• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI KAPASITAS CYLINDER PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA 100CC MENJADI 125CC DENGAN MENGGUNAKAN CYLINDER DAN HEAD CYLINDER HONDA SUPRA X 125CC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODIFIKASI KAPASITAS CYLINDER PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA 100CC MENJADI 125CC DENGAN MENGGUNAKAN CYLINDER DAN HEAD CYLINDER HONDA SUPRA X 125CC"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

MODIFIKASI KAPASITAS CYLINDER PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA 100CC MENJADI 125CC DENGAN MENGGUNAKAN CYLINDER

DAN CYLINDER HEAD HONDA SUPRA X 125CC

Oleh

YAHYA PREMANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

MODIFYING THE CYLINDER CAPACITY ON HONDA SUPRA 100CC FROM 100CC TO 125CC BY USING CYLINDER AND HEAD CYLINDER

OF HONDA SUPRA X 125CC

By

Yahya Premana

Motorcycle modification has been done many times to new motorcycles, such as Honda Supra X 125cc that was first released in 2004 and old motorcycles, such as Honda Supra 100cc that was first released in 1997. Honda Supra 100cc with engine base 100cc is very popular in the market. But, there are many weaknesses, for example: the performance and the fuel efficiency of Honda Supra 100cc are lower than of Honda Supra X 125cc.

There are several techniques to increase the acceleration and power of a motorcycle. One of them is increasing the volume of the cylinder capacity and increasing the compresion ratio. But the impacts which were resulted in the proccess of modofication, suck as the increase in fuel consumption and the decrease in the motorcycle lifetime.In this research, the researcher modified the cylinder capacity on Honda Supra 100cc in to the same capacity as Honda Supra X 125cc by using cylinder block cylinder, cylinder head, crankshaft and tensioner from Honda Supra X 125cc. And then it was tested by as: testing of fuel consumption in stationary condition, testing of fuel comsumption in tandem and without tandem, testing of acceleration, and testing of speed and machine maximum rotation.

The result of the modification shows that the modification has decreased the fuel consumption up to 19.63% in the stationary condition; in the rotation at 1400 rpm and 4000 rpm. For fuel consumption testing, when there has tandem or not, the modification has decreased the fuel consumption up to 27.19%. In the acceleration test of 0-80 km/h, the modification has decreased time allocated to accelerate at 3.91 seconds or about 20.03%. In the acceleration test of 60-80 km/h, the modification has decreased time allocated to accelerate at about 37%. And in the testing of maximum speed and rotation, the result shows that the modification has increased the speed at about 3.7% and increased the maximum rotation at about 1.66% from the original condition of Honda Supra 100cc.

(3)

ABSTRAK

MODIFIKASI KAPASITAS CYLINDER PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA 100CC MENJADI 125CC DENGAN MENGGUNAKAN CYLINDER

DAN HEAD CYLINDER HONDA SUPRA X 125CC

Oleh Yahya Premana

Modifikasi kendaraan sepeda motor banyak dilakukan pada sepeda motor baru hingga sepeda motor lama, seperti: Honda Supra 100cc di produksi pada tahun 1997. Sepeda motor Honda Supra 100cc dengan basis mesin 100cc sangat laris di pasaran tetapi sepeda motor Honda Supra 100cc masih terdapat banyak kekurangan di bidang performa dan efesiensi bahan bakar yang rendah jika dibandingkan dengan sepeda motor Honda Supra X 125cc.

Ada banyak cara untuk meningkatkan akselerasi dan tenaga motor salah satunya dengan meningkatkan volume ruang bakar (cylinder capacity) dan menaikan perbandingan kompresi (compresion rasio). Tetapi dampak yang ditimbulkan proses modifikasi tersebut menimbulkan pemakaian bahan bakar yang lebih boros dan memperkecil umur pemakaian kendaraan. Pada penelitian yang akan dilakukan ini, akan memodifikasi kapasitas ruang bakar pada sepeda motor Honda Supra 100cc menjadi 125cc dengan mengaplikasikan penggunaan cylinder, cylinder head, crankshaft (poros engkol) dan tensioner dari sepeda motor Honda Supra X 125cc yang nantinya dilakukan beberapa variasi pengujian diantaranya adalah pengujian komsumsi bahan bakar dalam kondisi stasioner. Pengujian konsumsi bahan bakar secara berboncengan dan tanpa berboncengan. Pengujian akselerasi. Pengujian kecepatan dan putaran mesin maksimum.

Dari pengujian membuktikan bahwa modifikasi kapasitas cylinder pada sepeda motor honda supra 100cc menjadi 125cc dengan menggunakan cylinder dan head cylinder honda supra x 125cc mampu menurunkan konsumsi bahan bakar hingga sebesar 19,63% pada pengujian stasioner pada putaran 1400 rpm dan 4000 rpm. Pada pengujian konsumsi bahan bakar berjalan tanpa berboncengan dan secara berboncengan mampu menurunkan konsumsi bahan bakar sebesar 27,19%. Pada pengujian akselerasi 0-80 km/jam mampu menurunkan waktu akselerasi sebesar 3,91 detik atau sebesar 20,03 % dan hasil pengujian akselerasi 60-80 km/jam diperoleh penurunan waktu akselerasi 37%. Dan pengujian putaran dan kecepatan maksimum mampu meningkatkan kecepatan sebesar 3,7% dan peningkatan putaran maksimum sebesar 1,66% dari kondisi sepeda motor Honda Supra 100cc standar.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR SIMBOL...ix

I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan penelitian ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Hipotesa ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Motor Bakar ... 10

B. Klasifikasi Motor Bakar ... 10

C. Jenis-Jenis Motor Pembakaran Dalam( Internal Combustion Engine).. 12

D. Jenis- Jenis Motor Berdasarkan Jumlah Langkah Kerja ... 13

E. Komponen utama Motor Bakar Bensin 4-Langkah ... 20

(8)

G. Pengoptimalan daya Motor ... 39

H. Sistem Pengapian Sepeda Motor ... 43

I. Perbandingan Roda Gigi Dan Perbandingan Putaran ... 45

III. METODOLOGI PERANCANGAN A. Alat dan Bahan Penelitian ... 46

B. Persiapan Proses Modifikasi ... 62

C. Proses Modifikasi ... 63

D. Prosedur Pengujian ... 72

E. Lokasi Perakitan... 81

F. Lokasi Pengujian ... 81

G. Diagram Alir Modifikasi dan Prosedur Pengujian... 83

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Stationer ... 86

B. Pengujian Berjalan ... 93

1. Pengujian berjalan untuk konsumsi bahan bakar ... 93

2. Pengujian akselarasi ...100

3. Pengujian putaran maksimum dan kecepatan maksimum...106

C. Penggantian komponen-komponen mesin ...110

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 113

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Penggantian Komponen-Komponen Utama Pada Sepeda Motor Honda

Supra 100 cc ... 53

2. Data Komponen Pengganti Komponen Utama Pada Sepeda Motor Honda Supra 100 cc ... 58

3. Data Jenis Pengujian Sepeda Motor ... 72

4. Format Pencatat Konsumsi Bahan Bakar Pengujian Stasioner ... 74

5. Format Pencatatan Konsumsi Bahan Bakar Pengujian Berjalan Tanpa Berboncengan Dan Secara Berboncengan ... 76

6. Format Pencatatan Data Waktu Akselerasi 0 – 80 km/jam Dan Akselerasi 60 – 80 km/jam Tanpa Perpindahan Persneling ... 78

7. Format Pencatatan Data Putaran Mesin Maksimum (RPM) Dan Kecepatan Maksimum (Km/Jam) ... 80

8. Perbandingan Sistem Transmisi Antara Sepeda Motor Honda Supra 100cc Modifikasi Dan Sepeda Motor Honda Supra X 125cc ... 85

9. Hasil Komsumsi Bahan Bakar Pengujian Stasioner Pada 4000 rpm ... 90

10.Hasil Komsumsi Bahan Bakar Pengujian Berjalan Tanpa Boncengan ... 94

11.Hasil Komsumsi Bahan Bakar Pengujian Berjalan Boncengan ... 97

(11)

13.Hasil Pengujian Kecepatan Dan Putaran Maksimum ...107

14.Fungsi Penggantian Komponen-Komponen ...110

Lampiran

A1. Konsumsi bahan bakar spesifik ...

A2. Efisiensi termal ...

