• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar... 11

2. Media Pembelajaran ... 14

3. Media Audio visual ... 26

4. Media Powerpoint ... 29

5. Hakikat Pembelajaran IPS Terpadu ... 33

B. Penelitian Relevan ... 35

D. Definisi Operasional Variabel ... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 50

(2)

2. Uji Reliabilitas... 52

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMP N 13 Bandar Lampung ... 60

2. Visi dan Misi SMP N 13 Bandar Lampung ... 61

3. Situasi dan Kondisi ... 62

4. Proses Belajar Mengajar ... 63

5. Kondisi Siswa, Guru dan Pegawai ... 63

B. Implementasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran 1. Pembelajaran menggunakan Media Audiovisual (Kelas Eksperimen) ... 65

2. Pembelajaran menggunakan Media Powerpoint (Kelas Kontrol) ... 67

C. Deskripsi Data 1. Data Hasil Pre Test ... 70

2. Data Hasil Post Test ... 75

D. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 81

2. Uji Homogenitas ... 82

E. Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 83

F. Pengujian Hipotesis ... 84

G. Pembahasan ... ... 86

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .... ... 92

B. Saran ... ... 93 DAFTAR PUSTAKA

(3)

DAFTAR PUSTAKA

A. M. Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta. .

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Reneka Cipta: Jakarta.

Asyhar, Azhar. 2004. Media Pengajaran. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung

Persada Press, Jakarta.

Blomm. Hasil Belajar. http://mudjiono.wimamadiun.com/materi/deskripsi.pdf. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Darma, Surya. 2011. Perbandingan Pengaruh Penggunaan Media Web dan

PowerPoint Terhadap Hasil Belajar Biolaogi. Skripsi FKIP, Universitas Lampung.

Daryanto. 2006. Belajar Komputer Visual Basic. CV Yrama Widya: Bandung. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas: Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan asswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta: Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. Ena, Ouda Teda. 2008. Membuat Media Pembelajaran Intraktif dengan Piranti

Lunak Presentas. http://www.google.com/

(4)

yang dibelajarkan Menggunakan Media Powerpoint dengan siswa yang dibelajarkan tanpa media Powerpoint Pada Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Skripsi FKIP, Universitas Lampung.

Hamalik, Oemar. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. Miarso,Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Prenada mrdia:

Jakarta.

Riyana, Ilyasih. 2008. Pemanfaatan OHP dan Presentasi dalam Pembelajaran. Cipta Agung: Jakarta.

Sadiman, Arief S. 2008. Media Pendidikan;Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana: Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Fakrot-faktor yang Mempengaruhinya.. Rineka Cipta: Jakarta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito: Bandung.

Sugiyono. 20011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung. Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Sumaatmaja. 2006. Modul Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Depdiknas:

Jakarta.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah . rineka cipta: Jakarta. Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Arif. 2011. Belajar dan Pembelajaran:

Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Ar-Ruz Media: Yogyakarta.

Waluyo,Iswan. 2011. Pengaruh Audio visual Terhadap Konsep Matematika. Skripsi FKIP, Universitas Lampung.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/12/karakteristik-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-ips/

http://ikanurjanah.blospot.com/2012/03/hubungan-penggunaan-media.html. (19 Juni 2012)

(5)

STUDI PERBANDINGAN

SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA

MENGGUNAKAN (Studi Pada S

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN

MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar L

Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh :

Maya Hardiyanti Prasafitri

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

2012

HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN

SISWA YANG

Lampung

(6)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN

MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT

(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

MAYA HARDIYANTI P.

Penelitian ini mengkaji tentang Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi) Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Media Audio visual dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektipan media audio visual dibandingkan media powerpoint dalam pencapaian hasil belajar IPS Terpadu (Ekonomi) pada siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Populasi dalam penelitian ini seluruh kelas VIII sebanyak 261 siswa dengan jumlah sampel sebanyak 64 siswa terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik cluster random sampling. Teknik pengambilan data dengan observasi dan teknik tes. Pengujian hipotesis menggunakan rumus t-test dua sampel independen.

Berdasarkan perhitungan t-test dengan menggunakan rumus separated varians terlihat bahwa thitung (2,231) > ttabel (1,99) berarti hipotesis penelitian diterima, yang menyatakan rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media audio visual lebih tinggi dibandingkan siswa yang

pembelajarannya menggunakan media powerpoint.

(7)

STUDI PERBANDINGAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN

MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG

MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT

(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

MAYA HARDIYANTI PRASAFITRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN

DENGAN SISWA YANG

SMP Negeri 13 Bandar Lampung

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

(8)

Judul Skripsi

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.S

NIP. 19560108 198503

: STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN

YANG MENGGUNAKAN MEDIA

POWERPOINT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

: Maya Hardiyanti Prasafitri

ahasiswa : 0813031038

: Pendidikan Ekonomi

: Pendidikan IPS

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi

Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si.

503 1 002 NIP. 19600817 198603

HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN

DENGAN SISWA MEDIA

PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Pembimbing II,

Tedi Rusman, M. Si.

600826 198603 1 001

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Nurdin, M.Si.

(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Yon Rizal, M. Si. ...

Sekertaris : Drs. Tedi Rusman, M. Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Hi. Nurdin, M. Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(10)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Maya Hardiyanti Prasafitri NPM : 0813031038

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jur/Fakultas : Pend. IPS / Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Alamat : Jl. Arimbi Blok BB No. 10 Perum Bringan Raya, Kec. Kemiling, Bandar Lampung, 35158.

(Telp/HP) 0721 272 422

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Juli 2012

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gisting pada tanggal 06 Mei 1989.

Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara buah kasih

pasangan Bapak Supardi, BA (alm) dan Ibu Sri Hartati,

S.Pd.

Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1994 di TK

Mentari dan selesai pada tahun 1995, kemudian melanjutkan di Sekolah Dasar

(SD) Negeri 1 Beringin Raya dan diselesaikan tahun 2001, kemudian melanjutkan

di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 14 Bandar Lampung diselesaikan

pada tahun 2004, dan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7

Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2007.

Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional

Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri). Pada tanggal 23-29 Januari 2011, penulis

mengikuti Kulia Kerja Lapangan (KKL) dengan tujuan Jawa

Tengah-Yogyakarta-Bandung. Pada bulan Juli sampai September 2011, penulis mengikuti Program

Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Tematik di SMA Negeri 1 Kebun Tebu, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten

(12)

MOTTO

Doa adalah cahaya bagi ketidakmengertian kita

(Fahd Djibran)

Lakukan pekerjaan kita dengan sepenuh hati, maka kita akan mendapat

kesuksesan

(Mario Teguh)

Kesabaran adalah keikhlasan untuk bertahan sampai tujuan

(Mario Teguh)

Tugas bagi kita bukanlah untuk berhasil melainkan mencoba untuk berhasil

(Nasehat Bijak)

Tiga kunci utama menuju kesuksasan

(13)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati terucap syukur alhamdulillah untuk

segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT, sehingga dengan

ridho-Nya skripsi ini bisa terselesaikan. Tulisan ini kupersembahkan

teruntuk:

 Ayahanda Supardi (alm) yang selalu ku rindukan dan Ibundaku tercinta Sri Hartati yang senantiasa memberikan cinta, kasih sayang, pengorbanan, dan senantiasa mendoakan

keberhasialan dan kebahagiaan untukku.

 Kakakku Mona sisca Mega Pertiwi dan adikku Agung Septriyadi, atas doa dan dukungannya untuk keberhasilanku.

 Seluruh keluarga besarku atas semangat, doa ,dan kepercayaan yang telah diberikan padaku.

 Sahabat-sahabat dan rekan-rekan seperjuangan yang kusayangi

Para pendidik yang kuhormati

(14)

SANWACANA

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan cinta kasih-Nya, hingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat

dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul

“Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi) Siswa yang

Pembelajarannya Menggunakan Media Audio-Visual dengan Siswa yang

Menggunakan Media Powerpoint”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis

terbatas, dan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan

berbagai pihak. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila.

4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial FKIP Unila.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan

(15)

memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi

ini.

7. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus

Pembimbing II atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan,

saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi

ini.

8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaannya untuk

memberikan bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi

Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

10. Bapak dan Ibu bagian Akademik FKIP Unila.

11. Bapak M. Badrun, S.Ag. M.Ag., selaku kepala SMP Negeri 13 Bandar

Lampung, atas izin yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian.

12. Ibu Megawati, S.Pd., selaku guru mitra atas kerja sama dan bimbingannya.

13. Seluruh staf, guru, dan siswa-siswi SMP Negeri 13 Bandar Lampung

khususnya kelas VIII A dan VIII B yang telah membantu dan sudi menerima

keberadaan penulis selama penelitian.

14. Kedua orang tuaku, Bapak Supardi (alm) dan Ibu Sri Hartati. Tiada kata yang

patut terucap atas ketulusan kasih sayang, doa, dan cucuran air matanya atas

(16)

kasih atas kasih sayang dan doa yang kalian berikan.

16. Keluarga besarku, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas

doa, dukungan dan kasih sayangnya.

17. Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 regular maupun mandiri. Semoga

silaturahmi selalu terjalin.

18. Sahabat-sahabatku Topsy Turvy: Olipz, Uud, Gia, MamNes, Unyil, Mb ia,

Yaya, Kiko, Dydy, Yuli dan Dila. Tiada ikatan yang terindah selain ikatan

yang kita rangkai bersama. Semoga persahabatan ini selalu terjalin.

19. Teman–teman KKN PPL, Andrian, Ari, Diky, Khamid, Rizki, Septi, Deva,

Imatul dan Muslimah. Terima kasih atas kebersamaan, keceriaan dan

persaudaraan yang kalian berikan padaku.

20. Kakak dan Adik tingkat di Program Studi Pendidikan Ekonomi.

21. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala sesuatu yang telah diberikan secara tulus kepada penulis, baik

semangat, bimbingan, dan doa, memperoleh Ridho dari Allah SWT. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan dan

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam upaya pengembangan

ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis,

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan saat ini dihadapkan pada masalah yang mendasar yaitu rendahnya

aktivitas dan hasil belajar siswa. Peningkatan kuantitatif pendidikan tidak

seja-lan dengan peningkatan produktivitas dan kualitas pendidikan. Sehingga mutu

pendidikan di Indonesia menjadi rendah. Pendidikan yang bermutu sangat

di-butuhkan oleh rakyat banyak. Semua pelaku yang terlibat di dalam

pendidik-kan, selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikkan. Kualitas

pen-didikkan yang baik sangat diharapkan keluarga, masyarakat dan guru.

Kualitas pendidikan tercermin pada hasil belajar siswa yang digambarkan

de-ngan perilaku dan nilai yang diperoleh disekolah. Tinggi rendahnya hasil

be-lajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah keterlibatan

siswa dalam pembelajaran, pemilihan media pembelajaran yang digunakan

guru dalam menyampaikan materi.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat kegiatan belajar

mengajar menjadi tempat harapan keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk

meningkatkan kualitas pendidikan. Sekolah Menengah Pertama sebagai salah

(18)

da-pat menjalankan tugasnya melalui proses belajar mengajar di kelas yang

harmonis antar komponen di dalamnya.

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru

me-rupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan

pro-ses pendidikan sangat tergantung pada guru. Oleh karena itu upaya

pening-katan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan

guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah pemilihan dan

penggunaan model dan media pembelajaran yang tepat yang mampu

merang-sang minat siswa agar aktif dalam proses belajar mengajar.

Guru yang berkompeten akan lebih mampu menggunakan bermacam-macam

metode mengajar, media dan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

atau kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua tujuan dapat tercapai

hanya dengan satu metode tertentu. Serta mampu menciptakan suasana

ling-kungan belajar mengajar yang menyenangkan sehingga mampu meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dan wawancara dengan guru bidang

studi IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung bahwa

proses belajar mengajar masih menggunakan metode ceramah, diskusi dan

pemberian tugas. Kegiatan pembelajaran juga belum menggunakan media

yang berbasis komputer. Karena kurangnya variasi siswa merasa jenuh

sehingga terlihat pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar serta hasil

belajar siswa pun cenderung rendah. Berikut disajikan hasil belajar IPS

(19)

Tabel 1. Hasil Ujian Tengah Semester IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung TP 2011/2012

No Kelas 0-72 Interval Nilai ≥73-100 Jumlah Siswa

1 VIII A 22 10 32

2 VIII B 20 12 32

3 VIII C 26 7 33

4 VIII D 24 9 33

5 VIII E 22 11 33

6 VIII F 28 5 33

7 VIII G 21 10 31

8 VIII H 19 15 34

Jumlah Presentase Siswa 69,73% 182 30,26% 79 100% 261

Sumber: Guru mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 13 Bandar Lampung.

