ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN POLA BERMAIN PADA SISWA KELAS
V SD NEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG
Oleh
BUDI PURWANTO
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan lari cepat pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung dengan model pembelajaran pola bermain.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung yang berjumlah 35 siswa, dengan perincian 16 laki-laki dan 19 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar lari cepat.
Hasil penelitian menunjukkan: pada siklus pertama dengan diperoleh prosentase ketuntasan belajar 20%, belum adanya pencapaian skor atau nilai > 65 sehingga dengan demikian bisa dikatakan belum nampak peningkatan kemampuan gerak dasar laricepat. Pada siklus kedua diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 48,57%, dan pada siklus ketiga diperoleh prosentase keberhasilan
ketuntasan belajar 91,42%. Berdasarkan nilai rerata untuk meningkatkan hasil pembelajaran harus diberi perlakuan yang sesuai dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan. Hasil peningkatan ≥ 50% itu artinya hasil pembelajaran dengan model pembelajaran pola bermain. yang digunakan menunjukan telah terjadi peningkatan. Dengan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Dalam pelaksanaannya aktvitas jasmani dipakai sebagai sarana untuk membina keterampilan siswa khususnya dalam mengikuti materi pelajaran atletik khususnya lari cepat. Harsono (1988) menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Namun, berdasarkan pengamatan di lapangan nampak sekali bahwa siswa sangat antusias sekali ketika mengikuti pelajaran permainn bola besar, sedangkan ketika mengikuti pelajaran atletik lari cepat antusias siswa sangat rendah. Hal ini terjadi pula di SDN 2 Sukarame, ketika siswa
materi lari cepat adalah bagaimana menumbuhkan siswa agar mau bermain sambila belajar lari cepat dan bagaimana cara agar siswa mampu melakukan lari dengan cepat secara benar. Dalam operasionalnya guru pendidikan jasmani menggunakan aktifitas gerak sebagai sarana untuk mencapainya.
Menurut Engkos Kosasih (1995 : 2) bahwa :
“Perndidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka peningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi yang optimal”.
Atletik merupakan aktifitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan gerak dasar anak, gerakan- gerakan atletik sesuai untuk mendapatkan penekanan dalam program pembelajaran pendidikan jasmani, terutama fisik yang dipersyaratkan seperti kekuatan, power, kelenturan, kordinasi gerakan, keseimbangan dan kelincahan dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu atleitik besar sumbangannya terhadap perkembangan gerak dasar manusia, terutama cara mengoptimalkan sikap dan gerakan secara efektif dan efesien. Salah satu gerak yang memiliki nuansa “kecakapan hidup (life skill)” dalam pembelajaran atletik adalah pembelajaran lari cepat yang merupakan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kondisi dan situasi di Sekolah Dasar.
materi pelajaran tersebut secara benar, terutamaumumnya pada siswa di sekolah dasar 2 Sukarame
B. Identifikasi Masalah
Berdasakan uraian dari latar belakang diatas maka dapat ditarik beberapa masalah antara lain:
1. Kurangnya minat para siswa untuk mengikuti pelajaran atletik terutama pada materi lari cepat khususnya pada kelas 5 SDN 2 Sukarame.
2. Rendahnya kemampuan para siswa dalam melakukan lari cepat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan di atas maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah dengan mengguna-kan model belajar bermain pada siswa kelas 5 SDN 2 Sukarame dapat meningkatkan kemampuan lari cepat pada pelajaran atletik?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik khususnya lari cepat 2. Meningkatkan kemampuan lari cepat pada pelajaran atletik.
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Siswa
Sebagai pengalaman belajar gerak dasar, terutama kemampuan lari cepat pada pelajaran atletik.
2. Bagi Guru penjas
Sebagai bahan rujukan dalam pemecahan masalah untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada pokok bahasan lainnya yang serupa terutama lari cepat.
3. Bagi Prograrn Studi
Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa penjaskes yang akan melaksanakan PPLterutama dalam mengatasi kesulitan pembelajaran yang berkait dengan pokok bahasan yang berkenaan dengan lari cepat.
4. Bagi Program Studi
Sebagai kontribusi bagi perbendaharaan literatur terutama dalam memperluas cakrawala mahasiswa khususnya yang akan melaksanakan praktek lapangan maupun penelitian dalam aspek yang sama yaitu keterampilan dalam nomor lompat.
5. Bagi FKIP
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan melalui
berbagai aktvitas jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan indvidu secara organik,
neunomuscular, intelektual, dan emosional, selain itu melalui aktvitas jasmani
dikembangkan keterampilan motorik, :pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif.
Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan oleh Depdiknas
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003, mengemukakan definisi pendidikan
jasmani sebagai berikut:
“Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui akt5tas jasmani yang
didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,
pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif, sikap dan sportif serta kecerdasan emosi”.
Pendidikan Jasmani pada dasamya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk
mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani siswa
disosilisasikan kedalam aktivitas jasrnani termasuk ketrampilan berolahraga. Tidaklah
mengherankan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan menyeluruh dan
sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang
dikemukakan oleh Toho Cholik Mutohir dan Rusli Lutan (1996-1997 :16) mengembangkan
definisi pendidikan jasmani sebagai berikut:
“Pendidikan jasmani adalah proses yang dilakukan secara sadar sistematikmelalui beibagai
kecerdasan dan perkembangan watak, sertakepribadian yang hanhonis dalam rangka
membentuk manusia lndonesiaseufuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila”
B. Pengertian Belajar Gerak
Pengertian tentang belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya.
