• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON MUTU TINGGI DENGAN METODE PERAWATAN STEAM CURING DAN KONVENSIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON MUTU TINGGI DENGAN METODE PERAWATAN STEAM CURING DAN KONVENSIONAL"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

 

   

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat turut

membawa dampak positif bagi teknologi konstruksi yang juga semakin

berkembang, hal ini tidak lepas dari tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap

fasilitas-fasilitas infrastruktur yang juga semakin maju, seperti bangunan gedung

bertingkat tinggi, jembatan dengan bentang panjang dan lebar serta berbagai

fasilitas lain.

Dalam milenium ketiga ini terdapat 3 (tiga) bahan utama konstruksi

bangunan, yaitu kayu, baja dan beton. Dari ketiganya, yang paling banyak

dijumpai adalah beton. Mulai dari pipa, tiang listrik, tiang pancang, fondasi,

bendungan, jembatan, gelanggang olahraga sampai gedung pencakar langit.

Bahkan kota-kota besar yang penuh sesak dengan bangunan kadang disebut

sebagai hutan beton.

Dengan semakin banyaknya pemakaian beton di dalam industri konstruksi

maka semakin banyak pula usaha untuk membuatnya semakin canggih dan

semakin ekonomis. Kecanggihan itu diwujudkan dalam pembuatan beton dengan

mutu yang tinggi, sementara biaya berusaha ditekan serendah mungkin dengan

cara memanfaatkan bahan substitusi mulai dari bahan-bahan alam yang tersedia

(2)

 

   

2

Beton mutu tinggi (high strength concrete) yang tercantum dalam SNI

03-6468-2000 (Pd T-18-1999-03) didefinisikan sebagai beton yang mempunyai kuat

tekan yang disyaratkan lebih besar sama dengan 41,4 Mpa.

Ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi sifat-sifat beton, yaitu material

masing-masing, cara pembuatan, cara perawatan dan kondisi tes. Dalam penelitian

ini akan akan digunakan material semen berupa Semen Portland Pozzolan (PPC),

sedangkan untuk perawatan digunakan metode perawatan dengan penguapan

(steam curing) dan metode konvensional.

Semen portland pozzolan (PPC) merupakan campuran dari klinker semen

portland dengan bahan yang mempunyai sifat pozzolan (SNI 15-0302-2004).

Pozzolan yang digunakan dapat bersumber dari alam seperti batu apung maupun

berasal dari limbah industri seperti abu terbang (residu dari pembakaran batu bara

pada pembangkit listrik). Penggunaan semen portland pozzolan ini bertujuan

untuk usaha penghematan biaya dan energi produksi serta untuk mereduksi

permasalahan lingkungan.

Selain material, faktor lain yang mempengaruhi sifat-sifat beton adalah

cara atau metode perawatan yang diberikan pada beton itu sendiri. Setiap metode

perawatan tentunya akan menghasilkan perbedaan pada sifat beton. Bisa jadi

metode perawatan yang satu akan menghasilkan sifat-sifat yang lebih baik jika

dibandingkan dengan metode yang lain, tentunya pada waktu dan komposisi beton

yang sama.

Dalam penelitian ini metode perawatan yang digunakan adalah metode

perawatan steam curing, dimana beton dimasukkan dalam alat steam setelah

(3)

 

   

3

dilakukan steam curing ini adalah untuk mempercepat proses hidrasi sehingga

diperoleh kuat tekan awal yang lebih tinggi Selain itu juga digunakan metode

konvensional, yaitu suatu pekerjaan menjaga agar permukaan beton segar selalu

lembab, sejak adukan beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup keras.

Digunakannya dua metode perawatan ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang

bisa menjadi perbandingan metode yang paling efektif untuk perawatan beton

mutu tinggi.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan masalah yang

akan diteliti yaitu :

1. Bagaimana pengaruh metode perawatan steam curing terhadap kuat tekan

dan porositas beton mutu tinggi dengan semen portland pozzolan (PPC)?

2. Bagaimana pengaruh metode perawatan konvensional terhadap kuat tekan

dan porositas beton mutu tinggi dengan semen portland pozzolan (PPC)?

3. Metode perawatan yang manakah yang paling efektif untuk diperlakukan

(4)

 

   

4

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mendapatkan campuran beton mutu tinggi.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode perawatan steam curing terhadap kuat

tekan dan porositas beton mutu tinggi dengan semen portland pozzolan

(PPC).

3. Untuk mengetahui pengaruh metode perawatan konvensional terhadap

kuat tekan dan porositas beton mutu tinggi dengan semen portland

pozzolan (PPC).

4. Untuk memperoleh perbandingan metode perawatan yang lebih efektif dari

kedua metode perawatan yang diperlakukan terhadap beton mutu tinggi

dengan semen portland pozzolan (PPC).

1.4. Manfaat Penelitian

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Mengetahui pengaruh dari metode perawatan steam curing dan metode

perawatan konvensional terhadap kuat tekan dan porositas beton mutu

tinggi dengan semen portland pozzolan (PPC).

2. Mengetahui metode perawatan yang lebih efektif dari kedua metode yang

telah diperlakukan terhadap beton mutu tinggi dengan semen portland

pozzolan (PPC).

(5)

 

   

5

1.5. Batasan Masalah

Agar penelitian tidak menyimpang dari tujuannya, maka diberi batasan

antara lain :

1. Penelitian ini tidak membahas tinjauan dari segi ekonomis dan efisiensi

waktu.

2. Tidak membahas reaksi kimia yang terjadi pada saat pencampuran dan

pengerasan.

3. Semen portland pozzolan (PPC) yang digunakan dalam penelitian ini

adalah PPC dengan merk dagang Semen Gresik.

4. Penelitian menggunakan benda uji berupa kubus dengan ukuran 15 x 15 x

15 centimeter.

5. Variasi umur perawatan steam curing adalah 5,5 jam dan 7,5 jam,

sedangkan perawatan konvensional adalah 7 hari, 14 hari dan 28 hari.

6. Tinjauan karakteristik beton hanya dilakukan pada uji kuat tekan dan

porositas.

1.6. Hipotesis

Metode perawatan, jenis dan kualitas bahan sangat mempengaruhi

sifat-sifat beton yang dihasilkan, terutama pada beton mutu tinggi. Oleh karena itu

perawatan dengan metode steam curing dan penggunaan semen portland pozzolan

(6)

TUGAS AKHIR

KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON MUTU TINGGI

DENGAN METODE PERAWATAN

STEAM CURING DAN KONVENSIONAL

Oleh:

ROMI HARJO

05520042

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(7)

KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON MUTU TINGGI

DENGAN METODE PERAWATAN

STEAM CURING DAN KONVENSIONAL

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik

Oleh:

ROMI HARJO

05520042

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Tujuan penyusunan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana strata satu teknik sipil di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dorongan, dan do’a dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Sudarman, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Ir. Khoirul Abadi, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Ir. Erwin Rommel, MT, selaku Dosen Pembimbing I.

4. Bapak Ir. Lukito Prasetyo, MT, selaku Dosen Pembimbing II.

5. Ibu Ir. Rofikatul Karimah, MT, selaku Dosen Wali.

6. Segenap Dosen dan Karyawan Jurusan Teknik Sipil Universitas

Muhammadiyah Malang.

7. Segenap pimpinan perusahaan PT. Wijaya Karya Beton PPB Pasuruan

yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.

8. Kasie. Teknik dan Mutu PT. Wijaya Karya Beton PPB Pasuruan

beserta staf yang telah membantu penulis dalam penelitian.

9. Koordinator Teknik Laboratorium PT. Wijaya Karya Beton PPB

Pasuruan beserta staf dan karyawan yang telah membimbing dan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

10.Serta rekan-rekan yang telah memberikan bantuan moril dan spiritual.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan penelitian dimasa mendatang.

Akhir kata, semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(10)

DAFTAR ISI

Hal:

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAKSI ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Batasan Masalah ... 5

1.6. Hipotesis ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum ... 6

2.1.1. Beton ... 6

2.1.2. Beton Mutu Tinggi ... 6

2.2. Penelitian Terdahulu ... 7

2.3. Bahan Penyusun Beton ... 9

2.3.1. Semen ... 9

2.3.2. Air ... 9

2.3.3. Agregat ... 10

2.4. Sifat-sifat Beton ... 14

2.4.1. Sifat Beton Basah (Beton Segar) ... 14

2.4.2. Sifat Beton Keras (Beton Padat) ... 17

2.5. Perencanaan Campuran Beton ... 18

(11)

