• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Wanita dalam Usahatani Kubis dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Partisipasi Wanita dalam Usahatani Kubis dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Pustaka

Aninomous, 2000.Peran Serta Ibu Rumah tangga dalam Pengembangan Kebudayaan Di Daerah Riau. Balai Kajian dan Tradisional, Tanjung Pinang

Aninomous, 2012.Defenisi Karakteristik Sosial ekonomi Petani..diakses tanggal 9 januari 2012 pukul 13.15 wib

Badan Pusat Statistik. 2015. Karo dalam Angka 2015. Medan : BPS

Bastian, T., 1985.Peranan wanita,Rumah Tangga dan masyarakat yang lebih luas di Pedesaan.Kabupaten Timur Tengah selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Studi kasus tentang curahan tenaga kerja,pendapatan,dan pengambilan keputusan di Desa Benlutu. LP3ES, Jakarta, 1985, Hal 86. Chotim, Erna Ermayanti dan Ratih Dewayanti. 2004. Marjinalisasi dan

eksploitasi perempuan usaha mikro diperdesaan jawa. Jakarta : Yayasan Akatiga

Hasan, I. 2010. Pokok-Pokok Materi Statistika 2 (Statistik Inferensif). Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hernanto, F., 1996.Ilmu Usaha Tani. Jakarta : Penebar Swadaya

Hutajulu A. T. 2004. Peranan Wanita dalam Pembangunan (Suatu Pengantar).Medan : Fakultas Pertanian-USU.

Ihromi, T.O. 1995, Kajian Wanita dalam Pembangunan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia (YOI).

Marissa, R. 2013, Peranan Tenaga Kerja Wanita dalam Industri Sapu Ijuk dan

Kontribusinya terhadap Pendapatan Keluarga.Medan : Universitas

Sumatera Utara.

Moenandar.1985, Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia.Jakarta : UIPress.

Notopuro, H., 1979. Peranan Wanita dalam pembangunan di Indonesia.Jakarta : Ghalia Indoneisa.

Notopuro, H., 1984. Peranan Wanita dalam pembangunan di Indonesia.Edisi revisi.Jakarta : Balai Aksara

Pasaribu, A. 1989.Pengantar Statistik .Medan : Ghalia Indonesia

(2)

Sajogyo, P. 1986. Pola Pekerja Wanita Pedesaan dalam Pembangunan.Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Saptari, R dan Brigitte H. 1997.Perempuan, Kerja, dan Perubahan Sosial. Jakarta : Pustaka Utama Grafit

Setiawan, N. 2007.Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin Dan

Tabel Krejcie-Morgan: Telaan Konsep Dan Aplikasinya. Available at

mpel_memakai_rumus_slovin.pdf (Verived 20 January 2016).

Soekartiwi, 2002.Prinsip Dasar ekonomi Pertanian.Jakarta : Raja Grafindo Persada

Soekartiwi, 1991.Agribisnis Teori dan Aplikasinya.Jakarta : Rajawali

Sukesi, K. 2002. Hubungan Kerja Dan Dinamika Hubungan GenderDalam

Sistem Pengusahaan Tebu Rakyat. Lembaga Penerbitan FakultasPertanian

Universitas Brawijaya. Malang.

Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usaha Tani. Jakarta : Penebar swadaya.

Sumardi, M. dan Hans, D.S. 1982.Sumber Pendapatan, Kebutuhan Pokok dan perilaku menyimpang. Jakarta : Rajawali-Press

Sumarsono, S. 2009. Teori dan kebijakan Publik Ekonomi Sumber daya Manusia.Yogyakarta : Graha Ilmu

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode yang digunakan dalam penentuan daerah penelitian adalah secara purposive di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo denganpertimbangan bahwa Kecamatan tersebut merupakan salah satu sentra produksi Kubis dan mayoritas penduduknya bermata pencaharian bertani. Desa ini dipilih karena berdasarkan data dan pra survey yang dilakukan,desa ini merupakan salah satu desa yang memiliki wanita tani terbanyak dalam usahatani kubis di kabupaten Karo.

3.2. Metode Penarikan Sampel

Penentuan responden dalam pengambilan sampel menggunakan dengan teknik simple random sampling, yaitu setiap sampel yang berukuran sama memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih dari populasi (Hasan, 2010). Populasi dari penelitian adalah seluruh rumah tangga wanita tani yang bekerja dalam usahatani kubis sejumlah 56 orang. Oleh karena populasi

sudah diketahui jumlahnya maka untuk menentukan besarnya sampel diambil berdasarkan hasil perhitungan denganmengunakan rumus Slovin yang ditulis oleh Husein dalam Setiawan (2007), yaitu:

n = N

N (d2) + 1 = 56

(4)

Keterangan:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

d = Tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang dapat ditolerir sebesar 10% Nilai tingkat kekeliruan sebesar 10 persen didasarkan atas pertimbangan bahwa lebih mengefisienkan waktu yang dibutuhkan, biaya yang dikeluarkan, dan tenaga yang dicurahkan dalam penelitian. Dengan menggunakan tingkat kekeliruan sebesar 10 persen maka dapat merepresentasikan populasinya dalam penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah wanita tani yang dijadikan responden sebanyak 36 orang.

3.3 Metode Pengumpulan Data

(5)

Tabel 5. Spesifikasi Jenis data yang akan diperoleh

No Jenis Data Sumber Metode

Pengumpulan

Alat yang digunakan

1 Identitas Responden Petani Wawancara Kuisioner 2 Luas lahan Petani Wawancara dan

observasi

Kuisioner 3 Curahan tenaga kerja Petani Wawancara Kuisioner 4 Pendapatan petani dari

usahatani Kubis

Petani Wawancara Kuisioner 5 Pendapatan wanita tani

dari usaha lainya

Petani Wawancara Kuisioner 6 Luas lahan,Harga Petani Wawancara Kuisioner

3.4. Metode Analisis Data

Data primer yang telah diperoleh, kemudian ditabulasikan terlebih dahulu.Data yang ada selanjutnya dianalisis denga uji/rumus yang sesuai.

Hipotesis 1, menggunakan analisis deskriptif dimana hal-hal yang perlu

dijelaskan adalah curahan tenaga kerja dibidang Usahatani Kubis dan curahan tenaga kerja dalam rumah tangga. Dimana untuk mengukur curahantenaga kerja dalam usahatani Kubis dapat diukur dengan rumus:

1. Tenaga Kerja Pria = jam kerja x 1 HKP 2. Tenaga Kerja Wanita = jam kerja x 0,8 x 1 HKP

sedangkan untuk mengukur besar rataan curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam usahatani kubis diukur jika :

- curahan tenaga kerja besar jika jumlah curahan tenaga kerja pria dan juga wanita rata-rata diatas 50 % dari total curahan tenaga kerja

- curahan tenaga kerja kecil jika jumlah curahan tenaga kerja pria dan juga wanita rata-rata dibawah 50 % dari total Curahan tenaga kerja

(6)

Keterangan :

TR = Total penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dari usahatani Py = Harga Y

Setelah penerimaan dihitung maka dapat diketahui pendapatan keluarga yang diterima dalam usaha tani antara lain : pendapatan tenaga kerja, pendapatan bersih, pendapatan keluarga.

