• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA

MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

SKRIPSI

Oleh: Khilid Fitriyah 201110230311077

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA

MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh: Khilid Fitriyah 201110230311077

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur Alhamdulillah hanya berhak dan pantas bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan yang berjudul “Hubungan Harga Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Di Universitas Muhammadiyah Malang”. Penyelesaian dari sebuah karya tulis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak sekali masukan, dukungan, bimbingan, petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Tri Dayaksini, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Latipun, M.Kes dan Ari Firmanto, S.Psi, M.Psi selaku dosen Pembimbing I dan dosen Pembimbing II yang telah bersedia sabar meluangkan waktu memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berguna hingga terselesaikannya skripsi ini dengan baik. 3. Diah Karmiyati, Dra., M.Si., Dr. selaku dosen wali yang telah mendukung dan

memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga penulis menyandang gelar Sarjana.

4. Kedua orang tua saya H. Kastaji S.T.,M.Pd., dan Hj. Jumani, S.Pd., yang selalu menyelipkan nama penulis dalam setiap do’a-do’anya serta memberikan kasih sayang yang tiada tara, yang selalu memberi semangat, motivasi dan dukungan baik secara moril dan materi.

5. Kakak dan kakak ipar tercinta Fatkhul Jannah S.Pd., Yazid Mubarok S.Sos., dan Ainur Ridho S.T.,M.M., Ragil Sulis Setyowati S.Kom. yang selalu memberi motivasi dan dukungan baik secara moril dan materi.

6. Teman-teman angkatan 2011 dan semua teman di Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, terimakasih atas dukungannya dan juga membantu proses turun lapang penulis.

7. Terimakasih kepada para responden yaitu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian, sehingga penelitian berjalan dengan lancar dan semoga Allah SWT membalas dengan kemudahan dan kelancaran dalam urusan.

(6)

9. Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-satu semoga Allah SWT membalas dengan kemudahan dan kelancaran dalam urusan. Amiin.

Dengan ini, penulis sadar tanpa mereka penulis tidak akan dapat dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis juga menyadari bahwa tidak ada karya manusia yang berbentuk sempurna, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan isi skripsi ini. Dan juga, semoga karya ini bisa bermanfaat untuk peneliti khususnya dan untuk pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Malang, 24 Mei 2016 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAK ... 1

PENDAHULUAN ... 2

LANDASAN TEORI ... 4

METODE PENELITIAN... 7

A. RANCANGAN PENELITIAN ... 7

B. SUBJEK PENELITIAN ... 8

C. VARIABEL DAN INSTRUMENT PENELITIAN ... 8

D. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ... 9

E. PROSEDUR PENELITIAN ... 9

HASIL PENELITIAN ... 10

DISKUSI ... 11

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 14

(8)

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Validitas Skala Harga Diri ... 8

TABEL 2 Validitas Skala Perilaku Konsumtif ... 9

TABEL 3 Indeks Realibilitas ... 9

TABEL 4 Deskripsi Subjek Penelitian ... 10

(9)

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Blueprint skala harga diri dan skala perilaku konsumtif ... 18

LAMPIRAN 2 Skala harga diri dan perilaku konsumtif ... 19

LAMPIRAN 3 Kerangka Berfikir ... 22

LAMPIRAN 4 Validitas dan Reliabilitas ... 23

LAMPIRAN 5 Uji normalitas ... 25

LAMPIRAN 6 Deskripsi subjek penelitian ... 26

LAMPIRAN 7 Korelasi product moment ... 29

(10)

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA

MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Khilid Fitriyah

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang Khilid.fitriyah@gmail.com

Perilaku konsumtif sudah berkembang dikalangan mahasiswa karena semakin berkembangnya pusat perbelanjaan, supermarket dan toserba. Setiap hari mahasiswa banyak mengeluarkan biaya untuk keperluan akademik. Tetapi disamping itu mahasiswa juga ingin memenuhi kebutuhan sosial, untuk menunjang status sosialnya. Individu dengan harga diri yang positif cenderung tidak melakukan perilaku konsumtif karena meningkatkan harga diri dapat ditunjukkan dengan prestasi yang baik. Sedangkan individu dengan harga diri yang negatif cenderung melakukan perilaku konsumtif, karena merasa kurang percaya diri. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan menggunakan skala harga diri dengan perilaku konsumtif. Subjek penelitian berjumlah 360 mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan Strata 1. Metode pengambilan data yang digunakan adalah sampling incidental. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Malang. Analisis data dengan product-moment Pearson. Hasilnya, tidak ada hubungan yang signifikan antara harga diri dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa. Dengan koefisien korelasi (r) = 0.016 dengan probability error (p) 0.761 (p = 0.761 > 0.05).

Kata kunci : perilaku konsumtif, harga diri

Consumptive behavior has been developed among the university students for the development of shopping centers, supermarket, and department stores. Every day, students spend a lot of money for academic purposes. Besides, they also want to fulfill their social needs in order to support their social status. Individual who has a positive self-esteem will improve their social status by having good achievement. Meanwhile, individual with negative self-esteem will improve their social status through consumptive behavior. The purpose of this research is to determine the relationship between self-esteem and consumptive behavior toward university students. This research uses quantitative correlation approach by using self-esteem scale and consumptive behavior. Furthermore, the subject of this research consists of 360 undergraduate students. The method that used by the researcher is incidental sampling. This research was conducted at University of Muhammadiyah Malang. The data analysis that used by the researcher is Product Moment from Pearson. As the result, there is no significant relationship between self-esteem and consumptive behavior toward university students. The correlation coefficient (r) = 0.016 by probability error (p) 0.761 (p = 0.761 > 0.05).

(11)

Dewasa ini masyarakat telah mengalami banyak perubahan seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman era modern ini. Perubahan yang terjadi seperti perkembangan teknologi, gaya hidup maupun perkembangan ekonomi. Terutama pada tingkat aktualisasi diri dan kebutuhan sosial. Perilaku konsumtif menjadi salah satu perilaku yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Perilaku konsumtif tidak hanya terjadi di negara-negara maju tetapi juga terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia (Wahyningtyas, 2011). Setiap hari masyarakat diperhadapkan dengan begitu banyak iklan-iklan dan sugesti promo-promo produk. Semua itu berujung pada satu hal yaitu membujuk para konsumen untuk membeli suatu produk. Menjamurnya bisnis oleh para pengusaha seperti pusat perbelanjaan (shopping center), supermarket, toserba (toko serba ada) yang ada saat ini menjadi komoditas masyarakat terutama remaja (Sumartono, 2002). Daya beli masyarakat menyebabkan pusat perbelanjaan bersaing menjual produknya untuk mendapatkan keuntungan. Berbagai cara dilakukan pusat perbelanjaan tersebut misalnya memberikan harga diskon pada produk atau item yang dijual. Hal ini semakin membuat masyarakat untuk terus berperilaku konsumtif dan memenuhi kepuasan pribadi. Perilaku konsumtif ini akan terus ada dan mengakar dalam gaya hidup, sedangkan gaya hidup sendiri harus ditunjang oleh financial yang memadai.

Perilaku konsumtif merupakan pola hidup untuk mengkonsumsi barang-barang secara berlebihan yang sebenarnya kurang diperlukan untuk mencapai kepuasan maksimal dan menunjang harga diri dan status sosial di kalangan mahasiswa. Setiap individu memiliki tingkat harga diri yang berbeda-beda sebagai penilaian yang dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keinginan, kepuasan, prestige, gengsi, status sosial dan harga diri menjadi faktor-faktor perilaku konsumtif. Dari beberapa faktor tersebut yang paling dominan adalah keinginan atau kepuasan dan peranan yang paling besar menciptakan perilaku konsumtif adalah status sosial (Aldo, Ritchie, & Weriyen, 2014).

Faktor penampilan tidak terlepas dari harga diri yang diterapkan oleh setiap mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian terhadap mahasiswa mengenai penampilan, mahasiswa mengatakan bahwa untuk memiliki penampilan yang baik, harus ditunjang dengan pakaian dan asesoris. Hal tersebut akan berdampak pada harga diri mahasiwa tersebut. Secara tidak langsung, untuk mendapatkan penampilan menarik, mahasiswa akan menerapkan perilaku konsumtif untuk mendapatkan pakaian dan asesoris untuk mendukung penampilan yang diharapkan, sehingga harga dirinya menjadi positif. (Americus, Mark, Stefano & Luk, 2012)

Fenomena ini terjadi pada mahasiswa di kalangan universitas. Dalam sehari-hari mahaiswa baik laki-laki maupun perempuan memiliki biaya pengeluaran tambahan, seperti: biaya pengeluaran menyalin materi dan buku, biaya membayar layanan internet atau wifi, biaya membeli buku dan sebagainya. Mereka juga perlu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan sosial mereka seperti nongkrong di kafe dan pergi ke mall. Semua kegiatan itu membuat mahasiswa menjadi lebih konsumtif. Saat ini menabung menjadi hal yang tidak ada dalam daftar prioritas utama bagi para mahasiswa. Menabung merupakan hal sangat penting untuk masa depan karena masa depan penuh ketidakpastian. Biaya tak terduga akan menyulitkan mahasiswa jika tidak memiliki tabungan.

