• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA ORGANISASI

(Studi Pada Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh:

BAMBANG HERMANTO 080903042

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim ... Assallamualaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas rahmad dan

anugerah-Nya penulis mendapat kesempatan untuk menyelesaikan studi di Departemen

Ilmu Administrasi Negara FISIP USU dan atas pertolongan-Nya pula penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sesuai jadwal. Serta salawat dan salam kepangkuan Nabi Besar

Muhammdad SAW yang telah membawa umat manusia ke jalan kebenaran.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib bagi setiap mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Negara. Hal ini dimaksudkan agar

mahasiswa mendapatkan gambaran langsung tentang ilmu yang diperoleh dibangku

kuliah dan menambah bekal pengalaman yang berhubungan dengan ilmu sosial dan ilmu

politik secara khusus.

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang membahas mengenai

“Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada

Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan)”, penulis dibantu oleh banyak pihak. Bantuan

tersebut berupa materi, moril, maupun spiritual sehingga penulis dapat termotivasi untuk

menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis, diantaranya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M. Si, selaku Ketua Depatemen

(3)

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M. Sp, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi

Negara.

4. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M. Sp, selaku dosen pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi petunjuk

serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Drs. Burhanuddin Harahap,M. Si, selaku dosen wali yang membantu

penulis selama masa perkuliahan.

6. Seluruh dosen dan pegawai Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP

USU.

7. Kak Dian dan Kak Mega yang telah membantu penulis dalam urusan

administrasi.

8. Kepala UPT SAMSAT Medan Selatan beserta seluruh staf dan pegawainya

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan

penelitian di kantor tersebut.

9. Teristimewa dan terkasih buat kedua orang tua saya, Sutarno (Bapak) dan

N.Mini (Mamak) yang telah memberikan banyak kasih sayang,doa dan

dorongan moril yang tak pernah henti kepada penulis, Insya Allah Penulis

akan sekuat tenaga untuk selalu membuat mamak sama bapak bangga.

10.Buat kakak maaf kalo aku sering marah – marah samamu dan buat adek

kembarku yang jogalnya minta ampun baguslah kelen kerja biar cerah masa

depan itu.

11.Buat lek sum besar sama lek sum kecil, maaf kalo aku udah sering ngelawan

sama buat lek sum berdua marah dan makasih buat doa, support sama

(4)

12.Buat teman – temanku di Administrasi Negara 2008, Jhon Ricky Manurung

(jangan kebanyakan gomak aja kau ahahahahahaa), Alex Chandra Sirait

(mmm... udah bisalah ko kurangi paokmu sama bauk mouse of deathmu itu

lex), Zikri Akbar (kurangilah buka livescore itu awas kenak serangan jantung

liatnya wkwkwkwkk), Surya Darma (jangan kebanyakan cerita sedih genk

ahahhahaa), Ivri Golden (udah bisalah fri dikurangi les di kos fri ahahahaha),

Dermawan Ginting (ahahahaa salam ama ponimu bro.... piissss), Munawir

Sajali (kapan kita kemping lagi wir), Rahmat Novian (booooo... kangen

wkwkwkwkwkk), Deny Permana (akhh yg jelas kakak itu ga pernah ngerti

perasaan ahahaha), Eko Parayudha (kurangilah sport ko biar ga tinggal tulang

ahahaha), Leo Saragih (ahaha kapan kita kemana le), Elisabeth Ginting

(makasih buat solusinya beth hehehehe) dan Jhon Henry (bagus” jaga neraka

itu ya ahahahaha). Senang bisa kenal orang kayak kelen mmm makasih buat

empat tahun yang menarik ini yaaa kawan”.

13.Buat teman” kelompok magang Sei Silau Timur, Rosmeri, Nia, Cindy,

Marintan, Agustina, Qomariah, Marino dan Juliana.... kapan kita ke sana lagi

woiiii. Rindu juga aku nengok terong goreng ala marintan ahahahahaa.

Makasih buat kebersamaan yang selama ini ada diantara kita.

14.Buat kawan Administrasi Negara 2008 yang lain, Diba, Inuy, Sisca Kecik,

Icha panjang, Darwin, Sangap, Dicky Fachrozi yang macem kemben ahahaaa

dan yang lain yang ga bisa disebutin satu per satu pokoknya senanglah bisa

kenal sama kalian semua. AN SATU AN JAYA !!!!!

15.Buat Nur Ainun, makasih banyak yaa hehehehe.

16.Buat senior”ku di AN, Tika (booo makan bakso bakar yokkk), kak Via, Titin,

(5)

masih abanglah panutan itu hehehe), bang Bobby Saragih, Lek Ojek (jangan

kebanyakan nyekil aja lek rindu aku sama ringtone disco lazy time hehehehe),

buat lek Dody (jangan kebanyakan berJARO ria lekk). Makasih buat ilmu,

kebersamaan dan kenangan yang ada ya abang dan kakak” hehehehe.

17.Buat AN 04 dan AN 06, makasih ya bang buat Inisiasi nya ahahahaa biarpun

seram tapi kenanganya masih teringat sampe sekarang bang.

18.Buat junior AN 2009, Nico, Revelino, Icha, Erni, Yunita, Tika, Uul, Waldy,

Dicky, Ana. Semoga cepat nyusul ya aminnnn.

19.Buat junior AN 2010, Aditya Hariadi, Aggri Dwi Purnama, Riski Alvin,

Ramadhan, Muda kemben (makasih buat bantuannya mud ahahahhaa), Fahmi,

Nuhra, Yudo, Oki, Martin Sitompul (titip KAM NEGARA ya waaa), Nurul

dkk, Deasy dkk, Yuyun, Khafifah, Chandra CR7setengah ahahahaha dan yang

lain yang ga bisa disebutin namanya satu per satu. Makasih banyak buat

bantuannya yaaa maaf kalo ada salah abang sama kalian.

20.Buat junior AN 2011, Thesca Sabrina (jangan bising kali ya ahahhaa), Audy

Rezky (jangan kebanyakan wifian genk ahahaha), Rippy Hamdani, Felix,

Josua, Gideon, Andrey Carver (bisalah kita tes PES itu sekali lagi ahahahahaa)

dan buat yang lain yang ga bisa disebutin namanya satu per satu. Makasih

banyak buat semuanya yaaa hehehee.

21.Buat junior AN 2012, Risky Fadli, Novi, Anwar, Agung, Widya, Sonya,

Nesya, Si Gab dan buat kalian secara keseluruhan hemm sampai jumpa di

Inisiasi selanjutnya. Tetap AN SATU AN JAYA !!!!!.

22.Buat bang Ananta Gober, bang Arjun, kak Kokom dll makasih buat ilmu ya

bang kak hehehehe. Buat adek – adek di AB, Topan, Abdol, Fahru, Yudha

(6)

23.Buat KAM NEGARA, tempat berkarya, belajar dan menyatukan cita dalam

wadah NEGARA. KAM NEGARA... Bersatu Untuk Jaya !!!!.

24.Dan banyak lagi pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi ini tapi tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis

ucapkan terima kasih banyak.

Dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa skripsi

ini masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan

adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna untuk

menyempurnakan penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga penelitian ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Desember 2012 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ...1

I.1Latar Belakang ...1

I.2. Rumusan Masalah ...6

I.3..Tujuan Penelitian ...6

I.4..Manfaat Penelitian ...6

I.5.Kerangka Teori ...7

I.5.1. Good Governance….………..7

I.5.1.1. Pengertian Governance ...7

I.5.1.2. Pengertian Good Governance. ...8

I.5.1.3 Prinsip-prinsip Good Governance ...10

1.5.2. Kinerja Organisasi ...14

1.5.2.1. Pengertian Organisasi...14

1.5.2.2. Pengertian Kinerja Organisasi ...20

I.5.3. Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ...25

I.6.Hipotesis ...26

(8)

I.8.Defenisi Operasional ...27

I.9.Sistematika Penulisan ...28

BAB II METODE PENELITIAN ...29

II.1 Bentuk Penelitian ...29

II.2 Lokasi Penelitian ...29

II.3 Populasi dan Sampel ...29

II.3.1 Populasi ...29

II.3.2.Sampel ...29

II.4. Teknik Pengumpulan Data ...30

II.5. Teknik Penentuan Skor………31

II.6. Teknik Analisis Data………32

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ...34

A. Sejarah Singkat...34

B. Visi ,Misi dan Tujuan Pembentukan...34

C. Jenis – Jenis Pelayanan dan Program Kerja ...35

D. Mekanisme Pelayanan ...39

E. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ...43

BAB IV PENYAJIAN DATA ...53

A. Kriteria Responden ...53

B. Uraian Kuesioner ...55

C. Pengukuran Skor ...71

BAB V ANALISA DATA ...76

i.Koefisien Korelasi Product Moment ...76

ii.Koefisien Determinan...78

(9)

BAB VI PENUTUP ...81

A. Kesimpulan ...81

B. Saran ...82

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Responden berdasarkan Umur ... 53

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 3 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 54

Tabel 4 Distribusi Responden berdasarkan Golongan ... 55

Tabel 5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Media Informasi Internal di Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan ... 55

Tabel 6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penyampaian Informasi Tentang Tugas dan Informasi Internal di kantor UPT SAMSAT Medan Selatan ... 56

Tabel 7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Koordinasi dan Komunikasi atasan ke bawahan di kantor UPT SAMSAT Medan Selatan ... 56

Tabel 8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Koordinasi dan Komunikasi bawahan ke atasan di kantor UPT SAMSAT Medan Selatan ... 57

Tabel 9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Teknis Penyampaian Informasi Internal di Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan ... 58

Tabel 10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Apakah Keputusan Pimpinan Mempengaruhi Kinerja Para Pegawai di kantor UPT SAMSAT Medan Selatan... 58

Tabel 11 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Cara Pimpinan Memantau dan Memperhatikan Kinerja Pegawai di kantor UPT SAMSAT Medan Selatan ... 59

Tabel 12 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keterlibatan Para Pegawai dalam

(11)

Tabel 13 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Evaluasi terhadap sebuah

kebijakan yang telah di jalankan dalam lingkungan internal UPT SAMSAT

Medan Selatan ... 60

Tabel 14 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Reward and Punishment

terhadap kinerja seorang pegawai di kantor UPT SAMSAT Medan Selatan

... 61

Tabel 15 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Cara Pimpinan Memotivasi Para Pegawai Untuk Meningkatkan Produktifitas Kerja di Kantor UPT

SAMSAT Medan Selatan………61

Tabel 16 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemberian Insentif dan Reward

Terhadap Pegawai Berprestasi di Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan

... 62

Tabel 17 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Para Pegawai Sudah

Memenuhi Target Yang Telah Ditetapkan di Kantor UPT SAMSAT

Medan Selatan ... 63

Tabel 18 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kehadiran Para Pegawai

di Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan. ... 63

Tabel 19 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kepatuhan Pegawai Dalam

Mematuhi Jam Kerja Sesuai Dengan Peraturan Yang Ada di Kantor UPT

SAMSAT Medan Selatan ... 64

Tabel 20 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Apakah Fasilitas Kerja Yang Ada Sudah Mendukung Setiap Program Kerja Yang Ditetapkan di Kantor

UPT SAMSAT Medan Selatan……….65

Tabel 21 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemanfaatan Waktu Kerja Untuk

Menyelesaikan Tugas dan Tanggung Jawab Para Pegawai di Kantor UPT

SAMSAT Medan Selatan ... 65

Tabel 22 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penyediaan Dana Untuk

(12)

Tabel 23 Distribusi Jawaban Responden Jawaban Apakah Dana Yang Disediakan

Tersebut Digunakan Untuk Memenuhi Kebutuhan Operasional di Kantor

UPT SAMSAT Medan Selatan ... 67

Tabel 24 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sistem Kerja Yang Digunakan

Dalam Pencapaian Target UPT SAMSAT Medan Selatan ... 67

Tabel 25 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Evaluasi dan Proyeksi Sistem

Kerja Para Pegawai Oleh Pimpinan di Kantor UPT SAMSAT Medan

Selatan... 68

Tabel 26 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Apakah Waktu Yang Digunakan

Oleh Pegawai Untuk Menyelesaikan Tugas Sesuai Dengan Target Yang

Ditentukan ... 69

Tabel 27 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sikap Pimpinan Dalam

Memberikan Punishment Terhadap Setiap Pegawai di Kantor UPT

SAMSAT Medan Selatan ... 69

Tabel 28 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sikap Pimpinan Dalam

Menerapkan Aturan Internal di Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan

... 70

Tabel 29 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Apakah Punishment Kepada

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Mekanisme Pelayanan SAMSAT Medan Selatan………..39

(14)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAMBANG HERMANTO 080903042

ABSTRAK

PENGARUH PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA ORGANISASI (Studi Pada Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan)

Good governance merupakan acuan dasar bagi setiap pelayan publik dalam

menjalankan tujuan dan fungsi dari pelayan publik itu sendiri. Diharapkan dengan adanya

prinsip – prinsip good governance dapat meningkatkan kualitas dari pelayan publi sehingga masyarakat sebagai objek dari pelayanan tadi dapat mendapatkan pelayanan

yang baik dan maksimal dari setiap pelayan publik.

Penelitian ini dilakukan di Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan, Jln,.

Sisingamangaraja Kota Medan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan

jumlah populasi sebanyak 53 orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

sebanyak 100% dari jumlah populasi sebanyak 53 orang. Metode pengumpulan data

dilakukan dengan bantuan metode angket dimana jawaban responden diukur dengan

menggunakan skala likert yaitu pemberian nilai numerikal dimana setiap skor yang

diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerik tersebut dianggap

sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi yang ditempatkan kedalam

interval.