Pendapatan bersih usahatani diperoleh dengan cara mengurangi keseluruhan penerimaan dengan biaya atau dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

Pd = Pendapatan usahatani TR = total penerimaan TC = total biaya

Untuk mengetahui pendapatan rumah tangga wanita di daerah penelitian diukur dengan menggunakan tabulasi sederhana dengan perhitungan pendapatan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pendapatan Keluarga = Upah Istri + Pendapatan Suami

Untuk menguji hipotesis 3, untuk melihat kontribusi curahan tenaga kerja wanita

dalam menambah pendapatan keluarga terlebih dahulu dianalisis pendapatan istri dan pendapatan suami. Untuk menghitung pendapatan suami dan pendapatan istri digunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

Pd = TR – TC

(7)

Pendapatan suami = ����−�����������������

��������������������� x Pendapatan Bersih Keluarga

Pendapatan Istri = ����−�����������������

��������������������� x Pendapatan Bersih Keluarga

Setelah diketahui pendapatan istri dan pendapatan suami kemudian dianalisislah persentase kontribusi tenaga kerja dengan perhitungan sebagai berikut :

Kontribusi tenaga kerjawanita =���������������������������/�����

���������������������� ���� %

Kontribusi tenaga kerja Pria = �������������������������/�����

���������������������� ���� %

Untuk menentukan besar atau kecilnya kontribusi wanita terhadap total pendapatan keluarga, kriteria pengukuranya adalah :

- apabila kontribusi pendapatan wanita terhadap total pendapatan keluarga ≤ 50% maka kontribusi kecil.

(8)

3.5 Defenisi dan Batasan Operasioanal

Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1 Defenisi

a. Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan usahatani serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.

b. Usahatani adalah bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

c. Tenaga kerja wanita tani adalah ibu rumah tangga petani yang bekerja mencari nafkah untuk keluarga baik itu dibidang usahatani kubis atau lainya

d. Tenaga kerja pria adalah suami yang bekerja mencari nafkah untuk keluarga dibidang usaha tani kubis.

e. Kontribusi pendapatan adalah besarnya sumbangan pendapatan wanita terhadap total pendapatan keluarga yang dihitung dalam persen (%).

f. Pendapatan keluarga adalah total pendapatan keluarga baik dari usahatani kubis maupun dari luar usahatani kubis

g. Umur adalah usia semenjak tenaga kerja lahir sampai pada saat penelitian dilaksanakan.

(9)

i. Pengalaman adalah lamanya curahan waktu untuk bekerja pada suatu pekerjaan (tahun).

j. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya orang yang tinggal dalam keluarga untuk dibiayai.

k. Pendapatan suami adalah besarnya penerimaan yang diperoleh dari pekerjaan yang dilakukan (rupiah/musim tanam).

3.5.2 Batasan Operasioanal

1. Daerah penelitian adalah di Desa Surbakti, Kecamata Simpang Empat, Kabupaten Karo.

2. Sampel penelitian adalah rumah tangga atau wanita yang masih bersuami atau istri yang bekerja disektor pertanian khusunya Kubis.

(10)

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Letak dan Luas Geografis

Desa Surbakti terletak di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Desa Surbakti Berjarak 1 km arah barat dari Kantor Camat Simpang Empat dan berjarak 7 Km ke ibu kota kabupaten yaitu kota Kabanjahe. Daerah ini bertopografi dataran tinggi yaitu berada pada ketinggian antara ± 1.000 m s/d 1.300 m diatas permukaan laut.Curah hujan rata-rata per tahun adalah 2.000 mm s/d 3.000 mm, dan suhu temperaturnya adalah 160C s/d 270C.Desa Surbakti memiliki Luas Wilayah 850 Ha dengan jumlah penduduk 2167 jiwa. Secara administrasi Desa Surbakti mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

• Di sebelah Utara berbatasa dengan Desa Perteguhan Kec. Simpang Empat • Di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lingga Kec.Simpang Empat • Di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Ndokum Siroga Kec. Simpang

Empat

(11)

Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan

Tata Guna tanah dapat memberikan gambaran bagaimana tingkat kemampuan tanah menurut fungsinya yang dapat digambarkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Jenis dan Luas Penggunaan Tanah di Desa Surbakti Tahun 2014

No. Uraian Jumlah

Ha Persentase (%)

1 Jalan Umum/Jalan Dusun 100 11,6

2 Sawah/Perikanan 60 7,1

3 Pertanian/Perladangan 680 82,3

4 Perumahan/Pemukiman 10 1,0

Jumlah 850 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Surbakti

Dari Tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa penggunaan lahan kering sebagai pertanian/perladangan merupakan yang terluas yaitu 655 Ha (82.3 %).Lahan Pertanian/Perladangan digunakan untuk mengusahakan tanaman palawija dan hortikultura seperti jagung, kubis, jeruk, kopi, selada, cabe, tomat dan lainnya.

Keadaan Penduduk

Penduduk desa penelitian berjumlah 2167 jiwa dan jumlah rumah tangga 1050 Kepala Keluarga(KK) yang terdiri dari perempuan sebanyak 1164 jiwa dan laki-laki sebanyak 1003 jiwa. Jumlah dan distribusi penduduk desa penelitian menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel.

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut kelompok umur di Desa Surbakti Tahun 2014

No. Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase

(%)

Sumber : kantor kepala Desa Surbakti

(12)

adalah sebanyak 1.427 jiwa (65,8 %) dan usia 0-14 tahun sebanyak 552 jiwa (25,8 %) dan usia diatas >60 tahun terdapat 188 jiwa (8,4 %). Hal ini memberikan gambaran bahwa ketersedian tenaga kerja di daerah penelitian masih cukup besar.

Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan formal di desa penelitian dapat dilihat pada tabel.

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Surbakti Tahun 2014

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Tidak tamat SD 150 6,92

Sumber : kantor Kepala Desa Surbakti 2014

Dari Tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa penduduk di desa penelitian dengan tingkat pendidikan SMA adalah 755 jiwa (34,84 %) tamatan akademi Diploma sebanyak 222 jiwa (10,24 %). Tamatan perguruan tinggi sebanyak 200 jiwa (9,23 %). dari segi pendidikan dapat dikatakan bahwa wawasan penduduk di desa penelitian sudah cukup luas karena sebanyak 755 jiwa (34,84 %) sudah tamat SMA dan ada 222 jiwa (10,24 %) tamatan diploma, serta 200 jiwa (9,23 %) tamatan Perguruan Tinggi.

Perekonomian Desa

(13)

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Surbakti Tahun 2014

No Uraian Kepala Keluarga (KK) Persentase

(%)

1 Petani 770 73,33

2 PNS/TNI/POLRI 155 14,76

3 Wiraswasta 125 11,91

Jumlah 1050 100

Sumber : Kepala Desa Surbakti Tahun 2014

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Surbakti mempunyai sumber mata pencaharian utama dari sektor Pertanian. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja di bidang pertanian yaitu sebesar 770 KK

(73,3 %). Sedangkan penduduk yang bekerja sebagai PNS sebanyak 155 Kepala keluarga (KK) dengan persentase 14,76 % dan penduduk yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 125 kepala keluarga (KK) dengan persentase 11,91 %.

Sarana dan Prasarana

Adapaun sarana dan prasarana umum Desa Surbakti dapat dilihat pada Tabel :

Tabel 10. Sarana dan Prasarana di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo 2014

Sumber : Kantor Kepala Desa Surbakti tahun 2014

(14)

seperti fasilitas kesehatan, rumah ibadah, balai desa, maupun fasilitas pendidikan.

