• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHASA INDONESIA UNTUK PENULIS DAN PENYUNTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAHASA INDONESIA UNTUK PENULIS DAN PENYUNTING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEBERBAHASAAN DAN KEPENULISAN

BAHASA INDONESIA UNTUK PENULIS DAN PENYUNTING

1. ABCD penulisan.

ABCD adalah [A] audience [B] behavior [C] content and criteria [D] degree. Seorang penulis harus paham untuk siapa bukunya ditulis, apa yang diharapkan dari membaca buku tersebut, apa isi dan criteria buku berapa banyak yang harus ditulis untuk jenjang pendidikan.

2. Penguasaan Kemampuan ABCD penulis.

Penguasaan ABCD penulis tampak dalam penggunaan bahasa yang dipakai. Penulis menguasai aspek kebahasaan dan kepenulisan buku pelajaran. Seorang penulis harus menguasai aspek tata bahasa, aspek penggunaan bahasa dalam ragam tulis (keberbahasaan dan kepenulisan).

3. Keterbacaan teks

Yang dimaksud adalah kemungkinan semua teks dipahami oleh pembaca [A] berdasarkan kemampuan kebahasaan dan skema pengetahuan yang telah dimilikinya. Keterbacaan ini meliputi segala aspek, bermula dari pengenalan huruf dan ejaan sampai dengan tingkat sintaksis dan makna. Keterbacaan suatu teks dapat dibantu oleh unsure- unsure pendukung seperti halnya gambar, grafik, ilustrasi,bentuk huruf atau tipografi.

4. Unsure-unsur kebahasaan dalam ketrbacaan teks

Keterbacaan teks buku pelajaran sejalan penguasaan ketrampilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan kata lain untuk SD pembahasan teks buku pelajaran tidak boleh dan tidak mungkin lebih sulit dari dari pada bahasa Indonesia dalam pembelajaran. Pembelajaran bahsa Indonesia harus mendukung dan memperbesar keberhasilan pembelajaran mata pelajaran yang lain, khususnya dalam komponen tata bahasa dan kosa kata dasar. Beberapa hal yang dibutuhkan dalam editor dan penulisan buku pelajaran adalah:

a. Pemilihan kata dan istilah

Anak kelas 3 SD harus mulai dari kata-kata dengan makna konkrit menuju ke kata-kata dengan makna abstrak. Makna kata kronkrit diwakili dengan kata makna khusus. Penggunaan kata disesuaikan dengan jenjang kelas, yaitu kelas 3, 4, 5, dan 6.

(2)

Konsep salah satu nama, menympan atau menabung adalah tempat mengurus, kantor, kegiatan surat-menyurat, menjual benda-benda pos apakah sudah dapat ditangkap maknanya oleh siswa. Bandingkan: Paman menyimpan uang di BRI unit Patuk; Irma membeli perangko di kantor pos; di samping menjual perangko dan materai kantor pos juga melayani pengiriman surat dan paket barang.

Dalam setiap wacana untuk anak SD di semua tingkat kelas harus menggunakan kata yang bermakna konkrit dengan diwakili kata khusus. Penggunaan kata khusus tersebut sangat membantu keterbacaan teks.

b. Penggunaan bentuk bahasa mewakili konsep-konsep

Bentuk morfologi yang mendukung makna abstrak misalnya: peN-an, ke-an, dan –an. Contoh: pemerintahan, gabungan, kebutuhan hidup, penghasilan, penghasilan pedagang, dan keuntungan. Bentuk yang membedakan makna abstrak yang perlu diperhatikan imbuhan-imbuhan pembentuk verbum dengan bentuk morfologi misalnya: meN-kan, meN-i. contoh: menandatangani, memperpendek, merupakan, berjumlah, dipergunakan, bergantung, memerintahkan, dipertahankan, berkecamuk, meninggalkan medan, mengelak dari kenyataan sejarah. Bentuk-bentuk morfologi tersebut belum cocok untuk anak SD.

c. Pembentukan frase-frase yang mendukung konsep-konsep baru

Penggunaan frase kebutuhan hidup, kebutuhan pokok, kebutuhan sampingan, rukun tetangga, karyawan kantor, uang pecahan, tabanas BRI, simpedes, simaskot, harga beli, harga lebih tinggi. Frase ini sangat abstrak untuk siswa kelas 3 SD. Frase ini untuk siswa SD dapat diubah dengan kata khusus atau penjelas sehingga makna yang dibangun menjadi lebih konkrit.

