BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan media informasi dan teknologi pada era modern ini
tentu memiliki dampak yang sangat baik bagi kehidupan kita. Dengan adanya
sarana-sarana yang ditunjang oleh teknologi canggih, sehingga dapat
memudahkan kita dalam belajar, berkerja dan melakukan berbagai aktifitas
lainnya. Namun, jika kita salah dalam memanfaatkan fasilitas modern yang
kita miliki, maka justru akan berdampak negatif.
Salah satu contoh dampak negatif ketika kita salah dalam
memanfaatkan fasilitas modern saat ini adalah kecelakaan maut yang
melibatkan anak. Kecelakaan yang menimpa salah seorang anak musikus
Ahmad Dhani, Abdul Qodir Jaelani (Dul/AQJ), yang mengalami tabrakan di
Tol Jagorawi sungguh mengagetkan kita semua. AQJ yang mengemudikan
sedan Mitsubishi Lancer ternyata masih berusia 13 tahun. Selain itu,
kecelakaan tersebut telah menyebabkan 7 orang tewas dan 9 luka-luka.1
1
AQJ ketika diwawancarai mengaku bahwasanya pada saat sebelum
terjadi kecelakaan, ia menjemput Maharani di Pondok Indah Mall, Noval di
Ragunan, dan teman dekatnya AQJ, Fadjrina di Pondok Labu. Di Pondok
Labu sampai jam 17.30 WIB. Setelah menjemput, keempat temannya ia
menuju ke Grand Indonesia untuk makan malam sampai sekitar 21.30 WIB.
Kemudian setelah makan, mereka pulang, akan kembali. Saudari Maharani
Diva dijemput keluarganya, Fajrina Khairiza ini menunggu taksi, namun
setelah 30 menit tunggu taksi, akhirnya diantar AQJ ke rumah ibunya di
Cibubur. Pukul 24.00 WIB AQJ mengakui sampai di Cibubur dan langsung
izin pulang, mengarah ke Pondok Indah. Sewaktu bayar tol (dalam perjalanan
pulang), AQJ sudah merasa lelah, blank, atau kosong. Tapi dia tidak bicara
(mengakui) dengan Noval. Detik-detik kecelakaan terjadi setelah masuk pintu
Tol KM 4 Cibubur arah Jakarta. Pada saat itu, AQJ yang mengendarai dalam
kondisi blank diperingatkan Noval bahwa ada kendaraan di depannya. AQJ
pun banting setir ke kanan. "Dia tidak mengatakan tertidur atau mengantuk,
hanya pas mulai masuk pintu tol bayar, uang kembaliannya tidak diambil
kembalian.2
Berdasarkan keterangan AQJ di atas, bahwasannya sebelum AQJ
mengendarai mobilnya, AQJ sempat meminta ijin terlebih dahulu kepada
ayahnya melalui telepon, namun belum ada jawaban dari ayahnya. Kemudian
AQJ dengan inisiatif dirinya asendiri langsung mengambil kunci mobil di
kotak penyimpanan kunci mobil secara sembunyi-sembunyi. Padahal, saat itu
AQJ belum memiliki SIM.
Anak yang belum mengantongi Surat Ijin Mengemudi (SIM) ketika
mengendarai mobil di jalan raya tentu melanggar hukum. Hal ini dikarenakan
akan membahayakan nyawanya sendiri dan orang lain. Orang tua sebagai
pendidik seharusnya dapat memberikan pengawasan kepada anak-anaknya
terutama yang beranjak dewasa, agar dapat mengontrol segala perbuatannya,
sehingga kejadian yang semacam ini dapat diminimalisir.
