• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN PRODUK KOSMETIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN PRODUK KOSMETIK"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada jaman sekarang, kondisi persaingan antar perusahaan semakin ketat, agar tetap berkembang, perusahaan harus tetap mampu untuk bertahan hidup dan memajukan perusahaannya. Tindakan penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah harus mampu mempertahankan loyalitas pelanggannya. Loyalitas bisa diperoleh, apabila pelanggannya merasa puas terhadap merek atau produk yang dihasilkan. Dan hal ini bisa disebut dengan loyalitas merek.

Rangkuti (2004), loyalitas merek merupakan ukuran kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas adalah inti dari brand equity yang jadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini adalah satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentanan kelompok-kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi. Brand equity atau ekuitas merek penting bagi perusahaan karena menimbulkan kesetiaan pada merek yang pada gilirannya menyebabkan pangsa pasar meningkat dan laba lebih besar. Bagi perusahaan, fungsi utama teori pembelajaran adalah untuk mengajar konsumen bahwa produk mereka yang terbaik, mendorong pembelian yang berulang, dan akhirnya memperkuat kesetiaan pada merek.

(2)

mereka tentang loyalitas konsumen pada mereknya dapat memberikan dasar yang kuat untuk prediksi penjualan di masa mendatang.

Loyalitas konsumen pada suatu merek tertentu dapat dilihat melalui sebuah perilaku membeli yang berulang, meskipun pilihan terhadap produk sejenisnya banyak disediakan di pasar. Pembelian secara berulang mencerminkan adanya rasa percaya dan adanya sikap rasa suka terhadap produk tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah

(http://dspace.widyatama.ac.id/handle/10364/664) tentang Pengaruh Atribut Produk Silver Queen Terhadap Loyalitas Konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan cukup kuat antara atribut produk silver queen terhadap loyalitas konsumen dengan t hitung sebesar 3,485 dimana nilai tersebut lebih besar dari t tabel yang hanya sebesar 1,701. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yaitu atribut produk silver queen berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen dapat diterima. Dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin baik atau tidaknya atribut produk silver queen maka semakin berpengaruh pada tingkat keloyalan konsumen terhadap produk tersebut, sehingga apabila konsumen loyal maka konsumen akan melakukan sebuah perilaku membeli yang berulang terhadap produk tersebut.

Ada faktor-faktor yang menyebabkan konsumen tersebut loyal terhadap merek, faktor-faktor tersebut meliputi faktor pribadi konsumen dan faktor merek. Faktor pribadi konsumen meliputi psikologis dan fisik konsumen. Faktor pribadi psikologis konsumen merupakan faktor internal yang berasal dari sistem dan dinamika yang unik dalam diri konsumen. Faktor pribadi fisik konsumen berupa daya tarik, penampilan, dan bentuk tubuh. Faktor pribadi ini sangat mempengaruhi perilaku dan sikap konsumen terhadap merek. Faktor kedua, konsumen loyal terhadap merek berasal dari merek sendiri. Merek memiliki karakter tertentu yang dapat mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek.

(3)

3

skala tipe kepribadian dalam penelitian ini masing-masing sebesar

r

ix = 0,864,

r

ix

= 0,825,

r

ix = 0,872. Data yang telah diperoleh diolah dengan menggunakan one

way ANOVA, dan diperoleh F = 38,024, signifikansi = 0,000 dan F tabel = 3,15. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan loyalitas merek ditinjau dari tipe kepribadian dogmatism, innovativeness, dan variety-novelty seeking.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2007) tentang Hubungan Antara Sikap Terhadap Inovasi Produk dengan Loyalitas Merek dengan hasil yang didapatkan, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,348 dengan (P/Sig) = 0,000. Angka positif pada korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara sikap terhadap inovasi produk dengan loyalitas merek searah atau positif dimana semakin tinggi sikap terhadap inovasi produk, maka loyalitas pada merek akan semakin tinggi pula, sebaliknya semakin rendah atau negatif sikap terhadap inovasi produk, maka semakin rendah pula loyalitas merek.

Wijayanti (2002) juga melakukan penelitian tentang Hubungan Citra Merek dengan Loyalitas Konsumen, dan didapatkan hasil dengan menggunakan korelasi product moment adalah r = 0,564 dengan p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan sangat signifikan antara citra merek dengan loyalitas konsumen. Adapun r² = 0,318. Ini menunjukkan bahwa efektif citra merek terhadap loyalitas konsumen sebesar 31,8%, dan sisanya faktor yang tidak diteliti yaitu 68,2%.

