KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KOMITMEN KERJA DENGAN KINERJA BIDAN DESA DALAM PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUHIT KABUPATEN
SAMOSIR TAHUN 2016
Identitas Responden
Nama Responden :
Umur Responden : Tahun
Masa Kerja Responden : Tahun
Tempat Tinggal : (Polindes/Pustu/Poskesdes/rumah sendiri/kontrakan)*
Alamat : Desa …….
Tempat tinggal : a. Berdomisili b. Tidak berdomisili
1. Beban Kerja Bidan di Desa dalam melaksanakan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah kerja puskesmas Buhit Kabupaten Samosir
Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda (√ ) pada kotak
pilihan jawaban yang tersedia : Ya atau Tidak
NO Pertanyaan Ya Tidak
C. Beban Kerja Kuantitatif
1. Perbandingan jumlah bidan dengan jumlah kunjungan
pasien masih sesuai
2. Terdapat tugas lain selain tugas pokok saya sebagai petugas
KIA
3. Tugas tambahan di luar tugas pokok masih sesuai
4. Saya mampu melakukan semua pelayanan KIA tanpa
bantuan orang lain
D. Beban Kerja Kualitatif
1. Saya jenuh menunggu proses persalinan karena menyita
2. Komitmen Kerja Bidandi Desa dalam melaksanakan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah kerja puskesmas Buhit Kabupaten Samosir
Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda (√ ) pada kotak pilihan jawaban yang tersedia : Tidak Setuju (TS),Kurang Setuju (KS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS)
No Pernyataan TS KS S SS
1. Saya melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai
dengan peran yang telah ditetapkan
2. Saya melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai
dengan janji pada saat disahkan sebagai tenaga bidan
3. Saya bersedia tinggal di desa untuk melaksanakan
tanggung jawab sesuai dengan posisi tenaga bidan
4. Saya bekerja dengan baik sesuai tugas dan fungsi
bidan untuk mencapai tujuan program/cakupan yang ditetapkan
5. Saya memberikan pelayanan kebidanan kepada setiap
orang yang membutuhkan pertolongan kebidanan dan persalinan
3. Kinerja Bidan di Desa dalam melaksanakan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah kerja puskesmas Buhit Kabupaten Samosir
Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda (√ ) pada kotak
pilihan jawaban yang tersedia yaitu Tidak dan Ya
NO Pertanyaan Tidak Ya
G. Antenatal Care
1. Apakah ibu melakukan timbang berat badan dan ukur
tinggi badan
2. Apakah ibu melakukan ukur tekanan darah
3. Apakah ibu melakukan pemeriksaan LILA (Lingkar
Lengan Atas)
4. Apakah ibu melakukan ukur tinggi fundus uteri
5. Apakah ibu melakukan presentasi janin dan denyut
jantung bayi
7. Apakah ibu memberikan tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Apakah ibu melakukukan tes laboratorium
9. Apakah ibu melakukan tata laksana kasus
10. Apakah ibu melakukan konseling
H. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
11. Apakah ibu melakukan pemeriksaan tekanan darah,
nadi,respirasi dan suhu
12. Apakah ibu melakukan pemeriksaan tinggi fundus
uteri
13. Apakah ibu melakukan pemeriksaan payudara dan
anjuran ASI selama 6 bulan
14. Apakah ibu memberikan kapsul vitamin A 200.000
IU sebanyak 2 kali
15. Saya memberikan pelayanan KB pasca salin
I. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan
16. Apakah ibu merujuk ibu hamil apabila partus lama
(kala pertama atau persalinan aktif berlangsung lebih dari 12 jam)
17. Apakah ibu memberikan cairan glukosa 5%
sebanyak 30 tetes tiap menit apabila ibu inertia uteri (kegagalan dalam dilatasi cervix)
J. Pelayanan KB
18. Apakah ibu melakukan konseling KB untuk PUS
19. Apakah ibu memberikan penjelasan tentang jenis –
jenis KB dan efek sampingnya
20. Apakah ibu memberikan kesempatan kepada calon
akseptor untuk memilih KB yang diinginkannya
21. Apakah ibu memberikan pelayanan KB sesuai jenis
kontrasepsi yang diinginkan akseptor KB
K. Pelayanan Kesehatan Bayi
22. Apakah ibu memberikan imunisasi dasar lengkap
23. Apakah ibu melakukan stimulasi deteksi intervensi
dini tumbuh kembang bayi
24. Apakah ibu memberikan vitamin A 100.000 IU (6-11
bulan)
25. Apakah ibu melakukan konseling ASI ekslusif
26. Apakah ibu melakukan penanganan dan rujukan
kasus bila diperlukan
dalam buku KIA/KMS
28. Apakah ibu melakukan pemberian vitamin A dosis
tinggi (200.000 IU) 2 kali dalam setahun
29. Apakah ibu memeriksa kepemilikan dan pemanfaatan
buku KIA oleh setiap ibu anak balita
30. Apakah ibu melakukan pelayanan anak balita sakit
No
Variabel Independent
Beban Kerja Komitmen Kerja
OUTPUT
Karakteristik Responden
usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
ANALISIS UNIVARIAT
DISTRIBUSI BEBAN KERJA
BKKUAN1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 33 89.2 89.2 89.2
Ya 4 10.8 10.8 100.0
DISTRIBUSI KATEGORI BEBAN KERJA
Beban Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 1 2.7 2.7 2.7
S 28 75.7 75.7 81.1
SS 7 18.9 18.9 100.0
Total 37 100.0 100.0
K5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
DISTRIBUSI KATEGORI KOMITMEN KERJA
Komitmen Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ya 37 100.0 100.0 100.0
AC2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 3 8.1 8.1 8.1
Ya 34 91.9 91.9 100.0
AC4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ya 37 100.0 100.0 100.0
AC6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 20 54.1 54.1 54.1
Ya 17 45.9 45.9 100.0
AC10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 17 45.9 45.9 45.9
DETEK16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 8 21.6 21.6 21.6
Ya 29 78.4 78.4 100.0
PELKESBA22
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 7 18.9 18.9 18.9
Ya 30 81.1 81.1 100.0
PELKESTA27
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 14 37.8 37.8 37.8
Ya 23 62.2 62.2 100.0
Total 37 100.0 100.0
DISTRIBUSI KATEGORI KINERJA BIDAN
Kinerja Bidan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 12 32.4 32.4 32.4
Baik 25 67.6 67.6 100.0
ANALISIS BIVARIAT
Hubungan beban kerja dengan kinerja
Chi-Square Tests
% wit hin Komit men Kerja % wit hin Kinerja Bidan % of Total
Count
Expected Count
% wit hin Komit men Kerja % wit hin Kinerja Bidan % of Total
Count
Expected Count
DAFTAR PUSTAKA
Arnis, Julita.2014. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Petugas KIA
Puskesmas di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Skripsi FKM USU
Arthur, M.D.S. 2006. Gambaran Kualitas Pelayanan Antenatal Dan Cakupan
K4 di Puskesmas Kabupaten Samosir Tahun 2006. Skripsi. FKM USU Badan Pusat Statistik Kabupaten Samosir Tahun 2015
Budi,Iwan Stia. 2011. Review Kinerja Bidan Desa Sebagai Ujung Tombak
Pelayanan KIA. Seminar Nasional Jampersal Jember
Budioro, B. 2002. Pengantar administrasi Kesehatan Masyarakat, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Depkes RI. 1989. Panduan Bidan di Tingkat Desa Bagian I. Jakarta
2004. Permenkes No 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Jakarta
. 2007. Pemerataan Bidan di Desa. Jakarta
. 2007. Permenkes No 369 Tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta
.2008. Permenkes No 741 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Jakarta
.2008. Petunjuk TeknisStandar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota.Jakarta
Gibson, J. L, Ivan Cevich and Donelly. 1996. Organisasi dan Manajemen
Perilaku, Struktur dan Proses. Jakarta : Erlangga
Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Anak (PWS-KIA). Jakarta
. 2010. Pedoman Bidan Koordinator. Jakarta
.2014. Permenkes No 75 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Luthans,F.2006. Perilaku Organisasi edisi 10. Yogyakarta. Andi
Mathis, Robert, L.,Jacson, Jhon, H., 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Salemba. Jakarta
Mankunegara, A.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung : Rosdakarya
Munandar,A.S.2001.Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta :UI-Press
Prawirosentono, Suyadi. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan
Kinerja Karyawan. Yogyakarta : BPFE Profil Kesehatan Puskesmas Buhit Tahun 2015
Sarumpaet, Sori M.Tobing,BinsaraL.Siagian,Albiner.2012.Perbedaan Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak di Perkotaan dan Daerah Terpencil. Jurnal kesehatan masyarakat Vol.6.Hal 147-152
Simamora, Hendry. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua,
Cetakan Ke III, STIE YPKN, Yogyakarta.
