• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis SWOT Terhadap Prospek Bisnis pada Usaha Apotek di Kota Sibolga"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SWOT TERRADAP PROSPEK BISNIS PADA USAHA

APOTEK DI KOTA SmOLGA

SKR!PSI

Disusun Oleh :

LYDIA MARIANA PANGGABEAN

NIM : 010502093

DEPARTEMEN : MANAJEMEN

Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA NIM

DEPARTEMEN JUDUL SKRlPSI

LYDIA MARIANA PANGGABEAN

010502093

MANAJEMEN

ANALISIS SWOT TERHADAP PROSPEK BISNIS PADA USAHA APOTEK DI KOTA SIBOLGA

Tanggal .

Ketua Departemen

(Prof.Dr.Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi)

Tanggal .

Dekan

(3)

PENANGGUNG JAWAD SKRIPSI

NAMA NIM

DEPARTEMEN ruDUL SKRlPSI

LYDIA MARIANA PANGGABEAN

010502093

MANAJEMEN

ANALIS1S SWOT TERHADAP PROSPEK BISNIS PADA USAHA APOTEK DI KOTA SIBOLGA

Tanggal .

Pembimbing

(4)

Maha Kudus atas kasih dan berkatNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat penulis dalam memperoleh gelar saJjana ekonomi.

Penulis telah banyak menerima saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini.Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. Thon Tatbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Dapartemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang banyak mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis

3. Ibu Dra. Lisa Marlina,M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dra. Marhayanie,M.Si selaku Dosen Wali yang banyak membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(5)

Sibolga yang membantu penulis dalam pengambilan data bagi penulisan skripsi ini.

8. Seluruh dosen

dan

pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk semua jasa-jasanya dalam memberikan bantuan selama masa perkuliahan

9. Papa

dan

Mama tersayang

aim. Runding Panggahean dan Flora hr.

Sihurian

serta adek-adekku

Sylvia dan Dody

yang selalu memberi doa dan dukungan agar penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan kuliahku.

10. Mami Mertuaku tersayang

Ny. St. TM Purba hr Togatorop

yang mendukung dan menjaga Malaikat mungilku pada saat penyelesaian skripsi.

11. Terkhusus buat Suamiku tercinta,

Ricky Hasoloan Purba, SE

dan Malaikat mungilku

Theresia Jeremia Purba

yang selalu berdoa dan memacu semangat Mama untuk menyelesaikan tugas akhir.

12. Ten Brothers and Sisters, Vivi imoet, Martin kriwil, Mage, Ayoe birong, Shelvi ences, Henry maniez, Nepho playboy kabe1,Maria Iyes, 'n Libra. Thanx guys buat kebersamaan selama di bangku ku1iah.

(6)

15. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi iill yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, baik dalam isi maupun penyajiannya mengingat keterbatasan penulis. Namun penulis berharap skripsi iill dapat bennanfaat bagi semua pihak.

Medan, September 2005 Penulis

(7)

Halaman

KATA PENGANTAR ..

DAFTAR lSI IV

DAFTAR GAMBAR .., vii

DAFTAR TABEL... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perwnusan Masalah 4 C. Kerangka Pemikiran 4 D. Tujuan

dan

Manfaat Penelitian... 5

1. Tujuan Penelitian... 5

2. Manfaat Penelitian... 5

E. Metode Penelitian... 5

1. Batasan Penelitian 5 2. Tempat / Lokasi Penelitian... 5

3. Jenis l'enelitian 6 4. Populasi

dan

Sampe1... 6

5. Jenis Data 6

6. Tehnik Pengumpulan Data 6

(8)

2. Karakteristik Kewirausahaan... 10

3. MotifBerprestasi Kewirausahaan 12

4. Ide dan Peluang Kewirausahaan... 13 5. Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan 15 B. PengertiandanKriteria Usaha Keeil... 17 1. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Keeil... 19

C. Analisis SWOT '" 23

D. Analisis Lingkungan Perusahaan... 24

1. Lingkungan Eksternal. 24

2. Lingkungan Internal... 26

BAB III

GAMBARAN UMUM USAHA-USAHA

A. Deskripsi Usaha-UsahaApotek .

1. Tataeara Pemberian Izin Usaha Apotek .

2. Lokasi Usaha-usaha Apotek .

3. Pemasok (Vendor) Usaha-usaha Apotek . B. Gambaran Umum Struktur Organisasi .

C. Kegiatan Usaha-usaha Apotek .

28 32

36

(9)

B. Matrik Faktor Internal . C. Matrik Faktor Strategi Eksternal ..

D. Matrik Profil Kompetitif.. .

E. Matrik SWOT , '" .

1. Strategi Strength - Opportunitity .

2. Strategi Weakness - Opportunity . 3. Strategi Strength - Threat .

4. Strategi Weakness - Threat .

56

58

60

63

64

66 67

68

BABV KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan... 70

B. Saran... 73

Daftar Pustaka

Lampiran

(10)
[image:10.582.70.485.151.654.2]

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Analisis SWOT '" 4

Gambar 2 Diagram Analisis SWOT.. 23

Gambar 3.1 Bagan Distribusi ObatdiKota Sibolga 39 Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi Usaha-usaha Apotek... 41

Gambar 3.3 Bagan Pelayanan Non Resep 45

(11)

Tabell

Tabel2

Tabe13.1

Tabel3.2

Tabel4.l

Tabel4.2

Tabel4.3

Tabe14.4

Matrik SWOT

.

Karakteristik Kewirausahaan

.

Usaha-usaha Apotek di Kota

Sibolga .

Pembukuan Harian Usaha .'

.

TabelIFAS .

TabelEFAS .

Tabel Matrik Profil Kompetitif

,

,

.

Tabel Matrik SWOT

, .

7

10 29

43

57

59

61

(12)

selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Ami Dilham, Msi dan Ibu Dra. Yulinda, Msi selaku Dosen Pembanding .

Kebutuhan masyarakat yang eukup tinggi terhadap produk farmasi dan sifat penyakit yang dapat menimpa siapa saja tanpa memandang status atau kedudukan seseorang, membuat usaba ini banyak diminati oleh para wirausabawan.

Kebutuhan masyarakat yang eukup tinggi terhadap obat-obatan di Kota Sibolga, menarik minat para wirausahawan ootuk menanamkan modalnya di bidang usaba ini. Terbukti sejak tahoo 2002 jumlab apotek bertambab dari tiga apotek menjadi tujuh apotek. Kondisi ini membuat persaingan usaba apotek di Kota sibolga menjadi semakin ketat. Keadaan ini semakin diperparab dengan keinginan doketer ootuk memperoleh keootungan yang besar dengan cara menyediakan obat-obatan bagi pasien di tempat prakteknya.

Sampel diperoleh dengan menggunakan tehnik nonprobability sampling dengan sampel jenuh yaitu merupakan tehnik penentuan sampel, dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel. Data diperoleh dari sampel dengan wawaneara terstruktur, observasi dan menyebarkan kuisioner, sehingga dapat diketahui faktor yang mempengaruhi prospek usaha-usaha apotek di Kota Sibolga. Hasil penelitian menoojukkan babwa kemampuan usaba apotek yang ada di Kota Sibolga daJam memposisikan usabanya masih berada di bawab rata-rata faktor strategis yaitu sebesar 2,71. Yang mampu berada diatas rata-rata posisi tersebut hanya sebesar 42,86 % sedangkan sisanya masih berada dibawab bobot angka tersebut atau sebesar 57,14%. 01eh karena itu usaha-usaba apotek yang ada di Kota Sibolga perlu mengganti faktor-faktor strategis yang digunakan selama ini dalam merebut pasar.

(13)
(14)

A. Latar Belakang

Peranan industri kecil atau usaha kecil yang selama ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah menjadi semakin penting, terutama untuk menampung pekelja atau karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kelja (PHK) dan mensuplai produk - produk murah bagi kelompok masyarakat miskin. Secara umum, meskipun tidak dapat dipukul rata, usaha kecil justru mampu bertahan dibandingkan dengan usaha skala besar. Hal ini disebabkan karena usaha kecil lebih mudah untuk mengalihkan usaha ketika mengalami kesulitan. Misalnya pedagang es, ketika musim hujan dapat menjual makanan, petani kecil juga dapat menjadi tukang becak ketika musim panen telah berlalu. Suatu pandangan masa lalu yang mengatakan bahwa usaha kedl penuh dengan resiko tidak terbukti kebenaraunya karena kemudahan dalam pengalihan usaha tersebut.

(15)

Kotamadya Sibolga yang mempakan daerah penelitian penulis, adalah

suatu daerah yang berada dikawasan pantai barat propinsi Sumatera Utara. Dihuni oleh penduduk kurang lebih empat puluh lima ribu jiwa. Tentunya tingkat

kebutuhan mereka terhadap obat-obatan juga tinggi. Dengan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin berkembang, membuat cara berpikir mereka yang semakin rasional. Dulu jika ada salah seorang anggota keluarga mereka yang

sakit, mereka akan segera membawanya ke dukun. Tetapi sekarang mereka akan

segera memberi obat atau membawanya ke dokter.