Belajar gerak merupakan sebagian dari belajar. Belajar gerak menekankan pada aktivitas
berfikir bias disebut belajar kognitif. Belajar yang menekankan pada aktivitas emosi dan
perasaan bias disebut belajar afektif. Sedangkan belajar yang menekankan pada aktivitas
gerak tubuh disebut belajar gerak.
Didalam belajar gerak, materi yang dipelajari adalah pola-pola gerak keterampilan tubuh,
proses belajarnya meliputi pengamatan gerakan untuk bias mengerti prinsip bentuk
geraknya, kemudian menirunya dan mencoba melakukan berulang kali, untuk kemudian
menerapkan pola-pola gerak yang dikuasai di dalam kondisi-kondisi tertentu yang dihadapi
dan akhirnya diharapkan pelajar bisa menciptakan gerakan-gerakan yang lebih efisien untuk
menyelesaikan tugas-tugas gerak tertentu. Domain kemampuan yang paling intensif
keterlibatannya adalah domain fisik dan domain psikomotor, namun bukan berarti bahwa
domain kognitif dan domain afektif tidak terlibat. Sedangkan mengenai hasil belajar di
dalam belajar gerak adalah berupa peningkatan kualitas gerakan tubuh.
Mengenai pengertian belajar gerak dalam bentuk definisi antara lain telah dikemukan oleh
N.Drowtzky (dalam Sugiyanto 1994: 234) definisi yang dibuatnya adalah sebagai berikut:
“Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang
C. Media Pendidikan dan Alat Bantu Pembelajaran
1. Pengertian Media pendidikan
“Media” dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengertian media adalah alat atau sarana.
Media Pendidikan adalah media yang dalam penggunaannya diintegrasikan dengan
tujuan dan isi pengajaran sebagai alat fisik untuk membawakan atau menyampaikan isi
pelajaran. Edger Dale (dalam Sumanto 1994 :271) mengklasifikasikan media pendidikan
berdasarkan "pengalaman belajar" siswa dariyang bersifat konkret sampaiyang bersifat
abstrak. Edger Dalejuga berpendapat bahwa pengalaman belajar manusia itu 75 %
diperoleh melalui inderalihat (mata), 13 % melalui indera dengar (telinga) dan 12 %
melalui indera lainnya.
Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa
untuk belajar dan juga sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
R. Murray Thomas (dalam Sumanto), mengklasifikasikan media pendidikan berdasarkan
tiga jenjang pengalaman yaitu : 1) Pengalaman dari benda asli (reliefe experience) 2)
Pengalaman dari benda tiruan (substitude of reliefe experience) 3) Pengalaman dari
kata-kata (words onley).
2. Alat Bantu Pembelajaran
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah yang dipakai untuk
mengerjakan sesuatu. Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan
untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan aiat pembelajaran guru dapat
dengan tujuan materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu menggunakan
alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dansekurang-kurangnya guru dapat
menggunakan alat yang murah dan efesien, meskipun sederhana dan bersahaja bahkan
seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk dapat menciptakan alat-alat olahraga
yang dimodifikasi yang sangat sederhana yang sesuai dengan kebutuhan tetapi dapat
membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.
D. Alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran (Penelitian)
Pembelajaran dan modifikasi alat bantu yang akan diberikan dan digunakan dalam penelitian
ini adalah mengubah pola pembelajaran lari dalam bentuk permainan dan dengan
menggunakan beberapa alat bantu yang sudah dirancang untuk menunjang pembentukan
gerak badan agar condong ke depan, ayunan tangan seirama dengan langkah panjang kaki
dan lutut terangkat sejajar pinggul saat lari cepat. (sprint) Adapun bentuk permainannya
adalah :
1. Bermain kuda pelana
2. Berlari pada lintasan tangga modifikasi
3. Berlari melewati kardus rintangan
Adapun alat yang akan dipakai seperti:
1. Beberapa utas tali karet ban dalam sepeda motor untuk bermain kuda pelana
2. Beberapa buah tongkat kayu yang dihubungkan dengan tali, (tangga modifikasi)
Di bawah ini contoh alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian
1. Tali karet ban dalam sepeda motor
2. Hamparan tongkat yang diikat tali menyerupai rel kereta api
(Tangga Modiflkasi)
3. Kardus rintangan
Gambar. 1Beberapa alat bantu yang akan digunakan untuk Penelitian disetiap siklus
E. Karakteristik Siswa SD
Peserta didik adalah manusia dengan segala pitrahnya, mereka mempunyai perasaan dan
pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu
dipenuhi ( pangan, sandang , papan), kebutuhan akan rasa aman kebutuhan untuk
sendiri dengan potensinya).
Siswa SD akan mengalami masa remaja, suatu periode perkembangan sabagai transisi dari
masa anak-anak menuju dewasa. Dalam tahap perkembangannya, siswa berada pada tahap
periode perkembangan yang sangat pesat, dari segala aspek. Berikut ini disajikan
perkembangan yang sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, yaitu perkembangan aspek
kognitif, pesikomotor, dan afektif.
1. Perkembangan aspek kognitif.
Menurut Piaget (dalam Wayan 2010:3), periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu
yang lebih kurang sama dengan usia siswa SD/MI, merupakan “Period of formal
oferation”pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berpikir secara
simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (Meaningfully) tanpa memerlukan
objek yang konkrit atau bahkan objek yang visual.
Implikasinya dalam pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi adalah bahwa
belajar akan bermakna kalau input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat
siswa. Pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi akan berhasil kalau penyusun
silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan
harapan serta karakteristik siswa sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat
maksimal.