4.2Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel menggambarkan kondisi atau keadaan serta status petani tersebut. Pembahasan tentang karakteristik petani kubis pada penelitian ini meliputi beberapa hal yaitu umur petani sampel, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan dan luas lahan akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:

Tabel 11. Karakteristik Petani Sampel Desa Surbakti Tahun 2016

Uraian Jumlah

Sumber : data diolah dari Lampiran 1

Dari data Tabel 11 dapat dilihat bahwa rata-rata petani sampel di desa Surbakti memilik luas lahan rata-rata 0,47 Ha, luas lahan yang digunakan sudah dapat dikatakan cukup luas.

(15)

besar dalam usahatani kubis dan usaha lainnya.

Tingkat pendidikan petani merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang pembangunan pertanian.Kemampuan petani dalam mengelolausahataninya sebagian besar ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik pendidikan bersifat formal maupun nonformal. Pendidikan petani yang lebih baik akan memungkinkan petani untuk mengambil langkah yang bijaksana dalam bertindak atau mengambil keputusan serta memungkinkan petani untuk mempelajari dan menerapkan teknologi baru dalam pengembangan usahataninya.Tingkat pendidikan rata-rata petani wanita di desa Surbakti adalah 9,42 tahun atau setingkat SMP, hal ini menunjukan bahwa petani kubis mengenyam pendidikan yang cukup.

Jumlah tanggungan Keluarga sampel Berkisar antara 1-6 jiwa dengan rataan sebesar 2,69 (3 orang). Dari rataan tersebut menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga sampel cukup banyak dimana yang tertinggi adalah 6 orang dan terendah adalah 1 orang.

(16)

4.3Karakteristik Usahatani

Kubis/kol merupakan salah satu komoditas unggulan jenis sayuran di Desa Surbakti selain wortel dan tomat.Jenis kubis yang banyak dibudidayakan di daerah tersebut adalah kubis jenis Grenova dan Grand 11.Kegiatan budidaya yang dilakukan petani kubis meliputi pengolahan tanah hingga pemeliharaan.Di daerah penelitian kubis ditanam secara monokultur dan polikultur.Penanaman secara polikultur, tanaman kubis biasanya ditanam bersama dengan tomat, cabai ataupun buncis.Pada penelitian ini yang termasuk dalam sampel penelitian adalah petani yang menanam kubis secara monokultur.

Tanaman kubis ditanam di atas lahan yang terlebih dahulu diolah hingga membentuk sebuah bedengan yang lebarnya + 1 meter dengan panjang bedengan biasanya disesuaikan dengan panjang/lebar lahan yang diusahakan. Pembuatan bedengan biasanya digunakan menggunakan cangkul dan tanah bedengan diolah hingga lahan siap untuk ditanam.Kubis ditanam tepat pada lobang tanam yangtelah dipersiapkan terlebih dahulu. Lubang tanam dibuat 2 baris setiap bedengan dengan jarak tanam 60 cm x 40 cm. Sebelum kubis ditanam, petani terlebih dahulu mengaplikasikan pupuk organik/kompos ke dalam lubang tanam.

Pemeliharaan tanaman kubis yang dilakukan petani di daerah penelitian meliputi kegiatan pemupukan tanaman, penyemprotan hama tanaman, penyiangan tanaman dan penyiraman. Kegiatan penyiangan dilakukan sekaligus dengan kegiatan pemupukan.Dimana tanah dan gulma yang berada di sekitar tanaman dijadikan sebagai penutup pupuk yang diaplikasikan.

(17)

minggu setelah tanam. Petani di daerah penelitian melakukan pemupukan kedua setelah tanaman kubis berumur 2 – 2,5 bulan. Selain pupuk organik, pupuk yang biasa dipakai oleh petani untuk memupuk tanaman kubisnya adalah pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk KCL, pupuk TSP, UREA dan pupuk lainnya.

Pemeliharaan lain yang dilakukan petani adalah kegiatan penyemprotan pestisida. Penyemprotan pestisida dilakukan rata – rata 8 – 10 kali selama 1 musim tanam. Penyemprotan pestisida umumnya dilakukan 8 kali, namun apabila hama yang menyerang tanaman kubis lebih banyak dari biasanya, maka petani melakukan kegiatan penyemprotan yang ke-9 hingga melakukan penyemprotan yang ke-10. Pestisida yang biasa digunakan adalah pestisida jenis enduro, antracol, lannet, ludo, prevaton dan serpa.

Pemeliharaan lain yang dilakukan petani adalah kegiatan penyiraman. Kegiatan penyiraman dilakukan oleh petani yang berada di daerah yang terkena erupsi Gunung Sinabung.Hal ini dilakukan untuk membersihkan debu vulkanikyang terkena ke tanaman kubis.Namun tidak semua petani di daerah yang terkena erupsi melakukan penyiraman tersebut, karena petani tidak melakukan penyiraman jika hujan turun.Sedangkan petani di daerah yang tidak terkena dampak erupsi Gunung Sinabung tidak melakukan kegiatan penyiraman.

(18)

yang digunakan di daerah penelitian biasa disebut Aron, dengan biaya upah tenaga kerja Rp 60.000,- hingga Rp 75.000 per orang per hari.

Hasil produksi tanaman kubis dipanen 1 – 2 kali per musim tanam. Panen pertama adalah kubis itu sendiri dan panen kedua adalah tunas kubis yang ditunggu sekitar 2 – 4 minggu setelah panen pertama dilakukan. Namun petani kubis di daerah penelitian tidak melakukan kegiatan pemanenan sendiri. Hal tersebut terjadi karena kubis yang siap dipanen langsung dijual kepada agen atau pedagang pengumpul di ladang dengan cara dilelang tanpa dipanen terlebih dahulu. Maka yang memanen kubis adalah pihak pedagang pengumpul yang membeli kubis tersebut. Hasil panen kubis di daerah penelitian ada yang dipasarkan ke ibukota Kecamatan Berastagi (Berastagi), ada juga yang dipasarkan ke ibukota kabupaten Karo (Kabanjahe), ada juga yang dipasarkan hingga ke luar kota seperti Kota Medan. Bahkan kubis dari daerah penelitian ini juga termasuk salah satu pemasok kubis yang akan diekspor ke luar negeri.

(19)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Curahan Tenaga Kerja Pria dan Wanita dalam Usahatani Kubis di Desa Surbakti

Usahatani kubis di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang empat memerlukan tenaga kerja, baik tenaga kerja pria maupun tenaga kerja wanita yang berasal dari luar keluarga dan dari dalam keluarga. Tujuan analisa penggunaan tenaga kerja ini adalah untuk mengetahui seberapa besar curahan tenaga kerja wanita dan curahan tenaga kerja pria di desa penelitian.

Untuk melihat seberapa besar curahan tenaga kerja pria dan wanita menurut kegiatan usahatani kubis dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 12. Rata-rata curahan tenaga kerja Pria dan Wanita menurut Tahapan kegiatan dan Persentase CTK Wanita terhadap total CTK usahatani kubis

No. Tahapan

Kegiatan

Rata-rata Curahan Tenaga Kerja Per Petani

Sumber : Analisis Data Primer lampiran 6 dan 7

(20)

dari total curahan tenaga kerja dan 20,22 HKP per hektar atau 66,84% dari total curahan tenaga kerja.sedangkan persentase per tahapan kegiatan curahan tenaga kerja wanita terbesar sumbangnya terhadap total curahan tenaga kerja adalah kegiatan penanaman yakni 75,62% per hektar dengan jumlah curahan tenaga kerja 9,43 HKP.

