• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Higiene Ibu Dan Anak Serta Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Higiene Ibu Dan Anak Serta Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

KUISIONER PENELITIAN

Hubungan Higiene Ibu dan Anak serta Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sijambur Kecamatan Ronggunihuta Kabupaten

Samosir Tahun 2015

4. Pendidikan Terakhir :

฀ Tidak Tamat SD

1. Apakah anak anda mengalami diare dalam 3 bulan terakhir? ฀ Ya

฀ Tidak

2. Apakah anak anda dalam satu hari buang air besar lebih dari 3 kali? ฀ Ya

฀ Tidak

3. Apakah tinja anak anda cair (lembek) dengan atau tanpa lendir dan darah? ฀ Ya

(2)

D. Higiene Ibu dan Anak

a. Cuci Tangan Pakai Sabun pada Ibu

No. Pertanyaan S SR KK TP

n % n % n % n % 1. Apakah ibu mencuci tangan

sebelum memberi makan anak? 2. Apakah ibu mencuci tangan setelah

buang air besar?

3. Apakah ibu mencuci tangan setelah melakukan kegiatan di luar rumah? 4. Apakah ibu mencuci tangan

mebggunakan sabun?

5. Apakah ibu mencuci tangan dengan air bersih?

b. Cuci Tangan Pakai Sabun pada Anak

No. Pertanyaan S SR KK TP

n % n % n % n % 1. Apakah anak mencuci tangan

sebelum makan?

2. Apakah anak mencuci tangan setelah buang air besar?

3. Apakah anak mencuci tangan setelah bermain?

4. Apakah anak mencuci tangan menggunakan sabun?

5. Apakah anak mencuci tangan dengan air bersih?

Keterangan :

(3)

c. Perilaku Buang Air Besar pada ibu 1. Apakah ibu buang air besar di jamban?

฀ Ya

฀ Tidak, sebutkan …....

2. Jika tidak, apakah ibu mengubur tinja setelah dikeluarkan? ฀ Ya

฀ Tidak, sebutkan …….

3. Apakah ibu bab jauh dari sumber air bersih (jarak >10 meter)? ฀ Ya

฀ Tidak

4. Apakah ibu menggunakan air bersih setelah selesai buang air besar? ฀ Ya

฀ Tidak, sebutkan ……..

5. Apakah lokasi ibu bab tidak menjadi tempat hinggapnya lalat? ฀ Ya

฀ Tidak

d. Perilaku Buang Air Besar Pada Anak 1. Apakah anak buang air besar di jamban?

฀ Ya

฀ Tidak, sebutkan …....

2. Jika tidak, apakah anak mengubur tinja setelah dikeluarkan? ฀ Ya

฀ Tidak, sebutkan …….

3. Apakah anak bab jauh dari sumber air bersih (jarak >10 meter)? ฀ Ya

฀ Tidak

4. Apakah anak menggunakan air bersih setelah selesai buang air besar? ฀ Ya

฀ Tidak, sebutkan ……..

5. Apakah lokasi anak bab tidak menjadi tempat hinggapnya lalat? ฀ Ya

(4)

E. Sanitasi Dasar

1. Apakah anda memiliki sarana air bersih? a. Tidak ada

b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat c. Ada, milik sendiri dan tidak memnuhi syarat

d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 2. Apakah anda memiliki jamban?

a. Tidak ada

b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sunagi/kolam c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank

e. Ada, leher angsa dan septic tank

3. Apakah anda memiliki saluran pembuangan air limbah? a. Tidak ada sehingga tergenang tidak teratur di halaman

b. Ada, diterapkan tapi mencemari sumber air (jarak dengan sumber <10 m) c. Ada, dialirkan ke saluran terbuka

d. Ada, diserapkan dan tidak mencemari sumber air ( jarak dengan sumber air >10 m)

e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup untuk diolah lebih lanjut 4. Apakah anda memiliki tempat sampah?

a. Tidak ada

b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup c. Ada, kedap air dan tidak ada tutup

(5)

LEMBAR OBSERVASI SANITASI DASAR

No. Objek Pengamatan Ya Tidak

1. Karakteristik Fisik Air Bersih a. Tidak berwarna

d. Tidak menjadi sarang vektor 4. Pembuangan Sampah

a. Tidak menjadi sarang vektor

b. Tempat berkembangnya bibit penyakit

c. Tidak mencemari sumber air bersih (jarak >10 meter)

5. Saluran Pembuangan Air Limbah

a. Dialirkan langsung ke halaman rumah b. Dialirkan ke selokan terbuka

c. Dialirkan ke selokan tertutup

d. Mencemari sumber air bersih (jarak .10 meter) e. Tempat berkembangbiaknya bibit penyakit

Lembar Observasi Perilaku Buang Air Besar

No. Objek Pengamatan Ya Tidak Keterangan

1. Bab di jamban

2. Jika tidak di jamban, apakah tinja dikubur?

3. Bab di dekat sumber air bersih (<10 meter)

4. Banyak lalat di sekitar lokasi buang air besar

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

60 Narolas 5 1 2 Andi 2 2 1 1 4 2 2 2 3 1 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 4 2 0 200 0 61 S. Sitan 2 1 3 Ferdi 2 1 2 3 4 3 3 2 3 2 4 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 0 2 0 100 0 62 Bernadetta 3 1 3 Benny 2 1 2 3 4 3 2 2 4 2 4 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 0 2 0 100 0 63 Elfina 3 1 3 Yosefa 1 2 2 3 4 3 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 0 0 0 50 0 64 Deswita 2 1 3 Irvan 2 2 2 3 4 3 2 2 3 2 4 3 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 0 2 0 100 0 65 Sianipar 4 1 3 Benri 2 1 1 3 4 3 2 2 4 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 4 2 3 275 0 66 Rosna 2 1 3 Fandri 2 3 2 3 4 3 2 2 4 2 4 2 2 2 4 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 0 2 0 125 0 67 Rianci 2 1 3 Maya 2 1 2 3 4 3 2 2 3 2 4 2 2 2 4 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 0 2 0 125 0 68 Panjaitan 2 1 2 Reval 2 2 1 3 4 2 2 2 4 2 4 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 0 2 3 175 0 69 Mega 3 1 3 David 1 1 1 1 4 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 4 2 3 275 0 70 Lumban 3 1 3 Nurmai 1 1 1 3 4 2 2 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 4 0 3 225 0

Keterangan :

U : Umur ibu/balita

PK : Pekerjaan ibu

PD : Pendidikan ibu

JK : Jenis kelamin balita

D : Pertanyaan untuk diare

P : Pertanyaan untuk CTPS pada ibu/anak

KI : Kategori CTPS ibu

KA : Kategori CTPS anak

B : Pertanyaan untuk perilaku buang air besar pada ibu/anak

KBi : Kategori perilaku buang air besar pada ibu

KBa : Kategori perilaku buang air besar pada anak

SAB : Sumber air bersih

KJ : Kepemilikan Jamban

SPAL : Saluran pembuangan air limbah

TPS : Tempat pembuangan sampah

(13)
(14)

OUTPUT FREKUENSI VARIABEL

Frequencies

Notes

Output Created 14-Oct-2015 22:38:56

Comments

Definition Of Missing User-Defined Missing Values Are Treated As Missing.

Cases Used Statistics Are Based On All Cases With Valid Data.