(12)

merasa harga dirinya meningkat dan tidak dikucilkan oleh teman sabayanya. Terutama pada mahasiswa perempuan perilaku konsumtif cukup tinggi karena perempuan lebih mementingkan penampilan seperti cara berpakaian, membeli tas branded, sepatu bermerk, dan sebagainya. perempuan lebih cenderung mengikuti trend, gaya berpakaian atau produk yang memiliki rating tinggi. Perilaku konsumtif tersebut lambat laun akan mempengaruhi gaya hidup seseorang dari sederhana menjadi kompleks dalam pemenuhan setiap kebutuhan untuk menampilkan dirinya tampak menjadi cantik dan menarik

Perilaku konsumtif tidak lepas dari harga diri dari masing-masing individu, Menurut Myres (2002) harga diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh seseorang atau individu dan biasanya berkaitan dengan kondisi dirinya sendiri. Penilaian tersebut mencerminkan sikap penerimaan dan penolakan serta penunjukan seberapa jauh individu percaya pada dirinya, mampu, penting, berhasil dan berharga bagi orang lain. Penilaian terhadap diri sendiri sangat terkait dengan pengalaman seseorang. Komponen harga diri menurut (Felker, dalam Sari, 2009) terdiri dari perasaan diterima (feeling of belonging) yaitu perasaan individu merasa diterima oleh anggota kelompoknya atau teman sebayanya, perasaan mampu (feeling of competence) yaitu individu merasa yakin akan kemampuannya dalam mencapai suatu hasil yang diharapkan, dan perasaan berharga (feeling of worth) yaitu perasaan dimana individu merasa dirinya berharga atau tidak. Komponen perasaan berharga terdapat faktor-faktor dalam komponen ini mencakup sifat pribadi seperti prestasi, penampilan dan mengenai perasaan berharga yang dimiliki oleh individu.

Untuk menunjang harga diri mereka para mahasiswa melakukan perilaku konsumtif, dimana status sosial dan kesetaraan dengan teman sebaya bisa membuat mereka menjadi lebih terlihat berbeda dari teman-temannya hal tersebut orang akan melihat dan tidak mengucilkan mereka karena dengan memakai pakaian, tas dan sepatu yang branded mereka merasa harga diri mereka meningkat. Perilaku konsumtif cenderung mengeluarkan biaya yang lebih tinggi karena bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan saja tetapi lebih mengarah pada pemenuhan tuntutan keinginan. Perilaku konsumtif lebih banyak dialami oleh para perempuan karena Perilaku konsumtif perempuan cenderung dipengaruhi oleh faktor emosional dan faktor rasional.

Mahasiswi yang berperilaku konsumtif mengutamakan faktor emosionalnya saja, misalnya dengan hanya memperhitungkan gengsi, sedangkan mahasiswi yang memperhatikan faktor rasional cenderung memperhitungkan manfaat serta harga produk yang berwujud mode atau style popular. Fenomena perilaku konsumtif dikalangan tidak hanya dari cara mereka berpenampilan, tetapi dapat diamati dimana mereka melepaskan penat atau nongkrong seperti di tempat-tempat hiburan malam, tempat makan seperti Pizza hut, KFC, AW, Mc Donald, tempat mereka belanja seperti di mall, matahari, dan sebagainya. Perilaku konsumtif tersebut dapat terus mengakar dalam gaya hidup mereka, dimana dalam perkembangannya mereka menjadi dewasa yang memiliki kecenderungan melakukan perilaku konsumtif baik secara sadar maupun tidak sadar.

(13)

menikmati saat-saat belanja, lebih tertarik pada warna dan bentuk, bukan pada hal teknis dan kegunaannya dan Senang melakukan kegiatan berbelanja (Siddharth, 2012).

Selain itu mahasiswa dipandang oleh masyarakat sebagai individu yang terpelajar, mengalami pematangan dalam berfikir, berpenampilan menarik, rapi dan sopan santun. Pandangan inilah yang akhirnya membuat mahasiswa untuk mengondisikan diri selalu tampil menarik, elegan dan rapi. Hal ini sering diartikan oleh mahasiswa bahwa untuk tampil menarik harus memakai pakaian yang baru dan ber-merk, membeli produk untuk menjaga gengsi, membeli barang-barang mahal agar terlihat tampil menarik, membeli produk agar dipandang hebat. Hal inilah yang akhirnya membuat mahasiswa berperilaku konsumtif untuk memenuhi gaya hidupnya. Mahasiswa akan lebih percaya diri terhadap penampilannya ketika mahasiswa sudah dapat tampil layak sesuai dengan standar penampilan yang telah dibuatnya (Rujtee, 2009).

Adapun dampak ekonomi dari perilaku konsumtif diantaranya dapat menimbulkan masalah keuangan pada keluarga. Jika individu berasal dari keluarga mampu, dampak ekonomi ini mungkin tidak akan dirasakan. Namun, dampak ini akan menjadi masalah, jika individu berasal dari keluarga biasa atau kurang mampu. Individu akan mengalami kesulitan dalam mengelola pengeluaran keuangan sehari-hari (Rajab, 2006). Dampak lainnya yaitu dampak psikologis dan social.

Dampak psikologis dari perilaku konsumtif adalah dapat menyebabkan compulsive buying disorder atau kecanduan belanja. Hal ini menyebabkan individu yang mengalami kecenderungan melakukan perilaku konsuntif tidak menyadari dirinya terjebak dalam sebuah siklus yang tidak dapat membedakan antara keinginan dan kebutuhan, sehingga pada akhirnya akan berdampak menjadi boros dan menghambur-hamburkan uang (Rajab, 2006). Selanjutnya adalah dampak sosial dampak sosial dari kecenderungan perilaku konsumtif dapat menciptakan kesenjangan antar sesama. Selain itu, individu dapat menarik diri dan tidak ingin bergaul dengan teman sebayanya karena merasa tidak dapat memenuhi gaya hidup seperti teman-temannya. Dampak ini akan menjadi bertambah besar jika teman-temannya yang mengucilkan atau menjauhi individu tersebut sehingga individu merasa sendiri dan terkucilkan (Rajab, 2006).

Harga diri dapat menjadi positif dan negatif. Harga diri menjadi positif akan berdampak pada sikap percaya diri pada diri individu. Sebaliknya harga diri individu menjadi negatif berdampak pada sikap tidak percaya diri. Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya rasa percaya diri adalah penampilan. Berpenampilan yang menarik, elegan, identik dengan kemewahan, mementingkan kepuasan dan gengsi dalam berpenampilan dapat meningkatkan harga diri, sehingga tidak mudah dikucilkan. Dan untuk mendapatkan penampilan yang menarik maka akan berpengaruh pada perilaku konsumtif yang diterapkan oleh individu. Selanjutnya akan dicari hubungan antara harga diri dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menggali hubungan harga diri dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan wawasan dalam pengetahuan ilmu psikologi.

Harga Diri

(14)

pembenaran persepsi tentang nilai seseorang sebagai keberhasilan dan kepandaian seseorang, tetapi juga dapat mengarah kepada sikap sombong dan mengintimidasi terhadap orang lain. Menurut Santrock (2003) karakteristik seseorang dengan harga diri yang positif yaitu toleransi dan menghormati orang lain, bertanggung jawab atas setiap tindakan, bangga dengan prestasi sendiri, motivasi diri, berani mengambil resiko, mencintai, dicintai, mempunyai kendali dan kontrol diri atas kehidupannya.

Harga diridapat diartikan sebagai penilaian (evaluasi) kita yang positif atau pun negatif terhadap diri kita sendiri. Harga diri seseorang bisa lebih tinggi ataupun lebih rendah dari pada orang lain. Oleh karena itu penilaian ini berada di sistem kognitif, maka penilaian seseorang terhadap diri sendiri sangat tergantung kepada perubahan konsep diri penilai terhadap atribut yang melekat berubah, maka harga diri seseorang juga dapat berubah. Harga diri itu muncul karena adanya persepsi.

