ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
SISA MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
KAMPUS WILMAR BUSINESS INSTITUTE MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Penyelesaian
Pendidikan Sarjana Teknik Sipil
Disusun oleh :
RIZKI MAZIA HAKIKI RAMBE
11 0424 039
BIDANG STUDI STRUKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK USU
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SISA MATERIAL
PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
KAMPUS WILMAR BUSINESS INSTITUTE MEDAN
TUGAS AKHIR
DiajukanUntukMelengkapiTugas-tugasdanMemenuhiSyaratUntukMenempuhUjianSarjanaTeknikSipil
Disusunoleh :
RIZKI MAZIA HAKIKI RAMBE
11 0424 039
Pembimbing :
Ir. Syahrizal, MT
NIP.
19611231 198111 1 001
PengujiI :
Penguji II :
Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan
Rahmi Karolina, ST., MT
NIP. 19520901 198112 1 001
NIP. 19820318 200812 2 001
Mengesahkan :
Koordinator PPSE
Ketua
Departemen Teknik Sipil FT USU
Departemen Teknik Sipil FT USU
Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc
Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan
NIP. 19560326 198103 1 003
NIP.19561224 198103 1 002
BIDANG STUDI STRUKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
ABSTRAK
Pada pelaksanaan konstruksi bangunan, tidak akan dapat dihindari munculnya sisa
material konstruksi dimana adanya sisa material tersebut menimbulkan kerugian
yang apabila berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya pendapatan yang akan
diterima oleh kontraktor. Oleh karena itu, dilakukan sebuah analisa untuk
mengetahui material yang berpotensi menjadi
waste
dan mengetahui berapa biaya
kerugian yang disebabkan oleh terjadinya
waste
(
waste cost
), dimana proyek yang
ditinjau berupa Pembangunan Gedung Wilmar Business Institute di kota Medan,
dengan total luas bangunannya adalah sebesar 13.555,9 m
2, tinggi 28 m (terdiri
dari 7 lantai), dan nilai kontrak sebesar Rp. 65.000.000.000,-. Langkah
perhitungan yang dilakukan adalah menghitung kuantitas kebutuhan material
berdasarkan gambar konstruksi
(shop drawing).
Kemudian menghitung kuantitas
sisa material, biaya sisa material,perbandingan berat tulangan per m
3beton
dengan SNI 2008, serta mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya sisa
material. Dari hasil analisa dan perhitungan, diperoleh volume beton yang
digunakan adalah sebesar 2434.187m
3, sisa beton sebesar 73.02m
3dan persen
jumlah sisa volume beton 3%. Berat tulangan total 451733.85kg, sisa berat
tulangan21894.71kg, dan persen sisa tulangan4,84 %.Nilai koefisien rata-rata
kebutuhan tulangan kolom sebesar 157.294 kg/m
3, sedangkan menurut SNI 2008
adalah sebesar 300 kg/m
3. Untuk balok koefisien rata-rata kebutuhan tulangan
baloksebesar 187.407 kg/m
3, sedangkan menurut SNI 2008 adalah sebesar 200
kg/m
3. Ini menunjukkan elemen kolom dan balok menggunakan tulangan lebih
sedikit tulangan dari yang telah ditetapkan oleh SNI tahun 2008.Untuk
memperkecil kemungkinan kesalahan dari perhitungan sisa material perlu
dilakukan perhitungan pada proyek yang berbeda.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan
berkah, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah
“Analisis Faktor Penyebab
Terjadinya Sisa Material pada Proyek Pembangunan Gedung Wilmar
Business Institute Medan
”
.
Penyelesaian Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, serta
bimbingan dari berbagai belah pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik
Sipil;
2.
Bapak Ir. Syahrizal, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil;
3.
Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc, selaku Koordinator PPSE,
Departemen Teknik Sipil;
ii
5.
Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan dan Ibu Rahmi Karolina, ST., MT,
selaku Penguji, yang turut memberikan masukan dalam proses penyelesaian
Tugas Akhir ini;
6.
Bapak/ibu seluruh Staff Pengajar, serta Pegawai Administrasi Departemen
Teknik Sipil;
7.
Kedua Orang Tua penulis yang teristimewa, yang telah bersabar dan tak
henti-hentinya memberikan doa, motivasi, nasehat, serta dukungan. Terima
kasih atas segala pengorbanan, cinta, dan kasih sayang yang tiada batas untuk
penulis.
8.
Teman-teman Mahasiswa/i Angkatan 2011. Terima kasih atas bantuannya
selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, demi perbaikan untuk menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Medan, Agustus 2015
Hormat saya,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
... i
ABSTRAK
... iii
DAFTAR ISI
... iv
DAFTAR TABEL
... vii
DAFTAR GAMBAR
... ix
DAFTAR GRAFIK
... x
DAFTAR LAMPIRAN
... xi
DAFTAR NOTASI
... xii
BAB I PENDAHULUAN
... 1
1.1
Latar Belakang Masalah ... 1
1.2
Rumusan Masalah ... 2
1.3
Tujuan Penelitian ... 2
1.4
Manfaat Penelitian ... 3
1.5
Batasan Masalah ... 3
1.6
Metodologi Penelitian ... 4
1.7
Sistematika Penulisan ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
... 7
2.1
Struktur Bangunan Atas ... 7
2.1.1
Struktur Kolom ... 7
2.1.2
Struktur Balok ... 8
2.2
Manajemen Material Konstruksi ... 8
2.3
Material Konstruksi ... 9
2.3.1
Material Penyusun Beton ... 11
2.3.2
Tulangan Beton ... 12
2.4
Standard Penulangan Kolom dan Balok ... 13
2.4.1
Pembengkokan Tulangan ... 13
2.4.2
Kait Standard ... 14
2.4.4
Sambungan ... 17
2.4.5
Ukuran dan Berat Tulangan ... 17
2.4.6
Menghitung Koefisien Kebutuhan Tulangan ... 18
2.5
Sisa Material (
Waste
) ... 18
2.6
Manfaat Meminimalisasi Sisa Material Konstruksi ... 24
2.7
Biaya Material ... 25
2.8
Hasil Penelitian yang Pernah Dilakukan ... 26
2.8.1
Valentino Arya Kusuma. 2010. ... 26
2.8.2
Suryanto Intan, Ratna S. Alifen, dan Lie Arijanto ... 27
2.8.3
Abdul Wahab. 2015. ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
... 28
3.1
Data Penelitian ... 28
3.1.1
Sumber Data ... 28
3.1.2
Data Primer ... 28
3.1.3
Data Sekunder ... 29
3.2
Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 30
3.2.1
Metode Pengumpulan Data ... 30
3.2.2
Metode Pengolahan Data ... 30
3.3
Metode Analisa Data ... 35
3.4
Diagram Alir Analisa Data ... 35
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
... 37
4.1
Deskripsi Proyek ... 37
4.1.1
Data Umum ... 37
4.1.2
Data Teknis ... 38
4.1.3
Gambar Proyek ... 39
4.2
Pengelompokkan Pekerjaan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan Dimensi
dan Tipe Penulangan ... 44
4.2.1
Pekerjaan Struktur Kolom ... 45
4.2.2
Pekerjaan Struktur Balok ... 50
4.3
Perhitungan Volume Beton ... 52
4.3.2
Perhitungan Volume Beton Balok ... 55
4.4
Perhitungan Kebutuhan Tulangan ... 58
4.4.1
Perhitungan Tulangan Kolom ... 58
4.4.2
Perhitungan Tulangan Balok ... 61
4.5
BeratTulangan yang Digunakan ... 68
4.6
Total KebutuhanTulangan ... 69
4.7
BeratTulangan yang Tidak Digunakan ... 70
4.8
Hasil Koefisien Perbandingan Tiap Elemen ... 75
4.8.1
Kolom ... 75
4.8.2
Balok ... 78
4.9 Identifikasi Faktor Penyebab Terjadinya Sisa Material ... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
