DAFTAR ISI
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar... 11
2. Media Pembelajaran ... 14
3. Media Audio visual ... 26
4. Media Powerpoint ... 29
5. Hakikat Pembelajaran IPS Terpadu ... 33
B. Penelitian Relevan ... 35
D. Definisi Operasional Variabel ... 47
E. Teknik Pengumpulan Data ... 48
F. Uji Persyaratan Instrumen ... 50
2. Uji Reliabilitas... 52
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMP N 13 Bandar Lampung ... 60
2. Visi dan Misi SMP N 13 Bandar Lampung ... 61
3. Situasi dan Kondisi ... 62
4. Proses Belajar Mengajar ... 63
5. Kondisi Siswa, Guru dan Pegawai ... 63
B. Implementasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran 1. Pembelajaran menggunakan Media Audiovisual (Kelas Eksperimen) ... 65
2. Pembelajaran menggunakan Media Powerpoint (Kelas Kontrol) ... 67
C. Deskripsi Data 1. Data Hasil Pre Test ... 70
2. Data Hasil Post Test ... 75
D. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 81
2. Uji Homogenitas ... 82
E. Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 83
F. Pengujian Hipotesis ... 84
G. Pembahasan ... ... 86
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .... ... 92
B. Saran ... ... 93 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
A. M. Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta. .
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Reneka Cipta: Jakarta.
Asyhar, Azhar. 2004. Media Pengajaran. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung
Persada Press, Jakarta.
Blomm. Hasil Belajar. http://mudjiono.wimamadiun.com/materi/deskripsi.pdf. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Darma, Surya. 2011. Perbandingan Pengaruh Penggunaan Media Web dan
PowerPoint Terhadap Hasil Belajar Biolaogi. Skripsi FKIP, Universitas Lampung.
Daryanto. 2006. Belajar Komputer Visual Basic. CV Yrama Widya: Bandung. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas: Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan asswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Rineka Cipta: Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. Ena, Ouda Teda. 2008. Membuat Media Pembelajaran Intraktif dengan Piranti
Lunak Presentas. http://www.google.com/
yang dibelajarkan Menggunakan Media Powerpoint dengan siswa yang dibelajarkan tanpa media Powerpoint Pada Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Skripsi FKIP, Universitas Lampung.
Hamalik, Oemar. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. Miarso,Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Prenada mrdia:
Jakarta.
Riyana, Ilyasih. 2008. Pemanfaatan OHP dan Presentasi dalam Pembelajaran. Cipta Agung: Jakarta.
Sadiman, Arief S. 2008. Media Pendidikan;Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana: Jakarta.
Slameto. 2003. Belajar dan Fakrot-faktor yang Mempengaruhinya.. Rineka Cipta: Jakarta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito: Bandung.
Sugiyono. 20011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung. Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Sumaatmaja. 2006. Modul Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Depdiknas:
Jakarta.
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah . rineka cipta: Jakarta. Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Arif. 2011. Belajar dan Pembelajaran:
Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Ar-Ruz Media: Yogyakarta.
Waluyo,Iswan. 2011. Pengaruh Audio visual Terhadap Konsep Matematika. Skripsi FKIP, Universitas Lampung.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/12/karakteristik-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-ips/
http://ikanurjanah.blospot.com/2012/03/hubungan-penggunaan-media.html. (19 Juni 2012)
STUDI PERBANDINGAN
SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA
MENGGUNAKAN (Studi Pada S
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN
MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar L
Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh :
Maya Hardiyanti Prasafitri
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN
SISWA YANG
Lampung
ABSTRAK
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN
MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT
(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
MAYA HARDIYANTI P.
Penelitian ini mengkaji tentang Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi) Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Media Audio visual dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektipan media audio visual dibandingkan media powerpoint dalam pencapaian hasil belajar IPS Terpadu (Ekonomi) pada siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Populasi dalam penelitian ini seluruh kelas VIII sebanyak 261 siswa dengan jumlah sampel sebanyak 64 siswa terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik cluster random sampling. Teknik pengambilan data dengan observasi dan teknik tes. Pengujian hipotesis menggunakan rumus t-test dua sampel independen.
Berdasarkan perhitungan t-test dengan menggunakan rumus separated varians terlihat bahwa thitung (2,231) > ttabel (1,99) berarti hipotesis penelitian diterima, yang menyatakan rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media audio visual lebih tinggi dibandingkan siswa yang
pembelajarannya menggunakan media powerpoint.
STUDI PERBANDINGAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN
MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG
MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT
(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
MAYA HARDIYANTI PRASAFITRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN
DENGAN SISWA YANG
SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Judul Skripsi
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.S
NIP. 19560108 198503
: STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN
YANG MENGGUNAKAN MEDIA
POWERPOINT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
: Maya Hardiyanti Prasafitri
ahasiswa : 0813031038
: Pendidikan Ekonomi
: Pendidikan IPS
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi
Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si.
503 1 002 NIP. 19600817 198603
HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN
DENGAN SISWA MEDIA
PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Pembimbing II,
Tedi Rusman, M. Si.
600826 198603 1 001
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Nurdin, M.Si.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Yon Rizal, M. Si. ...
Sekertaris : Drs. Tedi Rusman, M. Si. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Hi. Nurdin, M. Si. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Maya Hardiyanti Prasafitri NPM : 0813031038
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Jur/Fakultas : Pend. IPS / Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Alamat : Jl. Arimbi Blok BB No. 10 Perum Bringan Raya, Kec. Kemiling, Bandar Lampung, 35158.
(Telp/HP) 0721 272 422
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Juli 2012
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gisting pada tanggal 06 Mei 1989.
Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara buah kasih
pasangan Bapak Supardi, BA (alm) dan Ibu Sri Hartati,
S.Pd.
Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1994 di TK
Mentari dan selesai pada tahun 1995, kemudian melanjutkan di Sekolah Dasar
(SD) Negeri 1 Beringin Raya dan diselesaikan tahun 2001, kemudian melanjutkan
di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 14 Bandar Lampung diselesaikan
pada tahun 2004, dan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7
Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2007.
Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional
Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri). Pada tanggal 23-29 Januari 2011, penulis
mengikuti Kulia Kerja Lapangan (KKL) dengan tujuan Jawa
Tengah-Yogyakarta-Bandung. Pada bulan Juli sampai September 2011, penulis mengikuti Program
Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Tematik di SMA Negeri 1 Kebun Tebu, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten
MOTTO
Doa adalah cahaya bagi ketidakmengertian kita
(Fahd Djibran)
Lakukan pekerjaan kita dengan sepenuh hati, maka kita akan mendapat
kesuksesan
(Mario Teguh)
Kesabaran adalah keikhlasan untuk bertahan sampai tujuan
(Mario Teguh)
Tugas bagi kita bukanlah untuk berhasil melainkan mencoba untuk berhasil
(Nasehat Bijak)
Tiga kunci utama menuju kesuksasan
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati terucap syukur alhamdulillah untuk
segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT, sehingga dengan
ridho-Nya skripsi ini bisa terselesaikan. Tulisan ini kupersembahkan
teruntuk:
Ayahanda Supardi (alm) yang selalu ku rindukan dan Ibundaku tercinta Sri Hartati yang senantiasa memberikan cinta, kasih sayang, pengorbanan, dan senantiasa mendoakan
keberhasialan dan kebahagiaan untukku.
Kakakku Mona sisca Mega Pertiwi dan adikku Agung Septriyadi, atas doa dan dukungannya untuk keberhasilanku.
Seluruh keluarga besarku atas semangat, doa ,dan kepercayaan yang telah diberikan padaku.
Sahabat-sahabat dan rekan-rekan seperjuangan yang kusayangi
Para pendidik yang kuhormati
SANWACANA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan cinta kasih-Nya, hingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat
dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul
“Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi) Siswa yang
Pembelajarannya Menggunakan Media Audio-Visual dengan Siswa yang
Menggunakan Media Powerpoint”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis
terbatas, dan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila.
4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila.
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial FKIP Unila.
6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan
memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi
ini.
7. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus
Pembimbing II atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan,
saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi
ini.
8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaannya untuk
memberikan bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi
Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
10. Bapak dan Ibu bagian Akademik FKIP Unila.
11. Bapak M. Badrun, S.Ag. M.Ag., selaku kepala SMP Negeri 13 Bandar
Lampung, atas izin yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
12. Ibu Megawati, S.Pd., selaku guru mitra atas kerja sama dan bimbingannya.
13. Seluruh staf, guru, dan siswa-siswi SMP Negeri 13 Bandar Lampung
khususnya kelas VIII A dan VIII B yang telah membantu dan sudi menerima
keberadaan penulis selama penelitian.
14. Kedua orang tuaku, Bapak Supardi (alm) dan Ibu Sri Hartati. Tiada kata yang
patut terucap atas ketulusan kasih sayang, doa, dan cucuran air matanya atas
kasih atas kasih sayang dan doa yang kalian berikan.
16. Keluarga besarku, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
doa, dukungan dan kasih sayangnya.
17. Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 regular maupun mandiri. Semoga
silaturahmi selalu terjalin.
18. Sahabat-sahabatku Topsy Turvy: Olipz, Uud, Gia, MamNes, Unyil, Mb ia,
Yaya, Kiko, Dydy, Yuli dan Dila. Tiada ikatan yang terindah selain ikatan
yang kita rangkai bersama. Semoga persahabatan ini selalu terjalin.
19. Teman–teman KKN PPL, Andrian, Ari, Diky, Khamid, Rizki, Septi, Deva,
Imatul dan Muslimah. Terima kasih atas kebersamaan, keceriaan dan
persaudaraan yang kalian berikan padaku.
20. Kakak dan Adik tingkat di Program Studi Pendidikan Ekonomi.
21. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga segala sesuatu yang telah diberikan secara tulus kepada penulis, baik
semangat, bimbingan, dan doa, memperoleh Ridho dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan dan
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam upaya pengembangan
ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan saat ini dihadapkan pada masalah yang mendasar yaitu rendahnya
aktivitas dan hasil belajar siswa. Peningkatan kuantitatif pendidikan tidak
seja-lan dengan peningkatan produktivitas dan kualitas pendidikan. Sehingga mutu
pendidikan di Indonesia menjadi rendah. Pendidikan yang bermutu sangat
di-butuhkan oleh rakyat banyak. Semua pelaku yang terlibat di dalam
pendidik-kan, selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikkan. Kualitas
pen-didikkan yang baik sangat diharapkan keluarga, masyarakat dan guru.
Kualitas pendidikan tercermin pada hasil belajar siswa yang digambarkan
de-ngan perilaku dan nilai yang diperoleh disekolah. Tinggi rendahnya hasil
be-lajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah keterlibatan
siswa dalam pembelajaran, pemilihan media pembelajaran yang digunakan
guru dalam menyampaikan materi.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat kegiatan belajar
mengajar menjadi tempat harapan keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Sekolah Menengah Pertama sebagai salah
da-pat menjalankan tugasnya melalui proses belajar mengajar di kelas yang
harmonis antar komponen di dalamnya.
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru
me-rupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan
pro-ses pendidikan sangat tergantung pada guru. Oleh karena itu upaya
pening-katan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan
guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah pemilihan dan
penggunaan model dan media pembelajaran yang tepat yang mampu
merang-sang minat siswa agar aktif dalam proses belajar mengajar.