Komponen harga diri

Ada tiga komponen harga diri menurut Gaffny (2009) terdiri dari: (1) Perasaan diterima (felling of belonging), dimana individu merasa diakui dalam anggota kelompok dan dirinya diterima dilingkungannya seperti dihargai oleh anggota kelompoknya, (2) Perasaan mampu (felling of competence)yaitu keyakinan akan kemampuan diri sendiri, (3) Perasaan berharga (felling of worth), dimana individu merasa dirinya berharga atau tidak, perasaan ini banyak dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu.

Menurut Sarwono (2010) individu yang memiliki harga diri yang positif maka individu tersebut dirinya merasa nyaman, mencerminkan superioritas, dapat mengatasi kecemasan, dapat mengatasi kesepian dan dapat mengatasi penolakan sosial. Sedangkan menurut Myres (2002) individu yang memiliki harga diri yang negatif, individu tersebut cenderung rentan berbagai masalah klinis, mengalami kecemasan, kesepian dan gangguan makan.

Ada beberapa penyebab dari negatifnya harga diri menurut Koeniq (2008), (1) Kondisi kehidupan dimana ketika lingkungan sekitar, jika anak dibesarkan tanpa diberikan perhatian yang tepat untuk membuatnya dapat berprestasi mungkin memunculkan harga diri yang negatif pada tahap remaja. (2) Perubahan fisik, (3) Implikasi sosial, selama tahap remaja, masyarakat menetapkan larangan-larangan dalam berperilaku dan bersikap, (4) Takut akan masa depan dan (5) Penyakit, penyakit dapat membuat interaksi sosial mereka terganggu dan perfikir bahwa dirinya tidak berguna sehingga menjauhkan diri dari orang lain.

Perilaku Konsumtif

(15)

Hal ini sesuai dengan teori belajar sosial Albert Bandura yang mengasumsikan manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari beragam kecakapan bersikap maupun berprilaku dan titik pembelajaran terbaik dari ini semua adalah pengalaman-pengalaman tak terduga. Meskipun manusia dapat dan sudah banyak belajar dari pengalaman langsung namun lebih banyak mereka pelajari dari aktivitas mengamati orang lain. Dalam Sarwono (2010) teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Bandura menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan dan kejadian-kejadian internal mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau berkaitan. Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.Perilaku konsumtif ini terjadi karena adanya beberapa proses pembelajaran dari lingkungan danada beberapa faktor internal yang mempengaruhinya salah satunya proses modeling, motivasi, konsep diri, gaya Hidup dan kelas Sosial.

Aspek-Aspek Perilaku Konsumtif

Dalam perilaku konsumtif, ada 4 aspek menurut Lina dan Rosyid (1997) yang terdiri dari:(1) Impulsif, yaitu perilaku membeli sematamata karena didasari oleh hasrat yang tiba-tiba atau keinginan sesaat, yang dilakukan tanpa pertimbangan dan biasanya bersifat emosional, (2) Pemborosan, yaitu perilaku menghamburkan banyak dana tanpa didasari adanya kebutuhan yang jelas, (3) Pleasure seeking, perilaku ini berkaitan dengan sifat remaja yang narsistik, ingin mencari kesenangan dengan melakukan pembelian dan keinginan eksis dalam kelompoknya, (4) Satisfaction seeking, perilaku ini didasari oleh adanya keinginan untuk selalu lebih dari yang lain, selalu ada ketidakpuasan dan usaha untuk mendapat pengakuan dari yang lain dan biasanya diikuti rasa bersaing yang tinggi.

Indikator perilaku konsumtif

Sebagaimana Sumartono (2002) menjelaskan, ada beberapa indikator perilaku konsumtif diantaranya membeli produk karena semata iming-iming hadiah, membeli produk karena kemasan menarik, membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, membeli produk atas pertimbangan harga mahal dianggap prestige, membeli produk hanya sekedar symbol status, memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan, munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang positif, dan mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

Harga diri dengan perilaku konsumtif

Umumnya individu yang memiliki harga diri yang rendah, mereka mencoba untuk mengkompensasi melalui belanja. Meningkatkan status sosial dan citra diri individu dapat dilakukan dengan cara melakukan pembelian dan berpenampilan menarik. Berpenampilan menarik membuat mereka rentan terhadap kecenderungan melakukan perilaku konsumtif yang tidak berujung. Perilaku konsumtif merupakan upaya yang disengaja untuk menjembatani kesenjangan antara penampilan yang diinginkan melalui pembelian yang berlebihan.

(16)

tersebut. Sebaliknya, harga diri individu menjadi negatif, akan berdampak pada sikap yang tidak percaya diri. Menurut pernyataan Shavelson (1976) dimensi harga diri secara garis besar terdiri dari akademik, fisik, emosi dan sosial. Secara spesifik dimensi akademik menggambarkan bagaimana perjalanan edukasi yang berkaitan dengan pengetahuan secara logika yang dijalani seorang individu. Sedangkan dimensi fisik berkaitan dengan dengan anggapan individu mengenai penampilan dan kemampuan fisiknya. Kemudian dimensi emosi melibatkan perasaan yang dirasakan oleh individu dan dimensi sosial tentang hubungan individu dengan kedua orang tua dan keluarga, dengan teman sebaya dan lingkungan sekitarnya.

Menurut Myres (2002) individu dengan harga diri yang negatif cenderung rentan berbagai masalah klinis, mengalami kecemasan, merasa kesepian dan gangguan makan dan kurang percaya diri. Sebaliknya individu dengan harga diri yang positif menurut Sarwono (2010) dapat ditunjukkan dengan individu tersebut merasa nyaman, dapat mengatasi kecemasan, kesepian, mengatasi penolakan sosial dan percaya diri. Sesuai dengan komponen harga diri, harga diri salah satunya dipengaruhi oleh perasaan berharga (feeling of worth). Gaffny (2009) mengemukakan bahwa perasaan berharga yaitu perasaan dimana individu merasa berharga atau tidak. Dan salah satu faktor yang menyababkan individu berharga adalah rasa percaya diri. Simpson (2011) menyatakan salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya rasa percaya diri adalah penampilan. Jika dihubungkan dengan perilaku konsumtif seperti yang disebutkan dalam teori diatas perilaku konsumtif merupakan salah satu hasil dari proses belajar, para pelaku konsumtif mengikuti atau meniru gaya atau mode pakaian seseorang.

Perilaku konsumtif lebih banyak dialami oleh perempuan daripada laki-laki. Hal ini terlihat perempuan senang berbelanja produk fashion untuk menunjang penampilannya sehingga tanpa disadari cenderung konsumtif. Perilaku konsumtif tersebut lambat laun akan mempengaruhi gaya hidup seseorang dari sederhana menjadi kompleks dalam pemenuhan setiap kebutuhan untuk menampilkan dirinya tampak menjadi cantik dan menarik. Menurut Hurlock (1997) Selain itu perilaku konsumtif kerap terjadi pada masa-masa remaja, terutama pada perempuan karena perempuan merupakan pembeli potensial untuk produk-produk seperti kaset, kosmetik, pakaian, sepatu, dan aksesoris. Hal ini dikarenakan oleh sifat-sifat remaja yang mudah terbujuk iklan suka ikut-ikutan teman atau alasan konformitas.

Hipotesa

Ada hubungan antara harga diri dengan perilaku konsumtif, semakin tinggi harga diri maka semakin rendah perilaku konsumtifnya sebaliknya semakin rendah harga diri maka semakin tinggi perilaku konsumtifnya.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

(17)

Sehingga peneliti akan menganalisa hubungan antara harga diri dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa.

Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang menempuh strata 1. Populasi mahasiswa aktif yang menempuh strata 1 di Universitas Muhammadiyah Malang ±30.000 orang. Dengan taraf kesalahan 5% jadi sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah 360 subjek. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling insidental, dimana penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dan dipandang cocok sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2010)

Variable dan Instrumen Penelitian

Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu harga diri dan perilaku konsumtif. Penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah harga diri dan yang menjadi variabel terikatnya adalah perilaku konsumtif.

Harga diri adalah gambaran, penilaian dan pendapat yang diberikan orang lain dengan adanya interaksi sosial, yang bertujuan untuk mendapatkan penilaian terhadap diri sendiri. Sedangkan perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi sesuatu tanpa batas, dimana individu lebih mementingkan faktor faktor keinginan daripada kebutuhan, serta ditandai dengan adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang paling mewah yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik.

Variabel harga diri diukur menggunakan skala harga diri yang dimodifikasi dari Taufiq (2012) dengan menggunakan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan variabel perilaku konsumtif diukur menggunakan skala perilaku konsumtif yang disusun mengacu pada aspek-aspek perilaku konsumtif Lina dan Rosyid (1997), yakni: melakukan pembelian impulsive atau tiba-tiba, melakukan pembelian dan pemborosan, pleasure seeking dan satisfaction seeking. Dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert.

