• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Pegawai (Pada Kantor Kementerian Agama Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Pegawai (Pada Kantor Kementerian Agama Kota Medan)"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

(Pada Kantor Kementerian Agama Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh:

110903092 LAILAN SYAFITRI M

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH INSENTIF TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Pada Kantor Kementerian Agama Kota Medan)

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan cara organisasi agar dapat mempertahankan eksistensi kerja semua komponen organisasi. Sebuah organisasi harus mampu mengoptimalkan kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinya agar pencapaian sasaran dapat terlaksana, namun hal tersebut tidaklah sederhana perlu pemahaman yang baik tentang organisasi, perlu ada strategi pengembangan yang matang agar SDM yang dimiliki sebuah organisasi terpakai sesuai kebutuhan. Pemberianinsentifmerupakan salahsatualatuntukmeningkatkan prestasi kerjapegawaikarenapemberianinsentifdapatmenyebabkan seseorang untuk bertindakdanberperilakuyangdapatmengendalikan danmemeliharakegiatan- kegiatandanmenetapkan arah umumyangharusditempuh.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kota Medan, bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan melakukan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh.sampel yang diambil adalah 66 orang, dalam hal ini yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pegawai di Kantor Kementerian Agama Kota Medan.

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang didapat 0,35 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori rendah. Koefisien determinan yang diperoleh sebesar 12,35% artinya pengaruh antara variabel X dan Y sebesar 12,35% dan 87,65% dipengaruhi oleh faktor diluar penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji signifikan didapat harga thitung adalah 3,1 dimana adanya hubungan antara insentif dan kinerja pegawai.

(3)

Bismillahirrahmanirrahim ...

Assallamualaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas rahmad dan

anugerah-Nya penulis mendapat kesempatan untuk menyelesaikan program pendidikan

Strata Satu (S1) Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan atas

pertolongan-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai jadwal. Serta

salawat dan salam kepangkuan Nabi Besar Muhammdad SAW yang telah membawa

umat manusia ke jalan kebenaran.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib bagi setiap mahasiswa/i Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Negara. Hal ini dimaksudkan

agar mahasiswa mendapatkan gambaran langsung tentang ilmu yang diperoleh dibangku

kuliah dan menambah bekal pengalaman yang berhubungan dengan ilmu sosial dan ilmu

politik secara khusus.

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang membahas mengenai

“Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kementerian Agama Kota

Medan”, penulis dibantu oleh banyak pihak. Bantuan tersebut berupa materi, moril,

maupun spiritual sehingga penulis dapat termotivasi untuk menyelesaikan penelitian dan

penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, diantaranya

kepada:

1. Teristimewa buat Ayahanda Drs. H. Abd Latif Manjerang dan Ibunda Hj. Sosialinur

Panjaitan tercinta yang mana dengan segala kesabaran jiwa, ketabahan, ketulusan hati

(4)

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. InsyaAllah Penulis

akan sekuat tenaga untuk selalu membuat Buya sama Umi bangga.

3. Buat kakak dan abangku tersayang Hj. Syafrida Lasty, Mhd. Syafi’i, Syafrina

Hidayati, Syafrini Rahmayani, dan Sari Wahyuni makasi buat doa dan support sama

nasehatnya sampai penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

4. Buat kakak dan abang iparku Junindra, Miswanti, Rahmad, Muliana, Dayat makasi

doa dan dukungannya selama penulis menjalankan perkuliahan sampai selesai.

5. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan FISIP USU.

6. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M. Si, selaku Ketua Depatemen Ilmu

Administrasi Negara.

7. Ibu Dra. Elita Dewi, M. Sp, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara.

8. IbuArlina, SH, M. Hum, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk membimbing dan memberi petunjuk serta arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh dosen dan pegawai Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

10. Kak Dian dan Kak Mega yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi.

11. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Medan beserta seluruh staf dan pegawainya

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di

kantor tersebut.

12. Buat teman – temanku di Administrasi Negara 2011, Adelina Akhirani S. Sos (SMP

sama, kuliah sama, kerja juga sama ya del. Kejar AKPOL!!), Shinta Kharlina S. Sos

(jangan jadi perawan tua yaa ciin hahaha), Salwa S. Sos

13. (tetap stay di medan ya lop, biar kami sering ke beskem), Ardhita S. Sos (jangan cari

duit aja, jalan-jalan ayok), Melany Putri S. Sos (bagi dikit lah me pinternya hehe),

(5)

Makasi juga udah suka ingetin ”engga boleh malas ngerjakan skripsi!". Harus tetap

bisa kumpul-kumpul lagi kalau udah tamat!.

15. Buat teman” kelompok magang Kecamatan Talawi Kabupaten BatuBara, Adel,

Shinta, Salwa, Dita, Fati, Melany, Ipeh, Asya, Abdi, Gideon, dan Riza.... kapan kita

kesana lagi, pelabuhan yok rinduuuu. Makasih buat suka duka yang dilalui selama

dua minggu dikampung orang ya wee.

16. Buat kawan Administrasi Negara 2011 yang lain, Thesca Sabrina, Audy Rezky,

Rippy Hamdani, Felix, Andrey Carver, dan buat yang lain yang ga bisa disebutin

namanya satu per satu. Makasih banyak buat semuanya yaaa.

17. Dan banyak lagi pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian

skripsi ini tapi tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terima kasih

banyak.

Dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa skripsi

ini masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan

adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun, guna untuk menyempurnakan

penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak, semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal atas jasa-jasa yang

mereka berikan kepada penulis.

Medan, Mei 2015 Penulis

(6)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang... 1

1.2 Rumusan masalah ... 5

1.3 TujuanPenelitian ... 5

1.4 ManfaatPenelitian ... 5

1.5 KerangkaTeori ... 6

1.5.1 Insentif ... 6

1.5.1.1 Pengertian Insentif ... 6

1.5.1.2 Jenis – Jenis Insentif ... 8

1.5.1.3 Bentuk – Bentuk Insentif ... 11

I.5.1.4 Indikator Pemberian Insentif ... 12

1.5.2 Pengertian Kinerja Pegawai ... 16

1.5.2.1 Pengertian Kinerja ... 16

1.5.2.2 Pengertian Kinerja Pegawai ... 17

I.5.2.3 Karakteristik Kinerja Pegawai ... 20

I.5.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 21

I.6 Hipotesis ... 23

(7)

1.9 SistematikaPenulisan ... 25

BAB II METODELOGI PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian... 27

II.2 Lokasi penelitian ... 27

II.3 Populasidansampel ... 27

II.3.1 Populasi ... 27

II.3.2 Sampel ... 28

II.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

II.5 Teknik PenentuanSkor... 30

II.6 Teknik Analisa Data ... 31

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1 Sejarah Kementerian Agama Kota Medan ... 35

III.2 Struktur Organisasi ... 38

III.3 Visi Misi Kementerian Agama ... 39

III.4 Uraian Tugas ... 40

III.4.1 Sub bagian Tata Usaha ... 40

III.4.2 Seksi Urusan Agama Islam ... 41

III.4.3 Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh ... 43

III.4.4 Seksi Penyelenggara Bimbingan Zakat dan Wakaf ... 43

III.4.5 Seksi Mapenda ... 44

III.4.6 Seksi Pekapontren dan Penamas ... 45

III.4.7 Seksi Bimas Kristen ... 46

(8)

IV.1 KarakteristikResponden ... 49

IV.2 DistribusiJawabanResponden ... 52

IV.2.1 Insentif (Variabel X) ... 52

IV.2.2 Kinerja Pegawai (Variabel Y) ... 65

IV.3 Pengukuran Skor ... 75

BAB V ANALISA DATA V.1 KoefisienKorelasi Product Moment... 82

V.2 KoefisienDeterminasi... 85

V.3 UjiHipotesis (Uji T) ... 86

BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan ... 88

VI.2. Saran ... 89

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.I Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien Korelasi ... 33