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa

masih tergolong rendah yaitu siswa yang mencapai kriteria ketuntasan

mini-mum (KKM) yang berlaku di SMP Negeri 13 Bandar Lampung yaitu 73

hanya 79 siswa dari jumlah 261 siswa atau hanya 30,26%. Sebagaimana

pendapat Syaiful Bahri Djamarah, (2006: 128) ”apabila bahan pelajaran yang

diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka persentase keberhasilan

siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah”. Rendahnya hasil belajar

siswa ini diduga karena pembelajaran yang diterapkan oleh guru didominasi

oleh metode ceramah dan diselingi dengan tanya jawab serta media

pembelajaran yang didugakan hanya papan tulis dan buku teks. Akibatnya

peranan, minat dan kebutuhan siswa masih kurang diperhatikan, sehingga

siswa menjadi kurang aktif dan kurang memiliki kemauan untuk belajar.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang harus dikuasai

(20)

Apalagi sekarang IPS telah dikembangkan menjadi IPS Terpadu berdasarkan

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). IPS Terpadu merupakan

tero-bosan baru berbasis KTSP yang memungkinkan pelaksana pendidikan

ber-sama-sama mempelajari konsep-konsep penting IPS sehingga tercapai tujuan

pendidikan sosial.

Mata pelajaran IPS Terpadu di SMP merupakan hasil penggabungan dari

empat mata pelajaran dasar, yaitu Sosiologi, Sejarah, Geografi dan Ekonomi.

Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber

daya yang terbatas dengan melakukan pilihan-pilihan kegiatan produksi,

konsumsi, dan atau distribusi. Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang

permukaan bumi. Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari

struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial. Sedangkan

sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan

kejadian-kejadian pada masa lampau.

Pembelajaran IPS Terpadu menekankan pada pemberian pengalaman belajar

secara langsung, karena sangat berkaitan dengan kegiatan nyata sehari-hari.

Karena itu, guru perlu membantu siswa untuk mengembangkan sejumlah

keterampilan proses supaya siswa mampu mengerti dan memahami keadaan

sekitar. Dengan demikian, siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran IPS

Terpadu tersebut bagi diri serta masyarakatnya. Tetapi, siswa SMP umumnya

(21)

dalam bentuk yang abstrak, dan lebih cenderung bersifat hafalan, sehingga

siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran IPS Terpadu.

Berdasarkan karakteristik pembelajaran IPS Terpadu tersebut, maka guru

harus kreatif dan inovatif untuk mengembangkan media pembelajaran yang

menarik sehingga pembelajaran berlangsung efektif. Di era informasi yang

semakin dinamis ini, para tenaga pendidik dituntut untuk kreatif guna

meningkatkan mutu pembelajaran. Mengantisipasi hal tersebut, guru

seyogyanya mulai menyadari pentingnya aspek teknologi untuk menunjang

proses pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran yang menggunakan

komputer.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat menuntut guru untuk

terus menerus tidak hanya memperbaharui penguasaan materi yang akan

di-ajarkan tetapi harus mampu menyampaikan materi secara efektif kepada

sis-wa. Efektifitas penggunaan media pembelajaran dapat terjadi bila ada

kese-suaian antara semua komponen pengajaran yang telah diprogram dalam

Sila-bus dan Rencangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penggunaan media

pembelajaran harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Media

pembelajaran yang digunakan harus dapat menunjang kegiatan belajar

menga-jar dan dapat dijadikan alat yang efektif untuk mencapai tujuan pembelamenga-jaran.

Pemilihan media yang kurang tepat dapat mempengaruhi kegagalan dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

Guru sebagai komponen pembelajaran perlu mengetahui menfaat penggunaan

(22)

pe-nyampaian materi pelajaran kepada siswa. Salah satunya ialah penggunaan

media pembelajaran dengan pemanfaatan komputer, hal tersebut merupakan

perkembangan yang positif dan membanggakan. Mampu menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer diharapkan menjadikan proses pembelajaran

lebih menarik dan komunikatif, sehingga mampu menghubungkan siswa pada

pemahaman pembelajaran yang nyata dan bermakna.

Penggunaan media dan teknologi pembelajaran saat ini bukan merupakan

suatu hal yang baru baik bagi guru dan siswa. Tetapi pembelajaran masih

se-ring dilakukan secara lisan tanpa alat peraga atau media seperti audio visual,

komputer dan internet walaupun alat tersebut sudah tersedia. Penggunaan

me-dia dengan menyajikannya secara menarik dan dapat meningkatkan minat,

motivasi, aktivitas dan pemahaman siswa. Tidak berarti bahwa pengajaran

se-cara lisan dan berbentuk ceramah ditiadakan. Siswa diajak untuk bisa belajar

dari berbagai sumber belajar termasuk media pembelajaran.

Era sekarang ini muncul kebutuhan akan software yang dapat mempermudah

dan memperindah tampilan persentasi dalam pembelajaran. Kebutuhan ini

diperoleh dari produk program Microsoft PowerPoint. Untuk menyajikan

materi pelajaran dengan menarik dapat dilakukan melalui pemanfaatan Slide

PowerPoint beranimasi. Microsoft PowerPoint adalah program aplikasi

kom-puter yang memiliki fasilitas membuat tampilan lebih menarik. Salah satunya

adalah fasilitas animasi yang membuat tampilan gambar atau subjek yang

akan disampaikan tampil secara nyata. Selain itu juga ada media audio visual,

(23)

pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun

pendengaran. Audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus

da-lam satu proses atau kegiatan.