Tabel 1. Validitas Skala Harga Diri

Aspek Harga Diri Indeks Validitas

(18)

item skala harga diri yang diujikan, ada 7 item yang valid. Indeks validitas dari skala harga diri yang diujikan berkisar antara 0.329 – 0.436. Dikatakan bahwa item valid, apabila koefisien validitas berkisar antara 0.30 sampai dengan 0.50 Azwar (2007).

Tabel 2. Validitas Skala Perilaku Konsumtif

Aspek Perilaku Konsumtif Indeks Validitas

Impulsif

Berdasarkan tabel 2, diperoleh hasil dari 24 item skala perilaku konsumtif yang diujikan, ada 16 item yang valid. Indeks validitas dari skala perilaku konsumtif yang diujikan berkisar antara 0.307 – 0.718. Dikatakan bahwa item valid, apabila koefisien validitas berkisar antara 0.30 sampai dengan 0.50 Azwar (2007).

Tabel 3. Indeks reliabilitas skala harga diri dan skala perilaku konsumtif

Skala Indeks Reliabilitas

Harga Diri

Perilaku Konsumtif 0.673 0.861

Instrument harga diri yang digunakan dari Taufiq (2012) setelah melakukan uji reliabilitas menunjukkan indeks reliabilitasnya yaitu sebesar 0,912. Sedangakan pada tabel 3, setelah melakukan uji reliabiltas pada skala harga diri menunjukkan indeks reliabilitasnya 0.673. sedangkan untuk skala perilaku konsumtif menunjukkan indeks reliabilitasnya 0,861. Untuk mendapatkan reliabilitas yang sebenarnya dapat diketahui dengan menghitung cronbach alpha. Variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha >0,60 Ghozali (2007).

Prosedur dan Analisa Data Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan analisa. Tahap persiapan yaitu menyusun instrument penelitian. Instrument penelitian disusun oleh peneliti yang mengacu pada aspek-aspek variabel penelitian dan didapat dari adaptasi beberapa skala. Kemudian melakukan uji coba atau try out, pelaksanaan uji coba dilakukan di Universitas Muhammadiyah Malang. Proses yang dilakukan adalah menganalisis item-item yang akan diuji coba atau try out setelah melakukan uji coba peneliti mengolah data. Kemudian dari hasil uji coba peneliti mengetahui nilai validitas dan reliabilitasnya. Kemudian menganalisis data dan menentukan item-item yang gugur.

(19)

menyebarkan skala kepada subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian yaitu mahasiswa strata 1 berjenis kelamin perempuan dan laki-laki dan bersedia menjadi responden secara sukarela dengan jumlah yang diinginkan oleh peneliti. Setelah data penelitian terkumpul, kemudian peneliti melakukan entry data serta proses analisis data. Dalam proses ini peneliti menggunakan software perhitungan statistik SPSS for windows. Pada analisa data peneliti menganalisis data penelitian dengan korelasi Product Moment dari Pearson. Karena peneliti ingin mengetahui korelasi antara variabel harga diri dengan perilaku konsumtif. Kemudian peneliti membuat diskusi sesuai dengan hasil penelitian, peneliti juga membuat simpulan dan implikasi.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka didapatkan hasil data-data sebagai berikut :

Tabel 4. Deskripsi subjek penelitian (N=360)

Karakteristik Frekuensi Presentase

(20)

belanja per minggunya sebanyak 56 mahasiswa (15.6%) sehingga jumlah keseluruhan subjek penelitian adalah 360 subjek (100%).

Tabel 5. Tingkat Harga Diri dan Perilaku Konsumtif Subjek Penelitian (N=360)

Variabel Frekuensi Presentase mahasiswa yang termasuk dalam kategori sedang lebih banyak dari pada subjek yang termasuk dalam kategori tinggi dan rendah. Hal tersebut ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu dari 360 subjek (100%) yang dikategorikan memiliki harga diri tinggi sebanyak 65 mahasiswa (18.05%), kemudian sebanyak 235 mahasiswa (65.28%) termasuk dalam kategori yang memiliki harga diri sedang dan subjek yang dikategorikan memiliki harga diri yang rendah sebanyak 60 mahasiswa (16.67%). Sedangkan berdasarkan skala perilaku konsumtif yang telah disebar diperoleh data seperti yang terlihat dari 360 subjek (100%) terdapat 52 mahasiswa (14.45%) termasuk dalam kategori tinggi dalam perilaku konsumtif, sebanyak 246 mahasiswa (68.33%) termasuk dalam kategori sedang dan subjek yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 62 mahasiswa (17.22%).

Skor koefisien korelasi yang dihasilkan dari perhitungan SPSS for windows versi 21, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara harga diri dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa dengan tingkat signifikansi 5%. Nilai signifikansi yang itunjukkan yaitu 0.761 lebih besar dari taraf signifikan yang digunakan yaitu 0.05 maka dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa hipotesis ditolak, artinya tidak ada hubungan antara harga diri dengan perilaku konsumtif. Koefisien determinasi (R2) variabel harga diri berdasarkan hasil analisa data

diatas adalah 0.004 yang berarti sumbangan efektif dari harga diri yang diberikan dalam perilaku konsumtif sebesar 0.4% sedangkan pengaruh faktor lain terhadap perilaku konsumtif sebesar 99.6%.

DISKUSI

(21)

menarik atau memakai pernak-pernik yang mahal, tetapi dengan meningkatkan prestasi diri atau sesuatu yang bisa dibanggakan. Kemudian pada aspek satisfaction seeking subjek cenderung merasa puas dengan dirinya dan mendapat pengakuan dari teman sebayanya. hal ini sesuai dengan komponen-komponen harga diri menurut Gaffny (2009) yaitu perasaan diterima, bila individu merupakan bagian dari suatu kelompok dan merasa bahwa dirinya diterima serta dihargai oleh anggota kelompok yang lain, maka individu akan merasa dirinya diikut sertakan atau diterima. Individu akan memiliki nilai positif tentang dirinya sebagai bagian dari kelompoknya. Sebaliknya individu akan memiliki penilaian negatif terhadap dirinya bila mengalami perasaan tidak diterima. Rasa individu muncul karena mendapat penilaian dari orang lain sehingga individu cenderung dapat mengontrol tindakan-tindakan terhadap diluar dirinya, dapat mengekspresikan dirinya dengan baik dan perasaan mampu ketika individu telah mencapai suatu hasil yang sesuai dengan harapan.

Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif menurut Sumartono (2002), munculnya perilaku konsumtif dikalangan mahasiswa disebabkan oleh dua hal yaitu: faktor internal, faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial dan referensi serta keluarga.

Subjek penelitian ini memiliki penilaian baik terhadap dirinya dan mendapatkan penilaian yang positif dari lingkungan sekitarnya, begitupun dengan perilaku konsumtif, subjek tidak mudah terbujuk terhadap model-model iklan yang sering muncul di media sosial. Menurut Sumartono (2002) perilaku konsumtif ditunjukan dengan indikator yang mengacu pada dimensi perilaku membeli berdasarkan emosional. Dengan kata lain subjek dalam perilaku membelinya didominasi oleh pertimbangan rasional atau berdasarkan kebutuhannya bukan hanya sekedar membeli berdasarkan keinginannya semata. Hal itu dapat dilihat dari beberapa subjek yang menyatakan bahwa mereka membeli barang hanya untuk keperluan mereka sehari-hari, sebagian subjek tidak menyukai pembelian secara tiba-tiba, dari pernyataan mereka maka dapat diartikan bahwa mahasiswa tersebut dalam perilaku membelinya lebih didominasi oleh pertimbangan rasional. Dengan kata lain mahasiswa tersebut membeli berdasarkan kebutuhannya saja bukan keinginannya semata saja.

(22)

Mahasiswa dengan harga diri yang tinggi memiliki pandangan yang realistis, positif dan tidak mengutamakan gengsi sehingga mahasiswa mampu menerima diri apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Mahasiswa membeli sebuah barang bukan karena gengsi tetapi karena kebutuhan. Mahasiswa memiliki penilaian yang baik terhadap dirinya dan tidak mudah terbujuk terhadap barang-barang mahal agar tampil menarik. Reynold (1997) yang menyatakan bahwa menjadikan harga diri individu menjadi positif, tidak hanya berasal dari pakaian yang indah dan menawan, tetapi ditunjukkan dengan prestasi yang tinggi sehingga dapat menjadi panutan bagi orang-orang disekelilingnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Syaiful (2012) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup konsumtif dengan harga diri pada mahasiswa. Ada faktor-faktor lain dalam penelitian yang dilakukan oleh Syaiful (2012) nampaknya memberikan pengaruh yang cukup besar dalam menentukan hubungan harga diri dengan gaya hidup konsumtif. Tidak dipungkiri bahwa faktor-faktor harga diri yaitu perasaan diterima, perasaan mampu dan perasaan berharga juga berkontribusi dalam penentuan harga diri masing-masing individu. Begitu juga dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Felicia (2015) bahwa tidak terdapat pengaruh financial literacy terhadap perilaku konsumtif. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Felicia (2015) sesuai dengan faktor sosiodemografi yang mempunyai pengaruh dalam perilaku konsumtif yaitu pendapatan, pendapatan dalam penelitian ini adalah uang yang diterima setiap bulan dari orang tua ataupun dari penghasilan mahasiswa sendiri. Sedangkan faktor usia dan jenis kelamin tidak mempengaruhi financial literacy terhadap perilaku konsumtif.