Pada tahap perkembangan ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalamMultiple
Intelligences yang dikemukakan oleh Gardner yaitu
(1)Kecerdasan linguistik (kemampuan bearbahasa yang fungsional),
(2)Kecerdasan logis-matematis (kemampuan berpikir runtut),
(4) Kecerdasan spasial (kemampuan membentuk imaji mental tentang realitas),(5)
kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motorik motorik
yangn halus), (6) kecerdasan intra-pribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan
mengembangkan rasa jati diri), (7) kecerdasan antar pribadi (kemampuan memahami
orang lain). Ketujuh macam kecerdasan ini berkembang pesat dan bila dapat
dimanfaatkan oleh guru teknologi informasi dan komunikasi, akan sangat membantu
siswa dalam menguasai kemampuan berteknologi informasi dan komunikasi.
2. Perkembangan Aspek Psikomotor
Aspekpsikomotor merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru.
Perkembangan psikomotor juga melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut antara lain
:
a. Tahap Kognitif
Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Ini terjadi
karena siswa masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya.
Dia harus berfikir sebelum melakukan suatu gerakan. Pada tahap ini siswa sering
membuat kesalahan dan kadang-kadang terjadi tingkat frustasi yang tinggi.
b. Tahap Asosiatif
Pada tahap ini, seorang siswa membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk
memikirkan tentang gerakan-gerakannya. Dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan
yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini masih
dalam tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotor. Oleh karena itu,
gerakan-gerakan pada tahap ini belum merupakan gerakan-gerakan yang sifatnya
gerakan tetapi waktu yang diperlukan untuk berpikir lebih sedikit dibandingkan pada
waktu dia berada pada tahap kognitif.
c. Tahap Otonomi
Pada tahap ini, seorang siswa telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi. Proses
belajamya sudah hampir lengkap meskipun dia tetap dapat memperbaiki
gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi karena siswa sudah
tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan- gerakan. Pada
tahap ini, gerakan-gerakan telah dilakukan secara spontan dan juga tidak
mengharuskan pembelajar untuk memikirkan tentang gerakannya.
3. Perkembangan Aspek Afektif
Keberhasilan proses pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi juga ditentukan
oleh pemahaman tentang perkembangan aspek afektif siswa. Ranah afektif tersebut
mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Bloom (dalam
Wayan 2010:4) memberikan definisi tentang ranah afektif yang terbagi atas lima tataran
afektif yang implikasinya dalam siswa SD/MI lebih kurang sebagai berikut:
1. Sadar akan situasi, fenomena, masyarakat, dan obyek di sekitar.
2. Responsif terhadap stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya
3. Bisamenilai
4. Sudah mulai bisa mengorganisir nilai-nilai dalam suatu sistem danmenentukan
hubungan di antara nilai-nilai yang ada
5. Sudah mulai memiliki karakteristik dan mengetahui karakteristiktersebut dalam bentuk
F. Makna Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secarakeseluruhan. Tujuan
umum peandidikan jasmani juga selaras dengan tujuanumum pendidikan. Namun, apakah
ada ciri-ciri yang unik dan khas, biladitinjau dari tujuan yang ingin dicapai.
Secara sederhana, pendidikan jasmani itu tak lain adalah proses belajar untukbergerak dan
belajar melalui gerak, selain belajar untuk mencapai tujuanpengajaran, dalam pendidikan
jasamani itu anak diajarkan untuk bergerak.
Melalui pengalaman itu akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani danrohaninya.
(Rusli Lutan 2002:14)
Perkembangan keterampilan gerak merupakan inti dari program pendidikanjasmani.
Perkembangan keterampilan gerak bagi anak-anak SD, diartikansebagai perkembangan dan
penghalusan aneka keterampilan gerak dasar, danketerampilan gerak, yang berkaitan dengan
olahraga. Keterampilan gerak inidikembangkan dan diperhalus hingga taraf tertentu yang
memungkinkan anakmampu untuk melaksanakannya dengan tenaga yang hemat dan sesuai
dengankeadaan lingkungan. Bila anak sudah matang, kemampuan gerak dasar
iniberkembang, selanjutnya kemampuan gerak dasar itu dapat mereka terapkandalam aneka
permainan, olahraga dan aktivitas jasmani yang dilakukan dalamkehidupan sehari-hari.
Menurut Rusli Lutan (2002:39) Bila seorang kurang memperoleh kesempatan sejak usia dini
untuk mengembangkan keterampilan geraknya , maka pada usia berikutnya, bahkan hingga
dewasa, ia akan lebih banyak gagal dalam melaksanakan tugas gerak. Keadaan itu dapat
G. Lari
Gerakan lari sebenarnya sama dengan gerakan jalan yaitu menggerakkan badan ke muka
dengan jalan mempergunakan langkah, hanya dapat dibedakan pada saat mengulurkan dan
menumpukan kaki ke tanah; pada lari ada saat melayang artinya pada saat itu tidak ada kaki
yang menyentuh tanah, setelah saat melayang itu kaki yang lain mendarat, sedangkan pada
jalan tidak ada saat melayang, badan selalu berhubungan dengan tanah. Untuk selanjutnya di
bawah ini terurai tentang tahap-tahap pada lari cepat (sprint), mulai dari start, saat lari dan
finish
1. Teknik Start
Start atau pertolakan, merupakan awal dari berlari dan merupakan suatu hal yang sangat
penting, terutama dalam lari jarak pendek. Sebab suatu start tepat dan cepat dapat berarti
suatu kemenangan dalam perlombaan lari, oleh karena itu cara start atau pertolakan ini
harus dipelajari dengan cara yang benar dan tepat.