Mengingat pentingnya upaya meningkatkan hasil belajar, maka upaya

meningkatkan kualitas pembelajaran perlu dilakukan. Salah satu strategi

pembelajaran yang dapat dilakukan adalah melalui pemanfaatan media

pembelajaran yaitu media audio visual dan powerpoint. Penggunaan media

pembelajaran audio visual dan powerpoint dalam pembelajaran IPS Terpadu

diharapkan akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

Berkaitan dengan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penelitian ini

mengambil judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi)

Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Media Audio visual dengan Siswa

yang menggunakanMedia Powerpoint ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kualitas dan hasil belajar siswa masih rendah, khususnya pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran IPS Terpadu.

3. Masih ada guru yang menggunakan model pembelajaran langsung, guru

(24)

4. Guru belum sepenuhnya menggunakan media pembelajaran yang tersedia

dalam proses pembelajaran IPS Terpadu.

5. Masih ada guru yang kurang memiliki pengetahuan tentang pembuatan

media yang menarik dan dapat disesuaikan dengan materi yang akan

diajarkan.

6. Proses belajar mengajar yang monoton sehingga siswa mengalami

kejenuhan belajar di kelas.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan,

tampak bahwa hasil belajar IPS Terpadu dipengaruhi beberapa faktor, baik

dari guru maupun dari siswa. Maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada

Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa yang Pembelajarannya

Menggunakan Media Audio visual denganMedia Powerpoint.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Apakah rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya

menggunakan media audio visual lebih tinggi dibandingkan siswa yang

pembelajarannya menggunakan media powerpoint ?

E. Tujuan Penelitian

(25)

Mengetahui keefektipan media audio visual dibandingkan media powerpoint

dalam pencapaian hasil belajar IPS Terpadu siswa.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan

praktis.

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, yakni

dapat menambah referensi penelitian dalam penggunaan media

pembe-lajaran, khususnya audio visual dan powerpoint sehingga penelitian ini

dapat memberikan sumbangan bagi para peneliti selanjutnya dalam

pe-ngembangan teori penggunaan media audio visual dan powerpoint dalam

peningkatan hasil belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran IPS

Terpadu.

2. Secara Praktis

1. Bagi Guru, yaitu menjadikan media pembelajaran audio visual dan

media powerpoind sebagai alternatif media pembelajaran untuk

di-terapkan dalam pembelajaran IPS Terpadu.

2. Bagi siswa, yaitu dapat memberikan pengalaman belajar berbeda yang

dapat menumbuhkan rasa kerjasama yang positif antar siswa.

3. Bagi peneliti, yaitu memberikan pengalaman sebagai calon guru dalam

menggunakan media pembelajaran yaitu media audio visual dan

(26)

4. Bagi sekolah, yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk

mening-katkan mutu pembelajaran IPS Terpadu disekolah dengan penggunaan

media audio visual dan powerpoint dalam pembelajaran di sekolah.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Objek penelitian ini adalah media audio visual,media powerpoint ,dan

hasil belajar IPS Terpadu.

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.

3. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.

4. Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah semester genap Tahun

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar

Proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi

tujuan dari proses belajar mengajar tersebut. Hasil belajar merupakan hasil

yang menggambarkan kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan

kegiatan belajar. Hasil inilah yang akan menjadi ukuran keberhasilan siswa

dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Mengenai

hasil belajar Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menyatakan: “hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pangkal dan

puncak proses belajar”.

Hasil belajar merupakan hasil yang telah diperoleh siswa yang diwujudkan

dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes pada saat berakhirnya

proses pembelajaran. Hamalik (2006:30) mengatakan hasil belajar adalah

bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang

(28)

menjadi mengerti. Sedangkan Djamarah (2008:45) mengatakan bahwa

hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan

pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk

menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan

yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan

yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses

belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan

evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau

rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan prestasi yang

diperoleh setelah melakukan suatu kegiatan yang mana akan menimbulkan

suatu perubahan-perubahan pada diri individu.

Suhardjono dalam Arikunto, dkk (2006: 55) mengemukakan bahwa

“banyak faktor yang mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang

diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan

lain-lain), ada pula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar

belakang siswa, lingkungan sosial, lingkungan sekolah, dan lain-lain)”.

Didukung oleh Djamarah (2008:176) yang menyatakan bahwa,

(29)

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (intern) yaitu: a) Fisiologis yang meliputi; kondisi fisiologis dan kondisi

panca indra.

b) Psikologis yang meliputi; minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern) yaitu: a) Lingkungan yang meliputi lingkungan alami (lingkungan

hidup dan lingkungan sekolah) dan lingkungan sosial budaya.

b) Instrumental yang meliputi kurikulum, program, sarana, dan fasilitas, serta guru.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto

(2003), yaitu:

a. faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia (intern) faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis

dan faktor psikologis. Faktor biologis antara lain usia, kematangan dan kesehatan, sedangkan faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.

b. faktor yang bersumber dari luar manusia (ekstern)

faktor ini diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan fisik.

Sardiman (2009: 17) mengemukakan bahwa hasil pengajaran itu dapat

dikatakan baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Hasil belajar itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.

b. Hasil belajar itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.

Menurut Benjamin S. Bloom ada tiga ranah hasil belajar yaitu:

(30)

Ranah Kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk

di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, menerapkan,

menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Ranah

kognitif merupakan salah satu aspek yang akan dinilai setelah proses

pembelajaran berlangsung.

b. Ranah Afektif

Ranah Afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Ranah

afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi,

atau nilai.

c. Ranah Psikomotor

Pelajaran yang termasuk psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih

berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik.

Ranah psikomotor yang dinilai adalah tes keterampilan siswa yang

menggunakan alat-alat praktikum.

(http://mudjiono.wimamadiun.com/materi/deskripsi.pdf).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa hasil

belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan tingkah laku secara nyata

setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan

pengajaran serta perubahan cenderung menetap dari arah kognitif, afektif,

dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan pada waktu tertentu.

2. Media Pembelajaran

Pembelajaran merupakan usaha guru untuk membuat siswa belajar. Proses

(31)

sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa orang, benda, isi pelajaran,

media pembelajaran, metode pembelajaran,dan lingkungan belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran, seorang guru pada saat menyajikan bahan ajar

kepada para siswa kerap kali menggunakan media. Agar informasi atau

bahan ajar tersebut dapat diterima atau diserap dengan baik oleh para

siswa, dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan

perilaku, baik berupa pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun

keterampilan (psikomotor).