Fenomena sosial yang terjadi di lapangan adanya peningkatan SKS dalam setiap mata kuliah, yang menyebabkan mahasiswa dituntut harus meningkatkan prestasi mereka supaya mahasiswa dapat menyelesaikan perkuliahan tepat waktu. Hal ini menyebabkan mahasiswa ditekankan untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh dosen pengampu mata kuliah, untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Jika tidak maka mahasiswa mendapatkan nilai dibawah standart dan mengakibatkan IPK mahasiswa menurun. Sehingga mahasiswa berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Hal tersebut menyebabkan adanya kemungkinan bahwa harga diri mahasiswa yang terlihat dilapangan mulai bergeser. Dengan kata lain meningkatkan harga diri pada mahasiswa tidak dengan meningkatkan perilaku belanja tetapi dengan meningkatkan prestasi akademik.

(23)

Penelitian yang dilakukan oleh Giani (2013) variabel perilaku (faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis) dalam kesediaan konsumen untuk membeli produk di toko 7-eleven dapat dikatakan bahwa faktor sosial yang paling dominan mempengaruhi kesediaan konsumen dalam membeli produk di toko 7-eleven. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Yakup Durmas (2014) bahwa faktor yang yang sangat mempengaruhi individu melakukan perilaku konsumtif adalah faktor sosial. Faktor sosial adalah salah satu faktor yang penting karena diberbagai Negara terdapat perbedaan yang sangat kuat dimana individu dengan memakai mobil yang dikendarai, jenis pakaian yang mereka kenakan, berapa banyak mereka melakukan perjalanan dan dimana mereka pergi ke perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kelas sosial. Mahasiswa yang sedang memasuki masa remaja akhir dan masuk ke masa dewasa awal memiliki ciri-ciri: stabilitas kepribadian yang relatif stabil tetapi belum matang, pandangan yang lebih realistis tentang diri sendiri dan lingkungannya, memiliki kemampuan untuk menghadapi segala macam permasalahan secara lebih matang. Bila peneliti melihat dari deskripsi rentang usia subjek penelitian dari usia 19 – 25 tahun. Menurut pernyataan Winkel (1997) mahasiswa usia 17 – 18 tahun sampai 21 – 22 tahun dari semester 1 sampai semester 4 dan usia 21-22 sampai 24 – 25 yaitu mahasiswa semester 5 sampai semester 8. Usia tidak berkontribusi dalam perilaku konsumtif pada mahasiswa, artinya semakin tua usia mahasiswa, maka perilaku konsumtif akan semakin rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Arafia (2010). Berdasarkan uang saku subjek mendapatkan uang saku mulai dari 50.000 sampai 2.000.000 dalam perminggu dalam penelitian ini subjek lebih dari separuh subjek melakukan belanja 1- 2 kali dalam seminggu. Dalam penelitian Lusardi dan Mitchell (2008) juga mengatakan bahwa individu dengan financial literacy yang tinggi, cenderung menyimpan uang yang dimiliki untuk kesejahteraan yang lebih baik. Keterbatasan dalam melakukan penelitian ini adalah Penelitian ini masih terdapat beberapa kelemahan yang menyebabkan hasil kurang maksimal, seperti sampel penelitian, karena dalam pengambilan sampel tidak menyeluruh, sehingga berpengaruh terhadap hasil jawaban yang kurang variasi.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak, yang artinya bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara harga diri dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa.

(24)

REFERENSI

Ancok, D. (1995). Nuansa psikologi pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Arafia, S. E. (2011). Perbedaan perilaku konsumtif pada pria kelompok usia remaja, dewasa awal, dan dewasa madya di Sinamon, Salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Durmaz, Yakup. (2014). A theoretical Approach to the influence of social class on consumer behavior. Journal of Social Science. Vol 3, (3). 187 – 191.

Durukan, Tulin. (2011). The role of individual characteristics on costumer loyalty. Journal of Bussines and social science. -: No publisher included.

Enrico, Aldo., Aron, Ritchie., & Okavia, Weriyen. (2014). The factors that influenced Consumptive behavior: A survey of University Students in Jakarta. Journal of Scientific And Research Publications.

Felker. (2004). The development of self esteem. New York: William Marrow an Company Inc. Gaffny, C. S. (2001). Developing confidence and self esteem through a hands on vocal approach

To general music. University of Massachusetts Lowell.

Gerungan, W. A. (2009). Psikologi sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip.

Gianie, Abdu. Purwanto. (2013). Analysis of consumer behavior affecting consumer willingness to buy in 7-eleven convenience store. Universal Journal of Management, 1, (2), 69 – 75. Hidayat, Nur. Taufiq. (2012). Perbedaan tingkat harga diri antara perilaku bullying dan bukan

pelaku bullying pada remaja. Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Imawati, I, Susilaningsih, & Ivada, E. (2013). Pengaruh financial literacy terhadap perilaku

konsumtif remaja pada program IPS SMA Negri 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Jupe UNS, 2(1), 48 – 58.

jeddi, Shahrzad. (2011). Consumer behavior and consumer buying decision process. Journal of Business and Behavioral Sciences. Vol. 3, No. 5.

Koeniq, T. (2008). Adolescent self esteem. http://ezinearticles.com/?Adolescent-self-esteem&id=1205767.

Lina & Rasyid, H. F. (1997). Perilaku konsumtif berdasarkan locus of control pada remaja putra. Jurnal Psikologika. 4.

(25)

Martha, Hartati S, Setyawan., MSI. (2009). Hubungan harga diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis. Skripsi. Mahasiswa Universitas Diponegoro

Myres. (2002). Management psychology. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Nor, Asiah. Omar dkk. (2014) Compulsive buying and credit card misuse among card holders:The roles of self-esteem, materialism, impulsive buying and budget constraint. 10 (1), 52 – 74.

Patricia, Lydia. Nesa. (2014). Pengaruh gaya hidup hedonis terhadap perilaku konsumtif pada pramugari maskapai penerbangan “X”. Skripsi. Universitas Esa Unggul.

Putri, Elfina. (2010). Hubungan antara gaya hidup brand minded dengan kecenderungan perilaku konsumtif pada remaja putrid. Skripsi. Universitas Sumatra Utara.

Rajab. (2006). Psikologi konsumen. Jakarta: Erlangga.

Reed, Americus., Mark, R, F., Stefano, Puntoni., & Luk, Warlop. (2012). Identity – Based Consumer Behavior. Journal of Research in Marketing. 29, 310-321.

Reylond, Scott & Warshaw. (1997). Introduction to marketing management. Revisioned Edition. Illionis: Hornewood Irvin Inc.

Rutjee. (2009). Seputar tentang kehidupan mahasiswa. Jakarta. Erlangga. Santrock, J.W. (2003). Adolescence: Perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga.

Sari, TY. (2009). Hubungan antara perilaku konsumtif dengan body image pada remaja putri. Sarwono, Wirawan. Sarlito. (2010). Teori-teori psikologi sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Segoro. Tirtha. (2013). Gaya hidup konsumtif pada santri pondok pesantren modern. Skripsi. Universita Muhammadiyah Surakarta.

Shavelson, R. J., Hubner, J. J., Stanton, G., C (1976). Validation of construct interpretation. Review of Educational Research. 46, 407-441.

Shimpi, Siddharth. (2012). International Journal of a Factor Analysis on Attitude Characteristics of Consumer Buying Behavior for Male Cosmetics Products in Pune City. Journal of Marketing, Financial Service & Management Research. Vol.1 Issue 11.

Simpson, Linda,. Ph.D. (2011). An Analysis of Consumer Behavior on Black Friday American. Journal of Contemporary Research. Vol. 1 No.1.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sipunga, Nilawati, Puspita. (2014). Kecenderungan Perilaku Konsumtif Remaja Ditinjau Dari Pendapatan Orang Tua pada Siswa-Siswi SMA Kesatrian 2 Semarang. Journal of Social and Indistrial Psychology.

