• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM LISTRIK DINAMIS BERBASIS TIK MENGGUNAKAN SIMULATOR ELEKTRONIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM LISTRIK DINAMIS BERBASIS TIK MENGGUNAKAN SIMULATOR ELEKTRONIKA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM LISTRIK DINAMIS BERBASIS TIK MENGGUNAKAN

SIMULATOR ELEKTRONIKA (Skripsi)

Oleh

AZFIN GUSTRIA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM LISTRIK DINAMIS BERBASIS TIK MENGGUNAKAN

SIMULATOR ELEKTRONIKA

Oleh

AZFIN GUSTRIA

Praktikum merupakan proses pembelajaran dengan mengedepankan keterampilan siswa atau disebut hard skill siswa. Kegiatan praktikum juga dapat terlaksana tanpa harus melakukan praktikum di dalam laboratorium, namun dapat juga dilakukan menggunakan program di dalam komputer yang disebut juga dengan virtual lab. Virtual lab sangat cocok digunakan dalam praktikum pada materi listrik dinamis, virtual lab yang digunakan peneliti untuk melakukan praktikum listrik dinamis adalah sebuah simulator elektronika yaitu LiveWire. Simulator ini sangat asing bagi siswa SMP, maka dibutuhkan lembar kerja siswa (LKS)

praktikum agar praktikum menggunakan simulator dapat terlaksana dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan LKS praktikum listrik dinamis menggunakan simulator elektronika. Penelitian pengembangan ini dilakukan dengan menggabungkan model penelitian pengembangan media

(3)

Azfin Gustria produk, (5) Uji internal: Uji spesifikasi produk dan Uji kualitas spesifikasi

produk, (6) Uji eksternal: Uji kemanfaatan produk oleh pengguna, (7) Produksi. LKS yang dihasilkan telah mengalami evaluasi kesesuaian desain dan kesesuaian isi/ materi yang dilakukan oleh ahli desain dan alhi isi/ materi. Selanjutnya LKS juga dilakukan uji pengguna untuk mengetahui kemenarikan, kemudahan, kemanfaatan dan kefektifan LKS. Berdasarkan uji pengguna yang dilakukan diperoleh nilai hasil analisis uji kemenarikan 3,19 secara kualitatif dikategorikan menarik; nilai hasil analisis uji kemudahan 2,67 secara kualitatif dikategorikan mudah, dan nilai hasil analisis uji kebermanfaatan 3,02 secara kualitatif

dikategorikan manfaat. Dari hasil uji keefektifan 87,09% siswa mencapai standar kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan, hal ini menunjukkan LKS hasil pengembangan efektif digunakan sebagai sumber belajar.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

E. Asumsi dan Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan ... 7

B. LiveWire 1.1 ... 8

C. Macromedia Captivate ... 16

(8)

III. METODE PENELITIAN ... 30

A. Setting Pengembangan ... 30

B. Prosedur Pengembangan ... 32

1. Tahap I Analisis Kebutuhan ... 32

2. Tahap II Identifikasi Sumber Daya ... 32

3. Tahap III Identifikasi Spesifikasi Produk ... 33

4. Tahap IV Pengembangan Produk ... 33

5. Tahap V Uji Internal ... 34

6. Tahap VI Uji Eksternal ... 34

7. Tahap VII Pencetakan Produk ... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan ... 38

1. Hasil Tahap I Analisis Kebutuhan ... 38

2. Hasil Tahap II Identifikasi Sumber Daya... 40

3. Hasil Tahap III Identifikasi Spesifikasi Produk ... 42

4. Hasil Tahap IV Pengembangan Produk ... 43

5. Hasil Tahap V Uji Internal Produk ... 44

6. Hasil Tahap VI Uji Eksternal Produk ... 47

7. Hasil Tahap VII Pencetakan Produk ... 57

B. Pembahasan ... 57

1. Kesesuaian Produk yang Dihasilkan dengan Tujuan Pengembangan ... 57

2. Kelebihan dan Kelemahan Produk Hasil Pengembangan ... 59

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 60

B. Saran ... 60

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu kegiatan pembelajaran yang sangat vital di dalam pembelajaran fisika adalah percobaan atau praktikum, karena teori di dalam fisika itu harus dibuktikan yaitu dengan cara praktikum, tetapi pada kenyataannya beberapa sekolah jarang melakukan praktikum dikarenakan beberapa alasan seperti kurangnya fasilitas laboratorium serta sulitnya siswa mendapatkan konsep fisika ataupun tujuan dan maksud dari praktikum yang dilakukan. Oleh karena itu, dibutuhkan simulator sebelum melakukan praktikum agar guru dapat meyampaikan bentuk-bentuk yang akan dilakukan dalam praktikum sebelum melakukan praktikum yang sebenarnya (hand-on) yaitu simulator praktikum. Selain itu simulator praktikum dapat difungsikan sebagai praktikum alternatif.

