• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Pemnafaatan Data Karakteristik DAS untuk Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Pemnafaatan Data Karakteristik DAS untuk Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Data DAS dan

DAN

Peneliti Bidang Hidrologi dan

Kehutanan (BPK) Solo, Kehutanan, Departemen Kehutanan

A PO Box Solo,

e-mail:

Abstract

The currently use of natural resources in Indonesian's watershed is quite aggressive, explorative, and expansive and also exceeds its carrying capacity and capability, as a results a number of critical watershed continuously increases and t h e watershed functions as an environmental control continuously decreases, increase of flood and landslide frequencies. The role of watershed characteristics data as a tool for early warning of susceptibility hazard detection and watershed problem need accurately t o be known t o implement effective watershed management. By using a formula from "Quick Detection of Sub watershed Degradation Book", o sub-watershed characteristic in t h e f o r m of a

map of susceptibility level of flood disaster (potentially flood ond sensitively flooding area) sensitively landslide w i t h map scale of could be easily conducted. Data compiler of parameters of a flood disaster vulnerability formula are rainfall, watershed shape, river gradient, drainage density, watershed slope averages, landform, meandering, impounding water flow, river side slopes, land use-cover, and the existing of water control structures. Data compilers of parameters of a landslidesusceptibility formula are rainfall, landslope, geology (rock type

and fault-strike

existence), soil depth, land use, infrastructures, and settlement density. The availability of data input of each parameters, either format, scale or the age of data and map, mostly varies and need t o be corrected, verified, and validated through a uniformly format, scale, and a field check, rainfall, land use-cover, infrastructures, water controlstructures, andsettlement density data. ofavailabledata must be criticized and corrected in order that susceptibility information from t h e produced mop becomes more objective and factual. This method used in the study on evaluating susceptibility of flood and landslide disasterareas valid t o be implementedinasub watershed level within district administrative level.

Key landslide, watershed, susceptible, data

Sumberdaya di di Indonesia saat ini pemanfaatannya cukup agresif, ekspansif serta melampaui daya dukung sehingga kritis terus meningkat

fungsi DAS sebagai pengendali lingkungan terus seperti seringnya terjadi bencana banjir data karakteristik DAS sebagai sarana untuk deteksi dini kerentanan bencana permasalahan DAS perlu diketahui dengan tepat agar pelaksanoan pengelolaan DAS efektif. Melalui formula pada Sidik Cepat DAS", karakteristik tingkat sub-DAS yang berupa peta tingkat kerentanan bahaya banjir (potensi banjir daerah banjir)

(2)

Prosiding Lokakarya DAS: pengembangan Data" 5 September 2007

maupun umur data peta umumnya tidak seragam sehingga perlu dilakukan koreksi, verifikasi dan validasi melalui penyamaan format skala serta ceking lapangan, misal untuk data: hujan, penggunaan-penutupan lahan, infrastruktur, air dan kepadatan pemukiman. Pemanfaatan data tersedia harus bersifat kritis korektif agar informasi kerentanan dari peta yangdihasilkan lebih obyektif faktual. yang digunakan hanya berlaku untuk memitigasi kerentanan banjir

pada tingkat sub-DAS yang berada dalam satu wilayah administrasi kabupaten.

kunci: banjir, DAS, data

DAS merupakan wilayah dimana sumber cadangan d a n pasokan air yang dibutuhkan untuk kehidupan di bumi berada, dan disamping itu sebagai pengendali air hujan t e r h a d a p banjir, kekeringan, dan erosi Namun kondisi DAS di Indonesia terus mengalami degradasi a t a u kemunduran fungsi seperti ditunjukkan semakin besarnya jumlah DAS yang memerlukan penanganan

yakni 22 tahun 42, d a n 62 DAS I)

masing-masing pada tahun dan serta s a a t sekarang diperkirakan sekitar

282 DAS e t Menhutbun No. Kondisi demikian

berdampak pada sering terjadinya bencana banjir dan dengan korban jiwa d a n harta benda yang tidak sedikit. Memperhatikan kondisi

pengelolaan DAS menjadi saiah satu unsur Agenda Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

yang dalam Pertanian, Perbaikan Pengelolaan Alam dan

Pelestarian Lingkungan serta Percepatan Pembangunan seperti dalarn Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional (Peraturan Presiden No. tahun

