UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN
PERENCANAAN BISNIS “KERIPIK UDANG REBON”
TUGAS AKHIR
OLEH:
NELLA ARMAYANTI
092101104
D-III KEUANGAN
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK
MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN
NAMA : NELLA ARMAYANTI
NIM : 092101104
PROGRAM STUDI : D-III KEUANGAN
JUDUL : PERENCANAAN BISNIS ”KERIPIK UDANG
REBON”
Tanggal : ... Juli 2012 Dosen Pembimbing
NIP. 19660406 199303 1 013 (Drs. Amlys S Silalahi, M.Si)
Tanggal : ... Juli 2012 Ketua Program Studi D-III Keuangan
NIP. 19591229 198903 1 002
(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si)
Tanggal : ... Juli 2012 Dekan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN
NAMA : NELLA ARMAYANTI
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NIM : 092101104
PROGRAM STUDI : D-III KEUANGAN
JUDUL : PERENCANAAN BISNIS ”KERIPIK UDANG
REBON”
Medan, 10 Juli 2012 Penulis
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Program Studi
Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Amlys S Silalahi, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan,
dan koreksi dalam penyelesaian tugas akhir pada penulis, sehingga tugas akhir
ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
6. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Marwidis dan Ibunda
sayang, perhatian, do’a, dan pengorbanan serta dorongan semangat sehingga
penulis dapat penyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
7. Kakak dan Adikku Riri Anggriani Syafitri, Muhammad Ihsan & Widya Arianti,
terima kasih atas motivasi dan bantuannya kepada penulis dalam mengerjakan
Tugas Akhir ini.
8. Sahabat-sahabatku yang tersayang Kiki Rizky Ananda, Imma Yuniar, Sinta
Klini, Juni Farida, dan teman - teman keuangan khususnya stambuk ‘09 yang
mendukung dalam penulisan Tugas Akhir ini terima kasih atas kasih sayang
kalian. Buat teman-teman magang kelompok 9 (Juliardi, Suriani, & Juni) yang
memberikan kritik dan saran kepada penulis pada Tugas akhir ini.
9. Buat mas Dedi Kurniawan, yang mendukung dan memberi semangat dalam
penulisan Tugas Akhir ini, terima kasih atas kasih sayangnya.
Semoga Allah Swt dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan
baik dalam waktu mengalami kesulitan maupun rintangan, berupa amal dan pahala di
akhirat kelak. Penulis menyadari dalam pembuatan tugas akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari para pembaca demi perbaikan – perbaikan di masa yang
akan datang.
Medan, 10 Juli 2012 Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PERENCANAAN BISNIS KERIPIK UDANG REBON ... 9
2.4.6 Proyeksi Penjualan ... 18
2.4.7 Analisis Pesaing ... 18
2.5 Aspek Produksi ... 21
2.5.1 Bahan Baku & Bahan Penolong ... 21
2.5.2 Proses Produksi ... 21
2.5.3 Alat Produksi ... 22
2.5.4 Sarana Penunjang ... 23
2.6 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) ... 24
2.7 Rencana Pengembangan Pasar ... 25
2.8 Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 26
2.9 Analisis Keuangan ... 27
2.9.1 Proyeksi Keuangan ... 29
2.9.2 Proyeksi Penjualan ... 30
2.9.3 Data Proyeksi Penjualan Tahun I (Pertama) ... 32
2.9.4 Rekapitulasi Biaya – Biaya ... 33
BAB III PENUTUP ... 38
3.1 Kesimpulan ... 38
3.2 Saran ... 38
DAFTAR TABEL
HAL
Tabel 1.1 Jadwal Penyusunan Tugas Akhir ... 8
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Udang Rebon ... 13
Tabel 2.2 Usaha Pesaing dari Keripik Udang Rebon ... 20
Tabel 2.3 Perencanaan Bahan Baku ... 21
Tabel 2.4 Peralatan yang dibituhkan ... 23
Tabel 2.5 Sarana Penunjang ... 24
Tabel 2.6 Sumber Pendanaan ... 29
Tabel 2.7 Kebutuhan Pembiayaan ... 30
Tabel 2.8 Proyeksi Penjualan Per Hari ... 30
Tabel 2.9 Proyeksi Penjualan Per Bulan ... 30
Tabel 2.10 Proyeksi Penjualan 5 Tahun Kedepan ... 31
Tabel 2.11 Rekapitlasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel ... 33
Tabel 2.12 Jumlah Pengembalian Pokok Pinjaman & Bunga Pinjaman ... 34
Tabel 2.13 Persiapan Perhitungan Net Present Value ... 35
Tabel 2.14 Persiapan Perhitungan IRR dan Net B/C Ratio ... 36
DAFTAR GAMBAR
HAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian nasional sangat
besar. Dilihat dari pembangunan ekonomi nasional, karena selain berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, juga berperan dalam
pendistribusian hasil – hasil pembangunan. Krisis ekonomi yang diawali dengan
krisis moneter yang terjadi di indonesia menunjukkan bahwa UKM relatif lebih
bertahan dalam menghadapi krisis tersebut, daripada usaha skala besar yang
mengalami kebangkrutan.
Pengembangan UKM pada saat ini sangat penting dan perlu mendapatkan
perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat
berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi yang lainnya. Pengembangan
UKM melalui pendekatan pemberdayaan usaha, perlu memperhatikan aspek sosial
dan budaya di masing – masing daerah, mengingat usaha kecil dan menengah pada
umumnya tumbuh dari masyarakat secara langsung.