Peneliti melakukan penelitian pengembangan ini didukung oleh hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMP N 1 Wayjepara, dari hasil identifikasi sumber daya dan hasil dari angket kebutuhan guru yang ditujukan kepada guru mata pelajaran IPA dan angket kebutuhan yang

(10)

2 IX SMP N 1 Wayjepara, terungkap bahwa siswa dan guru sudah bisa

menggunakan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan sudah tersedianya laboratorium komputer dan laboratorium multimedia, tetapi berbanding terbalik dengan sarana dan prasarana laboratorium IPA di SMP N 1 Wayjepara untuk saat ini belum bisa digunakan, artinya sangat diperlukan media pembelajaran praktikum berbasis TIK sebagai simulator praktikum atau praktikum alternatif bagi siswa SMP N 1 Wayjepara dengan memanfaatkan virtual lab supaya siswa bisa tetap melakukan praktikum walaupun tidak melakukan praktikum di laboratorium IPA.

Virtual lab merupakan praktikum yang tidak menggunakan alat dan bahan

(11)

3 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah diperlukan LKS untuk praktikum kelistrikan di SMP menggunakan simulator LiveWire.

C. Tujuan Pengembangan

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah membuat LKS praktikum berbasis TIK dalam pelaksaan praktikum menggunakan media pembelajaran berbasis TIK pada fisika SMP pokok bahasan listrik dinamis dengan pemanfaatan LiveWire.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Untuk mencapai tujuan pengembangan yang telah diuraikan, maka produk yang akan dibuat adalah LKS praktikum menggunakan LiveWire sebagai simulator yang dipadukan dengan LKS praktikum yang sebenarnya ( hand-on). Spesifikasi produk yang akan dibuat sebagai berikut.

1. LKS praktikum berupa naskah tekstual yang memuat isi sebagai berikut. a) Halaman muka

b) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan praktikum. c) Sajian masalah, yang berisi:

(12)

4 3. Panduan menyimpulkan

2. LKS disertai Video Compact Disk (VCD)

Video tutorial ini merupakan video cara penggunaan LiveWire, yang didesain menggunakan program Macromedia Captivate.

3. Software (perangkat lunak) dan Hardware (perangkat keras)

Dalam Praktikum ini digunakan Software dan Hardware sebagai berikut:

a) Windows XP, Windows Vista atau Windows 7

b) Program LiveWire 1.1

c) Processor Intel Pentium IV 1,2 GHz atau yang lebih baik

d) RAM 256 MB (atau di atasnya)

e) hardisk sebesar 190 GB

f) Monitor berwarna (SVGA), g) Mouse dan keyboard.

h) DVD room multy.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat konseptual pada pembelajaran dan peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran fisika. Dalam

pelaksanaannya, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Efisiensi dalam melakukan praktikum listrik dinamis.

2. Meningkatkan cara pembelajaran siswa yang kreatif.

(13)

5 F. Asumsi dan Ruang Lingkup Pengembangan

Berikut ini adalah asumsi dan ruang lingkup pengembangan yang dilakukan: 1. Asumsi Pengembangan

Dalam penelitian pengembangan LKS ini dikembangkan dengan asumsi sebagai berikut.

a) Dibutuhkan simulator sebelum melakukan praktikum sebenarnya (hand-on), agar mendapatkan kepastian keberhasilan praktikum.

b) Macromedia Captivate merupakan sebuah program yang berfungsi

untuk membuat media interaktif berbasis TIK.

c) LiveWire merupakan laboratorium elektronika dalam komputer, yang

sangat asing bagi siswa maka sangat dibutuhkan LKS dalam menggunakannya sebagai simulator praktikum Listrik Dinamis.

2. Ruang Lingkup Pengembangan

Dalam pengembangan lembar kerja siswa praktikum berbasis TIK ini terdapat keterbatasan, antara lain.

a) Lembar kerja siswa merupakan suatu media cetak yang berisi panduan belajar siswa dalam pemecahan masalah pembelajaran secara mandiri

b) Macromedia Captivate merupakan program untuk mendesain media

pembelajaran

c) LiveWire merupakan laboratorium elektronika dalam komputer

(14)

6 e) Materi pembelajaran yang digunakan listrik dinamis pada sub materi

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) merupakan penelitian mengembangkan produk pendidikan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.Menurut Borg and Gall dalam Gooch (2012:8) merupakan suatu metodologi untuk mengembangkan produk pendidikan. Tujuan dari R&D bukanlah untuk merumuskan atau menguji teori tetapi untuk mengembangkan produk yang efektif. Menurut Suyanto (2009) R&D

meliputi tujuh tahap yaitu: 1) Analisis kebutuhan; 2) Identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan; 3) Identifikasi spesifikasi produk yang

diinginkan pengguna; 4) Pengem-bangan produk; 5) Uji internal: ahli desain dan Uji ahli isi/ materi pro-duk; 6) Uji eksternal: Uji produk oleh pengguna; 7) Produksi.