Syntax

Frequencies

Variables=Umurk Pkj Pddkk Jenkel Diare Lendir_Darah P1

P2 P3 P4 P5 Kctpsibuk2 P1a P2a P3a P4a P5a Kctpsak2 Pbab_I Pmt_I Pjsab_I Pab_I

(15)

Elapsed Time 00:00:00.08

[Dataset1] C:\Users\Delima\Documents\Master Data Asli Asli Asli.Sav

(16)

Apakah

(17)

Valid

21-25 Tahun 3 4.3 4.3 4.3

26-30 Tahun 32 45.7 45.7 50.0

31-35 Tahun 22 31.4 31.4 81.4

36-40 Tahun 11 15.7 15.7 97.1

41-45 Tahun 2 2.9 2.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Pekerjaan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Bidan 2 2.9 2.9 2.9

Petani 60 85.7 85.7 88.6

Wiraswasta 8 11.4 11.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Pendidikan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sd 6 8.6 8.6 8.6

Smp 12 17.1 17.1 25.7

Sma 48 68.6 68.6 94.3

Pt 4 5.7 5.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Lk 40 57.1 57.1 57.1

Pr 30 42.9 42.9 100.0

(18)

Kejadian Diare Pada Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 45 64.3 64.3 64.3

Ya 25 35.7 35.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Tinja Anak Anda Cair (Lembek) Disertai Dengan Lendir Atau Darah?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Lendir 12 17.1 17.1 17.1

Tidak 58 82.9 82.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Ibu Mencuci Tangan Sebelum Membri Makan Anak?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Kk 3 4.3 4.3 4.3

S 61 87.1 87.1 91.4

Sr 5 7.1 7.1 98.6

Tp 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Ibu Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Kk 18 25.7 25.7 25.7

S 13 18.6 18.6 44.3

(19)

Tp 8 11.4 11.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Ibu Mencuci Tangan Setelah Melakukan Aktivitas Diluar?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Kk 31 44.3 44.3 44.3

S 15 21.4 21.4 65.7

Sr 22 31.4 31.4 97.1

Tp 2 2.9 2.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Ibu Mencuci Tangan Menggunakan Sabun?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Kk 51 72.9 72.9 72.9

S 8 11.4 11.4 84.3

Sr 6 8.6 8.6 92.9

Tp 5 7.1 7.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Ibu Mencuci Tangan Dengan Air Bersih?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Kk 5 7.1 7.1 7.1

S 44 62.9 62.9 70.0

Sr 21 30.0 30.0 100.0

Total 70 100.0 100.0

(20)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Apakah Anak Mencuci Tangan Sebelum Makan?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Apakah Anak Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Apakah Anak Mencuci Tangan Setelah Bermain?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Kk 29 41.4 41.4 41.4

S 18 25.7 25.7 67.1

(21)

Tp 4 5.7 5.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Anak Mencuci Tangan Menggunakan Sabun?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Kk 49 70.0 70.0 70.0

S 9 12.9 12.9 82.9

Sr 7 10.0 10.0 92.9

Tp 5 7.1 7.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Anak Mencuci Tangan Dengan Air Bersih?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Kk 4 5.7 5.7 5.7

S 42 60.0 60.0 65.7

Sr 23 32.9 32.9 98.6

Tp 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Kategori CTPS Anak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 25 35.7 35.7 35.7

Buruk 45 64.3 64.3 100.0

(22)

Apakah Ibu Buang Air Besar Di Jamban?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Jamban 19 27.1 27.1 27.1

Tidak 51 72.9 72.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Jika Tidak, Apakah Ibu Mengubur Tinja Setelah Dikeluarkan?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 48 68.6 68.6 68.6

X 19 27.1 27.1 95.7

Ya 3 4.3 4.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Ibu Buang Air Besar Jauh Dari Sumber Air Bersih?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 6 8.6 8.6 8.6

Ya 64 91.4 91.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Ibu Menggunakan Air Bersih Setelah Buang Air Besar?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 36 51.4 51.4 51.4

Ya 34 48.6 48.6 100.0

(23)

Apakah Lokasi Ibu Buang Air Besar Tidak Menjadi Tempat Hinggapnya Lalat?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 29 41.4 41.4 41.4

Ya 41 58.6 58.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Kategori Perilku Buang Air Besar Pada Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 31 44.3 44.3 44.3

Buruk 39 55.7 55.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Anak Buang Air Besar Di Jamban?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 55 78.6 78.6 78.6

Ya 15 21.4 21.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Jika Tidak, Apakah Anak Mengubur Tinja Setelah Dikeluarkan?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 49 70.0 70.0 70.0

X 15 21.4 21.4 91.4

Ya 6 8.6 8.6 100.0

(24)

Apakah Anak Buang Air Besar Jauh Dari Sumber Air Bersih?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 2 2.9 2.9 2.9

Ya 68 97.1 97.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Anak Menggunakan Air Bersih Setelah Buang Air Besar?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 8 11.4 11.4 11.4

Ya 62 88.6 88.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Apakah Lokasi Anak Buang Air Besar Tidak Menjadi Tempat Hinggapnya Lalat?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 29 41.4 41.4 41.4

Ya 41 58.6 58.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Kategori Perilaku Buang Air Besar Pada Anak

(25)

Valid

Baik 43 61.4 61.4 61.4

Buruk 27 38.6 38.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

OUTPUT ANALISIS CROSSTAB VARIABEL

Crosstabs

Notes

Output Created 14-Oct-2015 22:41:15

Comments

Input

Data

C:\Users\Delima\Documents \Master Data Asli Asli

Asli.Sav

Active Dataset Dataset1

Filter <None>

Weight <None>

Split File <None>

N Of Rows In Working Data

File 70

Missing Value Handling Definition Of Missing

User-Defined Missing Values Are Treated As

(26)

Cases Used

Statistics For Each Table Are Based On All The Cases

(27)

Kategori Perilku Buang

Kriteria Higiene Ctps Ibu * Kejadian Diare Pada Balita

Crosstab

Count

Kejadian Diare Pada Balita Total

(28)

A. 0 Cells (0.0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 8.93.

B. Computed Only For A 2x2 Table

Kriteria CTPS Anak * Kejadian Diare Pada Balita

Crosstab

Count

Kejadian Diare Pada Balita Total

Tidak Ya

Kriteria Ctps Anak

Baik 17 8 25

Buruk 28 17 45

Total 45 25 70

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-Sided)

Exact Sig. (2-Sided)

Exact Sig. (1-Sided)

Pearson Chi-Square .234a 1 .629 Continuity

Correctionb .050 1 .823

Likelihood Ratio .236 1 .627

Fisher's Exact Test .795 .415

N Of Valid Cases 70

A. 0 Cells (0.0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 8.93.

(29)

Kategori Perilaku Buang Air Besar Pada Ibu * Kejadian Diare Pada Balita

Crosstab

Count

Kejadian Diare Pada Balita Total

Tidak Ya

Kategori Perilku Buang Air Besar Pada Ibu

Baik 16 15 31

Buruk 29 10 39

Total 45 25 70

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-Sided)

Exact Sig. (2-Sided)

Exact Sig. (1-Sided)

Pearson Chi-Square 3.892a 1 .049 Continuity

Correctionb 2.964 1 .085 Likelihood Ratio 3.900 1 .048

Fisher's Exact Test .078 .043

N Of Valid Cases 70

A. 0 Cells (0.0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 11.07.

B. Computed Only For A 2x2 Table

Kategori Perilaku Buang Air Besar Pada Anak * Kejadian Diare Pada Balita

Crosstab

(30)

Kejadian Diare Pada Balita Total

Tidak Ya

Kategori Perilaku Buang Air Besra Pada Anak

Baik 26 17 43

Buruk 19 8 27

Total 45 25 70

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-Sided)

Exact Sig. (2-Sided)

Exact Sig. (1-Sided)

