• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI PROBLEMATIKA GURU ABK DI PAUD INKLUSI PERMATA PROBOLINGGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI PROBLEMATIKA GURU ABK DI PAUD INKLUSI PERMATA PROBOLINGGO"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan khusus adalah bagian terpadu dari system pendidikan nasional yang secara khusus diselenggarakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan fisik atau mental atau kelainan perilaku. Lembaga pendidikan ABK adalah lembaga pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik atau mental, perilaku dan sosial agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan. Disamping itu, pada saat ini telah berkembang pula sekolah untuk anak autis (Supriadi, 2003).

(2)

PAUD inklusi Permata merupakan satu-satunya lembaga pendidikan di kota Probolinggo yang menggunakan sistem pendidikan inklusi. Mereka mendidik anak-anak berkebutuhan khusus, anak-anak autis, down syndrome ,hiperaktif, gangguan pemusatan perhatian dan juga cacat fisik, yang dididik dalam satu sekolah bersama dengan anak normal lainnya. Setiap harinya, program reguler dimulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 14.00. Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, sekolah ini juga menjalin kerjasama dengan beberapa psikolog dan lembaga psikologi lainnya .Sekolah ini dipilih untuk dijadikan objek penelitian karena sekolah ini unik dan berbeda dengan tipikal-tipikal sekolah yang lain. Keunikan ini tercermin dalam konsep dan metode belajar mengajar yang diterapkan di sekolah tersebut menggambarkan pola komunikasi guru murid yang melibatkan hubungan kasihsayang di antara keduanya. PAUD Inklusi Permata Probolinggo merupakan bagian dari Pendidikan Khusus (PK) dan Pendidikan Layanan Khusus (PLK) di wilayah Probolinggo Jawa Timur yang dibentuk sebagai sumber pengembangan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) dan anak yang memerlukan pendidikan layanan khusus.

PAUD Inklusi Permata merupakan sekolah yang memberikan penanganan terhadap anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus baik dari keluarga mampu maupun tidak mampu. PAUD Inklusi Permata ini berdiri di bawah Yayasan Amanah, Yayasan ini berdiri sejak tahun 2000 dan saat ini memiliki TPA ( Tempat Penitipan Anak), PAUD Inklusi, Play Group, Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Untuk mendukung proses belajar mengajar yang dilakukan maka yayasan juga memperjakan para guru yang memiliki kemampuan untuk memberikan pembelajaran sesuai dengan tingkat keterbatan yang dimiliki para murid-muridnya. Selain itu yayasan juga memiliki tujuh orang terapis yang memiliki kompetensi di bidang terapis dan memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah atau menangani segala bentuk emosi dalam melaksanakan terapis pada anak didiknya.

(3)

3

Pendidikan inklusi ini bukan hanya untuk anak-anak yang membutuhkan layanan khusus atau anak-anak cacat, tetapi untuk semua anak di semua jenjang pendidikan. Dalam pendidikan inklusi anak-anak berkebutuhan khusus diintegrasikan ke sekolah-sekolah umum dengan menggunakan seluruh fasilitas yang ada serta dukungan lingkungan sekolah seoptimal mungkin. Siswa memiliki kemampuan yang heterogen ketika berada di sekolah inklusi, karena para siswanya disamping anak-anak normal juga terdapat anak-anak berkelainan yang memiliki beragam kelainan atau penyimpangan, baik fisik, intelektual, sosial, emosional, dan atau sensoris neurologis. Karena adanya kondisi kelas yang begitu beragam, maka seorang guru dalam kelas inklusi ini selain mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan materi pelajaran, mereka juga membantu para siswa agar tidak tergantung dengan orang lain dan lebih mengandalkan kemampuan yang mereka miliki. Torey Hayden, seorang pengajar anak berkebutuhan khusus di salah satu sekolah di Inggris mengatakan bahwa anak berkebutuhan khusus terus belajar dan berkembang meskipun mungkin lebih lambat daripada murid kebanyakan. Proses pendidikan inklusi bagi mereka membawa satu tujuan utama, yaitu membawa anak jauh lebih dapat mandiri meski murid berkebutuhan khusus mungkin memerlukan bantuan dan bimbingan selagi masih mempelajari keterampilan tujuan belajar itu sendiri.

