• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SIKAP PEMIRSA TERHADAP IKLAN INTERNET SERVICE PROVIDER SMARTFREN DI TELEVISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SIKAP PEMIRSA TERHADAP IKLAN INTERNET SERVICE PROVIDER SMARTFREN DI TELEVISI"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SIKAP PEMIRSA TERHADAP IKLAN INTERNET SERVICE PROVIDER SMARTFREN DI TELEVISI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh :

Wahyu Gigih Prakoso 08610144

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wrt. Wb.

Dengan segala kerendahan hati dan ucapan syukur kehadirat Allah

Subhanahu Wata’ala atas Nikmat serta Karunia yang telah diberikan kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Iklan ISP Smartfren Terhadap Sikap (Studi pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah malang)”.

Maksud dan tujuan skripsi ini adalah memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulisan skripsi ini tidak akan lancar tanpa adanya bantuan, dukungan serta

bimbingan dari beberapa pihak baik langsung maupun tidak langsung yang sangat

besar artinya. Oleh karena itu penulisi ingin menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih kepada:

1. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Dr. H. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Aniek Rumijati, M.M. selaku Ketua Program Studi Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

(10)

4. Dr. Rohmad Dwi Jatmiko, M.M selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktu dan tenaga serta kesabaran dalam memberikan

bimbingan dan pengarahan keada penulis sehingga dapat terselesaikan

skripsi ini.

5. Rahmad Wijaya, S.E., M.M selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu dan tenaga serta kesabaran dalam memberikan

bimbingan dan pengarahan keada penulis sehingga dapat terselesaikan

skripsi ini.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta terimakasih atas do’a, bimbingan, motivasi, dukungan, cinta dan kasih sayang tiada henti yang diberikan, hingga ananda

dapat meraih impian.

7. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis

khususnya Jurusan Manajemen yang telah banyak memberikan ilmu dan

pengetahuan selama proses perkuliahan, baik pada kelas regular maupun

pada kelas konsentrasi Marketing.

8. Kepada rekan-rekan/ kawan-kawan yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi, sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

9. Kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

berkenan memberikan bantuan kepada penulis. Kiranya Tuhan akan yang

akan membalas kebaikan anda semua.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan

(11)

bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi semua pihak dalam

meningkatkan keilmuan. Amin.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya

atas segala perhatian yang telah diberikan.

Wassalamualaikum Wrt. Wb.

Malang, 25 Maret 2013

Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKI ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II . TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 4

B. Landasan Teori ... 4

1. Iklan ... 4

2. Tujuan Periklanan ... 5

3. Merancang Pesan Iklan ... 5

a. Isi Pesan ... 6

b. Struktur Pesan ... 6

c. Format Pesan ... 7

4. Frekuensi Penayangan Iklan ... 7

5. Sikap Konsumen ... 8

6. Sikap dan Keterlibatan Konsumen ... 9

7. Fungsi Sikap ... 9

a. Fungsi Utilitarian ... 9

b. Fungsi Ekspresi Nilai ... 10

c. Fungsi Mempertahankan Ego ... 10

d. Fungsi Pengetahuan ... 11

8. Kondisi Untuk Mengubah Sikap ... 11

9. Pembentukan Sikap ... 12

10.Hubungan Iklan Dengan Sikap ... 14

11.Kerangka Pikir ... 17

(13)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ... 18

B. Jenis Penelitian ... 18

C. Variabel dan Devinisi operasional Variabel ... 18

D. Populasi dan Sampel ... 20

1. Populasi ... 20

2. Sampel ... 21

3. Teknik Sampling ... 21

E. Jenis dan Sumber Data ... 21

1. Data Primer ... 21

2. Data Skunder ... 22

F. Teknik Pengumpulan Data ... 23

G. Teknik Pengujian Instrument... 24

1. Uji Validitas ... 24

2. Uji Reliabilitas ... 25

H. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 25

1. Regresi Logistik ... 25

2. Uji Hipotesis ... 26

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 28

1. Karakteristik Responden ... 28

a. Distribusi jawaban responden ... 30

2. Uji Instrument ... 39

a. Uji Validitas ... 39

b. Uji Reliabilitas ... 41

3. Persamaan Regresi Logistik ... 41

a. Pengkodean Variabel Dependen ... 41

b. Uji Kelayakan Model Regresi ... 41

c. Uji Hipotesis secara parsial ... 43

1) Hipotesis 1 ... 44

2) Hipotesis 2 ... 45

3) Hipotesis 3 ... 45

4) Hipotesis 4 ... 45

d. Uji R Square ... 46

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 46

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

(14)