Kondisi di atas menarik minat para wirausahawan untuk menanamkan

modalnya di bidang usaha ini. Terbukti dengan dibukanya empat apotek bam di Kotamadya Sibolga sejak tahun 2002 hingga 2003, yaitu Apotek Segar, Apotek

Kopersum Apotek Dody, dan Apotek Horas Farma. Padahal sebelumnya, pertumbuhan usaha apotek di Kotamadya Sibolga betjalan sangat lambat. Dari hasil pengamatan penulis, usaha apotek yang ada di kota Sibolga sebelumnya

hanya beljumlah tiga usaha apotek yaitu Apotek Panggabean, Apotek Million dan Apotek Sehat.

Pertumbuhan usaha apotek yang semakin meningkat, membuat tingkat persaingan di antara mereka untuk memperoleh konsumen juga meningkat.

Kondisi ini semakin diperburuk oleh sikap dari dokter-dokter di Kotamadya

Sibolga yang ingin memperoleh keuntungan yang lebih besar dari

pasien-pasiennya dengan menyediakan obat-obatan yang diresepkannya kepada pasien. Sedangkan Menteri Kesehatan telah menetapkan peraturan yang hanya

(16)

dokter hanya diperbolehkan menyediakan dan memberikan obat suntik saJa kepada pasien. Akibatnya pangsa pasar

dari

apotek-apotek yang ada di Kotarnadya Sibolga semakin sempit.

Oleh karena itu para pengusaha apotek yang ada di Kotamadya

Sibolgasemakin dituntut untuk mampu memanfaatkan kondisi internal maupun eksternalnya dalam pengembangan usahanya. Melalui analisa yang strategis

terhadap lingkungan eksternal akan dapat diketahui apa yang menjadi ancaman

dan peluang bagi perusahaan. Setelah mengetahui situasi eksternal yang dihadapi, maka analisa lingkungan internal perlu dilakukan guna mengetahui apa yang

menjadi kekuatan

dan

kelemahan perusahaan. Hal ini disebabkan karena prospek

suatu perusahaan tidak bisa terlepas dari pemahaman tentang lingkungan yang ada baik di dalam rnaupun di luar lingkungan perusahaan, karena pengaruh

lingkungan tersebut yang senantiasa berinteraksi.

Penulis dalam penulisan skripsi ini ingin melihat bagaimanakah prospek

(17)

B. Perumusan Masalab

Berdasarkan latar belakang, maIm perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : "Bagaimanakab prospek bisnis usaba apotek di kota Sibolga

ditinjau dari analisis SWOT?"

C.Kerangka Pemikiran

Pengembangan alur pemikiran selar1iutnya adalah melakukan analisis

SWOT terhadap usaha apotek di Kota Sibolga. Analisis SWOT dilakukan dengan melihat faktor·faktor internal dan eksternal yang dihadapi industri tersebut yang

terdiri

dari

kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang.

Setelah dilakukan pengolahan data, analisis SWOT akan menghasilkan

suatu gambaran mengenai keadaan industri ini, apakah kuat, lemah atau terancam. Selanjutnya penentuan rencana strategis yang sesuai dengan kondisi industri ini

[image:17.584.113.450.552.744.2]

dapat dilakukan. Berikut ini gambar kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam penelitian ini :

Gambar 1 Kerangka pikir analisis SWOT pada usaha apotek di Kota Sibolga

Usaha apotek

di kota Sibolga

L

Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan dan Peluangdan

Kelemahan Ancaman

I

Analisis

SWOT セ

(18)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dati penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan dan

peluang (sebagai faktor pendorong) serta kelemahandanancaman (sebagai faktor penghambat) pada usaha apotek di kota Sibolga.

2. Manfaat penelitian

a. Bagi pengusaha apotek,diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan

masukan bagi pengusaha apotek di daerah penelitian

b. Bagi kalangan akademis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi

hahan referensi dalam melakukan penelitian tentang objek yang sarna

di masa yang akan datang

c. Bagi penulis, diharapkan dapat menmbah pengetahuan tentang tehnik

melakukan analisis SWOT dan mampu melihat kondisi dan posisi industri kecil terhadap Iingkungan ekstemalnya.

E. Metode Penelitian

1. Batasan Penelitian

Penelitian ini membahas tentang analisis SWOT terhadap prospek usaha

apotek yang ada di kota Sibolga yang herjumlah tujuh usaha.

2. TempatlLokasi Penelitian

(19)

3. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang lebih bersifat operasional yakni dengan melakukan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal industri keciI melalui analisis SWOT

4. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah usaha apotek yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kota Sibolga yang beJjumlah 7 usaha apotek. Penarikan sampel menggunakan tehnik nonprobability sampling dengan sampling jenuh yaitu merupakan tehnik penentuan sampel

dimana

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,2003:78).

5. Jenis Data

Menurut cara memperolehnya (Supranto,2000:1O) data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui kuesioner dan wawancara terstruktur.

b.

Data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari sumber lain yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini. Data sekunder

dari

penelitian ini adalah basil penelitian terdahulu.

6. Tehnik Pengumpulan Data

Alat untuk memperoleh data

dari

objek penelitian (Supranto,2000:23) adalah sebagai berikut :
(20)

b. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pacta objek penelitian yaitu karyawan apotek di kota Sibolga.

c. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang te1ah disusun selanjutnya

dikirimkan ke responden untuk mendapatkan data primer.

7. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :

a. Metode Analisis Deskriptif

Dalam metode ini, data yang diperoleh dikumpulkan kemudian

digolongkan, diklasifikasikan, diinterposisikan dan selanjutnya dianaIisis

sehingga memperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai masalah yang

ada.

b. Matrik SWOT

[image:20.582.79.494.468.750.2]

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan matrik SWOT (Freddy Rangkuti, 2000:31). Matrik ini menghasilkan empat set kemungkinan aIternatif strategi.

Tabel1. Matriks SWOT

IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)

Tentukan 5-10 faktor- Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal kelemahan internal EFAS

OPPURTUNITIES(0) STRATEGISO STRATEGIWO

Tentukan 5-10 Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang Faktor peluang eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan

untuk memanfaatkan kelemahan untuk peluang memanfaatkan peluang

THREATS(T) STRATEGIST STRATEGIWT

Tentukan 5-10 Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang Faktor ancaman eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan

(21)

a.

Strategi SO;

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut danmemanfaatkan peluang yang sebesar-besamya.

b.

Strategi ST;

lni adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman

c.

Strategi WO;

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d.

Strategi WT;

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
(22)
(23)

A. Konsep Dasar Kewirausahaan dan Usaha Keeil

Bagian ini akan membahas tentang pengertian ilmu

dan

karakteristik kewirausahaan serta membahas tentang usaha keeil

dan

kriteria usaha keeil baik dari segi kwalitas maupun kwantitasnya.

1.

Disiplin Hmu kewirausahaan

Ada banyak pengertian tentang kewirausahaan menurut para ahli, akan tetapi pada umumnya memiliki hakikat yang hampir sarna yaitu merujuk pada sifat, watak daneiri-eiri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalarn dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh, seperti menurut Ducker "Kewirausahaan adalah kemarnpuan untuk meneiptakan sesuatu yang barn dan berbeda" (Suryana, 2001:4).

(24)

2. Karakterisik Kewirausahaan

Ciri-ciri utama kewirausahaan dapat dilihat

dari

watak dan perilakunya. Geofrey G. Meredith mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut:

r

Tabel 2 : Tabel Karakteristik Kewirausahaan

coo-coo

WATAK

1. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optinrisme.

2. Beriorentasi pada tugas dan basil Kebutuhan untuk berprestasi, beriorentasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras mempunyai dorongan knat, energetik dan inisiatif;

3. Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan;

4.Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

5. Keorisinilan Inovatif dan kreatifsertafleksibeL 6. Beriorentasi pada masa depan Pandangan ke depan, perspektif

Sumber; Suryana,.KeWlfausahaan; Teon dan Praktek, hal. 5-6

2.1. Percaya Diri

Kepercayaan diri adalah sikap dalam keyakinan seseorang dalam

melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Kepercayaan diri ini bersifat internal pribadi seseorang yang sangat relatif dan dinamis, dan banyak ditentukan

oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sistematis, penuh perencanaan, efektif dan efisien. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, relatif lebih mampu menghadapi dan

(25)

2.2. Beriorentasi Tugas dan Hasil

Seseorang yang mengutamakan tugas dan hasil selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, beriorentasi pada laba, ketekunanan dan ketabahan, tekad ketja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif.

2.3. Keberanian Mengambil Resiko

Keberanian menanggung resiko tergantung pada : daya tarik setiap altematif, persediaan untuk rugi, kemungkinan relatifuntuk sukses atau gagal. Hal inilah merupakan salah satu nilai utama dari kewirausahaan. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang.

2.4. Kepemimpinan

Kepemimpinanan kewirausahaan memiliki sifat-sifat: kepeloporan, keteladanan, tampil beda, dan mampu berfikir divergen dan konvergen. Dengan kemampuan dan kreativitasnya dia mampu menampilkan barang dan jasa yang dihasilkarmya dengan lebih cepat dan segera ada di pasar. Ia selalu bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima saran dan kritik yang kemudian dijadikan peluang.

2.5. Beriorentasi ke Masa Depan

(26)

2.6: Keorisinilan: Kreativitas dan Keinovasian

Nilai inovatif, kreatif dan fleksibel mempakan unsur-nsur keorisinilan seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang marnpu bertindak dan

yakin dengan cam-cara bam yang lebih baik. Sedangkan Wirausaha yang kreatif

adalah orang yang mampu untuk berfikir yang bam dan berbeda.

