• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Indonesia Dalam Oganisasi Konfrensi Islam Terhadap Upaya Kemerdekaan Palestina Dalam Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yodhoyono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Indonesia Dalam Oganisasi Konfrensi Islam Terhadap Upaya Kemerdekaan Palestina Dalam Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yodhoyono"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

Program-Bantuan Capacity Building Dan Bantuan Kemanusiaan

Indonesia senantiasa mendukung upaya membangun Palestina sebagai negara mandiri melalui berbagai program-program tersebut dilaksanakan dalam kerangka bilateral, regional, inter-regional, maupun multilateral. Dalam kerangka bilateral, beberapa bantuan Indonesia untuk Palestina antara lain adalah:

a. Pemerintah Indonesia telah memeberikan bantuan keuangan kepada Palestina melalui Paris Donors Conferences pada tahun 2007 sebesar USD. 1.000.000.

b. Bantuan sebesar Rp 20 Milyar untuk membangun Indonesian Cardiac Center pada Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza. Bantuan tersebut disampaikan oleh Presiden RI pada saat kunjungan Presiden Mahmoud Abbas ke Indonesia tanggal 28-29 Mei 2010 dan disalurkan melalui Islamic Development Bank (IDB).

c. Adapun bantuan finansial lainnya berasal dari sumbagan, yakni mencakup bantuan beberapa lembaga masyarakat non pemerintah sebesar USD. 1000.000.000 pada akhir tahun 2012 yang dikumpulkan oleh beberapa LSM Indonesia dari sumbangan masyarakat dan diserahkan kepada pemimpin Hamas, Ismail Haniya. Terdapat pejabat dan kolega pada saat kunjungan ketua DPR RI kwe Gaza akhir tahun 2012.

(2)

perindustrian, konservasi dan restorasi monumen dan situs, konstruksi, sosial dan tekstil.

Direktoral Kerja Sama Teknik Kementrian Luar Negeri juga mengkoordinasikan dukungan Pemerintah Indonesia untuk Palestina dalam bentyuk capacity building dengan catatan sebagai berikut;

No Kegiatan Tempat/wakt u

Penyelenggara Jumla h pesert a

keterangan

1 international workshop on women

empowerment in economic development: promoting woman productivity 2008

Jakrta 21 april 2008-25 april 2008

-direktorat kerja sama teknik, kemlu -beneficiary organization; jakara SMESCO center -other :mustika ratu

4 Penyelengga ra kegiatan departemen luar negeri dengan kementerian negara pemberdaya an perempuan 2 International

training

program on business incubator to develop small dan medium enterprises for palestine 2008

Jakarta 01 jul 2008- 31 jul 2008

-direktoral kerja sama teknik, kemlu

8

3 TCTP integrated maternal,

Bandung 20 aug 2008- 27 aug 2008

-line ministry; DEPKES -national

(3)

neonatal and child health (MNCH) services with mother and child health (MCH)

handbook in the era of decentralizatio n 2008

coordinating team : KTLN SETNEG

4 International training course in information technology-based for electrical engineering education 2008

Surabaya 13 okt 2008 – 07 agt 2008

1

5 Third country training

program on vocational rehabilitation for person with

disabilities 2008

19 okt 2008

– 29 nov

2008

-implementing agency : DEPSOS - line ministry : KEMSOS RI -national coordinating team : KTLN SETNEG

2

6 International training

workshop on

Jakarta 28 okt 2008 – 31 okt 2008

-direktorat kerja sama teknik, kemlu

(4)

democratizatio n and good governance 2008 7 Diklat

diplomatik- introduction to indonesia 2009

Jakarta, pusdiklat kemlu

Kemlu 1

8 Diklat diplomatik- sesparlu international 2009

3

9 International training

workshop on women

empowerment on information technology 2009

Jakarta 23 mar 2009 – 27 mar 2009

-direktorat kerja sama teknik, kemlu -implementing agency: kementerian pemberdayaan 1 perempuan dan

perlindungan anak

2

10 TCTP on local goverment support and intersectoral collaboration in mother and child health program

Padang 29 jun – 06 jul 2009

-line ministry : DEPKES -national coordinating team : KTLN SETNEG -donor

(5)

through

mother and child

handbook 2009

jepang / JICA 9japan

international coorporation Agency) 11 Diklat

diplomatik-sesparlu internasional 2010 Jakarta, pusdiklat kemlu

Kemlu 2

12 Diklat diplomatik- promotion of indoneaia language for foreign

diplomats 2010

Pusdiklat 27 jun 2010 – 28 agt 2010

Kemlu 2

13 International training

workshop on democratizatio n 2010

Bali 10- 15 okt 2010

-direktoral kerja sama teknik, kemlu

1

14 Diklat diplomatik- sesdilu internasioanl 2011 Jakarta, pusdiklat kemlu

Kemlu 3

15 Diklat diplomatik- sesparlu international Jakarta, pusdiklat kemlu

(6)

2011 16 Diklat

diplomatik- moot court 2011

Jakarta, pusdiklat kemlu

Kemlu 1

17 Diklat diplomatik- protocol training for paletine 2011

Jakarta, pusdiklat kemlu

Kemlu 6

18 Training program on business and tecnology incubator management for palestine 2011

Amman, jordan 18-22 des 2011

-direktoral kerja sama teknik, kemlu -implementing agency : balai inkubator teknologi, badan pengkajian dan penerapan teknologi: pusat

penelitian dan pengembanga n

kewirausahaan , lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, institut

15 Program ini merupakan salah satu realisasi komitmen presiden RI untuk

memberi bantuan capacity building untuk 1000 orang

(7)

pertanian bogor

-line ministry : kemenKUKM -donor

organization :jepang / JICA 19 Diklat

diplomatik- sesdilu international 2012

Pudiklat Kemlu 2

20 International training

program on ICT support for palestinian SMEs

development 2012

Bandung, jawa barat, indonesia 18-27 sep 2012

-direktoral kerja sama teknik, kemlu -implementing agency : LPIK ITB

6 Program ini merupakan salah satu realisasi komitmen presiden RI untuk

memberi bantuan capacity building untuk 1000 orang

palestina selama kurun waktu 2008-2013 21 Diklat

diplomatik- sesdilu

(8)

internasional 2013

22 Diklat diplomatik-sesparlu internasional 2013

Pusdiklat Kemlu 1

23 International training

workshop on microfinance for palestine 2013

Amman, jordan dan jakarta indonesia 12 apr 2013 – 19 apr 2013

-direktoral kerja sama teknik, kemlu

-implementatin g agency : BRI

24 Kegiatan ini merupakan bagian pelaksanaan komitmen pemerintah indonesia untuk melatih 1000 orang palestina (2008-2013) dalam kerangka capasity building for palestine di bawah kerangka new asia-africa strategic partnership (NAASP)

(9)

world military parasuting 204 25

Indonesia-africa and middle east technical coorperation program on good

governance 2014

Jakarta dan surabaya 18 mei - 24 mei 2014

-direktoret kerja sama teknik, kemlu -implementing agency : KPK :pusdiklat LAN, pemerintah surabaya -donor organization :USAid 1

26 Parasut observer aseana 2014

Solo 17 sep 2014 – 28 sep 2014

Implementing agency : indonesia military sport community

3

27 Musabaqoh tilawatil quran (MTQ) 2014

Palembang 20 sep 2014

– 29 sep

2014

-line ministry : KEMENAG -others: pemprov sumatera selatan 2

28 Diklat diplomatik- sesparlu internasional 2014

Jakarta 06 okt 2014 – 18 okt 2014

(10)

Tabel 1.2 Program-Bantuan capacity building dan bantuan kemanusiaan Indonesia

Selain bantuan dari pemerintah tak lupa juga masyarakat turut berpartisipasi dalam membantu rakyat Palestina antara lain:

1. Aksi Cepat Tanggap (ACT) : sebagai pioneer dalam menggugah jiwa peduli. Beberapa kali ACT mengirimkan tim ke Palestina dengan fokus memberikan bantuan untuk masyarakat Palestina, terutama wilayah yang terdampak perang seperti jalur gaza

2. Tim relawan bulan sabit merah indonesia (BSMI) : relawan yang berasal dari kemenkes yang bergerak dalam bidang bantuan kesehatan.

3. Daarul quran : yang memberikan banyak bantuan baik itu berupa graha

tahfidz daarul qur‟an indonesia, bantuan emergency banjir gaza, bantuan

(11)

DAFTAR PUST0AKA

Buku :

Basri, Hasnil Siregar.1994. Hukum Organisasi International. Medan : Kelompok Dan Studi Hukum Dan Masyarakat

Danin, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif : Rancangan Metodologi Presentasi Dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa Dan Peneliti

Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan Dan Humaniora. Bandung : Pustaka Setia

Fatkurrohman.2010. Isu dan Realita Konflik Kawasan. Yogyakarta.Gajah Mada Press

Gulo, W. 2008. Metode Penelitian. Jakarta. Grasindo

Hadi, Abdul Adnan. “Perkembangan Hubungan Internasional di Afrika”. 2007.

Penerbit Angkasa

Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global Dalam Teori & Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Leroy, A Barnet. International Organization. New Jersey : Pretince-Hall, Inc. Lesmana,Denny et al., Dukungan indonesia Untuk Palestina (Jakarta : CV.Hilda, 2014)

Lexy, J Moleong. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya.

