KEKASARAN PERMUKAAN TERMOPLASTIK NILON
SETELAH PERENDAMAN DALAM
LARUTAN KOPI ROBUSTA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi skripsi dan melengkapi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
WESLEY KUANDINATA
NIM : 100600140
Pembimbing:
Lasminda Syafiar, drg., M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 29 Januari 2014
Pembimbing : Tanda Tangan
Lasminda Syafiar., drg., M.Kes
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji
pada tanggal 29 Januari 2014
TIM PENGUJI
KETUA : Lasminda Syafiar, drg., M.Kes
ANGGOTA : 1. Rusfian., drg., M.Kes
NIP : 19520920 198201 1 001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam
rangka memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua
orang tua tercinta yaitu ayah (Suwandi) dan ibu (Julia) yang telah merawat, mendidik
dan memberikan dukungan baik moril maupun materil, semangat dan dorongan yang
tak henti-hentinya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan masa
pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan dan juga
dapat menyelesaikan proses skripsi ini dengan baik.
Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak
mendapat bimbingan, pengarahan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort. selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes. selaku Ketua Departemen Ilmu Material
dan Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku
dosen pembimbing yang telah banyak memberi dan meluangkan waktu dalam
membimbing serta mengarahkan penulis hingga akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
3. Seluruh staf di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas kesediaannya menerima
penulis untuk menyelesaikan skripsi di Departemen Ilmu Material dan Teknologi.
4. Pimpinan dan seluruh karyawan Unit UJI Laboratorium Dental FKG USU
telah membantu penulis dalam pembuatan sampel serta memberikan dukungan
5. Evita Mayasari, dr., M.Kes selaku Sekretaris Departemen Mikrobiologi FK
USU dan dr. Lia Kusumawati, MS., Sp.MK(K) selaku Ketua Departemen
Mikrobiologi FK USU atas bantuan yang telah diberikan selama pelaksanaan
penelitian ini.
6. Bu Ida dan Bang Anto selaku laboran di Departemen Mikrobiologi FK
USU atas bantuan yang telah diberikan selama pelaksanaan penelitian ini.
7. Maya Fitria, SKM., M.Kes selaku staf pengajar di Departemen
Kependudukan dan Biostatistika FKM USU atas bantuan pengolahan data selama
penelitian ini.
7. Drs. Suparmin, MT. selaku Kepala Bagian Laboratorium Mesin Politeknik
Negeri Medan dan Drs. Moch. Agus Zaenuri selaku Kepada Bagian Laboratorium
CNC Politeknik Negeri Medan atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis
selama pelaksanaan penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman penulis dan teman seperjuangan yang melakukan skripsi di
Departemen IMTKG atas bantuan yang telah diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan, karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
terdapat kesalahan selama penulis melaksanakan penelitian penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu, masyarakat dan FKG
USU.
Medan, 21 Januari 2014
Penulis,
(Wesley Kuandinata)
DAFTAR TABEL
Tabel . Halaman
1 Kandungan kafein pada bahan lain ... 10
2 Komposisi kimia biji kopi arabika dan kopi robusta ... 11
3 Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon (µm) sebelum dan sesudah perendaman dalam larutan kopi
robusta ... 33
4 Hasil uji Anova satu arah ... 34
5 Analisis statistik Post hoc Multiple Comparison LSD antar
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Gigitiruan nilon... 5
2 Sifat polimer crystalline dan amorphous... 5
3 Bentuk dan ukuran sampel ... 16
4 Profilometer ... 19
5 Master Cast... 19
6 Kuvet khusus ... 19
7 pH indikator ... 20
8 Vibrator ... 21
9 Timbangan digital ... 21
10 Gelas ukur ... 21
11 Inkubator ... 21
12 Injector... 21
13 Cartridge ... 22
14 Furnace ... 22
15 Termoplastik nilon ... 22
16 Gips keras ... 23
17 Kopi robusta ... 23
18 Tinfoil... 23
20 Malam spru ... 24
21 Wraping plastic ... 24
22 Pengisian kuvet bawah ... 25
23 Master cast dibenamkan dalam kuvet khusus ... 25
24 Pemasangan malam spru ... 26
25 Penguncian kuvet ... 26
26 Pengisian kuvet atas... 26
27 Gips keras didiamkan hingga mengeras ... 27
28 Pemisahan kuvet ... 27
29 Kuvet setelah dikeringkan dengan tisu ... 27
30 Cartridge dimasukkan ke dalam furnace ... 28
31 Termoplastik nilon melunak ... 28
32 Nilon diinjeksi ke dalam kuvet ... 29
33 Kuvet dipisahkan ... 29
34 Nilon setelah dipisahkan dari kuvet ... 29
35 Nilon setelah dipisahkan dari cartridge ... 29
36 Nilon setelah dipolish ... 30
37 Skema daerah yang akan diukur ... 31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Alur Penelitian ... 42
2 Uji normalitas data kekasaran permukaan termoplastik nilon sebelum dan sesudah perendaman dalam larutan kopi
robusta ... 43
3 Output uji Anova satu arah kekasaran permukaan termoplastik
nilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta ... 44
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu perawatan dalam bidang kedokteran gigi untuk menanggulangi
kehilangan gigi adalah dengan menggunakan gigitiruan. Gigitiruan terdiri dari
gigi-gigi tiruan yang dilekatkan pada basis protesa.1Bahan basis gigitiruan yang ideal harus memiliki beberapa syarat yaitu tidak toksik,tidak mengiritasi, tidak dipengaruhi
dan tidak larut dalam cairan rongga mulut, harus memiliki sifat mekanik yang kuat,
memiliki sifat fisik yang kuat, estetis, radiopak, dan mudah diperbaiki.2
Pada dasarnya bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan
dibagi menjadi dua kelompok yaitu logam dan non-logam. Contoh bahan basis
gigitiruan logam adalah cobalt chromium, gold alloys, aluminium dan stainless steel.
Contoh bahan basis gigitiruan yang non-logam adalah resin akrilik.3
Resin dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat termal yaitu termoplastik dan
termoset. Resin termoplastik merupakan resin yang dapat dilunakkan berulang kali
dicetak pada suhu dan tekanan yang tinggi tanpa mengalami perubahan kimia,
contohnya yaitu selulosa nitrat, resin vinil, nilon, polikarbonat, dan polystyrene.