Siswanto,B. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia.Jakarta. Bumi Aksara
Sulistiyani T, Ambar dan Rosidah, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Graha Ilmu. Yogyakarta
Sopiah, MM. 2008.Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Andi
Yunalis. 2009. Pengaruh Komitmen dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah explanatory research yang menjelaskan hubungan
variabel independen yaitu beban kerja dan komitmen kerja dengan variabel
dependen yaitu kinerja bidan desa dalam pelayanan KIA di puskesmas Buhit
Kabupaten Samosir.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir pada bulan
Maret 2016 sampai dengan selesai. Pemilihan lokasi didasarkan pada puskesmas
Buhit yang memiliki wilayah kerja yang paling banyak yaitu 25 desa dan 3
kelurahan.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua bidan di tiap – tiap desa yang
ditempatkan di wilayah kerja Puskesmas Buhit yaitu di 25 desa dan 3 kelurahan
dengan jumlah bidan desa 37 orang.
3.3.2 Sampel
Pengambilan sampel yaitu menggunakan seluruh populasi (total populasi)
sebanyak 37 orang bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Buhit. Bidan desa
sebagai staf puskesmas yang bertugas di desa yang berfungsi sebagai pelaksana
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang langsung dibagikan kepada bidan desa di wilayah
kerja Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
laporan-laporan dan data-data Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir.
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
dibagikan kepada bidan desa untuk mengetahui komitmen kerja dan beban kerja
dengan kinerja bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir.
3.5 Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas (Independen) yaitu komitmen kerja dan beban kerja bidan desa
dalam pelayanan KIA di Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir.
1. Beban kerja (variabel bebas) adalah beban yang dirasakan oleh bidan desa
dalam melaksanakan pekerjaannya, berdasarkan kegiatan yang dilakukan
ketika bekerja terutama dalam pelayanan KIA. Penghitungan beban kerja
dengan menggunakan kuesioner berdasarkan beban kerja kuantitatif dan beban
kerja kualitatif.
a. Beban kerja kuantitatif adalah beban yang dirasakan bidan desa dalam
b. Beban kerja Kualitatif adalah beban yang dirasakan bidan desa dalam
melaksanakan pekerjaannya berdasarkan baik atau buruknya mutu
pekerjaan.
2. Komitmen kerja (variabel bebas) adalah perjanjian (keterikatan) bidan desa
untuk melaksanakan pekerjaannya sebagai bagian dari tenaga kesehatan yang
ditempatkan di Desa.
3.5.2 Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat (Dependen) yaitu kinerja bidan desa dalam pelayanan
KIA di Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir.
1. Kinerja (variabel terikat ) adalah hasil kerja bidan desa dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA). pelayanan KIA yang dilakukan
diantaranya :
a. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan
kepada ibu hamil selama masa kehamilannya.
b. Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada
ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin.
c. Deteksi dini faktor resiko dan komplikasi kebidanan adalah kegiatan deteksi
dini yang dilakukan oleh bidan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai
faktor resiko dan komplikasi kebidanan pada kehamilannya.
d. Pelayanan KB adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan dalam
merencanakan kehamilan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) yaitu berupa
e. Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan kepada
bayi selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.
f. Pelayanan kesehatan anak balita pelayanan yang diberikan oleh bidan kepada
anak selama periode 1 sampai dengan 5 tahun.
3.6 Aspek Pengukuran
3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen)
Komitmen
3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen)
Aspek pengukuran variabel terikat (dependen) adalah kinerja bidan desa
dalam melaksanakan tugas pelayanan KIA sebagai proses kerja secara kualitas
yang dapat dilihat berdasarkan tugas dan fungsinya sebagai bidan desa dalam
pelayanan kesehatan ibu. pelayanan kesehatan ibu terdiri atas :
1. Antenatal care
2. Pelayanan kesehatan ibu nifas
3. Penanganan komplikasi kebidanan
4. Pelayanan KB berkualitas
5. Pelayanan kesehatan bayi
menggunakan skala Gutmann dengan pilihan jawaban : Tidak diberi skor 0, Ya
diberi skor 1. Jawaban responden diukur dengan skala ordinal dengan skor yaitu :
1. Kurang jika skor yang diperoleh 1– 15
2. Baik jika skor yang diperoleh 16-30
Variabe
Kinerja 21 1. Pelayanan Antenatal
-Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi
-Pemberian Vitamin A -Konseling ASI ekslusif -Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan 6. Pelayanan kesehatan anak balita
-Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku KIA/KMS -Pemberian vit A dosis tinggi
-Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA -Pelayanan anak balita sakit sesuai standar
dengan pendekatan MTBS
3.7 Analisa Data
Analisis data adalah dengan menggunakan analisis Univariat yang
bertujuan untuk melihat gambaran karakteristik setiap variabel Independen dan
Dependen dalam bentuk analisa data satu variabel, dan juga menggunakan analisis
Bivariat untuk menganalisa variabel-variabel independen yang diduga mempunyai
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Buhit terletak di Jalan Simanindo Km.2 Kecamatan
Pangururan Kabupaten Samosir, secara geografis wilayah Kecamatan Pangururan
terletak diantara 2º32’ - 24º5’ LU dan di antara 98º 42’- 98º47’ BT dengan luas
wilayah daratan sebesar 121,43 km². Batas-batas wilayahnya adalah Kecamatan
Simanindo di sebelah utara, Kecamatan Palipi di sebelah selatan, Kecamatan
Sianjurmulamula di sebelah barat, serta Kecamatan Ronggurnihuta di sebelah
timur.