Dari beberapa penelitian di atas, didapatkan hasil bahwa konsumen menjadi loyal terhadap merek karena sikap terhadap inovasi produk, kepribadian dogmatism, innovativeness, dan variety-novelty seeking.

(4)

kontak tidak langsung dengan merek. Pada masa tersebut, konsumen melihat hasil yang dia dapatkan dari produk tersebut dengan harapan konsumen sebelumnya. Dan pada tahap evaluasi itu, konsumen pun akan memutuskan, apakah dia akan kembali menggunakan produk tersebut atau tidak. Konsumen yang menyatakan loyal terhadap merek yang dia gunakan, dapat menyebabkan konsumen tersebut kembali melakukan pembelian ulang pada merek tersebut.

Menurut Aaker & Joachimstahler (dalam Ferrinadewi, 2008) yang menyatakan bahwa merek memberi banyak manfaat bagi konsumen, diantaranya membantu konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas produk. Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu daripada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan serupa.

Merek menawarkan 2 jenis manfaat, pertama manfaat fungsional yang mengacu pada kemampuan fungsi produk yang ditawarkan dan kedua manfaat emosional yaitu kemampuan merek untuk membuat penggunanyaa merasakan sesuatu selama proses pembelian atau selama konsumsi. Manfaat lain yang ditawarkan merek kepada konsumen adalah manfaat simbolis yang mengacu pada dampak psikologi yang akan diperoleh konsumen ketika ia menggunakan merek tersebut, artinya merek tersebut akan mengkomunikasikan siapa dan apa konsumen pada konsumen lain. Ketika konsumen menggunakan merek tertentu maka ia akan terhubung dengan merek tersebut artinya konsumen akan membawa serta citra dari pengguna sekaligus karakteristik merek itu sendiri (Heggelson & Suphelen, dalam Ferrinadewi, 2008).

(5)

5

mengharuskan perusahaan untuk melakukan inovasi produk dengan tidak mengabaikan sisi simbolis produk. Inovasi simbolis produk adalah hasil dari peletakkan makna sosial yang baru dalam produk yang sama sehingga menciptakan target pasar yang baru.

Dalam banyak peristiwa, sering kita temukan konsumen memilih produk atau merek, dan keputusan mereka untuk memilih didasarkan pada kepribadiannya. Konsumen akan menampakkan karakter-karakter yang mampu merespon berbagai situasi yang dihadapi. Sepanjang hidup konsumen akan berhadapan dengan berbagai situasi yang berbeda, dan konsumen secara alamiah akan membangun seperangkat karakteristik yang relatif tetap yang mampu memberikan jawaban bagaimana seharusnya mereka merespon setiap situasi. Artinya kepribadian merupakan panduan konsumen dalam memilih cara untuk memenuhi tujuannya dalam berbagai situasi yang berbeda.

Faktor pribadi dalam diri konsumen, ikut andil dalam menentukan apakah konsumen akan loyal terhadap merek. Salah satu faktor pribadi tersebut adalah konsep diri. Dalam pandangan teori konsep diri, manusia mempunyai pandangan dan persepsi atas dirinya sendiri. Dengan demikian, setiap individu berfungsi sebagai subjek dan objek persepsi. Konsep diri yang dimiliki oleh seorang individu adalah berupa penilaian-penilaian terhadap dirinya sendiri (Setiadi, 2003).

Cooley (dalam Rakhmat, 2007) menyebut gejala ini looking-glass self (diri cermin), seakan-akan kita menaruh cermin di depan kita. Pertama kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain, kita melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin. Kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Ketiga, kita mengalami perasaan bangga atau kecewa (Vander Zanden, dalam Rakhmat, 2007).

(6)

suatu merek produk yang dapat menampilkan gambaran tentang dirinya untuk menjaga konsistensi gambaran tersebut.

Konsep diri (self concept) konsumen terhadap berbagai merek, memang menentukan loyalitas merek. Konsep diri sesungguhnya merupakan struktur kognitif yang ternyata dalam banyak hal berhubungan erat dengan perasaan dan perilaku. Beberapa ahli berpendapat bahwa konsep diri merupakan pengetahuan tentang diri yang termasuk di dalamnya mengarahkan perilaku yang lain. Ikatan hubungan psikografis antara merek dan konsumen akan menjadi kuat dan memberi warna emosional ketika terdapat kecocokan antara merek dan kepribadian konsumen.