Guru yang berkompeten akan lebih mampu menggunakan bermacam-macam
metode mengajar, media dan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
atau kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua tujuan dapat tercapai
hanya dengan satu metode tertentu. Serta mampu menciptakan suasana
ling-kungan belajar mengajar yang menyenangkan sehingga mampu meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dan wawancara dengan guru bidang
studi IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung bahwa
proses belajar mengajar masih menggunakan metode ceramah, diskusi dan
pemberian tugas. Kegiatan pembelajaran juga belum menggunakan media
yang berbasis komputer. Karena kurangnya variasi siswa merasa jenuh
sehingga terlihat pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar serta hasil
belajar siswa pun cenderung rendah. Berikut disajikan hasil belajar IPS
Tabel 1. Hasil Ujian Tengah Semester IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung TP 2011/2012
No Kelas 0-72 Interval Nilai ≥73-100 Jumlah Siswa
1 VIII A 22 10 32
2 VIII B 20 12 32
3 VIII C 26 7 33
4 VIII D 24 9 33
5 VIII E 22 11 33
6 VIII F 28 5 33
7 VIII G 21 10 31
8 VIII H 19 15 34
Jumlah Presentase Siswa 69,73% 182 30,26% 79 100% 261
Sumber: Guru mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa
masih tergolong rendah yaitu siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
mini-mum (KKM) yang berlaku di SMP Negeri 13 Bandar Lampung yaitu 73
hanya 79 siswa dari jumlah 261 siswa atau hanya 30,26%. Sebagaimana
pendapat Syaiful Bahri Djamarah, (2006: 128) ”apabila bahan pelajaran yang
diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka persentase keberhasilan
siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah”. Rendahnya hasil belajar
siswa ini diduga karena pembelajaran yang diterapkan oleh guru didominasi
oleh metode ceramah dan diselingi dengan tanya jawab serta media
pembelajaran yang didugakan hanya papan tulis dan buku teks. Akibatnya
peranan, minat dan kebutuhan siswa masih kurang diperhatikan, sehingga
siswa menjadi kurang aktif dan kurang memiliki kemauan untuk belajar.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang harus dikuasai
Apalagi sekarang IPS telah dikembangkan menjadi IPS Terpadu berdasarkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). IPS Terpadu merupakan
tero-bosan baru berbasis KTSP yang memungkinkan pelaksana pendidikan
ber-sama-sama mempelajari konsep-konsep penting IPS sehingga tercapai tujuan
pendidikan sosial.
Mata pelajaran IPS Terpadu di SMP merupakan hasil penggabungan dari
empat mata pelajaran dasar, yaitu Sosiologi, Sejarah, Geografi dan Ekonomi.
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber
daya yang terbatas dengan melakukan pilihan-pilihan kegiatan produksi,
konsumsi, dan atau distribusi. Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
permukaan bumi. Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari
struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial. Sedangkan
sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan
kejadian-kejadian pada masa lampau.
Pembelajaran IPS Terpadu menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung, karena sangat berkaitan dengan kegiatan nyata sehari-hari.
Karena itu, guru perlu membantu siswa untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses supaya siswa mampu mengerti dan memahami keadaan
sekitar. Dengan demikian, siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran IPS
Terpadu tersebut bagi diri serta masyarakatnya. Tetapi, siswa SMP umumnya
dalam bentuk yang abstrak, dan lebih cenderung bersifat hafalan, sehingga
siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran IPS Terpadu.
Berdasarkan karakteristik pembelajaran IPS Terpadu tersebut, maka guru
harus kreatif dan inovatif untuk mengembangkan media pembelajaran yang
menarik sehingga pembelajaran berlangsung efektif. Di era informasi yang
semakin dinamis ini, para tenaga pendidik dituntut untuk kreatif guna
meningkatkan mutu pembelajaran. Mengantisipasi hal tersebut, guru
seyogyanya mulai menyadari pentingnya aspek teknologi untuk menunjang
proses pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran yang menggunakan
komputer.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat menuntut guru untuk
terus menerus tidak hanya memperbaharui penguasaan materi yang akan
di-ajarkan tetapi harus mampu menyampaikan materi secara efektif kepada
sis-wa. Efektifitas penggunaan media pembelajaran dapat terjadi bila ada
kese-suaian antara semua komponen pengajaran yang telah diprogram dalam
Sila-bus dan Rencangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penggunaan media
pembelajaran harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Media
pembelajaran yang digunakan harus dapat menunjang kegiatan belajar
menga-jar dan dapat dijadikan alat yang efektif untuk mencapai tujuan pembelamenga-jaran.
Pemilihan media yang kurang tepat dapat mempengaruhi kegagalan dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Guru sebagai komponen pembelajaran perlu mengetahui menfaat penggunaan
pe-nyampaian materi pelajaran kepada siswa. Salah satunya ialah penggunaan
media pembelajaran dengan pemanfaatan komputer, hal tersebut merupakan
perkembangan yang positif dan membanggakan. Mampu menggunakan media
pembelajaran berbasis komputer diharapkan menjadikan proses pembelajaran
lebih menarik dan komunikatif, sehingga mampu menghubungkan siswa pada
pemahaman pembelajaran yang nyata dan bermakna.
Penggunaan media dan teknologi pembelajaran saat ini bukan merupakan
suatu hal yang baru baik bagi guru dan siswa. Tetapi pembelajaran masih
se-ring dilakukan secara lisan tanpa alat peraga atau media seperti audio visual,
komputer dan internet walaupun alat tersebut sudah tersedia. Penggunaan
me-dia dengan menyajikannya secara menarik dan dapat meningkatkan minat,
motivasi, aktivitas dan pemahaman siswa. Tidak berarti bahwa pengajaran
se-cara lisan dan berbentuk ceramah ditiadakan. Siswa diajak untuk bisa belajar
dari berbagai sumber belajar termasuk media pembelajaran.
Era sekarang ini muncul kebutuhan akan software yang dapat mempermudah
dan memperindah tampilan persentasi dalam pembelajaran. Kebutuhan ini
diperoleh dari produk program Microsoft PowerPoint. Untuk menyajikan
materi pelajaran dengan menarik dapat dilakukan melalui pemanfaatan Slide
PowerPoint beranimasi. Microsoft PowerPoint adalah program aplikasi
kom-puter yang memiliki fasilitas membuat tampilan lebih menarik. Salah satunya
adalah fasilitas animasi yang membuat tampilan gambar atau subjek yang
akan disampaikan tampil secara nyata. Selain itu juga ada media audio visual,
pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun
pendengaran. Audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus
da-lam satu proses atau kegiatan.
