BISNIS PEMASARAN JARINGAN
(Studi tentang Pemanfaatan Relasi dan Strategi Member dalam Mengembangkan Bisnis Pemasaran Jaringan PT. Melia Nature Indonesia di
Stokist Medan Setia Budi)
D I S U S U N OLEH:
RADINTON MALAU 080905033
DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN ORIGINALITAS
Bisnis Pemasaran Jaringan (Studi tentang Pemanfaatan Relasi dan Strategi
Member dalam Mengembangkan Bisnis Pemasaran Jaringan PT. Melia Nature Indonesia di Stokist Medan Setia Budi)
SKIRPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.
Medan, Desember 2011
ABSTRAK
Radinton Malau, 2011, judul: Bisnis Pemasaran Jaringan (Studi tentang Pemanfaatan Relasi dan Strategi Member dalam Mengembangkan Bisnis Pemasaran Jaringan PT. Melia Nature Indonesia di Stokist Medan Setia Budi).
Bisnis jaringan atau yang lebih sering dikenal MLM merupakan salah satu bisnis yang sudah ada sejak lama yakni di tahun 1940. Di Indonesia sendiri, bisnis pemasaran jaringan mulai ada sejak tahun 1986. Bisnis pemasaran jaringan adalah sebuah metode menjual barang secara langsung kepada konsumen melalui jaringan yang dikembangkan oleh para member. Sampai saat ini, bisnis pemasaran jaringan di Indonesia terus mengalami perkembangan, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan dan kota lainnya. MLM PT. Melia Nature Idonesia salah satu MLM yang sedang mengalami perkembangan di kota-kota besar tersebut. Penelitian ini ditujukan terhadap member MLM Melia Nature Indonesia tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan srategi member dalam pemanfaatan relasi yang dimiliki member dalam mengembangkan bisnis pemasaran jaringan yang ditekuninya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan terhadap member yang sudah menekuni dan hanya mengerjakan bisnis pemasaran jaringan di PT. Melia Nature Indonesia . Peneliti menggunakan alat bantu berupa tape recorder untuk merekam wawancara dan menggunakan kamere untuk mendokumentasikan kegiatan member. Analisa data dilakukan secara interpretatif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bisnis pemasaran jaringan tidak terlepas dari aspek sosial sosial budaya. Relasi-relasi yang dimiliki member
seperti relasi biasa, patron-klien, dan relasi kekerabatan menjadi lahan bagi
member untuk menawarkan bisnis pemasaran jaringan. Strategi memanfaatkan ketiga relasi tersebut selalu dilakukan oleh para pelaku bisnis pemasaran jaringan. Strategi member dalam mengembangkan jaringan dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu: pertama, menyusun jaringan; kedua, melakukan prospek; ketiga, membantu dan mendidik downline. Dari strategi-strategi yang dilakukan member mulai dari membangun, mengembangkan hingga mempertahankan bisnis pemasaran jaringannya. Terlihat bahwa member senantiasa mengembangkan sistem pengetahuannya melalui proses belajar, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri yang kemudian mereka gunakan untuk menginterpretasi bisnis pemasaran jaringan yang mereka tekuni dan sekaligus untuk menyusun strategi kembali dalam menghadapi bisnis pemasaran jaringan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama sekali, penulis mengucapkan puji dan suyukur kepada Tuhan Yesus Kristus. Berkat Kasih Karunia dan Pertolongan-Nya yang besar, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini yang berjudul “BISNIS PEMASARAN JARINGAN (Studi tentang Pemanfaatan Relasi dan Strategi
Member dalam Mengembangkan Bisnis Pemasaran Jaringan PT. Melia Nature Indonesia di Stokist Medan Setia Budi)” ini dengan baik.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Edi Saputra Siregar selaku Dosen Penasehat Akademik yang selalu memberikan arahan, saran, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan segala urusan akademis selama masa perkuliahan. Kepada seluruh staf pengajar Departemen Antopologi FISIP USU yang telah memberikan begitu banyak ilmu, wawasan serta pengetahuan baru bagi penulis selama proses belajar ini berlangsung. Demikian juga kepada Kak Nurhayati dan Kak Sofi selaku staf administrasi Departemen Antropologi yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam mengurus kelancaran administrasi selama perkuliahan.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Teger Salomon Bangun selaku pemilik Stokist Medan Setia Budi, serta kepada seluruh
member yang telah menjadi informan. Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih karena telah menjadi teman seperjuangan saya selama menjadi mahasiswa di FISIP USU. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kerabat dari berbagai angkatan; Bang Lugo, Heri Manurung yang sudah berkenan diajak berdiskusi dan berbagi ilmu. Buat Kak Sari, Martha, Indri, dan buat Bang Heri Sianturi, Kevin Ginting, Edy Surya, dan Anugrah terima kasih buat dukungan dan motivasinya. Buat adik-adik junior yakni: Amy, Yohana, Agus, dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Saya juta tidak lupa mengucapkan terima kasih pada Anthi yang ada di Kota Kendari yang selalu mendukung dan memberikan motivasi saat penulisan skripsi.
yang sangat lucu-lucu dan pintar yakni: Jeremi, Grace, Mouses, Amelina dan Sella, terima kasih buat kalian kerena sudah menghibur saya selama ini sampai-sampai tulangmu ini selalu rindu ingin bermain bersama kalain. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih buat saudara-saudara sepupu saya yakni: Hotma, Tenti, Adi Kun, Jhun, Jossi, Delfi, Robin, Rinto, Dapot, dan Ika, terima kasih buat semuanya karena sudah menjadi teman bermain dan curhat saya selama ini.
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kebahagian dan kesehatan bagi semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Medan, Desember 2011
RIWAYAT HIDUP
Radinton Malau atau yang lebih sering akrab dipanggil dengan sebutan Radinton, telah lahir ke dunia ini pada tanggal 9 Januari 1990 di Tanjung Saribu Kabupaten Simalungun. Anak terakhir dari 5 (lima) bersaudara dari pasangan J. Malau dan R. Br. Haloho. Penulis telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 096113 Tanjung Saribu pada tahun 2002 dan Sekolah Menengah Pertama Trisakti 1 Medan pada tahun 2005. Lalu penulis melanjutkan pendidikan SMA di SMA Santa Maria Medan dan selesai pada tahun 2008. Tahun 2008 meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik dengan spesifikasi ilmu Antropologi.
Pengalaman organisasi yang pernah penulis ikut adalah SGC (Study Group of Culture). Penulis pernah menjadi Ketua Natal pada tahun 2009. Penulis juga adalah salah satu Blogger Medan yang aktif menulis di internet, menulis beberapa opini di Harian Analisa Medan, dan menulis novel. Aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Seminar Pluralisme yang diselenggarakan oleh Aliansi Sumut Bersatu.
yang didanai oleh Pejabat Sementara Bupati Labuhan Batu. Mengikuti perlombaan Kompetisi Esai Mahasiswa di tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Tempo Istitute. Mengikuti kegiatan Sarasehan dan Lawatan Sejarah yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan tahun 2009 selama 3 (tiga) hari 2 (dua) malam. Menjadi Master Ceremony dalam acara Seminar dalam Rangka Revitalisasi dan Reaktualisasi Budaya Lokal yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan tahun 2011.
Prestasi yang pernah diraih oleh penulis adalah juara 1 (satu) vocal group
KATA PENGANTAR
Adapun judul skripsi ini adalah BISNIS PEMASARAN JARINGAN (Studi tentang Pemanfaatan Relasi dan Strategi Member dalam Mengembangkan Bisnis Pemasaran Jaringan PT. Melia Nature Indonesia di Stokist Medan Setia Budi). Skripsi ini merupakan merupakan hasil tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial, Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini berisi kajian analisis yang didasarkan pada observasi partisipasi dan wawancara penulis mengenai pemanfaatan relasi dan strategi member dalam mengembangkan bisnis pemasaran PT. Melia Nature Indonesia di stokist Medan Setia Budi. Secara sistematis, kajian ini berfokus pada strategi member dalam memanfaatkan relasi serta strategi member dalam membangun dan mengembangkan bisnis pemasaran jaringan Melia Nature Indonesia. Terlihat bahwa member senantiasa mengembangkan sistem pengetahuannya melalui proses belajar baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri yang kemudian mereka gunakan untuk menginterpretasi bisnis pemasaran yang mereka tekuni dan sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka dalam hal ini terkait dengan bisnis pemasaran jaringan yang mereka tekuni.
fisik (rumah, defosito, dll), tetapi member memiliki pandangan bahwa bisnis jaringan juga merupakan sebuah aset. Aset yang memberikan penghasilan pada
member secara terus menerus. Bisnis pemasaran jaringan tidak hanya memberikan keuntungan dalam bentuk ekonomi, tetapi juga dalam bentuk modal sosial.
Member yang sudah menekuni bisnis pemasaran jaringan memanfaatkan bisnis ini di ranah politik khususnya dalam pemilihan Anggota DPR. Member menjadikan
downline dan member lainnya sebagai modal suara, sehingga member berhasil memenangkan kursi DPR.