Pearson Chi-Square .709a 1 .400 Continuity

Correctionb .343 1 .558

Likelihood Ratio .718 1 .397

Fisher's Exact Test .451 .281

N Of Valid Cases 70

A. 0 Cells (0.0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 9.64.

B. Computed Only For A 2x2 Table

Crosstabs

/Tables=Sab_K Jamban_K Spal_K Sampah_K Kategorsandas By Diare

/Format=Avalue Tables

/Statistics=Chisq

/Cells=Count

/Count Round Cell

(31)

Notes

Output Created 14-Oct-2015 22:41:57

Comments Are Based On All The Cases

(32)

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[Dataset1] C:\Users\Delima\Documents\Master Data Asli Asli Asli.Sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sumber Air Bersih Yang Digunakan Sehari-Hari * Kejadian

Diare Pada Balita

70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%

Kepemilikan Jamban Dalam Rumah * Kejadian Diare Pada

Balita

70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%

Spal Yang Dimiliki Rumah Tangga * Kejadian Diare Pada

Balita

70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%

Tempat Sampah Yang Dimiliki * Kejadian

Diare Pada Balita

70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%

Kategori Sanitasi Dasar * Kejadian Diare Pada

Balita

(33)

Sumber Air Bersih Yang Digunakan Sehari-Hari * Kejadian Diare Pada Balita

(34)

B. Computed Only For A 2x2 Table

Kepemilikan Jamban Dalam Rumah * Kejadian Diare Pada Balita

Crosstab

Count

Kejadian Diare Pada Balita

Total

Tidak Ya

Kepemilikan Jamban Dalam Rumah

Ada,Leher Angsa Dan

Septick Tank 13 14 27

Tidak Ada 32 11 43

Total 45 25 70

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-Sided)

Exact Sig. (2-Sided)

Exact Sig. (1-Sided)

Pearson Chi-Square 4.986a 1 .026 Continuity

Correctionb 3.907 1 .048 Likelihood Ratio 4.951 1 .026

Fisher's Exact Test .040 .024

N Of Valid Cases 70

A. 0 Cells (0.0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 9.64.

(35)

Spal Yang Dimiliki Rumah Tangga * Kejadian Diare Pada Balita

A. 2 Cells (50.0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 2.14.

B. Computed Only For A 2x2 Table

(36)

Crosstab

Count

Kejadian Diare Pada Balita

Total

Tidak Ya

Tempat Sampah Yang Dimiliki

Ada, Kedap Air Dan

Tidak Ada Tutup 2 2 4

Ada, Tidak Kedap Air

Dan Tidak Ada Tutup 3 9 12

Tidak Ada 40 14 54

Total 45 25 70

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-Sided)

Pearson Chi-Square 10.676a 2 .005

Likelihood Ratio 10.398 2 .006

N Of Valid Cases 70

A. 3 Cells (50.0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 1.43.

Kategori Sanitasi Dasar * Kejadian Diare Pada Balita

Crosstab

Count

Kejadian Diare Pada Balita

(37)

Tidak Ya

Kategori Sanitasi Dasar

Tidak Memnuhi

Syarat 45 25 70

Total 45 25 70

Chi-Square Tests

Value

Pearson Chi-Square .A

N Of Valid Cases 70

A. No Statistics Are Computed Because Kategori Sanitasi Dasar

(38)

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar Lampiran 1. Wawancara Dengan Responden

(39)

Gambar Lampiran 3. Sumber Air Bersih (Penampungan Air Hujan)

(40)

Gambar Lampiran 5. Jamban Responden

(41)

Gambar Lampiran 7. Penderita Diare (Dalam 3 Bulan Terakhir)

(42)

Gambar 9. Sampah Berserakan Di Samping Rumah

(43)

Gambar Lampiran 11. Tempat Pembuangan Sampah Responden

(44)

78

Adnani, H., 2011. Buku Ajar : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika

Anonym., 2011. Definisi dan Cara Penularan Penyakit Diare. Indonesian Public Health Portal.htm. Diakses Tanggal 30 Mei 2015

Chandra, B., 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC _________., 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC Depkes RI., 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta

_________., 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2007. Jakarta: Cv. Kiat Nusantara

Hadida, N., 2011. Diare dan Pencegahannya. htm. Diakses Tanggal 30 Mei 2015

Handayani, E.,2012. Hubungan Karakteristik Ibu Dan Sanitasi Dasar Denagn Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan Tahun 2012.Skripsi.Medan:Universitas Sumatera Utara

Hanif, Neni S M, Susy K., 2011. Faktor Risiko Diare Akut Pada Balita.Vol. 27, No.1,Maret. Halaman 10-14

Haryono,R., 2012. Keperawatan Medical Bedah Sistem Pencernaan.Yogyakarta: Gosyen Publishing

Kepmenkes RI., 2010. Penuntun Hidup Sehat Edisi Ke-empat. Jakarta

____________., 2011. Situasi Diare Di Indonesia. Buletin Jendela Volume 2 Triwulan II. Halaman 18-30

____________.,2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan. Jakarta

_____________., 2014. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta : Halaman 72-76

(45)

79

Paramitha, G W, Mutiara S, Budi H., 2010. Perilaku Ibu Pengguna Botol Susu Dengan Kejadian Diare Pada Balita. Volume 14,No.1. Depok : Universitas Indonesia

prasetyawaty, A E.,2012.Kesehatan Ibu Dan Anak (Kia) Dalam Millenium Development Goals (MDGs). Yogyakarta : Nuha Medika

Proverawati, A dan Eni R., 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta: Nuha Medika

Shinthamurniwaty., 2006. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Diare Akut Pada Balita (Studi Kasus Di Kabupaten Semarang). Tesis. Universitas

Diponegoro,Semarang

Simarmata, I P., 2013. Faktor-Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Simarmata Kabupaten Samosir. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara

Suharyono., 2008. Diare Akut: Klinik dan Laboratorik Cetakan ke II. Jakarta : Rineke Cipta

Sumantri, A H., 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Jakarta: Kencana

Sunyoto, D., 2011. Analisis Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Suraatmaja, S., 2010. Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto

(46)

37

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk survei yang bersifat analitik dengan metode pendekatan cross-sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September tahun 2015.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang bertempat tinggal di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir tahun 2015 yaitu sebanyak 146 orang ibu balita.

3.3.2 Sampel

(47)

38

= Z + Z � �

pa−po

2

Keterangan :

n : besar sampel minimal N : jumlah populasi

Z∝: standar normal untuk CL 5% adalah 1,96 Z� : 10 % adalah 1,28

qa : proporsi tanpa atribut (1-0,95) adalah 0,05 pa : proporsi target populasi 95 % adalah 0,95 po: proporsi diare pada balita (53%) adalah 0,53 qo: 1-po sama dengan 0,47

pa-po: 15% adalah 0,15 sehingga :

= 1,96 0,53.0,47 + 1,28 0,95.0.05

(48)

39

= 67,2

≈ 70 Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah 70 orang balita.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Systematic Random Sampling dimana populasi yang sejenis dikelompokkan ke dalam daftar. Hal ini dimungkinkan jika unsur-unsur yang berada di dalam daftar tersebut ditata menurut waktu, ukuran, kelas dan sebagainya (Sunyoto, 2011). Caranya membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval sampel (Notoatmodjo, 2010).

Sampel diambil secara sistematis dengan interval yaitu dengan rumus sebagai berikut :

I = N : n Dimana :

I = Interval

N = Jumlah populasi n = Sampel

maka : I = 141 : 50 = 2,82 = 2

(49)

40

Pembantu (Postu) Desa Sijambur tahun 2015. Jika dalam satu rumah terdapat lebih dari satu orang balita maka yang akan diambil adalah satu orang saja yaitu balita yang lebih muda.