Adapun di Indonesia, pertanggung-jawaban dan proses hukum yang
berlangsung dalam kasus pelanggaran hukum oleh anak memang berbeda
dengan kasus pelanggaran hukum oleh orang dewasa, karena dasar pemikiran
pemberian hukuman oleh negara adalah bahwa setiap warga negaranya adalah
mahkluk yang bertanggung jawab dan mampu mempertanggung-jawabkan
segala perbuatannya. Sementara anak diakui sebagai individu yang belum
dapat secara penuh bertanggung jawab atas perbuatannya. Oleh sebab itulah
dalam proses hukum dan pemberian hukuman, (sebagai sesuatu yang pada
akhirnya hampir tidak dapat dihindarkan dalam kasus pelanggaran hukum),
anak harus mendapat perlakuan khusus yang membedakannya dari orang
Penyelenggaraan proses hukum dan peradilan bagi pelanggaran
hukum oleh anak sudah bukan lagi hal baru. Tetapi karena sampai saat ini
belum ada perangkat peraturan yang mengatur mengenai penyelenggaraan
peradilan anak secara menyeluruh, mulai dari penangkapan, penahanan,
penyidikan, dan pemeriksaan di persidangan, sampai dengan sanksi yang
diberikan serta eksekusinya, maka sampai saat ini pelaksanaannya masih
banyak merujuk pada beberapa aturan khusus mengenai kasus pelanggaran
hukum oleh anak dalam KUHP dan KUHAP, serta pada Undang-Undang
No.3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
Selain itu, pelaksanaan proses peradilan bagi anak juga harus mengacu
pada Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi ke dalam Keputusan Presiden
No. 36 Tahun 1990 (Konvensi Hak Anak), dimana sedikit banyak telah
diakomodir dalam Undang Undang Pengadilan Anak.
Sampai saat ini, di Indonesia belum ada tempat bagi suatu peradilan
anak yang berdiri sendiri sebagai peradilan yang khusus. Perkara anak masih
dibawah ruang lingkup Peradilan Umum. Secara intern, lingkungan Peradilan
Umum dapat ditunjuk hakim yang khusus mengadili perkara-perkara anak.
Peradilan Anak melibatkan anak dalam proses hukum sebagai subjek tindak
pidana dengan tidak mengabaikan hari depan anak tersebut, dan menegakkan
tertib untuk memperoleh keadilan. Perlakuan yang harus diterapkan oleh
aparat penegak hukum, yang pada kenyataannya secara biologis, psikologis
dan sosiologis, kondisi fisik, mental dan emosi anak menempatkannya pada
kedudukan khusus.3
Khusus mengenai sanksi terhadap anak dalam Undang Undang
Pengadilan Anak ditentukan berdasarkan perbedaan umur anak, yaitu bagi
anak yang masih berumur 8 (delapan) sampai 12 (dua belas) tahun hanya
dapat dikenakan tindakan, seperti dikembalikan kepada orang tuanya,
ditempatkan pada organisasi sosial, atau diserahkan kepada Negara,
sedangkan terhadap anak yang telah mencapai umur di atas 12 (dua belas)
sampai 18 (delapan belas) tahun dijatuhkan pidana. Dalam kasus AQJ, karena
anak tersebut berumur 13 (tiga belas) tahun, maka sanksi yang dijatuhkan
dapat saja berupa pidana.
Namun pada hakekatnya, segala bentuk penanganan terhadap anak
yang melanggar hukum harus dilakukan dengan memprioritaskan kepentingan
terbaik untuk si anak. Oleh karena itu, keputusan yang diambil Hakim
(apabila kasus diteruskan sampai persidangan) harus adil dan proporsional,
serta tidak semata-mata dilakukan atas pertimbangan hukum, tapi juga
mempertimbangkan berbagai faktor lain, seperti kondisi lingkungan sekitar,
3
status sosial anak, dan keadaan keluarga. Hal-hal ini dijamin serta diatur
dalam UU Pengadilan Anak.
Dalam proses perkembangan tidak jarang timbul peristiwa-peristiwa
yang menyebabkan anak dalam keadaan terlantar maupun terjadinya
perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh anak berupa ancaman atau
pelanggaran ketertiban umum dalam masyarakat, bahkan ada kecenderungan
adanya penyalahgunaan anak bagi kepentingan-kepentingan tertentu yang
justru dilakukan oleh para orang tua atau pembinanya.4
Kesalahan orang tua dalam mendidik anak dengan memberikan
fasilitas yang berlebihan tanpa adanya pengawasan yang intensif dari kedua
orang tuannya menjadi salah satu penyebab banyaknya pelanggaran pidana
yang dilakukan oleh anak.
Sedangkan dalam hukum Islam, setiap orang yang melanggar hukum,
pada dasarnya akan mendapatkan balasan yang setimpal sesuai dengan tingkat
pelanggarannya.