Resin termoset merupakan resin yang hanya dapat dibentuk sekali dan tidak dapat
dilunakkan seperti resin termoplastik, contohnya yaitu vulkanit, fenol formaldehid,
dan resin akrilik.3
Pada tahun 1940-an, Arpad dan Tibor Nagy bereksperimen dengan polimer
baru yaitu termoplastik nilon untuk menciptakan jenis gigitiruan sebagian yang
mampu mengatasi kebutuhan dasar retensi, dukungan dan stabilitas dan pada saat
yang sama memberikan estetis yang lebih baik.4,5Termoplastik nilon merupakan golongan poliamida dan sering digunakan dalam pembuatan gigitiruan sebagian
lepasan5-7
Termoplastik nilon adalah gigitiruan fleksibel yang pertama di
yang kuat dan penekanan yang berulang-ulang, lebih ringan dari resin akrilik dan
mudah dimanipulasi jika peralatan tersedia, dapat memberikan efek stress – breaking
dari sifat fleksibilitas dalam beberapa desain gigitiruan sebagian lepasan serta resisten
terhadap abrasi pada gigitiruan.4,5Disamping itu termoplastik nilon memiliki keuntungan yang lain yaitu tidak mempunyai cengkeram logam, ringan, bahannya
bersifat tembus pandang sehingga gusi terlihat jelas sehingga menghasilkan
penampilan yang alami dan memberikan estetis yang memuaskan, bebas monomer
sehingga bersifat hipoalergenik dan dapat menjadi alternatif yang berguna bagi pasien
yang sensitif terhadap resin akrilik, nikel atau cobalt.4-7
Tetapi termoplastik nilon memiliki kekurangan seperti mudah berubah warna,
kekasaran permukaan yang kurang baik, fleksibilitas yang terlalu tinggi, penyerapan
air yang tinggi dan mudah terjadi perubahan dimensi serta sulit dalam
pengolahannya.2,5,8
Kekasaran permukaan merupakanawal tempat perlekatan sisa makanan yang
akan terjadi pada pemakaian gigitiruan setelah beberapa bulan.5Perlekatan mikroba pada permukaan gigitiruan, proliferasi lanjutan dari mikroba tersebut, hingga
pembentukan plak pada gigitiruan dapat mengganggu kesehatan umum maupun
rongga mulut.Gigitiruan dengan permukaan yang kasar dapat menyebabkan
perlekatan bakteri. Penemuan ini juga telah dikonfirmasi oleh Radford dkk dan
Taylor dkk yang menemukan perlekatan bakteri lebih banyak terdapat pada
permukaan yang kasar.9
Faktor yang mempengaruhi kekasaran permukaan pada gigitiruan adalah jenis
bahan basis gigitiruan yang digunakan seperti termoplastik nilon yang memiliki
permukaan yang kurang dapat dipoles dengan baik.5,7Selain itu, bahan ini lebih sulit dilakukan proses akhir dan pemolesan dibandingkan dengan resin akrilik sehingga
kemungkinan memiliki permukaan yang lebih kasar.7,10
Bahan basis gigitiruan seperti termoplastik nilon akan sering terpapar dengan
zat-zat yang dimakan atau diminum yang memiliki sifat asam dan basa maupun
netral. Salah satu contoh minuman bersifat asam adalah kopi. Kopi memiliki sifat
Rivera, asam fosfat (phosphoric acid) yang berperan penting dalam tingkat keasaman
kopi walaupun asam sitrat, asam malik, dan asam asetat juga berperan dalam tingkat
keasaman kopi.13
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian di atas timbul permasalahan apakah ada perubahan kekasaran
permukaan pada termoplastik nilon setelah perendaman dalam larutan kopi robusta.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui besarnya kekasaran permukaan pada termoplastik nilon
setelah perendaman dalam larutan kopi robusta.
1.4 Hipotesis Penelitian
Tidak ada perubahan kekasaran permukaan pada termoplastik nilon setelah
perendaman dalam larutan kopi robusta.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan dokter gigi
mengenai bahan termoplastik nilon.
2. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
di bidang ilmu material dan teknologi kedokteran gigi dan sebagai data awal untuk
penelitian lebih lanjut.
3. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, dokter gigi dan
masyarakat mengenai pengaruh asam dalam larutan kopi robusta terhadap kekasaran
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Termoplastik Nilon
Nilon merupakan nama suatu polimer termoplastik yang dikenal secara
generik dan tergolong dalam kelas poliamida yang ditemukan pertama kali pada
tahun 1935 oleh Wallace Carothers di DuPont.6,14,15Penggunaan nilon pertama kali di kedokteran gigi tidak begitu memuaskan oleh karena sifat penyerapan air yang tinggi,
sehingga menyebabkan pemuaian yang berlebihan.6,16Beberapa kerugian juga dilaporkan mengenai bentuk awal termoplastik nilon termasuk kerentanan warna
basis bahan untuk berubah, mengalami stain, penyerapan air yang tinggi, dan
pembentukan permukaan yang kasar.6Namun bahan ini mempunyai fleksibilitas yang tinggi serta estetis yang memuaskan.5
Cara penggunaan atau insersi gigitiruan fleksibel adalah dengan menyediakan
air panas dalam gelas, sebelum insersi gigitiruan fleksibeldirendam beberapa menit.
Hal ini akan menambah fleksibilitas dan adaptasi pasien terhadap gigitiruan fleksibel
dan menambah kenyamaan pasien dan mudah dipasang.6
Pada beberapa tahun terakhir, termoplastik nilon telah menarik perhatian
sebagai bahan basis gigitiruan karena memiliki beberapa kelebihan yaitu hasil estesis
yang baik, tidak toksik untuk pasien alergi, elastisitas lebih tinggi daripada resin
akrilik polimerisasi panas, kekuatan yang cukup untuk digunakan sebagai bahan basis
gigitiruan, tidak terjadi perubahan bentuk selama proses polimerisasi dan tidak
terdapat monomer sisa (Gambar 1).7
Pada tahun 1962, Munns menggunakan teknik injection-moulding yang
dimodifikasi dalam pembuatan nilon dan menganjurkan pasien yang memakai
gigitiruan berbahan basis nilon untuk memberikan perhatian yang khusus agar dapat
Gambar1. Gigitiruan nilon.6
2.1.1Komposisi
Termoplastik nilon merupakan suatu resin yang dihasilkan oleh reaksi
kondensasi antara diamina (2—NH2 grup) dan asam dibasik (2—COOH grup) yang
memberikan variasi dari poliamida dengan sifat fisik dan mekanisnya yang
tergantung pada ikatan antara asam dan amida.2,5-7,14,15
Terdapat perbedaan utama dalam hal sifat antara resin akrilik dan nilon, yaitu
nilon merupakan polimer crystalline sedangkan resin akrilik merupakan polimer
amorphous. Sifat crystalline ini mengakibatkan nilon memiliki sifat yang tidak dapat
larut dalam pelarut, ketahanan panas yang tinggi dan kekuatan yang tinggi serta
kekuatan tensil yang baik.15
2.1.2 Manipulasi
Nilon tidak dapat larut sehingga tidak dapat dibuat dalam bentuk adonan dan
mengisi mould dengan teknik biasa, tapi harus dilelehkan dan diinjeksikan ke dalam
kuvet di bawah tekanan (injection-moulding). Nilon dimasukkan dalam satu cartridge
dan dilelehkan pada suhu 248,8-265,5oC dengan furnace elektrik. Selanjutnya nilon yang telah meleleh ditekan ke dalam kuvet oleh plugger di bawah tekanan yang
diberikan oleh pres hidrolik atau manual. Tekanan injection-moulding dijaga pada
tekanan 5 bar selama 3 menit kemudian kuvet beserta cartridge segera dilepaskan.