Upaya pengembangan UKM dapat disinergikan dengan industri besar melalui
pola kemitraan, dan juga akan memperkuat struktur ekonomi baik nasional maupun
daerah. Partisipasi pihak terkait perlu terus ditumbuh kembangkan agar UKM bisa
lebih bertahan dalam perekonomian nasional. Dampak globalisasi mengakibatkan
UKM. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan UKM saat ini dirasakan
semakin mendesak dan sangat strategis untuk mengangkat perekonomian rakyat,
makan kemandirian UKM diharapkan dapat tercapai di masa mendatang.
Konsumen bebas memilih produk yang dibutuhkan atau yang diinginkan,
memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya, banyaknya pembelian, kapan
membeli, dan alasan membeli. Pemasar sebagai pihak yang menawarkan berbagai
produk harus dapat menganalisa faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi
konsumen dalam pembelian dengan merancang strategi pemasaran yang sesuai
dengan keinginan konsumen.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam produk adalah kualitas produk. Kualitas
adalah keseluruhan ciri dan karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Kualitas produk
merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai
nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.
Oleh karena itu, perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan
membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Bisnis
yang bergerak dalam usaha makanan ringan di kota Medan saat ini jumlahnya cukup
banyak, salah satunya adalah bisnis keripik udang rebon.
Perusahaan kecil seharusnya memahami perilaku konsumen, karena akan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Perilaku konsumen adalah tindakan
produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini (Setiadi, 2003)
Keputusan pembelian sangat dipengaruhi terutama oleh faktor pribadi yang
dilihat dari karakter individu yaitu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi seperti situasi ekonomi, kepribadian dan konsep diri, sedangkan
faktor psikologis yaitu faktor paling mendasar dari individu yang akan mempengaruhi
pilihan pembelian seseorang yang dilihat dari motivasi, persepsi, pembelajaran,
kepercayaan dan sikap.
Keputusan pembelian ada pada diri konsumen. Konsumen akan menggunakan
berbagai kriteria dalam membeli produk yang sesuai kebutuhannya, seleranya, dan
daya belinya. Konsumen tentu akan memilih produk yang bermutu lebih baik dengan
harga yang lebih murah (Sumarwan, 2003).
Konsumen memutuskan membeli suatu produk dapat dilihat dari segi situsi
ekonomi, kepribadian dan konsep diri, motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan
dan sikap. Ketika konsumen akan bertindak sesuai dengan keinginannya, maka
keputusan konsumen terhadap pembelian suatu produk akan semakin kuat. Oleh
karena itu, setiap perusahaan harus mampu memberikan perilaku yang mungkin
muncul dalam pembelian suatu produk.
Usaha Kecil Menengah (UKM) perlu perhatian yang khusus dan didukung
oleh informasi yang akurat, agar terjadi jaringan bisnis yang terarah antara pelaku
Seorang wirausahawan (Enterpreneur) adalah seorang yang menciptakan bisnis baru
dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan
menggabungkan sumber – sumber daya yang diperlukan sehingga sumber – sumber
daya itu bisa dikapitalisasikan (Zimmerer, 2008). Dengan demikian wirausahawan
harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi terciptanya suatu hal yang
berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup.
Bisnis keripik udang rebon ini merupakan salah satu bisnis yang telah
berkembang dibeberapa daerah di Indonesia. Salah satunya kota Medan. Dalam
proses produksinya keripik udang rebon merupakan home industry sehingga tidak
perlu tempat khusus. Indonesia kaya akan hasil alamnya, yang terkadang
menjadikannya memiliki nilai jual yang rendah. Banyaknya ketidaktahuan
masyarakat dalam pengelolahan udang rebon ini yang sedikit sulit untuk diolah
menjadi suatu makanan yang enak untuk dikonsumsi. Salah satu cara untuk
meningkatkan nilai jual dari udang rebon adalah dengan menjadikannya keripik
udang rebon. Dengan menjadikannya keripik, maka nilai udang rebon pun nantinya
dapat meningkat. Begitu banyak manfaat dari udang rebon ini, sehingga kini banyak
masyarakat yang mencari untuk dikonsumsi dalam bentuk makanan ringan seperti
keripik. Ini merupakan peluang bisnis yang menjanjikan dimasa yang akan datang.
Ketersediaan bahan baku dan kandungan gizi didalamnya membuat
prospek pengelolaan keripik udang rebon ini mendapat respon yang baik dari
memperhatikan kandungan gizi makanan dan juga menginginkan makanan yang
tidak menggunakan bahan pengawet dalam proses pembuatannya, serta tidak
menggunakan zat pewarna buatan.
Segmentasi pasar khususnya makanan erat kaitannya dengan penilaian
konsumen terhadap keamanan produk dan nilai fungsionalnya untuk kesehatan.
Keripik udang rebon memiliki umur simpan yang relatif lama sampai berbulan –
bulan, sehingga mempunyai prospek ekonomi yang bagus.
1.2 ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Ketika menjelang usia remaja atau menjelang dewasa, sebahagian besar ada
yang sudah berfikir untuk mencari nafkah sendiri untuk mengurangi sedikit dari
beban orang tua. Misalnya saja dengan bekerja paruh waktu atau dengan memulia
usaha kecil – kecilan yang menghasilkan, minimal sudah bisa untuk membiayai diri
kita sendiri.
Pemuda “anak muda” pada umumnya memiliki ciri – ciri fisik yang kuat,
lebih kreatif, penuh semangat dan energik, dan mempunyai ide baru yang lebih
modern dibandingkan dengan usia yang lebih tua dan berani mengambil resiko.
Dengan adanya perkembangan anak muda yang masa sekarang ini
mempunyai keinginan untuk berwirausaha merupakan salah satu kabar yang
menggembirakan walaupun masih belum terlalu banyak. Disaat bangsa indonesia
sedang mengalami krisis moneter dan krisis global, dan berbagai macam krisis
bangsa indonesia yang saat ini tingkat penganggurannya sangat tinggi. Dengan
munculnya pebisnis muda akan membuka kesempatan kerja bagi mereka yang belum
mempunyai pekerjaan.