Pada tahapan kegiatan pengolahan tanah, tanah diolah kembali sebelum penanaman kembali dengan menggunakan cangkul sebagai alat utama.Tujuan dari pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur tanah agar unsur hara dalam tanah dapat efektif sehingga hasil produksi dapat optimal.pengolahan tanah tetap selalu dilakukan sebelum penanaman dalam musim berikutnya. Pada tahapan ini wanita/istri memiliki curahan tenaga kerja lebih besar yaitu 2,89 HKP per petani dan 8,40 HKP per hektar

Pada kegiatan penanaman, kubis ditanam tepat pada lobang tanam yangtelah dipersiapkan terlebih dahulu. Lubang tanam dibuat 2 baris setiap bedengan dengan jarak tanam 60 cm x 40 cm. pada tahapan kegiatan ini wanita/istri lebih banyak berpartisipasi, hal ini dapat kita lihat pada tabel 12 diatas wanita/istri memiliki curahan tenaga kerja yang lebih besar daripada pria/suami yaitu sebesar, hal ini disebabkan karena untuk kegaiatan penanaman tidak membutuhkan tenaga yang terlalu besar.

(21)

Pada tahapan penyiangan pria/suami dan wanita/istri memiliki curahan tenaga kerja yang sama besar. adapun tujuan dari penyiangan ini adalah untuk untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari. Hal ini disebabkan tanaman harus mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan oleh petani agar mampu menghasilkan secara optimal.

Pada tahapan kegiatan Pemberantasan Hama dan Penyakit pria/suami memiliki curahan tenaga kerja yang sama besar. Hal ini karena pada kegiatan pemberantasan Hama dan Penyakit membutuhkan tenaga yang lebih besar seperti penyemprotan.

Maka dapat disimpulkan bahwa curahan tenaga kerja wanita dalam usahatani kubis lebih besar dibandingkan dengan curahan tenaga kerja pria, hal ini disebabkan karena di daerah penelitian kurangnya minat pria/suami untuk bekerja sedangkan wanita lebih giat dalam bekerja hal ini didukung dengan setelah berdiskusi dengan masyarakat di daerah penelitian wanita memang lebih aktif dalam bekerja dalam kegiatan usahatani dibandingkan dengan pria.

5.2. Besar Pendapatan Rumah tangga Wanita dalam Usahatani Kubis di Desa Surbakti

(22)

jumlah produksi dikalikan dengan harga jual kubis selama 1 periode tanam (Rp/ha/musim tanam), sedangkan total biaya adalah seluruh total pengeluaran petani yang dilimpahkan petani untuk usahataninya selama 1 periode tanam (Rp/ha/musim tanam). Pendapatan bersih didapat dari penerimaan dikurangi dengan Total biaya produksi, Nilai Tenaga kerja dalam Keluarga merupakan tambahan terhadap toatal pendapatan bersih keluarga wanita usahatani kubis. Besarnya pendapatan Rumah tangga Wanita dari usahatani kubis di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 13. Rata-rata pendapatan Rumah Tangga Wanita dari usahatani Kubis Per musim tanam

Uraian Per Petani Per Hektar

Produksi (Kg) 10.755,55 26.391,56

Penerimaan 16.133.333,33 39.587.347.94

Total Biaya Produksi 4.745.477,77 11.659.285.72

Pendapatan bersih 11.387.855.56 27.928.062.22

Sumber : Data Lampiran 26 dan 27

(23)

5.3. Besar kontribusi Curahan Tenaga Kerja Wanita dalam Usahatani Kubis Terhadap Total Pendapatan Keluarga

Kontribusi Pendapatan Curahan tenaga kerja Wanita adalah besarnya sumbangan curahan tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga yang dihitung dalam persen (%). Besarnya kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita dapat kita lihat pada Tabel 14.

Tabel 14.Rata-rata Pendapatan dan Kontribusi pendapatan Wanita.

No Uraian Jumlah

Total pendapatan keluarga 11.387.855 3.795.951 100 %

Sumber : data lampiran 18 dan 26

Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa wanita menyumbangkan rata-rata Rp 2.518.993 per bulan dengan persentase 66,36 % terhadap total pendapatan keluarga sedangkan pria menyumbangkan rata-rata Rp 1.276.958 per bulan dengan persentase 33,64 % terhadap total pendapatan keluarga. Hal ini terbukti sangat membantu pendapatan wanita dalam menambah pendapatan keluarga petani sampel.Sehingga keterlibatan wanita dalam kegiatan usahatani dalam menambah pendapatan keluarga tidak dapat diabaikan.

(24)

pendapatan wanita dalam usahatani kubis lebih besar dibandingkan dengan total curahan tenaga kerja pria dan total pendapatan pria ,hal ini disebakan karena kurangnya minat petani pria/suami dalam membantu kegiatan usahatani kubis sehingga pada akhirnya kontribusi pendapatan suami terhadap pendapatan keluarga sangat kecil dibandingkan dengan pendapatan istri.

(25)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tenaga kerja wanita lebih banyak mencurahkan tenaganya dalam usahatani kubis dibandingkan dengan tenaga kerja pria.

2. Pendapatan keluarga wanita tani Kubis di Desa Surbakti per musim tanam sebesar Rp 11.387.855 per petani dan pendapatan bersih rumah tangga wanita tani kubis per hektar sebesar Rp 27.928.062

(26)

Saran

1. Kepada Petani

Sebaiknya pria/suami, wanita/istri bersama-sama berperan maksimal dalam kegiatan usahatani keluarga maupun non-keluarga untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

2. Kepada Pemerintah

Disarankan kepada pemerintah untuk memberikan pelatihan-pelatihan dan pendampingan bagi tenaga kerja wanita dalam kegiatan usahatani untuk meningkatkan produktifitas usahatani baik melalui pembentukan kelompok tani maupun dengan melakukan penyuluhan pertanian yang rutin, dan juga disarankan kepada pemerintah untuk mendirikan dan melengkapi lembaga-lembaga seperti koperasi yang menyediakan modal dan sarana produksi bagi usahatnai agar tenaga kerja wanita dapat memperoleh kebutuhan sarana produksi bagi usahataninya dengan mudah.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Sekilas Tentang Kubis

Kubis, kol, kobis, atau kobis bulat adalah nama yang diberikan untuk tumbuhan sayuran daun yang populer. Tumbuhan dengan nama ilmiah Brassica oleracea L. Kelompok Capitata ini dimanfaatkan daunnya untuk dimakan. Daun ini tersusun sangat rapat membentuk bulatan atau bulatan pipih, yang disebut krop atau kepala (capitata berarti "berkepala"). Berdasarkan tata nama sistematika botani, tanaman kubis diklasifikasikan ke dalam :

Division : Spermatophyte Subdivision : Angiospermae Kelas : dicotyledonae Ordo : Papavorales

Family : Cruciferae ( Brassicaceae)

Genus : Brassica Spesies : Brassica oleracea L. var. capitata.L. Kubis berasal dari Eropa Selatan dan Eropa Barat dan, walaupun tidak ada bukti tertulis atau peninggalan arkeologi yang kuat, dianggap sebagai hasil pemuliaan terhadap kubis liar B. oleracea var. sylvestris.Nama "kubis" diambil dari bahasa Inggris cabbage, yang juga merupakan pinjaman dari bahasa Normandia caboche.Nama "kol" diambil dari bahasa Belanda yaitu kool.

(28)

Kubis segar juga mengandung sejumlah senyawa yang merangsang pembentukan glutation, zat yang diperlukan untuk menonaktifkan zat beracun dalam tubuh manusia.