Menurtu Prasetyo (2012:6) R&D sebagai metode pengembangan berbasis penelitian yang relatif baru dalam pendidikan menjadi menarik untuk

diterapkan. Penerapan R&D dalam penelitian dalam pendidikan tidak terbatas sebagai penulisan tugas akhir, baik tesis atau skripsi tetapi juga untuk

(16)

8

B. LiveWire 1.1

LiveWire adalah software simulasi rangkaian elektronika yang merupakan produk keluaran New Wafe Concept.

LiveWire is a sophisticated software package for designing and simulating electronic circuits. Switches, transistors, diodes, integrated circuits and hundreds of other components can all be connected

together to investigate the behaviour of a circuit. There are no limits to what can be designed and no loose connections or faulty components to worry about. However, if the maximum ratings for any components are exceeded, they will explode on

screen.(www.new-wave-concept.com)

Livewire merupakan salah satu software atau program di dalam komputer yang berfunsi mendesain dan mensimulasikan rangkaian elektronika (simulator elektronika). Terdapat banyak komponen elektronika yang bisa dimanfaatkan pada LiveWire seperti resistor, kapasitor, amperemeter, sumber tegangan DC dan AC, dan lain – lain. Selain itu LiveWire dapat disimulasikan untuk rangkaian sebelum merangkai rangkaian elektronika pada PCB.

(17)

9

Gambar 2.1 Tampilan Utama LiveWire

(18)

10

a. Papan Rangkaian

(19)

11

b. Galery

Gambar 2.3. Galery pada LiveWire

(20)

12

1. Power Supplies, jika diklik maka akan muncul

(21)

13

2. Passive Component jika diklik, maka akan muncul:

(22)

14

3. Measuring jika diklik, maka akan muncul:

Gambar 2.3.3. Measuring

Menu Galery merupakan menu yang berisi komponen-komponen listrik yang

(23)

15

menyambungkannya hanya klik salah satu ujung komponen kemudian drag, selanjutnya dilepas pada ujung komponen lainnya yang akan dihubungkan. Untuk mensimulasi dari rangkaian listrik yang telah dirangkai, lalu klik tombol play jika sudah selesai klik tombol stop yang terletak pada bagian atas yang telah dilingkari, seperti Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Jendela Utama LiveWire

(24)

16

Pada penelitian pengembangan ini digunakan software simulator LiveWire dengan alasan berikut.

1. Penelitian ditujukan pada siswa SMP pada materi listrik dinamis 2. LiveWire bisa disumilasikan tanpa melakukan ground pada rangkaian

(siswa SMP belum mengetahui ground).

3. LiveWire lebih simple dan mudah diaplikasikan.

C. Macromedia Captivate

Menurut Smith (2005:9) .

Macromedia Captivate is a professional software tool for quickly creating interactive demonstrations and simulations in a variety of formats including Flash (SWF) and EXE. Anyone who needs to develop online product demonstrations, software simulations for e-learning, or online tutorials for user support will find Captivate an ideal solution. Captivate includes everything you need to record actions in any application and instantly create a simulation.

Macromedia Captivate merupakan aplikasi yang diperuntukan bagi pengguna

profesional untuk membuat media interaktif dalam berbagai format di antaranya flash(swf) dan exe. Pada Captivate dapat difungsikan untuk

merekam kejadian yang terjadi pada desktop yang kemudian dihasilkan dalam bentuk video.

D. Sumber Belajar

(25)

17

Menurut Subandijah dalam Muhtadi (2006:3), Pengertian sumber belajar pada dasarnya merupakan suatu daya yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar,baik langsung atau pun tidak,baik sebagian atau keseluruhan.

Menurut Situmorang (2004:7.33) sumber belajar merupakan sesuatu yang mendukung terjadinya belajar dalam diri siswa atau peserta didik yang meliputi sistem pelayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan.

Sumber belajar merupakan informasi yang disajikan dalam berbagai bentuk media, yang berfungsi untuk membantu peserta didik dalam proses

pembelajaran secara formal maupun tidak formal. Bentuknya sumber belajar tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan.

E. Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat dibutuhkan oleh seorang guru dalam penyampaian informasi atau pesan kepada siswa. Menurut Anderson dalam Situmorang (2004:7.4):

Media dibagi 2 kategori, yaitu alat bantu pengajaran dan media pembelajaran. Alat bantu pengajaran didefenisikan sebagai perlengkapan atau alat bantu pengajaran dan media pembelaraan didefenisikan sebagai perantara yang memungkinkan terjadinya interaksi antara karya seorang pengembangan mata pelajaran dengan siswa atau sasaran.

