• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Beban Kerja dan Komitmen Kerja Dengan Kinerja Bidan di Desa dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Beban Kerja dan Komitmen Kerja Dengan Kinerja Bidan di Desa dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir Tahun 2016"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KOMITMEN KERJA DENGAN KINERJA BIDAN DESA DALAM PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUHIT KABUPATEN

SAMOSIR TAHUN 2016

Identitas Responden

Nama Responden :

Umur Responden : Tahun

Masa Kerja Responden : Tahun

Tempat Tinggal : (Polindes/Pustu/Poskesdes/rumah sendiri/kontrakan)*

Alamat : Desa …….

Tempat tinggal : a. Berdomisili b. Tidak berdomisili

1. Beban Kerja Bidan di Desa dalam melaksanakan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah kerja puskesmas Buhit Kabupaten Samosir

Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda (√ ) pada kotak

pilihan jawaban yang tersedia : Ya atau Tidak

NO Pertanyaan Ya Tidak

C. Beban Kerja Kuantitatif

1. Perbandingan jumlah bidan dengan jumlah kunjungan

pasien masih sesuai

2. Terdapat tugas lain selain tugas pokok saya sebagai petugas

KIA

3. Tugas tambahan di luar tugas pokok masih sesuai

4. Saya mampu melakukan semua pelayanan KIA tanpa

bantuan orang lain

D. Beban Kerja Kualitatif

1. Saya jenuh menunggu proses persalinan karena menyita

(2)

2. Komitmen Kerja Bidandi Desa dalam melaksanakan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah kerja puskesmas Buhit Kabupaten Samosir

Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda (√ ) pada kotak pilihan jawaban yang tersedia : Tidak Setuju (TS),Kurang Setuju (KS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS)

No Pernyataan TS KS S SS

1. Saya melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai

dengan peran yang telah ditetapkan

2. Saya melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai

dengan janji pada saat disahkan sebagai tenaga bidan

3. Saya bersedia tinggal di desa untuk melaksanakan

tanggung jawab sesuai dengan posisi tenaga bidan

4. Saya bekerja dengan baik sesuai tugas dan fungsi

bidan untuk mencapai tujuan program/cakupan yang ditetapkan

5. Saya memberikan pelayanan kebidanan kepada setiap

orang yang membutuhkan pertolongan kebidanan dan persalinan

3. Kinerja Bidan di Desa dalam melaksanakan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah kerja puskesmas Buhit Kabupaten Samosir

Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda (√ ) pada kotak

pilihan jawaban yang tersedia yaitu Tidak dan Ya

NO Pertanyaan Tidak Ya

G. Antenatal Care

1. Apakah ibu melakukan timbang berat badan dan ukur

tinggi badan

2. Apakah ibu melakukan ukur tekanan darah

3. Apakah ibu melakukan pemeriksaan LILA (Lingkar

Lengan Atas)

4. Apakah ibu melakukan ukur tinggi fundus uteri

5. Apakah ibu melakukan presentasi janin dan denyut

jantung bayi

(3)

7. Apakah ibu memberikan tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8. Apakah ibu melakukukan tes laboratorium

9. Apakah ibu melakukan tata laksana kasus

10. Apakah ibu melakukan konseling

H. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

11. Apakah ibu melakukan pemeriksaan tekanan darah,

nadi,respirasi dan suhu

12. Apakah ibu melakukan pemeriksaan tinggi fundus

uteri

13. Apakah ibu melakukan pemeriksaan payudara dan

anjuran ASI selama 6 bulan

14. Apakah ibu memberikan kapsul vitamin A 200.000

IU sebanyak 2 kali

15. Saya memberikan pelayanan KB pasca salin

I. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan

16. Apakah ibu merujuk ibu hamil apabila partus lama

(kala pertama atau persalinan aktif berlangsung lebih dari 12 jam)

17. Apakah ibu memberikan cairan glukosa 5%

sebanyak 30 tetes tiap menit apabila ibu inertia uteri (kegagalan dalam dilatasi cervix)

J. Pelayanan KB

18. Apakah ibu melakukan konseling KB untuk PUS

19. Apakah ibu memberikan penjelasan tentang jenis –

jenis KB dan efek sampingnya

20. Apakah ibu memberikan kesempatan kepada calon

akseptor untuk memilih KB yang diinginkannya

21. Apakah ibu memberikan pelayanan KB sesuai jenis

kontrasepsi yang diinginkan akseptor KB

K. Pelayanan Kesehatan Bayi

22. Apakah ibu memberikan imunisasi dasar lengkap

23. Apakah ibu melakukan stimulasi deteksi intervensi

dini tumbuh kembang bayi

24. Apakah ibu memberikan vitamin A 100.000 IU (6-11

bulan)

25. Apakah ibu melakukan konseling ASI ekslusif

26. Apakah ibu melakukan penanganan dan rujukan

kasus bila diperlukan

(4)

dalam buku KIA/KMS

28. Apakah ibu melakukan pemberian vitamin A dosis

tinggi (200.000 IU) 2 kali dalam setahun

29. Apakah ibu memeriksa kepemilikan dan pemanfaatan

buku KIA oleh setiap ibu anak balita

30. Apakah ibu melakukan pelayanan anak balita sakit

(5)

No

Variabel Independent

Beban Kerja Komitmen Kerja

(6)
(7)
(8)

OUTPUT

Karakteristik Responden

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(9)

ANALISIS UNIVARIAT

DISTRIBUSI BEBAN KERJA

BKKUAN1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 33 89.2 89.2 89.2

Ya 4 10.8 10.8 100.0

(10)

DISTRIBUSI KATEGORI BEBAN KERJA

Beban Kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TS 1 2.7 2.7 2.7

(11)

S 28 75.7 75.7 81.1

SS 7 18.9 18.9 100.0

Total 37 100.0 100.0

K5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

DISTRIBUSI KATEGORI KOMITMEN KERJA

Komitmen Kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 37 100.0 100.0 100.0

AC2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 3 8.1 8.1 8.1

Ya 34 91.9 91.9 100.0

(12)

AC4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 37 100.0 100.0 100.0

AC6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 20 54.1 54.1 54.1

Ya 17 45.9 45.9 100.0

(13)

AC10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 17 45.9 45.9 45.9

(14)

DETEK16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 8 21.6 21.6 21.6

Ya 29 78.4 78.4 100.0

(15)

PELKESBA22

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 7 18.9 18.9 18.9

Ya 30 81.1 81.1 100.0

(16)

PELKESTA27

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 14 37.8 37.8 37.8

Ya 23 62.2 62.2 100.0

Total 37 100.0 100.0

DISTRIBUSI KATEGORI KINERJA BIDAN

Kinerja Bidan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 12 32.4 32.4 32.4

Baik 25 67.6 67.6 100.0

(17)

ANALISIS BIVARIAT

Hubungan beban kerja dengan kinerja

(18)

Chi-Square Tests

% wit hin Komit men Kerja % wit hin Kinerja Bidan % of Total

Count

Expected Count

% wit hin Komit men Kerja % wit hin Kinerja Bidan % of Total

Count

Expected Count

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arnis, Julita.2014. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Petugas KIA

Puskesmas di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Skripsi FKM USU

Arthur, M.D.S. 2006. Gambaran Kualitas Pelayanan Antenatal Dan Cakupan

K4 di Puskesmas Kabupaten Samosir Tahun 2006. Skripsi. FKM USU Badan Pusat Statistik Kabupaten Samosir Tahun 2015