3. MotifBerprestasi Kewirausahaan

Dalarn mengarnbil suatu keputusan tentu ada motif tertentu dari keputusan tersebut. Demikian pula dengan seseorang yang memiliki minat berwirausaha

memiliki suatu motif terentu. Para ahli mengemukakan motif ini antara lain:

3.1. motif berprestasi

Mempakan tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih

efisien dibanding tindakan sebelumnya.

3.2. motifberkekuasaan

Yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengontrol, dan menguasai orang lain,

ciri umumnya adalah senang bersaing, beriorentasi pada status, dan cenderung

lebih beriorentasi pada prestise dan ingin mempengaruhi orang lain.

3.3. motif berafiliasi

Yaitu hasrat untuk diterima dan disukai oleh orang lain. Wirausaha yang

(27)

4. Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan

4.1. Ide Kewirausahaan

Ide atau gagasan tidak datang begitu saj a tanpa disangka-sangka, sehingga

orang tidak akan bisa mengetahui kapan ide itu datang.

Tahap timbulnya ide usaha membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum ide

tersebut terasa pas diperoleh. Dalam upaya mendapatkan ide yang baik , terdapat beberapa pendekatan sebagai berikut :

I Sesuai dengan hobi; Bidang usaha yang disesuaikan dengan hobi biasanya

pilihan yang terbaik bagi pengusahanya. Karena, dua unsur telah tercakup di

sini, yaitu unsur menyenangi dan familiaritas.

I Sesuai keahlian; Pada pendekatan ini, yang bersangkutan belum tentu

menyenangi bidangnya, tetapi ia memiliki keahlian karena keadaan telah

mengantarkannya untuk belajar bidang-bidang keahlian tertentu. Pendekatan ini sebenamya kurang ideal, terutama apabila si pengusaha tidak menyenangi bidangnya itu.

I Merupakan Warisan Keluarga; Sebuah usaha yang sudah mapan, sering

mendapat kesulitan pada saat harus melakukan alih generasi. Banyak perusahaan besar yang harus mengalami keruntuhan sewaktu teJjadinya

proses alih generasi

dari

yang

tua

ke yang lebih muda.

I Membuat Inovasi baru; Pendekatan ini paling direkomendasikan karena

(28)

• Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar; Gagasan dapat muncul pada saat seseorang berada dalam situasi tertentu. Misalnya, seseorang yang tinggal dekat terminal bus kota, bisa melihat kemungkinan berusaha seperti membuka bengkel, membuka restoran, kios rokok, menjual koran dan lain-lain.

• Ikut-ikutan; Jenis pendekatan yang sangat jarang mengalami kemajuan karena tidak memiliki rencana dan tujuan jelas.

• Coba-coba; Pendekatan ini selalu mengandung resiko. Untuk usaha ini lebih baik memulai dengan usaha yang kecil-kecilan.

4.2. Peluang Kewirausahaan

Seorang wirausaha harus mengevaluasi peluang secara terus-menerus agar ide-ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis yang riil. Proses penjaringan ide merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil. Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:

• Menciptakan Produk Baru dan Berbeda; Ketika ide dimunculkan secara nyata dalam bentuk barang atau jasa maka barang atau jasa bam tersebut hams berbeda dengan yang sudah terdapat di pasar. Selain itu, produk tersebut hams berguna bagi pembeli sehingga menciptakan nilai bagi penggunanya.

(29)

keuangan dan keunggulan-keunggulan pesaing yang terdapat di pasar.

Kemampuan pesaing untuk mempertahankan pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.

• Analisis Produk dan Proses Secara Mendalam; Analisis ini sangat penting untuk menjamih apakah jumlah kualitas produk yang dihasilkan memadai

atau tidak.

• Menaksir Biaya Awal; Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha barn.

Dari mana sumbemya dan untuk apa digunakan?

• Memperhitungkan Resiko Yang Mungkin TeIjadi; Resiko yang akan dihadapi bernpa resiko finansial yang timbul akibat ketidakcukupan finansial baik dalam fase pengembangan produk maupun dalam menciptakan dan

mempertahankan pernsahaan dalam memberikan dukungan biaya produk

barn. Resiko yang lain berhubungan dengan suatu objek penentu apakah ide secara aktual dapat ditransformasikan menjadi produk yang siap dipasarkan.

5. Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan

Kesinambungan hidup perusahaan, sangat tergantung pada ketahanan para wirausaha dalam meraih keunggulan bersaing melalm strategi yang dimilikinya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin komplek dan krisis ekstemal, pernsahaan kecil dapat menggunakan teori "resource-based strategy". Teori ini dinilai potensial untuk memlihara keberhasilan pernsahaan ketika berada dalam

situasi ekstemal pernsahaan yang bergejolak, misalnya dalam krisis ekonomi yang

(30)

kapabilitas internal yang ungggul, sukar ditiru oleh pesaing dan memberi daya saya saing jangka panjang (futuristik) yang melebihi tuntutan masa kini di pasar dan keadaan yang betul-betul mengalami resesi ekonomi. Untuk meraih

keuntungan yang berkesinambungan, menurut teori "resource-based strategy"

perusahaan harns berusaha mencari dan menumbuhkan kapabilitas khusus dari semua sumber daya yang mungkin belum dapat dimanfaatkan secara optimaldan dapat dirubah menjadi peluang produktif yang unik, diantaranya melalui pencarian ide-ide barn atau wawasan manajemen yang lebih luas secara terus-menerus.

Dalam karyanya yang paling terkenal ''Keunggulan Bersaing", Michael E. Porter (Hoskinsson dkk,200 1:78) mengungkapkan beberapa strategi bersaing yang

dapat dipergunakan perusahaan untuk bersaing. Beberapa aspek inti teorinya itu

adalah:

1. Persaingan merupakan inti dari kegagalan dan keberhasilan. Hal ini mengandung pengertian bahwa keberhasilan atau kegagalan tergantung pada

keberanian perusahaan untuk bersaing.

2. Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara

perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah,

diferensiasi, dan fokus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing.

(31)

dengan strategi biaya rendah memiliki kemampuan dalam mendesain produk

dan pasar yang lebih efisien dibanding pesaing. Sedang diferensiasi adalah

kemampuan menghasilkan barang dan jasa unik dan memiliki nilai lebih bagi konsumen dalam hal kualitas produk, serta pelayanannya.

4. Focus strategy.

Stategi fokus berusaha mencari keunggulan dalam segmen

sasaran pasar tertentu, meskipun tidak memiliki keunggulan bersaing secara

keseluruhan. Ada dua fokus yaitu :

a. Fokus biaya; dilakukan perusahaan dengan mengusahakan keunggulan biaya dalam segmen sasarannya.

b. Fokus diferensiasi; dengan mengusahakan diferensiasi dalam segmen

sasarannya

B. PengertiandanKriteria Usaha Kecil

Industri kecil dipandang mampu menjadi salah satu bagian

dari

industri yang potensial untuk dikembangkan menuju sasaran

dari

strategi pembangunan.

Industri kecil memiliki peran strategis untuk meningkatkan pendapatan, perluasan

kesempatan kerja, peluang / kesempatan berusaha dan mengatasi kemiskinan. Hal ini memberikan konsekuensi logis bahwa produk industri kecil harus

mempunyai keunggulan-keunggulan baik secara kompetitif maupun komparatif, sehingga mampu bersaing dengan produk luar negeri dan pasar domestik. Industri

kecil perlu diberdayakan dalam rangka memanfaatkan peluang usaha dan menjawab tantangan perkembangan ekonomi di masa yang akan datang.

(32)

1. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan industri keeiI menjadi industri kecil yang tangguh dan mandiri serta berkembang menjadi industri besar. 2. Meningkatkan peranan usaha dalam pembentukan produk nasional, perluasan

kesempatan keIja dan berusaha, peningkatan eksport serta peningkatan dan

pemerataan pendapatan untuk mewujudkan dirinya sebagai tulang punggung serta memperkokoh struktur perekonomian nasional.

Banyak defenisi I pengertian yang diungkapkan untuk menggolongkan suatu industri itu termasuk industri keeil atau sering pula disebut usaha keeil atau

bukan. Penggolongan yang digunakan untuk mendefenisikan industri keeil

biasanya dilihat seeara kwantatif maupun kwalitatif.

a. Kuantitatif

• Defenisi yang dikemukakan oleh Biro Pusat Statistik untuk industri keeil

didasarkan atas ukuranjumlah tenga keIja perbadan usaha.

• Menurut defenisi dari BPS ini, industri kecil merupakan industri yang menggunakan atau mempekeIjakan 5 sampai 19 orang tenaga kerja.

• Departemen Perindustrian RI pada tabun 1990 menetapkan ni1ai aset untuk usaha keei1 tidak Iebih dari 600 juta. Se1ain itu, pemiIikan usaha harus berada di tangan Warga Negara Indonesia ( WNI ) . Di Iuar pemilikan

WNI, suatu badan usaha berapapun ukurannya tidak dapat digolongkan sebagai industri keeil.

