• Tidak ada hasil yang ditemukan

NN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan

pembelajaran guide discovery melalui media LKS konstruktif dapat meningkat-

kan:

1. Nilai rata-rata penguasaan konsep dari siklus I ke siklus II, karena dengan

pembelajaran guide discovery siswa dibimbing dan dilibatkan secara lang-

sung dalam menemukan konsep materi laju reaksi melalui praktikum. Pada

siklus I nilai rata-rata penguasaan konsep siswa adalah 68,33. Siklus II nilai

rata penguasaan konsep siswa adalah 74,17, sehingga persentase

rata-rata penguasaan konsep meningkat sebesar 8,54% dari siklus I kesiklus II.

2. Jumlah siswa yang mencapai KKM dari siklus I ke siklus II sebesar 16,67%

yaitu dari 69,44% menjadi 86,11%. Hal ini menunjukkan bahwa sudah

tercapainya indikator kinerja.

3. Persentase rata-rata setiap indikator KPS yaitu keterampilan mengobservasi

meningkat sebesar 27,33% dari 56% menjadi 83,33%; mengukur meningkat

sebesar 29,33% dari 54% menjadi 83,33 %; mengkomunikasikan meningkat

sebesar 12,34% dari 71,3 % menjadi 83,64 % dan menarik kesimpulan

meningkat sebesar 7,14 % dari 79,9 % menjadi 87,04 %.

(2)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti menyarankan kepada

guru bidang studi kimia disekolah SMA YP Unila Bandar Lampung sebaiknya

menerapkan model pembelajaran guide discovery khususnya dikelas XI IPA 3

sebagai salah satu alternatif strategi dalam pembelajaran kimia untuk meningkat-

kan penguasaan konsep dan KPS siswa.

Bagi calon peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan model

pembelajaran guide discovery sebaiknya diterapkan pada kelas yang karakteristik

siswanya sama dengan kelas XI IPA 3 SMA YP Unila Bandar Lampung, karena

dapat meningkatkan penguasaan konsep dan KPS siswa pada materi pokok laju

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat dan

perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia

dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

mengamati, mengelompokkan, melakukan pengukuran, berkomunikasi, dan

menarik kesimpulan. Keterampilan proses sains pada pembelajaran sains lebih

menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan

mengkomunikaskan hasilnya. Penting seorang guru melatihkan KPS kepada

siswa, karena dapat membekali siswa dengan suatu keterampilan berpikir dan

bertindak melalui sains untuk menyelesaikan suatu masalah serta menjelaskan

fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupannya sehari-hari.

Salah satu pembelajaran yang dapat menciptakan keaktivan siswa pada saat proses

pembelajaran yaitu dengan melatihkan keterampilan proses sains. Belajar sains

merupakan suatu proses memberikan sejumlah pengalaman kepada siswa untuk

mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan pengetahuan sains terse-

but. Pada prakteknya KPS dapat diterapkan dengan eksperimen dan mengguna-

kan Lembar Kerja Siswa (LKS) konstruktif sebagai media pembelajaran. LKS

(4)

melatih dan mengembangkan kemampuan sains siswa serta mengarahkan siswa

dalam menemukan konsep laju reaksi, sehingga diharapkan materi yang mereka

pelajari akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh siswa. Adapun KPS yang

dilatihkan kepada siswa adalah keterampilan yang bersifat ilmiah dan membentuk

pola pikir analisis pada siswa, misalnya mengamati, melakukan pengukuran, ber-

komunikasi, dan menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

SMA YP Unila Bandar Lampung kelas XI IPA 3, diperoleh informasi bahwa nilai

rata-rata penguasaan konsep kimia siswa pada materi pokok Laju Reaksi Tahun

Pelajaran 2008-2009 yaitu sebesar 61. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya

55%. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan untuk pelajaran

kimia adalah 100% siswa memperoleh nilai ≥ 65.

Metode pembelajaran yang biasa digunakan guru untuk membelajarkan materi

pokok laju reaksi adalah ceramah, tanya jawab dan latihan soal, sehingga proses

pembelajaran lebih didominasi oleh guru, sementara siswa kurang aktif dilibatkan

dalam proses penemuan konsep. Siswa juga tidak pernah melakukan praktikum

dan diskusi dengan teman untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga KPS

siswa tidak terlatih dengan baik.

Melalui kegiatan eksperimen dan diskusi siswa dilatihkan KPS untuk dapat

memahami konsep laju reaksi dengan menggunakan kemampuan sains yang telah

dimiliki oleh siswa itu sendiri dan pengetahuan itu akan lebih mudah untuk

(5)

Pembelajaran guide discovery adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam

proses penemuan suatu konsep melalui media LKS konstruktif di bawah bim-

bingan dan arahan guru. Pembelajaran ini melibatkan siswa dalam proses pene-

muan suatu konsep pengetahuan yaitu dengan melakukan penyelidikan, cara ber-

diskusi, mengemukakan pendapat serta membangun pengetahuan yang diper-

olehnya. LKS yang konstruktif dalam hal ini adalah LKS untuk membangun

penguasaan konsep dan sekaligus melatihkan KPS siswa pada materi pokok laju

reaksi.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitan dengan judul “Pembelajaran

Guide Discovery Melalui Media LKS Konstruktif untuk Meningkatkan Pengua-

saan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Pada Materi Pokok Laju Reaksi”

(PTK pada Siswa Kelas XI IPA 3 SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2009-2010).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran guide discovery melalui media LKS

konstruktif dalam meningkatkan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa

pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II?

2. Bagaimanakah penerapan pembelajaran guide discovery melalui media LKS

konstruktif dalam meningkatkan persentase ketuntasan belajar siswa pada

(6)

3. Bagaimanakah penerapan pembelajaran guide discovery melalui media LKS

konstruktif dalam meningkatkan persentase setiap jenis indikator KPS siswa

pada materi pokok laju reaksi dari siklus I ke siklus II?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan:

1. Pembelajaran guide discovery melalui media LKS konstruktif dalam mening-

katkan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa pada materi pokok laju

reaksi dari siklus I ke siklus II.

2. Pembelajaran guide discovery melalui media LKS konstruktif dalam mening-

katkan persentase ketuntasan belajar siswa pada materi pokok laju reaksi dari

siklus I ke siklus II.

3. Pembelajaran guide discovery melalui media LKS konstruktif dalam mening-

katkan persentase rata-rata setiap jenis indikator KPS siswa dari siklus I ke

siklus II.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa

Melatih KPS siswa, menumbuhkan rasa tanggung jawab, kemampuan ber-

komunikasi dengan baik, bekerja sama dengan teman, dan menumbuhkan rasa

(7)

2. Bagi guru dan peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung bagi guru sebagai

alternatif metode pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan konsep

dan KPS siswa pada materi pokok Laju Reaksi.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran kimia di

sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagai mana yang telah dirumuskan, maka

ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:

1. Pembelajaran guide discovery dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang

melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses penemuan suatu konsep

Laju reaksi di bawah bimbingan dan arahan guru.

2. Indikator KPS yang dilatihkan dalam penelitian ini adalah (1) mengobservasi,

(2) pengukuran, (3) pengkomunikasian, dan (4) menarik kesimpulan.

Indikator KPS mengobservasi dan pengukuran diukur dengan menggunakan

lembar observasi, untuk indikator KPS mengkomunikasikan dan menarik

kesimpulan diukur melalui tes formatif.

3. Penguasaan konsep kimia siswa merupakan hasil nilai tes formatif pada materi

pokok laju reaksi pada setiap akhir siklus.

5. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah LKS yang

konstruktif. LKS yang konstruktif dalam hal ini adalah LKS untuk mem-

(8)

6. Materi pokok pada penelitian ini adalah laju reaksi yang terdiri dari sub ma-

teri pokok kemolaran, konsep laju reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi

Referensi

Dokumen terkait

“ Analisis Tingkat Kemampuan Pengusaha UMK Mengakses Kredit Perbankan Syariah di Kota Medan (studi kasus : bank SUMUT syariah cabang medan)”. “ Bank Perkreditan Rakyat

Bagaimana tingkat kemampuan pengusaha UMK dalam mengakses kredit perbankan di Kota Binjai.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran Sumbang Saran meningkatkan keterampilan berpikir kritis sebesar 30% dan jumlah siswa yang memperoleh

Seksi Pelayanan Jasa dan Kerjasama, Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi (BRDST) - S-1 Teknik Informatika/Teknik Komputer/Teknik Sistem Informatika/Sistem Informasi III/a 1.

Dalam distribusi hasil tanaman hortikultura jarang sekali ada pedagang perantara, karena sifat barangnya yang sangat mudah rusak dan juga gampang layu, maka pada umumnya para

Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan komunikasi matematika tertulis dan lisan siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Patikraja melalui Pembelajaran Interaktif Setting

bahwa kebijakan dividen tidak relevan dengan nilai perusahaan dan dividen yang rendah.. akan meningkatkan nilai

Metode Penelitian : Subjek Penelitian adalah 40 orang mahasiswa FK UKM yang tidak merokok, berumur antara 18-25 tahun yang diukur kebugarannya dengan tes treadmill metode