Masa muda merupakan masa gemilang atau saat yang tepat untuk berkreasi
dengan melakukan banyak hal – hal yang positif tentunya. Hal ini juga nantinya akan
membawa mereka kepada suatu perubahan dalam hidup serta dapat memberikan
pengalaman – pengalaman yang akan mengubah pola pikir untuk lebih maju lagi.
Salah satu yang bisa menjadi pilihan yaitu dengan menjalankan bisnis, membuka
suatu usaha yang membuka peluang kerja bagi orang banyak nantinya. Pada saat
seperti inilah kita dapat menunjukkan kemandirian dan rasa tanggung jawab kepada
orang tua maupun orang – orang disekitar. Maka dari itulah saya ingin memulai suatu
usaha walaupun masih bisa dibilang usaha kecil – kecilan.
1.3 PERUMUSAN MASALAH
Jika kita terbisa setiap bulan mendapat kiriman dari orang tua, suatu saat nanti
kita memutuskan untuk tidak lagi menerima kiriman uang saku dengan bermaksud
untuk mengurangi beban orang tua, pasti di awal kita akan merasa tidak nyaman dan
gelisah. Tidak nyaman dikarenakan sudah harus berpikir keras bagaimana untuk
bertahan hidup dengan hasil jerih payah sediri. Hal ini merupakan sesuatu yang baru,
kebiasaan baru yang beresiko tinggi dan pastinya sangat asing. Keadaan ini biasanya
disebut dengan keluar dari zona aman (comfort zone). Kemauan yang keras untuk
menjalankan bisnis. Bagi yang belum pernah memulai bisnis, pastilah diawal akan
merasa sedikit canggung.
Maka dalam perumusan masalah ini mulai dari perencanaan usaha sampai
dengan proses realisasi usaha, dengan ini penulis ingin membahas masalah terebut
dalam sebuah Tugas Akhir dengan judul “PERENCANAAN BISNIS KERIPIK
UDANG REBON”.
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan dari penelitian ini :
1. Rencana bisnis merupakan bukti dari inisiatif kita , karena akan menunjukkan
bahwa kita mempunyai disiplin untuk memfokuskan energi, pada sutau
proyek penting untuk menjadi pribadi yang lebih maju dan mandiri.
2. Menjadi pemegang kendali atas wirausaha kita.
Adapun manfaat dari penelitian ini :
1. Sebagai alat komunikasi terhadap rencana utama.
2. Rencana bisnis kita adalah jantung, jiwa operasional dan perangkat dokumen
yang paling penting yang nantinya akan kita berikan kepada setiap lembaga
peminjam dana ataupun investor potensial.
1.5 RENCANA PENULISAN
1. JADWAL SURVIE / OBSERVASI
Tempat : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan
Berikut ini adalah penjelasan dari jadwal survei / observasi penulis:
Tabel 1.1
Jadwal Penelitaian dan Penyusunan Tugas Akhir
No Keterangan Maret April Mei Juni
I II III IV I II III IV I - IV I - IV
1 Pengajuan Judul Tugas
Akhir
2 Pengajuan Dosen
Pembimbing
3 Pengerjaan Tugas
Akhir
4 Bimbingan Tugas
Akhir
5 Penyelesaian Laporan
BAB II
PERENCANAAN BISNIS KERIPIK UDANG REBON
Dalam suatu perusahaan memiliki data perusahaan yang meliputi nama
pemilik, susunan pemegang saham, struktur organisasi, bentuk kepemilikan bisnis,
alamat perusahaan, nomor telepon, faximile, e-mail, NPWP serta perizinan
perusahaan yang mana dalam data perusahaan ini akan mencerminkan bergerak
dalam bidang apa dan produk atau jasa apa yang diproduksi oleh suatu perusahaan
tersebut. Berikut adalah data dari perusahaan yang penulis rencanakan:
2.1 DATA PERUSAHAAN
1. Nama Perusahaan : Keripik Udang Rebon “NAY”
2. Bidang Usaha : Industri Rumahan
3. Jenis Produk / Jasa : Makanan Ringan
4. Alamat Perusahaan : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan
5. Nomor Telepon : 081361922055
6. Alamat Email
7. Situs Web
8. Bank Perusahaan : Bank Mandiri
9. Bentuk Badan Hukum : Usaha Dagang
2.2 BIODATA PEMILIK / PENGURUS PERUSAHAAN
1. Nama : Nella Armayanti
2. Jabatan : Pimpinan
3. T.Tgl Lahir : Medan, 19 Juni 1991
4. Alamat Rumah : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan
5. Nomor Telepon : 081361922055
6. Alamat Email
7. Pendidikan Terakhir : Diploma III
1. Nama : Riri Anggriani
2. Jabatan : Anggota
3. T.Tgl Lahir : Medan, 2 Januari 1990
4. Alamat Rumah : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan
5. Nomor Telepon : 081261940001
6. Alamat Email
1. Nama : Panji Lesmana
2. Jabatan : Anggota
3. T.Tgl Lahir : Medan, 31 Januari 1989
4. Alamat Rumah : Jl.Sumber Amal No.23 Marendal
5. Nomor Telepon : 083197732779
6. Alamat Email
7. Pendidikan Terakhir : SMA
1. Nama : Winda Gusti Ningsih
2. Jabatan : Anggota
3. T.Tgl Lahir : Padang, 21 Mei 1991
4. Alamat Rumah : Jl.Menteng Raya Gg.budi
5. Nomor Telepon : 082163884422
6. Alamat Email
2.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Keripik Udang Rebon
Struktur organisasi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena
dengan struktur organisasi dapat memahami bagian dan kerja masing – masing
setiap anggota yang mana ini juga mencerminkan sikap profesionalisme suatu
perusahaan atau organisasi.