3.4 Metode Pengumpulan Data a. Data primer

Data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara menggunakan kuesioner dan lembar observasi oleh peneliti secara langsung kepada responden mengenai higiene ibu dan anak yaitu cuci tangan pakai sabun dan perilaku buang air besar serta sanitasi dasar yaitu: sumber air bersih, kepemilikan jamban, tempat pembuangan sampah, saluran pembuangan air limbah

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Pembantu Desa Sijambur berupa data.

c. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, yang diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner dan lembar observasi untuk melihat secara langsung mengenai higiene ibu dan anak yaitu cuci tangan pakai sabun dan perilaku buang air besar serta sanitasi dasar yaitu : sumber air bersih, kepemilikan jamban, tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah.

d. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuesioner

(50)

41

c. Alat tulis d. Kamera

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional 3.5.1 Variabel penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah higiene ibu dan anak yaitu cuci tangan pakai sabun dan perilaku buang air besar serta sanitasi dasar yang meliputi sumber air bersih, kepemilikan jamban, pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian diare pada balita di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir tahun 2015.

3.5.2 Defenisi Operasional

1. Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subjeknya, yang meliputi :

a. Cuci tangan pakai sabun adalah tindakan pencegahan kontaminasi makanan dengan mencuci tangan pakai sabun setelah selesai melakukan sesuatu.

(51)

42

a. Sumber air bersih adalah asal atau jenis air yang digunakan dalam keperluan hidup sehari-hari.

b. Kepemilikan jamban adalah sarana yang digunakan untuk buang air besar yang dimiliki oleh responden.

c. Tempat Pembuangan sampah adalah sarana/cara yang digunakan untuk membuang sampah yang dihasilkan dari rumah tangga.

d. Saluran pembuangan air limbah adalah saluran air limbah rumah tangga yang selanjutnya akan diolah/dialirkan ke tempat pembuangan untuk mengurangi kontaminasi.

3. Balita adalah anak di bawah umur lima tahun diperoleh dari keterangan responden atau berdasarkan Kartu Menuju Sehat atau catatan lahir.

4. Anak adalah laki-laki/perempuan yang berusia 2-5 tahun

5. Usia balita adalah lama hidup balita yang diukur berdasarkan ulang tahun terakhir yang telah dilalui dalam satuan tahun yaitu usia 2-5 tahun pada waktu dilakukan penelitian.

6. Diare adalah buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih dari tiga kali dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan (setengan padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Kondisi ini ditanyakan dalam 3 bulan terakhir.

7. Menderita adalah kondisi sakit atau mengalami diare

8. Tidak menderita adalah kondisi tidak sakit atau tidak mengalami diare

(52)

43

10.Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh ibu untuk menghasilkan uang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

11.Usia ibu adalah lama hidup ibu balita yang diukur berdasarkan ulang tahun terakhir yang telah dilalui dalam satuan tahun pada waktu dilakukan penelitian.

3.6 Aspek Pengukuran 1. Higiene Ibu dan Anak a) Cuci Tangan Pakai Sabun

1) Cuci Tangan Pakai Sabun pada Ibu

Variabel tindakan cuci tangan pakai sabun pada ibu diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup sebanyak 5 pertanyaan kepada ibu di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir tahun 2015. Untuk pertanyaan Cuci tangan pakai sabun memiliki empat pilihan jawaban yaitu :

Jawaban selalu skor : 4 Jawaban sering skor : 3 Jawaban kadang-kadang skor : 2 Jawaban tidak pernah skor : 1

Kriteria untuk masing-masing jawaban yaitu : Selalu = 6 kali dalam sehari

(53)

44

Kadang-kadang = 1-2 kali dalam sehari Tidak pernah = 0 kali dalam sehari

Berdasarkan kriteria pemberian skor, higiene cuci tangan pakai sabun ibu dikategorikan dengan skala pengukuran sebagai berikut :

1. Baik, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai > (lebih dari) 15 atau memilih jawaban yang memiliki nilai > (lebih dari) 75% dari total skor seluruh pertanyaan.

2. Buruk, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai 2 s/d 15 atau memilih jawaban yang memiliki nilai sama dengan 10% s/d 75 % dari total skor seluruh pertanyaan.

2) Cuci Tangan Pakai Sabun pada Anak

Variabel tindakan cuci tangan pakai sabun pada anak diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup sebanyak 5 pertanyaan kepada ibu di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir tahun 2015. Untuk pertanyaan cuci tangan pakai sabun memiliki empat pilihan jawaban yaitu :

Jawaban selalu, skor : 4 Jawaban sering, skor : 3 Jawaban kadang-kadang, skor : 2 Jawaban tidak pernah, skor : 1

Kriteria untuk masing-masing jawaban yaitu : Selalu = 6 kali dalam sehari

(54)

45

Kadang-kadang = 1-2 kali dalam sehari Tidak pernah = 0 kali dalam sehari

Berdasarkan kriteria pemberian skor, higiene cuci tangan pakai sabun anak dikategorikan dengan skala pengukuran sebagai berikut :

1. Baik, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai > (lebih dari) 15 atau memilih jawaban yang memiliki nilai > (lebih dari) 75% dari total skor seluruh pertanyaan.

2. Buruk, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai 2 s/d 15 atau memilih jawaban yang memiliki nilai sama dengan 10% s/d 75% dari total skor seluruh pertanyaan.

a) Perilaku Buang Air Besar

1) Perilaku Buang Air Besar pada Ibu

Variabel tindakan perilaku buang air besar diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan sebanyak 5 pertanyaan kepada ibu di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir tahun 2015. Untuk pertanyaan perilaku buang air besar memiliki dua pilihan jawaban yaitu : Jawaban Ya, skor 2, Jawaban Tidak, skor : 1

Berdasarkan kriteria pemberian skor, higiene perilaku buang air besar pada ibu dikategorikan dengan skala pengukuran sebagai berikut :

(55)

46

2. Buruk, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai 2 s/d 7,5 atau memilih jawaban yang memiliki nilai sama dengan 10% s/d 75% dari total skor seluruh pertanyaan.

2) Perilaku Buang Air Besar Pada Anak

Variabel tindakan perilaku buang air besar diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup sebanyak 5 pertanyaan kepada ibu di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir tahun 2015. Untuk pertanyaan perilaku buang air besar memiliki dua pilihan jawaban yaitu jawaban Ya, skor =2, jawaban Tidak, skor=1

Berdasarkan kriteria pemberian skor, higiene perilaku buang air besar pada anak dikategorikan dengan skala pengukuran sebagai berikut :

1. Baik, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai > (lebih dari) 7,5 atau memilih jawaban yang memiliki nilai > (lebih dari) 75% dari total skor seluruh pertanyaan.

2. Buruk, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai 2 s/d 7,5 atau memilih jawaban yang memiliki nilai sama dengan 10% s/d 75% dari total skor seluruh pertanyaan.

3. Sanitasi Dasar

Penelitian sanitasi dasar menggunakan KEPMENKES RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan yang terdiri

dari 2 kriteria yaitu sehat apabila skor ≥ 334 dan tidak sehat apabila skor < 334.