(26)

18

Menurut situmorang (2004:7.4), media pembelajaran bertujuan untuk mengefektifkan proses penyampaian pesan sehingga pesan (dalam hal ini materi pembelajaran) dapat diterima siswa dengan mudah.

F. Desain Buku Teks dan Media

Menurut BSNP (2006:4), deskripsi butir instrumen penilaian tahap II buku teks pelajaran komponen kegrafikaan sebagai berikut.

1. Ukuran buku

a. Mengikuti standar ISO. Ukuran buku A4 (21 x 297 mm), A5 (148 x 21 mm), B5 (176 x250 mm) toleransi ukuran antara 5 – 20 mm. Skala 1 (15-20mm), skala 2, (10-15 mm), skala 3 (5- 10mm), skala 4 (0-5 mm)

b. Pemilihan ukuran buku perlu disesuaikan dengan materi isi buku dan kekhususan bidang studi. Hal ini akan mempengaruhi tata letak bagian isi dan ketebalan halaman buku

2. Bagian kulit buku

a. Sebagai daya tarik awal dari buku yang ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tipografi, ilustrasi, dan warna

b. Adanya keseimbangan antara unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dan lain - lain) dengan ukuran buku sertta memiliki keseiramaan dengan tata letak

(27)

19

d. Memperhatikan tampilan warna secara keseluruhan yang dapat memberikan nuansa tertentu yang sesuai dengan materi isi buku e. Dapat memperjelas tampilan teks maupun ilustrasi

f. Adanya kesusaian dalam penempatan unsur tata letak pada bagian kulit maupun isi buku berdasarkan pola yang telah ditetapkan dalam

perencanaan awal buku

g. Judul buku harus dapat memberikan informasi secara cepat tentang materi isi buku berdasarkan bidang studi tertentu

h. Lebih menonjol dari warna latar belakangnya

i. Secara proporsional disesuaikan dengan ukuran dan marjin buku (> 14 pt)

j. Menggunakan dua jenis huruf agar agar tidak membiaskan tampilan unsur tata letak lainnya

k. Memiliki konsistensi penampilan antara bagian kulit dan isi yang merupakan suatu kesatuan yang terpadu

l. Dapat dengan cepat menggambarkan tentang jenis bidang studi tertentu

m. Perbedaan bidang studi secara visual dapat diungkapkan melalui ilustrasi yang ditampilkan berdasarkan karakternya. (biologi, sejarah, kimia, dan lain sebagainya)

n. Sesuai dengan warna aslinya sehingga tidak menimbulkan salah pemahaman dan penafsiran

3. Bagian isi buku

(28)

20

- Awal bab dimulai dari halaman ganjil - Penempatan teks pada awal bab konsisten

b. Jumlah baris minimal tiga baris pada paragraf akhir susunan teks yang terpisah dengan halaman berikutnya

c. Mengikuti pola, tata letak yang telah ditetapkan untuk setiap bab baru d. Memperhatikan kemudahan dan keterbacaan susunan teks

e. Merupakan kesatuan dengan ilustrasi yang ditampilkan f. Ditampilkan secara menarik, serasi dan proporsional

g. Maksimal menggunakan dua jenis huruf sehingga tidak mengganggu perserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan. Untuk membedakan unsur teks dapat mempergunakan variasi dan seri huruf dari suatu keluarga huruf

h. Akan mengurangi tingkat keterbacaan judul maupun susunan teks i. Digunakan hanya untuk keperluan tertentu dalam membedakan

memberikan tekanan pada bagaian dari susunan teks yang dianggap penting

j. Tipografi mudah dibaca

k. Sangat mempengaruhi tingkat keterbacaan susunan teks. Jumlah perkiraan tersebut diatas termasuk huruf, spasi katas dan tanda baca l. Untuk menghindari kejenuhan dan kelelahan dalam membaca sebagai

akibat dari baris sususnan teks terlalu padat

(29)

21

n. Disesuaikan dengan materi bidang studi. Misalnya untuk matematik yang menggunakan banyak tanda baca menggunakan huruf tanpa kait (sans serif)

o. Menunjukkan urutan/hierarki susunan teks secara sistematika sehingga mudah dipahami. Hierarki susunan teks dapat dibuat dengan perbedaan jenis huruf, ukuran huruf dan varisasi huruf (blod, italic, all capital, small caps)

p. Berfungsi untuk memperjelas materi/teks sehingga mampu menambah pemahaman dan pengertian perserta didik pada informasi yang

disampaikan. Berfungsi untuk memperjelas materi/teks sehingga mampu menambah pemahaman dan pengertian perserta didik pada informasi yang disampaikan.