(26)

Suwanvijit, W. (2009). The insight study of consumer life-style and purchasing behaviors in Songkla Province, Thailand. Journal of Marketing Studies. Vol. 1 No.2.

Wahyningtyas, P. (2011). The consumptive behavior of indonesian teenagers. From http://salitaviki.blogspot.com/2011/08/consumptive-behaviour-findonesian.html.

(27)
(28)
(29)

LAMPIRAN 1 : Blueprint

Blue print skala harga diri

No Komponen-komponen

harga diri

Pernyataan Keterangan Jumlah soal

1 Perasaan diterima 1 Favorable 1 soal

2, 4 Unfavorable 2 soal

2 Perasaan mampu 3, 6 Unfavorable 2 soal

3 Perasaan berharga 5 Favorable 1 soal

7 Unfavorable 1 soal

Jumlah 7 soal

Blue print skala perilaku konsumtif

No Aspek perilaku konsumtif Pernyataan Keterangan Jumlah soal

1 Melakukan pembelian

impulsive atau tiba-tiba 1, 2 Favorable 2 soal 3, 4 Unfavorable 2 soal 2 Melakukan pembelian dan

pemborosan 5, 6, 7 Favorable 3 soal 8 Unfavorable 1 soal

3 Pleasure seeking 9, 10, 11, 12 Favorable 4 soal

13 Unfavorable 1 soal

4 Satisfaction seeking 14, 15, 16 Favorable 3 soal

(30)

LAMPIRAN 2 : Skala harga diri dan perilaku konsumtif

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Jl.Raya Tlogomas No. 246 GKB I Kampus III UMM

Kepada Yth. Responden Di Tempat

Assalamualaikum, Wr, Wb

Dalam penyelesaian tugas akhir saya Khilid Fitriyah (201110230311077), Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, akan melakukan penelitian untuk memenuhi salah satu persyaratan wajib dalam menyelesaikan program sarjana.

Dalam penelitian ini, saya mengharapkan kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian dengan mengisi beberapa pernyataan yang tertera pada skala dibawah ini. Skala dibawah ini memuat beberapa pernyataan yang harus Saudara/i jawab sesuai dengan keadaan Saudara/i yang sebenarnya, bukan berdasarkan pendapat umum maupun orang lain. Tidak ada jawaban benar maupun salah disetiap pernyataan yang Saudara/i berikan. Perlu Saudara/i ketahui, bahwa skala ini semata-mata ditujukan hanya untuk keperluan penelitian sehingga seluruh data yang Saudara/i berikan akan dijaga kerahasiaannya. Hasil penelitian ini berguna untuk mengembangkan ilmu psikologi, dan tidak ada sangkut pautnya dengan penilain akademik Saudara/i.

Saya berharap Saudara/i dapat memahami petunjuk pengisian skala ini dengan baik dan skala tersebut dapat saya terima kembali. Atas kesediaan dan kerjasama Saudara/i yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan banyak terima kasih

Wassalamualaikum, Wr, Wb

Hormat saya

(31)

Petunjuk Pengisian Skala

1. Isilah data identitas diri Saudara/i dibawah ini:

2. Bacalah tiap pernyataan dengan cermat

3. Jawablah pernyataan dengan memberi tanda centang ( ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada Saudara/i, dengan ketentuan pilihan sebagai berikut:

SS : Jika Saudara/i merasa jawaban Sangat Setuju S : Jika Saudara/i merasa jawaban Setuju

TS : Jika Saudara/i merasa jawaban Tidak Setuju

STS : Jika Saudara/i merasa jawaban Sangat Tidak Setuju

4. Apabila Saudara/i ingin mengganti jawaban maka berilah tanda “sama dengan” (=) pada jawaban sebelumnya dan beri tanda centang ( )pada jawaban yang diinginkan.

5. Jawablah semua pernyataan tanpa ada yang terlewati

~~SELAMAT MENGISI~~

Nama (Inisial) : Jenis kelamin :

Usia :

Uang saku tiap minggu :

(32)

SKALA I

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya merasa sebagai orang yang berguna, paling tidak sama seperti orang lain.

2 Saya tidak disukai teman-teman seumuran dengan saya 3 Secara umum, saya cenderung merasa sebagai orang yang gagal 4 Saya merasa penampilan teman-teman saya lebih menarik 5 Secara umum saya puas dengan diri saya

6 Saya sering kali merasa tidak berguna

7 Saya sering kali berfikir saya sama sekali bukan orang yang baik

SKALA II

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya cenderung melakukan pembelian sebuah barang secara spontan atau tiba-tiba.

2 Saya sering melakukan pembelian sebuah barang hanya karena keinginan sesaat.

3 Saya cenderung tidak menyukai pembelian tanpa adanya perencanaan. 4 Walaupun ada yang menawarkan suatu produk, saya tidak

langsung membeli.

5 Saya tidak mementingkan berapa banyak uang yang saya keluarkan untuk membeli barang yang saya suka

6 Saya tidak ragu berbelanja barang mahal tanpa adanya kebutuhan yang mendesak terhadap barang tersebut

7 Walaupun tanpa adanya potongan harga, saya tetap membeli barang yang saya suka meskipun dengan harga yang mahal 8 Saya akan memikirkan harga terlebih dahulu sebelum membeli

suatu barang

9 Ketika saya merasa kesal, saya akan merasa lebih baik jika bisa membeli suatu barang

10 Saya tidak ragu membeli barang yang sedang disukai oleh teman-teman saya

11 Saya akan melakukan pembelian sebuah barang karena ingin tetap eksis dalam kelompok

12 Setiap merasakan kekesalan hati, saya harus menghilangkan perasaan itu dengan berbelanja suatu barang

13 Saya merasa tidak perlu membeli sebuah barang hanya karena ingin tetap eksis dalam kelompok

14 saya selalu membeli barang yang bisa melebihi teman-teman yang lain

15 Saya sering membeli barang dengan tujuan barang tersebut dianggap menarik oleh teman-teman

(33)

LAMPIRAN 3 : Kerangka Berfikir

KERANGKA BERFIKIR

Mahasiswa Harga diri adalah penilaian positif maupun negatif orang lain

terhadap individu (Myres, 2002).

Komponen-komponen harga diri, Gaffny,2001) komponen harga diri terdiri dari : (1) Perasaan diterima (2) perasaan mampu (3) perasaan berharga.

Harga diri positif menurut Sarwono (2010) terdiri dari : merasa nyaman, dapat mengatasi kecemasan,

kesepian, mengatasi penolakan sosial dan percaya diri.

Harga diri negatif menurut Myres (2002) terdiri dari: rentan berbagai masalah klinis, mengalami

kecemasan, merasa kesepian, gangguan makan dan kurang percaya diri.

Multidimensi harga diri, pernyataan dari Shavelson (1976) terdiri dari Akademik (disiplin ilmu), fisik (penampilan fisik), emosi (perasaan yang dirasakan) dan sosial (relationship).

Perilaku konsumtif adalahPerilaku membeli dan menggunakan barang

yang tidak didasarkan pada pertimbangan rasional, ditandai dengan kemewahan dan berlebihan, dimana hal tersebut hanya memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik (Ancok, 1995).

(34)

LAMPIRAN 4 : Uji Validitas dan Reliabilitas

HARGA DIRI

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 51 100.0

Excludeda 0 .0

Total 51 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.676 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Keterangan

item1 29.7647 8.704 .441 .630 Valid

item2 29.8431 9.615 .362 .649 Valid

item3 29.6275 8.958 .381 .643 Valid

item4 29.5686 9.610 .260 .667

item5 30.6667 8.747 .333 .656 Valid

item6 29.6667 9.707 .286 .661

item7 29.4314 9.690 .366 .649 Valid

item8 29.6078 10.643 .078 .690

item9 29.7843 8.933 .440 .631 Valid

item10 29.7451 8.994 .413 .637 Valid

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(35)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted

Corrected

Item-a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted

(36)

Item-item19 54.1176 49.786 .698 .779 Valid

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted

Corrected

Item-LAMPIRAN 5 : Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

hargadiri perilakukonsumtif

N 360 360

Normal Parametersa,b Mean 21.86 34.58

Std. Deviation 2.748 6.527

Most Extreme Differences Absolute Positive .083 .081 .065 .065

Negative -.083 -.037

Kolmogorov-Smirnov Z 1.574 1.224

Asymp. Sig. (2-tailed) .014 .100

(37)

LAMPIRAN 6 : Deskripsi subjek penelitian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(38)

Std. Deviation 1.217

Range 7

Minimum 0

Maximum 7

itensitasbelanja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(39)

400000 22 6.1 6.1 70.3

425000 1 .3 .3 70.6

450000 7 1.9 1.9 72.5

500000 43 11.9 11.9 84.4

600000 10 2.8 2.8 87.2

650000 1 .3 .3 87.5

700000 8 2.2 2.2 89.7

750000 8 2.2 2.2 91.9

800000 9 2.5 2.5 94.4

850000 1 .3 .3 94.7

900000 6 1.7 1.7 96.4

950000 1 .3 .3 96.7

1000000 9 2.5 2.5 99.2

1200000 1 .3 .3 99.4

1500000 1 .3 .3 99.7

2000000 1 .3 .3 100.0

Total 360 100.0 100.0

Nilai maksimum dan minimum untuk harga diri dan perilaku konsumtif

Statistics

Hargadiri perilakukonsumtif

N Valid Missing 360 0 360 0

Mean 21.86 34.58

Median 22.00 34.00

Std. Deviation 2.748 6.527

Range 17 35

Minimum 11 19

Maximum 28 54

RECODE hargadiri (24.61 thru Highest=1) (19.11 thru 24.60=2) (Lowest thru 19.10=3) INTO hargadiri1. EXECUTE.