Mengingat pentingnya upaya meningkatkan hasil belajar, maka upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran perlu dilakukan. Salah satu strategi
pembelajaran yang dapat dilakukan adalah melalui pemanfaatan media
pembelajaran yaitu media audio visual dan powerpoint. Penggunaan media
pembelajaran audio visual dan powerpoint dalam pembelajaran IPS Terpadu
diharapkan akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
Berkaitan dengan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penelitian ini
mengambil judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi)
Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Media Audio visual dengan Siswa
yang menggunakanMedia Powerpoint ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kualitas dan hasil belajar siswa masih rendah, khususnya pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran IPS Terpadu.
3. Masih ada guru yang menggunakan model pembelajaran langsung, guru
4. Guru belum sepenuhnya menggunakan media pembelajaran yang tersedia
dalam proses pembelajaran IPS Terpadu.
5. Masih ada guru yang kurang memiliki pengetahuan tentang pembuatan
media yang menarik dan dapat disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan.
6. Proses belajar mengajar yang monoton sehingga siswa mengalami
kejenuhan belajar di kelas.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan,
tampak bahwa hasil belajar IPS Terpadu dipengaruhi beberapa faktor, baik
dari guru maupun dari siswa. Maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada
Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa yang Pembelajarannya
Menggunakan Media Audio visual denganMedia Powerpoint.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Apakah rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya
menggunakan media audio visual lebih tinggi dibandingkan siswa yang
pembelajarannya menggunakan media powerpoint ?
E. Tujuan Penelitian
Mengetahui keefektipan media audio visual dibandingkan media powerpoint
dalam pencapaian hasil belajar IPS Terpadu siswa.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan
praktis.
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, yakni
dapat menambah referensi penelitian dalam penggunaan media
pembe-lajaran, khususnya audio visual dan powerpoint sehingga penelitian ini
dapat memberikan sumbangan bagi para peneliti selanjutnya dalam
pe-ngembangan teori penggunaan media audio visual dan powerpoint dalam
peningkatan hasil belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran IPS
Terpadu.
2. Secara Praktis
1. Bagi Guru, yaitu menjadikan media pembelajaran audio visual dan
media powerpoind sebagai alternatif media pembelajaran untuk
di-terapkan dalam pembelajaran IPS Terpadu.
2. Bagi siswa, yaitu dapat memberikan pengalaman belajar berbeda yang
dapat menumbuhkan rasa kerjasama yang positif antar siswa.
3. Bagi peneliti, yaitu memberikan pengalaman sebagai calon guru dalam
menggunakan media pembelajaran yaitu media audio visual dan
4. Bagi sekolah, yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk
mening-katkan mutu pembelajaran IPS Terpadu disekolah dengan penggunaan
media audio visual dan powerpoint dalam pembelajaran di sekolah.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Objek penelitian ini adalah media audio visual,media powerpoint ,dan
hasil belajar IPS Terpadu.
2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.
3. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
4. Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah semester genap Tahun
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar
Proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi
tujuan dari proses belajar mengajar tersebut. Hasil belajar merupakan hasil
yang menggambarkan kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan
kegiatan belajar. Hasil inilah yang akan menjadi ukuran keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Mengenai
hasil belajar Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menyatakan: “hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pangkal dan
puncak proses belajar”.
Hasil belajar merupakan hasil yang telah diperoleh siswa yang diwujudkan
dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes pada saat berakhirnya
proses pembelajaran. Hamalik (2006:30) mengatakan hasil belajar adalah
bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
menjadi mengerti. Sedangkan Djamarah (2008:45) mengatakan bahwa
hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan
pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk
menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan
yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan
yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses
belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau
rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan prestasi yang
diperoleh setelah melakukan suatu kegiatan yang mana akan menimbulkan
suatu perubahan-perubahan pada diri individu.
Suhardjono dalam Arikunto, dkk (2006: 55) mengemukakan bahwa
“banyak faktor yang mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang
diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan
lain-lain), ada pula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar
belakang siswa, lingkungan sosial, lingkungan sekolah, dan lain-lain)”.
Didukung oleh Djamarah (2008:176) yang menyatakan bahwa,
1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (intern) yaitu: a) Fisiologis yang meliputi; kondisi fisiologis dan kondisi
panca indra.
b) Psikologis yang meliputi; minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.
2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern) yaitu: a) Lingkungan yang meliputi lingkungan alami (lingkungan
hidup dan lingkungan sekolah) dan lingkungan sosial budaya.
b) Instrumental yang meliputi kurikulum, program, sarana, dan fasilitas, serta guru.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto
(2003), yaitu:
a. faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia (intern) faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis
dan faktor psikologis. Faktor biologis antara lain usia, kematangan dan kesehatan, sedangkan faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.
b. faktor yang bersumber dari luar manusia (ekstern)
faktor ini diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan fisik.
Sardiman (2009: 17) mengemukakan bahwa hasil pengajaran itu dapat
dikatakan baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hasil belajar itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.
b. Hasil belajar itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.
Menurut Benjamin S. Bloom ada tiga ranah hasil belajar yaitu:
Ranah Kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk
di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, menerapkan,
menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Ranah
kognitif merupakan salah satu aspek yang akan dinilai setelah proses
pembelajaran berlangsung.
b. Ranah Afektif
Ranah Afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi,
atau nilai.
c. Ranah Psikomotor
Pelajaran yang termasuk psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih
berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik.
Ranah psikomotor yang dinilai adalah tes keterampilan siswa yang
menggunakan alat-alat praktikum.