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Nama Halaman

1. Kontruksi motor 2 tak ... 14

2. Siklus kerja motor 2-tak ... 15

3. Siklus motor bakar 4 langkah ... 17

4. Diagram P-v dari siklus ideal motor bakar bensin 4-langkah ... 18

5. Karburator ... 21

6. Intake manifold ... 22

7. Kepala silinder (Cylinder head) ... 23

8. Poros bubungan (camshaft) ... 24

9. Rocker arm ... 24

10. Pegas Katub(Spring valve) ... 25

11. Katup pada motor empat langkah ... 26

12. Silinder(Cylinder) supra 100cc ... 26

13. Torak (Piston) ... 27

14. Cincin torak (ring piston) ... 28

15. Batang torak(Conecting rod)... 28

16. Poros engkol (Crankshaft) ... 29

17. Komponen-komponen kopling ... 30

(13)

19. Cara melakukan porting dan polish ... 40

20. Diagram katup ... 42

21. Skema sistem pengapian CDI – AC ... 44

22. Skema sistem pengapian CDI – DC ... 45

23. Motor yang akan dimodifikasi ... 47

24. Sepeda motor pembanding ... 48

25. Stopwacth ... 49

26. Gelas ukur 100ml ... 49

27. Tachometer ... 50

28. Tangki buatan ... 50

29. Satu set kunci ... 51

30. Mistar sorong digital ... 51

31. Timbangan... 52

32. Tempat dudukan komponen yang dilakukan proses pemesinan . 64 33. Perubahan tempat kedudukan bearing crankshaft pada crankcase ... 65

34. Crankcase yang sudah satukan dengan cetakan cylinder block menggunakan proses pengelasan ... 66

35. Hasil proses penyekrapan dan finishing pada Crankcase ... 67

36. Asembly antara crankcase, cylinder block dan cylinderhead ... 68

37. Proses pembuatan tempat kedudukan pompa oli ... 69

38. Pompa oli yang sudah terpasang ... 69

39. Tempat kedudukan penyangga rantai tensioner ... 70

(14)

41. Lokasi perakitan ... 81

42. Lokasi pengujian kecepatan maksimum ... 82

43. Diagaram alir modifikasi dan prosedur pengujian ... 83

44. Sepeda motor Honda supra 100cc yang telah dimodifikasi ... 84

45. Grafik konsumsi bahan bakar stasioner pada 1400 rpm ... 88

46. Grafik konsumsi bahan bakar stasioner rata-rata pada 1400 rpm . 89 47. Grafik konsumsi bahan bakar stasioner pada 4000 rpm ... 90

48. Grafik konsumsi bahan bakar stasioner rata-rata pada 4000 rpm . 91 49. Grafik konsumsi bahan bakar pengujian berjalan tanpa boncengan ... 95

50. Grafik konsumsi bahan bakar rata-rata pengujian berjalan tanpa boncengan ... 96

51. Grafik konsumsi bahan bakar pengujian berjalan secara boncengan ... 97

52. Grafik konsumsi bahan bakar pengujian berjalan secara boncengan ... 98

53. Grafik pengujian waktu akselerasi 0 – 80 km/jam ...101

54. Grafik pengujian waktu akselerasi 60 – 80 km/jam ...103

55. Grafik pengujian waktu rata-rata akselerasi 60 – 80 km/jam ...104

(15)

DAFTAR SIMBOL

Simbol Nama Satuan

b Volume cc

n Putaran mesin RPM

f

m Laju pemakaian bahan bakar

h Nilai kalor bahan bakar kg/kkal

t Waktu s

C Rasio kompresi

D Diameter piston mm

L Panjang langkah mm

P Daya mesin kw

T Torsi Nm

V1 Volume langkah torak cc

Vd Volume langkah total silinder m3

Vs Volume sisa cc

Vt Volume silinder total cc

Z Sistem siklus (4 langkah =2, 2 langkah =1)

BMEP Tekanan Efektif Rata-rata

SFC Konsumsi bahan bakar spesifik kg/kwh

bt

 Efesiensi termal

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

mobil maupun sepeda motor. Khusus pada modifikasi sepeda motor banyak

dilakukan pada kalangan anak muda dan kalangan orang tua yang memang

memiliki hobi memodifikasi sepeda motor. Modifikasi yang dilakukan pada

sepeda motor meliputi modifikasi penampilan kendaraan bermotor (cat, body kit,

dan perubahan tampilan motor yang tampak secara visual) dan modifikasi

performa mesin (penambahan kapasitas cylinder). Rata-rata para penggemar

modifikasi kendaraan bermotor melakukan proses modifikasi untuk tujuan

tertentu, misalnya untuk ajang balap maupun kontes sepeda motor atau hanya

ingin sekedar tampil beda.

Modifikasi kendaraan sepeda motor ini dilakukan pada sepeda motor baru hingga

sepeda motor yang cukup tua, seperti: Honda CB 100, Kawasaki Binter Mercy,

Honda C100 dan Honda C50 yang merupakan mesin dengan spesifikasi yang

kurang memadai (classic) tetapi banyak diminati dan diburu para pengemar motor

classic. Di Indonesia Honda mengenalkan Honda C100 generasi super cub 100cc

(17)

Honda Supra NF 100cc yang di desain dengan fitur-fitur baru seperti teleskopis

penskorsan depan untuk menggantikan yang lama link penskorsan, dan

4-kecepatan transmisi untuk menggantikan 3-4-kecepatan transmisi yang digunakan di

Honda C90. Motor ini sangat laris di pasaran dan mampu bersaing dengan motor

sejenis dari pabrikan lain. Pada tahun 2001 sepeda motor Honda Supra diberikan

fitur sitem pengereman yang baru, yaitu menggunakan sistem disc brake dan

namanya diganti menjadi Honda Supra X, sehingga menjadi kendaraan primadona

hingga tahun 2004.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka

berkembang pula industri otomotif di Indonesia. Tiap-tiap pabrikan sepeda motor

saling bersaing untuk mencari konsumen dengan mengeluarkan jenis varian

sepeda motor terbaru dengan kapasitas ruang bakar yang lebih besar sehingga

sepeda motor yang berbasis mesin berkapasitas 100cc dengan tenaga yang tidak

cukup besar menjadikan sepeda motor Honda Supra 100cc kalah bersaing akibat

ketinggalan zaman.

Sepeda motor Honda Supra 100cc menggunakan basis mesin yang sama dengan

sepeda motor pabrikan honda lainya, seperti Astrea Star, Astrea Prima, Astrea

Grand, Legenda, Supra Fit dan Supra Fit X , yaitu mesin GN-5 yang selama

bertahun-tahun menguasai pasar sebelum eksistensinya dikalahkan oleh Honda

Supra X 125 cc pada tahun 2005. Memang sepeda motor Honda Supra 100cc

memiliki banyak keunggulan, yaitu nyaman digunakan untuk dikendarai,

(18)

bakar yang hemat, perawatannya mudah dan memiliki spare part yang mudah di

cari dengan harga murah. (wordpress, 2010).

Tetapi dari segi mesin yang digunakan sepeda motor Honda Supra 100cc masih

terdapat banyak kekurangan di bidang ruang bakar, seperti perbandingan

kompresi 9:1 dengan kapasitas 100cc yang kurang menghasilkan tenaga dan

putaran mesin rendah, akibat bentuk ruang bakar yang kurang baik, penggunaan

torak (piston) yang belum memiliki lapisan teflon untuk mengurangi gesekan pada

dinding cylinder, penggunaan mekanisme pembuka katup (rocker arm) belum

menggunakan sistem roller (roller rocker arm) yang dapat mengurangi gesekan

pada camshaft serta tidak memiliki pengatur rantai tensioner yang dapat di set

ulang ketika rantai tensioner sudah tidak sesuai (memanjang) dan hanya

menghasilkan daya maksimum 7,6 HP pada putaran mesin 8000 rpm Torsi

maksimum 0,74 kgf.m/6.000 rpm dirasa kurang cukup menghasilkan akslerasi

yang cepat. Dapat dikatakan sepeda motor Honda Supra 100cc yang

menggunakan mesin GN-5 adalah mesin yang minim teknologi dan kurang

bertenaga (Ativvital, 2012).

Lain halnya pada sepeda motor Honda Supra X 125cc yang diluncurkan pada

tahun 2005 merupakan evolusi dari sepeda motor Honda Supra 100cc yang

mengalami banyak perubahan khususnya di sektor mesin. Dalam ruang bakar

kapasitas silinder ditingkatkan menjadi 125cc dengan menggunakan katup masuk

dan katup keluar yang lebih besar dan diameter torak yang lebih besar serta

langkah (stroke) yang lebih panjang. Kemudian diimbangi dengan penggunaan

(19)

dibuat minim dengan gesekan mampu menghasikan daya maksimum 9,76 HP /

7.500 rpm dan Torsi maksimum 1,03 kgf.m / 4000 rpm. Dengan daya dan torsi

yang cukup besar maka Honda Supra X 125 memiliki performa yang lebih baik

dari sepeda motor Honda Supra 100cc ( Bintangmotor, 2012).

