• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Aneka Intipersada Pinang Sebatang Estate, Kabupaten Siak , Privinsi Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Aneka Intipersada Pinang Sebatang Estate, Kabupaten Siak , Privinsi Riau"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

guine

SEBAT

DE

eensis Jac

TANG ES

EPARTEM

IN

cq.) DI PT

STATE, K

AR

MEN AGR

FAKU

NSTITUT

T. ANEKA

KABUPA

RIS SUR

A24080

RONOMI

ULTAS PE

T PERTA

2012

A INTIPE

TEN SIA

RYONO

0060

I DAN HO

ERTANIA

ANIAN BO

2

ERSADA

AK, PROV

ORTIKU

AN

OGOR

A PINANG

VINSI RIA

ULTURA

G

(2)

Sebatang Estate, Siak, Riau from February 13 to May 13 2012. The purpose of this internship program is to learn oil palm cultivation, especially for oil palm harvesting aspects. The data to be collected consist of primary and secondary data. Generally, harvest port and fruit grade in Unit Pinang Sebatang Estate are good enough with ratio of loses fruit under the standard that has been stated by the company about 1.8% and fruit ripeness average reaching more than 95%. Harvest tools and self protection tools are given by the company and it is used orderly by harvesting labors. The transportation unit capacity are completed with the transportation labor in every unit according to the capacity. The main problem in harvesting is the increasing of harvesting rotation from 7 to 9 days. The absence of worker, freeday, and rain in workday are the main cause of this problem.

(3)

ARIS SURYONO. Pengelolaan Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Aneka Intipersada Pinang Sebatang Estate, Kabupaten Siak , Privinsi Riau. (Dibimbing oleh SUWARTO).

Kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari teknik budidaya kelapa sawit secara umum khususnya pemanenan kelapa sawit. Kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan magang yaitu menjadi karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan pendamping asisten divisi. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Magang dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari 13 Februari sampai 13 Mei 2012 di PT. Aneka Intipersada Pinang Sebatang Estate, Kabupaten Siak, Riau.

Secara umum kualitas mutu hanca dan mutu buah di kebun PSE ini sudah cukup baik dengan rasio kehilangan hasil sudah di bawah standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan, berkisar 1.8% dan rata-rata kematangan buah mencapai lebih dari 95%. Panen dan peralatan panen diberikan oleh perusahaan dan digunakan oleh karyawan panen. Unit transportasi dilengkapi dengan karyawan muat di setiap unit menurut kapasitas. Permasalahan utama dalam pemanenan yaitu meningkatnya rotasi panen dari 7 sampai 9 hari. Kehadiran karyawan, hari libur, dan hujan adalah penyebab utama masalah ini.

(4)

guineensis Jacq.) DI PT. ANEKA INTIPERSADA PINANG

SEBATANG ESTATE, KABUPATEN SIAK, PROVINSI RIAU

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

ARIS SURYONO

A24080060

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

(Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. ANEKA

INTIPERSADA PINANG SEBATANG ESTATE,

KABUPATEN SIAK, PROVINSI RIAU

Nama :

ARIS SURYONO

NIM :

A24080060

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Suwarto, M.Si. NIP. 19630212 198903 1 004

Mengetahui, Ketua Departemen

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr. NIP 19611101 198703 1 003

(6)

Penulis dilahirkan di Ponorogo, Jawa Timur pada tanggal 06 Januari 1988. Penulis merupakan anak kembar dari Bapak Sarmun dan Ibu Tasmi.

Penulis lulus dari SDN Karang Patihan 1 pada tahun 2001, kemudian pada tahun 2004 penulis menyelesaikan studi di SMPN 2 Balong dan melanjutkan studi di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo pada tahun 2005. Penulis lulus dari SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo pada tahun 2008, selanjutnya pada tahun yang sama penulis diterima di IPB melalui jalur USMI. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian pada tahun 2008.

Selama kuliah penulis aktif di organisasi kemahasiswaan. Tahun 2009 penulis sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Jawa Timur (IMAJATIM) dan menjabat pada divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia serta mengikuti berbagai kegiatan dalam organisasi tersebut. Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 penulis di tunjuk untuk menjadi ketua umum Organisasi Mahasiswa Daerah Ponorogo Manggolo Putro. Selama menjabat sebagai ketua umum, penulis juga menjadi ketua pelaksana REOG GOES TO KAMPUS III dalam acara Gebyar Nusantara IPB bogor.

(7)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengelolaan Pemanenan Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di PT. Anekainti Persada, Kabupaten Siak, Provinsi Riau” dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat tugas akhir untuk meraih gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agronomi, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

• Bapak Sarmun, Ibu Tasmi, Mbak Nurhana, Mas Susanto, saudara kembar saya Dwi suryani, serta seluruh keluarga besar. Semoga karya tulis dapat menjadi persembahan yang terbaik.

• Dr. Ir. Suwarto, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan serta pengarahan selama penulisan skripsi.

• Dr. Ir Is Hidayat Utomo, MS selaku dosen pembimbing akademik yang

telah membimbing penulis selama kegiatan perkuliahan di Departemen

Agronomi dan Hortikultura.

• Seluruh staf dan karyawan PT Anekainti Persada Pinang Sebatang Estate,

Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

• Teman-teman seperjuangan Agronomi dan Hortikultura 45, untuk

kebersamaan dalam meraih cita-cita.

Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu, yang

telah membantu penulis selama perkuliahan dan kegiatan magang. Semoga skripsi

ini dapat manfaat bagi para pembaca dan semoga Allah S.W.T selalu memberikan

kekuatan dalam meraih cita-cita kita.

Bogor, Oktober 2012

(8)

Halaman

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Botani Kelapa Sawit ... Syarat Tumbuh Kelapa ... 4

Pemanenan Kelapa Sawit ... 5

METODE MAGANG ... 8

Tempat dan Waktu ... 8

Metode Pelaksanaan ... 8

Pengumpulan Data dan Informasi ... 9

Pengamatan Panen ... 10

Analisis Data ... 11

KEADAAN UMUM ... 12

Lokasi Kebun ... 12

Keadaan Iklim dan Tanah ... 12

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan ... 13

Keadaan Tanaman dan Produksi ... 13

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ... 14

Fasilitas Kebun ... 16

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG... 17

Aspek Teknis ... 17

Pembibitan ... 17

Pengendalian Gulma ... 19

Leaf Sampling Unit (LSU) ... 21

Pemupukan ... 25

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 29

Tunas Pokok ... 30

Perawatan Jalan dan Jembatan ... 34

Perawatan Titi Panen dan Tangga Teras ... 34

Konservasi Tanah dan Air ... 34

Pemanenan ... 35

Aspek Manajerial ... 45

Pendamping Asisten Divisi ... 46

(9)

Pendamping Kerani Cek Sawit (KCS) ... 48

Pendamping Krani Divisi dan Krani Keliling ... 49

Pendamping Mandor Semprot ... 50

Pendamping Mandor Pupuk ... 51

Pendamping Mandor Perawatan ... 52

PEMBAHASAN ... 53

Kriteria Panen ... 53

Tenaga Kerja Panen ... 54

Pelaksanaan Panen ... 56

Kapasitas Pemanen ... 57

Kerapatan Panen ... 58

Kualitas Panen ... 60

Sarana dan Prasarana ... 62

Pengangkutan TBS Hasil Panen ... 64

Rotasi Panen ... 65

Organisasi dan Administrasi Panen ... 66

KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

Kesimpulan ... 68

Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 71  

(10)

Nomor Halaman

1. Produktivitas tandan buah segar (TBS) tahun 2006-2011 ... 13

2. Tingkatan dan Jumlah Karyawan di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate ... 15

3. Jenis Pupuk, Dosis dan Aplikasi Tahun 2011-2012 ... 28

4. Luas Seksi Panen Divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate .... 38

5. Alat dan Perlengkapan Panen ... 40

6. Basis dan Premi Pemanen Tandan Buah Segar Unit Kebun Pinang Sebatang Estate Tahun 2012 ... 44

7. Premi Brondolan Unit Kebun Pinang Sebatang Estate Tahun 2012 44

8. Jenis Sangsi dan Denda Panen ... 45

9. Kriteria Panen Divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate ... 53

10.Presentase Kehadiran Karyawan Panen ... 54

11.Kapasitas Pemanen ... 57

12.Pengamatan Angka Kerapatan Panen ... 54

13.Perbandingan Angka Kerapatan Panen dengan hasil taksasi dan Aktual ... 60

14.Mutu Buah di TPH ... 61

15.Mutu Hanca ... 62

16.Presentase Penggunaan Alat Kerja Panen ... 63

17.Presentase Pemakaian Alat Pelindung Diri ... 63

18.Jenis Kendaraan Muat Buah dan Spesifikasi ... 65

(11)

Nomor Halaman

1. Produktivitas Tandan Buag Segar (TBS) Tahun 2006-2011 ... 14

2. Struktur Organisasi Unit Kebun Pinang Sebatang Estate Tahun 2011-2012 ... 16

3. Kegiatan Pembibitan Tahap Pre-Nursery... 18

4. Contoh Gulma di Perkebunan Unit Kebun Pinang sebatang Estate 20

5. Kegiatan Semprot Piringan dan Gawangan ... 23

6. Kegiatan Leaf Sampling Unit (LSU) ... 25

7. Jenis Tanaman untuk Mengendalikan Hama Secara Terpadu ... 29

8. Susunan Pelepah pada Area Berbukit dan Area Datar ... 31

9. Kegiatan Perbaikan Jalan dan Jembatan ... 33

10.Titi Panen dari Beton dan Kayu Ulin ... 34

11.Usaha Konservasi Tanah dan Air ... 35

12.Struktur Organisasi Panen Divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate Tahun 2012 ... 67