(http://mudjiono.wimamadiun.com/materi/deskripsi.pdf).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa hasil
belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan tingkah laku secara nyata
setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan
pengajaran serta perubahan cenderung menetap dari arah kognitif, afektif,
dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan pada waktu tertentu.
2. Media Pembelajaran
Pembelajaran merupakan usaha guru untuk membuat siswa belajar. Proses
sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa orang, benda, isi pelajaran,
media pembelajaran, metode pembelajaran,dan lingkungan belajar siswa.
Dalam proses pembelajaran, seorang guru pada saat menyajikan bahan ajar
kepada para siswa kerap kali menggunakan media. Agar informasi atau
bahan ajar tersebut dapat diterima atau diserap dengan baik oleh para
siswa, dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan
perilaku, baik berupa pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun
keterampilan (psikomotor).
Kata media menurut Sadiman (2008:6) berasal dari bahasa latin dan
merupakan jamak dari kata medoe yang berarti perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gagne dalam
Sadiman (2008: 6), media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sedangkan
Briggs dalam Sadiman (2008: 6), menyatakan bahwa media adalah segala
alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Dan
Schramm, dalam Rayandra (2011: 7), menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan / informasi yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
Sanjaya (2010:204) mengatakan media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, komputer dan lain sebagainya. Selain alat-alat tersebut orang dan bahan serta peralatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap juga disebut sebagai media pembelajaran.
Media pembelajaran, menurut Gerlach & Ely dalam Rayandra (2011: 7),
memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau
kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media
pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan
komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa
perangkat keras (hardware), seperti komputer, televisi, proyektor, dan
prangkat lunak (software) yang digunakan pada perangat keras itu. Jadi,
media pembelajaran tidak hanya berupa benda mati, tetapi juga benda
hidup, seperti manusia. Sebagai benda hidup, media dapat juga merupakan
pesan yang dapat dipelajari, Rayandra (2011: 8).
Berdasarkan pengertian di atas, media pembelajaran dapat dipahami
sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan
dari suatu sumber secara terencana, serta merangsang fikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan siswa sehingga terjadi lingkungan belajar yang
kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
2.1 Manfaat Media Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran menggunakan media dapat menciptakan interaksi
aktif siswa dengan memberikan berbagai rangsangan yang melibatkan
pengalamannya. Pembelajaran berjalan lebih efektif, apabila pengalaman
yang diberikan merangsang keseluruhan aktifitas daya indera siswa.
Semakin banyak fungsi indera diaktifkan, maka semakin besar
kecenderungannya informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan
dipertahankan dalam ingatan.
Secara umum pemanfaatan media dalam pembelajaran memiliki kegunaan
untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbal, mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, daya indera, meningkatkan partisipasi
siswa, memberikan rangsangan, pengalaman, serta persepsi yang relatif
sama. Riyana (2008:10) mengatakan bahwa media pembelajaran memiliki
nilai dan manfaat sebagai berikut:
1) membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak
2) menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat
kedalam lingkungan belajar
3) menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil
4) memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
Thobroni (2011:213) mengatakan media pembelajaran dapat
bermanfaat dalam proses belajar mengajar yaitu media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan, menarik perhatian siswa,
belajar, pemahaman siswa, menyajikan data dengan menarik, memudahkan penafsiran data serta memadatkan informasi.
Djamarah (2010:121) mengklasifikasikan manfaat media pembelajaran
menjadi dua yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber
belajar.
a. Media sebagai Alat Bantu
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena memang gurulah yang
menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan
pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan guru kepada siswa.
Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar
untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik terutama bahan
pelajaran yang rumit dan cukup kompleks seperti dalam pembelajaran
IPS Terpadu.
Berkaitan dengan manfaat media sebagai alat bantu, Djamarah
(2010:121) menjelaskan sebagai berikut:
Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak
memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran seperti globe, grafik, gambar, slide presentasi dan lain sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh siswa apalagi bagi siswa yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran digunakan untuk melicinkan jalan menuju tercapainya
tujuan pengajaran. Hal tersebut dilandasi dengan keyakinan bahwa
belajar anak didik dalam tenggang waktu cukup lama. Oleh karenanya
media disebut sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar,
sedangkan guru yang mempergunakannya untuk membelajarkan siswa
demi tercapainya tujuan pengajaran.
b. Media sebagai Sumber Belajar
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai
untuk dikonsumsi oleh setiap siswa. nilai-nilai itu tidak datang dengan
sendirinya tetapi terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar yang
sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana-mana. Djamarah
(2010:122) membagi sumber belajar menjadi lima kategori yaitu
manusia, buku, media massa, alam ligkungan serta media pendidikan.
Oleh karena itu sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau
asal untuk belajar seseorang.
Berdasarkan penjelasan tersebut media pembelajaran sebagai salah
satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan siswa.
Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan
oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Guru dalam
menerangkan suatu benda dapat membawa bendanya secara langsung
ke hadapan siswa di depan kelas. Apabila hal tersebut tidak
dimungkinkan, guru dapat membuat sketsa dari benda tersebut sebagai
2.2 Fungsi Media Pembelajaran
Media memiliki ciri-ciri yang merupakan petunjuk mengapa suatu media
dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran, dan fungsi media
dalam pembelajaran dapat memperjelas materi pelajaran yang memiliki
konsep abstrak, mencapai materi yang lebih luas dalam satu waktu tertentu
sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien bila
dilakukan oleh guru.
Gerlach ( Arsyad, 2004: 12) mengemukakan bahwa media of learning has
characters include: (1) philosophy, (2) manipulative, and (3) distributive.
Media secara filsafat menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek dapat diurutkan
dan disusun kembali oleh media dan dapat digunakan setiap saat. Secara
manipulatif media memungkinkan transformasi suatu kejadian atau objek.
Kejadian yang berlangsung berhari-hari dapat disajikan dalam waktu
beberapa menit, suatu kejadian dapat diperlambat, diperbaiki sesuai
kebutuhan, dapat dugunakan berulang-ulang dan secara dustributif dengan
media memungkinkan penyampaian pesan tanpa batas ruang dan waktu,
dapat disajikan pada sejumlah siswa dengan memberikan stimulus relatif
sama.
