• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Penambahan β-glukan dan Vitamin C sebagai Feed Additive terhadap Kinerja Produksi Ikan Lele Clarias sp..

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Penambahan β-glukan dan Vitamin C sebagai Feed Additive terhadap Kinerja Produksi Ikan Lele Clarias sp.."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN

β

-GLUKAN DAN VITAMIN C

SEBAGAI

FEED ADDITIVE

TERHADAP KINERJA

PRODUKSI IKAN LELE

Clarias

sp.

AHMAD MUKHLIS HIDAYAT

BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Penambahan β-glukan dan Vitamin C sebagai Feed Additive terhadap Kinerja Produksi Ikan Lele Clarias sp. adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2015

(4)

ABSTRAK

AHMAD MUKHLIS HIDAYAT. Efektivitas Penambahan β-glukan dan Vitamin C sebagai Feed Additive terhadap Kinerja Produksi Ikan Lele Clarias sp.. Dibimbing oleh MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI dan DEDI JUSADI

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penambahan β-glukan dan vitamin C pada pakan terhadap kinerja produksi ikan lele Clarias sp.. Benih ikan lele dengan bobot rata-rata 0,268 ± 0,017 g ditebar di kolam terpal berukuran 6 x 3 x 0,5 m3dengan kepadatan 15.000 ekor per kolam dan dipelihara selama 20 hari. Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan dan 2 ulangan. Perlakuan pertama ikan diberi pakan berupa pakan komersil tanpa penambahan β-glukan dan vitamin C, sedangkan perlakuan kedua ikan diberi pakan yang diberi penambahan β-glukan dan vitamin C. Pemberian pakan dilakukan pada pukul 06.00, 16.00 dan 24.00 WIB secara at satiation atau sekenyangnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa ikan yang diberi pakan komersil yang diberi penambahan β-glukan dan vitamin C memperlihatkan kinerja produksi lebih baik dibandingkan dengan kontrol.

Kata kunci: β-glukan, ikan lele, pertumbuhan, Vitamin C

ABSTRACT

AHMAD MUKHLIS HIDAYAT. Effectiveness of addition β-glucan and Vitamin C as Feed Additives on the Growth Performance of Catfish Clarias sp.. Supervised by MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI and DEDI JUSADI.

This experiment was conducted to evaluate the addition of β-glucan and vitamin C in the feed on the production of catfish Clarias sp.. Juvenile with an average weight of 0.26 ± 0.01 g stoced in the plastic lined pond with a size of 6 x 3 x 0,5 m3 a density of 15,000 juveniles per pond and reared for 20 days. This experiment consisted of 2 treatments and 2 replications. In the first treatment, fish was fed with commercial feed without of β-glucan and vitamin C, whereas in the second treatment fish was fed with commercial feed with β-glucan and vitamin C addition. Fish were fed at 06.00, 16.00, and 24.00 WIB to satiation. The results showed that the fish was fed by commercial feed with of β-glucan and vitamin C addition had better production compared with control.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya Perairan

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN

β

-GLUKAN DAN VITAMIN C

SEBAGAI

FEED ADDITIVE

TERHADAP KINERJA

PRODUKSI IKAN LELE

Clarias

sp.

BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Efektivitas Penambahan β-glukan dan Vitamin C sebagai Feed Additive Terhadap Kinerja Produksi Ikan Lele Clarias sp.”. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2015 di Rambo Fish Farm Ciampea, Bogor dan Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Syaefuddin Ali dan Mutohiyah yang selalu mencurahkan kasih sayang, do‟a, dan dukungan yang tiada henti. Adik Muhammad Irfa‟ul Aziz dan Muhammad Fahmi Khoirul Ihsani yang senantiasa menjadi penyemangat untuk selalu menjadi yang terbaik.

2. Dr. Agus Suprayudi, S.Pi, MSc selaku pembimbing I dan Dr. Dedi Jusadi, MSc selaku pembimbing II dan Ibu Sri Nuryati selaku Pembimbing Akademik atas segala masukan dan dukungannya selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan tugas ahir ini.