... 85
5.1
Kesimpulan ... 85
5.2
Saran ... 86
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sumber dan Penyebab Sisa Material Konstruksi ... 7
Tabel 4.1 Data Umum Proyek ... 33
Tabel 4.2 Detail Pekerjaan Kolom Lantai Dasar ... 36
Tabel 4.3 Detail Pekerjaan Kolom Lantai 01 ... 36
Tabel 4.4 Detail Pekerjaan Kolom Lantai 02 ... 37
Tabel 4.5 Detail Pekerjaan Kolom Lantai 03 ... 37
Tabel 4.6 Detail Pekerjaan Kolom Lantai 04 ... 37
Tabel 4.7 Detail Pekerjaan Kolom Lantai 05 ... 38
Tabel 4.8 Detail Pekerjaan Kolom Lantai 06 ... 38
Tabel 4.9 Detail Pekerjaan Kolom Lantai Atap ... 38
Tabel 4.10 Detail Pekerjaan Balok... 39
Tabel 4.11 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai Dasar
Penampang
Persegi ... 41
Tabel 4.12 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai Dasar
Penampang
L/T ... 42
Tabel 4.13 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai 01 Penampang
Persegi ... 43
Tabel 4.14 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai 01 Penampang
L/T ... 44
Tabel 4.15 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai 02 Penampang
Persegi ... 45
Tabel 4.16 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai 02 Penampang
L/T ... 46
Tabel 4.17 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai 03 Penampang
Persegi ... 47
Tabel 4.19 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai 04 Penampang
Persegi ... 49
Tabel 4.20 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai 04 Penampang
L/T ... 50
Tabel 4.21 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai 05 Penampang
Persegi ... 51
Tabel 4.22 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai 05 Penampang
L/T ... 52
Tabel 4.23 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai 06 Penampang
Persegi ... 53
Tabel 4.24 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai 06 Penampang
L/T ... 54
Tabel 4.25 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai Atap
Penampang
Persegi ... 54
Tabel 4.26 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Kolom Lantai Atap
Penampang
L/T ... 55
Tabel 4.27 Rekapitulasi Volume Material Beton Kolom ... 56
Tabel 4.28 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Balok Lantai 01 ... 57
Tabel 4.29 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Balok Lantai 02 ... 58
Tabel 4.30 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Balok Lantai 03 ... 59
Tabel 4.31 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Balok Lantai 04 ... 60
Tabel 4.32 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Balok Lantai 05 ... 61
Tabel 4.33 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Balok Lantai 06 ... 62
Tabel 4.34 Daftar Perhitungan Volume Material Beton Balok Lantai Atap... 63
Tabel 4.35 Rekapitulasi Volume Material Beton Balok ... 64
Tabel 4.36 Total Kebutuhan Berat Tulangan Kolom ... 76
Tabel 4.37 Total Kebutuhan Berat Tulangan Balok ... 76
Tabel 4.38 Total Berat Tulangan ... 77
Tabel 4.39 Rekapitulasi Kebutuhan Tulangan untuk Pekerjaan Kolom ... 77
Tabel 4.41 Rekapitulasi Kebutuhan Tulangan ... 78
Tabel 4.42 Rekapitulasi Berat Sisa Tulangan untuk Pekerjaan Kolom ... 79
Tabel 4.43 Rekapitulasi Berat Sisa Tulangan untuk Pekerjaan Balok Lantai 01 ... 81
Tabel 4.44 Rekapitulasi Berat Sisa Tulangan untuk Seluruh Pekerjaan Kolom ... 86
Tabel 4.45 Rekapitulasi Berat Sisa Tulangan untuk Seluruh Pekerjaan Balok ... 86
Tabel 4.46 Rekapitulasi Berat Sisa Tulangan untuk Seluruh Pekerjaan ... 87
Tabel 4.47 Koefisien Perbandingan Kebutuhan Tulangan ... 93
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Bagan Metodologi Penelitian ... 5
Gambar 2.1 Campuran Beton ... 15
Gambar 2.2 Potongan Tulangan Polos dan Tulangan Ulir ... 16
Gambar 2.3 Tulangan Polos dan Tulangan Ulir... 17
Gambar 3.1 Bagan Analisa Data ... 32
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Tabel Perhitungan Kebutuhan Tulangan Kolom
2. Tabel Perhitungan Kebutuhan Tulangan Balok
3. Rekapitulasi Berat Sisa Tulangan
DAFTAR NOTASI
BU
Batang Utama
D
Diameter tulangan ulir (mm)
Ø
Diameter tulangan polos (mm)
C
1, C
2,...,dst
Kode tipe-tipe kolom
P
1, P
2,...,dst
Kode tipe-tipe balok
S
1, S
2,...,dst
Kode tipe-tipe balok
K
1, K
2,...,dst
Kode tipe-tipe balok
L
1, L
2,...,dst
Kode lantai
P
Panjang (m)
ABSTRAK
Pada pelaksanaan konstruksi bangunan, tidak akan dapat dihindari munculnya sisa
material konstruksi dimana adanya sisa material tersebut menimbulkan kerugian
yang apabila berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya pendapatan yang akan
diterima oleh kontraktor. Oleh karena itu, dilakukan sebuah analisa untuk
mengetahui material yang berpotensi menjadi
waste
dan mengetahui berapa biaya
kerugian yang disebabkan oleh terjadinya
waste
(
waste cost
), dimana proyek yang
ditinjau berupa Pembangunan Gedung Wilmar Business Institute di kota Medan,
dengan total luas bangunannya adalah sebesar 13.555,9 m
2, tinggi 28 m (terdiri
dari 7 lantai), dan nilai kontrak sebesar Rp. 65.000.000.000,-. Langkah
perhitungan yang dilakukan adalah menghitung kuantitas kebutuhan material
berdasarkan gambar konstruksi
(shop drawing).
Kemudian menghitung kuantitas
sisa material, biaya sisa material,perbandingan berat tulangan per m
3beton
dengan SNI 2008, serta mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya sisa
material. Dari hasil analisa dan perhitungan, diperoleh volume beton yang
digunakan adalah sebesar 2434.187m
3, sisa beton sebesar 73.02m
3dan persen
jumlah sisa volume beton 3%. Berat tulangan total 451733.85kg, sisa berat
tulangan21894.71kg, dan persen sisa tulangan4,84 %.Nilai koefisien rata-rata
kebutuhan tulangan kolom sebesar 157.294 kg/m
3, sedangkan menurut SNI 2008
adalah sebesar 300 kg/m
3. Untuk balok koefisien rata-rata kebutuhan tulangan
baloksebesar 187.407 kg/m
3, sedangkan menurut SNI 2008 adalah sebesar 200
kg/m
3. Ini menunjukkan elemen kolom dan balok menggunakan tulangan lebih
sedikit tulangan dari yang telah ditetapkan oleh SNI tahun 2008.Untuk
memperkecil kemungkinan kesalahan dari perhitungan sisa material perlu
dilakukan perhitungan pada proyek yang berbeda.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu parameter yang digunakan dalam upaya melaksanakan sebuah
proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah
satu komponen yang penting yang memiliki pengaruh cukup erat dengan biaya suatu
proyek.
Pada pelaksanaan sebuah proyek konstruksi bangunan, tidak akan dapat
dihindari munculnya sisa material
.
Sisa material konstruksi merupakan suatu
material yang sifatnya berlebih dan tidak dapat digunakan kembali yang terdapat di
area pelaksanaan konstruksi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan yang teliti dan tepat dalam
menentukan jumlah kebutuhan material yang akan digunakan dalam proyek serta
dilakukan evaluasi terhadap penggunaan material tersebut.