Skripsi ini juga diharapkan bisa menjadi jalan pembuka wacana megenai bisnis pemasaran jaringan, sekaligus menambah referensi dalam memahami konsep bisnis pemasaran jaringan khususnya di dalam Ilmu Antropologi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mengelami kekurangan di sana sini karena bagi penulis “tak ada gading yang tak retak”. Demikian juga tulisan ini masih banyak mengalami kekurangan, dan mungkin jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan masukan berupa koreksi, saran maupun kritik dari para pembaca yang bersifat membangun demi memperbaiki skripsi ini ke arah yang lebih membangun. Demikian pengantar dari penulis, semoga skripsi ini bermanfaat memberikan kontribusi demi kemajuan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN ORIGINALITAS... i
ABSTRAK ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 9
1.3. Lokasi Penelitian ... 10
1.4. Tujuan Penelitian ... 10
1.5. Manfaat Penelitian ... 11
1.6. Tinjauan Pustaka... 11
1.7. Metode Penelitian ... 17
1.7.1. Teknik Pengumpulan Data ... 17
BAB II. MULTI LEVEL MARKETING DAN PT. MELIA
NATURE INDONESI ... 22
2.1. Sejarah Lahirnya Bisnis Multi Level Marketing ... 22
2.1.1. Dari Amerika ke Ingris... 22
2.1.2. Kemunculan MLM di Indonesia ... 26
2.2. PT. Melia Nature Indonesia ... 28
2.2.1. Sejarah Singkat PT. Melia Nature Indonesia... 28
2.2.2. Visi dan Misi PT. Melia Nature Indonesia ... 30
2.2.3. Stokist Medan Setia Budi... 31
2.2.4. Produk PT. Melia Nature Indonesia ... 35
a. Melia Propolis ... 35
b. MeliaBiyang ... 38
2.3. Member PT. Melia Nature Indonesia ... 38
2.3.1. Syarat Menjadi Member ... 38
2.3.2. Kode Etik Member ... 43
2.4. Sumber Pendapatan Member dalam Menjalankan Bisnis MLM Melia Nature Indonesia ... 46
2.4.1. Jenis-Jenis Bonus yang Diberikan PT. Melia Nature Indonesia kepada Membernya ... 49
a. Bonus Sponsor ... 49
b. Bonus Leadership... 50
c. Bonus Unilevel ... 52
2.4.2. Syarat Mendapatkan Bonus ... 53
a. Bonus Sponsor ... 53
b. Bonus Leadership... 54
2.5. Website PT. Melia Nature Indonesia ... 58
2.5.1. Website Member PT. Melia Nature Indonesia ... 59
BAB III. FAKTOR DAN MOTIVASI MEMBER MENEKUNI BISNIS MULTI LEVEL MARKETING MELIA NATURE INDONESIA ... 60
3.1. Motivasi Seseorang Menjadi Member Melia Nature Indonesia ... 60
3.1.1. Kesehatan ... 60
3.2.2. Ekonomi ... 62
3.1.3. Keluarga ataupun Kerabat ... 63
3.2. Faktor-faktor yang Mendasari Member Menekuni Bisnis Multi Level Marketing Melia Nature Indonesia dan Meninggalkan Pekerjaan Awalnya ... 64
3.2.1. Kesehatan ... 65
3.2.2. Persahabatan dan Kepemimpinan ... 70
3.2.3. Keuangan ... 75
3.2.4. Membangun Aset Jaringan ... 78
3.3. Karakteristik Member ... 79
3.4. Hubungan Sesama Member PT. Melia Nature Indonesia ... 82
3.4.1. Hubungan Kerjasama dalam Bisnis ... 82
3.4.2. Hubungan Upline dan Downline Terhadap Crossline ... 85 BAB IV. STRATEGI MEMBER DALAM MEMBANGUN DAN
MARKETING... ... 88
4.1. Strategi Member dalam Merekrut Calon Member Baru .... 88
4.1.1. Memanfaatkan Relasi... 88
a. Relasi Biasa ... 89
b. Relasi Patron Klien... 95
c. Relasi Persahabata dan Kekerabatan ... 96
4.1.2. Melakukan Kunjungan Silaturahmi ... 99
4.2. Strategi Member dalam Memperospek Calon Member Baru ... 101
4.2.1. Prospekan yang sedang eksis di perusahaa MLM lain ... 101
4.2.2. Prospekan yang sudah Trauma dengan Bisnis MLM ... 110
4.2.3. Prospekan yang Belum Pernah Berbagung dengan Bisnis MLM ... 112
4.3. Bentuk-Bentuk Strategi yang Dilakukan Member dalam Membangun Jaringan ... 116
4.3.1. Bergabung 1 (Satu) Unit Bisnis ... 116
4.3.2. Bergabung 3 (Tiga) Unit Bisnis ... 118
4.3.3. Bergabung 7 (Tujug) Unit Bisnis ... 122
4.3.4. Bergabung 15(Lima Belas) dan 31 (Tigapuluh Satu Unit Bisnis ... 124
Jaringan MLM di PT. Melia Nature Indonesia ... 126
a. Strategi Member dalam Menyusun Jaringa ... 128
b. Melakukan Prospek ... 134
c. Membantu Downline ... 138
4.4.2. Strategi Member dalam Mempertahankan Bisnis Jaringannya di MLM PT. Melia Nature Indonesia ... 140
a. Melakukan Pertemuan ... 141
b. Mengadakan Seminar ... 144
c. Membantuk Grup ... 147
d. Melakukan Training ... 149
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 152
5.1. Kesimpulan ... 152
5.2. Saran ... 157
DAFTAR PUSTAKA ... 159 LAMPIRAN
1. Nama Informan dalam Penelitian 2. Dokumentasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bentuk Jaringan Binary ... 25
Gambar 2. Bentuk Jaringan Matahari ... 25
Gambar 3. Melia Biyang dan Melia Propolis ... 35
Gambar 4. Format Jaringan Downline... 40
Gambar 5. Dowline, Upline dan Crosline ... 45
Gambar 6. 1 (Satu) Unit Bisnis ... 117
Gambar 7. Member yang Memiliki 2 (Dua) Unit Bisnis dan Memiliki 1 (Satu) Downline yang Memiliki 7 (Tujuh) Unit Bisnis ... 118
Gambar 8. 3 (Tiga) Unit Bisnis dengan Bentuk Segetiga ... 119
Gambar 9. 3 (Tiga) Unit bisnis dalam Bentuk Tusuk Sate ... 120
Gambar 10. 5 (Lima) Unit bisnis dengan Bentuk Tusuk Sate ... 121
Gambar 11. 7 (Tujuh) Unit Bisnis dalam Bentuk Segetiga ... 123
Gambar 12. 15 (Lima Belas) Unit Bisnis dalam Bentuk Segetiga ... 125
Gambar 13. Gambar Spill over ... 129
Gambar 14. Suasana Tanya Jawab antara Undangan dengan Leader di stokist Medan Setia Budi... 145
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Syarat Jumlah Deposit untuk Stokits di Indonesia ... 33
Tabel 2. Jenis Penyakit yang dapat Disembuhkan Melia Propolis ... 36
Tabel 3. Reaksi setelah Komsumsi Proplis dan Permasalahan Kesehatan ... 37
Tabel 4. Manfaat Melia Biyang ... 38
Tabel 5. Perbedaan Bonus Leadership Berdasarkan Unit Bisnis ... 51
Tabel 6. Perhitungan Bonus Unilevel ... 52
Tabel 7. Bonus Leadership ... 55
Tabel 8. Pembayaran Bonus pada Member ... 56
ABSTRAK
Radinton Malau, 2011, judul: Bisnis Pemasaran Jaringan (Studi tentang Pemanfaatan Relasi dan Strategi Member dalam Mengembangkan Bisnis Pemasaran Jaringan PT. Melia Nature Indonesia di Stokist Medan Setia Budi).