(12)

Sihbudi, Riza. 2005 „Politik Luar Negeri SBY-Kalla‟, In Usamah Hisyam (Ed), Perubahan Untuk Rakyat: Seputar Korupsi, Gaji PNS, Dan Rakyat Kecil.

Jakarta.Dharmapena Publishing.

______________. 2007. “tengah menyandra timur”. Jakarta.PT.Mizan hal 227 Setianingsih, Sri. 2004. Pengantar Hukum Organisasi International. Jakarta :

Universitas Indonesia, UI Press

______________. 1997. Indonesia Timur Tengah Masalah Dan Prospek. Jakarta. : Gema Insani Press

Sumaryo, Suryokusumo. 1990. Hukum Organisasi Internasional. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia

Yaghi, Ismail. 2001. Terorisme dalam Otak Zionis. Jakarta. Penerbit Buku Islam Rahmatan

Skripsi :

Fuad, Ahmad Fanani, SBY And The Place Of Islam In Indonesian Foreign Policy, Thesis, Discipline Of International Relations School Of International Studies, Flinders University, Adelaide, Australia, 2012

Jurnal :

Ghorbani, Arsalan Sheikhneshin, 2009 , “Iran And The US: Current Situation And Future Prospects”, Journal Of International And Area Studies, Volume 16 Number 1.

(13)

Dokumen :

OIC, Chapter pendirian OKI.

Republik Indonesia, Undangundang Dasar 1945

Majalah :

Budianto,Lilian. „RI Could Become Effective Mideast Peace Broker: Envoy‟, The Jakarta Post, 7 July 2008

Hotland,Tony. „Islam Takes Lead In RI‟s Post-9/11 Foreign Policy‟, The Jakarta Post, 9 November 2008

Y, Hajriyanto Thohari, „Indonesia, Arab, Dan Dunia Islam, Kompas, 05 Maret 2006.

Internet :

Kemenlu. www.kemenlu.go.id diakses pada tgl 01 Agustus 2016 pkl 19.18

KSP, 2014. Oki dan Utang Sejarah. Http://Www.Ksp.Go.Id/Id/Oki-Dan-Utang-Sejarah Diakses Pada Tanggal 6 April Pukul 20.00 WIB

Lipi. 2014. Peran Indonesia dalam OKI :// olitik.Lipi.Go.Id/Kolom/Kolom- 1/Politik-Internatinal/443-Revitalisasi-Peran-Indonesia-Di-Organisasi-Konfrensi-Islam-OkiP Diakses Tanggal 2 Mei 2016 Pukul 16.00 Wib

(14)

Marie, Ann Murphy, 2012 „Democratisation And Indonesian Foreign Policy:

Implications For The United States,

Http://Www.Nbr.Org/Publications/Asia_Policy/Preview/AP13_G_Murphy_ Preview.Pdf, Diakses Pada 20 Agustus 2016 Pukul 20.30 WIB

---,2011. “RI Forged A Position Of Moderation After 9/11”.

Http://Www.Thejakartapost.Com/News/2011/09/09/Ri-Forged-A-Position-Moderation-After-911.Html Diakses Pada 20 Agustus 1016 Pukul 22.00 WIB

---, 2015 “State Of The Union Address To The Indonesian

(15)

BAB III

Peran Indonesia Di Dalam Organisasi Konfrensi Islam (OKI) Dalam Upaya Kemerdekaan Palestina Masa Pemerintahan SBY

3.1 Dukungan Indonesia Untuk Palestina

Sejak Republik Indonesia lahir, para pemimpin negeri ini tak pernah luput mengatakan dukungannya kepada Palestina. Selain dukungan politik, dukungan non politik juga terus diberikan. Sejak dulu indonesia sudah menunjukkan kepedulian terhadap Palestina. Pesiden Soekarno pernah menyatakan pada tahun 1962, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah banngsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel. Presiden Soeharto juga terus memberikan dukungan fasilitas kedutaan bagi perwakilan Palestina di Jakarta. Soeharto juga memberikan dukungan pada perjuangan Palestina ketika menjadi tuan rumah KTT Gerakan Non-Blok 1992.

Harapan agar Indonesia selalu berada di barisan terdepan dalam membela Palestina juga datang dari negara-negara Arab. Misalnya ketika Alwi Shihab, selaku Menteri Luar Negeri RI, berkunjung ke Suriah pada 20 januari 2001, Presiden Bashar Assad meminta agar Indonesia dapat berperan lebih aktif dalam proses perdamaian di Timur Tengah. Ketika pemimpin PLO Yasser Arafat berkunjung ke Jakarta, Presiden Abdurrahman Wahid juga menggatakan secara langsung dukungan Indonesia pada kemerdekaan palestina.35

(16)

Pada masa Presiden Megawati, dukungan Indoneisa pada Palestina juga tidak berkurang. Dukungan ini, sebagai misal saja, diungkapkan oleh Menlu Hassan Wirajuda dalam sidang darurat OKI 10 Desember 2001. Ketika itu, Wirajuda menegaskan kembali dukungan Indoesia pada perjuangan kemerdekaan Palestina, baik secara moral maupun secara politis. Dukungan Indonesia pada Palestina tetap diberikan pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada tanggal 16 Nopember 1988 Indonesia secara resmi menyambut baik dan mendukung keputusan Palestinian National Council (PNC) yang memproklamirkan pembentukan Negara Palestina merdeka tanggal 15 November 1988 di Alger, Aljazair.36

3.2 Pembukaan Kedubes Palestina Di Jakarta Dan Perwakilan Indonesia Untuk Palestina

Sebagai tindak lanjut pengakuan Indonesia terhadap proklamasi kemerdekaan Negara Palestina dan dukungan Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina, maka pada tanggal 19 Oktober 1989 di Jakarta telah ditandatangani “Komunike Bersama Pembukaan Hubungan Diplomatik RI -Palestina Tingkat Duta Besar” antara Menlu RI Ali Alatas dan Menlu -Palestina

Farouq Kaddoumi. Pada hari yang sama, Menlu Palestina membuka kedutaan besar Palestina di Jakarta.

Duta Besar Palestina pertama untuk Indonesia telah menyerahkan Surat-surat Kepercayaan kepada Presiden Soeharto pada Tanggal 23 April 1990.

(17)

Sebaliknya, Indonesia menunjuk Duta Besar RI di Tunis untuk diakreditasikan juga bagi Negara Palestina. Sejak tanggal 1 Juni 2004 akreditasi Palestina berada di bawah rangkapan KBRI Yordania.37

3.3 OKI dan Palestina

Seiring berlanjutnya kekejaman Israel atas bumi palestina, OKI sebagai organisasi islam merespon terhadap kekejaman Israel. Hampir dari setiap eskalasi pelanggaran HAM yang dilakukan Israel terhadap palestina, OKI selalu meresponnya yakni dengan mengadakan pertemuan puncak (KTT), hal itu terlihat dari KTT Doha dan Qatar pada 12-13 November 2000 dimana kedua KTT ini dilakukan untuk merespon eskalasi kekejaman Israel yang semula dari adanya provokasi yang dilakuan pemimpin garis keras Israel. Dalam KTT OKI, mereka kembali menegaskan solidaritas terhadap perjuangan bangsa Palestina, antara lain, dalam bentuk pemutusan hubunga baik politik maupun ekonomi denga Israel. Satu per satu Negara-negara Arab yang sudah mejalin hubungan dengan Israel pun mulai melaksanakan hasil KTT Kairo maupun Doha. Mereka diantaranya adalah Tunisia, Maroko dan Qatar. Sementara Mesir dan Yordania karena belum secara resmi memutuskan hubungan diplomatiknya.

Namun, keduanya sudah memanggil pulang para duta besar mereka di Israel, berlanjutnya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Israel terhadap warga sipil Palestina, telah menyebabkan keserempakan lagi dari bebrapa anggota OKI seperti Arab Saudi, Sudan, Suriah untuk memutusan hubungan diplomatik dengan Israel. Sementara Lybia, Yaman dan Irak mengambil jalan berbeda sdari anggota

(18)

yang lain yaitu dengan menyerukan Jihad atas Israel.38 OKI turut memainkan peran yang berarti bagi perdamaian Palestina, selain OKI juga berusaha dengan keras untuk menggalang dukungannya di dunia internasional atas kemerdekaan Palestina. Berbagai langkah telah OKI lakukan untuk merespon segala ketidak adilan yang ditimbulkan oleh Israel terhadap Palestina. Oleh karena itu, selain Palestina, OKI juga menyadari bahwa tidak ada lagi jalan untuk menemukan perdamaian bagi Palestina. Selain Palestina harus menjadi Negara merdeka yang berdaulat.39

Pada Juli 2011, OKI mendesak PBB agar mengakui status kedaulatan Palestina. Lebih lanjut lagi dalam forum internasional. OKI telah memberikan dukungan bagi berdirinya Negara Palestina yang merdeka dan bertdaulat dengan Yerusalem sebagi ibu kotanya. Realisasi dari dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk dukungan diplomatic, yaitu pengakuan terhadap Dewan Nasional Palestina (Palestina Council) untuk memploklamirkan Negara Palestina pada tanggal 15 Novermber 1988. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh OKI adalah kunjungan dan pertemuan bilateral keesejumlah negara-negara dan masyarakat internasional untuk menggalang dukungan atas pengakuan Negara Palestina yang dilakukan pada tahun 2011. Dimana ketika itu, Ihsanogul sebagai sekretaris jendral OKI beserta dengan kepala delegasi anggota OKI seperti Maroko, Siera Leone, Suriname, Somalia dan Krigstan yang melakukan pertemuan bilateral tersebut.