Menurut Munandar (2006), sejumlah penelitian telah dilakukan tentang konsep diri dalam hubungannya dengan pilihan cap (brand)-nya. Telah ditemukan adanya kesesuaian antara persepsi para pemilik dari mobil mereka masing-masing dengan persepsi tentang diri mereka masing-masing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebanyakan konsumen menyukai cap-cap tertentu yang sesuai dengan konsep diri mereka. Konsep diri yang dimiliki orang tentang diri mereka berfungsi sebagai pemandu untuk membuat pilihan dari banyak produk dan cap. Produk-produk yang dipandang sebagai perwujudan dari citra diri akan dinilai oleh konsumen sebagai “bagaimana mereka akan membantu saya untuk menjadi apa yang saya inginkan dan bagaimana saya inginkan orang lain melihat saya.”

Penelitian tentang Hubungan Konsep Diri Remaja dengan Pengambilan Keputusan Dalam Pembelian Pakaian Produk Distro (Distribution Store) pada Siswa SMA Sint Louis Semarang (Binti, 2011) menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri remaja dengan pengambilan keputusan dalam pembelian pakaian produk distro ditunjukkan dengan korelasi

r

xy = 0,300 dengan p = 0,000 (p <0,05). Yang artinya semakin

(7)

7

Penelitian di atas menunjukkan bahwa konsep diri konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian. Konsep diri menyebabkan orang memilih produk dengan citra (product image) yang sesuai dengan konsep diri yang diinginkan (Prasetijo & Ihalauw, 2005).

Konsep diri sendiri merupakan pandangan seseorang terhadap dirinya secara keseluruhan yang terkadang berbeda cara pandangnya dengan orang lain. Satu hal penting yang perlu diingat, bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk menunjukkan sikap dan keyakinannya melalui perilaku dan refleksinya. Kecenderungan ini akan nampak dalam proses pengambilan keputusan pembeliannya maupun kesetiaannya. Konsep diri telah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas akhir-akhir ini untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan produk atau merek.

Perkembangan konsumen dalam menjalani kehidupannya tak lepas dari faktor yang mempengaruhinya, seperti lingkungan yang berada di sekitarnya. Konsep diri tiap orang berbeda, yang mempengaruhi mereka dalam membeli suatu merek produk dan konsumen juga berusaha menjaga keloyalannya terhadap merek tersebut, hal ini dikarenakan konsumen lebih mengetahui mengenai seluk beluk merek yang dia gunakan. Dari merek yang dia percayai tersebut, konsumen mendapatkan kepuasan akan kesesuaian terhadap konsep diri yang dimilikinya sehingga dari konsep diri itulah konsumen akan loyal terhadap merek tersebut.

Penyesuaian sosial oleh orang lain juga menjadi penentu dalam pembentukan konsep diri seseorang. Ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian oleh Wima tentang Hubungan Konsep Diri Dengan Penyesuaian Sosial Siswa Kelas Akselerasi Di SMP Negeri 2 dan SMP PL Domenico Savio Semarang. Hasilnya adalah adanya hubungan antara konsep diri dengan penyesuaian sosial (r = 0,796; p < 0,05).

(8)

Dalam hal ini, yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswi yang telah menggunakan salah satu merek produk kosmetik. Dengan semakin berkembangnya teknologi yang terjadi maka semakin memberikan kemudahan bagi seseorang untuk tampil sesuai dengan keinginannya. Dengan ditemukannya berbagai produk kosmetik dengan menggunakan teknologi modern dengan sendirinya dapat memberikan kemudahan bagi individu untuk mendapatkan produk kosmetik yang diinginkan. Sekarang ini banyak beredar di pasaran berbagai macam merek produk kosmetik yang masing-masing menawarkan berbagai keunggulan dengan harapan konsumen dapat menggunakan produk yang ditawarkan tersebut. Merek-merek yang beredar tersebut yaitu antara lain Revlon, PAC, Maybelline, dan lain sebagainya.