Fungsi utama media, yaitu sebagai alat bantu menyampaikan materi
pembelajaran dan saluran komunikasi dari sumber informasi kepada siswa,
Levis dan Lentz dalam Arsyad (2004: 16) mengemukakan empat fungsi
media visual dalam pembelajaran yaitu:
(1) fungsi atensi, untuk menarik minat dan mengarahkan perhatian siswa
(2) fungsi afeksi, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi yang disajikan
(3) fungsi kognisi, memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran (4) fungsi kompensatoris, untuk mengakomodasi pembelajaran
berdasarkan karakteristik siswa.
Penggunaan media pembelajaran membuat perhatian siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi lebih besar dan menarik. Hal ini
dapat membangkitkan minat, motovasi dan kreatifitas siswa dalam
menyalurkan rasa ingin tahunya pada materi yang sedang dipelajarinya.
Siswa yang bangkit minat, motovasi dan kretifitasnya dapat bermakna
belajarnya sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik dan tujuan yang
telah ditetapkan dari kegiatan pembelajaran tersebut dapat tercapai.
Apabila ditinjau dari penggunaan media baik perorangan, kelompok kecil, maupun massal, Kemp dan Dayton (Arsyad, 2004: 28)
menyatakan berapa fungsi media pembelajaran yaitu:
“(1) memotivasi minat dan tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi”. Media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri. Siswa tidak selalu menunggu informasi yang diberikan oleh gurunya, tetapi ia dapat mencari dan mendapatkan informasi yang dinutuhkan dari beberapa sumber lain baik membaca buku, melihat pameran, menonton film atau televisi dan lain
sebagainya.
Ada tiga kategori utama berbagai bentuk media pembelajaran yang
dinyatakan oleh Haney dan Ullmer dalam Miarso (2004: 462) yaitu:
1. Media penyaji, yaitu media yang mampu menyajikan informasi,
3. Media interaktif, yaitu media untuk berinteraksi siswa selama proses
pembelajaran.
Media pembelajaran pada hakikatnya adalah salah satu sumber belajar
yang merupakan perpaduan antara bahan dan alat pembelajaran yang
dugunakan untuk menyampaikan informasi yang dapat dimanipulasi,
dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta peralatan yang
digunakan untuk pembelajaran. Media sebagai salah satu sumber dalam
pemanfaatannya dapat membantu mengurangi berbagai hambatan dalam
pembelajaran. Sehingga dalam penyampaian pesan pembelajaran tidak
menyebabkan kesalahan dan keberagaman penafsiran, yang meliputi
hambatan psikologis, fisik, kultural dan lingkungan.
Sudjana dalam Suryosubroto (2002: 48) menyatakan akan pentingnya media dalam pembelajaran, karena memiliki fungsi pokok, yaitu:
1. sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran efektif 2. bagian integral keseluruhan situasi belajar
3. integrasi dengan tujuan dan isi pelajaran
4. mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
Melihat fungsi pokok dari media pembelajaran diatas, maka peran guru
perlu ditingkatkan. Perannya yang perlu ditingkatkan yaitu kompetensi
guru mengajar perlu memiliki keterampilan dalam memilih media
pembelajaran yang akan digunakan dalam penyajian bahan materi
pelajaran, sehingga dapat menimbulkan dan membangkitkan stimulus yang
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapatlah disimpulkan beberapa
fungsi praktis dalam penggunaan media pembelajaran didalam proses
belajar mengajar sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
3. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta kemungkinan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungan.
2.3 Jenis Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam pembelajaran banyak sekali jenisnya.
Menurut Rayandra (2011: 40), media pembelajaran dapat dikelompokkan
dalam berbagai cara.
a. Mahal murahnya
1. Media besar, yaitu media yang secara relatif harganya mahal, misalnya film, TV, video, komputer.
2. Media kecil, yaitu media yang secara relatif harganya murah, misalnya gambar foto, kaset audio, buku.
b. Menurut daya jangkauannya
1. Media yang jangkauannya luas, misalnya program TV, program radio, internet, e-mail, surat kabar.
2. Media yang jangkauannya seluas ruangan, misalnya media OHP, slide, program video, program kaset audio, papan tulis. c. Media elektronik dan magnetik
1. Media elektronik seperti komputer, TV
2. Media magnetik seperti kaset audio dan kaset video. d. Media gerak dan non-gerak
1. Media gerak seperti film, video.
2. Media non-gerak seperti slide, OHP, buku. e. Media proyeksi dan non-proyeksi
2. Media non-proyeksi seperti video, radio, buku.
Menurut Rayandra (2011: 45), media pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi empat jenis, yaitu:
1. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya
mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Contohnya buku, peta, gambar,globe bumi, dan sebagainya. 2. Media audio, adalah jenis media yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Contohnya tape recorder, radio, dan CD player.
3. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihaan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Contohnya film, video dan lain-lain.
4. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan informasi.
Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2004:19) membagi media ke dalam
dua kelompok besar, yaitu media tradisional serta media teknologi
mutakhir. Lebih lanjut Arsyad, (2004:21) menjelaskan sebagai berikut:
Pilihan media tradisional berupa media visual diam tidak
diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak, permainan, dan media realita. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa media berbasis telekomunikasi seperti teleconference dan media berbasis mikroprosesor seperti permainan komputer dan hypermedia.