C. Saran ... 52 1. Bagi Perusahaan Smartfren... 52 2. Bagi Peneliti Selanjutnya... 53

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Variabel dan Devinisi Operasional Variabel ………. 19

Tabel 1.2 : Skala Ordinal Variabel X ……… 22

Tabel 2.1 : Karakteristik Responden Bedasarkan Jenis Kelamin ……… 27

Tabel 2.2 : Karakteristik Responden Menurut Usia ……… 28

Tabel 2.3 : Karakteristik Responden sering atau tidak melihat iklan Smartfren Saat Tampil di Televisi ………. 29

Tabel 2.4 : Distribusi Jawaban Responden Variabel Isi Pesan ………… 29

Tabel 2.5 : Distribusi Jawaban Responden Variabel Struktur Pesan …... 31

Tabel 2.6 : Distribusi Jawaban Responden Variabel Format Pesan ……. 32

Tabel 2.7 : Distribusi Jawaban Responden Variabel Frekuensi Penayangan Iklan ………. 35

Tabel 2.8 : Distribusi Jawaban Responden Variabel Sikap ………. 37

Tabel 3.1 : Dependent Variable Encoding………. 38

Tabel 3.2 : Classification Table ………. 41

Tabel 3.3 : Variables in the Equation ……… 43

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Uji Validitas

Lampiran 2 : Uji Reliabilitas

Lampiran 3 : Analisis Data

Lampiran 4 : Probabilitas Responden

Lampiran 5 : Data Hasil Kuisioner

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Anugerah, 2012, Kecepatan Smartfen, http://esantlan. blogspot. com/

2011_11_01_archive.html

Churchill, 2005, Dasar – dasar riset pemasaran, Edisi ke 4, Erlangga, Jakarta. Engel, J.F., Blackwell, R.D., dan Winiard, P.W,.1992.Consumen Behaviour; Sixth

Edition, The Dyden Press. USA. Diterjermahkan oleh Budiyanto. F.X.

1994. Binarupa Aksara. Jakarta.

Firdausi, 2002, Analisis pengaruh iklan terhadap sikap dan niat konsumen dalam

memutuskan untuk membeli suatu produk (studi kasus iklan rokok djarum

76 yang ditayangkan di televisi pada kabupaten kudus).

Hardi (2006) hubungan periklanan frestea versi stasiun kereta api (Tora Sudiro)

dengan sikap konsumen.

Heni 2009, Analisis pengaruh iklan terhadap brand image serta dampaknya

terhadap sikap konsumen pada kartu esia (studi kasus : konsumen gerai

esia itc roxy mas.

Ida E.,Berger, Andrew A. Mitchell, 1989, The Effect of Advertising on Attitude

Accessibility, Attitude Confidence, and the Attitude-Behavior Relationship,

Journal of Consumer Research Vol. 16, No. 3.

Indriyati dan Ihalaw, 2002, Pengulangan Pesan Suatu Iklan Dalam Proses

Pembelajaran Konsumen, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. VIII no.1 Maret

(19)

Istijanto, 2007, Enam Puluh Tiga Kasus Pemasaran Terkini Indonesia, Elex

Media Komputindo, Jakarta.

Jawaliyah Nur, 2008, Analisis pengaruh iklan pasta gigi close up melalui televisi

terhadap sikap konsumen (Studi pada mahasiswa jurusan manajemen

fakultas ekonomi universitas muhammadiyah malang)

Lifa, 2010, Analisis pengaruh efektivitas iklan terhadap sikap konsumen dan

keyakinan konsumen pada minat beli produk obat flu mixagrip di

surabaya.

Malhotra Naresh, K. 2009, Riset Pemasaran ; Pendekatan Terapan, Jilid 1, Edisi

ke 4, Indeks, Jakarta.

Malhotra Naresh, K. 2010, Riset Pemasaran ; Pendekatan Terapan, Jilid 2, Edisi

ke 4, Indeks, Jakarta.