Kuvet kemudian dibiarkan dingin pada suhu kamar selama 30 menit sebelum
dibuka.15
2.1.3 Sifat-sifat Fisis a. Ekspansi Termal
Hargreaves (1971) menemukan koefisien ekspansi linear dari nilon yang
diperkuat serat kaca lebih rendah daripada nilon tanpa penambahan serat kaca.15 b. Massa Jenis
Gigitiruan dengan massa jenis yang rendah merupakan sifat yang
menguntungkan. Hal ini menyebabkan retensi gigitiruan rahang atas menjadi
bertambah.Massa jenis nilon adalah 1,14 g/cm3.7 c. Porositas
Nilon hampir tidak memiliki porositas.Adanya gelembung pada permukaan
dapat mempengaruhi estetis dan kebersihan basis protesa. Porositas cenderung terjadi
pada bagian basis protesa yang lebih tebal.7 d. Penyerapan air
Penyerapan air yang tinggi merupakan kekurangan utama dari nilon. Hal ini
karena termoplastik nilon mempunyai serat yang menyerap air.2,5,6,8,15Jenis termoplastik nilon yang pertama memiliki nilai penyerapan air yang tinggi yaitu
8,5%, kemudian dikembangkan jenis termoplastik nilon yang ditambahkan dengan
e. Perubahan dimensi
Teknik injection-moulding menunjukkan stabilitas dimensi yang baik
dibandingkan dengan teknik compression-moulding. Garfunkel dan Anderson dkk,
menyatakan bahwa dari hasil penelitian menunjukkan perubahan dimensi pada
injection-moulding lebih rendah dibandingkan dengan compression-moulding.15 f. Stabilitas warna
Stabilitas warna adalah kemampuan dari suatu lapisan permukaan atau
pigmen untuk bertahan dari degradasi yang disebabkan pemaparan dari lingkungan.
Yu-lin Lai dkk (2003), mempelajari stabilitas warna dari empat bahan polimer dan
menemukan bahwa diskolorasi nilon setelah perendaman dalam larutan kopi dan teh
lebih besar daripada resin akrilik.15 g. Kekasaran permukaan
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa meskipun memiliki banyak
kelebihan seperti tahan terhadap pelarut dan panas serta kuat dan ringan, tidak ada
yang dapat menutupi kekurangannya berupa staining, yellowing, fleksibilitas yang
tinggi, penyerapan air yang tinggi, perubahan dimensi, kesulitan dalam pemrosesan
dan permukaan yang kasar.8
Permukaan basis gigitiruan nilon tidak dapat dipoles sebaik resin akrilik,
sehingga terjadi peningkatan kekasaran serta perlekatan sisa makanan setelah
beberapa bulan pemakaian. Munns (1962), menyarankan penggunaan gigitiruan nilon
hanya untuk pasien yang dapat merawat gigitiruan dengan baik.5
2.1.4 Keuntungan
Keuntungan penggunaan basis gigitiruan nilon adalah:3-7,10
1.Estetis lebih baik karena bersifat translusen sehingga dapat menggambarkan
warna jaringan yang berada di bawahnya.
2. Tipis dan ringan tetapi sangat kuat sehingga tidak mudah patah dan tidak
mudah mengalami kerusakan.
3. Tidak mengandung monomer sisa, sehingga aman digunakan untuk pasien
4. Tidak menggunakan cangkolan logam.
5. Lebih lentur sehingga tekanan hampir seluruhnya disalurkan ke gigi
penyangga dan struktur tulang di bawahnya.
6. Pasien bebas melakukan pergerakan selama pengunyahan karena
fleksibilitas yang tinggi sehingga meningkatkan kenyamanan.
7. Hampir tidak memiliki porositas.
8. Tidak dapat mengalami crazing.
9. Ketepatan mengisi cetakan lebih baik dibandingkan resin akrilik
polimerisasi panas.
10. Tahan terhadap bahan kimia.
2.1.5 Kerugian
Kerugian penggunaan basis gigitiruan nilon adalah:2,5,7,8,10 1. Sulit diperbaiki bila terjadi kerusakan.
2. Proses pembuatannya memerlukan peralatan khusus di laboratorium.
3.Terjadi peningkatan kekasaran serta perlekatan sisa makanan setelah
beberapa bulan pemakaian.
4.Kekerasan termoplastik nilon lebih kecil dibandingkan resin akrilik
polimerisasi panas.
5. Sulit dalam pemrosesan.
6. Penyerapan air yang tinggi.
7. Stabilitas warna yang lebih buruk dibandingkan resin akrilik polimerisasi
panas.
8. Tidak menghantarkan panas dan dingin seperti metal.
9. Sulit untuk diperbaiki jika fraktur.
2.2 Kopi
Kopi merupakan salah satu minuman yang paling populer dan digemari di
seluruh dunia. Kopi biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari biji dari
paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi.Amerika Serikat merupakan
negara yang mengkonsumsi kopi terbesar di dunia. Empat dari lima orang di Amerika
Serikat meminum kopi setiap hari.18,19
Kopi bersifat asam dan tingkat keasaman dalam kopi dipengaruhi oleh tahap
pembakaran kopi, tipe alat pembakar kopi dan juga metode penyeduhan kopi.Ada 3
kelompok asam di dalam kopi yaitu asam alipatik (aliphatic acid), asam klorogenik
(chlorogenic acid) dan asam karboksilat (phenolic acid / alicylic carboxylic).13
Senyawa kimia pada biji kopi dapat dibedakan menjadi senyawa yang mudah
menguap (volatile) dan tidak mudah menguap (non-volatile). Contoh senyawa yang
mudah menguap adalah aldehida, keton, dan alkohol. Sedangkan senyawa yang tidak
mudah menguap adalah kafein, asam klorogenat dan senyawa nutrisi.18
Komponen volatile merupakan komponen yang bertanggung jawab untuk
memberikan aroma pada kopi. Aroma pada kopi merupakan satu komponen yang
penting karena sebagian besar kualitas kopi didasarkan pada aroma kopi dan rasa
kopi. Komponen volatile pada kopi sangat bervariasi dan sangat menentukan kualitas
aroma dan masing-masing dari komponen volatile mempunyai peranan yang penting
untuk membentuk aroma secara keseluruhan.20
Salah satu jenis asam karboksilat dalam kopi yang bermanfaat adalah
kafein.21Kafein ini yang membuat cita rasa kopi menjadi pahit. Pada kadar 0,2 mili mol/liter sampai 1,8 mili mol/ liter barulah bisa dirasakan rasa pahit kafein. Di dalam
tubuh, kafein mengalami perjalanan melewati saluran cerna dan diserap hampir
100%, serta puncak konsentrasi di darah sekitar 15 menit sampai 20 menit setelah
minum kopi. Kafein tidak disimpan di dalam tubuh yang artinya tidak terjadi
penumpukan kafein di tubuh. Dalam enam jam setelah kopi diminum, separuh dari
jumlah kafein yang masuk ke dalam tubuh dikeluarkan. Misalnya, 300mg kadar
kafein masuk ke dalam tubuh, maka dalam waktu enam jam 150mg kafein akan
keluar dari tubuh sedangkan sisanya 150mg akan dikeluarkan dari tubuh dalam waktu
enam jam berikutnya.18
American Dietetic Association menyarankan untuk tidak mengkonsumsi