Tabel 4.1 KarakteristikRespondenBerdasarkanUsia ... 50

Tabel 4.2 KarakteristikRespondenBerdasarkan Tingkat

PendidikanTerakhir ... 51

Tabel 4.3 Kinerja Yang Baik Mempengaruhi Besaran Insentif Yang

Diterima ... 53

Tabel 4.4 Insentif Dapat Menambah Semangat Dalam Menyelesaikan

Pekerjaan ... 54

Tabel 4.5 Besarnya Insentif Ditentukan Waktu Yang Diperlukan Dalam

Menyelesaikan ... 55

Tabel 4.6 Insentif Dapat Memacu Pegawai Dalam Menyelesaikan

Pekerjaan Dengan Lebih Cepat ... 56

Tabel 4.7 Pemberiaan insentif sesuai dengan lama waktu mengabdi di

instansi ... 57

Tabel 4.8 Pengabdian yang diberikan para pegawai dihargai dengan baik

oleh instansi ... 58

Tabel 4.9 Insentif yang diberikanharustepatwaktu... 59

Tabel 4.10 Kebijakan yang diambil (Insentif) sudah sesuai dengan

keinginan pegawai ... 60

(10)

Tabel 4.12 Instansi telah menentukan standar dalam pemberian insentif sehingga

saya dapat mencapainya ... 62

Tabel 4.13 Insentif yang diberikan sesuai dengan jabatan/posisi yang diduduki ... 63

Tabel 4.14 Penghargaan yang diterima sudah sesuai dengan usaha kerja yang dilakukan ... 64

Tabel 4.15 Pekerjaan yang diberikan dapat diselesaikan sesuai target ... 65

Tabel 4.16 Para pegawai menyelesaikan tugas dengan tepat waktu ... 66

Tabel4.17 Pekerjaan yang dilakukan memenuhi standar yang ditentukan instansi ... 67

Tabel 4.18 Para pegawai mampu memberikan masukan untuk peningkatan hasil kerja ... 68

Tabel 4.19 Para pegawaicepat tanggap dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan ... 69

Tabel 4.20 Kemampuan yang dimiliki mampu menunjang peran para pegawai... 70

Tabel 4.21 Mempercepat penyelesaian pekerjaan merupakan tanggung jawab para pegawai ... 71

Tabel 4.22 Pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan tugas masing – masing para pegawai ... 72

Tabel 4.23 Hadir tepat waktu merupakan kewajiban seluruh pegawai ... 73

Tabel 4.24 Pemanfaatan waktu kerja berjalan dengan baik ... 74

Tabel 4.25 Insentif (Variabel X) ... 76

Tabel 4.26 KinerjaPegawai (Variabel Y) ... 79

(11)

PENGARUH INSENTIF TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Pada Kantor Kementerian Agama Kota Medan)

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan cara organisasi agar dapat mempertahankan eksistensi kerja semua komponen organisasi. Sebuah organisasi harus mampu mengoptimalkan kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinya agar pencapaian sasaran dapat terlaksana, namun hal tersebut tidaklah sederhana perlu pemahaman yang baik tentang organisasi, perlu ada strategi pengembangan yang matang agar SDM yang dimiliki sebuah organisasi terpakai sesuai kebutuhan. Pemberianinsentifmerupakan salahsatualatuntukmeningkatkan prestasi kerjapegawaikarenapemberianinsentifdapatmenyebabkan seseorang untuk bertindakdanberperilakuyangdapatmengendalikan danmemeliharakegiatan- kegiatandanmenetapkan arah umumyangharusditempuh.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kota Medan, bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan melakukan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh.sampel yang diambil adalah 66 orang, dalam hal ini yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pegawai di Kantor Kementerian Agama Kota Medan.

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang didapat 0,35 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori rendah. Koefisien determinan yang diperoleh sebesar 12,35% artinya pengaruh antara variabel X dan Y sebesar 12,35% dan 87,65% dipengaruhi oleh faktor diluar penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji signifikan didapat harga thitung adalah 3,1 dimana adanya hubungan antara insentif dan kinerja pegawai.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan cara organisasi

agar dapat mempertahankan eksistensi kerja semua komponen organisasi. Sebuah

organisasi harus mampu mengoptimalkan kemampuan sumber daya manusia yang

dimilikinya agar pencapaian sasaran dapat terlaksana, namun hal tersebut tidaklah

sederhana perlu pemahaman yang baik tentang organisasi, perlu ada strategi

pengembangan yang matang agar SDM yang dimiliki sebuah organisasi terpakai

sesuai kebutuhan.

Badan Kepegawaian Negara (BKN) merupakan lembaga pemerintah pusat

yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintah dari Presiden. BKN

berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan

dalam pelaksanaan tugas operasional dikoordinasikan oleh Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara. BKN mempunyai tugas melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang manajemen Kepegawaian Negara sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Kinerjadarisebuahinstansibergantungkepada

kinerjapegawainya,dimanasetiappegawai merupakan penggerak

bagiberjalannyasebuah proses pelayanan publik pada instansi tersebut. Kinerja

yang baik dari pegawai akan berdampak langsung kepada kepuasan masyarakat

(13)

Kinerja pegawai menunjuk kepada kemampuan pegawai dalam

melaksanakan keseluruhan tugas-tugasyangmenjadi

tanggungjawabnya.Tugas-tugas tersebutbiasanyaberdasarkanindikator-indikatorkeberhasilanyang telah

ditetapkan. Sebagaihasilnyaakan diketahuibahwakaryawan termasukdalam

tingkatan kinerja tertentu,misalnyatingkat kinerjatinggi,tingkat

kinerjamenengahataurendah. Untuk membuat kinerja para pegawai mencapai level

maksimal tentunya dibutuhkan dorongan dari instansi tersebut guna dapat

memberikan semangat tambahan bagi para pegawai.

Salahsatucarauntukmeningkatkan kinerjapegawaiyaitu

memotivasipegawaidenganjalanmemberikaninsentifyangcukup memadai.

Adabanyakfaktoryangmempengaruhi kinerjapegawaiyangdapat

dikelompokkanmenjadi duafaktoryaitupengaruhintern adalah pengaruh dari

dalamdirimanusiaitusendiridan pengaruh eksternyaitupengaruh dariluar

manusia,misalnyapengaruhlingkunganyangkuatterhadapproduktivitas kerja

pegawai.

Pemberianinsentifmerupakan salahsatualatuntukmeningkatkan prestasi

kerjapegawaikarenapemberianinsentifdapatmenyebabkan seseorang untuk

bertindakdanberperilakuyangdapatmengendalikan danmemeliharakegiatan-

kegiatandanmenetapkan arah umumyangharusditempuh.Apabilainsentifyang

diberikan instansikepadapegawaitepatdan baikmakaakanmenimbulkan

semangatkerjayangtinggi.Denganmempertimbangkanbeberapafaktordi atas

terhadappeningkatankinerja,makainstansi memilikidasaruntuk memutuskan

(14)

Pemberianinsentif padapegawaidapatberupainsentifmaterialberupa

uangdanbarang,bentukinsentif nonmaterialyangdiberikanbukanberupauang

danbarang.Pemberianinsentif padapegawaitersebutdiharapkandapat

memberikanmanfaatyangbesarbagipegawaikhususnyauntukmeningkatkan prestasi

kerjapegawai.Karenapemberianinsentifmerupakansalahsatubentuk

pendoronguntukmemotivasi agardapatbekerjadenganlebihbaiksesuai dengan

bidangnya masing-masing. Oleh karena itu insentif yang diberikan oleh

instansikepadapegawaiperlumendapatkanperhatikanbaiksepertijumlah

ataubesarnyainsentifyangdiberikan.

Insentif material adalah setiap kompensasi yang diberikan kepada

pegawai diluarupah dan gajiyang diterimanyakarenapegawai bekerjadengan

lebihbaik.Iniberarti denganpemberianinsentifmenawarkankepadapegawai

untukdapatmencapaihasilyanglebihbaikdenganbekerjalebih rajindanteliti.