(19)

Dalam sidang ke 38 dewan menteri luar negeri OKI yang berganti nama menjadi Organisasi Kerjasama Islam juga menyepakati dukungan pengakuan Negara Palestina dengan wilayah perbatasan tahun 1967 dan Yerusalem sebagai ibu kota. Dukungan tersebut dibawa dalam sidang majelis umum PBB pada September 2011.

Menurut Ihsanogul sebagai sekretaris jendral OKI menyatakan bahwa terdapat 3 pasal kesepakatan yang menegaskan posisi OKI dalam memberikan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina. Hal ini termasuk juga kecaman terhadap Israel yang terus melakukan kekerasan dan menduduki wilayah Palestina. Selain itu, OKI juga sepakat untuk menekan Israel mengangkat pengepungan yang melumpuhkan Gaza. Resolusi lain yang dibuat adalah untuk mengadakan sidang umum PBB dengan judul “united For Peace” dan juga untuk

mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan sanksi terhadap Israel .40

3.4 Indonesia Dorong Penguatan Peran dan Kelembagaan OKI

Indonesia menegaskan kembali dukungan dan solidaritas terhadap Palestina dan mengupayakan membantu penguatan kapasitas kelembagaan negara Palestina. Hal ini disampaikan oleh Presiden SBY pada Special Session on Settlements in the Occupied Palestinian Territories, dalam KTT ke-12 Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), di Kairo, Mesir (6/2). Presiden SBY menjelaskan tentang program pembangunan berkelanjutan yang dilaksanakan Indonesia untuk 1.000 warga Palestina di berbagai bidang dan pelatihan 842 pejabat Palestina dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

(20)

Terkait itu, Presiden SBY menyerukan negara-negara OKI untuk juga menguatkan dukungan dan diplomasi bagi Palestina dalam perjuangan memperoleh haknya sebagai negara. Penerimaan bersejarah Palestina sebagai negara peninjau di PBB adalah kemenangan diplomasi dan moral sehingga OKI harus membantu menguatkan kapasitas kelembagaan bagi negara Palestina. Sementara dalam Pembukaan KTT, Presiden SBY menyampaikan pandangan tentang penguatan peran dan kelembagaan OKI dalam perdamaian dan kesejahteraan dunia serta mempromosikan demokrasi dan HAM. Pertama, OKI harus menjadi kontributor utama terhadap perdamaian dan keamanan dunia dengan membantu mengatur dan menyelesaikan konflik yang terjadi di kalangan umat, seperti konflik Suriah dan Palestina. OKI harus mempunyai satu pandangan dalam mendorong gencatan senjata untuk mengakhiri pertumpahan darah, mengupayakan bantuan kemanusiaan, serta mengedepankan proses politik.

Kedua, OKI harus menjadi kontributor utama terhadap pembangunan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan untuk berbuat lebih banyak dalam mengatasi kemiskinan global, kerja sama investasi dan perdagangan, ilmu pengetahuan dan tekonologi di antara dunia Muslim. Hal ini terus dilakukan mengingat negara-negara OKI memiliki cadangan dua pertiga migas dunia dengan kombinasi GDP mempresentasikan 8,3 persen ekonomi global.

(21)

mempromosikan toleransi dan dialog antar-keyakinan, serta mengambil peran dalam perancangan agenda pembangunan pasca-201541. (dukjak-humas setneg)

3.5 Pengaruh Islam Di Dalam Kebijakan Luar Negeri SBY

Mengingat keberhasilan Indonesia dalam konsolidasi demokrasi, kepemimpinan SBY memulai era baru kebijakan luar negeri dengan mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia, pelebaran hubungannya dan memproyeksikan aspirasi global. kepercayaan Indonesia dalam urusan internasional didasarkan pada keberhasilannya dalam konsolidasi demokrasi yang mendorong partisipasi Indonesia dalam banyak institusi internasional. hal ini karena profil internasional meningkat di Indonesia adalah konsekuensi dari status sebagai negara demokratis dan sebagai negara Muslim demokratis terbesar. Sebagai konsekuensi dari era demokrasi dan kebangkitan Islam politik, Islam tumbuh menjadi semakin penting dalam kebijakan luar negeri presiden SBY. Tempat Islam dalam kebijakan luar negeri Indonesia adalah fenomena baru yang mirip dengan promosi demokrasi. Pada era sebelumnya, Islam masi termarjinalkan dalam membuat kebijakan luar negeri meskipun perannya dimanfaatkan dalam politik dalam negeri.

Ini mengungkapkan bahwa ada dinamika dan perubahan dalam pembuatan kebijakan luar negeri Indonesia di mana suara Islam dianggap sebagai aset dalam diplomasi Indonesia. fenomena ini menegaskan bahwa Islam masih memainkan peran penting dalam politik Indonesia meskipun orang dari partai-partai Islam menurun secara signifikan.

41 Setneg. 2013.

(22)

Munculnya faktor Islam dalam politik Indonesia dipengaruhi secara signifikan dalam pembuatan kebijakan yang menampung aspirasi Islam. Situasi ini disertai dengan munculnya isu-isu agama dalam politik internasional setelah serangan 9/11 dan deklarasi perang melawan teror.42

Dalam hal ini, Hassan Wirajuda menunjukkan bahwa Indonesia harus memperjelas kebingungan dan kesalahpahaman seputar Islam dan mengirim signal bahwa mayoritas orang Indonesia secara politik moderat. Dia berpendapat bahwa itu adalah pertama kalinya Islam bertunangan dalam kebijakan luar negeri Indonesia.43 SBY juga menyatakan bahwa Indonesia harus memainkan peran yang lebih besar di dunia Muslim dan aktif sebagai pembangun jembatan antara dunia Muslim dan Barat. Selanjutnya SBY menyatakan, Indonesia akan meneruskan perannya dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), mendukung pembebasan Palestina, dan meningkatkan perannya di dunia Islam.44 keberhasilan Indonesia dalam konsolidasi demokrasipada tahun 2004 mengakibatkan posisi Indonesia sebagai negara dunia Muslim terbesar di mana Islam, demokrasi, dan modernitas berjalan beriringan.

Dengan demikian, setelah tahun 2004 identitas Muslim moderat di Indonesia dan demokrasi menjadi total paket dalam diplomasi Indonesia. SBY juga menganggap dirinya sebagai duta Islam moderat tidak lama setelah ia terpilih

42Ann Marie Murphy, 2012 „

Democratisation And Indonesian Foreign Policy: Implications For The United States, Http://Www.Nbr.Org/Publications/Asia_Policy/Preview/AP13_G_Murphy_Preview.Pdf, Diakses Pada 20 Agustus 2016 Pukul 20.30 WIB

43 ---,2011. RI Forged A Position Of Moderation After 9/11”. Http://Www.Thejakartapost.Com/News/2011/09/09/Ri-Forged-A-Position-Moderation-After-911.Html Diakses Pada 20 Agustus 1016 Pukul 22.00 WIB

44 ---, 2015

(23)

sebagai Presiden pada tahun 2004. Ia ingin Indonesia menjadi, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dan model demokrasi Islam moderat, dan untuk memproyeksikan citra Indonesia secara internasional. Kebijakan mempromosikan Islam moderat tampaknya menjadi pilihan strategis bagi Indonesia untuk mendapatkan tempat dalam urusan internasional. upaya Indonesia untuk mempromosikan Islam moderat mendapat dukungan dari banyak negara dan lembaga.

Keterlibatan Muslim dengan para pemimpin agama lain untuk bergabung dalam diplomasi Indonesia menegaskan bahwa SBY dianggap serius menempat Islam di dalam politik. sejak SBY menjadi presiden, dapat dikatakan bahwa Islam memperoleh tempat sebagai faktor penting dari identitas nasional dan internasional. Islam menjadi aset yang sangat berharga dalam melakukan diplomasi Indonesia. Dalam banyak forum global, SBY disebut berulang kali menyebutkan tentang faktor Islam dalam kebijakan luar negeri Indonesia. Misalnya, di Washington DC, SBY menyatakan bahwa "dalam dunia masih dihantui oleh benturan peradaban, Indonesia tetap menjadi contoh sukses di mana demokrasi, Islam dan modernitas berkembang bersama-sama".45

Sebelum itu, pada KTT 11 Organisasi Konferensi Islam (OKI), yang digelar di Dakar, Senegal, pada Maret 2008, SBY juga menyampaikan pandangan bahwa Islam dan demokrasi di Indonesia bisa berjalan beriringan. Pada saat itu, SBY menyatakan bahwa: "Indonesia sekarang telah berubah menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Kami percaya bahwa pengalaman kami telah membuktikan sekali dan untuk semua bahwa Islam dan demokrasi tidak hanya

(24)

kompatibel: mereka dapat berkembang bersama-sama. Di antara pendukung kami terkuat demokrasi adalah partai politik dengan platform Islam yang kuat ".