Pada umumnya kita mengenal 3 cara melakukan start atau tolakan, yaitu : (1) Start berdiri
atau standing start. (2) Start melayang atau flying star, dan (3) Start jongkok atau
crouching start.
Dalam meiakukan start, ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh seorang pelari. Pelari
harus mendengar baik aba-aba “bersedia”, “siap”, dan “ya”.
1.1 Aba-aba “Bersedia”
- Posisi awal jongkok
- Salah satu lutut diturunkan, didekatkan dengan ujung kakisehingga nampak
segaris dengan jarak satu kepal.
sedang jari yang lain rapat.
- Pandangan mengarah ke depan
- Pusatkan perhatian pada aba-aba berikutnya
1.2 Aba-aba “Siap”
- Angkat pinggul lebih tinggi dari kepala
- Angkat lutut kaki depan hingga membentuk sudut 90°
- Angkat lutut kaki belakang membentuk sudut 120Leher tetap rileks, pandangan
mengarah ke depan.
1.3 Aba-aba “Ya”
- Ayunkan lengan, tolakkan kaki belakang sekuat tenaga, danlari.
- Pertahanan kecondongan badan dalam beberapa saat
Gambar. 2.Tahap gerakan awal Start pada aba-aba “Bersedia”, “Siap”, dan “Ya”.
2. Teknik Lari
Teknik lari merupakan unsur gerakan yang dapat menunjang pelari untuk mencapai hasil
kecepatan yang maksimal. Pada waktu melakukan gerakan lari cepat harus
memperhatikan hal-hal berikut:
2.1 Sikap badan condong ke depan
keuntungan menapakkan titik berat badan lebih ke depan. Dengan pengaruh titik
berat badan yang lebih maju itu dengan sendirinya langkahpun lebih efektif, karena
titik berat badan sangat membantu sebagai daya tarik.
2.2 Langkah gerakan kaki harus lebih panjang
Langkah yang lebih panjang akan lebih menguntungkan, tetapi perlu diingat langkah
pertama setelah bertolak dilakukan langkah panjang harus disesuaikan untuk
menjaga keseimbangan.
2.3 Gerakan lengan terayun secara wajar
Ayunan tangan yang terkoordinasi, jika ditarik garis ayunan tangan, maka akan
membentuk suatu persilangan. Karena gerakan tangan sebagai penunjang dalam
keseimbangan saat berlari.
2.4 Pada waktu pendaratan,
Kaki harus selalu pada ujung telapak kaki. dalam hal ini lutut sedikit dibengkokkan,
kaki beiakang saat menolak benar-benar lurus dengan cepat lutut dilekukan agar paha
mudah terayun ke depan.
3. Teknik Finish
Garis finish mempunyai arti penting, karena garis finish adalah tujuanutama setiap pelari.
Pelari harus mengeluarkan segala tenaga untuk lebihawal memasuki garis finish. Untuk
memasuki garis finis ada beberapa teknik yang harus diperhatikan, yaitu :
- Kecepatan lari sedikit ditambah
- Condong dada ke depan, dan
H. Lari Cepat (Sprint)
Lari Cepat disebut juga sprint, lari cepat sangat membutuhkan kecepatan pelari, adapun
jarak yang ditempuh dalam perlombaan adalah jarak 100 m, 200 m dan 400 meter.
Tiap langkah lari terdiri dari tahap kontak dengan tanah (dukungan) dari satu tahap
melayang (ayunan). Ini dapat diuraikan lebih lanjut kedalam tahap sangga/topang depan
(=front support) dan tahap sangga/topang belakang (rear support) serta tahap ayunan
depan (front swing) dan tahap ayunan belakang (rear swing).
Di bawah ini beberapa fase struktur gerakan tahap lari :
1. Tahap sangga belakang
- Setelah menempatkan kaki dengan aktif, disusul dengan pelurusan sendi-sendi kaki,
lutut, pinggul
- Menggunakan otot-otot plantarflexor dan semua otot-otot pelurus kaki korset
- Badan lurus segaris dan condong ke depan sekitar 85° dengan lintasan.
- Siku memimpin gerakan lengan
- Otot-otot kepala, leher, bahu dan badan keadaan relax
- Tahap permulaan gerak kaki ayun lutut diangkat
2. Tahap ayunan ke belakang
- Ayunan relax kaki belakang yang tidak disangga sampai tumit mendekati pantat,
sebagai hasil kecepatan suduf yang tinggi memungkinkan membuat langkah yang
cepat.
- Angkat tumit karena dorongan aktif lutut, dan harus menampiikan relaksasi total dari
- Perjalanan horisontal pinggul dipertahankan sebagai hasil dari gerakan yang
dijelaskan.
3. Tahap Ayunan Depan
- Angkatan paha/lutut hampir horisontal, melangkahkan kakisebaliknya sebagai
prasyarat paling penting dari suatu langkah-panjang cepat dan optimal.
- Gerakan angkat lutut dibantu oleh penggunaan lengan berlawanandiametris yang
intensif.
- Siku diangkat ke atas dan ke belakang\
- Dalam lanjutan dengan ayunan ke depan yang relax dari tungkaibawah, karena
pelurusan paha secara aktif, dengan niat memulaigerak mencakar aktif dari kaki.