Semakin banyaknya produk kosmetik yang beraneka ragam dengan berbagai jenis, fungsi, maupun merek yang muncul di masyarakat atau di pasaran, menyebabkan persaingan yang ketat karena konsumen mempunyai banyak pilihan. Persaingan yang terjadi tidak hanya dalam harga, tetapi juga terjadi pada kualitas, fungsi, dan mereknya. Persaingan harga dianggap tidak begitu penting lagi, karena pada jaman sekarang, seseorang rela untuk mengeluarkan uang banyak, demi bisa memperoleh timbal balik yang dapat memberikan kepuasan pada diri mereka.

(9)

9

diri positif memiliki pandangannya sendiri yang berbeda dari orang lain, dan dia menganggap bahwa pandangannya tersebut benar.

Sedangkan konsumen yang memiliki konsep diri negatif, dia mengkonsumsi produk berdasarkan yang lagi trend atau in pada saat itu, konsumen seperti ini akan mudah terpengaruh oleh lingkungannya, karena konsumen tersebut tidak yakin terhadap pilihannya, sehingga mudah untuk dipengaruhi orang lain.

Konsumen seringkali merasa kesulitan ketika harus mengekspresikan identitasnya karena itu biasanya mereka menggunakan merek yang mengandung simbol dan arti yang dapat menggambarkan dirinya. Oleh karena itu konsumen menginginkan sentuhan personal emosional yang tinggi, artinya konsumen ingin agar merek dapat mengerti mereka dan bukan sebaliknya (Ferrinadewi, 2008). Dengan kata lain, pemilihan merek merupakan cara individu untuk mengekspresikan dirinya tentunya dengan asumsi bahwa seseorang memiliki karakter-karakter yang stabil. Kecenderungan ini mendorong pemilik merek untuk menyelaraskan gaya hidup konsumennya dengan nilai emosional merek

Berdasarkan hal tersebut, produsen harus berusaha mempertahankan kelangsungan produknya dengan mengatasi persaingan serta meningkatkan volume penjualan dan menjamin pangsa pasar yang telah ada. Cara yang ditempuh untuk menyelamatkan pasarannya adalah dengan cara mempertahankan kesetiaan konsumen terhadap merek produknya. Dan produsen juga harus mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen. Produsen harus bisa membuat inovasi baru terhadap merek produknya yang sesuai dengan konsep diri yang dimiliki oleh konsumen. Karena apabila produsen bisa menghasilkan sebuah merek produk yang sesuai dengan konsep diri yang dimiliki oleh konsumen, maka konsumen akan loyal dengan merek yang ditawarkan oleh produsen.

(10)

visibilitas tinggi sering digunakan oleh konsumen sebagai alat ampuh untuk menggambarkan pribadi yang bagaimana sesungguhnya yang ingin diciptakan (Hughes, 1986).

Berdasarkan penelitian dan fenomena yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Hubungan Antara Konsep Diri dengan Loyalitas Merek pada Konsumen Produk Kosmetik”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara konsep diri dengan loyalitas merek pada konsumen produk kosmetik.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan loyalitas merek pada konsumen produk kosmetik.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis

Untuk mengembangkan atau menambah konsep-konsep atau teori yang mendukung dalam perkembangan psikologi konsumen, psikologi kepribadian, dan psikologi perkembangan.

2. Secara Praktis

Bagi perusahaan, penelitian ini dilaksanakan agar dapat dijadikan sebagai masukkan, atau wacana dalam pengelolaan strategi marketing dan segmentasi pasar, yang berkaitan dengan konsep diri dan loyalitas merek.

(11)

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN PRODUK KOSMETIK

SKRIPSI

Oleh :

Risma Puteri Utami

07810029

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(12)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Risma Puteri Utami

07810029

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(13)
(14)
(15)
(16)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Konsep Diri dengan Loyalitas Merek pada Konsumen Produk Kosmetik”, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si dan bapak Zakarija Achmat S.Psi, M.Si selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Kedua orang tuaku yang senantiasa mengiringi dengan do’a, kasih sayang, dorongan, dukungan, nasehat, dan perhatian yang tidak pernah berhenti selama penulis menyelesaikan skripsi ini, serta adik-adikku Lia, Putra, dan Rizky yang selalu menghibur aku. Spesial untuk Lia makasih untuk motivasinya.

