa penderita dengan hipertensi esensial ditemukan ekskresi kalikrein dalam urin dalam kuantitas yang lebih rendah dan kelainan ini diturunkan secara genetik.19 Prebis, dkk menemukan peningkatan kadar asam urat dalam plasma penderita hipertensi esensial sebagai akibat berkurangnya klirens zat tersebut. Faktor-faktor lain yang diduga merupakan faktor predisposisi adalah obesitas, stres dan makanan yang banyak mengandung garam.

Pada penelitian kami dijumpai rerata berat badan anak dengan riwayat orangtua hipertensi berkisar antara 23 kg sampai 30 kg dengan kisaran tinggi badan antara 121 cm sampai 132 cm, dimana jika diukur berdasarkan berat badan menurut tinggi badan dengan menggunakan CDC 2000 responden dalam penelitian ini masih dalam kategori berat badan yang sesuai dengan tinggi badan dan tidak ada yang obesitas.

20

Pada penelitian kami diikuti oleh 90 orang responden yang dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok dengan kedua orangtua penderita hipertensi, kelompok dengan salah satu orang tua penderita hipertensitensi dan kelompok dengan kedua orangtua normotensi, dijumpai sebanyak 9 responden dengan kedua orangtua penderita hipertensi, 32 responden dengan salah satu orangtua penderita hipertensi dan 49 responden dengan kedua orangtua normotensi. Dari 90 responden juga dijumpai 35 ayah hipertensi dan 55 ayah normotensi, sedangkan ibu hipertensi sebanyak 15 orang dan ibu yang normotensi sebanyak 75 orang.

(49)

selalu dihubungkan dengan bertambahnya usia.21 Pada penelitian yang dilakukan di Dallas tahun 1996 dari 132 anak dijumpai 67 persen hipertensi dengan gangguan ginjal dan renovaskuler dan 23 persen diantaranya adalah hipertensi esensial, dimana pada anak yang berusia 2 sampai 6 tahun dijumpai hipertensi esensial 14 persen, anak yang berusia 7 sampai 11 tahun 30 persen dan diatas 11 tahun sekitar 35 persen. Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi esensial lebih sering terjadi pada saat anak mulai memasuki usia remaja dibanding pada masa awal anak.22

Bila diarahkan pada stres atau tugas kompetitif, keturunan orang dewasa yang hipertensi, sebagai satu kelompok, berespon dengan penambahan frekuensi jantung dan tekanan darah yang lebih tinggi daripada anak-anak dari orangtua yang normotensi.

Pada penelitian kami dijumpai rerata usia anak dengan orang tua hipertensi sekitar usia 9 hingga 11 tahun.

23-25

Beberapa anak dari orangtua yang hipertensi dapat mengekskresi metabolik katekolamin urin yang lebih tinggi atau dapat berespon pada pembebanan natrium dengan penambahan berat badan yang lebih besar dan penambahan tekanan darah daripada mereka yang tanpa riwayat keluarga yang hipertensi.

Anak dari riwayat keluarga yang hipertensi menunjukkan peningkatan yang persisten pada tekanan darahnya dibandingkan pada anak tanpa riwayat keluarga yang hipertensi.

24-26

23,26

(50)

Hereditas merupakan penentu tekanan darah yang kuat, karenanya anak atau remaja dengan kenaikan tekanan darah dan mempunyai riwayat keluarga hipertensi dapat digunakan dalam memastikan diagnosa hipertensi esensial dan jarang memerlukan evaluasi untuk penyakit yang mendasarinya.

Pada penelitian kami diketahui bahwa rerata TDS, TDD dan MABP lebih tinggi secara signifikan untuk anak dengan orangtua hipertensi dibandingkan dengan orang tuanormotensi (P=0.0001). Tekanan darah sistolik, diastolik dan MABP juga lebih tinggi secara signifikan pada anak dengan ayah hipertensi dibandingkan dengan ayah normotensi, begitu juga dengan ibu (P=0.0001).