RECODE perilakukonsumtif (41.11 thru Highest=1) (28.05 thru 41.10=2) (Lowest thru 28.04=3) INTO perilakukonsumtif1.

(40)

LAMPIRAN 7 : Korelasi Product moment

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

hargadiri 21.86 2.748 360

perilakukonsumtif 34.58 6.527 360

Correlations

hargadiri perilakukonsumtif

hargadiri

Pearson Correlation 1 .016

Sig. (2-tailed) .761

N 360 360

perilakukonsumtif Pearson Correlation Sig. (2-tailed) .016 .761 1

(41)

LAMPIRAN 8 : Hasil penelitian Harga Diri dan Perilaku Konsumtif Harga Diri

No Nama jenis kelamin usia uang saku per minggu intensitas belanja per minggu item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 Total

1 LR perempuan 24 400000 1 kali 3 3 3 3 3 3 4 22

2 Mia perempuan 21 500000 1 kali 3 4 3 2 4 4 3 23

3 Kokom perempuan 21 250000 5 kali 3 3 3 2 3 3 3 20

4 K perempuan 19 100000 3 kali 3 4 4 2 3 4 4 24

5 A perempuan 20 200000 7 kali 3 3 4 3 3 3 3 22

6 Bunga perempuan 20 150000 5 kali 4 3 3 4 1 3 3 21

7 RBK perempuan 22 250000 1 kali 3 4 4 3 4 3 2 23

8 Y perempuan 20 250000 3 kali 3 4 4 3 4 4 4 26

9 WHD perempuan 20 500000 2 kali 3 3 3 3 2 3 3 20

10 SC perempuan 19 80000 0 kali 3 3 3 2 3 3 3 20

11 DKM perempuan 19 100000 0 kali 3 3 3 2 3 3 3 20

12 AK perempuan 19 100000 3 kali 4 4 4 2 4 3 4 25

13 F perempuan 19 100000 1 kali 3 3 3 3 4 4 3 23

14 R perempuan 21 200000 0 kali 3 3 3 2 2 4 3 20

15 S perempuan 19 200000 1 kali 4 4 4 2 4 4 4 26

16 DK perempuan 20 250000 1 kali 3 3 2 1 2 3 3 17

17 PDA perempuan 19 250000 1 kali 3 3 2 2 4 3 3 20

18 N perempuan 19 60000 7 kali 3 3 3 2 2 2 2 17

19 Yuliana perempuan 21 250000 2 kali 4 4 3 2 2 4 3 22

20 RAH perempuan 22 1000000 1 kali 4 4 4 1 4 3 4 24

21 SYI perempuan 22 200000 1 kali 3 3 3 3 2 3 3 20

22 NR perempuan 20 100000 3 kali 2 4 3 2 4 2 1 18

23 CR perempuan 20 100000 2 kali 3 4 4 2 3 1 1 18

(42)

24 FJ perempuan 22 700000 3 kali 4 3 4 3 4 3 4 25

25 MR perempuan 24 150000 1 kali 3 3 3 3 3 3 3 21

26 FB perempuan 20 140000 1 kali 2 4 4 3 3 4 4 24

27 Bum perempuan 19 200000 1 kali 3 4 4 3 2 3 4 23

28 Ulul perempuan 21 500000 2 kali 4 4 3 2 3 4 4 24

29 Dyan perempuan 19 100000 1 kali 4 3 4 2 3 3 2 21

30 Oky perempuan 19 100000 1 kali 3 4 4 4 3 2 2 22

31 YS perempuan 22 200000 1 kali 3 3 3 3 3 4 4 23

32 A perempuan 19 100000 1 kali 3 3 4 3 3 4 3 23

33 EFK perempuan 19 100000 1 kali 3 3 3 2 3 3 2 19

34 Vita perempuan 20 100000 1 kali 2 3 4 2 3 4 4 22

35 DADB perempuan 20 225000 1 kali 2 3 2 1 3 2 2 15

36 P perempuan 22 100000 0 kali 3 4 3 2 3 3 2 20

37 WW perempuan 22 500000 2 kali 3 3 3 3 3 2 3 20

38 MA perempuan 22 300000 2 kali 3 3 3 3 3 3 4 22

39 QA perempuan 19 500000 2 kali 3 4 4 3 3 3 3 23

40 Nur perempuan 22 100000 5 kali 3 4 3 3 3 3 3 22

41 I perempuan 20 400000 1 kali 4 3 4 3 3 4 3 24

42 A perempuan 21 500000 1 kali 3 3 3 2 3 3 3 20

43 F perempuan 19 150000 1 kali 2 2 1 1 2 1 2 11

44 MM perempuan 19 200000 1 kali 4 4 3 1 4 4 4 24

45 BH perempuan 19 300000 2 kali 3 4 3 3 3 3 4 23

46 A perempuan 21 600000 2 kali 3 4 4 2 4 4 2 23

47 EL perempuan 22 500000 2 kali 3 4 3 2 2 3 3 20

48 S perempuan 22 400000 2 kali 3 3 3 3 3 3 2 20

49 ME perempuan 23 300000 1 kali 3 3 3 3 2 3 2 19

50 E perempuan 19 150000 2 kali 3 4 4 2 3 4 4 24

51 FR perempuan 20 300000 2 kali 3 2 3 1 4 3 2 18

(43)

52 ST perempuan 21 250000 1 kali 3 4 4 2 2 2 2 19

53 TH perempuan 20 300000 1 kali 3 3 3 2 2 2 3 18

54 RA perempuan 21 300000 1 kali 3 3 3 3 3 3 2 20

55 I perempuan 21 250000 1 kali 3 4 3 3 3 3 3 22

56 N perempuan 20 200000 0 kali 1 4 4 3 3 4 4 23

57 TINI perempuan 19 800000 2 kali 4 3 3 2 4 4 4 24

58 Astorohan perempuan 19 350000 2 kali 2 4 4 2 4 4 4 24

59 D perempuan 22 300000 2 kali 1 4 4 2 2 3 3 19

60 MA perempuan 22 150000 0 kali 2 3 3 2 3 3 2 18

61 TU perempuan 19 50000 3 kali 4 3 4 3 4 4 4 26

62 Citra perempuan 19 300000 1 kali 4 3 4 3 3 3 4 24

63 Raisha perempuan 21 500000 2 kali 4 4 3 3 3 3 2 22

64 Dyah perempuan 21 250000 1 kali 3 4 3 3 4 4 4 25

65 R perempuan 20 500000 2 kali 2 3 4 4 3 3 4 23

66 E K perempuan 19 50000 0 kali 3 4 4 2 2 4 2 21

67 K H perempuan 21 400000 1 kali 4 3 3 3 4 4 3 24

68 D O perempuan 22 250000 1 kali 4 3 3 3 2 3 3 21

69 Y perempuan 19 200000 2 kali 3 3 3 3 2 3 3 20

70 L perempuan 19 175000 1 kali 3 4 4 2 3 4 3 23

71 Dian perempuan 19 300000 2 kali 2 3 2 3 3 2 3 18

72 MRA perempuan 21 750000 3 kali 4 4 4 2 2 4 2 22

73 EL perempuan 21 250000 0 kali 4 3 3 2 3 3 3 21

74 Firdha perempuan 21 500000 2 kali 3 3 4 2 3 4 4 23

75 D perempuan 21 400000 1 kali 4 4 4 3 3 4 2 24

76 AMW perempuan 20 500000 4 kali 3 3 3 2 2 3 2 18

77 Artanti perempuan 21 300000 0 kali 4 2 3 2 3 3 4 21

78 Nas perempuan 21 100000 1 kali 3 4 4 3 3 3 2 22

79 A H perempuan 19 200000 1 kali 3 3 3 2 3 3 3 20

(44)