q. Bentuk dan ukuran harus realistis yang secara detail dapat memberikan gambaran akurat bagi peserta didik. Ditampilkan secara serasi dengan unsur materi isi lainnya (judul, teks, caption) dalam seluruh halaman r. Menghindari salah pemahaman atau kurang kejelasan dari ilustrasi

yang ditampilkan

s. Menampilkan ilustrasi dari berbagai sudut pandang tidak hanya

ditampilkan dalam tampak depan khusus bagi buku teks pelajaran yang memerlukan kejelasan tentang bagian-bagian dari ilustrasi yang

(30)

22

G. Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum

Menurut Azhar (1993 : 78). LKS adalah materi ajar yang dikemas secara integrasi sehingga memungkinkan siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.

Menurut Suyitno (1997:40) manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran sebagai berikut.

1) Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran; 2) Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep; 3) Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses; 4) Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam

melaksanakan proses pembelajaran; 5) Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar; 5) Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Dengan adanya media lembar kerja siswa diharapkan dapat menjadikan peserta didik aktif dan cepat tanggap, serta kreatif. LKS dapat digunakan pada peserta didik untuk mengamati kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Dapat pula digunakan dalam pendekatan ketrampilan proses, dimana Siswa berlatih mengumpulkan kosep sebanyak – banyaknya tentang materi yang akan dipelajari melalui LKS dan kemudian didiskusikan untuk

memperoleh kesimpulan mengenai definisi dan karakteristik materi yang dipelajari.

(Azhar, 1993 : 78) mengatakan bahwa :

(31)

23

urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang telah diberikan.

Metode praktikum berbentuk pemberian tugas kepada semua peserta didik untuk dikerjakan secara mandiri untuk menyelesaikan suatu proyek dengan berpraktik dan menggunakan instrumen tertentu (Situmorang, 2004 : 6.32).

LKS praktikum merupakan media pembelajaran siswa yang berfungsi sebagai tuntunan dalam melakukan praktikum dengan menggunakan instrumen tertentu.

H. Instrumen Penilaian

Penilaian instrumen untuk menilai buku teks pelajaran Fisika SMA/MA dilakukan oleh ahli materi dan ahli desain, untuk menilai sesuai atau tidaknya buku teks pelajaran dengan sasaran pengguna buku teks tersebut dilakukan uji kelompok kecil oleh siswa. Instrumen penilaian memiliki skor pada setiap butir pertanyaan. Skor 1 untuk tidak sesuai, 2 untuk kurang sesuai, 3 untuk sesuai, dan 4 untuk sangat sesuai. Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor kemudian hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

(32)

24

Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian di konversikan ke pernyataan penilaian. Suyanto (2009:20) menyatakan bahwa:

“Konversi skor penilaian ke pernyataan penilaian dapat di bagi dalam rentang 1,01 – 1,75 dengan kriteria Tidak Baik; 1,76 – 2,50 dengan kriteria Kurang Baik; 2,51 – 3,25 dengan kriteria Baik; dan 3,26 – 4,00 dengan kriteria Sangat Baik”.

Konversi skor penilaian dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Konversi skor penilaian ke pernyataan kualitas.

Skor Penilaian Pernyataan Kualitas

3,26--4,00 Sangat Baik

2,51--3,25 Baik

1,76--2,50 Kurang Baik

1,01--1,75 Tidak Baik

I. Listrik Dinamis

Listrik dinamis arinya listrik yang bergerak, dimana yang bergerak merupakan muatan-muatan listrik yang disebut arus listrik. Arus listrik akan dapat

mengalir jika ada sumber arus (beda potensial) dan rangkaian tertutup. a) Hukum I Kirchoff

(33)

25

1. Dalam penghantar tak bercabang, kuat arusnya dimana-mana sama besar

Gambar 2.5. Penghantar tak bercabang

2. Dalam penghantar tak bercabang, jumlah kuat arus yang menuju titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang meninggalkan titik cabang.

Gambar 2.6. Penghantar bercabang P = titik cabang

b) Hukum Ohm

Jika suatu penghantar dialiri arus ternyata pada ujung-ujung ujung-ujung penghantar timbul beda potensial. Semakin kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar, maka semakin besar pula potensialnya.

Hukum Ohm berbunyi: kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial pada ujung-ujung penghantar itu.

R

A B

(34)

26

c) Alat ukur listrik

a. Amperemeter (ammeter)

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang dipasang seri dengan penghantar berarus.

b. Voltmeter

Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan (beda potensial) listrik yang dipasang paralel dengan penghantar yang

tegangannya akan diukur. Maharta (1994:395-207).