Morissan, 2010, Periklanan Promosi Pemasaran Terpadu, Kencana Penada Media

Group,Jakarta.

Miniard, 1994, Perilaku Konsumen, Jilid 1, Edisi ke 6, Binarupa Aksara, Jakarta.

Miniard, 1995, Perilaku Konsumen, Jilid 2 Edisi ke 6, Binarupa Aksara, Jakarta.

Olson, 1999, Perilaku konsumen, Erlangga, Jakarta.

Prasetijo, 2005, Perilaku Konsumen, Edisi 1, ANDI, Yogyakarta.

Sari, 1993. Audience research; pengantar studi penelitian terhadap pembaca

pendengar dan pemirsa andi offset, yogyakarta.

Setiadi, 2010, N.J, Perilaku konsumen; Cetakan ke-4,Kencana Penada Media

(20)

Shimp, T.A., 2000, Advertising Promotion and Supplemental Aspect of Integreted

Marketing Communication, Fifth Edition, Harcourt College Publisher,

USA. Diterjemahkan oleh Sahrial, Revyani dan Anikasari, Dyah. 2003.

Erlangga. Jakarta.

Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Edisi ke 4, Alvabeta, Bandung.

Sunarto, 2003, Perilaku Konsumen,AMUS,Yogyakarta.

Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Komunikasi pemasaran; cetakan kedua,PT

Remaja Rosdakarya,Bandung.

Sugiyono, 2008. Metode penelitian bisnis. CV Alfabeta, Bandung.

Widayat dan Amirulah. 2008.Riset Bisnis; Penerbit CV Cahaya Press, Malang.

Widayat, 2007. Metode penelitian pemasaran: Aplikasi software SPSS. UMM

(21)

1  

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bertahun-tahun periset mencoba pendekatan untuk mempelajari sikap

dalam upaya menyediakan pengertian yang lebih lengkap tentang perilaku

(Olson, 1999). Sikap merupakan salah satu konsep paling penting yang

digunakan pemasar untuk memahami konsumen (Engel, et .al, 1994).

Perusahaan menggunakan bermacam-macam cara untuk mempengaruhi

sikap konsumen. Prasetijo (2005) Perusahaan menggunakan berbagai

macam media massa secara efektif untuk mempengaruhi sikap audiens yang

merupakan konsumen atau calon konsumen.

Sikap kerap terbentuk sebagai hasil dari kontak langsung dengan

objek. Namun dapat juga dibentuk bahkan bila pengalaman konsumen

dengan terbatas pada apa yang mereka lihat pada iklan (Engel, et .al, 1994,

p.341). Lifa (2010) Menemukan bahwa faktor iklan berpengaruh positif

terhadap sikap konsumen. Firdausi (2002) menemukan bahwa terdapat

pengaruh positif dari iklan yang ditayangkan terhadap sikap dan niat beli

dan keputusan pembelian. Hardi (2006) Menemukan bahwa iklan

berpengaruh positif terhadap sikap konsumen.

Media periklanan yang umum dipilih adalah media televisi yang

memiliki kemampuan untuk menjangkau jumlah besar pemakai atau

(22)

2  

persuasive (Shimp, 2003). Pemilihan bentuk promosi melalui iklan televisi

dilakukan, karena dianggap sesuai untuk mengkomunikasikan pencitraan

produk melalui suara, warna, dan gerakan Televisi memiliki posisi penting

bagi pemasar karena media ini menyajikan banyak program populer yang

disukai banyak orang. (Kotler, 2000).

“I hate slow” tema sebuah iklan dari provider smartfren diharap

mampu menjangkau permasalahan yang sering dialami oleh pengguna

internet. Mengemas konsep sebagaimana sebuah permasalahan yang sering

muncul seperti koneksi internet lemah, lambat sehingga akan mengalami

peningkatan adrenalin untuk marah, kecewa terhadap penyedia layanan

internet, dan kemudian melahirkan solusi untuk dapat mengakses internet

secara cepat (Yunus, 2011). Dengan mengeluarkan ikon tokoh kartun

berwarna merah, yang di panggil Kwik. Dalam iklan di tunjukkan tokoh

kwik terlihat gesit, cepat dan lincah yang menggambarkan koneksi

Smartfren yang cepat dan friendly (Anugerah, 2005).