Banjir dan adalah suatu peristiwa alam biasa; kemudian menjadi suatu apabila s u d a h rnengganggu kehidupan d a n penghidupan manusia serta rnengancam keselarnatannya. Dalarn pengertian umum, banjir adalah berair dan deras, debit aliran air sungai (limpasan) yangsecara relatif lebih besardari

akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tertentu secara terus

sehingga tidak d a p a t ditampung oleh alur sungai yang ada, maka air melirnpah keluar dan menggenangi daerah sekitarnya. Sedang banjir bandang adalah banjir besar yang datang dengan tiba-tiba dan mengalir deras menghanyutkan benda-benda besar seperti kayu dan sebagainya (Tim PKPB Tim PKPS Dengan demikian banjir harus dilihat dari besarnya pasokan air banjir yang berasal dari air hujan yang jatuh d a n oleh daerah tangkapan airnya (catchment area), serta kapasitas sungai dalam mengalirkan pasokan airtersebut. Perubahan penutupan lahan di DAS dari ke lahan terbuka atau pemukiman, air hujan y a n g jatuh diatasnya secara aliran

yangselanjutnya bisa memicu terjadinya banjirdi dan Syarief

(3)
(4)

Prosiding "Sistem DAS: Data" 5 September 2007

yang bisa dimanfaatkan untuk sosialisai dan peringatan dini kepada masyarakat, khususnya yang berada pada daerah-daerah yang kemungkinan

potensi bencana tinggi. Dalam proses penyusunan, justifikasi data yang tersedia perlu dilakukan karena ketidak-seragaman format, skala, dan akurasinya. peta perlu diselaraskan dengan skala output-nya yaitu atau yaitu pada tingkat skala

Parameter-parameter terkait kerentanan potensi air banjir terdiri dari

alami yang relatif sulit seperti data hujan harian rata-rata pada bulan- bulan bentuk DAS, gradien sungai, kerapatan drainase, lereng DAS rata-rata, dan parameter manajemen yang seperti data jenis penutupan-penggunaan lahan. Parameter untuk daerah terkena banjir juga dibedakan antara parameter alami seperti data bentuk lahan, meandering, pembendungan oleh percabangan

dan parameter manajemen seperti data air. Sedangparameter kerentanan alami meliputi data hujan harian kumulatif hari berurutan, lereng lahan, penyusun, adanya kedalaman dan parameter manajemen yakni data penutupan lahan, infrastruktur, dan kepadatan pemukiman.

Prosedur kerja dari seluruh data yangdiperoleh selanjutnya dihimpun dan dianalisis dengan bantuan perangkat versi 3.3 untuk menyiapkan dan mengolah peta- peta tematik sebagai input sesuai dengan jenis kerentanan yang akan dilakukan (potensi banjir, daerah banjir, daerah longsor). Sehingga perggunaan disamping untuk sinkronisasi skala peta dari berbagai data dan peta yang digunakan untuk penyusunan peta tematik adalah juga untuk mengolah dan menganalisis data dan peta- peta tematikserta memformulasikan hasilnya.

Berdasarkan data dan peta-peta tersedia baik dalam bentuk point, line, dan atau poligon, formula yang ada pada dan 2 maka dapat disusun tingkat

kerawanan banjir (potensi banjir dan daerah banjir) dan dengan menjumlahkan seluruh kali dari skordan bobot pada setiap parametermasukan secara tertimbang untuk tingkat sub-DAS. Dengan menggunakan model builder pada perangkat peta-peta kerawanan dapat disusun secara cepat dengan menggunakan model seperti pada Gambar I

,

2, dan 3. dari proses selanjutnya dikategorikan

dengan menggunakan klasifikasi peringkat seperti pada untuk memperoleh tingkat sub-DAS.

Tingkat Kerawanan Banjir dan

Tinggi terdegradasi

Agak Tinggi

-

(5)

Data

Vector

I

pembend

(6)

Data" 5 September 2007

Model kerentanan daerah

3.

Data dan peta untuk pemetaan daerah banjir d a n mengacu pada formula di I dan 2 yangsecara ringkas disusun pada 2. Dari peta yang tersedia, peta RBI berskala digunakan sebagai peta dasar, namun perlu koreksi, baik kontur maupun penutupan lahannya. kontur perlu dikoreksi kontinyuitas garisnya, peta kontur juga bisa diperoleh dari d a t a DEM SRTM, dan dengan peta topografi skala dari Topografi Angkatan Darat. Peta kontur dasar menyusun parameter DAS. Sedangkan kondisi penutupan lahan dikoreksi dengan peta penutupan lahan dari

Dephut, citra terbaru yang dikoreksi dari pengamatan lapangan, yaitu dengan memperhatikan ciri-ciri yang tampak t e t a p di alam dimana pada titik yang khas posisinya ditetapkan dengan

Peta geologi yang tersedia berskala sehingga perlu koreksi untuk penyelarasan dengan peta dasar skala yang dilakukan dengan bantuan citra dan pengamatan lapangan. Parameter yang diperoleh dari peta geologi adalah jenis

batuan dan keberadaan Dengan serupa koreksi dilakukan

(7)

Data

2. Pemanfaatan Peta dan Data Sekunder Diaplikasikan

Di sub-DAS Keduang, DAS Solo.