Diperlukan sebuah kemampuan menjalin hubungan personal antar pribadi dan keterampilan berkomunikasi seorang guru tentang bagaimana mengajar anak untuk belajar dalam kegiatan pembelajaran di kelas inklusi. Menurut Tarmansyah (2007), guru berperan memberikan instruksi dalam upaya mengembangkan pengetahuan pembelajar sesuai dengan latar belakang mereka. Hal yang paling utama dalam hal ini adalah keikutsertaan siswa dalam membangun kemampuan memaknai arti dari informasi yang diterimanya. Kemampuan seorang guru dalam berdialog dengan siswa mendorong terjadinya interaksi yang efektif. Tinjauan kondisi psikologis anak berkebutuhan khusus yang begitu beragam dalam kelas inklusi akan sangat berpengaruh terhadap teknik yang digunakan guru dalam komunikasi verbal dan non verbal. Unsur-unsur komunikasi yang ada di dalamnya dipengaruhi oleh gaya komunikasi yang diterapkan oleh guru kepada siswa.

(4)

komponen pendidikan yang secara langsung mempengaruhi tingkat keberhasilan anak berkebutuhan khusus dalam menempuh perkembangannya. Guru ABK dituntut untuk memiliki kesabaran yang tinggi, kesehatan fisik dan mental yang baik dalam bekerja karena mereka melakukan tugas fungsional yaitu mengajar satu per satu sisiwanya dengan penuh kesabaran, melakukan tugas administrasi seperti membuat rapor, dan tugas struktural dalam organisasi sekolah. Berdasarkan pengamatan peneliti selama ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut, terlihat ada sebuah hubungan antara guru dan murid yang melibatkan rasa kasih sayang dan persahabatan diantara keduanya. Dengan menggunakan pola hubungan yang sangat dekat antara murid dengan guru seperti layaknya seorang orang tua kepada anaknya, kemandirian dan penanaman nilai-nilai spiritual juga sangat diperhatikan di sekolah ini. Meski terjadi adanya perlakuan yang berbeda dalam hal komunikasi, mengingat hal itu juga disesuaikan dengan kondisi mental masing-masing anak, namun hal ini tidak membuat satu sama lainnya merasa dibeda-bedakan. Hal tersebut penulis amati ketika proses belajar mengajar di pusat terapi tersebut sedang berlangsung.

Suatu sistem pendidikan dapat berjalan dengan baik bergantung pada beberapa faktor, seperti guru, murid, kurikulum dan fasilitas. Berdasarkan hal tersebut, guru merupakan hal yang paling penting dan merupakan poros utama dari seluruh struktur pendidikan (Rao, 2003). Menurut Kabir (dalam Kumar,2007) tanpa guru yang baik, sistem yang baik sekalipun akan gagal, dan dengan guru yang baik sistem yang paling buruk sekalipun akan dapat membaik.

(5)

5

Mengembangkan kemampuan anak-anak berkebutuhan khusus yang umumnya tertutup memerlukan kiat-kiat yang lebih bervariasi agar keinginan dan kebutuhan mereka dapat diketahui dan dipenuhi secara tepat. Secara umum, tuntutan untuk menjadi guru ABK lebih berat daripada menjadi guru sekolah biasa. Keadaan ini ditambah lagi dengan kurangnya minat calon guru untuk memasuki pendidikan guru anak berkebutuhan khusus akibat beratnya tuntutan tugas yang mesti mereka laksanakan setelah lulus, sementara peluang karier dan insentif yang mereka terima tidak berbeda dengan guru-guru lainnya (Supriadi,2003).

Kepuasan kerja yang diperoleh para guru ABK dengan mengajar anak-anak yang memiliki perbedaan dengan anak normal. Tidak perlu banyak imbalan, hanya dengan keberhasilan setitik dari para muridnya itu sudah menjadi kebanggan. Bisa berinteraksi dengan mereka menjadi suatu hal yang tidak biasa dilakukan banyak orang dan kepuasan-kepuasan tersebut yang membuat mereka bertahan untuk menjalani profesinya (Rohma, 2009). Beberapa guru ABK merasakan kesulitan dalam menjalankan pekerjaannya. Masih banyak hal yang menjadi beban dalam pekerjaan mereka, seperti pekerjaan yang berat, perolehan gaji yang lebih kecil daripada guru sekolah biasa.