Allah berfirman :
Artinya :„‟Katakanlah : Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seseorang berbuat dosa melainkan kemudhorotannya kembali pada dirinya sendiri. Dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan‟‟.5
Ayat di atas menerangkan bahwasanya setiap orang yang melanggar
hukum (hukum Allah / hukum Islam) akan menanggung sendiri akibatnya dan
dosa atau hukumannya tersebut tidak dapat ditimpakan kepada orang lain.
Namun, ayat yang bersifat umum ini dikhususkan dengan hadits Nabi
Muhammad SAW.
ا ثدح يرصبلا يعطقلا ىح نب دمح ا ثدح
رمع نب رشب
ا ثدح
مام
نع
ةداتق
نع
يرصبلا نسحا
نع
تسي ىح مئا لا نع ةثاث نع ملقلا عفر لاق ملسو يلع ه ىلص ه لوسر نأ يلع
يصلا نعو ظقي
لقعي ىح وتعما نعو بشي ىح
6Artinya : ...‘’Dari Ali ra bahwasanya Rasulullah SAW Bersabda :
„’Diangkat pena (tidak diwajibkan) dari tiga (golongan): Dari orang tidur
5
QS. al- An’am[6] : 164
sampai dia bangun, dari anak kecil sampai dia baligh dan dari orang gila sampai dia berakal’’. (HR. At-Turmudzi)
Hadits di atas menerangkan bahwasanya setiap orang yang melanggar
hukum akan mendapatkan balasannya kecuali tiga golongan yaitu orang yang
tidur hingga ia bangun, anak kecil (belum baligh) hingga ia dewasa dan orang
gila hingga ia berakal.
Sampai saat ini, berdasarkan berita yang beredar melalui media cetak,
internet dan televisi, terdapat berbagai macam perbedaan pendapat mengenai
bentuk pertanggung-jawaban tindak pidana anak yang menimpa AQJ. Ada
yang berpendapat bahwa AQJ sudah pantas dipidana, dan ada yang
berpendapat bahwa orang tuanya-lah yang harus dipidana. Hal inilah yang
menginspirasi penulis untuk meneliti lebih jauh mengenai „‟Bentuk
Pertanggungjawaban Tindak Pidana Anak Ditinjau Menurut Hukum Pidana
Positif dan Hukum Pidana Islam’’.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang akan dibahas pada penulisan skripsi
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban tindak pidana yang
dilakukan oleh anak ditinjau menurut hukum positif dan hukum
2. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban orang tua terhadap tindak
pidana yang dilakukan oleh anak ditinjau menurut positif dan
hukum Islam?
C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bentuk pertanggungjawaban tindak pidana yang
dilakukan oleh anak ditinjau menurut hukum pidana positif dan
hukum pidana Islam.
2. Untuk mengetahui bentuk pertanggungjawaban orang tua terhadap
tindak pidana yang dilakukan oleh anak ditinjau menurut hukum
pidana positif dan hukum pidana Islam.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kepada peneliti
dalam memperkaya ilmu pengetahuan, terutama di bidang hukum
berhubungan dengan bentuk pertanggungjawaban tindak pidana
anak.
2. Sebagai sumbangan pemikiran khususnya mahasiswa sebagai
acuan penelitian ilmiah selanjutnya baik hukum pidana Islam
maupun hukum pidana positif Indonesia.
3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengambil kebijakan dalam
mewujudkan peraturan yang bisa mencapai kebutuhan masyarakat
sesuai situasi dan kondisi.
E. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif analisis yaitu dengan cara menganalisis, menggambarkan dan
mendeskripsikan permasalahan secara dalam mengenai bentuk
pertanggung-jawaban tindak pidana anak ditinjau menurut hukum positif
dan hukum Islam.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum normatif yaitu
segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan dan
sedang diteliti, oleh karena itu sumber penelitian diperoleh dari
kitab-kitab atau buku-buku secara langsung maupun referensi lain yang
berkaitan dengan pokok bahasan. Dalam hal ini menggunakan
pendekatan yuridis normatif.