Pada Proyek Pembangunan Gedung Kampus Wilmar Business Institute,
terdapat adanya sisa material yang tercecer di sekitar lokasi pembangunan yang
disebabkan oleh beberapa faktor. Selain itu, Pada Proyek Pembangunan Gedung
Kampus Wilmar Business Institute yang merupakan objek penelitian ini, ditemukan
terjadi keterlambatan pekerjaan. Salah satu faktor yang diamati menjadi penyebab
keterlambatan adalah adanya perubahan desain pada pekerjaan struktur atas.
Sisa material
(waste)
pada proyek ini belum teridentifikasi sehingga
kontraktor tidak mengetahui berapa persentase kerugian yang ditimbulkan oleh
waste
pendapatan yang akan diterima oleh kontraktor. Identifikasi dilakukan untuk
mengetahui material yang berpotensi menjadi
waste
dan mengetahui berapa biaya
kerugian yang disebabkan oleh terjadinya
waste
(
waste cost
).
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis akan melakukan penelitian
tentang analisis sisa material struktur beton bertulang
pada Proyek Pembangunan
Gedung Kampus Wilmar Business Institute Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis dapat merumuskan permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian sebagai berikut:
1.
Berapakah persentase jumlah sisa material selama pelaksanaan proyek?
2.
Berapakah biaya sisa material selama pelaksanaan proyek?
3.
Berapakah perbandingan antara berat besi tulangan yang dibutuhkan per m
3beton
bertulang berdasarkan SNI tahun 2008?
4.
Apa sajakah faktor penyebab terjadinya sisa material pada proyek ini?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui persentase jumlah sisa material selama pelaksanaan proyek.
2.
Mengetahui biaya sisa material selama pelaksanaan proyek.
3.
Mengetahui perbandingan antara berat besi tulangan yang dibutuhkan per m
3beton bertulang berdasarkan SNI tahun 2008.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Membentuk diri pribadi agar dapat berpikir secara ilmiah dan dapat memahami
permasalahan mengenai manajemen sisa material pada konstruksi bangunan
bertingkat.
2. Menjadi referensi terhadap penelitian-penelitian selanjutnya agar menjadi lebih
baik lagi.
3. Memberi sumbangan pada kemajuan dunia pendidikan dan professional dalam
bidang konstruksi agar mengetahui faktor-faktor penyebab sisa material serta
upaya manajemen yang dapat dilakukan di proyek konstruksi.
4. Memberi masukan kepada kontraktor mengenai kegiatan-kegiatan pada pekerjaan
struktur atas yang berpotensi menghasilkan sisa material.
1.5. Batasan Masalah
Agar lebih terarah pada permasalahan yang ada, maka pada penelitian ini akan
diberikan batasan sebagai berikut:
1.
Identifikasi
waste
ini dibuat sesuai dengan keadaan proyek Kampus Wilmar
Business Institute Medan.
2.
Sisa material dihitung berdasarkan
shop drawing
pada Proyek Pembangunan
Kampus Wilmar Business Institute Medan.
3.
Perhitungan dilakukan hanya pada material struktur kolom dan balok tidak
termasuk pelat lantai dikarenakan pada pelat lantai pembesian menggunakan
balok tidak bisa dialokasikan ke pembesian pelat lantai. Untuk nilai sisa material
beton diambil dari perhitungan yang dilakukan oleh kontraktor di lapangan.
4.
Harga material dan kebutuhan bahan (indeks) diambil dari Daftar Analisa Harga
Satuan Kontraktor.
5.
Peraturan yang digunakan untuk perbandingan berat besi tulangan dengan volume
beton per m
3adalah SNI 7394-2008.
5. Analisa sisa material tidak memperhitungkan kualitas hasil akhir pekerjaan, mutu
dianggap baik sesuai persyaratan dalam spesifikasi.
7. Penanganan
material waste
tidak ditinjau.
1.6. Metodologi Penelitian
Metodologi penulisan yang dipakai dalam menganalisa kriteria dan kendala
terhadap masalah dan pembahasan, dilakukan dengan studi pustaka yaitu membaca
buku-buku yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir ini.
Data-data penelitian berupa gambar Proyek Pembangunan Gedung Kampus
Wilmar Business Institute Medan. Pembahasan masalah dilakukan untuk
mendapatkan suatu pemecahan dengan pengolahan data, yang akhirnya
menghasilkan kesimpulan dan serta saran-saran yang dapat berguna untuk
perencanaan selanjutnya.
`
Gambar 1.1. Bagan Metodologi Penelitian
Persiapan:
Merumuskan masalah penelitian Menentukan tujuan penelitian
Data Primer:
Perhitungan jumlahmaterial
Tahap Pengolahan Data:
Menghitung Kebutuhan Material Menghitung Sisa Material:
Menghitung Kuantitas Sisa Material Menghitung Biaya Sisa Material
Menghitung Perbandingan Koefisien Material pada Proyek dengan SNI Tahun 2008
Tahap Analisis dan Pembahasan:
Menganalisa sisa material (waste) dengan menggunakan Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif dengan bantuan program Microsoft Excel.
Menentukan faktor penyebab sisa material
Kesimpulan dan Saran Pengumpulan Data
Data Skunder:
Gambar shop drawing Daftar analisa harga satuan Data Umum Proyek Studi Literatur:
Jurnal Buku Teks
Penelusuran situs internet
1.7. Sistematika Penulisan
Untuk penyajian bahasan yang diteliti, tugas akhir ini dibagi atas 5 (lima) bab dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah,
metodologi, dan sistematika penulisan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori dari beberapa sumber yang berhubungan dengan
permasalahan dan tujuan pembahasan,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang cara/proses perhitungan kebutuhan tulangan,
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Berisi analisis dan pembahasan hasil,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Struktur Bangunan Atas
Struktur atas adalah bagian dari struktur yang berfungsi menerima kombinasi
pembebanan, yaitu beban mati, beban hidup, beban angin, beban gempa, dan beban
lainnya yang direncanakan. Selain itu, struktur bangunan atas harus mampu
mewujudkan perancangan arsitektur, sekaligus harus mampu menjamin keamanan
dan kenyamanan.
2.1.1. Struktur Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya
(collapse)
lantai yang bersangkutan
dan juga runtuh total
(total collapse)
seluruh struktur
(Sudarmoko, 1996)
. Fungsi
kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan berdiri.
2.1.2. Struktur Balok
Balok merupakan bagian dari konstruksi yang berfungsi memikul beban yang
diterima oleh plat beban balok anak, dan beban-beban lain yang bekerja di atasnya,
dan kemudian meneruskannya pada kolom. Balok terdiri dari balok induk yang
berfungsi membagi plat menjadi segment sebagai pengikat kolom yang satu dengan
yang lain, sehingga plat menahan beban dari yang luas ke yang lebih kecil, dan balok
anak yang merupakan balok yang bertumpu pada balok induk yang menerima beban
dari plat dan kemudian diteruskan ke balok induk.
2.2. Manajemen Material Konstruksi
Menurut
(Ervianto, 2004)
pemakaian material merupakan bagian terpenting
yang mempunyai persentase cukup besar dari total biaya proyek. Dari beberapa
penelitian menyatakan bahwa biaya material menyerap 50-70% dari biaya proyek,
biaya ini belum termasuk biaya penyimpanan material. Oleh karena itu, penggunaan
teknik manajemen yang baik dan tepat untuk membeli, menyimpan,
mendistribusikan, dan menghitung material konstruksi menjadi sangat penting.
Kegagalan menggunakan dan menjaga system manajemen yang sesuai untuk
material konstruksi akan berakibat buruk bagi kemajuan dan segi financial
pelaksanaan pekerjaan yang antara lain mencakup:
-
Tidak tersedianya bahan pada saat diperlukan.