Benda atau tempat yang muatan listrik positifnya lebih banyak dikatakan mempunyai potensial lebih tinggi. Adapun, benda atau tempat yang muatan listrik negatifnya lebih banyak dikatakan mempunyai potensial lebih rendah. Dua tempat yang mempunyai beda potensial dapat menyebabkan terjadinya arus listrik. Syaratnya, kedua tempat itu dihubungkan dengan suatu

penghantar. Dalam kehidupan sehari-hari, beda potensial sering dinyatakan sebagai tegangan. Pada kenyataannya muatan listrik yang dapat berpindah bukan muatan positif, melainkan muatan negatif atau elektron. Arus listrik terjadi jika ada perpindahan elektron. Kedua benda bermuatan, jika

dihubungkan melalui kabel akan menghasilkan arus listrik yang besarnya dapat ditulis dalam rumus:

(35)

27

Berdasarkan uraian tersebut, arus listrik dapat didefinisikan sebagai

banyaknya elektron yang berpindah dalam waktu tertentu. Kuat arus listrik yang mengalir dalam penghantar atau rangkaian listrik dapat diukur besarnya dengan menggunakan amperemeter atau ammeter. Amperemeter ada dua jenis, yaitu amperemeter digital dan amperemeter jarum. Arus listrik dapat mengalir pada rangkaian listrik apabila dalam rangkaian itu terdapat beda potensial dan rangkaiannya tertutup. Hubungan antara kuat arus listrik dengan beda potensial listrik pertama kali diteliti oleh ahli Fisika dari Jerman bernama Georg Simon Ohm (1789–1854). Hasil penelitiannya dikenal dengan nama Hukum Ohm. Hubungan antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dapat dinyatakan dengan grafik, seperti pada Gambar 2.7.

Gambar 2.8. Grafik hubungan V-I

Garis kemiringan merupakan perbandingan antara ordinat dengan absis yang besarnya selalu tetap. Jika nilai perbandingan yang besarnya tetap itu

didefinisikan sebagai hambatan listrik (disimbolkan dengan huruf R) maka dapat dinyatakan dengan rumus.

(36)

28

V= tegangan listrik satuan volt (V) I = kuat arus listrik satuan ampere (A) R= hambatan listrik satuan ohm ( Ω)

Rumus di atas dikenal dengan nama Hukum Ohm yang menyatakan bahwa, besar kuat arus listrik yang mengalir sebanding dengan beda potensial listrik dan berbanding terbalik dengan hambatan.

Muatan listrik yang mengalir melalui rangkaian listrik bersifat kekal artinya muatan listrik yang mengalir ke titik percabangan dalam suatu rangkaian besarnya sama dengan muatan listrik yang keluar dari titik percabangan itu. Perhatikan gambar 2.9.

Gambar 2.9. Jumlah muatan yang masuk maupun yang keluar percabangan P.

Muatan Q1, Q2 menuju titik percabangan P dan muatan Q3,Q4, dan Q5keluar dari titik percabangan P . Secara umum muatan listrik bersifat kekal, maka jumlah muatan listrik yang masuk percabangan P sama dengan jumlah muatan listrik yang keluar dari titik percabangan P. Dalam hal ini berlaku persamaan:

Q masuk = Q keluar

Q1 + Q2 = Q3 + Q4 + Q5

Jika muatan mengalir selama selang waktu t, kuat arus yang terjadi:

(37)

29

I1 + I2 = I3 + I4+ I5

I masuk = I keluar

Persamaan tersebut pertama kali dikemukakan oleh Robert Gustav Kirchoff seorang fisikawan berkebangsaan Jerman (1824 – 1887) yang dikenal dengan Hukum I Kirchoff. Hukum I Kirchoff berbunyi “jumlah kuat arus listrik yang masuk titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang

(38)

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Pengembangan

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan lembar kerja siswa (LKS) praktikum listrik dinamis berbasis TIK dengan menggunakan LiveWire sebagai simulatoryang dipadukandengan LKS praktikum yang sebenarnya (hand-on). Penelitian akan dilakukan di SMP N 1 Wayjepara pada siswa kelas VIII.Produk yang dihasilkan nantinya berupa teks dan video tutorial.

Pengembangan produk ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam melakukan praktikum listrik dinamis.

Pengembangan ini menggunakan model pengembangan menurut Suyanto (2009), prosedur pengembangan produk dan uji produk media instruksional meliputi tujuh tahap yaitu: 1) Analisis kebutuhan; 2) Identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan; 3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna; 4) Pengembangan produk; 5) Uji internal: uji ahli desaini dan uji ahli isi/ materi produk; 6) Uji eksternal: uji kemanfaatan produk oleh pengguna; 7) Produksi.