Denganadanyainsentifini pegawai akanberlombauntukmeningkatkan

kinerja,sehinggapegawai akanmendapathasilyanglebihbesar dari

apayangdilakukannya.Dengandemikianproduktivitaspegawaiyang

dicerminkandarikinerjaakandapat ditingkatkandantarget yangtelah

ditetapkanolehinstansiakandapat dicapai. Pemberianinsentifyangtepat

memberikan dampakmenguntungkanbagipegawai dan instansi.Bagi pegawai,

mereka merasabahwadirinyamempunyaiperananyang besardan membuat dirinya

merasa dibutuhkan oleh instansi. Sedangkan bagi instansi,pemberianinsentif

dapatdigunakansebagaimediauntukpegawai dalamberprestasi.Sehinggatujuan

(15)

Penilaian kinerja individu pegawai secara akurat dan akuntabel sebagai

bahan pengambilan keputusan manajemen dan administrasi kepegawaian, seperti

identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen pegawai,

seleksi, mutasi, rotasi,promosi, sistem imbalan dan berbagai aspek lain dari proses

manajemen sumber daya manusia secara efektif. Pengendalian dan pengawasan

dapat dilakukan dengan efektif dan efisien apabila ada standar, indikator atau

faktor yang dapat diukur dengan mudah dan jelas. Tidak hanya bersifat kualitatif

atau berdasarkan perkiraan atau perasaan. Ketika tidak ada standarisasi, penilaian

akan sangat mungkin didominasi oleh perasaan subjektif. Dalam Daftar Penilaian

Pekerjaan Pegawai (DP3), yang merupakan penilaian akhir tahun di instansi

pemerintahan, pada proses penentuan dan pengukuran lebih cenderung pada asas

kira - kira. Standar indicator pengukuran yang tidak jelas, sistem tidak memiliki

peran yang berarti dalam penilaian DP3 menyebabkan performa kinerja organisasi

jauh dari target proporsional. Seharusanya organisasi memiliki 4 hal penting

kaitannya dengan performa organisasi untuk mencapai tujuan, yaitu standar

kinerja, pengukuran kinerja, evaluasi kinerja, serta korelasi dan perbaikan kinerja

(Azizy, 2007 : 122-124).

Dari latar belakang pemikiran di atas, penulis bermaksud mengadakan

penelitian tentang pengaruh insentif dalam kaitannya dengan sasaran kinerja

pegawai dari penelitian tersebut penulis berniat untuk menulis sebuah skripsi yang

berjudul “Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor

(16)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: “Seberapa besar pengaruh antara Insentif terhadap Kinerja

Pegawai Pada Kantor Kementerian Agama Kota Medan?”.

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk pemahaman yang lebih dalam tentang pemberian Insentif dan

Kinerja Pegawai pada Kantor Kementerian Agama Kota Medan.

2. Untuk meneliti dan mengetahui seberapa besar Pengaruh Insentif

TerhadapKinerja Pegawai pada Kantor Kementerian Agama Kota

Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu :

a. Melalui penelitian ini maka Pegawai Negeri Sipil diharapkan

memberikan konstribusi yang berharga bagi penyempurnaan

pelaksanaan penilaian Sasaran Kinerja Pegawai, yang pada akhirnya

dapat menguntungkan Pegawai.

b. Bagi penulis merupakan syarat guna memperoleh gelar sarjana di

Universitas Sumatera Utara. Selain itu penelitian ini juga dapat

menambah wawasan dan pengalaman yang sangat dibutuhkan dalam

(17)

1.5 Kerangka Teori

Kerangkateori adalahsebahagiankonsep,defenisi dankontruksi

defenisidan proposisiyangmenerangkan suatufenomenasosial

secarasistematisdenganmerumuskan

konsep.Kerangkateorimerupakanlandasanpemikiranuntukmelaksanakanpenelitia

ndan teori digunakanuntukmenjelaskanfenomenasosialyangmenjadi

objekpenelitian (Singarimbun,2006:73).

1.5.1 Insentif

1.5.1.1 Pengertian Insentif

MenurutHariandja(2002:265).Insentif merupakansalah satujenis

pengahargaanyangdikaitkandenganprestasikerja.Semakintinggi prestasikerja

semakinbesarpula insentif yang diterima.Sudahmenjadikebiasaanbahwasetiap

perusahaanharusmenetapkantargetyangtinggidanbila berhasilmakaakan diberikan

tambahan pendapatan.

MenurutHasibuan(2001:117), mengemukakanbahwa:“Insentifadalah

tambahan balas jasa yangdiberikankepada karyawan tertentu yang prestasinyadi

atasprestasi standar.Insentifinimerupakan alatyang

dipergunakanpendukungprinsipadildalampemberiankompensasi”.

MenurutMangkunegara(2002:89),mengemukakanbahwa:“Insentif adalah

suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uangatas dasar

kinerjayangtinggidanjugamerupakanrasapengakuandaripihak organisasi terhadap

(18)

Insentifmerupakanbentuklain dariupahlangsungdiluargajidan upah

yangmerupakankompensasitetap,yangdisebutsistem kompensasiberdasarkan

kinerja(Pay forPerformancePlan).Insentif merupakanmotivatoryangpositif

bagipara karyawanuntukmeningkatkan gairahkerja,kreatifitasdan pengembangan

dirinya menuju tenagayang profesional.

MenurutJensendanMecklingdalamHariandja (2002:264),insentif

digunakanuntukmendorongkaryawandalammemperbaikikualitasdan kuantitas

hasilkerjanya.Pemberianinsentiftersebut bermanfaatbagiperusahaanmaupun

karyawan.Jikainsentif yangditerimatidakdikaitkandenganprestasikerja,tetapi

bersifatpribadi, makamereka akanmerasaadanya ketidakadilan yang dapat

mengakibatkan ketidakpuasan yang pada gilirannya dapat mempengaruhi

perilaku, misalnya ketidakhadiran dan penurunan prestasi kerja.

Pemberian insentif berfungsi untuk memberikan tanggung jawab dan

dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan

mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun tujuan utama

pemberian insentif adalah untuk meningkatkan kinerja individu maupun

kelompok.

Insentif merupakan bagian dari imbalan moneter yang termasuk dalam

kompensasi langsung yang pembayarannya berdasarkan kinerja daripada

karyawan suatu perusahaan.Insentif tersebut diberikan kepada karyawan untuk

meningkatkan semangat kerja atau kegairahan kerja yangakan dapat

(19)

Sebelum memberikan insentif kepada karyawan yang berprestasi perusahaan

harus menimbang terlebih dahulu keefektifan dari pemberian insentif tersebut.

Pertimbangan ini diperlukan agar dalam pemberian insentif tidakditemukan

kesulitan-kesulitan. Menurut Panggabean (2002 : 90) tujuan pemberian

insentifharus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan standar prestasi kerja yang tinggi.

b. Mengembangkan sistem penilaian prestasi yang tepat.

c. Melatih penyelia dalam melakukan penilaian prestasi dan umpan balik

kepada bawahannya.

d. Mengaitkan penghargaan secara ketat dengan prestasi kerja.

e. Mengupayakan agar peningkatan penghargaan berarti bagi karyawan

1.5.1.2 Jenis – Jenis Insentif

Jenis-jenis insentif dalam suatu perusahaan/instansi, harus dituangkan

secara jelas sehingga dapat diketahui oleh pegawai dan oleh perusahaan tersebut

dapat dijadikan kontribusi yang baik untuk dapat menambah gairah kerja bagi

pegawai yang bersangkutan.

Menurut Panggabean (2002 : 90), pada dasarnya pemberian insentif

ditujukan untuk meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok.

(20)

a. Insentif individu

Rencana atau program insentif individu ini bertujuan untuk memberikan

penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai

stardar prestasi tertentu.

b. Insentif kelompok

Insentif akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka

juga melebihi standar yang telah ditetapkan. Para anggota nya dibayarkan dengan

3 (tiga) cara, yaitu:

1. Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama

dengan pembayaran yang diterima oleh mereka yang paling tinggi

prestasi kerjanya.

2. Semua anggota kelompok menerima pembayaran yang sama

dengan pembayaran yang diterima oleh karyawan yang paling

rendah prestasinya

3. Semua anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata

pembayaran yang diterima oleh kelompok.

MenurutahlimanajemensumberdayamanusiaSiagian

(2002:268),jenis-jenisinsentiftersebutadalah:

1. Piecework

Piece workadalah teknikyang digunakan untuk mendorongkinerja kerja

pegawaiberdasarkanhasilpekerjaan pegawaiyang dinyatakan dalamjumlah

(21)

2. Bonus

Bonus adalah Insentif yang diberikan kepada pegawai yang mampu

bekerjasedemikianrupasehinggatingkatproduksiyangbakuterlampaui.

3. Komisi

Komisiadalahbonusyang diterimakarenaberhasilmelaksanakan tugas

dan seringditerapkanolehtenaga-tenagapenjualan.

4. Insentifbagieksekutif

Insentifbagi eksekutifini adalahinsentifyang diberikan kepadapegawai

khususnyamanajerataupegawaiyangmemilikikedudukan tinggi dalam

suatu perusahaan,misalnyauntukmembayarcicilan rumah,kendaraan

bermotoratau biayapendidikananak.

5. Kurva“kematangan”

Adalah diberikan kepada tenaga kerja yang karena masa kerja dan

golongan pangkatsertagajitidakbisamencapaipangkatdan

penghasilanyang lebihtinggilagi,

misalnyadalambentukpenelitianilmiahataudalambentuk

bebanmengajaryanglebihbesardan sebagainya.

6. Rencanainsentifkelompok

Rencanainsentifkelompokadalah kenyataan bahwadalambanyakorganisasi,

kinerjabukan karenakeberhasilanindividualmelainkan karenakeberhasilan

kelompokkerjayangmampubekerjasebagaisuatutim

Menurut Sirait (2006:202), ada 3 jenis insentif yaitu:

(22)

Pemberianinsentifyangbersifatkeuanganyangmeliputiupahat

au gajiyangpantasdanjugakemungkinan untukmemperoleh

bagian dari keuanganyang diperoleh

perusahaan.Bentuknyaadalahbonus,komisi

(dihitungberdasarkan produktivitas)

b) NonFinancial Incentive

Pendidikan danhiburan,liburan,terjaminnyatempatkerjadan

terjaminnyakomunikasiyangbaikantaraatasan danbawahan

merupakaninsentifyangtidakbersifatkeuangan.

c) Social Incentive

Insentifyangberuparangsanganyangberbentuksikap dan

tingkah lakuyangdiberikan oleh

anggotakelompok,cenderungkepadasikap

dankeadaanpararekankerja.

1.5.1.3 Bentuk – Bentuk Insentif

Menurut Hasibuan (2001:184), ada 3 bentuk insentif yang diberikan

perusahaankepadakaryawanyaitu:

a) NonmaterialInsentif

Nonmaterialinsentifadalah daya perangsangyang diberikan kepada

karyawanberbentuk penghargaan/pengukuhanberdasarkan prestasi

(23)

1. Jaminansosial

2. Pemberianpiagampenghargaan

3. Pemberianpromosi

4. Pemberianpujianlisanatautulisan

b) SosialInsentif

Sosialinsentifadalah dayaperangsangyangdiberikan perusahaan

kepadakaryawannyaberdasarkanprestasikerjanyaberupafasilitas dan

kesempatan untukmengembangkankemampuannyaseperti promosi,

mengikutipendidikan,ataunaikhaji.

c) MaterialInsentif

Materialinsentifadalah dayaperangsangyangdiberikan kepada

karyawanberdasarkanprestasi kerjanyaberbentukuangdanbarang.

Materialinsentifinibernilaisangatekonomissehingga dapat

meningkatkankesejahteraankaryawanbesertakeluarganya.Dapatdiberika

ndalambentuk:

1. Bonus

2. Komisi

3. Pembagian Laba

4. Kompensasi Yang Ditangguhkan

5. Bantuan Hari Tua

I.5.1.4 Indikator-Indikator PemberianInsentif

Menurut Rivai (2004:267), beberapa cara perhitungan atau pertimbangan

(24)

1. Kinerja

Sistem insentifdengan

carainilangsungmengkaitkanbesarnyainsentif dengan

kinerjayang telah ditunjukkan oleh pegawaiyangbersangkutan.

Berarti

besarnyainsentiftergantungpadabanyaksedikitnyahasilyang

dicapaidalamwaktukerjapegawai.Carainidapatditerapkanapabila

hasil

kerjadiukursecarakuantitatif,memangdapatdikatakanbahwadeng

an caraini

dapatmendorongpegawaiyangkurangproduktifmenjadilebih

produktif

dalambekerjanya.Disampingitujugasangatmenguntungkan bagi

pegawai yang dapat bekerja cepat dan berkemampuan tinggi

2. LamaKerja

Besarnyainsentifditentukan atasdasarlamanyapegawai

melaksanakan ataumenyelesaikan suatu

pekerjaan.Caraperhitungannyadapat

menggunakanperjam,perhari,permingguataupun

perbulan.Umumnya carayangditerapkanapabilaadakesulitan

dalammenerapkancara pemberianinsentifberdasarkan kinerja.

3. Senioritas

(25)

i yang bersangkutandalamsuatu organisasi. Dasar pemikirannya

adalah pegawai senior,menunjukkan adanyakesetiaanyangtinggi

dari pegawai yang bersangkutan pada organisasi di mana

mereka bekerja. Semakin

seniorseorangpegawaisemakintinggiloyalitasnya pada

organisasi,dan semakinmantapdan tenangnya dalam

organisasi.Kelemahanyang

menonjoldaricarainiadalahbelumtentumerekayangseniorinimem

iliki kemampuanyangtinggi

ataumenonjol,sehinggamungkinsekali pegawai

muda(junior)yangmenonjolkemampuannyaakandipimpinolehpe

gawai senior,tetapi

tidakmenonjolkemampuannya.Merekamenjadi pimpinan bukan

karenakemampuannyatetapi karenamasakerjanya.Dalamsituasi

demikiandapat timbuldimanaparapegawaijunior

yangenergikdan mamputersebutkeluardariperusahaan/instansi.

4. Kebutuhan

Cara ini menunjukkan bahwa insentif pada pegawai didasarkan

pada tingkat urgensi kebutuhan hidup yang layak daripegawai.

Ini berarti insentifyangdiberikan

adalahwajarapabiladapatdipergunakan untuk

memenuhisebagian kebutuhan pokok,tidakberlebihannamun

(26)

untukdapat bertahandalamperusahaan/instansi.

5. KeadilandanKelayakan

1. Keadilan

Dalamsisteminsentifkeadilan bukanlah

harussamaratatanpa

pandangbulu,tetapiharusterkaitpadaadanyahubungan

antara

pengorbanan(input)dengan(output),makintinggi

pengorbanansemakin tinggi insentif yang

diharapkan, sehingga oleh karenanya yang harus

dinilaiadalah pengorbanannyayang diperlukan oleh

suatujabatan.Input dari

suatujabatanditunjukkanolehspesifikasiyangharusdipe

nuhioleh

orangyangmemangkujabatantersebut.Olehkarenaituse

makintinggi pulaoutputyangdiharapkan.Outputini

ditunjukkanolehinsentifyang diterimapara pegawai

yang bersangkutan, di mana di dalamnya

terkandungrasakeadilanyangsangatdiperhatikansekali

olehsetiap pegawaipenerimainsentiftersebut.

2. Kelayakan

Disampingmasalahkeadilandalampemberianinsentif

(27)

pengertiannya membandingkanbesarnyainsentifdengan

perusahaanlainyangbergerak dalambidangusahasejenis.

Apabilainsentifdidalamperusahaanyang

bersangkutanlebihrendahdibandingkan

denganperusahaanlain,maka perusahaan/instansi

akanmendapatkendalayakniberupamenurunnya

kinerjapegawaiyangdapatdiketahui

dariberbagaibentukakibat

ketidakpuasanpegawaimengenaiinsentiftersebut.

6. Evaluasi Jabatan

Evaluasijabatan adalah suatuusahauntukmenentukan dan

membandingkannilaisuatujabatantertentudengannilaijabatan-jabatan laindalamsuatu organisasi.Iniberarti pulapenentuannilai

relatifatau harga dari suatu jabatan guna menyusun rangking

dalam penentuan insentif.

1.5.2 Pengertian Kinerja Pegawai 1.5.2.1 Pengertian Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Kinerja adalah

hasil kerja seorang pegawai/karyawan selama periode tertentu dibandingkan

dengan berbagai kemungkinan, misalnya standard target , sasaran, atau kriteria

yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama. Jika pegawai tidak

(28)

Seperti juga perilaku manusia, tingkat, dan kualitas kinerja ditentukan oleh

sejumlah variabel perseorangan dan lingkungan. Untuk lebih jelasnya, akan

dikemukakan beberapa pengertian kinerja.