(56)

47

a. Sarana air bersih yaitu:

a) Tidak ada, dengan skor =0

b) Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat, dengan skor =1 c) Ada, milik sendiri dan tidak memnuhi syarat, dengan skor =2

d) Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat =3 e) Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat dengan skor=4

b. Jamban, yaitu:

a) Tidak ada, dengan skor =0

b) Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam, dengan skor = 1

c) Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam, dengan skor =2

d) Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank, dengan skor =3 e) Ada, leher angsa dan septik tank, dengan skor =4

c. Sarana pembuangan air limbah yaitu:

a) Tidak ada sehingga tergenang tidak teratur di halaman, dengan skor =0 b) Ada, diterapkan tapi mencemari sumber air (jarak dengan sumber <10 m),

dengan skor =1

c) Ada, dialirkan ke saluran terbuka, dengan skor =2

(57)

48

e) Ada, dialirkan ke selokan tertutup untuk diolah lebih lanjut, dengan skor =4

d. Sarana pembuangan sampah yaitu : a) Tidak ada, dengan skor =0

b) Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup, dengan skor =1 c) Ada, kedap air dan tidak ada tutup, dengan skor =2

d) Ada, kedap air dan tertutup, dengan skor =3 3. Kejadian Diare

Untuk mengetahui kejadian diare pada balita diajukan 3 pertanyaan berbentuk kuisioner, kemudian dikategorikan berdasarkan kategori sebagai berikut:

a) Menderita b) Tidak menderita 4. Karakteristik Ibu a. Pendidikan

Untuk mengetahui pendidikan responden diajukan 1 pertanyaan berbentuk kuisioner. Penilaian dilakukan dengan memberi nilai 1 jika responden menjawab pendidikan tidak tamat SD, 2 jika responden menjawab pendidikan SD, 3 jika responden menjawab pendidikan SMP, 4 jika responden menjawab SMA dan nilai 5 jika responden menjawab PT. Tingkat pendidikan berdasarkan skala ordinal. b. Pekerjaan

(58)

49

0 jika responden menjawab tidak bekerja. Pekerjaan diukur berdasarkan skala nominal.

c. Umur.

Untuk mengetahui umur responden diajukan 1 pertanyaan berbentuk kuisioner. Umur diukur berdasarkan skala ordinal dan dikategorikan berdasarkan hasil penelitian.

5. Karakteristik Balita a. Umur.

Untuk mengetahui umur balita diajukan 1 pertanyaan. Umur diukur berdasarkan skala ordinal dan dikategorikan berdasarkan hasil penelitian.

b. Jenis Kelamin

Untuk mengetahui jenis kelamin balita diajukan 1 pertanyaan. 3.7 Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu analisis yang digunakan untuk menggambarkan atau mendiskripsikan dari masing-masing variabel, baik variabel bebas dan variabel terikat dan karakteristik responden.

2. Analisis Bivariat

(59)

50

p<0,05 (taraf kepercayaan 95%). Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan 95%, yaitu :

a. Jika nilai sig p>0,05 maka hipotesis penelitian ditolak. b. Jika nilai sig p ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian diterima

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

(60)

51

bidan yang bertugas di desa ini. Setiap imunisasi dibantu oleh kader-kader namun kadang–kadang semua kader tidak datang atau berganti setiap bulannya sehinga informasi tentang balita yang dicatat di pembukuan kurang rapi.

Desa Sijambur berada di Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir dengan batas wilayah sebagai berikut :

 Utara : berbatasan dengan Kecamatan Ambarita

 Selatan : berbatasan dengan Desa Ronggurnihuta dan Lintong Nihuta

 Barat : berbatasan dengan Desa Sabungan Nihuta

 Timur : berbatasan dengan Desa Salaon Dolok

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi, frekuensi karakteristik responden meliputi pekerjaan, umur. Selain itu juga untuk mengetahui karakteristik balita seperti jenis kelamin dan umur. Adapun jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 orang. Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi berdasarkan variabel yang diteliti yaitu variabel dependen (kejadian diare pada balita) dan variabel independen (higiene ibu dan anak yaitu cuci tangan pakai sabun dan perilaku buang air besar serta sanitasi dasar).

4.2.1.1 Karakteristik Ibu a. Pendidikan

(61)

52

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden menurut tingkat pendidikan di Desa Sijambur tahun 2015 yang paling banyak adalah pendidikan SMA yaitu 48 orang responden (68.6%). Sedangkan yang paling sedikit terdapat pada kelompok tingkat pendidikan PT yaitu 4 orang responden (5,7%). Responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 12 orang (17,1%) dan pendididan SD hanya 6 orang (8,6%). Ini menunjukkan bahwa jenjang pendidikan responden sudah cukup baik.

b. Pekerjaan

Pekerjaan responden pada penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah responden menurut pekerjaan di Desa Sijambur tahun 2015paling banyak adalah petani yaitu 60 orang (85,7%), kemudian wiraswasta sebanyak 8 orang (11,7%) dan bidan ada 2 orang No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

(62)

53

(2,9%). Ini menunjukkan bahwa mata pencaharian paling banyak di Desa Sijambur adalah dengan bertani.

c. Umur

Umur responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Umur di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden menurut umur di Desa Sijamburpaling banyak adalah kelompok umur 26-30 tahun yaitu 32 orang (45,7%). Sedangkan kelompok umur paling sedikit terdapat pada kelompok umur 41-45 tahun sebanyak 2 orang (2,9%).Jumlah responden dengan kelompok umur terbanyak kedua adalah umur 31-35 tahun sebanyak 22 orang (31,4%) dan pada kelompok umur 21-25 tahun hanya 3 orang (4,3%). Ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki balita pada usia muda/tua tidak banyak.

4.2.1.2 Karakteristik Balita a. Umur Balita

Karakteristik balita berdasarkan umur balita di Desa Sijambur dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

No Umur Jumlah Persentase (%)

1. 21-25 Tahun 3 4,3

2. 26-30 Tahun 32 45,7

3. 31-35 Tahun 22 31,4

4. 36-40 Tahun 11 15,7

5. 41-45 Tahun 2 2,9

Total 70 100,0

No Umur Jumlah Persentase (%)

(63)

54

Tabel 4.4 Distribusi Balita Menurut Umur di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa umur balita yang paling banyak adalah umur 2-3 tahun yaitu sebanyak 40 orang (57,1%), sedangkan umur balita paling rendah adalah umur >4 tahun-<5 tahun sebanyak 7 orang (10.0%). Ini menunjukkan umur balita paling banyak ada pada kelompok umur 2-3 tahun. b. Jenis Kelamin

Karakteristik balita berdasarkan jenis kelamin di Desa Sijambur dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Balita Menurut Jenis Kelamin di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jenis kelamin balita yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 40 orang atau sebesar 57,1%. Sedangkan perempuan sebanyak 30 orang atau sebesar 42,9%). Ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan.

4.2.1.3 Higiene Ibu Dan Anak

Higiene yang dinilai pada penelitian ini yaitu higiene Cuci Tangan Pakai Sabun dan Perilaku Buang Air Besar pada ibu dan anak.

a. Cuci Tangan Pakai Sabun pada Ibu

2. >3-4 Tahun 23 32,9

3. >4 -<5 Tahun 7 10,0

Total 70 100,0

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1. Laki – laki 40 57,1

2. Perempuan 30 42,9

(64)

55

Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun pada ibu pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 Gambaran Cuci Tangan Pakai Sabun pada Ibu di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

N

1. Ibu mencuci tangan sebelum memberi makan anak Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebanyak 61 orang ibu (87,1%) selalu mencuci tangan sebelum memberi makan anak balitanya dan ada 1 orang (1,4%) yang tidak mencuci tangan sebelum memberi makan anaknya. Jumlah ibu yang selalu mencuci tangan setelah buang air besar adalah sebanyak 13 orang (18,6%) dan ada juga ibu yang tidak pernah mencuci tangan setelah buang air besar yaitu sebanyak 8 orang (11,4%) dan jumlah ibu yang selalu mencuci tangan setelah buang air besar adalah 13 orang (18,6%). Hanya 15 orang ibu (21,4%) yang selalu mencuci tangan setelah melakukan aktivitas di luar rumah dan ada juga ibu yang tidak mencuci tangan setelah melakukan aktivitasnya yaitu 2 orang (2,9%).

(65)

56

bahwa ibu masih kurang dalam menggunakan sabun saat mencuci tangan. Sebagian besar ibu mencuci tangan hanya dengan menggunakan air saja.