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik

analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang

didapat 0,383 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori

rendah. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji signifikan didapat harga

thitung adalah 2,96 dimana adanya hubungan antara pelaksanaan good governance terhadap

(15)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAMBANG HERMANTO 080903042

ABSTRAK

PENGARUH PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA ORGANISASI (Studi Pada Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan)

Good governance merupakan acuan dasar bagi setiap pelayan publik dalam

menjalankan tujuan dan fungsi dari pelayan publik itu sendiri. Diharapkan dengan adanya

prinsip – prinsip good governance dapat meningkatkan kualitas dari pelayan publi sehingga masyarakat sebagai objek dari pelayanan tadi dapat mendapatkan pelayanan

yang baik dan maksimal dari setiap pelayan publik.

Penelitian ini dilakukan di Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan, Jln,.

Sisingamangaraja Kota Medan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan

jumlah populasi sebanyak 53 orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

sebanyak 100% dari jumlah populasi sebanyak 53 orang. Metode pengumpulan data

dilakukan dengan bantuan metode angket dimana jawaban responden diukur dengan

menggunakan skala likert yaitu pemberian nilai numerikal dimana setiap skor yang

diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerik tersebut dianggap

sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi yang ditempatkan kedalam

interval.

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik

analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang

didapat 0,383 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori

rendah. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji signifikan didapat harga

thitung adalah 2,96 dimana adanya hubungan antara pelaksanaan good governance terhadap

(16)

BAB I PENDAHULUAN

I.1Latar Belakang Masalah

Peningkatan penggunaan transportasi oleh masyarakat Indonesia sangat tinggi,

dimana dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari. Hampir setiap hari kita melihat

semakin banyaknya jumlah dan jenis kendaraan bermotor yang bermunculan. Hal ini

salah satunya disebabkan oleh pertambahan penduduk yang terus meningkat dari tahun ke

tahun yang berdampak pula akan kebutuhan alat transportasi guna untuk memenuhi

kebutuhan mobilisasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Sampai dengan tahun 2010 jumlah kendaraan bermotor di seluruh Indonesia telah

mencapai lebih dari 20 juta yang 60% adalah sepeda motor sedangkan pertumbuhan

populasi untuk mobil sekitar 3-4% dan sepeda motor lebih dari 4% per tahun (data dari

Departemen Perhubungan). Banyaknya pengguna kendaraan bermotor secara tidak

langsung berkaitan dengan penambahan pajak daerah dalam hal pajak kendaraan

bermotor. Pemilik kendaraan bermotor haruslah membayar pajak kendaraan bermotor.

Berdasarkan data Dinas Pendapatan, pertumbuhan kendaraan bermotor roda

empat mencapai 13,09 persen, dimana pada periode Januari-Mei 2009 mencapai 79.266 unit kendaraan, sedangkan pada 2010 periode yang sama sebanyak 89.642 unit

kendaraan. Pertumbuhan kendaraan roda dua juga meningkat 17,26 persen. Pada 2009 sebanyak 449.588 unit, dan 2010 587.206 unit.

Provinsi Sumatera Utara mempunyai letak yang cukup strategis, karena posisinya

yang berada pada jalur pelayaran selat Malaka. Sumatera Utara memiliki luas mencapai

71,680 Km atau sekitar 3,5 persen dari total luas Indonesia. Secara umum, Sumatera

Utara terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan Pantai Barat, kawasan Dataran Tinggi,

dan kawasan Pantai Timur. Kawasan Pantai Timur pada umumnya lebih maju

(17)

Pembangunan diberbagai daerah di Indonesia khususnya di Provinsi Sumatera

Utara bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara khusus melalui

peningkatan pelayanan publik dalam kerangka otonomi daerah sehingga lebih efisien dan

efektif dalam merespon tuntutan masyarakat yang sangat tinggi dengan berbagai

karakteristik masing-masing.

Sebelum dilaksanakannya otonomi daerah, dilihat dari nilai proyek yang

dikerjakan, pembangunan yang dilaksanakan sebenarnya dapat dirasakan oleh seluruh

desa, namun sumber pembiayaan atau pendanaan masih didukung oleh anggaran

pemerintah pusat, sehingga daerah tidak dapat mengembangkan daerahnya sendiri secara

maksimal dan mandiri.

Berdasarkan Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, dan

Undang-undang No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah

pusat dan daerah, telah memberikan dampak yang sangat luas terhadap pelaksanaan

pemerintah di daerah, otonomi yang diberikan kepada daerah merupakan otonomi yang

luas, nyata, dan bertanggung jawab.

Pemberian otonomi berimplikasi menimbulkan kewenangan dan kewajiban bagi

daerah untuk melaksanakan berbagai kegiatan pemerintah secara lebih mandiri.

Pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya harus dilaukan secara

proporsional dan berkeadilan. Pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan

pemungutan jenis-jenis pajak daerah didasarkan pada kewenangan yang diberikan kepada

daerah.

Dalam Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang pemerinahan daerah tersebut

juga dijelaskan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia dilakukan

berdasarkan 3 azas, yaitu: dekonsentrasi, desentralisasi, dan azas pembantuan.

Azas dekonsentrasi yaitu wewenang pengelolaan pembangunan daerah awalnya

dilaksanakan oleh pemerintah pusat, tetapi telah dilimpahkan kewenangannya kepada

kepada pemerintah daerah. Sedangkan desentralisasi itu pada dasarnya adalah

kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk melaksanakan pembanguan

(18)

membantu melaksanakan tugas-tugas yang dimiliki oleh pemerintah pusat didaerah, tetapi

pembiayaan untuk melaksanakan kegiatan tersebut ditanggung sendiri oleh pemerintah

daerah.

Dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan dan pelayanan kepada

masyarakat, berdasarkan ketentuan Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah disebutkan bahwa pemerintah daerah dibekali berbagai kewenangan

untuk mengelola berbagai sumber pendapatan daerah.

Diantara sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari sektor pajak daerah

yang cukup penting dan potensial adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) karena banyak menunjang pembiayaan

daerah.

Pengelolaan pemungutan dan pengurusan pajak kendaraan bermotor dilakukan

pada satu kantor yang melibatkan beberapa unsur yang terkait didalam pengelolaannya.

Pemungutan pajak kenderaan bermotor yang dilaksanakan pada satu kantor ini dikenal

dengan istilah SAMSAT (sistem administrasi manunggal satu atap), dimana didalamnya

terdapat kerjasama antara pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) yang

mampunyai fungsi dan kewenangan dibidang registrasi dan identifikasi kenderaan

bermotor, Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

dibidang pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan

bermotor (BBN-KB), PT. Jasa Raharja (Persero) yang berwenang dibidang penyampaian

sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SWDKLLJ).

Sebelum dilakukan Sistem Administrasi Manuggal Satu Atap (SAMSAT)

kegiatan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dilakukan tersebut dilakukan

tersendiri dikantor dinas pendapatan daerah provinsi dan cabang-cabang dinas, begitu

juga dengan penyelesaian Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan pembayaran

Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu lintas (SWDKLLJ) ditempat yang berbeda

pula, sehingga hal ini tidak memberikan pelayaan yang baik bagi pemilik kendaraan

bermotor, karena akan memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit

(19)

Keadaan seperti diatas dapat menjadi penghambat dalam usaha memberikan

pelayanan kepada pemilik kendaraan bermotor, dan juga dapat menyebabkan ma syarakat

menjadi malas untuk mengurus pajak kendaraan bermotor dan menjadi penghambat

dalam usaha meningkatkan penerimaan dari sekor PKB, BBN-KB, dan SWDKLLJ

karena tidak adanya keseragaman baik dalam hal pengurusan, administrasi, maupun

besarnya tarif dalam proses pengurusannya.

Salah satu tujuan pembentukan kantor bersama SAMSAT ini adalah untuk

memudahkan pelaksanaan pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) serta untuk

memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pengurusan registrasi

kendaraan bermotor, pembayaran pajak, dan SWDKLLJ.

Tugas pihak kepolisian adalah sebagai penyedia permohonan dan penerangan

dengan rincian: menyediakan dan memberikan formulir permohonan pendaftaran sesuai

dengan permintaan pemohon, memberikan penerangan mengenai kelengkapan

persyaratan pendaftaran, membukukan semua formulir yang diterima, dikeluarkan dan

sisanya setiap hari, mencatat nomor formulirdan kendaraan atau nama pemilik pada buku

register formulir, memberi tanda atau paraf pada formulir permohonan untuk setiap

permohonan yang telah memenuhi persyaratan, menerima kembali formulir yang rusak

untuk diganti dengan yang baru, menerima pembayaran PNKB.

Tugas Dispenda adalah meneliti berkas yang diterima dari petugas kepolisian dan

membubuhkan paraf atas kelengkapan persyaratan, meneruskan bekas kepada petugas

kepolisian bagian registrasi dan permohonan, memberitahukan kepada petugas Kepolisian

dan PT. Asuransi jasa raharja apabila ditemukan kekeliruan atau kekurangan persyaratan

administrasi yang diperlukan.

Tugas PT. Asuransi Jasa Raharja adalah menerima dan meneliti berkas yang

diterima dari petugas Dispenda, menetapkan SWDKLLJ dan dendanya yang harusdibayar

oleh pemohon, membuktikan penetapan SWDKLLJ, dan meneruskan berkas tersebut

kepada sub kelompok kerja pengetikan.

Kantor SAMSAT sebagai organisasi pelaksana tugas membuat atau merancang

konsepsi-konsepsi untuk memberdayakan segala kemapuan agar dapat melaksanakan

(20)

keahlian aparatur, seperti kemampuan mengidentifikasi dan mengelompokkan pekerjaan,

menyiapkan personalia untuk menangani pelaksanaan tugas-tugas, mengetahui wewenang

dan tanggung jawab, serta menyusun mekanisme koordinasi kepada antar unit kegiatan.

Kinerja suatu organisasi atau birokrasi dapat dilihat dari respon masyarakat itu

sendiri sebagai konsumen dari organisasi tersebut.Rasa puas yang datang dari masyarakat

setidaknya dapat menggambarkan bagaimana tingkat kinerja dari suatu organisasi.

Berbicara mengenai kinerja organisasi atau suatu birokrasi, maka kecenderungan

keluhan ataupun permasalahan yang keluar dari masyarakat adalah mengenai buruknya

pelayanan yang diberikan dari birokrasi itu sendiri. Kurangnya keterbukaan serta

kurangnya komitmen dalam memberikan pelayanan seakan menjadi gambaran yang

sangat nyata dari pelayanan publik yang diterima oleh masyarakat.

Permasalahan berkaitan dengan buruknya kinerja organisasi seperti ini harus

mendapat perhatian khusus, sehingga berdampak pada keinginan masyarakat untuk

terlibat langsung kepada birokrasi sebagai organisasi pemerintah yang bertanggung jawab

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sebaik-baiknya.

Pelaksanaan prinsip – prinsip good governance pada Unit Pelayanan Teknis ( UPT ) SAMSAT Medan Selatan pastinya akan berpengaruh dengan kinerja dari

organisasi itu sendiri namun tidak menutup kemungkinan ada hal – hal yang mendukung pelaksanaan prinsip – prinsip good governance tadi yang juga pada akhirnya ikut mendukung peningkatan kinerja organisasi yang lebih baik lagi.

Bertitik tolak dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pelaksanaan Good Governance

Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi Pada Kantor Unit Pelayanan Teknis Medan Selatan)”.

I.2 Perumusan Masalah

Untuk dapat memudahkan dalam penelitian ini dan agar penelitian ini memiliki

(21)

maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Adapun permasalahan yang diajikan

dalam penelitian ini adalah: “Adakah Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi pada Kantor Unit Pelayanan Teknis Medan Selatan?”

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip Good

Governance di Kantor Unit Pelayanan Teknis Medan Selatan.

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja organisasi di Kantor Unit Pelayanan

Teknis Medan Selatan.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan prinsip-prinsip Good

Governance terhadap kinerja organisasi di Kantor Unit Pelayanan Teknis

Medan Selatan.

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari peneitian ini adalah:

1. Bagi penulis secara subjektif adalah sebagai suatu tahapan untuk melatih

dan mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis

dalam memecahkan suatu permasalahan secara objektif dan kritis melalui

suatu karya ilmiah sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bersifat

teruji dan berguna

2. Bagi mahasiswa lainnya sebagi khasanah ilmiah untuk penelitian lainnya.

3. Bagi FISIP-USU khususnya Departemen Ilmu Administrasi Negara

sebagai bahan referensi, bahan kajian dan bahan perbandingan bagi mereka

yang memerlukannya dan orang-orang yang tertarik dengan pemasalahan

ini.

I.5 Kerangka Teori

I.5.1 Good Governance

(22)

Konsep governance bukanlah konsep baru, konsep governance sama luasnya

dengan peradaban manusia, salah satu pembahasan tentang good governance dapat

ditelusuri dari tulisan J.S Endarlin (Setyawan, 2004:223) governance merupakan suatu

terminologi yang digunakan untuk mengganti istilah government, yang menunjuk

penggunaan otoritas politik, ekonomi dan administrasi dalam mengelola masalah-masalah

kenegaraan.

Governance yang diterjemahkan menjadi tata pemerintahan adalah penggunaan

wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada

semua tingkat. Tata pemerintahan mencangkup seluruh mekanisme, proses dan lembaga

-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutamakan kepentingan

mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani

perbedaan-perbedaan diantara mereka.

Defenisi lain menyebutkan governance adalah mekanisme pengelolaan sumber

daya ekonomi dan social yang melibatkan pengaruh sector negara dan sector

non-pemerintah dalam suatu usaha kolektif. Defenisi ini mengasumsikan banyak aktor yang

terlibat dimana tidak ada yang sangat dominan yang menentukan gerak aktor lain. Pesan

pertama dari terminology governance membantah pemahaman formal tentang

berkerjanya institusi-institusi negara. Governance mengakui bahwa didalam masyarakat

terdapat banyak pusat pengambilan keputusan yang berkerja pada tingkat yang berbeda

(Winarno, 2002:122).

Governance sebagai proses pengambilan keputusan dan proses yang mana

keputusan itu diimplementasikan, maka analisis governance difokuskan pada

(23)

implementasinya serta struktur formal dan informal yang disususun untuk mendatangkan

implementasi keputusan.. Governance dapat digunakan dalam beberapa konteks seperti

coorporate governance, international governance, national governance dan local

governance (Mardiasmo, 2002:14).

Menurut Kooiman (Setyawan, 2004 : 224) mengatakan governance merupakan

serangkaian proses interaksi social politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam

berbagai bidang yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan intervensi

pemerintah atas kepentingan-kepentingan tersebut. Governance merupakan

mekanisme-mekanisme, proses-proses dan institusi-institusi melalui warga negara mengartikulasikan

kepentingan-kepentingan mereka, memediasi perbedaan-perbedaan mereka serta

menggunakan hak dan kewajiban legal mereka (Setyawan, 2004:12). Dalam konteks ini

governance memeiliki hakikat yang sesuai yaitu bebas dari penyalahgunaan wewenang

dan korupsi serta dengan pengakuan hak berlandaskan pada pemerintahan hukum.

I.5.1.2 PengertianGood Governance

Istilah good governance berasal dari induk bahasa Eropa Latin, yaitu Gubernare

yang diserap oleh bahasa Inggris menjadi Govern, yang berarti steer(menyetir,

mengendalikan), direct (mengarahkan), atau rule (memerintah). Penggunaan utama

istilah ini dalam bahasa Inggris adalah to rule with authority, atau memerintah dengan

kewenangan.

Pengertian good governance diatas merupakan suatu pemahaman atau pijakan

dari akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Good governance sebenarnya mempunyai

makna sebagai kepengelolaannya atau kepengarahannya yang baik bukan kepemerintahan

yang baik. Memang pemahaman ini mempunyai perbedaan dengan pemahaman dasar di

lingkungan kita selama ini, antara lain yang diperkenalkan oleh lembaga Administrasi

(24)

O’Brien (Nugroho:2005:142) mendefinisikan Good Governance adalah penjumlahan dari cara-cara dimana individu-individu dan institusi-institusi baik privat

maupun public mengelola urusan-urusan bersamanya.

Menurut Bank Dunia yang dikutip Wahab1 menyebut Good Governance adalah

suatu konsep dalam penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan

bertanggung jawab sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah

alokasi dan investasi yang langka dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun

Administrative, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal framework bagi

tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Selain itu Bank Dunia juga mensinonimkan Good

Governance sebagai hubungan sinergis dan konsturktif diantara Negara, sektor swasta

dan masyarakat.2

Berkaitan dengan good governance, Mardiasmo dalam Tangkilisan3,

mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk menciptakan

good governance, dimana pengertian dasarnya adalah pemerintahan yang baik. Kondisi

ini berupaya untuk menciptakan suatu penyelenggaraan pembangunan yang solid dan

bertanggungjawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efesiensi, pencegahan korupsi, baik

secara politik maupun administrasi. Berdasarkan dokumen kebijakan UNDP4, disebutkan

tata pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna

mengelola urusan-urusan Negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup

seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok

masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi

kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka. Jelas bahwa good

governance adalah masalah perimbangan antara negara, pasar dan masyarakat.

Dari berbagai pengertian tentang Good Governance dapat disimpulkan bahwa

suatu konsep tata pemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan penggunaan otoritas

politik dan kekuasaan untuk mengelola sumber daya demi pembangunan masyarakat

yang solid dan bertanggung jawab secara efektif melalui pembuatan peraturan dan

1

Wahab, Solihin Abdul. 2002. Analisis Kebija kan Negara . Jakarta: Rieneka Cipta. Hal. 34

2

Effendi, Sofian. 1996. Membangun Martabat Manusia ; Peranan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Pembangunan. Yogyakarta: Gajah Mada University. Hal. 47

3

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grassindo. Hal. 114

4

Dikutip dari artikel “Dokumen Kebijakan UNDP : Tata Pemerintahan Menunjang Pembangunan Manusia

(25)

kebijakan yang absah dan yang merujuk pada kesejahteraan rakyat, pengambilan

keputusan, serta tata laksana pelaksanaan kebijakan.

I.5.1.3 Prinsip-prinsip Good Governance

Berdasarkan pengertian Good Governance oleh Mardiasmo dan Bank Dunia

yang disebutkan diatas dan sejalan dengan tuntutan reformasi yang berkaitan dengan

aparatur Negara termasuk daerah adalah perlunya mewujudkan administrasi Negara yang

mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas, dan fungsi

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, maka menuntut penggunaan konsep

Good Governance sebagai kepemerintahan yang baik, relevan dan berhubungan satu

dengan yang lainnya. Ide dasarnya sebagaimana disebutkan Tangkilisan5 adalah bahwa

Negara merupakan institusi yang legal formal dan konstitusional yang menyelenggarakan

pemerintahan dengan fungsi sebagai regulator maupun sebagai Agent of Cha nge.

Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa Good Governance awalnya digunakan

dalam dunia usaha (corporate) dan adanya desakan untuk menyusun sebuah konsep

dalam menciptakan pengendalian yang melekat pada korporasi dan manajemen

professionalnya, maka ditetapkan Good Corporate Governance. Sehingga dikenal

prinsip-prinsip utama dalam Governance Corporate adalah: transparansi, akuntabilitas,

fairness, responsibilitas, dan responsivitas.6

Prinsip-prinsip Good Governance diatas cenderung kepada dunia usaha,

sedangkan bagi suatu organisasi publik bahkan dalam skala Negara prinsip-prinsip

tersebut lebih luas menurut UNDP melalui LAN yang dikutip Tangkilisan7 menyebutkan

bahwa adanya hubungan sinergis konstruktif di antara Negara, sektor swasta atau privat

dan masyarakat yang disusun dalam sembilan pokok karakteristik Good Governance,

yaitu:

1. Partisipasi

Setiap orang atau setiap warga negara baik laki-laki maupun perempuan harus

memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan, baik secara

5

Tangkilisan, Hessel Nogi S. Ibid. Hal. 116

6

Nugroho. T. Rianto. 2004. Kebija kan Publik, Formulas, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: Gramedia. Hal. 216

7

(26)

langsung maupun melalui lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan

aspirasinya masing-masing. Partisipasi yang luas ini perlu dibangun dalam suatu

tatanan kebebasan berserikat dan berpendapat, serta kebebasan untuk

berpartisipasi secara konstruktif

2. Aturan Hukum ( Rule of La w )

Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan haruslah berkeadilan

ditegakkkan dan dipatuhi secara utuh (impartially), terutama tentang aturan

hukum tentang hak asasi manusia.