Dalam nada yang sama, Menteri Luar Negeri Indonesia juga menyampaikan suara Islam moderat sebagai bagian dari kebijakan luar negeri Indonesia. Hassan Wirajuda menyatakan bahwa:"... Pengalaman demokrasi yang juga menunjukkan kemenangan moderat Islam dalam lanskap politik Indonesia. Moderat Islam telah menjadi batu penjuru dalam proses pembangunan bangsa menggabungkan politik modern dan religiusitas. Baik Pemerintah dan umat Islam Indonesia memilikikomitmen untuk mewujudkan Islam sebagai Rahmatan Lil 'alamiin "(rahmat bagi semua orang).46 Kedua pernyataan yang sangat penting untuk memahami bahwa ada perkembangan baru tentang tempat Islam dalam kebijakan luar negeri Indonesia. atribut baru Indonesia sebagai populasi Muslim terbesar di dunia dan bangsa yang moderat merupakan aset strategis untuk meningkatkan diplomasi Indonesia. Dalam konteks ini, Andri Hadi, diplomat senior di Indonesia, menunjukkan bahwa perkembangan Islam Indonesia didasarkan pada pluralisme dan nilai-nilai multikultural. Dengan demikian, sebagian besar umat Islam di Indonesia dapat dikategorikan sebagai moderat dan model jalan tengah religiusitas.

Andri Hadi menambahkan bahwa penggunaan Islam moderat dalam diplomasi Indonesia mendapat tanggapan positif dari banyak bagian masyarakat Indonesia. Sebagian besar pemimpin agama di Indonesia setuju dengan konsep karena semua agama benar-benar memiliki nilai-nilai bersama yang sama seperti toleransi, perdamaian, pluralisme, dll.

(25)

Indonesia mencoba untuk membuktikan kepada dunia bahwa tidak semua Muslim adalah ekstrimis dan Kampanye Islam moderat sangat penting. Sebagaimana Makarim Wibisono berpendapat, Indonesia berpartisipasi dalam forum anti-terorisme, memimpin APEC Counter Terrorism Task Force, dan memainkan peran penting dalam dialog antaragama dalam rangka meningkatkan citra Islam.47

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki perhatian terhadap isu-isu Islam .Pada tahun 2007, Hassan Wirajuda juga disebut Dewan Keamanan PBB untuk menyertakan perwakilan dari dunia Muslim yang Indonesia bisa membantu. Ada profil tinggi kunjungan ke Indonesia dari Presiden AS George W. Bush, Perdana Menteri Inggris Tony Blair, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, dan Presiden Palestinia Mahmoud Abbas, yang mengakui pentingnya Indonesia untuk membantu memecahkan masalah di dunia Muslim.

Menurut Ann Marie Murphy, pengaruh Islam di luar negeri Indonesia dan kebijakan terwujud melalui cara yang ganda. Pertama, tekanan dari kelompok-kelompok Muslim dalam negeri yang mengakibatkan kecaman di Indonesia dari invasi AS di Irak dan Afghanistan. Kedua, keberhasilan Indonesia dalam operasi kontraterorisme setelah serangan teroris di Bali dan Jakarta memberi Indonesia mandat untuk meningkatkan citra internasional. Pengaruh Islam tumbuh dalam kebijakan luar negeri Indonesia dapat dilihat dari upaya untuk memainkan peran yang lebih besar di dunia Muslim. Indonesia mencoba aktif untuk memberikan

(26)

lebih banyak perhatian untuk sejumlah masalah dunia Islam seperti invasi AS ke Irak, konflik Palestina-Israel, Hammas-Fatah, dll.

SBY menerima banyak pemimpin Islam seperti Presiden Pakistan Pervez Musharraf, Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI) Ekmeleddin Ihsanoglu dan secara aktif membahas masalah dunia Islam dan konflik di Timur Tengah dengan mereka. Pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda mengadakan pertemuan dengan pemimpin Hamas Khaled Meshal untuk mengatasi sengketa Fatah-Hamas.48 Anak Agung Banyu Perwita menegaskan bahwa merek di Indonesia Islam akan memiliki dampak kecil pada keberhasilan atau diplomasi nya. Namun, Azyumardi Azra berpendapat bahwa penggunaan Islam dalam kebijakan luar negeri Indonesia sangat efektif dalam profil internasional raising Indonesia ini.

Jadi, dari penjelasan di atas, dapat dinyatakan bahwa Islam memiliki peran yang signifikan di dalam pembuatan kebijakan yang di lakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

3.6 Peran Indonesia di dalam OKI Di Masa Pemerintahan SBY

Pemerintah Indonesia yang memiliki kewenangan berbicara di forum-forum international senantiasa menyuarakan pentingnya memberikan kemerdekaan bagi bangsa Palestina. Perjuangan memerdekakan Palestina tentu bukanlah pekerjaan mudah mengingat kemerdekaan Palestina tidak berhenti pada proklamasi, tetapi juga harus mendapatkan pengakuan dari negara-negara lainnya,

(27)

termasuk para pemegang hak veto di Dewan Keamanan PBB. Akan tetapi, usaha memerdekakan Palestina tidak boleh berhenti. Sulit bukan berarti tidak mungkin. Sejak menyatakan kemerdekaan nya pada 1988 di Aljazair, perkembangan cukup signifikan terkait pengakuan eksistensi Palestina sebagai entitas negara-bangsa baru dapat diperoleh pada tahun 2003 saat Palestina diterima menjadi observer entity PBB. Delapan tahun kemudian, Palestina diterima sebagai anggota penuh UNISCO yang merupakan sebuah langkah besar menuju kemerdekaan Palestina.

Dalam setiap langkahnya, perjuangan Palestina selalu mendapatkan dorongan dari negara-negara sahabatnya, tak terkecuali Indonesia. Negara-negara sahabat ini pula, termasuk Indonesia yang berupaya mengajak negara-negara lainnya untuk mau mendukung perjuangan Palestina, atau setidaknya tidak menentang eksistensi Palestina di Organisasi-Organisasi internasional dengan PBB kelak sebagai puncaknya49.

Perjuangan politik semacam ini mungkin tidak secara langsung manfaatnya dapat dirasakan. Namun tanpa jalur politik, kemerdekaan sesungguhnya (dengan pengakuan seluruh Negara-negara di dunia) sepertinya hampir mustahil di raih. Karena rakyat Palestina tidak semuanya berkesempatan berjuang melalui jalur politik, bahkan ada yang terus berjuang sekedar untuk menghela napas di esok hari, tidak mengherankan bila perlu juga dipikirkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina.

Bantuan-bantuan kemanusiaan ini sama pentingnya dengan perjuangan politik demi mewujudkan cita-cita berdirinya negara Palestina yang diakui seluruh

(28)

penduduk bumi. Dukungan politik untuk memastikan bahwa deklarasi kemerdekaan Palestina 1988 bisa mendapatkan legistimasi internasional, sementara bantuan kemanusiaan untuk memastikan bahwa negara bangsa Palestina betul-betul diihuni oleh SDM-SDM yang kuat, mumpuni, dan berdikari secara fisik maupun psikologi 50

Alasan kuat mengapa bangsa Indonesia mendukung penuh kemerdekaan Palestina dimana tertuang di dalam pembukaan UUD 1945. “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” 51

Konstitusi memberikan mandat kepada bangsa Indonesia untuk melawan kolonialisme dimana pun berada. Karena itu penjajahan Israel atas Palestina juga harus dilawan. Hal itulah yang membuat Indonesia tidak mungkin membuka hubungan diplomatik dengan israel, sampai israel mau melepaskan pendudukannya atas Palestina.

Siapapun yang memimpin indonesia, mandat konstitusi telah memberikan amanah untuk membela perjuangan kemerdekaan palestina. Dengan demikian, dukungan pemerintahan indonesia untuk kemerdekaan palestina tidak bergantung pada siapa presiden RI yang terpilih ; kecuali terdapat perubahan konstitusi. Hingga saat ini, Indonesia dapat disebut sebagai the biggest reservior bagi dukungan kemerdekaan palestina. Dukungan dimaksud berasal dari pemerintah sekaligus masyarakatnya.

50 Ibid, Hal Vi

(29)

Dalam melaksanakan kebijakan luar negeri indonesia di wilayah timur tengah, pemerintah berfokus pada catur cita atau empat pilar utama, yaitu:

a. Wilayah timur tengah yang damai (peaceful), kaitannya dengan upaya perlindungan WNI, diplomasi energi, pencegahan terorisme dan ekstrimisme, kondisi kondusif untuk pembangunan sebagaimana semangat yang tertuang pada dasa sila bandung.

b. Wilayah timur tengah yang sejahtera (prosperous), dimana wilayah timur tengah dilihat sebagai non-traditional market. Sumber baru baru foreign direct investment (FDI), serta sebagai pasar wilayah operasional BUMN dan perubahan swasta RI.

c. Wilayah timur tengah yang demokratis, dengan nilai-nilai demokrasi yang sesuai dengan kearifan lokal/ home-grown value dan kondusif untuk berkembangnya HAM dan good governance.

d. Mendorong wilayah timur tengah yang bebas dari nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya.