-
Material yang akan digunakan rusak.
Penggolongan material dapat dibedakan menjadi tiga kategori:
-
Engineered materials,
yaitu produk khusus yang dibuat berdasarkan perhitungan
teknis dan perencanaan. Material ini secara khusus dijelaskan dalam gambar dan
digunakan sepanjang masa pelaksanaan proyek tersebut.
-
Bulk materials
, yaitu produk yang dibuat berdasarkan standar industri
tertentu.material jenis ini sering kali sulit diperkirakan karena beraneka ragam
jenisnya seperti kabel dan pipa.
-
Fabricated materials,
yaitu produk yang dirakit tidak pada tempat material
tersebut akan digunakan di luar lokasi proyek seperti kusen dan rangka baja.
2.3. Material Konstruksi
Bahan konstruksi dalam sebuah proyek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
bahan yang kelak akan menjadi bagian tetap dari struktur (bahan permanen) dan
bahan yang dibutuhkan kontraktor dalam membangun proyek. Tetapi, tidak akan
menjadi bagian tetap dari struktur bangunan (bahan sementara).
Bahan Permanen
Bahan permanen adalah bahan yang dibutuhkan oleh kontraktor untuk
membentuk bangunan dan sifatnya melekattetap sebagai elemen bangunan.jenis
bahan ini akan dijelaskan lebih rinci dalam dokumen kontrak (gambar kerja dan
spesifikasi). Rincian bahan permanen mencakup antara lain:
Spesifikasi untuk bahan yang digunakan
Kwantitas bahan yang diperlukan
Uji coba yang harus dilakukan terhadap setiap bahan yang diperlukan sebelum
Dengan menggunakan rincian yang tercantum dalam dokumen kontrak, kontraktor
harus menentukan pemasok bahan yang akan digunakan. Tiga sumber pemasok
bahan permanen:
-
Pemberi tugas yang mungkin memasok bahan tertentu untuk digunakan oleh
kontraktor.
-
Subkontraktor yang mungkin diminta oleh kontraktor utama untuk memasok
bahan permanen berdasarkan kontrak terpisah.
-
Kontraktor sendiri yang mengadakan bahan permanen.
Dalam kasus yang bahan permanennya dipasok oleh pemberi tugas, kontraktor tetap
harus menyiapkan manajemen yang diperlukan untuk menjamin:
-
Bahan datang tepat waktu
-
Dibongkar dan disimpan dengan benar sebelum digunakan
-
Dipasang dengan benar dalam bagian proyek
Banyaknya bahan permanen yang dipasok oleh pemberi tugas kepada
kontraktor untuk digunakan pada proyek sangat bervariasi antara satu proyek dengan
proyek yang lain. Pada beberapa proyek jumlah ini sangat kecil (misalnya dalam
pembangunan jalan raya). Sedangkan pada proyek lain mungkin mencapai 80-90%
terdiri bahan jenis ini.
Bahan Sementara
kontrak, kontraktor tidak akan mendapat bayaran secara eksplisit untuk jenisbahan
ini. Sehingga, pelaksana harus memasukkan biaya bahan ini ke dalam biaya
pelaksanaan berbagai pekerjaan yang termasuk dalam kontak.
Dalam kasus sebuah proyek jembatan rangka baja yang tergolong dalam jenis
bahan sementara adalah perancah, bahan bakar, dan suku cadang alat konstruksi.
Biasanya kontraktor memasok semua bahan yang dibutuhkan melalui
sumber-sumbernya sendiri atau dengan subkontraktor. Kontraktor sedapat mungkin bertindak
hati-hati dengan harapan bahan ini dapat digunakan kembali dalam pekerjaan lain.
Adapun material yang biasa digunakan pada pelaksanaan struktur beton bertulang,
yaitu:
2.3.1.
Material Penyusun Beton
Beton adalah campuran antara semen
portland
atau semen hidrolik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
membentuk massa padat
(
Anonim 2, 2002
)
. Seiring dengan penambahan umur, beton
akan semakin mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana (
f’c
) pada usia 28 hari.
2.3.2. Tulangan Beton
Batang baja berbentuk polos atau berbentuk ulir atau berbentuk pipa yang
berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur beton, tidak termasuk
tendon prategang.
Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis
yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton ulir.
1)
Baja tulangan beton polos
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar
dengan permukaan rata tidak bersirip, disingkat BjTP.
2)
Baja tulangan beton ulir
Menurut SNI 07-2052-2002 (Anonim 1, 2002) baja tulangan beton ulir adalah
baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip
melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan untuk rneningkatkan daya lekat
dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap beton,
disingkat BjTD. Notasi untuk menyatakan ukuran yaitu besarnya diameter pada besi
polos diberi notasi Ф dan pada besi ulir (deformed) dengan notasi
D
(huruf D besar).
Sengkang/Beugel/
Ties
Pada peraturan SNI 03-2847-2002 (Anonim 2, 2002) definisi sengkang
adalah tulangan yang digunakan untuk menahan tegangan geser dan torsi dalam
suatu komponen struktur, terbuat dari batang tulangan, kawat baja atau jaring kawat
baja las polos atau ulir, berbentuk kaki tunggal atau dibengkokan dalam bentuk L, U
atau persegi dan dipasang tegak lurus atau membentuk sudut, terhadap tulangan
longitudinal, dipakai pada komponen struktur lentur balok. Sengkang pengikat/ties
adalah sengkang tertutup penuh yang dipakai pada komponen struktur tekan kolom.
Gambar 2.3. Tulangan Polos dan Tulangan Ulir
2.4.
Standar Penulangan Kolom dan Balok
2.4.1.
Pembengkokan Tulangan
Pembengkokan adalah perubahan arah yang diperlukan batang.
Pembengkokan pada batang-batang utama harus mempunyai garis tengah paling
sedikit 10 x Ø tulangan.
Pembengkokan tulangan harus memiliki ketentuan sebagai berikut:
2.
Bengkokan 90
oditambah perpanjangan 12 x Ø tulangan, pada ujung bebas
kait.
Tabel 2.1 Diameter bengkokan minimum (Anonim 2, 2002)
Ukuran tulangan
Diameter minimum
D-10 sampai dengan D-25
6db
D-29, D-32,
8db
D-44 dan D-56
10db
Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi yang disyaratkan oleh
perencana.
2.4.2.
Kait Standar
Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Bengkokan 180° ditambah perpanjangan
4
db
,
tapi tidak kurang dari 60 mm, pada
ujung bebas kait.
2) Bengkokan 90° ditambah perpanjangan
12
db
pada ujung bebas kait.
3) Untuk sengkang dan kait pengikat:
a) Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambah perpanjangan
6
db
pada ujung bebas kait, atau
b) Batang D-19
,
D-22, dan D-25, bengkokan 90° ditambah perpanjangan
12
db
pada
ujung bebas kait, atau
Tabel 2.2. Kait Standard untuk Penulangan (Anonim 2, 2002)
2.4.3.
Pelindung Beton untuk Tulangan (Selimut Beton)
Tabel 2.3. Tebal Selimut Beton Minimum (Anonim 2, 2002)
Untuk beton pracetak (dibuat dengan mengikuti proses pengawasan pabrik), tebal
minimum selimut beton berikut harus disediakan untuk tulangan:
[image:32.595.154.496.453.764.2]2.4.4.
Sambungan
1) Pada pertemuan dari komponen-komponen rangka utama (misalnya pertemuan
balok dan kolom), sambungan lewatan tulangan yang menerus dan pengangkuran
tulangan yang berakhir pada pertemuan itu harus dilindungi dengan sengkang
pengikat yang baik.