Bisnis jaringan atau yang lebih sering dikenal MLM merupakan salah satu bisnis yang sudah ada sejak lama yakni di tahun 1940. Di Indonesia sendiri, bisnis pemasaran jaringan mulai ada sejak tahun 1986. Bisnis pemasaran jaringan adalah sebuah metode menjual barang secara langsung kepada konsumen melalui jaringan yang dikembangkan oleh para member. Sampai saat ini, bisnis pemasaran jaringan di Indonesia terus mengalami perkembangan, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan dan kota lainnya. MLM PT. Melia Nature Idonesia salah satu MLM yang sedang mengalami perkembangan di kota-kota besar tersebut. Penelitian ini ditujukan terhadap member MLM Melia Nature Indonesia tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan srategi member dalam pemanfaatan relasi yang dimiliki member dalam mengembangkan bisnis pemasaran jaringan yang ditekuninya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan terhadap member yang sudah menekuni dan hanya mengerjakan bisnis pemasaran jaringan di PT. Melia Nature Indonesia . Peneliti menggunakan alat bantu berupa tape recorder untuk merekam wawancara dan menggunakan kamere untuk mendokumentasikan kegiatan member. Analisa data dilakukan secara interpretatif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bisnis pemasaran jaringan tidak terlepas dari aspek sosial sosial budaya. Relasi-relasi yang dimiliki member
seperti relasi biasa, patron-klien, dan relasi kekerabatan menjadi lahan bagi
member untuk menawarkan bisnis pemasaran jaringan. Strategi memanfaatkan ketiga relasi tersebut selalu dilakukan oleh para pelaku bisnis pemasaran jaringan. Strategi member dalam mengembangkan jaringan dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu: pertama, menyusun jaringan; kedua, melakukan prospek; ketiga, membantu dan mendidik downline. Dari strategi-strategi yang dilakukan member mulai dari membangun, mengembangkan hingga mempertahankan bisnis pemasaran jaringannya. Terlihat bahwa member senantiasa mengembangkan sistem pengetahuannya melalui proses belajar, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri yang kemudian mereka gunakan untuk menginterpretasi bisnis pemasaran jaringan yang mereka tekuni dan sekaligus untuk menyusun strategi kembali dalam menghadapi bisnis pemasaran jaringan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan bisnis jaringan atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan MLM (Multi Level Marketing) banyak sekali ditemukan di Indonesia saat ini. Menurut data APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) sampai pada tahun 2011 ada lebih dari 66 perusahaan MLM yang tergabung menjadi anggota APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia). Belum lagi ratusan perusahaan di luar sana yang belum dan tidak mendaftarkan diri di APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia). Tidak hanya itu, hampir di setiap bulannya ada saja perusahaan MLM baru yang membuka usahanya di Indonesia, baik itu perusahaan lokal asal dalam negeri maupun dari luar negeri. Tercatat kurang lebih ada 176 perusahaan yang akan masuk untuk meramaikan industri MLM1 di Indonesia (http://www.apli.or.id/list_anggota.php?page=1). Hal ini tidak terlepas dengan keadaan jumlah penduduk Indonesia2
1
Tiap tahunya banyak perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran jaringan bermunculan di Indonesia. Mulai dari perusahaan yang berasal dari luar negeri maupun dalam
negeri. Saat ini tercatat ada 66 perusahaan MLM (Multi Level Marketing) yang ikut terdaftar
dalam APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Penjualan Langsung Indonesia). 2
Indonesia menempati posisi keempat dengan jumlah pendudek terbanyak di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat
Multi Level Marketing (MLM) pertama kali ditemukan oleh dua orang profesor pemasaran dari Universitas Chicago pada tahun 1940-an. Produk pertamanya yang dijual adalah berupa vitamin dan makanan tambahan Nutrilite.3
Sejak itu, ribuan perusahaan MLM bermunculan dan beberapa perusahaan yang terkenal seperti Forever Living, Herbalife, dan Neolife. Masing-masing perusahaan tersebut memiliki lebih dari 50.000 distributor (Trecy 2007:5). Hingga akhirnya bisnis MLM terus mengalami perkembangan yang pesat. Pada WFDSA
Wuryando (2010: 15-16) mengatakan bahwa dalam perkembangan selanjutnya perusahaan MLM Amway mengambil alih Nutrilite. Pada tahun 1953 perusahaan Amway mendapat pengakuan dari pemerintah Amerika Serikat dan mengesahkan kelegalannya sebagai perusahaan MLM. Pada saat yang bersamaan Dr. Forrest Shaklee mendirikan perusahaan MLM yang diberi nama Shaklee. Perusahaan Dr. Forrest Shaklee ini bergerak pada bidang kesehatan. Pada tahun 1970-an perusahaan Amway dan Shaklee melakukan ekspansi ke Negara Ingris.
perusahaan MLM di dunia untuk publik, tetapi WFDSA hanya menyebutkan jumlah negaranya. Terdapat 49 negara di dunia yang telah memiliki asosiasi semacam DSA (Direct Selling Association) atau Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI). Federation of European Direct Selling Association (FEDSA) pernah menyebutkan bahwa setidaknya ada 1300 perusahaan MLM di seluruh dunia. Namun demikian belum semua perusahaan yang menggunakan sistem
3
Artikel tentang sejarah Multi Level Marketing (MLM) oleh Dwiarko seorang konsultan
MLM terdaftar sebagai anggota APLI, FEDSA maupun WDFSA (Harefa, 2000:25).
Di Indonesia sendiri, perusahaan MLM pertama berdiri pada tahun 1986, tepatnya berada di Kota Bandung. Wuryando (2010) mengatakan perusahaan MLM pertama tersebut ialah PT. Nusantara Sun Chlorella Tama. Perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi PT. Centra Nusa Insan Cemerlang4
Dalam poses perkembangannya, bisnis MLM di Indonesia tidak berjalan dengan mulus. Hal ini dikarenakan bisnis MLM disalahgunakan oleh pihak atau orang-orang tertentu untuk meraup untung yang sebesar-besarnya. Seperti kasus penipuan atau lebih sering dikenal dengan istilah money game
.
5
4
Saat ini, perusahaan MLM ini lebih dikenal masyarakat Indonesia dengan sebutan CNI. 5
Wuryando memberikan sebuah contoh pendukung untuk memberikan kita pemahan dari
cara kerja money game yang berkedok MLM. Seorang mengeluarkan uang Rp. 100.000,- dan
mendapat produk senilai Rp. 10.000,- atau tidak mendapatkan produk sama sekali tetapi hanya mendapatkan kartu anggota saja. Seseorang akan mendapatkan produk setelah mencapai jumlah
downline tertentu misalnya 200:200. Uang pendaftaran tidak realistis sebab uang pendaftaran itu yang berkedok bisnis MLM.
Money game awalnya berasal dari Kota New York yakni pada tahun 1919 yang didirikan oleh Charles K. Ponzi (Wuryando 2010: 69). Perusahaan yang didirikan oleh Charles K. Ponzi bernama The Securities and Exchange. Lebih lanjut Wuryando (2010) mengatakan bahwa perusahaan Charles K. Ponzi ini menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan keuntungan sebesar 50% dalam waktu hanya 3 bulan. Ditambah lagi dengan komisi sebesar 10% bila member
Kembali pada masalah money game yang berkedok bisnis MLM. Di Indonesia, kasus praktek money game yang berkedok bisnis MLM telah banyak terjadi. Terdapat 21 perusahaan yang melakukan praktek money game di antaranya seperti; kasus Yayasan Kesejahteraan Adil Makmur (YKAM) pada tahun 1987; kasus PT. BMA (Bayumas Mulya Abadi) dan Higam Net pada tahun 1999; kasus Yayasan Amal Muslim Indonesia (YAMI) dari Surabaya dalam program naik haji murah dengan sistem Piramida pada tahun 2000; kasus PT. Cita Hidayat Komunikaputra (CHK) yang didirikan pada tahun 1998 di Bandung oleh Dedi Hanurawan dengan berkedok MLM melalui produk BBM, Oli, dan SPBU dengan dalih penanam modal; kasus Bisnis Voucher Pulsa Handphone yang berlangsung pada tahun 2004 dengan berkedok MLM karena produk voucher hanya fiktif belaka; kasus PT. Gee Cosmos Indonesia (GCI) yang dipimpin Amran Madanatja dengan sistem money game yang berkedok MLM pada tahun 2002 dan beberapa kasus money game lainnya (Wuryando 2010: 81-83).
Itulah beberapa praktek money game yang sempat beroperasi di masyarakat Indonesia. Praktek money game tersebut mengadopsi sistem kerja MLM, sehingga terlihat seperti perusahaan MLM. Ditambah dengan iming-iming memproleh keuntungan dalam waktu singkat membuat masyarakat tertarik untuk mengikutinya6
6
Lebih lanjut Menejemen Melia Nature mengatakan bahwa sering kali pelaku bisnis MLM memberikan Janji dan iming-iming kemewahan yang ditawarkan oleh perusahaan dan pelaku bisnis MLM pada tahap awal kepada calon member dan member yang baru bergabung, dimana seolah-olah semua kemewahan tersebut akan dapat diperoleh dalam waktu yang singkat tanpa melalui proses yang membutuhkan modal waktu serta modal uang yang cukup besar untuk membiayai operasional dalam rangka membangun jaringan.
menjalankan bisnis MLM dan sudah menduduki jajaran top management (up line)
akan bisa pensiun dalam usia muda, dan tinggal ongkang-ongkang menikmati uang yang terus mengalir masuk dari para downline
(http://tutinonka.wordpress.com/2011/05/05/bisnis-mlm/).
Kasus-kasus tersebut pada akhirnya membuat citra MLM menjadi buruk di mata masyarakat. Sebahagian masyarakat tidak lagi percaya terhadap perusahaan MLM bahkan masyarakat sudah memandang apriori terhadap MLM. Masyarakat melihat bahwa MLM merupakan bisnis bohongan ataupun bisnis yang kerjanya membohongi orang-orang agar mau bergabung dalam perusahaan MLM. Fitzpatrick (Santoso, 2003:126-133) menambahkan beberapa poin mengenai hal kebohongan yang selalu ditawarkan oleh pelaku bisnis MLM.
1. MLM adalah bisnis yang menawarkan kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan banyak uang dibandingkan dengan bisnis lain maupun pekerjaan lain.