Untuk saat ini dalam struktur organisasi terdiri dari 4 orang termasuk
penulis yang terlibat dalam pengelolaan rencana ini. Diharapkan di masa
mendatang tenaga kerja untuk bisnis keripik udang rebon ini akan lebih banyak
lagi, serta seluruh anggota dapat memberikan ide – ide yang nantinya berguna
untuk kemajuan perusahaan.
PIMPINAN
NELLA ARMAYANTI
ANGGOTA
PANJI LESMANA
ANGGOTA
RIRI ANGGRIANI
ANGGOTA
2.4 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
2.4.1 Produk yang Dihasilkan
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2002).
Pada bagian ini menjelaskan keseluruhan produk yang dihasilkan. Perencanaan yang
perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha manufaktur dan
industri pengolahan adalah:
1. Dimensi Produk
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri – ciri produk yang meliputi
bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk yang berbahan baku udang rebon ini
disajikan dalam bentuk keripik, dengan lebih menonjolkan rasa dari udang rebonnya.
2. Nilai/Manfaat Produk
Produk keripik udang rebon ini yang ditawarkan memiliki manfaat yang
positif bagi kesehatan konsumen yang merupakan manfaat inti dari produk keripik
udang rebon. dari bahan bakunya udang rebon memiliki banyak kandungan gizi
yang bermanfaat. Produk keripik udang rebon ini sendiri juga memiliki protein
benefit (manfaat potensial) seperti menjaga lingkungan dan mempedulikan
Tabel 2.1 Kandungan gizi udang rebon per 100 g
Kandungan Gizi Udang Rebon kering Udang Rebon Basah
Energi(kkal) 299 81
Produk Konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh konsumen
akhir (pemakai akhir). Keripik udang rebon merupakan produk yang dapat dinikmati
kapan saja, bisa dimakan saat santai, dan bisa juga dijadikan pelengkap saat makan.
2.4.2 Keunggulan Produk
Keunggulan kompetitif produk kami antara lain:
1. Rasanya yang sangat renyah dan gurih.
2. Harga terjangkau dan sesuai dengan kantong konsumen.
3. Lebih mengunggulkan rasa dari udang rebon.
4. Dalam proses produksi tidak menggunakan bahan pengawet dan bahan pewarna
makanan yang pada saat ini banyak digunakan pemilik usaha kecil supaya
5. Tidak banyak masyarakat yang bisa mengolah udang rebon ini menjadi makanan,
karena biasanya udang rebon digunakan untuk pembuatan terasi dan abon.
2.4.3 Gambaran Pasar
Pada tahapan ini menceritakan gambaran pasar, mulai dari gambaran pasar
bisnis secara ringkas serta data penjualan beberapa tahun terakhir.
• Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.
• Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi
penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai
pertumbuhan proyeksi permintaan.
2.4.4 Target Pasar atau Segmen Pasar yang Dituju
Target pasar adalah sekelompok pembeli yang mempunyai sifat – sifat yang
sama yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok orang dengan ciri –
ciri yang sama belumlah berarti mereka membentuk pasar sasaran. Hanya bila mereka
mempunyai ciri – ciri yang sama dengan pembeli, maka barulah berarti mereka
membentuk suatu pasar sasaran (Situmorang, 2008).
Dalam suatu perusahaan pasti akan memiliki target atau segmentasi pasar
yang dituju untuk mengembangkan usaha yang diproduksi oleh perusahaan. Target
pasar memberikan prospek yang bagus dimana penulis dapat memasarkan produk
keripik udang rebon ke beberapa tempat misalnya saja kedai/warung, di
izin usaha. Perusahaan yakin akan melangkah ke bisnis ini karena telah melihat target
pasar sebelumnya melalui berbagai media cetak dan elektronik.
Disini penulis juga memilki target atau segmen pasar yang dituju yaitu
penduduk dari Medan Denai yang berkisar lebih kurang 10.000 jiwa. Selain dari
penduduk Medan Denai sendiri target pasar yang dituju adalah masyarakat kota
Medan yang berkunjung ke tempat usaha ini. Usaha keripik udang rebon ini juga
berdekatan dengan salah satu sekolah sehingga para pelajar menjadi salah satu
target pasar. Dalam segmen pasar, usaha ini tidak mengelompokkan siapa yang
menjadi konsumen akan produk yang dihasilkan. Perusahaan yakin dengan target
atau segmentasi pasar yang dituju akan membuat usaha ini menjadi lebih
berkembang karena melihat dari usaha yang menjanjiakan dan demografi yang
baik untuk usaha ini.
2.4.5 Target Perkembangan Pasar
Masyarakat indonesia sangat mengikuti trend suatu produk di pasar saat ini,
termasuk keripik udang rebon. Dengan demikian, perusahaan yakin ketika usaha ini
telah berjalan akan menjadi perusahaan yang dapat berkembang cepat. Hal ini dapat
dilihat dari kondisi perekonomian Indonesia ysng cukup baik dan selera masyarakat
untuk mencoba suatu produk yang unik.
Dari analisis perkembangan pasar yang dilakukan beberapa bulan yang lalu,
pertumbuhan ekonomi seperti inflasi dan tingkat suku bunga mempengaruhi trend
pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang membaik dan ini sangat mempengaruhi
tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini mempengaruhi karena tingkat pendapatan
yang baik maka minat masyarakat untuk membeli suatu produk/barang juga akan
semakin tinggi.
Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam perkembangan
perusahaan. Dikarenakan inflasi tinggi makan akan berimbas pada bahan baku
penolong usaha ini. Dengan tingginya inflasi maka tinggi pula harga bahan baku
penolong yang akan berimbas pada harga produk usaha. Namun ketika inflasi
turun maka bahan baku penolong juga akan turun sehingga berimbas pula pada
harga produk usaha penulis. Sedangkan inflasi 5 tahun terakhir mengalami
penurunan, Penurunan berasal dari inflasi inti dan inflasi pangan. Inflasi inti turun
dari posisi 6 persen pada 2007 menjadi 4-5 persen pada April 2012. Sedangkan
harga-harga bahan pangan (volatile food) turun dari 12 persen pada 2007 menjadi
sekitar 7 persen saat ini (Tempo, Jakarta).
Dari segi tingkat suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi akan
perkembangan usaha ini. Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi
ketika usaha dijalankan mendapat pinjaman dari pihak ketiga yakni bank. Dalam
usaha ini, modal untuk pendirian usaha ini merupakan usaha dari modal sendiri dan
2.4.6 Proyeksi Penjualan
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua peralatan dan faktor
produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan.
Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkat yang rinci semuanya
akan mengacu pasa hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang
bersangkutan. Kapasitas produksi biaya dinyatakan dalam unit per periode waktu
tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk petencanaan strategis, proyeksi
kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan
rencana produksinya.
2.4.7 Analisis Pesaing
Menurut Syafrizal Helmi (2009), ada lima kekuatan pesaing yaitu :
1. Ancaman masuknya pendatang baru
Pendatang baru dalam industri perdagangan biasanya dapat mengancam para
pesaing yang ada. Karena pendatang baru sering kali membawa kapasitas baru, serta
sering kali pula memiliki sumber daya yang besar. Beberapa hambatan memasuki
suatu industri adalah :
a. Skala Ekonomi (Economics of Scale)
b. Diferensiasi Produk (Product Differentiation)
c. Persyaratan Modal (Capital Requirement)
d. Biaya Peralihan Pemasok (Switching Cost)
f. Kebijakan Pemerintah
2. Tingkat Rivalitas Diantara Para Pesaing yang ada
Rivalitas (Rivalry) dikalangan pesaing yang berbentuk perlombaan untuk
mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik – taktik seperti persaingan harga,
peran iklan, industri produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepara
pelanggan, intensitas persaingan antar perusahaan merupakan fungsi dari beberapa
faktor seperti :
a. Adanya beberapa pesaing yang seimbang
b. Pertumbuhan industri yang lambat
c. Kurangnya diferensiasi atau switching cost
d. Pertambahan kapasitas yang tinggi
e. Pesaing yang berbeda – beda
f. Hambatan pengunduran diri yang tinggi
3. Tekanan dari Produk Pengganti
Produk pengganti/barang substitusi merupakan salah satu persaingan dari
perusahaan – perusahaan. Ancama dari produk susbtitusi ini kuat jika konsumen
dihadapkan pada sedikit switching cost dan jika produk sustitusi tersebut mempunyai
harga lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk – produk
4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli biasanya membeli barang dengan harga yang termurah dengan
meminta kualitas yang tinggi dan pelayanan yang terbaik. Hal ini membuat
persaingan antara perusahaan dalam industri rumah tangga yang sama. Biasanya
kekuatan tawar menawar pembeli meningkat jika situasi berikut terjadi :
a. Pembeli membeli dalam jumlah besar
b. Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi.
c. Penjual memperoleh laba yang rendah
5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam suatu industri dengan
cara menaikkan harga serta menutunkan kualitas barang yang dijualnya. Tetapi kami
menjual produk dengan harga yang tetap apabila terjadi kenaikan harga kebutuhan
pokok kami akan mengurangi produksi dari keripik udang rebon supaya pelanggan
tidak merasa terbebani dalam membeli produk, dan akan menaikkan harga produk
apabila harga kebutuhan pokok sudah terlalu tinggi, perusahaan nantinya akan
kembali menyesuaikan harga produk yang akan dipasarkan.
Salah satu contoh yaitu usaha kerupuk adapun keunggulan dan kelemahan
Tabel 2.2 Usaha Pesaing dari Keripik Udang Rebon
PESAING KELEMAHAN KEUNGGULAN
Usaha
Kerupuk
1. Cepat masuk angin.
2. Lebih banyak
menggunakan zat
pewarna.
3. Menggunakan
penyedap.
1. Harga lebih ekonomis.
2. Gurih dan lebih ringan
untuk dijual.
3. Tidak menggunakan zat
pewarna makanan.
2.5 ASPEK PRODUKSI
2.5.1 Bahan Baku dan Bahan Penolong
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk
perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah suplier,
kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan
baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per hari) :
Tabel 2.3 Rencana Bahan Baku Keripik Udang Rebon
2.5.2 Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan – tahapan
proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud.
Bentuk proses produk keripik udang rebon ini dibahas dalam bentuk resep. Resep
pembuatan keripik udang rebon yaitu:
Resep Keripik Udang Rebon
• Tepung roti • Udang kecepe
• Garam/bumbu-bumbu
Cara Membuat
• Semua bumbu digiling sampai halus.
• Tepung dan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan tadi dijadikan satu, lalu
tambahkan air, diaduk hingga rata.
• Lalu ambil adonan 1 sendok makan, masukkan udang kecepe kedalam sendok
Gambar 2.1 Contoh hasil olahan keripik udang rebon
2.5.3 Peralatan yang Dibutuhkan
Baik untuk perencanaan pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan
juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu
berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.