(30)

mandiri, Indonesia senantiasa memeberikan dukungan capacity building bagi warga Palestina.52

Karena kemerdekaan palestina merupakan mandat konstitusi dan komittmen Indonesia diawal kemerdekaan RI, Indonesia harus terus mengupayakan perjuangan bagi palestina. Siapa pun yang perlu terus diperjuangkan. Dalam mendukung kemerdekaan palestina, pemerintah indonesia menjalankan 4 strategi, yaitu ;

a. Dukungan terbentuknya negara Palestina sebagai negara merdeka; b. Dukungan dalam bentuk capacity building agar bangsa Palestina dapat

menjalankan fungsinya sebagai pemerintah yang efektif kelak saat status negara yang merdeka, berdaulat, dan mandiri didapatkan;

c. Dukungan agar status Palestina sebagai negara mendapatkan pengakuan penuh oleh dunia dan masyarakat internasional;

d. Menggalang dukungan internasional untuk menekan Israel guna mengakhiri kolonisasi Palestina, antara lain dengan tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Dalam mengimplementasikan keempat stategi tersebut, diantara langkah-langkah yang diambil adalah memberikan dukungan kepada Palestina di forum-forum multilateral, sebagai contoh Indonesia menjadi salah satu penggagas sidang Khusus majelis umum PBB tanggal 15-16 januari 2009 di dalam forum OKI yang menghasilkan resolusi A/RES/ES-10/18 yang menyerukan implementasi penuh resolusi DK PBB 1860, khususnya terkait gencatan senjata, penarikan mundur

(31)

pasukan Israel dari jalur Gaza, dan pembukaan akses terhadap bantuan kemanusiaan.

Selain itu, Indonesia bersama dengan Organisasi Konfrensi Islam (OKI) juga gigih mendukung keangggotaan penuh Palestina di United Nations Educational, Scientific Dan Cultural Organization (UNESCO), tanggal 31 oktober 2014, yang mana hasil voting saat itu ada 107 suara mendukung, 14 menolak, dan 52 lainnya abstain. Indonesia di dalam OKI juga menjadi co-sponsor rancangan resolusi peningkatan status Palestina menjadi non-member observer state PBB dalam pembahasan agenda item 37 SMU PBB: the question of Palestine pada tanggal 29 november 2012.53

3.6.1 Peran SBY Di Dalam OKI Untuk Palestina

Menurut Ann Marie Murphy, Indonesia menegaskan bahwa Organisasi Konferensi Islam (OKI) termasuk perwakilan dari komunitas Muslim dari negara-negara dengan mayoritas Muslim. Dia berpendapat bahwa Indonesia berhasil membuat OKI mengadopsi prinsip pentingnya bagi dunia Muslim membangun jembatan dengan Barat. Akibatnya, Amerika Serikat mengirim perwakilan pertama untuk OKI di tahun 2008.

Indonesia mendorong prinsip-prinsip tata kelola aktif demokrasi dan baik di dunia Islam melalui OKI. Menteri Luar Negeri Indonesia menekankan bahwa OKI menerapkan 'demokrasi, good governance, dan hak asasi manusia' pada pertemuan OKI di Damaskus pada 23-25 Mei 2009. Indonesia menyadari bahwa Islam dan konflik Barat dapat dikurangi dengan melakukan dialog dan

(32)

mempromosikan nilai-nilai yang meminimalkan kesalahpahaman di antara mereka. Dengan demikian, keterlibatan Indonesia dalam OKI menunjukkan bahwa pemerintah SBY menganggap Islam sebagai bagian dari kebijakan luar negerinya.54

Presiden Bush menyatakan bahwa "Indonesia adalah contoh bagaimana demokrasi dan modernisasi dapat menyajikan alternatif untuk ekstremisme ". Tentu saja, paradigma US berubah semalam dengan mengacu Indonesia sebagai mercusuar demokrasi Muslim moderat, wajah toleran terhadap Muslim, dan sebagai sekutu penting di antara negara-negara penduduk Islam. Menurut Murphy, karena tujuan kebijakan luar negeri utama dari administrasi Bush menang perang melawan teror dan mempromosikan demokrasi, Indonesia menjadi sekutu dekat AS.

3.6.2 Indonesia dan Konflik Timur Tengah: Sebuah Mediasi Peran?

Karena situasi politik dalam negeri dan iklim internasional Indonesia meningkat fokusnya dunia dan hubungan Muslim dengan Timur Tengah. Pada bulan November 2004 SBY mengunjungi Kairo untuk menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Presiden Palestina Yasser Arafat. Selama kunjungan ini, SBY didampingi oleh para pemimpin Muslim Indonesia seperti Hidayat Nurwahid (pemimpin PKS), Din Syamsuddin (Majelis Ulama Indonesia / MUI), Hasyim Muzadi (pemimpin nasional NU), dan Amin Abdullah (Muhammadiyah). Kunjungan memiliki makna simbolis yang menunjukkan dukungan Indonesia

(33)

untuk perjuangan Rakyat Palestina. Hal ini juga menggambarkan persahabatan Indonesia untuk Muslim di Timur Tengah.

Dalam politik domestik, kunjungan SBY dihargai oleh umat Islam dan organisasi Islam. Mereka berpendapat bahwa dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina berkorelasi dengan kepentingan umat Islam Indonesia dan semua.55 Pemerintah SBY menyatakan bahwa Timur Tengah atau konflik Arab-Israel adalah masalah emosional dalam hubungan Indonesia dengan Timur Tengah. Indonesia konsisten mendukung perjuangan Palestina untuk mencapai kemerdekaan dan hidup selaras dengan Israel. Akibatnya, Indonesia memberikan kontribusi dalam hal resolusi konflik dan bantuan untuk mengembangkan kapasitas bagi Palestina.

Dalam konteks ini, Hassan Wirajuda, yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dalam jangka pertama SBY, menunjukkan bahwa Indonesia ingin terlibat dalam memecahkan masalah dalam konflik Timur Tengah. Praktek mushawara, seni membahas untuk memecahkan masalah dengan konsensus, Wirajuda menambahkan, dapat dianggap sebagai alat dalam menengahi konflik Palestina-Israel yang merupakan ibu dari semua konflik di Timur Tengah.56 Pemerintah SBY berharap untuk memainkan peran yang lebih besar dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Dino Patti Djalal menyatakan, "Indonesia selalu ingin meningkatkan keterlibatan kami dalam proses menuju perdamaian di Timur Tengah". SBY mengatakan bahwa Indonesia meminta Israel untuk menghentikan

55 Riza Sihbudi, 2005 „Politik Luar Negeri SBY-Kalla‟, In Usamah Hisyam (Ed), Perubahan Untuk Rakyat: Seputar Korupsi, Gaji PNS, Dan Rakyat Kecil. Jakarta. Dharmapena Publishing. Hal 190-191.

(34)

serangan terhadap Palestina, dan mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB meminta untuk melakukan tindakan nyata untuk memecahkan Konflik Timur Tengah. Indonesia mengajukan banding ke Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan serius dan mencari solusi segera untuk konflik Timur Tengah. Permintaan itu dibuat pada meeting terbuka Dewan Keamanan PBB di New York.

Ketika Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (DK PBB) tahun 2007-2009, itu berkomitmen untuk memberikan prioritas utama untuk resolusi damai di Timur Tengah dan konflik regional lainnya. SBY menyatakan bahwa mencoba untuk menyelesaikan konflik Timur Tengah harus atas daftar kebijakan luar negeri Indonesia. Dia percaya bahwa jika konflik Timur Tengah dapat diselesaikan, masalah global dan ketegangan antara Islam dan Barat dapat dikurangi. Sebuah penyelesaian damai dari konflik Timur Tengah menjadi pusat perhatian dari pemerintah SBY, aspirasi Indonesia untuk memainkan peran yang lebih besar dalam dunia Muslim dan untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah memiliki beberapa momentum ketika kedua Barat dan Tengah didukung keterlibatan Indonesia. Itu memiliki hubungan baik dengan hampir setiap negara Timur Tengah. Sejumlah negara Barat mendekati Indonesia untuk melobi pemerintah Hamas yang baru untuk meyakinkan itu sampai posisinya.

(35)

Israel-Palestina. Pada saat yang sama, Indonesia mengundang para pemimpin Hamas untuk datang dalam upaya untuk mendorong lebih terbuka terhadap dialog dan negosiasi. Perlu dicatat bahwa pemerintah SBY juga mengkritik AS dan Eropa melarangan bantuan kepada Hamas di Palestina.

SBY tidak hanya berjanji makanan, medis, dan bantuan keuangan, tetapi juga bersikeras bagi pemerintah pimpinan Hamas bekerja sama dengan faksi Fatah. Yang penting, SBY menunjuk mantan Menteri Luar Negeri Dr. Alwi Shihab sebagai 'utusan perdamaian khusus' ke Timur Tengah, dan menawarkan jasanya. Hasyim Muzadi meminta Hamas dan Fatah untuk belajar dari pengalaman Indonesia yang berhasil menyatukan umat Islam untuk melawan kolonialisme. Indonesia berpartisipasi dalam Konferensi Donor untuk Palestina di Paris, Desember 2007 dan memberi bantuan US $ 1 juta. Selain itu, pada bulan Juli 2008 Indonesia diprakarsai dan diselenggarakan Konferensi Asia-Afrika pada

Capacity Building for Palestine. Konferensi ini dihadiri oleh 55 negara dan Indonesia sebagai unit koordinasi untuk kawasan Asia berkomitmen untuk memberikan bantuan pembangunan sampai 1000 orang Palestina selama 5 tahun (2008-2013).