3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Dalam usaha pengumpulan data-data yang relevan dengan judul
ini kami menggunakan metode sebagai berikut :
a. Library Research, yaitu penulis melakukan pengumpulan data
dengan jalan membaca dan menelusuri literatur – literature yang
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
b. Dokumentasi yakni penulis melihat serta mengumpulkan data atau
dokumen yang ada.
4. Sumber Bahan Hukum
Karena penelitian ini termasuk kategori penelitian kepustakaan,
maka dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan sumber dan
literatur data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis, seperti buku,
majalah, e-learning dan sebagainya. Adapun sumber bahan hukum
a) Sumber Bahan Hukum Primer berupa :
1) Al-Qur`an,
2) al-Hadits,
3) Undang-undang no. 01 tahun 1974 tentang Perkawinan ,
4) Kompilasi Hukum Islam,
5) Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak;
6) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
7) Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sitem Peradilan Pidana Anak
8) Konvensi Hak Anak
9) Kitab Undang-undang Hukum Pidana,
10) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana,
11) Kitab-kitab Fiqh kontemporer,
12) Kitab-kitab Fiqh klasik.
b) Sumber Bahan Hukum Sekunder :
Yaitu sumber-sumber data untuk melengkapi sumber
data primer yang terdiri dari buku-buku, artikel, dan
makalah-makalah, jurnal, majalah, koran, dan lain sebagainya yang
c) Sumber Bahan Hukum Tersier :
Yaitu sumber penelitian tambahan yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan penelitian primer
dan sekunder yang dapat berupa kamus, ensiklopedia, dan
lain-lain.
5. Teknik Analisa Bahan Hukum
Analisis bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif pada dasarnya berarti
penyorotan terhadap masalah serta usaha pemecahannya yang bertujuan
untuk mengerti atau memahami gejala yang diteliti.7
Penulis dalam
penelitian ini akan menerangkan dan menjelaskan gejala-gejala dari
suatu permasalahan secara umum dan kemudian mengkajinya yang
selanjutnya diuraikan dalam bentuk kalimat-kalimat sehingga menjadi
suatu kesimpulan yang bersifat khusus (deduktif).
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini maka penulis menyusun
sistematika penulisan skripsi ini dengan membagi menjadi 4 bab :
7
BAB I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, metode
analisa dan sistematika penulisan.
BAB II merupakan kajian pustaka yaitu sebuah landasan teori yang
berkaitan tentang konsep bentuk pertanggungjawaban pidana yang meliputi
pengertian pertanggungjawaban pidana, filosofi tanggung jawab, istilah dan
teori pertanggungjawaban, sifat melawan hukum dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan bentuk pertanggungjawaban pidana baik dalam hukum
pidana positif maupun hukum pidana Islam.
BAB III merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berkenaan
dengan hal-hal yang berkenaan dengan bentuk pertanggung jawaban tindak
pidana anak. Baik tanggung jawab anak itu sendiri maupun orang tuanya
ditinjau menurut hukum pidana positif maupun hukum pidana Islam.
Sebagaimana telah dirumuskan dalam rumusan masalah sebelumnya.
BAB IV merupakan kesimpulan yang berisikan hasil dari penelitian
yang telah dilaksanakan dan saran yang berisi saran praktis dan saran untuk
penelitian lanjutan dengan mempertimbangkan hasil penelitian yang
i
BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN
TINDAK PIDANA ANAK DITINJAU MENURUT
HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM
Disusun dan Diajukan untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan SH dan S.Sy dalam Bidang Ilmu Hukum dan Syari’ah
Oleh :
Imam Syafi’i
09120029 / 09400305SYARI’AH TWINNING PROGRAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM & FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
SKRIPSI
BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA ANAK
DITINJAU MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF
DAN HUKUM PIDANA ISLAM
Telah disetujui oleh Pembimbing untuk dilakukan Ujian Penulisan Hukum
Pada Tanggal : 14 Juni 2014
DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Haris Thofly, SH, M.Hum Idaul Hasanah, M.HI
Mengetahui,
Dekan FH UMM Dekan FAI UMM
iii LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA ANAK DITINJAU MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF
DAN HUKUM PIDANA ISLAM Disusun dan diajukan oleh
IMAM SYAFI’I
NIM.09120029/09400305
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Agama Islam & Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Malang
Dan diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar S1
Pada tanggal : 26 Juni 2014
Dewan Penguji : Tanda Tangan
Penguji I : Haris Thofly, SH., M.Hum ( )
Penguji II : Idaul Hasanah, M.HI ( )
Penguji III : Mokh. Najih. SH., M.Hum ( )
Penguji IV : Azhar Muttaqin, M.Ag ( )
Mengetahui,
Dekan FH UMM Dekan FAI UMM
PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Imam Syafi‟i
Tempat, tanggal lahir : Barong Tongkok, 04 Juni 1990
Nomor Induk Mahasiswa : 09120029/09400305
Fakultas : Agama Islam & Hukum
Jurusan : Syari‟ah Twinning Program
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA ANAK DITINJAU MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF
DAN HUKUM PIDANA ISLAM
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Malang, 26 Juni 2014
Yang Menyatakan :
v Motto:
ن يملاعْلا ِ بر هَلل ي تاممو يا يْحمو يكس
نو ي تالص َ ن إ ْل ق
Say, “Indeed, my prayer, my rites of sacrifice, my living and my dying are for
Allah , Lord of the worlds”.