2.5.2. Faktor-faktor Yang Menentukan ... 20

2.5.3. Metode Perancangan Proporsi Campuran ... 22

2.6. Perawatan Beton ... 23

2.6.1. Perawatan Konvensional ... 23

2.6.2. Perawatan Dengan Penguapan (Steam Curing) ... 23

2.7. Kuat Tekan Beton ... 24

2.8. Porositas Beton... 26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ... 27

3.2. Alur Penelitian ... 27

3.3. Bahan-Bahan ... 28

3.4. Peralatan ... 28

3.4.1. Alat Pemeriksaan Bahan/Material ... 28

3.4.2. Alat Pembuat, Perawatan, dan Pengujian Benda Uji ... 29

3.5. Pemeriksaan Material Susun ... 30

3.5.1. Pemeriksaan Susunan Gradasi Agregat ... 30

3.5.2. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus . 31 3.5.3. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar . 32 3.5.4. Pemeriksaan Berat Volume Agregat ... 33

3.5.5. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus ... 35

3.5.6. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar ... 35

3.5.7. Pemeriksaan Kadar Air Agregat ... 36

3.5.8. Pemeriksaan Kausan Agregat Kasar ... 36

3.5.9. Pemeriksaan Panjang/Pipih Agregat Kasar ... 37

3.5.10. Pemeriksaan Berat Jenis Semen ... 38

3.5.11. Pemeriksaan Berat Volume Semen ... 39

3.5.12. Pemeriksaan Kehalusan Semen ... 40

3.5.13. Pemeriksaan Konsistensi Semen ... 41

3.5.14. Pemeriksaan Waktu Pengikatan (Setting Time) Semen .... 43

3.6. Perencanaan Campuran Beton (Mix Design) ... 44

3.7. Rancangan Penelitian ... 47

3.7.1. Benda Uji ... 47

3.7.2. Metode Perawatan Benda Uji ... 48

3.7.2.1. Metode Steam Curing ... 48

3.7.2.2. Metode Konvensional ... 49

(12)

3.7.3.1. Uji Kuat Tekan Beton ... 49

3.7.3.2. Uji Porositas Beton ... 49

3.7.4. Jumlah Benda Uji ... 50

BAB IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pemeriksaan Material ... 52

4.1.1. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus ... 52

4.1.2. Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar ... 52

4.1.3. Hasil Pemeriksaan Semen ... 53

4.2. Hasil Perencanaan Campuran ... 54

4.2.1. Langkah-langkah Perencanaan Campuran ... 55

4.3. Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi ... 58

4.4. Porositas Beton Mutu Tinggi ... 60

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 62

5.2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(13)

DAFTAR TABEL

Hal:

Tabel 2.1. Berbagai Beton Mutu Tinggi ... 7

Tabel 3.1. Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) Yang Dibutuhkan Untuk Beberapa Tingkat Kemudahan Adukan Beton ... 45

Tabel 3.2. Kebutuhan Benda Uji... 51

Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus ... 52

Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar ... 53

Tabel 4.3. Hasil Pemeriksaan Semen ... 53

Tabel 4.4. Volume Material Campuran Per-m3 dengan Material Kondisi SSD ... 56

Tabel 4.5. Volume Material Campuran Per-m3 dengan Material Kondisi Lapangan ... 56

Tabel 4.6. Volume Material Campuran Per-m3 Setelah Dikoreksi ... 57

Tabel 4.7. Volume Material Campuran Trial 15 kubus + fs 15% ... 58

Tabel 4.8. Kuat Tekan Beton ... 59

(14)

DAFTAR GAMBAR

Hal:

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian ... 27

Gambar 3.2. Grafik Faktor Air Semen ... 46

Gambar 3.3. Grafik Kadar Agregat Halus... 46

Gambar 3.4. Grafik Hubungan Kandungan Air, Berat Jenis Agregat Campuran, dan Berat Beton ... 47

Gambar 3.5. Benda Uji ... 47

Gambar 3.6. Alat Steam Curing Beton ... 48

Gambar 3.7. Skema Steam Curing 5,5 Jam ... 48

Gambar 3.1. Skema Steam Curing 7,5 Jam ... 48

Gambar 4.1. Grafik Setting Time Semen ... 54

Gambar 4.2. Grafik Kuat Tekan Beton ... 59

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Hasil Analisa Material

Lampiran 2 Hasil Pemeriksaan Susunan Gradasi Agregat Halus

Lampiran 3 Hasil Pemeriksaan Susunan Gragadasi Agregat Kasar

Lampiran 4 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Dan penyerapan Agregat Halus

Lampiran 5 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Kasar

Lampiran 6 Hasil Pemnelitian Berat Volume Split Dan Pasir

Lampiran 7 Hasil Penelitian Kadar Lumpur Pasir

Lampiran 8 Hasil Penelitian Kadar Lumpir Split

Lampiran 9 Hasil Penelitian Kadar Air Pasir

Lampiran 10 Hasil Penelitian Kadar Air Split

Lampiran 11 Hasil Pengujian Keausan Agregat (Test Abrasi)

Lampiran 12 Hasil Penelitian Panjang/Pipih Split

Lampiran 13 Hasil Penelitian Berat Jenis Semen

Lampiran 14 Hasil Penelitian Berat Volume Semen

Lampiran 15 Hasil Test Kehalusan Semen Portland

Lampiran 16 Hasil Test Setting Time Semen

Lampiran 17 Form Perecanaan Campuran Beton

Lampiran 18 Tabel Perbandingan Volume Beton Segar Pada Material Kondisi

SSD, Kondisi Basah (Lapangan) Dan Setelah Dikoreksi

Lampiran 19 Laporan Pembuatan Benda Uji Kubus Beton, Hasil Uji Tekan

Dan Hammer Test (Perawatan Konvensional)

Lampiran 20 Laporan Pembuatan Benda Uji Kubus Beton, Hasil Uji Tekan

Dan Hammer Test (Perawatan Steam 5,5 Jam)

Lampiran 21 Laporan Pembuatan Benda Uji Kubus Beton, Hasil Uji Tekan

Dan Hammer Test (Perawatan Steam 7,5 Jam)

Lampiran 22 Laporan Hasil Uji Porositas Beton (Perawatan Konvensional)

Lampiran 23 Laporan Hasil Uji Porositas Beton (Perawatan Steam 5,5 Jam)

Lampiran 24 Laporan Hasil Uji Porositas Beton (Perawatan Steam 7,5 Jam)

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Buku Petunjuk Praktikum Teknologi Beton. Universitas

Muhammadiyah Malang.

Anonim, 1979. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971). Cipta

Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. Bandung.

Anonim, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI).

Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, Badan Penelitian dan

Pengembangan. DPU.

Anonim, 2002. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara. Bagian: 3. Beton,

Semen, Perkerasan Beton Semen. Balitbang Departemen

Kimpraswil.

Dipohusodo, Istimawan, 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Hernando, Fandhi, 2009. Perencanaan Beton Mutu Tinggi Dengan

Penambahan Superplasticizer Dan Pengaruh Penggantian

Sebagian Semen Dengan Fly Ash. Tugas Akhir, Jurusan Teknik

Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Lakum, Khairul, 2009. Pemanfaatan Abu Sekam Padi Sebagai Campuran

Untuk Penigkatan Kekuatan Beton. Skripsi, Departemen Fisika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Sumatera Utara. Medan.

(17)

Simanjuntak, Tianas, 2010. Pemanfaatan Batu Apung Dalam Pembuatan

Beton Ringan Dengan Sikament-NN Dan Sika Fume. Tesis,

Program Pascasarjana, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Tjokrodimulyo, Kardiyono, 1992. Teknologi Beton. Yogyakarta : UGM.

Gambar

Gambar 3.1.  Diagram Alir Penelitian ............................................................

Referensi

Dokumen terkait

pendidikan pada tingkat mikro pendekatannya berupa pelaksanaan pendidikan karakter siswa yang dilakukan secara individu baik itu melalui kepala madrasah, wakil kepala

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penyandang cacat tubuh adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan

Koefisien perpindahan panas konduksi pipa kalor struktur sumbu fiber carbon lebih besar dibandingkan dengan pipa kalor struktur sumbu stainless steel mesh 100 dengan nilai

Sosial adalah kondisi dimana terjadi pertukaran ide atau gagasan yang mempengaruhi hubungan antar satu pihak dengan yang lainnya. Pengaruh tersebut dapat bersifat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendapatan cukup tidak selalu diikuti dengan asupan gizi protein yang cukup, hal ini diketahui dari 9

Hasil wawancara yang dilakukan selama 6 bulan kepada pasien, frekuensi kejadian efek samping yang paling sering timbul pada bulan pertama menjalani terapi

Pengaruh stres kekeringan, pada umumnya cenderung meningkatkan kandungan prolina daun pada semua tanaman tembakau yang diuji (non-transgenik dan transgenik P5CS),