Tabel 2.4 Peralatan yang dibutuhkan
Nama Peralatan Merk Jumlah
Unit Harga
Jumlah Harga
1. Kompor + Gas Rinai 3 200.000 600.000
2. Kuali Maxim 2 200.000 400.000
3. Teflon Maxim 1 160.000 160.000
4. Timbangan Tanita 1 150.000 150.000
5. Baskom Ultra 3 15.000 45.000
6. Sudip 555 2 20.000 40.000
7. Sendok Doll 3 8.000 24.000
Bahan pembantu dari keripik udang rebon ini yaitu:
• Seperangkat alat pengemas = Rp 150.000,-
• Alat pembungkus & Merk = Rp 61.250,- per hari. Dimana dari masing –
masing unit produk dikenakan biaya Pembungkus & Merk sebanyak Rp 350,-
per Unitnya.
2.5.4 Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk
dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air,
telepon, internet dan lain-lainnya (dihitung berdasarkan kebutuhan per bulan) :
Tabel 2.5 Sarana Penunjang
Jenis Biaya Jumlah Biaya
1. Listrik Rp. 150.000
2. Air Rp. 150.000
Total Biaya Sarana Penunjang Rp. 300.000
Sumber : Penulis (2012)
2.6 ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA
Kompetensi adalah ciri – ciri yang harus dimiliki oleh seseorang sehingga dia
dapat mencapai performasi prima dalam suatu bidang pekerjaan (Hutagalung, 2010).
Pada indikator kompetensi karyawan, kita harus melihat 3 (tiga) hal sisi, yaitu sisi
Di sisi pertumbuhan, akan memantau durasi kerja, tingkat pendidikan dan
biaya pelatihan masyarakat. Selain itu tingkat turn over karyawan dan juga
kemampuan meraih pelanggan juga bisa termonitor. Sementara itu di sisi efisiensi,
harus dilihat proporsi para professional (karyawan dengan keahlian tertentu). Begitu
juga dengan nilai tambah per karyawan dan professional serta keuntungan yang
dihasilkan oleh masing – masing pada bagian tersebut. Adapun sisi stabilitas akan
terlihat dari turn over professional di suatu perusahaan. Perencanaan tenaga kerja
langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal – hal mengenai kualifikasi, tarif
upah, jumlah tenaga yang dibutuhkan, dan persyaratan kerja.
Karena dalam usaha ini pemilik merupakan investor aktif yang berarti pemilik
juga menjalankan operasional, maka sistem penggajian tidak dihitung secara spesifik
melainkan menerima pembagian dari laba yang didapatkan. Sehingga untuk saat ini
usaha pemilik belum memerlukan tenaga kerja tambahan dikarenakan masih dapat
mengelola usaha ini sendiri.
2.7 RENCANA PENGEMBANGAN PASAR
2.7.1 Strategi Produksi
Dalam strategi produksi, pemilik akan meningkatkan kualitas dan kuantitas
dari produk yang telah dihasilkan. Namun akan tetap menstabilkan harga dari
produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk lebih mengembangkan dan
mengekspansi usaha ini untuk lebih berkembang. Apabila inflasi sedang tinggi maka
pemilik akan mengurangi produksi dari keripik udang rebon dengan mempertahankan
perusahaan dari kerugian serta tetap dapat memuaskan konsumen dari produk yang
telah dihasilkan.
2.7.2 Strategi Organisasi dan SDM
Dalam penerapan strategi organisasi dan sumber daya manusia (SDM) juga
sangat diperhatikan karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya
usaha ini. Strategi yang diterapkan adalah dengan memberikan motivasi kepada
karyawan serta memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Dengan
begitu kemungkinan usaha keripik udang rebon ini nantinya akan lebih maju.
2.7.3 Strategi Marketing
Strategi yang akan dilakukan oleh usaha ini dalam bidang marketing yaitu
dengan memperkenalkan produk kepada konsumen lain melalui internet seperti:
Facebook, Twitter, dan blog yang dimiliki usaha keripik udang rebon itu sendiri, dan
metode yang paling sederhana dalam strategi marketing adalah dengan melakukan
promosi dari mulut ke mulut. Perusahaan meyakini walaupun strategi ini sangat
sederhana namun efektifitas penyampaian pesannya juga cukup signifikan, dengan
strategi ini diharapkan permintaan konsumen akan meningkat terhadap produk yang
2.7.4 Strategi Keuangan
Dalam pengembangan usaha, pemilik nantinya akan menambah armada untuk
mengembangkan usaha dengan menggunakan modal sendiri yang telah didapat dari
keuntungan – keuntungan penjualan.
2.8 PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Dalam persaingan bisnis yang semakin keras dan ketat saat ini, informasi
teknologi merupakan peran yang sangat penting dalam pengembangan bisnis.
Yang menjadi titik poin adalah bagaimana teknologi dapat digunakan dan apa
yang perlu diketahui, bisnis mengenai teknologi dapat digunakan dan apa yang
perlu diketahui bisnis mengenai teknologi sehingga memberi dampak terhadap
strategi bisnis dan selalu terlibat dalam berbagai perencanaan serta pengkajian
strategi bisnis. Pemanfaatan sistem teknologi informasi memberikan lima peran
utama di dalam organisasi:
a. Meningkatkan komunikasi, yaitu mengintegrasikan penggunaan sistem
teknologi informasi dengan menggunakan email dan media lainnya.
b. Meningkatkan efektivitas, yaitu menyediakan informasi bagi para manajer di
organisasi untuk mendukung dalam proses pengambilan keputusan dengan lebih
efektif yang didasarkan dengan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan
sehingga mendapat hasil produk yang akurat dan bebas dari cacat produksi
sesuai dengan sasaran produksi yang diinginkan.
c. Meningkatkan efisiensi, yaitu menggantikan manusia dengan teknologi dalam
d. Meningkatkan kompetitif, yaitu sistem teknologi informasi yang digunakan
untuk keunggulan kompetisi.
e. Meningkatkan kolaborasi yaitu dalam pemanfaatan informasi teknologi, keripik
udang rebon nantinya akan menggunakan jaringan internet untuk memasarkan
usaha ini, memiliki blog yang dapat dikunjungi oleh siapa saja.
