• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 96% DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH MENCIT HIPERURISEMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 96% DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH MENCIT HIPERURISEMIA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pola hidup masyarakat yang tidak seimbang dengan mengkonsumsi makanan berkadar purin tinggi, seperti daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, buncis memicu meningkatnya kadar asam urat dalam darah. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin (turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel tubuh. Pada dasarnya asam urat merupakan produk normal dari darah dan urin yang di hasilkan dari pemecahan dan sisa pembuangan bahan makanan yang mengandung nukleotida purin yang diproduksi oleh tubuh (Misnadiarly, 2008). Kadar asam urat normal pada pria 3,5-7,0 mg/dl sedangkan wanita 2,6-6,0 mg/dl (Akmal et al., 2010).

Keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat yang berlebihan dan melewati batas normal dalam darah disebut hiperurisemia, hal ini dapat menyebabkan penumpukan asam urat pada sendi-sendi tangan atau kaki. Hiperurisemia merupakan faktor utama untuk resiko perkembangan gout (Akmal et al., 2010). Penyakit ini akan menyebabkan komplikasi antara lain cacat, tofi, penyakit ginjal, kalkuli asam urat, nefropati urat yang kronis, nefropati urat akut hingga nekrosis avaskular dari tulang paha (femoral head)(Jordan, 2004).

Xantin oksidase merupakan enzim yang memiliki peran penting dalam pembentukan asam urat. Enzim ini mengkatalisis hipoxantin dan xantin menjadi asam urat, yang merupakan reaksi metabolisme basa purin. Tingginya aktivitas xantin oksidase berhubungan erat dengan hiperurisemia dan penyakit gout (Cos et al., 1998).

(2)

aktif, tetapi 60-70% mengalami konversi di hati menjadi metabolit aktif oxypurinol (Johnstone, 2005).

Telah diketahui bahwa penggunaan obat-obat kimia akan memicu terjadinya efek samping obat yang tidak diinginkan. Hal ini menarik konsumen untuk beralih menggunakan obat-obatan tradisional yang memiliki berbagai keuntungan antara lain aktivitasnya yang kurang drastis, khasiatnya yang lebih lengkap hingga efek sampingnya yang sangat kecil (BPOM, 1994). Obat tradisional telah diterima secara luas hampir seluruh negara di dunia. Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat tradisional sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat tradisional untuk pengobatan primer (WHO, 2003).

Indonesia sebagai negara megabiodiversitas yang kaya akan tumbuhan. Biodeversitas yang sering dimanfaatkan oleh manusia adalah yang memiliki kandungan bioaktif. Flavonoid memiliki aktivitas dalam menghambat kerja enzim xantin oksidase sehingga pembentukan asam urat akan terhambat (Cos et al., 1998). Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Nagao dkk bahwa flavonoid golongan flavonol yaitu quercetin, myricetin, kaemferol dan golongan flavon yaitu chrisin dan luteolin memiliki aktivitas terbesar dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan cara menghambat enzim xantin oksidase (Nagao et al., 1999). Tempuyung merupakan tanaman dari suku Asteraceae, yang telah terbukti memiliki potensi cukup baik dalam penghambatan enzim xantin oksidase sehingga dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah (Cos et al., 1998). Tempuyung telah diidentifikasi mengandung senyawa flavonoid kaempferol, quercetin dan myricetin (Khan, 2012). Selain itu, tempuyung berpotensi sebagai anti inflamasi karena kandungan steroida dan flavonoida yang terbukti mampu menghambat pembentukan radang (Lumbanraja, 2009).

(3)

senyawa flavonoid myricetin, quercetin, dan kamferol. Hal ini memungkinkan tanaman beluntas juga memiliki aktivitas farmakologi yang sama pula dengan tanaman tempuyung.

Penelitian potensi flavonoid dalam beluntas sebelumnya telah digunakan sebagai alternatif pengobatan anti kanker (Cho et al., 2012). Maka pada penelitian ini akan diuji lebih lanjut potensi ekstrak etanol daun beluntas sebagai pengobatan hiperurisemia. Kandungan senyawa flavonoid pada daun beluntas diyakini dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase sehingga akan menurunkan kadar asam urat, serta dapat mengatur sintesis dan ekskresi asam urat dalam tubuh secara seimbang. Dari hasil penelitian ini, diharapkan akan memberikan wawasan yang lebih luas kepada masyarakat tentang manfaat besar penggunaan daun belutas sebagai terapi pengobatan hiperurisemia.

1.2RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan berikut:

1. Apakah ekstrak etanol 96% daun Pluchea indica (L.) memiliki aktifitas terhadap penurunan kadar asam urat darah mencit hiperurisemia?

2. Berapakah dosis yang paling efektif ekstrak etanol 96% daun Pluchea indica (L.)

terhadap penurunan kadar asam urat darah mencit hiperurisemia?

1.3TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui aktivitas ekstrak etanol 96% daun Pluchea indica (L.) terhadap penurunan

kadar asam urat darah mencit hiperurisemia.

2. Menentukan dosis yang efektif ekstrak etanol 96% daun Pluchea indica (L.) terhadap penurunan kadar asam urat darah mencit hiperurisemia.

1.4MANFAAT PENELITIAN

(4)
(5)

SKRIPSI

MYRNA DIAN RAHMAWATI

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 96% DAUN

BELUNTAS (Pluchea indica L.) TERHADAP

PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH

MENCIT HIPERURISEMIA

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... ... 3

1.3 Tujuan ... ... 3

1.4 Manfaat ... ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Asam Urat ... 5

2.2 Hiperurisemia ... 8

2.3 Xantin oksidase ... 13

2.4 Kalium oksonat ... 13

2.5 Pluchea indica L. ... 14

2.7Tinjauan tentang flavonoid ... 16

2.7 Kemotaksonomi ... 19

2.8 Easy Touch® Uric Acid Meter ... 20

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 21

3.1 Kerangka Konseptual ... ... 21

3.2 Hipotesis Penelitian ... ... 22

3.3 Skema kerangka konseptual ... 23

BAB IV METODE PENELITIAN ... 24

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... ... 24

(7)

4.3 Bahan Penelitian ... 24

4.4 Tahapan Penelitian ... ... 24

4.5 Prosedur Kerja ... .. 25

4.5.1 Kerangka Penelitian dan Preparasi Hewan Coba Mencit ... 25

4.5.2 Identifikasi Senyawa Flavonoid ... 26

4.5.3 Perhitungan dosis dan Pembuatan ekstrak etanol 96% daun Pluchea indica (L.) ... 26

4.5.4 Cara pembuatan suspensi bahan uji ... 27

4.5.5Preparasi mencit hiperurisemia dengan induksi kalium oksonat ... 28

4.5.6 Cara pembuatan larutan kalium oksonat ... 29

4.5.7 Kontrol positif (suspensi allopurinol) ... 29

4.5.8 Cara pembuatan suspensi Alopurinol ... 30

4.5.9 Kontrol negatif (suspensi CMC-Na) ... 30

4.6 Pengumpulan Data ... 30

4.7 Analisis Data ... 31

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Kimia Asam Urat ... 6

2.2 Jalur biosintesis purin dan pembentukanasam urat ... 7

2.3 Degradasi asam urat oleh enzim ... 8

2.4 Allopurinol menghambat xantin oksidase ... 11

2.5 Reaksi xantin oksidase yang mengoksidasi hipoxantin dan xantin menjadi asam urat ... 14

2.6 Mekanisme kalium oksonat dalam penghambatan pembentukan allantoin ... 14

2.7 Pluchea indica L. ... 15

2.8 Struktur umum flavonoid ... 17

(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman

1. Kerangka operasional rancangan penelitian ... 35

2. Ekstrak etanol 96 % daun Pluchea indica L. ... 36

3. Perhitungan dosis ekstrak etanol 96% daun Pluce indica L. ... 37

4. Perhitungan dosis kalium oksonat ... 40

5. Perhitungan dosis kontrol positif (Allopurinol) ... 41

6. Perhitungan dosis kontrol negatif (CMC-Na 0,5 %) ... 42

7. Tabel ekstrapolasi dosis berdasarkan berat badan mencit ... 43

8. Volume maksimal tiap rute pemberian ... 43

DAFTAR PUSTAKA

9. Akmal, M., IndahAan, Z., Widhawati., Sari, S. 2010, Kusumaningtrati. Ensiklopedi Kesehatan. Edisi ke-1. Jogjakarta: Ar-ruzz media, hal 47-49.

10.Batari, R., (2007) Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Sayuran Indigenous Jawa Barat, Skripsi Bogor: Skripsi Institut Pertanian Bogor.

11.BPOM, 2005. Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik. Nomor

:HK.00.05.4.1380

12.Cammalleri, L dan M. Malaguarnera. 2007. Rasburicase Respresents a new tool for hyperuricemia in Tumor Lysis Syndrome and in Gout. International Journal of Medical Sciences 4(2):83-93.

13.Cho, JJ., Cho, CL., Kao, CL., Chen, CM., Tseng, CN., Lee, YZ., Liao, LJ., Hong, YR., 2012. Crude aqueous extracts of Pluchea indica (L.) Less. inhibit proliferation and migration of cancer cells through induction of p53-dependent cell death. BMC Complementary and Alternative Medicine.

14.Choi, H.K., Mount, D.B & Reginato, A.M., 2005. Review : Pathogenesis of gout, American College of Physicians, Annalas of Internal Medicine, vol. 143, no.7, pp. 499-516.