Budi,Iwan Stia. 2011. Review Kinerja Bidan Desa Sebagai Ujung Tombak

Pelayanan KIA. Seminar Nasional Jampersal Jember

Budioro, B. 2002. Pengantar administrasi Kesehatan Masyarakat, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Depkes RI. 1989. Panduan Bidan di Tingkat Desa Bagian I. Jakarta

2004. Permenkes No 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman

Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Jakarta

. 2007. Pemerataan Bidan di Desa. Jakarta

. 2007. Permenkes No 369 Tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta

.2008. Permenkes No 741 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Jakarta

.2008. Petunjuk TeknisStandar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di Kabupaten/Kota.Jakarta

Gibson, J. L, Ivan Cevich and Donelly. 1996. Organisasi dan Manajemen

Perilaku, Struktur dan Proses. Jakarta : Erlangga

Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu

dan Anak (PWS-KIA). Jakarta

. 2010. Pedoman Bidan Koordinator. Jakarta

(24)

.2014. Permenkes No 75 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Luthans,F.2006. Perilaku Organisasi edisi 10. Yogyakarta. Andi

Mathis, Robert, L.,Jacson, Jhon, H., 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Salemba. Jakarta

Mankunegara, A.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung : Rosdakarya

Munandar,A.S.2001.Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta :UI-Press

Prawirosentono, Suyadi. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan. Yogyakarta : BPFE Profil Kesehatan Puskesmas Buhit Tahun 2015

Sarumpaet, Sori M.Tobing,BinsaraL.Siagian,Albiner.2012.Perbedaan Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak di Perkotaan dan Daerah Terpencil. Jurnal kesehatan masyarakat Vol.6.Hal 147-152

Simamora, Hendry. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua,

Cetakan Ke III, STIE YPKN, Yogyakarta.

Siswanto,B. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia.Jakarta. Bumi Aksara

Sulistiyani T, Ambar dan Rosidah, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Graha Ilmu. Yogyakarta

Sopiah, MM. 2008.Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Andi

Yunalis. 2009. Pengaruh Komitmen dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah explanatory research yang menjelaskan hubungan

variabel independen yaitu beban kerja dan komitmen kerja dengan variabel

dependen yaitu kinerja bidan desa dalam pelayanan KIA di puskesmas Buhit

Kabupaten Samosir.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir pada bulan

Maret 2016 sampai dengan selesai. Pemilihan lokasi didasarkan pada puskesmas

Buhit yang memiliki wilayah kerja yang paling banyak yaitu 25 desa dan 3

kelurahan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua bidan di tiap – tiap desa yang

ditempatkan di wilayah kerja Puskesmas Buhit yaitu di 25 desa dan 3 kelurahan

dengan jumlah bidan desa 37 orang.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel yaitu menggunakan seluruh populasi (total populasi)

sebanyak 37 orang bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Buhit. Bidan desa

sebagai staf puskesmas yang bertugas di desa yang berfungsi sebagai pelaksana

(26)

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan kuesioner yang langsung dibagikan kepada bidan desa di wilayah

kerja Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

laporan-laporan dan data-data Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir.

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang

dibagikan kepada bidan desa untuk mengetahui komitmen kerja dan beban kerja

dengan kinerja bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir.

3.5 Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas (Independen) yaitu komitmen kerja dan beban kerja bidan desa

dalam pelayanan KIA di Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir.

1. Beban kerja (variabel bebas) adalah beban yang dirasakan oleh bidan desa

dalam melaksanakan pekerjaannya, berdasarkan kegiatan yang dilakukan

ketika bekerja terutama dalam pelayanan KIA. Penghitungan beban kerja

dengan menggunakan kuesioner berdasarkan beban kerja kuantitatif dan beban

kerja kualitatif.

a. Beban kerja kuantitatif adalah beban yang dirasakan bidan desa dalam

(27)

b. Beban kerja Kualitatif adalah beban yang dirasakan bidan desa dalam

melaksanakan pekerjaannya berdasarkan baik atau buruknya mutu

pekerjaan.

2. Komitmen kerja (variabel bebas) adalah perjanjian (keterikatan) bidan desa

untuk melaksanakan pekerjaannya sebagai bagian dari tenaga kesehatan yang

ditempatkan di Desa.

3.5.2 Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat (Dependen) yaitu kinerja bidan desa dalam pelayanan

KIA di Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir.

1. Kinerja (variabel terikat ) adalah hasil kerja bidan desa dalam melaksanakan

pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA). pelayanan KIA yang dilakukan

diantaranya :

a. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan

kepada ibu hamil selama masa kehamilannya.

b. Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada

ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin.

c. Deteksi dini faktor resiko dan komplikasi kebidanan adalah kegiatan deteksi

dini yang dilakukan oleh bidan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai

faktor resiko dan komplikasi kebidanan pada kehamilannya.

d. Pelayanan KB adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan dalam

merencanakan kehamilan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) yaitu berupa

(28)

e. Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan kepada

bayi selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.

f. Pelayanan kesehatan anak balita pelayanan yang diberikan oleh bidan kepada

anak selama periode 1 sampai dengan 5 tahun.

3.6 Aspek Pengukuran

3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen)

(29)

Komitmen

3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen)

Aspek pengukuran variabel terikat (dependen) adalah kinerja bidan desa

dalam melaksanakan tugas pelayanan KIA sebagai proses kerja secara kualitas

yang dapat dilihat berdasarkan tugas dan fungsinya sebagai bidan desa dalam

pelayanan kesehatan ibu. pelayanan kesehatan ibu terdiri atas :

1. Antenatal care

2. Pelayanan kesehatan ibu nifas

3. Penanganan komplikasi kebidanan

4. Pelayanan KB berkualitas

5. Pelayanan kesehatan bayi

(30)

menggunakan skala Gutmann dengan pilihan jawaban : Tidak diberi skor 0, Ya

diberi skor 1. Jawaban responden diukur dengan skala ordinal dengan skor yaitu :

1. Kurang jika skor yang diperoleh 1– 15

2. Baik jika skor yang diperoleh 16-30

Variabe

Kinerja 21 1. Pelayanan Antenatal

(31)

-Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi

-Pemberian Vitamin A -Konseling ASI ekslusif -Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan 6. Pelayanan kesehatan anak balita

-Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku KIA/KMS -Pemberian vit A dosis tinggi

-Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA -Pelayanan anak balita sakit sesuai standar

dengan pendekatan MTBS

3.7 Analisa Data

Analisis data adalah dengan menggunakan analisis Univariat yang

bertujuan untuk melihat gambaran karakteristik setiap variabel Independen dan

Dependen dalam bentuk analisa data satu variabel, dan juga menggunakan analisis

Bivariat untuk menganalisa variabel-variabel independen yang diduga mempunyai

(32)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Buhit terletak di Jalan Simanindo Km.2 Kecamatan

Pangururan Kabupaten Samosir, secara geografis wilayah Kecamatan Pangururan

terletak diantara 2º32’ - 24º5’ LU dan di antara 98º 42’- 98º47’ BT dengan luas

wilayah daratan sebesar 121,43 km². Batas-batas wilayahnya adalah Kecamatan

Simanindo di sebelah utara, Kecamatan Palipi di sebelah selatan, Kecamatan

Sianjurmulamula di sebelah barat, serta Kecamatan Ronggurnihuta di sebelah

timur.