29-31

Pada penelitian ini dengan menggunakan uji korelasi dijumpai adanya korelasi yang positif antara kedua variabel, dimana semakin tinggi tekanan darah (TDS dan TDD) ayah atau ibu maka semakin tinggi pula tekanan darah anak. Peningkatan tekanan darah sistolik pada ayah memiliki hubungan yang sangat kuat dengan peningkatan tekanan darah sistolik pada anak laki-laki. Peningkatan tekanan darah diastolik ayah berhubungan kuat dengan peningkatan tekanan darah anak laki-laki, begitu juga dengan peningkatan tekanan darah sistolik, diastolik ibu berhubungan kuat dengan peningkatan tekanan darah anak laki-laki.

(51)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Tekanan darah anak secara signifikan lebih tinggi pada anak dengan orangtua hipertensi dibandingkan anak dengan orangtua normotensi.

6.2. Saran

(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Falkner B. Hypertension in children. Pediatric annals. 2006; 35:797-801

2. Kelishadi R, Hascehimpour M, Bashardoost N. Blood pressure in children of hypertensive and normotensive parents. Pediatrics. 2004; 41:1-5

3. Fj He, Marrero M, MacGregor GA. Salt and blood pressure in children and adolescents. Journal of human hypertention. 2007; 10:1-8

4. E.Koulouridis. Factors influencing blood pressure control in children and adolescents. Int Urol Nephrol. 2008; 40:741-748

5. Clarcke WR, Schrot HG, Bums TL. Aggregation of blood pressure in the families of children with labile high systolic blood pressure. The Muscatine Study. Am J Epidemiol. 1986; 123: 67-71

6. Patterson TL, Kaplan RM, Sallis JF. Aggregation of blood pressure in Anglo-American and Mexican-American families. Prev Med 1987; 16:616-619

7. HF. Lopes, Autonomic abnormalities demonstrable In young normotensive subjects who are children of hypertensive parents. Braz J Med Biol Res. 2000; 33:51-54

8. Pruitt AW. Dalam : Behrman RE, Kleigman RM, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: WB.Saunders Company, 2007. h.1669-76

9. Arafat M, Mattoo TK. Measurement of blood pressure in children : Recommendation and perceptions on cuff section. Pediatrics. 1999; 104:1-5

10. Sinaiko AR. Hypertention in children. New Engl J Med. 1996; 335:1968-73

11. Cook RN. Prediction of young adult blood pressure from childhood blood pressure, height and weight. J Clin Epidemiol. 1997; 50:571-79

12. National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescents. The fourth report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure in children and adolescents. Pediatrics.2004; 114:555-576

13. Pinto A, Roldan R, Sollecito TP. Hypertention in children: an overview. Journal of Dental Education. 2006; 70:434-440

14. Mehta SK. Parenteral hypertention and cardiac alteration in normotensive children and adolescents. American Heart Journal. 1996; 131:81-8

15. Hartono LK. Mencegah hipertensi anak dalam menyongsonh hidup lebih cerah.Ilmu kesehatan anak Fakultas Diponegoro. 1998. h.7-10

16. Coody DK. Hypertention in Children. Journ of pediatric health care.1995; 9:3-11

17. Bahrun D. Hipertensi Sistemik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, dan Pardede SO, penyunting. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2002. h.242-90

18. Zinner SH, Levy PS, Koss HS. Familial aggregation of blood pressure in childhood. N Engl J Med 1978; 284;401

19. Zinner SH, Margolius HS, Rosner B. Stability blood pressure rank and urinary kalikrein concentration in childhood. Circulation 1978; 58;908

20. Prebis JW, Gruskin AB, Polinsky MS. Uric acid in childhood essential hypertension. J Pediatr 1981; 98;702

21. Sadowski R, Falkner B. Hypertention in pediatric patients. American journal of kidney disease.1996; 27:305-315

22. Arar MY, Hogg RJ, Arant BS Jr, Seikaly MG. Etiology of sustained hypertention in children in the southwestern United States. Pediatr Nephrol.1996; 8:186-9