3. Transparasi

Transparasi harus dibangun dalam kerangka kebebasan aliran informasi berbagai

proses, kelembagaan, dan informasi harus dapat diakses secara bebas oleh mereka

yang membutuhkannya, dan informasi harus dapat disediakan secara memadai

dan mudah dimengerti, sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan

evaluasi

4. Daya Tanggap (Responsivenes)

Seiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani

berbagai pihak yang berkepentingan (stake holders)

5. Berorientasi Konsensus (Consensus Orientation)

Pemerintah yang baik (good governance) akan bertindak sebagai penegah

(mediator) bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai konsesus atau

kesepakatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing pihak, dan jika

mungkin juga diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang kan

ditetapkan pemerintah.

(27)

Pemerintahan yang baik akan memberikan kesempatan yang sama baik terhadap

laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan

memelihara kualitas hidupnya.

7. Efektifitas dan efisiensi

Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu

yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melaui pemanfaatan yang

sebaik-baiknya dari berbagai sumber yang tersedia.

8. Akuntabilitas

Para pengambil keputusan (decision makers) dalam organisasi sector pelayanan,

dan warga negara madani memiliki pertanggungjawaban (akuntanbilitas) kepada

publik (masyarakat umum) sebagaimana halnya kepada para pemilik (stake

holders). Pertanggung jawaban tersebut berbeda-beda, tergantung pada jenis

keputusan organisasi itu bersifat internal atau bersifat eksternal.

9. Bervisi strategis

Para pemimpin dan warga negara memiliki perspektif yang luas dan jangka

panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance )

pembangunan manusia, bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk

pembangunan tersebut. Mereka juga memahami aspek-aspek histories, kultur,

dan kompleksitas social yang mendasari perspektif mereka.

10.Saling keterkaitan

Bawa keseluruhan ciri good governance tersebut diatas adalah saling memperkuat

dan saling terkait dan tidak berdiri sendiri. Misalnya, informasi semakin mudah

diakses berarti transparasi semakin baik, tingkat partisipasi akan semakin luas,

dan proses pengambilan keputusan akan semakin efektif. Partisipasi yang

(28)

informasi yang diperlukan bagi pengambilan keputusan dan memperkuat

keabsahan atau legitimasi atas berbagai keputusan yang ditetapkan. Tingkat

legitimasi keputusan yang kuat pada gilirannya akan mendorong efektifitas

pelaksanaanya. Kelembagaan yang responsive harus transparan dan berfungsi

sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku agar

keberfungsiannya itu dapat bernilai dan berkeadilan.

Prinsip-prinsip diatas merupakan suatu karakteristik yang harus dipenuhi dalam

hal pelaksanaan good governance yang berkaitan dengan kontrol dan pengendalian, yakni

pengendalian suatu pemerintahan yang baik agar cara dan penggunaan cara

sungguh-sugguh mencapai hasil yang dikehendaki stakeholders.

Good governance berkenaan dengan masalah bagaimana suatu organisasi ditata

dan bagaimana tatanaan tersebut berproses jadi prinsipnya adalah implementasi sudah

sesuai dengan rencana, apakah hasil yang diperoleh benar-benar bermanfaat bagi

masyarakat (Winarno, 2002:53).

Berkaitan dengan pemerintah yang dikelola siapa saja yang mempunyai

kualifikasi profesional mengarah kepada kinerja SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada

dalam organisasi publik sehingga dalam penyelenggaraan good governance didasarkan

pada kinerja organisasi publik yaitu responsivitas (responsivinies), responsibilitas

(responsibility), dan akuntabilitas (accountability ).

Penerapan Good Governance kepada pemerintah adalah ibarat masyarakat

memastikan mandat, wewenang, hak dan kewajibannya telah dipenuhi dengan

sebaik-baiknya. Disini dapat dilihat bahwa arah ke-delapan dari Good Governance adalah

membangun the professional government, bukan dalam arti pemerintah yang dikelola

(29)

mereka yang mempunyai ilmu dan pengetahuan yang mampu mentransfer ilmu dan

pengetahuan menjadi skill dan dalam melaksanakannya berlandaskan etika dan moralitas

yang tinggi.

Agenda selanjutnya adalah good governance sebuah upaya baik untuk

meningkatkan pemerintah disetiap tingkat, namun demikian, harus disadari tujuan dari

good governance untuk menjalankan pekerjaan pemerintah yang baik yang bersih

berdasarkan hukum yang berlaku agar tidak terjadi penyimpangan atau penyelewengan

dalam pelaksanaan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

I.5.2 Kinerja Organisasi

I.5.2.1Pengertian Organisasi

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.

Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada

perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa

pendapat sebagai berikut

Chester I. Barnard (Sutarto, 1998:4) mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah

system kerjasama antara dua orang atau lebih”. James D. Mooney (Bryson, 1999:23) mengatakan bahwa : Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan

bersama. Menurut Dimock (1986:21) organisasi adalah organisasi adalah perpaduan

secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk

membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan

dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).

Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi

harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :

1. Orang-orang (sekumpulan orang),

2. Kerjasama,

3. Tujuan yang ingin dicapai,

(30)

antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan

sumber daya yang dimiliki Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga

unsur dasar, dan secara lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri menurut Jhon M. Gaus

(Sutarto, 1998:34), sebagai berikut :

1. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,

2. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan

(interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,

3. Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran,

tenaga, dan lain-lain,

4. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,

5. Adanya tujuan yang ingin dicapai.

Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M.

Williams (Wahyudi, 1994:54) yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap

Government, bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi

. 1. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.

Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian

tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi

pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi,

mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan

kesehatan yang berkualitas dan lain lain.

2. Prinsip Skala Hirarkhi.

Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan,

(31)

pendelegasian wewenang dan pertanggung jawaban, dan akan menunjang

efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.

3. Prinsip Kesatuan Perintah.

Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab

kepada seorang atasan saja.

4. Prinsip Pendelegasian Wewenang.

Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan

pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada

bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya

hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan

meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan

dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih

dahulu kepada atasannya lagi.

5. Prinsip Pertanggungjawaban.

Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab

sepenuhnya kepada atasan.

6. Prinsip Pembagian Pekerjaan.

Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau

kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan

pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari

masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan

memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta

menunjang efektivitas jalannya organisasi.

(32)

Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang

atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk

dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang

cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.

8. Prinsip Fungsional.

Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas

tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari

pekerjaannya.

9. Prinsip Pemisahan.

Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung

jawabnya kepada orang lain.

10..Prinsip Keseimbangan.

Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi.

Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari

organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/

kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak

kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan

berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta,

Bandung, atau Surabaya.

11. Prinsip Fleksibilitas

Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai

dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya

pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu

(33)

12. Prinsip Kepemimpinan.

Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau

dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya

proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.

Jenis-Jenis Organisasi Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan kriteria menurut Dalton E. McFarland (Sutarto, 1998:67), sebagai berikut

1. Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.

(1) bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua

kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang. (2) bentuk komisi,

pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang,

semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.

2. Berdasarkan lalu lintas kekuasaan.

Bentuk organisasi ini meliputi; (1) organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan

mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang

memimpin unit-unit dalam organisasi, (2) bentuk lini dan staff, dalam organisasi

ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai

pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi, (3) bentuk

fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi-fungsi yang

dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat

horizontal.

3. Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu ;

(1) organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti :

organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum (2) organisasi

(34)

antara lain kesamaan minat atau hobby, dll.

4. Berdasarkan tujuan.

Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu : (1) organisasi yang tujuannya mencari

keuntungan atau ‘profit oriented’ dan (2) organisasi sosial atau ‘non profit

oriented.

5. Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu ;

(1) organisasi pendidikan, (2) organisasi kesehatan, (3) organisasi pertanian, dan

lain lain.

6. Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :

(1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan, (2) Organisasi

berorientasi pada politik, misalnya partai politik (3) Organisasi yang bersifat

integratif, misalnya serikat pekerja (4) Organisasi pemelihara, misalnya organisasi

peduli lingkungan, dan lain lain.

7. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat.

Organisasi ini meliputi; (1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang

kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi, (2) Service

organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan,

misalnya bank, (3) Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia

usaha, seperti perusahaan-perusahaan, (4) Commonwealth organization, adalah

organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum,

seperti organisasi pelayanan kesehatan, contohnya rumah sakit, Puskesmas, dll.

I.5.2.2Pengertian Kinerja Organisasi

(35)

menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja. Pengertian

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Konsep kinerja (Performance) dapat didefinisikan

sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of accomplishtment (Supardi, 2002:21), Hal

ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana

organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan

sebelumnya. Mengingat bahwa kinerja dari suatu organisasi itu adalah untuk mencapai

tujuan tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya, maka informasi tentang kinerja

organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting.

Informasi tentang kinerja organisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi

apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan

yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang

justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang tidak mempunyai informasi tentang

kinerja dalam organisasinya.

Untuk menilai kinerja organisasi ini tentu saja diperlukan indikator-indikator

atau kriteria-kriteria untuk mengukurnya secara jelas. Tanpa indikator dan kriteria yang

jelas tidak akan ada arah yang dapat digunakan untuk menentukan mana yang relatif lebih

efektif diantara : alternatif alokasi sumber daya yang berbeda; alternatif desain-desain

organisasi yang berbeda; dan diantara pilihan-pilihan pendistribusian tugas dan

wewenang yang berbeda (Bryson, 1995:34). Sekarang permasalahannya adalah kriteria

(36)

Sebagai sebuah pedoman, dalam menilai kinerja organisasi harus dikembalikan

pada tujuan atau alasan dibentuknya suatu organisasi. Misalnya, untuk sebuah organisasi

privat/swasta yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dan barang yang

dihasilkan, maka ukuran kinerjanya adalah seberapa besar organisasi tersebut mampu

memproduksi barang untuk menghasilkan keuntungan bagi organisasi. Indikator yang

masih bertalian dengan sebelumnya adalah seberapa besar efisien pemanfaatan input

untuk meraih keuntungan itu dan seberapa besar efective yang dilakukan untuk meraih

keuntungan tersebut.

Dalam organisasi publik, sulit untuk ditemukan alat ukur kinerja yang sesuai.

Bila dikaji dari tujuan dan misi utama kehadiran organisasi publik adalah untuk

memenuhi kebutuhan dan melindungi kepentingan publik, kelihatannya sederhana sekali

ukuran kinerja organisasi publik, namun tidaklah demikian kenyataannya, karena hingga

kini belum ditemukan kesepakatan tentang ukuran kinerja organisasi publik.

Berkaitan dengan kesulitan yang terjadi dalam pengukuran kinerja organisasi

publik ini dikemukakan oleh Sutarto (1998:1), “kesulitan dalam pengukuran kinerja

organisasi pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan dan misi organisasi publik

seringkali bukan hanya kabur akan tetapi juga bersifat multidimensional. Organisasi

publik memiliki stakeholders yang jauh lebih banyak dan kompleks ketimbang organisasi

swasta. Stakeholders dari organisasi publik seringkali memiliki kepentingan yang

berbenturan satu dengan yang lainnya, akibatnya ukuran kinerja organisasi publik dimata

(37)

Moeljarto (1997) (dalam Tjandra, 2005:44) menyatakan bahwa :

“Organisasi bukanlah sistem yang tertutup (close system) melainkan organisasi

tersebut akan selalu dipaksa untuk memberika tanggapan atas rangsangan yang berasal dari lingkungannya. Pengaruh lingkungan dapat dilihat dari dua segi : pertama, lingkungan eksternal yamg umumnya menggambarkan kekuatan yang berada diluar organisasi seperti faktor organisasi politik, ekonomi dan sosial, kedua, adlah lingkungan internal yaitu faktor-faktor dalam organisasi yang menciptakan iklim organisasi dimana berfungsinya kegiatan mencapai tujuan.

Sejalan dengan pendapat tersebut Higgins (1985) (dalam Tjandra, 2005:44)

menyatakan bahwa:

“Ada dua kondisi yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi, yaitu kapabilitas

organisasi yaitu konsep yang dipakai untuk menunjuk pada kondisi lingkungan internal yang terdiri dari dua faktor srtatejik yaitu kekuatan dan kelemahan. Kekuatan adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif, yang memungkinkan organisasi memiliki keuntungan strategik dalam mencapai sasarannya: sedangkan kelemahannya adalah situasi dan ketidak kemampuan internal yang mengakibatkan organisasi tidak dapat mencapai sasarannya. Kedua

faktor tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi”

Faktor yang perlu diperhitungkan dalam melihat kemampuan internal organisasi

antara lain :struktur organisasi, sumberdaya baik dana amupun tenaga, lokasi, fasilitas

yang dimiliki, intergritas seluruh karyawan dan intergritas seluruh karyawan dan

intergritas kepemimpinan. Kondisi kedua adalah ;ingkungan eksternal, yang terdiri dari

dua faktor eksternal yang membantu organisasi mencapai atau bahkan nisa melampaui

pencapaian sasarannya. Dalam mengamati lingkungan eksternal, ada beberapa sector

yang peka secara stratejik, artinya bisa menciptkan peluang, atau sebaliknya merupakan

ancaman.

Kinerja organisasi sebenarnya dapat dilihat melalui berbagai dimensi seperti

dimensi akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, responsivitas maupun responsibilitas.

Berbagai literatur yang membahas kinerja organisasi pada dasarnya memiliki kesamaan

(38)

dilakukan oleh birokrasi pelayanan. Kinerja itu merupakan suatu konsep yang disusun

dari berbagai indikator yang sangat bervariasi sesuai dengan fokus dan konteks

penggunaannya

Kinerja bisa juga dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari suatu proses

tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-sumber

tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari

serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu organisasi.

Bagi suatu organisasi, kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama diantara

anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.

Sederhananya, kinerja merupakan produk dari kegiatan administrasi, yaitu kegiatan

kerjasama untuk mencapai tujuan yang pengelolaannya biasa disebut sebagai manajemen.

Sebagai produk dari kegiatan organisasi dan manajemen, kinerja organisasi

selain dipengaruhi oleh faktor-faktor input juga sangat dipengaruhi oleh proses-proses

administrasi dan manajemen yang berlangsung. Sebagus apapun input yang tersedia tidak

akan menghasilkan suatu produk kinerja yang diharapkan secara memuaskan, apabila

dalam proses administrasi dan manajemennya tidak bisa berjalan dengan baik. Antara

input dan proses mempunyai keterkaitan yang erat dan sangat menentukan dalam

menghasilkan suatu output kinerja yang sesuai harapan atau tidak.

Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa proses manajemen yang berlangsung

(39)

organizing, actuating, dan controlling (POAC) atau lebih detailnya lagi adalah planning,

organizing, staffing, directing, coordinating, regulating, dan budgetting (POSDCoRB).

Mengingat bahwa kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor input dan

proses-proses manajemen dalam organisasi, maka upaya peningkatan kinerja organisasi

juga terkait erat dengan peningkatan kualitas faktor input dan kualitas proses manajemen

dalam organisasi tersebut.

Analisis terhadap kondisi input dan proses-proses administrasi maupun

manajemen dalam organisasi merupakan analisis kondisi internal organisasi. Selain

kondisi internal tersebut kondisi-kondisi eksternal organisasi juga mempunyai peran yang

besar dalam mempengaruhi kinerja organisasi. Penilaian terhadap faktor-faktor kondisi

eksternal tersebut dapat dilakukan dalam analisis: (a) kecenderungan politik, ekonomi,

sosial, tekhnologi, fisik, dan pendidikan; (b) peranan yang dimainkan oleh pihak -pihak

yang dapat diajak bekerja sama (collaborators) dan pihak-pihak yang dapat menjadi

kompetitor, seperti swasta, dan lembaga-lembaga lain; dan (c) dukungan pihak-pihak

yang menjadi sumber resources seperti para pembayar pajak, asuransi, dan sebagainya

(Bryson, 1995:223)

Berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja organisasi, maka pilihan mana

yang akan dioptimalkan penanganannya, apakah pada sisi internal organisasi atau pada

(40)

I.5.3 Pengaruh Pelaksanaan Good Governance terhadap Kinerja Organisasi

Kantor Unit Pelaksanaan Teknis Medan Selatan adalah salah satu lembaga

pemerintahan yang berfungsi untuk melayani masyarakat dalam hal pengurusan

surat-surat kendaraan bermotor. Dalam melayani masyarakat aparatur Kantor Unit Pelaksanaan

Teknis Medan dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan baik yakni kinerja

organisasinya harus tinggi. Tercapainya kinerja organisasi kerja bukan saja ditentukan

dari banyaknya jumlah pegawai akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti

pengelolaan organisasi, pengendalian yang baik yang disebut dengan good governance.

Pengelolaan dan pengendalian yang baik dari suatu organisasi dalam hal ini

organisasi publik menyangkut pencapaian tujuan organisasi secara bersama-sama yaitu

untuk menciptakan suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan

bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efisiensi, pencegahan korupsi baik

secara politik maupun secara administrasi. Dengan pengertian lain good governance

adalah proses penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel oleh

organisasi-organisasi pemerintahan seperti organisasi publik pemerintahan Kota Medan

yang mencangkup kepemimpinan, struktur organisasi dan sumber daya manusianya.

Berdasarkan uraian diatas maka disebutkan bahwa apabila pemimpin organisasi

public, struktur organisasi dan sumberdaya manusianya baik maka akan tercipta Good

Governance yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi itu sendiri. Dengan demikian

jelaslah pelaksanaan good governance akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi,

sehingga para stakeholders dalam hal ini masyarakat luas dapat merasa terpuaskan akan

hasil kinerja dari organisasi tersebut.

I.6 Hipotesis

Hipotesa adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan (Sugiyono, 2005:70)

Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah ;

(41)

“Terdapat pengaruh antara pelaksanaan Good Governance terhadap Kinerja

organisasi”.

2. Hipotesa Nihil (Ho) :

“Tidak terdapat pengaruh antara pelaksanaan Good Governance terhadap Kinerja

organisasi”

I.7 Defenisi Konsep

Adapun konsep dari penelitian ini adalah :

a. Good Governance adalah.serangkaian proses interaksi sosial politik antara

pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan

kepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan-kepentingan

tersebut

b. Kinerja Organisasi adalah bentuk kerjasama diantara anggota organisasi ydimana

proses kerjasama tersebut mempunyai hubungan satu sama lainnya, dan juga

untuk mencapai tujuan yang diingin dicapai bersama.

I.8 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan

dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan operasionalisasi dari suatu

penelitian.

1. Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Good Governance, yang

diukur berdasarkan indikatornya yaitu :

a.Keterbukaan (Transparansi)

b. Pertanggung Jawaban (Akuntabilitas)

Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi ,yang diukur

berdasarkan indikatornya yaitu : :

a. Produktivitas.

b. Kualitas Layanan

c. Responsivitas.

(42)

I.9 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan

hasil penelitian ini secar singkat dapat diketahui sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, kerangka teori, hipotesis, defenisi konsep, defenisi operasional dan

systematika penulisan

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan Sample

teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor dan teknik Analisis data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum tentang objek atau lokasi penelitian yang relefan

dengan topik penelitian .

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisi hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau berupa dokumen

yang akan dianalisis.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang uraian data-data yang diperoleh setelah melaksanakan

penelitian.

BAB VI PENUTUP

(43)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa Kuantitatif

dengan maksud mencari pengaruh antara variable independent (X) dengan variable

devenden (Y). Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada

berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.

II.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan pada Unit Pelaksana Teknis SAMSAT

Medan Selatan. Hal ini berkaitan adanya keluhan atau permasalahan yang keluar dari

masyarakat mengenai bagaimana tidak maksimalnya kinerja dari UPT SAMSAT Medan

Selatan.

II.3 Populasi dan Sampel II.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:90). Dalam penelitian ini

yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai Kantor UPT SAMSAT Medan Selatan

yang jumlahnya sebanyak 53 orang.

II.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2003:91). Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai

refresentatif dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan

Gambar

Tabel I.  Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien Korelasi
Gambar 1. Mekanisme Pelayanan SAMSAT Medan Selatan
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian terhadap tanaman tersebut bertujuan untuk membangun sebuah sistem pakar menggunakan metode K-Means Cluster untuk mendeteksi hama atau penyakit pada

Suatu rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini

 sikap  yang  ditunjukk an siswa  terkait  dengan  tanggung  jawabnya  terhadap  pelaksana

[r]

To determine if career orientations in the two forces differed in terms of promotion related variables, we conducted a two by five (force by career orientation) multivariate analysis

[r]

Kerja akibat seluruh gaya luar yang bekerja pada sebuah struktur ( external forces ) U e , menyebabkan terjadinya gaya-gaya dalam pada struktur ( internal work or

Penetapan awal Ramadhan dan Syawal 1438 H menunggu Keputusan Pemerintah RI (Menteri Agama RI) ; Penunjukan waktu pada jam masing-masing agar dikalibrasi / disesuaikan + 8 jam