PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN KROMIUM
Echinochloa cruss-galli
DAN
Eleusine indica
PADA KOMBINASI
PUPUK ORGANIK DAN LIMBAH PADAT INDUSTRI
TEKSTIL
CHILDA KHOLIDAH
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pertumbuhan dan Kandungan Kromium Echinochloa cruss-galli dan Eleusine indica pada Kombinasi Pupuk Organik dan Limbah Padat Industri Tekstil adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, November 2013
Childa Kholidah
ABSTRAK
CHILDA KHOLIDAH. Pertumbuhan dan Kandungan Kromium Echinochloa cruss-galli dan Eleusine indica pada Kombinasi Pupuk Organik dan Limbah Padat Industri Tekstil. Dibimbing oleh TRIADIATI dan SULISTIJORINI.
Logam berat yang terdapat pada limbah industri tekstil di antaranya adalah logam kromium. Limbah padat yang dibuang ke lingkungan potensial sebagai media tumbuh bagi rumput-rumputan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui respon
pertumbuhan dan kandungan kromium Echinochloa cruss-galli dan Eleusine indica
pada kombinasi pupuk organik dan limbah padat industri tekstil. Kandungan
kromium diukur menggunakan AAS. Kombinasi media yang digunakan terdiri atas
lima perlakuan yaitu tanah, tanah:limbah (1:1), tanah:limbah:kompos (1:1:1), limbah:kompos (1:1), dan limbah. Analisis media tanam menunjukkan bahwa kombinasi media limbah:kompos merupakan media dengan kandungan hara makro, rasio C/N, dan kandungan logam kromium yang tinggi. Kandungan kromium pada kombinasi media semakin menurun dengan ditambahkan tanah dan kompos. Biomassa tajuk dan akar serta luas daun total pada kombinasi media tanah:limbah:kompos dan limbah:kompos menunjukkan pertumbuhan yang sama, namun biomassa tanaman pada kombinasi media limbah:kompos lebih besar daripada media lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi media tanah:limbah:kompos
dan limbah:kompos mendukung pertumbuhan yang baik bagi kedua tanaman tersebut.
Kandungan kromium pada daun yang paling tinggi dihasilkan oleh media limbah:kompos yaitu sebesar 6.18 ppm.
Kata kunci : Echinochloa cruss-galli, Eleusine indica, kromium, limbah tekstil.
ABSTRACT
CHILDA KHOLIDAH. Growth and Chromium Content of Echinochloa cruss-galli and Eleusine indica in Combination of Organic Fertilizer and Sludge of Textile Industry. Supervised by TRIADIATI and SULISTIJORINI.
One of heavy metal from sludge of textile industry is chromium. The sludge which discarded to the environment is a potential as growing media for grasses. The aim of this research was to measure the growth of Echinochloa cruss-galli and Eleusine indica in combination of organic fertilizer and the sludge of textile industry. The chromium content of both plants was measured by using AAS. The media combination that was used consist of five treatments, that was soil, soil:sludge (1:1), soil:sludge:compost (1:1:1), sludge:compost (1:1), and sludge. Analysis of growing media showed that the combination of the sludge:compost was the media with the high of macro nutrients, C/N ratio, and chromium content. The content of chromium in media reduced as the addition of soil and compost. The shoot and root biomass, and the total leaf area in combination of soil:sludge:compost and sludge:compost has the same growth, but in sludge:compost media was higher of plant biomass than others. It showed that the combination of soil:sludge:compost and
sludge:compost supported the growth of both plants. The highest leaves chromium
content in sludge:compost media was 6.18 ppm.
PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN KROMIUM
Echinochloa cruss-galli
DAN
Eleusine indica
PADA KOMBINASI
PUPUK ORGANIK DAN LIMBAH PADAT INDUSTRI
TEKSTIL
CHILDA KHOLIDAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Pertumbuhan dan Kandungan Kromium Echinochloa cruss-galli
dan Eleusine indica pada Kombinasi Pupuk Organik dan Limbah Padat Industri Tekstil
Nama : Childa Kholidah NIM : G34090055
Disetujui oleh
Dr Triadiati, MSi Pembimbing I
Dr Ir Sulistijorini, MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Iman Rusmana, MSi Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini ialah akumulasi logam berat, dengan judul Pertumbuhan dan Kandungan Kromium
Echinochloa cruss-galli dan Eleusine indica pada Kombinasi Pupuk Organik dan Limbah Padat Industri Tekstil.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Triadiati, MSi dan Dr Ir Sulistijorini, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, saran, dan nasihat selama penelitian hingga penulisan skripsi ini. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada Dr Sri Listiyowati, MSi selaku wakil komisi pendidikan yang telah memberikan nasihat dan masukan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada staf Rumah Kaca Departemen Biologi dan Laboratorium Terpadu Biologi IPB yang telah banyak membantu dalam menyediakan bahan dan peminjaman alat, serta Bapak Imam yang telah membantu dalam memperoleh benih rumput-rumputan.
Ungakapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga tercinta, Ayah H. Chaerudin, Ibu Hj. Salamah (almh), Ibu Bahjah, Kak Chaerunnisa, Kak Windi Setia Kurniawan, Kak Chaerotul Amaliyah, Husniatul Amalia, Sri Nurviana Millenia, dan Zahiratul Fauzia atas segala doa, kasih sayang, dan dukungan yang telah diberikan. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman Biologi angkatan 46 khususnya sahabat-sahabat tersayang: Suci, Dian, Firdha, Novita, Ai, dan Dwi, keluarga Observasi Wahana Alam (OWA) Biologi FMIPA IPB, Kak Lady Diana, teman-teman kost WH (Kak Dyah, Sisil, Deby, Novia, Nurul, Wiwi, Dina, Rita, Evi, dan Siti), serta teman-teman satu bimbingan skripsi: Monika, Diah, Alfred, dan Yuliatul atas doa, semangat, dan dukungan yang telah diberikan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, November 2013
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
METODE PENELITIAN 2 Alat 2 Bahan 2
Prosedur Analisis Data 2
Persiapan dan Analisis Media Tanam 2
Analisis Kandungan Logam Cr pada Media Tanam 2
Persemaian, Penanaman, dan Pengamatan Pertumbuhan Tanaman 3
Analisis Kandungan Logam Cr pada Daun 3
Analisis Data 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 3
Analisis Media Tanam dan Logam Cr 3
Pertumbuhan 4
Tinggi Tanaman 4
Jumlah Daun Per Rumpun 5
Jumlah Anakan Per Rumpun 6
Bobot Basah (BB) Tajuk dan Akar 8
Bobot Kering (BK) Tajuk dan Akar 8
Panjang Akar dan Luas Daun Total 10
Kandungan Cr pada Daun 11
SIMPULAN DAN SARAN 12
Simpulan 12
Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 12
DAFTAR TABEL
1 Kualitas dan kadar Cr pada masing-masing kombinasi media tanam 4
2 Bobot basah tajuk dan akar 8
3 Bobot kering tajuk dan akar 9
4 Panjang akar dan luas daun total 10
5 Kandungan Cr pada daun 11
DAFTAR GAMBAR
1 Tinggi tanaman (a) E. cruss-galli dan (b) E. indica pada masing-masing
perlakuan media tanam 5
2 Jumlah daun per rumpun (a) E. cruss-galli dan (b) E. indica pada
masing-masing perlakuan media tanam 6
3 Jumlah anakan per rumpun (a) E. cruss-galli dan (b) E. indica pada
masing-masing perlakuan media tanam 7
4 Akar (a) E. cruss-galli dan (b) E. indica masing-masing perlakuan 9
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri tekstil di Indonesia berkembang dengan pesat, namun berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan akibat limbah yang dihasilkan. Pencemaran yang bersumber dari limbah industri, dapat mengganggu kesehatan manusia. Hal tersebut diperoleh dari sebagian besar logam yang diketahui bersifat toksik atau racun (El-said et al. 2010). Limbah mengandung bahan kimia yang digunakan sebagai bahan utama atau tambahan dalam proses produksinya. Bahan kimia pada limbah mengandung logam berat yang berbahaya atau beracun. Logam berat pada jaringan tanaman dapat diserap melalui akar dan stomata daun yang selanjutnya akan masuk ke dalam siklus rantai makanan (Alloway 1990). Timbal (Pb), kadmium (Cd), aluminium (Al), dan kromium (Cr) adalah jenis logam yang terkandung pada limbah industri tekstil. Tanaman menyerap logam Cr yang berada pada rizosfer akar. Translokasi Cr pada batang sangat rendah, serta pada daun dan biji juga rendah (Lahouti dan Peterson 1979). Baku Mutu Limbah Padat IPAL berdasarkan PP.18 Jo. 85/1999 yaitu untuk kromium maksimal 5.0 mg/L (ppm). Adapun konsentrasi normal Cr pada tanaman umumnya antara 0.01 sampai 1 ppm per bobot kering (Srivastava dan Gupta 1996).