3. Bapak Wasjan dan mbak Retno yang telah banyak membantu dalam analisis di Laboratorium Nutrisi Ikan

4. Prismadian Amalia Putri yang selalu memberikan dukungan untuk selama pelaksanaan studi, Wikke Elta, Aurora Prasetyo, Wildan NY, Annisa, Mustofa MR, dan segenap keluarga Rambo Fish Farm yang telah memberikan bantuan, dukungan dan ilmu selama penelitian berlangsung.

5. Keluarga BDP 48 khususnya teman-teman di laboratorium Nutrisi Ikan, BDP 49, dan KMNU IPB.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2015

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... PENDAHULUAN ... Latar Belakang ... Tujuan Penelitian ... METODE ... Pembuatan Pakan Uji ... Pemeliharaan Ikan dan Pengamatan Pertumbuhan... Parameter Uji ... Analisis Kualitas Air ... Analisis Proksimat Ikan ... Analisis Data ... HASIL DAN PEMBAHASAN ... Hasil ... Pembahasan ... KESIMPULAN ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP ...

(10)

DAFTAR TABEL

1. Perbandingan kandungan proksimat pakan uji sebelum dan setelah

dilakukan penambahan immunostimulan pada

pakan...

2. Kualitas air dalam sistem pemeliharaan ikan lele selama 20 hari ...

3. Hasil pengamatan laju pertumbuhan harian, jumlah konsumsi pakan, konversi pakan, dan retensi protein pada ikan yang diberi perlakuan A dan perlakuan B...

2 4

5

DAFTAR GAMBAR

1. Kelangsungan hidup benih ikan lele yang dipelihara selama 20 hari ... 2. Biomassa awal dan ahir ikan lele yang diberi perlakuan A dan B yang

dipelihara selama 20 hari ... 5 5

DAFTAR LAMPIRAN

1. Analisis biaya pembenihan ikan lele (Clarias sp.) dalam satu siklus produksi 2. Data hasil panen akhir ... 3. Uji T-Test Laju Pertumbuhan Harian (LPH) ... 4. Uji T-Test Jumlah Konsumsi Pakan (JKP) ... 5. Uji T-Test Konversi Pakan (KP) ... 6. Uji T-Test Biomassa ... 7. Uji T-Test Kelangsungan Hidup (KH) ...

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tersedianya benih yang berkualitas dalam jumlah yang cukup merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan usaha budidaya perikanan. Ikan lele merupakan salah satu ikan air tawar yang mempunyai nilai permintaan yang tinggi di masyarakat. Menurut Ismanto (2009) kebutuhan ikan lele konsumsi untuk daerah Jabodetabek mencapai 75-100 ton per hari. Tingginya kebutuhan ikan lele konsumsi harus diiringi dengan ketersediaan benih untuk mencukupi kebutuhan budidaya pada segmen pembesaran. Agar ikan dapat tumbuh dengan optimal, maka diperlukan benih yang mempunyai kinerja pertumbuhan yang baik. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menambahakan β-glukan dan vitamin C ke dalam pakan yang digunakan dalam kegiatan pembenihan.

Vitamin merupakan bahan organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit namun sangat penting untuk memenuhi kebutuhan normal hidup ikan. Salah satu vitamin yang penting untuk fungsi tubuh yaitu vitamin C. Menurut Sunarto et al. (2008), tubuh ikan tidak mempunyai kemampuan mensintesis vitamin C. Namun vitamin C besar pengaruhnya terhadap ikan untuk hidroksilasi prolin dan lisin dalam pembentukan kalogen serta menormalkan fungsi kekebalan tubuh dan mempercepat penyembuhan luka pada ikan. Fracalossi et al. (2001) menambahkan kebanyakan teleostei tidak dapat mensintesis asam askorbat karena kurangnya l-gulonolactone oksidase (EC 1.1.3.8) yang bertanggung jawab untuk sintesis vitamin C. Penelitian tentang manfaat penambahan vitamin C telah dilakukan pada berbagai jenis ikan, salah satunya yaitu ikan betok. Penambahan vitamin C pada pakan ikan betok dapat meningkatkan pertumbuhan ikan betok dibandingkan dengan pakan yang tidak diberi vitamin C (Sunarto et al. 2008). Berdasarkan penelitian di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol, penambahan vitamin C dalam pakan dapat meningkatkan pertumbuhan ikan kerapu macan dan meningkatkan ketahanan ikan (Johnny et al. 2003). Defisiensi vitamin C pada ikan dapat mempengaruhi pertumbuhan bobot, adanya pendarahan internal dan eksternal, serta penurunan imunitas.

