Modul Pakta Integritas
KEMENTERIAN NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
===
= _ " _!Z_U
i(,_,. == ='Jakarta,
17 April 2006
MODUl PAKTA INTEGRITAS
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Penyusun : Tim Pokja Kormonev Sekretariat Kormonev Nasional
Editor:
Dr. Lukman Sukarma, MSE Ir. Himawan Adinegoro, MSC , Prof.
Ir. Iwan Rooswa, MM Drs. Rois Solihin
Design Cover : Drs. Rois Sollihin
Lay Out
I
SettingAhmad M. Drs. Rois Solihin
Diterbitkan Oleh :
Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi (KORMONEV) Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004
Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara JI. Jend. Sudirman Kav. 69, Jakarta Selatan 12 190
Website : http://www.kormonev.org email: sekretariat@ korm onev.org Telp : (021) 739 8381 83 , pesawat: 225 1
(MODUL PAKTA INTEGRITAS'
KATA PENGANTAR
Pada tangga l 9 Desember 2005, saya telah menandatangani Pakta Integritas sebagai komitmen saya selaku Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara untuk mengerahkan segenap potensi yang ada secara pro aktif dalam memberantas korupsi menuju terwujudnya Tata Pemerintahan yang Baik (Good
Governance), Pemerintah yang Bersih (Clean
Government) dan bebas KKN.
Langkah ini . harus ditindaklanjuti oleh segenap pejabat dan penyelenggara negara lainnya baik di pusat maupun daerah, apalagi bagipara Pejabat dan Karyawan di lingkungan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Melalui penandatanganan dan pelaksanaan Pakta Integritas dari segenap jajaran Kementerian Negara PAN, kita akan menciptakan wilayah bebas korupsi di Kementerian ini, sehingga menjadi contoh bagi instansi lainnya baik di pusat maupun daerah.
Upaya konkrit ini memiliki nilai strategis dalam rangka mendukung tugas kita dalam mengkoordinasikan dan merumuskan kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan pengawasan menuju Good Governance.
Melalui upaya sederhana tapi bermakna ini, saya berharap agar jajaran aparatur negara dapat menjadikan dirinya sebagai abdi negara yang jujur, profesional, obyektif dan akuntabel.
Jakarta, 17 April 2006
Menteri Negara
セMョM、。 M ケM。MァMオョ@ Aparatur Negara,
Oセセ
Taufiq Effendi
m '" s:: s:: o m c Z c: < m :D セ@ :;;
·
r >< Z i! Z m .... G) < l> :D (;) l> :c keセe|teruG|X セ |セN@ ! . 'm
"
fIE '0.\ V \Cl · \:\ .\, AI'AI{ATt IR .\ l:.(;,\nA i:z REI'! tll.lK 1'[lO,!',I .\ . : . . en
0
m
m z nGA PILAR KEMITRAAN セ@ c G)PAKTA INTEGRITAS
Z l> Z l> l>
Saya , TAUFIQ EFFENDI. Menteri Negara Pendayagllnaan Aparatllr Negara
:g dengan ini menyatakan sebagai berikut:
:D
l>
<
c
:D 1. Menggllnakan segala potensi yang saya milikl untuk 4. Memerintahkan seluruh Pejabat dan Karyawan di lingkungan
z
m
G) mempercepat pemberantasan korupsi di 1ndonesia sesuai Kementerian Negara PAN untuk menandatangani Pakta
l>
Instruksi Presiden NO.5 Tahun 2004; Integritas dan melaksanakannya secara konsisten;
:D
l>
2. Berperan secara proaktif dalam upayaupaya pencegahan dan 5. Melibatkan Lembaga I ndependen untuk memantau
pemberantasan korupsl, serta tidak melibatkan diri dalam penerapan Pakta Integritas di lingkungan Kementerian Negara
perbuatan tercela; PAN ;
3. Melaksanakan Pakta Integritas oi lingkungan Kementerian 6. Melindungi saksi yang menyampaikan informasi penyimpangan
Negara PAN sesuai Modul Pakta Inlegritas yang ditetapkan , pelaksanaan Pakta 1nlegritas di lingkungan Kementerian Negara
sellingga Kernentcrian Ncgara PAN rnenJadi perwLlJudan suatu PAN ;
Pulau 1 ntegritas yang efektif di 1 nclonesia; 7. Bila saya melanggar 11al11al tersebut di atas, saya siap
menghadapi segala konsekwensinya .
Jakarta, 9 Desernber 2005
mセョ Lエ・イャ@ nセョ。。ョ Aparatur Negara
i
セH@
セ`i
ᄋ@H Z ヲNセ@
I' イ セ エ@ . . ZZセ j
. ","
GャZNセ@
m ;: '" s:: o m o z c: I r m :IJ セ@ ;; ;>< Z セ@ Z m
G'>
セ Nセ Zセセ@
»
mZ B@ Gᄃ[セ[ZZヲH
:IJ Cl
» KEMENTERIAH HEGARA :rJ
""C
m PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA セ
CJ)
z
[.01
I
REPUBLIK INDONESIA n et A PILAR KEMrTRAAN
セ@
G'>
z
c
セ@
PAKTA INTEGRITAS
z
»
セ@
:IJ Saya, GUNAWAN HADISUSILO, Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
セ@ dengan ini menyatakan sebagai berikut :
C
:IJ
Z
1. Berperan secara pro aktif dalam upaya 4. Melindungi saksi yang menyampaikan informasi
m
»pencegahan dan pemberantasan korupsi , kolusi penyimpangan pelaksanaan Pakta Integritas di
:IJ
»
dan nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
perbuatan tercela ; Sesuai ketentuan yang berlaku;
2. Melaksanakan Pakta Integritas di Kedeputian 5. Bila saya melanggar halhal tersebut di atas, saya siap
Bidang Pengawasan Kementerian Negara menghadapi segala Konsekwensinya.