juga terdapat pada teh, cokelat, obat sakit kepala dan minuman berenergi. Tetapi
kandungan terbesarnya memang terdapat pada kopi.Hasil penelitian dari Murdoch,
menyatakan bahwa kafein dalam 1 sampai 2 cangkir kopi dapat menambahkan
kecepatan berpikir dan inspirasi, membuat badan lebih segar, serta mengobati rasa
kantuk dan lelah. Namun, dapat berefek racun jika dikonsumsi dalan jumlah besar (10
cangkir) berturut-turut yang dapat menyebabkan insomnia, kecemasan dan
diare.18,19Kandungan kafein pada bahan lain dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan kafein pada bahan lain.18
Bahan Kandungan Kafein
Kandungan penting juga terkandung pada asam klorogenat yaitu fenol. Kopi
dan teh merupakan bahan utama yang banyak mengandung fenol dan fenol dapat
mencegah penyakit kardiovaskular dan sebagai antioksidan.21,22 Asam klorogenat ini juga mempengaruhi tingkat keasaman kopi.20-22
Secara umum, dikenal 4 jenis kelompok kopi yang dikenal yaitu kopi arabika,
kopi robusta, kopi liberika dan kopi ekselsa.Kebanyakan kopi yang beredar di dunia
adalah arabika yang menguasai 70% pasar dan kopi robusta. Dua jenis lain dalam
skala jauh lebih kecil adalah kopi liberica dan kopi ekselsa. Walaupun begitu,
kebanyakan kopi yang beredar di Indonesia adalah kopi robusta, yang kualitasnya
berada di bawah kopi arabika.Kopi arabika adalah kopi yang dianggap paling enak
lebih pahit dan lebih asam bila dibandingkan arabika. Sedangkan kopi liberika dan
kopi ekselsa dikenal kurang ekonomis dan komersial karena memiliki banyak variasi
bentuk dan ukuran biji serta kualitas cita rasanya.18,19Komposisi kimia biji kopi robusta dan arabika dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Komposisi kimia biji kopi arabika dan kopi robusta.18
Komponen Kopi Arabika
Menurut Maier dan Rivera, asam fosfat merupakan kontributor utama
terhadap tingkat keasaman kopi13,20, akan tetapi hasil penelitian Griffin dan Brauch menunjukkan bahwa asam fosfat mungkin berkontribusi, tetapi tidak secara langsung
berhubungan dengan tingkat keasaman.13Kopi merupakan salah satu makanan yang kompleks bila dilihat dari segi kimianya dan untuk mengetahui asam yang paling
berperan dalam tingkat keasaman sangat kompleks karena adanya distribusi garam,
asam dan senyawa kimia lainnya sehingga sulit untuk mengetahui mekanisme yang
tepat dan agen yang bertanggung jawab atas keasaman yang dirasakan di dalam
Keasaman dalam kopi dapat menyebabkan erosi pada gigi maupun bahan
dental. Keasaman dari kopi yang dikonsumsi akan merubah keasaman dalam mulut.
Semakin lama asam berada di rongga mulut maka sifat erosif dari asam akan semakin
kuat dan menyebabkan kekasaran permukaan bertambah.23
2.3 Kekasaran Permukaan
2.3.1 Pengertian
Kekasaran permukaan adalah kondisi suatu permukaan benda yang
bergelombang atau tidak teratur. Kekasaran permukaan dihitung sebagai permukaan
rata-rata aritmetrik dari dasar permukaan ke puncak permukaan. Permukaan yang
halus sangat penting tidak hanya untuk kenyamanan pasien tetapi juga untuk
gigitiruan atau restorasi dapat digunakan lebih lama, hasil estetis yang baik,
kebersihan mulut terjaga dan retensi plak yang rendah.24,25
Penelitian yang dilakukan oleh Hilgenberg dkk (2008), permukaan yang
dipoles dapat menurunkan jumlah perlekatan bakteri dibandingkan dengan
permukaan yang tidak dipoles. Semakin bagus pemolesan dilakukan maka dapat
menurunkan jumlah perlekatan bakteri dan menjaga kesehatan jaringan periodontal.9 Menurut Quirynen dkk (1990), Verran dan Maryan (1997) dan Bollen dkk
(1997), permukaan yang kasar dari resin akrilik dapat menyebabkan kolonisasi
bakteri dan akumulasi plak.25Penemuan ini juga telah dikonfirmasi oleh Radford dkk (1998) dan Taylor dkk (1998) yang menemukan perlekatan bakteri lebih banyak
terdapat pada permukaan yang kasar.9
2.3.2 Pengujian Kekasaran Permukaan
Pengukuran kekasaran permukaan digunakan suatu alat yang disebut dengan
profilometer. Pengukuran dilakukan dengan menarik suatu jarum (stylus) yang
Menurut Quirynen dkk (1990), kekasaran pada bahan kedokteran gigi yang
ideal adalah mendekati 0,2 µm atau kurang.9,24 Menurut Bollen dkk (1997) dan Radford dkk (1999), apabila nilai kekasaran permukaan lebih dari 0,2 µm dapat
2.4 Kerangka Teori
Bahan Basis Gigitiruan
Logam Non-Logam
Termoset Termoplastik
Vulkanit Resin
Fenol Formaldehid Nilon Resin Vinil Selulosa Polikarbonat Polystyrene
Komposisi Manipulasi Sifat-sifat Indikasi Kontraindikasi
Khemis Optis Fisis Biologis Mekanis
Kekasaran permukaan
Hardness
2.5 Kerangka Konsep
W
Termoplastik Nilon
Optis Khemis Fisis Mekanis Biologis
Kekasaran permukaan
pH rendah Erosi
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian eksperimental laboratoris.
3.2 Desain Penelitian
Pre and posttest group.
3.3 Tempat Penelitian
1. Unit UJI Laboratorium Dental FKG USU.
2. Laboratorium Mikrobiologi FK USU.
3. Laboratorium Mesin Politeknik Negeri Medan.
3.4 Waktu Penelitian
Bulan Juli 2013 sampai Januari 2014.
3.5 Sampel dan Besar Sampel
3.5.1 Sampel
Sampel pada penelitian ini menggunakan termoplastik nilon yang berukuran
65mm x 10mm x 2,5mm.27,28
3.5.2 Besar Sampel
Besar sampel pada percobaan ini menggunakan rumus sebagai berikut:29 ( t-1 ) (r-1) ≥ 15
Keterangan :
t : jumlah perlakuan
r : jumlah ulangan
Dalam rumus akan digunakan t = 3 karena sampel terdiri dari 3 kelompok
perlakuan, yaitu:
a. Kelompok I : Sampel termoplastik nilon sebelum dan sesudah direndam dalam larutan kopi robusta selama 1 hari
b. Kelompok II : Sampel termoplastik nilon sebelum dan sesudah direndam dalam larutan kopi robusta selama 2 hari
c. Kelompok III : Sampel termoplastik nilon sebelum dan sesudah direndam dalam larutan kopi robusta selama 3 hari
( 3 – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15
2 ( r – 1 )≥ 15
2r - 2 ≥ 15
r ≥ 8,5
Berdasarkan hasil perhitungan sampel untuk setiap kelompok, hasil minimal
besar sampel tiap perlakuan adalah 8,5 sampel, dalam penelitian ini diambil besar
sampel 10 buah untuk setiap perlakuan.
3.6 Variabel Penelitian 3.6.1 Variabel Bebas
Lama perendaman termoplastik nilon dalam larutan kopi robusta.