β-glukan merupakan karbohidrat yang tersusun dari serangkaian glukosa dan struktur kimia yang berbeda tergantung pada tempat asal β-glukan tersebut diperoleh. Beberapa sumber β-glukan yang sering digunakan adalah ragi roti, ektrak dedak dan biji-bijian seperti barley dan gandum. Menurut Sarmin et al. (2013), penambahan β-glukan pada pakan dapat meningkatkan laju pertumbuhan udang vaname dibandingkan dengan kontrol. Selain itu, peningkatan secara signifikan dapat terlihat juga pada parameter nilai konversi pakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang penambahan β-glukan dan vitamin C pada pakan terhadap kinerja produksi ikan lele.

Tujuan Penelitian

(12)

2

METODE

Pembuatan Pakan Uji

Pembuatan pakan uji dilakukan dengan cara mencampurkan pakan komersil dengan campuran formulasi β-glukan dan vitamin C. Kandungan nutrien pakan komersil sebelum dan sesudah dicampurkan dengan formulasi β-glukan dan vitamin C disajikan pada Tabel 1. Pembuatan pakan uji dilakukan di dalam ruangan yang bersih dan tertutup, serta terhindar dari sinar matahari secara langsung. Dosis campuran β-glukan dan vitamin C yang ditambahkan adalah 5,6 gram/kg pakan. Dosis formulasi β-glukan dan vitamin C tersebut terdiri atas β -glukan 10 mg/kg pakan (Hastuti 2012), vitamin C 200 mg/kg pakan (Aslianti dan Agus 2009), dan binder. Pakan komersil terlebih dahulu ditimbang dan dimasukkan ke dalam wadah pengadukan. β-glukan dan vitamin C kemudian ditimbang sesuai dengan bobot pakan komersil dan dimasukan ke dalam botol air mineral 650 cc, serta ditambahkan telur 1 butir untuk tiap 5 kg pakan dan air sebanyak 200 cc dan dikocok sampai homogen. Kemudian campuran tersebut dicampurkan dengan pakan sampai merata. Setelah itu pakan disimpan di lemari es untuk mencegah tumbuhnya jamur.

Tabel 1. Perbandingan kandungan proksimat pakan uji sebelum dan setelah dilakukan penambahan formulasi β-glukan dan vitamin C pada pakan

Kadar Nutrien (%) BK1)

1) Bobot kering. Kadar air pakan non perlakuan 9,72 % dan pakan perlakuan 21,97 % 2) Bahan ekstrak tanpa nitrogen

Pemeliharaan Ikan dan Pengamatan Pertumbuhan

Pemeliharaan ikan dilaksanakan selama 20 hari pada bulan Februari-Maret 2015 di tempat pembudidaya lele “Rambo fish farm, Ciampea, Bogor dan Laboratorium Nutrisi Ikan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ikan dilakukan di kolam terpal berukuran 6 × 3 × 0,5 m³ sebanyak 4 unit dan dilengkapi dengan sistem aerasi. Sebelum digunakan, kolam dibersihkan dari lumut dan kotoran yang ada serta dibilas dan diisi dengan air yang bersih. Setelah kolam siap digunakan, ikan ditebar ke dalam kolam masing-masing 15.000 ekor dengan bobot rata-rata 0,268 ± 0,017 g.