Menurut Mangkunegara, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang

diberikan kepadanya.

1.5.2.2 Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seorang pegawai dalam dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas

kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu (Hasibuan 2006, 94).

Kinerja merupakan hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan

dengan standar hasil kerja, target atau sasaran atau criteria yang telah ditentukan

terlebih dahulu dan telah ditetapkan bersama. Perbandingan standar kerja ini

dilakukan dengan pengukuran kinerja pegawai tersebut yang didasarkan pada

indicator atas skala ukur yang diterapkan oleh instansi (Rivai, 2005).

Menurut (Siagian, 2003) pengukuran kinerja merupakan salah satu factor

yang sangat penting bagi instansi, karena pengkuran tersebut digunakan sebagai

dasar untuk menyusun system imbalan jasabagi pegawai, yang dapat

mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan pimpinan dalam organisasi.

Kinerja (perfomance) mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang

membentuk sebuah pekerjaan karyawan (Simamora, 2006). Penilaian kinerja

(29)

penilaian kinerja dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode

tertentu. Umpan balik penilaian kinerja memungkinkan karyawan mengetahui

seberapa baik mereka bekerja jika dibandingkan dengan standar organisasi.

(Simamora, 2006).

Menurut Mangkunegara, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang

diberikan kepadanya.

Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan

dikonfirmasikan kepadapihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil

suatu instansi dihubungkan dengan visiyang diemban suatu organisasi atau

perusahaan sertamengetahui dampak positifdan negatifdari suatu kebijakan

operasional.

Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang

memilikikinerjayang tinggimemilikibeberapakarakteristik,yaitudiantaranya:

berorientasipada prestasi,memilikipercayadiri,berpengendalian diri, kompetensi.

Simamora (1997) mengemukakan bahwa kinerja pegawai adalah tingkatan

dimana para pegawai mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Sedangkan

Suprihanto (dalam Srimulyo,1999 : 33) mengatakan bahwa kinerja atau prestasi

kinerja seorang pegawai pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang pegawai

selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar,

target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah

(30)

Soedjono (2005) dalam Mariam (2009) menyebutkan 6 (enam) kriteria

yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pegawai secara individu yakni :

1. Kualitas

Hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi

tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.

2. Kuantitas

Jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan.

3. Ketepatan waktu yaitu dapat menyelesaikan pada waktu yang telah

ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas yang

lain.

4. Efektivitas

Pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada pada organisasi

untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi kerugian.

5. Kemandirian

yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa bantuan guna menghindari hasil

yang merugikan.

6. Komitmen kerja

yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan organisasinya dan

7. Tanggung jawab pegawai terhadap organisasinya

Sedangkan indikator kinerja menurut Dwiyanto dalam Pasolong (2006)

mengemukakan ada lima indicator dalam pengukuran kinerja pegawai, yaitu :

(31)

Produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efesiensi saja, tetapi juga

mengukur efektivitas pelayanan. Dan pada umumnya dipahami sebagai

ratio antara input dan output.

2. Kualitas Layanan

Kualitas dari pelayanan yang diberikan sangat penting untuk

dipertahankan demi meningkatkan kinerja pegawai maupun kepuasan bagi

masyarakat

3. Responsivitas

Pegawai harus memiliki kemampuan untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, mwnyusun agenda dan prioritas pelayanan seta

mengembangkan program-program pelayanan public sesuai dengan

kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

4. Responsibilitas

Pelaksanaan kegiatan harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip

administrasi yang benar dan kebijakan birokrasi yang baik dan ekspilit

maupun implicit.

5. Akuntabilitas

Seberapa kebijakan dan kegiatan birokrasi tunduk kepada para pejabat

politik yang dipilih oleh rakyat, dimana para pejabat politik tersebut

(32)

I.5.2.2. Karakteristik Kinerja Pegawai

KarakteristikorangyangmempunyaikinerjatinggiolehMangkunegara(2004)

sebagaiberikut:

1. Memiliki tanggungjawab pribadiyangtinggi.

2. Berani mengambildanmenanggungresikoyangdihadapi.

3. Memiliki tujuan yangrealistis.

4. Memiliki rencanakerjayangmenyeluruhdanberjuang untukmerealisasi

tujuannya.

5. Memanfaatkanumpanbalik(feedback)yangkonkritdalamseluruhkegiatan

kerjayangdilakukannya.

6. Mencarikesempatan untukmerealisasikanrencanayangtelah

diprogramkan.

I.5.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut Rahmatullah (dalam Martha, 2009), faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja yaitu:

1. Faktorindividualyangterdiridarikemempuandankeahlianlatarbelakang,

demografidan motivasikerjasertadisiplin kerja.

2. Faktorpsikologisyangterdiridaripersepsi,atitude,personalitydan

pembelajaran.

3.Faktor organisasi terdiridarisistem atau bentuk organisasisumber daya,

(33)

budaya organisasi, penghargaan, struktur, diklatdanjob design.

Menurut Gibson et al (2000), faktor-faktor individual yang mempengaruhi

kinerja meliputi kemampuan fisik, kemampuan mental (intelegensi) dan

keterampilan, faktor demografis (misal umur, jenis kelamin, ras, etnik, dan

budaya) serta variabel-variabel psikologis (persepsi, atribusi, sikap, dan

kepribadian). Variabel lingkungan pekerjaan (job design, peraturan dan kebijakan,

kepemimpinan, sumber daya, penghargaan serta sanksi) dan non pekerjaan

(keluarga, keadaan ekonomi serta hobi) juga berpengaruh pada perilaku bekerja

yang akhirnya membentuk kinerja seseorang.

Menurut Kopelman (1988), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

adalah: individual characteristics (karakteristik individual), organizational

charasteristic (karakteristik organisasi), dan work characteristics (karakteristik

kerja). Lebih lanjut oleh Kopelman dijelaskan bahwa kinerja selain dipengaruhi

oleh faktor lingkungan juga sangat tergantung dari karakteristik individu seperti

kemampuan, pengetahuan, keterampilan, motivasi, norma dan nilai.

Dalam kaitannya dengan konsepkinerja, terlihat bahwakarakteristik

individu seperti kepribadian,umur

danjeniskelamin,tingkatpendidikansukubangsa,keadaan sosial ekonomi,

pengalaman terhadap keadaan yang lalu, akan menentukan perilakukerja

danproduktivitaskerja,baikindividumaupunorganisasisehingga haltersebut akan

menimbulkan kepuasanbagi pelangganataupasien. Karakteristik individu selain

dipengaruhi oleh lingkungan, jugadipengaruhioleh:

(34)

karakteristikorgnisasisepertirewardsystem,seleksidanpelatihan,strukt

ur organisasi, visi dan misi organisasi sertakepemimpinan;

2) karakteristik pekerjaan, seperti deskripsi pekerjaan, desain pekerjaan

dan jadwal kerja.

I.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yanag mana

kebenerannya perlu untuk diuji dan dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasrkan pada teori yang relevan,

belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan

data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap

rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric. (Sugiyono, 2005:70).

Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah:

1. Hipotesis Alternatif (Ha):

“Terdapat pengaruh antara Insentif terhadap Kinerja Pegawai di Kantor

Kementerian Agama Kota Medan”.

2. Hipotesis Nihil (Ho)

“Tidak terdapat pengaruh antara Insentif terhadap Kinerja Pegawai di

Kantor Kementerian Agama Kota Medan ”.

(35)

Konsep adalah suatu hasil pemaknaan dalam intelektual manusia yang

memang merajuk ke gejala nyata kealam empiric. Konsep adalah sarana merujuk

kedua empiris dan bukan merupakan refleksi sempurna (Mutlak) dunia empiris

bahkan konsep bukanlah dunia empiris itu sendiri.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan definisi

dari beberapa konsep yang digunakan :

1. Insentif adalah imbalan jasa atau penghargaan yang

diberikan perusahaan

kepadaparapegawainyakarenatelahmemberikan sumbangan

tenaga dan pikiran dalamrangka pencapaian tujuanyang

telahditetapkanperusahaan

2. Kinerja Pegawai adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik

kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai persatuan

periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

1.8 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan

dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan operasionalisasi dari

suatu penelitian.

1. Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah pengaruh Insentif, yang

diukur berdasarkan indikatornya yaitu :

(36)

b. Lama Kerja

c. Senioritas

d. Kebutuhan

e. Keadilan Dan Kelayakan

f. Evaluasi Jabatan

2. Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja Pegawai, yang

dikur berdasarkan indikatornya yaitu :

a. Produktivitas

b. Kualitas layanan

c. Responsivitas

d. Responsibilitas

e. Akuntabilitas

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan

keseluruhan hasil penelitian ini secara singkat dapat diketahui sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi

konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

(37)

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi

dan sample, teknik pengumpulan data. Teknik penentuan skor dan

analisis data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum tentang objek atau lokasi penelitian

yang relefan dengan topik penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini hasil data yang diperoleh dari lapangan dan berupa

dokumen yang akan dianalisis.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini berisi tentang uraian data-data yang diperoleh setelah

melaksanakan penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang

(38)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

II.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu

penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam

pengumpulan data, analisis data dan pengambilan keputusan hasil penelitian.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa

Kuantitatif dengan maksud mencari pengaruh variable independent (X) dengan

variable dependen (Y). dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan

fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.

II.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Kementerian Agama

Kota Medan, Jalan.Sei Batugingging No. 12 Medan kode pos: 20154.

II. 3 Populasi dan Sampel II.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono.

(39)

penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kantor Kementerian Agama Kota Medan

yang berjumlah 657 orang.

II.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2003:91). Pengambilan sebagian itu dimaksudkan

sebagian refresentatif dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku

bagi keseluruhan populasi.

Menurut Arikunto, bila populasi kurang dari 100 orang maka diambil

keseluruhannya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika populasi lebih dari 100 orang maka dapar diambil 10-15 persen

atau 20-25 persen sampel atau lebih.

n = 10% x N keterangan :

n = Jumlah sampel yang akan dicari

N = Jumlah populasi

Maka,

n = 10% x N

n = 10% x 657

n = 65,7 (dibulatkan)

(40)

Jadi, sampel yang diambil adalah 66 orang, dalam hal ini yang akan

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pegawai di Kantor Kementerian

Agama Kota Medan.

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi,

keterangan-keterangan yang diperlukan penulis menggunakan metode sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data Primer

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung ke lokasi

penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Data primer tersebut dilakukan dengan cara berikut :

a) Metode Angket (kuisioner)

Yaitu teknik pengumpulan data melalui pemberian daftar

pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi

dengan berbagai alternative jawaban. Respondennya adalah

pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Medan.

b) Metode Observasi

Pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap

fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.

b. Pengumpulan Data Sekunder

(41)

a) Penelitian Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan

berbagai literature seperti buku, majalah dan berbagai bahan yang

berhubungan dengan objek penelitian.

b) Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan

penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

II.5 Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data yang diperoleh dalam

penelitian, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik

penentuan skor yang digunakan adalah dengan skala ordinal untuk menilai

jawaban kuisioner responden. Adapun skor yang ditentukan untuk setiap

pertanyaan adalah :

a. Untuk alternative jawaban A diberi skor 5

b. Untuk alternative jawaban B diberi skor 4

c. Untuk alternative jawaban C diberi skor 3

d. Untuk alternative jawaban D diberi skor 2

e. Untuk alternative jawaban E diberi skor 1

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari

masing-masing variable apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah maka

(42)

skor tertinggi−skor terendah banyaknya bilangan

Maka diperoleh � =5−1

5 = 0,80

Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden

masing-masing variable yaitu :

a. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00

b. Skor untuk kategori tinggi = 3,41 – 4,20

c. Skor untuk kategori sedang = 2,61 – 3,40

d. Skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,60

e. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80

Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi,

sedang, rendah, sangat rendah maka dari jumlah skor dari variable akan

ditentukan rata-ratanya dngan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian

tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban responden termasuk kedalam

kategori yang mana.

II.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif

yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat.

(43)

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya

hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2005:193). Cara

perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :

��� = �.∑ �� −(∑ �)(∑ �)

�{�.∑ −2 (∑ �)2}��.∑ −�2 (∑ �)2�

Keterangan :

r = koefisien korelasi

x = variabel bebas

y = variabel terikat

n = jumlah sampel

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan

kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :

a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti

hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) berarti kenaikan nilai

variabel yang satu, diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel

memiliki hubungan positif.

c. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) berarti kedua variabel

negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti

(44)

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antar

kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau

interprestasi angka yang dikemukanan oleh (sugiyono 2005:214).

Tabel 2.1

Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien Korelasi Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang

diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel

korelasi. Tabel korelasi menentukasn batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut

signifikan, artinya hipotesis kerja dan alternatif dapat diterima.

2. Koefisien Determinant

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan

mengkuadratkan nikai koefisien korelasi product moment (R) dan dikalikan

100%.

Keterangan :

KP = Koefisien Korelasi

(45)

3. Uji Hipotesis (Uji T)

Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji statistik dengan rumus:

� = �√� −2

√1− �2 (Hadi, 2001:365)

Kriteria pengujian adalah :

- Jika harga �ℎ�����<����� maka hipotesis alternative ditolak

(46)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1 Sejarah Kementerian Agama Kota Medan

Pada saat berdirinya Departemen Agama tahun 1946, Sumatera masih

merupakan satu provinsi dengan Gubernur waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan.

Sejalan dengan itu Gubernur Sumatera mengangkat H. Muchtar Yahya sebagai

kepala “Jawatan Agama Sumatera” yang kedudukannya di bawah Gubernur.

Setelah wilayah Sumatera dibagi menjadi 3 (Tiga) Provinsi, yakni Provinsi

Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan. Di ketiga wilayah ini

ditunjuklah H. Mukhtar Yahya menjadi koordinator Jawatan – Jawatan Agama

yang berkedudukan di Bukit Tinggi. Atas nama Presiden Gubernur Sumatera M.

Tengku Moch. Hasan mengangkat Kepala – Kepala Jawatan Agama yang tugas

pokoknya mengurus pemerintahan khususnya agama di wilayah masing – masing

yakni Tengku Moch. Daud Beureuh di wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Nazaruddin Thoha di Sumatera Tengah dan K. Azhari di Provinsi Sumatera

Selatan.

Dalam sejarahnya sesudah kantor Jawatan Agama Provinsi Sumatera

Utara ada hubungan dengan Kementerian Agama yang berkedudukan di

Yogyakarta, H. Mukhtar Yahya dipindahkan ke pusat untuk menduduki jabatan

baru sebagai Kepala Urusan Keagamaan Wilayah Sumatera. Provinsi Sumatera

(47)

tahun 1953 Jawatan Agama Sumatera Utara diserahkan kepada Tengku

AbdulWahab Silimeun, Jawatan Agama yang awalnya berkedudukan di Bukit

Tinggi berpindah ke Kota Raja di Banda Aceh, sedangkan koordinator untuk

Kepresidenan Sumatera Utara dipimpin oleh H.M. Bustami Ibrahim.

Pada tahun 1956 struktur pemerintahan berubah lagi, Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara yang merupakan gabungan dari keresidenan Sumatera Timur dan

Tapanuli berkedudukan di Medan sementara itu akibat faktor politik dan

kepentingan nasional daerah Aceh dijadikan Daerah Istimewa Aceh berkedudukan

di Kuta Raja Banda Aceh. Oleh karena itu ditunjuklah K.H. Muchlich sebagai

pemimpin Jawatan Agama Provinsi Sumatera Utara dan pimpinan Jawatan

Agama Daerah Istimewa Aceh tetap ditangan Tengku Wahab Silimeun. Sejak saat

itulah Jawatan Agama kedua Provinsi tersebut berdiri sendiri – sendiri dan untuk

perkembangan selanjutnya diatur berdasarkan peraturan – peraturan yang

ditetapkan Kementrian Pusat.

Setelah Indonesia merdeka, Komite Nasional membentuk Badan – Badan

Agama di setiap keresidenan sebagai cikal bagai dewan agama. Adalah Partai

Masyumi yang mempunyai inisiatif sangat kuat membentuk badan yang akan

mengurus soal – soal keagamaan. Ide tersebut diusulkan pada sidang Komite

Nasional Indoensia Pusat (KNIP) dan berkat perjuangan Masyumi secara

aklamasi usul tersebut diterima oleh anggota KNIP, akhirnya berdirilah Dewan

Agama Keresidenan Sumatera Timur yang awal mulanya berada di tingkat

(48)

Sebelum adanya Dewan Agama di Tapanuli Selatan, masalah – masalah

yang berhubungan dengan agama ditangani oleh KUA bersama Kadhi, merekalah

pelaksana tugas berbagai hal yang berhubungan dengan masalah keagamaan

seperti pernikahan, perceraian, pengurusan mesjid, ibadah sosial dan lain

sebagainya. Dengan kelahiran Dewan Agama di daerah Sumatera Timur dan

berakhirnya masa penjajahan masyarakat mendesak agar dibentuk jawatan yang

mengurusi masalah agama dan keagamaan.

Sejalan dengan itu pada tahun 1946 diadakan pelaksanaan konfresnsi

Masyumi di Mandailing Tapanuli Selatan salah satu kesepakatannya adalah

memutuskan untuk mendesak pemerintah (keresidenan) agar membentuk

“Jawatan Agama” yang akan mengelola masalah – masalah agama mulai pada

tingkat keresidenan, kewedanan dan kecamatan yang selama ini pelaksanannya

adalah seorang kadhi. Dalam konferensi tersebut disepakati secara bulat,

membentuk jawatan agama yang mereka beri nama “Dewan Agama”. Usul

tersebut oleh Residen Tapanuli mendapat respon yang cukup positif dan kemudian

menjadi agenda penting dan pokok pembahasan KNIP sebagai lembaga yang

berwenang ketika itu dan akhirnya desakan untuk pembentukan Dewan Agama

disetujui secara bulat dalam sidang KNIP.

Bertitik tolak atas sejarah Departemen Agama Kota Medan, menurut

beberapa sumber sebenarnya pada tahun 1980 sebahagian urusan keagamaan

yakni Bagian Urusan Pendidikan telah pindah ke Jalan. Sei Batu Gingging No. 12

(49)

Sumatera Utara akan tetapi Kepala Kantor Departemen Agama Kota Medan

bersama seksi lainnya masih tetap berkantor di Jalan Bintang sampai tahun 1984.

III.2 Struktur Organisasi

Struktur Kementrian Agama Kota Medan yaitu berbentuk garis dan staf

yang disusun berdasarkan atas pertimbangan untuk pencapaian tujuan – tujuan

organisasi baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Adapun susunan organisasi Kementrian Agama Kota Medan adalah

sebagai berikut:

1. Kepala Kantor

2. Ka. Subbag Tata Usaha terdiri dari:

a. Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian IKN dan Keuangan;

c. Sub Bagian Rumah Tangga;

d. Sub Bagian Humas

3. Kasi. Urusan Islam

4. Kasi. Peny. Haji dan Umroh

5. Kasi Mapenda

6. Kasi. Pekapontren dan Penamas

7. Kasi. Bimas Kristen

(50)

Berdasarkan keputusan Menteri Agama Nomor : 53 Tahun 1971 Tentang

Pembentukan Perwakilan Departemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen

Agama Kabupaten serta Inspektorat Perwakilan, susuna Departemen Agama

adalah sebagai berikut :

I. Perwakilan Departemen Agama Provinsi

II. Perwakilan Departemen Agama Kabupaten/Kotamadya

III. Kantor Urusan Agama Kecamatan

IV. Urusan Pengawasan adalah Inspektorat Perwakilan

Sementara itu sesuai dengan keputusan Menteri Agama No. 18 Tahun

1975 tentang susuna organisasi dan tata kerja Departemen Agama Provinsi

Sumatera Utara, terdiri dari :

a) Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi

b) Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kotamadya

c) Kantor Urusan Agama Kecamatan

Pada masa inilah Departemen Agama Kotamadya Medan memasuki masa

persiapan untuk berdiri sendiri, yang pada awalnya berkantor di Jalan Bintang

hingga tahun 1980, sebelum pindah ke Jalan Sei Batu Gingging yang pada waktu

itu merupakan Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara.

III.3 Visi Dan Misi Kementerian Agama Kota Medan

Dalam menjalankan programnya, Kementerian Agama Kota Medan

(51)

Visi : “Terwujudnya masyarakat agamis, intelektual dan berkualitas menuju

masyarakat Kota Medan yang madani, religius dan bermartabat”.

Misi :

1. Meningkatkan penghayatan moral ke dalam spiritual dinamika keagamaan.

2. Meningkatkan dan memperkokoh kerukunan antar umat beragama.

3. Meningkatkan kualitas pendidikan agama pada madrasah dan sekolah

umum.

4. Meningkatkan pemberdayaan lembaga keagamaan.

5. Meningkatkan kualitas pelayanan haji.

Di samping visi dan misi, kode etik menjadi landasan pokok bagi seluruh

pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Medan dengan ikrar : “ Kami pegawai

Kementerian Agama yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan “.

1. Menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan bangsa.

2. Menggunakan dan pelayanan kepada masyarakat.

3. Bekerja dengan jujur, adil dan amanah.

4. Melaksanakan tugas dengan disiplin, profesional dan inovatif.

5. Kesetiakawanan dan bertanggung jawab atas kesejahteraan korps.

III.4 Uraian Tugas

1. Sub Bagian Tata Usaha

a) Memimpin pelaksanaan tugas Subbag. Tata Usaha

b) Menetapkan sasaran kebijak setiap tahun kegiatan

(52)

d) Membagi tugas dan menentukan penanggung jawab kegiatan

Subbag. Tata Usaha

e) Menggerakkan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan Subbag.

Tata Usaha

f) Menyiapkan konsep rumusan kebijaksanaan pimpinan di bidang

administrasi

g) Memantau pelaksanaan tugas para bawahan di lingkungan Subbag.

Tata Usaha

h) Mengadakan rapat dinas

i) Meningkatkan koordinasi dengan satuan kerja lain yang terkait

j) Menanggapi dan memecahkan masalah yang muncul di Subbag.

Tata Usaha

k) Mengadakan konsultasi dengan atasan setiap diperlukan

l) Menyiapkan konsep rumusan dan kebijaksanaan serta program

kerja Kantor Kemenag Kota Medan

m) Melaksanakan urusan kepegawaian, urusan umum dan urusan

keuangan

2. Seksi Urusan Agama Islam

a) Mengkoordinir pelaksanaan tugas – tugas kepenghuluan dan

(53)

b) Mengkoordinir pendataan dalam bidang kepenghuluan, keluarga

sakinah, produk halal, kemasjidan, ibadah sosial, kemitraan umat

islam dan hisab rukyat.

c) Mengkoordinir dan mengevaluasi tugas – tugas penghulu dan P3N

d) Melaksanakan monitoring dan pengawasan kepada KUA

Kecamatan se-Kota Medan

e) Melaksanakan pemilihan KUA teladan

f) Melaksanakan pemilihan keluarga sakinah teladan

g) Mengkoordinir pelaksanaan bimbingan dan pelayanan keluarga

sakinah, pemberdayaan keluarga dan konsultasi keluarga yang

bermasalah

h) Mengkoordinir pengumpulan, pengolahan dan analisis data produk

halal

i) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan produk halal

j) Mengkoordinir pelaksanaan pendataan, pengolahan data

kemasjidan

k) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan tentang manajemen

mesjid serta pelayanan sarana kemasjidan

l) Melaksanakan pembinaan kepada nazir masjid

m) Melaksanakan pembinaaan kepada tokoh agama islam

n) Melaksanakan bimbingan tentang hisab dan rukyat

o) Melaksanakan pengukuran arah kiblat masjid/musholla se Kota

(54)

p) Mengkoordinir pengkajian, pengembangan dan pembinaan hukum

islam

q) Melaksanakan penyumpahan sebagai rohaniawan islam

r) Melaksanakan perlombaan membaca Qiroatul Qutub dan karya

ilmiah bagi para penghulu dan P3N

s) Melaksanakan pembinaan ibadah sosial dan ibadah Qurban

t) Melaksanakan pembinaan kepada Bilal mayit

u) Melaksanakan pembukuan, penata usahaan keuangan PNBP nikah

dan rujuk

v) Melaksanakan Rukhyat Hilal awal Ramadhan dan Idul Fitri

3. Seksi Penyelenggaraan Haji Dan Umrah

a) Mengkoodinir administrasi pada seksi penyelenggara Haji dan

Umrah

b) Mengkoordinir pemakaian ruangan dan peralatan Siskohat online

c) Membuat program dan mengkoordinir pelaksanaannya

d) Mengkoordinir pelayanan pembinaan calon jamaah Haji serta

menyampaikan peraturan UU informasi tentang perhajian

4. Seksi Penyelenggara Bimbingan Zakat dan Wakaf

a) Mengadakan pembinaan dan pelatihan pengurus BAZDA Kota

Medan dalam meningkatkan kinerja dan kreatifitasnya dalam

(55)

b) Mengadakan koordinasi dan kerja sama dengan instansi atau pihak

– pihak yang ada kaitannya dengan pelaksanaan program BAZDA

Kota Medan

c) Membuat laporan tentang penerimaan, penyaluran serta sejauh

mana program kerja dapat dilaksanakan dalam satu tahun

d) Meningkatkan kerja sama dengan BPN Kota Medan tentang

sejumlah tanah yang belum keluar sertifikatnya guna

disertifikasikan

e) Mendaftarkan tanah wakaf dan memproses untuk disertifikasikan

ke BPN bekerja sama dengan Ka. KUA Kecamatan

f) Mendata tanah wakaf di wilayah Kecamatan di Kota Medan yang

belum terdaftar

g) Meningkatkan pendapatan dan pemasukaan dengan berkoordinasi

dengan pengurus BAZ

h) Mencetak brosur dan himbauan kepada masyarakat TK. II

i) Launching gerakan gemar berzakat

5. Seksi Mapenda

a) Melakukan pelayanan dan bimbingan kepada madrasah – madrasah

baik kurikulum, kesiswaan, ketenagaan maupun supervisi dan

evaluasi pendidikan

b) Melaksanakan koordinasi, konsultasi fungsional dan pengendalian

(56)

c) Pengevaluasi pelaksanaan tugas program seksi Mapenda

d) Memberikan telaah staf pada Kantor Kementerian Agama Kota

Medan berupa usul dan saran

e) Mengadakan hubungan kerja sama terutama dengan Kantor Dinas

Pendidikan Kota Medan dan instansi terkait lainnya

f) Melakukan kunjungan kerja ke madrasah/sekolah dalam rangka

pembinaan dan bimbingan pada madrasah dan pendidikan agama

islam sekolah umum

g) Mengadakan pembinaan, bimbingan tugas pengawas tingkat dasar

dan tingkat menengah

h) Melaksanakan kunjungan kerja ke madrasah – madrasah dalam

rangka pembinaan dan bimbingan untuk meningkatkan kualitas

dan mutu pendidikan

i) Melaksanakan tugas yang diberikan Kepala Kantor Kementerian

Agama Kota Medan

6. Seksi Pekapontren dan Penamas

a) Memimpin pelaksanan tugas di lingkungan seksi Pekapontren dan

Penamas

b) Menetapkan sasaran program dan rencana kerja seksi Pekapontren

dan Penamas

c) Membagi tugas, mengarahkan, membimbing dan mengkoordinir

(57)

d) Melaksanakan peraturan dan evaluasi terhadap prestasi kerja

bawahan/staf dan penyuluh

e) Melaksanakan pelayanan dan bimbingan teknis terhadap

pelaksanaan tugas seksi Pekapontren dan Penamas

f) Melaksanakan penelaah masalah dan pemecahan masalah

pelaksanaan tugas

g) Melaporkan proses dan hasil tugas keatasan

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

7. Seksi Bimas Kristen

a) Memimpin pelaksanaan tugas pelayanan dan bimbingan

b) Memimpin penyiapan bahan pelayanan dan bimbingan

c) Memimipin menjabarkan dan melaksanakan kebijakan teknis

d) Meningkatkan pelaksanaan kerja sama dengan lembaga keagamaan

kristen, pimpinan organisasi, gereja kristen dan instansi terkait

e) Memimpin pelaksanaan tugas pada seksi Bimas kristen

f) Mengkoordinir pelaksanaan tugas seksi Bimas kristen

g) Menetapkan kebijakan teknis, sasaran, program dan kegiatan seksi

Bimas kristen

h) Membagi tugas mengarahkan, membimbing bawahan dan

mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pada seksi Bimas kristen

i) Memberikan pelayanan administrasi bagi pegawai dan tenaga

(58)

j) Mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Medan

memberi kata sambutan pada acara kegiatan – kegiatan gerejawi

dan perguruan tinggi teologia.

k) Mengoreksi dan meneliti DUPAK pengawas dan penyuluh agama

kristen

l) Memberikan saran dan pendapat kepada atasan

m) Memberikan laporan kepada atasan tentang pelaksanaan tugas

seksi Bimas kristen

8. Bimas Katolik

a) Merencanakan dan menyusun kegiatan Bimas katolik

b) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi kegiatan Bimas katolik

c) Menyelenggarakan kegiatan pembinaan Bimas katolik

d) Memonitoring dan mengevaluasi kegiatan Bimas katolik

e) Memberikan bimbingan dan pelayanan kepada masyarakat dalam

bidang agama katolik

f) Memberikan bimbingan dan pelayanan di bidang pendidikan

agama katolik

g) Memberikan bimbingan dan pelayanan di bidang kerukunan hidup

umat beragama

h) Memberikan bimbingan dan pelayanan di bidang organisasi dan

(59)

i) Memberikan bimbingan dan pelayanan di bidang hubungan dengan

(60)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Penulis akan menyajikan penelitian yang telah dilakukan selama penulisan

skripsi ini dengan menyebarkan kuesioner. Adapun kuesioner yang disebarkan

terdiri atas 2 variabel, yaitu :

a) Variabel bebas/insentif (X) terdiri atas 12 pertanyaan.

b) Variabel terikat/kinerja pegawai (Y) terdiri atas 10 pertanyaan.

IV.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai - pegawai di Kantor

Kementrian Agama Kota Medan, Terdapat 2 karakteristik responden yang

dimasukkan dalam penelitian, yaitu berdasarkan usia dan pendidikan terakhir.

Untuk memperjelas karakteristik responden yang dimaksud, maka disajikan tabel

(61)

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi (Orang) Persentase (%)

20 – 25 6 9,1

26 – 30 26 39,4

31 – 35 16 24,2

36 – 40 8 12,1

< 40 10 15,2

Jumlah 66 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2015

Berdasarkan tabel usia responden diperoleh informasi bahwa 6 orang atau

9,1% berusia 20-25 tahun, 26 orang atau 39,4% responden berusia 26 – 30 tahun,

16 orang atau 24,2% berusia 31 – 35 tahun, , 8 orang atau 12,1% berusia 36 – 40

dan, dan 10 orang atau 15,2% berusia < 40 tahun. Dari hasil tersebut diperoleh

informasi bahwa jumlah untuk setiap pembagian umur responden atau pegawai di

Kantor Kementerian Agama Kota Medan ditemukan jumlah yang rentang usia

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

As research design, design based research (DBR) was used with mixed method as a data collection method. The study involved three study programs from three

McniDbang, bahs/ a dari kenyataan-kenyataan d i ataa dan hal*bal lainnya yang terdapat dalam paaorlkaaan perkara dapat- lah d ltarlk tesirapulan bdhwa

Hasil analisa statistik menggunakan Spearman rank diperoleh p-value sebesar 0,011 &lt; 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi

bahwa Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 bab IV bagian Kesebelas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Murung Raya dipandang sudah tidak

Namun berharap dapat menghargai proses pembelajaran untuk suatu tujuan dimana penelitian ini tidak hanya dari pengerjaan penulis sendiri melainkan banyak bantuan dan

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat, berkat, dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan

Setelah kita memasang blok, maka pada panel bagian bawah akan muncul parameter dari blok tersebut (masing-masing blok memiliki parameter sendiri), dari parameter

Kesimpulan yang dapat diambil adalah biaya pemasaran akan mempengaruhi volume penjualan perusahaan, atau pengaruh biaya pemasaran dengan volume penjualan