2.4 Pemilihan Media
Pembelajaran efektif memerlukan perencanaan yang baik, pada
kenyataannya dilapangan, bahwa seorang guru memilih salah satu media
lain: guru merasa akrab dengan media itu seperti misalnya papan tulis atau
proyektor transparans, guru merasa dengan media yang dipilihnya dapat
menggambarkan lebih baik dari pada dirinya sendiri, media yang dipilih
untuk memotivasi dan lebih menarik minat serta perhatian siswa. Atas
dasar pertimbangan ini guru diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya
dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Pemilihan media yang tepat menurut Arsyad (2004: 69) dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas, dan peralatan yang telah tersedia , waktu yang tersedia, sumber-sumber yang tersedia;
2. persyaratan isi, tugas dan jenis pembelajaran. Setiap pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda, dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula; 3. memperhatikan kemampuan dan keterampilan awal siswa, serta
karakteristik siswa;
4. pertimbangan lain, yaitu tingkat kesenangan dan keefektifan biaya; 5. mempertimbangkan kemampuan akomodasi penyajian stimulus
yang tepat, akomodasi respon siswa yang tepat, akomodasi umpan balik, dan pemilihan media utama dan media sekunder;
6. memperhatikan media sekunder karena pengajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kriteria
yang layak untuk diperhatikan dalam memilih media sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai sebagai berikut:
a. tepat untuk mendukung materi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi;
b. praktis, luwes dan bertahan; c. guru terampil menggunakannya; d. pengelompokan sasaran;
Guru terampil dalam menggunakan media ini sebagai kriteria utama,
karena apapun media itu guru harus mampu menggunakannya dalam
proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media pembelajaran tergantung
pada guru yang menggunakannya. Proyektor transparans (OHP), LCD
(infokus), komputer dan peralatan canggih lainnya tidak memiliki arti
apa-apa, jika guru belum mampu menggunakannya dalam proses
pembelajaran. Sebagai upaya meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa.
Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media
adalah dukungan terhadap materi pelajaran dan kemudahan
memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia, maka guru
berusaha untuk mengembangkannya sendiri.
3. Media Audio-Visual
Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari
yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan
sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang
sendiri oleh guru. Media audio-visual menurut Rayandra (2011: 73),
adalah media yang mempunyai unsur suara (audio) dan unsur gambar
(visual) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau
informasi. Serupa dengan pendapat Harmawan (dalam blog Robiatul,
2011) mengemukakan bahwa “Media audio visual adalah Media
instruksional moderen yang sesuai dengan perkembangan zaman
(kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat
Menurut Djamarah dan Zain (2006: 124) menyatakan bahwa media
audio-visual mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua
jenis media (media audio/suara dan media visual/gambar).
Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan
dengar sangat menonjol perbedaanya. Menurut Dale, yang terkenal dengan
kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa pengalaman belajar
seseorang 75% diperoleh melalui indera penglihatan (mata), melalui
indera dengar (telinga) sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar
12%. Para pendukung media audio visual menyatakan bahwa jika media
berbagai indera dikombinasikan, efek yang dihasilkan melebihi
penjumlahan bagian-bagiannya. Dengan demikian apabila media audio
visual mampu dipersentasikan dengan baik maka pembelajaran akan
menjadi lebih efektif.
Ditinjau dari karakteristiknya media audio-visual pada dasarnya dapat
di-bedakan menjadi dua yakni media audio-visual diam dan media
audio-visual gerak.
a). Audio-visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara,
cetak suara.
b). Audio-visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara
dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.
Rayandra (2011: 73), pembagian lain dari media ini adalah a).
Audio-visual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar
berasal dari satu sumber seperti film, videocassette, b).
dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide projektor dan unsur suara yang berasal dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.
Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama
semakin populer dalam masyarakat kita. Video merupakan suatu media
yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pesan
yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif , bisa bersifat informatif
edukatif maupun intruksional. Dalam media video terdapat dua unsur yang
saling bersatu yaitu audio dan visual. Dengan adanya unsur audio
memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui
indera pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan untuk
menciptakan pembelajaran melalui bentuk visual/gamabar. Walau bentuk
fisiknya berbeda, video memiliki kesamaan dengan film, yakni sama-sama
mampu menayangkan gambar bergerak. Menurut Suparman dalam
Rayandra (2011: 74), mengartikan video dengan: 1) bagian yang
memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup
untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Pesan-pesan yang disampaikan
dapat bersifat informative, pendidikan dan pengajaran.
Kelebihan media audio visual menurut Sutrisna:
1. Menarik perhatian siswa, beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media
visual), sekaligus dengan pendengaran ( media audio ) , dapat
perkembangiakan makluk hidup yang di kemas dalam cerita yang menarik.
2. Baik untuk semua siswa karena dapat mendengar dan melihat. 3. Bisa menampilkan gambar, grafik, diagram, ataupun cerita. 4. Variatif, Karena jenisnya yang beragam, guru dapat menggunakan
beragam film yang ada kartun, tiga dimensi, empat dimensi, dokumenter dan yang lainnya. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para siswa.
5. Bisa diperlambat dan diulang.
6. Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang. Adapun kelemahannya adalah:
1. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikan.
2. Sifat komunikasinya bersifat satu arah menyebabkan kegiatan siswa menjadi pasif.
3. Kurang mampu menampilkan detail objek yang disajikan secara sempurna.
4. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks. http://putusutrisna.blogspot.com/-media-pembelajaran
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan
media audio visual mampu merangsang daya imajinasi siswa, sehingga
siswa akan merasa menjiwai dalam melakukan pembelajaran. Hal ini akan
mempermudah siswa dalam mendeskripsikan materi-materi dalam IPS
Terpadu dengan kehidupan nyata. Siswa akan merasa tertarik dan lebih
aktif dalam mempelajari IPS Terpadu sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar IPS Terpadu siswa.
4. Media PowerPoint
Salah satu media fasilitas yang disajikan komputer yang dapat digunakan
untuk menyajikan materi pelajaran yaitu dengan optimalisasi pemanfaatan
dalam Microsoft Affice. MicrosoftOffice Power Point adalah salah satu
jenis program yang tergabung dalam Microsoft office. MicrosoftOffice
Power Point merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus
untuk menampilkan program multimedia. Hal ini sebagaimana
dikemukakan Riyana (2008: 102) “Program MicrosoftOffice Power Point
adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu
menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam
pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah karena tidak
membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data”.