Benih ikan lele yang digunakan berasal dari pemijahan ikan lele secara semi alami di “Rambo fish farm”. Ikan lele diberi perlakuan pakan yang berbeda, yaitu: Perlakuan A : Ikan diberi pakan komersil tanpa penambahan β-glukan dan

(13)

3 Perlakuan B : Ikan diberi pakan komersil dengan penambahan β-glukan dan

vitamin C

Pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali sehari (pukul 06.00, 16.00, dan 24.00 WIB) dengan metode pemberian pakan secara at satiation atau sekenyangnya. Selama pemeliharaan dilakukan 1 sampai 2 kali penggantian air sebanyak 10-15% dari total volume kolam. Pertumbuhan ikan dapat diketahui dengan cara sampling ikan uji pada hari ke 1, hari ke 10, dan hari ke 21. Biomassa ikan untuk masing-masing ukuran di setiap kolam ditimbang dengan menggunakan timbangan digital CHQ Pocket Scales dengan ketelitian 0,01 g. Bobot individu ikan dihitung dengan cara membagi biomassa dengan jumlah ikan yang ditimbang. Biomassa ikan yang ditimbang untuk tiap ukuran adalah 2 kg. Panjang total ikan dari masing-masing ukuran ikan di setiap kolam dihitung sebanyak 30 ekor dengan menggunakan penggaris ketelitian 0,1 cm. Keberagaman hasil panen ikan pada ahir pemeliharaan disajikan di Lampiran 1.

Parameter Uji

Parameter uji yang diukur selama penelitian ini yaitu kelangsungn hidup, laju pertumbuhan harian, konversi pakan, dan jumlah konsumsi pakan. Berikut ini adalah rumus perhitungan parameter uji yang digunakan:

Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup (TKH) dihitung berdasarkan persamaan (Huissman 1987) :

t = Lamanya pemeliharaan (hari)

Konversi Pakan (KP)

Nilai konversi pakan (KP) diukur dengan menggunakan persamaan (NRC 1993) dengan menggunakan rumus :

(14)

4

Retensi Protein

Merupakan jumlah protein dari pakan yang diberikan yang terkonversi menjadi protein tersimpan dalam tubuh ikan (Takeuchi 1988).

RP

Dengan :

F= kandungan protein tubuh pada ahir pemeliharaan (g) I= jumlah protein awal pemeliharaan (g)

P= jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g)

Jumlah Konsumsi Pakan (JKP)

Jumlah konsumsi pakan ditentukan dengan menghitung selisih berat pakan yang diberikan dengan jumlah pakan yang tidak termakan.

Analisis Kualitas Air

Analisis kualitas air selama masa pemeliharaan dilakukan pada hari ke 1, hari ke 10, dan hari ke 20. Parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, pH, oksigen terlarut (DO), nitrit, nitrat dan TAN (Total Amonia Nitrogen) yang disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Kualitas air dalam sistem pemeliharaan ikan lele Clarias sp. yang diberi pakan dengan dan tanpa penambahan β-glukan dan vitamin C selama 20 hari

Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui kadar nutrien yang terkandung baik dalam pakan yang digunakan maupun ikan yang dijadikan bahan penelitian. Analisis proksimat meliputi pengukuran kadar protein (dengan metode kjehdahl), kadar lemak (dengan metode folch dan soxhlet), kadar abu (dengan metode pemanasan dalam tanur pada suhu 600 0C), kadar serat kasar (dengan metode pelarutan asam dan basa kuat serta pemanasan), kadar air dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) (Takeuchi 1998).

Analisis Data

(15)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil pengamatan terhadap kelangsungan hidup benih ikan lele menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan (Gambar 1). Tingkat kelangsungan hidup pada perlakuan A adalah 74,42 ± 2,2%, sedangkan pada perlakuan B adalah 87,06 ± 4,6%.

Gambar 1. Kelangsungan hidup benih ikan lele Clarias sp. yang diberi pakan dengan dan tanpa penambahan β-glukan dan vitamin C yang dipelihara selama 20 hari.

Keterangan: huruf yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0.05)

Hasil perhitungan biomassa ikan selama pemeliharaan menunjukan bahwa ikan yang diberi perlakuan B memiliki nilai biomassa akhir lebih tinggi dari perlakuan A. Biomassa akhir pada perlakuan A yaitu 21.9 kg dan biomassa akhir pada perlakuan B adalah 28.4 kg (Gambar 2).

Gambar 2. Biomassa awal dan ahir ikan lele Clarias sp. yang diberi pakan dengan dan tanpa penambahan β-glukan dan vitamin C yang dipelihara selama 20 hari.