Masalah yang timbul pada guru pendidikan umum tentu saja tidak sama dengan masalah yang timbul pada guru pendidikan khusus. Menurut Effendi (2003) dalam Herawaty (2006) permasalahan yang timbul pada guru ABK berupa beban kerja dimana guru dituntut tidak hanya mampu mengajarkan sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang selaras dengan potensi dan karakteristik peserta didiknya, melainkan juga harus mampu bertindak seperti paramadis, terapis, social worker, konselor dan administrator.

(6)

yang meninggalkan bidang kerjanya, stres pada guru dan kualitas pendidikan khusus yang tidak memenuhi syarat” (Fore, 2003).

Beberapa penelitian menunjukkan guru pendidikan khusus memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan guru pendidikan umum (Eichinger 2000, Evers dkk. 2004, Kokkinos & Panayiotou 2005 dalam Kucuksuleymanoğlu 2011). Mengajar anak berkebutuhan khusus memperlemah perkembangan keahlian guru, kualitas pendidikan dan kegiatan lain yang berhubungan dengan murid. Menangani anak berkebutuhan khusus dapat menimbulkan kelelahan fisik dan mental karena anak berkebutuhan khusus membutuhkan lebih banyak perhatian dan pelatihan dibandingkan anak normal.

Kondisi ABK secara langsung juga mempengaruhi kondisi guru ABK dalam upaya mendidik anak autis tersebut, dimana tingkat kesabaran seorang guru ABK sangat diperlukan dalam menciptakan suasana yang mendukung proses pembelajaran seorang anak autis tersebut. Apabila seorang guru ABK tidak merasa kuat atas kondisi yang dialami maka kemungkinan terjadi stress sangat besar. Dampak dari stres akan nampak dan mempengaruhi gejala psikologis, gejala fisik dan gejala perilaku atau semuanya sehingga secara langsung stres berpengaruh terhadap seluruh individu. Secara individu reaksi seorang guru ABK terhadap stres selain berdampak negatif, ternyata juga bisa berdampak yang positif yakni membuat kebalikan dari gejala-gejala stress kerja yang bersifat negatif. Hal ini terjadi tergantung tingkat stres dan ketahanan individu terhadap stres. Secara umum bagi seorang guru ABK melakukan penyesuaian diri dari stres akan menganggu keseimbangan kejiwaan dan fisik seseorang bila dibiarkan akan berdampak pada penurunan pencapaian prestasi kerja dan jika sudah demikian stres yang dialami karyawan tergolong tinggi.

(7)

7

Hasil survey di lapangan menunjukkan bahwa guru ABK di PAUD inklusi Permata mengalami berbagai permasalahan, diantaranya sulitnya memasukkan konsep mengajar saat ABK kesulitan memahami materi, banyaknya kritikan dari orang tua ABK yang terlalu mentarget kesembuhan anaknya, masalah pribadi diluar sekolah yang mengganggu konsentrasi guru ABK saat melakukan kegiatan belajar mengajar dan juga masih kurangnya fasilitas ,sarana dan prasarana di pusat terapi . Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mengidentifikasi problematika guru ABK di PAUD Inklusi Permata Probolinggo.

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui problematika yang dialami guru ABK di PAUD Inklusi Permata Probolinggo.

2. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang hal-hal yang berkaitan dengan peranan guru ABK dalam mendidik ABK, karena dengan melihat realita yang ada secara langsung akan memudahkan untuk mengkaji masalah tersebut sehingga dapat mengambil manfaat dari penelitian ini. Untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan khususnya di bidang ilmu Psikologi Pendidikan dan Perkembangan.

b. Manfaat Praktis

Bagi guru dapat dijadikan bahan acuan dan masukan serta kritik konstruktif terutama dalam mendidik anak berkebutuhan khusus.

(8)

C. Rencana Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data yaitu wawancara. Adapun wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur atau wawancara yang bersifat percakapan , tidak menggunakan kuesioner melainkan panduan wawancara yang fleksibel untuk membantu pewawancara fokus pada topik yang diteliti. Wawancara Semi Terstruktur dilaksanakan lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka.

2. Metode Analisa Data

Analisis data yaitu proses mengatur, mengkonstruksi dan mengartikan sejumlah data yang terkumpul. Proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menurut Poerwandari (2001) akan di analisa dengan teknik data kualitatif. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahap-tahap tersebut adalah :

1. Mengorganisasi Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara (Indepth Interview), yang mana data direkam dengan MP3 dan dibantu alat tulis lainnya.Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim.Setelah selesai menemui subjek data dibaca berulang ulang, agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah didapat.

2. Pengelompokkan Berdasarkan Kategori, Tema, dan Pola Jawaban.

(9)

9

dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Dalam penelitian ini, analisis dilakukan pertama-tama terhadap masing-masing kasus. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal yang diungkap oleh responden. Data yang telah dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting secara kata kuncinya.Sehingga peneliti dapat mengungkapkan pengalaman, permasalahan dan dinamika yang terjadi pada tiap subjek. Pada bagian kedua dari analisi, peneliti melakukan analisis antar kasus dengan menyimpulkan hal umum dan memberi perhatian pada hal-hal khusus yang ditemukan dintara subjek-subjek penelitian dengan mengacu pada teori dan permasalahan penelitian.

3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada Terhadap Data

Setelah kategori dan pola tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan pada bab dua, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada.

4. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola dengan asumsi terwujud, penulis masuk kedalam tahap penjelasan. Berdasarkan pada kesimpulan yang telah didapat dari kaitan tersebut, peneliti perlu mencari suatu alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisi, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terpikir sebelumnya. Dalam tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui refleksi atau teori-teori lain. Alternatif ini sangat berguna pada bagian kesimpulan, diskusi, dan saran. 5. Menulis Hasil Penelitian

(10)
(11)

i

IDENTIFIKASI PROBLEMATIKA GURU ABK DI PAUD INKLUSI PERMATA PROBOLI NGGO

S K R I P S I

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh : Fuad Hatta Pohan

0 5 8 1 0 2 3 5

FAKULTAS PSIKOLOGI

(12)

ii

L E M B A R P E R S E T U J U A N

Judul Skripsi : Identifikasi Problematika Guru ABK di PAUD Inklusi Permata Probolinggo

Nama Peneliti : Fuad Hatta Pohan

NIM : 05810235

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Waktu Penelitian : 16 September – 16 Desember 2011

Malang, 29 Desember 2011

Pembimbing I,

Zainul Anwar, M.Psi

Pembimbing Lapangan,

(13)

iii

L E M B A R P E N G E S A H A N

Skripsi ini telah diuji oleh Dewan Penguji Tanggal 21 Januari 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Zainul Anwar, M.Psi

Anggota Penguji : 1. Dr. Diah Karmiyati, M.Si

2. Lindayani P, S.Psi, M.Si

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(14)

iv

S U R A T P E R N Y A T A A N

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fuad Hatta Pohan

Tempat, Tanggal Lahir : Probolinggo, 23 September 1987

NIM : 05810235

Fakultas : Psikologi

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Identifikasi Problematika Guru ABK di PAUD Inklusi Permata Probolinggo” adalah karya Saya sendiri dan bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali

dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini Saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar Saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Mengetahui, Malang, 29 Desember 2011

Ketua Program Studi Yang menyatakan,

(15)

v

M O T T O & P E R S E M B A H A N

Motto:

“Katakanlah: Ya Allah, Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari

siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki………”

(QS. Ali Imran: 26).

“Jika hari ini mu lebih baik dari kemarin maka engkau SUKSES, jika sama maka engkau RUGI dan jika kemarin mu lebih baik dari hari ini maka CELAKA

(Al-Hadits).

“Orang pesimis melihat hambatan, Orang optimis melihat peluang dan kesempatan”

( Winston )

Persembahan: Skripsi ini aku persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku

2. Adikku tercinta

(16)

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya, serta Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatNya ke jalan yang benar. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul “Identifikasi Problematika Guru ABK di PAUD Inklusi Permata Probolinggo”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Zainul Anwar S.Psi. M.Psi, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3. Ari Firmanto, S.Psi, selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi

pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. PAUD Inklusi Permata dan Yayasan Pendidikan Amanah Probolinggo yang telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan magang. 5. Kedua orang tuaku yang menjadi motivasi dan memberikan doa serta kasih

sayang yang tidak pernah berhenti selama penulis menuntut ilmu sampai menyelesaikan skripsi.

6. Sahabat-sahabatku, Irwan, Zamalan, Hudan ,Usa Unzila , Syaikhudin, Ahmad Qomarudin, Lela, dan seluruh teman – teman kos yang telah bersedia memberikan motivasi dan masukannya dan saudara – saudaraku yang membantu, mengingatkan dan memberikan pelajaran yang berarti tentang kehidupan.

(17)

vii

Hanya ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya yang dapat penulis

sampaikan, semoga bantuan dan do’anya yang telah diberikan dapat menjadi catatan

amal kebaikan dihadapan Allah SWT.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang budiman untuk

perbaikan dimasa mendatang. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

berguna bagi yang membacanya, dan kepada lembaga pendidikan guna untuk

peningkatan mutu pendidikan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat,

taufiq, hidayah dan inayahnya kepada kita semua. Amin

Wassalamualaikum Wr. Wb

Malang, 17 Desember 2011 Penulis

(18)

viii INTISARI

Fuad Hatta Pohan: (2011), Identifikasi Problematika Guru ABK di PAUD Inklusi Permata Probolinggo. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing Zainul Anwar, M.Psi

Kata Kunci : Problematika Guru ABK

Tanggung jawab pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah terletak ditangan pendidik, yaitu guru ABK. Guru ABK merupakan salah satu komponen pendidikan yang secara langsung mempengaruhi tingkat keberhasilan anak berkebutuhan khusus dalam menempuh perkembangannya. Guru ABK dituntut untuk memiliki kesabaran yang tinggi, kesehatan fisik dan mental yang baik dalam bekerja karena mereka melakukan tugas fungsional yaitu mengajar satu per satu siswanya dengan penuh kesabaran dan melakukan tugas administrasi. Berbeda dengan guru di sekolah biasa, menjadi guru ABK merupakan”panggilanhati” karena tugasnya berat dan menuntut komitmen penuh. Mengembangkan kemampuan anak-anak berkebutuhan khusus yang umumnya tertutup memerlukan kiat-kiat yang lebih bervariasi agar keinginan dan kebutuhan mereka dapat diketahui dan dipenuhi secara tepat. Secara umum, tuntutan untuk menjadi guru ABK lebih berat daripada menjadi guru sekolah biasa, sehingga tidak jarang guru ABK mengalami problematika dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Penelitian ini dilakukan di PAUD Inklusi Permata Probolinggo dengan judul Identifikasi Problematika Guru ABK di PAUD Inklusi Permata. Sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu adalah untuk mengetahui problematika yang dialami guru ABK di PAUD Inklusi Permata Probolinggo. Dalam metode penggumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi, dengan informannya adalah guru ABK di PAUD Inklusi Permata. Sedangkan untuk menganalisis data menggunakan teknis analisis deskriptif kualitatif, yaitu mendikripsikan dan mengintepretasikan data-data yang telah didapat sehingga akan mengambarkan realitas yang sebenarnya sesuai dengan fenomena yang ada.

(19)

ix ABSTRACT

Fuad Hatta Pohan: (2011), Problematic identification of Children with Disabilities (Anak Berkebutuhan Khusus – ABK) Teacher in Early Age Children Education Institution (PAUD) Inklusi Permata Probolinggo Undergraduate Thesis, Faculty of Psychology University of Muhammadiyah Malang. Supervisor : Zainul Anwar, M. Psi

Keywords: Children with Disabilities Teacher Problems

Children with disabilities education responsibility in school located in educators’ hand, who is Children with disabilities teacher. Children with disabilities teacher is one education component who directly influence the level of Children with disabilities success in developing. Children with disabilities teacher is pursued to have high patience, good physical and mental health in working since they did functional work, which is teaching one by one of their student in patience, doing administration works. Difference with common school teacher, becoming Children with disabilities teacher is “heart calling” since its works are hard and demand full commitment. Developing Children with disabilities ability which commonly closed, needs various tips to fulfill their demand and needs properly. Generally, demand to be Children with disabilities teacher is harder than common school, so problems happened often when Children with disabilities teacher do teaching and learning activities.

The research is done in Early Age Children Education Institution (PAUD) Inklusi Permata Probolinggo titled Problematic identification of Children with Disabilities (Anak Berkebutuhan Khusus – ABK) Teacher in Early Age Children Education Institution (PAUD) Inklusi Permata Probolinggo (Case Study in United Islamic Education Institution Amanah of Probolinggo). In data collection method through interview and documentation, the informer is Children with Disabilities teacher in PAUD Inklusi Permata. While to clarify data using qualitative descriptive analysis technique, which is describing and interpreting data found so it will describe the reality as phenomena existed.

Research shows that problems faced often by Children with Disabilities teacher in PAUD Inklusi Permata is Children with Disabilities teacher confusion facing Children with Disabilities problems since different education level from work as Children with Disabilities teacher. Beside, Children with Disabilities parents often gave their children development to teacher and parents are rare to teach their children in home, in home, Children with Disabilities often spoiled to parents, so there are rare re-learning.

(20)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

MOTTO PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

INTISARI ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

C. Rencana Penelitian ... 8

1. Metode Pengumpulan Data ... 8

2. Metode Analisa Data...8

BAB II. PENGUMPULAN DATA A. Prosedur Pengumpulan Data ... 11

B. Deskripsi Data ... 12

1.Subjek Penelitian... ... 12

2.Data Penelitian ... 12

3.Problematika Guru ABK ... 17

C. Analisis Data ... 21

D. Pembahasan ... 26

(21)

xi

B. Saran ... 36

(22)

xii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar Subyek Penelitian ... 12

(23)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang dan Penelitian ... 40

Lampiran 2. Form Penilaian Skripsi Magang ... 41

Lampiran 3. Absensi Magang di PAUD Permata ... 43

Lampiran 3. Profil PAUD Inklusi Permata Probolinggo ... 44

Lampiran 4. Struktur Pengelola TPA – TBIT – PAUD Inklusi Permata ... 49

Lampiran 5. Data Personalia Kelompok Bermain Kelas ABK Permata ... 50

Lampiran 5. Guide Interview ... 52

Lampiran 6. Verbatim Hasil Interview ... 53

(24)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Danuatmaja, Bonny. 2003. Terapi Anak Autis Di Rumah, Jakarta : Puspa Swara, Anggota Ikapi.

Didi, Tarsidi. 2007. ”Pendidikan Inklusif Sebagai Satu Inovasi Kependidikan. Untuk Mewujudkan Pendidikan Untuk Semua”. Tarsidi’s Blog.

Diambil pada 7 November 2011 dari http://d- tarsidi.blongspot.com/2007/07/inovasiinklusi.html

Direktorat Pendidikan Luar Biasa. 2006. Naskah dan Informasi Pendidikan Khusus (PLB). Diambil pada 9 November 2011 dari www. ditplb. or. Id

Dowshen, Steven dkk, 2009. Cerdas Menjalin Komunikasi Dengan Anak,

Panduan Praktis Dalam Memahami Perkembangan Jiwa Dan Mental Anak, Jogjakarta : Pioner Media.

Ferdinand, Zaviera, 2008. Anak Hiperaktif ,Cara Cerdas Menghadapi Anak Hiperkatif Dan Gangguan Konsentrasi, Jogjakarta : Kata Hati.

Nasution, S , 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta : PT Bumi Aksara.

Schneider, Vimala. 2006. Anak Berkebutuhan Khusus, Panduan Bagi Orang Tua, Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya.

Sukapsih, Esti. 2008. Cara Pintar Dan Bijak Mendidik Anak, Jogjakarta : Moncer Publisher

Woolfolk, Anita E dan Lorraine McCune-Nicolich. 2004. Mendidik Anak-Anak Bermasalah ( Psikologi Pembelajaran II ). Jakarta : Inisiasi Press.

Referensi

Dokumen terkait

While the second part of questionnaire assessed project success that was influenced by stakeholder psychological empowerment and there were 5 variabel indicators;

Maka dari itu, memahami dengan baik fenomena negara modern adalah suatu keniscayaan bagi setiap akademisi, pemikir maupun praktisi Negara, karena sejak

Meningkatnya kompetensi multikultural subjek penelitian dalam komponen kesadaran; pengetahuan; dan keterampilan multikultural berdasarkan hasil pengamatan selama proses perlakuan

Pada pemilihan pose atau gerakan tentu tidak sembarang, selain bersumber dari para ahli, gerakan asanas juga harus memiliki kebermanfaatan yang sesuai dengan penyakit yang

Pendampingan kepada Kelompok petani kopi Leket Sari Wanagiri dalam penguasaan manajemen usaha (produksi, keuangan, dan pemasaran) yang mandiri dan jelas sehingga

Fraksi etil asetat daun kelor memiliki potensi antioksidan yang lebih baik dibandingkan dengan fraksi air dan keduanya menunjukkan potensi antioksidan yang sangat

• Intransitive verb adalah kata kerja yang tidak memerlukan sebuah objek!. • Beberapa verbs (kata kerja) keduanya dapat menjadi transitive atau

Menu login digunakan untuk menentukan hak akses pada program ini, menu lembur digunakan untuk meninputkan data lembur, menu presensi digunakan untuk menginputkan