(12)

Nomor Halaman 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian

di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate ... 72

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate ... 73

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate ... 74

4. Peta Lokasi Unit Kebun Pinang Sebatang Estate ... 76

5. Data Curah Hujan Tahun 2002-2011 ... 77

6. Peta Seksi Panen Divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate ... 78

7. Form Pengecekan Mutu Hanca oleh Asisten ... 79

8. Form Pengecekan Mutu Buah oleh Asisten ... 80

9. Form Pengecekan Mutu Hanca oleh Mandor I Beserta Mantri Buah 81

10.Form Pengecekan Mutu Hanca Mandor Panen ... 82

11.Form Surat Pengantar Buah ... 83

 

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman perkebunan

yang mampu menghasilkan minyak nabati bernilai ekonomi tinggi. Tanaman ini

menjadi salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai

penghasil devisa negara. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara

produsen kelapa sawit terbesar di dunia dan juga menjadi negara eksportir kelapa

sawit terbesar kedua setelah Malaysia.

Total ekspor minyak kelapa sawit pada tahun 2003-2009 mengalami

peningkatan berkisar 17.12% sampai dengan 35.76%, kecuali tahun 2007

mengalami penurunan sebesar 1.23%. Pada tahun 2003 total volume ekspor

mencapai 7.05 juta ton dengan total nilai ekspor sebesar US$ 2.72 milyar,

meningkat menjadi 18.53 juta ton pada tahun 2009 dengan nilai total sebesar

US$11.46 milyar. Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia menjangkau empat

benua yaitu Asia, Afrika, Australia dan Eropa dengan pangsa utama di Asia (BPS,

2009). Selain peluang ekspor yang semakin terbuka, pasar minyak sawit dan

minyak inti sawit di dalam negeri masih cukup besar. Pasar potensial yang akan

menyerap pemasaran minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) adalah

industri minyak goreng, lemak khusus, margarin dan sabun mandi.

Ekspor produk kelapa sawit yang terus meningkat ini didukung dengan

adanya perluasan area perkebunan kelapa sawit yang semakin meningkat sehingga

produksi juga semakin meningkat. Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan

(2010), pada tahun 2008 produksi CPO Indonesia mencapai 17,539,788 ton

dengan rata-rata produktivitas yaitu 2.38 ton/ha dan pada tahun 2009 produksi

meningkat menjadi 18,640,881 ton dengan rata-rata produktivitas 2.48 ton/ha.

Perkembangan kelapa sawit yang begitu pesat erat kaitannya dengan

masalah teknis dalam budidaya. Pesatnya perkembangan kelapa sawit ini karena

adanya manajemen yang baik dimulai dari pembukaan lahan hingga pemanenan

dan pengolahan hasil sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal

bagi perusahaan. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2008)

(14)

diterapkan masih relatif sederhana, mulai dari pembibitan sampai dengan

panennya. Waktu panen buah kelapa sawit sangat mempengaruhi jumlah dan

mutu minyak yang dihasilkan. Waktu panen yang tepat akan diperoleh kandungan

minyak maksimal, tetapi pemanenan buah kelewat matang akan meningkatkan

asam lemak bebas (ALB) sehingga dapat merugikan karena sebagian kandungan

minyaknya akan berubah menjadi ALB dan menurunkan mutu minyak.

Sebaliknya pemanenan buah yang masih mentah akan menurunkan kandungan

minyak, walaupun ALBnya rendah.

Kegitan panen merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit

karena langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui

penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti sawit (IKS). Panen harus

dilakukan denngan cara dan waktu yang tepat sesuai dengan standar kebun yaitu

dengan mengambil buah dari pokok pada tingkat kematangan yang sesuai dan

mengantarkannya ke pabrik sebanyak-banyaknya tanpa menimbulkan kerusakan

pada tanaman. Cara yang tepat akan mempengaruhi kuantitas produksi, sedangkan

waktu yang tepat akan mempengaruhi kualitas produksi (Pahan, 2008). Produksi,

kualitas dan kehilangan hasil tandan buah segar sangat tergantung pada kegiatan

pemanenan. Oleh karena itu kegiatan pemanenan kelapa sawit harus terorganisir

dengan baik.

Tujuan

Tujuan dari kegiatan magang ini secara umum adalah untuk mempelajari

teknik budidaya kelapa sawit dan secara khusus mempelajari pemanenan kelapa

sawit. Kegiatan pemanenan dipelajari dari segi teknis maupun pengelolaan,

menganalisis serta mengatasi masalah yang dihadapi dalam pemanenan dengan

harapan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pemanenan

(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang

merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar.

Klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:

Divisi : Spematophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledone

Keluarga : Aracaceae (dahulu disebut Palmae)

Subkeluarga : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Kelapa sawit mampu tumbuh secara tegak lurus dan dapat mencapai

ketinggian 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoecious dengan bunga

jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon. Bunga jantan dan bunga betina

masing-masing terdapat pada tandan bunganya dan terletak terpisah yang keluar

dari ketiak pelepah daun. Dari setiap ketiak pelepah daun akan keluar satu tandan

bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan dan bunga betina ini sebagian akan

gugur (aborsi) sebelum atau sesudah anthesis (Lubis, 1992).

Menurut Setyamidjaja (2006) bunga jantan dibungkus oleh seludang

bunga yang pecah ketika bunga tersebut menjelang matang. Pada tanaman kelapa

sawit muda jumlah bunga jantan lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betina,

tetapi perbandingan ini akan berubah sesuai dengan bertambahnya umur tanaman.

Letak bunga jantan dan bunga betina yang terpisah ini dan matang matangnya

tidak bersamaan sehingga tanaman kelapa sawit biasa menyerbuk secara silang.

Bunga betina setelah dibuahi akan berkembang menjadi buah. Buah kelapa sawit

ini temasuk “buah batu”. Pada satu buah kelapa sawit tersusun atas kulit buah

(exocarp), daging buah (pulp, mesocarp), cangkang (tempurung, endocarp) dan

inti (kernel, endosperm).

Daun kelapa sawit membentuk suatu pelepah bersirip genap dan bertulang

(16)

pelepah dapat mencapai 380 helai. Pelepah daun sejak mulai terbentuk sampai tua

mencapai waktu sekitar 7 tahun dengan jumlah pelepah dalam satu pohon dapat

mencapai 60 pelepah. Pelepah tumbuh secara teratur membentuk spiral sebanyak

8 spiral. Selanjutnya dinyatakan bahwa kelapa sawit memiliki rumus daun 3/8.

Spiral yang terbentuk mengarah ke kiri atau ke kanan tergantung sifat genetis dari

sifat genetisnya. Batang tanaman ini bercabang dan tidak berkambium. Pada

ujung batang terdapat titik tumbuh yang terus berkembang membentuk daun dan

ketinggian batang. Akar tanaman ini merupakan akar serabut yang terdiri atas

akar primer, akar sekunder, tertier dan kuarter. Akar primer merupakan akar yang

tumbuh ke bawah sedangkan akar sekunder, tertier dan kuarter mempunyai arah

tumbuh mendatar ke bawah (Risza, 1994).

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit Faktor Iklim

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan dengan baik pada curah hujan

rata-rata tahunan 1,250-3,000 mm yang merata sepanjang tahun dengan jumlah

bulan kering kurang dari 3 bulan. Curah hujan optimal yang diperlukan untuk

pertumbuhannya berkisar antara 1,750-2,500 mm. Tanaman ini mampu tumbuh

pada suhu minimum yang yaitu 22oC dan suhu optimal 33oC dengan suhu

optimum sekitar 27oC. Aspek iklim lain yang juga berpengaruh pada budidaya

kelapa sawit adalah ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi). Elevasi

untuk perkembangan kelapa sawit yaitu kurang dari 400 m dari permukaan laut

(dpl). Area dengan ketinggian tempat lebih dari 400 mdpl tidak disarankan untuk

pengembangan kelapa sawit (PPKS, 2003).

Faktor Tanah

Kelapa sawit dapat tumbuh pada tanah podzolik, latosol, hidromorfik

kelabu, alluvial atau regosol, gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai.

Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5.0- 5.5. Kelapa sawit

menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase (beririgasi) baik dan

(17)

Menurut Mangoensoekarjo (2007), tekstur tanah yang terbaik untuk kelapa

sawit adalah lempung liat berpasir, liat berpasir, lempung liat berdebu dan

lempung berdebu. Khusus tanah gambut, ketebalan gambut tidak menjadi

pedoman untuk persyaratan agronomi sebab tanaman ini mampu tumbuh dan

berproduksi baik pada berbagai tingkat ketebalan tanah gambut.

Pemanenan Kelapa Sawit

Kelapa sawit biasanya mulai berbuah pada umur 3-4 tahun dan buahnya

menjadi masak 5-6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa

sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya, dari warna hijau pada

buah yang masih muda menjadi berwarna merah jingga pada waktu buah masak.

Pada saat itu, kandungan minyak pada daging buahnya telah maksimal. Buah

kelapa sawit akan yang lewat matang akan terlepas dari tangkai tandannya dan

disebut brondolan (Satyawibawa dan Yustiana, 1992). Selanjutnya Naibaho

(1998) menyatakan bahwa dalam proses pematangan buah terjadi pembentukan

komponen buah dan setelah terjadi kejenuhan setiap unsur komponen maka

mulailah terjadi fase pematangan. Pada fase pematangan terjadi perubahan

karbohidrat menjadi gula, perombakan hemisellulose menjadi sakarida sederhana

dan perubahan fisik buah yaitu malam yang berkilap berubah menjadi suram.

Panen dan pengelolaan hasil merupakan merupakan rangkaian terakhir

dari kegiatan budidaya kelapa sawit, kegiatan ini memerlukan teknik tersendiri

untuk mendapatkan hasil yang berkualitas tinggi. Hasil panen utama dari kegiatan

panen yaitu buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak

sawit. Menurut Fauzi et al.(2002) proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit

meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan dan

mengumpulkannya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke

pabrik. Kegiatan pemanen tidak boleh dilakukan secara sembarangan tetapi harus

dilakukan sesuai dengan kriteria tertentu sesui dengan tujuan pemanenan yaitu

mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dan dengan kualitas minyak yang

baik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan yaitu kematangan buah, cara

(18)

Tanda buah segar (TBS) dipanen saat kematangan buah tercapai dengan

ditandai oleh sedikitnya 1 brondolan telah lepas/kg TBS. Dengan kriteria panen

ini, diharapkan kandungan minyak dalam TBS optimal dengan kandungan ALB

yang sangat rendah dan biaya relatif lebih ekonomi. Tandan buah segar

merupakan produk utama kebun kelapa sawit dan bahan baku utama bagi pabrik

kelapa sawit (PKS). Rendemen dan mutu produk hasil dari PKS tergantung

kepada mutu TBS yang masuk ke pabrik dari kebun TBS. Pabrik kelapa sawit

tidak dapat meningkatkan mutu TBS, hanyalah dapat meminimalisasi penurunan

mutu (PPKS, 2003).

Kegiatan panen harus dilakukan dengan cara yang tepat karena cara

pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan.

Pemanenan pada buah yang lewat matang akan meningkatkan kandungan ALB

sehingga menurunkan mutu minyak. Selain itu, buah buah yang lewat matang

akan lebih mudah terserang oleh hama dan penyakit. Pemanenan buah yang

mentah akan menurunkan kandungan minyak walaupun ALB nya rendah.

Menurut Setyawibawa dan Yustiana (1992) sebaiknya pemanenan dilakukan

terhadap semua buah yang telah matang. Berdasarkan tinggi tanaman, terdapat

tiga cara yang dialakukan diperkebuanan kelapa sawit Indonesia. Tanaman

dengan tinggi 2-5 m digunakan cara panen jongkok dengan alat panen dodos.

Tanaman dengan tinggi 5-10 m dipanen dengan cara berdiri dan menggunakan

alat kampak siam. Alat agrek digunakan untuk pemanenan tanaman dengan tinggi

10 m. Pelepah penyangga buah dipotong terlebih dahulu sebelum buah dipanen.

Pelepas yang dipotong kemudian diatur rapi di tengah gawangan. Proses

pengeringan dan pembusukan pelepah dapat dipercepat dengan cara memotong

pelepah menjadi dua atau tiga bagian. Tandan buah yang matang dipotong sedekat

mungkin dengan pangkalnya maksimal 2 cm. Tandan buah yang dipotong

diletakkan teratur di piringan dan brondolan yang jatuh dikumpulkan terpisah dari

tandan. Brondolan harus bersih, tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Tandan

buah dan brondolan kemudian dikumpulkan d TPH.

Pelepah yang dipotong kemudian diatur rapi di tengah gawangan. Proses

pengeringan dan pembusukan pelepah dapat dipercepat dengan cara memotong

(19)

mungkin dengan pangkalnya maksimal 2 cm. Tandan buah yang dipotong

diletakkan teratur di piringan dan brondolan yang jatuh dikumpulkan terpisah dari

tandan. Brondolan harus bersih, tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Tandan

buah dan brondolan kemudian dikumpulkan d TPH.

Rotasi panen merupakan waktu yang diperlukan antara panen terakhir

sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Rotasi yang digunakan di

Indonesia pada umumnya yaitu rotasi 7 hari, artinya satu area panen harus

dimasuki oleh pemanen setiap 7 hari. Terdapat dua sistem panen yang digunakan

yaitu sistem giring dan tetap. Sistem giring yaitu apabila suatu hanca telah selesai

dipanen maka pemanen akan pindah pada hanca berikutnya. Sistem ini

memudahkan pengawasan pekerjaan, hasil panen lebih capat sampai di TPH dan

pabrik, sehingga lebih umum digunakan di perkebunan-perkebunan saat sekarang.

Sedangkan sistem tetap yaitu pemanen diberi hanca dengan luas tertentu dan tidak

berpindah-pindah. Hal tersebut menjamin diperolehnya TBS dengan kematangan

yang optimal sehingga baik diterapkan pada areal perkebunan yang sempit,

topografi berbukit dan tanaman dengan tahun tanam yang berbeda.

Pengangkutan tandan dibagi atas dua bagian yaitu pengangkutan dari

pohon yang dipanen ke TPH dan pengangkutan dari TPH ke PKS. Pengangkutan

dari pohon ke TPH merupakan tugas pemanen sedangkan pengangkutan dari TPH

ke pabrik dilakukan oleh petugas transportasi. Pengangkutan ke TPH dapat

dilakukan secara sederhana, yaitu tandan dipikul dari pohon tempat panen ke

TPH, sedangkan brondolan dapat diangkut dengan menggunakan karung plastik.

Pengangkutan buah dari TPH ke PKS dapat menggunakan traktor atau truk.

Pilihan terhadap salah satu jenis transportasi tersebut dipengaruhi oleh tandan

yang harus diangkut, jarak yang ditempuh, tipe permukaan jalan yang disediakan

dan kondisi topografi. Kegiatan pemanenan harus dilakukan pengawasan yang

tinggi dari para pengelola perkebunan. Hal ini dikarenakan masih banyak

pelaksanaan panen yang terlalaikan oleh karyawan panen (Soepadiyo dan

(20)

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT. Aneka Intipersada Pinang

Sebatang Estate, Kabupaten Siak, Provinsi Riau selama tiga bulan dari tanggal 13

Februari sampai 13 Mei 2012.

Metode Pelaksanaan

Metode magang yang digunakan adalah melaksanakan seluruh kegiatan

yang sudah berjalan di perusahaan, baik aspek teknis di lapangan maupun aspek

manajerial pada berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari karyawan harian lepas

(KHL), pendamping mandor dan pendamping asisten divisi. Kegiatan di lapangan

sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama tiga minggu, menjadi pendamping

mandor selama tiga minggu, dan menjadi asisten divisi selama enam minggu.

Selama melakukan kegiatan magang penulis mencatat prestasi kerja yang dicatat

pada jurnal harian kerja.

Kegiatan yang dilakukan pada saat menjadi KHL adalah ikut bekerja

langsung pada berbagai kegiatan produksi kelapa sawit mulai dari pemeliharaan

sampai panen, seperti pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit,

pemupukan, penunasan hingga pemanenan. Kegiatan sebagai pendamping mandor

berlangsung pada bulan kedua magang. Kegiatan yang dilakukan adalah

menyusun rencana kegiatan harian, menentukan jumlah tenaga kerja, apel pagi,

mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh karyawan harian lepas (KHL),

mengarahkan karyawan, membuat laporan harian mandor dan mengisi

administrasi pada tingkat mandor. Beberapa jenis mandor yang diikuti selama

magang adalah mandor I, mandor panen, mandor perawatan, mandor pupuk,

mandor semprot, krani divisi, krani keliling dan krani panen.

Kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi dilakukan pada satu

setengah bulan terakhir magang. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan

kegiatan yang dilakukan asisten seperti memimpin karyawan, apel pagi, membuat

(21)

mengarahkan kerja mandor, membuat laporan harian asisten (LHA), mengisi

administrasi tingkat divisi dan memeriksa mutu buah dan hanca. Jurnal kegiatan

magang sebagai KHL, pendamping mandor dan pendamping asisten berturut-turut

disajikan pada Lampiran 1, 2 dan 3.

Aspek khusus yang diamati dalam kegiatan magang adalah manajemen

panen kelapa sawit pada salah satu divisi di PT. Aneka Intipersada Pinang

Sebatang Estate, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Kegiatan yang dilakukan adalah

mengamati jumlah tenaga kerja panen, kriteria panen, kerapatan panen,

pelaksanaan panen, kapasitas pemanen, kualitas panen, sarana dan prasarana

panen dan pengangkutan hasil panen.

Pengumpulan Data dan Informasi

Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dilakukan pada saat

kegiatan magang berlangsung. Pengumpulan data meliputi pengumpulan data

primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer yang diamati adalah jumlah

pemanen, kriteria panen, rotasi panen, kerapatan panen, sistem panen,

pelaksanaan panen, kapasitas pemanen, kualitas panen, upah dan denda panen,

organisasi panen, administrasi, sarana dan prasarana panen dan pengangkutan

hasil panen. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan secara

langsung di lapangan dan wawancara dengan mandor dan asisten.

Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen (bulanan, triwulan,

semesteran, tahunan) yang tersedia di kantor kebun. Data sekunder yang

mendukung pelaksanaan teknik lapangan meliputi data curah hujan, kondisi

tanaman, peta lokasi kebun, keadaan tanah dan iklim, data produksi dan

produktivitas serta data yang terkait dengan pemanenan kelapa sawit seperti

rotasi panen, sistem panen, upah dan denda panen, premi panen, organisasi panen

(22)

Pengamatan Panen

Pengamatan yang dilakukan terutama terhadap aspek-aspek yang

berhubungan dengan pemanenan yaitu:

(1) Kriteria panen

Pengamatan dilakukan terhadap 10 pemanen dan setiap pemanen diambil

15 tanaman sampel secara acak dengan tiga kali ulangan. Data diperoleh

dengan mengamati jumlah brondolan yang jatuh ke piringan sebelum TBS

dipanen oleh pemanen sesuai dengan ketentuan perusahaan.

(2) Tenaga kerja panen

Data yang diambil merupakan jumlah kehadiran karyawan dan diambil

sebanyak 10 kali untuk setiap kemandoran.

(3) Pelaksanan panen

Data pelaksanaan panen diambil dengan mengikuti kegiatan panen yang

ada di kebun. Data yang diamati yaitu proses kegiatan panen yang

dilakukan dari awal hingga akhir kegiatan panen.

(4) Kerapatan panen

Pengamatan dilakukan pada tiap blok dengan jumlah tanaman contoh yaitu

2.5% dari total populasi. Data diperoleh dengan cara mengamati jumlah

buah matang dari total pohon yang diamati. Angka kerapatan panen

diperoleh dengan rumus berikut :

Kerapatan panen = J

J x 100%

(5) Kapasitas pemanen

Pengamatan dilakukan terhadap hasil panen untuk 10 pemanen. Hasil kapasitas panen digunakan untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja panen dengan rumus : T

Ket : T = jumlah tenaga panen (HK)

A = luas kebun yang harus dipanen dalam 1 hari (ha)

B = kapasitas pemanen (kg)

C = kerapatan panen (%)

D = rata-rata bobot tandan (kg)

(23)

(6) Kualitas panen

Kualitas panen dibagi menjadi dua yaitu mutu hanca dan mutu buah. Mutu hanca yang diamati yaitu jumlah buah matang yang dipanen, buah tinggal, brondolan tinggal, pelepah sengkleh, susunan pelepah, pelepah gundul dan pelepah gondrong. Data yang diamati di TPH yaitu mutu buah hasil panen yang meliputi jumlah buah matang panen, buah mentah, buah kurang matang, janjang kosong dan panjang tangkai tandan. Pengamatan dilakukan pada 10 pemanen dengan tiga kali ulangan.

(7) Sarana dan prasarana panen

Pengamatan dilakukan selama 10 kali sebanyak tiga kali ulangan terhadap penggunaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan panen.

(8) Pengangkutan TBS hasil panen

Pengamatan dilakukan dengan mengikuti secara utuh proses pengangkutan TBS dari TPH sampai pabrik. Parameter yang diamati adalah lama pengangkutan dari awal sampai ke PKS, jumlah pekerja, jumlah TBS yang diangkut, dan jumlah kendaraan (unit) yang digunakan.

(9) Rotasi panen

Pengamatan terhadap lama waktu antara panen terakhir dengan panen

berikutnya dalam satu seksi panen. Pengamatan dikaitkan dengan tingkat

kematangan buah, tingkat produksi, luas hanca penen dan jumlah tenaga

panen.

(10)Organisasi dan administrasi panen

Pengumpulan seluruh data yang berkaitan dengan organisasi panen. Data

diperoleh dengan menggunakan data dari perusahaan dan wawancara

bersama mandor, asisten dan kepala administrasi.

Analisis Data

(24)

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Lokasi Kebun

PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang

didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka

Intipersada Estate terdiri dari tiga unit kebun yaitu Aneka Persada Estate, Teluk

Siak Estate dan Pinang Sebatang Estate. Mahasiswa melakukan magang di Pinang

Sebatang Estate yang terletak di Desa Maredan, Kecamatan Tualang, Kabupaten

Siak, Provinsi Riau. Pinang Sebatang Estate dibagi menjadi empat divisi yaitu

divisi I, divisi II, divisi III, divisi IV dan satu area pembibitan yang ada di divisi

II. Lokasi Perkebunan Pinang Sebatang Estate sebelah timur berbatasan dengan

kebun Aneka Persada Estate, sebelah barat berbatasan dengan Desa Okura (kebun

pribadi Atang), sebelah utara berbatasan dengan kebun Teluk Siak Estate dan

Desa Maredan, serta sebelah selatan berbatasan dengan PT. Surya Dumai grup

dan Desa Melebung. Secara geografis kebun terletak pada 101o 34' 30" BT-101o

39' 21" BT dan 0o 32' 35" LS 0o 35' 24" LS. Peta lokasi Kebun Pinang Sebatang

Estate terlampir pada Lampiran 4.

Keadaan Iklim dan Tanah

Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, Unit Kebun Pinang

Sebatang Estate termasuk tipe iklim A yang mempunyai nilai Q<14.3% dengan

rata-rata 2 bulan kering dan 10 bulan basah pada setiap tahun untuk 10 tahun

terakhir (2002-2011) Hal ini menunjukkan bahwa daerah ini merupakan daerah

sangat basah (hutan hujan tropika). Rata-rata curah hujan tahunan yaitu 2,126.4

mm/tahun dengan rata-rata hari hujan sebesar 126 hari/tahun. Curah hujan

terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu 143.6 mm sedangkan curah hujan tertinggi

terjadi pada tahun 2007 dengan curah hujan 215.8 mm/tahun. Temperatur rata-rata

adalah 25oC pada malam hari dan 30oC pada siang hari dengan kelembaban udara

rata-rata 80% pada tiap tahunnya. Data curah hujan tahun 2002 sampai tahun

2011 dapat dilihat pada Lampiran 5. 

Berdasarkan analisis dari digital elevasi model (DEM) perkebunan kelapa

(25)

kondisi topografi di unit kebun tersebut yaitu 3.66% dari lahannya mempunyai

topografi datar (1-15%), 94.33% lahanya berbukit (25-36%) dan 2.0% lahan

perkebunan tersebut bergelombang (16-25%).

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

Unit kebun Pinang Sebatang Estate dibangun di areal konsesi dengan luas

3,856.23 ha. Area ini dibagi menjadi area tanaman menghasilkan (TM) seluas

3,232.84 ha,tanaman belum menghasilkan (TBM) seluas 30 ha, pembibitan seluas

13.96 ha. Selain itu terdapat juga areal prasarana (emplasmen, jalan/jembatan)

seluas 119.74 ha, areal konservasi seluas 59.69 ha, areal okupasi permanen seluas

430 ha. Unit kebun ini dibagi ke dalam empat divisi yaitu divisi I, II, III dan IV

dengan luas masing-masing divisi yaitu 756.998 ha, 728.996 ha, 882.890 ha dan

833.956ha.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Penanaman kelapa sawit di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate dimulai

tahun 1993. Varietas yang digunakan adalah Marihat, Socfindo, Guthrie dan

Lonsum yang mempunyai jenis buah Tenera yaitu hasil persilangan antara Dura x

Pisifera. Populasi rata-rata dari total area yang ditanam adalah 133 tanaman per hektar. Jarak tanam kelapa sawit yang digunakan 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m. Data

produktivitas TBS lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 1.

Tabel 1. Data produktivitas tandan buah segar (TBS) tahun 2006-2011

Tahun Tanam

Produktivitas

2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011

...ton/ha...

1993 15.44 19.72 17.64 18.28 20.08

1994 20.80 22.27 21.26 19.16 22.46

1995 18.01 18.84 18.88 18.00 20.70

1996 16.24 17.70 17.99 16.82 20.40

1997 15.00 18.34 17.62 16.69 18.48

1998 14.80 17.66 18.30 16.18 18.72

1999 13.79 16.08 16.95 17.15 17.83

2001 14.51 12.00 14.57 15.40 19.04

Rata-rata 16.07 17.83 17.90 17.21 19.71

(26)

Gambar 1. Produktivitas tandan buah segar (TBS) tahun 2006 – 2011

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Perkebunan Pinang Estate merupakan salah satu Unit Kebun PT.Aneka

Intipersada. Perkebunan Pinang Sebatang Estate (PSE) dipimpin oleh satu senior

manajer kebun (Senior Estate Manager) yang dibantu dibantu oleh seorang

asisten kepala (Senior Assistant), tiga orang asisten divisi dan seorang kepala

seksi administrasi (KASIE).