(36)

berpendapat, kunjungan ini sangat penting dan strategis, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki hubungan yang kuat dengan dan komitmen terhadap dunia Muslim.57

Hassan Wirajuda, yang didampingi Hasyim Muzadi (Ketua NU), juga mengunjungi Suriah dan Lebanon pada tahun 2007. Dengan mengunjungi dunia Muslim, Indonesia berpendapat bahwa itu mempertimbangkan praktik Indonesia dan usaha moderat dan demokratis Islam Indonesia untuk berperan dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah adalah nyata dalam meningkatkan keanggotaan dan kegiatannya di Organisasi Konferensi Islam (OKI). Pemerintah SBY berada di garis depan dalam upaya untuk membentuk kembali OKI untuk menjadi organisasi internasional yang kredibel dan kompeten.

Pengesahan OKI New Charter pada konferensi OKI di Dakar, Senegal, pada bulan Februari 2008 menandai awal yang baru bagi OKI untuk mengubah organisasinya. Banyak berharap bahwa dengan transformasi, OKI akan berkembang menjadi sebuah organisasi yang menyuarakan kepentingan dunia Muslim dan penyelesaian masalah. Indonesia dikejar kemitraan dengan anggota OKI untuk mempengaruhi diskusi dan arah resolusi konflik internasional. Indonesia juga membujuk anggota OKI bersikeras bahwa DK PBB mengadopsi resolusi yang menuntut Israel menghentikan invasi.

Meskipun keterlibatan Indonesia dalam OKI dapat dikatakan telah datang terlambat dibandingkan dengan Malaysia, itu harus dihargai. Posisi OKI sangat penting bagi dunia Islam dan karena mayoritas anggotanya adalah Timur Tengah,

(37)

dengan memainkan peran aktif dapat lebih mudah bagi Indonesia untuk membujuk negara lain untuk membangun penyelesaian damai di Timur Tengah.58

Upaya Indonesia untuk menjadi perdamaian pembuat dalam konflik di Timur Tengah menghadapi batas karena tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Oleh karena itu, keterlibatan diplomatik resmi dengan pemerintah Israel dipandang sebagai langkah penting bagi Indonesia untuk mengambil untuk latihan beberapa pengaruh atas Israel. Majalli Whbee, Wakil Menteri Luar Negeri Israel, menyatakan bahwa kontribusi Indonesia untuk perdamaian di Timur Tengah hanya mungkin melalui dialog dengan semua kelompok, termasuk Israel. Namun, hubungan diplomatik dengan Israel tidak mungkin bagi Indonesia, karena berdasarkan UUD 1945 Indonesia masih menganggap Israel sebagai agresor. Ada oposisi domestik yang kuat, terutama dari kelompok Islam radikal, untuk setiap jenis usaha Indonesia di hubungan diplomatik. Hasil peran Indonesia dalam menengahi konflik di Timur Tengah adalah sulit untuk diukur, karena masih ada banyak konflik di wilayah tersebut.

3.7 Agenda Indonesia Di Dalam OKI

Sebagai organisasi internasional yang pada awalnya lebih banyak menekankan pada masalah politik, terutama masalah Palestina, dalam perkembangannya OKI menjelma sebagai suatu organisasi internasional yang menjadi wadah kerja sama di berbagai bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan antar negara-negara muslim di seluruh dunia. Untuk

58Arsalan Ghorbani Sheikhneshin, 2009 , “

(38)

menjawab berbagai tantangan yang mengemuka, negara-negara anggota OKI memandang revitalisasi OKI sebagai permasalahan yang mendesak.

Semangat dan dukungan terhadap perlunya revitalisasi OKI dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa struktur dan kinerja organisasi OKI dinilai belum efisien dan efektif. Dalam kaitan ini, telah diadakan rangkaian pertemuan yang berhasil mengkaji dan melakukan finalisasi TOR restrukturisasi OKI yang disiapkan oleh Malaysia. Pada pertemuan tingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan (KTT) ke-10 di Putrajaya, Malaysia, 11-17 Oktober 2003, OKI sepakat untuk memulai upaya konkret dalam merestrukturisasi Sekretariat OKI, terutama pada empat aspek, yaitu perampingan struktur, metodologi, peningkatan kemampuan keuangan, dan sumber daya manusia. KTT Luar Biasa OKI ke-3 di Mekkah, Arab Saudi, pada 7-8 Desember 2005 telah mengakomodasi keinginan tersebut yang dituangkan dalam bentuk Macca Declaration dan OIC 10-years Program of Actions yang meliputi restrukturisasi dan reformasi OKI, termasuk perumusan Statuta OKI baru yang diharapkan dapat dilaksanakan sebelum tahun 2015.59

OIC 10-years Program of Actions merupakan awal perubahan OKI yang tidak hanya menfokuskan pada masalah politik, tetapi juga ekonomi perdagangan. Program Aksi 10 tahun OKI mencakup isu-isu politik dan intelektual, isu-isu pembangunan, sosial, ekonomi, dan ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat menjawab kesenjangan kesejahteraan umat. Di bidang politik dan intelektual, dalam 10 tahun OKI diharapkan mampu menangani berbagai isu seperti upaya membangun nilai-nilai moderasi dan toleransi; membasmi ekstrimisme, kekerasan

(39)

dan terorisme; menentang Islamofobia; meningkatkan solidaritas dan kerja sama antar-negara anggota, pencegahan konflik, penanganan masalah Filipina, hak-hak kelompok minoritas dan komunitas muslim, dan masalah-masalah yang dialami Afrika.

KTT OKI ke-11 berlangsung antara tanggal 13-14 Maret 2008 dan bertemakan “The Islamic Ummah in the 21st Century”. KTT inimenghasilkan

beberapa dokumen utama, yaitu Piagam OKI, Final Communiqué, dan sejumlah resolusi. Final Communiqué mengangkat berbagai isu, antara lain mengenai politik, keamanan, Palestina, minoritas muslim seperti Kosovo, terorisme, ekonomi, sosial budaya, hukum, iptek, dan sosial budaya. Sementara itu, resolusi terkait yang berhubungan dengan keamanan global/regional antara lain adalah

Resolutions on the Cause of Palestine, the City of Al-Quds Al-Sharif and the

Arab-Israel Conflict, Resolutions on Political Affairs, danResolutions on Muslim

Communities and Minorities in Non-OIC Member States. Piagam Baru tersebut pada intinya merupakan penegasan OKI untuk mengeksplorasi bentuk kerja sama yang lain dan tidak terbatas pada kerja sama politik saja.

(40)

potensi kapasitas negara-negara anggota OKI dapat diberdayakan dalam memainkan perannya dalam upaya memelihara perdamaian dan keamanan global, pemberantasan kemiskinan, dan percepatan pembangunan, (d) Islam, demokrasi, dan modernitas maupun HAM adalah compatible, (e) Islam adalah agama perdamaian dan toleran. Upaya interfaith dan inter-civilization dialogue perlu didukung dalam mengurangi persepsi yang salah dan ketakutan terhadap Islam (Islamofobia) di kalangan Barat, (f) pembangunan umat Islam harus memperhatikan aspek lingkungan. Dapat disampaikan bahwa wakil Asia, Afrika, dan Arab juga memiliki pandangan yang kurang lebih sama.60

Selanjutnya, dalam KTM ke-35 OKI dengan tema Prosperity and Development di Kampala, Uganda, tanggal 18-20 Juni 2008, telah dilakukan penandatanganan Piagam Baru OKI oleh para Menteri Luar Negeri, termasuk Menteri Luar Negeri RI. Indonesia sangat mendukung proses revitalisasi OKI dan menginginkan agar OKI dapat semakin efektif dalam menanggapi berbagai perubahan dan tantangan global sesuai dengan tujuan pembentukannya. Sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, Indonesia senantiasa berpartisipasi aktif dalam OKI dengan tujuan akhir untuk mendorong proses good governance di dunia Islam untuk menjadikan OKI sebagai organisasi yang kredibel, kompeten, dan diakui perannya di dunia internasional.

Pertemuan ke-36 Dewan Menteri Luar Negeri OKI (PTM ke-36 OKI) yang dilaksanakan di Damaskus, tanggal 23-25 Mei 2009 membahas isu-isu kerja sama yang menjadi perhatian bersama seperti politik, komunitas muslim di negara bukan anggota OKI, kemanusiaan (humanitarian affairs), hukum,

(41)

masalah umum dan keorganisasian, informasi, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi,dakwah, sosial budaya, dan administrasi serta keuangan. Dalam kesempatan tersebut, Menlu RI menyampaikan pokok-pokok pidato, antara lain mengenai perlunya diintensifkan pelaksanaan reformasi OKI khususnya di bidang demokrasi, good governance, dan HAM, termasuk hak-hak wanita sesuai dengan mandat Program Aksi 10 Tahun OKI (TYPOA) dan Piagam Baru OKI, di samping isu Palestina, kerja sama perdagangan dan pelibatan sektor swasta di antara negara anggota, serta sebagai Ketua PCSP-OIC melaporkan perkembangan proses perdamaian di Filipina Selatan terkait dengan pelaksanaan pertemuan Tripartite antara Pemerintah Filipina-MNLF-OKI yang merundingkan implementasi sepenuhnya Perjanjian Damai 1996.

Dalam berbagai forum internasional, termasuk OKI, Indonesia telah memberikan dukungan bagi berdirinya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Realisasi dari dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk dukungan diplomatik, yaitu pengakuan terhadap keputusan Dewan Nasional Palestina (Palestinian National Council) untuk memproklamasikan Negara Palestina pada tanggal 15 November 1988. Dukungan kemudian dilanjutkan dengan pembukaan hubungan diplomatik antara Pemerintah RI dan Palestina pada tanggal 19 Oktober 1989. Di samping itu, Indonesia adalah anggota Committee on Al-Quds (Yerusalem) yang dibentuk pada tahun 1975.