4. Tahap Sangga Depan
- Gerakan mencakar aktif pada sisi luar telapak kaki dengan jari-jari keatas
- Jangkauan ke depan aktif harus dengan tidak menambah panjang-langkah secara tak
wajar namun mengizinkan pinggang (pusatgrafitasi tubuh) berjalan cepat di atas titik
sangga kaki.
- Hindari suatu daya penghambat yang berlebihan.Waktu kontak dalam sangga depan
Gambar. 3. Tahap gerakan kaki kecepatan maximum lari Adopsi dari IAAF. 2001
Gambar 3 di atas menunjukkan tahap-tahap lari:
a. Tahap Ayunan Belakang ( posisi 1 - 4 )
Tahap pemulihan (recovery). Otot-otot flexor lutut mengangkat tumit kepantat
dengan pembengkokkan (flexio) ke depan serentak dari otot-otot paha. Tungkai
bawah tetap ditekuk ketat terhadap paha mengurangi moment inertea. Lutut yang
meamimpin dipersiapkan untuk suatu ayunan ke depan yang relax dari tungkai bawah
dalam langkah mencakar berikutnya. Lutut dorong yang aktif menyanggah
pengungkit pendek dari kaki ayun. Kecepatan sudut optimal pada paha berayun ke
depan menolong menjamin frekwensi langkah lari yang tinggi.
b. Tahap Ayunan Depan. ( posisi 6 - 9 )
Tahap angkat lutut. Ini menyumbang panjang langkah dan dorongan pinggang.
Persiapan efektif untuk kontak dengan tanah. Sudut lutut yang diangkat kira-kira 15°
dibawah horisontal. Gerakan kebelakang dari tungkai bawah sampai suatu gerakan
mencakar aktif dari kaki di atas area dari dasar persendian jari-jari kaki dalam posisi
supinasi dari kaki. Kecepatan kaki dicapai dengan bergerak ke bawah/ kebelakang
sebagai suatu indikator penanaman aktif dan hasil dalam suatu kenaikan yang cepat
dari komponen daya vertikal.
c. Tahap Sangga/ Topang Depan (posisi 1 - 4 )
Tahap amortisasi. Pemulihan dari tekanan pendaratan adalah ditahan. Ada alat
pengaktifan awal otot-otot yang tersedia didalam yang diawali dalam tahap
terlalu besar dengan membuat lama waktu tahap sangga/ topang sependek mungkin.
I. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementaraterhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yangterkumpul.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas, (PTK) rumusan hipotesisnya bukan hipotesis tentang
perbedaan atau hubungan antar variabel, melainkan hipotesis tindakan. Idealnya hipotesis
tindakan itu mampu mendekati ketepatan penelitian formal. ( Mohammad Asrori 2009 : 96)
Adapun hipotesis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
“Jika pembelajaran lari cepat menggunakan alat bantu berupa: tali karet dan tangga
modifikasi serta kardus rintangan maka, ada peningkatan pada gerak ayunan tangan dan
langkah lebar kaki dengan frekwensi kecepatan lari yang tinggi saat lari cepat pada siswa
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Peneiitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan factor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu peneiitian terhadap
subyek yang akan diteliti. Metode peneiitian ini adalah peneiitian tindakan, karena peneiitian ini dilakukan menggunakan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman peneiitian tindakan kelas (clasroom action research), yaitu peneiitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praktik pembelajaran.
Peneiitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain, dilengkapi dengan fakta-fakta dan mengembangkan kemampuan analisis. (Tukiran Taniredja, 2010 : 14) Dalam peneiitian tindakan kelas ini diawali dengan perencanaan
tindakan (Planning), Penerapan tindakan (action), Observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, melakukan refleksi dan seterusnya sampai perbaikan ataupeningkatan yang diharapkan tercapai.
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode,karena metode
merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan darisuatu penelitian terhadap subyek yang akan diteliti.
Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas(Classroom
Bandar Lampung. Selanjutnya seperti digambarkandibawah ini:
Gambar 4. Siklus yang akan dilakukan dalam penelitian model gabungan Sanford dan Kemmis (Tukiran Taniredja, 2010:28)
1. Setting Penelitian a. Tempat penelitian
Nama Sekolah : SD. Negeri 1 Bakung
Alamat Sekolah : Jl. Banten No.l. Bakung Telukbetung Barat Bandar Lampung
b. Pelaksanaan Penelitian
(dua) sampai 3 (tiga) siklus dan setiap siklus dilakukan 3 (tiga) kali pertemuan
2. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V-A di SD Negeri 2 Sukarame Kecamatan Telukbetung Barat Kota Bandar Lampung dengan jumlah siswa seluruhnya 36 anak dengan perincian 16 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
B. Penjelasan Rencana Tindakan persiklus 1. Siklus I (2 X Pertemuan)
a. Rencana:
1) Menyiapkan sarana dan prasana untuk proses pembelajaran alatnya yaitu : lapangan sekolah, 6 utas tali yang terbuat dari karet ban dalam sepeda motor
2) Kemudian instrumen yang diperlukan untuk mengoperasikan tindakan seperti alat
tulis dan kertas untuk mencatat kegiatan pembelajaran.
3) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran sikluspertama dan sebagai pendahuluan siswa melakukan pemanasan keliling 3 kali putaran lapangan,
peregangan, gerakan koordinasi, inti pembelajaran, dan evaluasi. b. Tindakan:
1) Menjelaskan dan pengenalan tempat dan alat yang akan digunakan pada siklus
pertama. Antara lain : 6 (enam) utas tali karet yang terbuat dari karet ban dalam sepeda motor
menggunakan tali karet
3) Memberikan contoh gerakan lari pada alat permainan yang telah disiapkan.
4) Menginstruksikan siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan sebelumnya sebanyak 4 kali secara terus menerus dan bergantian, diawali dari pasangan pertama 6 (enam) pasang, lalu bergantian
pemegang tali
Gambar. 5. Siswa melakukan lari dibantu temannya menahan lari dengan menggunakan tali karet (siklus I)
c. Obsevasi:
Setelah t'mdakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi.
d. Refleksi
1. Hasil observasi disimpulakan dan didiskusikan 2. Merumuskan tindakan untuk siklus
2. Siklus II (2 X Pertemuan Melihat dari hasil siklus pertama a. Rencana:
Menyiapkan alat dan tempat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan menggunakan tali karet
toh gerakan lari pada alat permainan yang telah disiapkan.
Menginstruksikan siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan sebelumnya sebanyak 4 kali secara terus menerus dan bergantian, diawali dari pasangan pertama 6 (enam) pasang, lalu bergantian menjadi kuda dan menjadi
Gambar. 5. Siswa melakukan lari dibantu temannya menahan lari menggunakan tali karet (siklus I)
Setelah t'mdakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu dinilai/dievaluasi.
Hasil observasi disimpulakan dan didiskusikan Merumuskan tindakan untuk siklus II.
2 X Pertemuan) Melihat dari hasil siklus pertama
Menyiapkan alat dan tempat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan toh gerakan lari pada alat permainan yang telah disiapkan.
Menginstruksikan siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan sebelumnya sebanyak 4 kali secara terus menerus dan bergantian, diawali dari
menjadi kuda dan menjadi
Setelah t'mdakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu
instrumen yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan. Siswa harus siap untuk melakukan siklus kedua.
b. Tindakan:
1. Menjelaskan dan pengenalan tempat dan alat yang akan digunakan pada siklus pertama. Antara lain : Lapangan, lintasan lari hamparan tangga modifikasi.
2. Siswa berkumpul untuk bersiap-siap menunggu giliran sesuai dengan urutan absen
untuk melakukan lari pada lintasan tangga modifikasi
3. Memberikan contoh gerakan lari pada lintasan di hamparan tangga modifikasi
4. Menginsruksikan siswa agar raelakukan gerakan yang telah didemonstrasikan
sebelumnya secara bergiliran terus menerus sampai 3 kali pengulangan.
Gambar. 6. Siswa sedang berlatih lari di lintasan tangga modifikasi Pada siklus II
c. Observasi:
Setelah tindakan diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/
evaluasi dari hasil tindakan siklus kedua. d. Refleksi:
3. Siklus III ( 2 X Pertemuan ) a. Rencana:
1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument
yang diperlukan untuk mengevaluasi tindakan. 2. Menyiapkan siswa untuk melakukan siklus ketiga. b. Tindakan:
1. Memperkenalkan dan menjelaskan tentang kegiatan, lokasi, alat yang akan digunakan untuk siklus ke-3 antara lain: Lapangan sekolah dan 8 buah kardus rintangan.
2. Siswa menyiapkan diri menunggu giliran untuk melakukan gerakan lari pada
lintasan yang sudah dipasang kardus rintangan
3. Memberikan contoh gerakan lari pada lintasan lari rintangan 4. Siswa melakukan gerakan lari sesuai yang telah diintruksikan
Gambar 7. Siswa sedang melakukan lari di atas rintangan kardus Pada siklus III
c. Observasi:
Setelah tindakan diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/evaluasi dari hasil tindakan pada siklus ke tiga.
Hasil siklus ketiga didiskusikan dan disimpulkan.
C. Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk menilai pelaksanaan PTKdisetiap siklus, alat itu berupa indikator dari peningkatan keterampilan larisiswa.
Instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) iniadalah berupa
lembar observasi.Dengan lembar observasi kemampuan keterampilan anak diamati secarakeseluruhan dari posisi persiapan, pelaksanaan dan sikap akhir
1. Format Penilaian
No Gerakan Kriteria penilaian Gerak dasar lari jarak pendek Nilai 1 2 3 4 1 Sikap awal 1. Berdiri dengan meletakkan kaki kiri di belakang
garis start, dan kaki kanan di belakang kaki kiri atau sebaliknya (pada aba-aba bersedia) Satu tangan depan dada, tangan yang lain di bawah pusar, badan condong ke depan (pada aba-aba Siap)
2 Pelaksanaan 2. Kaki d'rtolakkan kuat-kuat sampai terkejang lurus, lutut diangkat setinggi panggul ke arah depan 3. Posisi awal lari badan sejajar antara ujung tangan
depan kepala dan punggung.
4. Menggerakkan kaki dengan frekuensi yang tinggi dan langkah kaki yang selebar mungkin
5. Ayunan tangan tepat di depan hidung, Siku ditekuk kira-kira 90°
6. Ayunan tangan dan langkah kaki seirama dan lutut terangkat sejajar dengan pinggul
7. Gerakan kaki menapak dengan tolakan ujung kaki dan lutut terangkat sejajar dengan pinggul 8. Pandangan lurus ke depan
9. Beriari terus tanpa mengubah kecepatan 3 Sikap akhir 10. Saat di garis finish tangan diayunkan kebawah,
dada condong ke depan
(Kriteria penilaian adopsi dari buku Bugar Jasmaniku karangan Muhadjir halaman 28)
A. Setiap tindakan yang telah dilakukan dapat dinyatakan dengan nilaiberdasarkan kriteria penilaian Baik sekali, Baik, Kurang, dan Kurangsekali. Maka tindakan itu diberikan tanda ceklis (√) pada kolom nilai:
4. Baik Sekali 3. Baik 2. Kurang 1. Kurang sekali.
B. Untuk mengetahui nilai penguasaan atau prestasi siswa, adalah dengan mengubah skor
mentah menjadi skor nilai dengan standar 100. Skor maksimura dalam penelitian adalah 40, jadi untuk memperoleh nilai penguasaan atau prestasi siswa mengubah skor mentah menjadi nilai prestasi dengan rumus : Skor Perolehan siswa : Skor Maksimum x 100 Contoh : Skor maksimum yang diharapkan 40 .
Siswa A memperoleh 24.
Maka nilai siswa A tersebut adalah 24/40x100 = 60 (Suharsimi Arikunto 1997: 242)
2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan informasi menganalisis dan
menilai atau mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran lari jarak pendek. 3. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul melalui tindakan disetiap siklus selanjutnya data dianalisis. Untuk
melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus : a. Prosentase Keberhasilan
Keterangan:
P = Prosentase keberhasilan
f = Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar yangtelah
ditetapkan
N = Jumlah siswa yang mengikuti tes b. Efektifitas
E = Xn -Xi x 100% (Goodwin dan Coates dalam Surisman,2005:37) Xi
Keterangan:
E = Efektifitas gerak dasar lari pada siswa Xn = Rerata nilai akhir siklus ke tiga.
Xi = Rerata tes awal/tes sebelum tindakan
Berdasarkan ketentuan dalam proses belajar mengajar bahwasanya seorang guru
harus memberikan/menyampaikan materi kepada siswa secara tuntas. Siswa dinyatakan tuntas dalam belajar apabila ia mecapai nilai tidak kurang dari 65. Bila hasil perhitungan meningkat atau mencapai 50 % ke atas maka tindakan yang
4. Jadwal Penelitian
No Kegiatan 1 2 3 4 Bulan 5 6 Ket
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Persiapan : a. Penyusunan Proposal / bimbingan √ b. Seminar dan bimbingan √ √ √ √
2 Pelaksanaan Penelitian a. Siklus I √ √
b. Siklus II √
c. Siklus III √
3 Penulisan Laporan /
bimbingan √ √
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Setelah diiaksanakan penelitian dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa :
Tali karet dan tangga modifikasi serta kardus rintangan, ada peningkatan hasil belajar
gerak dasar lari cepat (sprint) pada siswa kelas V.A di SD Negeri 2 Sukarame Bandar
Lampung
2. Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa: Tali karet, dan tangga modifikasi
serta kardus rintangan dapat meningkatkan Efektifitas pembelajaran dalam gerak badan
condong ke depan dan ayunan tangan seirama dengan panjang langkah kaki serta lutut
terangkat sejajar pinggul saat melakukan lari cepat (sprint) pada siswa kelas V.A di SD
Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpuian penelitian ini, selanjutnya diajukan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Untuk siswa SD Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung agar dapat menambah
pengetahuan tentang bagaimana upaya untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lari
cepat (sprint)
2. Kepada guru/pelatih penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam peningkatan
kemampuan dan hasil belajar siswa dalam keterampilan teknik dasar lari cepat (sprint)
pembelajaran maupun prestasi siswa dalam kegiatan olahraga maupun kelengkapan
perbaikan sarana dan prasarana olahraga.
4. Kepada pembaca agar penelitian ini dapat ditindak lanjuti ke arah yang lebih luas tidak
hanya pada pembelajaran teknik dasar lari saja sehingga dapat memajukan prestasi
UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN POLA BERMAIN PADA SISWA KELAS
5 SDNEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
BUDI PURWANTO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN POLA BERMAIN PADA SISWA KELAS
5 SDNEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG
Oleh
BUDI PURWANTO
Skripsi
Sebagai Salah SatuSyaratuntukMencapaiGelar SarjanaPendidikan
Pada
JurusanIlmuPendidikan FakultasKeguruandanIlmuPendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Beberapa alat bantu yang akan digunakan untuk Penelitian
disetiap siklus ... 11
2. Tahap gerakan awal Start pada aba-aba “Bersedia”, “Siap”,
dan “Ya”. ... 18
3. Tahap gerakan kaki kecepatan maximum lari Adopsi dari
IAAF. 2001 ... 21
4. Siklus yang akan dilakukan dalam penelitian model gabungan
Sanford dan Kemmis ... ... 25
5. Siswa melakukan lari dibantu temannya menahan lari ... ... 27
6. Siswa sedang berlatih lari di lintasan tangga modifikasi Pada siklus II ... 29
7. Siswa sedang melakukan lari di atas rintangan kardus Pada siklus III ... 30
8. Eskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Lari Cepat dengan menggunakan tali karet (siklus I) ... ... 41
9. Peningkatan presentasi gerakan pada tiap indikator yang dilakukan
DAFTAR ISI
C. Media Pendidikan dan Alat Bantu Pembelajaran... 8
D. Alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran (Penelitian) ... 10
B. Penjelasan Rencana Tindakan persiklus ... 26
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta Bumi Aksara
Asrori Mohammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV Wacana Prima
Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Heryana Dadan.2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuksiswa SD-MI kelas V. Jakarta. Kementerian Pendidikan Nasional
I. Wayan A. 2010. Perangkat pembelajaran pendidikan jasamani, olahraga dan kesehatan. Jakarta. Az-zahra Books'8
Lutan Rusli. 2002. Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan pendidikan gerak di sekolah dasar. Jakarta. Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas
Muhadjir. 2007. Bugar Jasmaniku Pelqjaran Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan untuk SD Kelas 5. Jakarta. Ganeca exact
Nurhasan, cholil hasanudin. 2007. Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK
Sugiyanto. 1994, Materipokok Perkemhangan dan belajar gerak PPD02143 Depdikbud, Universitas Terbuka
Sumanto. 1994, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian proyek penataran guru Penjas
Suyono DS. 2001. Sistem pendidikan pelatih atletik. Jakarta. Departemen Pengembangan IAAF
S. Nasution.\9%1 .Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar.Jakarta: PT. Bina
Aksara. t,
Tamat Tisnowati, dkk. 1998. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta. Universitas terbuka. Depdikbud
2
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel. 1 Hasil persentase keterampilan gerak dasar lari cepat (sprint)
Pada tes awal ... 36
Tabel. 2. Hasil persentase keterampilan gerak dasar lari cepat (sprint)
pada Siklus I ... 38
Tabel. 3. Hasil persentase keterampilan gerak dasar lari cepat (sprint)
pada Siklus II ... 39
Tabel. 4. Hasil persentase keterampilan gerak dasar lari cepat (sprint)
pada Siklus III ... 40
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang penulis laksanakan di kelas V SDN 2 Sukarame Kecamatan
Sukarame Bandar Lampung dapat terlaksana dengan waktu yang telah
dijadwalkan. Dan penulis beri judul laporan ini “Upaya Meningkatkan Lari
Cepat dengan Model Pembelajaran Pola Bermain pada Siswa Kelas V SD
Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung ”.
Banyak manfaat yang penulis dapatkan sebagai seorang pendidik selama
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), untuk meningkatkan
profesiona-lisme dalam memperbaiki kinerja dalam pembelajaran. Kemudian penulis lebih
serius dan percaya diri dalam mengelola pembelajaran melalui latihan terbimbing
untuk memperbaiki pembelajaran dikelas yang dilakukan berulang kali dengan
proses refleksi yang penulis lakukan dengan merenung dan diskusi dengan teman
sejawat.
Penulis menyadari hasil kerja ini masih banyak sekali kekurangan dan
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun.
Semoga hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan para guru pada umumnya. Sebagai hasil untuk
yang telah membantu dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penulis
haturkan terima kasih.
Penulis
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Budi Purwanto
NPM : 10131068008
Tempat tanggal lahir : Tanjung Karang 06 Oktober 1964
Alamat : Tanjung Karang, Badar Lampung
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul ‘’ Upaya Meningkatkan Lari Cepat dengan Model Pembelajaran Pola Bermain Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sukarame Bandar
Lampung ‘’ adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2012 samapai 18 Juni 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak , dan atau hasil karya orang lain.
Demikian perntaan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Bandar lampung, 10 Oktober 2012
Budi Purwanto
Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT
Nama Mahasiswa : BUDI PURWANTO
Nomor pokok mahasiswa : 10131068008
Program Studi : Penjaskes
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes NIP. 19580127 198503 1 003
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. RahmatHermawan, M.Kes …...…………
Penguji
BukanPembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ……..……...
2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan
Dr. Hi.BujangRahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
MOTTO
Lihatlahpadahariini, itulahhidupsebenar-benarnyahidupdalampeluk-Nya yang
singkatitubertebarsegalamacamkenyataan, kehidupan, kebahagiaan, pertumbuhandankemulyaankaryamu.
Sebabkemarinhanyaimpian, esokhanyabayangan, tapihariini yang
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya tulis ini kepada :
1.
Kedua Orang Tua saya yaitu Bapak Hi. Djoemingan dan Hj. Suwarni, yang telahmendidik membimbing dan membesarkan saya.
2.
Istri dan anaku tersayang yang senantiasa memotivasi dan mendukung setia menanti danselalu mendampingi serta mendo’akan atas keberhasilanku.
3.
Kepala sekolah dan rekan guru di SDN 2 Sukarame yang selalu memberi dukungan.4.
Sahabat-sahabatku yang selalu menemani perjuanganku bersama-sama dari awal sampaiakhir masa kuliahku di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kelurahan Gotong Royong pada tanggal 06 Oktober 1964 ,
Kecamatan Tanjung Karang Pusat , Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung dari pasangan
Bapak Hi.Djoemingan dan Hj. Swarni.
Pendidikan formal yang telah penulis lalui adalah,
1.
SD Negeri 18 Durian Payung T. Karang, lulus tahun 19792.
SMP N V T. Karang , lulus tahun 19823.
SGO Negeri Tanjung Karang, lulus tahun 19854.
D2 Penjaskes , tahun lulus 19975.
Pada tahun 2010 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yangSANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat
dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul ” Peningkatan Pembelajaran Lompat Tinggi denngan
Menggunakan Alat yang Dimodifikasi pada Siswa Kelas V SDN 2 Sukarame
Kecamatan Sukarame Bandar Lampung adalah dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
3. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku Mantan Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung dan sekaligus selaku
5. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes selaku Penguji utama yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi
7. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran
dalam urusan administrasi.
8. Kepala SD Negeri 2 Sukarame yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian
pada siswa kelas V.
9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 2 Sukarame, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.
10. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan terutama kelompok Salbiyah, ayo
sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian
tugas akhir ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 10 Oktober2012 Penulis