2.1.2 Usahatani

Usahatani adalah kesatuan organisasi antara faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen yang bertujuan untuk memproduksi komoditas pertanian. Usahatani sendiri pada dasarnya merupakan bentuk interaksi antara manusia dan alam di mana terjadi saling mempengaruhi antara manusia dan alam sekitarnya (Suratiyah,2009). Bachtiar Rivai (1980) dalam Hernanto, F (1996:7) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.Tata laksana pertanian berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis, politis, maupun territorial sebagai pengelolanya.

Defenisi usahatani di atas kemudian diturunkan pengertian adanya empat unsur pokok yang selalu ada pada suatu usahatani. Unsur tersebut juga dikenal dengan istilah lain dengan sebutan faktor-faktor produksi diantaranya: tanah, tenaga kerja, modal, dan Pengelolaan (management) (Hernanto, F:1996).

(29)

Tenaga kerja manusia dalam usahatani dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak.Tenaga kerja tersebut dapat diperoleh dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upahan, sambatan, dan arisan tenaga kerja. Sedangkan tenaga kerja dalam keluarga umumnya oleh para petani tidak diperhitungkan dan sulit pengukuran penggunaannya (Hernanto, 1996).

Menurut Suratiyah (2009) sistem upah dibedakan menjadi 3 yaitu : a) upah borongan yaitu upah yang diberikan sesuai dengan perjanjian antara pemberi kerja dengan pekerja tanpa memperhatikan lamanya waktu kerja; b) upah waktu adalah upah yang diberikan berdasarkan lamanya waktu kerja ; c) upah premi adalah upah yang diberikan dengan memperhatikan produktivitas dan prestasi kerja.

Dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang diusahakan maka semakin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya. Pengukuran luas usahatani dapat diukur dengan: a) luas total lahan yaitu seluruh jumlah tanah yang ada dalam usahatani termasuk sawah, tegal, pekarangan, jalan saluran, dan sebagainya; b) luas lahan pertanaman yaitu jumlah seluruh tanah yang dapat ditanami/diusahakan; dan c) luas tanaman adalah jumlah luas tanaman yang ada pada suatu saat.

(30)

Modal yang tersedia berhubungan langsung dengan peran petani sebagai manajer dan juru tani dalam mengelola usahataninya. Jenis komoditas yang akan diusahakan tergantung modal. Komoditas yang padat modal memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk mengusahakannya. Demikian pula seberapa besar tingkat penggunaan faktor produksi tergantung pada modal yang tersedia (Suratiyah,2006)

Pengelolaan (management) adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan pengelolaan itu adalah produktifitas dari setiap faktor maupun produktifitas dari setiap usahanya (Hernanto,F,1996).

2.1.3 Tenaga Kerja Wanita

(31)

Meningkatnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja merupakan suatu fenomena yang umum di Indonesia. Hal ini sesuai dengan GBHN Bab IV mengenai “peranan wanita dalam pembangunan dan pembinaan bangsa”, yang antara lain menyebutkan “pembangunan menyeluruh mensyaratkan ikut sertanya pria maupun wanita secara maksimal di ssegala bidang”. Oleh karena itu, wanita mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut serta sepenuhnya dalam segala kegiatan pembangunan (Notopuro, 1979).

Konteks pembangunan segala sumber daya seharusnya dikembangkkan dan didayagunakan, baik sumber daya fisik maupun sumber daya insani termasuk didalamnya wanita yaitu dengan usaha meningkatkan peran wanita, baik dalam lingkup rumah tangga maupun dalam lingkup masyarakat. Jadi wanita dalam statusnya sebagai ibu rumah tangga memiliki peranana untuk mengatur rumah tangga dengan kegiatannya yang terpusat sekitar rumah dan kegiatan pria diluar rumah (Sajogyo, 1983)

Secara konseptual ada beberapa macam pengelompokan kerja perempuan, seperti system produksi terdiri atas subsistem yaitu pekerjaan tanpa upah dalam produksi keluarga, dan systemputting-up, seperti pekerjaan rumah (home worker), pembantu rumah tangga, buruh upahan, dan usaha mandiri (self employed). Semua itu menunjukkan bahwa hanya itulah ruang yang tersisa bagi perempuan marjinal (Chotim dan Ratih, 2004)

(32)

2.1.4 Partisipasi Wanita Terhadap Pendapatan Keluarga

Kontribusi pendapatan dari satu jenis kegiatanterhadap total pendapatan rumah tanggatergantung pada produktivitas faktor produksiyang digunakan dari jenis kegiatan yangbersangkutan. Stabilitas pendapatan rumah tanggacenderung dipengaruhi dominasi sumber-sumberpendapatan.Jenis-jenis pendapatan yang berasaldari luar sektor pertanian umumnya tidak terkaitdengan musim dan dapat dilakukan setiap saatsepanjang tahun (Nurmanaf, 2006).

Partisipasi wanita saat ini bukan sekadar menuntut persamaan hak tetapi jugamenyatakan fungsinya mempunyai arti bagipembangunan dalam masyarakat di Indonesia.Secara umum alasan perempuan bekerja adalah untuk membantu ekonomi keluarga. Keadaan perekonomian yangsemakin tidak menentu, harga-hargakebutuhan pokok yang semakin meningkat,pendapatan keluarga yang cenderung tidakmeningkat akan berakibat pada terganggunya stabilitas perekonomian keluarga. Kondisi inilah yang mendorong ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya menekuni sektor domistik (mengurus rumahtangga), kemudian ikut berpartisipasi disektor publik dengan ikut serta menopang perekonomian keluarga.Sebagai tenaga kerja wanita dalam keluarga, umumnya ibu rumah tangga cenderung memilih bekerja disektor informal.Hal ini dilakukan agar dapat membagi waktu antara pekerjaan dankeluarga.

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Pendapatan Keluarga

a. Pendapatan Isteri

(33)

mencari nafkah untuk menambah penghasilan keluarga. Wanita pada umumnya sangat peka dengan keadaan dan permasalahan yang terjadi dalam keluarga, wanita akan menjadi penengah untuk setiap masalah yang terjadi dalam keluarga dan juga tidak akan segan-segan untuk memasuki dunia pekerjaan yang beresiko tinggi apabila keadaan keluarga mengharuskan untuk berbuat demikian(Ihromi, 1995).

Sebagai wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga inti sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga, dan sebagai pencari nafkah.Ini pada umumnya dirasakan sebagai tugas utama dari seseorang wanita yang terkait dalam gambaran perkawinan.Dalam tiga peran tersebut, wanita memberikan diri sepenuhnya demi kesejahteraan bagi keluarganya. Banyak wanita merasa tidak puas dalam ketiga peran diatas dan sering keadaan ekonomi keluarganya menuntut untuk bekerja diluar, atau mencari suatu kegiatan yang menambah penghasilan keluarganya (Moenandar, 1985)

(34)

b. Pendapatan Suami

Partisipasi laki-laki dalam golongan kajian wanita justru perlu, mengingat bahwa pembahasan perempuan hanya bermakna bila dilakukan dalam konteks lingkunganya, termasuk bahwa dalam setiap lingkungan dimana ia berada selalu ada pula laki-laki. Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu program kajian wanita diperkaya dengan adanya partisipasi kaum laki-laki, karena yang dituju bukan suatu masyarkat tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini juga dapat dilihat pada dominasi pendapatan rumah tangga tidak melulu didominasi oleh pendapatan kaum lelaki saja tetapi juga ada kaum perempuan yang turut andil didalamnya (Ihromi, 1995)