(17)

6. Sahabatku Tamy, Dinda, Mba Na, Ririn, Coky, dan Mbek yang telah memberikan dukungan dan semangat pada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini serta menemani penulis di saat senang maupun sedih. Terima kasih teman-teman untuk semua cerita, pengalaman, keseruan, dan hari indah yang sudah kita lewati bareng-bareng selama ini. Kalian akan selalu jadi sahabat terbaikku

7. Teman-teman angkatan 2007 khususnya kelas A yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini. Bapak ibu kos dan anak-anak kos blok 5 kav 99 : mba de, mute, ayu ndut, tiwi, hesky, rentul, ayu munel, pima, fara, mba cun, dan pipit. Makasih buat hari-hari seru, menyenangkan, hari-hari-hari-hari indah, dan kebersamaan yang sudah kita lewati sama-sama, aku akan selalu rindu saat-saat kebersamaan yang sudah kita lewati selama ini.

8. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Malang, Juli 2011

Penyusun

(18)

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ……… iii

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR LAMPIRAN ……… vii

INTISARI ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 10

C. Tujuan Penelitian ………. 10

D. Manfaat Penelitian ……… 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Merek 1. Pengertian Merek ……… 11

B. Loyalitas Merek 1. Pengertian Loyalitas Merek ……… 11

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Merek ….. 12

3. Fungsi Loyalitas Merek ………... 13

4. Pengukuran Loyalitas Merek ……… 14

5. Macam-macam Loyalitas Merek ……….. 15

6. Karakteristik Loyalitas Merek ……….. 17

(19)

2. Komponen-komponen Konsep Diri ………. 19

3. Dimensi-dimensi Konsep Diri ……….. 20

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ……….. 21

5. Ciri-ciri Konsep Diri ………. 22

6. Perkembangan Konsep Diri ……….. 23

7. Peranan Konsep Diri ………. 24

8. Fungsi Konsep Diri ……… 25

D. Hubungan Konsep Diri Dengan Loyalitas Merek ……… 26

E. Kerangka Pemikiran ………. 30

F. Hipotesis Penelitian ……….. 31

BAB III Metode Penelitian A. Rancangan Penelitian ………... 32

B. Variabel Penelitian ……… 32

C. Definisi Operasional ………. 33

D. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 34

E. Tempat dan Waktu Penelitian ……….. 35

F. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ……… 35

G. Validitas dan Reliabilitas ………. 42

H. Metode Analisa Data ……… 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ……….. 54

B. Analisa Data ………. 56

(20)
(21)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Konsep Diri ……….. 39

Tabel 2 Blue Print Skala Loyalitas Merek ……….. 41

Tabel 3 Skor untuk jawaban pernyataan pada skala likert ……….. 42

Tabel 4 Rangkuman Analisa Validitas Butir Skala Konsep Diri .. 45

Tabel 5 Blueprint Skala Konsep Diri Setelah Try Out ……….. 45

Tabel 6 Rangkuman Analisa Data Validitas Butir Skala Loyalitas Merek 46 Rabel 7 Blueprint Skala Loyalitas Merek Setelah Try Out ……….. 47

Tabel 8 Uji Reliabilitas Item Skala Konsep Diri ……….. 49

Tabel 9 Uji Reliabilitas Item Skala Loyalitas Merek ……….. 50

Tabel 10 Uji Reliabilitas Keseluruhan ……….. 51

Tabel 11 Rancangan Analisis Data ……….. 53

Tabel 12 Sebaran T-Score Skala Konsep Diri ……….. 55

Tabel 13 Sebaran T-Score Skala Loyalitas Merek ……….. 55 Tabel 14 Rangkuman Analisis Korelasi Antara Konsep Diri dengan

(22)

Lampiran 1 Skala untuk Try Out ………. 70

Lampiran 2 Skala untuk Penelitian ……….. 78

Lampiran 3 Data Try Out Skala Konsep Diri ……….. 86

Lampiran 4 Data Try Out Skala Loyalitas Merek ……… 94

Lampiran 5 Data Penelitian Skala Konsep Diri ……… 106

Lampiran 6 Data Penelitian Skala Loyalitas Merek ………. 109

Lampiran 7 Hasil Analisa ………. 112

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, H. (2006). Psikologi perkembangan (pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja). Bandung: PT Refika Aditama Alwisol. (2008). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press

Amirullah. (2002). Perilaku konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anggada, T. (2007). Hubungan kualitas produk kartu CDMA Flexi dengan loyalitas merek pada konsumen (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktik (Ed. Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta

Ary, W. B., Andayani, T. R., & Sawitri, D. R. (dalam proses cetak). Hubungan konsep diri dengan penyesuaian sosial siswa kelas akselerasi di SMP Negeri 2 dan SMP PL Domenico Savio Semarang

Azwar, S. (2010). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar

________ (2008). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar ________ (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

________ (2008). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Binti. (2011). Hubungan Konsep diri remaja dengan pengambilan keputusan dalam pembelian pakaian produk distro (Distribution Store) pada siswa SMA Sint Louis Semarang. Abstrak diakses 14 Maret 2011 dari www.google.com Engel, J. F., Blackwell, R. D., & Miniard. P. W. (1994). Perilaku konsumen Jilid 1.