Katakanlah: “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”
(Q.S. al-An‟am : 162)
“Life is like a wheel,
sometimes you will be on the top, sometimes you will be at the bottom.
It is not important when we become on the top or at the bottom.
But the most important is thanks when success and patient when fail.”
“Hidup ini seperti roda, kadang Anda akan berada di atas, kadang-kadang Anda akan berada di bagian bawah. Tidak penting ketika kita menjadi di atas atau di bagian bawah. Tapi yang paling penting adalah syukur ketika sukses
HALAMAN PERSEMBAHAN
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah berpartisipasi dan
membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu, iringan doa dan
ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya penulis sampaikan, utamanya kepada:
1. Berkat rahmat Allah SWT yang telah melancarkan dan memudahkan
penyelesaian skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Agama Islam UMM, Bapak Drs. Faridi, M.Si dan Dekan
Fakultas Hukum UMM, Bapak Dr. Sulardi, S.H, M.Si.
3. Bapak Haris Thofly, SH, M.Hum selaku pembimbing I dan Ibu Idaul
Hasanah, M.HI, selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu,
pikiran dan tenaganya untuk membimbing penulis dalam menyelasikan
Tugas Akhir Penulisan Hukum ini, serta terima kasih atas ilmu yang telah
diberikan selama berkuliah di Fakultas Agama Islam dan Fakultas Hukum.
4. Dosen-dosen pengajar di Fakultas Agama Islam dan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Malang, khususnya kepada Bapak Drs.
Fathor Rohim, M.Ag selaku dosen wali, yang telah memberikan bekal
ilmu kepada Penulis, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu
memberikan rahmat dan memberkahi Bapak dan Ibu sekalian atas
pengabdian yang dilakukan dan semoga ilmu yang diberikan selalu
bermanfaat bagi Penulis dan menjadi lentera dalam menjalani kehidupan.
5. Keluarga Besar yang berada di Kota Sendawar (Kutai-Barat): Ayah dan
Almh. Ibundaku yang tak pernah lelah memberikan doa, dukungan, kasih
vii 6. Saudara dan Saudariku : Misbachul Munir, Muslimatin, Binti Roisyah,
Fathul Huda dan Nur Kholifah yang memberikan dukungan yang selalu
memberikan dukungan semangat dalam menuntut ilmu.
7. Segenap keluarga-keluargaku yang ada di Kediri dan Banyuwangi, sebagai
tempatku berkunjung ketika liburan.
8. Teman-temanku dari Ma‟had Al-Ittihad Al-Islami Camplong angkatan
2009, Real Moslem dan Askarul Islam, yang banyak memberikan kesan
berharga sampai saat ini.
9. Teman-temanku Abdi, Risky, Ozal, Faqih, Nuzhan, Bambang, Galih,
Nanang, Fajri, Ribat, Odah, Indah dan banyak lagi yang lain yang tak
tersebut, mereka adalah orang-orang yang selalu memberikan motivasi
untuk menyelesaikan skripsi ini.
10.Teman-teman seperjuanganku di PPUT dan Jurusan Syari‟ah 2009,
khususnya kepada teman-teman seperjuangan “Twinning Program”.