Kata media menurut Sadiman (2008:6) berasal dari bahasa latin dan

merupakan jamak dari kata medoe yang berarti perantara atau pengantar

pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gagne dalam

Sadiman (2008: 6), media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sedangkan

Briggs dalam Sadiman (2008: 6), menyatakan bahwa media adalah segala

alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk

belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Dan

Schramm, dalam Rayandra (2011: 7), menyatakan bahwa media

pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan / informasi yang dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa

(32)

Sanjaya (2010:204) mengatakan media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, komputer dan lain sebagainya. Selain alat-alat tersebut orang dan bahan serta peralatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap juga disebut sebagai media pembelajaran.

Media pembelajaran, menurut Gerlach & Ely dalam Rayandra (2011: 7),

memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau

kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media

pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan

komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa

perangkat keras (hardware), seperti komputer, televisi, proyektor, dan

prangkat lunak (software) yang digunakan pada perangat keras itu. Jadi,

media pembelajaran tidak hanya berupa benda mati, tetapi juga benda

hidup, seperti manusia. Sebagai benda hidup, media dapat juga merupakan

pesan yang dapat dipelajari, Rayandra (2011: 8).

Berdasarkan pengertian di atas, media pembelajaran dapat dipahami

sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan

dari suatu sumber secara terencana, serta merangsang fikiran, perasaan,

perhatian dan kemampuan siswa sehingga terjadi lingkungan belajar yang

kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara

(33)

2.1 Manfaat Media Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran menggunakan media dapat menciptakan interaksi

aktif siswa dengan memberikan berbagai rangsangan yang melibatkan

pengalamannya. Pembelajaran berjalan lebih efektif, apabila pengalaman

yang diberikan merangsang keseluruhan aktifitas daya indera siswa.

Semakin banyak fungsi indera diaktifkan, maka semakin besar

kecenderungannya informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan

dipertahankan dalam ingatan.

Secara umum pemanfaatan media dalam pembelajaran memiliki kegunaan

untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbal, mengatasi

keterbatasan ruang dan waktu, daya indera, meningkatkan partisipasi

siswa, memberikan rangsangan, pengalaman, serta persepsi yang relatif

sama. Riyana (2008:10) mengatakan bahwa media pembelajaran memiliki

nilai dan manfaat sebagai berikut:

1) membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak

2) menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat

kedalam lingkungan belajar

3) menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil

4) memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Thobroni (2011:213) mengatakan media pembelajaran dapat

bermanfaat dalam proses belajar mengajar yaitu media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan, menarik perhatian siswa,

(34)

belajar, pemahaman siswa, menyajikan data dengan menarik, memudahkan penafsiran data serta memadatkan informasi.

Djamarah (2010:121) mengklasifikasikan manfaat media pembelajaran

menjadi dua yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber

belajar.

a. Media sebagai Alat Bantu

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu

kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena memang gurulah yang

menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan

pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan guru kepada siswa.

Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar

untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik terutama bahan

pelajaran yang rumit dan cukup kompleks seperti dalam pembelajaran

IPS Terpadu.

Berkaitan dengan manfaat media sebagai alat bantu, Djamarah

(2010:121) menjelaskan sebagai berikut:

Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak

memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran seperti globe, grafik, gambar, slide presentasi dan lain sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh siswa apalagi bagi siswa yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran digunakan untuk melicinkan jalan menuju tercapainya

tujuan pengajaran. Hal tersebut dilandasi dengan keyakinan bahwa

(35)

belajar anak didik dalam tenggang waktu cukup lama. Oleh karenanya

media disebut sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar,

sedangkan guru yang mempergunakannya untuk membelajarkan siswa

demi tercapainya tujuan pengajaran.

b. Media sebagai Sumber Belajar

Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai

untuk dikonsumsi oleh setiap siswa. nilai-nilai itu tidak datang dengan

sendirinya tetapi terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar yang

sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana-mana. Djamarah

(2010:122) membagi sumber belajar menjadi lima kategori yaitu

manusia, buku, media massa, alam ligkungan serta media pendidikan.

Oleh karena itu sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau

asal untuk belajar seseorang.

Berdasarkan penjelasan tersebut media pembelajaran sebagai salah

satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan siswa.

Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan

oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Guru dalam

menerangkan suatu benda dapat membawa bendanya secara langsung

ke hadapan siswa di depan kelas. Apabila hal tersebut tidak

dimungkinkan, guru dapat membuat sketsa dari benda tersebut sebagai

(36)

2.2 Fungsi Media Pembelajaran

Media memiliki ciri-ciri yang merupakan petunjuk mengapa suatu media

dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran, dan fungsi media

dalam pembelajaran dapat memperjelas materi pelajaran yang memiliki

konsep abstrak, mencapai materi yang lebih luas dalam satu waktu tertentu

sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien bila

dilakukan oleh guru.

Gerlach ( Arsyad, 2004: 12) mengemukakan bahwa media of learning has

characters include: (1) philosophy, (2) manipulative, and (3) distributive.

Media secara filsafat menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek dapat diurutkan

dan disusun kembali oleh media dan dapat digunakan setiap saat. Secara

manipulatif media memungkinkan transformasi suatu kejadian atau objek.

Kejadian yang berlangsung berhari-hari dapat disajikan dalam waktu

beberapa menit, suatu kejadian dapat diperlambat, diperbaiki sesuai

kebutuhan, dapat dugunakan berulang-ulang dan secara dustributif dengan

media memungkinkan penyampaian pesan tanpa batas ruang dan waktu,

dapat disajikan pada sejumlah siswa dengan memberikan stimulus relatif

sama.