Luas wilayah Kecamatan Pangururan sebesar 8,41% dari total luas
wilayah Samosir. Topografi wilayahnya pada umumnya berbukit-bukit dan
bergelombang hingga pengunungan dengan ketinggian antara 904 -2.157 m di
atas permukaan laut. Wilayah administrasi Kecamatan Pangururan adalah 25 desa
dan 3 kelurahan yaitu diantaranya Desa Sialanguan, Situngkir, Siopat Sosor, Huta
Bolon, Lumban Suhi Toruan, Lumban Suhi Dolok, Parbaba Dolok, Pardomuan
Nauli, Aek Nauli, Sinabulan, Parhorasan, Sitoluhuta, Panampangan, Pardugul,
Parlondut, Sianting Anting, Sait Nihuta, Parsaoran I, Lumban Pinggol,
Siogung-ogung, Tanjung Bunga, Pasar Pangururan, Pardomuan I, Huta Tinggi, Pintusona,
Hutanamora, Riniate, dan Parmonangan (BPS Samosir, 2015).
4.1.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di wilayah
2015 terdapat 14.165 jiwa laki-laki dan 14.545 jiwa perempuan. secara rinci dapat
dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Tahun 2015
(Profil Puskesmas Buhit, 2015)
4.1.2 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Pangururan terdiri dari :
Rumah Sakit Umum Daerah 1 buah, puskesmas non rawat inap 1 buah,
puskesmas keliling 1 buah, puskesmas pembantu 4 buah, Poskesdes 10 buah,
Polindes 19 buah, Balai pengobatan/klinik 1 buah, praktek dokter bersama 1 buah,
praktik dokter perorangan 6 buah, apotek 6 buah,dan toko obat 12 buah. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Pangururan Tahun 2015
6. Balai pengobatan/Klinik 1 buah
7. Praktik dokter bersama 1 buah
8. Praktik dokter perorangan 6 buah
9. Apotek 6 buah
10. Balai Obat 12 buah
11. Puskesmas Keliling 1 buah
(Profil Puskesmas Buhit, 2015)
4.1.3 Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Buhit Kecamatan
Pangururan adalah sebagai berikut : Dokter umum 2 orang, Dokter gigi 1 orang,
Bidan 51 orang, Perawat 18 orang, Perawat Gigi 2 orang , Apoteker 1 orang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 Distribusi Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Buhit Tahun 2015
NO Tenaga Kesehatan Jumlah
1. Dokter Umum 2 orang
4.2 Karakteristik Responden
Pada penelitian ini karakteristik responden yang diamati adalah umur
responden, masa kerja responden, dan tempat tinggal responden. Jumlah dan
persentese responden berdasarkan identitas dapat dilihat pada uraian berikut.
Hasil penelitian menunjukkan responden berumur <26 tahun yaitu
sebanyak 2 orang (5,4%), responden berumur 26-35 tahun yaitu sebanyak 24
orang (64,9%), responden berumur 36-45 tahun yaitu sebanyak 8 orang (21,6%),
dan responden berumur >45 tahun yaitu sebanyak 3 orang (8,1%).
Berdasarkan masa kerja menunjukkan responden dengan masa kerja <5
tahun sebanyak 8 orang (21,6%), responden dengan masa kerja 5-14 tahun
sebanyak 22 orang (59,5%), responden dengan masa kerja 15-25 tahun sebanyak
7 orang (18,9%).
Berdasarkan tempat tinggal menunjukkan responden yang bertempat
tinggal di polindes sebanyak 13 orang (35,1%), responden yang bertempat tinggal
di poskesdes sebanyak 5 orang (13,5%), responden yang bertempat tinggal di
pustu sebanyak 2 orang (5,4%), responden yang bertempat tinggal di rumah
sendiri sebanyak 12 orang (32,4%), reponden yang bertempat tinggal di rumah
kontrakan sebanyak 5 orang (13,5%).
Distribusi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.4 pada halaman
Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden dalam pelayanan KIA
No Karakteristik Jumlah Persentase
1.
perbandingan jumlah bidan tidak sesuai dengan jumlah kunjungan pasien, 28
(75,7%) responden menjawab terdapat tugas lain selain tugas pokok bidan sebagai
petugas KIA, 10 (27,0%) responden menjawab tugas tambahan di luar tugas
semua pelayanan KIA tanpa bantuan orang lain, 4 responden (10,8%) menjawab
jenuh menunggu proses persalinan karena menyita waktu yang lama.
Distribusi beban kerja pada bidan desa dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Distribusi Beban Kerja Bidan Desa dalam pelayanan KIA
Beban kerja bidan desa dalam melaksanakan program KIA di wilayah
kerja puskesmas Buhit dikategorikan berdasarkan beban kerja sesuai dan beban
kerja tidak sesuai. Beban kerja bidan desa di wilayah kerja Puskesmas dalam
pelayanan KIA beban kerja tidak sesuai 15 (40,5%) dan beban kerja sesuai 22
(59,5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
NO Pertanyaan Ya Tidak Jumlah
n % N % N %
1. A. Beban Kerja Kuantitatif
Perbandingan jumlah bidan dengan jumlah kunjungan pasien masih sesuai
26 70.3 11 29,7 37 100
2. Terdapat tugas lain selain tugas pokok
saya sebagai petugas KIA
28 75,7 9 24,3 37 100
3. Tugas tambahan di luar tugas pokok
masih sesuai
27 73,0 10 27,0 37 100
4. Saya mampu melakukan semua
pelayanan KIA tanpa bantuan orang lain
22 59,5 15 40,5 37 100
B. Beban Kerja Kualitatif
5. Saya jenuh menunggu proses
persalinan karena menyita waktu yang lama
Tabel 4.6 Distribusi Beban Kerja Berdasarkan kategori Beban Kerja Bidan Desa dalam Pelayanan KIA
Beban Kerja Jumlah Persentase
Tidak sesuai 15 40,5
Sesuai 22 59,5
Jumlah 37 100
4.3.2 Komitmen Kerja
Komitmen kerja bidan desa dalam melakukan program-program KIA
yang terdapat di puskesmas Buhit adalah 1 (2,7%) responden menjawab kurang
setuju melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai dengan peran yang telah
ditetapkan, 31 (83,8%) responden menjawab setuju melaksanakan pelayanan
kebidanan sesuai dengan peran yang telah ditetapkan, 5 (13,5%) responden
menjawab sangat setuju melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai dengan peran
yang telah ditetapkan. 1 (2,7%) responden menjawab kurang setuju melaksanakan
pelayanan kebidanan sesuai dengan janji pada saat disahkan menjadi tenaga
bidan, 31 (83,8%) responden menjawab setuju melaksanakan pelayanan
kebidanan sesuai dengan janji pada saat disahkan menjadi tenaga bidan, 5 (13,5%)
responden menjawab sangat setuju melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai
dengan janji pada saat disahkan menjadi tenaga bidan.
Terdapat 11 (29,7) responden menjawab tidak setuju tinggal di desa untuk
melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan posisi tenaga bidan, 2 (5,4%)
responden menjawab kurang setuju tinggal di desa untuk melaksanakan tanggung
jawab sesuai dengan posisi tenaga bidan, 20 (54,1) responden menjawab setuju
bidan, 4 (10,8%) responden menjawab sangat setuju tinggal di desa untuk
melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan posisi tenaga bidan.