Keterangan: huruf yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0.05)

Hasil perhitungan pada parameter laju pertumbuhan harian (LPH), jumlah konsumsi pakan (JKP), konversi pakan (KP), dan juga retensi protein (RP) pada ikan lele disajikan pada (Tabel 3).

(16)

6

Tabel 3. Laju pertumbuhan harian, jumlah konsumsi pakan, konversi pakan, dan retensi protein pada ikan lele Clarias sp. yang diberi pakan dengan dan tanpa penambahan β-glukan dan vitamin C yang dipelihara selama 20

Keterangan : Nilai yang tertera merupakan rata-rata ± standart deviasi; Huruf cetak atas berbeda dalam baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05).

Pembahasan

Penambahan biomassa ikan meningkat seiring dengan lamanya pemeliharaan. Data parameter biomassa total ikan lele di akhir pemeliharaan menunjukan nilai yang berbeda pada tiap perlakuan. Dilihat dari adanya peningkatan kinerja pertumbuhan, ikan dapat memanfaatkan pakan yang diberikan selama pemeliharaan dengan baik. Terjadi peningkatan biomassa sebanyak 29,68% apabila ikan diberi pakan dengan tambahan β-glukan dan vitamin C. Biomassa ikan akhir ikan lele yang diberi pakan tanpa β-glukan dan vitamin C adalah 21,9 kg, sedangkan biomassa ikan lele yang diberi pakan dengan tambahan β-glukan dan vitamin C adalah 28,4 kg. Terjadinya peningkatan biomassa karena β-glukan yang masuk ke dalam tubuh ikan diuraikan oleh glukanase sehingga akan menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk proses pertumbuhan (Manoppo 2011). Namun, tidak terjadi perbedaan yang signifikan antar perlakuan pada parameter retensi protein. Retensi protein merupakan banyaknya protein yang diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh dari banyaknya protein yang diberikan (Buwono 2000). Nilai retensi protein yang dimiliki kedua perlakuan menujukan nilai yang sama namun dari segi penambahan biomassa, ikan perlakuan mempunyai biomassa yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan protein pakan yang diberikan pada ikan perlakuan lebih tinggi dari pada kontrol.

(17)

7 ikan betok dapat meningkatkan pertumbuhan ikan betok dibandingkan dengan pakan yang tidak diberi vitamin C (Sunarto et al. 2008). Berdasarkan penelitian di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol, penambahan vitamin C dalam pakan dapat meningkatkan pertumbuhan ikan kerapu macan dan meningkatkan ketahanan ikan (Johnny et al. 2003).

Nilai konversi pakan pada ikan yang diberi perlakuan pakan yang ditambahkan β-glukan dan vitamin C memiliki nilai yang lebih baik yaitu 0,74 ± 0,02 dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan tanpa penambahan β-glukan dan vitamin C yang memiliki nilai konversi pakan sebesar 0,80 ± 0,01. Nilai konversi pakan yang rendah dapat menandakan proses penyerapan nutrien dalam pakan untuk pertumbuhan ikan dalam kondisi yang baik. Kemampuan mencerna makanan yang masuk ke dalam tubuh ikan menjadi salah satu faktor yang mepengaruhi pertumbuhan ikan. Selain itu, kecernaan juga dapat mempengaruhi jumlah konsumsi pakan yang dimakan. Aktivitas makan pada ikan behubungan erat dengan selera makan yang juga berhubungan dengan jumlah pakan yang dimakan. Manoppo (2 ) menjelaskan bahwasanya penambahan β-glukan dapat menigkatakan nafsu makan sehingga efesiensi dan pengambilan pakan meningkat. β-glukan yang ditambahkan ke dalam pakan ikan patin dengan dosis 5, 10, dan 15 mg/kg pakan dapat meningkatkan nafsu makan ikan dibandingkan dengan ikan kontrol (Muliawan 2 7). Sama halnya dengan β-glukan, vitamin C menurut Sunarto et al. (2008) dapat menigkatkan efesiensi penggunaan pakan dalam tubuh ikan. Namun, tidak terdapt perbedaan yang nyata pada parameter jumlah konsumsi pakan antar perlakuan. Hal ini dikarenakan tingginya simpangan baku antar ulangan pada perlakuan kontrol, sehingga pada uji statistik jumlah konsumsi pakan tidak menunjukan perbedaan yang nyata. Penambahan β-glukan dan vitamin C pada pakan pada dasarnya dapat meningkatkan nafsu makan pada ikan sehingga pengambilan pakan meningkat. β-glukan di dalam tubuh ikan dapat bertindak sebagai substrat mikro flora dalam usus sehingga merangsang bakteri usus untuk memproduksi enzim pencernaan (Silvianti 2013).