Semoga kalian semua menjadi orang yang sukses yang bisa memajukan
bangsa kita..
11.Staf-staf TU dan jurusan yang selalu ada dalam bertanya keberadaan dosen
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS...
MOTTO ……….
HALAMAN PERSEMBAHAN...
ABSTRAK ………....
ABSTRACT ……….. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi viii ix x xii xvi
BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah ...
B. Rumusan Masalah…...
C. Tujuan Penelitian…….………
D. Manfaat Penelitian...
E. Metode Penelitian………
1. Metode Penelitian...
2. Jenis Penelitian……….
3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ………...…...
ix 4. Sumber Bahan Hukum………..
5. Teknik Analisa Bahan Hukum………..
F. Sistematika Penulisan………..
BAB II KAJIAN PUSTAKA... A. Tinjauan Umum Bentuk Pertanggungjawaban Pidana dalam
Hukum Pidana Positif ...
1. Pengertian Pertanggungjawaban Pidana...
2. Istilah dan Teori Pertanggungjawaban Pidana...
3. Filosofi Tanggung Jawab...
4. Sifat Melawan Hukum...
5. Kesalahan dan Kemampuan Bertanggung Jawab...
B. Tinjauan Umum Pertanggungjawaban Pidana dalam Hukum
Pidana Islam...………...
1. Pengertian Pertanggungjawaban Pidana…...
2. Hapusnya Pertanggungjawaban Pidana……….…....
a. Pembelaan yang sah...
b. Pengajaran...
1) Pengajaran terhadap istri...
2) Pengajaran terhadap anak kecil...
c. Pengobatan...
d. Olah raga...
e. Hilangnya jaminan keselamatan...
f. Karena perintah jabatan...
3. Hukuman Pidana (al-Uqubat) dan Hukuman (al-Hudud)...
a. Al-Uqubat (Hukum Pidana)...
b. Hudud dan Ta‟dzirat...
c. Pencegahan Hukuman Hadd dalam Kasusu yang
Meragukan...
C. Tinjauan Umum Konsep Anak di Bawah Umur dalam Hukum
Pidana Positif ...
1. Defenisi Anak dalam Hukum Pidana...
2. Hak-Hak Anak...……….…………..
3. Batas Usia Pemidanaan Anak...
D. Tinjauan Umum Konsep Anak di Bawah Umur dalam Hukum
Pidana Islam...
1. Pengertian Anak di Bawah Umur dalam Hukum Pidana Islam.
2. Hak-Hak Anak dalam Islam...
3. Batas Usia Pemidanaan Anak dalam Hukum Pidana Islam...
BAB III PEMBAHASAN... A. Bentuk Pertanggungjawaban Tindak Pidana Anak di Bawah
Umur...
1. Menurut Hukum Pidana Positif………
2. Menurut Hukum Pidana Islam...
xi B. Bentuk Pertanggungjawaban Orang Tua Terhadap Tindak
Pidana Anak di Bawah Umur...
1. Menurut Hukum Pidana Positif...
2. Menurut Hukum Pidana Islam...
BAB IV PENUTUP... A. Kesimpulan ...
B. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA...
111
112
117
126 126
127
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Tugas Penulisan Pembimbing Skripsi
2. Berita Acara Seminar Proposal Tugas Akhir
3. Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Tugas Akhir
4. Kartu Bukti Peserta Seminar Proposal
5. Jadwal Menghadiri Seminar Proposal Skripsi
6. Lembar Pengesahan Proposal Skripsi
7. Berita Acara Bimbingan Skripsi
xiii DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Adi, Kusno. 2009. Kebijakan Kriminal dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika oleh Anak, Malang: UMM PRESS.
A‟la Almaududi, Abu. 1995. Tafsir Surah an-Nuur. Jakarta : Gema Insani Press. Cet-II.
Al-Husaini, Imam Taqiyyudin Abu Bakar bin Muhammad. 1993. Kifayatul Akhyar ; Kelengkapan Orang Shalih. Surabaya : Bina Iman.
Al-Farran , Ahmad bin Mustafa. 2008. Tafsir Imam Syafi’i. Jakarta : Almahira. Jilid-II.