Terdapat 1 (2,7%) responden menjawab tidak setuju bekerja dengan baik
sesuai dengan tugas dan fungsi bidan untuk mencapai tujuan program/cakupan
yang ditetapkan, 1 (2,7%) responden menjawab kurang setuju bekerja dengan baik
sesuai dengan tugas dan fungsi bidan untuk mencapai tujuan program/cakupan
yang ditetapkan, 28 (75,7%) responden menjawab setuju bekerja dengan baik
sesuai dengan tugas dan fungsi bidan untuk mencapai tujuan program/cakupan
yang ditetapkan, 7 (18,9%) responden menjawab sangat setuju bekerja dengan
baik sesuai dengan tugas dan fungsi bidan untuk mencapai tujuan
program/cakupan yang ditetapkan.
Terdapat 1 (2,7%) responden menjawab tidak setuju memberikan
pelayanan kebidanan kepada setiap orang yang membutuhkan pertolongan
kebidanan dan persalinan, 23 (62,2%) responden menjawab setuju memberikan
pelayanan kebidanan kepada setiap orang yang membutuhkan pertolongan
kebidanan dan persalinan, 13 (35,1%) responden menjawab sangat setuju
memberikan pelayanan kebidanan kepada setiap orang yang membutuhkan
pertolongan kebidanan dan persalinan.
Distribusi Komitmen kerja pada bidan desa dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah
Tabel 4.7 Distribusi Komitmen Kerja Bidan Desa dalam pelayanan KIA
Komitmen kerja bidan desa dalam melaksanakan program KIA di wilayah
kerja Puskesmas Buhit dikategorikan berdasarkan komitmen kurang dan
komitmen baik. Komitmen kerja bidan desa dalam pelayanan KIA di wilayah
kerja puskesmas Buhit berdasarkan kategori komitmen kerja kurang 12 (32,4%)
dan komitmen baik 25 (67,6%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8.
NO Pertanyaan TS KS S SS
n % n % n % N %
1. Saya melaksanakan pelayanan
kebidanan sesuai dengan peran yang telah ditetapkan
- - 1 2,7 31 83,8 5 13,5
2. Saya melaksanakan pelayanan
kebidanan sesuai dengan janji pada saat disahkan sebagai tenaga bidan
- - 1 2,7 31 83,8 5 13,5
3. Saya bersedia tinggal di desa
untuk melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan posisi tenaga bidan
11 29,7 2 5,4 20 54,1 4 10,8
4. Saya bekerja dengan baik
sesuai tugas dan fungsi bidan untuk mencapai tujuan program/cakupan yang ditetapkan
1 2,7 1 2,7 28 75,7 7 18,9
5. Saya memberikan pelayanan
kebidanan kepada setiap orang yang membutuhkan
pertolongan kebidanan dan persalinan
Tabel 4.8 Distribusi Komitmen Kerja Berdasarkan kategori Komitmen Kerja Bidan Desa dalam Pelayanan KIA
Komitmen Kerja Jumlah Persentase
Kurang 12 32,4
Baik 25 67,6
Jumlah 37 100
4.3.3 Kinerja
Kinerja bidan desa dalam melakukan program-program KIA yang
terdapat di wilayah kerja puskesmas untuk kinerja pelayanan antenatal care 37
(100%) menjawab melakukan timbang berat badan dan ukur tinggi badan, 1
(2,7%) menjawab tidak melakukan ukur tekanan darah, 3 (8,1%) menjawab tidak
melakukan pemeriksaan lingkar lengan atas (LILA), 12 (32,4%) menjawab tidak
melakukan ukur tinggi fundus uteri, 37 (100%) menjawab melakukan presentasi
janin dan denyut jantung bayi, 4 (10,8%) menjawab tidak melakukan imunisasi
TT, 4 (10,8%) menjawab tidak memberikan tablet besi minimal 90 tablet selama
kehamilan, 27 (73,0%) menjawab tidak melakukan tes laboratorium, 20 (54,1%)
menjawab tidak melakukan tatalaksana kasus, 1 (2,7%) menjawab tidak
melakukan konseling.
Kinerja bidan desa dalam melakukan pelayanan kesehatan ibu nifas 10
(27,0%) menjawab tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi
dan suhu, 4 (10,8%) menjawab tidak melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri,
6 (16,2) menjawab tidak melakukan pemeriksaan payudara dan anjuran ASI
IU sebanyak 2 kali, 17 (45,9) menjawab tidak memberikan pelayanan KB pasca
salin.
Kinerja bidan desa dalam melakukan pelayanan deteksi dini faktor risiko
dan komplikasi kebidanan 8 (21,6 %) menjawab tidak merujuk ibu hamil apabila
partus lama (kala pertama atau persalinan aktif berlangsung dari 12 jam), 27
(73,0%) menjawab tidak memberikan cairan glukosa 5% sebanyak 30 tetes tiap
menit apabila ibu inertia uteri (kegagalan dalam dilatasi cervix).
Kinerja bidan desa dalam melakukan pelayanan KB 9 (24,3%) menjawab
tidak melakukan konseling KB untuk pasangan usia subur (PUS), 7 (18,9%)
menjawab tidak memberikan penjelasan tentang jenis-jenis KB dan efek
sampingnya, 7 (18,9%) menjawab tidak memberikan kesempatan kepada calon
akseptor untuk memilih KB yang diinginkan, 8 (21,6%) menjawab tidak
memberikan pelayanan KB sesuai jenis kontrasepsi yang diinginkan akseptor KB.
Kinerja bidan desa dalam melakukan pelayanan kesehatan bayi 10 (27,0%)
menjawab tidak memberikan imunisasi dasar lengkap, 8 (21,6%) menjawab tidak
melakukan stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi, 6 (16,2%)
menjawab tidak memberikan vitamin A 100.000 IU (6-11 bulan ), 11 (29,7%)
menjawab tidak melakukan konseling ASI ekslusif, 7 (18.9%) menjawab tidak
melakukan penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
Kinerja bidan desa dalam melakukan pelayanan anak balita 8 (21,6%)
menjawab tidak melakukan pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali
setahun yang tercatat dalam buku KIA/KMS, 7 (18,9%) menjawab tidak
(21,6%) menjawab tidak memeriksa kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh
setiap anak Balita, 14 (37,8%) menjawab tidak melakukan pelayanan anak Balita
sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan manajemen terpadu balita
sakit (MTBS). Distribusi Kinerja pada bidan desa dapat dilihat pada Tabel 4.9 di
bawah ini.