Perusahaan smartfren adalah salah satu perusahaan internet service

provider terbesar di Indonesia. Tahun 2011 jumlah pelanggan smartfren

mencapai 6 juta. Pada tahun 2012 pertumbuhan pelanggan meningkat

sebanyak 60%. Penambahan pelanggan yang cukup signifikan ini, dibantu

oleh kampanye slogan “i hate slow.” (Djoko CEO Smartfren, SWA.co.id).

Artinya kampanye iklan yang dirancang smartfren efektif menaikkan

penjualan dengan mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan terlebih

(23)

3  

Setelah memahami ulasan di atas peneliti sangat tertarik untuk

mencoba meneliti lebih dalam tentang pengaruh iklan Smartfren dengan

perilaku konsumen. Maka judul dalam penelitian ini adalah ANALISIS

SIKAP PEMIRSA TERHADAP IKLAN INTERNET SERVICE

PROVIDER SMARTFREN DI TELEVISI.

B. Perumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini

yaitu, apakah iklan Smartfren di televisi berpengaruh signifikan terhadap

sikap pemirsa?

C. Tujuan Penelitian

Bedasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini

adalah: Untuk mengetahui iklan smartfren di televisi berpengaruh signifikan

terhadap sikap kepada iklan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan atau praktisi dengan mengetahui sikap melalui hasil

penelitian ini, pemasar dapat memformulasikan serta evaluasi strategi

promosi terutama menyangkut kebijakan promosi melalui iklan di

televisi.

2. Bagi pihak-pihak yang ingin mengkaji lebih lanjut mengenai bidang

kajian yang sama, diharapkan penelitian ini dapat menjadi landasan

pijak dan referensi bagi penelitian di masa datang.

(24)

4   

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Hardi (2006) hubungan periklanan frestea versi stasiun kereta api

(Tora Sudiro) dengan sikap konsumen alat anailisis yang digunakan adalah

regresi linier berganda dari hasil uji diketahui variabel isi pesan, struktur

pesan, format pesan berpengruh signifikan terhadap sikap.

Jawaliyah (2008) Analisis pengaruh iklan pasta gigi close up melalui

televisi terhadap sikap konsumen (Studi pada mahasiswa jurusan

manajemen fakultas ekonomi universitas muhammadiyah malang) alat

anailisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dari hasil uji

disketahui variabel pesan iklan (isi pesan, format pesan, struktur pesan)

berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen.

B. Landasan Teori 1. Iklan

Menurut Kotler (2009) periklanan adalah semua bentuk terbayar

atas presentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh

sponsor yang jelas. Iklan bisa menjadi cara yang efektif dari segi biaya

atau biaya untuk mendistribusikan pesan, baik dengan tujuan

(25)

5   

Iklan adalah seni menyampaikan apa yang ditawarkan atau dijual

untuk mendapatkan perhatian dan menempatkan produk secara unik

kedalam alat bantu (Nisenholtz, 2005) dalam (Saputri, 2009).

2. Tujuan Periklanan

Menurut Kotler (2000; 658) Tujuan periklanan dapat digolongkan

bedasarkan sasaran nya yaitu apakah untuk menginformasikan,

membujuk atau mengingatkan.

Periklanan informatif sering digunakan ketika memperkenalkan

produk baru, diadakan secara besar – besaran pada tahap awal suatu

jenis produk, tujuannya adalah untuk membentuk permintaan pertama.

Contoh; Perusahaan yogurt pada awalnya harus menginformasikan

kepada konsumen manfaat gizi dan kegunaan lainnya. Periklanan

Persuasif penting untuk dilakukan dalam tahap persaingan, tujuannya

adalah membentuk permintaan selektif atas suatu merek tertentu.

Iklan pengingat sangat penting untuk produk mapan. Periklann ini

membantu memelihara hubungan pelanggan dan membuat konsumen

terus memikirkan produk. Bentuk tujuan iklan pengingat adalah

meyakinkan pembeli yang sudah ada bahwa mereka telah melakukan

pilihan yang benar.