(18)

8

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penambahan β-glukan dan vitamin C pada pakan ikan lele (Clarias sp.) dapat meningkatkan biomassa sebanyak 30% dari pada kontrol dan juga konversi pakan oleh ikan. Penambahan β-glukan dan vitamin C dapat disimpulkan dapat meningkatkan produksi benih ikan lele.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan beberapa dosis yang berbeda untuk mengetahui dosis penambahan β-glukan dan vitamin C paling optimal dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan lele.

DAFTAR PUSTAKA

Aslianti T, Priyono A. 2009. Peningkatan vitalitas dan kelangsungan hidup benih kerapu lumpur, Epinephelus aoioides melalui pakan yang diperkaya dengan vitamin c dan kalsium. Torani. 19:74-81

Boyd C E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Amsterdam : Elsevier Scientific Publishing Company.

Fracalossi DM, Allen ME, Yuyama LK, Oftedal OT. 2001. Ascorbic acid biosynthesis in Amazonian fishes. Aquaculture. 192:321-332

Hastuti SD. 2 2. Suplementasi β-glucan dari ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dalam pakan terhadap aktivitas fagositosis, aktivitas NBT, total protein plasma dan aktivitas aglutinasi darah ikan nila (Orechromis niloticus). Depik. 1:149-155

Huissman EA. 1987. Principles of Fish Nutrition. Department of Fish Culture and Fisheries. Wageningen Agricultural University. Netherlands.

Ismanto NF. 2009. Strategi pengembangan usaha budidaya ikan lele di daerah Parung Kabupaten Bogor. [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Johnny F, Mahardika K, Giri INA, Roza D. 2007. Penambahan vitamin C dalam pakan untuk meningkatkan imunitas benih ikan kerapu macan, Epinephelus fuscoguttatus terhadap infeksi viral nervous necrosis. Jurnal Akuakultur Indonesia. 6:43-53.

Lamhot F, John. 2011. Parameter imunitas, sintasan, dan pertumbuhan udang galah Macrobrachium rosembergii yang diberi pakan dengan suplementasi β -glukan 0%, 0,75%, 0,15%, dan 0,225%. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(19)

9 Manoppo H. 2011. Peran nukleotida sebagai immunostimulan terhadap respon imun nonspesifik dan resistensi udan vaname (Litopenaeus vannamei). [Disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Moleko A, Sinjal HJ, Manoppo H. 2014. Kelangsungan hidup larva ikan nila yang berasal dari induk yang diberi pakan berimunostimulan. Budidaya Perairan. 2:17–23.

Muliawan Y. 2 7. Penggunaan β-glukan untuk pencegahan infeksi Aeromonas hydrophilla pada ikan patin Pangasius hypophtalamus.[Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

NRC. 1993. Nutrient Requirement of Warmwater Fishes and Shellfishes. Washington D.C (US): National Academy of Scient Press.

Sang H, Fotedar R. 201 . Effects of dietary β, -3-glucan on ten growth, survival, physiological, and immune respone of marron, Cherax tenuimanus (Smith 1912). Fish & Shellfish Immunology 28: 957-960.

Sarmin, Suprayudi MA, Jusadi D, Ekasari J. 2013. Kinerja pertumbuhan dan respons imun nonspesifik udang vaname Litopenaeus vannamei yang diberi pakan dengan feed additive β-(1,3)glukan dan poli-β-hidroksibutirat. Jurnal Akuakultur Indonesia. 12:122-128

Silvianti T. 2013. Evaluasi penambahan ragi bir Saccharomyces cerevisiae dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan daya tahan tubuh ikan mas Cyprinus carpio terhadap bakteri Aeromonas hydrophilla. [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

[SNI] Standar Nasional Indonesia 01-6483.4. 2000. Produksi Benih Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) kelas benih sebar. Badan Standarisasi Nasional Indonesia.