2.9 ANALISIS KEUANGAN
Salah satu komponen yang menjadi pendukung pembangunan nasional adalah
dengan tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit maupun dalam bentuk lainnya. Lembaga intermediasi yang ada dibedakan
kedalam 3 (tiga) kategori yaitu :
a. Membentuk Bank tunduk pada Undang – Undang Pokok Perbankan.
b. Membentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang – Undang Koperasi.
c. Lembaga keuangan mikro lainnya yang belum diatur Undang – Undang.
Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha
di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-31/MK/2000
tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini pembinaan
usaha kecil dan operasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan
No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan
Menteri BUMN / Kepala Badan Pembinaan BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1999
tanggal 28 September 1999. Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil
Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) tahun – tahun sebelumnya yang
merupakan sumber pendanaan utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan
kehidupan perekonomian masyarakat melalui kemitraan dengan para pengusaha kecil
dan koperasi serta lingkungan masyarakat sekitarnya.
Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil Koperasi (PUKK) dan Bina
Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk
mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi rakyat, melalui pemerataan disektor
ekonomi dimana anggota masyarakat golongan pengusaha kecil dan koperasi
diberikan kesempatan untuk melakukan perluasan terhadap usahanya, berdasarkan
bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjam lunak yang berasal dari penyisihan laba
BUMN. Namun untuk bisnis keripik udang rebon ini kami menggunakan dana
sendiri, agar tanggungjawab dan pembagian hasilnya nanti jauh lebih mudah, adapun
apabila membutuhkan pengembangan usaha, salah satu cara pendanaan yang tertera
diatas bisa menjadi bahan pertimbangan kami.
2.9.1 Proyeksi Keuangan
Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperhatikan potensi dana yang
dimliki, kebutuhan dana eksternal perhitungan kelayakan usaha, termasuk
didalamnya 3 (tiga) performa laporan keuangan : neraca, rugi – laba, cash flow.
secara ringkas dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara
• Sumber Pendanaan
Sumber dana dari usaha keripik udang rebon ini direncanakan sekitar 50%
atau sebesar Rp. 5.000.000,- merupakan modal sendiri dan sisanya sekitar
50% lagi atau sebesar Rp.5.000.000,- merupakan kredit bank dengan tingkat
bunga 12% per tahun.
2.6 Sumber Pendanaan
Uraian Jumlah Dana Jumlah
Modal Sendiri 5.000.000,- 5.000.000,- Pinjaman 5.000.000,- 5.000.000,-
Total Rp 10.000.000,-
Sumber : Penulis (2012)
• Kebutuhan Pembiayaan
Tabel 2.7 Kebutuhan Pembiayaan
Uraian Jumlah
Peralatan 1.419.000 Jumlah Rp. 1.419.000
Sumber : Tabel 2.4
2.9.2 Proyeksi Penjualan
Berikut adalah proyeksi penjualan keripik udang rebon per hari :
Tabel.2.8. Proyeksi Penjualan Per Hari
No. Nama Produk Banyak Unit @ Jumlah Harga
1. Keripik Udang Rebon 175 3000 Rp.525.000
Sumber : Penulis (2012)
Proyeksi keuntungan dari penjualan keripik uadang rebon.
Keuntungan per hari = Pendapatan penjualan per hari – Biaya bahan baku per hari = 525.000 – 94.500
Berikut ini adalah proyeksi penjualan Keripik Udang Rebon dalam satu tahun
kedepan :
Tabel 2.9 Proyeksi Penjualan per bulan Keripik Udang Rebon
No. Bulan
Total 33,600 100,800,000 18,144,000
Sumber : Penulis (2012)
Keterangan :
∗ Pendapatan = Unit yang Terjual x Harga Per Unit
Dimana harga per unit dari keripik udang rebon adalah Rp.3000,-
** Biaya Bahan Baku = Unit yang Terjual x Biaya Bahan Baku Per Bungkus
Dimana biaya bahan baku per unit dari keripik udang rebon adalah Rp.540,-
Tahun I diperkirakan dapat terjual sebanyak 33.600 unit / bungkus. Dimana dalam 1
minggu ada 4 hari kerja. Pada tahun – tahun berikutnya bila ditargetkan tiap tahun
Maka proyeksi penjualan 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.10 Proyeksi Penjualan 5 Tahun kedepan
Usaha Keripik Udang Rebon
No. Tahun Target Penjualan
(Unit)
Harga Per Unit (Rp)
Penjualan (Rp)
1. 2013 33,600 3,000 100,800,000
2. 2014 36,960 3,000 110,880,000
3. 2015 40,656 3,000 121,968,000
4. 2016 44,722 3,000 134,166,000
5. 2017 49,144 3,000 147,432,000
2.9.3 Keterangan Data Proyeksi Penjualan Tahun I (Pertama)
Investasi Rp. 10.000.000,-
Penjualan Rp.100.800.000
Penggunaan Dana
• Bahan Baku Rp.18.144.000
• Perlengakapan Rp. 1.419.000
• Total Beban
-Gaji Pimpinan Rp. 1.600.000
-Gaji Anggota (3 orang) Rp. 2.400.000
-Biaya Listrik & Air Rp. 300.000
-Biaya Pemasaran Rp. 400.000
-Biaya Transportasi Rp. 400.000
-Biaya Pembungkus & Merk Rp. 980.000
Rp.5.100.000
2.9.4 Rekapitulasi Biaya - biaya