(33)

perdagangan, pertanian dan industri dikategorikan kecil jika modal aktif yang dimilikinya tidak melebihi 150 juta rupiah dengan turn over tidak

melebihi Rp 600 juta. Sementara modal aktifuntuk sektor usaha konstruksi maksimal Rp 250 juta, dengan tingkat turn over tidak melebihi Rp I

milyar. b. Kualitatif

• Menurut UU nomor 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil : "Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini"

Dari pengertian yang diberikan tersebut, yang dimaksud dengan usaha kecil dalam hal ini meliputi juga usaha kecil informal dan usaha kecil tradisonal. Usaha kecil informal adalah usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum , antara lain adalah petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang kaki lima dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat-alat produksi sederhana yang telah digunakan secaraturuntemurun dan atau berkaitan dengan seni dan budaya.

1. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Keeil

1.1. Kekuatan Usaha Kecil

(34)

a. Sangat padat karya dan persediaan tenaga ketja di Indonesia masih sangat

banyak, mengikuti laju pertumbuhan penduduk dan angkatan ketja yang

rata-rata pertahun masih tinggi. Sehingga upab nominal tenaga ketja khususnya darikelompok berpendidikan rendab di Indonesia masih sangat murah.

b. Banyak membuat produk-produk sederhana yang tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal yang tinggi; melainkan keahIian khusus lewat

sumber-sumber informal dan penggunaan teknologi yang sederhana.

c. Membuat produk-produk yang bemuansa kultur seperti kerajinan dari bambu

dan dari rotan atau ukir-ukiran dari kayu atau tenun kain seperti ulos yang pada dasamya merupakan keabliandarimasing-masing daerab.

d. Secara umum, kegiatan industri keeil dan industri mmab tangga di Indonesia

masihagricultural based, sehingga pada umumnya kelompok industri tersebut

lebih banyak menggunakan baban baku dan baban penolong lokal, atau tingkat ketergantungan terhadap import rendab.

e. Struktur perusabaan kecil yang nyaris tidak terbirokratisasi memungkainkan secara cepat menangkap informasi secara tepat mengenai variasi produk dan pelayanan karena posisinya yang tidakjauh dengan pelanggan dan pasar .

1.2.

Kelemaban Usaha Kecil
(35)

masalah-masalah yang dihadapi oleh para peserta sebagai pengusaha kecil dengan perineian sebagai berikut :

1. Permodalan

• Suku bunga perbankan masih tinggi, sehingga para pengusaha keeiI kesulitan dalam melunasinya

• Informasi sumber pembiayaan dari lembaga keuangan non bank, misalnya dana penyisihan laba BUMN dan modal ventura masih kurang. Informasi ini meliputi informasi jenis sumber pembiayaan serta persyaratan dan pengajuan.

• Sistem dan prosedur kredit dari lembaga keuangan bank dan non bank rumit dan lama, selain

waktu

tunggu peneairan kredit yang tidak pasti. • Perbankan kurang menginformasikan sandard proposal yang sesuai

dengan kriteria perbankan.

• Perbankan kurang memahami kriteria usaha keeil dan menilai kelayakan usaha sehingga jumlah kredit yang disetujui sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan usaha keeil.

2. Pemasaran:

• Bargaining power pengusaha keeil dalam berhadapan dengan pengusaha besar selalu rendah, temtama berkaitan dengan penentuan harga dan sistem pembayaran, serta pengaturan tata letak produk usaha kecil di departemen store dan supermarkat.

• Asosiasi pengusaha atau profesi belum berperan dalam mengkoordinasi persaingan tidak sehat antara usaha sejenis.

• Informasi untuk memasarkan produk di dalam maupun di luar negeri masih kurang, mis : tentang produk, serta tender pekeIjaan utamanya pada usahajasa.

3. BahanBaku

• Supply bahan baku kurang mernadai dan berfluktuasi, antara lain karena adanya kebijakan eksport dan import yang bembah-ubah, pembeli besar yang menguasai bahan baku , keengganan pengusaha besar untuk membuat kontrak dengan pengusaha keeil.

• Harga bahan baku masih terlalu tinggi dan berfluktuasi karena struktur pasar bersifat monopolistik atau dikuasai pengusaha besar.

• Kualitas bahan baku rendah, antara lain karena tidak adanya sistem standarisasi dan adanya manipulasi kualitas bahan baku.

• Sistem pembelian bahan baku secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara pembayaran penjualan produk umunmya tidak tunai.

4. Teknologi

• Tenaga Kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan karena lembaga pendidikan dan pelatihan kurang dapat menghasilkan tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan uSaha keeil.

(36)

• Spesifikasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan (tepat guna) sukar diperoleh.

5. Manajemen

• Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit ditemukan, antara lain karena pengetahuan

dan

managerial skill pengusaha relatif rendah. Akibatnya pengusaha belum mampu menyusun strategi bisnis yangjelas.

• Pemisahan antara manajemen keuangan perusahaan dengan keluarga belum dilakukan, sehingga mengalami kesulitan dalam mengontrol atau mengatur cash flow, serta dalam membuat perencanaan

dan

laporan keuangan.

• Kemampuan pengusaha dalam mengorganisasikan diri dan karyawan masih rendah, sehingga teIjadi pembagian keIja yang tidakjelas dan sering pengusaha bertindak"one man show".

• Pelatihan tenaga manajemen dan berbagai instansi kurang efektif, karena materi yang terlalu banyak tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan , serta tidak ada kegiatan pendampingan paska latihan.

6. Birokrasi

• Perizinan tidak transparan, mahal, berbelit-belit, deskriminatif, lama dan tidak pasti, sering teIjadi tumpang tindih vertikal (antara pusat dan daerah) dan horizontal (antar instansi di daerah).

• Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan tentang kebijakan usaha keci!.

• Pungutan atau biaya tanbahan dari dalam pengurusan perolehan modal dari dana penyisihan laba BUMN dan sumber modal lainnya cukup tinggi. • Mekanisme pembagian kuota eksport tidak mendukung usaha kecil untuk

mampu mengeksport produknya.

• Banyak pungutan yang seringkali tidak disertai dengan pelayanan yang memadai.

7. Infrastrukrur

• Listrik, air dan telepon bertarif mahal dan sering mengalami gangguan di samping pelayanan yang kurang baik.

• Kurang dilengkapi prasarana yang memadai seperti jalan, listrik, telepon, air, serta fasilitas penanganan limbah dan gangguan.

8. Kemitraan

• Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam pemasaran dan sistim pembayaran baik produk maupun bahan baku , dirasakan belum bermanfaat.

(37)

C.

ANALISIS SWOT

[image:37.591.92.494.226.445.2]

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti,2000: 19)

Gambar 2 : Diagram analisis SWOT

BERBAGAl PELUANG

3. Mendukung strategi tum-around 1. Mendukung strategi agresif

KELEMAHAN KEKUATAN

1N1ERNAL INTERNAL

4. Mendukung strategi defensif 2. Mendukung strategi diversivikasi

BERBAGAl ANCAMAN

Sumber : Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2000 Hal. 19

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(Strengths) dan peluang (Oppurtunities), secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (Weakness) dan anCaman (Threats). Dengan demikian perencana

strategis hams menganilisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.

Kuadran 1 ;

(38)

Kuadran2 ;

Meskipun menghadapi ancarnan, perusahaan masih memiliki kekuatan

dari

segi internaL Strategi yang hams ditrapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produkJpasar)

Kuadran3 ;

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendalalkelemahan internal. Fokus strategi perusahaan adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran4 ;

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan menghadapi berbagai ancarnan

dan

kelemahan internal.

D. Analisis Lingkungan Perusahaan

Suatu perusahaan dituntut untuk melakukan analisis lingkungan usaha secara baik, dengan maksud untuk mencoba mengidentifikasikan peluang bisnis yang perlu dengan segera mendapatkan perhatian dari fihak eksekutif,

dan

di saat yang sarna diarahkan untuk mengetahui ancarnan bisnis yang perlu mendpat antisipasi. Adapun lingkungan perusahaan

エセイ 、ゥ イ

dari dua komponen pokok, yaitu Iingkungan ekstemal (Iuar perusahaan) dan lingkungan internal (dalarn perusahaan) yang dibedakan sebagai beriku1:

1.

Lingkungan eksternal :

I

I

1.1. Analisis Pasar

i

,

Analisis ini mengenai pasar yang diiadaPi oleh perusahaan, sejauh mana perusahaan mampu menguasai panJa pasar serta bagaimana perusahaan

I memposisikan perusahaan mereka di Rasar.

(39)

1.2. Analisis pesaing

Analisis ini memusatkan perhatian pada setiap perusahaan yang bersaing secara langsung dalam dengan sebuah perusahaan. Penting bagi senua industri, analisis pesaing dilakukan dengan penuh semangat oleh perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri dengan hanya sedikit perusahaan yang memiliki kapabilitas yang relatif seimbang. Ketika terlibat dalam analisis pesaing, perusahaan itu berusaha untuk memahami (Hoskinsson,200l:83) :

• Apa yang menggerakkan pesamg, seperti yang ditunjukkan masa depannya;

• Apa yang sedang dilakukan oleh pesaing, seperti yang diungkapakn oleh strategi saat ininya;

• Apa yang diyakini oleh pesaing tentang dirinya sendiri dan tentang industri, seperti yang ditunjukkan oleh asumsi-asumsinbya; dan

• Apa kemampuan perusahaan, seperti yang ditunjukkan oleh kapabilitasnya.