2. Network marketing adalah cara baru yang paling populer dan efektif untuk membawa produk ke pasar. Konsumen menyukai membeli produk dengan cara door-to-door.
3. Di suatu saat kelak, semua produk akan dijual dengan model MLM. Para pengecer, mall, katalog, dan sebagian besar pengiklanan akan mati karena MLM.
5. Sukses dalam MLM itu mudah. Teman dan saudara adalah prospek. Mereka yang mencintai dan mendukung anda akan menjadi konsumen anda seumur hidup.
6. Anda dapat melakukan MLM di waktu luang. Sebagai sebuah bisnis, MLM menawarkan fleksibilitas dan kebebasan mengatur waktu. Beberapa jam seminggu dapat menghasilkan tambahan pendapatan yang besar dan dapat berkembang menjadi sangat besar sehingga kita tidak perlu lagi bekerja yang lain.
7. MLM merupakan pilihan terbaik untuk memiliki bisnis sendiri dan mendapatkan kemandirian ekonomi yang nyata.
Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis MLM tidak membuat pelaku bisnis MLM berhenti beroperasi di Indonesia. Hal ini terbukti masih adanya pelaku bisnis MLM yang masih tetap bertahan hingga sekarang. Beberapa diantaranya seperti Tupperware Indonesia, Sophie Martin, Capriasi Multi Nasional Sejahtera, Flexterkita, Orifleme, dan masih banyak lagi pelaku bisnis MLM lainnya. Semua bisnisMLM tersebut bergerak diberbagai bidang produk seperti produk kecantikan (Orifleme), obat dan makan sehat (CNI), pulsa(Flexterkita), aksesoris (Capriasi Multi Nasional Sejahtera), dan yang lainnya (http://www.apli.or.id/list_anggota.php?page=1).
Amway, dan masih banyak yang lainnya7
Jika dilihat kebiasaan MLM yang ada di Indonesia, pada umumnya bisnis MLM memiliki jenjang peringkat
(http://www.apli.or.id/list_anggota.php?page=1). Demikian juga Melia Nature merupakan salah satu bisnis MLM yang bergerak di bidang obat dan makanan herbal.
Saat ini banyak para pelaku bisnis MLM yang telah meninggalkan pekerjaannya dan menekuni bisnis MLM. Seperti; Robert Angkasa yang menjalankan bisnis Amway sepenuh waktu dan meninggalkan karier bagusnya di Citibank; Romauli Simatupang (mitra Johanes Simatupang) memilih meninggalkan kariernya gemilangnya dari IBM (USI Jaya) dan memilih menjalankan bisnis Amway; Agung Handaya memilih menjalankan CNI dan meninggalkan jabatannya sebagai dosen dan anggota dekan Fakultas Teknik di Universitas Trisakti (Harefa 2001). Demikian halnya pada pelaku bisnis MLM di Melia Nature. Beberapa dari anggotanya juga lebih memilih meninggalkan pekerjaan mereka dan menekuni bisnis MLM Melia Nature sepenuh waktu. Padahal posisi jabatan yang mereka tinggalkan merupakan posisi yang diimpikan banyak orang di Indonesia. Lebih lanjut Harefa mengatakan orang lebih bangga bila bekerja sebagai pegawai negeri atau karyawan swasta di perusahaan-perusuhaan terkemuka seperti Citibank, IBM, Astra, dan lain sebagainya.
8
7
Daftar perusahaan yang bergabung di APLI khusunya yang bergerak dalam pemasaran produk obat dan makan herbal.
tertentu. Member akan berusaha melewati
8
setiap jenjang peringkat yang ada, sehingga setiap member memiliki posisi atau peringkat yang berbeda-beda dalam bisnis tersebut. Lebih lanjut Harefa (2001:92-93) memberikan uraian sebagai berikut:
“Menjadi distributor MLM yang mencapai posisi puncak juga merupakan suatu
kebanggaan... Siapa bilang menjadi Diamond Distributor itu mudah. Sulit
bukan kepalang... Orang yang berhasil mencapai peringkat Diamond juga
langka, tidak banyak jumlahnya di Indonesia (bahkan dunia)... penghasilan
sebagai Diamond Distributor juga memungkinkan orang memiliki dan membeli
barang-barang mewah dan mahal... dan minat orang untuk mencapai peringkat puncak itu juga bukan main.”
Para pelaku bisnis MLM selalu berusaha untuk mencapai jenjang peringkat tertinggi dari bisnis MLM yang dijalaninya. Hal inilah yang membuat
member tetap menggeluti bisnis MLM. Namun jika dilihat kembali pada PT. Melia Nature Indonesia hal ini tidak kita dapatkan. Dengan kata lain di PT. Melia Nature Indonesia tidak mengenal sistem jenjang peringkat. Para pelaku bisnis MLM yang bergabung di Melia Nature memiliki posisi yang sama dengan yang lainnya. Berbeda dengan bisnis MLM lainnya yang selalu menggunakan sistem jenjang peringkat.
MLM yang bergerak di bidang produk kesehatan umumnya memiliki produk yang sangat banyak yakni lebih dari 2 (dua) produk kesehatan. Apabila kita melihat PT.Melia Nature Indonesia, hanya memiliki 2 (dua) jenis produk yaitu melia propolis dan melai biyang. Hal ini juga yang membedakan MLM Melia Nature Indonesia dengan dengan MLM sejenis di pasaran yang khususnya
bergerak di dalam produk kesehatan. MLM sejenis dipasaran umumnya memiliki produk yang lebih dari 2 (dua) jenis.
Berdasarkan keseluruhan uraian tersebut, maka pentinglah kiranya mengkaji tentang strategi member dalam memanfaatkan relasinya, strategi
member dalam membangun dan mengembangkan bisnis pemasaran jaringan yang ditekuninya. Hal tersebut dapat mengungkap hal-hal yang membuat member
berani meninggalkan pekerjaan awalnya, sampai akhirnya memutuskan menekuni bisnis pemasaran jaringan. Selain itu juga akan mengungkap faktor-faktor yang membuat member tetap bertahan menekuni bisnis pemasaran di PT. Melia Nature Indonesia. Mengungkap strategi yang dilakukan member dalam menghadapi MLM sejenis di pasaran. Strategi member dalam memanfaatkan relasi dan strategi
member dalam membangun dan mengembangkan bisnis jaringan Melia Nature Idonesia.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dari latar belakang keseluruhan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi member PT. Melia Nature Indonesia memanfaatkan relasinya dan strategi member dalam mengembangkan bisnis pemasaran jaringan Melia Nature. Rumusan masalah tersebut dijabarkan ke dalam 3 (tiga) pertanyaan penelitian, yaitu:
2. Bagaimana strategi member PT. Melia Nature Indonesia dalam memanfaatkan relasi untuk meningkatkan bisnis pemasaran jaringannya ? 3. Bagaimana Strategi member untuk membangun dan mengembangkan
bisnis pemasaran jaringannya di PT. Melia Nature Indonesia?
1.3.Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di salah satu Stocist9
1.4.Tujuan Penelitian
di Kota Medan yaitu
stocist Medan Setia Budi. Stocist Medan Setia Budi beralamat di Jl. Ring Road Setia Budi No 2 Tanjungsari-Medan 20132. Stocist ini dipilih peneliti menjadi tempat penelitiannya karena merupakan salah satu stokist yang paling banyak
membernya di Kota Medan. Stokist ini merupakan milik dari group Platinum PT. Melia Nature Indonesia.
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan srategi member dalam pemanfaatan relasi yang dimiliki member dalam mengembangkan bisnis pemasaran jaringan yang ditekuninya. Strategi yang digunakan member dalam membangun dan mengembangkan bisnis pemasaran jaringannya di PT. Melia Nature Indonesia. Strategi member dalam mempertahankan perkembangan jaringan bisnis yang ditekuninya. Mengetahui faktor-faktor yang membuat member berani meninggalkan pekerjaan awalnya hingga akhirnya menekuni bisnis pemasaran jaringan.
9
Stocist adalah kantor cabang PT. Melia Nature yang di bentuk sendiri oleh membernya
1.5.Manfaat Penelitian
Secara akademis, penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan mengenai bisnis pemasaran jaringan. Menambah literatur mengenai kajian bisnis dalam Antropologi. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam bisnis pemasaran jaringan, khususnya mengenai strategi yang dilakukan member dalam membangun dan mengembangkan bisnis pemasaran jaringan.Serta strategi
member untuk mempertahankan perkembangan bisnis jaringan yang ditekuninya.
1.6.Tinjauan Pustaka
Hingga kini Multi Level Marketing (MLM) atau pemasaran jaringan (network marketing) masih tetap berkembang di masyarakat Indonesia terbukti dengan menjamurnya bisnis MLM di masyarakat. Kehadiran bisnis MLM ini tentu dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai harapan dan cita-cita untuk dapat hidup layak. Secara normal dapat menjalani hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa ada gangguan ekonomi (Sinaga, 2005:12).
atau pemasaran jaringan adalah menjual berbagai produk melalui sebuah jaringan distributor yang pada giliran berikutnya akan juga merekrut distributor lainnya untuk turut menjual produk kepada konsumen akhir.