Jakarta: Binarupa Aksara

Ferrinadewi. Erna. (2008). Merek & Psikologi konsumen implikasi pada strategi pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Firmansyah. (dalam proses cetak). Pengaruh atribut produk silver queen terhadap

loyalitas konsumen. Diperoleh dari

(24)

Kotler, P. (2001). Manajemen pemasaran di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Khairani (2008). Perbedaan loyalitas merek terhadap produk telepon seluler ditinjau

dari tipe kepribadian. Abstrak diakses 14 Maret 2011 dari www.google.com Khotimah, K. (2010). Hubungan antara sikap terhadap perluasan merek dengan

loyalitas merek (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur)

Munandar, A. S. (2006). Psikologi industri dan organisasi. Malang: UMM Press Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen Jilid 2. Jakarta: Erlangga Parma, S. A. (dalam proses cetak). Hubungan antara konsep diri dengan perilaku

konsumtif remaja putrid dalam pembelian kosmetik melalui catalog di SMA Negeri 1 Semarang.

Peter, J. P., & Olson, J. C. (2000). Consumer behavior (Perilaku konsumen dan strategi pemasaran). Jakarta: Erlangga

Prasetijo, R., & Ihalauw, J. J. (2005). Perilaku konsumen. Yogyakarta: Andi Pudjijogyanti, C. R. (1988). Konsep diri dalam pendidikan. Jakarta: Arcan Rakhmat, J. (2007). Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rangkuti, F. (2004). The power of brands. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Schiffman, L., & Kanuk, L. L., (2008). Perilaku konsumen. Jakarta: Indeks

Setiadi, N. J. (2003). Perilaku konsumen (Ed. Revisi). Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Simamora, B. (2003). Aura merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Simamora, B. (2003). Panduan riset perilaku konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Sudarmadi. (dalam proses cetak) kiat membangun loyalitas pelanggan. Diperoleh dari http:// swa.co.id/2006/03.kiat membangun-loyalitas-pelanggan/

Sujianto, A. E. (2009). Aplikasi statistic dengan SPSS. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

(25)

Surachman, S. A. (2008). Dasar-dasar manajemen merek. Malang: Bayumedia Publishing

Wijaya, G. (2007). Hubungan antara sikap terhadap inovasi produk dengan loyalitas merek (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

Wijayanti, R. Hubungan antara citra merek dengan loyalitas konsumen (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa laporan Karya Tugas Akhir berjudul “Perancangan Buku Digital Cerita Bergambar ‘Trapsila’ Sebagai Media Pembelajaran Untuk Berpendapat Berdasarkan

Pertanyaan kini adalah, melalui kapasitas apa Koperasi dan UKM akses ke pasar modal? Pasar modal itu sebagaimana ketentuan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal,

Pada bulan Januari 2017 Nilai Tukar Petani untuk sub sektor perkebunan rakyat (NTPR) terjadi penurunan sebesar (1,54 persen), hal ini disebabkan karena indeks yang diterima

Dari hasil spearman test di dapatkan ρ = 0.001 yang berarti ada hubungan antara senam osteoporosis dengan kejadian osteoporosis, dan hasil crostabulation di

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan pengendalian intern terhadap proses penerimaan dan pengembalian barang jaminan

Berhubung kekuatan (mirrah) dalam hadith ini yang didatangkan secara mutlak, ia di’kait’kan (muqayyad) dengan hadith ke 3 yang mengaitkan kekuatan itu dengan kekuatan

Pemeran iklan sebagai duta merek harus orang yang benar-benar menggunakan produk terkait dan tidak menggunakan produk pesaing selama masa berlakunya perjanjian

Pada penelitian ini peneliti akan mengambil data variabel terikat (perilaku anak mengkonsumsi jajanan sehat maupun variabel bebas (pengetahuan dan sikap mengenai konsumsi