1.3. Analisis masyarakat

Analisis ini mencakup perkembangan masyarakat baik mengenai kependudukan maupun Iingkungan sosial budanya. Apakah perubahan tersebut berpeluang terhadap perusahaan untuk memperluas pasar sebaliknya menjadi ancaman bagi perusahaan.

1.4. Analisis pemasok

(40)

1.5. Analisis pemerintah

Pemerintah memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam gerak usaha, pertumbuhan, penetapan harga, produksi, kwalitas produk, persaingan, upah, dan tingkat bunga. Maka setiap perusahaan hams memperhatikan setiap kebijakan dari

pemerintah.

1.6. Analisis ke1ompok kepentingan tertentu

Analisis lingkungan ini merupakan analisis terhadap

lingkungan-lingkungan lain selain lingkungan-lingkungan tersebut di atas yang mungkin hOOir sewaktu-waktu yang juga turut berpengaruh terhadap gerak usaha dari perusahaan.

2. Lingknngan internal

2.1. Laporan keuangan

Suatu kegiatan yang menyangkut bagaimana perusahaan mengorganisir

dalam rangka mendapatkan dan menggunakan dana serta bagaimana

pendistribusian laba perusahaan.

2.2. Laporan kegiatan sumber daya manusia

Meliputi aktivitas-aktivitas dalam rangka perolehan tenaga keIja,

penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat. 2.3. Laporan kegiatan operasional

Berkaitan dengan kegiatan menciptakan barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pOOa waktu, harga danjumlah yang tepat.

2.3. Laporan kegiatan pemasaran

(41)

sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang

(42)
(43)

A. Deskripsi Usaha-usaha Apotek.

Kesehatan sangat penting bagi setiap orang. Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Tanpa tubuh yang sehat seseorang tidak akan dapat melaksanakan aktifitas atau kegiatannya dengan baik. Oleh karena itu setiap orang sangat penting untuk menjaga kesehatannya. Kotamadya Sibolga merupakan salah satu daerah di kawasan pantai barat Propinsi Sumatera Utara, dengan jumlah penduduk kurang lebih empat puluh lima ribu jiwa. Tentunya kebutuhan masyarakat terhadap obat-obatan sangat tinggi. Keadaan ini juga didukung dengan sifat penyakit yang dapat menimpa seseorang kapan saja, dimana saja tanpa melihat status atau kedudukan seseorang.

(44)

Pada saat penelitian beriangsnng, jumlah total apotek yang ada di

[image:44.585.83.496.215.613.2]

Kotamadya Sibolga hanya berjumlah tujuh apotek saja. Usaha-usaha apotek tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel3.1 Usaha-usaha apotek di Kotamadya Sibolga

Sumber : HasI! penelttlan yang dlOlah oleh penuhs Berdiri

No. Nama Apotek SIA A.P.A

Too. Apotek

1978 PO.00.02.5.1597 Dra.Rata 1.

Panggabean Malem,Apt

2. Apotek 1978 PO.00.02.5.1457 Drs. Chairul

Million Saleh,Apt

Apotek Sehat

3. 1993 440.442.3.1.23/517/IV/2003 Rosita,Ssi,Apt

Apotek Segar

4. 2002 440.442.3.1.23/1755002002 Augustina,Ssi,Apt

Apotek

5. 2003 440.442.3.1.23/2828/XI/2003 Drs. Suhardi Kopersum

Drijadi,Apt. ApotekDody

Drs. Firmansyah 6. 2003 440.442.3.1.231781NIJ2003

Rulu,Apt

7. Apotek Roras 2003 KP.01.0IV.5.2.0783 Richard,Ssi,Apt Farma

..

(45)

hari sabtu. Hanya Apotek Segar saja yang beroperasi pada hari minggu, tentunya hal ini menjadi keunggu1an tersendiri untuk apotek tersebut. Mulai pukul 09.00 wib hingga pukul 16.00 wib, apotek ini lebih banyak melayani resep dokter

dari

rumah sakit atau pembelian obat-obatan pasien praktek dokter. Adapun nama-nama dokter yang ada dan membuka praktek di Kotamadya Sibolga adalah sebagai berikut ;

1. Dr. Lubuk P Saing, SpA, MHA 2. Dr. Patrice Ginting Sp. PD, MHA 3. Dr. Eben Ezer Tarigan, Sp. PD, MHA 4. Dr. ArifSimatupang, Sp. S

5. Drg. Tunggul Sitanggang, MHA 6. Dr. Edward Sihite, Sp. OG 7. Dr. lrson Nur Piliang, Sp. OG 8. Dr. Agus Kristanto

9. Dr. Wilson Situmorang 10. Dr. Yasin Wangi 11. Dr. Suparmin 12. Dr. Justina

13. Dr. Agus HutagaIung 14. Drg. Antonia

(46)

18. Dr. Riris

19.Dr. Santi Siregar 20.Dr. Ratnawati Saing 21.Dr. Yushari Banjarnahor

22.Dr.Rivo Patricia 23.Dr. Leni C. Sihite 24. Dr. FauzanAmri 25. Dr. Masdyana 26. Dr. Robby

Walaupun jumlah apotek di Kotamadya Sibolga termasuk sedikit jika

dibandingkan dengan jumlah penduduk, namun persaingan untuk memperoleh

konsumen sangat ketal. Hal ini disebabkan karena dokter-dokter yang ada sudah

menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien di tempat dia membuka praktek. Walaupun ketentuan peraturan dan Dinas Kesehatan sudah menetapkan

hanya apotek saja yang boleh memasarkan obat-obatan kepada pasien, sedangkan dokter hanya diperbolehkan memberikan obat suntik kecuali dalam keadaan darurat, terpaksa, apalagi di kota atau desa yang belum ada apotek. Tentunya kondisi ini semakin mempersempit pangsa pasar apotek-apotek yang ada. Hal ini

terbukti dengan semakin sepinya pengunjung beberapa apotek pada saat jam praktek dokter yaitu pukul 17.00 wib sampai pukul 20.00 wib.

Namun kondisi seperti disebut di atas, tidak meIUadi masalah yang terlalu

(47)

instansi

dan

beberapa perusabaan. Kerjasama yang dilakukan adalah dalam bentuk memenuhi kebutuhan obat-obatan karyawan dari instansi atau perusahaan tersebut terhadap resep dokter yang telah ditunjuk terlebih dahulu oleh instansi atau perusahaan. Perusahaan atau instansi tersebut adalah Bank Indonesia, PT Pos Indonesia, PT Asuransi Kesehatan (ASKES), PT Telkom, Perusahaan Listrik Negara (pLN), PT Bank Sumut dan PT Mujur Timber Group.

Untuk memodali usahanya, pengusaha apotek juga belum familiar dengan pengajuan kredit dari lembaga-lembaga keuangan, seperti kredit

dari

bank atau bantuan pemerintah yang khusus untuk mendukung kelancaran dari usaha kecH. Jadi modal yang digunakan hanya berasal dati modal sendiri atau modal patungan.

1. Tata Cara Pemberian Izin Usaha-Usaha Apotek

Untuk mendapatkan izin mendirikan apotek, seorang pemilik modal sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA) tidak dapat melakukannya seorang diri. Mereka harus bekerjasama dengan seorang Apoteker Pengelola Apotek (A.PA). Namun tidak semua apoteker otomatis menjadi A.P.A. Untuk dapat menjadi A.P.A, Apoteker hams memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan b. Telah mengucapkanjanji atau sumpah sebagai Apoteker c. Memiliki surat izin kerja

dari

Menteri Kesehatan
(48)

e. Tidak bekelja di suatu perusahaan fannasi dan tidak menjadi Apoteker

Pengelola Apotek di Apotek lain

Namun,

dari

hasil penelitian peneliti masih banyak A.P.A tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada umumnya mereka hanya datang sekali

dalam sebulan ke apotek . Padahal sebagai seorang informan (sumber informasi), tugas apoteker di apotek adalah sebagai orang yang paling pintar di apotek,

apotekerlah yangmemberikan penjelasan, jawaban kepada pasien maupun para

petugas Apotek, terutama dalam memeberikan petunjuk

dan

saran kepada asisten apoteker. Selain itu apoteker juga bertanggung jawab

agar

apotek jangan sampai membeli obat dari sumber yang tidak resmi, jangan sampai pembelinya bukan orang yang berhak membeli

dan

jangan sampai adapenggantian obat yang tidak sesuat.

Sebelum mengajukan permohonan izin apotek, mereka harus siap dengan tempat dan perlengkapan usaha termasuk sediaan farmasi. Permohonan izin usaha diajukan secara tertulis kepada Dinas Kesehatan Kotamadya Sibolga, diatas kertas

segellbermaterai Rp. 6000 dengan melampirkan : a. Fotocopy SITUISurat Izin Gangguan (IG).

b. Fotocopy Surat Izin Apoteker Pengelola Apotek.

c. Fotocopy KTP Apoteker dan Pemilik Sarana Apotek (PSA). d. Fotocopy NPWP Apoteker dan Pemilik Sarana Apotek (PSA). f Denah Lokasi Apotek.

(49)

h. Akte Perjanjian Kerjasama Apoteker Pengelola Apotek dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA).