23. Luma GB. Hypertention in children and adolescent. American Family Physician. 2006; 73:1558-66

(53)

25. Sorof J, Daniels S. Obesity hypertention in children: A problem of epidemic proportion. Journal of The American Heart Association. 2002; 40:441-447

26. Moser M, MD. High blood pressure lower it and live longer.Hypertention Education Foundation.Inc, 2007. p.1-45

27. Munger RD, Prineas RJ, Marin OG. Persistent elevation in children with family hypertension. The Minneapolis children blood pressure study. J Hyperten 1988; 6;647

28. Croix B, Feig DL. Childhood hypertension is not a silent disease. Pediatr Nephrol 2006; 21:527-32

29. Loggie JMH. Hypertension in childhood and adolescence. Dalam Rubin EM, penyunting. Pediatric Nephrology, Baltomore:Williams and Wilkins coy 1976; 17

30. Frazier L. Factors influencing blood pressure: development of a risk model. J Cardiovasc Nurs. 2000; 15:62-79

(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

Lampiran 7. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………..……

Umur ……… : ………….. tahun

Jenis kelamin :

Alamat :………..………..

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

untuk dilakukan pemeriksaan: pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah terhadap anak saya :

Nama : ………. Umur ……...…… tahun

Alamat Rumah :……...………..

Alamat Sekolah : ……….

yang tujuan, sifat, dan perlunya pemeriksaan tersebut di atas, serta risiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

Setelah mendapat penjelasan dan memahami dengan penuh kesadaran mengenai penelitian ini, maka dengan ini saya menyatakan untuk ikut serta. Apabiula dikemudian hari saya mengundurkan diri dari penelitian ini, maka saya tidak akan dituntut apapun.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

(61)

Medan, Mei 2010

Yang memberikan Yang membuat pernyataan penjelasan persetujuan

dr. ………. ………...

Saksi – saksi : Tanda tangan

1. ………. ………

(62)

Lampiran 8. Naskah Penjelasan kepada Orangtua

Bapak / ibu Yth,

Saya dr. Desy Aswira Nst saat ini sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak di RSUP H Adam Malik Medan dan saya sedang melakukan penelitian yang berjudul : “ HUBUNGAN TEKANAN DARAH ANAK DAN TEKANAN DARAH ORANGTUANYA “

(63)

pengukuran beserta waktu dilakukannya pemeriksaan. Dalam mengikuti penelitian ini, bapak/ibu tidak akan dikenakan biaya apa-apa.

Bapak/ibu Yth,

Manfaat yang akan bapak/ibu peroleh dari penelitian ini adalah dengan adanya hasil dari pengukuran tekanan darah maka bapak/ibu akan mengetahui apakah bapak/ibu menderita hipertensi atau tidak sehingga bapak/ibu dapat melakukan pengobatan atau memperbaiki kebiasaan hidup sehingga dapat menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Bapak/ibu Yth,

Pemeriksaan tekanan darah dilakukan untuk mengetahui hasil tekanan darah bapak ibu. Pemeriksaan ini adalah umum/biasa dilakukan, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang dapat membahayakan bapak/ibu. Namun bila terjadi hal-hal-hal-hal yang tidak diinginkan selama penelitian berlangsung, bapak/ibu dapat menghubungi saya (HP. 081263025980 atau 061-77582915) Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP H. Adam Malik Medan jam 08.00 s/d 14.30 wib ( hari senin s/d kamis ) dan jam 08.00 s/d 12.00 wib ( hari jumat dan sabtu) setiap hari kerja atau setiap waktu dapat menghubungi nomor telepon/HP saya untuk mendapatkan pertolongan. Saya akan bertanggung jawab untuk memberikan biaya pelayanan/pengobatan membantu untuk mengatasi masalah/efek samping tersebut sesuai dengan masalah/efek samping yang terjadi.