Luas wilayah Kecamatan Pangururan sebesar 8,41% dari total luas

wilayah Samosir. Topografi wilayahnya pada umumnya berbukit-bukit dan

bergelombang hingga pengunungan dengan ketinggian antara 904 -2.157 m di

atas permukaan laut. Wilayah administrasi Kecamatan Pangururan adalah 25 desa

dan 3 kelurahan yaitu diantaranya Desa Sialanguan, Situngkir, Siopat Sosor, Huta

Bolon, Lumban Suhi Toruan, Lumban Suhi Dolok, Parbaba Dolok, Pardomuan

Nauli, Aek Nauli, Sinabulan, Parhorasan, Sitoluhuta, Panampangan, Pardugul,

Parlondut, Sianting Anting, Sait Nihuta, Parsaoran I, Lumban Pinggol,

Siogung-ogung, Tanjung Bunga, Pasar Pangururan, Pardomuan I, Huta Tinggi, Pintusona,

Hutanamora, Riniate, dan Parmonangan (BPS Samosir, 2015).

4.1.1 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di wilayah

(33)

2015 terdapat 14.165 jiwa laki-laki dan 14.545 jiwa perempuan. secara rinci dapat

dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :

Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Tahun 2015

(Profil Puskesmas Buhit, 2015)

4.1.2 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Pangururan terdiri dari :

Rumah Sakit Umum Daerah 1 buah, puskesmas non rawat inap 1 buah,

puskesmas keliling 1 buah, puskesmas pembantu 4 buah, Poskesdes 10 buah,

Polindes 19 buah, Balai pengobatan/klinik 1 buah, praktek dokter bersama 1 buah,

(34)

praktik dokter perorangan 6 buah, apotek 6 buah,dan toko obat 12 buah. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Pangururan Tahun 2015

6. Balai pengobatan/Klinik 1 buah

7. Praktik dokter bersama 1 buah

8. Praktik dokter perorangan 6 buah

9. Apotek 6 buah

10. Balai Obat 12 buah

11. Puskesmas Keliling 1 buah

(Profil Puskesmas Buhit, 2015)

4.1.3 Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Buhit Kecamatan

Pangururan adalah sebagai berikut : Dokter umum 2 orang, Dokter gigi 1 orang,

Bidan 51 orang, Perawat 18 orang, Perawat Gigi 2 orang , Apoteker 1 orang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3 Distribusi Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Buhit Tahun 2015

NO Tenaga Kesehatan Jumlah

1. Dokter Umum 2 orang

(35)

4.2 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden yang diamati adalah umur

responden, masa kerja responden, dan tempat tinggal responden. Jumlah dan

persentese responden berdasarkan identitas dapat dilihat pada uraian berikut.

Hasil penelitian menunjukkan responden berumur <26 tahun yaitu

sebanyak 2 orang (5,4%), responden berumur 26-35 tahun yaitu sebanyak 24

orang (64,9%), responden berumur 36-45 tahun yaitu sebanyak 8 orang (21,6%),

dan responden berumur >45 tahun yaitu sebanyak 3 orang (8,1%).

Berdasarkan masa kerja menunjukkan responden dengan masa kerja <5

tahun sebanyak 8 orang (21,6%), responden dengan masa kerja 5-14 tahun

sebanyak 22 orang (59,5%), responden dengan masa kerja 15-25 tahun sebanyak

7 orang (18,9%).

Berdasarkan tempat tinggal menunjukkan responden yang bertempat

tinggal di polindes sebanyak 13 orang (35,1%), responden yang bertempat tinggal

di poskesdes sebanyak 5 orang (13,5%), responden yang bertempat tinggal di

pustu sebanyak 2 orang (5,4%), responden yang bertempat tinggal di rumah

sendiri sebanyak 12 orang (32,4%), reponden yang bertempat tinggal di rumah

kontrakan sebanyak 5 orang (13,5%).

Distribusi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.4 pada halaman

(36)

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden dalam pelayanan KIA

No Karakteristik Jumlah Persentase

1.

perbandingan jumlah bidan tidak sesuai dengan jumlah kunjungan pasien, 28

(75,7%) responden menjawab terdapat tugas lain selain tugas pokok bidan sebagai

petugas KIA, 10 (27,0%) responden menjawab tugas tambahan di luar tugas

(37)

semua pelayanan KIA tanpa bantuan orang lain, 4 responden (10,8%) menjawab

jenuh menunggu proses persalinan karena menyita waktu yang lama.

Distribusi beban kerja pada bidan desa dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Distribusi Beban Kerja Bidan Desa dalam pelayanan KIA

Beban kerja bidan desa dalam melaksanakan program KIA di wilayah

kerja puskesmas Buhit dikategorikan berdasarkan beban kerja sesuai dan beban

kerja tidak sesuai. Beban kerja bidan desa di wilayah kerja Puskesmas dalam

pelayanan KIA beban kerja tidak sesuai 15 (40,5%) dan beban kerja sesuai 22

(59,5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.

NO Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

n % N % N %

1. A. Beban Kerja Kuantitatif

Perbandingan jumlah bidan dengan jumlah kunjungan pasien masih sesuai

26 70.3 11 29,7 37 100

2. Terdapat tugas lain selain tugas pokok

saya sebagai petugas KIA

28 75,7 9 24,3 37 100

3. Tugas tambahan di luar tugas pokok

masih sesuai

27 73,0 10 27,0 37 100

4. Saya mampu melakukan semua

pelayanan KIA tanpa bantuan orang lain

22 59,5 15 40,5 37 100

B. Beban Kerja Kualitatif

5. Saya jenuh menunggu proses

persalinan karena menyita waktu yang lama

(38)

Tabel 4.6 Distribusi Beban Kerja Berdasarkan kategori Beban Kerja Bidan Desa dalam Pelayanan KIA

Beban Kerja Jumlah Persentase

Tidak sesuai 15 40,5

Sesuai 22 59,5

Jumlah 37 100

4.3.2 Komitmen Kerja

Komitmen kerja bidan desa dalam melakukan program-program KIA

yang terdapat di puskesmas Buhit adalah 1 (2,7%) responden menjawab kurang

setuju melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai dengan peran yang telah

ditetapkan, 31 (83,8%) responden menjawab setuju melaksanakan pelayanan

kebidanan sesuai dengan peran yang telah ditetapkan, 5 (13,5%) responden

menjawab sangat setuju melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai dengan peran

yang telah ditetapkan. 1 (2,7%) responden menjawab kurang setuju melaksanakan

pelayanan kebidanan sesuai dengan janji pada saat disahkan menjadi tenaga

bidan, 31 (83,8%) responden menjawab setuju melaksanakan pelayanan

kebidanan sesuai dengan janji pada saat disahkan menjadi tenaga bidan, 5 (13,5%)

responden menjawab sangat setuju melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai

dengan janji pada saat disahkan menjadi tenaga bidan.

Terdapat 11 (29,7) responden menjawab tidak setuju tinggal di desa untuk

melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan posisi tenaga bidan, 2 (5,4%)

responden menjawab kurang setuju tinggal di desa untuk melaksanakan tanggung

jawab sesuai dengan posisi tenaga bidan, 20 (54,1) responden menjawab setuju

(39)

bidan, 4 (10,8%) responden menjawab sangat setuju tinggal di desa untuk

melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan posisi tenaga bidan.

Terdapat 1 (2,7%) responden menjawab tidak setuju bekerja dengan baik

sesuai dengan tugas dan fungsi bidan untuk mencapai tujuan program/cakupan

yang ditetapkan, 1 (2,7%) responden menjawab kurang setuju bekerja dengan baik

sesuai dengan tugas dan fungsi bidan untuk mencapai tujuan program/cakupan

yang ditetapkan, 28 (75,7%) responden menjawab setuju bekerja dengan baik

sesuai dengan tugas dan fungsi bidan untuk mencapai tujuan program/cakupan

yang ditetapkan, 7 (18,9%) responden menjawab sangat setuju bekerja dengan

baik sesuai dengan tugas dan fungsi bidan untuk mencapai tujuan

program/cakupan yang ditetapkan.