Konsep Multi Level Marekting (MLM) yang dimaksut dalam penelitian ini adalah sesuai dengan pendapat Clothier di atas yakni MLM ialah metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor. Alasan menggunakan konsep tersebut, karena pelaku bisnis MLM di PT. Melia Nature juga menggunakan jaringan dalam memperkenalkan produk dan bisnisnya.
Dalam bisnis MLM, setiap member berusaha untuk mengembangkan jaringan bisnisnya masing-masing. Hal ini dilakukan kerena membangun jaringan merupakan cara untuk memperoleh penghasilan besar dalam MLM (Clothier 1994:39). Senada dengan hal tersebut Firth (Sairin 2002:94) melihat bahwa aktivitas ekonomi sangat tergantung dari peran individu-individu dalam satu jaringan ekonomi. Hal inilah yang membuat pelaku bisnis MLM senantiasa memperbesar jaringan bisnisnya.
Dalam konteks bisnis, Orru (Gary, 1996: 272) melihat bahwa penyebab muculnya jaringan adalah dipengaruhi oleh faktor yang saling berkaitan, yaitu:
1. Faktor kelembagaan, yaitu mengacu pada interaksi-interaksi rutin yang dibentuk secara sosial yang memudahkan pembentukan jaringan.
Suatu jaringan kerja dapat didefinisikan sebagai bentuk hubungan antar individu yang melampaui batas-batas geografis desa atau garis keturunan. Seorang individu dapat dianggap keluarga kerena adanya kedekatan jarak geografis dan hubungan sosial, misalnya dengan sahabat. Sebaliknya seorang kerabat dekat bisa saja dianggab jauh karena terpisah secara geografis untuk jangka waktu yang lama, atau kerena adanya konflik dan sikap permusuhan di antara mereka. kesimpulan yang dapat ditarik dari definisi ini adalah hubungan tercipta untuk suatu tujuan tertentu (Sjahrir, 1995:14)
Setiap individu dalam suatu jaringan umumnya membangun sebuah hubungan atau relasi dengan sesamanya. Ahimsa-Putra (Sarmini, 2003: 358-361) membagi relasi ke dalam tiga bagian. Pertama, relasi biasa, yakni hubungan kenalan biasa antar individu dimana jika mereka bertemu mereka hanya akan bertegur sapa seadanya dan tidak dilanjutkan degan pembicaraan mengenai usaha mereka. Dalam hal ini, mereka saling mengetahui bahwa mereka menekuni usaha yang sama namun mereka tidak bekerjasama dalam usaha tersebut. Kedua, relasi patron-klien, yakni hubungan antar dua orang yang berbeda status sosial-ekonominya dimana yang satu bertindak sebagai patron dan yang satu sebagai klien10
10
seseorang dalam menjalani kehidupun (Damsar, 2009:163). Dalam konteks MLM, kekuatan relasi tersebut akan dimanfaatkan untuk mengembangkan jaringan bisnis.
Penjualan barang secara MLM merupakan cara yang efektif untuk memperkenalkan produk kepada konsumen tanpa harus berikklan dan berpormosi di media cetak dan elektronik. Anggaran yang dikeluarkan juga relatif lebih sedikit jika dibandingkan harus berikklan dan melakukan promosi di media cetak dan elektronik. Sistem penjualan langsung ini pada hakekatnya telah memangkas jalur distribusi11
Selain mendapatkan bonus, bisnis pemasaran jaringan juga memberikan manfaat lain kepada para pelaku bisnis pemasaran jaringan tersebut. Clothier (1996:12) mengatakan bahwa bisnis pemasaran jaringan tidak hanya keuntungan materi saja yang diperoleh, melainkan juga masih banyak manfaat non materi yang dapat diperoleh. Misalnya persahabatan yang terjalin, pengembangan pribadi dan peluang untuk membantu orang lain. Yarnell dan Rene Reid Yarnell (2002: 107) melihat bahwa bisnis pemasaran jaringan merupakan salah satu bisnis besar yang menawarkan potensi pendapatan yang besar, jumlah waktu luang yang sangat banyak, perjalanan, kekuasaan, dan prestise. Lebih lanjut Kiyosaki (2005)
dalam sistem penjulan konvensional, sehingga berbagai bentuk biaya operasional seperti pendistribusian dan promosi dialihkan kepada member
dalam bentuk bonus.
11
individu-mengatakan ada beberapa nilai yang diberikan oleh bisnis pemasaran jaringan (network marketing) selain uang, yakni:
1. Pendidikan bisnis yang mengubah hidup.
2. Nilai berinvestasi dalam investasi yang sama dengan orang kaya. 3. Nilai kepemimpinan.
4. Nilai menghidupkan impian. 5. Nilai berpindah kuadran12
Saat ini bisnis pemasaran jaringan memberikan peluang bagi setiap orang untuk dapat berpindah kuadran dari kuadran kiri ke kuadran kanan (Kiyosaki, 2005:36). Orang-orang mulai membentuk jaringan untuk memperoleh penghasilan yakni dengan memasuki bisnis pemasaran jaringan. Bagi sebahagian besar masyarakat melihat bahwa bisnis pemasaran jaringan dapat memberikan peluang untuk memperoleh penghasilan tambahan ekonomi mereka dengan cara memulai menekuni bisnis pemasaran jaringan (Sinaga, 2005:8). Sebahagian besar hal ini dilakukan tanpa meninggalkan pekerjaan atau bisnis lama mereka
.
13
12
Robert T. Kiyosaki (2006) membagi wilayah kerja manusia menjadi empat kuadran
yaitu sebelah kiri ada kuadran E (employe) dan kuadran S (self employe). Sebelah kanan ada
kuadran I (investor) dan kuadran B (bussines owner). Di kuadran E (employ) yaitu wilayah yang mencakup orang-orang yang bekerja dengan orang lain atau dengan instansi lain misalnya
kariawan. Sedangkan di kuadran S (self employe) yaitu orang-orang yang bekerja sendiri ataupun
orang profesional seperti dokter, pengaca. Selain itu para pengusaha kecil (small business owner)
juga masuk dalam kuadran S seperti pemilik restoran. Sedangkan kuadran B (buseniss owner)
yaitu para pemilik usaha dan pemilik bisnis. Sedangkan kuadran I (investor) yaitu wilayah orang-orang yang memiliki modal yang cukup besar sehingga mampu membeli saham perusahaan lain
seperti Mac Donal, Friend Chicken, dan lain-lain. Robert T. Kiyosaki melihat bahwa bisnis
pemasaran jaringan berada dalam kuadran B (buseniss owner). Hal ini dapat dilihat dari cara kerjanya dimana kuadran kanan (kuadran B dan kuadaran I) bekerja membentuk jaringan untuk memperoleh penghasilan. Sedangkan kuadran kiri (kuadran E dan kuadran S) bekerja secara individu untuk memperoleh penghasilan.
13
Royan (2001: 24) mengatakan bahwa bisnis MLM menjadi tempat ajang orang melakukan pekerjaan sambilannya. Seorang pelaku bisnis MLM tidak dituntut untuk mengikuti
merupakan salah satu bentuk gambaran perilaku atau fenomena ekonomi yang telah terjadi di masyarakat.
Lebih lanjut Wiranata (2002:22) melihat bahwa perilaku ataupun fenomena ekonomi suatu masyarakat tidak terlepas dari bagaimana sikap dasar suatu masyarakat, struktur suatu masyarakat, cara berpikir,cara pandang, dan sebagainya. Ditambah lagi, Maggio (Nursyirwan, 1997:289) memperjelas bahwa jika kebudayaan digunakan secara serius di dalam memahami fenomena ekonomi, nantinya tidak hanya akan memperkaya pemahaman interpretative tentang fenomena itu, tetapi juga akan membantu menjelaskan hal tersebut dengan lebih baik. Spreadly (1997) mendefinisikan kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang diperoleh manusia melalui proses belajar yang kemudian mereka gunakan untuk menginterpretasi dunia sekeliling mereka dan sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka. Dari defenisi tersebut, dapat dikembangkan bahwa menurut Thomasita (Sinaga, 2005) kebudayaan terdiri dari:
1. Kategori-kategori yang digunakan manusia untuk mengelompokkan
dan mengklasifikasikan pengalamannya, aturan-aturan yang dipelajari manusia untuk tindakan-tindakannya yang tepat selanjutnya.
2. Peta pengetahuan (kognitif) yang memungkinkan manusia untuk
menginterpretasikan tindakannya dan peristiwa-peristiwa yang dihadapinya selanjutnya.
3. Rencana-rencana manusia untuk mengatur tindakan untuk mencapai
suatu tujuan.
jaringan. Strategi-strategi yang digunakan member umumnya juga diperoleh melalui proses belajar. Lebih lanjut Spreadly (1997) mengungkapkan bahwa tugas seorang peneliti adalah mempelajari dan mengungkapkan pengetahuan member
dalam hal ini yaitu untuk mempelajari pengetahuan member yang berkenaan dengan strategi-strategi yang dilakukan member dalam menjalankan bisnis pemasaran jaringan.