Suatu kenyataan menunjukkan bahwa kultur dominasi laki-laki merupakan aspek yang tidak begitu saja disingkirkan meskipun perempuan desa telah terbiasa melakukan perilaku mandiri sejak dini. Bias any anak-anak tergantung pada orangtuanya sampai mereka menikah. Kondisi ini menyebabkan perempuan lebih banyak tergantung pada orang lain dan kurang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemandirian (Notopuro, 1979)

(35)

2.3 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan Skripsi Emmi Jelita Tampubolon tahun 2007 dengan judul “Analisi curahan tenaga kerja wanita dan Peran Istri dalam Pengambilan Keputusan di desa Gajah,Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo” menyatakan bahwa dari hasil tabulasi curahan tenaga kerja pria dan wanita menurut tahapan kegiatan usahatani kubis maka dapat diketahui bahwa curahan tenaga kerja wanita lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja pria dimana persentase curahan tenaga kerja wanita adalah 56,39 % (12,45 HKP) per petani dan 52,89 % (28,01 HKP) per Hektar,wanita pada setiap tahapan kegiatan seperti pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan lebih banyak mencurahkan tenaganya dibandingkan tenaga kerja pria tetapi pada tahapan kegiatan pemberantasan hama dan penyakit hanya pria saja yang melakukanya.dalam kegiatan usahataninya istri dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi,setelah dilakukan analisi liner berganda diperoleh hasil, faktor sosial yang mempengaruhi istri bekerja secara tidak nyata dalam usahatani kubis adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan sedangkan faktor sosial yang berpengaruh terhadap curahan tenaga kerja istri dalam usahatani kubis adalah luas lahan, umur, pengalaman bertani dan pendapatan keluarga.

(36)

sebagai buruh di industry kacang intip adalah menambah pendapatan keluarga, mengisi waktu luang dan lokasi industry tersebut dekat dengan rumah.

2.4 Kerangka Pemikiran

Dewasa ini wanita Indonesia bukan hanya menuntut persamaan hak antara wanita dan pria, tetapi juga menuntut peranan sebagai sumber daya manusia dalam berbagai pekerjaan.Begitu pula dalam rumah tangga pertanian yang terdiri dari suami dan istri sama-sama berupaya memberikan sumbangan dalammenambah pendapatan keluarga.

Usahatani adalah kegiatan produksi yang merupakan kombinasi dari berbagai faktor produksi yang terdiri dari alam (lahan), modal, tenaga kerja, dan pengelolaan (manajemen), tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi penting sangat berpengaruh pada kegiatan usahatani dan sangat menentukan keberhasilan usahatani karena berjalan atau tidaknnya suatu usaha produksi ditentukan oleh orang-orang yang bekerja mencurahkan seluruh potensi sumber daya melalui tenaga dan pikiran secara maksimal.

Dalam usahatani sayuran seperti kubis pada setiap tahapan kegiatan usahataninya membutuhkan tenaga kerja, tenaga kerja keluarga petani merupakan tulang punggung dari pengelolaan tata rumah tangga usahatani karenanya penggunaan tenaga kerja keluarga yang terlibat ada tenaga kerja wanita/istri dan tenaga kerja pria/suami, satuan hari kerja dinyatakan dalam satuan HKP.Petani dalam usahatani kubis mempunyai peranan sebagai tenaga kerja dan juga sebagai pengambil keputusan.

(37)

yang memiliki kebutuhan tenaga kerja yang berbeda-beda. Adapun tahapan kegiatan dalam usahatani kubis adalah pengolahan tanah, penanaman,pemupukan, penyiangan, dan pengendalian hama dan penyakit.

Dari penjelasan singkat diatas maka dapat dibuat skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1. Skema kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Menyatakan Mempengaruh : Menyatakan Hubungan

Usahatani

kubis

Tenaga kerja wanita

Curahan tenaga kerja

Pendapatan Keluarga Pendapatan Upah/Pendapatan Kegiatan Usahatani :

- Pengolahan tanah

- Penanaman

- Pemupukan

- Penyiangan

- Pemberantasan

(38)

2.4 Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah dan tujuan penelitian maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Curahan tenaga kerja wanita dalam usahatani Kubis adalah besar.

2. Pendapatan yang diperoleh keluarga wanita tani dari usahatani kubis di daerah penelitian adalah besar.

(39)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wanita merupakan sumberdaya insani yang potensial dalam pembangunan.Namun demikian, potensi kaum wanita yang relatif besar belum termanfaatkan secara maksimal terutama dalam kegiatan-kegiatan produktif, seperti bekerja atau melakukan suatu kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan.Selain itu, peran wanita tidak terlepas dari fungsi sebagai ibu rumah tangga, istri pendamping suami, serta pembina putra putri.

Peranan wanita dalam kehidupan keluarga semakin berkembang. Saat ini, wanita tidak saja melakukan kegiatan di dalam lingkup keluarga, tetapi banyak di antara bidang-bidang kehidupan masyarakat yang membutuhkan kehadiran wanita dalam penanganannya. Ikut sertanya wanita dalam kegiatan ekonomi bukan sesuatu hal yang baru. Wanita berusaha memperoleh penghasilan yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adanya kemauan wanita untuk mandiri dalam bidang ekonomi, yaitu berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan kebutuhan hidup dari orang-orang yang menjadi tanggungannya. Selain itu, adanya kebutuhan untuk menambah penghasilan keluarga serta semakin meluasnya kesempatan kerja yang menyerap tenaga kerja wanita juga merupakan salah satu faktor pendorong wanita untuk bekerja (Sumarsono, 2009).

(40)

Fenomena wanita bekerja di sektor pertanian bagi masyarakat bukan sesuatu hal yang baru.Sejarah menunjukkan bahwa asal mula pertanian berawal dari pembagian kerja antara pria dan wanita, dimana pria melakukan pekerjaan berburu dan meramu hasil hutan, sedangkan wanita bertani di sekitar rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.Semakin maju masyarakat maka usaha pertanian dilakukan secara menetap dan dilakukan oleh pria dan wanita.Masuknya tenaga kerja wanita ke sektor pertanian didorong oleh kebutuhan pokok masyarakat (Sukesi, 2002).

Tenaga Kerja wanita sebagai buruh dapat membantu kegiatan suami dan menambah pendapatan rumah tangga.Pendaptan rumah tangga merupakan hasil usaha bersama dari semua anggota rumah tangga yang mampu bekerja dan digunakan untuk semua anggota rumah tangga sesuai dengan pos-pos pengeluaran yang ada, dengan pengeluaran tertinggi ada pada pos pangan (Bastian, 1985).

(41)

Sebagian besar penduduk Indonesia termasuk penduduk Sumatera Utara mengandalkan pertanian sebagai pencaharian utama.Khususnya di dalamnya Kabupaten Karo di mana kecamatannya lebih banyak bergerak dibidang Pertanian.Salah satunya di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, dengan data jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan sangat tinggi.Hal ini dapat dillihat dari Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin Per kelurahan Kecamatan Simpang Empat Tahun 2010-2014(jiwa)

Daerah

2010 2011 2012 2013 2014

Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita

Kab.Karo 174418 176542 176077 178165 178073 180750 180535 183220 189815 192807

Kec.Simp.

Sumber : BPS Sumatera Utara dalam Angka Kab.Karo Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dilihat rata-rata jumlah penduduk pria dan wanita 5 tahun terakhir di Kabupaten Karo, kecamatan Simpang empat ,dan di desa Surbakti memiliki jumlah penduduk wanita rata-rata lebih besar dibanding dengan laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari total seluruh jumlah penduduk pria dan wanita.