Terdapat 1 (2,7%) responden menjawab tidak setuju memberikan

pelayanan kebidanan kepada setiap orang yang membutuhkan pertolongan

kebidanan dan persalinan, 23 (62,2%) responden menjawab setuju memberikan

pelayanan kebidanan kepada setiap orang yang membutuhkan pertolongan

kebidanan dan persalinan, 13 (35,1%) responden menjawab sangat setuju

memberikan pelayanan kebidanan kepada setiap orang yang membutuhkan

pertolongan kebidanan dan persalinan.

Distribusi Komitmen kerja pada bidan desa dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah

(40)

Tabel 4.7 Distribusi Komitmen Kerja Bidan Desa dalam pelayanan KIA

Komitmen kerja bidan desa dalam melaksanakan program KIA di wilayah

kerja Puskesmas Buhit dikategorikan berdasarkan komitmen kurang dan

komitmen baik. Komitmen kerja bidan desa dalam pelayanan KIA di wilayah

kerja puskesmas Buhit berdasarkan kategori komitmen kerja kurang 12 (32,4%)

dan komitmen baik 25 (67,6%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8.

NO Pertanyaan TS KS S SS

n % n % n % N %

1. Saya melaksanakan pelayanan

kebidanan sesuai dengan peran yang telah ditetapkan

- - 1 2,7 31 83,8 5 13,5

2. Saya melaksanakan pelayanan

kebidanan sesuai dengan janji pada saat disahkan sebagai tenaga bidan

- - 1 2,7 31 83,8 5 13,5

3. Saya bersedia tinggal di desa

untuk melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan posisi tenaga bidan

11 29,7 2 5,4 20 54,1 4 10,8

4. Saya bekerja dengan baik

sesuai tugas dan fungsi bidan untuk mencapai tujuan program/cakupan yang ditetapkan

1 2,7 1 2,7 28 75,7 7 18,9

5. Saya memberikan pelayanan

kebidanan kepada setiap orang yang membutuhkan

pertolongan kebidanan dan persalinan

(41)

Tabel 4.8 Distribusi Komitmen Kerja Berdasarkan kategori Komitmen Kerja Bidan Desa dalam Pelayanan KIA

Komitmen Kerja Jumlah Persentase

Kurang 12 32,4

Baik 25 67,6

Jumlah 37 100

4.3.3 Kinerja

Kinerja bidan desa dalam melakukan program-program KIA yang

terdapat di wilayah kerja puskesmas untuk kinerja pelayanan antenatal care 37

(100%) menjawab melakukan timbang berat badan dan ukur tinggi badan, 1

(2,7%) menjawab tidak melakukan ukur tekanan darah, 3 (8,1%) menjawab tidak

melakukan pemeriksaan lingkar lengan atas (LILA), 12 (32,4%) menjawab tidak

melakukan ukur tinggi fundus uteri, 37 (100%) menjawab melakukan presentasi

janin dan denyut jantung bayi, 4 (10,8%) menjawab tidak melakukan imunisasi

TT, 4 (10,8%) menjawab tidak memberikan tablet besi minimal 90 tablet selama

kehamilan, 27 (73,0%) menjawab tidak melakukan tes laboratorium, 20 (54,1%)

menjawab tidak melakukan tatalaksana kasus, 1 (2,7%) menjawab tidak

melakukan konseling.

Kinerja bidan desa dalam melakukan pelayanan kesehatan ibu nifas 10

(27,0%) menjawab tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi

dan suhu, 4 (10,8%) menjawab tidak melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri,

6 (16,2) menjawab tidak melakukan pemeriksaan payudara dan anjuran ASI

(42)

IU sebanyak 2 kali, 17 (45,9) menjawab tidak memberikan pelayanan KB pasca

salin.

Kinerja bidan desa dalam melakukan pelayanan deteksi dini faktor risiko

dan komplikasi kebidanan 8 (21,6 %) menjawab tidak merujuk ibu hamil apabila

partus lama (kala pertama atau persalinan aktif berlangsung dari 12 jam), 27

(73,0%) menjawab tidak memberikan cairan glukosa 5% sebanyak 30 tetes tiap

menit apabila ibu inertia uteri (kegagalan dalam dilatasi cervix).

Kinerja bidan desa dalam melakukan pelayanan KB 9 (24,3%) menjawab

tidak melakukan konseling KB untuk pasangan usia subur (PUS), 7 (18,9%)

menjawab tidak memberikan penjelasan tentang jenis-jenis KB dan efek

sampingnya, 7 (18,9%) menjawab tidak memberikan kesempatan kepada calon

akseptor untuk memilih KB yang diinginkan, 8 (21,6%) menjawab tidak

memberikan pelayanan KB sesuai jenis kontrasepsi yang diinginkan akseptor KB.

Kinerja bidan desa dalam melakukan pelayanan kesehatan bayi 10 (27,0%)

menjawab tidak memberikan imunisasi dasar lengkap, 8 (21,6%) menjawab tidak

melakukan stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi, 6 (16,2%)

menjawab tidak memberikan vitamin A 100.000 IU (6-11 bulan ), 11 (29,7%)

menjawab tidak melakukan konseling ASI ekslusif, 7 (18.9%) menjawab tidak

melakukan penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

Kinerja bidan desa dalam melakukan pelayanan anak balita 8 (21,6%)

menjawab tidak melakukan pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali

setahun yang tercatat dalam buku KIA/KMS, 7 (18,9%) menjawab tidak

(43)

(21,6%) menjawab tidak memeriksa kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh

setiap anak Balita, 14 (37,8%) menjawab tidak melakukan pelayanan anak Balita

sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan manajemen terpadu balita

sakit (MTBS). Distribusi Kinerja pada bidan desa dapat dilihat pada Tabel 4.9 di

bawah ini.

Tabel 4.9 Distribusi kinerja Bidan Desa di Wilayah Puskesmas

NO Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

n % n % N %

A. Antenatal Care

1. Apakah ibu melakukan timbang

berat badan dan ukur tinggi badan

37 100 - - 37 100

2. Apakah ibu melakukan ukur

tekanan darah

36 97,3 1 2,7 37 100

3. Apakah ibu melakukan

pemeriksaan LILA (Lingkar Lengan Atas)

34 91,9 3 8,1 37 100

4. Apakah ibu melakukan ukur

tinggi fundus uteri

25 67,6 12 32,4 37 100

5. Apakah ibu melakukan presentasi

janin dan denyut jantung bayi

37 100 - - 37 100

6. Apakah ibu melakukan imunisasi

TT

33 89,2 4 10,8 37 100

7. Apakah ibu memberikan tablet

besi minimal 90 tablet selama kehamilan

33 89,2 4 10,8 37 100

8. Apakah ibu melakukukan tes

laboratorium

10 27,0 27 73,0 37 100

9. Apakah ibu melakukan tata

laksana kasus

(44)

B. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

11. Apakah ibu melakukan

pemeriksaan tekanan darah, nadi,respirasi dan suhu

27 73,0 10 27,0 37 100

12. Apakah ibu melakukan

pemeriksaan tinggi fundus uteri

33 89,2 4 10,8 37 100

13. Apakah ibu melakukan

pemeriksaan payudara dan anjuran ASI selama 6 bulan

31 83,8 6 16,2 37 100

14. Apakah ibu memberikan kapsul

vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali

28 75,7 9 24,3 37 100

15. Saya memberikan pelayanan KB

pasca salin

20 54,1 17 45,9 37 100

C. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi

kebidanan

16. Apakah ibu merujuk ibu hamil

apabila partus lama (kala pertama atau persalinan aktif berlangsung lebih dari 12 jam)