(39)

31

Tahap I: Analisis Kebutuhan

Tahap II:

Identifikasi Sumber Daya Tahap III:

Identifikasi Spesifikasi Produk Tahap VII:

Pencetakan Produk

Tahap IV: Pengembangan Produk

(Prototipe I) Tahap VI: UjiEksternal

Uji Penggunaan Produk (Prototipe IV)

TahapV: Uji Internal

Uji Desain (Prototipe II) Uji Isi/ Materi (Prototipe III)

(40)

32

B. Prosedur Pengembangan

Model pengembangan tersebut meliputi tujuh prosedur pengembangan produk dan uji produk, yatiu:(1) Analisis kebutuhan, (2) Identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan, (3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, (4) Pengembangan produk, (5) Uji internal: Uji

spesifikasi dan Uji operasionalisasi produk, (6) Uji eksternal: Uji kemanfaatan produk oleh pengguna, dan (7) Produksi.

1. Tahap I: Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan informasi sebagai landasan untuk pembuatan produk. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan cara memberi angket kebutuhan kepada guru dan siswa SMP kelas IX dan wawancara kepada siswa.

2. Tahap II: Identifikasi Sumberdaya

Identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan dilakukan dengan mengamati segala sumber daya yang dimiliki, baik SDM guru maupun sumber daya sekolah seperti perpustakaan dan laboratorium.

(41)

33 guru mata pelajaran fisika. Hasil identifikasi ini selanjutnya digunakan untuk menentukan spesifikasi produk yang mungkin untuk dihasilkan.

3. Tahap III: Identifikasi Spesifikasi Produk

Identifikasi spesifikasi produk dilakukan untuk mengetahui ketersediaan sumber daya yang mendukung pengembangan produk, dengan

memperhatikan hasil analisis kebutuhan dan identifikasi sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. penentuan topik atau materi pokok pembelajaran yang akan dikembangkan.

b. mengidentifikasi kurikulum untuk mendapatkan identifikasi materi pelajaran dan indikator ketercapaian dalam pembelajaran.

c. menentukan buku-buku fisika yang akan dijadikan rujukan materi penunjang.

4. Tahap IV: Pengembangan Produk

Kegiatan pengembangan pada tahap ini dilakukan pembuatan LKS praktikum Fisika pada materi listrik dinamis. Dengan memperhatikan retensi bekal awal ajar siswa dan tugas studi pustaka, diharapkan siswa dapat mempersiapkan materi yang berkaitan, kemudian dipadukan dengan praktikum menggunakan LiveWire yang dapat meningkatkan rasa

(42)

34 pembelajaran terkait dengan materi yang diajarkan secara mandiri. Hasil pengembangan pada langkah ini berupa prototipe 1.

5. Tahap V: Uji Internal

Tahap lima pada pengembangan ini yaitu tahap uji internal. Uji internal yang dikenakan pada produk terdiri dari meliputi uji ahli desain dan uji ahli materi produk, yang dilakukan oleh ahli desain dan ahli isi/ materi pembelajaran. LKS praktikum yang telah dibuat diberi nama prototipe I, kemudian dikenakan uji ahli desain produk yang bertujuan untuk

mengevaluasi kesesuaian produk yang direncanakan dengan berpedoman pada instrumen uji yang telah ditetapkan. Prosedur uji ahli desain produk menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai prototipeI yang telah dibuat.

2) Menyusun instrumen uji spesifikasi berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan.

3) Melaksanakan uji ahli desain produk ini dilakukan oleh ahli desain pembelajaran.

4) Melakukan analisis terhadap hasil uji untuk mendapatkan perbaikan

materi pembelajaran yang sesuai. 5) Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil uji ahli

desain produk.

(43)

35 7) Produk yang dihasilkan diberi nama prototipe II

PrototipeII ini kemudian dikenakan uji ahli materi produk dengan

berpedoman instrumen uji yang telah ditetapkan. Uji ahli materi produk ini yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menentukan indikator penilaian yang digunakan untuk menilai prototipeII hasil uji ahli desain produk yang telah dibuat.

2) Menyusun instrumen uji ahli materi produk berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan.

3) Melaksanakan uji ahli materi produk yang dilakukan oleh ahli isi/ materi, dalam hal ini dilakukan oleh dosen pendidikan fisika atau guru mata pelajaran fisika

4) Melakukan analisis terhadap hasil uji ahli materi produk untuk memperoleh perbaikan materi produk yang dihasilkan.

5) Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil uji ahli materi produk.

6) Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada ahli isi/ materi

(44)

36

X

O

6. Tahap VI: Uji Eksternal

Hasil prototipeIII akan dikenakan uji eksternal yang dilakukan dengan 2 tahap yaitu uji prapengguna atau sering disebut uji satu lawan satu kemudian dilanjutkan dengan uji lapangan yaitu uji kemanfaatan produk oleh pengguna. Pada uji pengguna diberikan kepada siswa untuk

digunakan sebagai sumber belajar sekaligus media belajar. Uji pengguna merupakan uji coba produk oleh pengguna, yaitu: (1) kemenarikan, (2) kemudahan menggunakan produk, (3) kemanfaatan produk, dan (4) kefeektifan atau ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran fisika. Desain penelitian yang digunakan untuk uji kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan dilakukan dengan memberi angket kepada siswa, sedangkan untuk uji keefektifan dilakukukan dengan menggunakan desain penelitian One-Shot Case Study. Berikut adalah gambar penelitian yang digunakan:

Gambar 3.2. Desain One-Shot Case Study Keterangan:

X = Treatment (belajar menggunakan modul) O = Observasi (hasil belajar)

(Sugiyono, 2010: 110)

(45)

37 pengembang akan dilakukan penyempurnaan sehingga dihasilkan

prototipeIV yang merupakan produk akhir pengembangan.

7. Tahap VII: Pencetakan Produk

(46)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian pengembangan ini adalah

Berdasarkan hasil uji pengguna produk keefektifan LKS praktikum berbasis TIK yang telah dilakukan pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Wayjepara dihasilkan LKS praktikum berupa naskah tekstual yang.dinyatakan efektif digunakan sebagai sumber belajar.

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Bagi guru sebelum menggunakan LKS praktikum hasil pengembangan ini sebagai sumber belajar sebaiknya sudah mahir dan memahami cara

penggunaan program simulator elektronika yang digunakan sebagai media praktikum

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Arifin, M. 1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia.

Surabaya: Airlangga

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran SMP/MTS dan SMA/MA Tahap II Komponen Kegrafikaan. Gooch, Deanna L. 2012. Research, development, and validation of a school

leader’s resource guide for the facilitation of social media use by school staff. Kansas State University. Desertasi.

Maharta, Nengah.1994. Fisika Sistimatis Jilid 2. Universitas Lampung: Bandarlampung.

Muhtadi, Ali. 2006. Manajemen Sumber Belajar. Yogyakarta. UNY.

New Wave Concepts Limited.. LiveWire Tutorial 1. Artikel.(online), (www.new-wave-concepts.com/cgi-bin/download.pl%3File%3DLWtutor1.pdf, diunduh 14 Februari 2013).

Prasetyo, Zuhdan K. 2012. Research and Development Pengembangan Berbasis Penelelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Artikel. (online), (id.scribd.com/doc/110765835/KULIAH-UMUM-Research-and-Development, diunduh 14 Februari 2013).

Priyantono, Sumar.2010. Pengembangan LKS Fisika Dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Listrik Dinamis.. Bandarlampung: Universitas Lampung. Skripsi.

Smith, Suzanne. 2005. Macromedia Captivate. San Fransisco: Macromedia. Inc. Robinson Situmorang, Atwi Suparman, Rudi Susilana. 2006: Desain

Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

(48)

Suyanto, Eko. 2009. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009: Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa Dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka Dan Keterampilan Proses Untuk Sma Negeri 3 Bandar Lampung. Di Unila tanggal 24 Januari 2009.

Gambar

Gambar 2.1 Tampilan Utama LiveWire
Gambar  2.2. Papan Rangkaian pada LiveWire
Gambar 2.3. Galery pada LiveWire
Gambar 2.3.1.  Power Supplies
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan Perilaku Disiplin Siswa melalui Pemberian Reward dan Punishment dalam Pembelajaran Penjasorkes pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Lamongan..

Keseluruhan data – data tersebut dapat ditunjukan bukti asli atau legalisir dari yang berwenang serta diserahkan 1 (satu) berkas fotocopynya kepada Pokja Panitia. Adapun

“Dìz ǐ Guī” teach us the way to become a real good man in all perspective starts from family, to country, with an interesting story that can be read by all people in all range of

1) Pikeun pihak pamaréntah, utamana Dinas Pendidikan Jawa Barat kudu mikaweruh kana kapamalian-kapamalian anu masih kénéh tumuwuh sarta dipaké kénéh ku masarakat, ulah

karena itu penulis mengangkat judul “strategi pembudayaan kegemaran membaca pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara”. 1.2

mengetahui “Pelaksanaan Sales Promotion Hotel Permata Krakatau Terhadap Keputusan Menginap Tamu Hotel Permata Krakatau Cilegon ” (Survei pada wisatawan di Hotel

Kasus Tiket Pesawat Ragukan Kejagung, ICW Desak KPK Usut Pejabat Kemenlu Sahabat MQ/ Indonesia Corruption Watch -ICW/ pesimistis terhadap langkah Kejaksaan Agung/ yang

Sahabat MQ/ pengolahan karbondioksida atau CO2/ merupakan area bisnis yang menjanjikan// Hal tersebut disampaikan Dosen FMIPA Kimia Universitas Gadjah Mada