Penggunaan frase Negara kepulauan, perairan laut, garis pantai, relative lama, masyarakat kota yang dinamis, curah hujan, kekayaan alam, binatang tipe asia, dalam lahan yang luas, suaka margasatwa, cagar alam, dll. Konsep ini harus disampaikan secara bertahap dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Yang perlu disampaikan bahwa siswa memiliki pemahaman sangat bervariasi.

d. Penggunaan atribut

Beberapa corak pengalimatan yang perlu diperhatikan dalam penulisan kalimat yaitu: jumlah kata tiap kalimat, jumlah keterangan yang diperlukan tiap kalimat, corak kalimat tunggal, dan corak kalimat gabungan.

1) Jumlah kata tiap kelas diperkirakan antara 5 (lima) sampai dengan 9 (Sembilan) kata, di luar kata perangkai dan kata depan. Corak pengalimatan yang harus diperhatikan keterangan-ketrangan atribut menyertai sebuah kata benda.

(3)

Frase keperluan hidup keluarga dan gabungan penduduk desa atau kelurahan adalah frase dengan 3 (tiga) atribut. Frase seperti contoh tersebut masih sulit ditangkap maknanya oleh siswa.

2) jumlah keterangan yang diperlukan tiap kalimat adalah setiap kata benda satu keterangan. 3) corak kalimat tunggal dengan satu klausa dengan atributtidak lebih berupa kata.

4) corak kalimat gabungan. (setara dan bertingkat [rapatan: S, P, O, dan K] untuk SD kalimat gabungan masih dalam batas sederhana, misalnya gabungan setara saja, dan atau rapatan S saja, dan atau rapatan P, dan atau rapatan O. jadi corak kalimat gabungan sederhana bukan corak kalimat gabungan yang kompkels.

e. Penggunaan modalitas

Salah satu corak kalimat ialah pemilihan modalitas kalimat. Komponen modalitas adalah modalitas kalimat berita, Tanya, atau perintah; modalita penggunaan kalimat aktif transitif, penggunaan bentuk pasif, pasif dengan agens dan pasif statis. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan modalitas ialah alih modus. Modus sebuah paragraph harus sama.

Contoh: Pada setiap keluarga banyak tugas yang harus dilakukan. (modus pasif). Misalnya membersihkan rumah, memasak, mencuci pakaian dan mencuci piring. (modus aktif). Sebaiknya, semua anggota keluarga ikut mengurus rumah. (modus aktif). Setiap anggota keluarga hendaknya melakukan tugasnya dengan baik. (modus aktif). Penjelas kalimat utama dengan modus aktif, sedangkan kalimat utama pasif. Seharusnya disesuaikan modusnya. Jika modus dalam kalimat utama menyatakan perintah maka penjelas dan penutupnya harus bermodus perintah, dan seterusnya.

f. Pembentukan definisi

Ada bermacam-macam definisi yaitu: definisi operasional, definisi nominal, defisi gambar, definisi penjelasan, definisi stipulatif, definisi persuasive. Definisi yang lainnya adalah definisi formal, definisi semi formal, definisi sederhana dalam satu kalimat,dan definisi kompleks dalam bentuk uraian definisi sinonim. Yang harus dihindarkan adalah definisi bentuk negative. Definisi adalah membahasakan atau pembahasaan sebuah definisi baik dari segi logika, syarat kebahasaan, dan usia anak dan jenjang pendidikan.

Contoh: Kamu mempunyai keluarga. Setiap orang mempunyai keluarga. Dalam keluarga itu ada ayah, ibu, dan anaknya.

Kalimat pertama bersifat generic dan kalimat berikutnya bersifat spesifik karena ada kata itu dan bentuk akhiran –nya.