Sejumlah tumbuhan memiliki sifat hiperakumulator, yakni mampu mengakumulasi logam berat pada konsentrasi yang tinggi pada jaringan akar dan tajuknya. Akumulator logam dapat menggunakan berbagai tumbuhan, termasuk pohon, rumput-rumputan, dan tumbuhan air. Jenis rumput yang memiliki kemampuan akumulasi logam berat di antaranya adalah Vetiveria zizanioides
(rumput akar wangi). Rumput akar wangi bisa mentolerir Cu lebih tinggi dari ambang batas yaitu 13-15 mg/kg (Roongtanakiat et al. 2003). Echinochloa cruss-galli (L.) P. Beauv dan Eleusine indica (L.) Gaertn merupakan tumbuhan golongan rumput-rumputan (Poaceae) dan golongan tumbuhan C4. Umumnya tanaman C4 mengalami proses fotorespirasi yang sangat rendah, karena konsentrasi CO2 di sel seludang pembuluh tinggi akibat senyawa berkarbon empat
(oksaloasetat) yang dibentuk di mesofil dipompa ke sel seludang pembuluh. Hal ini pula yang menyebabkan tanaman C4 relatif tahan terhadap kekeringan daripada tanaman C3 (Voznensenskaya et al. 2003). Rumput-rumputan umumnya dapat dikonsumsi oleh hewan ternak, seperti di padang rumput dan lahan terlantar (Michael 1978). Namun kedua tanaman rumput tersebut belum diketahui kemampuannya untuk mengakumulasi logam berat seperti Cr.
Tujuan Penelitian
2
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan Juli 2013 di Rumah Kaca Departemen Biologi, FMIPA, IPB. Analisis media tanam dilakukan di Balai Penelitian Tanah (BALITTAN), Laboratorium Preparasi Bahan, Fakultas Peternakan, dan Laboratorium Kimia Terpadu, Departemen Kimia, FMIPA, IPB.
Alat
Alat yang digunakan yaitu timbangan, polibag berukuran volume 5 kg, sekop, kamera, meteran, leaf area meter, oven, gelas ukur, hotplate, tabung digest, dan alat AAS.
Bahan
Bahan yang digunakan yaitu limbah padat (sludge) industri tekstil, benih
Echinochloa cruss-galli dan Eleusine indica (koleksi BIOTROP), tanah disekitar Rumah Kaca Departemen Biologi, kompos, dan air.
Prosedur Analisis Data
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor kesatu yaitu media tanam, terdiri atas lima perlakuan 1) tanah, 2) tanah:limbah, 3) tanah:limbah:kompos, 4) limbah:kompos, dan 5) limbah. Faktor kedua yaitu jenis tanaman, Echinochloa cruss-galli dan Eleusine indica.
Persiapan dan Analisis Media Tanam
Media tanam dibuat dengan lima perlakuan yaitu 1) tanah, 2) tanah:limbah (1:1) (b/b), 3) tanah:limbah:kompos (1:1:1) (b/b/b), 4) limbah:kompos (1:1) (b/b), dan 5) limbah. Analisis media tanam dilakukan di BALITTAN. Parameter yang diamati meliputi pH media, nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan rasio C/N.
Analisis Kandungan Logam Cr pada Media Tanam
Masing-masing media tanam (kering) ditimbang sebanyak 1 g lalu dimasukkan ke dalam tabung digest dan ditambahkan 1 ml asam perklorat (HClO4) pekat dan 5 ml asam nitrat (HNO3) pekat, kemudian didiamkan satu
3 diencerkan dengan air bebas ion menjadi 100 ml, lalu dikocok. Ekstrak jernih diukur dengan alat AAS (BALITTAN 2005).
Persemaian, Penanaman, dan Pengamatan Pertumbuhan Tanaman
Benih tanaman di tanam pada semaian menggunakan media kompos sampai berumur ± 1 minggu. Tanaman yang tumbuh (tinggi ± 10 cm) dipindahkan ke dalam masing-masing media tanam pada polibag berukuran volume 5 kg. Pemeliharaan tanaman dilakukan hingga tanaman mencapai fase akhir vegetatif yaitu muncul bunga dan dilakukan penyiraman dengan air secara teratur. Pengamatan pertumbuhan yang dilakukan antara lain tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan per rumpun. Saat panen dilakukan pengukuran terhadap panjang akar, luas daun total, serta biomassa akar dan tajuk (bobot basah dan bobot kering). Penghitungan bobot basah tanaman dilakukan dengan menimbang akar, batang, daun, dan malai secara terpisah. Bobot kering akar, batang, daun, dan malai diperoleh dengan cara pengeringan menggunakan oven pada suhu 70 ºC berturut-turut selama 4, 6, 6, dan 5 hari. Bobot basah tajuk diperoleh dari bobot basah batang, daun, dan malai. Begitu pula bobot kering tajuk diperoleh dari bobot kering batang, daun, dan malai.
Analisis Kandungan Logam Cr pada Daun
Metode analisis kandungan logam Cr pada daun sama seperti analisis kandungan logam Cr pada media tanam. Berat bahan kering yang dianalisis sebesar 5 g dan dimasukkan ke dalam 6 ml HClO4 dan 30 ml HNO3.
Analisis Data
Analisis data dilakukan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) melalui program SPSS versi 16.0. Apabila terdapat beda nyata maka dilanjutkan dengan menggunakan Uji Lanjut Duncan pada taraf 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Media Tanam dan Logam Cr
4
limbah:kompos tergolong tinggi yaitu 17 (Hardjowigeno 1995). Kandungan logam Cr tertinggi terdapat pada media limbah yaitu 9.83 ppm dan terendah terdapat pada media tanah yaitu 0.85 ppm (Tabel 1).
Tabel 1 Kualitas dan kadar Cr pada masing-masing kombinasi media tanam Media
Komposisi media yang mengandung limbah padat industri tekstil sebagian besar terdiri atas bahan organik yang mengandung unsur hara makro yang berpotensi dimanfaatkan sebagai media tanam. Keberadaan limbah dalam media akan mempengaruhi kualitas pertumbuhan tanaman, terutama media yang mendapatkan hara tambahan dari kompos. Fungsi kompos yang utama adalah membantu memperbaiki struktur serta kinerja tanah, meningkatkan pH dan nitrogen. Kompos pada tanah tailing dapat meningkatkan kandungan nitrogen dan fosfor (Wasis dan Fathia 2011). Selain itu, kompos juga mampu meningkatkan penyerapan dan daya simpan air (Elfiati dan Siregar 2010).
Kandungan karbon C dan N dapat diperoleh dari kompos yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman (Amelia 2011). Selain itu, kandungan C dan N yang optimum akan membantu bakteri dalam mineralisasi sehingga unsur hara meningkat. Gazer (2005) menyatakan bahwa mikroorganisme tumbuh baik dengan jumlah unsur C yang tinggi. Hal ini terlihat dengan unsur C dan N yang meningkat pada kombinasi media tanah:limbah:kompos dan limbah:kompos, sehingga menunjang pertumbuhan tanaman (Tabel 1).
Kandungan logam Cr paling rendah terdapat pada media tanah. Keberadaan tanah dan kompos pada kombinasi media menghasilkan kandungan Cr yang semakin menurun. Hal ini dikarenakan kompos mengandung bahan organik yang penting pada tanah, mampu bereaksi dengan ion logam membentuk senyawa kelat yang diikat oleh fitokelatin (Ulfin dan Widya 2005). Berdasarkan hasil analisis, kandungan Cr pada kombinasi media limbah:kompos dan media limbah cukup tinggi yaitu berkisar antara 6.58-9.83 ppm. Kadar tersebut melebihi Baku Mutu Limbah Padat IPAL berdasarkan PP.18 Jo. 85/1999 yaitu untuk kromium maksimal 5.0 mg/L (ppm).
Pertumbuhan
5
(a)
(a)
(b)
Gambar 1 Tinggi tanaman (a) E. cruss-galli dan (b) E. indica pada masing-masing perlakuan media tanam. Media tanah , tanah:limbah , tanah:limbah:kompos , limbah:kompos , dan limbah
6
7
Respon umum pertumbuhan menunjukkan bahwa media berisi limbah dan kompos memberikan pertumbuhan yang baik (tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan lebih besar). Tinggi tanaman E. indica pada media limbah di minggu ke-2 melambat hingga minggu ke-3 kembali bertambah tinggi. Jumlah daun E. cruss-galli mulai bertambah pada minggu ke-4, sedangkan E. indica
8
tanaman. Pertumbuhan tanaman meningkat seiring pertambahan waktu, dapat ditunjukkan dengan kurva sigmoid pertumbuhan yang terdiri atas fase eksponensial, linier, dan senescence. Fase eksponensial adalah fase tumbuhan tumbuh meningkat dan cenderung singkat. Fase linier tumbuhan terjadi pertambahan ukuran berlangsung secara konstan, biasanya pada waktu maksimum selama beberapa waktu. Fase senescence ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua (Salisbury dan Ross1995).
Bobot Basah (BB) Tajuk dan Akar. Bobot basah tajuk dan akar hidup dipengaruhi oleh interaksi antara media dan jenis tanaman, sedangkan bobot basah akar mati tidak dipengaruhi oleh interaksi antara media dan jenis tanaman tetapi dipengaruhi oleh jenis tanaman saja. Bobot basah tajuk dan akar hidup kedua tanaman masing-masing pada kombinasi media tanah:limbah:kompos tidak berbeda nyata dengan kombinasi media limbah:kompos.
Bobot basah tajuk terbesar pada E. cruss-galli dihasilkan oleh kombinasi media tanah:limbah:kompos (147.20 g), sedangkan E. indica dihasilkan oleh kombinasi media limbah:kompos (98.39 g). Bobot basah akar hidup E cruss-galli
dihasilkan oleh kombinasi media limbah:kompos (8 780 mg), sedangkan E. indica
dihasilkan oleh media tanah (1 290 mg) (Tabel 2).
Tabel 2 Bobot basah tajuk dan akar
Media Jenis nyata pada taraf Uji Lanjut Duncan 5%
Bobot Kering (BK) Tajuk dan Akar. Bobot kering tajuk dan akar dipengaruhi oleh interaksi antara media dan jenis tanaman. Bobot kering tajuk kedua tanaman pada kombinasi media tanah:limbah:kompos tidak berbeda nyata dengan kombinasi media limbah:kompos. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa kedua kombinasi media tersebut menghasilkan bobot kering tajuk dan akar hidup lebih banyak daripada media lainnya.
9 kering tajuk dan akar hidup terbesar yaitu masing-masing sebesar 15.08 g dan 890 mg (Tabel 3).
Bobot kering akar hidup E. cruss-galli dan E. indica lebih banyak dihasilkan pada kombinasi media tanah:limbah:kompos dan limbah:kompos. Hal ini terlihat dengan akar yang lebih banyak/lebat (Gambar 4).
Tabel 3 Bobot kering tajuk dan akar
Media Jenis nyata pada taraf Uji Lanjut Duncan 5%
(a) (b)
Gambar 4 Akar (a) E. cruss-galli dan (b) E. indica masing-masing perlakuan media tanam. (I) tanah, (II) tanah:limbah, (III) tanah:limbah:kompos, (IV) limbah:kompos, dan (V) limbah
Media yang berisi limbah dan kompos menghasilkan bobot basah dan bobot kering tanaman yang tinggi. Bobot basah merupakan jumlah air yang terkandung dalam jaringan atau organ tumbuhan (Salisbury dan Ross 1995), sedangkan bobot kering merupakan efisiensi penyerapan dan pemanfaatan energi matahari yang tersedia sepanjang musim tanam (Gardner et al. 1991). Hasil fotosintesis akan berpengaruh terhadap bobot basah tanaman. Khususnya kombinasi media limbah:kompos yang mengandung kompos lebih besar daripada kombinasi tanah:limbah:kompos, menghasilkan bobot basah yang lebih besar daripada media yang tidak mengandung kompos. Bobot kering dapat dikatakan pula sebagai nilai biomassa tanaman. Penelitian ini menunjukkan bahwa bobot
10
tajuk yang besar ditunjang dengan bobot akar hidup yang juga semakin besar. Hal ini dipengaruhi dengan keberadaan kompos pada media yang mampu meningkatkan status nutrisi tanaman sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman dengan nilai biomassa tanaman yang besar. Adapun bobot akar mati menunjukkan tingkat stres pada tanaman. Semakin besar nilai bobot akar mati, maka tingkat stres tanaman juga besar.
Panjang Akar dan Luas Daun Total. Panjang akar tanaman tidak dipengaruhi oleh interaksi antara media dan jenis tanaman, sedangkan luas daun total dipengaruhi oleh interaksi antara media dan jenis tanaman. Luas daun total kedua tanaman pada kombinasi media tanah:limbah:kompos tidak berbeda nyata dengan kombinasi limbah:kompos, dan media tanah, kombinasi tanah:limbah, dan media limbah tidak berbeda nyata satu sama lain.
Panjang akar paling besar kedua tanaman masing-masing sebesar 37.8 cm (E. cruss-galli) dan 51.8 cm (E. indica). Luas daun total terbesar dihasilkan oleh kombinasi media limbah:kompos yaitu sebesar 2 574.36 cm2 (E. cruss-galli) dan 1 546.20 cm2 (E. indica) (Tabel 4).
Tabel 4 Panjang akar dan luas daun total
Media Jenis
Tanah:Limbah:Kompos E. cruss-galli 32.4 a 2 542.16 a
E. indica 43.2 a 1 395.91 bc nyata pada taraf Uji Lanjut Duncan 5%
11 Kandungan Cr pada Daun. Kandungan Cr pada daun perlakuan kombinasi media limbah:kompos paling tinggi dibandingkan kombinasi media lainnya yaitu sebesar 6.18 ppm, sedangkan kandungan Cr pada daun yang terendah dihasilkan oleh media limbah sebesar 0.79 ppm. Kandungan Cr pada daun yang tertinggi dan terendah dihasilkan oleh E. indica.
Tabel 5 Kandungan Cr pada daun
Media Jenis Tanaman Kandungan Cr (ppm)
Tanah E. cruss-galli 1.10
E. indica 1.35
Tanah:Limbah E. cruss-galli 6.13
E. indica 2.62
Tanah:Limbah:Kompos E. cruss-galli 1.28
E. indica 0.82
Limbah:Kompos E. cruss-galli 1.40
E. indica 6.18
Limbah E. cruss-galli 2.04
E. indica 0.79
Kandungan Cr tertinggi pada daun dihasilkan oleh kombinasi media limbah:kompos yaitu sebesar 6.18 ppm, yang dihasilkan oleh E. indica. Adapun kandungan Cr pada kombinasi media tersebut sebesar 6.58 ppm (Tabel 1). Kadar tersebut melebihi Baku Mutu Limbah Padat IPAL berdasarkan PP.18 Jo. 85/1999 yaitu untuk kromium maksimal 5.0 mg/L (ppm). Hal ini menunjukkan bahwa E. indica dapat dikatakan sebagai tanaman akumulator logam Cr. Hal serupa terlihat pada rumput Gajah Mini (Axonopus sp.) dapat mengakumulasi logam Pb pada daun sebesar 5.89 – 10.32 μg/g, melebihi ambang batas Pb pada tanaman (3 μg/g) (Inayah et al. 2010).
12
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pertumbuhan E. cruss-galli dan E. indica pada kombinasi media tanah:limbah:kompos dan limbah:kompos menunjukkan pertumbuhan yang baik, walaupun kadar logam Cr cukup tinggi. Kandungan hara cukup tinggi yang terdapat pada media tersebut mendukung pertumbuhan tanaman yang baik. Selain itu, keberadaan kompos juga mampu meningkatkan hara. Kandungan Cr pada daun perlakuan kombinasi media limbah:kompos memiliki nilai paling tinggi yaitu sebesar 6.18 ppm, sedangkan kandungan Cr pada daun yang terendah dihasilkan oleh media limbah sebesar 0.79 ppm. Kandungan Cr tertinggi dan terendah pada daun dihasilkan oleh E. indica.
Saran
Perlu dilakukan penelitian semacam ini terhadap tanaman C4 lainnya dan jenis logam yang berbeda. Penelitian dengan keberadaan lebih dari satu jenis logam secara bersama-sama juga perlu dilakukan untuk mengetahui gambaran interaksinya satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alloway BJ. 1990. Heavy Metal in Soils. New York (US): Jhon Willey and Sons. Amelia N. 2011. Toleransi dan respon fisiologi tanaman Celosia crista,
Gomphrena globosa, dan Catharanthus roseus terhadap zat pencemar udara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[BALITTAN] Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Tenis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Bogor (ID): Agroinovasi.
Chaves M. 1991. Effect water deficit on carbon assimilation. J. Exp. Bot. 42:1-6. Elfiati D, Siregar EMB. 2010. Pemanfaatan kompos tandan kosong sawit sebagai
campuran media tumbuh dan pemberian mikoriza pada bibit Mindi (Melia azedarach L.). J. Hidrolitan 1:11-19.
El-said AG, Badawy NA, Garamon SE. 2010. Adsorption of cadmium (II) and mercury (II) ottonatural adsorbent riskhuskash (AHA) from aqueous sollutions: study in singlet and binary system. Journal of American Science 6 (12).
Gardner FP, Pearce RB, Mitchell RI. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Penerjemah: Susilo H. Jakarta (ID): UI Press.
Gazer Z. 2005. Bio production of compost with low pH and high soluble phoshorus from sugar cane bagasse enriched with rock phosphate. World Journal of Microbiologi and Biotechnologi 21:747-745.
13 Inayah SN, Las T, Yunita E. 2010. Kandungan Pb pada daun Angsana (Pterocarpus indicus) dan Rumput Gajah Mini (Axonopus.Sp) di Jalan Protokol Kota Tangerang. Valensi 2:340-346.
Lahouti M, Peterson PJ. 1979. Chromium accumulation and distribution in crop plants. J. Sci. Food. Agric. 30:136-142.
Lawlor DW. 2002. Limitation to photosynthesis in water stressed leaves: stomata vs metabolism and the role of ATP. Ann Bot 89:871-885.
Luzzati A, Siragusa N. 1983. Plant growth and concentrations of chromium and nutritive elements in some plant species treated with hexavalent and trivalent chromium. Ann. Inst. Sper. Nutr. Piante 12:5-17.
Michael PW. 1978. Catatan tentang Echinochloa di Filipina. Philipp. J. Weed Sci
5:16-18.
Roongtanakiat N, Nirunrach T, Chanyotha S, Hengchaovanich D. 2003. Uptake of heavy metals in landfill leachate by vetiver grass. Kasetsart J.(Nat. Sci.) 37:168-175.
Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Biokimia Tumbuhan, Jilid 2. Penerjemah: Lukman DR, Sumaryono. Bandung (ID): Penerbit ITB. Srivastava PC, Gupta VC. 1996. Trace Elements in Crop Production. Lebanon:
Science Publishers, Inc.
Tiffin LO. 1972. Translocation of Micronutrients in Plants. Wisconsin: Madison. Tirta IG. 2006. Pengaruh beberapa jenis media tanam dan pupuk daun terhadap
pertumbuhan vegetatif Anggrek Jamrud (Dendrobium macrophyllum A. Rich.). Biodiversitas 7:81-84.
Ulfin I, Widya W. 2005. Study penyerapan kromium dengan kayu apu (Pistia stratiotes, L). Akta Kimindo 1:41-48.
Voznesenskaya EV, Franceschi VR, Artyusheva EG, Black CC, Pyankov VI, Edwards GE. 2003. Development of the C4 photosynthetic apparatus in cotyledons and leaves of Salsola richteri (Chenopodiaceae). Int J Plant Sci 164:471-487.
14
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 12 April 1991 dari Ayah H.Chaerudin dan Ibu Hj.Salamah (almh). Penulis adalah putri ketiga dari lima bersaudara. Tahun 2000 penulis lulus dari SD Negeri Bugel 2 Tangerang, tahun 2003 lulus dari SMP Negeri 2 Tangerang, tahun 2009 lulus dari SMA Negeri 4 Tangerang. Tahun 2009 penulis lulus seleksi masuk Institut Petanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Sistematika Tumbuhan Berpembuluh pada tahun ajaran 2011/2012, Ilmu Lingkungan, Biologi Alga dan Lumut, dan Fisiologi Tumbuhan pada tahun ajaran 2012/2013. Penulis juga aktif sebagai staf divisi Observasi Wahana Alam (OWA) Biologi IPB tahun 2010/2012. Penulis juga pernah mengikuti kepanitiaan Pesta Sains Nasional IPB tahun 2011, Masa Perkenalan Departemen (MPD) Biologi IPB tahun 2011, Grand Biodiversity Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio) IPB tahun 2011, dan panitia seminar nasional Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia (IAIFI) cabang Bogor tahun 2013.