Ada banyak cara untuk meningkatkan akselerasi dan tenaga motor salah satunya

dengan meningkatkan volume ruang bakar (cylinder capacity). Dengan

meningkatnya kapasitas cylinder maka tenaga yang dihasilkan oleh motor menjadi

lebih besar seiring naiknya perbandingan kompresi (compresion rasio) dengan

perbandingan kompresi yang tinggi akan menghasilkan tekanan akhir

pemampatan yang lebih tinggi sehingga mengakibatkan peningkatan suhu akhir

pemampatan. (Berenschot, 1980).

Peningkatan kapasitas cylinder dapat dilakukan dengan cara menggunakan

diameter piston yang lebih besar dan melakukan pengurangan dinding cylinder

(lemmer) lalu memasukan piston yang lebih besar, tetapi hal ini akan memberikan

efek panas berlebih pada dinding cylinder yang dikarenakan berkurangnya

ketebalan dinding cylinder. Cara lain meningkatkan kapasitas ruang bakar adalah

memperbesar lubang dinding pada cylinder blok dan dinding crankcase.

Kemudian dengan memasukkan cylinder yang lebih besar dengan ketebalan

dinding cylinder yang lebih besar pula (bore up), secara otomatis pemakaian

diameter piston besar dapat digunakan.

Dengan cara ini tenaga motor akan terdongkrak sangat tinggi karena kapasitas

cylinder naik secara drastis dan panas yang ada pada dinding-dinding cylinder

(20)

performa dapat pula dilakukan dengan cara memperbaiki sistem penyuplaian

bahan bakar ke dalam ruang bakar dengan menerapkan pipa pengisian (intake

manifold) selicin mungkin untuk menghindari perputaran dari campuran bahan

bakar dan udara. Tetapi dampak yang ditimbulkan cara meningkatan performa

tersebut dapat menimbulkan pemakaian bahan bakar yang lebih boros dan

memperkecil umur pemakaian kendaraan. Dapat dikatakan setiap cara diatas

mempunyai dampak negatif pada proses modifikasi mesin.

Pada penelitian ini dilakukan modifikasi kapasitas ruang bakar pada sepeda motor

Honda Supra 100cc menjadi 125cc dengan mengaplikasikan penggunaan cylinder,

cylinder head, crankshaft (poros engkol) dan tensioner dari sepeda motor Honda

Supra X 125cc yang nantinya akan diteliti lebih lanjut tentang dampak

penggunaan dari alat-alat tersebut, performa yang dihasilkan, serta prestasi mesin

yang didapat dari modikasi sepeda motor Honda Supra 100cc menjadi125cc.

Diharapkan modifikasi ini mampu meningkatkan performa mesin GN-5 yang

optimal baik dari segi performa, efesiensi penggunaan bahan bakar dan umur

pemakaian kendaraan. Sehingga tidak diperlukan biaya yang besar untuk membeli

motor baru dengan kapasitas cylinder yang sama dan efesiensi penggunaan bahan

(21)

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh modifikasi kapasitas cylinder pada

sepeda motor honda supra 100cc dengan menggunakan cylinder, head

cylinder, Crankshaft dan sistem pengapian sepeda honda supra x 125cc

terhadap prestasi mesin sepeda motor honda supra 100cc yang

dimodifikasi.

2. Membandingkan performa dari sepeda motor Honda Supra100cc yang telah

dimodifikasi menjadi 125cc dengan sepeda motor pabrikan Honda Supra

100cc dan Honda Supra X 125cc.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah diberikan agar hasil yang akan didapatkan lebih terarah.

Adapun batasan masalah yang diberikan pada penelitian ini yaitu:

1. Sepeda motor yang akan dimodifikasi adalah Honda Supra 100cc;

2. Komponen-komponen yang akan dimodifikasi meliputi carburator, intake

manifold, cylinder head, cylinder, crankshaft, valve, tensioner, piston, poros

enggkol(crankshaft), sistem pengapian (ignation delay) knalpot dan final

gear (14-35 gigi) menggunakan komponen Honda Supra X 125cc standar

yang diproduksi oleh PT AHM;

3. Modifikasi sepeda motor menggunakan sistem kopling manual (kopling

tangan);

4. Kapasitas cylinder yang akan digunakan 125cc, dengan perbandingan

(22)

5. Pengujian dilakukan dengan road test menggunakan para meter kecepatan,

putaran mesin, akselerasi, waktu tempuh dan konsumsi bahan bakar untuk

melihat prestasi mesinnya;

6. Tidak dilakukan pengujian emisi;

7. Tekanan ban yang digunakan saat pengujian tanpa berboncengan, 30 Psi

untuk ban depan dan 32 Psi untuk ban belakang;

8. Tekanan ban yang digunakan saat pengujian berboncengan, 32 Psi untuk

ban depan dan 35 Psi untuk ban belakang;

9. Pada proses membandingkan performa sepeda motor Honda Supra 100cc

yang telah dimodifikasi dengan sepeda motor standar 125cc dan Honda

Supra 100cc. Cara berkendara, termasuk perpindahan kecepatan dan bukaan

gas diusahakan sama;

10. Cuaca, lokasi pengujian, kondisi jalan dan beban motor saat pengujian

dibuat seidentik mungkin;

11. Bahan bakar yang digunakan adalah bensin premiun;

D. Hipotesa

Daya pada mesin pembakaran dalam (internal combustion engine), khususnya

pada motor dapat diperbesar dengan memperbesar kapasitas ruang bakar.

Kapasitas ruang bakar yang besar didapatkan dari penggunaan torak yang besar

dan langkah torak jauh. Dampak dari meningkatnya kapasitas ruang bakar

adalah naiknya perbandingan pemampatan yang mengakibatkan naiknya tekan

efektif rata-rata dan mempertinggi frekuensi putaran mesin sehingga daya yang

(23)

crankshaft dari sepeda motor Honda Supra X 125cc yang diterapkan pada

sepeda motor Honda Supra 100cc di nilai mampu untuk memperbaiki proses

pengisian cylinder, memperbesar perbandingan pemampatan, mengubah

waktu(timming) pembakaran lebih tepat, mengoptimalkan bagian-bagian yang

bergerak dan berputar. Sehingga dapat mendongkrak tenaga dan performa

sepeda motor Honda Supra 100cc dengan efesiensi penggunaan bahan bakar

yang setara dengan sepeda motor Honda Supra X 125cc tanpa menimbulkan

efek negatif pada mesin GN-5.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah:

I. PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, tujuan, batasan masalah, hipotesa, sistematika

penulisan dari penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Memuat tentang teori dasar motor bakar 4-langkah, teori pembakaran,

komponen-komponen penting dalam kendaraan bermotor.

III. METODE PENELITIAN

Terdiri dari tahapan-tahapan persiapan alat yang digunakan, proses modifikasi

tahapan- tahapan sebelum pengujian, prosedur pengujian, anggaran biaya,

(24)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisikan pembahasan dari data - data yang diperoleh pada pengujian kinerja

motor.

V. SIMPULAN DAN SARAN

Hal-hal yang dapat disimpulkan dan saran-saran yang ingin disampaikan dari

penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Motor Bakar

Motor bakar adalah alat yang berfungsi untuk mengkonversikan energi termal

dari pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanis, dimana proses

pembakaran berlangsung di dalam silinder mesin itu sendiri sehingga gas

pembakaran bahan bakar yang terjadi langsung digunakan sebagai fluida kerja

untuk melakukan kerja mekanis (Wardono, 2004).