Kalimat itu diperbaiki menjadi:

(4)

Contoh lainnya: Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republic Indonesia (ini definisi teks asli). Definisi ini untuk konsumsi politisi dan orang dewasa. Definisi ini harus disesuaikan dengan kepentingan pelajaran IPS untuk anak SD. g. Penggunaan kohesi antar kalimat dan antar klausa

Penggunaan kohesi yang tepat memperlancar alur pikir dan nuntun piker. Penggunaan kohesi ini harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan usia siswa.

Kohesi antar kalimat: Adapun penduduk kelurahan sebagian besar tidak bertani. Beberpa kelurahan bergabung menjadi kecamatan. Dengan demikian, sebagian besar penduduk kecamatan seperti ini tidak bertani.

Penggunaan kohesi dengan demikian belum cocok untuk anak SD

Kohesi antar klausa: Karena pelaksanaan pemungutan pajak didasarkan atas keadaan wajib pajak, yaitu sesuai dengan kemampuannya, berarti wajib pajak ada yang kena pajak dan ada pula yang tidak kena pajak. Namun demikian, semuanya dapat menikmati hasil pembangunan.

Penggunaan klausa namun demikian tidak cocok untuk anak SD. Perhatikan contoh berikut:

Sejak tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia sudah hidup sebagai bangsa yang merdeka. Perjuangan untuk merebut kemerdekaan sudah berakhir. Akan tetapi, kemerdekaan itu terancam sebab ada pihak lain yang ingin melenyapkannya. Karena itu, bangsa Indonesia berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya. Pejuangan itu berlangsung dari tahun 1945 sampai dengan tahun 1949. Masa itu disebut periode perang kemerdekaan atau eriode revolusi fisik.

Paragraph tersebut terdapat tiga kohesi antar kalimat: (1) sebab (kohesi antarklausa), (2) akan tetapi dan (3) karena itu (kohesi antarkalimat. Paragraph tersebut terdapat dua kalimat topic. Sebaiknya paragraph tersebut dipisah menjadi dua paragraf.

h. Ragam berbahasa

Ragam bahasa dalam buku pelajaran adalah ragam bahasa baku dalam bentuk tulis. Ragam bahasa tulis menghendaki ketertulisan idea tau konsep yang dapat diterima oleh audience sesuai dengan jenjang dan usianya.

MENYUSUN DAN MENGEMBANGKAN PARAGRAF

(5)

1. Apakah paragraph itu?

Paragraph adalah suatu bentuk wacana atau cerita yang terkecil dalam sebuah uraian apapun bentuknya uraian itu. Sebuah wacana atau cerita terdiri dari beberapa paragraph. Dalam penulisan paragraph ditandai dengan bentuk pengetikan atau penataan yang disebut alenia atau baris baru.

2. Ada berapa macam paragraph dalam penulisan?

a. Paragraph pembuka: mengantarkan isi atau pembukaan dari sebuah tulisan sebagai pintu masuk. Paragraph pembuka dapat terdiri dari satu kalimat saja.

b. Paragraph isi: berisikan apa yang hendak dituliskan. Paragraph isi inilah yang harus dikembangkan dan dibangun. Paragraph isi terdiri dari satu focus yang dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.

c. Paragraph penutup: mengakhiri dari suatu penulisan. Paragraph penutup biasanya terdiri dari satu kalimat pula.

3. Bagaimana paragraph isi dikembangkan?

Secara generic paragraph isi dikembangkan: (1) secara naratif. (2) secara deskriptif. (3) secara ekspositori. (4) secara argumentative.

4. Bagaimana paragraph isi dikembangkan dengan jenjang pendidikan?

Paragraph isi dikembangkan sesuai dengan jenjang pendidikan berhubungan dengan informasi yang hendak diberikan. Seberapa banyak informasi yang diberikan sesuai dengan tujuan dan jenjang pendidikan pembaca [A]. informasi tidak perlu disampaikan sekaligus walaupun penulis mengetahui banyak hal tentang informasi tersebut.

Contoh untuk siswa SD: Jantung Kita

Jantung kita adalah sebuah organ beruang empat. Bila jantung kita menguncup darah diperas keluar dari ruang itu. Gambaran kerja jantung kita dapat diumpamakan kepalan tangan kita yang dibuka dan dikepalkan berulangkali.