Al-Qur’an dan Tafsirnya. 2010. Jakarta; Departemen Agama RI. Jilid-10.
Amir Syarifuddin. 2012. Garis-Garis Besar Ushul Fiqh. Jakarta : Kencana.
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi.1997. Pengantar Hukum Islam. Semarang : Pustaka Rizqi Putra.
At-Turmudzi. 1962 M / 1381 H. Al-Jami’ as-Shohih. Bab : maa jaa‟a fiiman laa yajib „alaihi al-hadd. Hadits no. 1423, Juz : 4. Beirut : Darr „imraan.
Bukhari, Imam. 1997 M/1417 H. Shohih Al-Bukhari. bab ; Ghosli ad-Daam. hadits no. 227. Riyadh : Daar al-Islam.
Dewi, Gemala. (et.al). 2006. Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Jakarta : Kencana. Cet-II
Djamali, Abdul. 2002. Hukum Islam Berdasarkan Ketentuan Kurikulum Konsorsium Ilmu Hukum. Bandung : Mandar Maju. Cet-III.
Effendi, Erdianto 2011. Hukum Pidana Indonesia- Suatu Pengantar. Bandung: Reflika Aditama.
Efendi, Satria. 2004. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer. Jakarta : Kencana. Cet-2.
Gosita, Arif. 2004. Masalah Perlindungan Anak : Kumpulan Karangan, Jakarta: Buana Ilmu Populer.
Gultom, Maidin. 2012. Perlindungan Hukum terhadap Anak dn Perempuan,
Hakim, Rahmat. 2000. Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), Bandung : CV Pustaka Setia.
Hamka. 1993. Tafsir al-Azhar. Singapura : Pustaka Nasional L.td, Cet-2.
Huda, Chairul. 2008. Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan : Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana. Jakarta : Kencana. Cet-III.
Joni, Muhammad. Zulchaina Z. Tanamas. 1999. Aspek Hukum Perlindungan Anak dalam perspektif Konvensi Hak Anak, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group.
Marlina. 2012. Peradilan Pidana Anak di Indonesia ; pengembangan Konsep Diversi dan Restorative Justice. Bandung : Refika Aditama. Cet-2.
Muladi dan Dwiwja Priyatno. 2010. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Jakarta : Kencana. Cet : II.
Muslim, Imam.1954 M / 1374. Shohih Muslim. bab : ad-daliil „ala man qasada akhaza maal ghairihi bi ghoiri haq, kaana al-qasada mihdaari ad-damm fii haqihi. Hadits no. 140, Juz;1, Riyadh : Dar al-„Aalim al-Qutub.
Qal‟ahji, Muhammad Rawwas.1999. Ensiklopedi Fiqih Umar Bin Khattab. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Rahman I Doi, Abdul. 1996. Hudud dan Kewariisan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Rasjid, Sulaiman. 2000. Fiqh Islam. Bandung : PT Sinar Baru Algensindo. Cet : 33.
Shihab, Quraish. 2005. Tafsir Al-Misbah. Tanggerang : Lentera Hati. Jilid-2. Cet-II.
Soetodjo, Wagiati. 2006. Hukum Pidana Anak, Bandung : PT Refika Aditama.
Wahyono, Agung. Sti Rahayu. 1993. Tinjauan tentang Peradilan Anak di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
xv Undang-Undang
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang tentang Pengadilan Anak, No. 3 Tahun 1997, LN Tahun 1997 Nomor 3668
Undang-Undang tentang Perlindungan Anak, No. 23 Tahun 2002, LN Tahun 2002 Nomor 4235.
Indonesia. Undang-Undang tentang Sitem Peradilan Pidana Anak, UU No.11 Tahun 2012, LN Tahun 2012 Nomor 5332.
Konvensi Hak Anak
Internet
Letysia Searamita. 2013. Kronologi kecelakaan maut versi Dul.:
http://news.liputan6.com/read/726995/kronologi-kecelakaan-lancer-maut-versi-dul. diakses pada tanggal 29 Oktober 2013, pukul 09;38
Lain-Lain
Al-Jumanatul Ali al-Qur’an dan Terjemahnya.
Marwan. Jimmy. 2009. Kamus Hukum. Surabaya : Reality Publiser