Fungsi utama media, yaitu sebagai alat bantu menyampaikan materi

pembelajaran dan saluran komunikasi dari sumber informasi kepada siswa,

(37)

Levis dan Lentz dalam Arsyad (2004: 16) mengemukakan empat fungsi

media visual dalam pembelajaran yaitu:

(1) fungsi atensi, untuk menarik minat dan mengarahkan perhatian siswa

(2) fungsi afeksi, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi yang disajikan

(3) fungsi kognisi, memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran (4) fungsi kompensatoris, untuk mengakomodasi pembelajaran

berdasarkan karakteristik siswa.

Penggunaan media pembelajaran membuat perhatian siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi lebih besar dan menarik. Hal ini

dapat membangkitkan minat, motovasi dan kreatifitas siswa dalam

menyalurkan rasa ingin tahunya pada materi yang sedang dipelajarinya.

Siswa yang bangkit minat, motovasi dan kretifitasnya dapat bermakna

belajarnya sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik dan tujuan yang

telah ditetapkan dari kegiatan pembelajaran tersebut dapat tercapai.

Apabila ditinjau dari penggunaan media baik perorangan, kelompok kecil, maupun massal, Kemp dan Dayton (Arsyad, 2004: 28)

menyatakan berapa fungsi media pembelajaran yaitu:

“(1) memotivasi minat dan tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi”. Media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri. Siswa tidak selalu menunggu informasi yang diberikan oleh gurunya, tetapi ia dapat mencari dan mendapatkan informasi yang dinutuhkan dari beberapa sumber lain baik membaca buku, melihat pameran, menonton film atau televisi dan lain

sebagainya.

Ada tiga kategori utama berbagai bentuk media pembelajaran yang

dinyatakan oleh Haney dan Ullmer dalam Miarso (2004: 462) yaitu:

1. Media penyaji, yaitu media yang mampu menyajikan informasi,

(38)

3. Media interaktif, yaitu media untuk berinteraksi siswa selama proses

pembelajaran.

Media pembelajaran pada hakikatnya adalah salah satu sumber belajar

yang merupakan perpaduan antara bahan dan alat pembelajaran yang

dugunakan untuk menyampaikan informasi yang dapat dimanipulasi,

dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta peralatan yang

digunakan untuk pembelajaran. Media sebagai salah satu sumber dalam

pemanfaatannya dapat membantu mengurangi berbagai hambatan dalam

pembelajaran. Sehingga dalam penyampaian pesan pembelajaran tidak

menyebabkan kesalahan dan keberagaman penafsiran, yang meliputi

hambatan psikologis, fisik, kultural dan lingkungan.

Sudjana dalam Suryosubroto (2002: 48) menyatakan akan pentingnya media dalam pembelajaran, karena memiliki fungsi pokok, yaitu:

1. sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran efektif 2. bagian integral keseluruhan situasi belajar

3. integrasi dengan tujuan dan isi pelajaran

4. mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

Melihat fungsi pokok dari media pembelajaran diatas, maka peran guru

perlu ditingkatkan. Perannya yang perlu ditingkatkan yaitu kompetensi

guru mengajar perlu memiliki keterampilan dalam memilih media

pembelajaran yang akan digunakan dalam penyajian bahan materi

pelajaran, sehingga dapat menimbulkan dan membangkitkan stimulus yang

(39)

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapatlah disimpulkan beberapa

fungsi praktis dalam penggunaan media pembelajaran didalam proses

belajar mengajar sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya

3. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta kemungkinan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungan.

2.3 Jenis Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pembelajaran banyak sekali jenisnya.

Menurut Rayandra (2011: 40), media pembelajaran dapat dikelompokkan

dalam berbagai cara.

a. Mahal murahnya

1. Media besar, yaitu media yang secara relatif harganya mahal, misalnya film, TV, video, komputer.

2. Media kecil, yaitu media yang secara relatif harganya murah, misalnya gambar foto, kaset audio, buku.

b. Menurut daya jangkauannya

1. Media yang jangkauannya luas, misalnya program TV, program radio, internet, e-mail, surat kabar.

2. Media yang jangkauannya seluas ruangan, misalnya media OHP, slide, program video, program kaset audio, papan tulis. c. Media elektronik dan magnetik

1. Media elektronik seperti komputer, TV

2. Media magnetik seperti kaset audio dan kaset video. d. Media gerak dan non-gerak

1. Media gerak seperti film, video.

2. Media non-gerak seperti slide, OHP, buku. e. Media proyeksi dan non-proyeksi

(40)

2. Media non-proyeksi seperti video, radio, buku.

Menurut Rayandra (2011: 45), media pembelajaran dapat dikelompokkan

menjadi empat jenis, yaitu:

1. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya

mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Contohnya buku, peta, gambar,globe bumi, dan sebagainya. 2. Media audio, adalah jenis media yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Contohnya tape recorder, radio, dan CD player.

3. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihaan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Contohnya film, video dan lain-lain.

4. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan informasi.

Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2004:19) membagi media ke dalam

dua kelompok besar, yaitu media tradisional serta media teknologi

mutakhir. Lebih lanjut Arsyad, (2004:21) menjelaskan sebagai berikut:

Pilihan media tradisional berupa media visual diam tidak

diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak, permainan, dan media realita. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa media berbasis telekomunikasi seperti teleconference dan media berbasis mikroprosesor seperti permainan komputer dan hypermedia.

2.4 Pemilihan Media

Pembelajaran efektif memerlukan perencanaan yang baik, pada

kenyataannya dilapangan, bahwa seorang guru memilih salah satu media

(41)

lain: guru merasa akrab dengan media itu seperti misalnya papan tulis atau

proyektor transparans, guru merasa dengan media yang dipilihnya dapat

menggambarkan lebih baik dari pada dirinya sendiri, media yang dipilih

untuk memotivasi dan lebih menarik minat serta perhatian siswa. Atas

dasar pertimbangan ini guru diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya

dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Pemilihan media yang tepat menurut Arsyad (2004: 69) dapat dilakukan

dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas, dan peralatan yang telah tersedia , waktu yang tersedia, sumber-sumber yang tersedia;

2. persyaratan isi, tugas dan jenis pembelajaran. Setiap pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda, dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula; 3. memperhatikan kemampuan dan keterampilan awal siswa, serta

karakteristik siswa;

4. pertimbangan lain, yaitu tingkat kesenangan dan keefektifan biaya; 5. mempertimbangkan kemampuan akomodasi penyajian stimulus

yang tepat, akomodasi respon siswa yang tepat, akomodasi umpan balik, dan pemilihan media utama dan media sekunder;

6. memperhatikan media sekunder karena pengajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kriteria

yang layak untuk diperhatikan dalam memilih media sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai sebagai berikut:

a. tepat untuk mendukung materi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi;

b. praktis, luwes dan bertahan; c. guru terampil menggunakannya; d. pengelompokan sasaran;

(42)

Guru terampil dalam menggunakan media ini sebagai kriteria utama,

karena apapun media itu guru harus mampu menggunakannya dalam

proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media pembelajaran tergantung

pada guru yang menggunakannya. Proyektor transparans (OHP), LCD

(infokus), komputer dan peralatan canggih lainnya tidak memiliki arti

apa-apa, jika guru belum mampu menggunakannya dalam proses

pembelajaran. Sebagai upaya meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa.

Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media

adalah dukungan terhadap materi pelajaran dan kemudahan

memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia, maka guru

berusaha untuk mengembangkannya sendiri.

3. Media Audio-Visual

Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari

yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan

sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang

sendiri oleh guru. Media audio-visual menurut Rayandra (2011: 73),

adalah media yang mempunyai unsur suara (audio) dan unsur gambar

(visual) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau

informasi. Serupa dengan pendapat Harmawan (dalam blog Robiatul,

2011) mengemukakan bahwa “Media audio visual adalah Media

instruksional moderen yang sesuai dengan perkembangan zaman

(kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat

(43)

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 124) menyatakan bahwa media

audio-visual mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua

jenis media (media audio/suara dan media visual/gambar).

Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan

dengar sangat menonjol perbedaanya. Menurut Dale, yang terkenal dengan

kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa pengalaman belajar

seseorang 75% diperoleh melalui indera penglihatan (mata), melalui

indera dengar (telinga) sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar

12%. Para pendukung media audio visual menyatakan bahwa jika media

berbagai indera dikombinasikan, efek yang dihasilkan melebihi

penjumlahan bagian-bagiannya. Dengan demikian apabila media audio

visual mampu dipersentasikan dengan baik maka pembelajaran akan

menjadi lebih efektif.

Ditinjau dari karakteristiknya media audio-visual pada dasarnya dapat

di-bedakan menjadi dua yakni media audio-visual diam dan media

audio-visual gerak.

a). Audio-visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar

diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara,

cetak suara.

b). Audio-visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara

dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.

Rayandra (2011: 73), pembagian lain dari media ini adalah a).

Audio-visual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar

berasal dari satu sumber seperti film, videocassette, b).

(44)

dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide projektor dan unsur suara yang berasal dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.

Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama

semakin populer dalam masyarakat kita. Video merupakan suatu media

yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pesan

yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif , bisa bersifat informatif

edukatif maupun intruksional. Dalam media video terdapat dua unsur yang

saling bersatu yaitu audio dan visual. Dengan adanya unsur audio

memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui

indera pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan untuk

menciptakan pembelajaran melalui bentuk visual/gamabar. Walau bentuk

fisiknya berbeda, video memiliki kesamaan dengan film, yakni sama-sama

mampu menayangkan gambar bergerak. Menurut Suparman dalam

Rayandra (2011: 74), mengartikan video dengan: 1) bagian yang

memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup

untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Pesan-pesan yang disampaikan

dapat bersifat informative, pendidikan dan pengajaran.

Kelebihan media audio visual menurut Sutrisna:

1. Menarik perhatian siswa, beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media

visual), sekaligus dengan pendengaran ( media audio ) , dapat

(45)

perkembangiakan makluk hidup yang di kemas dalam cerita yang menarik.

2. Baik untuk semua siswa karena dapat mendengar dan melihat. 3. Bisa menampilkan gambar, grafik, diagram, ataupun cerita. 4. Variatif, Karena jenisnya yang beragam, guru dapat menggunakan

beragam film yang ada kartun, tiga dimensi, empat dimensi, dokumenter dan yang lainnya. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para siswa.

5. Bisa diperlambat dan diulang.

6. Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang. Adapun kelemahannya adalah:

1. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikan.

2. Sifat komunikasinya bersifat satu arah menyebabkan kegiatan siswa menjadi pasif.

3. Kurang mampu menampilkan detail objek yang disajikan secara sempurna.

4. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks. http://putusutrisna.blogspot.com/-media-pembelajaran

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan

media audio visual mampu merangsang daya imajinasi siswa, sehingga

siswa akan merasa menjiwai dalam melakukan pembelajaran. Hal ini akan

mempermudah siswa dalam mendeskripsikan materi-materi dalam IPS

Terpadu dengan kehidupan nyata. Siswa akan merasa tertarik dan lebih

aktif dalam mempelajari IPS Terpadu sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar IPS Terpadu siswa.

4. Media PowerPoint

Salah satu media fasilitas yang disajikan komputer yang dapat digunakan

untuk menyajikan materi pelajaran yaitu dengan optimalisasi pemanfaatan

(46)

dalam Microsoft Affice. MicrosoftOffice Power Point adalah salah satu

jenis program yang tergabung dalam Microsoft office. MicrosoftOffice

Power Point merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus

untuk menampilkan program multimedia. Hal ini sebagaimana

dikemukakan Riyana (2008: 102) “Program MicrosoftOffice Power Point

adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu

menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam

pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah karena tidak

membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data”.

Riyana (2008:102) mengatakan MicrosoftOffice Power Point memiliki

kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsur media seperti

pengolahan teks, warna, gambar, grafik, serta animasi. Terdapat tiga tipe

penggunaan MicrosoftOffice Power Point yaitu personal presentation,

stand alone dan web besed.

Jika media Microsoft Powerpoint digunakan dalam proses belajar

mengajar, media Microsoft Powerpoint dapat digunakan untuk

menyampaikan materi dengan penyampaian yang menarik. Pada umumnya

MicrosoftOffice Power Point digunakan untuk presentasi dalam classical

learning, karena MicrosoftOffice Power Point merupakan program

aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola

penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa MicrosoftOffice

Power Point yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning

(47)

penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan

materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru.