(42)

Tabel 2. Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Kubis PerKecamatan

Sumber : BPS Sumatera Utara dalam Angka Kab.Karo Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa Kecamatan Simpang Empat memiliki produksi Kubis tertinggi, dengan jumlah produksi sebesar 13300 ton dengan luas panen 433 Ha dengan produktifitas sebesar 307,16 kwintal/Ha.

(43)

Tabel 3. Luas lahan Kubis Per Desa di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun 2014

No. Desa Luas

Sumber : kantor kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

Dengan melihat Tabel 3 diatas dapat diketahui desa Surbakti memiliki luas lahan dan produksi yang paling tinggi dalam usahatani kubis yakni luas lahan 110 Ha, dan jumlah produksi 4950 ton, sehingga diperoleh produktifitas 45 ton/ha

(44)

Tabel 4. Data jumlah tenaga kerja yang bekerja menurut lapangan PekerjaanPer Desa Kecamatan Simpang Empat tahun 2014

No. Desa/Kelurahan Pertanian Industri PNS/ ABRI

Sumber : BPS Karo dalam Angka 2015

(45)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa Permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana curahan tenaga kerja wanita dalam usahatani kubis di daerah penelitian?

2. Berapa besar pendapatan Keluarga wanita tani dari usaha tani kubis di daerah penelitian ?

3. Berapa besar persentase kontribusi tenaga kerja wanita dalam usahatani kubis terhadap total pendapatan keluarga di daerah penelitian?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui berapa besar curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam usaha tani kubis didaerah penelitian.

2. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan keluarga wanita tani dari usaha tani kubis di Darerah penelitian.

3. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi curahan tenaga kerja wanita dalam usahatani Kubis terhadap total pendapatan keluarga didaerah penelitian.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai beikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi keluarga tani dalam mengelola dan mengembangkan usahataninya sehingga dapat memperbaiki pendapatan keluarga.

(46)
(47)

ABSTRAK

Yosua R P (120304107) dengan judul skripsi “Partisipasi Wanita dalam Usahatani Kubis dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga ”Studi

Kasus Di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting,

M.Siselaku ketua komisi pembimbing dan IbuIr. A. T. Hutajulu, MS selaku

anggota komisi pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui Berapa besar curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam usahatani kubis, mengetahui berapa besar pendapatan keluarga wanita tani dari usahatani kubis, dan untuk mengetahui berapa besar kontribusi curahan tenaga kerja wanita dalam usahatani kubis terhadap total pendapatan keluarga,di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Metode penelitian yang digunakanuntuk daerahpenelitian ditentukan secarapurposive area sampling, yaitu menentukan daerah penelitian dengan sengaja, dan metode pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling, yaitu setiap sampel memliliki ukuran yang sama. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.

Hasil penelitian diperoleh curahan tenaga kerja wanita dalam usahatani kubis cukup besar yaitu 66,42% (7,26 HKP) per petani dan 66,84% (20,22 HKP) per hektar dari total curahan tenaga kerja, Total Pendapatan Bersih keluarga wanita usahatani kubis per musim tanam di Desa Surbakti sebesar Rp 11.387.855,28 per petani dan Rp 27.928.062,22per hektar, dan kontribusi pendapatan wanita tani terhadap pendapatan rumah tangga adalah sebesar 66,36 % sedangkan pria sebesar 33,64 %, ini berarti pendapatan wanita sangat membantu untuk menambah pendapatan keluarga di daerah penelitian,

Kata Kunci: Curahan tenaga kerja, Pendapatan Keluarga Wanita tani,

(48)

PARTISIPASI WANITA DALAM USAHATANI KUBIS DAN

KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA

(Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

SKRIPSI

OLEH :

YOSUA R P 120304107 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(49)

PARTISIPASI WANITA DALAM USAHATANI KUBIS DAN

KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA

(Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Untuk memenuhi Sebagia Syarat- syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana Pertanian

OLEH :

YOSUA R P 120304107 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(50)
(51)
(52)

ABSTRAK

Yosua R P (120304107) dengan judul skripsi “Partisipasi Wanita dalam Usahatani Kubis dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga ”Studi

Kasus Di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting,

M.Siselaku ketua komisi pembimbing dan IbuIr. A. T. Hutajulu, MS selaku

anggota komisi pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui Berapa besar curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam usahatani kubis, mengetahui berapa besar pendapatan keluarga wanita tani dari usahatani kubis, dan untuk mengetahui berapa besar kontribusi curahan tenaga kerja wanita dalam usahatani kubis terhadap total pendapatan keluarga,di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Metode penelitian yang digunakanuntuk daerahpenelitian ditentukan secarapurposive area sampling, yaitu menentukan daerah penelitian dengan sengaja, dan metode pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling, yaitu setiap sampel memliliki ukuran yang sama. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.

Hasil penelitian diperoleh curahan tenaga kerja wanita dalam usahatani kubis cukup besar yaitu 66,42% (7,26 HKP) per petani dan 66,84% (20,22 HKP) per hektar dari total curahan tenaga kerja, Total Pendapatan Bersih keluarga wanita usahatani kubis per musim tanam di Desa Surbakti sebesar Rp 11.387.855,28 per petani dan Rp 27.928.062,22per hektar, dan kontribusi pendapatan wanita tani terhadap pendapatan rumah tangga adalah sebesar 66,36 % sedangkan pria sebesar 33,64 %, ini berarti pendapatan wanita sangat membantu untuk menambah pendapatan keluarga di daerah penelitian,

Kata Kunci: Curahan tenaga kerja, Pendapatan Keluarga Wanita tani,

(53)

RIWAYAT HIDUP

YOSUA ROPRADY PURBA, lahir di Kota Perbaungan Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 29November 1992. Penulis merupakan anak ke Lima dari Bapak Alm. Pdt Yayasin Purba dan Ibu Marsaulina Sipayung.

Pendidikan Formal yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1999 masuk Sekolah Dasar dan lulus tahun 2005 dari SD Swasta MethodistPematang Siantar.

2. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Pertama dan lulus tahun 2008 dari SMP Methodist 1 Medan.

3. Tahun 2008 masuk Sekolah Menengah Atas dan lulus tahun 2011 dari SMA Methodist 1 Medan.

4. Tahun 2012 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN Tertulis.

Kegiatan Yang Pernah diikutii penulis selama duduk di bangku kuliah adalah sebagai berikut :

1. AnggotaDepartemen Informasi dan Komunikasi IMASEP Pertanian, Universitas Sumatera Utara

2. Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Nagori Bah Bolon, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.

(54)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Partisipasi Wanita

Dalam Usahatani Kubis dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Keluarga

(Studi Kasus: Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten

Karo)”. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Kepada orangtua tercinta Bapak Alm. Pdt. Yayasin Purba Silangit dan Mama MarsaulinaSipayung yang selalu memberikan nasihat, kasih sayang, dan dukungan baik secara materi maupun doa yang diberikan selama menjalani masa perkuliahan.

2. Kepada Kakak Tersayang Gebby Purba, SE dan Patricia Purba. S.Sos, M.Pa, Abang-abang TersayangHendri Gero Purba S.Kom dan Sonder Mazmur Purba, SE serta sepupu Andreas Sipayung dan seluruh keluarga besar penulis yang memberikan doa dan dukungan.

(55)

memotivasi, dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan selama masa perkuliahan.

4. Kepada Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis FakultasPertanian USU dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Sekertaris Program Studi Agribisnis FakultasPertanian USU yang telah memberikan kemudahan dalam perkuliahan.