Uraian paragraph untuk siswa SD cukup sampai di sini. Informasi lebih dalam dapat saja diperoleh siswa dengan cara menemukannya secara mandiri.

(6)

Focus adalah pokok atau topic yang hendak diceritakan dalam sebuah paragraph. Setiap kalimat atau proposisi focus mendapatkan penjelasan lebih lanjut dengan beberapa kalimat penjelas atau kalimat pengembang.

Contoh:

Pertukaran Gas dalam Alveolus

Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi diambil dari udara yang kita hirup pada waktu bernafas. Pada waktu kita menarik nafas udara masuk melalui pernafasan dan akhirnya masuk ke dalam alveolus dalam paru-paru. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, kemudian menembus dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh haemoglobin yang terdapat di dalam darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.

Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen digunakan untuk oksidasi (pernafasan sel). Karbon dioksida yang dihasilkan dari pernafasan sel diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang akhirnya sampai pada alveolus. Setelah menembus dinding darah dan dinding alveolus, karbon dioksida masuk ke dalam alveolus. Dari alveolus karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran pernafasan pada waktu kita mengeluarkan nafas yang akhirnya karbon dioksida ke luar tubuh melalui hidung.

Dengan demikian, dalam alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan karbon dioksida dikeluarkan.

Focus pada paragraph ini terpelihara. Penulis mempertahakan focus tentang oksigen dengan pengulangan konsep oksigen beberapa kali dimaksudkan untuk menunjukkan kohesi.

Paragraph ini dapat diminimalis dengan mengurangi pengulangan kosep yang tidak perlu, menggatikan proses maju menjadi proses mundur (menuju dan kembali) sehingga terjadi efisiensi kode namun tetap focus. Paragraph ini lengkap.

6. Bagaimana penulis mempertahankan focus?

Untuk memertahankan focus penulis perlu mempertahankan dan mengingat konsep kunci yang hendak dijelaskannya dalam paragraph yang bersangkutan.

Contoh:

(7)

Focus paragraph ini adalah tentang akar. Kalimat ke dua bercerita tentang tumbuhan. Penulis harus tetap bertahan pada konsep akar. Oleh karena itu kalimat ke dua disunting. Hasil penyuntingannya sebagai berikut:

Akar yang berada dalam tanah juga dapat menjadi tempat keluar masuknya gas. Akar tumbuhan yang hidup di daerah rawa atau berlumpur, misalnya bakau, mencuat ke luar dari tanah. Akar napas ini merupakan akar cabang yang keluar dari akar utama.

Hasil penyuntingan ini tetap focus pada akar tanpa menceritakan hal yang lain.

7. Berapa focus dalam satu paragraph?

Jika kita menerima satu paragraph merupakan satu cerita, maka dalam satu paragraph hanya terdapat satu focus. Jika penulis menerima gagasan baru dari focus terpilih maka harus dipindahkan ke dalam paragraph yang lain.

Contoh:

Ke manakah air yang berada pada kain basah tadi? Tentu kamu mengatakan bahwa air itu menguap. Kamu tidak dapat melihat uap air karena partikel-partikelnya sangat kecil. Partikel-partikel itu disebut molekul. Apa yang terjadi jika gula pasir dicampur dengan air? Gula akan hilang dari pandangan mata kamu. Apakah gula ada dalam air? Coba minum sedikit air tersebut! Partikel gula itu disebut molekul gula. Molekul adalah bagian terkecil suatu zat yang masih mempunyai sifat itu. Dengan teori molekul dapat dijelaskan perubahan yang terjadi pada zat, misalnya perubahan wujud.

Paragraph tersebut cukup panjang. Paragraph tersebut ternyata terdiri dari tiga focus. Focus (1) tentang air basah pada kain, (2) tentang gula pasir dicampur air, dan (3) paragraph kesimpulan. Disamping ada catatan alih modus, ada modus tanya dan ada pula modus perintah. Paragraph tersebut disunting sebagai berikut:

Ke manakah air yang berada pada kain basah tadi? Tentu kamu mengatakan bahwa air itu menguap. Kamu tidak dapat melihat uap air karena partikel-partikelnya sangat kecil. Partikel-partikel itu disebut molekul.

Apa yang terjadi jika gula pasir dicampur dengan air? Gula akan hilang dari pandangan mata kamu. Apakah gula ada dalam air? Coba minum sedikit air tersebut! Partikel gula itu disebut molekul gula. Berdasarkan dua contoh tersebut, kita dapat mengatakan Molekul adalah bagian terkecil suatu zat yang masih mempunyai sifat zat itu. Dengan definisi molekul tersebut dapat dijelaskan perubahan yang terjadi pada zat, misalnya perubahan wujud.

(8)

8. Bagaimana sebaiknya penulis mengembangkan paragraph?

Pengembangan paragraph ada dua kemungkinan yaitu deduktif dan induktif. a. Paragraph deduktif

Akar yang berada dalam tanah juga dapat menjadi tempat keluar masuknya gas. Akar tumbuhan yang hidup di daerah rawa atau berlumpur, misalnya bakau, mencuat ke luar dari tanah. Akar napas ini merupakan akar cabang yang keluar dari akar utama.

b. Paragraph induktif

Ke manakah air yang berada pada kain basah tadi? Tentu kamu mengatakan bahwa air itu menguap. Kamu tidak dapat melihat uap air karena partikel-partikelnya sangat kecil. Partikel-partikel itu disebut molekul.

Apa yang terjadi jika gula pasir dicampur dengan air? Gula akan hilang dari pandangan mata kamu. Apakah gula ada dalam air? Coba minum sedikit air tersebut! Partikel gula itu disebut molekul gula.

9. Bagaimanakah dengan modus Tanya dan modus perintah dalam suatu paragraph?

Untuk mengajak dan melibatkan [A] dalam kegiatan belajar penulis sering memunculkan pertanyaan (modus interogatif) atau perintah (modus imperative) dalam paragraph. Penulis sedang bercerita menguraikan modus berita (indikatif). Sebaiknya modus Tanya atau modus perintah berada dalam paragraph tersendiri.

Modus Tanya dan modus perintah dalam satu paragraph dengan modus indikatif tidak merangsang [A]. karena merke lebih tertarik pada modus indikatif daripada modus tanya dan modus perintah. Penggunaan modus tersebut akan menimbulkan pertanyaan bagi [A], mana yang lebih penting, mana focus paragraph ini?

Jadi sebaiknya dipisahkan antara modus indikatif dengan modus iterogatif dan modus imperative sehingga jelas mana focus yang diutamakan.

10. Apa yang dimaksud himpunan pikiran dalam paragraph?

himpunan pikiran dalam paragraph adalah kumpulan kalimat-kalimat dalam sebuah paragraph yang mungkin mempunyai hubungan secara logis antarsesamanya, tetapi hubngan itu tidak dinyatakan secara eksplisit oleh penulis. Penulis memahaminya akan hal ini akan tetapi mungkin [A] tidak memahaminya. Oleh karena itu penulis sebaiknya menggunakan kohesi antarklausa dan kohesi antarkalimat dalam paragraph.

(9)

Gembungan pada dasar masing-masing saluran disebut ampula. Ke arah manapun kepala bergerak, cairan akan bergerak minimal di dalam salah satu saluran. Ketiga arah dapat diperlihatkan oleh tiga jari pada sudut kanan.

Reseptor mengandung semacam agar-agar yang lebih berat daripada cairan di dalam saluran. Bagian tersebut menyerat rambut-rambut ketika cairan bergerak.

11. Bagaimana isi kalimat-kalimat pengembang?

Isi kalimat-kalimat pengembang berupa kalimat naratif, kalimat deskriptif, kalimat eksposisi, dan kalimat argumentative.