29 78.4 8 21,6 37 100

17. Apakah ibu memberikan cairan

glukosa 5% sebanyak 30 tetes tiap menit apabila ibu inertia uteri (kegagalan dalam dilatasi cervix)

10 27,0 27 73,0 37 100

D. Pelayanan KB

18. Apakah ibu melakukan

konseling KB untuk PUS

28 75,7 9 24,3 37 100

19. Apakah ibu memberikan

penjelasan tentang jenis – jenis KB dan efek sampingnya

(45)

20. Apakah ibu memberikan kesempatan kepada calon akseptor untuk memilih KB yang diinginkannya

30 81,1 7 18,9 37 100

21. Apakah ibu memberikan

pelayanan KB sesuai jenis

22. Apakah ibu memberikan

imunisasi dasar lengkap

27 73,0 10 27,0 37 100

23. Apakah ibu melakukan stimulasi

deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi

29 78,4 8 21,6 37 100

24. Apakah ibu memberikan vitamin

A 100.000 IU (6-11 bulan)

31 83,8 6 16,2 37 100

25. Apakah ibu melakukan

konseling ASI ekslusif

26 70,3 11 29,7 37 100

26. Apakah ibu melakukan

penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

30 81,1 7 18,9 37 100

F. Pelayanan Kesehatan

Anak Balita

27. Apakah ibu melakukan

pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku KIA/KMS

29 78,4 8 21,6 37 100

28. Apakah ibu melakukan

pemberian vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) 2 kali dalam setahun

30 81,1 7 18,9 37 100

29. Apakah ibu memeriksa

kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap Ibu anak

(46)

30. Apakah ibu melakukan

puskesmas Buhit dikategorikan berdasarkan kinerja kurang dan kinerja baik.

Kinerja bidan desa dalam pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas Buhit

berdasarkan kategori kinerja kurang 12 (32,4%) dan kinerja baik 25 (67,6%).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10 Distribusi Kinerja Berdasarkan Kategori Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KIA di Wilayah Kerja Puskesmas

Kinerja Jumlah Persentase

Kurang 12 32,4

Baik 25 67,6

Total 37 100

4.4 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan beban kerja

dan komitmen kerja terhadap kinerja bidan desa dalam melaksanakan pelayanan

KIA di wilayah kerja Puskesmas.

4.4.1 Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Bidan Desa

Hasil analisis hubungan antara beban kerja dengan kinerja bidan desa

dalam melaksanakan pelayanan KIA diperoleh data bahwa dari 15 responden

yang mempunyai beban kerja tidak sesuai terdapat 13 (86,7%) berkinerja baik dan

2 (13,3%) berkinerja kurang. Dari 22 responden yang mempunyai beban kerja

(47)

Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa diperoleh nilai p = 0,040 < 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan beban kerja dengan kinerja bidan

desa dalam melaksanakan pelayanan KIA, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 4.11 dibawah ini:

Tabel 4.11 Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KIA di Wilayah kerja Puskesmas

NO Variabel Kinerja P

Value Baik Kurang Total

n % n % N %

Beban Kerja 0,040

Tidak sesuai 13 86,7 2 13,3 15 100

Sesuai 12 54,5 10 45,5 22 100

4.4.2 Hubungan Komitmen Kerja dengan Kinerja Petugas KIA

Hasil analisis hubungan antara komitmen kerja dengan kinerja bidan desa

dalam melaksanakan pelayanan KIA diperoleh data bahwa dari 12 responden

yang mempunyai komitmen kerja kurang terdapat 11 (91,7%) berkinerja baik dan

1 (8,3%) berkinerja kurang. Dari 25 responden yang mempunyai komitmen kerja

baik terdapat 14 (56,0%) berkinerja baik dan 11 (44,0%) berkinerja kurang. Hasil

uji statistik chi square menunjukkan bahwa diperoleh nilai p = 0,030 < 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan komitmen kerja dengan kinerja bidan

desa dalam melaksanakan pelayanan KIA, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

(48)

Tabel 4.12 Hubungan Komitmen Kerja dengan Kinerja Bidan Desa dalam Melakukan Pelayanan KIA

NO Variabel

Kinerja P

Value

Baik Kurang Total

n % n % N %

Komitmen Kerja 0,030

Kurang 11 91,7 1 8,3 12 100

(49)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas Buhit

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya (Mankunegara, 2009). Karakteristik bidan desa

yang mampu mendukung pelaksanaan tugasnya diharapkan dapat mencapai target

yang telah diharapkan. Karakteristik bidan desa yang berkaitan dengan pelaksaan

tugas bidan desa dalam pelayanan KIA seperti umur, masa kerja, dan tempat

tinggal bidan desa.

Usia bidan desa paling banyak pada kategori umur 26-35 tahun

(64,9%). Hal ini menunjukkan gambaran bidan desa di wilayah kerja Puskesmas

Buhit termasuk dalam angkatan kerja yang cukup produktif dan relatif masih

dapat dikembangkan untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih optimal. Menurut

Budioro (2002) Usia perlu mendapat perhatian karena akan mempengaruhi

kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab seseorang. Karyawan

muda umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, kreatif, tetapi cepat

bosan, kurang bertanggung jawab, cenderung absensi. Karyawan lebih tua kondisi

fisiknya kurang, tetapi bekerja ulet dan bertanggung jawab, absensinya rendah.

Bidan desa dengan masa kerja yang lebih lama 5-14 tahun (59,5%) dan

(50)

terkait dengan berbagai macam tugas dan kegiatan yang dihadapi serta faktor

penghambat yang ada. Dengan kondisi demikian, bidan desa yang banyak

melakukan tugas dan kegiatan serta masa kerja yang cukup lama tentunya mampu

memahami dan melaksanakan perannya sebagai bidan desa.

Setiap bidan desa diharapkan berada dan tinggal bersama-sama dengan

masyarakat pada tempat tinggal yang telah disediakan. Bidan desa yang menetap

tinggal di polindes (35,1%), poskesdes (13,5%) dan pustu (5,4%). Apabila

seorang bidan di desa tidak berada di tempat, sangat sulit untuk diharapkan

mampu membantu masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Namun oleh karena

ditemukannya kekurangan dan ketidaklengkapan fasilitas, sarana dan prasarana

yang dibutuhkan bidan di desa untuk tinggal di polindes, poskesdes yang

disediakan sedikit banyaknya menyebabkan bidan desa kurang bersedia untuk

tinggal di tempat yang telah disediakan sehingga mempengaruhi pelayanan

kesehatan yang diterima oleh masyarakat desa.

Pengukuran kinerja dengan menggunakan metode wawancara dengan

kuesioner dan observasi langsung terhadap pelaksanaan program-program KIA di

tempat pelayanan kesehatan bidan desa seperti puskesmas pembantu, poskesdes,

dan polindes. Berdasarkan pengukuran kinerja terdapat 12 (32,4%) responden

dengan kinerja kurang dan 25 (67,6%) responden dengan kinerja baik. Berikut ini

penjelasan hasil observasi yang dilakukan dalam kegiatan pokok pelayanan KIA

(51)

1. Pelayanan Antenatal Care

Secara operasional pelayanan antenatal disebut lengkap apabila

dilakukan oleh tenaga kesehatan dan memenuhi standar yang terdapat di kegiatan

pokok. Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan,

dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali

pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga. Standar waktu

pelayanan itu dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa

deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi (Kemenkes

2010).