[SNI] Standar Nasional Indonesia 7471.5:2009. Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal) = Bagian 5: Produksi Kelas Pembesaran di Kolam. Badan Standarisasi Nasional Indonesia.

Sunarto, Suriansyah, Sabariah. 2008. Pengaruh pemberian vitamin C ascorbic acid terhadap kinerja pertumbuhan dan respon imun ikan betok Anabas testudineus Bloch. Jurnal Akuakultur Indonesia. 7:151-157.

(20)

10

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data hasil panen produksi pada ikan lele Clarias sp. yang diberi

pakan dengan dan tanpa penambahan β-glukan dan vitamin C yang dipelihara selama 20 hari.

Ukuran Panen

Perlakuan

Tanpa β-glukan dan Vitamin C (%)

Penambahan β-glukan dan Vitamin C (%)

siklus produksi ikan lele Clarias sp. yang diberi pakan dengan

dan tanpa penambahan β-glukan dan vitamin C yang

Tebar ekor/kolam 16.000 16.000

Jumlah total tebar ekor 108.000 108.000

SR % 75 87

Jumlah pakan kg 126 149

Jumlah total produksi ekor 81.000 93.600

Rincian ukuran

Total pemasukan Rp 11.343.240 13.269.672

Keuntungan Rp 3.003.240 4.334.672

(21)

11

Lampiran 3 Uji T-Test Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Jumlah kuadrat df Kuadrat tengah F Sig

Antar Perlakuan .327 1 .327 1.000 .40

Dalam Perlakuan .609 2 .327

Total .936 3

Lampiran 4 Uji T-Test Jumlah Konsumsi Pakan (JKP)

Jumlah kuadrat df Kuadrat tengah F Sig Antar Perlakuan 13261177,728 1 13261177,728 11,956 .074 Dalam Perlakuan 2218420,772 2 1109210,386

Total 15479598,500 3

Lampiran 5 Uji T-Test Konversi Pakan (KP)

Jumlah kuadrat df Kuadrat tengah F Sig

Antar Perlakuan .004 1 .004 25,858 .037

Dalam Perlakuan .000 2 .000

Total .04 3

Lampiran 6 Uji T-Test Biomassa

Jumlah kuadrat df Kuadrat tengah F Sig Antar Perlakuan 42250000 1 42250000 19,929 .047 Dalam Perlakuan 4240000 2 2120000

Total 46490000 3

Lampiran 7 Uji T-Test Kelangsungan Hidup

Jumlah kuadrat df Kuadrat tengah F Sig

Antar Perlakuan 159,883 1 159,883 12,100 .074

Dalam Perlakuan 26,427 2 13,213

(22)

12

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Poncowarno, 01 November 1992 dari pasangan bapak Syaefuddin Ali dan ibu Mutohiyah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis bersekolah di TK Aisiyah Poncowarno, SDN 01 Poncowarno, MTs Negeri Pringsewu, dan pada tahun 2011 setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 1 Bandar Lampung penulis melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya gap mengenai pengaruh variabel independen yaitu struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen dan size

A possible loss on the unsold assets (P520,000) is distributed to partners in their profit and loss ratio of 30:50:20 to Jenny, Kenny and

Objek penelitian ini adalah sampel air laut, pasir di sarang alami, lendir kloaka induk pasca bertelur, pasir di sarang semi alami pra dan pasca penetasan, serta

Metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Peran Pos Pengamatan Gunung Api dalam Penanggulangan Bencana Alam Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang layak (valid, praktis, dan efektif) berorientasikan

Tujuan Penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan proses pengintegrasian nilai-nilai karakter disiplin, kreatif, berpikir kritis, rasa ingin tahu, dan teliti dalam

Selama ini mata kuliah Disain Busana diajarkan dengan pendekatan konvensional yang sedikit praktek dan pembelajaran yang berorientasi guru, padahal mata kuliah ini

Beberpa metode yang dipakai dalam menghitung kelayakan pembukaan cabang abru dari aspek keuangan adalah Metode Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate