SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
TERHADAP KESEJAHTERAAN HEWAN
BENNY KURNIAWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor terhadap Kesejahteraan Hewan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Benny Kurniawan
ABSTRAK
BENNY KURNIAWAN. Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor terhadap Kesejahteraan Hewan. Dibimbing oleh FADJAR SATRIJA dan AGIK SUPRAYOGI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) terhadap kesejahteraan hewan. Penelitian ini merupakan cross sectional study yang dilakukan melalui survei. Besaran sampel pada penelitian ini adalah 200 mahasiswa aktif terdaftar di FKH IPB pada semester 1, 5, 7, dan 9. Pengambilan data dilakukan langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa FKH IPB memiliki sikap dengan kategori netral sampai positif terhadap kesejahteraan hewan. Mahasiswa semester 9 memiliki sikap positif terhadap kesejahteraan hewan secara umum. Mahasiswa semester 5 memiliki sikap yang positif terhadap kesejahteraan hewan kesayangan, kesejahteraan satwa liar, dan kesejahteraan hewan yang digunakan untuk kepentingan hiburan. Selanjutnya untuk kategori pertanyaan kesejahteraan hewan ternak dan pendidikan veteriner seluruh angkatan memiliki sikap dengan kategori baik. Dari hasil analisis korelasi, terlihat semakin tinggi angkatan, sikap terhadap kesejahteraan hewan secara umum semakin positif, sedangkan sikap terhadap kesejahteraan satwa liar dan penggunaan hewan untuk kepentingan komersial semakin negatif. Berdasarkan kategori pertanyaan, mahasiswa wanita lebih banyak memperoleh kategori positif dari mahasiswa pria pada kategori kesejahteraan hewan secara umum, hewan kesayangan, hewan ternak, dan satwa liar, sedangkan mahasiswa pria lebih banyak memiliki kategori positif dari mahasiswa wanita pada kategori pertanyaan penggunaan hewan untuk kepentingan hiburan. Pada kategori pertanyaan pendidikan veteriner, semua responden memiliki kategori baik. Analisis korelasi memperlihatkan adanya korelasi nyata antara mahasiswa wanita dengan kesejahteraan satwa liar. Dari hasil penelitian, pendidikan kesejahteraan hewan perlu diadakan pada sekolah menengah dan konsep kesejahteraan hewan perlu diterapkan pada semua mata kuliah yang berhubungan dengan penanganan hewan secara langsung.
ABSTRACT
BENNY KURNIAWAN. Attitude of Bogor Agricultural University Veterinary Students on Animal Welfare. Supervised by FADJAR SATRIJA and AGIK SUPRAYOGI.
The aim of this study was to observe the attitude of veterinary students on animal welfare at the Faculty of Veterinary Medicine, Bogor Agricultural University. This study was cross sectional which was conducted through survey using questionnaires. The questionnaires involved 6 categories of questions on animal welfare. Total of 200 veterinary students was included in this study which consisted of 4 levels of study year, i.e., 1st, 5th, 7th, and 9th semester students. The study showed that the veterinary students had mostly attitude on animal welfare with category from neutral to positive level. The 9th semester students had positive attitude on general animal welfare. The students at 5th semester had positive attitude on welfare of pets, welfare of wild animals, and welfare of entertain use animals. All grade of students showed positive attitude on welfare of livestock animals and veterinary education. There was a significant correlation between sudent grade and attitude on animal welfare, whereas higher grade of students showed more positive attitude on general animal welfare. On the other hands, higher grade of students showed less negative of attitude on welfare of wild animals and entertain use animals. The female students had positive attitude on general animal welfare, welfare of pet animals, welfare of livestock animals, and welfare of wild animals more than the male ones. Nevertheless, the male students had positif attitude on welfare of entertain use animals more than the female ones. Both of male and female students had positive attitude on veterinary education. From this study, it should be suggested to deliver the animal welfare course in lower grade of students and the animal welfare concept should be applied to all courses in connection with animal handling.
SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
TERHADAP KESEJAHTERAAN HEWAN
BENNY KURNIAWAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor terhadap Kesejahteraan Hewan
Nama : Benny Kurniawan
NIM : B04080087
Disetujui oleh
drh Fadjar Satrija, MSc., PhD. Pembimbing I
Prof Dr drh Agik Suprayogi, MSc., AIF. Pembimbing II
Diketahui oleh
drh Agus Setiyono, MS., PhD., APVet. Wakil Dekan
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah kesejahteraan hewan, dengan judul Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor terhadap Kesejahteraan Hewan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada drh. Fadjar Satrija, MSc., PhD dan Prof. Dr. drh. Agik Suprayogi, MSc., AIF selaku pembimbing, serta drh. Denny Widaya Lukman, MSc., PhD dan drh. Ardilasunu Wicaksono., MSi yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada seluruh responden dan komandan tingkat yang telah membantu dalam pengisian kuesioner dan pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu saya Yohanna Yetty Narsiah, ayah saya Andreas Idris, serta seluruh keluarga besar, atas doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
METODE 3
Disain penelitian 3
Analisis data 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Sikap terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan tingkat semester 5 Sikap terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan jenis kelamin 8
SIMPULAN DAN SARAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11
DAFTAR TABEL
1 Sikap responden terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan semester responden
6
2 Hubungan antara semester responden dengan kategori pertanyaan 7
3 Sikap terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan jenis kelamin 8
4 Hubungan antara jenis kelamin responden dan tingkat sikap kesejahteraan hewan
8
5 Tingkat sikap mahasiswa terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan jenis kelamin responden
9
6 Hubungan antara jenis kelamin responden dengan kategori pertanyaan
9
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesejahteraan hewan mencakup tiga aspek yang berbeda, yaitu kesejahteraan fisik, kesejahteraan mental, dan kondisi alamiah hewan tersebut. Aspek kesejahteraan hewan secara fisik terdiri dari indikator biologis seekor hewan, termasuk di dalamnya adalah aspek produksi dan reproduksi. Kesejahteraan fisik adalah status dari seekor hewan dengan upaya-upayanya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan (Fraser 1990). Terkait dengan kesejahteraan fisik ini McGlone (1993) menyatakan bahwa kesejahteraan seekor hewan dalam keadaan buruk hanya bila sistem fisiologisnya terganggu hingga pada tingkat untuk bertahan hidup. Aspek kesejahteraan yang kedua adalah mental, yaitu suatu kondisi emosi positif dan negatif dari seekor hewan. Duncan (1993) menambahkan bahwa seekor hewan tidak cukup dinyatakan sejahtera hanya dari keadaan sehat, tingkat stres, dan kebugarannya saja, namun juga bergantung pada perasaan hewan tersebut. Aspek terakhir adalah kondisi alamiah hewan. Rollin (1999) menyatakan bahwa kesejahteraan tidak saja mengendalikan kesakitan dan penderitaan tetapi juga harus memberikan dan memenuhi kealamian (tingkah laku alami) hewan tersebut. Dari penjelasan di atas kesejahteraan hewan dapat didefinisikan sebagai status kombinasi antara pikiran hewan dan tubuhnya dan pengembangannya sedemikian rupa hingga kealamiannya terpenuhi, atau secara singkat kesejahteraan adalah suatu keadaan bugar dan perasaan yang nyaman (Webster 2005).
Kesejahteraan hewan erat kaitannya dengan konsep five freedom. Konsep ini awalnya berasal dari laporan Technical Committee Farm Animal Wellfare Counci l(FAWC) pada tahun 1965 mengenai kesejahteraan hewan ternak yang dipelihara dalam program intensive livestock husbandry systemyang lebih dikenal sebagai the Brambell report. Laporan tersebut menyatakan bahwa hewan ternak harus mempunyai kebebasan untuk melakukan aktivitasnya secara normal (berdiri, berbaring, bergerak, grooming). Konsep ini kemudian diterapkan pada semua jenis hewan. Five freedom terdiri atas bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari ketidaknyamanan, bebas dari rasa sakit, cidera, atau penyakit, bebas dari rasa stres dan ketakutan, dan bebas untuk mengekspresikan tingkah laku normalnya. Adanya gangguan pada salah satu dari kelima prinsip tersebut akan menimbulkan keadaan sakit pada hewan, baik secara fisik maupun mental dan akan berpengaruh terhadap performa seekor hewan dan kualitas produk hewan yang dihasilkan.
2
hewan. Kurikulum fakultas kedokteran hewan di seluruh dunia, termasuk di dalamnya pendidikan kesejahteraan hewan, diharapkan mampu untuk terus mengikuti standar yang sudah ditetapkan oleh WOAH (WOAH 2012).
Mahasiswa kedokteran hewan perlu memahami konsep dan penerapan kesejahteraan hewan, karena dari uraian di atas kesejahteraan hewan sangat mempengaruhi kondisi fisiologis hewan, kemampuan hewan untuk bertingkah laku secara normal, berproduksi maksimal dan juga mempengaruhi terjadinya penyakit pada hewan, serta dapat mempengaruhi kebijakan kebijakan yang berlaku secara internasional. Dari uraian di atas dokter hewan di masa mendatang, dalam menangani hewan, baik itu hewan ternak, hewan kesayangan, atau satwa liar harus didasarkan pada konsep five freedoms. Selain itu sebagai mahasiswa FKH, seharusnya memahami kesejahteraan hewan sebagai dasar belajar yang baik untuk mata kuliah lainnya serta perlukan juga untuk diketahui pemahaman mahasiswa tingkat atas terhadap kesejahteraan hewan.
Berdasarkan keterangan di atas, maka perlu dilakukan survei tentang sikap mahasiswa kedokteran hewan terhadap kesejahteraan hewan. Survei dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) pada mahasiswa semester 1, 5, dan 7, serta mahasiswa Program Pendidikan Dokter Hewan (semester 9) untuk mengetahui sikap mahasiswa FKH IPB terhadap kesejahteraan hewan. Sikap dapat didefinisikan sebagai reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo 2007).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap mahasiswa FKH IPB terhadap kesejahteraan hewan.yang dibandingkan berdasarkan tingkat semester responden dan jenis kelamin responden.
Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sikap mahasiwa FKH IPB terhadap kesejahteraan hewan dan selanjutnya dapat dijadikan pertimbangan pengembangan kurikulum yang memasukkan kesejahteraan hewan di tingkat sekolah menengah.
TINJAUAN PUSTAKA
3
didapatkan oleh hewan tersebut. Selain itu kesejahteraan juga dapat diartikan sebagai hubungan individu (hewan), beserta tingkah laku alami hewan tersebut dengan lingkungannya (Broom 1993).
Indonesia memiliki peraturan mengenai kesejahteraan hewan yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009. tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan serta menurut Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan. Pada kedua peraturan tersebut kesejahteraan hewan didefinisikan sebagai segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia.
Pada era globalisasi isu kesejahteraan hewan (kesrawan) menjadi semakin penting, terganggunya kesejahteraan hewan dapat menjadi faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit pada hewan. Perdagangan dilakukan pada negara di seluruh dunia saat ini dapat menjadi sarana penularan agen penyakit dari suatu negara ke negara lainnya. World Trade Organisation (WTO) merupakan sebuah organisasi yang mengatur perdagangan antar negara. Salah satu aturan WTO adalah mendorong perdangan bebas dengan menurunkan pajak impor atau subsidi ekspor (WTO 2013). Aturan WTO ini juga membuka akses perdagangan hewan dan produknya antar negara sehingga dapat menimbulkan peluang terjadinya penyebaran penyakit menular.
Kesejahteraan hewan juga merupakan bagian dari kebijakan perdagangan internasional yang diterapkan oleh negara-negara maju. Contoh dari hal ini adalah adanya pelarangan impor sapi potong Australia ke Indonesia pada tahun 2011 yang disebabkan oleh ketidaklayakan transportasi dan penanganan sapi yang dikirimkan ke Indonesia (Thirzano 2011). Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk dokter hewan di masa mendatang untuk mampu menerapkan, mengawasi, dan mengedukasi kesejahteraan hewan pada setiap kegiatan yang menggunakan hewan.
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor menyampaikan materi kesejahteraan hewan pada beberapa mata kuliah yaitu Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan, pada mata kuliah ini dijelaskan konsep kesejahteraan hewan secara umum, mata kuliah Metodologi Ilmiah yang menjelaskan kesejahteraan hewan yang digunakan sebagai hewan coba, mata kuliah Pengelolaan Kesehatan Hewan dan Lingkungan yang menjelaskan metode penilaian kesejahteraan hewan, mata kuliah Legislasi Veteriner yang menjelaskan peraturan perundangan terkait kesejahteraan hewan, dan juga pada mata kuliah Higiene Pangan yang menjelaskan kesejahteraan hewan di rumah potong hewan (IPB 2013).
METODE PENELITIAN
Disain Penelitian
4
Institut Pertanian Bogor (FKH IPB), Kampus IPB Dramaga, Bogor pada bulan November 2012 selama satu bulan. Populasi responden adalah mahasiswa yang aktif terdaftar di FKH IPB pada semester 1, 5, dan 7, serta mahasiswa semester 9. Survey tidak dilakukan pada responden semester 3 karena pada saat survey dilaksanakan, responden semester 3 dan semester 5 telah mendapatkan materi kuliah kesejahteraan hewan secara khusus pada mata kuliah Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan setahun sebelumnya (jangka waktu sama) yang dikarenakan adanya perubahan kurikulum. Penentuan responden dilakukan secara acak. Besaran sampel dihitung dengan menggunakan software WinEpiscope 2.0, dengan menggunakan asumsi sebagai berikut: tingkat kepercayaan 95%, prevalensi dugaan 50%, dan tingkat kesalahan 10% (Billaud 2007). Dari hasil survei diperoleh jumlah seluruh mahasiswa dari empat angkatan sebanyak 678 orang sehingga besaran sampel diperoleh sebanyak 85 sampel dan ditambah menjadi 200 sampel. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini diambil dari World Society for the Protection of Animal
(WSPA).
Bentuk kuesioner untuk para responden terdiri dari dua bagian pokok. Bagian pertama kuesioner digunakan untuk menjaring karakteristik dari responden. Bagian kedua kuesioner digunakan untuk melihat sikap responden mengenai kesejahteraan hewan. Secara umum kuesioner terdiri dari enam subbagian yaitu pertanyaan mengenai pengetahuan kesejahteraan hewan secara umum, pengetahuan kesejahteraan hewan kesayangan, pengetahuan kesejahteraan hewan ternak, pengetahuan kesejahteraan satwa liar, penggunaan hewan untuk kepentingan hiburan dan pandangan responden terhadap kurikulum kesejahteraan hewan pada pendidikan formal.
Analisis Data
Pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan 45 pertanyaan yang terbagi ke dalam 6 subbab kuesioner yang terdiri dari pertanyaan sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju, jawaban dari pertanyaan tersebut dinilai dengan menggunakan skala Likert (UNI 2013). Pertanyaan positif berlaku cara penilaian sebagai berikut; “sangat setuju” bernilai 5, “setuju” bernilai 4, “tidak tahu” bernilai 3, “tidak setuju” bernilai 2, dan “sangat tidak setuju” bernilai 1. Untuk pertanyaan yang bersifat negatif berlaku kebalikannya. Berdasarkan kriteria penilaian di atas maka untuk menilai tingkat sikap responden terhadap kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut:
• Sikap positif jika nilai >70%
• Sikap netral jika nilai 50-70%
• Sikap negatif jika nilai <50%
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sikap terhadap Kesejahteraan Hewan berdasarkan Tingkat Semester Responden
Sikap responden terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan tingkat semester responden ditampilkan pada Tabel 1. Hasil penelitian yang diolah secara deskriptif menunjukkan bahwa responden semester 9 memiliki sikap dengan kategori positif lebih banyak (100%) dari responden semester lainnya terhadap kesejahteraan hewan secara umum. Responden yang memiliki sikap dengan kategori positif paling banyak (88%) terhadap kesejahteraan hewan kesayangan adalah responden semester 5, sementara itu seluruh responden (100%) menunjukkan sikap positif terhadap kesejahteraan hewan ternak. Responden yang memiliki sikap dengan kategori positif lebih banyak (96%) dari responden semester lainnya terhadap kesejahteraan satwa liar adalah responden semester 5, responden semester 5 juga memiliki sikap dengan kategori positif lebih banyak (54%) dari responden semester lainnya terhadap penggunaan hewan untuk kepentingan hiburan. Seluruh responden (100%) menunjukkan sikap positif terhadap pendidikan veteriner.
6
Tabel 1 Sikap responden terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan semester responden
7
Tabel 2 Hubungan antara semester responden dengan kategori pertanyaan
Kategori pertanyaan P value SK 95% Gamma value
Kesejahteraan hewan secara umum 0.026* (0.023–0.029) 0.53
Hewan kesayangan 0.286 (0.278–0.295) -
Hewan ternak - - -
Satwa liar 0.000* (0.000–0.001) -0.25
Penggunaan hewan untuk
kepentingan hiburan 0.036* (0.032–0.039) -0.22
Pendidikan veteriner - - -
Keterangan: SK = selang kepercayaan: * signifikansi antara pertanyaan dengan tingkat semester responden (p<0.05)
Berdasarkan hasil uji proporsi di atas, responden semester 9 memiliki sikap yang lebih positif dari responden semester 1 terhadap kesejahteraan hewan secara umum. Hal ini dikarenakan responden merupakan angkatan yang paling tinggi di FKH yang sudah sering menerima materi kesejahteraan hewan pada mata kuliah di FKH. Selain itu, responden juga sudah sering melakukan praktikum yang menggunakan hewan sehingga pengalaman menangani langsung hewan-hewan tersebut dapat membentuk suatu sikap yang positif terhadap kesejahteraan hewan.
Responden semester 5 memiliki sikap positif terhadap kesejahteraan satwa liar dan penggunaan hewan untuk kepentingan hiburan. Pada saat survei ini diselenggarakan, responden merupakan mahasiswa yang pada satu tahun sebelumnya mendapatkan materi kuliah kesejahteraan hewan pada mata kuliah Penghayatan Profesi Kedokteran Hewan (PPKH). Hal ini dapat menjadi faktor yang menyebabkan responden memiliki sikap yang positif pada kategori pertanyaan tersebut, sedangkan responden lain berasal dari angkatan yang pada saat survei ini diselenggarakan masih dalam proses pembelajaran mata kuliah PPKH (responden semester 1). Responden semester 9 memiliki persentase sikap positif yang menurun terhadap kedua kategori pertanyaan di atas, oleh karena itu diperlukan kajian lebih lanjut untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab.
Tabel 1 menunjukkan secara deskriptif, responden semester 5 memiliki sikap dengan kategori positif lebih banyak dari responden lainnya terhadap kesejahteraan hewan kesayangan, namun secara statistik dengan menggunakan uji
Chi Square tidak berbeda nyata, hasil uji proporsi pun menunjukkan hal serupa, yang artinya pengetahuan seluruh responden memiliki sikap yang positif terhadap kesejahteraan hewan kesayangan. Hal ini dapat dikarenakan hewan kesayangan adalah hewan yang paling umum dijadikan hewan peliharaan baik itu di kalangan mahasiswa ataupun di kalangan masyarakat umum, faktor inilah yang membentuk sikap positif responden terhadap hewan kesayangan.
8
Sikap terhadap Kesejahteraan Hewan berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Selanjutnya berdasarkan jenis kelamin, sikap dengan kategori positif terhadap kesejahteraan hewan ditunjukkan lebih banyak pada mahasiswa wanita (99.0%) dibandingkan dengan mahasiswa pria (87.0%). Sikap responden terhadap kesejahteraan hewan secara deskriptif berdasarkan jenis kelamin lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.
Hasil uji proporsi menunjukkan bahwa secara umum, reponden wanita memiliki sikap yang lebih positif dari responden pria terhadap kesejahteraan hewan (tolak H0 pada selang kepercayaan 5,13–18,87), berdasarkan kategori pertanyaan responden wanita memiliki sikap yang lebih positif dari responden pria (tolak H0 pada selang kepercayaan 3,08–24,92) terhadap kategori pertanyaan satwa liar.
Tabel 3 Sikap terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin
Tingkat sikap
Negatif Netral Positif
Pria 0(0%) 13(13.0%) 87(87.0%)
Wanita 0(0%) 1(1.0%) 99(99.0%)
Hasil analisis korelasi dengan menggunakan Chi-square antara jenis kelamin responden dan tingkat pengetahuan diperoleh korelasi yang nyata (p<0.05) antara jenis kelamin dan sikap terhadap kesejahteraan hewan. Selanjutnya berdasarkan kategori pertanyaan, secara deskriptif diperoleh hasil bahwa mahasiswa wanita lebih banyak memperoleh kategori positif daripada mahasiwa pria pada 4 kategori pertanyaan (kesejahteraan hewan secara umum, hewan kesayangan, hewan ternak, dan satwa liar), sedangkan mahasiswa pria lebih banyak memperoleh kategori positif daripada mahasiswa wanita pada kategori pertanyaan penggunaan hewan untuk hiburan. Pada kategori pertanyaan pendidikan veteriner, semua responden memiliki kategori positif. Kategori sikap responden berdasarkan jenis kelamin dan kategori pertanyaan dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 5.
Tabel 4 Hubungan antara jenis kelamin responden dan sikap responden terhadap kesejahteraan hewan.
P value SK
Jenis Kelamin 0.001* 0.001–0.002
Keterangan: SK = selang kepercayaan
9
Tabel 5 Sikap mahasiswa terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan jenis kelamin responden
Kategori pertanyaan
Jenis Kelamin
Pria Wanita
Negatif Netral Positif Negatif Netral Positif
Kesejahteraan
Analisis lebih lanjut dilakukan terhadap korelasi antara jenis kelamin dan kategori pertanyaan dan menunjukkan adanya korelasi nyata (p<0.05) antara jenis kelamin dan kategori pertanyaan satwa liar seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6 Hubungan antara jenis kelamin responden dengan kategori pertanyaan
Kategori
0.535 0.525–0.545
Hewan
kesayangan 0.714 0.706–0.723
Hewan ternak - -
Satwa liar 0.019* 0.016–0.022
Penggunaan hewan untuk kepentingan hiburan
0.891 0.885–0.897
Pendidikan
veteriner - -
10
Sikap responden wanita yang lebih positif daripada responden pria dipengaruhi oleh aspek psikososial. Psikososial adalah cabang dari ilmu psikologi yang secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pengaruh dari faktor sosial yang berpengaruh kepada dan membentuk pola pikir dan kebiasaan seseorang (Martikainen et al. 2002). Prakash dan Flores (1985) menyatakan bahwa wanita pada umumnya lebih baik daripada pria dalam hal empati dan hubungan interpersonal dan juga cenderung menghindari konflik, hal ini bisa menjadi jawaban dari hasil pemahaman responden wanita yang lebih baik terhadap kesejahteraan hewan, selain itu juga faktor pengetahuan dan lingkungan juga mempengaruhi tingkat pengetahuan dan juga sikap responden. Selain itu diperlukan juga penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor faktor lain yang mempengaruhi sikap responden terhadap kesejahteraan hewan.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini memperlihatkan adanya perbaikan yang sebaiknya dilakukan pada kurikulum kesejahteraan hewan di FKH IPB terutama kurikulum mengenai satwa liar yang memang selama ini belum terlalu sering dibahas. Pemberian kurikulum satwa liar ini dapat dilakukan melalui perkuliahan di kampus ataupun dengan melakukan studi lapang yang bersifat wajib ke kebun binatang ataupun ke penangkaran satwa liar. Program magang yang selama ini bersifat opsional juga dapat dijadikan sebuah kegiatan wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa FKH IPB dari seluruh semester.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Secara umum mahasiswa FKH IPB (semester 1, 5, 7, dan 9) memiliki sikap terhadap kesejahteraan hewan dengan kategori netral sampai positf. Untuk kategori pertanyaan kesejahteraan hewan secara umum, secara deskriptif responden semester 9 memiliki sikap dengan kategori positif lebih banyak dari responden lainnya. Responden semester 5 memiliki sikap dengan kategori positif lebih banyak dari responden lainnya untuk kategori pertanyaan kesejahteraan hewan kesayangan, kesejahteraan satwa liar, dan penggunaan hewan untuk hiburan. Selanjutnya untuk kategori pertanyaan kesejahteraan hewan ternak dan pendidikan veteriner seluruh responden memiliki sikap dengan kategori positif.
Analisis korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi semester responden, sikap terhadap kesejahteraan hewan nyata (p<0.05) semakin positif, sedangkan pengetahuan terhadap kesejahteraan satwa liar dan penggunaan hewan untuk kepentingan hiburan semakin negatif.
11
Berdasarkan analisis korelasi dan proporsi diperoleh korelasi nyata antar kategori pertanyaan satwa liar dengan responden wanita.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui alasan (faktor penyebab) mahasiswa FKH IPB dalam melakukan pemilihan jawaban dalam setiap jawaban kuesioner. Perlu dilakukan sosialisasi kesejahteraan hewan kepada masyarakat umum terutama kelompok masyarakat yang secara langsung menangani hewan.
DAFTAR PUSTAKA
Billaud J, Lesslie T. 2007. Avian Influenza Knowledge, Attitude and Practices (KAP) Survey. Kabul (AF): Sayara.
Broom DM, Johnson KG 1993. Stress and Animal Welfare. London (GB): Chapman and Hall.
[DEPTAN] Departemen Pertanian. 2009. Undang-undang No 18 tahun 2009 [Internet]. [Diunduh 2013 Apr 9]. Tersedia pada: http://pphp.deptan.go.id/download/regulasi/undang-undang/uu-18-2009.pdf.
Duncan IJS. 1993. Welfare is to do with what animals feel. J. Agric. Environ. Ethics. (Special Suppl 2): 8–14.
[FAWC] Farm Animal Welfare Council. 2009. Five freedoms. [Internet].
[Diunduh 2013 Apr 13]. Tersedia pada: http://www.fawc.org.uk/freedoms.htm.
Fraser AF, Broom DM. 1990. Farm Animal Behaviour and Welfare3rd edition. London (GB): Bailliere Tindall.
Martikainen P, Bartley M, Lahelma E. 2002. Psycosocial determinant of health in social epidemiology. J. Epidemiol 31(6): 1091-1093.
[IPB] Institut Pertanian Bogor. 2013. Panduan Program Pendidikan Sarjana edisi 2013. Bogor (ID): IPB Press.
McGlone J. 1993. What is animal welfare?. J. Agric. Environ. Ethics. (Special Suppl 2): 26.
12
Prakash V, Flores RC. 1985. A study of psychological gender in differences: applications for advertising format.Advances in Consumer Research 12: 231–237.
Rollin BE. 1999. An Introduction to Veterinary Ethics: Theory and Cases. Iowa (US): Iowa State University Pr.
Thirzano Yudie. 2011. Video sapi brian jadi penyebab australia boikot indonesia.. [Internet]. [Diunduh 2013 Agu 15]. Tersedia pada:
http://www.tribunnews.com/nasional/2011/06/08/video-sapi-brian-jadi-penyebab-australia-boikot-indonesia.
[UNI] University of Northern Iowa. 2013. SPSS technique series: statistic on likert scale surveys [Internet]. [Diunduh 2013 Agu 15]. Tersedia pada: http://www.uni.edu/its/support/article/604.
Webster J. 2005. Animal Welfare: Limping Towards Eden. Oxford (GB): Blackwell.
[WOAH] World Organisation for Animal Health. 2012. OIE recommendations on the competencies of graduating veterinarians (‘day 1 graduates’) to assure national veterinary services of quality [Internet]. [Diunduh 2013 Jul 31].
Tersedia pada: http://www.oie.int/fileadmin/home/eng/Support_to_OIE_Members/Vet_Edu
_AHG/DAY_1/DAYONE_B_ang_VC.pdf.
[WOAH] World Organisation for Animal Health. 2012.Introduction to the recommendations for animal welfare[Internet]. [Diunduh 2013 Apr 21]. Tersedia pada: http://www.oie.int/index.php?id=169&L=0&htmfile= chapitre_1.7.1.htm.
[WTO] World Trade Organisation 2013. What is the WTO? [Internet].[Diunduh
2013 Apr 21]. Tersediapada: http://www.wto.org/english/
15
Lampiran 1 Kuesioner pemahaman mahasiswa terhadap kesejahteraan hewan
Survei Pemahaman Mahasiswa Mengenai Kesejahteraan Hewan
Kuesioner ini dibuat untuk mengetahui pandangan anda mengenai isu isu seputar kesejahteraan hewan. Isilah kuesioner ini sesuai dengan pendapat dan sudut pandang anda.
Kuesioner ini terdiri dari beberapa seri pertanyaan yang dibagi ke dalam beberapa topik. setiap pertanyaan diisi dengan hanya satu jawaban dengan cara memberikan tanda silang (X) pada kotak yang disediakan.
Jenis kelamin: _Pria _Wanita
Nama
Bagian 1 Kesejahteraan Hewan Secara Umum
Ada enam pertanyaan mengenai kesejahteraan hewan secara umum. Silahkan tentukan pilihan anda dengan cara memberi tanda silang pada kotak yang disediakan, setiap pertanyaan diisi dengan hanya satu jawaban.
No. Pertanyaan Sangat
setuju setuju
Tidak
Manusia dan hewan hidup dalam lingkungan yang sama,oleh karena itu kegiatan manusia dan hewan dapat saling mempengaruhi. 2
Saya pikir hewan dapat mengalami stres jika ruang geraknya dibatasi 3
16
Tidak semua hewan membutuhkan perlakuan baik dari manusia
6
Hewan yang menderita dapat memperlihatkan tingkah laku yang abnormal
Bagian 2 Hewan Kesayangan
Pada bagian ini, silahkan utarakan pendapat anda tentang hewan kesayangan. Hewan kesayangan adalah hewan domestik yang dipelihara manusia untuk kesenangan dan sebagai teman bermain. Hewan kesayangan ini misalnya anjing, kucing, kelinci, dan lain-lain juga termasuk anjing dan kucing liar. Silahkan beri tanda silang pada satu kotak yang anda pilih.
No Pertanyaan Ya Tidak Skor
7 Hewan kesayangan
membutuhkan perawatan harian 8
Pemilik hewan tidak bertanggung jawab terhadap kualitas hidup hewan peliharaannya
No Pertanyaan Sangat
setuju Setuju
17 oleh cara pemilik memelihara hewan
Anjing liar harus dibunuh karena mereka berbahaya untuk manusia 18
18
Bagian 3 Hewan Ternak
Silahkan jawab enam pertanyaan di bawah ini terkait kesejahteraan hewan ternak. Topik pertanyaan di bawah ini terkait dengan kesejahteraan hewan ternak saat transportasi dan pemotongan, serta kesejahteraan hewan ternak yang diperuntukan untuk kerja (kuda, sapi). Silahkan beri tanda silang pada satu kotak yang anda pilih.
No Pertanyaan Sangat
setuju setuju
Tidak
Saya tidak peduli terhadap peraturan yang mengatur kesejahteraan hewan di rumah potong 20
Saya yakin perkembangbiakan secara intensive pada hewan ternak tidak mempengaruhi kesejahteraan hewan tersebut.
21
Rasa sakit pada hewan kerja tidak perlu diperhatikan 22
Memelihara ayam pada tempat yang sempit adalah tindakan yang kejam. 23
Ketika hewan ternak dipotong, seharusnya diusahakan tanpa rasa sakit
24
Hewan ternak selama dalam transportasi sering terlihat menderita.
Bagian 4 Satwa Liar
Silahkan jawab ketujuh pertanyaan di bawah ini terkait dengan kesejahteraan satwa liar. Silahkan beri tanda silang pada satu kotak yang anda pilih.
No Pertanyaan Ya Tidak
25
19
No Pertanyaan Sangat
setuju Setuju
Tidak liar harus hidup bebas di hewan liar dari habitatnya adalah tindakan yang tidak baik 29
Bagian 5 Penggunaan Hewan untuk Kepentingan Hiburan
Pada bagian ini kami ingin mengetahui pandangan anda mengenai penggunaan hewan sebagai hewan hiburan (sirkus,dll.), hewan penelitian, dan penggunaan hewan untuk dijadikan busana. Silahkan beri tanda silang pada satu kotak yang anda pilih.
No. Pertanyaan Ya Tidak
32
Menurut anda apakah tindakan melatih hewan untuk kepentingan hiburan manusia dapat diterima?
No. Pertanyaan Sangat
setuju Setuju
Tidak
20
34
Siapapun yang mengadakan pertunjukan ilegal
animal fights harus dilaporkan kepada pihak yang berwajib
35 tingkah laku normal mereka
36
Penggunaan kulit hewan pada industri pakaian merupakan tindakan yang tidak dapat diterima yang dapat diterima 38
Bagian 6 Pendidikan Veteriner
Bagian terakhir dari survei ini ingin melihat pendapat anda mengenai penerapan kurikulum kesejahteraan hewan pada pendidikan formal.
No. Pertanyaan Ya Tidak
40
21
No. Pertanyaan Sangat
setuju Setuju
Tidak tahu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Skor
41
Dokter hewan mempunyai tanggung jawab terhadap isu isu terkait kesrawan
42
Menggunakan model dalam praktikum
merupakan tindakan yang tidak relevan (misal penggunaan karet untuk praktikum bedah)
43
Kurikulum di instansi pendidikan kedokteran hewan harus memasukan materi tentang kesejahteraan hewan
44