[image:33.595.203.425.296.418.2]2) Sengkang pengikat pada pertemuan tersebut di atas, dapat berupa beton eksternal
atau sengkang pengikat tertutup internal, spiral atau sengkang.
Gambar 2.4. Sambungan Lewatan Tulangan
2.4.5.
Ukuran dan Berat Tulangan
Berat besi tulangan dipengaruhi dari masing-masing diameternya dan jenisnya.
Berikut daftar berat besi tulangan tercantum pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Diameter dan Berat Besi Tulangan (Anonim 1, 2002)
UKURAN BERAT
(mm) (Kg/m)
Ø6 0,222
Ø8 0.395
D10 0.617
D12 0,888
D13 1,04
D14 1,12
D16 1,58
D19 2,23
D22 2,98
[image:33.595.217.396.583.721.2]2.4.6.
Menghitung Koefisien Kebutuhan Tulangan
Koefisien kebutuhan tulangan dihitung dengan cara kebutuhan tulangan per
satuan volume dari suatu ukuran pekerjaan beton.
Dari banyaknya kebutuhan tulangan dalam suatu pekerjaan beton akan
dibandingkan dengan analisa harga satuan yang telah ditetapkan besar kebutuhannya
yaitu menurut SNI 7394-2008 (Anonim, 2008) tentang tata cara perhitungan harga
satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan. Untuk
tiap elemen pekerjaan ditetapkan besaran koefisien kebutuhan tulangan, yaitu:
1.
Membuat 1 m
3kolom beton bertulang (300 kg besi)
2.
Membuat 1 m
3sloof beton bertulang (200 kg besi)
3.
Membuat 1 m
3balok beton bertulang (200 kg besi)
4.
Membuat 1 m
3pelat beton bertulang (150 kg besi)
2.5.
Sisa Material (
Waste
)
Sisa material
adalah kelebihan kuantitas material yang digunakan/
didatangkan, tetapi tidak menambah nilai pekerjaan
.
Pada tahap pelaksanaan
konstruksi penggunaan material di lapangan sering terjadi sisa material yang cukup
besar, sehingga upaya untuk meminimalisi sisa material penting untuk diterapkan.
Material yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi dapat digolongkan dalam
dua bagian besar
(Gavilan dan Bernold, 1994),
yaitu:
1.
Consumable material
, merupakan material yang pada akhirnya akan menjadi
2.
Non-consumable material,
merupakan material penunjang dalam proses
konstruksi, dan bukan merupakan bagian fisik dari bangunan setelah bangunan
tersebut selesai, misalnya: perancah, bekisting, dinding penahan sementara, dan
lain-lain.
Arus penggunaan material konstruksi mulai sejak pengiriman ke lokasi,
proses konstruksi, sampai pada posisinya yang terakhir akan berakhir pada salah satu
dari keempat posisi di bawah ini
(Gavilan dan Bernold, 1994),
yaitu:
1. Struktur fisik bangunan
2. Kelebihan material (
leftover
)
3. Digunakan kembali pada proyek yang sama (
reuse
)
4. Sisa material (
waste
)
Sisa material konstruksi ini akan terus bertambah sesuai dengan
perkembangan pembangunan yang dilaksanakan, selain mempengaruhi biaya proyek
juga akan menimbulkan permasalahan baru yang dapat mengganggu lingkungan
proyek dan sekitarnya. Pengendalian besarnya kuantitas sisa material tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa cara
(Gavilan dan Bernold, 1994),
yaitu:
1. Mencari jalan untuk memakai kembali sisa material tersebut.
2. Mendaur ulang sisa material tersebut menjadi barang yang berguna.
3. Memusnahkan sisa material dengan cara pembakaran.
4. Mencari cara untuk mengurangi sisa material yang timbul.
1.
Demolition waste
adalah sisa material yang timbul dari hasil pembongkaran atau
penghancuran bangunan lama.
2.
Construction waste
adalah sisa material konstruksi yang berasal dari pembangunan
atau renovasi bangunan milik pribadi, komersil, dan struktur lainnya. Sisa
material tersebut berupa sampah yang terdiri dari beton, batu bata, plesteran kayu,
sirap, pipa dan komponen listrik.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya sisa material di lapangan.
Terjadinya sisa material dapat disebabkan oleh satu atau kombinasi dari beberapa
penyebab. (
Gavilan dan Bernold ,1994)
membedakan sumber-sumber yang dapat
menyebabkan terjadinya sisa material konstruksi atas enam kategori, yaitu:
1. Desain
2. Pengadaan material
3. Penanganan material
4. Pelaksanaan
5. Residual
6. Lain-lain
[image:36.595.105.533.608.754.2]Hasil penelitian
(Bossink,1996)
di Belanda dalam
(Intan et. al, 2005)
, menyimpulkan
sumber dan penyebab terjadinya sisa material konstruksi berdasarkan kategorinya.
Tabel 2.6. Sumber dan Penyebab Sisa Material Konstruksi (Bossink, 1996)
Sumber
Penyebab
Desain
-
Kesalahan pada dokumen kontrak
-
Ketidak lengkapan dokumen
kontrak
-
Memilih spesifikasi produk
-
Memilih produk yang berkualitas
rendah
-
Kurang memperhatikan ukuran dari
produk yang digunakan
-
Desainer tidak mengenal dengan
baik jenis-jenis produk yang lain
-
Pendetailan gambar yang rumit
-
Informasi gambar yang kurang
-
Kurang berkoordinasi dengan
kontraktor dan kurang
berpengetahuan tentang konstruksi
Pengadaan material
-
Kesalahan pemesanan, kelebihan,
kekurangan, dsb
-
Pesanan tidak dapat dilakukan
dalam jumlah kecil
-
Pembelian material yang tidak
sesuai dengan spesifikasi
-
Pemasok mengirim barang tidak
sesuai spesifikasi
-
Pengepakan kurang baik
menyebabkan terjadi kerusakan
dalam perjalanan
lokasi proyek
-
Penyimpanan yang keliru
menyebabkan kerusakan
-
Material yang tidak dikemas dengan
baik
-
Membuang/melempar material
-
Material yang dikirim dalam
keadaan tidak padat/kurang
-
Penanganan yang tidak hati-hati
pada saat pembongkaran material
untuk dimasukkan ke dalam gudang
Pelaksanaan
-
Kesalahan yang diakibatkan oleh
tenaga kerja
-
Peralatan yang tidak berfungsi
dengan baik
-
Cuaca yang buruk
-
Kecelakaan pekerja di lapangan
-
Penggunaan material yang salah
sehingga perlu diganti
-
Metode untuk menempatkan
pondasi
-
Informasi tipe dan ukuran material
yang akan digunakan terlambat
disampaikan kepada kontraktor
-
Kecerobohan dalam mencampur,
mengolah dan menggunakan
material kerja yang tidak akurat,dll
-
Pengukuran dimensi yang tidak
akurat sehingga terjadi kelebihan
volume
Residual
-
Sisa pemotongan material tidak
dapat digunakan lagi
-
Kesalahan pada saat memotong
material
-
Kesalahan pemasangan barang
karena tidak menguasa ispesifikasi
-
Pengepakan
-
Sisa material karena proses
pemakaian
Lain-lain
-
Kehilangan akibat pencurian
2.6. Manfaat Meminimalisasi Sisa Material Konstruksi
Menurut
(
Al-Moghany ,2006)
dalam
(Dimas, R., 2012)
manfaat dari meminimalisasi
sisa material konstruksi, yaitu:
A.
Manfaat dari segi biaya
Manfaat/keuntungan dari segi biaya adalah:
1. Mengurangi biaya pengangkutan untuk sisa material. Hal ini termasuk
pengangkutan dari dan ke lokasi terhadap tempat pembuangan.
2. Mengurangi biaya sisa material.
3. Mengurangi biaya pembelian material baru ketika mempertimbangkan untuk
menggunakan ulang dan daur ulang sisa material.