Riyana (2008:102) mengatakan MicrosoftOffice Power Point memiliki
kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsur media seperti
pengolahan teks, warna, gambar, grafik, serta animasi. Terdapat tiga tipe
penggunaan MicrosoftOffice Power Point yaitu personal presentation,
stand alone dan web besed.
Jika media Microsoft Powerpoint digunakan dalam proses belajar
mengajar, media Microsoft Powerpoint dapat digunakan untuk
menyampaikan materi dengan penyampaian yang menarik. Pada umumnya
MicrosoftOffice Power Point digunakan untuk presentasi dalam classical
learning, karena MicrosoftOffice Power Point merupakan program
aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola
penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa MicrosoftOffice
Power Point yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning
penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan
materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru.
Riyana (2008:103) mengatakan prosedur pengembangan media
menggunakan MicrosoftOffice Power Point dilakukan melalui empat
tahap yaitu identifikasi program, mengumpulkan bahan pendukung, proses
pembuatan di MicrosoftOffice Power Point dan penggunaan program
tersebut yang sebelumnya telah dilakukan reviw program. Identifikasi
program dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang
dibuat dengan materi, sasaran dan sumber pendukung seperti animasi,
gambar, video dan sebagainya. Mengumpulkan bahan pendukung dapat
dilakukan dengan cara memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan
dan dapat dilakukan dengan cara browsing. Setelah bahan terkumpul
selanjutnya proses pengerjaan di MicrosoftOffice Power Point sampai
selesai.
Secara teoritis, sejauh ini media Microsoft Powerpoint di dalam proses
belajar mengajar memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
1). Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi,baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto. 2). Dapat merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi
tentang bahan ajar yang tersaji.
3). Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik. 4). Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang
sedang disajikan.
5). Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang.
Namun demikian, media hanyalah sebagai alat bantu, disisi lain media
selain mempunyai kelebihan pastinya juga mempunyai kekurangan. Begitu
juga media Microsoft Powerpoint selain mempunyai kelebihan juga
mempunyai kekurangan-kekurangan. Adapun kekurangan dari media
Microsoft Powerpoint diantaranya adalah:
1. harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga. 2. Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka
para pendidik harus direpotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan PC tersebut.
3. Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”), maka kemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitan melihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PC tersebut. 4. Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untuk
mengoperasikan program ini, agar jalannya presentasi tidak banyak hambatan.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2189519-media-microsoft-powerpoint/#ixzz1yozjipgP
Setiap sekolah memiliki fasilitas berbeda. Ketersedian media yang dapat
menunjang proses belajar mengajar antara sekolah yang satu dengan
sekolah lain berbeda. Keterbatasan akan media tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu sulitnya memperoleh media yang sesuai dengan
materi yang sedang diajarkan kepada siswa, keterbatasan dana, cepat
rusak, kurang dukungan dari pimpinan dan lain sebagainya.
Keterbatasan akan adanya media seperti perangkat presentasi yang
diperlukan sebagai alat yang mampu menampilkan informasi yang terdapat
pada MicrosoftOffice Power Point dapat diatasi dengan menggunakan
pola penyajian stand alone. Daryanto (2006:31) mengatakan stand alone
adalah pola penyajian MicrosoftOffice Power Point yang dirancang
dapat mempelajari materi pelajaran secara individual. Siswa dapat belajar
sesuai dengan kemampuannya sehingga penggunaan MicrosoftOffice
Power Point dengan pola penyajian stand alone diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
5. Hakikat Pembelajaran IPS Terpadu
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi
kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang
pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan
Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada
hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
memungkin-kan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik
(Depdiknas, 2006:3).
Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai
makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan
kemaju-an teknologi pula sekarkemaju-ang ini orkemaju-ang dapat berkomunikasi dengkemaju-an cepat
dimanapun mereka berada melalui handphone dan internet. Kemajuan
Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan
lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka
arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu
diyakini bahwa orang yang menguasai informasi itulah yang akan
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka IPS merupakan suatu pendekatan
interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu
Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu Sosial, seperti
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, pkn, dan sebagainya. IPS terpadu
dalam penelitian ini dikhususkan pada bidang ekonomi.
Sumaatmaja (2006:20) menjelaskan tujuan pembelajaran IPS sebagai
berikut. Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik
yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan
masyarakat.
Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pembelajaran
IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut
dapat dirinci sebagai berikut.
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. pengembangan keterampilan pembuatan keputusan.
6. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral. 7. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak
bersifat menghakimi.
8. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya “to prepare students to be well-functioning citizens
in a democratic society’ dan mengembangkan kemampuan siswa
mengunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.
9. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau
penolakan siswa terhadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/12/karakteristik-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-ips/
B. Penelitian yang Relevan
Tabel 2. Penelitian yang Relevan
No. Penulis Judul Hasil Penelitian
1 Erika
(2011) Pengaruh Media Audiovisual
Melalui Model rata 65,76 pada kelas eksperimen dan 51,26 pada kelas kontrol. (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bandar Lampung)
2. Iswan Waluyo
(2011) Pengaruh Media Audio Visual
terhadap konsep
Matematika siswa SMP Negeri 7 Bandar Lampung
terhadap konsep
matematika dengan rata-rata 82,62 pada kelas eksperimen dan 78,31 pada kelas kontrol
3. Lia Evita
(2010) Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi) tipe STAD dan siswa yang dibelajarkan tanpa dan 71,795 pada kelas kontrol.
(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 21 Bandar Lampung TP 2009/2010)
C. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran salah satunya bertujuan untuk meningkatkan
pengeta-huan siswa yang ditunjukkan oleh adanya hasil belajar yang memuaskan.
Untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu: guru, siswa, model pembejaran, serta media yang
digunakan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, guru sebagai moderator dan fasilitator
dalam proses pembelajaran harus mampu melayani setiap siswa sesuai