12. Pemarkah bahasa Indonesia yang mana mendukung pengembangan paragraph secara naratif? Isi pengembangan secara naratif ialah runtun kronologis dan proses sebuah kejadian dan peristiwa. Dalam buku pelajaran runtun kronologis dan proses lebih banyak muncul daripada runtun naratif yang lain. Pemarkah bahasa yang terpakaikan: mula-mula, lalu, kemudian, sesudah itu, akhirnya; pada hari …, tanggal …, tahun ….; pada awalnya, pada akhirnya, sesudah, setelah, sebelum, ketika, waktu itu, pada waktu …, bermula dari …, sampai dengan…

13. Pemarkah bahasa Indonesia yang mana mendukung pengembangan paragraph secara deskriptif?

Isi pengembangan secara deskriptif dalam buku pelajaran umumnya berisi deskriptif ruang atau tempat, diskripsi situasi dan keadaan, deskripsi bentuk, dan deskripsi hasil pengamatan, misalanya perabaan, penciuman, dan perasaan.

Pemarkah bahasa yang menunjukkan pengembangan secara deskriptif, misalnya: persis, tepat, di sebelah kiri, … kanan, di atas, di bawah, di luar, mirip dengan, seperti, dll.

14. Pemarkah bahasa Indonesia yang mana mendukung pengembangan paragraph secara ekspositoris?

(10)

Paragraph ekposisi (pembandingan dan penentangan atau kontras dengan kata-kata pada pihak yang lain, sebaliknya, atau, masih, bagaimanapun juga, dibandngkan dengan, dipertentangkan dengan, bertentangan dengan, sama dengan, berbeda, membedakan, dibedakan lebih…, daripada, perbedaan antara … pemarkah antar kalimat akan tetapi, walaupun, demikian, namun, dan pemarkah atarklausa tetapi, melainkan.

Pengembangan paragraph dengan klasifikasi atau pengelompokan ditandai dengan penggunaan kata-kata: dibagi, dikelompokkan, kategori, jenis, macam, kelas, aspek, kualitas, tipe, dll.

Pengembangan paragraph eksposisi dengan pernyataan proses ditandai dengan penggunaan kata-kata dan pemarkah: mula-mula, lalu, kemudian, akhirnya, selanjutnya, melalui, dll.

Pengembangan paragraph eksposisi untuk menyatakan hubungan kausalitas ditandai dengan pemakaian pemarkah dan penggunaan kata-kata: sebab, lantaran, karena, oleh …, dengan …, sehingga, oleh karena itu, oleh sebab itu, karena itu, sampai, menyebabkan, disebabkan, penyebab, dll.

15. Berapa banyak pemarkah antar kalimat boleh terdapat dalam sebuah paragraph?

Sebaiknya dalam satu paragraph hanya terdapat satu pemarkah antarkalimat karena pemarkah antarkalimat pada umumnya bersifat menyimpulkan, membandingkan, atau mempertentangkan.

Contoh:

Dengan massa yang sama, sebuah kapal besi mendesak air jauh lebih banyak dari pada sepotong besi. Oleh karena itu, gaya ke atas terhadap kapal besi jauh lebih besar dibandingkan terhadap sepotong besi. Dengan demikian, jika kapal besi dalam keadaan terapung, akan mendapat gaya ke atas yang besarnya sama dengan beratnya; sedangkan sepotong besi mendapat gaya ke atas yang selalu lebih kecil dari beratnya. Oleh karena itu, sepotong besi tidak dapat terapung. Dengan cara yang sama dapat dijelaskan pula untuk perahu plastisin dan gumpalan plastisin.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengucap Alhamdulillahirobbil’lamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, nikmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis

Masing-masing sampel tanah ditimbang sebanyak 5 gram, sampel yang digunakan yaitu tanah kebun, tanah pekarangan, dan tanah pinggir jalan.Setelah ditimbang sampel

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa lebih rendahnya konsumsi Ca meskipun tidak berbeda signifikan dengan tikus yang tidak diberi suplemen 1,2S-dihidroksivitamin D, dan

tingkat pendapatan yang konsisten dengan ekuilibrium dalam pasar keseimbangan uang riil.  Kurva LM digambar untuk penawaran

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “ EFEKTIVITAS PENCUCIAN DAN PENYEMPROTAN BEBERAPA CAIRAN PENCUCI TERHADAP UMUR SIMPAN BUAH TOMAT

Although many types of energy sources are used, but the main source of electrical energy supply Indonesia still rely on fossil fuels are limited and we also have

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ketawanggede Malang

[r]