5. Kepada Seluruh Dosen Fakultas Pertanian, Khususnya Dosen Program Studi Agribisnis FakultasPertanian USU yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Kepada Seluruh Pegawai di Fakultas Pertanian, Pegawai Program Studi Agribisnis FakultasPertanian USU yang telah memberikan banyak kemudahan dalam menjalankan skripsi.

7. Kepada Teman–Teman Agribisnis Stambuk 2012, khususnya kepada teman-teman grup Hore-Hore (Dhieni, Sylvi, Pita, Kristina, Purnama, Karol, Fais, Ojik, Febri, Ismail dan Triandi) yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

Namun demikian, penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pada skripsi ini, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan,Agustus 2016

(56)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Pustaka ... 9

2.2 Landasan Teori ... 14

2.3 Penelitian Terdahulu ... 17

2.4 Kerangka Pemikiran ... 19

2.5 Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 21

3.2 Metode Penarikan Sampel ... 21

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1Deskripsi Daerah Penelitian ... 28

4.1.1 Letak dan Luas Geografis ... 28

4.1.2 Luas wilayah dan Penggunaan Lahan... 29

4.1.3Keadaan Penduduk ... 29

4.1.4Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 30

(57)

4.2 Karakteristik Petani Sampel ... 32 4.3 Karakteristik Usahatani ... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Curahan Tenaga Kerja Pria dan Wanita dalam Usahatani

Kubis di Desa Surbakti ... 38 5.2Besar Pendapatan Rumah Tangga Wanita dalam usahatani

Kubis di Desa Surbakti ... 40 5.3 Besar Kontribusi curahan tenaga kerja wanita dalam usaha tani

kubis terhadap Total Pendapatan Keluarga ... 42

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 44 6.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA

(58)

DAFTAR TABEL

Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin Per kabupaten,Kecamatan, dan Desa

Luas lahan Produksi, Produktifitas kubis Per Kecamatan Kabupaten Karo 2014

Luas lahan kubis per Desa di Kecamatan Simpang Empat kabupaten Karo tahun 2014

Data Jumlah tenaga kerja yang bekerja menurut lapangan pekerjaan Per desa di kecamatan simpang empat tahun 2014

Spesifikasi Jenis data yang akan diperoleh

Jenis dan Luas Penggunaan Tanah di Desa Surbakti Tahun 2014

Distribusi Penduduk Menurut kelompok umur di Desa Surbakti Tahun 2014

Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Surbakti Tahun 2014

Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Surbakti Tahun 2014

Sarana dan Prasarana di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo 2014

Karakteristik Petani Sampel Desa Surbakti Tahun 2016

Rata-rata curahan tenaga kerja Pria dan Wanita menurut Tahapan kegiatan dan Persentase CTK Wanita terhadap total CTK usahatani kubis Rata-rata pendapatan Rumah Tangga Wanita dari usahatani Kubis Per musim tanam

(59)

DAFTAR LAMPIRAN

Karakteristik Wanita Tani dalam Usahatani Kubis

Distribusi Penggunaan dan Biaya sarana Produksi dalam Usahatani Kubis Per Petani

Distribusi Penggunaan dan Biaya sarana Produksi dalam Usahatani Kubis Per Hektar

Curahan Tenaga kerja (jam) Pria dan Wanita Per Petani pada Usahatani Kubis

Curahan Tenaga kerja (jam) Pria dan Wanita Per Hektar pada Usahatani Kubis

Curahan Tenaga Kerja (HKP) Pria dan Wanita Per Petani Usahatani Kubis

Curahan Tenaga Kerja (HKP) Pria dan Wanita Per Hektar Usahatani Kubis

Distribusi Biaya Curahan Tenaga Kerja Pria dan Wanita Per Petani pada Usahatani Kubis

Distribusi Biaya Curahan Tenaga Kerja Pria dan Wanita Per Hektar pada Usahatani Kubis

Curahan tenaga kerja (jam) dalam dan luar keluarga Per Petani Menurut Jenis Kelamin dan Tahapan Kegiatan Usahatani Kubis.

Curahan tenaga kerja (jam) dalam dan luar keluarga Per Hektar Menurut Jenis Kelamin dan Tahapan Kegiatan Usahatani Kubis Per Hektar

Curahan tenaga kerja (HKP) dalam dan luar keluarga Per Petani Menurut Jenis Kelamin dan Tahapan Kegiatan Usahatani Kubis

Curahan tenaga kerja (HKP) dalam dan luar keluarga Per Hektar Menurut Jenis Kelamin dan Tahapan Kegiatan Usahatani Kubis

Distribusi Biaya Curahan Tenaga Kerja dalam dan Luar keluarga per Petani Menurut Jenis Kelamin dan Tahapan kegiatan Usahatani Kubis Distribusi Biaya Curahan Tenaga Kerja dalam dan Luar keluarga per Hektar Menurut Jenis Kelamin dan Tahapan kegiatan Usahatani Kubis Distribusi curahan tenaga kerja (jam) Suami dan Istri Per Petani menurut tahapan kegiatan usahatani Kubis

Distribusi curahan tenaga kerja (jam) Suami dan Istri Per Hektar menurut tahapan kegiatan usahatani Kubis

Distribusi curahan tenaga kerja (HKP) Suami dan Istri Per Petani menurut tahapan kegiatan usahatani Kubis

Distribusi curahan tenaga kerja (HKP) Suami dan Istri Per Hektar menurut tahapan kegiatan usahatani Kubis

Distribusi Biaya Curahan tenaga Kerja Suami dan Istri Per Petani Menurut tahapan Kegiatan usahatani Kubis

Distribusi Biaya Curahan tenaga Kerja Suami dan Istri Per Hektar Menurut tahapan Kegiatan usahatani Kubis

Distribusi Nilai dan Biaya Penyusutan Alat Pertanian Per Petani pada usahatani Kubis

(60)

26

27

Total Biaya Produksi Per Hektar Pada usahatani Kubis

Produksi,penerimaan, dan pendapatan Per Petani Pada Usahatani Kubis

Gambar

Tabel 6. Jenis dan Luas Penggunaan Tanah di Desa Surbakti Tahun 2014 Jumlah
Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Surbakti Tahun                  2014
Tabel  10. Sarana dan Prasarana di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang     Empat, Kabupaten Karo 2014 No Sarana dan Jumlah (Unit)
Tabel 11. Karakteristik Petani Sampel Desa Surbakti Tahun 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ltir'rt htrrt'' t\t'i { tg' r \!rt!' ".. b.ikscbetum m.lpun Fsud.h petaj:ran serr.ngkdn komp..ef ker yatu,)lel"Jl,.dalah ydng Uerhrb!.qan d€nq.n mnat/p.rhatan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Klaim Biaya Perawatan, Persalinan dan

Bah*a dalam En€k! Pelaksamad KeSlaran uji Keseharan calon Mah6isla Bm FIK Uniremir6 Nese.i Yqyakatu melalui lalur Sele*si Mandni GM) GelombonC ll Tahur 2009 perlu

[r]

: Ruang Sidang Pengadilan Tata Usaha Negara Jl.. Abdulrahman Saleh Nomor

Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan yang selanjutnya disebut UNPK adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik program Paket A, Paket B,

(1) Pelaporan keuangan untuk realisasi penggunaan anggaran dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan dilakukan langsung oleh pemimpin Satker dekonsentrasi sebagai

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor BAHP/UL.1/27/ULP.8/PJ.014/2016 tanggal 11 April 2016, Kelompok Kerja 8 Unit Layanan Pengadaan Direktorat Jenderal Pajak