I. Daftar Asisten beserta lampiran fotocopy Ijazah dan SIK.

J.

Surat Pemyataan dari Apoteker Pengelola bahwa tidak bekerja tetap pada perusahaan Fannasi dan tidak melliadi Apoteker Pengelola Apotek di Apotek lain.

k. Surat Persetujuan dari atasan langsung bagi Apoteker yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipii.

i. Surat Pemyataan Pemilik Sarana Apotek tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang obat.

m. Surat RekomendasidariBPC ISFI Sibolga.

n. Surat Keterangan berbadan sehat dari Dokter Pemerintahan.

Adapun ketentuan dan tatacara pemberian izin usaha Apotek menurut peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 244/Menkes/SKN/1990, adalah sebagai berikut;

a. Permohonan izin Apotek diajukan Apoteker kepada Kepala Kantor Wilayah dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Departemen Kesehatan.

(50)

c. Kepala Balai Pemeriksa Gbat dan Makanan selambat-lambatnya 6 (enam)hari

kerja setelah penugasan dari Kepala Kantor Wilayah wajib melaporkan hasil pemeriksaan kepada Kepala Kantor.

d. Dalam hal pemeriksaan tidak dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat

membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Kantor Wilayah dengan tembusan kepada Direktur Jenderal dan Kepala Balai

Pemeriksaan Gbat dan Makanan.

e. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima hasillaporan

pemeriksaan, Kepala Kantor Wilayah mengeluarkan Surat Izin Apotek. £ Apabila hasil pemeriksaan Kepala Balai Pemeriksaan Gbat dan Makanan

masih belum memenuhi syarat, Kepala Kantor Wilayah dalam waktu 12 (dua

belas) hari keIja mengeluarkan Surat Penundaan.

g. Terhadap Surat Penundaan, Apoteker diberi kesempatan untuk ュ・ャ セ ョァォ。 ー

persyaratan yang belum dipenuhi selambat-Iambatnya dalam jangka

waktu

1 (satu) bulan sejak tanggal Syarat Penundaan.

Kepala Dinas Kesehatan KabupatenIKota dapat mencabut surat lzm

apotek, apabila ;

a. Apoteker melanggar persyaratan untuk menjadi Apoteker Pengelola Apotek.

b. Apoteker menyediakan, menyimpan dan menyerahkan Sediaan Farmasi yang tidak bermutu baik dan dilarang digunakan.

c. Surat Izin Apotek atas nama Apoteker bersangkutan dicabut.

(51)

f Pemilik Sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-undangan di bidang obat.

Namun pencabutan izin tersebut diatas baru dapat dilakukan jika Dinas

Kesehatan telah 3 (tiga) kali berturut-turut dalam tenggang waktu 2 (dna) bulan telah mengeluarkan peringatan secara tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek, tetapi tidak dihiraukan. Setelah Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan Kepala

Balai Pemeriksaan Gbat dan Makanan, barulah pencabutan izin dapat dilakukan.

2. Lokasi Usaha-Usaha Apotek

Lokasi usaha-usaha apotek mempengaruhi maju mundumya usaha. Dari

hasil pengamatan peneliti, lokasi apotek tersebut umumnya berada pada : a. Daerah yang ramai

b. Daerah yang aman

c. Daerah yang dekat dengan Rumah Sakit' Klinik d. Daerah yang sekitarnya ada Dokter yang praktek

e. Daerah yang mudah dijangkau, mudah dicapai oleh masyarakat banyak

dengan kendaran

f. Daerah yang cukup padat penduduknya dan mampu

Apotek Kopersum dan Apotek horas Farma berada pada daerah yang dekat dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Ferdinand Lumban Tobing. Namun dari hasil penelitian peneliti, pasien Rumah Sakit tersebut lebih banyak yang membeli obat-obatan di Apotek Horas Farma karena harga yang jauh lebih

(52)

Panggabean dan Apotek Sehat lebih memilih lokasi yang banyak terdapat praktek

dokter. Tetapi Apotek Dody lebih unggul karena mempunyai lokasi yang lebih ramai karena bersebelahan dengan swalayan yang memiliki konsumen yang

cukup besar. Sedangkan Apotek Segar lebih memilih lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarajat dengan banyak kendaraan karena lokasi Apotek segar berada di pinggir jalan yang dilalui angkutan umum.

Dari ketujuh apotek, Apotek Milion memiliki lokasi yang paling tidak

strategis karena jauh dari keramaian di malam hari, jauh dari rumah sakit dan praktek dokter. Yang menjadi alasan Apotek Milion memilih lokasi tersebut

karena keamanarmya.

3. Pemasok (Vendor) Usaha-Usaha Apotek

Usaha-usaha apotek yang ada di Kotamadya Sibolga mempunyai pemasok atau vendor yang sama. Pemasok atau vendor tersebut adalah Pedagang Besar

Farmasi yang berpusat di Medan. Pemesanan barang-barang farmasi dilakukan melalui salesman-salesman yang melakukan kunjungan secara rutin sekali dalam dua minggu. Jangka waktu pembayaran terhadap pesanan adalah tiga puluh hari

yang dihitung setelah pesanan sampai ke tangan apotek. Pembayaran dapat

dilakukan dengan transfer melalui bank atau langsung dibayarkan kepada salesman dari setiap Perusahaan Besar Farmasi. Apotek belum familiar

menggunakan cek atau giro sebagai alat pembayaran.

(53)

a. PT Mekada Abadi

b. PT Bina San Prima c. PT Kalista Prima

d. PTWigo

e. PT Kebayoran

f.

PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL)

g. PT Dos Ni Roha

h. PT Rajawali Nusindo

1. PT Enseval Putera Megatrading J. PT Citra Wacana Wadah Nugraha k. PT Agung Beringin Lestari

I. PT Elnespeni Lestari

m. PT Anugerah Argon Medica (AAM) n. PT Mestika Sakti

o. PtMesarinda Abadi p. PTTempo

q. PT Mensa Bina Sukses r. PT Antar Mitra Sembada

s. PT Esa Anugerah Abadi t. PT Merapi Utama Pharma u. PT Kimia Farma

(54)
[image:54.585.91.475.158.510.2]

Gambar 3.1 Bagan distribusi obat di Kota Sibolga

I

Pabrik Fannasi

r---

rl

Importir Farmasi

••

Peda ang Besar Farmasi

PBFLain

I

B W G 0

I

PBF

KimiaFarma

Apotik lain

Apotik R.S. dengan Apoteker

,

IokoObat

fol

Beirzin Dokter

PUSKESIRS tanpa Apoteker / Klinik-klinik

••

I

K 0 N S U M E N

\

Sumber: Drs. Hartono Hdw.,Manajemen Apotek, hal 96-97

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa pabrik farmasi tidak diperkenankan menjual langsung produk obat-obat jadinya kepada konsumen. Khusus untuk

obat-obat daftar 0 (opium, narkotika), penyalurannya sampai kini hanya

dilakukan oleh PI Kimia Farma kepada pihak ke III. Obat-obat daftar G (gevaarlijk, obat keras) disalurkan oleh PBF hanya kepada 3 (tiga) macam penyalur saja, yaitu :

(55)

3. Rumah Sakit yang mempunyai apoteker.

Oleh Karena itu, seharusnya penyaluran ke dokter-dokter, ke klinik-klinik,

ke rumah-rumah sakit yang tidak mempunyai apoteker, ke puskesmas-puskesmas dilakukan oleh apotek-apotek.

Obat-obat daftar W (obat bebas terbatas) dan obat bebas (B) oleh PBF

dapat disalurkan kepada apotek-apotek maupun ke toko-toko obat. Para Dokter-pun tidak diperbolehkan memberikan obat kepada pasien selain obat suntik.

Hanya dalam keadaan darurat, terpaksa, apalagi di kota/desa yang belum ada apotek, masih diperbolehkan.

B. Gambaran Umum Struktur Organisasi.

Usaha perdagangan produk-produk farmasi atau yang sermg disebut

apotek merupakan usaha keci!. Pengelolaan apotek dilakukan sendiri sepenuhnya

oleh pemilik modal sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA). PSA bekeIjasama dengan Apoteker Pengelola Apotek untuk memperoleh Surat Izin Apotek (SIA) dari Dinas Kesehatan yang diperpanjang setiap lima tahun sekali. Pada kegiatan

apotek, APA bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tekhnis f armasi, yaitu :

1. Mengawasi pelayanan resep.

2. Mengawasi mutu obat yang dijualnya.

3. Memberikan pe1ayanan infomasi obat.

(56)

Dalam merekrut tenaga keJja, apotek seharusnya menggnnakan tenaga keJja dengan tingkat pendidikan terakhir Sekolah Menengah Farmasi (SMF),

tetapi karena jwnla1mya sangat terbatas maka apotek dapat menggnnakan tenaga

keJja dengan pendidikan terakhir SMU sederajat. Namun tentunya memerlukan

[image:56.585.98.457.308.560.2]

pelatihan tentang kegnnaan obat-obatan terlebih dahulu sebelwn mulai bekerja. Berdasarkan struktur organisasi yang ada dati usaha apotek di daerah penelitian hanya berbentuk struktur yang sederhana dan pembagian tugasnya pun sederhana.

Gambar 3.2 : Bagan Struktur Organisasi Usaha-usaha Apotek

Pemilik Sarana Apotek (PSA)

Apoteker Pengelola Apotek

Ir

I

Karyawan

I

Karyawan

I

Karyawan

Swnber : Hasil Penelitian yang diolah oleh penulis

Bagan diatas jelas menunjukkan bahwa pengusaha atau pemilik sarana

(57)

1. Pemilik Sarana Apotek

Seperti ciri usaha kecil maIm pemilik adalah pengelola dari usaha kecil tersebut. Demikian halnya pada usaha apotek ini. Hampir semua pengusaha

apotek pada daerah penelitian dikelola oleh para peiliknya sendiri. Sebagai alasan mereka untuk mengelola sendiri usahanya karena mereka tidak memiliki

kepercayaan penuh terhadap karyawannya dalam hal keuangan. Hal ini

disebabkan karena usaha apotek yang ada masih menyimpan pendapatan apotek

di dalam laci meja. Mereka belum mampu memanfaatkan kemajuan tekhnologi dalam memajukan usaha mereka. Umumnya hal ini disebabkan karena tingkat

pendidikan pengusaha apotek hanya lulusan SMA.

2. Tenaga Kelja/ KaIyawan

Setiap apotek wajib memiliki seorang Apoteker Pemilik Apotek yang

bertugas sebagai pengawas kegiatan farmasi.Untuk karyawan yang bertugas

melayani para konsumen, apotek dapat menggunakan tenaga kerja dengan pendidikan terakhir SMU/sederajat. Tetapi wajib memiliki seorang asisten apoteker yang bertugas menyiapkan laporan penggunaan obat-obat daftar 0

(58)
[image:58.582.85.493.131.321.2]

Tabel 3.2 : Pembukuan harian usaha

Sumber : HasI! penehtlan yang diolah penulls

No. NamaObat Jumlah Harga

Total Penjualan Rp.

.

.

3. Bentuk Kepemilikan

Sekalipun usaha apotek ini merupakan usaha kecil, namun bentuk kepemilikannya terdiri dari beberapa jenis. Hal ini terjadi karena modal yang terbatas yang dimiliki oleh beberapa pengusaha. Adapun jenis kepemilikan ito

antara lain :

3.1 Dimiliki Sendiri

Jenis kepemilikan ini yang paling umum digunakan. Usaha-usaha apotek

ini banYak yang dimiliki sendiri atau dengan kata lain sumber permodalannya diusahakan sendiri oleh pengusahanya. Dan sesuai dengan ciri-ciri perusahaan

perorangan bahwa usaha yang bersumber dari modal sendiri maka untung ruginya ditanggung oleh diri sendiri, tanpa melibatkan orang lain.Selain ito sistem pembukuannya juga kurang lengkap hanya mencatat transaksi harian usaha., yaito

jumlah obat yang laku dijual beserta harganya . Jenis kepemilikan ini memiliki

(59)

3.2 Modal Patungan Goint ventura)

Jenis kepemilikan seperti ini hanya digunakan oleh Apotek Horas Farma dan Apotek Panggabean. Adapun kebaikan dari kepemilikan seperti ini yaitu tersedianya swnber dana yang bukan hanya berasal dari satu orang, pemilik dapat bertukar pikiran dengan rekan bisnisnya guna pengembangan atau operasional dari usahanya, serta pemilik tidak harns khawatir terhadap usaha apabila mereka berhalangan dalam menjalankan usaha karena mereka bisa bergantian mengelola usahanya. Apabila ada kerugian

akan

ditanggung bersama. Sedangkan kelemahannya adalah keuntungan yang diperoleh lebih sedikit karena harns dibagi dengan pemilik modal lainnya. Pengusaha menerapkan kepemilikan seperti ini disebabkan oleh beberpa hal, antara lain:

a. Keterbatasan dana yang dimiliki

Kesulitan

dana

ini sering dialami oleh para pengusaha sehingga mereka bekeJjasama dengan orang lain yang menaruh minat dan memiliki kemampuan di bidang usaha tersebut.

b. Kurangnya keberanian untuk membuka sendiri

Kurangnya keberanian disebabkan beberapa hal, misalnya merasa tidak mampu untuk menjalankan usaha ini jika dilakukan sendiri, baik ketidakmampuan dalam pengelola usaha maupun kemampuan menanggung resiko yang timbul apabila gagal dalam menjalankan usaha ini.

3.3 Koperasi Pegawai

(60)

sepenuhnya dibiayai oleh koperasi pegawai Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing. Tentunya seluruh keuntungan menjadi hak milik dati anggota koperasi tersebut. Pengelolaan diserahkan kepada Apoteker Pengelola Apotek (AP.A) namun tetap di bawah pengawasan Direktur Rumah Sakit Umum.

C.

Kegiatan Usaha-Usaha Apotek

Adapun kegiatan dari usaha-usaha apotek ini meliputi bidang : 1. Pelayanan Non Resep

[image:60.581.85.453.392.755.2]

Pelayanan non resep adalah pelayanan atas obat yang dijual bebas yaitu obat-obat golongan bebas, bebas terbatas dan obat wajib apotek. Penjualan obat bebas atas pemintaan pasien (sudah tabu obat yang akan dibeli) atau pemilihan obat setelah konsultasi dengan apoteker atau asisten apoteker. Berikut ini prosedur pelayanan obat bebas.

Gambar 3.3 Bagan Pelayanan Non Resep

Pasien datang dengan permintaan obat tertentu/dengan keluhan tertentu

lalu

berkonsultasi dengan petugas apotek untuk

menentukan obat yang sesuai

..

Pemeriksaan stock obat dan harga

..

Jika pasien sepakat dengan harga yang ditentukan, dilakukan pembayaran

..

Penyerahan obat Genis danjumlah) diberi wadah/plastik

..

(61)

2. Pelayanan Resep.

Langkah-langkah pelayanan resep dokter di apotek dapat digambarkan secara urut seperti skerna berikut :

Bagan 3.4 Bagan Pelayanan Resep

Resep diterirna dari pasien pasien

J,

Resep diperiksa kelengkapannya :

Namadokter

Namadanumur pasien

J,

Resep dihitung dosis, jumlahdanharga obat

J,

Penyelesaian pernbayaran untuk pembelian tunai

J,

Penyiapandanperacikan

I

Pemberian label dan etiket

I

Pembuatan salinan resep dan kuitansi (jika diminta)

J,

Pemeriksaan akhir

l

Penyerahan obat dan KIE (komunikasi, Informasi danEdukasi

3. Penjualan barang lainnya

(62)
(63)

A. Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan serta Ancaman yang dihadapi

Usaha Apotek.

Pada bagian ini menggambarkan setiap kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman dari usaha apotek dalam melaksanakan aktivitasnya. Berdasarkan hasil kuisioner yang diolah oleh penulis, ada suatu gambaran lingkungan yang mereka hadapi baik itu dari dalam lingkungan usaha itu sendiri (kekuatan serta kelemahan) maupun dari lingkungan luar usaha (kesempatandanancaman).

Dalam menjalankan usaha ini, pengusaha apotek harns mampu memanfaatkan kondisi interual maupun kondisi eksterualnya dalam pengembangan usahanya. Prospek suatu usaha tidak bisa terlepas dari pemahaman tentang lingkungan yang ada, baik di dalam maupun diluar lingkungan usaha, karena pengaruh lingkungan tersebut yang senantiasa berinteraksi.

1.1. Kekuatan dari Usaha-usaha Apotek di Kota Sibolga.

Adapun kekuatan yang dimiliki di sini adalah kekuatan yang secara umum dimiliki oleh setiap pengusaha dalam menjalankan usahanya.

Kekuatan itu antara lain : a. Lokasi yang strategis.

(64)

berada di tepi jalan yang sangat mudah di jangkau oleh pelanggannya. Setiap konsumen dengan mudah menjangkau keberadaan mereka.

b. Barga yang bersaing

Konsumen pada umumnya lebih menyukai tempat dimana mereka dapat membeli produk yang mereka butuhkan dengan harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan usaha lain yang meiYual produk sejenis. Apalagi di tengah persaingan yang semakin ketat, dimana jumlah apotek semakin meningkat, sering teIjadi suatu keadaan dimana sebelum memutuskan untuk membeli konsumen berupaya untuk membendingkan harga, antara apotek yang satu dengan yang lain. Sehingga apotek yang menjuaI produknya dengan harga yang Iebih murah di bandingkan dengan apotek lainnya akan menarik konsumen untuk membeli kebutuhannya disana.

c. Sumber Daya Manusia yang ramahdanterampil.

(65)

tentang kegunaan dari setiap jenis obat. Selain itu keramahan dan kesabaran dalam menjawab setiap pertanyaan konsumen akan menjadi daya tarik tersendiri bagi usaba tersebut yang mampu mendatangkan konsumen lebih banyak lagi.

d. Kelengkapan produk yang diperdagangkan.

Dimana produk yang dijual oleh pemilik usaha bukan hanya produk obat-obatan saja, tapi juga menjual produk kebutuhan lain-lain seperti susu, perlengkapan bayi (misalnya: bedak, shampo, bahy oil, dll), minuman kesehatan dan sebagainya.

e. Tersedianya sarana hiburan.