Tabel 4.7 Kategori Cuci Tangan Pakai Sabun pada Ibu di Desa SijamburKecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

No. Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun pada ibu sebanyak 45 orang (64,3%) dalam kategori buruk.

b. Cuci Tangan Pakai Sabun pada Anak

KebiasaanCuci Tangan Pakai Sabun pada anak pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Gambaran Cuci Tangan Pakai Sabun pada Anak di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

N 2. Anak mencuci tangan setelah

buang air besar

(66)

57

3. Anak mencuci tangan setelah bermain

18 25,7 19 27,1 29 41,4 4 5,7 4. Anak mencuci tangan

menggunakan sabun

9 12,9 7 10,0 49 70,0 5 7,1 5. Anak mencuci tangan dengan

air bersih

42 60,0 23 32,9 4 57,1 1 1,4 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dapat dilihat bahwa jumlah anak mencuci tangan sebelum makan dengan kriteria selalu sebanyak 55 orang (78,6%), sering 11 orang (15,7%), kadang-kadang ada 3 orang (4,3%) dan 1 orang (1,4%) yang tidak pernah mencuci tangan. Jumlah anak mencuci tangan setelah buang air besar berdasarkan kriteria selalu sebanyak 16 orang (22,9%), sering 21 orang (30,0%), kadang-kadang 27 orang (38,6%) dan sebanyak 6 orang (8,6%) anak tidak pernah mencuci tangan setelah buang air besar. Untuk pernyataan mencuci tangan setelah bermain, kriteria tidak pernah ada sebanyak 4 orang (5,7%), kadang-kadang sebanyak 29 orang (41,4%), sering ada 19 orang (27,1%) dan selalu ada 18 orang (25,7%). Hal ini sudah cukup baik mengingat anak lebih sering bermain di tanah/ladang namun anak tetap dalam pengawasan orang tua/pengasuh.

Jumlah anak dengan kebiasaan yang selalu Cuci Tangan Pakai Sabun adalah 9 orang (12,5%), tidak pernah 5 orang (7,1%) sedangkan kadang-kadang adalah sebanyak 49 orang (70%). Ini menunjukkan bahwa anak masih kurang dalam menggunakan sabun saat mencuci tangan. Sebagian besar anak mencuci tangan hanya dengan menggunakan air saja. Namun ada satu orang anak yang tidak pernah mencuci tangan baik tanpa sabun ataupun air bersih.

(67)

58

No. Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun pada Anak sebanyak 45 orang (64,3%) dalam kategori buruk.

c. Perilaku Buang Air Besar pada Ibu

Perilaku buang air besar pada ibu pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10 Gambaran Perilaku Buang Air Besar pada Ibu di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten SamosirTahun 2015

N

3. Ibu BAB jauh dari sumber air bersih (>10 m)

64 91,4 6 8,6

4. Ibu menggunakan air bersih setelah BAB? 34 48,6 36 51,4 5. Tempat ibu buang air besar tidak menjadi

tempat hinggapnya lalat

41 58,6 29 41,4

(68)

59

Jumlah ibu menggunakan air bersih setelah buang air besar ada 34 orang (48,6%). Sebagian besar ibu tidak menggunakan air setelah buang air besar namun dengan menggunakan daun atau kayu kecil.Tempat ibu buang air besar tidak menjadi tempat hinggapnya lalat ada sebanyak 37 orang (52,9%) dan menjadi tempat hinggapnya lalat ada sebanyak 41 orang (58,6%). Ini menunjukkan bahwa lokasi ibu buang air besar banyak sering dikunjungi lalat. Banyak juga kotoran yang sudah dikeluarkan langsung dimakan ternak dan biasanya lokasinya jauh dari rumah ataupun sumber air bersih. Namun ada 6 orangibu (8,6%) yang buang air besar dekat sumber air bersih.

Tabel 4.11 Kategori Perilaku Buang Air Besar pada Ibu di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

No. Perilaku buang air besar pada ibu

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa perilaku buang air besar pada ibu sebanyak 31 orang (44,3%) dalam kategori baik sedangkan sebanyak 39 orang (55,7%) dalam kategori buruk.

d. Perilaku Buang Air Besar pada Anak

Perilaku buang air besar pada anak pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12 Gambaran Perilaku Buang Air Besar pada Anak di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten SamosirTahun 2015

N

o. Pernyataan

Ya Tidak

n % n %

(69)

60

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa perilaku buang air besar pada anak lebih banyak buang air besar tidak di jamban yaitu sebesar 55 orang (78,6%), sedangkan anak yang buang air besar di jamban hanya 15 orang (21,4%). Anak yang buang air besar tidak dijamban dan biasanya di dekat rumah. jika tidak, maka ibu akan mengubur tinja yang dikeluarkan anak balita ada sebanyak 6 orang (8,6%) dan sebanyak 49 orang (70,0%) tidak mengubur tinja setelah dikeluarkan.

Jumlah anak menggunakan air bersih setelah buang air besar sebanyak 62 orang (88,6%) dan tidak sebanyak 8 orang (11,4%).Tempat anak buang air besar tidak dihinggapi lalat sebanyak 41 orang (58,6%), dan dihinggapi lalat ada sebanyak 29 orang (41,4%). Sama halnya dengan ibu, tinja anak yang dikeluarkan seringkali langsung dimakan ternak.

Tabel 4.13 Kategori Perilaku Buang Air Besar pada Anak di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

No. Perilaku buang air besar

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa perilaku buang air besar pada anak sebanyak 43 orang (61,4%) dalam kategori baik sedangkan sebanyak 27 orang (38,6%) dalam kategori buruk.

(70)

61

Sanitasi dasar pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini : Tabel 4.14 Distribusi Sanitasi Dasar Responden di Desa SijamburKecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

No Sanitasi Dasar Jumlah Persentase (%) 1. Sumber Air Bersih

a. Ada, bukan milik sendiri, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa b. Ada, milik sendiri, tidak berbau,

tidak berwarna, tidak berasa

23

b. Ada, leher angsa, tidak ada tutup, ada septik tank

3. Tempat Pembuangan Sampah a. Tidak ada

b. Ada, tidak kedap air, tidak ada tutup c. Ada, kedap air dan tidak ada tutup

54 teratur di halaman rumah

b. Ada, disalurkan kesaluran terbuka

6

64

8,6 91,4

Jumlah 70 100,0

(71)

62

besar di jamban.Sebesar 77,1% atau 54 responden tidak mempunyai tempat pembuangan sampah dan hanya 5,7% atau 4 orang saja yang mempunyai tempat pembuangan sampah yang kedap air namun tidak ada tutup. Sebanyak 12 respomden atau 17,1% responden mempunyai tempat pembuangan sampah yang tidak kedap air dan tidak ada tutup. SPAL yang dimiliki responden sebagian besar ada, disalurkan kesaluran terbuka sebanyak 64 orang sebesar (91,4%) dan hanya sedikit responden yang tidak memiliki SPAL sehingga tergenang di halaman rumahnya.

Observasi sanitasi dasar dengan menggunakan Kepmenkes RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan, yang terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu “memenuhi syarat” apabila skor ≥ 334 dan “tidak

memenuhi syarat” apabila skor < 334.Perhitungan jumlah skor sanitasi dasar maka dapat dikategorikan memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diketahui sanitasi dasar seluruh rumah responden di Desa Sijambur tahun 2015tergolong dalam kriteriatidak memenuhi syarat.