B. Klasifikasi Motor Bakar

Pada umumnya motor bakar terbagi menjadi dua golongan utama, yaitu :

1. Motor bakar pembakaran luar (External combustion engine)

Motor pembakaran luar adalah suatu proses pembakaran dimana energi gerak

atau mekanis dibangkitkan di luar ruang bakar. Dalam proses pembakaran

tersebut, energi dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas yang terjadi di

luar silinder motor. Sebagai contoh adalah proses pembakaran yang terjadi

pada mesin uap, dimana proses pembakarannya terjadi didalam ruang bakar

(26)

uap dari ketel tersebut disalurkan kedalam silinder. Didalam silinder inilah uap

tersebut menggerakan torak atau piston, sehingga tibul tenaga gerak. Motor

bakar pembakaran luar memiliki keuntungan sebagai berikut :

a. jenis-jenis bahan bakar yang dapat digunakan banyak

b. mampu mengunakan bahan bakar bermutu rendah.

c. lebih minim getaran

d. mampu digunakan pada daya yang tinggi

2. Motor bakar pembakaran dalam ( Internal combustion engine)

Motor pembakaran dalam adalah suatu proses pembakaran dimana energi

gerak atau energi mekanis dibangkitkan didalam ruang bakar. Proses

pembakarn silinder terjadi didalam silinder motor. Sebagai contoh adalah

motor bensin dan motor diesel. Didalam ruamg bakar energi mekanis

dibangkitkan oleh gerakan torak yang dihasil dari ledakan bahan bakar dalam

ruang bakar (combustion chamber). Secara umum motor pembakaran dalam

mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut :

a. Lebih hemat atau irit dalam pemakaian bahan bakar.

b. Kontruksi mesin yang lebih sederhana dan lebih kecil

(27)

C. Jenis-Jenis Motor Pembakaran Dalam ( Internal Combustion Engine)

Pada umumnya motor pembakaran dalam (internal combustion engine) dibedakan

dari sistem penyalaan bahan bakar yang diterapkan,yaitu :

1. Motor bensin (Spark Ignition Engine)

Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin

pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran

(Spark Ignition), dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin. Mesin

bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan bakar

dengan udara. Pada mesin bensin, umumnya udara dan bahan bakar dicampur

sebelum masuk ke ruang bakar. Pencampuran udara dan bahan bakar

dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi. Bahan bakar yang becampur

udara mengalir kedalam ruang bakar dan dikompresikan dalam ruang bakar,

kemudian dipercikan bunga api listrik yang berasal dari busi. Karena itu motor

bensin disebut juga sebagai spark ignation engine. Ledakan yang terjadi

dalam ruang bakar mendorong torak, kemudian mengerakan poros engkol

untuk didistribusikan ke roda. (Wikipedia,2012).

2. Mesin diesel

Mesin diesel adalah Sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar

dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi. Ketika udara dikompresi

suhunya akan meningkat, mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses

(28)

dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio compresi

dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas

(TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan

ke ruang bakar dalam tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan

udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan

terbakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai

dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari

detonasi. Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran

mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan

tenaga linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini

ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear diubah menjadi tenaga putar.

Tenaga putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan. (Wikipedia,2012).

D.Jenis- Jenis Motor Bakar Berdasarkan Jumlah Langkah Kerja

Jenis motor menurut jumlah langkah persiklus, untuk motor pembakaran dalam

(internal combustion engine) dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Motor 2 langkah (2 tak)

Motor dua langkah adalah motor bakar yang dalam satu proses pembakaran

memerlukan 2 kali langkah kerja. Bahan bakar yang masuk kedalam ruang

bakar dicampurkan dengan pelumas (oli samping) sebagai fluida pendingin

(29)

satu putaran poros engkol, pada saat motor sedang berjalan, proses usaha

dilakukan berulang-ulang dengan urutan yang sama. Kemudian dimulai lagi

proses pengisian dan pemprosesan yang baru.

Gambar 1. Kontruksi motor 2 tak (Wordpress. 2012).

Pada motor 2 tak, gerakan torak(piston) menuju titik mati atas(TMA) disebut

langkah kompresi dan ketika torak bergerak menuju titik mati bawah(TMB)

disebut langkah usahan atau pengembangan(ekspansi). Pengisian udara baru

dan pembuangan gas hasil pembakaran terjadi hampir bersamaan, yaitu ketika

torak berada pada titik mati bawah(TMB). Pengisian bahan bakar baru dalam

silinder terjadi ketika tekanan udara melebihi tekanan gas dalam silinder. Pada

keadaan tersebut saluran pengisian dalam keadaan terbuka dan udara luar

harus memiiki tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atsmofir. Untuk lebih

(30)

Gambar 2. Siklus kerja motor 2 tak

a. Langkah pengisian

Torak bergerak dari TMA ke TMB. Pada saat saluran bilas masih tertutup

torak, di dalam bak mesin terjadi kompresi terhadap campuran bensin

dengan udara. Diatas torak, gas sisa pembakaran dari hasil pembakaran

sebelumnya sudah mulai terbuang keluar melalui saluran buang. Saat

saluran bilas sudah terbuka, campuran bensin dengan udara mengalir

melalui saluran bilas terus masuk kedalam ruang bakar.proses pengisian

berlangsung selama lubang hisap dalam keadaan terbuka.

b. Langkah kompresi

Proses yang terjadi pada langkah kompresi ketika torak bergerak dari

(31)

kompresi dan setelah mencapai tekanan tinggi busi memercikan bunga

api listrik untuk membakar campuran bensin dengan udara. Pada saat

yang bersamaan, di bawah (di dalam bak mesin) bahan bakar yang baru

masuk kedalam bak mesin melalui saluran masuk.

c. Langkah kerja(ekspansi)

Proses yang terjadi pada langkah Kerja (ekspansi) ketika torak kembali

dari TMA ke TMB akibat tekanan besar yang terjadi pada waktu

pembakaran bahan bakar. Saat itu torak turun sambil mengkompresi

bahan bakar baru di dalam bak mesin. Proses ini berakhir pada saat

sebelum torak mencapai TMB, yakni ketika lubang buang terbuka.

d. Langkah buang dan pembilasan

Proses yang terjadi pada langkah buang ketika torak hampir mencapai

TMB, saluran buang terbuka dan gas sisa pembakaran mengalir terbuang

keluar. Pada saat yang sama bahan bakar baru masuk kedalam ruang

bahan bakar melalui rongga bilas terjadi pembilasan pada ruang engkol.

Setelah mencapai TMB kembali, torak mencapai TMB untuk

mengadakan langkah sebagai pengulangan dari yang dijelaskan

sebelumnya (Asrori, 2012)

2. Motor empat langkah ( 4 tak )

Motor empat langkah adalah motor yang menyelesaikan satu siklus pembakaran

dalam empat langkah torak atau dua kali putaran poros engkol, jadi dal satu

(32)

Katup masuk

TMA

TMB

Katup keluar

Kepala piston

Poros

engkol

Batang

engkol busi

ekspansi serta pembuangan. Dibandingkan dengan motor 2 tak, motor 4 tak

lebih sulit dalam perawatan karena banyak komponen-komponen pada bagian

mesinnya. Pada motor empat tak titik paling atas yang mampu dicapai oleh

gerakan torak disebut titik mati atas(TMA), sedangkan titik terendah yang

mampu dicapai torak pada silinder disebut titik mati bawah(TMB). Dengan

asumsi bahwa katup masuk dan katup buang terbuka tepat pada waktu piston

berada pada TMA dan TMB, maka siklus motor 4 (empat) langkah dapat

diterangkan sebagai berikut :

Gambar 3. Siklus motor bakar 4 langkah(Heywood, 1998).

Untuk lebih jelasnya proses-proses yang terjadi pada motor bakar bensin 4

langkah dapat dijelaskan melalui siklus ideal dari siklus udara volume konstan

(33)

Gambar 4. Diagram P-v dari siklus ideal motor bakar bensin 4-langkah

(Wardono, 2004)

Keterangan mengenai proses-proses pada siklus udara volume konstan dapat

dijelaskan sebagai berikut (Wardono, 2004):

a. Proses 01 : Langkah hisap (Intake)

Pada langkah hisap campuran udara-bahan bakar dari karburator terhisap

masuk ke dalam silinder dengan bergeraknya piston ke bawah, dari TMA

menuju TMB. Katup hisap pada posisi terbuka, sedang katup buang pada

posisi tertutup. Di akhir langkah hisap, katup hisap tertutup secara

otomatis. Fluida kerja dianggap sebagai gas ideal dengan kalor spesifik

konstan. Proses dianggap berlangsung pada tekanan konstan.

b. Proses 12 : Langkah kompresi

Pada langkah kompresi katup hisap dan katup buang dalam keadaan

(34)

Akibatnya campuran udara-bahan bakar terkompresi. Proses kompresi ini

menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dan tekanan campuran

tersebut, karena volumenya semakin kecil. Campuran udara-bahan bakar

terkompresi ini menjadi campuran yang sangat mudah terbakar. Proses

kompresi ini dianggap berlangsung secara isentropik.

c. Proses 23 : Langkah pembakaran volume konstan

Pada saat piston hampir mencapai TMA, loncatan nyala api listrik diantara

kedua elektroda busi diberikan ke campuran udara-bahan bakar

terkompresi sehingga sesaat kemudian campuran udara-bahan bakar ini

terbakar. Akibatnya terjadi kenaikan temperatur dan tekanan yang drastis.