-

drainase

Daerah bajir

Daerah

data dan peta diselaraskan, pada formula

(Lampiran dan (Lampiran dengan menggunakan

pada 2 , dan 3. data dengan bantuan SIC dapat diperoleh peta kerentanan potensi banjir, peta daerah bencana dan peta kerentanan

(8)

Prosiding Informasi Data" 5 September 2007

Gambar 4. Peta Kerentanan Potensi di sub-DAS Keduang

(9)

Data dam

8

Gambar 6. Peta Daerah di sub-DAS Keduang

Saran

Pemanfaatan data karakteristik sub-DAS untuk memitigasi bencana banjir dan perlu dilakukan justifikasi data dan peta terlebih dahulu kemudian diikuti dengan sehingga diperoleh keseragam skala dan sesuai dengan kondisi aktual. SIC d a p a t membantu penselarasan skala, validasi data, pemrosesan data d a n peta secara cepat dan akurat. Peta spasial kerawanan potensi banjir, daerah banjir, dan daerah yang dihasilkan merupakan informasi dasar yang d a p a t digunakan untuksosialisasi dan peringatan dini wilayah-wilayah yang terhadap bencana aiam di suatu sub-DAS. lnformasi selanjutnya d a p a t dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyusun rencana pengelolaan DAS yangefektif sesuai dengan permasalahan setempat.

(10)

Pengelolaan Data" 5 September 2007

Asdak C. dan Pengeiolaan Daerah Sungai. Mada University Press.

Brook KN, PF H M Gregersen, and JK Thames. Hydrology and The Management o f Watersheds. State University Press, Ames, USA.

Dixon JA and Easter. integrated Watershed Management: An Approach t o Resource Management. In: Easter KW, JA Dixon, and M M Hufschmidt (Eds.). Watershed Resources Management. An Integrated Framework w i t h Studies f r o m Asia and the Pasific. Studies in Water Policy and Management, No. lo.

Press and London. Honolulu.

Hardiyatmo HC. dan Erosi. Mada University Press, p.

Kodoatie dan R Syarief. Pengelolaan Bencana Terpadu: Kekeringan Jakarta. 306 p.

Sukresno, dan Sidik Cepat Degradasi Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS). Puslitbang dan Kehutanan, Dep. Kehutanan,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun Januari 2005.

Seyhan E. Dasar-Dasar hidrologi (edisi Indonesia-cetakan kedua). Mada University Press, Bulaksumur, Yogyakarta.

MRT, A D Syamsi, N dan Widyarni. Road Map Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Pengolahan

Press, Jakarta. p.

Tim PKPS. Kamus Pertanian Umum. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

(11)

D a t a DAS

I. dan

pada

20 21-40

47-75 Sedang 3

Aga Tinggi 4

Tinggi 5

Lonjong

Agak Lonjong Agak 2

Sedang S e d a n g 3

Agak Agak Tinggi 4

5

Agak 2

S e d a n g 3

Agak Tinggi 4

Tinggi 5

Jarang

Agak Jarang Agak 2

Sedang S e d a n g 3

Agak Tinggi 4

(12)
(13)

Data DAS dan

2. Kerentanan

(m)

3

Gambar

Tabel I. Klasifikasi Tingkat Kerawanan Banjir dan Tanah Longsor
Gambar 2. Model analisis kerentanan daerah rawan banjir
Gambar 3. Model analisis kerentanan daerah rawan longsor
Tabel 2. Pemanfaatan Peta dan Data Sekunder Untuk Diaplikasikan Dalam Mitigasi Banjir danTanah Longsor Di sub-DAS Keduang, DAS Solo
+3

Referensi

Dokumen terkait

Metode perancangan yang digunakan yakni meliputi tahapan analisis data primer dan data sekunder disingkronkan dengan tujuan perancangan yakni melengkapi fasilitas

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan campuran batu kapur dan kapur padam sebagai bahan aditif pada adukan

Ukuran pori-pori membran yang semakin kecil akan memperbesar kemungkinan jumlah NaCl yang tertahan pada permukaan membran, sehingga nilai rejeksi yang dihasilkan akan

a. Prinsip ilmiah, hal ini berdasarkan dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah memberikan evaluasi kepada guru berdasarkan masalah-masalah yang

Pihak sekolah digalakkan dengan Kementerian Pelancongan Malaysia untuk menganjurkan program lawatan sekolah bagi mendapatkan beberapa tawaran istimewa yang

Adapun kelebihan yang dimiliki oleh metode demonstrasi ini adalah menjadikan pembelajaran menjadi jelas, memusatkan perhatian siswa, lebih mengarahkan proses belajar siswa

“reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur.” Uji reliabilitas dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa instrumen penelitian

Dalam proses pembelajaran diperlukan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar