• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Bisnis “Keripik Udang Rebon”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perencanaan Bisnis “Keripik Udang Rebon”"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

PERENCANAAN BISNIS “KERIPIK UDANG REBON”

TUGAS AKHIR

OLEH:

NELLA ARMAYANTI

092101104

D-III KEUANGAN

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK

MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

NAMA : NELLA ARMAYANTI

NIM : 092101104

PROGRAM STUDI : D-III KEUANGAN

JUDUL : PERENCANAAN BISNIS ”KERIPIK UDANG

REBON”

Tanggal : ... Juli 2012 Dosen Pembimbing

NIP. 19660406 199303 1 013 (Drs. Amlys S Silalahi, M.Si)

Tanggal : ... Juli 2012 Ketua Program Studi D-III Keuangan

NIP. 19591229 198903 1 002

(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si)

Tanggal : ... Juli 2012 Dekan

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

NAMA : NELLA ARMAYANTI

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NIM : 092101104

PROGRAM STUDI : D-III KEUANGAN

JUDUL : PERENCANAAN BISNIS ”KERIPIK UDANG

REBON”

Medan, 10 Juli 2012 Penulis

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan,

bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Program Studi

Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi

Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Amlys S Silalahi, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan,

dan koreksi dalam penyelesaian tugas akhir pada penulis, sehingga tugas akhir

ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

6. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Marwidis dan Ibunda

(5)

sayang, perhatian, do’a, dan pengorbanan serta dorongan semangat sehingga

penulis dapat penyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

7. Kakak dan Adikku Riri Anggriani Syafitri, Muhammad Ihsan & Widya Arianti,

terima kasih atas motivasi dan bantuannya kepada penulis dalam mengerjakan

Tugas Akhir ini.

8. Sahabat-sahabatku yang tersayang Kiki Rizky Ananda, Imma Yuniar, Sinta

Klini, Juni Farida, dan teman - teman keuangan khususnya stambuk ‘09 yang

mendukung dalam penulisan Tugas Akhir ini terima kasih atas kasih sayang

kalian. Buat teman-teman magang kelompok 9 (Juliardi, Suriani, & Juni) yang

memberikan kritik dan saran kepada penulis pada Tugas akhir ini.

9. Buat mas Dedi Kurniawan, yang mendukung dan memberi semangat dalam

penulisan Tugas Akhir ini, terima kasih atas kasih sayangnya.

Semoga Allah Swt dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan

baik dalam waktu mengalami kesulitan maupun rintangan, berupa amal dan pahala di

akhirat kelak. Penulis menyadari dalam pembuatan tugas akhir ini masih banyak

terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari para pembaca demi perbaikan – perbaikan di masa yang

akan datang.

Medan, 10 Juli 2012 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB II PERENCANAAN BISNIS KERIPIK UDANG REBON ... 9

(7)

2.4.6 Proyeksi Penjualan ... 18

2.4.7 Analisis Pesaing ... 18

2.5 Aspek Produksi ... 21

2.5.1 Bahan Baku & Bahan Penolong ... 21

2.5.2 Proses Produksi ... 21

2.5.3 Alat Produksi ... 22

2.5.4 Sarana Penunjang ... 23

2.6 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) ... 24

2.7 Rencana Pengembangan Pasar ... 25

2.8 Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 26

2.9 Analisis Keuangan ... 27

2.9.1 Proyeksi Keuangan ... 29

2.9.2 Proyeksi Penjualan ... 30

2.9.3 Data Proyeksi Penjualan Tahun I (Pertama) ... 32

2.9.4 Rekapitulasi Biaya – Biaya ... 33

BAB III PENUTUP ... 38

3.1 Kesimpulan ... 38

3.2 Saran ... 38

(8)

DAFTAR TABEL

HAL

Tabel 1.1 Jadwal Penyusunan Tugas Akhir ... 8

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Udang Rebon ... 13

Tabel 2.2 Usaha Pesaing dari Keripik Udang Rebon ... 20

Tabel 2.3 Perencanaan Bahan Baku ... 21

Tabel 2.4 Peralatan yang dibituhkan ... 23

Tabel 2.5 Sarana Penunjang ... 24

Tabel 2.6 Sumber Pendanaan ... 29

Tabel 2.7 Kebutuhan Pembiayaan ... 30

Tabel 2.8 Proyeksi Penjualan Per Hari ... 30

Tabel 2.9 Proyeksi Penjualan Per Bulan ... 30

Tabel 2.10 Proyeksi Penjualan 5 Tahun Kedepan ... 31

Tabel 2.11 Rekapitlasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel ... 33

Tabel 2.12 Jumlah Pengembalian Pokok Pinjaman & Bunga Pinjaman ... 34

Tabel 2.13 Persiapan Perhitungan Net Present Value ... 35

Tabel 2.14 Persiapan Perhitungan IRR dan Net B/C Ratio ... 36

(9)

DAFTAR GAMBAR

HAL

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian nasional sangat

besar. Dilihat dari pembangunan ekonomi nasional, karena selain berperan dalam

pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, juga berperan dalam

pendistribusian hasil – hasil pembangunan. Krisis ekonomi yang diawali dengan

krisis moneter yang terjadi di indonesia menunjukkan bahwa UKM relatif lebih

bertahan dalam menghadapi krisis tersebut, daripada usaha skala besar yang

mengalami kebangkrutan.

Pengembangan UKM pada saat ini sangat penting dan perlu mendapatkan

perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat

berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi yang lainnya. Pengembangan

UKM melalui pendekatan pemberdayaan usaha, perlu memperhatikan aspek sosial

dan budaya di masing – masing daerah, mengingat usaha kecil dan menengah pada

umumnya tumbuh dari masyarakat secara langsung.

Upaya pengembangan UKM dapat disinergikan dengan industri besar melalui

pola kemitraan, dan juga akan memperkuat struktur ekonomi baik nasional maupun

daerah. Partisipasi pihak terkait perlu terus ditumbuh kembangkan agar UKM bisa

lebih bertahan dalam perekonomian nasional. Dampak globalisasi mengakibatkan

(11)

UKM. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan UKM saat ini dirasakan

semakin mendesak dan sangat strategis untuk mengangkat perekonomian rakyat,

makan kemandirian UKM diharapkan dapat tercapai di masa mendatang.

Konsumen bebas memilih produk yang dibutuhkan atau yang diinginkan,

memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya, banyaknya pembelian, kapan

membeli, dan alasan membeli. Pemasar sebagai pihak yang menawarkan berbagai

produk harus dapat menganalisa faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi

konsumen dalam pembelian dengan merancang strategi pemasaran yang sesuai

dengan keinginan konsumen.

Aspek yang perlu diperhatikan dalam produk adalah kualitas produk. Kualitas

adalah keseluruhan ciri dan karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Kualitas produk

merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai

nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.

Oleh karena itu, perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan

membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Bisnis

yang bergerak dalam usaha makanan ringan di kota Medan saat ini jumlahnya cukup

banyak, salah satunya adalah bisnis keripik udang rebon.

Perusahaan kecil seharusnya memahami perilaku konsumen, karena akan

mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Perilaku konsumen adalah tindakan

(12)

produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli

tindakan ini (Setiadi, 2003)

Keputusan pembelian sangat dipengaruhi terutama oleh faktor pribadi yang

dilihat dari karakter individu yaitu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh

karakteristik pribadi seperti situasi ekonomi, kepribadian dan konsep diri, sedangkan

faktor psikologis yaitu faktor paling mendasar dari individu yang akan mempengaruhi

pilihan pembelian seseorang yang dilihat dari motivasi, persepsi, pembelajaran,

kepercayaan dan sikap.

Keputusan pembelian ada pada diri konsumen. Konsumen akan menggunakan

berbagai kriteria dalam membeli produk yang sesuai kebutuhannya, seleranya, dan

daya belinya. Konsumen tentu akan memilih produk yang bermutu lebih baik dengan

harga yang lebih murah (Sumarwan, 2003).

Konsumen memutuskan membeli suatu produk dapat dilihat dari segi situsi

ekonomi, kepribadian dan konsep diri, motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan

dan sikap. Ketika konsumen akan bertindak sesuai dengan keinginannya, maka

keputusan konsumen terhadap pembelian suatu produk akan semakin kuat. Oleh

karena itu, setiap perusahaan harus mampu memberikan perilaku yang mungkin

muncul dalam pembelian suatu produk.

Usaha Kecil Menengah (UKM) perlu perhatian yang khusus dan didukung

oleh informasi yang akurat, agar terjadi jaringan bisnis yang terarah antara pelaku

(13)

Seorang wirausahawan (Enterpreneur) adalah seorang yang menciptakan bisnis baru

dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan

pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan

menggabungkan sumber – sumber daya yang diperlukan sehingga sumber – sumber

daya itu bisa dikapitalisasikan (Zimmerer, 2008). Dengan demikian wirausahawan

harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi terciptanya suatu hal yang

berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup.

Bisnis keripik udang rebon ini merupakan salah satu bisnis yang telah

berkembang dibeberapa daerah di Indonesia. Salah satunya kota Medan. Dalam

proses produksinya keripik udang rebon merupakan home industry sehingga tidak

perlu tempat khusus. Indonesia kaya akan hasil alamnya, yang terkadang

menjadikannya memiliki nilai jual yang rendah. Banyaknya ketidaktahuan

masyarakat dalam pengelolahan udang rebon ini yang sedikit sulit untuk diolah

menjadi suatu makanan yang enak untuk dikonsumsi. Salah satu cara untuk

meningkatkan nilai jual dari udang rebon adalah dengan menjadikannya keripik

udang rebon. Dengan menjadikannya keripik, maka nilai udang rebon pun nantinya

dapat meningkat. Begitu banyak manfaat dari udang rebon ini, sehingga kini banyak

masyarakat yang mencari untuk dikonsumsi dalam bentuk makanan ringan seperti

keripik. Ini merupakan peluang bisnis yang menjanjikan dimasa yang akan datang.

Ketersediaan bahan baku dan kandungan gizi didalamnya membuat

prospek pengelolaan keripik udang rebon ini mendapat respon yang baik dari

(14)

memperhatikan kandungan gizi makanan dan juga menginginkan makanan yang

tidak menggunakan bahan pengawet dalam proses pembuatannya, serta tidak

menggunakan zat pewarna buatan.

Segmentasi pasar khususnya makanan erat kaitannya dengan penilaian

konsumen terhadap keamanan produk dan nilai fungsionalnya untuk kesehatan.

Keripik udang rebon memiliki umur simpan yang relatif lama sampai berbulan –

bulan, sehingga mempunyai prospek ekonomi yang bagus.

1.2 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Ketika menjelang usia remaja atau menjelang dewasa, sebahagian besar ada

yang sudah berfikir untuk mencari nafkah sendiri untuk mengurangi sedikit dari

beban orang tua. Misalnya saja dengan bekerja paruh waktu atau dengan memulia

usaha kecil – kecilan yang menghasilkan, minimal sudah bisa untuk membiayai diri

kita sendiri.

Pemuda “anak muda” pada umumnya memiliki ciri – ciri fisik yang kuat,

lebih kreatif, penuh semangat dan energik, dan mempunyai ide baru yang lebih

modern dibandingkan dengan usia yang lebih tua dan berani mengambil resiko.

Dengan adanya perkembangan anak muda yang masa sekarang ini

mempunyai keinginan untuk berwirausaha merupakan salah satu kabar yang

menggembirakan walaupun masih belum terlalu banyak. Disaat bangsa indonesia

sedang mengalami krisis moneter dan krisis global, dan berbagai macam krisis

(15)

bangsa indonesia yang saat ini tingkat penganggurannya sangat tinggi. Dengan

munculnya pebisnis muda akan membuka kesempatan kerja bagi mereka yang belum

mempunyai pekerjaan.

Masa muda merupakan masa gemilang atau saat yang tepat untuk berkreasi

dengan melakukan banyak hal – hal yang positif tentunya. Hal ini juga nantinya akan

membawa mereka kepada suatu perubahan dalam hidup serta dapat memberikan

pengalaman – pengalaman yang akan mengubah pola pikir untuk lebih maju lagi.

Salah satu yang bisa menjadi pilihan yaitu dengan menjalankan bisnis, membuka

suatu usaha yang membuka peluang kerja bagi orang banyak nantinya. Pada saat

seperti inilah kita dapat menunjukkan kemandirian dan rasa tanggung jawab kepada

orang tua maupun orang – orang disekitar. Maka dari itulah saya ingin memulai suatu

usaha walaupun masih bisa dibilang usaha kecil – kecilan.

1.3 PERUMUSAN MASALAH

Jika kita terbisa setiap bulan mendapat kiriman dari orang tua, suatu saat nanti

kita memutuskan untuk tidak lagi menerima kiriman uang saku dengan bermaksud

untuk mengurangi beban orang tua, pasti di awal kita akan merasa tidak nyaman dan

gelisah. Tidak nyaman dikarenakan sudah harus berpikir keras bagaimana untuk

bertahan hidup dengan hasil jerih payah sediri. Hal ini merupakan sesuatu yang baru,

kebiasaan baru yang beresiko tinggi dan pastinya sangat asing. Keadaan ini biasanya

disebut dengan keluar dari zona aman (comfort zone). Kemauan yang keras untuk

(16)

menjalankan bisnis. Bagi yang belum pernah memulai bisnis, pastilah diawal akan

merasa sedikit canggung.

Maka dalam perumusan masalah ini mulai dari perencanaan usaha sampai

dengan proses realisasi usaha, dengan ini penulis ingin membahas masalah terebut

dalam sebuah Tugas Akhir dengan judul “PERENCANAAN BISNIS KERIPIK

UDANG REBON”.

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT

Adapun tujuan dari penelitian ini :

1. Rencana bisnis merupakan bukti dari inisiatif kita , karena akan menunjukkan

bahwa kita mempunyai disiplin untuk memfokuskan energi, pada sutau

proyek penting untuk menjadi pribadi yang lebih maju dan mandiri.

2. Menjadi pemegang kendali atas wirausaha kita.

Adapun manfaat dari penelitian ini :

1. Sebagai alat komunikasi terhadap rencana utama.

2. Rencana bisnis kita adalah jantung, jiwa operasional dan perangkat dokumen

yang paling penting yang nantinya akan kita berikan kepada setiap lembaga

peminjam dana ataupun investor potensial.

1.5 RENCANA PENULISAN

1. JADWAL SURVIE / OBSERVASI

Tempat : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan

(17)

Berikut ini adalah penjelasan dari jadwal survei / observasi penulis:

Tabel 1.1

Jadwal Penelitaian dan Penyusunan Tugas Akhir

No Keterangan Maret April Mei Juni

I II III IV I II III IV I - IV I - IV

1 Pengajuan Judul Tugas

Akhir

2 Pengajuan Dosen

Pembimbing

3 Pengerjaan Tugas

Akhir

4 Bimbingan Tugas

Akhir

5 Penyelesaian Laporan

(18)

BAB II

PERENCANAAN BISNIS KERIPIK UDANG REBON

Dalam suatu perusahaan memiliki data perusahaan yang meliputi nama

pemilik, susunan pemegang saham, struktur organisasi, bentuk kepemilikan bisnis,

alamat perusahaan, nomor telepon, faximile, e-mail, NPWP serta perizinan

perusahaan yang mana dalam data perusahaan ini akan mencerminkan bergerak

dalam bidang apa dan produk atau jasa apa yang diproduksi oleh suatu perusahaan

tersebut. Berikut adalah data dari perusahaan yang penulis rencanakan:

2.1 DATA PERUSAHAAN

1. Nama Perusahaan : Keripik Udang Rebon “NAY”

2. Bidang Usaha : Industri Rumahan

3. Jenis Produk / Jasa : Makanan Ringan

4. Alamat Perusahaan : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan

5. Nomor Telepon : 081361922055

6. Alamat Email

7. Situs Web

8. Bank Perusahaan : Bank Mandiri

9. Bentuk Badan Hukum : Usaha Dagang

(19)

2.2 BIODATA PEMILIK / PENGURUS PERUSAHAAN

1. Nama : Nella Armayanti

2. Jabatan : Pimpinan

3. T.Tgl Lahir : Medan, 19 Juni 1991

4. Alamat Rumah : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan

5. Nomor Telepon : 081361922055

6. Alamat Email

7. Pendidikan Terakhir : Diploma III

1. Nama : Riri Anggriani

2. Jabatan : Anggota

3. T.Tgl Lahir : Medan, 2 Januari 1990

4. Alamat Rumah : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan

5. Nomor Telepon : 081261940001

6. Alamat Email

(20)

1. Nama : Panji Lesmana

2. Jabatan : Anggota

3. T.Tgl Lahir : Medan, 31 Januari 1989

4. Alamat Rumah : Jl.Sumber Amal No.23 Marendal

5. Nomor Telepon : 083197732779

6. Alamat Email

7. Pendidikan Terakhir : SMA

1. Nama : Winda Gusti Ningsih

2. Jabatan : Anggota

3. T.Tgl Lahir : Padang, 21 Mei 1991

4. Alamat Rumah : Jl.Menteng Raya Gg.budi

5. Nomor Telepon : 082163884422

6. Alamat Email

(21)

2.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Keripik Udang Rebon

Struktur organisasi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena

dengan struktur organisasi dapat memahami bagian dan kerja masing – masing

setiap anggota yang mana ini juga mencerminkan sikap profesionalisme suatu

perusahaan atau organisasi.

Untuk saat ini dalam struktur organisasi terdiri dari 4 orang termasuk

penulis yang terlibat dalam pengelolaan rencana ini. Diharapkan di masa

mendatang tenaga kerja untuk bisnis keripik udang rebon ini akan lebih banyak

lagi, serta seluruh anggota dapat memberikan ide – ide yang nantinya berguna

untuk kemajuan perusahaan.

PIMPINAN

NELLA ARMAYANTI

ANGGOTA

PANJI LESMANA

ANGGOTA

RIRI ANGGRIANI

ANGGOTA

(22)

2.4 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

2.4.1 Produk yang Dihasilkan

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2002).

Pada bagian ini menjelaskan keseluruhan produk yang dihasilkan. Perencanaan yang

perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha manufaktur dan

industri pengolahan adalah:

1. Dimensi Produk

Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri – ciri produk yang meliputi

bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk yang berbahan baku udang rebon ini

disajikan dalam bentuk keripik, dengan lebih menonjolkan rasa dari udang rebonnya.

2. Nilai/Manfaat Produk

Produk keripik udang rebon ini yang ditawarkan memiliki manfaat yang

positif bagi kesehatan konsumen yang merupakan manfaat inti dari produk keripik

udang rebon. dari bahan bakunya udang rebon memiliki banyak kandungan gizi

yang bermanfaat. Produk keripik udang rebon ini sendiri juga memiliki protein

benefit (manfaat potensial) seperti menjaga lingkungan dan mempedulikan

(23)

Tabel 2.1 Kandungan gizi udang rebon per 100 g

Kandungan Gizi Udang Rebon kering Udang Rebon Basah

Energi(kkal) 299 81

Produk Konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh konsumen

akhir (pemakai akhir). Keripik udang rebon merupakan produk yang dapat dinikmati

kapan saja, bisa dimakan saat santai, dan bisa juga dijadikan pelengkap saat makan.

2.4.2 Keunggulan Produk

Keunggulan kompetitif produk kami antara lain:

1. Rasanya yang sangat renyah dan gurih.

2. Harga terjangkau dan sesuai dengan kantong konsumen.

3. Lebih mengunggulkan rasa dari udang rebon.

4. Dalam proses produksi tidak menggunakan bahan pengawet dan bahan pewarna

makanan yang pada saat ini banyak digunakan pemilik usaha kecil supaya

(24)

5. Tidak banyak masyarakat yang bisa mengolah udang rebon ini menjadi makanan,

karena biasanya udang rebon digunakan untuk pembuatan terasi dan abon.

2.4.3 Gambaran Pasar

Pada tahapan ini menceritakan gambaran pasar, mulai dari gambaran pasar

bisnis secara ringkas serta data penjualan beberapa tahun terakhir.

• Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.

• Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi

penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai

pertumbuhan proyeksi permintaan.

2.4.4 Target Pasar atau Segmen Pasar yang Dituju

Target pasar adalah sekelompok pembeli yang mempunyai sifat – sifat yang

sama yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok orang dengan ciri –

ciri yang sama belumlah berarti mereka membentuk pasar sasaran. Hanya bila mereka

mempunyai ciri – ciri yang sama dengan pembeli, maka barulah berarti mereka

membentuk suatu pasar sasaran (Situmorang, 2008).

Dalam suatu perusahaan pasti akan memiliki target atau segmentasi pasar

yang dituju untuk mengembangkan usaha yang diproduksi oleh perusahaan. Target

pasar memberikan prospek yang bagus dimana penulis dapat memasarkan produk

keripik udang rebon ke beberapa tempat misalnya saja kedai/warung, di

(25)

izin usaha. Perusahaan yakin akan melangkah ke bisnis ini karena telah melihat target

pasar sebelumnya melalui berbagai media cetak dan elektronik.

Disini penulis juga memilki target atau segmen pasar yang dituju yaitu

penduduk dari Medan Denai yang berkisar lebih kurang 10.000 jiwa. Selain dari

penduduk Medan Denai sendiri target pasar yang dituju adalah masyarakat kota

Medan yang berkunjung ke tempat usaha ini. Usaha keripik udang rebon ini juga

berdekatan dengan salah satu sekolah sehingga para pelajar menjadi salah satu

target pasar. Dalam segmen pasar, usaha ini tidak mengelompokkan siapa yang

menjadi konsumen akan produk yang dihasilkan. Perusahaan yakin dengan target

atau segmentasi pasar yang dituju akan membuat usaha ini menjadi lebih

berkembang karena melihat dari usaha yang menjanjiakan dan demografi yang

baik untuk usaha ini.

2.4.5 Target Perkembangan Pasar

Masyarakat indonesia sangat mengikuti trend suatu produk di pasar saat ini,

termasuk keripik udang rebon. Dengan demikian, perusahaan yakin ketika usaha ini

telah berjalan akan menjadi perusahaan yang dapat berkembang cepat. Hal ini dapat

dilihat dari kondisi perekonomian Indonesia ysng cukup baik dan selera masyarakat

untuk mencoba suatu produk yang unik.

Dari analisis perkembangan pasar yang dilakukan beberapa bulan yang lalu,

pertumbuhan ekonomi seperti inflasi dan tingkat suku bunga mempengaruhi trend

(26)

pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang membaik dan ini sangat mempengaruhi

tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini mempengaruhi karena tingkat pendapatan

yang baik maka minat masyarakat untuk membeli suatu produk/barang juga akan

semakin tinggi.

Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam perkembangan

perusahaan. Dikarenakan inflasi tinggi makan akan berimbas pada bahan baku

penolong usaha ini. Dengan tingginya inflasi maka tinggi pula harga bahan baku

penolong yang akan berimbas pada harga produk usaha. Namun ketika inflasi

turun maka bahan baku penolong juga akan turun sehingga berimbas pula pada

harga produk usaha penulis. Sedangkan inflasi 5 tahun terakhir mengalami

penurunan, Penurunan berasal dari inflasi inti dan inflasi pangan. Inflasi inti turun

dari posisi 6 persen pada 2007 menjadi 4-5 persen pada April 2012. Sedangkan

harga-harga bahan pangan (volatile food) turun dari 12 persen pada 2007 menjadi

sekitar 7 persen saat ini (Tempo, Jakarta).

Dari segi tingkat suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi akan

perkembangan usaha ini. Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi

ketika usaha dijalankan mendapat pinjaman dari pihak ketiga yakni bank. Dalam

usaha ini, modal untuk pendirian usaha ini merupakan usaha dari modal sendiri dan

(27)

2.4.6 Proyeksi Penjualan

Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua peralatan dan faktor

produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan.

Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkat yang rinci semuanya

akan mengacu pasa hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang

bersangkutan. Kapasitas produksi biaya dinyatakan dalam unit per periode waktu

tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk petencanaan strategis, proyeksi

kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan

rencana produksinya.

2.4.7 Analisis Pesaing

Menurut Syafrizal Helmi (2009), ada lima kekuatan pesaing yaitu :

1. Ancaman masuknya pendatang baru

Pendatang baru dalam industri perdagangan biasanya dapat mengancam para

pesaing yang ada. Karena pendatang baru sering kali membawa kapasitas baru, serta

sering kali pula memiliki sumber daya yang besar. Beberapa hambatan memasuki

suatu industri adalah :

a. Skala Ekonomi (Economics of Scale)

b. Diferensiasi Produk (Product Differentiation)

c. Persyaratan Modal (Capital Requirement)

d. Biaya Peralihan Pemasok (Switching Cost)

(28)

f. Kebijakan Pemerintah

2. Tingkat Rivalitas Diantara Para Pesaing yang ada

Rivalitas (Rivalry) dikalangan pesaing yang berbentuk perlombaan untuk

mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik – taktik seperti persaingan harga,

peran iklan, industri produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepara

pelanggan, intensitas persaingan antar perusahaan merupakan fungsi dari beberapa

faktor seperti :

a. Adanya beberapa pesaing yang seimbang

b. Pertumbuhan industri yang lambat

c. Kurangnya diferensiasi atau switching cost

d. Pertambahan kapasitas yang tinggi

e. Pesaing yang berbeda – beda

f. Hambatan pengunduran diri yang tinggi

3. Tekanan dari Produk Pengganti

Produk pengganti/barang substitusi merupakan salah satu persaingan dari

perusahaan – perusahaan. Ancama dari produk susbtitusi ini kuat jika konsumen

dihadapkan pada sedikit switching cost dan jika produk sustitusi tersebut mempunyai

harga lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk – produk

(29)

4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pembeli biasanya membeli barang dengan harga yang termurah dengan

meminta kualitas yang tinggi dan pelayanan yang terbaik. Hal ini membuat

persaingan antara perusahaan dalam industri rumah tangga yang sama. Biasanya

kekuatan tawar menawar pembeli meningkat jika situasi berikut terjadi :

a. Pembeli membeli dalam jumlah besar

b. Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi.

c. Penjual memperoleh laba yang rendah

5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam suatu industri dengan

cara menaikkan harga serta menutunkan kualitas barang yang dijualnya. Tetapi kami

menjual produk dengan harga yang tetap apabila terjadi kenaikan harga kebutuhan

pokok kami akan mengurangi produksi dari keripik udang rebon supaya pelanggan

tidak merasa terbebani dalam membeli produk, dan akan menaikkan harga produk

apabila harga kebutuhan pokok sudah terlalu tinggi, perusahaan nantinya akan

kembali menyesuaikan harga produk yang akan dipasarkan.

Salah satu contoh yaitu usaha kerupuk adapun keunggulan dan kelemahan

(30)

Tabel 2.2 Usaha Pesaing dari Keripik Udang Rebon

PESAING KELEMAHAN KEUNGGULAN

Usaha

Kerupuk

1. Cepat masuk angin.

2. Lebih banyak

menggunakan zat

pewarna.

3. Menggunakan

penyedap.

1. Harga lebih ekonomis.

2. Gurih dan lebih ringan

untuk dijual.

3. Tidak menggunakan zat

pewarna makanan.

2.5 ASPEK PRODUKSI

2.5.1 Bahan Baku dan Bahan Penolong

Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk

perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah suplier,

kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan

baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per hari) :

Tabel 2.3 Rencana Bahan Baku Keripik Udang Rebon

(31)

2.5.2 Proses Produksi

Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan – tahapan

proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud.

Bentuk proses produk keripik udang rebon ini dibahas dalam bentuk resep. Resep

pembuatan keripik udang rebon yaitu:

Resep Keripik Udang Rebon

• Tepung roti • Udang kecepe

• Garam/bumbu-bumbu

Cara Membuat

• Semua bumbu digiling sampai halus.

• Tepung dan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan tadi dijadikan satu, lalu

tambahkan air, diaduk hingga rata.

• Lalu ambil adonan 1 sendok makan, masukkan udang kecepe kedalam sendok

(32)

Gambar 2.1 Contoh hasil olahan keripik udang rebon

2.5.3 Peralatan yang Dibutuhkan

Baik untuk perencanaan pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan

juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu

berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.

Tabel 2.4 Peralatan yang dibutuhkan

Nama Peralatan Merk Jumlah

Unit Harga

Jumlah Harga

1. Kompor + Gas Rinai 3 200.000 600.000

2. Kuali Maxim 2 200.000 400.000

3. Teflon Maxim 1 160.000 160.000

4. Timbangan Tanita 1 150.000 150.000

5. Baskom Ultra 3 15.000 45.000

6. Sudip 555 2 20.000 40.000

7. Sendok Doll 3 8.000 24.000

(33)

Bahan pembantu dari keripik udang rebon ini yaitu:

• Seperangkat alat pengemas = Rp 150.000,-

• Alat pembungkus & Merk = Rp 61.250,- per hari. Dimana dari masing –

masing unit produk dikenakan biaya Pembungkus & Merk sebanyak Rp 350,-

per Unitnya.

2.5.4 Sarana Penunjang

Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk

dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air,

telepon, internet dan lain-lainnya (dihitung berdasarkan kebutuhan per bulan) :

Tabel 2.5 Sarana Penunjang

Jenis Biaya Jumlah Biaya

1. Listrik Rp. 150.000

2. Air Rp. 150.000

Total Biaya Sarana Penunjang Rp. 300.000

Sumber : Penulis (2012)

2.6 ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA

Kompetensi adalah ciri – ciri yang harus dimiliki oleh seseorang sehingga dia

dapat mencapai performasi prima dalam suatu bidang pekerjaan (Hutagalung, 2010).

Pada indikator kompetensi karyawan, kita harus melihat 3 (tiga) hal sisi, yaitu sisi

(34)

Di sisi pertumbuhan, akan memantau durasi kerja, tingkat pendidikan dan

biaya pelatihan masyarakat. Selain itu tingkat turn over karyawan dan juga

kemampuan meraih pelanggan juga bisa termonitor. Sementara itu di sisi efisiensi,

harus dilihat proporsi para professional (karyawan dengan keahlian tertentu). Begitu

juga dengan nilai tambah per karyawan dan professional serta keuntungan yang

dihasilkan oleh masing – masing pada bagian tersebut. Adapun sisi stabilitas akan

terlihat dari turn over professional di suatu perusahaan. Perencanaan tenaga kerja

langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal – hal mengenai kualifikasi, tarif

upah, jumlah tenaga yang dibutuhkan, dan persyaratan kerja.

Karena dalam usaha ini pemilik merupakan investor aktif yang berarti pemilik

juga menjalankan operasional, maka sistem penggajian tidak dihitung secara spesifik

melainkan menerima pembagian dari laba yang didapatkan. Sehingga untuk saat ini

usaha pemilik belum memerlukan tenaga kerja tambahan dikarenakan masih dapat

mengelola usaha ini sendiri.

2.7 RENCANA PENGEMBANGAN PASAR

2.7.1 Strategi Produksi

Dalam strategi produksi, pemilik akan meningkatkan kualitas dan kuantitas

dari produk yang telah dihasilkan. Namun akan tetap menstabilkan harga dari

produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk lebih mengembangkan dan

mengekspansi usaha ini untuk lebih berkembang. Apabila inflasi sedang tinggi maka

pemilik akan mengurangi produksi dari keripik udang rebon dengan mempertahankan

(35)

perusahaan dari kerugian serta tetap dapat memuaskan konsumen dari produk yang

telah dihasilkan.

2.7.2 Strategi Organisasi dan SDM

Dalam penerapan strategi organisasi dan sumber daya manusia (SDM) juga

sangat diperhatikan karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya

usaha ini. Strategi yang diterapkan adalah dengan memberikan motivasi kepada

karyawan serta memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Dengan

begitu kemungkinan usaha keripik udang rebon ini nantinya akan lebih maju.

2.7.3 Strategi Marketing

Strategi yang akan dilakukan oleh usaha ini dalam bidang marketing yaitu

dengan memperkenalkan produk kepada konsumen lain melalui internet seperti:

Facebook, Twitter, dan blog yang dimiliki usaha keripik udang rebon itu sendiri, dan

metode yang paling sederhana dalam strategi marketing adalah dengan melakukan

promosi dari mulut ke mulut. Perusahaan meyakini walaupun strategi ini sangat

sederhana namun efektifitas penyampaian pesannya juga cukup signifikan, dengan

strategi ini diharapkan permintaan konsumen akan meningkat terhadap produk yang

(36)

2.7.4 Strategi Keuangan

Dalam pengembangan usaha, pemilik nantinya akan menambah armada untuk

mengembangkan usaha dengan menggunakan modal sendiri yang telah didapat dari

keuntungan – keuntungan penjualan.

2.8 PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

Dalam persaingan bisnis yang semakin keras dan ketat saat ini, informasi

teknologi merupakan peran yang sangat penting dalam pengembangan bisnis.

Yang menjadi titik poin adalah bagaimana teknologi dapat digunakan dan apa

yang perlu diketahui, bisnis mengenai teknologi dapat digunakan dan apa yang

perlu diketahui bisnis mengenai teknologi sehingga memberi dampak terhadap

strategi bisnis dan selalu terlibat dalam berbagai perencanaan serta pengkajian

strategi bisnis. Pemanfaatan sistem teknologi informasi memberikan lima peran

utama di dalam organisasi:

a. Meningkatkan komunikasi, yaitu mengintegrasikan penggunaan sistem

teknologi informasi dengan menggunakan email dan media lainnya.

b. Meningkatkan efektivitas, yaitu menyediakan informasi bagi para manajer di

organisasi untuk mendukung dalam proses pengambilan keputusan dengan lebih

efektif yang didasarkan dengan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan

sehingga mendapat hasil produk yang akurat dan bebas dari cacat produksi

sesuai dengan sasaran produksi yang diinginkan.

c. Meningkatkan efisiensi, yaitu menggantikan manusia dengan teknologi dalam

(37)

d. Meningkatkan kompetitif, yaitu sistem teknologi informasi yang digunakan

untuk keunggulan kompetisi.

e. Meningkatkan kolaborasi yaitu dalam pemanfaatan informasi teknologi, keripik

udang rebon nantinya akan menggunakan jaringan internet untuk memasarkan

usaha ini, memiliki blog yang dapat dikunjungi oleh siapa saja.

2.9 ANALISIS KEUANGAN

Salah satu komponen yang menjadi pendukung pembangunan nasional adalah

dengan tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk

kredit maupun dalam bentuk lainnya. Lembaga intermediasi yang ada dibedakan

kedalam 3 (tiga) kategori yaitu :

a. Membentuk Bank tunduk pada Undang – Undang Pokok Perbankan.

b. Membentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang – Undang Koperasi.

c. Lembaga keuangan mikro lainnya yang belum diatur Undang – Undang.

Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha

di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-31/MK/2000

tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini pembinaan

usaha kecil dan operasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan

No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan

Menteri BUMN / Kepala Badan Pembinaan BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1999

tanggal 28 September 1999. Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil

(38)

Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) tahun – tahun sebelumnya yang

merupakan sumber pendanaan utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan

kehidupan perekonomian masyarakat melalui kemitraan dengan para pengusaha kecil

dan koperasi serta lingkungan masyarakat sekitarnya.

Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil Koperasi (PUKK) dan Bina

Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk

mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi rakyat, melalui pemerataan disektor

ekonomi dimana anggota masyarakat golongan pengusaha kecil dan koperasi

diberikan kesempatan untuk melakukan perluasan terhadap usahanya, berdasarkan

bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjam lunak yang berasal dari penyisihan laba

BUMN. Namun untuk bisnis keripik udang rebon ini kami menggunakan dana

sendiri, agar tanggungjawab dan pembagian hasilnya nanti jauh lebih mudah, adapun

apabila membutuhkan pengembangan usaha, salah satu cara pendanaan yang tertera

diatas bisa menjadi bahan pertimbangan kami.

2.9.1 Proyeksi Keuangan

Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperhatikan potensi dana yang

dimliki, kebutuhan dana eksternal perhitungan kelayakan usaha, termasuk

didalamnya 3 (tiga) performa laporan keuangan : neraca, rugi – laba, cash flow.

secara ringkas dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara

(39)

• Sumber Pendanaan

Sumber dana dari usaha keripik udang rebon ini direncanakan sekitar 50%

atau sebesar Rp. 5.000.000,- merupakan modal sendiri dan sisanya sekitar

50% lagi atau sebesar Rp.5.000.000,- merupakan kredit bank dengan tingkat

bunga 12% per tahun.

2.6 Sumber Pendanaan

Uraian Jumlah Dana Jumlah

Modal Sendiri 5.000.000,- 5.000.000,- Pinjaman 5.000.000,- 5.000.000,-

Total Rp 10.000.000,-

Sumber : Penulis (2012)

• Kebutuhan Pembiayaan

Tabel 2.7 Kebutuhan Pembiayaan

Uraian Jumlah

Peralatan 1.419.000 Jumlah Rp. 1.419.000

Sumber : Tabel 2.4

2.9.2 Proyeksi Penjualan

Berikut adalah proyeksi penjualan keripik udang rebon per hari :

Tabel.2.8. Proyeksi Penjualan Per Hari

No. Nama Produk Banyak Unit @ Jumlah Harga

1. Keripik Udang Rebon 175 3000 Rp.525.000

Sumber : Penulis (2012)

Proyeksi keuntungan dari penjualan keripik uadang rebon.

Keuntungan per hari = Pendapatan penjualan per hari – Biaya bahan baku per hari = 525.000 – 94.500

(40)

Berikut ini adalah proyeksi penjualan Keripik Udang Rebon dalam satu tahun

kedepan :

Tabel 2.9 Proyeksi Penjualan per bulan Keripik Udang Rebon

No. Bulan

Total 33,600 100,800,000 18,144,000

Sumber : Penulis (2012)

Keterangan :

∗ Pendapatan = Unit yang Terjual x Harga Per Unit

Dimana harga per unit dari keripik udang rebon adalah Rp.3000,-

** Biaya Bahan Baku = Unit yang Terjual x Biaya Bahan Baku Per Bungkus

Dimana biaya bahan baku per unit dari keripik udang rebon adalah Rp.540,-

Tahun I diperkirakan dapat terjual sebanyak 33.600 unit / bungkus. Dimana dalam 1

minggu ada 4 hari kerja. Pada tahun – tahun berikutnya bila ditargetkan tiap tahun

(41)

Maka proyeksi penjualan 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.10 Proyeksi Penjualan 5 Tahun kedepan

Usaha Keripik Udang Rebon

No. Tahun Target Penjualan

(Unit)

Harga Per Unit (Rp)

Penjualan (Rp)

1. 2013 33,600 3,000 100,800,000

2. 2014 36,960 3,000 110,880,000

3. 2015 40,656 3,000 121,968,000

4. 2016 44,722 3,000 134,166,000

5. 2017 49,144 3,000 147,432,000

(42)

2.9.3 Keterangan Data Proyeksi Penjualan Tahun I (Pertama)

Investasi Rp. 10.000.000,-

Penjualan Rp.100.800.000

Penggunaan Dana

• Bahan Baku Rp.18.144.000

• Perlengakapan Rp. 1.419.000

• Total Beban

-Gaji Pimpinan Rp. 1.600.000

-Gaji Anggota (3 orang) Rp. 2.400.000

-Biaya Listrik & Air Rp. 300.000

-Biaya Pemasaran Rp. 400.000

-Biaya Transportasi Rp. 400.000

-Biaya Pembungkus & Merk Rp. 980.000

Rp.5.100.000

(43)

2.9.4 Rekapitulasi Biaya - biaya

Tabel 2.11 Rekapitulasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Keripik Udang Rebon

Tahun

Jenis Biaya 2013 2014 2015 2016 2017

A. Biaya Tetap

Gaji Pimpinan 19,200,000 21,120,000 23,232,000 25,555,200 28,110,720 Gaji Karyawan 28,800,000 31,680,000 34,848,000 38,332,800 42,166,080 Biaya Pemasaran 1,600,000 1,600,000 1,600,000 1,600,000 1,600,000 Biaya Listrik 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 Biaya Air 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000

B. Biaya Variabel

(44)

Tabel 2.12 Jumlah Pengembalian Pokok Pinjaman Dan

Bunga Pinjaman Usaha Keripik Udang Rebon

Tahun Cicilan Bunga 12%

Pengembalian pinjaman

Jumlah pinjaman

Sisa kredit

0 - - - - 5,000,000

1 1,387,049 600,000 787,049 787,049 4,212,951 2 1,387,049 505,554 881,495 1,668,544 3,331,456 3 1,387,049 399,775 987,274 2,655,818 2,344,182 4 1,387,049 281,302 1,105,747 3,761,565 1,238,435 5 1,387,049 148,614 1,238,435 5,000,000 0

Keterangan:

I. Tingkat bunga 12% per tahun

II. Jangka waktu pinjaman 5 tahun

(45)

Untuk menghitung besarnya Net Present Value (NPV), perlu dibuat tabel persiapan perhitungan sebagaimana dalam

tabel berikut :

Tabel 2.13 Persiapan Perhitungan Net Present Value (NPV) Usaha Keripik Udang Rebon

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5

1. Pendapatan

Hasil Produksi 0 100,800,000 112,800,000 121,968,000 134,172,000 147,600,000 Gross Benefit 0 100,800,000 112,800,000 121,968,000 134,172,000 147,600,000

2. Investasi Awal 5,000,000 0 0 0 0 0

3. Operating Cost 0 87,904,000 96,174,400 105,271,840 115,281,160 126,292,480

Kredit Bank

a. Pokok Pinjaman 0 852,282 920,465 994,102 1,073,630 1,159,522

b. Bunga Bank 0 400,000 331,817 258,180 178,652 92,760

Total Cost 0 89,156,282 97,426,682 106,524,122 116,533,442 127,544,762 4. Benefit -5,000,000 11,643,718 15,373,318 15,443,878 17,638,558 20,055,238 5. Net Benefit -5,000,000 11,643,718 15,373,318 15,443,878 17,638,558 20,055,238

6. D.F 12% 1.0000 0.8928 0.7971 0.7117 0.6355 0.5674

7. Present Value -5,000,000 10,395,511 12,254,072 10,991,408 11,209,304 11,379,342

NPV = (-5,000,000 + 10,395,511 + 12,254,072 + 10,991,408 + 11,209,304 + 11,379,342)

(46)

Tabel 2.14 Persiapan Perhitungan IRR dan Net B/C Ratio

Usaha Keripik Udang Rebon

Tahun Net benefit

D.F 254%

Present value

D.F 255%

Present kredit 0 -5,000,000 1.0000 -5,000,000 1.0000 -5,000,000 1 11,643,718 0.2825 3,289,186 0.2817 3,279,921 2 15,373,318 0.0798 1,226,764 0.0793 1,219,863 3 15,443,878 0.0225 348,134 0.0224 345,200 4 17,638,558 0.0064 112,318 0.0063 111,058 5 20,055,238 0.0018 36,075 0.0018 35,570

(47)

Waktu pengembalian biaya usaha Keripik Udang Rebon yang direncanakan ini

terlihat dalam table persiapan perhitungan Break Even Point berikut:

Tabel 2.15 Persiapan Perhitungan Break Even Point

Usaha Keripik Udang Rebon

Tahun Total

Cost Benefit

D.F

12% TC B

0 5,000,000 0 1.0000 5,000,000 0

(48)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil perhitungan kriteria investasi, dimana NPV = Rp

51,229,637 (Lebih besar dari nol), IRR = 254,6% lebih besar dari (D.F = 12%), dan

Net B/C Ratio = 16,03 (Lebih besar dari satu) maka perencanaan usaha keripik udang

rebon ini “Layak” untuk dikerjakan. Dilihat dari kemampuan mengembalikan biaya

(BEP), perencanaan usaha keripik udang rebon ini dalam pengembalian biaya (BEP)

tidaklah lama, tepatnya 4,4 tahun.

Berdasarkan pada hasil perhitungan kelayakan investasi, aspek pemasaran

dan aspek produksi, maka usaha rumah tangga keripik udang rebon ini layak

untuk dikembangkan.

3.2 Saran

Atas dasar ini pula didasarkan kepada pihak – pihak yang berkepentingan

terutama kepada lembaga perbankan, kiranya dapat membantu usaha ini melalui

kredit perbankan. Pemerintah daerah dapat membantu kelancaran usaha ini dalam

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Eugene F. Brigham, Joel F. Houston. 2010. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan (Essentials of Financial Management. Jakarta : Edisi Kesebelas, Salemba Empat.

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang (dan) Frida Ramadini. 2010. Kewirausahaan, Medan : USU Press.

Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya

Nafrin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Edisi Ketiga, Salemba Empat.

Riani, Asri Laksmi, Dkk. 2005. Dasar – Dasar Kewirausahaan. Surakarta : Sebelas Maret University.

Saydam, Gouzali. 2006. Panduan Lengkap Pengantar Bisnis, Bandung : Alfabeta

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Bogor : Kencana.

Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasarann yang Efektif dan Profitable. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. Bisnis : Perencanaan dan Pengembangan. Medan : USU Press.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan. Bandung : CV. Alfabeta.

Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Tjiptono, Fandy. 2002. Staregi Pemasaran. Yogyakarta : Edisi Kesebelas, Andi.

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Keripik Udang Rebon
Tabel 2.1 Kandungan gizi udang rebon per 100 g
Tabel 2.2 Usaha Pesaing dari Keripik Udang Rebon
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebab terjadinya potensi bahaya Iritasi kulit (gatal-gatal, panas) yang terdapat pada kriteria risiko Low Risk disebabkan karena pekerja tidak menggunakan APD berupa sarung

Peserta didik diminta 'erlatih kem'ali melak$kan #enent$an akomodasi/#en!ina#an+ trans#ortasi+ kons$msi ra#at+ #en&ediaan $nit kesehatan+ serta #en!e"ekan

Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan mengenai elemen good governance yang berpengaruh terhadap tingkat

Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung- ujung penghantar tersebut, asalkan suhu tetap.. Pernyataan di atas

1) Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu dibagian mana saja di saluran kemih. Obstruksi diatas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter

Hukum gauss menyatakan bahwa besar dari fluks listrik yang melalui sebuah bidang akan berbanding lurus dengan kuat medan listrik yang menembus bidang,

Sedangkan dalam perilaku higiene menstruasi yang baik dapat diketahui dengan perilaku responden berupa : 86,2% selalu mandi dengan sabun 2 kali sehari pada saat

Dari diskusi di atas, tujuan penelitian ini adalah: (a) mengetahui perkembangan pasar modern dan pasar tradisional di kota Bengkulu, dan (b) mengetahui jumlah omset