4. Tingkat pengembalian dapat tercapai dengan menjual material sisa untuk
pemakaian ulang dan daur ulang.
5. Manfaat dalam jangka panjang melalui optimasi perencanaan/konsep bangunan,
yaitu dengan menghindari terjadinya pengeluaran berlebihan dari kerusakan dan
pembuatan bangunan baru.
B. Manfaat bagi lingkungan
(Al-Moghany, 2006),
menjelaskan bahwa meminimalisasi sisa material dapat
bermanfaat bagi lingkungan antara lain:
1. Mengurangi jumlah sisa material
2. Pemberdayaan sisa material tepat guna
3. Pengurangan jumlah sisa material yang ditimbun dalam tanah
4. Mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan akibat pembuangan polusi.
C. Manfaat Lainnya
Keuntungan atau manfaat lainnya dari minimalisasi sisa material menurut (
Al-Moghany, 2006),
adalah:
1. Meningkatkan kenyamanan di lokasi
2. Meningkatkan efisiensi pekerjaan
3. Menambah citra baik bagi perusahaan/pelaku konstruksi
2.7. Biaya Material
ada tiga langkah pemahaman dalam memperhitungkan volume material yang
diperlukan untuk mewujudkan pekerjaan terpasang.
Maka estimasi biaya selalu dimulai dari menghitung volume kebutuhan
material bersih sesuai hasil terpasang (sesuai gambar), kemudian dikembangkan
melalui analisis hitungan untuk mendapatkan kebutuhan senyatanya. Dalam rangka
mempermudah proses menghitung biasanya digunakan bebrbagai macam bentuk
table dan daftar. Daftar kebutuhan bahan menjelaskan mengenai jumlah atau volume,
dimensi ukurannya, sifat-sifat fisik lainnya seperti berat setiap satuan, danspesifikasi
teknisnya. Biaya material diperoleh dengan menerapkan harga satuan yang berlaku
pada saat dibeli. Harga satuan material merupakan harga di tempat pekerjaan.
2.8. Hasil Penelitian yang Pernah Dilakukan
2.8.1. Valentino Arya Kusuma. 2010.
Sedangkan persentase total biaya sisa material terhadap total biaya proyek sebesar
0,23% atau senilai Rp 10.441.825.
2.8.2. Suryanto Intan, Ratna S. Alifen, dan Lie Arijanto
Data penelitian diperoleh melalui survey kuesioner pada para pelaku konstruksi, dan
pengamatan di lapangan pada komplek proyek ruko di Surabaya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) volume sisa material batu bata dan pasir adalah yang
terbesar, (2) model biaya menunjukkan nilai minimum biaya sisa material (good
waste management practice) sebesar 3,33%, dan nilai maksimum biaya sisa material
(poor waste management practice) sebesar 4,67% dari total anggaran biaya satu ruko,
sehingga Potential waste saving cost menjadi 1,34%.
2.8.3. Abdul Wahab. 2015.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Data Penelitian
3.1.1. Sumber Data
Pengertian sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Untuk mendapatkan sumber data perlu diketahui tentang subjek penelitian
dan responden.
1.
Subjek penelitian, adalah subjek yang dituju untuk diteliti, pusat perhatian atau
sasaran peneliti. Subjek kajian ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Kampus
Wilmar Business Institute Medan. Lokasi proyek tersebut berada di Jl. Batu
Sihombing Deli Serdang-Sumut.
2. Responden, adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu
fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan
yaitu ketika mengisi kuesioner atau ketika menjawab wawancara. Pihak yang akan
menjadi responden yaitu Bagian Pelaksanaan seperti:
a. Pimpinan Proyek (
Project Manager
)
b.
Site Engineer
c.
Site Operational
3.1.2.
Data Primer
yang dapat berupa interview
maupun observasi.
Data primer yang diperlukan untuk
penelitian ini adalah wawancara yang diberikan kepada responden.
3.1.3. Data Sekunder
Untuk mendukung penelitian ini, maka peneliti membutuhkan data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh
studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan dari berbagai instansi lain. Biasanya
sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
Adapun data sekunder yang diperlukan adalah :
1. Peraturan-peraturan dan literatur-literatur yang mendukung.
2. Penelitian ini merupakan suatu analisis untuk mengevaluasi sisa material pada
pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk mendukung analisis diperlukan data teknis
yang berkaitan langsung dengan proyek tersebut. Data penelitian yang diperlukan
antara lain:
a. Karakteristik Proyek
Data ini berisi informasi tentang data umum proyek seperti nama, lokasi, nilai
kontrak, tipe kontrak, waktu pelaksanaan, uang muka, mata uang, cara
pembayaran, masa pemeliharaan dan pemilik proyek. Di samping itu ada data
tentang manajemen proyek seperti konsultan, kontraktor, dan subkontraktor.
b. Gambar Konstruksi
(shop drawing)
c. Daftar Harga Satuan Bahan
Merupakan jumlah harga bahan berdasarkan perhitungan analisis dimana harga
didapat dari pasaran yang kemudian dikumpulkan dalam suatu daftar.
3.2. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data
3.2.1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
a.
Metode Literatur/Dokumentasi
Yaitu metode dengan mengumpulkan, mengidentifikasi serta mengolah data
tertulis berbentuk buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan serta data yang relevan bagi penelitian.
b.
Metode Wawancara
Wawancara ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti terhadap sumber data.
3.2.2. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
1.
Tabulasi Data Tahap Pertama
2.
Perhitungan Data
Perhitungan yang dilakukan menggunakan Microsoft Excel berikut ini antara lain:
A. Perhitungan Kebutuhan Material
Langkah yang dilakukan adalah menghitung kuantitas kebutuhan material
berdasarkan gambar konstruksi
(shop drawing).
Selanjutnya, seluruh hasil
perhitungan dan data-data serta keterangan mengenai ukuran material dimasukkan ke
dalam tabel kebutuhan material yang disusun berdasarkan jenis pekerjaan dan jenis
material. Setiap angka dijumlahkan menurut kolom jenis material masing-masing.
Adapun perhitungan dilakukan dengan rumus sederhana sebagai berikut:
1. Hitung Volume beton (m
3)
Volume kolom = b x h x t
Ket.:
b = lebar kolom (m)
h = panjang kolom (m)
t = tinggi kolom (m)
2. Panjang tulangan (m)
Tulangan pokok
Panjang tulangan pokok = tinggi kolom
Beugel
Panjang tulangan beugel = (4 x (b
–
(2 x sb)) + (2 x 5db)
Ties
Panjang tulangan ties = (b
–
(2 x sb)) + (2 x 5db)
Ket.:
3. Jumlah tulangan (buah)
Tulangan pokok
Jumlah tulangan pokok = banyak jumlah tulangan pokok.
Beugel
Jumlah tulangan beugel = ((1/4 x L) : s1) + ((1/2 x L) : s2) + ((1/4 x L) : s3).
Ties
Jumlah tulangan ties = n x jumlah tulangan beugel.
Ket.:
L = panjang kolom (m)
s1 = jarak sengkang bawah (m)
s2 = jarak sengkang tengah (m)
s3 = jarak sengkang atas (m)
n = jumlah tulangan ties dalam beugel (bh)
4. Panjang total tulangan (m)
Panjang total tulangan = panjang tulangan x jumlah tulangan.
5. Berat batang tulangan (kg/m)
Berat tulangan = volume beton x berat jenis baja
= (
¼ π db
2) x 7.850 kg/m
36. Berat total tulangan (kg/m
3)
Berat total tulangan = panjang total tulangan x berat tulangan.