Kedua katup pada posisi tertutup. Proses ini dianggap sebagai proses

pemasukan panas (kalor) pada volume konstan.

d. Proses 34 : Langkah kerja/ekspansi (Expansion)

Kedua katup masih pada posisi tertutup. Gas pembakaran yang terjadi

selanjutnya mampu mendorong piston untuk bergerak kembali dari TMA

menuju TMB. Dengan bergeraknya piston menuju TMB, maka volume gas

pembakaran di dalam silinder semakin bertambah, akibatnya temperatur

dan tekanannya turun. Proses ekspansi ini dianggap berlangsung secara

(35)

e. Proses 41 : Langkah buang volume konstan (Exhaust)

saat piston telah mencapai TMB, katup buang telah terbuka secara otomatis

sedangkan katup hisap masih pada posisi tertutup. Langkah ini dianggap

sebagai langkah pelepasan kalor gas pembakaran yang terjadi pada volume

konstan.

f. Proses 10 : Langkah buang tekanan konstan

Selanjutnya piston bergerak kembali dari TMB menuju TMA. Gas

pembakaran didesak keluar melalui katup buang (saluran buang)

dikarenakan bergeraknya piston menuju TMA. Langkah ini dianggap

sebagai langkah pembuangan gas pembakaran pada tekanan konstan

(Hidayat, 2008).

E.Komponen Utama Motor Bakar Bensin 4-Langkah

Ada ratusan komponen yang harus melakukan fungsinya secara baik untuk dapat

menghasilkan daya engkol. Untuk dapat memudahkan pemahaman mengenai

motor bakar 4-langkah ini, perlu untuk mengetahui komponen-komponen utama

motor bakar 4-langkah ini, beserta fungsinya masing-masing. Meskipun motor

bakar kelihatan sangat sederhana, akan tetapi peralatan- peralatannya sangat rumit.

Untuk lebih jelasnya komponen utama motor bakar bensin 4-langkah ini dapat

(36)

1. Karburator

Karburator merupakan bagian dari sistem bahan bakar (fuel sistem) pada

kendaraan yang berfungsi untuk mencampurkan bahan bakar dengan udara

yang dikendalikan oleh pergerakan throttle dan kemudian dimasukkan ke ruang

bakar. Mesin membutuhkan karburator karena bahan bakar yang dikirim ke

dalam silinder mesin harus berada dalam kondisi mudah terbakar. Ini penting

agar tenaga yang dihasilkan mesin bisa optimal. Bensin sedikit sulit terbakar

bila tidak diubah menjadi bentuk gas. Selain itu bensin tidak dapat terbakar

sendiri, harus dicampur dengan udara dalam perbandingan yang tepat

(Daryanto,2004).

Gambar 5. Karburator

2. Intake manifold

Untuk mengoptimalkan efisiensi dan kinerja mesin dipelukan sistem penyaluran

yang baik. Intake manifold berfungsi meyalurkan bahan bakar yang sudah

(37)

kedudukan karburator, throttle body, injector bahan bakar dan komponen lain

dari mesin.

Gambar 6. Intake manifold

3. Kepala silinder (Cylinder head)

Kepala silinder terletak pada bagian terdepan dari blok silinder (cylinder).

Kepala silinder ini berfungsi sebagai :

a. Tutup silinder serta menjadi tempat kedudukan katub masuk dan katub

buang.

b. Tempat kedudukan busi

c. Tempat salura masuk dan saluran buang

d. Tempat mengalirnya pelumasan untuk mekanisme katub

Kepala silinder bertumpu pada blok silinder (cylinder) dan dihubungkan dengan

baut-baut pada kepala silinder. Pada sambungan kepala silinder dan blok

silinder dirapatkan oleh perapat (gasket and packing) yang ditempatkan

diantara keduanya, dengan tujuan agar sambungan kedap terhadap kebocoran

(38)

Gambar 7. Kepala silinder (Cylinder head)

4. Poros bubungan (Camshaft)

Poros bubungan (camshaft) adalah sebuah alat yang digunakan dalam mesin

torak untuk menjalankan mekanisne katub. Dia terdiri dari batangan silinder.

Camshaft membuka katup dengan menekannya, atau dengan mekanisme

bantuan rocker arm, ketika Camshaft berputar. Hubungan antara perputaran

camshaft dengan perputaran poros engkol sangat penting. Karena katup

mengontrol aliran masukan bahan bakar dan pengeluaran, mereka harus dibuka

dan ditutup pada saat yang tepat selama stroke piston. Untuk alasan ini,

camshaft dihubungkan dengan crankshaft secara langsung, atau melalui

mekanisme gear, atau secara tidak langsung melalui rantai yang

disebut stationer. Dalam beberapa rancangan camshaft juga

menggerakkan distributor, minyak dan pompa bahan bakar. Juga dalam

sistem injeksi bahan bakar. Dalam sebuah mesin dua-langkah yang

(39)

crankshaft, dalam mesin camshaft berputar pada kecepatan yang sama dengan

crankshaft. Dalam mesin empat langkah, katup-katup akan membuka setengah

lebih sedikit; oleh karena itu dua putaran penuh crankshaft terjadi di setiap

putaran camshaft. (Wikipedia.2012).

Gambar 8. Poros bubungan (Camshaft)

5. Rocker arm

Rocker arm adalah tuas isolasi yang menyampaikan gerakan radial dari tonjolan

(lobe) camshaft yang berputar menjadi gerak linier pada katub. Rocker arm

berfungsi untuk menbuka dan menutup katub dan menyetel kerenggangan katup

(Wikipedia,2012).

(40)

6. Pegas katup (Spring valve)

Pegas katup berfungsi sebagai mekanisme penutup katup secara otomatis.

Ketika pegas katup diberi tekanan dari pelatuk katup (rocker arm) maka katup

akan terbuka dan ketika tekanan pada pegas tidak diberikan maka katup

tertutup.

Gambar 10. Pegas Katub (Spring valve)

7. Katup (valve)

Katup (valve) berfungsi untuk mengatuk masuknya campuran bahan bakar dan

mengatur kelurnya gas sisa pembakaran. Katup (valve) di bagi menjadi 2

bagian, yaitu :

a. Katup hisap

Katup hisap berfungsi mengatur masuknya bahan bakar dan udara pada

saat langkah hisap.

b. Katup buang

Katub buang berfungsi mengatur keluarnya gas sisa pembakaran pada saat

langkah hisap. Katub buang mempunyai ukuran yang lebih kecil dari katup

(41)

Gambar 11. Katub pada motor empat langkah

8. Silinder (Cylinder)

Silinder (cylinder) berfungsi sebagai tempat berlangsungnya keempat langkah

proses pembakaran pada motor bakar.

.

Gambar 12. Silinder(Cylinder) supra 100cc.

9. Torak (Piston)

Torak adalah bagian mesin yang langsung menerima gaya yang ditimbulkan

oleh pembakaran bahan bakar di dalam silinder dan meneruskan gaya melalui

batang torak menuju poros engkol. Torak bersama dengan cincin torak bergerak

secara translasi didalam silinder. Ada pun fungsi dari torak, yaitu :

(42)

b. Mengubah tekanan pembakaran menjadi gaya mekanis yang didistribusikan

ke poros engkol.

c. Menjadi tempat ke dudukan cincin torak.

Gambar 13. Torak(Piston)

10. Cincin torak (Ring piston)

Cincin torak (ring piton) terpasang pada celah atau alur torak pada bagian

atas, tengah dan bawah.cincin torak terbuat dari bahan baja bermutu tinggi

dengan proses pengerjaan yang presisi (akurat). Cincin torak (ring piston)

befungsi untuk:

a. Merapatkan permukaan dinding silinder dan torak untuk menahan tekanan

gas pada ruang bakar.

b. Mengatur pelumasan antara torak dan dinding silinder.

c. Membantu pendinginan torak dengan cara menyalurkan sejumlah panas

(43)

Menurut kegunaannya cincin torak terbagi menjadi 2, yaitu : cincin kompresi

berguna menahan tekanan gas dalam ruang bakar dan cincin oli yang berguna

menyapukan pelumas pada dinding silinder. (hidayat, 2008).