(42)

Terrorism di Kuala Lumpur, Malaysia, 1-3 April 2002, yang menghasilkan Kuala Lumpur Declaration on International Terrorism. Deklarasi tersebut pada intinya menekankan posisi negara-negara anggota OKI dalam upaya untuk memerangi terorisme dan upaya-upaya untuk mengkaitkan Islam dengan terorisme. Terorisme merupakan salah satu isu di mana OKI memiliki sikap bersama pada pembahasan di forum SMU PBB. Inti posisi OKI adalah perlunya pembedaan antara kejahatan terorisme dan hak sah perlawanan rakyat Palestina untuk merdeka. Dalam kaitan ini, maka penyelesaian politik konflik Palestina secara adil akan memberikan sumbangan bagi pemberantasan the root causes of terrorism.

tanggal 18 - 20 Mei 2010, dilaksanakan Pertemuan ke-37 Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Konferensi Islam (KTM ke-37 OKI) di Dushanbe, Tajikistan. Pertemuan ini merupakan KTM OKI pertama yang diadakan di Asia Tengah, dengan tema “Shared Vision of a More Secure and Prosperous Islamic

World”. Pertemuan tersebut merupakan momentum khusus bagi kawasan tersebut

(43)

pembentukan Komisi HAM OKI dan terhadap statuta Organisasi Pembangunan Perempuan OKI yang telah disahkan.61

Di masa mendatang, pembentukan kedua badan dimaksud akan semakin memperjelas posisi OKI dalam mempromosikan dan mengembangkan HAM dan isu perempuan di dunia internasional. Pemerintah RI juga menyatakan sikapnya atas upaya terciptanya dunia yang bebas dari senjata nuklir berdasarkan 3 pilar utama, yaitu nuclear disarmament, non-proliferasi nuklir, dan penggunaan nuklir untuk tujuan damai. Untuk itu, Pemerintah Pemerintah Filipina-MNLF-OKI yang merundingkan implementasi sepenuhnya Perjanjian Damai 1996.

Dalam berbagai forum internasional, termasuk OKI, Indonesia telah memberikan dukungan bagi berdirinya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Realisasi dari dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk dukungan diplomatik, yaitu pengakuan terhadap keputusan Dewan Nasional Palestina (Palestinian National Council) untuk memproklamasikan Negara Palestina pada tanggal 15 November 1988. Dukungan kemudian dilanjutkan dengan pembukaan hubungan diplomatik antara Pemerintah RI dan Palestina pada tanggal 19 Oktober 1989. Di samping itu, Indonesia adalah anggota Committee on Al-Quds (Yerusalem) yang dibentuk pada tahun 1975.

Selain itu, isu terorisme juga telah menjadi perhatian utama OKI. Komitmen OKI untuk mengatasi masalah terorisme terlihat antara lain pada The Extraordinary Session of the Islamic Conference of Foreign Ministers on

(44)

Terrorism di Kuala Lumpur, Malaysia, 1-3 April 2002, yang menghasilkan Kuala Lumpur Declaration on International Terrorism. Deklarasi tersebut pada intinya menekankan posisi negara-negara anggota OKI dalam upaya untuk memerangi terorisme dan upaya-upaya untuk mengkaitkan Islam dengan terorisme. Terorisme merupakan salah satu isu di mana OKI memiliki sikap bersama pada pembahasan di forum SMU PBB. Inti posisi OKI adalah perlunya pembedaan antara kejahatan terorisme dan hak sah perlawanan rakyat Palestina untuk merdeka. Dalam kaitan ini, maka penyelesaian politik konflik Palestina secara adil akan memberikan sumbangan bagi pemberantasan the root causes of terrorism.

Pada tanggal 18 - 20 Mei 2010, dilaksanakan Pertemuan ke-37 Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Konferensi Islam (KTM ke-37 OKI) di Dushanbe, Tajikistan. Pertemuan ini merupakan KTM OKI pertama yang diadakan di Asia Tengah, dengan tema “Shared Vision of a More Secure and

Prosperous Islamic World”. Pertemuan tersebut merupakan momentum khusus

(45)

Di masa mendatang, pembentukan kedua badan dimaksud akan semakin memperjelas posisi OKI dalam mempromosikan dan mengembangkan HAM dan isu perempuan di dunia internasional. Pemerintah RI juga menyatakan sikapnya atas upaya terciptanya dunia yang bebas dari senjata nuklir berdasarkan 3 pilar utama, yaitu nuclear disarmament, non-proliferasi nuklir, dan penggunaan nuklir untuk tujuan damai. Untuk itu, Pemerintah KTT OKI untuk membekukan keanggotaan Suriah serta beberapa resolusi lainnya mengenai Palestina, Suriah, Mali, dan Sahel.

Selanjutnya, Konferensi Tingkat Menteri (KTM) OKI ke-39 diselenggarakan di Djibouti pada tanggal 15-17 November 2012, setelah sebelumnya KTM ke-38 dilaksanakan di Astana, Kazakhstan. KTM OKI ke-39 mengambil tema “Session of Solidarity for Sustainable Development” dan dihadiri

oleh 51 negara anggota OKI (26 delegasi pada tingkat menteri), observer, serta organisasi dan negara-negara tamu yang diundang. Pertemuan ini mengadopsi Deklarasi KTM OKI ke-39 serta mendukung Republik Guinea sebagai tuan rumah KTM OKI ke-40. Selain itu, ditetapkan pula berbagai resolusi yang telah diputuskan oleh Pertemuan Senior Official Meeting (SOM) di Jeddah bulan September 2012 serta resolusi yang telah diputuskan oleh Komite spesial di sela-sela KTM OKI ke-39 di Djibouti.

(46)

kesempatan yang ada bagi kepentingan umat Islam dan berperan di tingkat global. Dalam kaitan ini, OKI harus dapat menjadi kontributor utama bagi perdamaian dunia dan keamanan, pembangunan ekonomi dan kemakmuran global yang merata, serta pengembangan demokrasi dan penghormatan hak asasi manusia.

Pada tanggal 6 Februari 2013 juga telah diselenggarakan sesi khusus bagi Kepala Negara/Pemerintahan terkait isu settlements di wilayah Palestina. Sesi khusus ini diselenggarakan mengingat adanya rencana Israel untuk membangun lebih dari 3.600 pemukiman di Yerusalem Timur yang merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional. Pada kesempatan tersebut, Menlu RI menyampaikanpernyataan Presiden RI yang memuat usulan langkah-langkah konkret yang dapat diambil OKI dalam kerangka diplomatik, legal, dan ekonomi.

KTT OKI ke-12 tersebut telah menghasilkan “Cairo Final Communique”.

(47)

Tanggal 9-11 Desember 2013, diselenggarakan KTM ke-40 OKI di Conakry, Repulik Guinea, dengan tema “Dialogue of Civilization, Factor for Peace and Sustainable Development”. KTM tersebut membahas sejumlah isu

politik, ekonomi, dan keorganisasian. Dalam sesi debat umum KTM OKI ke-40, Indonesia menyampaikan antara lain dorongan agar OKI terus memperkuat dialog antar-agama dan keyakinan sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mendepankan perdamaian dan toleransi. Indonesia juga menyampaikan pentingnya OKI bekerja keras mendorong pembangunan ekonomi untuk kesejahteraan anggotanya dan pentingnya partisipasi negara-negara anggota dalam pembahasan agenda pembangunan pasca-2015.Disampaikan pula penegasan dukungan Indonesia pada perjuangan rakyat Palestina, solusi politik damai dan inklusif atas situasi di Suriah, termasuk dukungan terhadap Konferensi Jenewa II.

KTM OKI ke-40 ini mengesahkan Conakry Decalaration yang berisi pernyataan sikap OKI atas berbagai isu dan resolusi-resolusi yang disahkan dalam pertemuan, termasuk Resolusi mengenai “The Situation in the Southern

Philipines”. Pengesahan Ranres ini mengalihkan Keketuaan pada OIC-PCSP dari

Indonesia kepada Mesir. (Terakhir dimutakhirkan: 9 Januari.62

3.8 Pengakuan PBB Atas Negara Palestina

Palestina akhirnya diakui sebagai negara di PBB. Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat menaikkan status Palestina dari Badan Pengamat non Anggota PBB (non-member oberver entity) menjadi Negara

(48)

Pengamat non Anggota PBB (non-member observer state). Hal ini menjadi mimpi buruk bagi Amerika Serikat dan Israel. Upaya kedua negara ini dalam menolak pengangkatan status Palestina tersebut gagal. Hingga keputusan ditetapkan, baik AS dan Israel tetap bersikeras tidak menerima Palestina Duta Besar Israel untuk PBB, Pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hanan Ashrawi berpendapat penetapan ini merupakan babak baru Paletina untuk berhubungan dengan dunia internasional.