Manajer bertanggung jawab atas pengelolaan seluruh unit kebun yang

terbagi ke dalam empat divisi dan satu area pembibitan. Senior asisten

bertanggung jawab terhadap divisi III dan unit transportasi kebun (traksi). Asisten

divisi bertanggung jawab terhadap satu divisi dan membawahi langsung mandor I

dan krani divisi. Mandor I membawahi langsung mandor panen, krani cek sawit

(KCS), mandor perawatan, mandor pupuk dan mandor semprot. Sedangkan krani

divisi membawahi satu krani keliling yang membantu berbagai kegiatan

administrasi kebun. Kepala seksi administrasi menangani seluruh kegiatan

administrasi dan keuangan di tingkat kebun. Tingkatan dan jumlah karyawan

terdapat pada Tabel 2. 0.00

5.00 10.00 15.00 20.00 25.00

11 13 14 15 16 17 18 19

Produktivitas (ton ha-1)

2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011

(27)

Tabel 2. Tingkatan dan jumlah karyawan di Unit Kebun Pinang Sebatng Estate tahun 2011-2012

Tingkatan karyawan Jumlah

Karyawan staf

Senior manajer 1

Asisten kepala 1

Asisten divisi 3

Kasie 1

Karyawan non staf

SKU-B kantor/satpam/guru 21

SKU-B traksi 29

SKU-B divisi 47

SKU-Harian 472

Jumlah total 575

Sumber : Kantor Besar Unit Kebun Pinang Sebatang Estate 2012

Tenaga kerja kebun terdiri dari karyawan staf dan non staf. Karyawan staf

terdiri atas manajer kebun, asisten kepala (Senior Assistant), asisten divisi dan

kepala seksi administrasi. Karyawan non staf terdiri dari karyawan syarat kerja

umum bulanan (SKU Bulanan) dan karyawan syarat kerja umum harian (SKU

Harian). Karyawan SKU bulanan berjumlah 97 orang dan SKU harian berjumlah

472 dengan total karyawan yaitu 569 karyawan. Sistem pengupahan staf

didasarkan pada ketentuan perusahaan Minamas Plantation, sedangkan untuk

SKU harian maupun SKU bulanan berdasarkan upah minimum regional sektor

pertanian dan perkebunan. Upah SKU yang diberikan adalah Rp 1,389,450 di luar

tunjangan beras, tunjangan kesehatan atau pengobatan, kepesertaan jamsostek dan

jaminan hari tua manulife. Upah yang diberikan berdasarkan jumlah jam kerja

yang ditetapkan yaitu 7 jam kerja pada hari senin, selasa, rabu, kamis dan sabtu

sedangkan untuk hari jumat yaitu 5 jam kerja. Upah diberikan satu kali dalam

sebulan yaitu pada awal bulan. Struktur organisasi Unit Kebun Pinang Sebatang

(28)

   Senior

Manajer

  

     

   Senior

Asisiten

  

                    

      Asisten

divisi (3)

Kasie (1) 

        

  

        

Kepala Bengkel

Mandor 1

Krani Divisi

Kepala Keamanan

Kepala

Gudang Guru

    

                 

Krani Traksi

   Mandor

Semprot

   Mandor

Panen

Mandor Pupuk

Krani Keliling

     

        

   Krani

Panen

  

Gambar 2. Struktur Organisasi Unit Kebun Pinang Sebatang Estate tahun 2011-2012

Fasilitas Kebun

Kebun Pinang Sebatang Estate memiliki fasilitas yang mendukung kerja

maupun kehidupan karyawan. Kebun memiliki sebuah kantor besar, kantor divisi

di setiap divisi, sebuah kantor traksi dan beberapa pos keamanan. Fasilitas

pendukung lain yang tersedia bagi karyawan antara lain emplsmen (perumahan

karyawan di sekitar kantor besar), mess, serta pondok (perumahan karyawan)

yang terdapat di setiap divisi, gedung pertemuan (joglo), gedung sekolah (SD),

poliklinik, masjid, penitipan bayi dan anak, TK dan koperasi. Selain itu,

disediakan juga sarana transportasi untuk anak-anak sekolah berupa bus sekolah

untuk memperlancar transportasi anak karyawan yang bersekolah di dalam kebun

(29)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Pembibitan

Kegiatan pembibitan PT. Aneka Intipersada terdapat di Blok C003 divisi 1

dan B003 divisi II kebun Pinang Sebatang Estate. Varietas yang digunakan

merupakan varietas Dura x Pisifera (D x P) yang disebut Tenera Socfindo dan

Tenera Marihat dengan populasi untuk daerah berbukit yaitu 140 bibit perhektar dan untuk daerah datar sejumlah 180 bibit perhektar. Pembibitan di unit kebun ini

masih dalam tahap pre-nursery dengan jumlah bibit yaitu 180,000 bibit dengan

luas 13.96 ha untuk persiapan replanting tahun 2013.   

Pembibitan di Kebun Pinang Sebatang Estate merupakan pembibitan dua

tahap (double stage). Pada pembibitan ini, kecambah ditanam dalam small

polybag (baby bag) di pre-nursery. Sesudah tiga bulan, bibit tersebut dipindahkan

(transplanting) ke large bag di main-nursery. Tahapan pembibitan dua tahap

diawali dengan pemilihan lokasi pre-nursery yang datar dan harus berdekatan

dengan main-nursery. Lokasi ini harus dibersihkan dari gulma serta diratakan

tanahnya. Syarat lokasi pembibitan yaitu dekat sumber air dan air tersedia cukup

banyak dengan kualitas yang sesuai (pada musim kemarau), drainase baik

sehingga tidak tergenang pada musim hujan, lokasi harus mudah didatangi dan

jalan ke pembibitan harus baik, areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit,

tersanitasi dengan baik dan terbuka, tidak terhalang oleh pohon besar atau

bangunan, dekat dengan emplasemen sehingga pengawasan dari pencurian dapat

lebih intensif serta aman dari gangguan hewan dan binatang liar.

Lokasi pre-nursery dibuat bedengan dengan ketentuan arah bedengan

memanjang dari barat ke timur, panjang bedengan disesuaikan dengan keadaan

lapangan, lebar bedengan 1.2 m, jarak antar bedengan 1 m dan tepi bedengan

dibuat palang dari papan. Naungan untuk pre-nursery di pembibitan ini

(30)

Polybag untuk pre-nursery yang digunakan adalah baby-bag dengan

ukuran lebar 14 cm, panjang 23 cm dan tebal 0.1 mm, berwarna hitam dan

terdapat lubang-lubang drainase. Tanah yang digunakan untuk media tanam

adalah tanah lapisan atas (top-soil) dan tidak bercampur dengan batu-batu atau

kerikil. Tekstur tanah sebaiknya lempung berliat dan mempunyai sifat drainase

yang baik. Tanah lapisan atas diayak dengan ayakan 1 cm untuk memisahkan

bongkah-bongkah tanah dan sisa-sisa akar atau kerikil. Tanah yang telah diayak

dicampur dengan pupuk Rock Phospate (RP) dengan dosis 15 g/baby-bag.

Baby-bag yang telah diisi dengan tanah disusun rapat dan rapi sehingga

membentuk bedengan selebar 120 cm (14 baby-bag). Panjang bedengan

tergantung pada jumlah bibit per nomor kelompok. Penyiraman dilakukan setiap

hari agar tanahnya menjadi kompak.

Kecambah yang diterima di kebun ditanam satu hari setelah penerimaan

kecambah. Kecambah dikirim dalam bentuk bungkusan plastik dan sebelum

dibuka terlebih dulu dipisah-pisahkan sesuai dengan nomor kelompoknya. Pada

kegiatan magang ini mahasiswa melakukan kegiatan pengawasan pengsian

baby-bag dan sortir kecambah yang akan di tanam. Sortir dilakukan terhadap kecambah

yang afkir dan double tone. Mahasiswa juga mengikuti kegaiatan main-nursery

pada saat pengawasan pengambilan tanah, pengisian baby bag, penerimaan

kecambah, sortir kecambah, penanaman dan perawatan nurserynya. Kegiatan

pembibitan tahap pre-nursery dapat dilihat pada Gambar 3.

[image:30.595.98.518.534.691.2]

(a) Penanaman kecambah (b) Pemeliharaan pre-nursery

(31)

Pembibitan yang dilakukan di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate

merupakan program pembibitan yang pertama kali dijalankan sehingga

pengetahuan para pekerja masih kurang dan pengelolaannya masih menjadi satu

dengan divisi II. Hal ini mengakibatkan kurangnya tenaga kerja baik pada

pembibitan maupun divisi II. Tenaga kerja yang diperlukan dalam pembibitan ini

yaitu 1 orang asisten pembibitan, 1 orang mandor 1, 1 orang krani divisi dan 8

orang karyawan perawatan. Tenaga kerja yang belum tersedia yaitu asisten

pembibitan dan 4 orang tenaga kerja untuk pemeliharaan. Untuk mengatasi hal

tersebut, maka tenaga kerja yang digunakan khusus pembibitan menggunakan

karyawan yang berasal dari divisi lainnya. Tenaga kerja yang bertugas

dipembibitan dijadwalkan secara bergilir sebelum pembibitan ini menjadi divisi

tersendiri dan merima karyawan tetap.

Pengendalian Gulma

Kegiatan pengendalian gulma di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate

dilakukan secara kimiawi dan secara manual. Pegendalian gulma ini bertujuan

untuk mengendalikan pertumbuhan gulma yang tumbuh di areal tanaman yang

diusahakan agar persaingan dengan tanaman utama dapat ditekan. Pengendalian

secara manual yaitu dengan bongkar tanaman pengganggu (BTP) sedangkan

pengendalian secara kimia dilakukan melalui penyemprotan dengan menggunakan

herbisida.

Bongkar Tanaman Pengganggu (BTP). Kegiatan ini dilakukan di bawah pengawasan mandor perawatan. Teknik pengendalian manual dilakukan dengan

menggunakan alat cados (cangkul dodos) dengan cara membongkar gulma sampai

perakarannya. Kegiatan BTP ini tidak dibenarkan menggunakan parang babat

(slashing) tetapi dalam teknis lapangan kegiatan BTP dengan menggunakan

parang tetap dilakukan pada kondisi tertentu dan pada gulma tertentu. Kegiatan

BTP dengan cados dilakukan dengan membongkar sampai perakaran gulma

sedangkan pembabatan dengan menggunakan parang dilakukan dengan membabat

gulma berkayu atau gulma di rawa sampai pangkal gulma sehingga gulma mampu

tertekan pertumbuhannya. Gulma berkayu yang terdapat di Unit Kebun Pinang

(32)

Chromola

malabathr

masalah u

Estate. Un tambahan tanpa adan dalam ben ditentukan biasa dan

menjadi k

[image:32.595.104.507.46.799.2]

BTP yaitu Gambar 4 a. Me Gambar 4 Pe melalui pe

di Unit K

Kegiatan gulma kim penyempr oleh satu yaitu men efisiensi p aena odora ricum, Clide utama dalam ntuk menga untuk setia nya intensif ntuk luasan

n oleh peru

5 jam/HK

karyawan at

u 9 orang.

.

elastoma ma

. Gulma ana

enyemprota enyemprota

Kebun Pina

penyempro

miawi terkon

rotan yang l

divisi dalam ngurangi ko pemupukan, ata (Eupato emia hirta m pengenda atasi kentos ap karyawa

f yang dibe

n area teta

usahaan den

untuk hari

taupun pen

Alat BTP

alabathricu

ak kayu (a)

an. Kegiata an gulma de

ang Sebata

otan ini mer

nsentrasi ya

ebih baik da

m satu kebu

ompetisi un

, memperm

orium odor

dangulma

alian gulma

san ini mak

an membaw

rikan. Kegi

api dihitun

ngan lama j

jumat. Ma gawas seba dan contoh um Melastoma an pengend engan herbi ang Estate rupakan sis ang dikerjak an dilakuka

un yaitu div

nsur hara, a

mudah kontro

ratum), Lan

berkayu lai

a di divisi

ka pihak keb

wa 20 kento

iatan BTP t

g berdasark

jam kerja y

ahasiswa me

agai mando

h gulma ana

a malabathr

dalian gulm

isida. Sistem

yaitu bloc

stem penyem

kan blok pe

an oleh satu

visi II. Tuju

air, dan sin

ol pelaksan

ntana cama

innya. Kent

II Kebun P

bun membe

osan pada s

idak memil

kan jam k

yaitu 7 jam

engikuti ke

or dengan ju

ak kayu da

b. Kenth

ricum dan (b

ma secara k

m semprot

ck spraying

mprotan at

er blok deng

tim sempro

uan pengen

nar matahar

naan panen

ara, Melas

tosan merup Pinang Seb erikan kebij saat antrian liki standar kerja yang m/HK untuk giatan BTP umlah kary apat dilihat hosan b) Kenthosa kimia dilak yang digun

g system (B

au pengend

gan sasaran

ot yang dipe

(33)

memudahkan kutip brondolan sehingga menekan losses fruit (kehilangan hasil),

mempermudah kontrol pekerjaan dari satu gawangan ke gawangan lain dan

menekan populasi hama (terutama pada TBM). Hasil penyemprotan akan

dievalusi oleh tim supervisi yaitu mantri buah dengan menggunakan sistem

structure block supervision (SBS) yaitu sistem pengawasan terhadap blok yang dilakukan pada area yang telah disemprot seminggu setelah aplikasi. Hasil yang

diharapkan dari kegiatan semprot adalah tingkat kematian gulma sasaran sebesar

100% dengan indikasi hasil semprotan merata sesuai sasaran.

Kegiatan pengendalian gulma ini dibagi menjadi dua yang pertama yaitu

semprot piringan, pasar rintis dan TPH sedangkan yang kedua yaitu semprot

gawangan dan lalang. Semua karyawan yang termasuk tim pengendalian secara

kimia ini harus mengikuti arahan dari asisten ataupun mandor semprot

masing-masing. Alat pelindung diri (APD) wajib dipakai oleh karyawan pada waktu

spraying berupa topi, kaca mata, masker hidung, baju seragam apron, masker

hidung, sarung tangan karet (nitrille), celana panjang dan sepatu boot. Selain itu,

mandor semprot wajib membawa dua bendera warna merah untuk memulai dan

mengakhiri pengancakan sedangkan karyawan membawa bendera kuning untuk

tanda apabila herbisida karyawan habis di dalam hanca. Herbisida yang digunakan

dicampur terlebih dahulu di mobil semprot pada waktu pagi hari dan dilakukan

pengadukan secara merata.

Semprot piringan, pasar rintis dan TPH. Kegiatan ini merupakan pemeliharaan beberapa sarana yang terpenting dari produksi dan perawatan yaitu

piringan, pasar rintis dan TPH. Hal ini dilakukan supaya sarana tersebut berfungsi

sebagaimana mestinya, maka sarana tersebut mutlak memerlukan pemeliharaan

yang berkesinambungan. Kegiatan pengendalian gulma ini dilakukan dengan

menggunakan alat semprot Micron Harby Sprayer (MHS) yang berkapasitas 5

liter. Herbisida yang digunakan bermerk Prima Up berbahan aktif gliphosate

dengan konsentrasi 4% (200 cc), dosis 0.5 l/ha dan volume semprot yaitu 40 l/ha.

Bahan ini akan dicampur dengan herbisida bermerk Dejavu dengan konsentrasi

bahan aktif fluroksipir 1% (50 cc/kep), dosis 0.5 l/ha dan volume semprot 40 l/ha .

Frekuensi penyemprotan yaitu 3 kali dalam 1 tahun. Kegiatan penyemprotan

(34)

Tiap pekerja memperoleh hanca dua pasar rintis. Penyemprotan dimulai dari sisi

colectioan road menuju pasar rintis sampai ke colectioan road selanjutnya berpindah ke sisi colectioan road sebelahnya dan menuju ke pasar rintis sampai

ke colectioan road awal penyemprotan. Penyemprotan ini dilakukan oleh

karyawan wanita yang berjumlah 12 orang dengan standar kerja yaitu 4 ha/HK.

Prestasi kerja karyawan yaitu 4 ha/HK dan prestasi kerja penulis yaitu 1.5 ha/HK.

Permasalahan dalam penyemprotan ini yaitu terjadinya hujan pada saat

melakukan penyemprotan sehingga kegiatan ini terhenti. Apabila masalah ini

terjadi maka kegiatan penyemprotan harus dilembur pada hari minggu atau hari

libur.

Semprot gawangan. Kegiatan semprot gawangan ini menggunakan alat semprot RB-15 dengan volume semprot berdasarkan ukuran nozzle. Kegiatan

diawali dengan penghancakan karyawan oleh mandor semprot dari sisi colectioan

road menuju pasar rintis di mana setiap karyawan membawa 1 pasar rintis dan

setengah gawangan mati di sisi kanan dan kiri pasar rintis menuju colectioan road

dan selanjutnya berpindah ke sisi colectioan road sebelahnya dan menuju ke

pasar rintis sampai ke colectioan road awal penyemprotan. Herbisida yang

digunakan untuk daerah rendahan yaitu herbisida bermerk Prima Up berbahan

aktif gliphosate dengan konsentrasi 0.8% (120 cc), dosis 0.32 l/ha dan volume

semprot 40 l/ha. Bahan ini dicampur dengan Meta Prima yang berbahan aktif

metil metsulfuron konsentrasi dengan konsentrasi 0.03% (5 gr), dosis 16 g/ha dan volume semprot 53.3 l/ha. Sedangkan untuk daerah selain rendahan penyemprotan

gawangan menggunakan dengan herbisida bermerk Kenlon yang berbahan aktif

Tryclophir konsentrasi 0.8% (120 cc), dosis 320 cc/ha dan volume semprot 40 l/ha. Standar kerja karyawan yaitu 1.5 ha/HK dan prestasi kerja karyawan yaitu

2.1 ha/HK dengan jumlah karyawan yaitu 16 orang. Dalam kegitan ini penulis

tidak mengikuti kegiatan secara langsung tetapi penulis menjadi pendamping

mandor dengan jumlah karyawan yang diawasi yaitu 14 HK dan luas areal yang

diawasi 30 ha. Permasalahn yang terjadi yaitu pertumbuhan gulma yang sangat

cepat sedangkan frekuensi penyemprotan gawangan ini yaitu 1 kali dalam

setahun. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan frekuensi penyemprotan

(35)

yaitu Clid macam gu dilihat pad Leaf Samp Pe dosis dan dengan ke mencermi teknis, top contoh da yang dila pemupuka adalah unt analisa di kandungan Ke aplikasi p

kemarau p

sama pad

petugas L

sampel di

yang diam

demia hirta,

ulma anak k

da Gambar 5

[image:35.595.115.509.159.303.2]

(a) Sempro

Gambar 5

pling Unit ( ngambilan

n aplikasi p

esatuan unit

nkan keser

pografi dan

aun yang di

akukan pad

an pada tah

tuk memper

i laborator

n hara daun

egiatan peng

emupukan

panjang. Pe

da tiap tahu

SU, kebersi

iusahakan p

mbil tetap ak

, Melastom

kayu lainnya 5. ot gawangan 5. Kegiatan (LSU) sampel dau pemupukan

t sampel ata

ragaman ya

n drainase.

lakukan sek

da tahun 20

hun 2013-2

roleh data t

rium, hal i

n dengan per

gambilan sa

dan tidak b

engambilan unnya deng ihan tempat pokok yang kurat. a malabatr a. Kegiatan n semprot (a) un merupak yang dida

au leaf samp

ang melipu Kegiatan kali dalam 012 diguna 2014. Tuju tentang kand ini dilakuk rtumbuhan ampel daun boleh dilkuk

n sampel da

gan mempe

t sampel LS

g sama dal

richum, Lan

n semprot pi

(b

) gawangan

kan langka

asarkan pad

pling unit ( uti umur tan

ini merupa satu tahun. akan untuk uan utama dungan uns kan karena dan produk

n minimal d

kan pada w

aun harus d

erhatikan fa

SU dan kebe

lam setiap

ntana cama

iringan dan

b) Semprot

dan (b) piri

ah awal dal

da suatu un

(LSU). Keg naman, jen akan kegiat Pengambil k menentuk pengambila

sur hara dala

adanya h

ksi tanaman

dilakukan d

waktu musim

dilakukan p

aktor keber

ersihan sam

tahunnya s

ara dan ber gawangan

t piringan

ingan

lam menent

nit yang di

giatan LSU

nis tanah, k

tan pengam

lan sampel

kan rekome

an sampel

am daun m

hubungan a

kelapa saw

dua bulan se

m hujan ata

pada bulan

rsihan baik

mpel daun. P

(36)

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu egrek, gunting,

kuas, peralatan tulis, cat warna biru, plastik, blanko LSU dan label data LSU.

Petugas LSU terdiri dari 2 orang, petugas 1 bertugas mengamati kondisi tanaman

yang disensus, mencatat data, memotong daun, memisahkan lidi dengan lembar

daun dan menyimpan daun dalam wadah plastik. Petugas 2 memberi label dalam

pokok, mengamati pelepah ke-17 dan memotong pelepah ke-17.

Kegiatan LSU diawali dengan menentukan titik sampling (TS) yaitu

pokok yang akan diambil daunnya sebagai sampel. Nomor TS ditulis pada

pelepah yang kering namun masih melekat pada pokok. Pokok TS pertama berada

pada baris ketiga dan pokok ketiga blok pada posisi barat-selatan. Titik sampling

pertama ditandai dengan nomor 1 dengan garis dua di bawah sedangkan TS

selanjutnya hanya diberi garis satu di bawah angka yang menunjukkan jumlah TS.

Penentuan pokok juga menggunakan sistem LSU yaitu pengaturan cara

menghitung jumlah baris dan pokok serta jumlah sampel yang harus diambil. Jika

sistem LSU menunjukkan angka 12 x 11 = 30 maka sampel yang diambil setiap

pokok ke-12 pada setiap baris ke-11 dengan 30 jumlah TS/unit. Syarat pokok

yang menjadi TS yaitu pokok tidak dekat dengan jalan, sungai, bangunan dan

parit. Tanaman tersebut bukan merupakan tanaman sisipan, masih normal dan

tidak terserang penyakit. Apabila TS tersebut tidak memenuhi syarat tersebut

maka dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) Pokok berada di pinggir jalan maka harus bergeser 2 pokok ke dalam

(2) Pokok dekat parit dan bangunan bergeser 1 pokok

(3) Pokok bersebelahan dengan pokok mati atau kosong maka bergeser 2 pokok

dan

(4) Pokok steril, tumbuh abnormal atau terserang penyakit bergeser 1 pokok.

Daun yang diambil yaitu daun pada pelepah ke-17. Pelepah diturunkan

kemudian mengambil anak daun tengah yaitu anak daun yang terletak diantara

pelepah yang datar dan yang tajam dengan tanda jarum atau tonjolan. Jumlah anak

daun yang diambil yaitu 6 lembar yang terdiri dari 3 lembar sebelah kanan

pelepah dan 3 lembar sebelah kiri pelapah. Anak daun diambil bagian tengah daun

sepanjang 20 cm kemudian memisahkan lembar daun dengan lidinya dimana

(37)

sebelah k selesai dia Ke hara pada foto tanam melakukan secara teo di divisi Permasala karyawan Gambaran (a) Pe pel

Gambar 6

Pemupuk Pe Prinsip ut adalah set direkomen dilakukan bisnis per efisien de anan dimas ambil kemu egiatan LSU

a tanaman k

man kelapa

n pengamat

ori melalui s

II bersama

ahan yang t

LSU sehi

n tentang ke

ngambilan lepah ke-17

6. Kegiatan daun, da

kan

mupukan m

tama dalam tiap pokok ndasikan ol untuk men rkebunan. engan mem sukkan ke dian dipoto

U yang lain

kelapa sawi sawit yang tan dengan sosialisasi d a karyawan terjadi pada ingga pelat egiatan LSU 7

n LSU (a) p an (c) penyi

merupakan

m aplikasi at

harus men

leh departe

ncapai produ

Kegiatan p

mperhatikan kantong pl ng-potong d yaitu penga it. Pengama kekurangan mudah. Ma

dari MRC d

n di blok

a waktu ke

tihan LSU

U dapat dilih

(b) Penentu daun pengambila impanan po kegiatan pe tau penabur nerima tiap ement mina uktivitas ta pemupukan

6 faktor p

lastik hitam

dengan uku

amatan visu

atan visual

n unsur hara

ahasiswa m

dan pengam

lama A 1

egiatan LSU

perlu dila

hat pada Ga

uan anak

an pelepah tongan daun

emberian u

ran pupuk d

p jenis pupu

amas resear

naman yang

harus dila

pemupukan

m. Sampel d

uran 2 cm.

ual terhadap

ini menggu

a sehingga t

engikuti ke

mbilan LSU

11 dengan

U yaitu kur

akukan lebi mbar 6. (c) P p ke-17, (b) n

unsur hara k

di perkebun

uk sesuai d

rch centre

g menjadi t

akukan sec

n yaitu, jen

daun yang

p defisiensi u

uanakan ban

tim LSU m

(38)

aplikasi, penyimpanan pupuk, waktu aplikasi, cara aplikasi dan tempat

diaplikasikan.

Kegiatan pemupukan di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate menggunakan

sistem yang dinamakan block manuring system (BMS) yang berada di divisi IV.

Kegiatan pemupukan ini merupakan sistem pemupukan terkonsentrasi yang

dikerjakan blok per blok dengan sasaran mutu pemupukan yang lebih baik,

supervisi lebih fokus dan produktivitas yang lebih tinggi. Organisasi pemupukan

meliputi tukang until, tukang angkut pupuk, tukang langsir/ecer pupuk dan tukang

tabur pupuk dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas pemupukan. Alat

pelindung diri (APD) wajib dipakai oleh karyawan pada waktu pemupuk yaitu

baju lengan panjang, sarung tangan, clemek, ember, mangkuk, masker hidung,

pelindung mata dan muka (face visor), sarung tangan karet (nitrille), baju lengan

panjang, celana panjang dan sepatu boot.

Until pupuk. Kegiatan penguntilan pupuk dilakukan di gudang sentral kebun di mana untilan, jenis dan berat pupuk disesuaikan dengan rencana areal

yang akan dipupuk dan kemampuan penabur. Penguntilan diawali dengan

menentukan blok mana yang akan dipupuk besok hari dan apa jenis pupuk serta

dosisnya. Goni untuk untilan digunakan eks goni pupuk sebelumnya, tidak boleh

menggunakan goni yang baru dibuka. Hal ini perlu dilakukan karena jumlah goni

bukan baru merupakan kontrol apakah jumlah kilogram atau zak yang dibuka

sama dengan jumlah yang sudah diuntil. Untilan disusun (ditumpuk 10 until)

sedemikian rupa sehingga mudah menghitungnya. Pupuk yang sudah diuntil harus

segera ditabur besok harinya agar tidak terjadi proses penggumpalan. Permaslahan

yang terjadi yaitu jumlah karung until yang kurang karena hilang pada waktu

pemupukan sehingga menghambat proses penguntilan pupuk. Perusahaan

seharusnya menyedi akan jumlah karung yang mencukupi pada waktu penguntilan

sehingga proses penguntilan pupuk ini bisa berjalan dengan lancar. Basis until

pupuk untuk setiap karyawan yaitu 1,500 kg/HK.

Pengeceran pupuk. Pengeceran pupuk adalah kegiatan memuat pupuk yang ada di gudang untuk selanjutnya dikirim ke lapang. Kegiatan pengeceran

pupuk dilakukan karyawan muat pupuk menggunakan truk muat dengan

(39)

road (CR) pada tempat penumpukan pupuk (TPP) yang telah ditentukan jumlahnya sesuai dengan dosis pupuk. Pengeceran pupuk dilakukan oleh pemuat

dengan jumlah pemuat yaitu 2 HK untuk setiap unit angkutan sedangkan premi

yang diberikan yaitu Rp 8,000/ton. Pengeceran harus dilakukan blok per blok,

bila dosis blok yang satu dengan berikutnya sama maka pengeceran dapat

dilakukan langsung per collection road. Kegiatan pengeceran di kebun ini perlu

diperhatikan karena bentuk area pertanaman kelapa sawit berupa terasan atau

berbukit-bukit. Hal ini mengakibatkan daerah tersebut makin banyak jalan kontur

sehingga mempersulit dalam pengeceran. Solusi permasalahan ini yaitu adanya

rencana pengeceran pupuk untuk setiap perlakuan pada peta detail, sehingga pada

waktu pelaksanaan pemupukan sudah ada pedoman yang pasti.

Langsir Pupuk dan Penaburan Pupuk. Pelaksanaan pemupukan berdasarkan BMS terdiri dari 1 orang tukang langsir pupuk dan 2 orang penabur

pupuk. Pelangsiran dilakukan dengan menggunakan angkong dan berada di depan

tukang penabur pupuk yang dimulai dari pinggir CR ke pasar tengah. Untilan

pertama diletakkan di pasar rintis pada pokok pertama dari col. Untilan berikutnya

mengikuti ketentuan sesuai dengan jumlah untilan per rintis. Perpindahan

pelangsir menuju ke sebelah timur atau barat blok.Penaburan pupuk dimulai dari

pinggir CR ke pasar tengah. Untilan ke -1 langsung dipupukkan dari pinggir

collection road. Penaburan dimulai dari pinggir CR di mana untilan telah tersedia menuju sisi barat atau timur blok sesuai dengan jumlah pokok yang harus dipupuk

per untilan. Penaburan dilakukan dengan takaran tertentu untuk tiap pokok sesui

dosis yang direkomendasikan dan ditabur melingkar merata di permukaan tanah di

piringan sebelah luar. Mahasiswa mengikuti kegiatan pengeceran pupuk.

pemupukan secara langsung di lapangan dan sebagai pengawas atau pendamping

mandor. Basis yang ditetapkan oleh perusahaan untuk tenaga kerja pupuk

(pengecer dan penabur) adalah 450 kg/HK dengan jumlah karyawan pupuk yaitu

30 orang. Mahasiswa mengikuti kegiatan pemupukan MOP dengan prestasi kerja

penulis yaitu 210 kg/HK sedangkan prestasi kerja karyawan pupuk sama dengan

standar yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu 450 kg/HK dan jumlah karyawan

(40)

Aplikasi pemupukan. Tanaman kelapa sawit di Unit kebun Pinang Sebatang Estate merupakan Tanaman Menghasilkan (TM) sehingga pemupukan

diaplikasikan 2 kali/tahun. Aplikasi pertama dilakukan pada bulan Februari–Mei

sedangkan aplikasi kedua dilakukan harus sudah selesai di bulan Oktober pada

setiap tahun berjalan. Aplikasi pemupukan ini sering terganggu dengan adanya

hujan dipagi hari. Apabila terjadi hujan dipagi hari maka kegiatan pemupukan

akan diundur esok harinya sehingga mengakibatkan aplikasi pemupukan menjadi

[image:40.595.107.515.271.497.2]

mundur. Jenis pupuk, dosis dan aplikasi pupuk dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Jenis pupuk, dosis dan aplikasi tahun 2011-2012

Jenis pupuk Aplikasi Dosis pupuk per tahun tanam

1994 1995 1996 1997 1998 1999 2001 ...kg/pokok...

Urea 1 1.0 1.0 1.1 1.0 1.1 1.1 1.1

2 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0

Rock Phosphate 1 1.3 1.2 1.4 1.2 2.0 1.5 1.5

2 0 0 0 0 0 0 0

MOP 1 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

2 1.3 1.3 1.4 1.3 1.3 1.4 1.4

Dolomit 1 1.4 0.2 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0 0

Kieserit 1 1.2 1.4 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8

2 0 0 0 0 0 0 0

HGFB 1 0.1 0.2 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

2 0 0 0 0 0 0 0

Sumber : Kantor Besar Unit Kebun Pinang Sebatang Estate

Pengawasan pemupukan. Pengawasan pemupukan dengan menggunakan metode strukture block supervision (SBS) ini ditujukan kepada karyawan, mandor

pupuk dan divisi. Pengawasan dilakukan terhadap untilan tertinggal, pokok tidak

terpupuk, pupuk tidak merata, tidak tepat sasaran, peralatan yang meliputi karung

tercecer dan takaran tertinggal. Pengawasan dilakukan berdasarkan ketentuan

kebun dan khusus bagi penabur/pengecer yang dikategorikan buruk menjadi

tambahan untuk diperiksa sampai mengalami perubahan menjadi baik. Hasil yang

diharapkan dari kegiatan pemupukan adalah pokok terpupuk 100% dengan

indikasi hasil pemupukan merata dan sesuai dosis rekomendasi. Pelaksanaan

pemupukan di kebun memerlukan penanganan khusus karena kondisi areal yang

(41)

(terutama sungai, jur tanaman penaburan mandor pu Pengenda De mendukun intergrate

di kebun h

penggunaa

healthy fo

terhadap

tanaman b

secara terp

(c

pada areal

rang atau p

bervariasi.

n pupuk dil

upuk.

alian Hama eteksi ham

ng pelaksa

ed pest mana

harus memp

an pestisida

food”. Unit hama ulat

bermanfaat

padu dapat d

(a) Cassia

c) Antigono

berteras), b

alung. Hal

Untuk m

lakukan ole

a dan Penya ma dan pen

anaan peng

agement (IP prioritaskan

a sehingga

t Kebun P

api Setoth

(beneficial p

dilihat pada

a cobanensis

n leptopus

barisan dala

ini mengak

mengatasi h

eh 1 orang

akit nyakit sec gendalian PM). Setiap n pemanfaat produk yan Pinang Seb hosea asign

plant). Jeni a Gambar 6.

s

am 1 rintis

kibatkan jum

hal tersebu

dengan pe

ara dini m

hama seca

p usaha peng

tan biologic

ng dihasilka

atang Esta

na Van Ee is tanaman . (b (d) K tidak tembu mlah pokok

ut maka p

engawasan merupakan ara terpadu gelolaan ha cal control an berwaw ate melakuk ecke denga untuk meng b) Turnera andang buru

us akibat ad

dalam 1 ba

pelangsiran

yang ketat

tindakan

u atau di

ama dan pen

dan minim

asan “clean

(42)

Gambar 7. Pengendalikan hama secara terpadu (a) Cassia cobanensis, (b) Turnera subulata, (c) Antigonon leptopus dan (d) Kandang burung hantu

Penanaman tanamanbermanfaat di areal terbuka di sekitar tanaman kelapa

sawit sebagai inang musuh alami dari ulat kantong maupun ulat api. Jenis

tanaman yang harus dikembangkan adalah Cassia cobanensis, Turnera subulata

dan Antigonon leptopus. Pengendalian hama tikus dilakukan dengan

pengembangbiakan burung hantu (Tyto alba) yang termasuk golongan burung

buas (carnivora) yang umumnya memakan mangsanya dalam kondisi hidup.

Burung hantu dikembangbiakkan dengan memasang kandang burung hantu (nest

box) 1 buah per 20 ha. Pada kegiatan ini mahasiswa melakukan pengawasan

penanaman Turnera subulata di area pembibitan dengan jumlah mandor yang

diawasi yaitu 2 orang dan dilakukan selama 8 jam.

Penunasan Pelepah (prunning)

Penunasan pelepah (prunning) bertujuan untuk pemeliharaan pelepah daun

produktif dengan cara mengurangi jumlah pelepah yang kurang produktif sampai

pada batas tertentu yang tidak menyebabkan kemampuan fotosintes di daun

terganggu sehingga pertumbuhan vegetatif dan generatif menjadi optimal.

Penunasan juga bertujuan untuk mempermudah pekerjaan potong buah (

Gambar

Tabel 1. Data produktivitas tandan buah segar (TBS) tahun 2006-2011
Gambar 1. Produktivitas tandan buah segar (TBS) tahun 2006 – 2011
Gambar 2. Struktur Organisasi Unit Kebun Pinang Sebatang Estate tahun
Gambar 3. Kegiatan (a) Penanaman kecambah, (b) Pemeliharaan nursery
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karakter seleksi jagung hibrida yang berpengaruh langsung terhadap hasil pada kondisi kekeringan adalah tinggi tanaman, luas daun, panjang tongkol, diameter tongkol, dan

pada saat dilapangan pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, dan hasil buah tanaman cabai menujukan hasil yang tidak berbeda nyata dengan hasil pada media

Hasil penelitian ini menunukan bahwa (1) Pengungkapan CSR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan (2) Profitabilitas sebagai variabel moderating mampu

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca mengenai model pembelajaran aktif dengan strategi giving questions and getting answers

Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘ etika ’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma- norma yang menjadi pegangan bagi

In the third step the predicted models from the Coarse Classification including the ratings and the new found edges from Image Based Verification are used together to do a

Membawa : Laptop, Kabel Roll, Modem dan Flasdisk Acara : Kualitas Data Sekolah. Demikian atas perhatian dan kehadirannya disampaikan

meningkatkan keinginan belajar siswa yang awalnya guru hanya menerapkan metode ceramah tanpa adanya media, motivasi siswa terhadap belajar rendah dan apabila dibantu