Gambar 14. Cincin torak (Ring piston)

11.Batang torak (Conecting rod)

Batang torak (conecting rod) adalah bagian mesin yang menjadi penghubung

antara torak dengan poros engkol dan berfungsi untuk mengubah gerak

translasi torak menjadi gerak putar pada poros engkol. Batang torak harus

dibuat seringan mungkin dan tahan terhadap tekanan tinggi.

(44)

12.Poros engkol (Crankshaft)

Poros engkol (Crankshaft, biasanya mekanik juga menyebutnya kruk as)

adalah sebuah bagian pada mesin yang mengubah gerak vertikal/horizontal

dari piston menjadi gerak rotasi (putaran). Pada ujung-ujung poros engkol

dipasangkan bantalan (Bearing) dan diletakan pada ruang engkol (crankcase)

akan dihubungkan ke roda gila (flywheel) sehingga motor bisa bergerak

(Wikipedia,2012).

Gambar 16. Poros engkol (Crankshaft) (Wikipedia,2012).

13.Kopling

Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada

kedua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis. Kopling

biasanya tidak mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika beroperasi,

namun saat ini ada kopling yang memiliki torsi yang dibatasi sehingga dapat

(45)

Gambar 17. Komponen-komponen kopling

Tujuan utama dari kopling adalah menyatukan dua bagian yang dapat berputar.

Dengan pemilihan, pemasangan, dan perawatan yang teliti, performa kopling

bisa maksimal, kehilangan daya bisa minimum, dan biaya perawatan bisa

diperkecil (Wikipedia,2012). Secara garis besar jenis kopling pada sepeda

motor dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Kopling manual (kopling mekanis)

Kopling manual cara kerjanya diatur oleh sebuah tuas yang biasa disebut

handel kopling dengan cara menarik tuas kopling.Bila handel kopling pada

batang kemudi bebas (tidak ditarik) maka pelat tekan dan pelat gesek

dijepit oleh piring penekan (clutch pressure plate) dengan bantuan pegas

kopling sehingga tenaga putar dari poros engkol sampai pada roda

belakang. Sedangkan bila handel kopling pada batang kemudi ditarik maka

kawat kopling akan menarik alat pembebas kopling. Alat pembebas

kopling ini akan menekan batang tekan (pushrod) atau release rod yang

(46)

penekan ke arah berlawanan dengan arah gaya pegas kopling. Akibatnya

pelat gesek dan pelat tekan akan saling merenggang dan putaran rumah

kopling tidak diteruskan pada poros utama, atau hanya memutarkan rumah

kopling dan pelat geseknya saja.

2. Kopling Otomatis (Kopling sentrifugal)

Cara kerja pada kopling otomatis sebenarnya sama saja cuma

pengoperasiannya tidak ditarik kabel kopling maupun ditekan cairan

hidrolik. Tetapi mengandalkan komponen kopling sentrifugal yang bekerja

mengikuti kecepatan putaran mesin. Cara kerjanya pada saat putaran mesin

rendah (stasioner), gaya sentrifugal dan kampas kopling, pemberat menjadi

kecil sehingga sepatu kopling terlepas dari rumah kopling dan tertarik ke

arah poros engkol, akibatnya rumah kopling yang berkaitan dengan gigi

pertama penggerak menjadi bebas terhadap poros engkol. Saat putaran

mesin bertambah, gaya sentrifugal semakin besar sehingga mendorong

kanvas kopling mencapai rumah kopling di mana gayanya lebih besar dari

gaya tarik pengembali. Rumah kopling ikut berputar dan meneruskan ke

tenaga gigi pertama yang digerakkan. Sedangkan kopling kedua

ditempatkan bersama primary driven gear pada poros center (countershaft)

dan berhubungan langsung dengan mekanisme pemindah gigi

transmisi/persnelling. Pada saat gigi persnelling dipindahkan oleh pedal

pemindah gigi, kopling kedua dibebaskan oleh pergerakan poros pemindah

(47)

14.Knalpot

Knalpot adalah piranti tempat penampungan dan pembuangan gas sisa

pembakaran. Selain menjadi tempat penampungan dan pembuangan gas sisa

pembakaran, knalpot berfungsi meredam suara ledakan dari ruang bakar

sehinnga tidak menimbulkan suara bising (Pikiran rakyat, 2006)

Gambar 18. Gambar knalpot

F. Parameter Prestasi Motor Bensin 4-Langkah

Prestasi mesin biasanya dinyatakan dengan efisiensi thermal, th. Karena pada

motor bakar 4 langkah selalu berhubungan dengan pemanfaatan energi

panas/kalor, maka efisiensi yang dikaji adalah efisiensi thermal. Efisiensi thermal

adalah perbandingan energi (kerja/daya) yang berguna dengan energi yang

diberikan. Prestasi mesin dapat juga dinyatakan dengan daya output dan

pemakaian bahan bakar spesifik engkol yang dihasilkan mesin. Daya output

(48)

beban. Sedangkan pemakaian bahan bakar spesifik engkol menunjukan seberapa

efisien suatu mesin menggunakan bahan bakar yang disuplai untuk menghasilkan

kerja. Prestasi mesin sangat erat hubungannya dengan parameter operasi, besar

kecilnya harga parameter operasi akan menentukan tinggi rendahnya prestasi

mesin yang dihasilkan (Wardono, 2004).

Untuk mengukur prestasi kendaraan bermotor bensin 4-langkah dalam

aplikasinya diperlukan parameter sebagai berikut :

1. Konsumsi bahan bakar, semakin sedikit konsumsi bahan bakar kendaraan

bermotor bensin 4-langkah, maka semakin tinggi prestasinya.

2. Akselerasi, semakin tinggi tingkat akselerasi kendaraan bermotor bensin

4-langkah maka prestasinya semakin meningkat.

3. Waktu tempuh, semakin singkat waktu tempuh yang diperlukan pada

kendaraan bermotor bensin 4-langkah untuk mencapai jarak tertentu, maka

semakin tinggi prestasinya.

4. Putaran mesin, putaran mesin pada kondisi idle dapat menggambarkan normal

atau tidaknya kondisi mesin. Perbedaan putaran mesin juga menggambarkan

besarnya torsi yang dihasilkan.

5. Emisi gas buang, motor dalam kondisi statis bisa dilihat emisi gas buangnya

pada rpm rendah dan tinggi.

Pada motor bakar torak parameter-perameter prestasi mesin dapat ditentukan

(49)

a. Volume Silinder

Volume silinder antara TMA dan TMB disebut volume langkah torak

(V1). Sedangkan volume antara TMA dan kepala silinder (tutup silinder)

disebut volume sisa (Vs). Volume total (Vt) ialah isi ruang antara torak

ketika ia berada di TMB sampai tutup silinder.

Vt =V1+Vs ... (1)

Volume langkah mempunyai satuan yang tergantung pada satuan

diameter silinder (D) dan panjang langlah torak (L) biasanya mempunyai

satuan centimeter cubic (cc) atau cubic inch (cu.in).

V1 = luas lingkaran x panjang langkah

silinder tergantung dari banyaknya silinder yang digunakan dan besarnya

volume silinder (Kiyaku & Murdhana, 1998).

b. Perbandingan Kompresi

Hasil bagi volume total dengan volume sisa disebut sebagai perbandingan

(50)

Dimana :

V1 = volume langkah torak

Vs = volume sisa

Perbandingan kompresi tidak dapat dinaikan tanpa batas, karena motor

pembakaran yang menggunakan busi akan timbul suara menggelitik kalau

perbandingan kompresinya terlalu tinggi (Soenarta & Furuhama, 1995).

c. Torsi dan Daya Poros

Dinamometer biasanya digunakan untuk mengukur torsi sebuah mesin.

Adapun mesin yang akan diukur torsinya tersebut diletakkan pada sebuah

testbed dan poros keluaran mesin dihubungkan dengan rotor dinamometer.

Rotor dihubungkan secara elektromagnetik, hidrolis, atau dengan gesekan

mekanis terhadap stator yang ditumpu oleh bantalan yang mempunyai

gesekan kecil. Torsi yang dihasilkan oleh stator ketika rotor tersebut

berputar diukur dengan cara menyeimbangkan stator dengan alat

pemberat, pegas, atau pneumatik.