4.2.1.5 Kejadian Diare

Kejadian diare pada balita di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.15 dibawah ini:

Tabel 4.15 Distribusi Kejadian Diare pada Balita di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

No Kejadian Diare Jumlah Persen (%)

1 Menderita 25 35,7

(72)

63

Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa balita yang tidak menderita diare adalah 45orang (64,3%), sedangkan balita yang menderita diare adalah 25 orang(35,7%).Angka nasional untuk diare pada balita di Indonesia adalah 9% dengan rentang 4,8%-18,6%. Ini menunjukkan bahwa kejadian diare dalam penelitian ini jauh diatas angka nasional.

4.2.2 Analisis Bivariat

4.2.2.1 Hubungan antara Higiene Ibu dengan Kejadiaan Diare

Hubungan antara higiene ibu dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.16 dibawah ini.

Tabel 4.16 Hubungan Higiene Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

No. Sabun paling banyak pada ibu ada pada kategoribaik sebanyak 13 orang (18,6%), sedangkan kategori cuci tangan pakai sabun yang buruk pada ibu adalah sebanyak 12 orang (17,1%) dengan jumlah balita yang menderita diare. Hasil analisis statistik menggunakan chi square pada variabel higiene cuci tangan pakai sabun

(73)

64

pada ibu didapat p<0,05, ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara higiene cuci tangan pakai sabun ibu dengan kejadian diare pada balita.

Kategori perilaku buang air besar paling banyak pada ibu ada pada kategori baik sebanyak 15 orang (21,4%) dengan balita yang menderita diare. Hasil analisis statistik menggunakan chi square pada variabel perilaku buang air besar pada ibu didapat p<0,05, ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku buang air besar ibu dengan kejadian diare pada balita.

4.2.2.2 Hubungan antara Higiene Anak dengan Kejadiaan Diare

(74)

65

statistik menggunakan chi square pada variabel higiene cuci tangan pakai sabun pada anak didapat p>0,05, ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara higiene cuci tangan pakai sabun anak dengan kejadian diare pada balita.

Kategori perilaku buang air besar paling banyak pada anak ada pada kategori baik sebanyak 17 orang (24,3%) dengan balita yang menderita diare. Hasil analisis statistik menggunakan chi square pada variabel perilaku buang air besar pada ibu didapat p>0,05, ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku buang air besar pada anak dengan kejadian diare pada balita.

4.2.2.3 Hubungan Antara Sanitasi Dasar dengan Kejadiaan Diare

Semua responden memiliki sanitasi dasar yang sudah diberi skor dan setelah dijumlahkan semuanya masuk kriteria tidak memenuhi syarat sehingga tidak dapat analisis untuk melihat apakah ada hubungan atau tidak dengan kejadian diare. Namun apabilasanitasi dasar tersebut dianalis per variabel maka dapat diketahui apakah ada hubungan atau tidak ada hubungan dengan kejadian diare seperti tabel dibawah:

Tabel 4.18 Hubungan Sanitasi Dasar dengan Kejadiaan Diare di Desa Sijambur tahun 2015

No Sanitasi dasar Kejadian diare

Jumlah

p value

Menderita Tidak

Menderita

(75)

66 2. Kepemilikan Jamban

a. Tidak ada

(76)

67

memenuhi syarat kesehatan) yang tidak memenuhi syarat 39%. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi squarepada variabel sanitasi dasardengan variabel kejadiaan diare, didapat nilai p> 0,05, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara sanitasi dasar dengan kejadian diare. Sedangkan untuk kepemilikan jamban diperoleh p<0,05, artinya ada hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare, demikian juga dengan tempat sampah dan SPAL diperoleh p<0,05, artinya ada hubungan antara tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015.

(77)

68

Responden memiliki karakteristik yaitu paling banyak berusia dengan rentang umur 26 sampai 30 tahun, memiliki pekerjaan mayoritas petani dan pendidikan terakhir adalah SMA. Responden adalah ibu yang memiliki balita umur 2-5 tahun yang bertempat tinggal di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015. Sedangkan karakteristik anak balita paling banyak berusia dengan rentang umur 2 sampai 3 tahun dengan jenis kelamin laki-laki paling banyak.

5.2 Hubungan Higiene Ibu dan Anak dengan Kejadian Diare pada Balita Hasil penelitian dengan menggunakan chi square menunjukkan ada hubungan antara higiene Cuci Tangan Pakai Sabun pada ibu dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015 dengan nilai p=0,034.

Higiene ibu dapat dilihat pada tabel 4.16 yang menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang (35,7 %) responden dalam kategori baik. Meskipun jika dikaji satu-satu banyak ibu yang kadang-kadang cuci tangan pakai sabun kebanyakan ibu mencuci tangan hanya dengan air saja. Misalnya saat ibu mencuci tangan setelah buang air besar hanya sedikit orang ibu yang selalu mencuci tangan namun hanya 8 orang yang selalu menggunakan sabun. Begitu juga dengan setelah melakukan kegiatan di luar rumah (misalnya: bekerja di ladang) banyak ibu bekerja sebagai petani yang sering kontak dengan tanah tanpa menggunakan sarung tangan hanya 15 orang yang selalu mencuci tangan.

(78)

69

makan anak, banyak ibu yang tidak menggunakan sabun karena sebelumnya sudah dicuci (misalnya: sepulang bekerja) atau karena tidak kotor dan bahkan ada juga ibu yang langsung memberi makan anaknya tanpa mencuci tangan. Hal yang biasa tidak menggunakan air pada saat setelah buang air besar karena kebanyakan ibu menggunakan daun sebagai pengganti air, namun tentulah hal ini tidak baik. Jangankan untuk menggunakan sabun, air saja tidak digunakan.

Menurut Proverawaty (2012), Cuci Tangan Pakai Sabun wajib dilakukan setiap kali tangan kotor, setelah buang air besar, sebelum menyuapi anak, setelah memegang makanan dan lain-lain. Namun dalam penelitian ini hanya 8 orang ibu yang selalu mencuci tangan dengan sabun.

Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan antara higiene perilaku buang air besar pada ibu dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015 dengan nilai p=0,049 (p<0,05).

Perilaku adalah kebiasaan individu dalam melakukan sesuatu setiap harinya. Perilaku buang air besar pada ibu di Desa Sijambur lebih banyak tidak di jamban meskipun memiliki jamban. Jika ditanya maka banyak ibu yang menjawab sudah nyaman, susah mengubah kebiasaan, lebih simpel tidak butuh banyak air, dan tidak repot, tidak perlu pulang karena banyak ibu bekerja di ladang sementara jamban ada di rumah dan jauh dari ladangnya.

(79)

70

saat tertentu, tinja yang dikeluarkan langsung dimakan hewan (misalnya: anjing) sebelum dihinggapi lalat.

Hubungan antara perilaku buang air besar dengan kejadian diare biasa terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Misalnya jika ibu tidak menggunakan air setelah buang besar dan langsung memberi makan anaknya bisa saja anaknya mengalami diare karena sisa kotoran mungkin ada di antara kuku-kukunya atau telapak tangan. Secara tidak langsung misalnya, jika tinja tidak dikubur dan dihinggapi lalat dan kemudian menyentuh makanan yang dimakan anak maka akan mengalami diare. Lalat disini disebut sebagai vektor mekanik yang membawa agen penyebab penyakit yang menempel pada tubuhnya.

Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara higiene cuci tangan pakai sabun pada anak dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015 dengan nilai p=0,629(p>0,05).

Anak-anak sering bermain dengan teman-temannya di luar rumah dan biasanya bermain di tanah khususnya anak balita laki-laki. Balita yang bermain di luar karena tangannya kotor maka selalu mencuci tangan dan menggunakan sabun dengan dibantu ibunya, namun ada juga anak yang tidak mencuci tangannya setelah bermain di luar rumah namun sebelum anak tersebut makan akanterlebih mencuci tangannya dan hanya ada satu orang yang tidak. Ada juga anak yang kalau makan menggunakan sendok.