Pendayagunaan Aparatur Negara berdasarkan Modul Pakta Integritas yang telah di tetapkan ;
3. Memerintahkan seluruh pejabat dan karyawan yang
ada di bawah pengawasan saya untuk
melaksanakan Pakta Integritas secara konsisten;
Menyaksikan Jakarta. 17 April 2006
Menteril"eQara pセ、。ケ。ァオョ。。ョ@ Aparatur Negara. Pembuat Pemyataan,
.._
..
_
.
m '" s: m z < :D }; m
|エ セゥ セセG@ セ I
ZZ ..JW. i ".
m
Gl B@ エNセ ZN@ セ セセO
}>
GL[N。セ :D
}>
KEMENTERIAN NEGARA
m " PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
z
0 REPUBLIK INDONESIA
}> セ@ Gl z }> }> c
PAKTA INTEGRITAS
z }> ;: o o c: r '" セ@ .... z セ@m
:J)
'"'
セ
ill,
< InnGA PILAR KENITRAAN
セ@ Saya, LUKMAN SUKARMA, Asisten Deputi Pemantauan dan Evaluasl Pemberantasan Korupsi pada
J:)
}>
< Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
c
J:) dengan ini menyatakan sebagai berikut .
z
m
Gl
}>
J:) 1. Berperan secara pro aktif dalam upaya
}>
pencegahan dan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela;
2. Melaksanakan Pakta Integritas berdasarkan Modul
Pakta Integntas yang telah di tetapkan;
3. Memerintahkan seluruh pejabat dan karyawan yang
ada di bawah pengawasan saya untuk
melaksanakan Pakta Integritas secara konsisten:
Menyaksikan
Deputi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Bidang Pengawasan .
U!J.NljlW'j- --'
GUNAWAN HADISUSI LO <:
4 Melindungi saksi yang menyampaikan informasi
penyimpangan pelaksanaan Pakta Integritas di
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Sesuai ketentuan yang berlaku ;
5 Bila saya melanggar halhal tersebut di atas . saya siap menghadapi segala Konsekwensinya .
Jakarta . 17 April 2006 Pembuat Pernyataan ,
NNLセ@ N セ@
ヲゥ イ B セ
N
¥' / ... セ O@ ...
..._.. -:.:;C;:;"M'i'" セ ..;o.}m '" セ@ m z ... m
w
CDj ;
Z z m G)
,..
CD,..
kヲNmeセt{rian@ l'iEGARA"ll Pf.NO:\YAG lJNM<' Ar,\ltAnJR ".:C;ARA
m RErt:BL1K I;iOOl'iI:SIA
z
'",..
セ@
G)
PAKTA INTEGRITAS
c z 5:
PEMANTAUINDEPENDEN
z,..
セ@ CD,..
o セ@ a c: r-セ@ ""...
>
... mセ Nイ ᄋ@ QG
.'.
:Dz
'"
J!A
セ@en---'n...- ...
...
c Saya, AI MULYADI MAMOER. Ketua Dewan Pengawas Indonesia Procurement Watx:h, dalam Pelaksanaan Pakta
CD
Integrltas di Ungkungan Kementerlan Negara Pendayagunaan Aparatur Negara menyatakan sebagai benkut:
z m G)
,..
CD
,..
l. Bertekad membantu keberhasilan Pelaksanaan Pakta Integritas di Ungkungan Kementerian Negara Pendayagunaan AparaturNegara;
2. Tldak melakukan perbuatanperbuatan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta tidak melibatkan din dalam perbuaton tercela;
3. Tldak menerima uang atau harta dalam bentuk lainnya yang bersifat ilegal atau Koruptif;
4. Bila saya melanggar halhal tersebut diatas, saya siap menghadapi segala konsekwensinya .
Jakarta, 17 April 2006
Menyaksikan:
m・ョエ・セセ。。ョ Aparatur Negara Pembuat Pemyataan
OセNM
TAUFlQ EFFENDI
m
'"
<:: o セ@ m Z <m C
'"
:D r ); j! Z Z セ@
'"
m G) l> :Dm
:D <...
m l> G) ." m·
z • I ZKBIFXlT.RJAN セegarM|@ セ@
l> PENDA yagャ ゥL |aaセ G@APAR." rt!R セigarN|@ I I , VI
'"
セ@ R[rI'RI.lIrI:iセooneNiゥIi L |@
G)
...
.-,-...
c
l> Z
PAKTA INTEGRITAS
l>
Z
l>
)fi
PEMANTAUIN DEPENDEN
:D
l>
<
C
:D Saya, Budihardjo Hardjowijono, Direktur Eksekutif Indonesia Procurement Watch, dalam Pelaksanaan Pakta
Z
m Integritas di Ungkungan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara menyatakan sebagai berikut:
G)
l>
:D
l>
1. Bertekad membantu keberhasilan Pelaksanaan Pakta Integritas di Lingkungan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara;
2. Tidak melakukan perbuatanperbuatan Korupsi, Kolusi dan Nepotlsme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela; 3. Tidak menerima uang atau harta dalam bentuk lainnya yang bersifat ilegal atau Koruptif;
4. Blla saya melanggar halhal tersebut diatas, saya siap menghadapi segala konsekwensinya .
Jakarta, 17 April 2006
Menyaksikan:
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Pembuat Pernyataan
セ@
セNセ@
TAUFIQ EFFENDI Budihardjo Hardjowijono
<:
.-( MODUL PAKTA INTEGRITAS ,
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR ... ... ... .
DAFTAR lSI ... vii
BAB I PENDAHLllUAN ... .. ... .. ... ... . , 1
A. Latar Belakang .. .. ... 1
B. Landasan Hukum ... 1
BAB II PAKTA INTEGRITAS DI KEMENTERIAN NEGARA PAN 3 A. Pengertian ... .... ... ... 3
B. Manfaat ... ... ... ... .. ... .. ... 3
C. Subtansi ... ... 4
BAB III PElAKSANAAN PAKTA INTEGRITAS DllINGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA PAN ... .. ... ... 6
A. Kebijakan Umum .. ... ... 6
1. Tujuan ... 6
2. Sasaran ... 6
3. Strategi ... ... ... 6
4. Rencana Tindak ... ... ... . 6
B. Tindak Lanjut ... .. 8
1. Larangan menerima dan memberi sesuatu yang tidak sesuai dengan ketentuan ... 8
2 . Pengadaan Barang dan Jasa yang be bas KKN .. 9
3. Pelaksanaan Anggaran ... ... .. 14
4. Penegakan Disiplin ... ... 15
C. Sosialisasi ... .. ... ... .. 18
BAB IV FORUM PEMANTAU INDEPENDEN ... ... ... 19
A. Kode Etik ... .. ... .. .... 19
B. Pedoman Operasional ... .. ... 19
BAB IV : PENUTLIP .. ... ....
21
( MODUL PAKTA INTEGRITAS ,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Pasal 100 Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005, Kementerian Negara Pen dayagunaan Aparatur Negara (PAN) mempunyai tugas, tanggungjawab dan peranan untuk merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan pengawasan sebagaimana ditegaskan. Dengan terbitnya Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Kementerian Negara PAN memiliki tugas tambahan, yaitu perumusan kebijakan pelayanan publik, perumusan kebijakan penetapan kinerja, perumusan kebijakan penerapan prinsi
p-prinsip good governance, perumusan ォ・「ゥェ。 セォ。ョ@ kepegawaian, dan
koordinasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan Inpres No. 5 Tahun 2004.
Pada 9 Desember 2005, Menteri Negara PAN, tela h menandatangani Pakta Integritas sebagai bentuk komitmen bahwa Menteri Negara PAN beserta seluruh jajarannya akan melaksanakan tugas dengan penuh integritas, dengan harapan agar penandatanganan ini akan diikuti oleh pejabat dan aparatur negara lainnya di seluru h Indonesia. Oleh karena itu, Modul Pakta Interitas ini merupakan pedoman operasional dalam pelaksanaan Pakta Integritas di lingkungan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
Bo
Landasan HukumPakta Integritas ini berlandaskan pada peraturan perundang -undangan dan kebijakan pemerintah, antara lain:
セ@ セdul@ PAKTA INTEG ffi!@
1. UndangUndang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diu bah dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
3 . Undangundang nomor 30 tahun 2002, tentang KPTPK (Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi);
4. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;
5. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;
6. Undangundang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Presiden nomor 7 tahun 2005, tentang RP.JM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Nasional Tahun 20042009 ;
8. Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Instansi Pemerintah;
9. Instruks i Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
10. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/94/M.PAN/8/2005 tentang Pedoman Umum Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
11 . Surat Edaran Menpan Nomor : B/345/M.PAN/2/2005 Tahun 2005 , tentang Pelaporan Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 dan Surat Edaran Menpan No . 14 Tahun 2005 tentang Tindak Lanjut Pe laksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004.
(MODUL PAKTA INTEGRITAS ,
BAB II
PAKTA INTEGRITAS LlNGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
A. Pengertian
Pakta Integritas adalah pernyataan/janji kepada diri sendiri tentang komitmen untuk melaksanakan segala tugas dan tanggungjawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pakta Integritas dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Good
Governance, pada lingkup pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.
Dalam kaitan ini, Pakta Integritas dalam modul dibatasi hanya dalam lingkup Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatu r Negara.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka Pakta Integritas di lingkungan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara mencakup unsurunsur strategis sebagai berikut:
1. Piagam Pakta Integritas; adalah pernyataan/janji kejujuran yang ditandatangani diatas sehelai kertas bermaterai;
2. Modul Pakta Integritas; adalah kumpulan aturan pelaksanaan yang rinci meliputi segala aspek yang diperlukan dalam rangka melaksanakan pakta integritas secara benar dan efektif;
3. Pakta Integritas Pelaksanaan Anggaran Tahunan; adalah pernyataan dan kesanggupan untuk melaksanakan anggaran tahun berjalan secara taat asas dan akuntabel dengan segala konsekuensi apabila melakukan pelanggaran.
B. Manfaat Pakta Integritas
Pelaksanaan Pakta Integritas di lingkungan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara memberikan manfaat sebagai berikut:
セ@ セ@ MODUL PAKTA INTEGRITAS )
1. Mencegah terjadinya penyimpangan di bidang: pengadaan barang/jasa, anggaran, disiplin, pelayanan kepada instansi pemerintah dan lainnya;
2. Mencegah para Pimpinan, Pejabat dan Karyawan dari perbuatan penyimpangan yang menjurus pada perbuatan tindak pidana korupsi, seperti: markup, suap, pungutan liar, dan lain sebagainya;
3. Meningkatkan kredibilitas Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara;
4. Mendorong kelancaran pelaksanaan program kerja yang berkualitas, efisien dan efektif.
c.
SubstansiSecara umum, Pakta Integritas di lingkungan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara berisi komitmen sebagai berikut:
1 . Tidak melakukan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela;
2. Tidak meminta atau menerima suatu pemberian baik secara lang sung atau tidak langsung berupa suap, hadiah, bantuan atau bentuk lainnya yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. 8ersikap transparan, jujur, obyektif dan akuntabel dalam pelaksanaan tugas;
4. Menghindari "pertentangan kepentingan (conflict of interest)" dalam pelaksanaan tugas seharihari;
5. Melaporkan kepada pejabat yang berwenang mengenai setiap usaha yang melanggar komitmen dalam Pakta Integritas;
( MODUL PAKTA INTEGRITAS ,
6. Komitmen untuk melindungi saksi atau pelapor pelanggaran Pakta Integ ritas;
7. Melibatkan Forum Pemantau Independen yang berasal dari masyarakat dalam pelaksanaan Pakta Integritas;
8. Komitmen untuk melaksanakan Penerapan Kebijakan, Pengharagaan dan Sanksi (reward and punishment) secara konsisten;
9. Bersedia menangggung segal a konsekuensi jika melanggar komitmen dalam Pakta Integritas.
セ@ MODUL PAKTA INTEGRITAS)
BAB III
PELAKSANAAN PAKTA INTEGRITAS
01 LlNGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA
PENOAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Tujuan
a. Memperkuat komitmen bersama dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi;
b. Menjadikan Kementerian Negara PAN sebagai panutan (role
model) pencegahan dan pemberantasan korupsi di
lingkungan instansi pemerintah.
2. Sasaran
Menberikan kontribusi aktif dalam rangka pencapaian Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia 5,0 pada tahun 2010.
3. Strategi
Perbaikan berbagai sistem secara bertahap antara lain: pelayanan kepada instansi pemerintah; pengadaan barang dan jasa: pelaksanaan anggaran; dan manajemen kepegawaian.
4. Rencana Tindak
a. Identifikasi sikap dan perilaku integritas (kejujuran) pada:
1) Keluhan dan ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan dan pelayanan Kementerian Negara PAN;
2) Keluhan pejabat/karyawan Kementerian Negara PAN;
3) Kegiatan yang membuka peluang korupsi di lingkungan Kementerian Negara PAN; dan
(MOOUL PAKTA INTEGRITAS セ@
4) Identifikasi aneka sumber korupsi di Kementerian Negara PAN.
b. Peningkatan Disiplln, dibidang:
1) Absensi (daftar kehadiran);
2) Penghematan penggunaaan utilitas kantor; 3) Penggunaan saranalprasarana kantor; dan 4) Perbaikan pelaksanaan Perjalanan Dinas.
c. Perbaikan Sistem di bidang:
1) Penghargaan dan Sanksi (reward & punishment);
2) Prosedur dan administrasi perkantoran; 3) Pengadaan barang dan jasa;
4) Pembinaan SDM; 5) Remunerasi;
6) Akuntabilitas publik; dan 7) Pengawasan.
d. Pembentukan Forum Independen Pemantau Pelaksanaan Pakta Integritas di lingkungan Kementerian Negara PAN.
e. Rencana Aksi dengan menetapkan:
1) Modul Pakta Integritas Kementerian Negara PAN;
2) Larangan menerima dan/ataumemberi sesuatu yang bersifat koruptif kepada seluruh pejabat/karyawan Kementerian Negara PAN;
3) Berlakunya secara efektif Pakta Integritas Kementerian Negara PAN terhitung tanggal 17 April 2006;
4) Penandatanganan Piagam Pakta Integritas oleh seluruh Pejabat Eselon I dan II Kementerian Negara PAN pada tanggal 17 April 2006;
5) Pencetakan dan penyebarluasan atribut Pakta Integritas
セ@ MODUL PAKTA INTEGRITAS )
di tempat strategis di lingkungan Kementerian Negara PAN;
6) Pembuatan dan pengoperasian kotak saran Pakta Integritas di lobby kantor Kementerian Negara PAN; dan
7) Penyediaan formulir isian bagi para tamu di lingkungan Kementerian Negara PAN yang bersisi dukungan terhadap pelaksanaan Pakta Integritas Kementerian Negara PAN.
B. TINDAK LANJUT
Sebagai langkah awal pelaksanaan Pakta Integritas di lingkungan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, difokuskan pada empat hal yang strategik:
1. Larangan Menerima danlatau Memberi Sesuatu yang Bersifat Koruptif
Bertepatan dengan satu tahun dikeluarkannya Inpres No. 5 Tahun 2004, pada tanggal 9 Desember 2005, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menneg PAN) telah menandatangani Piagam Pakta Integritas, yaitu pernyataan janji bahwa Menneg PAN beserta seluruh jajarannya akan meningkatkan komitmen dalam melaksanakan tug as dan tanggung jawab dengan penuh integritas. Hal ini sejalan dengan salah satu butir dalam Piagam Pakta Integritas tersebut, yang menyatakan bahwa Menneg. PAN akan menggunakan segala potensi yang dimilikinya untuk mempercepat pemberantasan korupsi, dimulai dengan upaya pencegahan di lingkungan Kementerian
Negara PAN.
Sebagai wujud nyata dari pelaksanaan Pakta Integritas, maka Kementerian Negara PAN mengeluarkan larangan untuk merima dan/atau memberi sesuatu dalam bentuk apapun yang bersifat
KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
Q}-(MODUl PAKTA INTEGRITAS ,
koruptif dan/atau yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Kepada para tamu yang berurusan dengan jajaran kantor Kementerian Negara PAN harus mengisi formulir yang isinya berupa pernyataan dukungan atas larangan tersebut.
Dengan ditandatanganinya Pakta Integritas oleh Menteri Negara PAN, diharapkan setiap pimpinan instansi pemerintah juga menerapkan Pakta Integritas dilingkungannya mas i ng-masing.
2. Pengadaan 8aranglJasa yang bebas KKN
Proses pengadaan barangljasa di lingkungan instansi Pemerintah, seringkali dianggap sebagai salah satu peluang terjadinya KKN. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa di Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara sedapat mungkin harus mengacu pada ketentuan Keppres Nomor 80 Tahun 2003.
Berdasarkan data IPW, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengadaan barang/jasa di lingkungan instansi pemerintah adalah sebagai berikut:
No. Kegiatan Potensi Penyimpangan
1. Perencanaan
Pengadaan
セ@ Pengelembungan anggaran;
セ@ Rencana pengadaan yang diarahkan;
セ@ Penentuan jadual waktu yang tidak realistis; I
セ@ Pemaketan pekerjaan yang direkayasa.
2. Pembentukan
Panitia Lelang
Sumber Penyakit KKN antara lain:
セ@ Panitia yang tidak memiliki integritas;
セ@ Panitia yang memihak;
セ@ Panitia tertutup tidak transparan.
No. Kegiatan Potensi Penyimpangan 3. Prakualifikasi Perusahaan
>-Dokumen administratif tidak memenuhi syarat;
Dokumen adminitratif "aspa'I";
Legalisasi dokumen tidak dilakukan;
Evaluasi tidak sesuai kriteria. I
4. Penyusunan
Dokumen Lelang
>-Melakukan rekayasa kriteria evaluasi; Dokumen lelang non standar;
Dokumen lelang yang tidak lengkap; Dokumen Ielang yang mengarah atau bias.
5. Pengumuman
Lelang
>-Pengumuman lelang semu atau fiktif; Jangka waktu pengumuman yang relatif singkat;
Pengumuman yang tidak lengkap; Jangka waktu pengumuman selalu singkat.
6 . Pengambilan
Dokumen Lelang
>-Dokumen Lelang yang diserahkan tidak sama (inkonsisten);
Waktu pendistribusian dokumen terbatas; Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari.
7. Penyusunan Harga
Perkiraan Sendiri
I
>-Gambaran nilai harga perkiraan sendiri ditutup-tutupi;
Pengelembungan (mark-up ) untuk keperluan KKN;
Harga dasar yang tidak stan dar (dalam KKN) ;
Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan .
セ@ MODUL PAKTA INTEGRITAS )
@I--____ _________
KEMENTERIANNEGARAPENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA [image:27.595.30.431.57.616.2]( MODUL PAKTA INTEGRITAS ,
No. Kegiatan Potensi Penyimpangan
8. Penjelasan/ Aanwitzjing
セ@
セ@
セ@
Prebid meeting yang terbatas; Informasi dan deskripsi terbatas ; Penjelasan yang kontrovesial.
9. Penyerahan & Pembukaan Penawaran
セ@
セ@
セ@
Re lokasi tempat penyerahan dokumen penawaran;
Penerimaan dokumen penawaran yang terlambat;
Penyerahan dokumen fiktif.
10. Evaluasi Penawaran セ@ セ@ セ@ セ@
Kri teria evaluasi cacat ;
Penggantian dokumen penawaran; Evaluasi tertutup atau tersembunyi; Peserta lelang terpola dalam rangka berkolusi. 11. Pengumunan Calon Pemenang セ@ セ@ セ@
Pengumuman tidak transparan; Pengumuman tanggal ditunda;
Pengumuman yang tidak sesuai dengan kaedah pengumuman.
12. Sanggahan Peserta Lelang
セ@
セ@
セ@
Tidak seluruh sanggahan ditanggapi; Subtansi sanggahan tidak ditangapi; Sanggahan proforma untuk menghindari tuduhan tender di atur.
13. Penunjukan Pemenang lelang
セ@
セ@
セ@
Su rat penunjukan yang tidak lengkap ; Su rat penunjukan yang sengaja ditunda pengeluarannya;
Surat penunjukan yang dikeluarkan dengan terburu buru;
セ@ MODUL PAKTA INTEGRITAS)
No. Kegiatan
セ@
Potensi Penyimpangan
Surat penunjukan tidak syah.
I
I
I
14. Penandatangan Kontrak
セ@
セ@
セ@
Penandatanganan kontrak yang di tunda-tunda;
Penandatanganan kontrak secara tertutup; Penandatanganan kontrak tidak sah.
15. Penyerahan Barang/Jasa
セ@
セ@
セ@
Volume tidak sarna;
Mutu/kualitas pekerjaan lebih rendah dari tentuan dalam spesifikasi tehnik;
Contract change order (Perubahan
kontrak).
I
Untuk menghasilkan pengadaan barang/jasa yang sesuai dengan ketentuan Keppres 80 Tahun 2003, maka dilakukan langkah tindak sebagai berikut:
a. Penunjukan Panitia Pengadaan Barang/Jasa
Panitia pengadaan adalah tim yang dibentuk oleh pengguna barang/ jasa untuk melakukan seluruh proses pengadaan barang/jasa sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dalam Pasal 10 Keppres 80 Tahun 2003, Panitia Pengadaan Barang/Jasa beranggotakan pegawai negeri, baik dari instansi sendiri maupun instansi teknis lainnya, yang memnuhi persyaratan sebagai berikut:
1} memiliki integritas moral, disiplin dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas;
2} memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan;
3) memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas panitia/ pejabat pengadaan yang bersangkutan;
(MODUL PAKTA INTEGRITAS ,
4) memahami isi dokumen pengadaan/metode dan prosedur pengadaan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 203;
5) tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai panitia/pejabat pengadaan;
6) memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah.
Berdasarkan persyaratan normatif tersebut, Panitia Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Kementerian Negara PAN harus dipilih sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Langkah strategis yang dilakukan, meliputi:
1) Pemilihan Panitia Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan secara obyektif melalui proses pendaftaran dan pencalonan dari masingmasing unit kerja atau mekanisme lain yang ditentukan oleh Pimpinan Kementerian Negara PAN, kemudian diadakan seleksi melalui fit and proper test oleh suatu Tim Kecil yang dibentuk untuk itu, terdiri dari unsur kedeputian, Sekretariat Kementerian Negara PAN dan inspektorat.
2) Mempunyai sertifikat Panitia Pengadan Barang/Jasa da ri Bappenas. Untuk itu, Biro Umum Sekretariat Kementerian Negara PAN harus memfasilitasi kepada pejabat/pegawai yang berminat dan memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan.
3) Anggota Panitia Pengadaan Barang/Jasa harus bekerja maksimal dan bekerja penuh waktu. Untuk itu, perlu diupayakan agar yang bersangkutan diberikan kelonggaran tugas oleh atasan langsung atau pimpinan unit kerjanya untuk memusatkan diri pada pekerjaan proses pengadaan barang/jasa pada waktuwaktu yang ditentukan.
4) Memberikan rewardlinsentif khusus bagi Panita Pengadaan
MODUL PAKTA INTEGRITAS ,
8arang/jasa untuk menghindari terjadinya KKN dan memacu kinerjanya dalam melaksanakan tugas.
b" Prosedur Pengadaan Barang/Jasa
Agar proses pengadaan barang/jasa berjalan sesuai dengan ketentuan Keppres 80/2003 dan bebas KKN, maka harus ada komitmen dan kesepakatan bersama dari seluruh pejabat/karyawan Kementerian Negara PAN untuk:
1) Tidak ikut campur tangan dalam proses pengadaan barang/jasa, termasuk mengatur peserta pengadaan barang/jasa yang menguntungkan dirinya;
2) Melakukan proses pengadaan sesuai ketentuan yang berlaku dan tahapan yang benar;
3) sedapat mungkin menggunakan perangkat teknologi informasi melalui web site Kementerian Negara PAN www.menpan.go.id dan www.kormonev.org dalam proses pengadaan barang/jasa, sehingga mengurangi terjadinya niat dan kesempatan melakukan KKN.
3.
Pelakaanaan Anggaran
UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mengamanatkan bahwa setiap penyelenggara negara dan pemerintahan wajib melaksanakan prinsipprinsip keuangan negara yang berbasis ォゥョ・セ。N@ Hal tersebut mengisyaratkan adanya akuntabilitas dan pertanggungjawaban hukum yang jelas dalam penggunaan keuangan negara dikaitkan dengan pelaksanaan tugas dan langkah-langkah kebijakan di bidangnya masingmasing.
Guna melaksanakan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja dan akuntabilitas penggunaan anggaran dari aspek adminsitrasi keuangan. substansi kegiatan yang dikelola dan aspek lainnya yang terkait,
( MODUL PAKTA INTEGRITAS ,
maka mulai tahun 2006 dilakukan penandatanganan Pakta Integritas pengelolaan Anggaran, dengan mekanisme sebagai berikut:
a . Pejabat Eselon I melakukan penunjukan kepada pejabat struktural eselon II di bawahnya sebagai penanggungjawab dan pengelola anggaran tahun berjalan dilengkapi dengan nama kegiatan dan jumlah anggaran yang dikelolanya masing-masing;
b. Para penanggungjawab dan pengelola anggaran yang telah ditunju, selanjutnya membuat pernyataan pelaksanaan anggaran yang berisi:
1) Pernyataan untuk menglola kegiatan dan anggaran tertentu yang terdapat dalam OIPA Kementerian l\Jegara PAN sesuai dengan pagu dan program yang bersangkutan ;
2) Kesediaan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran, pengawasan internal atas setiap penyimpangan kegiatan dan peng g unaan anggaran yang dikelolanya;
3) Kesedian untuk dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku apabila dalam pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat penyimpangan pad a kerugian negara .
Dengan penandatangan pernyataan tersebut, para pejabat struktural yang menunjuk dan yang ditunjuk mengelola anggaran sudah melakukan komitmen awal untuk mencegah terjadinya KKN dan tindak kajahatan lainnya yang merugikan negara .
4. Penegakan Disiplin
Penegakan disiplin, melalui tahapan sebagai berikut:
1) Bagian Kepegawaian, Biro Umum Sekretariat Kementerian Negara PAN setiap akhir bulan mencatat, mendata dan membuat rekap tingkat kehadiran pejabat/pegawai Kementerian Negara
(MODUL PAKTA INTEGRITAS )
PAN pada setiap unit kerja, kemudian dikirimkan kepada Sesmen PAN dengan tembusan kepada Inspektorat;
2) Inspektorat kemudian membuat surat kepada pimpinan unit kerja mengenai kondisi tingkat kehadiran setiap peJabatl karyawan di lingkungan kerjanya masingmasing untuk mendapatkan perhatian;
3) Para pimpinan unit kerja melakukan pembinaan terhadap pejabat/karyawan di lingkungan kerjanya masingmasing apabila ditemukan indikasi pelanggaran terhadap ketentuan jam kerja seuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Laporan hasil pembinaan disampaikan kepada Men.PAN dengan tembusan Sekretaris Kementerian Negara PAN dan Inspektorat.
4) Pada tahap berikutnya, kepada pejabat/pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin jam kerja diberikan sanksi berupa pengurangan/pemotongan Tunjangan Khusus Pembinan Keuangan Negara (TKPKN) sebagaimana dimaksud dalam:
a) Pasal 4 Keputusan Menteri l\Jegara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 50/KEP/M.PAN/8/2001 ten tang Hari dan Jam Kerja serta Oisiplin Pegawai Oi Lingkungan Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, yang menegaskan ketentuan sebagai berikut:
(1) Bagi pejabat dan pegawai yang terlambat masuk kantor atau paling lebih awal, atau tidak masuk kantor selain cuti resmi atau meninggalkan kantor pada jam kerja tanpa surat tugas dari atasan langsung, dikenakan sanksi pengurangan/pemotongan Tunjangan Khusus Pembinan Keuangan Negara (TKPKN);
(2) Sanksi pengurangan/pemotongan tunjangan khusus sebagaimana dimaksud ayat (1), dikenakan pada bulan berikutnya, yang besarnya ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan Oepartemen Keuangan."