7. Total berat tulangan per kolom (kg/m
3)
B. Perhitungan Sisa Material
(Waste)
Sisa material
(waste)
adalah kelebihan kuantitas material yang digunakan yang
tidak menambah nilai
(value)
suatu pekerjaan
(Gavilan dan Bernold, 1994).
a.
Menghitung kuantitas sisa material
Perhitungan kuantitas sisa material merupakan selisih antara persediaan material
dengan kebutuhan material. Dimana untuk menghitung sisa material besi tulangan
dapat dilihat dari berapa banyak batang besi tulangan yang dibutuhkan dan berapa
panjang besi tulangan yang dibutuhkan dalam satuan panjang pabrikasi tulangan
tersebut, dalam hal ini panjang tulangan per batang adalah 12 meter. Maka, sisa
potongan yang tidak terpakai pada satuan batang besi tulangan tersebut yang tidak
dapat dialokasikan untuk pekerjaan yang lain merupakan sisa dari besi tulangan
itu sendiri. Sedangkan untuk material beton, dilakukan identifikasi langsung pada
saat pelaksanaan pekerjaan pengecoran di lapangan.
Sisa material = Persediaan material
–
Kebutuhan material
b.
Menghitung biaya sisa material
Setelah diperoleh jumlah sisa dari masing-masing material yang telah dihitung,
maka dapat dihitung biaya dari sisa material tersebut dengan mengkalikan jumlah
berat sisa material dengan harga satuan material yang ada pada data kontraktor di
lapangan.
Biaya sisa material = Sisa material x Harga satuan material
c.
Menghitung persentase jumlah sisa material
dikalikan dengan 100% sehingga diperoleh persentase dari nilai sisa material
terhadap total kebutuhan material tersebut.
Persentase jumlah sisa material =
(Jumlah sisa material ÷ Total jumlah kebutuhan material) x 100%
d.
Menghitung perbandingan antara berat besi tulangan yang dibutuhkan per m
3beton bertulang yang ada dilapangan dengan SNI tahun 2008.
Dalam mengetahui jumlah kebutuhan besi tulangan dalam satu proyek konstruksi
diperlukan rasio perbandingan antara berat besi yang digunakan per m3 beton.
Sehingga dapat diketahui secara cepat efisiensi penggunaan besi tulangan dalam
beton bertulang dan mengetahui apakah nilai perbandingan tersebut lebih kecil
atau lebih besar pemakaiannya daripada SNI tahun 2008.
Perbandingan berat besi tulangan per m
3beton =
( Berat total tulangan ÷ Volume total Beton)
3.
Identifikasi faktor penyebab terjadinya sisa material
Setelah diketahui persentase sisa material yang terjadi, maka selanjutnya
dilakukan wawancara untuk mengidentifikasi faktor penyebab sisa material. Adapun
identifikasi sisa material besi tulangan dapat juga dilakukan dengan menganalisa
perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan.
4. Tahap Pembahasan
3.3. Metode Analisa Data
Analisa bagian penting dalam Metode Penelitian ilmiah, sebab dengan
melakukan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam
suatu penyelesaian masalah. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif dengan bantuan program Microsoft Excel. Di sini peneliti perlu
memperhatikan terlebih dahulu jenis datanya. Penyajian data dapat dilakukan dengan
mencari persentase. Analisa ini selalu berhubungan dengan angka perhitungan
selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti oleh
pengguna data tersebut. Sajian data kuantitatif sebagai hasil analisis kuantitatif dapat
berupa angka-angka maupun gambar-gambar grafik.
3.4. Diagram Alir Analisa Data
Tahapan analisa data merupakan urutan langkah/tata cara yang dilaksanakan
secara sistematis dan logis sesuai dasar teori permasalahan sehingga didapat analisis
yang akurat untuk mencapai tujuan penelitian.
Gambar 3.1. Bagan Analisa Data
Hitung Volume Beton Berdasarkan Tipe pada Gambar
Kesimpulan dan Saran Tentukan Panjang Potongan Tulangan
Pelajari Gambar Mulai
Hitung Berat Tulangan Tiap Elemen
Tentukan Pemakaian Tulangan Tiap Elemen
Hitung Kuantitas dan Biaya Sisa Material Tidak Terpakai
Hitung Persentase Kuantitas dan Biaya Sisa Material Tidak Terpakai
Bandingkan Berat Besi Tulangan yang Dibutuhkan per m3 Beton Bertulang Berdasarkan SNI Tahun
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Proyek
4.1.1. Data Umum
[image:53.595.101.521.322.747.2]Penulis mengambil lokasi penelitian sebagai studi kasus yaitu Proyek Pembangunan
Gedung Kampus Wilmar Business Institute Medan. Data administrasi proyek antara
lain sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Umum Proyek
DATA
URAIAN
Nama Pekerjaan
Pembangunan Gedung Wilmar
Business Institute
Lokasi
Medan - Sumatera Utara
Pemilik Proyek
PT. Graha Kencana Abadi
Konsultan Perencana
Pitergan Architect
Konsultan Pelaksana
PT. PP (PERSERO) Tbk.
Perkiraan Nilai Kontrak
Rp. 65.000.000.000,-
Sumber Dana
PT. Graha Kencana Abadi
Uang Muka
20 % dari NK
Jaminan Pelaksanaan
5 % dari NK
Jaminan Pemeliharaan
5 % dari NK
Masa Pelaksanaan
10 bulan
Masa Pemeliharaan
12 bulan
Jenis Kontrak
Lumpsum Fix Price
Cara Pembayaran
Pemb. Bulanan (Monthly Payment)
Sesuai Prestasi Pekerjaan,
Dipotong Retensi 5%
Denda Keterlambatan
0.1 % (Satu Permil) Dari Nilai
Kontrak Per Satu Hari
4.1.2. Data Teknis
Adapun data teknis yang memuat beberapa informasi teknis tentang proyek ini
adalah:
Peruntukan
: Gedung Kampus/ Sekolah
Jenis Struktur
: Beton Bertulang
Lingkup Pekerjaan : 1). Pek. Struktur
2). Pek. Arsitektur
3) Pek. Plumbing
Total luas bangunan :
± 13,555.9 m2
Jumlah Lantai dan Jenis Peruntukannya : 7 Lantai
No.
Lantai ke Lantai
Tinggi Lantai
1.
Lantai Dasar
–
Lantai 1
:
4.00 m
2.
Lantai 1
–
Lantai 2
:
4.00 m
3.
Lantai 2
–
Lantai 3
:
4.00 m
4.
Lantai 3
–
Lantai 4
:
4.00 m
5.
Lantai 4
–
Lantai 5
:
4.00 m
6.
Lantai 5
–
Lantai 6
:
4.00 m
7.
Lantai 6
–
Lantai Atap
:
4.00 m
Pondasi
: Spun Pile (Tiang Pancang Bulat) Ø 400mm. (Sudah
dilaksanakan)
Luas Lantai = 1.715,6
m2
Ruang Kelas
Luas Lantai = 1.722,9
m2
Ruang Kelas
Luas Lantai = 1.722,9
m2
Atap Auditorium;
Ruang Kelas
Luas Lantai = 1.722,9
m2
Void Auditorium;
Perpustakaan;
Ruang Kelas
Luas Lantai = 3.336,7
m2
Auditorium; Perpustakaan;
Galery; Kantor Guru
Luas Lantai = 3.334,9
m2
Food Court; Kantor Guru;
Toko Buku; Commercial
Gambar.4.1.
Elevasi Bangunan Gedung yang Ditinjau
4.1.3. Gambar Proyek
Dalam memperoleh nilai kebutuhan maupun sisa material pada proyek sebagai
objek penelitian, dilakukan perhitungan berdasarkan gambar proyek (
shop drawing
).
Gambar proyek yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan dan sisa dari material
yang ditinjau yaitu gambar denah kolom dan balok yang ditunjukkan dalam Gambar.