Dalam Sidang Majelis Umum PBB tersebut, pemungutan suara menghasilkan 138 delegasi mendukung Palestina, sembilan menentang di antaranya Amerika Serikat dan Israel. Sedangkan 41 negara lain menyatakan abstain. Lebih dari dua pertiga dari 193 negara anggota PBB mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Hal tersebut merupakan kemenangan bagi Palestina setelah puluhan tahun pendudukan dan perang, serta pukulan keras bagi Israel dan sekutunya Amerika Serikat. Bendera Palestina langsung dikibarkan di gedung Majelis Umum, di belakang delegasi Palestina, begitu suara terakhir dimasukkan. Dari 193 negara anggota, 138 menyetujui peningkatan status Palestina dari “entitas” menjadi “negara pengamat non-anggota” seperti Vatikan, sembilan

(49)

memperingatkan bahwa tindakan Majelis Umum hanya akan menunda solusi panjang. Israel masih mengontrol Tepi Barat, Yerusalem timur dan akses ke Gaza, dan menuduh Palestina melewatkan negosiasi dengan kampanye peningkatan status mereka ke PBB. Pemungutan suara dilakukan setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato dan menyebut momen tersebut “kesempatan terakhir”

untuk menyelamatkan solusi dua negara. Majelis Umum diminta menerbitkan akte kelahiran Palestina. Amerika Serikat dan Israel langsung mengkritik pemungutan suara tersebut. Resolusi yang sangat disayangkan dan tidak produktif terjadi hari ini, yang akan menghambat jalan perdamaian.63

Negara-negara kunci yang menyetujui status Palestina di PBB adalah Perancis, Italia, Spanyol, Swiss, Swedia dan Irlandia, selain Jepang dan Selandia Baru. Jerman dan Inggris tidak memberikan suaranya. Selain Amerika Serikat dan Israel, yang menolak adalah Kanada, Republik Ceko, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Nauru, Palau dan Panama. Meski meraih kemenangan di PBB, Palestina menghadapi keterbatasan yang besar. Mereka tidak mengontrol perbatasan, wilayah udara atau perdagangan, dan mereka memiliki pemerintahan terpisah dan bersaing di Gaza dan Tepi Barat, serta tidak ada militer atau polisi yang bersatu. Dengan status barunya ini, Palestina mendapat akses ke lembaga-lembaga PBB dan internasional, terutama Mahkamah Pidana Internasional, yang bisa menjadi pijakan untuk mengejar Israel dalam kasus kejahatan perang atau pendudukan dan perebutan lahan.

63

(50)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Indonesia sebagai sebuah Negara yang merdeka dan berdaulat yang memiliki dasar konstitusi sebagaimana disebutkan dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 yang berbunyi,

bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka

penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan

perikemanusiaan dan perikeadilan.”.

Dengan itu konstitusi memberikan mandat kepada bangsa Indonesia untuk melawan kolonialisme. Hal itu dibuktikan dengan masuknya Indonesia kedalam organisasi-organisasi internasional yang bertujuan untuk menciptakan hubungan baik dengan banyak Negara-negara di dunia. Selain itu masuknya Indonesia kedalam sebuah Organisasi Internasional terbesar kedua di dunia “Organisasi Konfrensi Islam (OKI)‟ adalah implementasi dari semangat juang bangsa Indonesia dalam memberantas Kolonialisme, Organisasi Konfrensi Islam ini terbentuk akibat adanya pengeboman yang terjadi di masjidil Al-Aqso 1967 yang menyulut kemarahan Muslim diseluruh dunia, tak terkecuali Indonesia dimana Indonesia merupakan rumah bagi Muslim terbesar di dunia, maka terbentuklah Organisasi ini pada tahun 1969 dan Indonesia merupakan salah satu Negara yang langsung bergabung di tahun yang sama.

(51)

adalah salah satu Negara yang sangat bersemangat untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina, beberapa perubahan yang terjadi adalah masuknya isu Palestina kedalam Dewan Keamanan PBB dan tercapainya kemerdekaan Palestina pada 1988, tetapi memang sangat disayangkan bahwa kemerdekaan itu sebenarnya semu atau dengan kata lain Palestina tidak merdeka secara de facto

dimana masih ada Negara-negara didunia yang tidak mau mengakui kemerdekaan Palestina seperti Amerika serikat. Dengan adanya campur tangan ini sangat menyulitkan Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya.

Dalam masa pemerintahan SBY semakin banyak perubahan besar yang terjadi, baik bangsa barat ataupun OKI sendiri mengakui keterlibatan Indonesia dalam masalah ini membawa pengaruh yang besar. Terlebih lagi dimasa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono karena bapak SBY memberikan perhatian terhadap masalah ini. Di dalam forum OKI SBY juga semangat untuk menyuarakan agar anggota OKI yang berjumlah 57 negara harus benar-benar bertekad dalam membantu Palestina.

(52)

Palestina secara de facto dan de jure) OKI sampai saat ini masih menyupayakan hal tersebut.

Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masuknya Indonesia kedalam banyak forum internasional khususnya OKI adalah sebagai output kebijakan luar negeri yang berkaitan erat dengan negara yang terlibat dalam sistem atau regional affairs hal ini juga berkaitan dengan peranan nasional juga merupakan posisi yang diambil dan dijalankan yang merupakan suatu konsep yang diutarakan oleh KJ Holsti.

Sesuai dengan konsep yang disajikan Holsti bahwa ia membagi sedikitnya enam belas tipe peran nasional yang merupakan komponen kebijakan luar negeri suatu negara, dan Indonesia dalam hal ini peranan di dalam Organisasi Konfrensi Islam (OKI) untuk Palestina memainkan beberapa peranan antara lain indonesia berperan sebagai Bastion of Revolution, Liberator (Benteng Revolusi, Pembebasan) dimana Indonesia merasa memiliki tugas untuk mengorganisasikan atau memimpin berbagai macam gerakan, hal ini terbukti bahwa di dalam OKI Indonesia dianggap sebagai penggerak dan harapan yang besar untuk menggerakkan organisasi ini mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan Palestina yang seutuhnya.

(53)

Nilai-Nilai), Regional-Susystem Collaborator (Penggabung Sistem Daerah), Dan

Faithful Ally (Sekutu Yang Setia). Bentuk nyata dari peranan ini dapat kita lihat didalam bentuk kegiatan yang dimainkan Indonesia di dalam OKI, Indonesia sejak awal kemunculan OKI telah menunjukkan sikap mau bersama-sama berjuang untuk memerdekakan Palestina, dan banyak lainnya seperti yang telah penulis jelaskan diatas.

4.2Saran

Dilihat dari usaha-usaha yang telah OKI lakukan untuk mewujudkan perdamaian di Palestina dengan Realita baru-baru ini membuktikan bahwa sebenarnya masih terdapat solidaritas di Negara-negara muslim bagi Palestina. Walaupun usaha-usahanya tersebut masih dinilai tidak terlalu berpengaruh bagi kondisi yang ada dipalestina. Karena, sampai sekarangpun masih belum bias terwujud di Palestina. Tapui setidaknya dengan usaha-usaha OKI sampai sekarang dunia internasional masih memberian perhatiannya pada kasus Palestina ini.

(54)

mendukung. Padahal, dukungan yang baik dari Indonesia tentu harus dapat dirasakan sehingga efeknya dapat lebih terasa bagi Palestina.

Meski terdapat pandangan adanya keberpihakan penuh Indonesia terhadap Palestina, dan ketiadaan hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel, sebagai tantangan khusus yang berpotensi membatasi peran fasilitasi Indonesia dalam proses perdamaian antara Palestina dan Israel diyakini masih terdapat potensi besar bagi peran penting dan strategi Indonesia untuk menjalin berbagai kerja sama dalam forum multilateral. Khusunya dalam menggalang sikap bersama dengan Negara-negara OKI terkait pendudukan Israel atas wilayah Palestina, dan mendorong komunitas Internasional untuk senantiasa memberikan bantuan kemanusiaan maupun ekonomi kepada rakyat Palestina.

(55)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Palestina Dan Berdirinya Negara Israel

Sejarah mencatat bangsa yahudi merupakan golongan yang ekslusif dan membentuk kelompok -kelompok tersendiri di setiap wilayah yang ia

Gambar

Tabel 1. Negara Anggota OKI

Referensi

Dokumen terkait

Di negara yang menerapkan demokrasi seperti Indonesia, hubungan antara negara dan masyarakat (state society relations) adalah sesuatu hal yang penting.. Pemerintah membutuhkan

“Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibentuk oleh para pembuat keputusan suatu Negara dalam menghadapi Negara lain/ politik internasional

Karakter tersebut memberikan pengaruh pada orientasi kebijakan luar negeri Indonesia, yang menjadi fokus penelitian disini adalah kebijakan Indonesia dalam membantu

kebijakan luar negeri adalah sebagai upaya suatu negara.. melalui keseluruhan sikap dan

Politik luar negeri adalah arah kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungannya dengan negara lain. Politik luar negeri merupakan bagian dari kebijakan nasional yang diabdikan

Latar belakang seorang presiden mempengaruhi dinamika politik luar negeri Iran yang tidak bisa terlepas dengan hubungan Iran dengan negara-negara barat ataupun negara

Persoalan tenaga kerja migran TKI Luar Negeri dan pekerja anak sangat penting menjadi bagian dokumen Strategi Nasional Akses terhadap Keadilan, karena meskipun pemerintah sudah mela-

Kebijakan Politik Luar Negri Pada Masa Megawati Didalam kebijakan Politik luar negri indonesia mengutamakan prinsip bebas dan aktif, di mana bebas berarti indonesia tidak memihak