Pada pelayanan antenatal terdiri dari 10 kegiatan, berikut ini penjelasan

dari kegiatan-kegiatan yang terdapat di pelayanan antenatal yaitu, terdapat 37

(100%) responden menyatakan bahwa melakukan timbang berat badan dan ukur

tinggi badan karena kegiatan ini yang paling mudah untuk dilakukan sendiri,

kadang-kadang pasien melakukan timbang berat badan tanpa didampingi oleh

bidan. Melakukan penimbangan ibu hamil berfungsi untuk mengetahui kesehatan

ibu dan pertumbuhan bayinya. Terdapat 36 (97,3%) responden yang menyatakan

melakukan pengukuran tekanan darah pasien, responden yang tidak melakukan

pengukuran tekanan darah karena responden menganggap bahwa pengukuran

tekanan darah tidak perlu dilakukan jika tidak ada keluhan dari pasien.

Terdapat 34 (91.9%) responden yang menyatakan bahwa melakukan

pengukuran lingkar lengan atas, responden yang tidak melakukan pengukuran

(52)

lengan atas dapat menggambarkan status gizi ibu hamil. Terdapat 25 (67,6%)

responden yang menyatakan bahwa melakukan pengukuran tinggi fundus uteri,

responden yang tidak melakukan pengukuran tinggi fundus uteri karena

responden menganggap bahwa usia kehamilan dapat ditanyakan langsung oleh

pasien ataupun diperkiran dari bentuk perut pasien.

Terdapat 37 (100%) responden yang menyatakan bahwa selalu

mengukur presentasi janin dan denyut jantung janin. Terdapat 33 (89,2%)

responden yang menyatakan bahwa melakukan imunisasi TT, responden yang

tidak melakukan imunisasi TT karena responden menganggap tidak ada yang

perlu dikhawatirkan dari pasiennya, imunisasi TT sangat penting untuk

menghindari bayi yang baru lahir dari tetanus dan juga melindungi ibu terhadap

kemungkinan tetanus apabila terjadi luka.

Terdapat 17 (45,9%) responden yang menyatakan bahwa memberikan

tablet besi minimal 90 kali selama kehamilan, responden yang tidak memberikan

tablet besi minimal 90 kali selama kehamilan karena tidak ada resiko anemia dari

pasien. Terdapat 10 (27,0%) responden yang menyatakan bahwa melakukan tes

labolatorium dengan merujuk pasien ke puskesmas induk, responden yang tidak

melakukan tes labolatorium karena tes labolatorium hanya dilakukan jika ada

resiko komplikasi ataupun resiko bahaya. Terdapat 17 (45,9%) responden yang

menyatakan bahwa melakukan tata laksana kasus, responden yang tidak

melakukan tata laksana kasus karena responden merasa hal tersebut tidak harus

(53)

konseling kepada pasiennya, responden yang tidak melakukan konseling karena

tidak adanya permintaan dari pasien.

2. Pelayanan Ibu Nifas

Pelayanan Ibu Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu

mulai 6 jam sampai 42 hari pasca salin oleh tenaga kesehatan. Kunjungan nifas

minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu kunjungan nifas pertama pada

masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan, kunjungan nifas kedua dalam

waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan dan kunjungan nifas

ketiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan

(Kemenkes 2010).

Pada pelayanan nifas terdapat 5 kegiatan, berikut ini penjelasan dari

kegiatan-kegiatan yang terdapat di pelayanan nifas yaitu, terdapat 27 (73,0%)

responden yang menyatakan melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi,

respirasi dan suhu, responden yang tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah,

nadi, respirasi dan suhu karena responden menganggap bahwa hal tersebut tidak

penting dilakukan dan juga karena tidak tersedianya alat. Terdapat 33 (89,2%)

responden yang menyatakan melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri,

responden yang tidak melakukan melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri

karena proses persalinan berjalan tanpa adanya masalah.

Terdapat 31 (83,8%) responden yang menyatakan bahwa responden

melakukan pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif, responden yang

(54)

sudah mengetahui ASI ekslusif. Terdapat 28 (75,7%) responden yang menyatakan

memberikan kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali, responden yang tidak

memberikan kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali karena menganggap

hal tersebut tidak diperlukan, tetapi ada responden kadang memberikan kapsul

Vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali karena hal tersebut memang dibutuhkan

oleh pasien. Dan terdapat 20 (54,1%) responden yang menyatakan bahwa

melakukan pelayanan KB pasca salin, responden yang tidak melakukan pelayanan

KB pasca salin karena tidak ada permintaan dari pasien.

3. Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan

Kegiatan pokok ketiga yaitu deteksi dini faktor resiko dan komplikasi

kebidanan, yang terdapat 2 kegiatan, berikut ini penjelasan dari kegiatan yang

terdapat di deteksi dini faktor resiko dan komplikasi kebidanan yaitu terdapat 29

(78,4%) responden yang menyatakan bahwa melakukan rujukan ibu hamil apabila

partus lama (kala pertama atau persalinan aktif berlangsung lebih dari 12 jam).

responden yang tidak melakukan rujukan karena tidak ada faktor resiko dan

komplikasi kebidanan dari pasien yang pernah ditangani.

Terdapat 10 (27,0%) responden yang menyatakan memberikan cairan

glukosa 5% sebanyak 30 tetes setiap menit apabila ibu inertia uteri, responden

yang tidak melakukan pemberian cairan glukosa 5% karena pasien yang ditangani

sehat-sehat saja. Deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang

adanya faktor risiko dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini

mungkin merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan

(55)

mendapat penanganan yang adekuat di fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes

2010).

4. Pelayanan KB

Pada pelayanan KB berkualitas terdapat 4 kegiatan, berikut ini penjelasan

dari kegiatan yang terdapat di pelayanan KB berkualitas yaitu, terdapat 28

(75,7%) responden yang menyatakan selalu melakukan konseling terhadap ibu

hamil mengenai KB pasca salin, responden yang tidak melakukan konseling

terhadap ibu hamil mengenai KB pasca salin karena tidak ada permintaan dari

pasien. Terdapat 30 (81,1%) responden yang memberikan penjelasan tentang

jenis-jenis KB dan efek sampingnya, responden yang tidak melakukan pemberian

penjelasan tentang jenis-jenis KB dan efek sampingnya karena menganggap hal

tersebut tidak perlu dilakukan dan menunggu pasien bertanya untuk penjelasan

jenis-jenis KB.

Terdapat 30 (81,1%) responden yang menyatakan memberikan

kesempatan kepada calon akseptor untuk memilih KB yang diinginkannya,

responden yang tidak memberikan kesempatan kepada calon akseptor untuk

memilih KB yang diinginkan karena belum lengkap semua jenis-jenis KB yang

ada sehinnga percuma untuk menanyakannya. Terdapat 29 (78,4%) responden

menyatakan memberikan pelayanan KB sesuai jenis kontrasepsi yang diinginkan

akseptor KB. responden yang tidak memberikan pelayanan KB sesuai jenis

kontrasepsi yang diinginkan akseptor KB karena belum lengkap semua jenis-jenis

(56)

5. Pelayanan Kesehatan Bayi

Pada pelayanan kesehatan bayi terdapat 5 kegiatan, berikut ini penjelasan

dari kegiatan-kegiatan yang terdapat di pelayanan kesehatan bayi yaitu, terdapat

27 (73,0%) responden yang menyatakan melakukan imunisasi dasar lengkap,

responden yang menyatakan tidak melakukan imunisasi dasar lengkap karena

pasien melakukan imunisasi di posyandu yang terdapat di desa lain. Terdapat 29

(78,4%) responden yang menyatakan melakukan stimulasi deteksi intervensi dini

tumbuh kembang bayi, responden yang tidak melakukan stimulasi deteksi dini

tumbuh kembang bayi karena Ibu bayi tidak membawa bayinya mengunjungi

posyandu.

Terdapat 31 (83,8%) responden yang menyatakan memberikan Vitamin A

100.000 IU, responden yang tidak memberikan Vitamin A 100.000 IU karena

responden menganggap bahwa pasien tidak membutuhkan hal tersebut. Terdapat

26 (70,3%) responden yang menyatakan selalu melakukan konseling ASI

eksklusif, responden yang tidak melakukan konseling ASI eksklusif karena

responden memberikan susu formula. Dan terdapat 30 (81,1%) responden yang

menyatakan melakukan penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan, responden

yang tidak melakukan penanganan dan rujukan kasus karena menganggap hal

tersebut tidak diperlukan.

Hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan yang terdapat pada pelayanan

kesehatan bayi, dimana pelayanan kesehatan bayi diberikan oleh tenaga kesehatan

sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.

(57)

dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat

mendapatkan pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit

melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi serta peningkatan kualitas hidup

bayi dengan stimulasi tumbuh kembang (Kemenkes 2010).

6. Pelayanan Kesehatan Balita

Pada pelayanan kesehatan anak balita terdapat 4 kegiatan, berikut ini

penjelasan dari kegiatan-kegiatan yang terdapat di pelayanan kesehatan anak

balita yaitu, terdapat 29 (278,4%) responden yang menyatakan melakukan

pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam

buku KIA/KMS, responden yang tidak melakukan pelayanan pemantauan

pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku KIA/KMS karena

Ibu yang memiliki balita sudah jarang untuk mau berkunjung ke posyandu.

Terdapat 30 (81,1%) responden yang menyatakan melakukan pemberian vitamin

A dosis tinggi (200.000) IU 2 kali setahun, responden yang tidak memberikan

vitamin A dosis tinggi (200.000) IU 2 kali setahun karena menganggap hal tersbut

tidak perlu dilakukan. Terdapat 29 (78,4%) responden yang menyatakan

melakukan pemeriksaan kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap Ibu

anak balita, responden yang tidak memeriksa kepemilikan dan pemanfaatan buku

KIA oleh setiap anak balita karena Ibu yang memiliki balita sudah jarang datang

berkunjung ke posyandu.

Dan terdapat 23 (62,2%) responden yang menyatakan bahwa selalu

(58)

sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS karena responden merasa

terlalu lama dengan metode MTBS. Penjelasan diatas tidak sesuai dengan tujuan

dari pelayanan kesehatan anak balita dimana lima tahun pertama masa kehidupan,

pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa

keemasan dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara

serta pertumbuhan mental intelektual. Upaya deteksi dini pada anak balita sangat

penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin atau mencegah gangguan ke arah

yang lebih berat (Kemenkes 2010).

5.2 Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Bidan desa

Beban kerja adalah konsep penggunaan energi pokok dan energi cadangan yang

tersedia, suatu tugas dipandang berat apabila energi pokok telah habis terpakai

dan masih harus menggunakan energi cadangan untuk menyelesaikan tugas lain.

Semakin banyak tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang semakin berat beban

kerja yang disandangnya dan semakin tidak optimal hasil yang didapatkan

(Gibson dkk 1996).

Secara statistik terdapat hubungan antara beban kerja dengan kinerja bidan desa

dalam pelayanan KIA, dimana dari hasil uji chi square diperoleh nilai yang

signifikan yaitu 0,040, yang menunjukkan bahwa kinerja bidan desa dalam

pelayanan KIA di wilayah puskesmas akan semakin kurang baik apabila beban

kerjanya juga semakin tinggi, sebaliknya kinerja bidan desa dalam pelayanan KIA

di wilayah puskesmas akan semakin baik apabila beban kerjanya juga semakin

(59)

Pengukuran beban kerja dilakukan kepada bidan desa yang melaksanakan

pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas Buhit. Berdasarkan pengukuran beban

kerja terdapat 22 (59,5%) responden memiliki beban kerja sesuai dan 15 (40,5%)

responden memiliki beban kerja tidak sesuai.

Dari 22 responden yang mempunyai beban kerja sesuai dapat dilihat dari jawaban

responden yang menyatakan perbandingan jumlah bidan dengan kunjungan pasien

masih sesuai, tidak terdapat tugas lain selain tugas pokok dan kalaupun ada tugas

tambahan di luar tugas pokok masih sesuai, mampu melakukan semua pelayanan

KIA tanpa bantuan orang lain serta tidak jenuh menunggu proses persalinan yang

lama.

Dari 15 responden yang mempunyai beban kerja tidak sesuai dapat dilihat

dari jawaban responden yang menyatakan perbandingan jumlah bidan dengan

jumlah kunjungan pasien tidak sesuai dan terdapat tugas lain selain tugas pokok.

Sesuai dengan tugas pokok Bidan desa dalam panduan bidan di tingkat desa

menurut Depkes (1989) yaitu melakukan tugas pokok dan fungsi puskesmas di

desa yang menjadi wilayah kerjanya, serta menggerakkan dan membina

masyarakat desa agar tumbuh kesadarannya untuk dapat berperilaku hidup dan

sehat. Namun dalam implementasinya rata-rata untuk jumlah kunjungan pasien

dan tugas yang ada masih sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa bidan desa yang

ada di lapangan belum sepenuhnya memahami tugas-tugasnya sebagai tenaga

kesehatan yang ditempatkan di desa.

(60)

sederhana, dimana banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa bosan dan

rasa monoton. Oleh karena itu kegiatan yang sama dilakukan setiap hari dapat

menimbulkan kebosanan bagi bidan desa yang akan memengaruhi hasil kerjanya.

Tidak mampu melakukan semua pelayanan KIA tanpa bantuan orang lain karena

setiap bidan memiliki pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang

berbeda-beda sehingga ketika satu bidan tidak mampu melakukan pertolongan persalinan

seorang diri biasanya dibantu bidan dari desa yang lain sehingga mereka

bersama-sama melakukan tugasnya. Dan jenuh menunggu proses persalinan karena

menyita waktu yang lama, ada kalanya proses persalinan berjalan lama oleh

karena beberapa faktor seperti rasa mulas ibu yang tidak kuat untuk mendorong

bayi untuk dilahirkan, janin yang terlalu besar, dan posisi janin yang tidak tepat

sementara ibu hamil menginginkan persalinan normal.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Julita (2014) tentang

pengaruh beban kerja terhadap kinerja petugas KIA puskesmas di kecamatan

Siantar kabupaten Simalungun Hasil uji variat menunjukkan bahwa variabel

beban kerja memiliki hubungan dengan kinerja petugas KIA Puskesmas di

Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun dengan nilai p= 0,044.

5.3 Hubungan Komitmen Kerja dengan Kinerja Bidan desa

Komitmen bidan desa yang terkait dengan aspek peran, posisi, dan

cakupan. Berdasarkan hasil analisis statistik terdapat hubungan antara komitmen

kerja dengan kinerja bidan desa dalam pelayanan KIA, dimana dari hasil uji chi

square diperoleh nilai signifikan yaitu 0,030 yang menunjukkan bahwa kinerja

(61)

apabila komitmen kerjanya kurang, sebaliknya kinerja bidan desa dalam

pelayanan KIA di wilayah puskesmas akan semakin baik apabila komitmen

kerjanya juga baik.