Tabel 4.9 Distribusi kinerja Bidan Desa di Wilayah Puskesmas
NO Pertanyaan Ya Tidak Jumlah
n % n % N %
A. Antenatal Care
1. Apakah ibu melakukan timbang
berat badan dan ukur tinggi badan
37 100 - - 37 100
2. Apakah ibu melakukan ukur
tekanan darah
36 97,3 1 2,7 37 100
3. Apakah ibu melakukan
pemeriksaan LILA (Lingkar Lengan Atas)
34 91,9 3 8,1 37 100
4. Apakah ibu melakukan ukur
tinggi fundus uteri
25 67,6 12 32,4 37 100
5. Apakah ibu melakukan presentasi
janin dan denyut jantung bayi
37 100 - - 37 100
6. Apakah ibu melakukan imunisasi
TT
33 89,2 4 10,8 37 100
7. Apakah ibu memberikan tablet
besi minimal 90 tablet selama kehamilan
33 89,2 4 10,8 37 100
8. Apakah ibu melakukukan tes
laboratorium
10 27,0 27 73,0 37 100
9. Apakah ibu melakukan tata
laksana kasus
B. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
11. Apakah ibu melakukan
pemeriksaan tekanan darah, nadi,respirasi dan suhu
27 73,0 10 27,0 37 100
12. Apakah ibu melakukan
pemeriksaan tinggi fundus uteri
33 89,2 4 10,8 37 100
13. Apakah ibu melakukan
pemeriksaan payudara dan anjuran ASI selama 6 bulan
31 83,8 6 16,2 37 100
14. Apakah ibu memberikan kapsul
vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali
28 75,7 9 24,3 37 100
15. Saya memberikan pelayanan KB
pasca salin
20 54,1 17 45,9 37 100
C. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi
kebidanan
16. Apakah ibu merujuk ibu hamil
apabila partus lama (kala pertama atau persalinan aktif berlangsung lebih dari 12 jam)
29 78.4 8 21,6 37 100
17. Apakah ibu memberikan cairan
glukosa 5% sebanyak 30 tetes tiap menit apabila ibu inertia uteri (kegagalan dalam dilatasi cervix)
10 27,0 27 73,0 37 100
D. Pelayanan KB
18. Apakah ibu melakukan
konseling KB untuk PUS
28 75,7 9 24,3 37 100
19. Apakah ibu memberikan
penjelasan tentang jenis – jenis KB dan efek sampingnya
20. Apakah ibu memberikan kesempatan kepada calon akseptor untuk memilih KB yang diinginkannya
30 81,1 7 18,9 37 100
21. Apakah ibu memberikan
pelayanan KB sesuai jenis
22. Apakah ibu memberikan
imunisasi dasar lengkap
27 73,0 10 27,0 37 100
23. Apakah ibu melakukan stimulasi
deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi
29 78,4 8 21,6 37 100
24. Apakah ibu memberikan vitamin
A 100.000 IU (6-11 bulan)
31 83,8 6 16,2 37 100
25. Apakah ibu melakukan
konseling ASI ekslusif
26 70,3 11 29,7 37 100
26. Apakah ibu melakukan
penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
30 81,1 7 18,9 37 100
F. Pelayanan Kesehatan
Anak Balita
27. Apakah ibu melakukan
pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku KIA/KMS
29 78,4 8 21,6 37 100
28. Apakah ibu melakukan
pemberian vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) 2 kali dalam setahun
30 81,1 7 18,9 37 100
29. Apakah ibu memeriksa
kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap Ibu anak
30. Apakah ibu melakukan
puskesmas Buhit dikategorikan berdasarkan kinerja kurang dan kinerja baik.
Kinerja bidan desa dalam pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas Buhit
berdasarkan kategori kinerja kurang 12 (32,4%) dan kinerja baik 25 (67,6%).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.
Tabel 4.10 Distribusi Kinerja Berdasarkan Kategori Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KIA di Wilayah Kerja Puskesmas
Kinerja Jumlah Persentase
Kurang 12 32,4
Baik 25 67,6
Total 37 100
4.4 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan beban kerja
dan komitmen kerja terhadap kinerja bidan desa dalam melaksanakan pelayanan
KIA di wilayah kerja Puskesmas.
4.4.1 Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Bidan Desa
Hasil analisis hubungan antara beban kerja dengan kinerja bidan desa
dalam melaksanakan pelayanan KIA diperoleh data bahwa dari 15 responden
yang mempunyai beban kerja tidak sesuai terdapat 13 (86,7%) berkinerja baik dan
2 (13,3%) berkinerja kurang. Dari 22 responden yang mempunyai beban kerja
Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa diperoleh nilai p = 0,040 < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan beban kerja dengan kinerja bidan
desa dalam melaksanakan pelayanan KIA, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 4.11 dibawah ini:
Tabel 4.11 Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KIA di Wilayah kerja Puskesmas
NO Variabel Kinerja P
Value Baik Kurang Total
n % n % N %
Beban Kerja 0,040
Tidak sesuai 13 86,7 2 13,3 15 100
Sesuai 12 54,5 10 45,5 22 100
4.4.2 Hubungan Komitmen Kerja dengan Kinerja Petugas KIA
Hasil analisis hubungan antara komitmen kerja dengan kinerja bidan desa
dalam melaksanakan pelayanan KIA diperoleh data bahwa dari 12 responden
yang mempunyai komitmen kerja kurang terdapat 11 (91,7%) berkinerja baik dan
1 (8,3%) berkinerja kurang. Dari 25 responden yang mempunyai komitmen kerja
baik terdapat 14 (56,0%) berkinerja baik dan 11 (44,0%) berkinerja kurang. Hasil
uji statistik chi square menunjukkan bahwa diperoleh nilai p = 0,030 < 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan komitmen kerja dengan kinerja bidan
desa dalam melaksanakan pelayanan KIA, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.12 Hubungan Komitmen Kerja dengan Kinerja Bidan Desa dalam Melakukan Pelayanan KIA
NO Variabel
Kinerja P
Value
Baik Kurang Total
n % n % N %
Komitmen Kerja 0,030
Kurang 11 91,7 1 8,3 12 100
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas Buhit
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (Mankunegara, 2009). Karakteristik bidan desa
yang mampu mendukung pelaksanaan tugasnya diharapkan dapat mencapai target
yang telah diharapkan. Karakteristik bidan desa yang berkaitan dengan pelaksaan
tugas bidan desa dalam pelayanan KIA seperti umur, masa kerja, dan tempat
tinggal bidan desa.
Usia bidan desa paling banyak pada kategori umur 26-35 tahun
(64,9%). Hal ini menunjukkan gambaran bidan desa di wilayah kerja Puskesmas
Buhit termasuk dalam angkatan kerja yang cukup produktif dan relatif masih
dapat dikembangkan untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih optimal. Menurut
Budioro (2002) Usia perlu mendapat perhatian karena akan mempengaruhi
kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab seseorang. Karyawan
muda umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, kreatif, tetapi cepat
bosan, kurang bertanggung jawab, cenderung absensi. Karyawan lebih tua kondisi
fisiknya kurang, tetapi bekerja ulet dan bertanggung jawab, absensinya rendah.
Bidan desa dengan masa kerja yang lebih lama 5-14 tahun (59,5%) dan
terkait dengan berbagai macam tugas dan kegiatan yang dihadapi serta faktor
penghambat yang ada. Dengan kondisi demikian, bidan desa yang banyak
melakukan tugas dan kegiatan serta masa kerja yang cukup lama tentunya mampu
memahami dan melaksanakan perannya sebagai bidan desa.
Setiap bidan desa diharapkan berada dan tinggal bersama-sama dengan
masyarakat pada tempat tinggal yang telah disediakan. Bidan desa yang menetap
tinggal di polindes (35,1%), poskesdes (13,5%) dan pustu (5,4%). Apabila
seorang bidan di desa tidak berada di tempat, sangat sulit untuk diharapkan
mampu membantu masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Namun oleh karena
ditemukannya kekurangan dan ketidaklengkapan fasilitas, sarana dan prasarana
yang dibutuhkan bidan di desa untuk tinggal di polindes, poskesdes yang
disediakan sedikit banyaknya menyebabkan bidan desa kurang bersedia untuk
tinggal di tempat yang telah disediakan sehingga mempengaruhi pelayanan
kesehatan yang diterima oleh masyarakat desa.