Hambatan ini akan menimbulkan torsi (T), sehingga nilai daya (P) dapat

ditentukan sebagai berikut :

(51)

n = putaran mesin (rpm)

T = torsi (Nm)

Torak yang didorong oleh gas membuat usaha. Baik tekanan maupun

suhunya akan turun waktu gas berekspansi. Energi panas diubah menjadi

usaha mekanis. Konsumsi energi panas ditunjukkan langsung oleh

turunnya suhu. jika toraknya tidak mendapatkan hambatan dan tidak

menghasilkan usaha gas tidak akan berubah meskipun tekanannya turun.

d. Tekanan Efektif Rata-rata (BMEP)

Nilai BMEP adalah merupakan tekanan efektif rata-rata (brake mean

effective pressure) yang diukur dengan menggunakan sebuah

dynamometer dan BMEP menunjukkan besar nilai daya mesin pada tiap

satuan volume silinder pada putaran tertentu dan tidak tergantung dari

ukuran motor bakar. (Soenarta &Furuhama, 1995).

Besar nilai BMEP dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :

(52)

Vd= volume langkah total silinder (m3)

Z = sistem siklus (4 langkah =2, 2 langkah =1)

e. Efisiensi Thermis

Perbandingan antara energi yang dihasilkan dan energi yang dimasukkan

pada proses pembakaran bahan bakar disebut efisiensi thermis rem (brake

thermal efficiency) dan ditentukan sebagai berikut :

(%)

Nilai kalor mempunyai hubungan dengan berat jenis. Pada umumnya

semakin tinggi berat jenis maka semakin rendah nilai kalornya (Kiyaku &

Murdhana, 1998).

f. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)

Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) ditentukan dalam g/PSh atau

(53)

kebalikan dari pada ηbt. Penggunaan bahan bakar dalam gram per jam.

Dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :

kg kWh

P

m

SFCf / ... (7)

Dimana :

SFC = konsunsi bahan bakar spesifik (kg/kWh)

P = daya mesin (kW)

Sedang nilai mf dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:

bb

(54)

G. Pengoptimalkan Daya Motor

Yang dimaksud dengan daya adalah besarnya kerja motor yang dihasilkan selama

waktu tertentu. Pada motor empat langkah, tiap dua kali putaran poros engkol

terjadi satu kali kerja. Daya motor dapat dipertinggi dengan cara memperbesar

daya spesifik, yaitu :

a. Mempertinggi tekanan efektif rata-rata

b. Mempertinggi frekuensi putaran mesin

Banyak metode untuk memperbaiki kedua faktor yang dapat meningkatkan daya

motor, dengan cara sebagai berikut :

1. Memperbaiki sistem pengisian dan pembuangan gas sisa dalam ruang bakar

Memperbaiki pengisian dan pembuangan ruang bakar sama dengan

mempercepat masuknya bahan masuk dan mempercepat pembuangan gas sisa

pembakaran dalam ruang bakar. Hal ini dapat di tempuh dengan cara :

a. Menggunakan sistem karburator dengan lubang venturi yang lebih besar

sehingga tekana bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar menjadi

lebih tinggi, tetapi cara ini harus diimbangi dengan sistem pengapian yang

lebih baik agar tidak terjadi pembakaran tidak sempurna yang

menyebabkan timbulnya kerak arang dalam ruang bakar.

b. Menerapkan intake manifold selicin mungkin. Dengan menghaluskan

permukaan dalam, maka aliran campuran udara - bahan bakar mengalami

(55)

tekanan lebih tinggi dibanding jika friksi yang dialami aliran lebih besar.

Campuran udara - bahan bakar yang masuk pada tekanan lebih tinggi akan

menghasilkan daya yang lebih besar saat langkah kerja.

c. Melakukan pembesaran lubang masuk, lubang buang dan

menghaluskannya (porting and polish) pada kepala silinder dengan tujuan

mempercepat aliran bahan bakar masuk dan aliran keluar gas sisa

pembakaran didalam silinder. Ketika melakukan porting pada kepala

silinder. (ratmotorsport, .2009).

Gambar 19. Cara melakukan porting dan polish (Graham. 1987).

d. Menggunak sistem pembuangan gas sisa pembakaran(racing exhaust) yang

lebih mudah mengeluarkan gas sisa pembakaran dengan cepat, tetapi masih

(56)

2. Meningkatkan perbandingan pemampatan

Meningkatkan perbandingan pemampatan dapat meningkatkan tekanan rata-rata

pada tiap siklus motor empat langkah dan meningkatkan efesiensi motor, tetapi

jika perbandingan pemampatan terlalu tinggi maka mesin akan mengalami

detonasi akibat besarnya ledakan hasil pembakaran. Meningkatkan

perbandingan pemampatan atau perbandingan kompresi dapat dilakukan

dengan cara :

a. Melakukan pemangkasan pada bagian permukaan dinding kepala silinder

sebesar 0,2 mm dan dilakukan penghalusan permukaan agar kompresi tidak

bocor.

b. Memperbesar lubang silinder, agar dalam silinder mampu mengaplikasikan

diameter torak yang lebih besar. Dengan menggunakan torak yang lebih

besar kapasitas ruang bakar meningkat.

3. Mempertinggi frekuensi putaran mesin

Dengan meningkatkan frekuensi putaran maka banyak terjadi langkah kerja

dengan waktu yang sama. Peningkatan frekuensi putaran mesin maka pengisian

silinder meningkat dan pembakaran lebih optimal. Peningkatan frekuensi

putaran mesin dapat dilakukan dengan cara :

(57)

Gambar 20. Diagram katup (Koemat. 2011).

b. Menggunakan pegas katup dengan daya balik cepat untuk menghindari

terjadinya katup melayang pada saat putaran mesin tinggi.

4. Mengoptimalkan bagian-bagian yang berputar

Mengoptimalkan bagian-bagian yang bergerak bertujuan agar dapat

memperoleh kecepatan tinggi dalam waktu singkat. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara :

a. Menyeimbangkan secara teliti bagian-bagian yang berputar, seperti poros

engkol, piston dan batang penghubung (conecting rod). Karena frekuensi

putaran yang tinggi gaya massa piston dan batang-batang penghubungnya

menjadi lebih besar. Gaya masa ini dapat dikurangi dengan menggunakan

piston dan batang penghubung dengan masa yang lebih kecil.

b. Memperkecil massa roda penerus(flywheel) untuk mendapatkan putaran

(58)

memerlukan ketelitian yang tinggi, karena dapat mengakibatkan puntiran

besar pada poros engkol (Graham, 1987).

H. SISTEM PENGAPIAN SEPEDA MOTOR

Secara umum sistem pengapian sepeda motor dibagi menjadi dua, yaitu

sistem pengapian konvesional dan sistem pengapian electronik. Namun saat

ini sistem pengapian konvensional sudah tidak digunanakan lagi. Saat ini

banyak sepeda motor menggunakan sistem pengapian electronik, sistem

pengapian electronik dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Sistem pengapian CDI – AC

Pada saat magnet berputar akan menghasilkan tegangan AC dalam bentuk

induksi listrik yang berasal dari kumparan atau biasa di sebut spool. Arus

listrik akan dikirimkan ke CDI dengan tegangan antara 100-400volt,

tergantung putaran mesin.Selanjutnya arus bolak-balik (AC) yang berasal

kumparan di jadikan arus searah (DC) oleh diode dan disimpan di

kapasitor pada CDI unit. Kapasitor tidak akan melepas arus sebelum

komponen yang bertugas menjadi pintu (SCR) bekerja. Bekerjanya SCR

apabila telah mendapatkan sinyal pulsa dari kumparan/pulser CDI (Pulse

generator)yang menandakan saatnya pengapian. Dengan berfungsinya

SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus (discharge)

dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer koil

pengapian dengan tegangan 100-400volt, kemudian terjadi induksi dalam

(59)

Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk

loncatan bunga api yang akan membakar campuran bensin dan udara

dalam ruang bakar. Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu

saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan pulser

(pulse generator) akibat kecepatan putaran mesin motor.

Gambar 21. Skema sistem pengapian CDI – AC ( laskar suzuki. 2013 ).

2. Sistem pengapian CDI – DC

Sistem pengapian CDI-DC hampir sama cara kerjanya dengan sistem

pengapian CDI-AC, cuma pada sistem pengapian CDI-DC tegangan

sumbernya berasal dari bateray atau AKI (accu), bateray memberikan

suplai tegangan 12V ke sebuah inverter (bagian dari unit CDI). Kemudian

inverter akan menaikkan tegangan menjadi sekitar 350V. Tegangan 350V

ini selanjutnya akan mengisi kondensor/kapasitor. Dan arus baru akan

dilepaskan ke koil jika telah ada perintah dari pulser CDI. Keunggulan

(60)

(aki), berbeda dengan pengapian sistem CDI-AC yang tegangannya naik

turun ikut putaran mesin.