3. Merancang Pesan Iklan

Memformulasikan pesan memerlukan pemecahan; apa yang akan

(26)

6   

(struktur pesan), bagaimana mengatakan secara simbolis (format pesan)

(Kotler dan Armstrong, 2006).

a. Isi Pesan

Pemasar harus menemukan daya tarik atau tema yang akan

dihasikan respons yang di inginkan. Ada tiga tipe tema atau daya

tarik: rasional, emosional, dan moral. Tema rasional berhubungan

dengan minat pribadi pemirsa. Hal tersebut menperlihatkan bahwa

produk akan menghasilkan manfaat yang di inginkan. Contohnya

adalah pesan yang memperlihatkan kualitas produk, ekonomi, nilai

atau kinerja.

Tema rasional berusaha membangkitkan emosi negatif dan

positif yang dapat memotivasi pembelian. Pemasar dapat

menggunakan tema emosional positif seprti cinta, kebanggaan

kegembiraan, dan humor. Tema moral melatih kepekaan pemirsa

tentang apa yang “benar” dan “layak”. Tema moral sering

digunakan untuk mendorong masyarakat agar memperbaiki

masalah sosial seperti lingkungan yang lebih bersih, hubungan ras

lebih baik, hak yang sama untuk wanita, dan bantuan untuk orang

cacat.

b. Stuktur Pesan

Struktur pesan adalah suatu pola susunan pesan yang pada

prinsipnya merupakan rangkaian prolog, contain, epilog (Sari,

(27)

7   

masalah struktur pesan. Yang pertama pemasar akan menarik

kesimpulan atau menyerahkan kepada pemirsa. Masalah struktur

pesan yang kedua adalah apakah pemasar akan menghadirkan

argument terkuat terlebih dahulu menarik perhatian besar tetapi

dapat menyebabkan akhir anti klimaks. Masalah struktur pesan

yang ketiga adalah apakah pemasar akan menghadirkan argumen

satu sisi (hanya menyebutkan kekuatan suatu produk) atau argumen

dua sisi (memuji kekuatan produk sambil mengakui

kelemahannya).

c. Format Pesan

Personel komunikasi pemasaran juga memerlukan format

kuat untuk pesan. jika pesan disiarkan melalui televisi pesan harus

memutuskan judul tema, teks, ilustrasi, warna, gambar dan kalimat

menarik, bentuk dan gerakan, kata – kata, bunyi, suara, serata

bahasa tubuh harus dirancang.

4. Frekuensi penyaangan Iklan

Iklan yang semakin luas cakupan medianya dan semakin tinggi

frekuensi tayangnya memungkinkan penonton semakin sering

menerima informasi iklan dan merasakan impresi iklan tersebut

(Indriarto, 2006). Teori advertising media menyebutkan, iklan akan

memberikan hasil efektif apabila disampaikan pada tingkat frekuensi

efektif, kemudian menerpa audiens dalam jumlah efektif, serta

(28)

8   

Suatu iklan baru akan efektif jika dilihat rata-rata tiga kali. Jika hanya

satu atau dua kali dianggap belum memberi dampak signifikan karena

tingkat perhatian audiens masih rendah atau belum terbentuk.

5. Sikap Konsumen

Definisi awal sikap dikemukakan Thurstone (dalam Setiadi, 2010)

sikap sebagai salah satu konsep yang cukup sederhana, yaitu jumlah

pengaruh yang dimiliki seseorang atas atau menentang suatu objek.

Kemudian Allport (dalam Setiadi, 2010) mengajukan definisi

lebih luas; Sikap adalah suatu mental dan saraf sehubungan dengan

kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan

memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap

perilaku.

Setiadi (2010) mendefinisikan dari apa yang dikemukakan oleh

Allport tersebut mengandung makna bahwa sikap adalah mempelajari

kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik

disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten.

Triandis (dalam Setiadi, 2010) dan ahli lainnya mengombinasikan

tiga jenis tanggapan (pikiran, perasaan, dan tindakan) kedalam tiga

unsur dari sikap. Dalam skema ini sikap dipandang mengandung tiga

kmponen yang terkait, yaitu kognisi (pengetahuan tentang objek), afeksi

(evaluasi positif dan negatif terhadap suatu objek), dan cognation

(29)

9   

Sebagian periset setuju bahwa konsep sederhana dari sikap yang

diajukan oleh Thurstone dan Fishbein (dalam Setiadi, 2010) ialah yang

paling bermanfaat. Artinya sikap mewakili perasaan senang atau tidak

senang konsumen terhadap objek yang dipertanyakan. Sikap sebagai

tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang

berhubungan dengan objek psikologi (simbol, kata-kata, slogan, orang,

lembaga, ide, dan sebagainya)

6. Sikap Dan Keterlibatan Konsumen

Keterlibatan yang tinggi dari konsumen atas pembeliannya akan

lebih tinggi hubungan antara kepercayaan, sikap, dan perilaku.