Dalam pengukuran tekanan darah ini kemungkinan tidak akan terjadi efek samping/masalah yang akan terjadi.

Bapak/ibu Yth,

(64)

Bapak/ibu Yth,

Pada penelitian ini identitas bapak/ibu akan disamarkan. Hanya dokter peneliti, anggota peneliti dan anggota komisi etik yang bisa melihat data bapak/ibu. Kerahasiaan data bapak/ibu sepenuhnya akan dijamin. Bila data dipublikasikan kerahasiaan akan tetap dijaga.

Setelah bapak /ibu memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan bapak/ibu yang telah terpilih pada penelitian ini dapat mengisi dan menandatangani lembar persetujuan penelitian.

Medan, ……….2010 Peneliti

(65)
(66)

Lampiran 10. Susunan Peneliti dan Rencana Anggaran 12.1 Susunan Peneliti

1. Ketua penelitian : dr. Desy Aswira Nasution 2. Supervisor / Anggota : Prof. dr. H. Rusdidjas, Sp.A (K)

dr. Supriatmo, Sp.A (K)

Prof. dr.Hj. Rafita Ramayanti, SpA(K) dr. Okerina Ramayani, SpA

dr. Rosmayanti Siregar, SpA 3. Anggota penelitian : dr. Viviana

Dr. Kholidah Nasution 12.2 Rencana Anggaran

No Uraian Jumlah

1 Pengadaan tensi meter, timbangan, dll Rp 2.000.000,- 2 Fotocopi tabel tekanan darah, dll (500 lbr x Rp

200)

Rp 1.500.000,-

3 Transportasi dan akomodasi Rp 2.000.000,- 4 Pembuatan proposal & penggandaan Rp 1.000.000,- 5 Pembuatan lap. penelitian & penggandan hasil Rp 1.500.000,-

(67)

Lampiran 11. Kuesioner penelitian LEMBARAN KUESIONER

No. Reg : Tanggal : Dilakukan Oleh : dr.

Identitas Pribadi (Anak)

Nama : ………..L / P

Tempat, Tanggal Lahir : ………

Umur :………tahun

Tinggi / Berat Badan : ………

Alamat Rumah : ………

Alamat Sekolah : ………

Anak ke ….. dari ….. bersaudara. Kembar (ya / tidak)

Identitas Orangtua Ibu Ayah

Nama ……… ………..

Tanggal Lahir ……… ………..

Umur ……… ………...

Suku Bangsa ………... …………...……….

Pekerjaan ……… ………

Pendidikan ……… ………

Riwayat kelainan keturunan dalam keluarga : ya / tidak *)………

Riwayat hipertensi : ya/tidak *)………

(……) Ayah hipertensi

(……) Ibu hipertensi

(68)

ANAMNESIS

Beri tanda check list (√ ) pada pilihan yang disediakan ( jika ada ) 1.Penyakit yang sedang dialami (jika ada) :

(…..) Penyakit ginjal

(…..) Penyakit jantung dan pembuluh darah

(…..) Infeksi saluran kemih

(…..) Penyakit keganasan ( tumor, leukemia, dll)

2.Penyakit terdahulu yang pernah dialami (jika ada) :

(…..) Penyakit ginjal

(…..) Penyakit jantung dan pembuluh darah

(…..) Infeksi saluran kemih

(…..) Penyakit keganasan ( tumor, leukemia, dll)

3.Obat-obat yang dikonsumsi (jika ada) :

(…..) Kortikosteroid (mis: prednisone, deksametason, methylprednison, dll)

(…..) Pil kontrasepsi

(……) kencing seperti air teh pekat

(……) kencing seperti cucian daging

(……) sakit saat kencing

(69)

(……)sering berkeringat banyak

(……) jantung berdebar-debar

4.Jenis makanan yang dikonsumsi yang mengandung garam (jika ada)

:……….