Gambar 22. Skema sistem pengapian CDI – DC ( laskar suzuki. 2013 )

I. PERBANDINGAN RODA GIGI DAN PERBANDINGAN PUTARAN

Jika putaran roda gigi yang berpasangan dinyatakan dengan n1(rpm) pada

(61)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan Penelitian

1. Spesifikasi Sepeda Motor 4-langkah

Mesin uji yang akan menggunakan cylinder head, cylinder dan crankshaft

sepeda motor Honda Supra X 125 dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4

langkah. Adapun spesifikasi dari mesin uji tersebut adalah sebagai berikut:

Merk dan tipe : Honda Supra NF 100

Tipe mesin : 4 langkah, SOHC

Sistem pendingin : Pendingin udara

Jumlah silinder : 1 (satu)

Diameter x Lan gkah : 50 x 49.5 mm

Kapasitas silinder : 97,1 cc

Perbandingan kompresi : 9,0 : 1

Daya maksimum : 7,6 HP pada 8000 rpm

(62)

Gigi transmisi : Rotary 4 Kecepatan (N-1-2-3-4-N)

Aki : 12 V / 5 Ah

Kapasitas tangki bahan bakar : 3,7 liter

Tahun Pembuatan : 1997

Gambar 23. Motor yang akan dimodifikasi

Mesin yang akan digunakan untuk membandingkan hasil modifikasi Honda

Supra 100cc adalah sepeda motor 4 langkah. Adapun spesifikasi dari mesin

pembanding tersebut adalah sebagai berikut:

Merk dan tipe : Honda Supra X 125

Tipe mesin : 4 langkah, SOHC

Sistem pendingin : Pendingin udara

Jumlah silinder : 1 (satu)

Diameter x Lan gkah : 52,4 x 57,9 mm

(63)

Perbandingan kompresi : 9,0 : 1

Daya maksimum : 9,76 HP pada 7500 rpm

Torsi maksimum : 1,03 kgf.m/4.000 rpm

Gigi transmisi : Rotary 4 Kecepatan (N-1-2-3-4-N)

Aki : 12 V / 3,5 Ah

Kapasitas tangki bahan bakar : 3,7 liter

Tahun Pembuatan : 2008

Gambar 24. Sepeda motor pembanding

2. Alat yang digunakan

Berikut adalah alat-alat yang digunakan selama penelitian beserta

keterangannya:

a. Stopwatch

(64)

Gambar 25.Stopwatch

b. Gelas Ukur 100 ml

Gelas ukur 100 ml digunakan untuk mengukur volume bahan bakar.

Digunakan sebagai wadah bahan bakar ketika proses pengambilan data.

Sehingga tidak menggunakan tangki bahan bakar motor agar lebih mudah

dalam proses pengukuran konsumsi bahan bakar.

Gambar 26.Gelas ukur 100 ml

c. Tachometer

Tachometer yang dipakai dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

(65)

Gambar 27.Tachometer

d. Perangkat Analog

Dalam penelitian ini, Speedometer, odometer, sudah berada dalam satu unit

panel analog motor pada dashboard. Speedometer dengan ketelitian 2 km /

jam dan odometer dengan ketelitian 100 m.

e. Tangki Bahan Bakar Buatan

Digunakan sebagai wadah bahan bakar ketika proses pengambilan data.

Sehingga tidak menggunakan tangki bahan bakar motor agar lebih mudah

dalam proses pengukuran konsumsi bahan bakar.

(66)

f. Satu (1) set kunci

Digunakan untuk membongkar dan memasang komponen-komponen

mesin.

Gambar 29. Satu (1) set kunci

g. Mistar sorong

Digunakan untuk mengukur perbedaan dimensi komponen-kompenen yang

akan dipasang.

Gambar 30. Mistar sorong digital

h. Timbangan

(67)

Gambar 31.Timbangan

3. Komponen-komponen utama untuk memodifikasi

Komponen utama adalah komponen-komponen yang digunakan untuk

memodifikasi kapasitas ruang bakar sepeda motor Honda Supra 100cc

menjadi 125cc. Komponen-komponen utama pada sepeda motor Honda Supra

100cc akan dilalukan penggantian sehingga diperoleh peningkatan kapasitas

ruang bakar menjadi 125cc, penggantian komponen-komponen utama pada

(68)

Tabel 1. Data penggantian komponen-komponen utama pada sepeda motor

Honda Supra 100 cc.

No Nama Komponen Bagian-bagian Komponen

Foto Spesifikasi

2 Intake manifold

(69)
(70)
(71)
(72)

13 Magnet, Spull, CDI

Weight magnet 1350 gram Diameter in magnet Ø 84 mm Diameter out magnet Ø115 mm

Dimension pulser 9x1,5x1,5mm

Type ignation dry

Voltase 6 volt AC

14 Knalpot

Komponen-komponen pengganti pada sepeda motor Honda Supra 100cc

untuk mendapatkan kapasitas ruang bakar sebesar 125cc adalah

komponen-komponen dari sepeda motor Honda Supra X 125cc yang tercantum pada

(73)

Tabel 2. Data komponen pengganti komponen utama pada sepeda motor Honda

Supra 100 cc.

No Nama Komponen Bagian-bagian Komponen

Foto Spesifikasi

2 Intake manifold

Port inlet Ø22 mm

(74)

3 Cylinder head

(75)

6 Spring valve

(76)
(77)

13 Magnet, Spull,

B.Persiapan Proses Modifikasi

Sebelum melakukan proses modifikasi sepeda motor Honda supra 100cc menjadi

125cc, perlu dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Persiapan alat dan bahan

Persiapan alat dan bahan merupakan proses penyiapan

komponen-komponen utama yang akan digunakan untuk memodifikasi sepeda motor

(78)

b. Pengukuran dimensi-dimensi komponen mesin

Pengukuran dimensi komponen mesin dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar perubahan tempat kedudukan komponen baru yang akan

menggantikan komponen lama dan mengetahui seberapa besar

ukuran-ukuran yang akan dilakukan pada proses pemesinan.

c. Desain modifikasi

Desain modifikasi bertujuan untuk mengetahui dimana saja tempat-tempat

perubahan kedudukan komponen lama terhadap komponen baru dan

menentukan proses pemesinan yang dilakukan.

C. Proses modifikasi

Untuk memodifikasi sepeda motor Honda Supra 100cc menjadi 125cc dengan

menggunakan cylinder head, cylinder block dan crankshaft sepeda motor Honda

Supra X 125cc, dlakukan proses – proses sebagai berikut :

a. Proses pembongkaran mesin

Sebelum dilakukan proses pembongkaran, mesin diturunkan dari rangka

motor. Proses pembongkaran mesin dilakukan pertama-tama pada bagian

cylinder head, kemudian melakukan pelepasan cylinder, piston, pelepasan

tutup crankcase bagian kanan dan kiri yang berisi kopling dan magnet.

Proses pelepasan terakhir dilakukan dengan melepas bagian crankcase.

Gambar

Gambar 2. Siklus kerja motor 2 tak
Gambar 3. Siklus motor bakar  4 langkah(Heywood, 1998).
Gambar 4. Diagram P-v dari siklus ideal motor bakar bensin 4-langkah
Gambar 5. Karburator
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH VARIASI PUTARAN MESIN DAN KOMPOSISI CAMPURAN (BENSIN DAN ETANOL) TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA YANG MENGGUNAKAN

PREDIKSI UMUR TEKNIS SISTEM REM TROMOL PADA SEPEDA MOTOR. (STUDI KASUS HONDA SUPRA

Menentukan umur kanvas rem cakram pada sepeda motor.. Honda Supra X 125 dengan pengujian keausan,

SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 SUB-ASSEMBLY KOPLING. BERBASIS RELIABILITY CENTERED

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menyelidiki pengaruh penggunaan turbo elektrik diam dan berputar terhadap torsi dan daya pada sepeda motor Honda Supra X 125 tahun

Tetapi dari segi mesin yang digunakan sepeda motor Honda Supra 100cc masih terdapat banyak kekurangan di bidang ruang bakar, seperti perbandingan kompresi 9:1

Bahan yang digunakan sebagai spesimen adalah sepasang roda gigi transmisi sepeda motor Honda Supra dengan masing-masing diameter lingkaran jarak adalah 90 mm, modul 4.5,

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan intake manifold dengan bahan dasar komposit (serat nanas) terhadap torsi dan daya pada sepeda motor Honda