3.6.2 Variabel Terikat
3.6.3 Variabel Terkendali
1. Ukuran sampel termoplastik nilon.
2. Jenis bahan gigitiruan termoplastik.
3. Perbandingan bubuk kopi dan volume air sesuai petunjuk pabrik yaitu 10
gr : 180 ml.
4. Perbandingan adonan gips keras yaitu 300 gr gips keras : 90 ml air.
5. Suhu perendaman larutan kopi robusta 37oC .
6. Suhu dan waktu pemanasan termoplastik nilon yaitu pada suhu 248,8–
265,5 oC selama 11 menit.
7. Larutan kopi robusta dengan pH 5.
8. Jenis larutan kopi robusta.
9. Suhu air seduhan 100oC.
3.6.4 Variabel Tidak Terkendali 1. Kecepatan pengadukan gips keras.
2. Waktu pengadukan gips keras
3.7 Kriteria Penelitian 3.7.1 Kriteria Inklusi
1. Sampel dengan permukaan yang halus.
2. Sampel dengan ukuran yang sesuai.
3.7.2 Kriteria Ekslusi 1. Sampel yang rusak.
3.8 Defenisi Operasional
1. Termoplastik nilon adalah bahan yang melunak bila dipanaskan dan
2. Kekasaran permukaan adalah karakteristik suatu permukaan benda yang
tidak teratur dengan satuan mikrometer yang diukur dengan alat profilometer.
3. Kopi robusta adalah kopi yang memiliki tingkat kafein yang tinggi.
4. Lama perendaman termoplastik nilon adalah waktu yang diperlukan untuk
merendam termoplastik nilon dan bahan rendaman diganti setiap hari.
3.9 Alat dan Bahan Penelitian 3.9.1 Alat Penelitian
1. Profilometer (Mitutoyo-Surf Test 301, Japan).
Gambar 4. Profilometer
2.Master cast yang terbuat dari logam dengan ukuran 65 mm x 10 mm x 2,5
mm.
Gambar 5. Master cast.
3. Kuvet khusus.
4.Rubber bowl dan spatula.
5. Kunci kuvet.
6. Kertas pH indikator.
Gambar 7. pH indikator.
7. Lekron (Smic, China).
8.Vibrator(Pulsar 2 Filli Manfredi, Italy).
Gambar 8. Vibrator.
9. Timbangan digital (KrisChef, Indonesia).
Gambar 9. Timbangan digital.
10.Bur fraser.
12. Gelas ukur (Pyrex, Indonesia).
Gambar 10. Gelas ukur
13. Pinset.
14. Inkubator.
Gambar 11. Inkubator
15.Portable Dental Engine (Strong, Korea).
16.Straight Handpiece (Strong, Korea).
17. Injector.
18.Cartridge.
Gambar 13. Cartridge.
19.Furnace.
Gambar 14. Furnace.
20. Tisu.
21. Tempat perendaman sampel.
3.9.2 Bahan Penelitian
1. Termoplastik nilon (Bioplast, Japan).
2. Gips keras (Moldadur, Germany).
Gambar 16. Gips keras.
3. Kopi Robusta Java Monk (J J Royal Coffee®).
Gambar 17. Kopi robusta.
4. Air aquadest.
5. Vaselin sebagai bahan separasi.
6.Tinfoil.
Gambar 18. Tinfoil.
8. Cincin plastik.
Gambar 19. Cincin plastik.
9. Malam spru berdiameter 3,0 mm (Renfert, Germany).
Gambar 20. Malam spru.
10. Spidol.
11. Wraping plastic
Gambar 21. Wraping plastic
3.10 Prosedur Penelitian
3.10.1 Pembuatan Sampel Penelitian
3.10.1.1 Persiapan Pembuatan Sampel Penelitian
Master castterbuat dari logam dengan ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm untuk
3.10.1.2 Pembuatan Sampel Nilon
1.Penanaman master cast pada kuvet bawah.
a.Kuvet khusus disiapkan untuk dilakukan proses injection-moulding
b.Kuvet diolesi dengan bahan separasi vaselin.
c.Gips keras dicampur air aquadest dengan perbandingan 300 gr gips keras:
90 ml air pada rubber bowl.
d.Adonan gips keras diaduk dengan spatula selama 15 detik hingga homogen
kemudian adonan gips keras dituang ke dalam kuvet bawah yang telah disiapkan di
atasvibrator.
Gambar 22. Pengisian kuvet bawah.
e.Gips keras dibiarkan beberapa menit hingga konsistensinya sedikit
mengeras dan master cast yang telah diolesi vaselin dibenamkan sampai setinggi
permukaan adonan gips keras dalam kuvet khusus.
Gambar 23. Master cast dibenamkan dalam kuvet khusus.
2. Pemasanganmalam spru.
a. Setelah gips keras mengeras, malam spru sebagai jalan masuk bahan
diletakkan pada tepi model induk dengan menggunakan malam.
b. Spru yang berlebih dibuang dengan lekron.
Gambar 24. Pemasangan malam spru.
3. Pengisian kuvet atas
a. Setelah semua master cast dipasang spru, olesi permukaan gips keras,
master cast dan kuvet atas dengan vaselin.
b. Kuvet atas dipasangkan di atas kuvet bawah dan dikunci hingga rapat.
Gambar 25. Penguncian kuvet
c. Gips keras dicampuri airaquadest dengan perbandingan 300 gram gips
keras : 90 ml air pada rubber bowl.
d. Adonan gips keras diaduk dengan spatula selama 15 detik hingga homogen
kemudian adonan gips keras dituang ke dalam kuvet melalui salah satu lubang
pengisian pada kuvet hingga kuvet terisi penuh di atas vibrator.
e. Gips keras didiamkan selama 60 menit hingga mengeras.
Gambar 27. Gips keras didiamkan hingga
mengeras.
4. Pengangkatan master castdan pembuangan spru.
a. Kunci kuvet dibuka dan kuvet dipisahkan.
Gambar 28. Pemisahan kuvet .
b. Master castdilepaskan dari gips keras dengan menggunakan lekron.
c. Kuvet dipasangkan kembali, kemudian dipanaskan dalam air mendidih
selama 15 menit untuk membuang spru.
d. Kuvet dibuka dan disiram dengan air mendidih hingga tidak ada lagi sisa
spru pada gips keras dan sisa air dikeringkan dengan tisu.
5. Injeksi bahan nilon ke dalam mould.
a. Kuvet dipasangkan kembali dan dikunci.
b. Cartridge untuk injeksi disiapkan, kemudian diletakkan tinfoil yang telah
dipotong berbentuk lingkaran pada dasar cartridge.
c. Bahan nilon dimasukkan ke dalam cartridge.
d.Cartridge berisi bahan nilon dimasukkan ke furnace untuk melunakkan
bahan nilon dengan energi panas pada suhu 248,8 – 265,5 oC selama 11 menit.
Gambar 30. Cartridge dimasukkan ke dalam furnace.
e. Setelah bahan nilon melunak,penutup cartridgedilapisi dengan cincin
plastik dan tuang ke dalam cartridge.