Adanya hubungan komitmen kerja dengan kinerja bidan desa dapat dilihat

dari perbedaan persentase bidan desa yang mampu mencakup target yang telah

ditetapkan. Komitmen kerja bidan desa adalah suatu janji dari seorang bidan desa

atau kebulatan tekad untuk melaksanakan kegiatannya sebagai seorang bidan

sesuai dengan tujuan,kedudukan,dan cakupan yang sudah ditentukan dalam

tugasnya (Depkes, 2007). Berdasarkan pengukuran komitmen kerja terdapat 12

(32,4%) responden memiliki komitmen kerja kurang dan 25 (67,6%) responden

memiliki komitmen baik.

Dari 67,6% responden yang mempunyai komitmen kerja baik dapat

dilihat dari jawaban responden yang menyatakan setuju melaksanakan pelayanan

kebidanan sesuai dengan peran yang telah ditetapkan dan sesuai dengan janji pada

saat disahkan sebagai tenaga bidan, bersedia untuk tinggal di desa setuju bekerja

dengan baik untuk mencapai tujuan cakupan dan memberikan pelayanan

kebidanan kepada setiap orang yang membutuhkan.

Dari 32,4% responden yang mempunyai komitmen kerja kurang dapat

dilihat dari jawaban responden yang menyatakan kurang setuju bersedia tinggal di

desa untuk melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan posisi tenaga bidan

karena sudah memiliki rumah sendiri untuk menetap, kurang nyaman tinggal di

(62)

desa oleh Depkes (2007) dengan kebijaksanaan Depkes (1989) yaitu bidan desa

adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal di desa yang telah ditentukan

untuk melayani kesehatan masyarakat di desa.

Secara umum para bidan desa menyadari peran dan janji dalam

melaksanakan pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan, bekerja dengan baik

sesuai tugas dan fungsi kepada setiap orang yang membutuhkan namun dalam

pelaksanaannya kurang memiliki komitmen misalnya dalam menjangkau (follow

up) ibu hamil yang ada di wilayah desanya agar tidak pergi ke tempat pelayanan

kesehatan desa lain untuk melakukan pelayanan antenatal care.

Hal ini sejalan dengan penelitian Yunalis (2009) tentang pengaruh

komitmen dan motivasi kerja terhadap kinerja bidan di desa di kabupaten Aceh

Selatan yang menyatakan bahwa komitmen memiliki hubungan dengan kinerja

bidan desa dengan nilai p=0,005. Komitmen dan motivasi bidan di desa secara

(63)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu hubungan beban

kerja dan komitmen kerja dengan kinerja bidan desa dalam pelayanan KIA dapat

disimpulkan bahwa :

1. Ada hubungan antara variabel beban kerja dengan kinerja bidan desa dalam

pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah kerja puskesmas Buhit

kabupaten Samosir Tahun 2016.

2. Ada hubungan antara variabel komitmen kerja dengan kinerja bidan desa

dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah kerja puskesmas

Buhit kabupaten Samosir Tahun 2016.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka saran dari penulis

adalah sebagai berikut :

1) Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir hendaknya lebih

memperhatikan kesejahteraan bidan desa dan memberikan kelengkapan alat dan

bahan untuk meningkatkan kinerja bidan desa dalam pelayanannya serta

melaksanakan pelatihan terhadap bidan desa agar menambah wawasan ilmu

pengetahuan dan pengalaman dalam pelayanan KIA.

(64)

desa serta menambah keikutsertaan dan peran aktif bidan desa dalam setiap

program KIA dan kegiatan mini lokakarya.

3) Kepada bidan desa hendaknya melakukan pekerjaan sesuai dengan standar

tugas pokok KIA yang telah ditetapkan dalam PWS-KIA. Lebih memahami dan

melaksanakan tugas bidan di tingkat desa yang telah ditetapkan.

4) Kepada peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan

menggunakan variabel lain yang berhubungan dengan kinerja bidan misalnya

(65)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mankunegara, 2009). Kinerja

(performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral

maupun etika (Prawirosentono, 1999).

2.1.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja

Menurut Mangkunegara (2009) yang mengutip pendapat Keith Davis

(1964) faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan

(ability) dan faktor motivasi (motivation).

1. Faktor kemampuan (ability)

Kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan

kemampuan reality (Knowledge + skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ di

atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya

dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Maka ia akan lebih mudah

(66)

2. Faktor motivasi (motivation)

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri

pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

Menurut Gibson dkk (1996) ada tiga kelompok variabel yang

mempengaruhi kinerja dan perilaku, yaitu :

1. Variabel individu

Variabel individu yang meliputi kemampuan dan keterampilan, fisik

maupun mental, latar belakang, pengalaman dan demografi, umur, dan jenis

kelamin, asal-usul.

2. Variabel organisasi

Variabel organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,

penghargaan/imbalan, struktur organisasi, pembagian tugas yang jelas, beban

kerja, komitmen organisasi, struktur dan desain pekerjaan.

3. Variabel psikologis

Variabel psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar,

kepuasan kerja, dan motivasi. Persepsi, sikap, kepribadian, dan belajar merupakan

hal yang komplek dan sulit diukur serta kesempatan tentang pengertiannya sukar

dicapai, karena seseorang individu masuk dan bergabung dalam suatu organisasi

kerja pada usia, etnis, budaya, latar belakang dan keterampilan yang

(67)

2.1.3 Indikator Kinerja

Menurut Mankunegara (2009), indikator kinerja ada 4 yaitu kualitas,

kuantitas, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab :

1. Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seseorang mengerjakan apa yang

seharusnya dikerjakan.

2. Kuantitas

Kuantitas kerja yaitu seberapa lama seseorang bekerja dalam satu hari.

3. Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan tugas yaitu seberapa jauh seseorang mampu melakukan

pekerjaan yang akurat atau tidak ada kesalahan yang dilakukan.

4. Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan kesadaran akan kewajiban untuk

melaksanakan pekerjaan yang diberikan.

2.1.4 Penilaian kinerja

Penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan

manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara

membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian/deskripsi pekerjaan dalam

suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun (Siswanto, 2003).

Menurut Sulistiyani T dan Rosidah (2009), fokus dalam pengukuran

kinerja diantaranya :

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Pangururan
Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden dalam pelayanan KIA
Tabel 4.5 Distribusi Beban Kerja Bidan Desa dalam pelayanan KIA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan, baik yang bekerja di dalam Puskesmas maupun yang berada di wilayah kerja Puskesmas, lebih menerapkan program inisiasi menyusu dini

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja puskesmas Helvetia. Kami

MEMANFATAANKAN BUKU KIA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI.. WILAYAH KERJA

cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan tahun 2013 sebesar. 99,17% dan telah mencapai target Renstra yaitu sebesar 89%, selanjutnya

menunjukkan bahwa sebagian ibu di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Pekalongan selalu memanfaatkan buku KIA sebagai media bertanya kepada tenaga kesehatan atau kader

Pencatatan dan Pelaporan Sistem Pemantauan Wilayah Setempat – Kesehatan Ibu dan Anak oleh Bidan di desa di Puskesmas Sepatan Kabupaten Tangerang.. Jurnal Ekologi

Variabel yang dikumpulkan meliputi karakteristik puskesmas, kondisi masyarakat di wilayah kerja puskesmas, tenaga bidan, ketersediaan dana untuk pelayanan KIA,

Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) oleh bidan di Poli KIA Puskesmas Limpung Batang masih ditemukan 45,7% tidak baik, dimana sebagian besar ibu hamil mengatakan bidan