Penelitian yang dilakukan oleh Beatty dan Kahle (1988) bahwa peran

sikap menurun untuk konsumen yang kurang terlibat. Sikap

mempengaruhi perilaku untuk individu yang terlibat, tetapi sikap tidak

memainkan peran yang signifikan dalam mempengaruhi perilaku bagi

konsumen yang kurang terlibat.

7. Fungsi-Fungsi Sikap

Daniel Kazt (dalam Setiadi, 2010) mengusulkan empat

klasifikasi sikap, yaitu :

a. Fungsi Utilitarian

Konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap

produk atas dasar apakah produk itu memberikan kesenangan atau

(30)

10   

kepala paramex mampu menghilangkan rasa sakit dengan cepat,

maka konsumen akan mengembangkan sikap positif terhadap

obat sakit kepala dan sebaliknya. Oleh karena itu, iklan untuk obat sakit kepala Paramex harus berisi manfaat (utility) yang bisa

diperoleh oleh konsumen.

b. Fungsi Ekspresi Nilai

Sikap yang dikembangkan oleh konsumen terhadap suatu

merek produk bukan didasarkan atas manfaat prdouk itu, tetapi

lebih didasarkan atas kemampuan merek produk itu

mengekspresikan nila-nilai yang ada pada dirinya (self-concept)

.Ketika konsumen membeli suatu merek produk, manfaat inti dari

produk itu tidak lagi menjadi perhatiannya tetapi pusat

perhatiannya adalah apakah merek produk itu mampu membantu

dirinya mengapresiasikan nilai-nillai yang diinginkannya

c. Fungsi Mempertahankan Ego

Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung

untuk melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan

internal, sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.

Contoh misalnya produk kosmetik dalam iklannya

menakuti-nakuti dengan rasa bau pada ketiak atau bau badan. Dengan

menakuti konsumen dengan hal itu diharapkan konsumen merasa

tidak percaya diri jika tidak memakai parfum penghilang bau

(31)

11   

d. Fungsi Pengetahuan

Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi

yang begitu banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya.

Fungsi pengetahuan juga bisa membantu mengurangi

ketidakpastian dan kebingungan. Fungsi yang diperankan akan

mempengaruhi evaluasi secara keseluruhan atas suatu obyek.

Merek produk yang membantu mengekspresikan dirinya akan

dipilih untuk dibeli, dan tentu saja dia akan bersikap positif.

Sebaliknya jika merek produk itu tidak mampu mengekspresikan

nila-nilai dirinya, maka konsumen tidak akan membeli produk itu,

dan dia akan bersikap negatif terhadap merek produk itu.

8. Kondisi Untuk Mengubah Sikap

Sutisna (2002), Penting dilakukan pada saat-saat tertentu ketika

pemasar memang harus melakukan perubahan sikap konsumen.

Sejumlah kondisi yang perlu diperhatikan sehubungan dengan usaha

mengubah sikap sebagai berikut.

a. Kepercayaan lebih mudah diubah dari pada mengubah manfaat

yang diinginkan. Kepercayaan terhadap merek lebih mudah

diubah dengan melakukan kampanye iklan. Konsumen yang pada

awalnya mempunyai kepercayaan rendah atas merek suatu

produk, tetapi dengan kampanye iklan yang gencar, kepercayaan

(32)

12   

diinginkan sifatnya lebih tahan lama, lebih melekat dan telah

terinalisasi dari pada kepercayaan karena manfaat yang

diinginkan lebih berkaitan dengan nilai-nilai konsumen.

b. Kepercayaan terhadap merek lebih mudah diubah daripada sikap

merek. Kognisi (kepercayaan) lebih mudah untuk diubah dari

pada sikap (afeksi).