4.2 dan Gambar 4.6. Dimana gambar tersebut diperlukan untuk menghitung berapa
banyak kolom maupun balok yang terdapat dalam proyek serta dapat diketahui tipe
Atap Pelat Beton:
Atap Rangka Baja
Peruntukan
8,00 m
Pondasi Spun Pile Ø400mm
Lt. Atap
Lt. 05
Lt. 04
Lt. 03
Lt. 01
[image:55.595.89.488.92.498.2]dari masing-masing pekerjaan tersebut dalam satu lantai dan terdapat jarak antara
titik-titik item pekerjaan dari As ke As dalam denah tersebut .
Selain itu diperlukan gambar detail penulangan kolom dan balok untuk dapat
menghitung kebutuhan dari material beton khususnya dalam menghitung kebutuhan
tulangan. Di dalam gambar detail penulangan ini terdapat keterangan dimensi kolom
dan balok, diameter tulangan utama, diameter tulangan sengkang, diameter tulangan
badan serta jumlah pemakaiannya dalam satu item pekerjaan. Detail penulangan ini
ditunjukkan pada Gambar 4.3, Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 yang merupaka detail
penulangan dari pekerjaan kolom, sedangkan Gambar 4.7 merupakan detail
penulangan pekerjaan balok. Gambar-gambar detail tersebut dapat dilihat di bawah
ini. Untuk gambar-gambar detail kolom dan balok lainnya dapat dilihat pada
Lampiran 7 dan Lampiran 8.
1.
Gambar Denah Kolom
Gambar 4.2. Denah Kolom Lantai Dasar
2.
Gambar Detail Penulangan Kolom
Dalam menghitung kebutuhan tulangan kolom diperlukan gambar detail
penulangan kolom. Detail penulangan tersebut dapat dilihat dalam gambar di bawah
ini.
[image:57.595.112.545.513.718.2]Gambar 4.4. Detail Penulangan Kolom Tipe C8, C9 dan C10
3.
Gambar Denah Balok
[image:59.595.73.555.198.500.2]Di bawah ini merupakan gambar denah balok pada lantai 01 dimana terdapat
beberapa tipe dari pekerjaan balok serta dapat dihitung jumlahnya dan terlihat
panjang antar balok satu ke balok yang lainnya dan ditunjukkan pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Denah Balok Lantai 01
4.
Gambar Detail Penulangan Balok
Gambar 4.7. Detail Penulangan Balok
4.2. Pengelompokkan Pekerjaan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan
Dimensi dan Tipe Penulangan
4.2.1. Pekerjaan Struktur Kolom
A.
Pekerjaan Struktur Kolom Lantai Dasar
[image:61.595.148.491.377.558.2]Dalam melakukan perhitungan kebutuhan dan sisa material diperlukan
data-data untuk mempermudah proses perhitungan tersebut. Berikut ini adalah daftar
tipe-tipe kolom lantai dasar yang diperoleh dari gambar denah dan detail penulangan
kolom lantai dasar dimana terdapat informasi seperti penamaan tipe kolom, dimensi
dan jumlah dari masing-masing tipe kolom, serta detail penulangan untuk tulangan
utama serta tulangan sengkang yang berguna untuk menghitung kebutuhan material
serta sisa dari material tersebut. Data-data dari gambar proyek tersebut disajikan
dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Detail Pekerjaan Kolom Lantai Dasar
Tipe Kolom
Jumlah
(buah)
Dimensi
(mm)
Tulangan Sengkang
Kolom C1
13
500x500
16D16
D10-225
Kolom C3
4
600x600
24D16
D10-175
Kolom C7
42
800x800
24D22
D10-100
Kolom C8
4
800x800
24D22
D10-100
Kolom C9
10
600x600
24D16
D10-175
Kolom C10
2
800x800
24D25
D10-100
Kolom CL1
8
800x800x200
20D16
D10-150
Kolom CL2
4
800x800x200
20D16
D10-150
B.
Pekerjaan Struktur Kolom Lantai 1
menghitung kebutuhan material serta sisa dari material tersebut. Data-data dari
gambar proyek tersebut disajikan dalam Tabel 4.3.
Tabel. 4.3. Detail Pekerjaan Kolom Lantai 01
Tipe
Kolom
Jumlah
(buah)
Dimensi
(mm)
Tulangan Sengkang
Kolom C1
1
500x500
16D16
D10-225
Kolom C3
4
550x550
20D16
D10-200
Kolom C7
42
750x750
20D22
D10-125
Kolom C8
4
750x750
20D22
D10-125
Kolom C9
10
600x600
24D16
D10-200
Kolom C10
2
800x800
20D25
D10-150
Kolom CL1
8
800x800x200
20D16
D10-150
Kolom CL2
4
800x800x200
20D16
D10-150
C.
Pekerjaan Struktur Kolom Lantai 2
[image:62.595.154.485.593.749.2]Berikut ini adalah daftar tipe-tipe kolom lantai 2 yang diperoleh dari gambar
denah dan detail penulangan kolom lantai 2 dimana terdapat informasi seperti
penamaan tipe kolom, dimensi dan jumlah dari masing-masing tipe kolom, serta
detail penulangan untuk tulangan utama serta tulangan sengkang yang berguna untuk
menghitung kebutuhan material serta sisa dari material tersebut. Data-data dari
gambar proyek tersebut disajikan dalam Tabel 4.4.
Tabel. 4.4. Detail Pekerjaan Kolom Lantai 02
Tipe
Kolom
Jumlah
(buah)
Dimensi
(mm)
Tulangan Sengkang
Kolom C3
4
500x500
16D16
D10-225
Kolom C7
42
700x700
24D19
D10-150
Kolom C8
4
700x700
24D19
D10-150
Kolom C9
10
600x600
24D16
D10-200
Kolom C10
2
800x800
20D25
D10-150
Kolom CL1
8
800x800x200
20D16
D10-150
D.
Pekerjaan Struktur Kolom Lantai 3
Berikut ini adalah daftar tipe-tipe kolom lantai 3 yang diperoleh dari gambar
denah dan detail penulangan kolom lantai 3 dimana terdapat informasi seperti
penamaan tipe kolom, dimensi dan jumlah dari masing-masing tipe kolom, serta
detail penulangan untuk tulangan utama serta tulangan sengkang yang berguna untuk
menghitung kebutuhan material serta sisa dari material tersebut. Data-data dari
gambar proyek tersebut disajikan dalam Tabel 4.5.
Tabel. 4.5. Detail Pekerjaan Kolom Lantai 03
Tipe
Kolom
Jumlah
(buah)
Dimensi
(mm)
Tulangan Sengkang
Kolom C7
42
650x650
20D19
D10-150
Kolom C8
4
650x650
20D19
D10-150
Kolom CL1
8
800x800x200
20D16
D10-150
Kolom CL2
4
800x800x200
20D16
D10-150
E.
Pekerjaan Struktur Kolom Lantai 4
Tabel. 4.6. Detail Pekerjaan Kolom Lantai 04
Tipe
Kolom
Jumlah
(buah)
Dimensi
(mm)
Tulangan Sengkang
Kolom C7
42
600x600
24D16
D10-175
Kolom C8
4
600x600
24D16
D10-175
Kolom CL1
8
800x800x200
20D16
D10-150
Kolom CL2
4
800x800x200
20D16
D10-150
F.
Pekerjaan Struktur Kolom Lantai 5
Berikut ini adalah daftar tipe-tipe kolom lantai 5 yang diperoleh dari gambar
denah dan detail penulangan kolom lantai 5 dimana terdapat informasi seperti
penamaan tipe kolom, dimensi dan jumlah dari masing-masing tipe kolom, serta
detail penulangan untuk tulangan utama serta tulangan sengkang yang berguna untuk
menghitung kebutuhan material serta sisa dari