1.7.Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bertipe deskriptif 14
1.7.1.Teknik Pengumpulan Data
. Penelitian ini berusaha menjelaskan tentang strategi pemanfaatan relasi yang dilakukan para member PT. Melia Nature Indonesia dan strategi member dalam membangun dan mengembangkan bisnis pemasaran jaringannya di Kota Medan.
Data dikelompokkan ke dalam dua bagian yakni data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui penelitian lapangan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel dan sumber kepustakaan lainnya. Data perimer merupakan data utama yang diperoleh melalui teknik observasi partisipasi dan wawancara.
14
a. Obrservasi
Obrservasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah obrservasi partisipasi15. Observasi dilakukan di tempat penelitian berlangsung yakni di
Stokist Jl. Ring Road Setia Budi No 2 Tanjungsari-Medan 20132. Observasi ini bertujuan, antara lain: (1) mengamati aktivitas member pada saat melakukan pendaftaran menjadi member serta melihat tingkah laku yang mereka buat saat proses pendaftaran; (2) mengamati kegiatan-kegiatan saat dilaksanakannya seminar tentang produk, bisnis jaringan, dan bonus serta mengamati membar saat mengadakan diskusi atau table sharing; (3) mengamati dan merasakan bentuk ekspresi member saat melakukan tanya jawab dengan member; (4) mengamati fasilitas-fasilitas apa saja yang digunakan member dalam aktivitas merekrut
member baru. Observasi akan dilakukan kurang lebih satu minggu sebelum penelitian dilaksanakan dan hal ini akan terus dilanjutkan pada saat penelitian sampai seluruh data yang diperlukan terkumpul.
Hasil observasi ditungakan ke dalam bentuk catatan lapangan atau field work. Hal ini memudahkan peneliti untuk membaca kembali informasi yang telah didapatkan dari lapangan.
15
Observasi berpartisipasi dilakukan oleh peneliti dengan mengamati sesuatu gejala dalam kedudukannya sebagai orang yang terlibat dalam kegiatan sosial dari orang-orang atau masyarakat yang ditelitinya. Dengan kata lain peneliti berpartisipasi dengan kegiatan-kegiatan yang diamati oleh peneliti. Si peneliti mengamati dan mencoba memahami yang diamatinya tersebut dengan
b. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (deep interview)16
Wawancara mendalam ditujukan kepada informan . Adapun nantinya yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini ialah para member PT. Melia Nature Indonesia. Memenuhi kriteria sebagai berikut; sudah mengetahui perhitungan bonus dan telah menguasai produk, member telah menguasai cara kerja bisnis pemasaran jaringan yang ada dalam PT. Melia Nature Indonesia, sudah menekuni bisnis pemasaran jaringan secara penuh dan sudah meninggalkan pekerjaan awalnya.
. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat dan mendalam. Saat melakukan wawancara peneliti juga menggunakan pedoman wawancara atau interview guide. Pedoman wawancara ini sangat diperlukan sebagai poin-poin pertanyaan penting yang diajukan di lapangan. Poin-poin pertanyaan penting tersebut selanjutnya akan berkembang ke dalam beberapa pertanyaan, yakni sesuai dengan keadaan di lapangan.
Peneliti ini juga menggunakan alat bantu seperti alat perekam atau tape rekorder. Peneliti menyadari bahwa peneliti juga punya keterbatasan sehingga alat perekam ini nantinya membantu peneliti untuk merekam segala informasi saat wawancara berlangsung. Semua hasil wawancara mendalam dengan informan dapat terhimpun tanpa ada yang tertinggal.
16
Wawancara Mendalam (depth Interview) biasanya dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara (interview guide) sebagai panduan yaitu, berisi seperangkat pertanyaan
Wawancara mendalam dilakukan kepada informan untuk memperoleh informasi tentang; 1) sejarah berdirinya PT. Melia Nature Indonesia; 2) produk kesehatan apa saja yang dipasarkan serta siapa yang memproduksi produk kesehatan tersebut ditambah bagaimana mereka memasarkan produk tersebut; 3) apa yang menjadi alasan seseorang untuk bergabung di PT. Melia Nature Indonesia serta bagaimana syarat-syarat untuk bergabung di PT. Melia Nature Indonesia; 4) bonus-bonus apa saja yang akan mereka terima ketika menjalankan bisnis pemasaran jaringan; 5) syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk mendapatkan bonus; 6) bagaimana mereka memanfaatkan relasi yang telah mereka miliki untuk mengembangkan bisnis pemasaran jaringan yang mereka tekuni; 7) bagaimana strategi mereka untuk merekrut calon anggota baru; 8) bagaimana strategi mereka untuk menghadapi para pelaku bisnis MLM lain yang ada di lapangan; 9) bagaimana mereka memotivasi para downline-downline
1.8.Analisis Data
BAB II
MULTI LEVEL MARKETING DAN PT. MELIA NATURE INDONESIA
2.1. Sejarah Lahirnya Bisnis Multi Level Marketing
2.1.1. Dari Amerika ke Ingris
Istilah Multi Level Marketing pertama kali ditemukan oleh dua orang profesor pemasaran dari Universitas Chicago pada tahun 1940-an dengan nama perusahaan Nutrilite. Produk pertamanya yang dijual Perusahaan Nutrilite adalah vitamin dan makanan tambahan. Perusahaan Nutrilite ini merupakan salah satu perusahaan pertama yang menawarkan konsep bisnis Multi Level Marketing. Wuryando (2010: 15-16) mengatakan bahwa dalam perkembangan selanjutnya perusahaan Amway muncul dengan menggunakan kosep yang sama yakni menerapkan konsep bisnis Multi Level Marketing. Pada perkembangan selanjutnya perusahaan Nutrilite mengalami masalah dari Pemerintahan Amerika. Hingga pada akhirnya perusahaan Amway yang menggunakan konsep bisnis
Perusahaan Dr. Forrest Shaklee ini bergerak pada bidang kesehatan. Pada tahun 1970-an perusahaan Amway dan Shaklee melakukan ekspansi ke Negara Ingris.
Sejak terjadinya ekspansi perusahaan Amway dan Shaklee ke Negara Ingris, Trecy (2007:5) mengatakan bahwa ribuan perusahaan Multi Level Marketing bermunculan dan beberapa perusahaan yang terkenal seperti Forever Living, Herbalife, dan Neolife. Masing-masing perusahaan tersebut memiliki lebih dari 50.000 distributor. Hingga akhirnya bisnis Multi Level Marketing terus mengalami perkembangan yang pesat.
Perusahaan yang menggunakan konsep Multi Level Marketing pada umumnya memberikan peluang bisnis kepada membernya secara bebas. Atrinya
member bertindak sebagai distributor independen, yakni tidak memiliki keterikatan kontrak dengan perusahaan MLM. Member akan memperoleh penghasilan yakni dengan cara memperkenalkan produk perusahaan MLM kepada distributor baru. Sebagai contoh: Polan yang sudah menjadi member perusahaan MLM X memperkenalkan produk perusahaan MLM X kepada Hardi. Hardi pun bergabung menjadi member MLM X dan juga menggunakan produk MLM X. Bergabungnya Hardi sebagai member MLM X, maka perusahaan MLM X tersebut akan memberikan komisi kepada Polan dalam bentuk bonus.
MLM akan menghitung setiap penjualan yang berhasil dilakukan jaringan kerjanya dan akan membayarkannya dalam bentuk bonus17
Jaringan kerja yang telah terbentuk tersebut diartikan sebagai Multi Level Marketing. Terkadang, Multi Level Marketing sering juga disebut dengan Network Marketing atau pemasaran jaringan. Namun, pada hakekatnya kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang sama yakni menarwarkan dan memasarkan produk secara langsung kepada konsumen dengan cara membentuk jaringan kerja
.
18
Dalam Multi Level Marketing terdapat dua bentuk sistem jaringan yang dijalankan oleh perusahaan Multi Level Marketing yakni sistem binary dan sistem matahari (Wuryando, 2010). Bentuk sistem binary, Multi Level Marketing yang menggunakan jaringan yang bentuknya tidak lebih dua kaki (kaki kiri dan kanan) dan tidak lebih. Dengan kata lain, para pelaku Multi Level Marketing tersebut yang dilakukan dan dikembangkan oleh para member. Dari defenisi tersebut terdapat 2 (dua) poin penting yang harus dilakukan oleh seorang member. Pertama, member harus menawarkan dan memasarkan produk secara langsung kepada konsumen. Kedua, member harus membentuk jaringan kerja serta diikuti dengan mengembangkan jaringan kerja tersebut. Jika seorang member ingin berhasil dalam bisnis Multi Level Marketing, member harus melakukan kedua poin tersebut yakni memasarkan dan menawarkan produk serta membangun jaringan kerja.
17
Lebih lanjut bentuk bonus akan diurakan lebih mendalam pada topik bonus. Lihat halaman 49.