80 Novi perempuan 22 150000 1 kali 3 3 3 3 3 3 3 21

81 FF perempuan 22 200000 1 kali 3 3 3 3 3 3 3 21

82 Aisyah perempuan 20 250000 1 kali 3 3 3 1 2 3 4 19

83 A perempuan 19 200000 3 kali 4 3 4 4 4 4 3 26

84 RHR perempuan 19 750000 1 kali 3 3 4 2 4 3 2 21

85 M R perempuan 20 700000 2 kali 3 3 3 3 3 3 3 21

86 Dilla perempuan 20 300000 1 kali 3 3 2 2 2 3 2 17

87 Yulita W perempuan 21 200000 1 kali 3 4 4 3 2 4 3 23

88 R I perempuan 21 300000 2 kali 4 3 4 1 4 4 4 24

89 R perempuan 23 900000 3 kali 2 3 3 3 4 4 3 22

90 AY perempuan 21 300000 2 kali 3 3 3 2 3 3 3 20

91 Izza perempuan 20 250000 2 kali 3 3 3 3 2 4 4 22

92 Shofia perempuan 20 300000 1 kali 3 2 2 1 2 2 3 15

93 Sojung perempuan 20 1000000 3 kali 4 4 3 3 3 3 3 23

94 B perempuan 19 100000 1 kali 4 3 3 2 3 3 2 20

95 Izzati A A perempuan 19 300000 1 kali 3 2 3 3 3 3 3 20

96 Desiana perempuan 23 140000 1 kali 2 3 4 3 3 3 3 21

97 P perempuan 21 150000 2 kali 4 3 3 2 4 3 4 23

98 Fani perempuan 20 150000 1 kali 3 3 3 3 3 3 3 21

99 L perempuan 21 200000 0 kali 2 2 2 3 2 3 3 17

100 Dessy perempuan 23 100000 1 kali 3 4 4 3 3 4 4 25

101 A perempuan 20 1200000 3 kali 2 3 3 4 4 4 2 22

102 Selvi perempuan 21 200000 1 kali 3 3 3 3 3 3 3 21

103 M perempuan 21 300000 1 kali 3 4 4 3 3 3 4 24

104 BK perempuan 21 600000 2 kali 3 3 3 3 2 3 3 20

105 Lina perempuan 21 250000 2 kali 3 3 3 3 3 4 3 22

106 A perempuan 21 300000 1 kali 3 3 3 2 3 3 3 20

107 Tri Ningsih perempuan 23 250000 1 kali 4 4 3 2 3 3 3 22

(45)

108 RWS perempuan 21 250000 2 kali 3 3 2 2 3 3 3 19

109 Ariyanti perempuan 19 400000 2 kali 4 3 2 1 4 1 2 17

110 Devy perempuan 19 400000 2 kali 4 3 2 1 4 1 2 17

111 Rapha perempuan 21 300000 2 kali 2 3 3 2 4 3 3 20

112 Sindhi M perempuan 19 100000 0 kali 3 2 2 4 3 3 2 19

113 DnD perempuan 21 100000 0 kali 3 4 4 3 2 2 2 20

114 Y S perempuan 22 500000 2 kali 3 3 3 2 3 3 2 19

115 Yura perempuan 19 375000 2 kali 3 4 4 3 4 3 3 24

116 Anita perempuan 21 300000 1 kali 3 4 4 2 4 3 4 24

117 DNL perempuan 24 100000 2 kali 3 3 3 2 3 4 4 22

118 F perempuan 21 1000000 3 kali 3 4 4 3 3 3 3 23

119 HK perempuan 23 500000 2 kali 4 3 3 2 4 3 2 21

120 KFC perempuan 23 500000 2 kali 3 4 4 4 3 3 3 24

121 N perempuan 22 1000000 3 kali 1 4 3 4 3 3 2 20

122 SFA perempuan 21 500000 1 kali 3 3 3 3 4 4 3 23

123 NR perempuan 19 400000 1 kali 3 3 3 3 3 3 4 22

124 BNM perempuan 20 400000 2 kali 3 3 3 3 2 3 3 20

125 LV perempuan 20 150000 1 kali 3 3 3 3 2 3 3 20

126 H A perempuan 21 425000 1 kali 4 3 4 3 4 3 4 25

127 WAMPS perempuan 19 250000 1 kali 2 3 3 2 2 2 2 16

128 RF perempuan 23 300000 1 kali 3 4 4 4 3 4 4 26

129 ES perempuan 22 100000 1 kali 3 3 3 2 2 3 3 19

130 EK perempuan 21 300000 2 kali 4 3 4 3 3 4 4 25

131 LAR perempuan 22 500000 1 kali 4 4 4 4 4 4 4 28

132 LK perempuan 22 500000 2 kali 3 3 4 3 4 3 3 23

133 Anda perempuan 22 250000 2 kali 4 4 4 3 4 4 4 27

(46)

135 Iga perempuan 20 150000 1 kali 4 4 4 4 4 4 4 28

136 K perempuan 23 500000 3 kali 4 4 3 3 4 4 4 26

137 Nuril perempuan 21 200000 1 kali 4 3 4 3 4 4 2 24

138 An perempuan 20 300000 1 kali 3 4 4 2 4 3 3 23

139 S perempuan 19 100000 1 kali 3 4 3 3 3 3 3 22

140 EI perempuan 22 100000 1 kali 4 3 3 3 3 4 4 24

141 R perempuan 22 100000 0 kali 3 3 3 3 3 3 3 21

142 Echa perempuan 19 300000 1 kali 3 4 3 3 3 2 2 20

143 Adita perempuan 19 200000 1 kali 3 4 3 3 4 4 2 23

144 Reidah perempuan 20 500000 3 kali 3 3 4 2 2 2 2 18

145 Dewo perempuan 20 400000 2 kali 3 3 3 3 2 3 3 20

146 SI perempuan 21 250000 0 kali 3 4 3 2 3 2 3 20

147 N O perempuan 22 400000 2 kali 4 3 4 2 2 2 3 20

148 FDJ perempuan 23 600000 4 kali 3 3 3 3 2 3 3 20

149 Vivi perempuan 19 450000 1 kali 3 4 4 2 4 3 4 24

150 Faradita perempuan 20 300000 1 kali 3 4 4 2 3 3 4 23

151 D perempuan 21 200000 1 kali 3 3 3 2 3 3 2 19

152 P perempuan 21 175000 1 kali 3 3 4 2 4 4 4 24

153 L perempuan 20 300000 5 kali 3 3 3 4 3 3 3 22

154 Anggraeni perempuan 23 210000 0 kali 3 4 4 4 3 4 4 26

155 Cesar D perempuan 23 175000 0 kali 3 4 4 4 3 4 4 26

156 Putri perempuan 23 200000 1 kali 4 3 3 3 4 3 3 23

157 Y P perempuan 21 300000 2 kali 3 3 3 3 3 3 3 21

158 CT perempuan 22 200000 1 kali 3 3 3 3 3 2 3 20

159 W perempuan 21 200000 1 kali 3 4 3 2 2 3 3 20

160 AK perempuan 22 600000 2 kali 4 4 4 4 4 4 4 28

161 JHA perempuan 20 100000 0 kali 4 3 4 2 3 4 2 22

Gambar

TABEL 5 Tingkat Harga Diri dan Perilaku Konsumtif  ..................................................
Tabel 1. Validitas Skala Harga Diri
Tabel 2. Validitas Skala Perilaku Konsumtif
Tabel 4. Deskripsi subjek penelitian (N=360)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan interaksi teman sebaya dengan perilaku konsumtif pada remaja di SMAN 2 Ngawi. Interaksi teman sebaya

Antara Harga Diri dengan Perilaku Asertif Pada Mahasiswa Aktivis ”. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Perilaku konsumtif ... Pengertian perilaku konsumtif ... Aspek-aspek

Dari analisa data diperoleh r = 0,580 dan P = 0,000, yang berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara harga diri dengan perilaku konsumtif.. Adapun sumbangan efektif

Dari hasil penelitian diketahui bahwa antara harga diri dan perilaku konsumtif memiliki hubungan yang negatif, artinya apabila harga diri individu rendah maka perilaku

Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa variabel harga diri memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif dengan nilai R sebesar

Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara konformitas teman sebaya dengan perilaku konsumtif, ada hubungan negatif antara konsep diri dengan

Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara harga diri dengan perilaku konsumtif, hal ini berarti semakin tinggi harga remaja Banda Aceh,