Gambar 31. Termoplastik nilon melunak.
f.Cartridge dipasangkan pada posisi vertikal di atas lubang spru pada kuvet
khusus dan kuvet khusus ditempati pada injector.
g.Bahan nilon diinjeksikan ke dalam kuvet.
h.Bahan nilon dibiarkan di bawah tekanan selama 3 menit kemudian lepaskan
Gambar 32. Nilon diinjeksi ke dalam kuvet.
i. Kuvet khusus dilepaskan dari injektor dandipisahkan.
Gambar 33. Kuvet dipisahkan.
j. Nilon dilepaskan dari kuvet.
Gambar 34. Nilon setelah dilepaskan
dari kuvet.
k. Nilon dipisahkandaricartridge dengan menggunakan bur fraser.
6. Pemrosesan akhir.
Setelah kuvet dibuka, sampel dikeluarkan dari mould. Kemudian
masing-masing sampel dirapikan dengan menggunakan bur fraser hingga permukaan sampel
rata. Sampel kemudian dihaluskan dengan kertas pasir waterproof ukuran 150, 400
dan 600 yang dipasangkan pada rotary grinderselama 15 menit dengan kecepatan 500
rpm.
Gambar 36. Nilon setelah dipolish.
3.10.2 Pengukuran Kekasaran Permukaan
Sebelum sampel direndam dalam larutan kopi robusta, sampel diukur
kekasaran permukaannya dengan alat profilometer dengan satuan mikrometer dengan
cara :
1. Setiap sampel dibuat 3 titik pengukuran (±1 mm dari tepi sampel ) dengan
menggunakan spidol.
2. Sampel diletakkan dibidang datar dan operator meletakkan stylus pada titik
pertama di permukaan sampel.
3.Alat diaktifkan, stylus bergerak menelusuri satu garis lurus (horizontal)
sepanjang permukaan sampai ±1 mm dari tepi sampel.
4. Pengukuran dilakukan tiga kali pada masing-masing titik yang telah ditandai
sebelumnya.
Gambar 37. Skema daerah yang akan diukur.
3.10.3 Perendaman Sampel Penelitian
Setelah sampel diukur kekasaran permukaan awalnya, kemudian sampel
direndam dalam larutan kopi robusta. Larutan kopi robusta dibuat dengan cara
sebanyak 10 gram bubuk kopi diseduh dengan 180 ml air panas. Kemudian sampel
direndam dalam larutan kopi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
1. Kelompok I : 10 buah sampel termoplastik nilon direndam dalam larutan
kopi robusta yang sudah diukur pH nya dengan menggunakan pH indikator yang
kemudian tempat perendaman sampelnya dibungkus dengan wraping plastic dan
disimpan dalam inkubator dengan temperatur 37oC selama 1 hari. Setelah dilakukan perendaman selama 1 hari maka sampel dikeluarkan, dicuci dan dikeringkan di atas
tisu. Kemudian dilakukan pengukuran kekasaran permukaan dengan cara sama
seperti pengukuran kekasaran awal.
2. Kelompok II : 10 buah sampel termoplastik nilon direndam dalam larutan
kopi robusta yang sudah diukur pH nya dengan menggunakan pH indikator kemudian
tempat perendaman sampelnya dibungkus dengan wraping plastic dan disimpan
dalam inkubator dengan temperatur 37oC selama 2 hari. Setelah dilakukan perendaman selama 2 hari maka sampel dikeluarkan, dicuci dan dikeringkan di atas
tisu. Kemudian dilakukan pengukuran kekasaran permukaan dengan cara sama
seperti pengukuran kekasaran awal.
3. Kelompok III : 10 buah sampel termoplastik nilon direndam dalam larutan
kopi robusta yang sudah diukur pH nya dengan menggunakan pH indikator kemudian
tempat perendaman sampelnya dibungkus dengan wraping plastic dan disimpan
tisu. Kemudian dilakukan pengukuran kekasaran permukaan dengan cara sama
seperti pengukuran kekasaran awal.
(a) (b)
(c)
Gambar 38. Perendaman sampel (a) Mengukur pH larutan kopi sebelum
merendam sampel (b) Perendaman sampel di inkubator
(c) Pengukuran kekasaran permukaan
3.11 Analisis Data
Data akan dianalisis dengan menggunakan uji Anova satu arah dengan derajat
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 10 buah untuk masing-masing
kelompok perlakuan dan setiap sampel dilakukan 3 kali pengukuran yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Kekasaran permukaan pada seluruh
sampel termoplastik nilon sebelum dan sesudah dilakukan perendaman dalam larutan
kopi robusta dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon (µm) sebelum dan sesudah perendaman dalam larutan kopi robusta
Sampel
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
4.2 Analisis Hasil Penelitian
Sebelum dilakukan uji Anova, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data
dengan uji Shapiro-Wilkdan diperoleh p ≥ 0,05 yang menandakandata sampel
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Kemudian dilanjutkan dengan Test of
Homogeneity of Variances dan diperoleh p ≥ 0,05 yang menandakan uji Anovavalid
untuk menguji hubungan antar kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji Anova
satu arah (Tabel 4.).
Tabel 4. Hasil uji Anova satu arah
ANOVA
selisih
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .001 2 .000 11.586 .000
Within Groups .001 27 .000
Total .002 29
Pada tabel diatas dapat terlihat kolom Sig. diperoleh nilai p value = 0,000.
Dengan demikian hasil yang diperoleh p ≤ 0,05, maka diperoleh bahwa Ho (hipotesa)
ditolak. Sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat perubahankekasaran
permukaan yang signifikan pada tiap rata-rata kelompok perlakuan yaitu kelompok
perendaman 1 hari, 2 hari dan 3 hari.
Setelah didapat terdapat perubahan yang signifikan setelah perlakuan, maka
dapat dilakukan uji analisis Post Hoc Tests dengan menggunakan uji Least
Significant Difference (LSD) untuk membandingkan perbedaan kekasaran permukaan
Tabel 5. Analisis statistik Post hoc Multiple Comparison LSD antar kelompok
perendaman
Kelompok Perlakuan Mean Difference Sig.
I - II -0.004 0.127
I - III -0.012 0.000*
II - III -0.008 0.004*
Keterangan :
I : kelompok perendaman 1 hari II : kelompok perendaman 2 hari III : kelompok perendaman 3 hari
* : menunjukkan adanya perubahan yang signifikan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat perubahan kekasaran yang
signifikan antar kelompok perendaman 1 hari dengan kelompok perendaman 2 hari
dengan besar signifikansi 0,127 (p ≥ 0,05). Sedangkan perbandingan antara kelompok
perendaman 1 hari dengan 3 hari dengan besar signifikansi 0,000 (p ≤ 0,05) yang
artinya terdapat perubahan kekasaran permukaan yang signifikan antar kelompok
perendaman 1 hari dengan kelompok perendaman 3 hari. Sedangkan perbandingan
BAB 5
PEMBAHASAN
Data pengukuran perbedaan kekasaran permukaan termoplastik nilon setelah
perendaman dalam larutan kopi robusta selama 1 hari, 2 hari dan 3 hari dengan
jumlah sampel penelitian setiap kelompok adalah 10 sampel dianalisis secara statistik
dengan menggunakan uji Anova satu arah dengan Post Hoc Multiple LSD.