18
hanya dapat membangun jaringannya dengan dua kaki demikian seterusnya hingga ke bawah. Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 1 Bentuk Jaringan Binary
Sedangkan bentuk sistem matahari yaitu Multi Level Marketing yang menggunakan jaringan lebih dari dua kaki atau banyak kaki. Artinya para pelaku
Multi Level Marketing tersebut dapat membuka jaringan hingga beberapa kaki di dalam jaringan tersebut. Lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah berikut:
Gambar 2
Bentuk Jaringan Matahari
Dalam hal ini, PT. Melia Nature Indonesia merupakan Multi Level Marketing yang menggunakan sistem jaringan binary. Para member PT. Melia Nature Indonesia hanya boleh membangun jaringannya dengan dua kaki. Para
bisnis yang dimilikinya. Sistem binary merupakan sebuah sistem yang dijalankan melalui operasi teknologi komputer, sehingga para member dapat melihat seluruh jaringannya melalui jaringan internet.
2.1.2. Kemunculan MLM di Indonesia
Di Indonesia sendiri, menurut Wuryando (2010) perusahaan MLM yang pertama kali berdiri di Indonesia adalah yang bernama PT. Nusantara Sun Chorella. Perusahaan ini didirikan di Kota Bandung pada tahun 1986. Dalam perkembangannya PT. Nusantara Sun Chorella telah berganti nama menjadi PT. Centra Nusa Insan Cemerlang.
Dewasa ini perusahaan MLM PT. Centra Nusa Insan Cemerlang lebih sering dikenal orang dengan sebutan perusahaan MLM CNI. Perusahaan MLM lainnya pun kemudian bermunculan seperti perusahaan Amway yang berasal dari Amerika dan diikuti oleh lahirnya MLM dari dalam negeri seperti perusahaan Capriasi, Sophie Martin, Melia Nature, dan beberapa perusahaan MLM lainnya.
Dewasa ini, perusahaan yang berkedok MLM tersebut dikenal dengan istilah perusahaan money game. Wuryando (2010) mencatat bahwa terdapat 21 (dua puluh satu) lebih perusahaan money game yang telah terbongkar kedoknya di Indonesia. Bahkan masih banyak lagi perusahaan money game yang masih beroperasi di luaran sana yang belum terbongkar kedoknya. Perusahaan money game ini biasanya menawarkan bisnis Multi Level Marketing kepada masyarakat dengan tawaran iming-iming kemewahan dan bonus yang cukup besar yakni hingga 50 %, sehingga membuat masyarakat tertarik untuk mengikutinya.
Masuknya perusahaan money game membuat citra perusahaan MLM menjadi buruk di mata masyarakat. Masyarakat memulai memandang apriori terhadap bisnis Multi Level Marketing. Seperti yang diuraikan salah satu dosen Universitas Islam Indonesia yang peneliti kutif dari catatan websitenya:
Iming-iming yang selalu diberikan oleh perekrut anggota jaringan MLM adalah
bahwa orang yang menjalankan bisnis MLM dan sudah menduduki jajaran top
management (up line) akan bisa pensiun dalam usia muda, dan tinggal
ongkang-ongkang menikmati uang yang terus mengalir masuk dari para down-linenya.
Itulah sebabnya harga produk MLM menjadi sangat mahal, karena komisi untuk
para up line yang bertingkat-tingkat itu semuanya dibebankan pada harga jual
produk. Harga produknya sendiri mungkin hanya sekian persen dari harga jual.
mendapatkan Surat Ijin Usaha Penjualan Langsung (SIUPL) dari Menteri Perdagangan.
2.2.PT. Melia Nature Indonesia
2.1.2.Sejarah Singkat PT. Melia Nature Indonesia
Pada awalnya PT. Melia Nature Indonesia bernama PT. Melia Summit Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh Ir. Syukur Nababan di Jakarta Selatan pada tahun 2002. Dalam rangka memperkuat manajemen dan permodalan PT. Melia Summit Indonesia, maka pada pertengahan tahun 2005 kepemilikan PT. Melia Summit Indonesia diambil alih oleh sebuah perusahaan besar dari Sidney-Australia. Perusahaan tersebut beranama Mother Nature Health Product. Pada bulan Maret 2006 PT. Melia Summit Indonesia secara resmi berganti nama menjadi PT Melia Nature Indonesia dengan produk dan sistem yang sama, serta aturan yang sama seperti sebelumnya.
Dalam perjalanan selanjutnya pada bulan Maret 2006, perusahaan Herbal Science dari Malaysia yang menyuplai produk Melia Biyang, dan membeli sebagian besar saham kepemilikan PT Melia Nature Indonesia dari Mother Nature Health Product. Dengan demikian, saat ini PT. Melia Nature Indonesia dimiliki secara bersama oleh dua perusahaan yakni Mother Nature Health Produk dari Australia, dan Herbal Science dari Malaysia.
61/PDN/IUPB/XII/2003. Pada tahun 2006, Izin Usaha Penjualan Berjenjang (IUPB) kemudian diperbaharui kembali dengan IUPB no. 01/PDN/IUPB– PB/1/2006. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah, maka IUPB tersebut kemudian diperbaharui oleh PT. Melia Nature Indonesia menjadi Surat Izin Usaha Penjualan Langsung (SIUPL) dengan nomor registrasi: 62/PDN-2/SIUPL/PP/10/2006.
Ir. Syukur Nababan mendirikan Melia Nature Indonesia termotivasi pertama kali karena melihat keadaan bisnis Multi Level Marketing yang begitu buruk di Indonesia. Beliau melihat bahwa banyak para pelaku bisnis Multi Level Marketing atau networker mengalami kegagalan. Ir. Syukur Nababan mengatakan bahwa kegagalan tersebut bukan disebabkan oleh networker sendiri, melainkan karena perusahaan MLM itu sendiri. Marketing plan atau konsep kerja yang ada pada perusahaan MLM tersebut lebih berpihak kepada perusahan. Dengan kata lain maketing plan yang ada dalam perusahaan MLM sering kali hanya memberikan keuntungan pada perusahaan bukan kepada member. Beliau menjabarkan beberapa faktor yang menyebabkan para networker gagal dalam bisnis Multi Level Marketing yakni dikarenakan:
1. Perusahaan MLM terlalu lama membayar bonus kepada member
yakni 1 bulan bahkan ada yang 2 bulan.
2. Perusahaan MLM memberlakukan sistem peringkat pada member
3. Perusahaan memperlakukan sistem tutup poin serta perhitungan bonus yang rumit.
Ir. Syukur Nababan melihat bahwa selama marketing plan berpihak pada perusahaan, maka para pelaku bisnis Multi Level Marketing akan mengalami kegagalan. Dorongan ini lah akhirnya membuat Ir. Syukur Nababan ingin mendirikan sebuah perusahaan Multi Level Marketing yang berpihak kepada
member. Ir. Syukur Nababan juga ingin membuat perusahaan MLM dapat menjadi salah satu peluang bisnis yang dapat mensejahterakan rakyat. Hingga pada akhirnya Ir. Syukur Nababan berhasil mendirikan Melia Nature Indonesia di mana Beliau sendiri bertindak sebagai member pertama di Melia Nature Indonesia. Saat ini Ir. Syukur Nababan merupakan Top Leader di Perusahaan Melia Nature Indonesia.
2.2.2.Visi dan Misi PT. Melia Nature Indonesia
Perusahaan Melia Nature ini didirikan dengan mengemban visi dan misi sebagai berikut:
• Visi: menyehatkan masyarakat dengan produk produk yang alami, berkualitas, relatif murah dengan reaksi efek yang cepat.
Konsep berpihak kepada member merupakan landasan bisnis MLM Melia Nature Indonesia. Hal ini lah yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk roda perusahaannya.
2.2.3.Stokist Medan Setia Budi
Dewasa ini PT. Melia Nature Indonesia terus mengembangkan jaringannya di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan dengan cara mendirikan
stokist di berbagai kota yang ada di Indonesia. Saat ini, PT. Melia Nature Indonesia telah memiliki 118 stokist yang tersebar di seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Di Kota Medan sendiri terdapat 5 stokist yakni:
1. Stokist Medan Setia Budi. 2. Stokist Medan Baru.
3. Stokist Medan Padang Bulan. 4. Stokist Medan.
5. Stokist Medan Bromo.
Stoksit Medan Setia Budi merupakan salah satu stokist yang selalu ramai dikujungi member untuk membeli produk. Stokist Medan Setia Budi ini didirikan oleh salah sorang member Melia Nature yang bernama Ir. Teger Solomon Bagun.
Stokist Medan Setia Budi ini baralamat di Jl. Ring Road Setia Budi No. 2, Tanjungsari-Medan.
mempunyai downline yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Hal ini dikarenakan bisnis Multi Level Marketing Melia Nature ini juga merupakan bisnis yang sudah menggunakan teknologi internet. Penggunaan teknologi internet ini membuat Member dapat melihat perkembangan jaringan bisnis MLM-nya dari internat. Hal ini memudahkan para member untuk mengembangkan jaringannya di seluruh kota yang ada karena member dapat menjalankannya melalui internet.
Stokist Medan Setia Budi ini didirikan secara mandiri oleh Pak Teger dengan menggunakan uang pribadinya sendiri. Pak Teger mendirikin stokist ini dengan tujuan akan Beliau lebih mudah untuk mengembangkan bisnis MLM Melia Nature Indonesia. Ditambah lagi PakTeger ingin lebih mudah bekerjasama dengan downlinenya yang berada di Kota Medan.