5.Apakah anak sering melakukan olah raga atau aktifitas fisik secara rutin

(…..) Ya

(…..) Tidak

PEMERIKSAAN FISIK

Hari/Tanggal :……….. 1. ANAK

Keadaan Umum : tampak sehat / sakit Kesadaran : ………

Tinggi Badan : ……cm Persentil…… Berat Badan:... .kg Persentil ...

HR : ……x/i RR : …..x/I Temp. : ……˚C

TD : 1). …../……mmHg (MAP = …… ) (Waktu pengukuran TD :………..WIB)

2)……/…….mmHg (MAP =……..) (Waktu pengukuran TD :………..WIB)

3)……/…… mmHg (MAP =…….) (Waktu pengukuran TD :………..WIB)

2. ORANGTUA

Keadaan Umum : tampak sehat / sakit Kesadaran : ………

HR : ……x/i RR : ……x/I Temp. : ……˚C

BB : ………….kg TB :………….cm

TD : 1)……./………mmHg (MAP = ……….) (Waktu pengukuran TD :……..WIB)

2)……/……….mmHg (MAP =………..) (Waktu pengukuran TD :……..WIB)

(70)

KETERANGAN :

Klasifikasi hipertensi pada dewasa ( Clinical practice guidelines of hypertention, 2004):

1. Normal : TDS <120 mmHg dan TDD <80 mmHg

Klasifikasi hipertensi pada anak ( The Fourth Task Force, 2004 ) :

1. Normal : TDS dan TDD < persentil 90

2. Prehipertensi : TDS dan TDD ≥ persentil 90 tetapi < persentil 95 3. Hipertensi : TDS dan TDD ≥ persentil 95

4. Hipertensi stage 1 : TDS dan TDD dari persentil 90 sampai persentil 95 (ditambah 5 mmHg)

5. Hipertensi stage 2 : TDS dan TDD ≥ persentil 95 ( ditambah 5 mmHg)

Lampiran 12. Riwayat Hidup

Nama : dr. Desy Aswira Nasution

Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran, 14 April 1983

Alamat : Komplek Pondok Surya Blok 1 No 7. Medan-Helvetia

Status : Belum Menikah

Telepon / e-mail : 081263925980 / desy_aswira@yahoo.com

Riwayat Pendidikan

1. SD IKAL Medan : Lulus Tahun 1996

2. SLTP Negri 7 Medan : Lulus Tahun 1998 3. SMU Negeri 4 Medan : Lulus Tahun 2001 4. Perguruan Tinggi FK USU : Lulus Tahun 2007

5. Pendidikan Spesialis Anak FK USU : Juli 2008 sampai sekarang

Riwayat Tugas

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka konseptual
Tabel 3.1. Ukuran manset untuk kelompok umur yang sesuai.9
Gambar 3.2. Manset untuk mengukur tekanan darah.
Gambar 4.1.  Profil penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila kepala sekolah/madrasah tidak dapat melaksanakan sendiri (misalnya karena jumlah guru yang dinilai terlalu banyak), maka kepala sekolah/madrasah dapat menunjuk Guru

rantai pasok yang dapat mengurangi harga bawang merah dan komoditi dapat. masuk ke pasar induk tepat waktu sehingga tidak

Setelah dilakukan perancangan situs butik online ini maka dapat dilakukan publikasi yang maksudnya adalah untuk mempublikasikannya kedalam server web agar dapat dilihat pada

Makanan yang mengandung banyak lemak dapat menyebabkan penimbunan lemak disepanjang pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan pada pembuluh darah dan memacu

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa peneliti panjatkankehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya,sehingga peneliti dapat

Hal ini dimaksudkan untuk menampung dinamika pemanfaatan ruang mikro dan sebagai dasar antara lain transfer of development rights (TDR) dan air right

return on asset Bank Sumsel Babel periode 2008-2015 adalah tinggi tapi jika dibandingkan dengan return on asset perbankan secara nasional adalah rendah, (2)inflasi

Dari hasil Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Guided Discovery pada materi sistem pernapasan masusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Binjai