Didapatkan perbedaan rata-rata kekasaran permukaan antara kelompok perendaman 1
hari dengan 2 hari yaitu sebesar 0,004 dengan signifikansi 0,127 (p ≥ 0,05). Terdapat
perbedaan rata-rata kekasaran permukaan antara kelompok perendaman 1 hari dengan
3 hari yaitu sebesar 0,012 dengan signifikansi 0,000 (p ≤ 0,05) dan perbedaan
rata-rata kekasaran permukaan antara kelompok perendaman 2 hari dengan 3 hari yaitu
sebesar 0,008 dengan signifikansi 0,004 (p ≤ 0,05). Perbedaan kekasaran permukaan
yang paling besar terdapat pada kelompok perendaman 1 hari dengan 3 hari dengan
perubahan sebesar 0,012.
Dari hasil uji tersebut menunjukkan waktu perendaman termoplastik nilon
dalam larutan kopi robusta mempengaruhi kekasaran permukaan. Dari hasil uji ini,
didapatkan bahwa semakin lama waktu perendaman maka nilai kekasaran permukaan
semakin meningkat.
Dalam penelitian ini tidak ada perubahan kekasaran permukaan setelah
perendaman antara kelompok perendaman 1 hari dengan 2 hari. Tetapi terdapat
perubahan kekasaran permukaan pada kelompok perendaman 1 hari dengan 3 hari
dan kelompok perendaman 2 hari dengan 3 hari.Perubahan kekasaran permukaan
pada penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Salman dan
Saleem (2011)dimana menunjukkan tidak ada perubahan kekasaran permukaan pada
termoplastik nilon setelah perendaman dalam larutan oxalic acid dan tartaric acid
selama 7 hari.28
Kemungkinan lain yang menyebabkan terjadinya perubahan kekasaran
oxalic acid dan tartaric acidserta sifat dari termoplastik nilon yang memiliki
penyerapan yang tinggi.
Sifat polimer dari termoplastik nilon merupakan polimer crystallinesedangkan
resin akrilik merupakan polimer amorphous. Sifat crystalline ini mengakibatkan nilon
memiliki ikatan rantai yang panjang sehingga nilon memiliki gaya tarik menarik antar
rantai yang kuat. Karena sifat polimer crystalline ini maka nilon kurang dapat larut
dalam pelarut, ketahanan terhadap abrasi, ketahanan terhadap larutan kimia dan
stabilitas yang tinggi pada temperatur tinggi. Oleh karena itu, adalah mustahil untuk
melarutkan nilon sebelum ikatan hidrogen terputus dan sulit untuk menemukan
larutan yang cocok untuk memutuskan ikatan dari nilon.Termoplastik nilon memiliki
ketahanan yang baik terhadap asam. Termoplastik nilon hanya akan larut pada
larutan spesifik seperti larutan fenol, asam format, alkohol, larutan garam, larutan
methanol, larutan kresol dan dapat menyebabkan ikatan mengalami degradasi.Kopi
dan teh merupakan bahan utama yang banyak mengandung fenol.15,17,21,22,30-32
Terjadinya peningkatan kekasaran permukaan dapat disebabkan oleh beberapa
faktor seperti pH media perendaman, peristiwa hidrolisis dan sifat penyerapan air.
Terjadinya peningkatan kekasaran permukaan termoplastik nilon karena disebabkan
karena penyerapan air yang tinggi dan termoplastik nilon yang sifatnya larut dalam
larutan yang mengandung fenol. Air memegang peranan penting dalam degradasi
hidrolitik dan erosi bahan resin dengan cara meregangkan filler matriks. Berdasarkan
teori degradasi matriks, resin yang direndam di air akan menyerap molekul air dan air
akan berpenetrasi ke dalam ruang intermolekuler rantai polimer sehingga interaksi
polar menurun dan meningkatkan kekasaran permukaan.11,30
Kekasaran permukaan bahan kedokteran gigi yang ideal menurut Quirynen
dkk dan Bollen dkk adalah 0,2 µm atau kurang. Pada Tabel 3. terlihat bahwa nilai
rata-rata kekasaran permukaan termoplastik nilon melebihi 0,2 µm, hal ini mungkin
disebabkan sifat dari bahan nilon yang sulit untuk dipoles dan merupakan salah satu
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Ada perubahan kekasaran permukaan yang signifikan pada termoplastik
nilon setelah perendaman dalam larutan kopi robusta selama 1 hari, 2 hari, dan 3 hari.
2. Tidak ada perubahan kekasaran permukaan yang signifikan pada
termoplastik nilon antara kelompok perendaman dalam larutan kopi robusta selama 1
hari dengan kelompok perendaman dalam larutan kopi robusta selama 2 hari.
Sedangkan kelompok perendaman dalam larutan kopi robusta selama 1 hari dengan
kelompok perendaman dalam larutan kopi robusta selama 3 hari dan kelompok
perendaman dalam larutan kopi robusta selama 2 hari dengan kelompok perendaman
dalam larutan kopi robusta selama 3 hari diperoleh ada perubahan kekasaran
permukaan yang signifikan.
6.2 Saran
1.Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk
penelitian lebih lanjut.
2.Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak
agar diperoleh validitas yang tinggi, sehingga perubahan yang terjadi setelah
DAFTAR PUSTAKA
1. Handayani S, Andini KR, Yundari D. Pengaruh lama perendaman resin
akrilik heat cured dalam saus tomat terhadap kekuatan impak.
http://fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gigi/MAJALAH%20TADesy%2
0Yundari.pdf. (29 Juni 2013).
2. Combe EC. Notes on dental materials. 5th ed. Edinburgh: Churchill livingstone, 1986: 48, 255-7.
3. Manappallil JJ. Basic dental materials. 2nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P), 2003: 99-101.
4. Thakral GK, Aeran H, Yadav B, Thakral R. Flexible partial dentures.
People’s Journal of Scientific Research 2012; 5(2): 55-9.
5. Price CA. The effect of composition of denture base polymers on impact
resistance. Thesis. Sydney: University of Sydney, 1986: 17-9.
6. Taqwim A. Aplikasi valplast pada gigitiruan sebagian lepasan. 20 Juni
2011.
http://dentosca.wordpress.com/2011/06/20/aplikasi-valplast-pada-gigi-tiruan-sebagian-lepasan/. (01 Juli 2013)
7. Negrutiu M, Sinescu C, Romanu M, Pop D, Lakatos S. Thermoplastic
resins for flexible framework removable partial dentures. TMJ 2005,
55(3): 295-9.
8. Yi-Yung C. Denture base resin reinforced with highly drawn linear
polyethylene fibres : dimensional changes and denture construction
technique. Thesis. Hong Kong: University of Hong Kong, 1994: 6-7.
9. Hilgenberg SP, Oreliana-Jimenez EE, Sepulveda-Navarro WF, et al.
Evaluation of surface physical properties of acrylic resins for provisional
prosthesis. Mat Res 2008; 11(3).
10. Katsumata Y, Hojo S, Hamano N, et al. Bonding strength of
autopolimerizing resin to nylon denture base polymer. Dental Materials J
11. Putri RD, Diansari V, Sundari I. Pengaruh kopi aceh ulee kareng terhadap
kekerasan basis gigitiruan resin akrilik. Dentofasial J 2011; 10(3): 135-9.
12. Francisconi LF, Honorio HM, Rios D, et al. Effect of erosive pH cycling
on different restorative materials and on enamel restored with these
materials. Operative Dentistry 2008; 33(2): 203-8.