Berikut syarat-syarat pengajuan stokist:
1. Calon Pemilik stokist sudah menjadi member PT. Melia Nature Indonesia. 2. Calon Pemilik stokist sudah mempunyai jaringan yang besar minimal 100
(seratus) unit.
3. Memiliki tempat yang layak sebagai stokis dengan pembagian tempat khusus untuk : pelayanan member, administrasi stokist, penyimpanan produk, dan melakukan presentasi dengan kapasitas minimal 20 (dua puluh) orang serta tidak menjadi satu dengan usaha/kegiatan lain.
4. Lokasi tempat harus strategis dan mudah dicapai.
6. Apabila omset harian melebihi 30% dari stok produk maka stokist
[image:52.595.154.506.223.543.2]diharapkan untuk menambah stok produk. 7. Jumlah deposit adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Syarat Jumlah Deposit untuk Stokist di Indonesia
8. Mempunyai fasilitas computer dan printer, telepon, fax serta sambungan internet berikut alamat email khusus Stokis. Nomor telepon dan nomor fax harus dipisah/berbeda (tidak boleh menjadi satu). Pada saat diajukan fasilitas tersebut yaitu nomor telepon, nomor fax, sambungan internet serta alamat email harus dicantumkan dan semuanya sudah bisa langsung digunakan.
a. Agency Stockist untuk :
i. Wilayah Indonesia Bagian Barat
Rp. 33.000.000,- senilai Propolis = 45 lot, HGH = 15 lot
ii. Wilayah Indonesia Bagian Timur dan Tengah
Rp. 55.000.000,- senilai Propolis = 65 lot, HGH = 35 lot
b. . Agency Stockist untuk Wilayah Indonesia Bagian Barat Rp. 99.000.000,- senilai Propolis = 135 lot,
HGH = 45 lot
c. . Agency Stockist untuk Wilayah Indonesia Timur dan Tengah mulai dari:
Rp. 99.000.000,- (senilai Propolis = 135 lot, HGH = 45 lot) sampai dengan Rp. 165.000.000,-
(senilai Propolis = 215 lot, HGH = 85 lot).
9. Stokist dilarang keras menjual produk di bawah harga yang telah ditetapkan oleh PT. Melia Nature Indonesia dengan alasan apapun. Bila dikemudian hari stokist diketahui menjual produk di bawah harga resmi maka akan dikenakan sanksi berupa penutupan stokist dan pemberhentian
stokist dari keanggotaan PT. Melia Nature Indonesia. Pemberhentian keanggotaan ini berlaku juga untuk Keluarga Inti dari stokist yang bersangkutan.
10.Pengajuan pendirian stokist dengan menyerahkan surat permohonan yang dilampiri:
a. Fotokopi KTP dan Kartu Anggota b. Print out minimal 100 titik/jaringan
c. Foto bangunan (bagian dalam dan bagian luar) diberi keterangan luas ruangan dan bangunan.
d. Denah calon stokist (denah ruang bangunan dan denah dengan lokasi sekitar).
e. Fotokopi Sertifikat Hak Milik dan/ atau salinan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan jika bangunan milik sendiri, apabila status bangunan bukan milik sendiri/ menyewa maka wajib menyertakan Surat Perjanjian Sewa dengan Pemilik Bangunan.
f. Surat referensi Leader dan surat pernyataan calok pemilik stokist
diperoleh di Bagian Legal PT. MNI.
bertugas untuk menjual produk tetapi stokist juga melakukan pelatihan atau seminar terhadap para member yang diadakan sekali dalam seminggu. Stokist juga menjadi wadah bagi member untuk melakukan perekrutan member baru.
2.2.4.Produk PT. Melia Nature Indonesia
[image:54.595.119.552.317.535.2]PT. Melia Nature Indonesia memiliki dua jenis produk yaitu Melia Propolis dan Melia Biyang.
Gambar 3. Melia Biyang dan Melia Propolis
a. Melia Propolis
Melia Propolis merupakan produk obat kesehatan. Di kalangan member
diproduksi oleh Mother Healt Prodact. Ltd yang barasal dari Autralia. Selain itu, produk propolis ini juga dibuat berdasarkan standart internasional atau Good Manufacturing Practise (GMP). Propolis ini sendiri berfungsi untuk mengobati berbagai jenis penyakit.
[image:55.595.136.500.382.530.2]Pada umumnya member mengatakan bahwa propolis dikumsumsi 3-4 kali dalam satu hari dengan dosis 3-5 tetes propolis. Dosis ini diberikan kepada orang yang sehat sedangkan untuk orang sakit, dosis yang diberikan 5-7 tetes dan diminum 3-5 kali dalam satu hari. Berikut beberapa penyakit yang dapat disembuhkan oleh propolis. Lihat tabel di bawah berikut.
Tabel 2
Jenis Penyakit yang dapat Disembuhkan Melia Propolis Batuk / asthma / bronchistis Kanker / tumor
Sinusitis / flu / demam / sakit kepala
Jantung, ginjal, hati, diabetes, hepatitis
Luka benda tajam ( bakar ), bengkak
Darah tinggi / darah rendah Infeksi kulit, telinga, gigi, gusi,
jerawat/bisul, katarak
Asam urat / rematik Infeksi kewanitaan, herpes,
penyakit kulit & jamur, lupus
Gangguan pencernaan / maag Sumber: Buku Staterkid PT. Melia Nature Indonesia
lambung. Berikut tabel reaksi yang biasa dialami oleh orang-orang yang mengkomsumi propolis.
Tabel 3
Reaksi setelah Komsumsi Propolis dan Permasalahan Kesehatan Reaksi Setelah Konsumsi
Propolis
Permasalahan
Kesehatan/Penyakit/Indikasi Bersin,gatal pada hidung Permasalahan pada hidung, polip atau
sinusitis Wajah terasa panas, tekanan
darah naik sesaat, demam, pusing
Permasalahan pada sistem sirkulasi darah, darah tinggi
Kulit kaki terasa tebal dan dingin, sebagian badan terasa dingin, jantung berdebar
Tekanan darah rendah, kurang darah
Susah buang air besar, mencret, berak berlendir, berak berdarah
Radang pada usus besar, gangguan pada usus, hemoroid
Mual, sering buang air besar, muntah
Obesitas, gangguan pada lambung, proses penyembuhan gangguan pencernaan
Bengkak, gatal Alergi
Muncul kotoran pada mata, gatal, keluar air mata
Gangguan pada mata Mimpi buruk, susah tidur,
gelisah
Gangguan pada sistem syaraf dan kepala Lelah, susah tidur, sakit pada
sendi
Gangguan pada persendian, proses penyembuhan rheumatik
Pegal-pegal Proses pembuangan racun dan pembersihan zat-zat dalam pembuluh darah
Kejang-kejang Proses penyembuhan peradangan ginjal Beser Proses pembuangan racun lewat air senih Kulit mengeras muncul jerawat Permasalahan pada kulit
Rasa sakit pada punggung, sakit di dada
Permasalahan pada jantung
Mual, letih, keringat dingin Permasalahan pada perut Keletihan, ngantuk Permasalahan pada hati Bengkak kaki, sakit pinggang,
susah buang air kecil
b. Melia Biyang
Melia Biyang merupakan produk makan herbal yang diproduksi oleh Herbal Science dari Malaysia. Produk ini berfungsi untuk merangsang Hormon Pertumbuhan atau Growth Hormon. Melia Biyang dikomsumsi dengan cara menyemprotkan ke bawah lidah, ditahan selama 60 detik, lalu ditelan. Melia biyang diminum tepat saat bangun pagi dan malam hari sebelum tidur.
[image:57.595.109.497.214.571.2]1. Usia 40 tahun kebawah 3 kali semprot. 2. Usia 40 – 60 tahun 4 kali semprot. 3. Usia 60 tahun keatas 5 kali semprot.
Tabel 4
Manfaat Melia Biyang Meningkatkan daya ingat
Menambah stamina fisik dan mental Meningkatkan kemampuan seks
Mempercepat proses penyembuhan serta meningkatkan imunitas tubuh Meningkatkan kekuatan tulang
Membantu mengembalikan warna rambut dan pertumbuhannya
Merangsang fungsi organ vital tubuh : otak, jantung, hati, pankreas, limpa, ginjal
Sumber: Buku Staterkid PT. Melia Nature Indonesia
2.3.Member PT. Melia Nature Indonesia 2.3.1.Syarat Menjadi Member
tersebut harus disponsori oleh salah satu member Melia Nature Indonesia. Seorang individu yang tidak memiliki sponsor tidak dapat mendaftarkan dirinya menjadi member Melia Nature Indonesia.
Berikut contohnya: Polan adalah salah satu member Melia Nature Indonesia. Polan kemudian bertemu dengan Novita dan memperkenalkan bisnis
Multi Level Marketing Melai Nature Indonesia kepada Novita. Mendengar penjelasan bisnis dari Polan, Novita pun akhirnya memutuskan untuk ikut bergabung menjadi member di Melia Nature Indonesia.
Dari contoh di atas tersebut, Polan adalah seorang sponspor yang men