Pengukuran kinerja dengan menggunakan metode wawancara dengan
kuesioner dan observasi langsung terhadap pelaksanaan program-program KIA di
tempat pelayanan kesehatan bidan desa seperti puskesmas pembantu, poskesdes,
dan polindes. Berdasarkan pengukuran kinerja terdapat 12 (32,4%) responden
dengan kinerja kurang dan 25 (67,6%) responden dengan kinerja baik. Berikut ini
penjelasan hasil observasi yang dilakukan dalam kegiatan pokok pelayanan KIA
1. Pelayanan Antenatal Care
Secara operasional pelayanan antenatal disebut lengkap apabila
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan memenuhi standar yang terdapat di kegiatan
pokok. Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan,
dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali
pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga. Standar waktu
pelayanan itu dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa
deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi (Kemenkes
2010).
Pada pelayanan antenatal terdiri dari 10 kegiatan, berikut ini penjelasan
dari kegiatan-kegiatan yang terdapat di pelayanan antenatal yaitu, terdapat 37
(100%) responden menyatakan bahwa melakukan timbang berat badan dan ukur
tinggi badan karena kegiatan ini yang paling mudah untuk dilakukan sendiri,
kadang-kadang pasien melakukan timbang berat badan tanpa didampingi oleh
bidan. Melakukan penimbangan ibu hamil berfungsi untuk mengetahui kesehatan
ibu dan pertumbuhan bayinya. Terdapat 36 (97,3%) responden yang menyatakan
melakukan pengukuran tekanan darah pasien, responden yang tidak melakukan
pengukuran tekanan darah karena responden menganggap bahwa pengukuran
tekanan darah tidak perlu dilakukan jika tidak ada keluhan dari pasien.
Terdapat 34 (91.9%) responden yang menyatakan bahwa melakukan
pengukuran lingkar lengan atas, responden yang tidak melakukan pengukuran
lengan atas dapat menggambarkan status gizi ibu hamil. Terdapat 25 (67,6%)
responden yang menyatakan bahwa melakukan pengukuran tinggi fundus uteri,
responden yang tidak melakukan pengukuran tinggi fundus uteri karena
responden menganggap bahwa usia kehamilan dapat ditanyakan langsung oleh
pasien ataupun diperkiran dari bentuk perut pasien.
Terdapat 37 (100%) responden yang menyatakan bahwa selalu
mengukur presentasi janin dan denyut jantung janin. Terdapat 33 (89,2%)
responden yang menyatakan bahwa melakukan imunisasi TT, responden yang
tidak melakukan imunisasi TT karena responden menganggap tidak ada yang
perlu dikhawatirkan dari pasiennya, imunisasi TT sangat penting untuk
menghindari bayi yang baru lahir dari tetanus dan juga melindungi ibu terhadap
kemungkinan tetanus apabila terjadi luka.
Terdapat 17 (45,9%) responden yang menyatakan bahwa memberikan
tablet besi minimal 90 kali selama kehamilan, responden yang tidak memberikan
tablet besi minimal 90 kali selama kehamilan karena tidak ada resiko anemia dari
pasien. Terdapat 10 (27,0%) responden yang menyatakan bahwa melakukan tes
labolatorium dengan merujuk pasien ke puskesmas induk, responden yang tidak
melakukan tes labolatorium karena tes labolatorium hanya dilakukan jika ada
resiko komplikasi ataupun resiko bahaya. Terdapat 17 (45,9%) responden yang
menyatakan bahwa melakukan tata laksana kasus, responden yang tidak
melakukan tata laksana kasus karena responden merasa hal tersebut tidak harus
konseling kepada pasiennya, responden yang tidak melakukan konseling karena
tidak adanya permintaan dari pasien.
2. Pelayanan Ibu Nifas
Pelayanan Ibu Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca salin oleh tenaga kesehatan. Kunjungan nifas
minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu kunjungan nifas pertama pada
masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan, kunjungan nifas kedua dalam
waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan dan kunjungan nifas
ketiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan
(Kemenkes 2010).
Pada pelayanan nifas terdapat 5 kegiatan, berikut ini penjelasan dari
kegiatan-kegiatan yang terdapat di pelayanan nifas yaitu, terdapat 27 (73,0%)
responden yang menyatakan melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi,
respirasi dan suhu, responden yang tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah,
nadi, respirasi dan suhu karena responden menganggap bahwa hal tersebut tidak
penting dilakukan dan juga karena tidak tersedianya alat. Terdapat 33 (89,2%)
responden yang menyatakan melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri,
responden yang tidak melakukan melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri
karena proses persalinan berjalan tanpa adanya masalah.
Terdapat 31 (83,8%) responden yang menyatakan bahwa responden
melakukan pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif, responden yang
sudah mengetahui ASI ekslusif. Terdapat 28 (75,7%) responden yang menyatakan
memberikan kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali, responden yang tidak
memberikan kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali karena menganggap
hal tersebut tidak diperlukan, tetapi ada responden kadang memberikan kapsul
Vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali karena hal tersebut memang dibutuhkan
oleh pasien. Dan terdapat 20 (54,1%) responden yang menyatakan bahwa
melakukan pelayanan KB pasca salin, responden yang tidak melakukan pelayanan
KB pasca salin karena tidak ada permintaan dari pasien.
3. Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan
Kegiatan pokok ketiga yaitu deteksi dini faktor resiko dan komplikasi
kebidanan, yang terdapat 2 kegiatan, berikut ini penjelasan dari kegiatan yang
terdapat di deteksi dini faktor resiko dan komplikasi kebidanan yaitu terdapat 29
(78,4%) responden yang menyatakan bahwa melakukan rujukan ibu hamil apabila
partus lama (kala pertama atau persalinan aktif berlangsung lebih dari 12 jam).
responden yang tidak melakukan rujukan karena tidak ada faktor resiko dan
komplikasi kebidanan dari pasien yang pernah ditangani.
Terdapat 10 (27,0%) responden yang menyatakan memberikan cairan
glukosa 5% sebanyak 30 tetes setiap menit apabila ibu inertia uteri, responden
yang tidak melakukan pemberian cairan glukosa 5% karena pasien yang ditangani
sehat-sehat saja. Deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang
adanya faktor risiko dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini
mungkin merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan
mendapat penanganan yang adekuat di fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes
2010).
4. Pelayanan KB
Pada pelayanan KB berkualitas terdapat 4 kegiatan, berikut ini penjelasan
dari kegiatan yang terdapat di pelayanan KB berkualitas yaitu, terdapat 28
(75,7%) responden yang menyatakan selalu melakukan konseling terhadap ibu
hamil mengenai KB pasca salin, responden yang tidak melakukan konseling
terhadap ibu hamil mengenai KB pasca salin karena tidak ada permintaan dari
pasien. Terdapat 30 (81,1%) responden yang memberikan penjelasan tentang
jenis-jenis KB dan efek sampingnya, responden yang tidak melakukan pemberian
penjelasan tentang jenis-jenis KB dan efek sampingnya karena menganggap hal
tersebut tidak perlu dilakukan dan menunggu pasien bertanya untuk penjelasan
jenis-jenis KB.