c. Sikap lebih mudah untuk diubah keika produk adalah low

involvement. Tetapi produk yang dikategorikan low involvement,

sikap konsumen biasanya lebih mudah untuk diubah sebab

konsumen tidak mempunyai komitmen yang kuat terhadap merek

produk yang low involvement.

d. Sikap yang lemah lebih mudah untuk berubah dari pada sikap yang

kuat. Jika sikap terhadap merek suatu produk tidak kuat, pemasar

akan lebih mudah mengubah sikap konsumen dengan iklan yang

baik. Iklan yang ditampilkan bisa berupa asosiasi yang lebih tepat

dengan suatu objek tertentu, dibandingkan asosiasi yang dilakukan

oleh merek yang sudah ada.

9. Pembentukan Sikap

Sikap kerap terbentuk sebagai hasil dari kontak langsung dengan

objek dan sikap. Namun kenali bahwa sikap dapat dibentuk bahkan

tanpa adanya pengalaman aktual dengan suatu objek. Sikap terhadap

(33)

13   

bersangkutan terbatas pada apa yang mereka lihat pada iklan (Engel, et

.al, 1994, p.341).

Informasi dari media massa tidak boleh dianggap remeh.

Perusahaan menggunakan berbagai macam media massa secara efektif

untuk mempengaruhi sikap audiens yang merupakan konsumen atau

calon konsumen. Sikap dapat dibentuk dari jenis media massa yang

digunakan untuk mengkomunikasi tentang produk (Prasetijo, 2005)

Pembentukan dan perubahan sikap dilandaskan pada pandangan

bahwa konsumen membentuk sikap terdahulu baru diikuti tindakan atau

perilaku:

Strategi mengubah komponen-komponen dari model multi atribut

(Prasetijo, 2005). Caranya:

a. engubah relative evaluation of atribut. Bila konsumen meyakini

bahwa suatu atribut yang paling penting dari suatu produk,

misalnya pasta gigi pepsodent membuat gigi lebih putih dan

meyehatkan gigi., sedangkan ciptadent mencoba mengubah sikap

konsumennya dengan meyakinkan mereka bahwa ciptadent juga

membuat gigi sehat, putih bersih lebih kuat terjaga.

b. Menguba M

h brand belief. Bila konsumen meyakini bahwa

produk-produk unilever adalah produk-produk biasa-biasa saja, pemasar unilever

akan mencobah mengubah sikap konsumen dengan meyakinkan

(34)

14   

kata-kata hiperbola seperti lebih, paling, dan ekstra banyak

digunakan untuk mengubah brand belief.

c. bah dan menggabungkan suatu atribut. Hal tersebut

tampak pada sabun nuvo pada suatu iklannya menampilkan empat

atribut (plus, plus, plus, plus) yang digabungkan dengan

moisturizer, harum, irgasan, dan TTCnya bersifat anti bakteri,

kegunaan istimewa semacam itu siapa yang tidak tertarik dan

mengubah sikap? Menam

Menam

yakinan terhadap competitors brand yang biasa

d

10.

bahwa sikap terbentuk berdasarkan

pema

bagi pemasaran dalam

banya

d. bah overall brand rating. Jingle dari iklan sampurna

mengatakan “Other Can Only Follow” yang mempunyai makna

bahwa produk sampurna yang pertama dan yang terbaik.

e. Mengubah ke

ilakukan melalui comperarive advertaising” kalau bisa nomer 1

mengapa 1234.

Hubungan Iklan Dengan Sikap

Berger dan Andrew (1989)

paran iklan berulang adalah sama seperti yang dibentuk atas dasar

pengalaman secara langsung terhadap produk atau merek. Karena

merek sudah tersimpan dalam memori.

Engel, et.al (1994, p.337) Sikap berguna

k cara. Sikap kerap digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan

pemasaran. Pertimbangkan sebuah kampanye iklan yang dirancang

(35)

15   

Bila iklan gagal memberikan efek yang diharapkan pada sikap, maka

barang kali perlu untuk merefisi kampanye iklan tersebut

Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang menyongkong

terhad

Mowen (1995, p.332) dalam Firdausi (2003) yang menjelaskan

bahw

embantu konsumen

meng sik

ap suatu produk mungkin sering bergantung pada sikap

konsumen terhadap iklan itu sendiri. Iklan yang disukai atau dievaluasi

secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap positif terhadap

produk. Iklan yang tidak disukai mungkin menurunkan evaluasi produk

oleh konsumen (Miniard, 1995).

a tanggapan terhadap model iklan dapat ditunjukkan konsumen

dengan sikap suka atau tidak suka terhadap rangsangan iklan yang

ditayangkan. Iklan favorit biasanya dapat mempengaruhi konsumen

untuk segera mencoba produk yang diiklankan.