Menyediakan produk yang dibutuhkan konsumen pada usaba apotek cukup memakan

waktu,

karena harus meracik terlebih dahulu. Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan, jika pemilik apotek menyediakan sarana hiburan bagi konsumen seperti : koran atau televisi, menunggu hingga obat yang dibutuhkan tersedia, tidak lagi membosankan.

1.2. Kelemahan Usaha-usaha Apotek.

(66)

a. Rendahnya kemampuan pengusahalpekerja.

8esuai dengan eiri dari usaha keeil bahwa pengusaha atau pekerja memiliki ketrampilan yang rendah baik dalam manajemen maupun dalam kegiatan operasionalnya. Demikian juga yang terjadi pada usaha apotek ini. 8etiap usaha

pacta

umumnya mengatakan bahwa pekerja mereka rata-rata adalah lulusan 8MU sederajat dan memiliki kemampuan yang rendah mengenai obat-obatan. Bahkan

ada

apotek yang menggunakan Iulusan 81M (8ekolah Tehnik Mesin) yang pengetahuannya di bidang obat-obatan atau kesehatan sangat sedikit. Akibatnya mereka sering salah membaea resep obat dan tidak mampu menjawab pertanyaan konsumen mengenai obat-obatan yang akan mereka konsumsi. Padahal seharusnya tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja lulusan sekolah menengah farmasi (8MF') yang mempelajari lebih dalam tentang peracikan dan kegunaan dari obat-obatan.

b. Tidak ada pemisahan antara harta pribadi dengan harta usaha.

(67)

c. Modal yang besar dalam pendirian usaha.

Mereka yang ingin membuka usaha dibidang ini hams memiliki modal awal yang cukup besar.Karena untuk: memperoleh izin usaha dari Dinas Kesehatan,

apotek harus memiliki sarana yang lengkap termasuk kelengkapan produk

obat-obatan yang akan diperdagangkan. Harga beli pengusaha dari setiap pemasok yaitu PBF (Perusahaan Besar Farmasi) juga sangat tinggi. Selain itu

untuk: menyediakan fasilitas apotek seperti : furniture apotek, alat-alat peracikan (timbangan, gilingan obat, gelas ukur) juga memeriukan dana yang besar. Sementara sumber modal yang mereka miliki tidak lain dari milik

sendiri , patungan ataupun dari keluarga. Mereka belum familiar

menggunakan jasa perkreditan seperti bank atau lembaga keuangan non bank. Banyaknya persyaratan yang hams mereka penuhi serta prosesnya yang cukup

lama dan asset yang tidak mereka miliki yang dapat digunakan sebagai jaminan dalam pengajuan kredit mengakibatkan mereka tidak mau

menggunakanjasa lembaga perkreditan.

d. Manajemen yang kurang baik dalam bekeIja.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang pemilik usaha, tentunya semakin banyak ilmu atau teori-teori yang dapat digunakan dalam mengatur kegiatan

usaha terutama dalam memecahkan masalah yang sering teIjadi. Sedangkan

dari hal penelitian penulis rata-rata tingkat pendidikan terakhir pemilik usaha adalah SMNSMK sederajat, sehingga mereka tidak menerapkan perencanaan

(68)

penjualan yang akan diperoleh setiap bulannya, akibatnya kegiatan penjualan produk obat-obatan sehar-hari berlangsung tanpa kendali.

e. Lemahnya pengawasan terhadap persediaan obat-obatan.

Lemahnya pengawasan terhadap persediaan obat-obatan yang akan dipasarkan

mengakibatkan adanya penurnpukan stok atau persediaan sebagian jenis

obat-obatan tertentu, sedangkan stok atau persediaan obat-obat-obatan jenis lainnya

kurang. Hal ini tentunya akan mengakibatkan kerugian kepada pengusaha,

karena resiko kehilangan konsurnen sangat besar. Hal ini disebabkan jika produk yang dibutuhkan konsurnen tidak tersedia, konsurnen tersebut akan beralih untuk membeli produk yang dinginkannya ke usaha apotek lain dan

pada urnurnnya mereka tidak akan mau untuk kembali kedua kalinya.

1.3. Kesempatan Usaha-usaha Apotek.

Kondisi ini teIjadi di luar usaha yang mendukung atau memberi

kesempatan bagi usaha untuk tumbuh dan berkembang. Adapun kesempatan ini,

antara lain :

a. Luasnya pangsa pasar.

Semua orang tanpa terkecuali pasti pernah sakit dan membutuhkan

obat-obatan untuk sembuh. Dimana obat-obat-obatan tersebut dapat diperoleh di apotek. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap obat-obatan membuat usaha ini

memiliki pangsa pasar yang sangat luas dan menjanjikan keuntungan yang

besar. Berbeda dengan usaha-usaha lain, misalnya usaha penyewaan komputer

(69)

b. Peraturan Dinas Kesehatan yang menguntungkan.

Jika dibandingkan dengan toko-toko obat, kesempatan yang dimiliki apotek

untuk merebut pasar jaub lebih besar. Hal ini disebabkan adanya peraturan

yang menetapkan jenis obat-obatan tertentu yang termasuk ke dalam

golongan daftar

0

(Opium, narkotika) dan daftar G (Obat keras/OKT) hanya boleh diperjualbelikan di apotek. Se1ain itu Dinas Kesehatan hanya

mengijinkan apotek untuk melayani resep dokter.

c. Produk yang selalu dibutuhkan.

Penyakit dapat diderita setiap orang, kapan saja tanpa mengenal waktu. Hal ini

berdarnpak terhadap volume penjualan obat-obatan yang cukup besar setiap

harinya dan tidak bersifat musiman. Berbeda dengan bisnis pakaian atau lainnya yang umurnya bersifat musiman, yang meningkat cukup besar saat

lebaran atau tahun barn.

d. Pola pikir masyarakat yang semakin berkembang.

Dulu, orang mengkonsumsi obat-obatan hanya pada saat mereka sakit. Namun

pada masa sekarang, masyarakat lebih memiliki pola pikir untuk mengkonsumsi obat-obatan untuk mencegah datangnya penyakit. Misalnya

mengkonsumsi obat untuk meningkatkan stamina agar tubuh tidak mudah lelah saat menjalankan aktifitas.

e. Ke10nggaran dalam sistem pembayaran.

Sistem pembayaran pesanan obat-obatan dengan sistem kredit sangat

(70)

hari. Jika pembayaran dilakukan kurang dari tiga puluh hari, apotek akan memperoleh potongan harga.

1.4. Ancaman Usaha-usaha Apotek.

a. Peningkatan harga obat-obatan.

Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia mengakibatkan harga kebutuhan

meningkat dengan tajamtak terkecuali obat-obatan. Terutama setelah adanya kenaikantarif pajak terhadapッ「。 エ M ッ「。 エセ Hal ini mengakibatkan masyarakat

di Kotamadya Sibolga yang umumnya terdiri dari masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah mulai beralih kepada obat-oabatan tradisional, seperti jamu, yang harganya jauh lebih murah.

b. Lamanya waktu pengiriman barang.

Jarak tempuh antara Kotamadya Sibolga-Medan yang jauh, ditambah lagi

dengan parahnya kondisi jalan yang harus dilalui mengakibatkan pengiriman pesanan obat-obatan memerlukan waktu yang sangat lama. Hal ini menyebabkan sering teIjadi kekosongan persediaan obat-obatan di apotek. c. Rumitnya prosedur pendirian usaha.

Rumitnya prosedur pendirian usaha menjadi ancaman bagi usaha apotek yang ada. Hal ini terbukti dengan lambatnya pertambahan jumlah apotek di Kotamadya Sibolga. Sebelum usaha apotek didirikan, maka pengusaha apotek terlebih dahulu harus memenuhi beberapa syarat untuk memperoleh izin dati

Dinas Kesehatan setempat. Setiap bulan selama pengoperasian, pengusaha

(71)

kategori OKT (Obat Keras Terlarang) kepada dinas kesehatan dan POM Medan(Pengawas Obat dan Makanan).Setian lima tahoo sekali, peng

Gambar

Gambar 1Kerangka Pemikiran Analisis SWOT
Gambar 1 Kerangka pikir analisis SWOT pada usaha apotek di Kota Sibolga
Tabel1. Matriks SWOT
Gambar 2 : Diagram analisis SWOT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti kekuatan yang dimiliki pihak Bank Muamalat pada saat ini mempunyai dampak kekuatan cukup besar baik untuk memanfaatkan peluang yang ada

Salah satu tempat pelayanan kesehatan yang mudah di temukan masyarakat sekarang ini ialah apotek, yang mana apotek adalah tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan sebagai pertimbangan dalam

Pada hakekatnya seorang wirausahawan harus mampu menjalankan usahanya dengan baik dan semaksimal mungkin, sehingga pada akhirnya dapat memenuhi tujuan awal dari

Hasil penelitian menunjukkan Toko Sepatu Stars dalam penerapan analisis SWOT menggambarkan bahwa bisnis usaha ini memiliki adanya suatu kekuatan dalam memanfaatkan peluang

Analisis SWOT menjadi salah satu pilihan cara untuk menganalisis usaha yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM dalam mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman usaha

Dapat dipahami dari pengertian tersebut bahwa persaingan yang dilakukan oleh antarpelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya dilakukan dengan cara yang tidak

Adapun faktor analisis SWOT yang dipergunakan untuk menganalisis sebuah produk tersebut adalah Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan