WFP
t ::2:}
World Health
(t.J
World Foodセセ・
Organization
セ Programmeセ@ wlp.orv
Kementerian Kesehatan RJ
PEDOMAN
PELATlHAN
TATALAKSANA DAN DUKUNGAN GIZI
BAGI ORANG DENGAN
mv
DAN AIDS
(ODHA)
Direktorat Bina Gizi Ditjeo Bioa Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
616 .9792
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat P Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman pelatihan tatalaksana dan dukungan gizi bagi orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2015
ISBN 9786022359258
1. Judui 1. HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS II. ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME
KATAPENGANTAR
Dalam pertemuan Regional Consultation on Nutrition and HIV-AIDS (2007) ctihasilkan
rekomendasi bahwa Penanganan HIVAIDS harus bersifat komprehensif dan terintegrasi,
termasuk memberikan pelayanan gizi bagi ODHA. Pelayanan gizi saat ini memegang peran penting karena merupakan salah satu komponen utama dalam perawatan dan pengobatan
セ uy MaidsN@ Infeksi
my
dan status gizi merupakan dua hal yang saling terkait sehinggaintervensi gizi yang adekuat dapat membantu OOHA mengurangi gejala klinis, mengurangi risiko infeksi serta dapat meningkatkan status gizi dan kualitas hidupnya. Sejalan dengan program Layanan KomprehensifBerkesinambungan (LKB), peran tenaga dan tim asuhan gizi merupakan kunci keberhasilan pelayanan kesehatan baik dalam kegiatan promosi dan preventif, tatalaksana klinis HIY maupun dukungan psikososiaI, ekonomi dan legal.
Berbagai kebijakan strategis dan progresif telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan RI
sebagai lembaga pelaksana dalam penanggulangan HIY berdasarkan continuum of care,
antara lain menyiapkan sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan rujukan OOHA, menyediakan obatobat Anti Retroviral (ARV), mengembangkan program Pencegahan Penularan dati Ibu ke Anak (PPIA), dan lainnya.
Peningkatan upaya untuk menghambat progresifitas HIV dan memperbaiki kuaIitas hidup OOHA dilakukan melalui perbaikan status gizi. Sarnpai saat ini impJementasi kolaborasi Tim Asuhan Gizi (TAG) dalam pelayanan kesehatan paripurna bagi OOHA bel urn terjalin dengan harmon is. Hal ini salah satunya disebabkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan mengenai tatalaksana dan dukungan gizi bagi OOHA. Maka dengan ini diperlukan pelatihan yang berkesinambungan dan merata di pusatpusat layanan HIV dan AIDS.
Saya menyambut balk adanya Kurikulum dan Modul Pelatihan TataIaksana dan OUkungan
Gizi bagi OOHA ini, dan berharap kegiatan pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi OOHA dapat segera dikembangkan di semua penyedia layanan kesehatan bagi ODHA sehingga dapat sedini rnungkin mencegah, mengatasi dan memperbaiki masalah gizi yang timbul pada OOHA. Sasaran pelatihan ini adalah tenaga gizi, dokter, dan perawat yang berperan sebagai Tim Asuhan Gizi (TAG). Modul ini dikembangkan oleh para ahli yang berpengalaman dalam perawatan OOHA dan dalam bidang gizi yang berkaitan dengan H IV/AIDS. Oleh karenanya saya berharap dengan adanya modul ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan Tim Asuhan Gizi (TAG) dalam memberikan pelayanan yang paripurna terhadap ODHA.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan modul pelatihan ini. Semoga pelayanan gizi terhadap OOHA semakin
membaik dalam rangka mewujudkan tujuan universal access dan Sustainable Developmem
Goals.
Oirektur Bina Gizi
616.9792 Ind
P
KataJog Dalam Terbitan. Kementerian Kesebatan RI
Indonesia. Kementerian Kesehatan RL Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Pedoman pelatihan tatalaksana dan dukungan gizi bagi orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2015
ISBN 9786022359258
DAFTAR lSI
BABI PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Filosofi Pelatihan 2
BAB II PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Peran 4
B. Fungsi 4
C. Kompetensi . 4
BAB III TUJUAN PELATlHAN
A. Tujuan Umum 5
B. Tujuan Khusus 5
BABIV STRUKTUR PROGRAM 6
BAB V GARISGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN 7
MD Kebijakan pelayanan gizi pada HIVIAIDS 7
MI I Informasi dasar HIV & AIDS 8
MI2 Hubungan HIV/AIDS dengan status gizi ODHA II
MI3 Aktivitas fisiklolahraga pada ODHA 16
MI4 Konseling gizi pad a ODHA 17
MI5 Asuhan gizi pada HIV IAIDS 18
MPI Building learning commitment (BLe) 21
MP2 Rencana tindak lanjut (RTL) 22
MP3 Anti Korupsi 23
BAB VI DIAGRAM PROSES PENYELENGGARAAN PELATIHAN
A. Pre test 25
B. Pembukaan 26
C. Building learning commitment (BLC) 26
D. Pemberian wawasan 26
E. Pembekalan pengetahuan dan keterampilan 26
F. Skill station I praktek lapangan 27
G. Post test 27
H. Penutupan 27
BAB VII PESERTA DAN PELATIH 28
A. Peserta 28
B. Pelatih/lnstruktur 28
BAB VIII PENYELENGGARA DAN TEMP A T 29
PENYELENGGARAAN
A. Penyelenggara 29
B. Tempat penyelenggaraan 29
BAB IX EV ALUASI PELATIHAN 30
A. Evaluasi terhadap peserta 30
B. Evaluasi terhadap pelatih/instruktur 30
C. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan 30
BABX SERTIFIKAT 31
BAB XI PENUTUP 32
pelatihan khusus gizi bagi petugas di layanan HIV dan sebaliknya belum ada pelatihan tentang HIV bagi petugas gizi dan tidak tersedia materi edukasi di layanan tersebut.
Dengan hasi! penelitian dan keadaan di atas dirasa perlu untuk ada penyamaan layanan dan kemampuan layanan bagi tim asuhan gizi di berbagai fasilitas kesehatan yang memberi layanan bagi ODHA. Buku Kurikulum ini disusun oleh SubDirektorat Gizi Klinis, Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan untuk program pelatihan Asuhan Gizi bagi Orang Dengan HIV I AIDS (ODHA) bagi tim asuhan gizi (dokter, perawat, ahli gizi) yang melakukan tatalaksana gizi bagi ODHA baik di Puskesmas, Rumah Sakit, dan layanan HIV/AIDS lainnya ..
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi Bagi Orang dengan HIV Dan AIDS (ODHA) menggunakan nilainilai dan keyakinan yang menjiwai, mendasari dan memberikan identitas pada sistem pelatihan sebagai berikut:
1. Adult Learning, yakni proses pelatihan diselenggarakandengan pendekatan pembelajaran orang dewasa (andragogi) dengan karakteristik antara lain:
a. Pelatihan merupakan upaya untuk memfasilitasi, mengarahkan dan memacu proses belajar
b. Pelatihan berbasis kompetensi, dengan memperhatikan proses sekaligus substansi (process as well as content)
c. Belajar merupakan proses untuk memperiuas wawasan, mempertajam perasaan dan meningkatkan ketrampilan (is not for knowing more but for behaving differently)
d. Pembelajaran untuk orang dewasa, secara 3 E (efektif, efisien dan entertaining) dan setiap peserta berhak untuk:
I) Didengarkan dan dihargai pengalamannya sebagai Tim Asuhan Gizi. 2) Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya apabila berada dalam
konteks pelatihan.
3) Diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran.
e. Menggunakan berbagai metode dan sumber belajar (para pakar, teman sebaya, diri sendiri, lingkungan dan sebagainya)
f. Keseluruhan proses pelatihan harus mampu memfasilitasi peserta untuk mencapai kebutuhan belajar yaitu meningkatkan profesionalisme serta kinerjanya dalam memberikan asuhan gizi bagi ODHA di layanan kesehatan.
2. Asset-Based Thinking, yakni proses pelatihan yang menekankan pada: a. Kesempatan daripada masalah
b. Kekuatan daripada kelemahan
c. Apa yang bisa dilakukan daripada apa yang tidak bisa untuk merespon situasi di lapangan
3. Learning By Doing, yang memungkinkan peserta untuk:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi HIV/AIDS merupakan masalah besar bagi kesehatan dan sangat berpengaruh pada pertumbuhan sosioekonomi negaranegara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan April 2015, HIV dan AIDS tersebar di 390 (78%) dari 498 kabupatenlkota di Indonesia. Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan adalah sebanyak 167.350. Sementara itu jumlah kasus AIDS kumulatif adalah sebanyak 66.835 orang. Sekitar 70% dari kasus HIV dan AIDS adalah pada usia 25 49 tahun dan antara 32 (pada AIDS) 42% (pada infeksi HIV) adalah perempuan. Di seluruh Indonesia sampai dengan April 2015, layanan HIVAIDS yang aktif melaporkan layanannya sebagai berikut: 1377 layanan Konseling dan Tes HIV, 500 layanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP atau CST care, support and treatment), 91 layanan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM), 1082 layanan Infeksi Menular Seksual (IMS), 131 layanan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA) dan 223 layanan TuberkulosisHIV (TBHIV). Jumlah Orang dengan HIV AIDS (ODHA) yang dalam Terapi Antiretroviral (TAR atau AntiRetroviral Therapy ART) adalah 52.233orang dengan 97.12% di antaranya menggunakan Terapi Lini 1 dan sisanya dengan Terapi Lini 2.
Keadaan gizi dan sistem kekebalan seseorang yang terinfeksi HIV akan memburuk sejalan dengan perjalanan penyakit dan adanya infeksi oportunistik hingga mengalami gangguan ataupun kegagalan metabolisme, yang pada akhirnya akan menjadi AIDS. Pada penelitian multicenter di 3 provinsi : DKI Jakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan pada tahun 2007 ditemukan bahwa dari 752 responden ODHA , sebanyak 1 % berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (rerata BMI 16,92). Selain itu didapatkan bahwa petugas kesehatan menemukan sekitar 80% ODHA mempunyai masalah gizi antara lain kehilangan BB (wasting), diare, mual dan muntah, tidak nafsu makan (loss ofappetite) dan oral kandidiasis.
Penatalaksanaan dan dukungan gizi yang adekuat diperlukan bagi ODHA, terutama yang dalam keadaan lanjut. Obatobat ARV akan lebih efektif dalam menghambat replikasi HIV, bila didukung dengan terapi gizi yang tepat dan berkesinambungan. Akan tetapi dari penel itian yang sarna tersebut di atas didapatkan bahwa hanya 10 % dari 67 responden (tenaga kesehatan seperti dokter dan paramedis) yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dalam menangani masalah gizi pada ODHA. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Bagian Gizi Fakultas Kedokteran UGM menunjukkan bahwa kualitas layanan gizi di beberapa rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta belum memuaskan kl ien. Sejalan dengan itu, belum semua petugas dan ahli gizi mempunyai pengetahuan yang benar tentang HIV dan layanan gizi untuk ODHA. Penelitian survey yang lain oleh World Food Program di 10 Puskesmas di Daerah Khusus Ibukota menunjukkan bahwa belum semua tempat layanan mempunyai instrumen pengukur antropometri (timbangan, pengukur LILA, pengukur tinggi badan, dan lainlain) dengan lengkap. Lebih lanjut belum ada
a. Mendapat kesempatan untuk belajar sambil berbuat (melakukan sendiri) hasil pembeJajaran dari setiap materi peJatihan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan · nietode pembelajaran yang partisipatif antara Jain: studi kasus, simulasi, role-play, bedside teaching, permainan dan latihan (exercise) baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan.
4. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk: a. Mencapai penguasaan materi yang ditetapkan
b. Meningkatkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh kompetensi sebagai Tim Asuhan Gizi.
c. Mendapatkan penilaian tentang keberhasilannya mencapai kompetensi yang ditetapkan pada akhir pelatihan.
Pelatihan ini berupaya mengajak peserta untuk mempunyai sifat life-long learners.
BAB II
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai Tim Tatalaksana dan Dukungan gizi pada Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA)
B. Fungsi
Untuk melaksanakan perannya sebagai Tim Tatalaksana dan Dukungan Gizi, peserta mempunyai fungsi Memberikan Tatalaksana dan Dukungan Gizi pada ODHA
C. Kompetensi
Untuk menjalankan fungsinya peserta kompeten dalam:
I. Menjelaskan tentang virus, patofisiologi HIV/AIDS dan terapi Antiretroviral 2. Menjelaskan Hubungan antara HIV I AIDS dengan Status Gizi ODHA 3. Menjelaskan Akitivitas fisik I Olah raga pada ODHA
BAB III
TUJUAN PELA TIHAN
A. Tujuan Vmum
Setelah mengikuti pelatihan para pelatihan mampu memberikan tatalaksana dan dukungan gizi bagi orang dengan HIV/AID's (ODHA).
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
I. Menjelaskan tentang virus, patofisiologi HIV IAIDS, dan terapi Antiretroviral 2. Menjelaskan Hubungan antara HIV I AIDS dengan Status Gizi ODHA 3. Menjelaskan Akitivitas fisik I Olah raga pada ODHA
4. Melakukan Konseling Gizi pada ODHA 5. Melakukan Asuhan Gizi pada HIV I AIDS
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM
No Materi Waktu Jumlah
T p PL
A MA TERI DASAR
Kebijakan HrV/AIDS terkait layanan gizi 2 - - 2
Sub Total 2
2B MATERI INTI
1. Informasi Dasar HIV 3 - - 3
2. Hubungan antara Hrv I AIDS dengan Status Gizi ODHA
3
- 33. Aktivitas fisikiOlahraga pad a ODl:IA 1 1 - 2
4. Konseling gizi pada ODHA 3 4 7
5. Asuhan Gizi pada HIVIAIDS 5 8 8 21
Sub Total 15 13 8 36
C MA TERI PENUNJANG
1. Building Learning Commitment (BLC)
3 - 32. Rencana Tindak Lanjut (RTL) 1 1 - 2
3. Anti Korupsi 2 - - 2
Sub Total 3 4
7Total 23 25 8 57
Keterangan :
1 jam pe\ajaran @ 45 menit T : Teori
P : Praktek
BABV
GARIS - GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Nomor: MD
Materi : KEBIJAKAN HIY/AIDS TERKAIT LAYANAN GIZI Waktu : 2 jpl (T= 2 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami kebijakan pemerintah ten tang HIY/AIDS terkait layanan gizi.
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK) Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan Metode
Media dan Alat
Bantu Referensi
Setelah mengikuti materi l. Kebijakan dan program HIY/ AIDS 1. Kementerian Kesehatan Republik
ini peserta mampu: terkait gizi Indonesia. 2012. Pedoman
1. Menjelaskan a. Dasar hukum 1. Tugas 1. LCD Nasional Pencegahan Penularan
kebijakan dan b. Kebijakan dan program baca 2. ;Laptop HIY dari Ibu ke Anak (PPIA)
program HIY/AIDS HIY/AIDS mandiri 3. Flipchart 2. Kementerian Kesehatan Republik
terkait layanan gizi c. Pelayanan gizi bagi ODHA 2. Curah 4. Spidol Indonesia. 2012. Pedoman
pendapat 5. Pointers Penerapan Layanan Komprehensif 2. Menjelaskan latar 2. Latar belakang pelayanan gizi 3. Ceramah 6. Bahan Tayang HIY IMS Berkesinambungan
belakang pelayanan dalam LKB HIY/AIDS Tanya 7. Modul 3. Kementerian Kesehatan Republik
gizi dalam LKB a. Layanan Komprehensif Jawab Indonesia. 2015. Pedoman
HIYAIDS Berkesinambungan (LKB) Pelayanan Gizi Pada ODHA.
HIY/AIDS 4. Kementerian Kesehatan Republik
b. Ruang lingkup kegiatan Indonesia. 2112. Pedoman
pelayanan gizi dalam LKB Nasional Tatalaksana Klinis
HIYAIDS Infeksi HIY dan Terapi
c. Dukungan ODHA dan Antiretroviral
keluarga 5. WFP. 2014. Penilaian 10 layanan gizi
d. Monitoring, evaluasi dan bagi ODHA di Jakarta. Workshop
penjaminan mutu Sosialisasi Layanan Gizi ODHA.
Nomor: MI.I
Materi : INFORMASI DASAR HIV
Waktu : 3 jpl (T= 3 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl)
'k .
Tuiuan Pembelaiaran Umum (TPU): Setelah v ... " ' , h _ fisiolo£i HIV/ AIDS
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/Sub Pokok M d ' Media dan Alat R .. .
{' '\ eto e elerenSI
kィオウオウ⦅セtpkj@ Bahasan Bantu
Setelah mengikuti 1. Direktorat Jenderal PPM & PL, Depkes
materi 101 peserta " Rl, (2003); "Pedoman Nasional
mampu: 1. Human Immunodeficiency 1. Tugas baca 1. LCD Perawatan, Dukungan & Pengobatan bagi
1. Menjelaskan tentang virus mandiri 2. Laptop ODHA".
virus HIV a. Klasifikasi dan Ciri HIV 2. Curah 3. Flipchart 2. Nasronudin, (2007): Pendekatan Biologi b. Struktur HIV ' pendapat 4. sーセ、ッャ@ Molekuler, Klinis & Sosial; Airlangga ,
'k . 3. Ceramah 5. Pomters Unversity Press 2007. .
. C. SJ Ius Hldup HIV T 6 B h
2. MenJelaskan tentang 2 S' . a n y a . a an 3. WHO, Depkes R.I. (2007): Pedoman sistem imun manusia . Istem Niュオセ@ セ。ョオセj。@ Jawab tayang Pelatihan Perawatan & Dukungan Gizi
3. PatofislOlogl IOfeksl HIV 7. Modul bagi ODHA; Terjemahan Indonesia,
3. Menjelaskan tentang a. Cara penularan HIV terbitan JEN 2008.
patofisiologi infeksi b. Perjalanan alamiah infeksi 4. JEN, 2008: Materi Penatalaksanaan Gizi I
HlV HIV Medis dan Paramedis; funded by IHPCP - I
4. Stadium klinis infeksi HIV Jakarta. I
4. Menjelaskan tentang 5 I fi k . HIV d Ib H '1 5. Jawetz Melnick, Adelberg's, 2005 : AIDS
d· kl'" n e Sl pa a u ami d L .. M'kr b' I . I
sta lum lOIS . an entlvlrus I 0 10 ogl
infeksi HlV dan MenyusUi dan Kedokteran, edisi: Bahasa Indonesia. I
Pencegahan Penularan dari 6. Materi ajar Pelatihan Master of Trainer, I
5. Menjelaskan terapi Ibu ke Anak (PPIA) (2006): Program Pelatihan CST WHO &
antiretroviral 6. Terapi Antiretroviral Depkes R.I. I
7. Efek samping dan komplikasi 7. ASC, IHPCP, Australian Aids (Agustus
6. Menjelaskan efek metabolik terapi antiretroviral 2007): "Gizi HIV dan AIDS" Buku untuk I
samping dan petugas kesehatan di Indonesia RS I
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/Sub Pokok Media dan Ala t
Referensi Metode
Kbusus (TPK) Bantu
metabolik terapi
Bahasan
Indonesia.
antiretroviral 8. Miller & Gorbach, 1999 : Nutritional
aspects of HIV infection; Published in Great Britain in 1999 bi Arnold.
9. World health Organization (2005). Interim WHO Clinical Staging ofHIVIAIDS and HIVIAIDS Case Definitionsfor
Surveillance African Region. Dapat diakses online melalui:
www .who.intlhiv/[2ub/guidelines/casedefi nitions/enlindex.html
10. Rachmat A & Matulessy PF, 1997: Food & Nutrition Management Package for PWHA; presented paper Asia Pacific I Congress on HIV/AIDS, Manila, I Philipines.
11. Regional Centre for Quality of Health I Care (2003). 'Nutrition and HIVIAIDS: A Training Manual' RCQHC, Uganda I 12. Food And Nutrition Technical Asistance
Program (2003). 'Food and nutrition I implications ofantiretroviral therapy in I resource limited settings' .
I 13. Kementerian Kesehatan Rl, Dirjen PP &
PL (20 11) : Pedoman Nasional
Tatalaksana klinis infeksi HIV dan Terapi , Anti Retroviral pada orang dewasa &
remaJa.
I
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Metode
Media dan Ala t Bantu
-- - -- -
-Referensi
14. Direktorat Gizi Masyarakat. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Diambil dari httQ:llwww.gizi .net/Qugs/index.shtml 15. Fanta 2 - USAID (March 20 I0) : Guide to
screening for food & nutrition services among adolescents & adult living with
-- - - - - - - -
I
,
セ@ J セ@ J セ セ@ セ@
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/Sub Pokok Media dan Alat
Metode Referensi
Kbusus (TPK) Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu :
1. Kotler, D.P., HIV infection
l. Konsep umum hubungan and the gastrointestinal tract.
1. Menjelaskan konsep 1. Tugas baca I. LCD
HIVIAIDS dan gizi pada
umum hubungan mandiri 2. Laptop Aids, 2005.19(2): 10717.
ODHA
HIV/AIDS dan gizi pada 2. Curah 3. Bahan tayang 2. Villamor, E., et al., Wasting
a. Dampak gizi pada
ODHA pendapat 4. Flipchart and body composition of
berbagai stadium HIV 3. Ceramah 5. Spidol
adults with pulmonary b. Mekanisme tubuh untuk Tanya Jawab 6. Pointers
memelihara ketahanan 7. Modul tuberculosis in relation to
tubuh HIV-l co infection,
2. Faktorfaktor yang
2. Menjelaskan faktor- socioeconomic status, and
mempengaruhi status gizi
faktor yang severity oftuberculosis. Eur J
ODHA
mempengaruhi status , Clin Nutr, 2006. 60(2):
163-I a. Faktor psikososial
gizi ODHA 71.
I b. Faktor biologis
3. Hsu, J.-c., et al. I c. Faktor medis
d. Faktor sosial ekonomi Macronutrients and
3. Gangguan metabolisme pada HIVIAIDS: A Review of
3. Menjelaskan gangguan
ODHA
metabolisme pada Current Evidence. In
a. Perubahan-perubahan
ODHA Consultation on Nutrition and
metabolik & komposisi
HIVIAIDS in Africa: tubuh
Evidence, Lessons and b. Penurunan berat badan &
MMMM セ MM - -
-Nomor: MI.2
Materi : HUBUNGAN ANTARA HIV/AIDS DENGAN STATUS GIZI ODHA Waktu : 3 jpl (T= 3 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl)
Tuiuan Pembelaiaran Umum (TPU): Setelah men2:ik . . laskan hub HIV/AIDS d . ·ODHA
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi
sel masa tubuh Recommendations for Action.
4 . Menjelaskan gangguan metabolisme zat gizi Mikro pad a ODHA
4.
c. Gangguan metabolisme pertahanan tubuh Gangguan metabolisme zat gizi mikro
a. Manifestasi klinis
defisiensi vitamin 4.
2005. Durban, South Africa: WHO, Department of Nutrition for Health and Development.
Skumick, J.H., et al.,
danJatau mineral Micronutrient profiles in
HIV-5. 6. Menjelaskan gangguan metabolisme zat gizi Makro pad a ODHA Menjelaskan dampak status gizi pada progresi infeksi HIV 5. 6.
b. Lingkaran setan HIV dan status gizi
Gangguan metabolisme zat gizi makro
a. Starvation dan kaheksia b. Penyebab penurunan berat
badan dan wasting c. Manifestasi gangguan metabolisme zat gizi makro Dampak status gizi pada progresi infeksi HIV 5. 6. i-infected heterosexual adults. J Acquir Immune Defic Syndr Hum Retrovirol, 1996. 12(1 ):7583.
Allard, J.P., et al., Oxidative stress and plasma antioxidant micronutrients in humans with HIV infection. Am J ClinNutr,
1998. 67(1): 1437.
Materi ajar Pelatihan Master of Trainer. 2006: Program Pelatihan CST - WHO & Depkes R.I.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan Metode
Media dan Alat
Bantu Referensi
セ@
Indonesia RS Wahidin , Makassar & RS Sulianti
I Jakarta, Indonesia.
8. Miller & Gorbach, 1999 : I Nutritional aspects of HIV I
infection; Published in Great I , Britain.
9. JEN, 2008: Materi I
Penatalaksanaan Gizi Medis dan Pararnedis; funded by IHPCP - Jakarta. .
I
10. Nasronudin, (2007): Pendekatan Biologi
Molekuler, Klinis & Sosial; Airlangga University Press 2007.
II. Kementerian Kesehatan RI. 2010 : Pedornan Pelayanan Gizi Bagi ODHA; Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen I Bina Kesehatan Masyarakat. 12. Fanta 2 - USAID (March
2010) : Guide to screening for I food & nutrition services
I
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan Metode
Media dan Alat
Bantu Referensi
,
nes/casedefinitions/enlindex.h
tml
16. Rachmat A & Matulessy PF, 1997. Food & Nutrition Management Package for PWHA; presented paper Asia
Pacific Congress on HIV/AIDS, Manila, Philipines.
17. Maj, M., Psychiatric aspects ofHIV-J irifection and AIDS. Psychol Med, 1990.
Nomor: MI.3
Materi : AKTIVITAS FISIKJOLAHRAGA PADA ODHA Waktu : 2 jpl (T== 1 jpl, P= 1 jpl, PL== 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memilih aktivitas fisiklolah raga daJam penatalaksanaan
ODIIA
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan Metode
Media dan Alat
Bantu Referensi
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu;
1. Menjelaskan aktivitas fisik I olah raga pada ODHA 2. Memilihkan aktivitas fisikl oIah raga pada ODHA 1. 2. Aktivitas fisiklolahraga pad a HIV/AIDS Pilihan aktivitas fisikl oJah raga pada ODHA 1. Tugas baca mandiri 2. Curah pendapat 3. Ceramah Tanya Jawab 4. Demonstrasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. LCD Laptop FJipchart Spidol pointers Bahan tayang Modul DVD I . 2.
Macallan DC, 1996. Metabolic abnormalities and the "wasting syndrome" in HIY infection. Nutrition 12(9):64142
Roubenoff R, Weiss L, McDermott A, Cloutier GJ., Wood M, Gorbach S. 1999. A pilot study of exercise training to reduce trunk fat in adults with HIYassociated fat redistribution. AIDS 13(11):12731375
3. World Health Organization. 2009: Nutritional care and
support for people living with HIV/AIDS: a training course
Nomor: MIA
Materi : KONSELLNG GIZI PADA ODHA Waktu : 7 jpl (T= 3 jpl, P= 4 jpl, PL= 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu melakukan konseling Gizi pada ODHA sesuai dengan kondisi penyakitnya
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/Sub Pokok Media dan Alat
Referensi Metode
Khusus (TPK) Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu;
I. Holli, B. and Richard J. Calabrese (1991 j.
l. Menjelaskan hubungan 1. Tugas baca I. LCD
I. Hubungan ODHA dengan ahli Communication and
ODHA dengan ahi gizi mandiri 2. Laptop
gizi Education Skills'. The
3. FI i pchart
dietitisien's guide. Second
2. Menjelaskan 2. Curah
pendapat 4. Spidol perencanaan konseling 2. Perencanaan Konseling Gizi
edition. Lea & Febiger, 5. pointers
Gizi bagi ODHA 3. Ceramah
Philadelphia London Tanya Jawab 6. Bahan tayang
a. LangkahIangkah persiapan
2. Schreiner, Jean E. 4. Simulasi 7. Modul
Konseling Gizi
'Counseling a Person with 8. Panduan simulasi
konseling b. Permasalahan gizi pada
AIDS' in Kathy King Helm ODHA
and Bridget Klawitter
3. Menjelaskan kiatkiat 3. KiatKiat konseling Gizi pada
(1995). 'Nutrition Therapy'. konseling gizi pad a ODHA
Advanced Counselling ODHA
Skills. Helm Seminars. USA 4. Melakukan konseling 4. Proses Konseling Gizi
Nomor: MI.5
Materi : ASUHAN GIll PADA HIY / AIDS Waktu : 21 jpl (T= 5 jpl, P= 8 jpl, PL= 8 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan Asuhan Gizi sesuai dengan proses asuhan gizi
d Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mengikuti Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensimateri ini peserta mampu;
1. Menjelaskan pilar-pilar asuhan Gizi pada HIY/AIDS
2 . Menjelaskan pelayanan terpadu
3. Melakukan proses Asuhan Gizi pada ODHA
l.
2.
3.
Pilar-Pilar Asuhan Gizi Pada HIY / AIDS
Pelayanan dan dukungan untuk HIY / AIDS
Tim pelayanan terpadu a.
b. Layanan dan dukungan terpadu
c. Sistem rujukan layanan HIY/AIDS
Proses asuhan gizi a. Skrining Gizi
b. Pengkaj ian! Assessmen Gizi c. Diagnosa Gizi
d. Intervensi Gizi
e. Monitoring & evaluasi Gizi I. 2. 3. 4. 5. 6. Tugas baca mandiri Curah pendapat Ceramah Tanya Jawab Diskusi Kasus Praktek konseling gizi Bedside teaching (praktek lapangan)
!. LCD
2. Laptop 3. Bahan tayang 4. Flipchart 5. Spidol 6. Pointers 7. Modul 8. Lembar kerja
asuhan gizi 9. Alat ukur
antropometri 10. Food model 11 . Brosur edukasi
gizi HIV 12. Lembar kasus 13. Panduan
praktek lapangan I. 2. 3. 4. 5.
Garcia-Prats AJ, McMeans AR, Ferry GD, Klish WJ. 2002. Nutrition and HIy/AIDS. Dalam HIV Curriculum for the Health Professional. Baylor International Pediatric AIDS Initiative (BIPAI). Texas
Cataldo CB, Rofles SR, Whitney ER.
200!. Understanding Normal &
Clinical Nutrition, 6th ed.West Group Fenton M & Bahl S. 20 II. American Dietetition Association, HIV/AIDS Evidence-Based Nutrition Practice Guideline. Power point slide presented at Dietetition Association Tumilowicz, Alison. 2010. Guide to Screening for Food and Nutrition Services Among Adolescents and Adults Living with HIV. Washington, DC: Food and Nutrition Technical Assistance III Project (FANTA USAID) , FHI 360
Knox TA, Zafonte-Sanders M,
Fields
Tujuan Pembelajaran Khusus(TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan Metode
Media dan Alat
Bantu Referensi
4. Melakukan asuhan
I
4. Asuhan gizi pada kondisi kusus Gardner C, Moen K, Johansen 0,glZI pada ODHA a. Diabetes Mellitus Paton N. 2003. Assessment of
dengan kondisi b. Lipodistropi nutritional status, Body composition,
khusus c. Hipertensi
d. Kelebihan berat badan dan obesitas
e. Dislipidemia f. Diare
and Human Immunodeficiency Virus Associated morphologic changes.
cm
36(Supple 2):S6386. International Dietetics & Nutrition
Terminology (fNDT) Reference
Manual, American Dietetic
g. Anoreksia h. Mual dan muntah i. Kehilangan berat badan j. Masalah lainnya
k. Gizi pada Terapi Antiretroviral
Association, 2008
7. Mahan LK & EscottStump S. 2007.
Krause's, Food, Nutrition & Diet
Therapy, 1 I th ed. Saunders
8. Mahan LK, Raymond JL,
Escott-Stump S. 2012. Krause's, Food and
the Nutrition Care Process 13th Ed.
9. Nelms M, Sucher K , Lacey K, Roth
SL. 2011, Nutrition Therapy and
Pathophysiology. 2nd ed. Thomson Higher Education
10. Gibson R. 2005. Nutrional
Assessment. Oxford University Press
II. Almatsier S. 2004. Pemmtun Diet
edisi baru. Penerbit Gramedia, Jakarta
12. American Dietetic Association,
Manual of Clinical Nutrition Management, Morrison Management Specialists, Inc.20 II
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan Metode
Media dan Alat
Bantu Referensi
Guide for Technical Staff and
Clinicians. 2007. Family Health
International
14. Houtzager L, Matulessy PF. dkk.
2006. Rapid studi KIE Gizi di tiga Propinsi di Indonesia. IHPCP proyek. 15. Miller TL & Gorbach SL. 1999
Nutritional aspects of HIV Infection. London, New York: Arnold
16. World Health Organization (2006). WHO case definitions of HIV for
surveillance and revised clinical
staging and inununological
clasification of HIV related disease in adults and children
17. Rachmat A & Matulessy PF. 1997.
Food & Nutrition Management
Package for PWHA; presented paper Asia Pacific Congress on HIV/AIDS, Manila, Philipines.
18. Jaringan Epidemiologi Nasional.
2008: Materi Penatalaksanaan Gizi Medis dan Paramedis; funded by IHPCP, Jakarta
19. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan R.I. 2010. Pedoman Pelayanan Gizi Bagi ODHA
--- Nomor: MP.1
Materi : BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC) Waktu : 3 jpl (T= 0 jpl, P= 3 jpl, PL= 0 jpl)
Tuiuan Pembelaiaran Urn urn (TPU): Setelah mene:ik . J
.
.
k bel· J
セ@ kondusifTujuan Pembelajaran Pokok Bahasan/Sub Pokok Media dan Alat
Referensi Metode
Khusus (TPK) Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu;
1. Menyadari adanya saling l. Permainan l. LCD
l. Buku Dinamika Kelompok
l. Sistem temporer
ketergantungan satu sarna (games) 2. Alat Bantu
2. Konsep sistem social
lain selama proses belajar 2. Diskusi sesuai permainan 2. Buku Team Building
3. Harapan
2. Menyadari kebutuhan 3. Skenario games
dan harapan bersama
kelompok
4. Standar f1ipchart 4. Norma
;
serta kesepakatan 5. Komitmen 5. Kertas f1ipchart
mencapainya selama 6. Standar f1ipchart
pelatihan. 7. Kertas f1ipchart
3. Memiliki komitmen tentang harapan,
Nomor: MP.2
Materi : RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) Waktu : 2 jpl (T= 1 jpl, P= 1 jpl, PL= 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu;
1. Menyebutkan Pengertian RTL
2. Menyebutkan Manfaat RTL 3. Menyebutkan Sistematika
penyusunan RTL
4. Mengidentifikasi kegiatan 5. Menentukan kegiatan 6. Menyusun RTL
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian RTL
2. Manfaat adanya RTL
3. Sistemtika penyusunan RTL
4. Identifikasi kegiatan 5. Penentuan kegiatan 6. Penyusunan R TL
Metode
1. Ceramah tanya jawab
2. Diskusi kelompok
Media dan Alat Bantu
I. White board 2. Flipchart 3. LCD 4. Komputerl
Laptop 5. Fonnat RTL
Referensi
Nomor: MP.3
Materi : ANTI KORUPSI
Waktu : 3 jpl (T= 3 jpJ, P= 0 jpl, PL= 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami Anti Korupsi
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK) Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan Metode
Media dan Alat
Bantu Referensi I
Setelah mengikuti materi I
ini peserta mampu; I
1. Menjelaskan Konsep Korupsi
2. Menjelaskan Anti Korupsi
l.
2.
Konsep Korupsi a. Definisi Korupsi b. Ciriciri Korupsi c. BentukJJenis Korupsi d. Tingkatan Korupsi e. Penyebab Korupsi
f. Dasar Hukum ten tang Korupsi
Anti Korupsi
a. Konsep Anti Korupsi b. Nilainilai Anti Korupsi
1. 2. Ceramah tanyajawab Pemutaran film 1. Bahan tayang 2. Papan dan
kertas
fl
ipcharl 3. LCD projector 4. Laptop5. White board 6. Spidol
6. Film kartun animasi
1.
2.
3.
Undangundang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor I I I I I I I I
c. Prinsipprinsip Anti Korupsi 232IMENKES/SKNI/20
13 tentang Strategi
3. Upaya Pencegahan Korupsi dan Komunikasi Pekerjaan
3. Menjelaskan Upaya Pemberantasan Korupsi dan Budaya Anti Korupsi
Pencegahan Korupsi a. Upaya Pencegahan Korupsi dan Pemberantasan b. Upaya Pemberantasan
Tujuan Pembelajaran
Khusus {TPK) Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan Metode
Media dan Ala t
Bantu Referensi
4. Menjelaskan Tata Cara Pelaporan Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Korupsi
5. Menjelaskan Gratifikasi
c. Strategi Komunikasi Anti Korupsi
,
4. Tata Cara Pelaporan Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Korupsi
1. Laporan 2. Pengaduan
3. Tata Cara Penyampaian Pengaduan
5. Gratifi kasi
a. Pengertian Gratifikasi b. Aspek Hukum
c. Gratifikasi merupakan Tindak Pidana Korupsi
d. Contoh Gratifikasi e. Sanksi Gratifikasi
I
I
!
I
I
I I
BAB VI
PROSES PENYELENGGARAAN PELA TIHAN
Proses pembelajaran dalam pelatihan dapat digambarkan seperti pada diagram berikut:
Building Learning Commitment (BLC)
E V
A
L
U A S
I
Wawasan
Kebijakan Pelayanan Gizi pada Orang dengan HIYIAIDS
Metode: ceramah tanya j awab, curah oendaoat
Pengetahuan dan Keterampilan
I. Infonnasi Dasar HIY
r+
2. · Hubungan an tara HIY I AIDS dengan Status Gizi ODHA 3. Aktivitas fisik/Olahraga padaODHA
4. Konseling gizi pada ODHA 5. Asuhan gizi pada HIY/AIDS
Metode: curah pendapat, ceramah tanya jawab, simulasi dengan kasus, bedside teaching
Skill Station dan praktek lapangan J
Evaluasi
Post Test Penutupan Penyelenggaraan
Diagram I. Proses penyelenggaraan pelatihan
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Pre test
Sebelum acara pembukaan, dilakukan pre test terhadap peserta. Pre test bertujuan untuk mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserta dalam melakukan penatalaksanaan dan dukungan gizi pada Orang dengan HIV / AIDS (ODHA).
B. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
I. Laporan ketua penyelenggara pelatihan. 2. Pengarahan sekaligus pembukaan. 3. Penyematan tanda peserta.
4. Perkenalan peserta secara singkat. 5. Pembacaan doa.
C. Building Learning Commitment/BLC (Membangun Komitmen Belajar)
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan. Kegiatannya antara lain:
I. Penjelasan oleh pelatih/instruktur tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan dalam materi BLe.
2 .. Perkenalan antara peserta dengan para fasilitator dan dengan panitia penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.
3. Mengemukakan harapan, kekuatiran dan komitmen masingmasing peserta selama pelatihan.
4. Kesepakatan antara para pelatihlinstruktur, penyelenggara pelatihan dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.
D. Pemberian wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar pengetahuanlwawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini. Materi tersebut yaitu: Kebijakan Pelayanan Gizi pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
E. Pembekalan pengetahuan dan keterampilan
Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu diskusi kelompok dan simuJasi dengan kasus.
Pengetahuan dan keterampilan meliputi materi: I. lnformasi Dasar HIV
2. Hubungan antara HIV / AIDS dengan Status Gizi 3. Aktivitas fisikiOlahraga pada ODHA
4. Konseling gizi pada ODHA 5. Asuhan Gizi pada HIV / AIDS
Proses Pembelajaran
a. Proses pelatihan dike lola secara team teaching.
b. Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, pelatih/instruktur melakukan kegiatan refleksi dimana pada kegiatan ini pelatih/instruktur
bertugas untuk menyamakan persepsi tentang materi yang sebelumnya diterima sebagai bahan evaluasi untuk proses pembelajaran berikutnya
c. Setiap hari di akhir pembelajaran, peserta diminta menuliskan materi yang belum jelas.
d. Apabila suasana pembelajaran menunjukkan adanya kejenuhan, fasilitatorfMOT melakukan penyegaran suasana (ice break).
e. Proses pembelajaran dilakukan di dalam dan di luar kelas yaitu : 'I) Oi dalam kelas :
a) Kelas plenolkelas besar ,(seluruh peserta), metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya'jawab, simulasi, diskusi kelompok
b) Kelompok kecil ( 4 5 orang), metode yang digunakan adalah diskusi kelompok, simulasi dan praktek antropometri
2) Di luar kelas tempat perawatan ODHA (Rumah Sakit atau Poliklinik, dan lainlain) dalam bentuk Bedside teaching.
F. Skill Station dan praktek Japangan
I. Setelah mendapatkan materi, proses dilanjutkan dengan skill station. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode simulasi, dimana alat bantu telah disiapkan oleh instruktur. Simulasi dilakukan dengan menggunakan panduan simulasi seperti terlampir.
Pada pelaksanaan simulasi, peserta berperan sebagai ahli gizi dan melaksanakan konseling gizi. Peserta dibagi dalam 3 atau 4 kelompok sesuai jumlah skill station dan setiap kelompok didampingi oleh 1 orang instruktur dengan perbandingan antara instruktur dan peserta yaitu 1 : 5. Oengan demikian, jumlah JPL untuk skill station tergantung dari jum lah peserta dan jum lah kelompok.
Pada saat simulasi, instruktur bertugas untuk mengamati apa yang di lakukan oleh peserta dan memberikan penilaian sesuai dengan cek list penilaian. Form penilaian terlampir.
2 Praktek lapangan dilakukan pada sesi inti 5 yaitu dengan melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan yang memberikan perawatan HIV. Peserta akan diminta melakukan asuhan gizi secara lengkap mulai dari assessmen sampai monitoring dan evaluasi. Pada saat praktek lapangan, instruktus bertugas untuk mengamati yang dilakukan oleh peserta dan memberikan penilaian sesuai dengan cek lis penilaian (form penilaian terlampir)
G. Post Test
Setelah keseluruhan materi dan simulasi dilaksanakan, dilakukan post test. Post test bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta setelah mengikuti pelatihan.
H. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
I. Laporan ketua penyelenggara pelatihan. 2. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta. 3. Pembagian sertifikat.
4. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
5. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang . 6. Pembacaan doa.
BABvn
PESERTA DAN PELATIH
A. Peserta
1. Kriteria peserta
Peserta pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA adalah anggota tim asuhan gizi yang terdiri dari dokter, perawat, bidan dan tenaga gizi dengan syarat:
a. Ditugaskan oJeh pimpinan dari tempat bekerja
b. Bersedia mengikuti seluruh proses pelatihan dari awal hingga akhir sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Memiliki ュッエゥカ。セゥ@ yang tinggi dalam pencapaian keberhasilan asuhan gizi bagi ODIM
d. Diutamakan yang pernah mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan HIV AIDS
e. Setelah pelatihan ditetapkan menjadi pelatih asuhan gizi bagi ODHA. f. Tempat kerja peserta adalahdari Rumah Sakit, Puskesmas dan atau
fasilitas pelayanan kesehatan lain yang melayani ODHA
2. Jumiah peserta
Jumlah peserta pada setiap kelas atau angkatan adalah maksimal 30 orang
B. PeJatihlInstruktur
Kriteria Fasilitator
a. Memiliki sertifikat sebagai fasilitator asuhan gizi bagi ODHA
b. Fasilitator diutamakan pakar HIV/AIDS dan Gizi yang telah aktif dalam kegiatan Perawatan Dukungan dan Pengobatan atau Care Support and
tイ・セエュ・ョエ@ (PDP/CST)
c. Mempunyai motivasi dan pengalaman melatih
d. Bersedia hadir pada seluruh proses penyelenggaraan pelatihan e. Dalam satu pelatihan minimal harus ada 2 fasilitator
f. Jumlah instruktur praktek adalah I : 5 dengan peserta
BAB YIn
PENYELENGGARA DAN TEMPAT
PENYEL·ENGGARAAN
A. Penyelenggara
Penyelenggara pelatihan ini berasal dari pengelola program I pemerhati gizi dan HIV/AIDS bekerjasama dengan pengelola program kediklatan kesehatan pemerintah dan pemerintah daerah
B. Tempat Penyelenggaraan
Sesuai UU nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan maka tempat penyelenggaraan pelatihan Asuhan Gizi pada ODHA adalah institusi I unit pelatihan kesehatan yang terakreditasi.
BABIX
EVALUASIPELATIHAN
Untuk mengetahui perkembangan proses belajar mengajar dalam pelatihan, perlu dilakukan evaluasi atau penilaian yang terdiri dari :
A. Evaluasi terhadap peserta (Lampiran 2)
Evaluasi hasil belajar peserta yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap peserta, melalui:
a. Penjajagan awal (pre test)
b. Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima (post test) c. Evaluasi formatif untuk setiap hasi I penugasan
B. Evaluasi proses belajar meogajar (Lampiran 3)
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap proses belajar mengajar, terutama kesesuaian antar materi ' pelajaran dan tujuan pelatihan, urutan penyampaian isi mata ajaran, penguasaan pelatih. Fasilitatio terhadap materi yang diberikan, cara penyampaian pelajaran, kesesuaian dan kemampuan penggunaan alat peraga dengan pelajaran, penggunaan bahanlmateri dengen lembar tugas, kesesuaian penggunaan waktu yang tersedia dengan tujuan belajar, daya simpatik gaya dan sikap terhadap peserta, penguasaan bahasa dan pemberian motivasi
C. Evaluasi penyelenggaraan pelatihan (Lampiran 4)
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Objek evaluasi adalah pelaksanaan administrasi dan akademis yang meliputi :
a. Materi pelatihan b. Fasilitator c. Penyelengaraan:
I. Ruang kelas
2. Alat perJengkapan pelatihan 3. konsumsi
BAB X
SERTIFlKAT
Setiap peserta yang telah menyelesaikan proses pembelajaran minimal 95% dari keseluruhan jam pelajaran dan berperan aktif selama pelatihan, mendapatkan sertifikat dengan nilai sebesar I angka kredit.
Sertifikat untuk peserta pelatihan ditingkat pusat ditanda tangani oleh Kepala Pusdiklat Aparatur a/no Menteri Kesehatan. Sedangkan untuk peserta pelatihan di tingkat ProvinsilKabupaten ditanda tangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan nom or sertifikat dari Pusat.
BAB XI
PENUTUP
Kurikulum pelatihan Inl merupakan acuan tertulis bagi penyelenggara
pelatihanlnarasumber/fasilitator dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, selain itu untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sebagai Tim Asuhan gizi dalam memberikan asuhan gizi pada orang dengan HIVIAIDS .
Pedoman Pelatih TatalaksarlG dan Dukungan Gizi bagi ODHA LAMPlRAN-LAMPlRAN
LAMPIRAN: LEMBAR-LEMBAR PENUGASAN
Lampiran 1. Contoh Penjadwalan Pelatihan
CONTOH JADW AL
PELATIHAN TATALAKSANA DAN DUKUNGAN GIZI BAGI ODHA
Waktu Jam Acara Pembicara / Penanggung Jawab
Hari [ 08.00 09 .00 Registrasi ulang Panitia
09.00 09.30 Pembukaan: Ketua Panitia
I. Laporan panitia
2. Sambutan pembukaan . .
3. Pretest
09.30 - 10.30 Building Learning Badan PPSD M KemKes
Commitment
10.30 - 11.00 Rehat kopi
11.00 - 13.00 Materi Dasar Subdit Gizi K1inik Dirjen Gizi-KIA,
KemKes
13.00 - 14 .00 [SHOMA
14.00- 15.30 Materi Inti 1 Narasumber / Fasilitator 1
15.30 - 16 .00 Rehat teh I
16.00-17 .00 Materi Inti I (lanlutanl
Hari II 09.00 - 09.30 Refleksi materi hari I
09.30-10.15 Materi Inti 2 Narasumber / Fasilitator 2
10.15-10.45 Rehat koQi
10.45 - 11.30 Materi Inti 2 (lanjutan)_
11.30 - 13.00 Materi Inti 3 Narasumber / Fasilitator 3
13.00 - 14.00 ISHOMA
....
14.00 - 15.00 Materi Inti 4 Narasumber / Fasilitator 415.00-15.30 Rehat teh
15.30-17.00 Materi Inti 4 (Ianjutan)
Hari [II 09.00 - 09.30 Refleksi materi hari II
09.30- 10.15 Materi Inti 4 (praktek Narasumber / Fasilitator 4
konseling)
10.15 - 10.45 Rehat kopi
10.45 - 12.00 Materi Inti 4 (Ianjutan)
12.00 - 13.00 .JSHOMA
13.00 - 17.00 Materi Inti 5 Narasumber / Fasilitator 5 I
Hari IV 09 .00 - 09.30 Refleksi materi inti III I
09.30-10.15 Materi Inti 5 Narasumber / Fasilitator 5
10.15 - 10.45 Rehat kopi
10.45 - 12.30 Praktek lapangan
12.30 - 13.30 ISHOMA
13.30 - 17.00 Lanjutan Praktek lapangan Narasumber / Fasi1itator 5
(bed side teaching)
Hari V 09.00 - 10.30 Presentasi hasi1 praktek
lapangan
Narasumber / Fasilitator 5
J
10.30 - 11.00 Rehat ko()i I
11.00 - 12.30 Materi Penunjang 2 (Anti Badan PPSDM KemKes
Korupsi)
12.30 - 13.30 ISHOMA
13.30 - 15.00 Materi Penunjang 3 (RTL) Badan PPSDM KemKes
15 .00 - 16.00 Penutupan dan rehat teh Subdit Gizi Klinik Dirjen Gizi-KIA,
Pedoman Pe/atih Tata/aksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA LAMPfRAN-LAMP/RAN
Lampiran 2. Evaluasi Peserta
PRE dan POST TEST Waktu 15 menit
I. Salah satu indikator gizi untuk membedakan stadium klinis WHO adalah: a. Asimptomatik
b. Stomatitis candida
c. Penurunan berat badan kurang lebih dari 10% d. TB ekstra paru
e. Anemia gizi
2. Hubungan gizi dengan infeksi HIV: a. Kegagalan metabolism b. A trofi otot
c. Menurunkan jumlah CD4 d. Intake zat gizi
e. Body mass index
3. Dampak infeksi HIV pada status gizi, terlihat sebagai berikut: a. Meningkatnya infeksi oportunistik
b. Meningkatkan efektifitas ART c. Diare berulang
d. Kebutuhan zat gizi meningkat
e. Mempengaruhi efektifitas pengobatan
4. Bagaimana peran gizi dan makanan pada efektifitas ARV a. Menghambat replikasi HTV
b. Menghambat absorpsi AR V c. Meningkatkan pembentukan CD4 d. Mencegah infeksi oportunistik
e. Mengurangi jumJah virus dalam darah
5. Dampak ART pada gizi dan makanan
a. Nevirapine menyebabkan syndrome Stevens Johnson b. Asidosis laktat
c. Zidovudine menyebabkan anemia d. Didanosine menyebabkan mual muntah e. Mempengaruhi pola makan
6. Efek samping zidovudine terhadap status gizi a. Meningkatkan CD4
b. Menghambat replikasi HlV c. Menurunkan Berat Badan d. Malnutrisi
e. Intoleransi gastrointestinal
7. Tujuan pelayanan gizi bagi ODI·IA dalam berbagai stadium WHO:
a. Menghambat progresivitas HIV menjadi AIDS b. Meningkatkan kualitashidup ODHA
c. Mempertahankan berat bad an ideal
d. Memberi konseling gizi bagi keluarga ODHA e. Mencegah diare
8. Pengkajian gizi merupakan langkah awal dalam proses penatalaksanaan gizi, terdisi dari:
a. Kehilangan be rat badan
b. Asupan makanan yang tidak adekuat c. Data berat badan dan tinggi badan d. Pengetahuan gizi yang rencah e. Anemia gizi zat besi
9. Indeks Massa Tubuh (lMT) dapat digunakan untuk: a. Menilai keadaan zat gizi mikro
b. Mengetahui anemia defisiensi zat besi c . Memulai pemberian ARV
d. Tidak digunakan untuk anak ataupun balita
e. Membandingkan Berat Badan terhadap Tinggi Badan
10. Pemeriksaan klinis untuk menentukan status gizi a. Stadium II WHO
b; Ditemukan tandatanda mayor c . Tuberkulosis
d. Ditemukan infeksi oportunistik e. Defisiensi karbohidrat
11. Dietary intake dilakukan pad a ODHA untuk: a. Menentukan pemberian ARV yang tepat b. Sebagai penyebab sekunder
c . Menilai pola makan d. lntoleransi makanan e. Sebagai etiologi primer
12. Kebutuhan zat gizi ditentukan sesuai stadium WHO a. Energi ditingkatkan 10% pad a stadium I
b. Stadium III memerlukan 20% peningkatan energi c. Pada TB ekstar paru diperlukan tambahan energi 10% d. Gizi seimbang untuk semua stadium WHO
e . BEE ditentukan sesuai tingkat stadium WHO
13. Jumlah energi bagi ODHA ditentukan oleh: a. Berat badan ideal
b; Berat badan pad a saat pemeriksaan c. Selslu menggunakan factor koreksi BEE d. Berat badan normal
e. Beratnya infeksi oportunistik
Pedoman Pelatih Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA LAMPIRAN-LAMPIRAN
a. 10% pengeluaran energi dari efek makanan b. 20% pengeluaran energi dari efek makanan c. 30% pengeluaran energi dari efek makanan d. 20% dari tingkat aktifitas
e. 30% dari tingkat aktifitas
IS. Kebutuhan protein pada ODHA didasarkan pada: a. stadium WHO
b. I S% dari proporsi energi
c. I,S gr protein per kg berat badan d. beratnya infeksi oportunistik e. sarna pada semua stadium
16. Perhitungan kebutuhan lemak tergantung pada: a. proporsi karbohidrat
b. proporsi protein c. proporsi energi
d. kebutuhan lemak rendah e. kebutuhan lemak sedang
17. Kebutuhan karbohidrat pada ODHA stadium I adalah sebagai berikut: a. tergantung pada jenis karbohidrat
b. jumlahnya tergantung padajenis infeksi oportunistik c. sesuai dengan berat badannya
d. sesuai dengan pedoman 4 sehat S sempurna e. 70% dari kebutuhan total energi sehari
18. Mineral dan vitamin tidak perlu ditambahkan sebagai suplemen bila: a. sirnpanan cadangan dalam tubuh
b. cllkup jaminan dalam tubuh c. sebaiknya dalam bentuk suplemen d. terdapat interaksi dengan obatobatan e. bila mencukllPi AKG
19. Monitoring klinis pada ODHA terhadap status gizi adalah suatu kegiatan yang: a. bagian awal yang termasuk pada NCP
b. mernerlukan pemeriksaan CD4
c. memerlukan perneriksaan laboratorium d. gejalagejala gangguan saluran pernapasan e. bagian akhir dari SOAP
20. Monitoring intake atau asupan makanan pada ODHA diperlukan untuk: a. menilai kecukupan intake makanan
b. anamnesis diet terdiri dari riwayat rnakannya c. menentukan kemungkinan infeksi oportunistik d. menggunakan metoda recall
e. asupan makanan <SI %
LEMBAR JA WABAN
Nama Jabatan
Pendidikan · ·Asal
Berilah landa silang (X) padajawaban yang Saudara anggap benar!
1. A B C 0 E
2. A B C 0 E
3. A B C 0 E
4. A B C 0 E
5. A B C 0 E
6.
7.
8.
9.
[O.
A B C 0 E 11. A
A B C 0 E 12. A
A B C 0 E 13 . A
A B C 0 E 14. A
A B C 0 E [ 5. A B B B B B C C C C C 0 0 0 0 0 E E E E E
16. A B C
[7. A B C
[8. A B C
[9. A B C
Pedoman Pelatih Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA LAMPIRAN-LAMPIRAN
KUNCI JA WABAN
I. C II.
E
2. 0 12. B
3 . A 13. C
4.
B 14. A5.
E
15. B6. 0 16. C
7. A 17 E
8 C 18.
E
9. 0 19. A
10. B 20. 0
Lampiran 3. Lembar Evaluasi Proses Belajar Mengajar tiap sesi
EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR TIAP SESI
Hari Tanggal Topik
Pelatih/Fasi litator
Petunjuk Pengisian
I. Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat
2. lawablah pertanyaan dengan melingkari hurufyang sesuai dengan penilaian Saudara
3. Arti penilaian adalah sebagai berikut: a. Kurang sekali
b. Kurang c. Cukup d. Baik e. Baik sekali
A. MATERI PELATIHAN
No Materi Penilaian
l. Apakah materi pelajaran sesuai dengan tujuan pelatihan
a b c d e
2. Apakah urutan penyampaian isi mata ajaran baik
a b c d e
3. Apakah materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan Saudara?
a b c d e
4. Apakah materi pelatihan dapat Saudara manfaatkan
a b c d e
5. Apakah materi yang diberikan bermanfaat Dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampi Ian Saudara
a b c d e
6. Apakah waktu yang disediakan telah sesuai? a b c d e
Pedoman Pelatih Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA LAMP/RAN-LA MP/RAN
B. FASILITATOR
No Kemampuan fasHitator Penilaian
1. Bagaimana metode dan cara penyampaian materi oleh fasil itator?
a b c d e
2. Apakah fasi I itator menggunakan waktu dengan baik?
a b c d e
3. Bagaimana kemampuan fasilitator dalam memimpin kegiatan?
a b c d e
4. Apakah fasi litator dapat menggugah seman gat dan motivasi sehingga para peserta dapat berperan aktif dalam proses belajarmengajar?
a b c d e
5. Apakah fasilitator dapat mencapai tujuan khusus materi?
a b c d e
6. Apakah pelatih/fasilitator menguasai materi yang diberikan
a b c d e
7. Bagaimana kesesuaian dan kemampuan penggunaan alat peraga dengan pelajaran
a b c d e
8. Bagaimana Daya simpatik gaya dan sikap terhadap peserta
a b c d e
9. Bagaimana penguasaan bahasa yang digunakan fasilitator?
a b c d e
Mohon tuliskan saransaran Saudara mengenai fasilitator yang sesuai dengan harapan Saudara.
Lampiran 4. Lembar Evaluasi Umum Penyelenggaraan Pelatihan
EVALUASI UMUM PENYELENGGARAAN PELATIHAN
1. Pelatihan secara umum
No Hal yang dinilai Penilaian
1. Bagaimana kesesuaian materimateri pelajaran dengan tujuan pelatihan?
a b c d e
2. Apakah urutan dan penjadwalan materi Pelajaran membantu anda memahami tujuan pelatihan?
a b c d e
3. Bagaimana peniiaian saudara tentang cara penyampaian seluruh pelatihan
a b c d e
4. Apakah alokasi waktu pelatihan (S hari) sesuai I sepadan dengan tujuan pelatihan?
a b c d e
2. Ruang Kelas
No Materi .,
1. Bagaimana ruang kelas pelatihan untuk proses belajar/mengajar
2. Bagaimana penerangan di ruang kelas
3. Bagaimana kebersihan ruang kelas
4. Bagaimana ventilasi ruang keJas?
a
a
a
a
Penilaian
b c d
b c d
b c d
b c d
e
e
e
e
3. Alat Perlengkapan Pelatihan
No Materi Penilaian
1. Bagaimana alat tuJis yang disediakan panitia? a b c d e
2. Bagaimana alat bantu dan bahan yang disediakan panitia selama proses belajar-. mengajar dan praktikum?
a b c d e
4. Konsumsi
No Materi Penilaian
I. Bagaimana kualitas dan kuantitas makanan yang disediakan
a b c d e
2. Apakah jumlah makanan yang tersedia mencuku[Ji kebutuhan [><ira セ・ウ・イエ。_@
Pedoman Pelatih Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA LAMPlRAN-LAMPlRAN
Apakah menu makanan yang disajikan sesuai dengan selera anda?
Mohon tuliskan saransaran Saudara mengenai keseluruhan pembelajaran ' pelatihan yang sesuai dengan harapan Saudara.
Lampiran 5. Pedoman dan Formulir Praktek Konseling Gizi (Materi Inti 4)
Gunakanlah formulir konseling gizi di bawah ini untuk melakukan praktek konseling gizi pada saat Materi Inti 4.
PELAKSANAANPRAKTEK
I. Peserta dibagi dalam 4 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 5 orang.
2. Tiap kelompok diberikan 3 kasus yang tersedia dan didampingi oleh I orang fasilitator.
3. Tugas peserta :
a. Menunjuk ketua kelompok dan notulis b.