13. Griffin MJ. Coffee chemistry : coffee acidity.
http://www.coffeeresearch.org/science/sourmain.htm. (05 Juli 2013)
14. Wikipedia. Nylon. http://en.wikipedia.org/wiki/Nylon. (10 Juli 2013)
15. Kortrakulkij K. Effect of denture cleanser on color stability and flexural
strength of denture base material. Thesis. Mahidol, Thailand: Mahidol
University, 2008 : 8-26.
16. Obrien WJ. Dental materials and their selection. 3rd ed. Michigan: Quintessence Publishing Co, 2002: 81-5.
17. Woishnis W, Ebnesajjad S. Chemical resistance of thermoplastics.
Oxford: Elsevier, 2012: 21, 23, 24.
18. Redaksi Health Secret. Khasiat bombastis kopi. Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2012: 1-4, 7-8, 11-2, 19-22, 37-42, 63-6, 81-2.
19. Gemilang J, ed. Rahasia meracik kopi ternikmat dari berbagai penjuru
dunia. Yogyakarta: Araska, 2013: 17-8, 46-52.
20. Clarke RJ, Macrae R. Coffee. England: Elsevier, 1985: 223-4, 236,
266-71.
21. Olthof MR, Hollman PC, Buijsman MN, Johan van Amelsvoort , Katan
MB. Cholorogenic acid, quercetin-3-rutinoside and black tea phenols are
extensively metabolized in human. J Nutr. 2003; 133(6): 1806-14.
22. Farah A, Donangelo CM. Phenolic compounds in coffee. Braz J Plant
Physicl 2006; 18(1): 1-18.
23. Prasetyo AA.Keasaman minuman ringan menurunkan kekerasan
24. Pereira-Cenci T, Delbelcury AA, Crielaard W, Ten Cate JM. Development
of candida-associated denture stomatitis: new insights. J Appl Oral Sci
2008; 16(2): 87-91.
25. Q muhhamed, Al-Rifaiy. The effect of mechanical dan chemical polishing
techniques on the surface roughness of denture base acrylic resins. The
Saudi Dental Journal 2010; 22: 13-7.
26. Lou MS, Chen JC, Li CM. Surface roughness prediction technique for
CNC and milling. Journal of industrial technology 1998; 15(1): 1-6.
27. Ali AM, Raghdaa KJ. Evaluation and comparison of the effect of repeated
microwave irradiation on some mechanical and physical properties of heat
cure acrylic resin and valplast (nylon) denture base materials. J Bagh
College Dentistry 2011; 23(3): 6-10.
28. Salman M, Saleem S. Effect of different denture cleanser solutions on
some mechanical and physical properties of nylon and acrylic denture
base materials. J Bagh College Dentistry 2011; 23: 19-24.
29. Hanafiah KA. Rancangan percobaan: teori dan aplikasi. 3rd ed. Jakarta: Rajagrafindo Perkasa 2011: 9-10.
30. Kohli S, Bhatia S. Polyamides in dentistry. Int J of Scientific Study 2013;
01: 20-5.
31. Raju, Yaseen M. Influence of nonsolvents on dissolution characteristics of
nylon. Indian Institute of Chemical Technology 1991; 43: 1533-8.
32. Sun BH. Study on the mechanism of nylon 6,6 dissolving process using
CaCl2/MeOH as the solvent. Chinese J of Polymer Science 1994; 12(1):
Lampiran 1. Alur penelitian
Kelompok I
Pengukuran kekasaran permukaan awal dengan
profilometer
Sampel dikeluarkan, dicuci, dan dikeringkan di atas kertas tisu
Pengukuran kekasaran permukaan dengan profilometer kemudian hasil di catat Penanaman master castpada kuvet bawah
Pemasangan spru
Kuvet atas dipasangkan di atas kuvet bawah dan dikunci hingga rapat
Pengangkatan master castdan pembuangan spru
Injeksi bahan nilon ke dalam mould
Proses akhir / grinding
Sampel termoplastik nilon dengan ukuran 65mm x 10mm x 2,5mm
Cartridge berisi bahan nilon dimasukkan ke furnace selama 11 menit pada suhu 248,8 – 265,5oC Pengisian kuvet atas
dengan temperatur 37oC selama 1 hari.
Sampel direndam dalam larutan kopi robusta yang
sudah diukur pHnya dan disimpan dalam inkubator
dengan temperatur 37oC selama 2 hari.
Sampel direndam dalam larutan kopi robusta yang
sudah diukur pHnya dan disimpan dalam inkubator
Lampiran 2. Uji normalitas data kekasaran permukaan termoplastik nilon sebelum dan setelah perendaman dalam larutan kopi robusta
Tests of Normality
kelomp
ok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
sebelum I .161 10 .200* .963 10 .814
II .193 10 .200* .887 10 .158
III .251 10 .075 .864 10 .085
sesudah I .230 10 .142 .905 10 .246
II .179 10 .200* .915 10 .319
III .216 10 .200* .868 10 .095
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 3. Output uji Anova satu arah kekasaran permukaan permukaan termoplastiknilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta
Descriptives
selisih
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
I 10 .0030 .00483 .00153 -.0005 .0065 .00 .01
II 10 .0070 .00483 .00153 .0035 .0105 .00 .01
III 10 .0150 .00707 .00224 .0099 .0201 .01 .03
Total 30 .0083 .00747 .00136 .0055 .0111 .00 .03
Test of Homogeneity of Variances
selisih
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.855 2 27 .176
ANOVA
selisih
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .001 2 .000 11.586 .000
Within Groups .001 27 .000
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
selisih
LSD
(I)
kelompo
k
(J)
kelompo
k
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
I II -.00400 .00254 .127 -.0092 .0012
III -.01200* .00254 .000 -.0172 -.0068
II I .00400 .00254 .127 -.0012 .0092
III -.00800* .00254 .004 -.0132 -.0028
III I .01200* .00254 .000 .0068 .0172
II .00800* .00254 .004 .0028 .0132
Lampiran 4. Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta selama 1 hari
Sebelum Perendaman Sesudah Perendaman
I II III Mean I II III Mean
Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta selama 2 hari
Sebelum Perendaman Sesudah Perendaman
Hasil pengukuran kekasaran permukaan termoplastik nilon setelah direndam dalam larutan kopi robusta selama 3 hari
Sebelum Perendaman Sesudah Perendaman
I II III Mean I II III Mean
0.34 0.35 0.33 0.34 0.39 0.36 0.34 0.36
0.36 0.38 0.38 0.37 0.38 0.38 0.38 0.38
0.32 0.31 0.33 0.32 0.34 0.32 0.32 0.33
0.37 0.37 0.37 0.37 0.38 0.39 0.37 0.38
0.31 0.33 0.31 0.32 0.32 0.34 0.33 0.33
0.31 0.31 0.31 0.31 0.32 0.34 0.32 0.33
0.34 0.34 0.34 0.34 0.36 0.38 0.37 0.37
0.30 0.31 0.33 0.31 0.31 0.33 0.32 0.32
0.39 0.36 0.34 0.36 0.37 0.36 0.38 0.37
0.31 0.33 0.31 0.32 0.35 0.34 0.33 0.34
Keterangan :