Tabel 2.11 Rekapitulasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Keripik Udang Rebon
Tahun
Jenis Biaya 2013 2014 2015 2016 2017
A. Biaya Tetap
Gaji Pimpinan 19,200,000 21,120,000 23,232,000 25,555,200 28,110,720 Gaji Karyawan 28,800,000 31,680,000 34,848,000 38,332,800 42,166,080 Biaya Pemasaran 1,600,000 1,600,000 1,600,000 1,600,000 1,600,000 Biaya Listrik 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 Biaya Air 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000
B. Biaya Variabel
Tabel 2.12 Jumlah Pengembalian Pokok Pinjaman Dan
Bunga Pinjaman Usaha Keripik Udang Rebon
Tahun Cicilan Bunga 12%
Pengembalian pinjaman
Jumlah pinjaman
Sisa kredit
0 - - - - 5,000,000
1 1,387,049 600,000 787,049 787,049 4,212,951 2 1,387,049 505,554 881,495 1,668,544 3,331,456 3 1,387,049 399,775 987,274 2,655,818 2,344,182 4 1,387,049 281,302 1,105,747 3,761,565 1,238,435 5 1,387,049 148,614 1,238,435 5,000,000 0
Keterangan:
I. Tingkat bunga 12% per tahun
II. Jangka waktu pinjaman 5 tahun
Untuk menghitung besarnya Net Present Value (NPV), perlu dibuat tabel persiapan perhitungan sebagaimana dalam
tabel berikut :
Tabel 2.13 Persiapan Perhitungan Net Present Value (NPV) Usaha Keripik Udang Rebon
Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5
1. Pendapatan
Hasil Produksi 0 100,800,000 112,800,000 121,968,000 134,172,000 147,600,000 Gross Benefit 0 100,800,000 112,800,000 121,968,000 134,172,000 147,600,000
2. Investasi Awal 5,000,000 0 0 0 0 0
3. Operating Cost 0 87,904,000 96,174,400 105,271,840 115,281,160 126,292,480
Kredit Bank
a. Pokok Pinjaman 0 852,282 920,465 994,102 1,073,630 1,159,522
b. Bunga Bank 0 400,000 331,817 258,180 178,652 92,760
Total Cost 0 89,156,282 97,426,682 106,524,122 116,533,442 127,544,762 4. Benefit -5,000,000 11,643,718 15,373,318 15,443,878 17,638,558 20,055,238 5. Net Benefit -5,000,000 11,643,718 15,373,318 15,443,878 17,638,558 20,055,238
6. D.F 12% 1.0000 0.8928 0.7971 0.7117 0.6355 0.5674
7. Present Value -5,000,000 10,395,511 12,254,072 10,991,408 11,209,304 11,379,342
NPV = (-5,000,000 + 10,395,511 + 12,254,072 + 10,991,408 + 11,209,304 + 11,379,342)
Tabel 2.14 Persiapan Perhitungan IRR dan Net B/C Ratio
Usaha Keripik Udang Rebon
Tahun Net benefit
D.F 254%
Present value
D.F 255%
Present kredit 0 -5,000,000 1.0000 -5,000,000 1.0000 -5,000,000 1 11,643,718 0.2825 3,289,186 0.2817 3,279,921 2 15,373,318 0.0798 1,226,764 0.0793 1,219,863 3 15,443,878 0.0225 348,134 0.0224 345,200 4 17,638,558 0.0064 112,318 0.0063 111,058 5 20,055,238 0.0018 36,075 0.0018 35,570
Waktu pengembalian biaya usaha Keripik Udang Rebon yang direncanakan ini
terlihat dalam table persiapan perhitungan Break Even Point berikut:
Tabel 2.15 Persiapan Perhitungan Break Even Point
Usaha Keripik Udang Rebon
Tahun Total
Cost Benefit
D.F
12% TC B
0 5,000,000 0 1.0000 5,000,000 0
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil perhitungan kriteria investasi, dimana NPV = Rp
51,229,637 (Lebih besar dari nol), IRR = 254,6% lebih besar dari (D.F = 12%), dan
Net B/C Ratio = 16,03 (Lebih besar dari satu) maka perencanaan usaha keripik udang
rebon ini “Layak” untuk dikerjakan. Dilihat dari kemampuan mengembalikan biaya
(BEP), perencanaan usaha keripik udang rebon ini dalam pengembalian biaya (BEP)
tidaklah lama, tepatnya 4,4 tahun.
Berdasarkan pada hasil perhitungan kelayakan investasi, aspek pemasaran
dan aspek produksi, maka usaha rumah tangga keripik udang rebon ini layak
untuk dikembangkan.
3.2 Saran
Atas dasar ini pula didasarkan kepada pihak – pihak yang berkepentingan
terutama kepada lembaga perbankan, kiranya dapat membantu usaha ini melalui
kredit perbankan. Pemerintah daerah dapat membantu kelancaran usaha ini dalam
DAFTAR PUSTAKA
Eugene F. Brigham, Joel F. Houston. 2010. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan (Essentials of Financial Management. Jakarta : Edisi Kesebelas, Salemba Empat.
Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang (dan) Frida Ramadini. 2010. Kewirausahaan, Medan : USU Press.
Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya
Nafrin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Edisi Ketiga, Salemba Empat.
Riani, Asri Laksmi, Dkk. 2005. Dasar – Dasar Kewirausahaan. Surakarta : Sebelas Maret University.
Saydam, Gouzali. 2006. Panduan Lengkap Pengantar Bisnis, Bandung : Alfabeta
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Bogor : Kencana.
Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasarann yang Efektif dan Profitable. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.
Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. Bisnis : Perencanaan dan Pengembangan. Medan : USU Press.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan. Bandung : CV. Alfabeta.
Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Tjiptono, Fandy. 2002. Staregi Pemasaran. Yogyakarta : Edisi Kesebelas, Andi.