( MODUL PAKTA INTEGRlTAS ,
b) Dalam Surat Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan Nomor: S538/SJ/1994 tanggal 25 Agustus 1994 dinyatakan bahwa sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 401/KMK.01/1994 tanggal 10 Agustus 1994, maka besarnya pemotongan/pengurangan tunjangan khusus tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Kepada pegawai yang tidak masuk bekerja/kuliah/belajar dibayarkan tunjangan berbanding dengan perhitungan dikurangi 5 % (lima per seratus) untuk tiap satu hari tidak masuk bekerja/kuliah/belajar dengan tidak memperhatikan dalam hubungan apa atau karena alasan apa, kecuali karena ditugaskan secara kedinasan, atau menjalankan cuti tahunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
(2) Kepada pegawai yang terlambat masuk bekerja/ kuliah/belajar atau pulang sebelum waktunya dibayarkan tunjangan berbanding dengan perhitungan dikurangi 1,25 % (satu se perempat perseratus) untuk tiap kali terlambat masuk bekerjaikuliah/belajar atau pulang sebelum waktunya dengan tidak memperhatikan dalam hubungan apa atau karena alasan apa, kecuali karena dinas yang menyebabkan ia terlambat atau meninggalkan tempat kerja/kuliah/belajar atau pulang sebelum waktunya.
Agar pelaksanaan Pakta Integritas dari aspek kepatuhan ketentuan jam kerja sesuai peraturan perundang-undangan ini dapat berjalan secara efektif, maka harus disertai dengan upaya strategis lainnya, antara lain :
a) Penerapan sistem manajemen kepegawaian berbasis kinerja, melalui:
(1) Penempatan pejabat dan pegawai berdasarkan analisa jabatan yang benar;
セ@ MODUL PAKTA INTEGRITAS )
(2) Pembagian beban kerja yang adil dan proporsional, sehingga semua pekerjaan dibagi habis kepada seluruh pejabat dan pelaksana;
(3) Sistem penilaian dan evaluasi pekerjaan yang obyektif.;
b) Pemberian insentif yang proporsional bagi pejabat/ pegawai yang melaksanakan pekerjaan melebihi jam kerja yang telah ditetapkan.
C. SOSIALISASI
1. Pada tahap sosialisasi, seluruh pejabat/karyawan Kementerian Negara PAN diberikan pemahaman mengenai tindak lanjut pelaksanaan Pakta Integritas yang tercakup dalam Piagam Pakta Integritas, Modul Pakta Integritas serta pelaksanaan Pakta Integritas Bidang Anggaran;
2. Acara penandatanganan Piagam Pakta Integritas oleh para pejabat dilingkungan Kementerian Negara PAN serta oleh para anggota Forum Pemantau Independen dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 17 April 2006 di Kantor Kementerian Negara PAN ;
3. Sosialisasi lebih lanjut dilaksanakan melalui media masa baik cetak maupun elektronik.
(MODUL PAKTA INTEGRITAS,
BAB IV
FORUM PEMANTAU INDEPENDEN
Forum Pemantau Independen berfungsi dan bertugas mendukung keberhasilan pelaksanaan Pakta Integritas dilingkungan Kemente rian Negara PAN:
1.
Kode Etika. Bertekad membantu keberhasilan pelaksanaan Pakta Integritas; b. Menjaga integritas diri didalam pelaksanaan tugas ;
c. Berorientasi kepada solusi;
d. Tidak menerima uang atau harta lainnya yang bersifat ilegal; e. Tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela.
2. Pedoman Operasional
8 , Pertentangan Kepentingan (conflict of interest)
1) Tidak berkolusi dengan pihakpihak yang terlibat proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa; 2) Menghindari diri dari tindakantindakan yang ada kai
dengan kepentingankepentingan pribadi;
3) Menghindari diri dari keadaan yang akan menim pertentangan kepentingan.
dalam
tannya
bulkan
b. Keterbukaan Akses InformasilDokumen
Mendapatkan akses untuk memperoleh segal a inform asil dokumen yang diperlukan dalam rangka melaksanakan tugas-tugas operasional.
c .
KerahasiaanBertanggung jawab atas kerahasiaan informasi dan dokumen yang secara kepatutan harus dirahasiakan .
セ@ セ@ MODUL PAKTA INTEGRITAS)
d. Mekanisme dan Hubungan Kerja
1) Forum menerima pemberitahuan secara tertulis dari unsur-unsur pelaksana Pakta Integritas tentang skedul kegiatan yang akan dilaksanakan;
2) Forum dapat meminta klarifikasi/penjelasan dalam rangka pelaksanaan tugastugasnya;
3) Forum melaporkan temuannya kepada pejabat yang kompeten baik secara lisan maupun tertulis.
e. Anggota
Anggota Forum Pendukung Pakta Integritas terdiri dari wakil-wakil masyarakat yang diangkat oleh Menteri Negara PAN.
( MODUL PAKTA INTEGRITAS ,
BAB V
PENUTUP
Pelaksanaan Pakta Integritas di lingkungan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara merupakan suatu keharusan sebagai komitmen bersama untuk melakukan upaya pro aktif menciptakan Good Governance, Clean Government dan wilayah bebas KKI'J , dalam rangka mewujudkan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara sebagai Pulau Integritas yang efektif di Indonesia.
Tekad bersama disertai dengan upaya konkrit secara terpadu , terencana , konsisten, berkesinambungan dan berkelanjutan dari seluruh jajaran Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dari tingkat pimpinan sampai dengan pelaksana di tingkat bawah merupakan kunci utama terwujudnya pelaksanaan Pakta lntegritas yang jujur, obyektif, transparan dan akuntabel dibantu oleh Forum Pemantau Independen yang kredibel.
Jakarta, 17 April 2006 Menteri Negara
セー。イ。エオイ Negara
Oセセ@
Taufiq Effendi
セ@ MODUL PAKTA INTEGRITAS ,
LAMPIRAN
-
i C m '" ,:; m Z m :IJ ';;; Z Z m G) l> :IJ l>No. RENCANA TINDAK
MATRIKS PELAKSANAAN PAKTA INTEGRITAS
01 LlNGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA PENOAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
S ASAR AN PELAKSANA INDIKATOR
KINERJA 2006
TARGET
2007 2008 2009
;;: a o r セ@
'"
セ@ z .... m Gl :IJ 0m I. Larangan menerima Terbitnya Surat Edaran Men.PAN
z
o
dan memberi sesuatu internal dan eksternal tentang larangan
セ@
G)
c yang tidak sesuai menerima dan memberi sesuatu yang
Z l> l>
Z dengan ketentuan bersifat koruptif atau tidak sesuai l>
dengan ketentuan yang berkaitan
j; :IJ dengan pemberian layanan oleh seluruh セ@ C :IJ
pejabat dan karyawan Kementerian Z
m
G) Negara PAN.
l>
:IJ
l>
Terpantaunya pelaksanaan Surat
Edaran Men.PAN tentang larangan menerima dan memberi sesuatu yang tidak sesuai dengan ketentuan
Mekanisme Pengadaan Barang/Jasa
II .
Penunjukkan Panitia
1. Terseleksinya calon Panitia yang
Pengadaan diajukan oleh masingmasing unit kerja Barang/Jasa atau yang mendafta rkan dlri melalui
fit and proper test;
Panitia Pengadaan BaranglJasa yang
bersertifikat dari Bappenas
N W .._ _ . - Kementerian Negara PAN Inspektorat Kementerian Negara PAN Inspektorat _. dibentuk uiltuk Tim yang I
"
f-='= セ@>< 0: ...J ::::l Q o :::I!No. R'ENCANA TINDAK
Prosedur Pengadaan Barang/Jasa
2
III Pelaksanaan Anggaran
SASARAN
Komitmen tidak ikut campur tangan da-lam proses pengadaan barang/jasa, ter-masuk mengatur peserta pengadaan barang/jasa yang manguntungkan dirinya
- Terprosesnya pengadaan sesuai
ketentuan yang berlaku dengan prosedur yang benar
- Terpublikasinya proses pengadaan
barang/jasa melalui web site Kementerian Negara PAN www.menpan.go.id
- Adanya pejabat struktural eselon II
sebagai penanggungjawab dan
pengelola anggaran
- Adanya pernyataan pelaksanaan
anggaran oleh penanggungjawab
PELAKSANA
Seluruh pejabatl pegawai
Kementerian
Negara PAN
Panitia Pengadaan Barang/Jasa Panitia Pengadaan Barang/Jasa Masing-masing Deputi Masing-masing Deputi INDIKATOR KINERJA
- % campur
tangan
- % kegiatan
pengadaan sesuai ketentuan
- % kegiatan
pengadaan yang dipubli-kasikan
- %pejabat
struktural eselon II se-bagai pe· nanggung-jawab dan pengelola anggaran
- % penang·
gungjawab
m "" ;;:: m z i m :D » z Z m G) セ@ :D セ@ u m z o :!< セ@ G) c z セ@ セ@ z セ@ j] :D !'i c :D z m G) セ@ :D セ@
No. RENCANA TINDAK SASARAN PELAKSANA INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2006 2007 2008 2009
IV. Penegakan Disiplin Tercatatnya prosentase tingkat keha-diran pejabatJpegawai Kementerian Negara PAN setiap bulan secara periodik
- Pemberitahuan kepada pimpinan unit
ォ・セ。@ mengenal kondisi tingkat kehadiran setiap pejabat/karyawan di lingkungan kerjanya masing-masing
- Pembinaan terhadap pejabat/karyawan
di lingkungan kerjanya masing-masing
apabila ditemukan indikasi pelanggaran terhadap ketentuan jam kerja sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
- Pemberian sanksi berupa penguranganl
pemotongan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara (TKPKN) bagi pejabat/pegawai yang melanggar ketentuan jam kerja.
Bagian Kepega-waian, Biro Umum, Sekre-tariat
Kemente-nan Negara PAN
Inspektorat Kementerian Negara PAN
Pimpinan Unit kerja masing-masing
Bagian Kepegawaian, Bagian Keuangan, Biro Umum - Laporan kehadiran - Laporan kehadiran - Laporan pembinaan - Laporan pembinaan
1 lap 1 lap 1 lap 1 lap
I
1 lap 1 lap 1 lap 1 lap
1 lap 1 lap 1 lap 1 lap
I
1 lap 1 lap 1 lap 1 lap
セ@ MOOUL PAKTA INTEGRITAS ,
KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
FORUM PEMANTAU INDEPENDEN
PAKTA INTEGRITAS
Anggota Forum Pemantau Independen
1. Ai Mulyadi Mamoer
Indonesia Procurement Watch
2. Budihardjo Hardjowijono
Indonesia Procurement Watch
3. Kuswartini M. Suhel
Transparency International Indonesia
4. Endro Utomo Notodisuryo
Transparency International Indonesia
5. Arief Hidayat
Masyarakat Transparansi Indonesia
Jakarta, 17 April 2006
-(PRINSIPPRINSIP DASAR ,
o[eh kedua belah pihak _ Sistem ini dipilih untuk pengadaan barang yang jenis, volume dan spesifikasinya belum pasti.
• Kontrak Jangka Panjang
Kontrak jangka panjang adalah kontrak yang pelaksanaannya melebih i dar! jangka waktu satu tahun anggaran.
• Kontrak Pengadaan Bersama
Kontrak pengadaan bersama adalah kontrak pengadaan barang / jasa yang dilakukan oleh beberapa unit kerja / proyek / bagian proyek dengan penyedia barang / jasa tertentu yang biaya kontraknya dibebankan kepada unit kerja masingmasing secara proporsional.
• Kontrak Terima Jadi
Kontrak terima jadi adalah kontrak pengadaan barang / jasa yang dibuat berdasarkan seluruh biaya yang meliputi biaya perencanaan pelaksanaan, pengawasan sampai dengan biaya pengoperasian dan pemeliharaan dalam kurun waktu yang ditentukan.