15.Cos, P., Ying, L., Calomme, M., Hu, JP., Cimanga, K., Poel, BV., Pieters, L., Vlietinck, AJ., Berghe, DV. 1998. Structure-Activity Relationship and Classification of Flavonoids as Inhibitorsof Xanthine Oxidase and Superoxide Scavengers, J. Nat. Prod, 61; 71-76. 16.Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Trubus Agriwidya :

Jakarta.

17.Elin, YS., Retnosari, A., Yoseph, IS., Asnyana, IK., Setiadi, AAP., Kusnandar, 2008. ISO Farmakoterapi, Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

18.Francis H. McCrudden, 2000. Uric Acid. Penterjemah Suseno Akbar, Salemba Medika: Yogyakarta

19.Goodman & Gilman's. 2006. The Pharmacological Basis Of Therapeutics - 11th Ed. New York: McGraw-Hill.

20.Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan. hal.586.

(11)

22.Ismawan, B., 2012. Herbal Indonesia Berkhasiat, Vol. 10, PT. Trubus Swadaya, Depok, pp. 525-527.

23.ITIS.gov, 2013. Integrated Taxonomic Information System, Phyllanthus acidus L (Skeels),http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=28366 . Viewed 25 september 2013

24.

25.Jin, M., Yang, F., Yang, I., Yin, Y., Luo, H.W., Yang, X.F., 2012. Uric acid, Hyperuricemia and vascular diseases. National Institutes of Health, vol. 17, pp. 656-669. 26.Johnstone, A., 2005. Hospital Pharmacist, Gout- the disease and non-drug treatment,

(diterjemahkan oleh Diana Lyrawati). 12:391-394.

27.Jordan K.M., , An Update on Gout, Topical Reviews, Arthritis Research Campaign October 2004

28.Kang, F.N., Lifongo,L.L., Mbaze, L.M., Ekwelle, N., Owono, L.C., Magnassan, E., Judson, P.N., Sippl, W., Efange S.M., 2013. Cameroonian medicinal plants: a bioactivity versus ethnobotanical survey and chemotaxonomic classification, Biomed Central Complementary and alternative medicine., vol. 13, no.147, pp. 1-18.

29.Katzung, BG., 2007. Basic and Clinical Pharmacology. 10th ed. San Fransisco USA. 30.Khan, RA., 2012. Evaluation of Flavonoids and Diverse Antioxidant Activities of

Sonchus arvensis. Chemistry central journal, 6:126.

31.Koirewoa, YA,. Fatimawali, Wiyono, WI., 2012. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Beluntas (Pluchea indica L.). Sulawesi Utara:Universitas Sam Ratulangi Manado.

32.Lee HS. 2000. HPLC Analysis of phenolic compounds. Di dalam: Food Analysis by HPLC. Nollet LML, editor. New York: Marcel Dekker Inc

33.Lieberman Michael, Marks Allan D, 2009, Basic Medical Biochemistry : a Clinical Approcah.Third edition. Wolters Kluwer, Lippincott Williams&Wilkins Philadelphia, Baltimore, New york, London, Buenos aries,Hongkong, Sydney, Tokyo

34.Lumbanraja, LB., 2009. Skrining fitokimia dan Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Terhadap Radang pada Tikus. Skripsi Fakultas farmasi Universitas Sumatera Utara.

35.Mandell, Brian F, 2008, Cleveland Clinic Journal of Medicine: Clinical manifestations of hyperuricemia and gout. Department of Rheumatic andImmunologic Diseases, Center for Vasculitis Care and Research,Cleveland Clinic: Cleveland, OH

36.Markham, KR., 1998. Cara Mengidentifikasi Flavonoid (terjemahan), penerbit ITB, Bandung.

37.McCarty, D.J. Gout, Hyperuricemia, and Crystal-Associated Arthropathies, Best Practice of Medicine, December 2003.

38.McCrudden, F., 2000. Uric Acid. Penterjemah Suseno Akbar, Salemba Medika: Yogyakarta

39.Misnadiarly, AS., 2008. Mengenal Penyakit Arthritis. Mediakom, Puslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Litbangkes 12nd ed. (http://www.Mediakom|EdisiXII|Juni2008), diakses tanggal 7 agustus 2013.

40.Montgomery, D., and S. Kowalsky. 2011. Design and Analysis of Experiment. John Willey and Sains Inc. ISBN 978-0-470-16990-2.

(12)

42.Murugaiyah, L., 2008. Phytochemical, Pharmacological and Pharmacokinetic Studies of

Phyllanthus niruri Linn. Lignans as Potential Antihyperuricemic Agents. Dalam: Thesis. University Sains Malaysia.

43.Nagao, A., Seki, M., Kobayashi, H., 1999. Inhibition of Xanthine Oxidase by Flavonoids. 44.Nasrul, E., & Sofitri., 2012. Hiperurisemia pada Pra Diabetes, Jurnal KesehatanAndalas.

vol. 1, no. 2, pp. 86-91.

45.Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian, Edisi 2. Jakarta:

Penerbit Salemba Medika.

46.Notoadmojo. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

47.Oliveira, E.P. & Burini, R.C., 2012. High plasma uric acid concentration: causes and consequences, Diabetology & Metabolic Syndrome Biomed Central, vol. 4, no. 12, pp. 1-7.

48.Pagana KD. Mosby’s Diagnostic and Laboratory Test Reference 5th Ed. Mosby, Inc. St. Louis, 2001; 876-879.

49.Pietta, P.G., 2000. Flavonoids as Antioxidants, Journal of natural products. vol. 63, no. 7, pp. 1035-1042.

50.Price, S.A. & L.M. Wilson, 2003. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Penerbit Buku kedokteran, EGC, Jakarta.

51.Reaven, G.M., Abbasi, F., McLaughlin, T., 2004. Obesity, insulin resistance and cardiovascular disease. The Endocrin Society;16:207-23.

52.Rukmana, R.M., 2010. Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas (pluchea indica less)

53.terhadap Proses Spermatogenesis pada Mencit (mus musculus l). Malang: Universitas Islam Negeri.

54.

55.Sangi, M., M. R. J. Runtuwene., H. E. I. Simbala dan V. M. A. Makang. 2008. 56.Analisa Fitokimia Tumbuhan Obat Di Minahasa Utara. Chem. Prog. 1(1): 47-53. 57.

58.Schwinghammer, T.L., Wells, B.G., Dipiro, J.T., Dipiro, C.V., 2009, Pharmacotherapy Handbook, 7th ed, New York: McGraw Hill, pp. 1-8.

59.Spencer et al. 2003. Metabolism in the small intestine and gasrtoinstestinal tract. Di Dalam: Flavonoids in Health and Disease. Rice Evans CA dan Packers L, editor. New York: Marcel Dekker.

60.Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I.K., Setiadi, A.A.P., & Kusnandar. (2008). Isofarmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan, 26-36.

61.Sulistyaningsih. 2009. Potensi daun beluntas (Pluchea indica Less.) sebagai inhibitor terhadap Pseudomonas aeruginosa Multi Resistant Dan Methicillin Resistant Stapylococcus aureus. Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran.

62.

63.Syamsuhidayat, S. S. dan J. R. Hutapea. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. hal. 470- 471.

64.Syukri, M., 2007, Asam urat dan hiperurisemia, Majalah Kedokteran Nusantara. vol. 40, no. 1, pp. 52-56.

65.

66.The Merck Index. 13th ed.2001. New Jersey: Merck & Co., Inc 67.

68.Watanabe, S., Kimura, Y., Shindo, K., Fukui, T., 2006. Effect of human placenta extract on kalium oxonate-induced elevation of blood uric acid concentration, Journal of Health Science, vol.52, no. 6, pp. 738-742.

(13)

70.WHO, 2003, Traditional medicine, diakses september 2013. 71.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/

72.

73.Widyaningrum, 2011. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Jakarta: Medpress, hal 494-496.

74.Wijayakusuma, H. 1994. Tanaman berkhasiat Obat di Indonesia. Jilid I. Jakarta: Pustaka Kartini. hal. 24-25.

75.

76.Winarno, M.W. dan D. Sundari. 1998. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat Diare di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran. 109:25-32.

Referensi

Dokumen terkait

Pembentukan asam urat dari nukleotida purin melalui basa purin hipoxantin, xantin dan guanin (Stryer, 2000).. Patofisiologi asam urat dan kerja obat – obatnya seperti terlihat

dapat menurunkan kadar asam urat darah mencit putih jantan galur balb-c yang. diinduksi dengan kalium oksonat dosis

menurunkan kadar asam urat serum mencit putih jantan galur Balb-C yang diinduksi.. dengan

Ekstrak etanol daun salam dosis 420 mg/kg BB mempunyai potensi yang sama dengan alopurinol 10 mg/kg BB dalam menurunkan kadar asam urat dalam serum mencit putih jantan

peningkatan dosis fraksi etil asetat ekstrak etanol daun tempuyung dengan peningkatan penurunan asam urat dalam darah tikus putih jantan.. Alur

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa kombinasi kapsul asam urat “X” dan madu infeksi “Y” pada penderita hiperurisemia dapat menurunkan kadar asam urat

karena otak merupakan makanan dengan kandungan purin tinggi yang dapat. meningkatkan kadar asam

Pengaruh Pemberian Jus Buah Sirsak ( Annona Muricata L.) Terhadap Kadar Asam Urat Darah Mencit Putih Jantan Hiperurisemia.. Padang: Universitas