Engel, et.al (1994) Sikap m

organisa an informasi yang begitu banyak yang setiap hari

dipaparkan pada dirinya. Fungsi yang diperankan akan mempengaruhi

evaluasi secara keseluruhan atas suatu obyek. jika merek produk itu

tidak mampu mengekspresikan nila-nilai dirinya, maka konsumen tidak

akan membeli produk itu, dan dia akan bersikap negatif terhadap merek

itu. Oleh karena itu, usaha-usaha itu untuk mempengaruhi konsumen

(36)

16   

Frank Jefkins (1997, p.71) dalam Firdausi (2003) mengatakan

bahwa pada dasarnya tujuan periklanan adalah mengubah atau

mempengaruhi sikap-sikap khalayak, dalam hal ini adalah tantunya

sikap konsumen. Tujuan periklanan komersil adalah membujuk

khalayak untuk produk A, bukan produk B. Atau mempromosikan

kelanjutan perilaku membeli produk A untuk seterusnya.

Sikap kerap terbentuk sebagai hasil dari kontak langsung dengan

objek dan sikap. Namun kenali bahwa sikap dapat dibentuk bahkan

tanpa adanya pengalaman aktual dengan suatu objek. Sikap terhadap

produk mungkin dibentuk bahkan bila pengalaman konsumen dengan

produk bersangkutan terbatas pada apa yang mereka lihat pada iklan

(Engel, et .al, 1994, p.341).

(Petter dan Olson p181) Iklan ditujukan untuk mepengaruhi afeksi

dan kognisi konsumen evaluasi, perasaan, pengetahuan, makna,

kepercayaan, sikap, citra yang berkaitan dengan produk dan merek.

Walaupun pertama-tama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi,

tujuannya yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku

(37)

17   

11. Kerangka Pemikiran

Bedasarkan dari hasil penalitian terdahulu dan landasan teori

tentang tema yang diangkat yaitu pengaruh iklan terhadap perilaku

[image:37.595.144.478.221.440.2]

konsumen, maka dibuat kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1.1

(X1) Isi Pesan

(X2) Struktur Pesan

(Y) sikap terhadap iklan (X3) Format Pesan

(X4) Frekuensi Penayangan

Sumber; Data yang diolah untuk penelitian ini

12. Hipotesis;

H1: Isi pesan berpengaruh signifikan terhadap sikap pemirsa

H2: Struktur pesan berpengaruh signifikan terhadap sikap pemirsa

H3: Format pesan berpengaruh signifikan terhadap sikap pemirsa

H4: Frekuensi penayangan berpengaruh signifikan terhadap sikap

pemirsa.

Gambar

Gambar 1.1 (X1) Isi Pesan

Referensi

Dokumen terkait

Perempuan sebagai manantu dalam keluarga idealnya menjadi keluarga suaminya sebagai keluarga kedua dan memperlakukan kedua keluarganya dengan sama baiknya karena

indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. b) Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi

Guru harus memiliki pemahaman akan sifat, ciri anak didik dan perkembangannya, mengerti beberapa konsep pendidikan yang berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa

Sehingga penulis memandang perlu adanya kajian yang mendalam tentang peran MGMP PAI dalam mengembangkan kompetensi pedagogik dan Profesional Guru Mata Pelajaran

Gambar 4.1 Hubungan antara Tegangan Jepit Transformator dengan Kecuraman Muka Gelombang untuk Jarak 4 meter

Melalui proses yang panjang, bertahap dan berjenjang dalam satu sisrtem yang disebut ta’dib sebagai pola pembinaan dan kaderisasi yang berusaha melahirkan

Pendataan siswa yang kurang berprestasi di bidang akademik untuk.. mendapatkan bimbingan dari

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur Bengkulu. Pasal