Riyana (2008:103) mengatakan prosedur pengembangan media

menggunakan MicrosoftOffice Power Point dilakukan melalui empat

tahap yaitu identifikasi program, mengumpulkan bahan pendukung, proses

pembuatan di MicrosoftOffice Power Point dan penggunaan program

tersebut yang sebelumnya telah dilakukan reviw program. Identifikasi

program dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang

dibuat dengan materi, sasaran dan sumber pendukung seperti animasi,

gambar, video dan sebagainya. Mengumpulkan bahan pendukung dapat

dilakukan dengan cara memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan

dan dapat dilakukan dengan cara browsing. Setelah bahan terkumpul

selanjutnya proses pengerjaan di MicrosoftOffice Power Point sampai

selesai.

Secara teoritis, sejauh ini media Microsoft Powerpoint di dalam proses

belajar mengajar memiliki beberapa kelebihan diantaranya :

1). Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi,baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto. 2). Dapat merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi

tentang bahan ajar yang tersaji.

3). Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik. 4). Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang

sedang disajikan.

5). Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang.

(48)

Namun demikian, media hanyalah sebagai alat bantu, disisi lain media

selain mempunyai kelebihan pastinya juga mempunyai kekurangan. Begitu

juga media Microsoft Powerpoint selain mempunyai kelebihan juga

mempunyai kekurangan-kekurangan. Adapun kekurangan dari media

Microsoft Powerpoint diantaranya adalah:

1. harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga. 2. Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka

para pendidik harus direpotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan PC tersebut.

3. Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”), maka kemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitan melihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PC tersebut. 4. Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untuk

mengoperasikan program ini, agar jalannya presentasi tidak banyak hambatan.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2189519-media-microsoft-powerpoint/#ixzz1yozjipgP

Setiap sekolah memiliki fasilitas berbeda. Ketersedian media yang dapat

menunjang proses belajar mengajar antara sekolah yang satu dengan

sekolah lain berbeda. Keterbatasan akan media tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu sulitnya memperoleh media yang sesuai dengan

materi yang sedang diajarkan kepada siswa, keterbatasan dana, cepat

rusak, kurang dukungan dari pimpinan dan lain sebagainya.

Keterbatasan akan adanya media seperti perangkat presentasi yang

diperlukan sebagai alat yang mampu menampilkan informasi yang terdapat

pada MicrosoftOffice Power Point dapat diatasi dengan menggunakan

pola penyajian stand alone. Daryanto (2006:31) mengatakan stand alone

adalah pola penyajian MicrosoftOffice Power Point yang dirancang

(49)

dapat mempelajari materi pelajaran secara individual. Siswa dapat belajar

sesuai dengan kemampuannya sehingga penggunaan MicrosoftOffice

Power Point dengan pola penyajian stand alone diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Hakikat Pembelajaran IPS Terpadu

Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi

kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang

pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan

Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada

hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

memungkin-kan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,

menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik

(Depdiknas, 2006:3).

Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai

makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan

kemaju-an teknologi pula sekarkemaju-ang ini orkemaju-ang dapat berkomunikasi dengkemaju-an cepat

dimanapun mereka berada melalui handphone dan internet. Kemajuan

Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan

lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka

arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu

diyakini bahwa orang yang menguasai informasi itulah yang akan

(50)

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka IPS merupakan suatu pendekatan

interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu

Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu Sosial, seperti

sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, pkn, dan sebagainya. IPS terpadu

dalam penelitian ini dikhususkan pada bidang ekonomi.

Sumaatmaja (2006:20) menjelaskan tujuan pembelajaran IPS sebagai

berikut. Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta

didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,

memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang

terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik

yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan

masyarakat.

Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pembelajaran

IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut

dapat dirinci sebagai berikut.

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

(51)

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. pengembangan keterampilan pembuatan keputusan.

6. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral. 7. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak

bersifat menghakimi.

8. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya “to prepare students to be well-functioning citizens

in a democratic society’ dan mengembangkan kemampuan siswa

mengunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.

9. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau

penolakan siswa terhadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/12/karakteristik-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-ips/

B. Penelitian yang Relevan

Tabel 2. Penelitian yang Relevan

No. Penulis Judul Hasil Penelitian

1 Erika

(2011) Pengaruh Media Audiovisual

Melalui Model rata 65,76 pada kelas eksperimen dan 51,26 pada kelas kontrol. (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bandar Lampung)

2. Iswan Waluyo

(2011) Pengaruh Media Audio Visual

terhadap konsep

(52)

Matematika siswa SMP Negeri 7 Bandar Lampung

terhadap konsep

matematika dengan rata-rata 82,62 pada kelas eksperimen dan 78,31 pada kelas kontrol

3. Lia Evita

(2010) Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi) tipe STAD dan siswa yang dibelajarkan tanpa dan 71,795 pada kelas kontrol.

(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 21 Bandar Lampung TP 2009/2010)

C. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran salah satunya bertujuan untuk meningkatkan

pengeta-huan siswa yang ditunjukkan oleh adanya hasil belajar yang memuaskan.

Untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan tersebut dipengaruhi oleh

berbagai faktor, yaitu: guru, siswa, model pembejaran, serta media yang

digunakan.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, guru sebagai moderator dan fasilitator

dalam proses pembelajaran harus mampu melayani setiap siswa sesuai

Gambar

Tabel 1. Hasil Ujian Tengah Semester IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung TP 2011/2012
gambar melalui model
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2. Desain Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan di atas bahwa moralitas siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran simulasi lebih

Puji syukur penulis panjatkan atas berkah dan rahmat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS melalui penerapan media audio visual berupa video pada siswa kelas V SDN 01 Macanan tahun

menguasai materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Karakteristik aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan media audio visual.. a) Kegiatan Pendahuluan

Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran terpadu dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan

Berdasarkan paparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan media audio-visual dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan pada mata pelajaran IPS

Tujuan penelitian ini adalah 1) meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan media pembelajaran audio-visual dan

Dari hasil uji coaba lapangan pengembangan media audio visual menggunakan macromedia flash untuk siswa kelas V sekolah dasar pada mata pelajaran IPS diperoleh