Terdapat 30 (81,1%) responden yang menyatakan memberikan
kesempatan kepada calon akseptor untuk memilih KB yang diinginkannya,
responden yang tidak memberikan kesempatan kepada calon akseptor untuk
memilih KB yang diinginkan karena belum lengkap semua jenis-jenis KB yang
ada sehinnga percuma untuk menanyakannya. Terdapat 29 (78,4%) responden
menyatakan memberikan pelayanan KB sesuai jenis kontrasepsi yang diinginkan
akseptor KB. responden yang tidak memberikan pelayanan KB sesuai jenis
kontrasepsi yang diinginkan akseptor KB karena belum lengkap semua jenis-jenis
5. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pada pelayanan kesehatan bayi terdapat 5 kegiatan, berikut ini penjelasan
dari kegiatan-kegiatan yang terdapat di pelayanan kesehatan bayi yaitu, terdapat
27 (73,0%) responden yang menyatakan melakukan imunisasi dasar lengkap,
responden yang menyatakan tidak melakukan imunisasi dasar lengkap karena
pasien melakukan imunisasi di posyandu yang terdapat di desa lain. Terdapat 29
(78,4%) responden yang menyatakan melakukan stimulasi deteksi intervensi dini
tumbuh kembang bayi, responden yang tidak melakukan stimulasi deteksi dini
tumbuh kembang bayi karena Ibu bayi tidak membawa bayinya mengunjungi
posyandu.
Terdapat 31 (83,8%) responden yang menyatakan memberikan Vitamin A
100.000 IU, responden yang tidak memberikan Vitamin A 100.000 IU karena
responden menganggap bahwa pasien tidak membutuhkan hal tersebut. Terdapat
26 (70,3%) responden yang menyatakan selalu melakukan konseling ASI
eksklusif, responden yang tidak melakukan konseling ASI eksklusif karena
responden memberikan susu formula. Dan terdapat 30 (81,1%) responden yang
menyatakan melakukan penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan, responden
yang tidak melakukan penanganan dan rujukan kasus karena menganggap hal
tersebut tidak diperlukan.
Hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan yang terdapat pada pelayanan
kesehatan bayi, dimana pelayanan kesehatan bayi diberikan oleh tenaga kesehatan
sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.
dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat
mendapatkan pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi serta peningkatan kualitas hidup
bayi dengan stimulasi tumbuh kembang (Kemenkes 2010).
6. Pelayanan Kesehatan Balita
Pada pelayanan kesehatan anak balita terdapat 4 kegiatan, berikut ini
penjelasan dari kegiatan-kegiatan yang terdapat di pelayanan kesehatan anak
balita yaitu, terdapat 29 (278,4%) responden yang menyatakan melakukan
pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam
buku KIA/KMS, responden yang tidak melakukan pelayanan pemantauan
pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku KIA/KMS karena
Ibu yang memiliki balita sudah jarang untuk mau berkunjung ke posyandu.
Terdapat 30 (81,1%) responden yang menyatakan melakukan pemberian vitamin
A dosis tinggi (200.000) IU 2 kali setahun, responden yang tidak memberikan
vitamin A dosis tinggi (200.000) IU 2 kali setahun karena menganggap hal tersbut
tidak perlu dilakukan. Terdapat 29 (78,4%) responden yang menyatakan
melakukan pemeriksaan kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap Ibu
anak balita, responden yang tidak memeriksa kepemilikan dan pemanfaatan buku
KIA oleh setiap anak balita karena Ibu yang memiliki balita sudah jarang datang
berkunjung ke posyandu.
Dan terdapat 23 (62,2%) responden yang menyatakan bahwa selalu
sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS karena responden merasa
terlalu lama dengan metode MTBS. Penjelasan diatas tidak sesuai dengan tujuan
dari pelayanan kesehatan anak balita dimana lima tahun pertama masa kehidupan,
pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa
keemasan dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara
serta pertumbuhan mental intelektual. Upaya deteksi dini pada anak balita sangat
penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin atau mencegah gangguan ke arah
yang lebih berat (Kemenkes 2010).
5.2 Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Bidan desa
Beban kerja adalah konsep penggunaan energi pokok dan energi cadangan yang
tersedia, suatu tugas dipandang berat apabila energi pokok telah habis terpakai
dan masih harus menggunakan energi cadangan untuk menyelesaikan tugas lain.
Semakin banyak tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang semakin berat beban
kerja yang disandangnya dan semakin tidak optimal hasil yang didapatkan
(Gibson dkk 1996).
Secara statistik terdapat hubungan antara beban kerja dengan kinerja bidan desa
dalam pelayanan KIA, dimana dari hasil uji chi square diperoleh nilai yang
signifikan yaitu 0,040, yang menunjukkan bahwa kinerja bidan desa dalam
pelayanan KIA di wilayah puskesmas akan semakin kurang baik apabila beban
kerjanya juga semakin tinggi, sebaliknya kinerja bidan desa dalam pelayanan KIA
di wilayah puskesmas akan semakin baik apabila beban kerjanya juga semakin
Pengukuran beban kerja dilakukan kepada bidan desa yang melaksanakan
pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas Buhit. Berdasarkan pengukuran beban
kerja terdapat 22 (59,5%) responden memiliki beban kerja sesuai dan 15 (40,5%)
responden memiliki beban kerja tidak sesuai.
Dari 22 responden yang mempunyai beban kerja sesuai dapat dilihat dari jawaban
responden yang menyatakan perbandingan jumlah bidan dengan kunjungan pasien
masih sesuai, tidak terdapat tugas lain selain tugas pokok dan kalaupun ada tugas
tambahan di luar tugas pokok masih sesuai, mampu melakukan semua pelayanan
KIA tanpa bantuan orang lain serta tidak jenuh menunggu proses persalinan yang
lama.
Dari 15 responden yang mempunyai beban kerja tidak sesuai dapat dilihat
dari jawaban responden yang menyatakan perbandingan jumlah bidan dengan
jumlah kunjungan pasien tidak sesuai dan terdapat tugas lain selain tugas pokok.
Sesuai dengan tugas pokok Bidan desa dalam panduan bidan di tingkat desa
menurut Depkes (1989) yaitu melakukan tugas pokok dan fungsi puskesmas di
desa yang menjadi wilayah kerjanya, serta menggerakkan dan membina
masyarakat desa agar tumbuh kesadarannya untuk dapat berperilaku hidup dan
sehat. Namun dalam implementasinya rata-rata untuk jumlah kunjungan pasien
dan tugas yang ada masih sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa bidan desa yang
ada di lapangan belum sepenuhnya memahami tugas-tugasnya sebagai tenaga
kesehatan yang ditempatkan di desa.
sederhana, dimana banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa bosan dan
rasa monoton. Oleh karena itu kegiatan yang sama dilakukan setiap hari dapat
menimbulkan kebosanan bagi bidan desa yang akan memengaruhi hasil kerjanya.
Tidak mampu melakukan semua pelayanan KIA tanpa bantuan orang lain karena
setiap bidan memiliki pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang
berbeda-beda sehingga ketika satu bidan tidak mampu melakukan pertolongan persalinan
seorang diri biasanya dibantu bidan dari desa yang lain sehingga mereka
bersama-sama melakukan tugasnya. Dan jenuh menunggu proses persalinan karena
menyita waktu yang lama, ada kalanya proses persalinan berjalan lama oleh
karena beberapa faktor seperti rasa mulas ibu yang tidak kuat untuk mendorong
bayi untuk dilahirkan, janin yang terlalu besar, dan posisi janin yang tidak tepat
sementara ibu hamil menginginkan persalinan normal.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Julita (2014) tentang
pengaruh beban kerja terhadap kinerja petugas KIA puskesmas di kecamatan
Siantar kabupaten Simalungun Hasil uji variat menunjukkan bahwa variabel
beban kerja memiliki hubungan dengan kinerja petugas KIA Puskesmas di
Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun dengan nilai p= 0,044.