(80)

71

hanya jika tangannya terlihat kotor misalnya setelah bermain dan/atau setelah buang air besar. Ini menunjukkan bahwa sedikit anak yang menggunakan sabun pada saat mencuci tangan dan hanya menggunakan air saja. Ada satu orang anak yang tidak pernah mencuci tangan baik hanya dengan air saja atau tanpa sabun karena anak tersebut tidak suka air jadi kalau makan anak tersebut menggunakan sendok atau menggunakan tangan tanpa dicuci dahulu.

Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara higiene perilaku buang air besar pada anak dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015 dengan nilai p=0,400 (p>0,05).

Lalat berperan sebagai vektor mekanik dalam penyebaran penyakit diare. Apabila nyamuk hinggap di tinja maka tinja tersebut akan menempel pada kakinya dan apabila menyentuh makanan dan makanan tersebut dimakan anak balita maka akan mengalami diare karena kekebalan tubuh balita masih rentan. Jadi perlu untuk mengubur tinja yang sudah dikeluarkan, namun dalam penelitian ini ketika anak buang air besar biasanya berada dekat rumah (halaman rumah) dan begitu tinja keluar langsung dimakan hewan ternak (anjing, babi) setelah buang air besar anak menggunakan air yang dibantu oleh ibunya.

5.2 Hubungan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita

(81)

72

ada hubungan variabel sanitasi dasar tersebut dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015.

Berikut akan dibahas hubungan sanitasi dasar dengan kejadian diare pada balita per variabel:

a. Hubungan Sumber Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita

Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menunjukkan p>0,05, artinya tidak ada hubungan antara sumber air bersih dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015. Ini menunjukkan bahwa sumber air bersih di Desa Sijambur tidak menjadi penyebab diare pada balita di Desa Sijambur. Sumber air bersih di Desa Sijambur sebanyak 47% berasal dari air hujan sedangkan 53 % lainnya berasal dari mata air. Namun kalau musim hujan sebagian besar warga Desa Sijambur akan membuat penampungan air hujan dan air tersebutlah yang akan menjadi sumber air bersih mereka. Sedangkan pada musim kemarau warga Desa Sijambur akan mengambil air dari mata air. Hampir semua kampung kecil di Desa Sijambur mempunyai mata air milik bersama. Dan hampir setiap keluarga memiliki bak penampungan air hujan.

(82)

73

mengandung mineral-mieral yang dibutuhkan tubuh sehingga air ini memenuhi syarat kesehatan. Air yang berasal dari mata air ini bisa langsung diminum karena sudah termasuk golongan air minum. Mata air di Desa Sijambur berada di daerah tebing-tebing dan jarang sekali hewan ternak masuk ke daerah tersebut sehingga air tersebur tidak terkontaminasi dengan kotoran ternak.

b. Hubungan antara Kepemilikan Jamban dengan Kejadian Diare pada Balita

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan p<0,05, artinya ada hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015. Ini menujukkan bahwa jamban menjadi salah satu faktor resiko kejadian diare di Desa Sijambur.

Jamban yang dimiliki adalah bentuk leher angsa dan memiliki septik tank namun tidak ada tutup, jenisnya adalah wc jongkok. Air yang digunakan adalah air yang berasal dari hujan, tapi kalau musim kemarau mungkin jamban tidak digunakan kalaupun jamban digunakan air yang digunakan untuk menyiram tidak ada atau sedikit air yang digunakan untuk menyiram sehingga bisa jadi jamban kotor dan banyak lalat disekitar jamban. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Ela Handayani (2012) bahwa ada hubungan bermakna antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare.

c. Hubungan Saluran Pembuangan Air Limbah dengan Kejadian Diare pada Balita

(83)

74

kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015. Ini menujukkan bahwa SPAL menjadi salah satu faktor resiko kejadian diare di Desa Sijambur.

Saluran Pembuangan Air Limbah yang dimiliki warga Desa Sijambur adalah sebanyak 86% disalurkan kesaluran terbuka dan hanya 14% yang tidak punya SPAL sehingga tergenang di halaman rumah. Kondisi ini dapat menyebabkan bibit penyakit berkembang dengan cepat dan akan dapat menyebabkan diare.

d. Hubungan Tempat Pembuangan Sampah dengan Kejadian Diare pada Balita

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan p<0,05, artinya ada hubungan antara tempat pembuangan sampah dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015. Ini menujukkan bahwa tempat pembuangan sampah menjadi salah satu faktor resiko kejadian diare di Desa Sijambur.

Tempat pembuangan sampah yang dimiliki responden paling sedikit adalah tidak kedap air dan tidak ada tutup. Sedangkan sebagian besar responden tidak memiliki tempat sampah sehingga sampah banyak berserakan dihalaman rumah atau di ladang yang dekat dengan rumah. Hal ini dapat menyebabkan lalat berkembang biak di sampah-sampah yang menumpuk di ladang atau berserakan di halaman rumah.

(84)

75

sampah juga perlu diperhatikan dan diharapkan setiap rumah tangga memiliki tempat sampah.

Menurut Widoyono dalam Handayani (2014), keadaan lingkungan merupakan salah satu faktor resiko dalam kejadian diare. Sanitasi dasar merupakan syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus tersedia dan memenuhi syarat kesehatan karena apabila sanitasi dasar tidak memenuhi syarat kesehatan akan mengakibatkan gangguan kesehatan pada masyarakat termasuk diare.

Menurut Slamet dalam Handayani (2012), sampah juga berkontribusi terhadap penyakit diare. Hal ini disebabkan sampah menjadi tempat perkembangbiakan berbagai vektor. Sampah bila dibuang sembarangan dapat menjadi sarag lalat, seperti yang kita tahu bahwa lalat adalah vektor dari penyakit diare yang membawa bibit penyakit yang menempel pada kakinya sehingga apabila lalat tersebut menyentuh makanan maka akan dapat menyebabkan penyakit seperti diare.

BAB VI

Gambar

Gambar Lampiran 1. Wawancara Dengan Responden
Gambar Lampiran 4. Sumber Air Bersih, Bak Air (Penampungan Air Hujan)
Gambar Lampiran 6. SPAL Responden
Gambar Lampiran 8. Responden dan Balita
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Umpan balik adalah jenis tertentu dari aliran pesan komunikasi, bahwa informasi yang disampaikan menggambarkan kinerja sistem pada titik sebelumnya dalam waktu untuk

Tindakan perataan laba (Income Smoothing) adalah suatu sarana yang dapat digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi pelaporan penghasilan dan memanipulasi

Sebagian besar dari mereka adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah yang tidak diperhatikan oleh perusahaan asuransi karena dianggap kurang

Dari- pada hampir 1,000 masjid dan pusat Islam di Amerika Syarikat yang ditinjau pada pertengahan tahun 1990-an, kurang daripada 100 ada- lah bangunan yang memang pada asalnya

Kesadaran terhadap inti agama ini menjadi basis utama bagi tindakan-tindakan keagamaan yang merespon realitas faktual dengan instrument yang telah menjadi bagian inheren dalam

Untuk moment ulang tahun, kado yang cocok dibeli adalah tas, dompet, sepatu, baju dan celana.. Khusus untuk sepatu, baju, dan celana, kamu harus tau dulu ukuran

8 Dari pendapat tersebut dapat disim- pulkan OPAC merupakan suatu sistem temu balik informasi yang berbasis teknologi in- formasi dan dapat digunakan oleh

Uang disebut sebagai unsur yang sebagian besar esensinya adalah negatif karena memiliki sifat yang dapat membeli segala sesuatu, meng-hak-miliki semua objek, dengan demikian uang