5.3 Hubungan Komitmen Kerja dengan Kinerja Bidan desa
Komitmen bidan desa yang terkait dengan aspek peran, posisi, dan
cakupan. Berdasarkan hasil analisis statistik terdapat hubungan antara komitmen
kerja dengan kinerja bidan desa dalam pelayanan KIA, dimana dari hasil uji chi
square diperoleh nilai signifikan yaitu 0,030 yang menunjukkan bahwa kinerja
apabila komitmen kerjanya kurang, sebaliknya kinerja bidan desa dalam
pelayanan KIA di wilayah puskesmas akan semakin baik apabila komitmen
kerjanya juga baik.
Adanya hubungan komitmen kerja dengan kinerja bidan desa dapat dilihat
dari perbedaan persentase bidan desa yang mampu mencakup target yang telah
ditetapkan. Komitmen kerja bidan desa adalah suatu janji dari seorang bidan desa
atau kebulatan tekad untuk melaksanakan kegiatannya sebagai seorang bidan
sesuai dengan tujuan,kedudukan,dan cakupan yang sudah ditentukan dalam
tugasnya (Depkes, 2007). Berdasarkan pengukuran komitmen kerja terdapat 12
(32,4%) responden memiliki komitmen kerja kurang dan 25 (67,6%) responden
memiliki komitmen baik.
Dari 67,6% responden yang mempunyai komitmen kerja baik dapat
dilihat dari jawaban responden yang menyatakan setuju melaksanakan pelayanan
kebidanan sesuai dengan peran yang telah ditetapkan dan sesuai dengan janji pada
saat disahkan sebagai tenaga bidan, bersedia untuk tinggal di desa setuju bekerja
dengan baik untuk mencapai tujuan cakupan dan memberikan pelayanan
kebidanan kepada setiap orang yang membutuhkan.
Dari 32,4% responden yang mempunyai komitmen kerja kurang dapat
dilihat dari jawaban responden yang menyatakan kurang setuju bersedia tinggal di
desa untuk melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan posisi tenaga bidan
karena sudah memiliki rumah sendiri untuk menetap, kurang nyaman tinggal di
desa oleh Depkes (2007) dengan kebijaksanaan Depkes (1989) yaitu bidan desa
adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal di desa yang telah ditentukan
untuk melayani kesehatan masyarakat di desa.
Secara umum para bidan desa menyadari peran dan janji dalam
melaksanakan pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan, bekerja dengan baik
sesuai tugas dan fungsi kepada setiap orang yang membutuhkan namun dalam
pelaksanaannya kurang memiliki komitmen misalnya dalam menjangkau (follow
up) ibu hamil yang ada di wilayah desanya agar tidak pergi ke tempat pelayanan
kesehatan desa lain untuk melakukan pelayanan antenatal care.
Hal ini sejalan dengan penelitian Yunalis (2009) tentang pengaruh
komitmen dan motivasi kerja terhadap kinerja bidan di desa di kabupaten Aceh
Selatan yang menyatakan bahwa komitmen memiliki hubungan dengan kinerja
bidan desa dengan nilai p=0,005. Komitmen dan motivasi bidan di desa secara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu hubungan beban
kerja dan komitmen kerja dengan kinerja bidan desa dalam pelayanan KIA dapat
disimpulkan bahwa :
1. Ada hubungan antara variabel beban kerja dengan kinerja bidan desa dalam
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah kerja puskesmas Buhit
kabupaten Samosir Tahun 2016.
2. Ada hubungan antara variabel komitmen kerja dengan kinerja bidan desa
dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah kerja puskesmas
Buhit kabupaten Samosir Tahun 2016.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka saran dari penulis
adalah sebagai berikut :
1) Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir hendaknya lebih
memperhatikan kesejahteraan bidan desa dan memberikan kelengkapan alat dan
bahan untuk meningkatkan kinerja bidan desa dalam pelayanannya serta
melaksanakan pelatihan terhadap bidan desa agar menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan pengalaman dalam pelayanan KIA.
desa serta menambah keikutsertaan dan peran aktif bidan desa dalam setiap
program KIA dan kegiatan mini lokakarya.
3) Kepada bidan desa hendaknya melakukan pekerjaan sesuai dengan standar
tugas pokok KIA yang telah ditetapkan dalam PWS-KIA. Lebih memahami dan
melaksanakan tugas bidan di tingkat desa yang telah ditetapkan.
4) Kepada peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
menggunakan variabel lain yang berhubungan dengan kinerja bidan misalnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
2.1.1 Pengertian Kinerja
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mankunegara, 2009). Kinerja
(performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
maupun etika (Prawirosentono, 1999).
2.1.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja
Menurut Mangkunegara (2009) yang mengutip pendapat Keith Davis
(1964) faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan
(ability) dan faktor motivasi (motivation).
1. Faktor kemampuan (ability)
Kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan reality (Knowledge + skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ di
atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya
dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Maka ia akan lebih mudah
2. Faktor motivasi (motivation)
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).
Menurut Gibson dkk (1996) ada tiga kelompok variabel yang
mempengaruhi kinerja dan perilaku, yaitu :
1. Variabel individu
Variabel individu yang meliputi kemampuan dan keterampilan, fisik
maupun mental, latar belakang, pengalaman dan demografi, umur, dan jenis
kelamin, asal-usul.
2. Variabel organisasi
Variabel organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
penghargaan/imbalan, struktur organisasi, pembagian tugas yang jelas, beban
kerja, komitmen organisasi, struktur dan desain pekerjaan.
3. Variabel psikologis
Variabel psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar,
kepuasan kerja, dan motivasi. Persepsi, sikap, kepribadian, dan belajar merupakan
hal yang komplek dan sulit diukur serta kesempatan tentang pengertiannya sukar
dicapai, karena seseorang individu masuk dan bergabung dalam suatu organisasi
kerja pada usia, etnis, budaya, latar belakang dan keterampilan yang
2.1.3 Indikator Kinerja
Menurut Mankunegara (2009), indikator kinerja ada 4 yaitu kualitas,
kuantitas, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab :
1. Kualitas
Kualitas kerja adalah seberapa baik seseorang mengerjakan apa yang
seharusnya dikerjakan.
2. Kuantitas
Kuantitas kerja yaitu seberapa lama seseorang bekerja dalam satu hari.
3. Pelaksanaan tugas
Pelaksanaan tugas yaitu seberapa jauh seseorang mampu melakukan
pekerjaan yang akurat atau tidak ada kesalahan yang dilakukan.
4. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran akan kewajiban untuk
melaksanakan pekerjaan yang diberikan.
2.1.4 Penilaian kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan
manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara
membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian/deskripsi pekerjaan dalam
suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun (Siswanto, 2003).
Menurut Sulistiyani T dan Rosidah (2009), fokus dalam pengukuran
kinerja diantaranya :