commit to user
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN
TARIF PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH
DI PDAM KOTA SURAKARTA
i
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
AFIF YUDHA BHAKTI F3407079
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ABSTRACT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN TARIF PAJAK
PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DI PDAM KOTA SURAKARTA
AFIF YUDHA BHAKTI
F3407079
Tax is a big revenue of the state that functions as an extra income for the
state or region that is used for developing country. PDAM Kota Surakarta, Water
Service Company of Surakarta plays an important rule to yield a regional revenue
that is one of Tax Subjects in using underground water.
PDAM Kota Surakarta always strives to enhance clean water. The
enhancement of the clean water will have a linear ratio by the enhancement of the
amount of the tax tariff that PDAM Kota Surakarta should pay. The amount of tax
tariff will vary each month depending on some factors :
1. The amount of water volume that taken by PDAM.
2. The amount of water volume distributed.
3. The amount of water volume sold to the customers.
4. The floor price of water.
The four factors are interrelated to each other. They are used to calculate
the amount of the tax tariff of the underground water usage that PDAM Kota
Surakarta should pay. The more water volume is taken, distributed and sold, the
more tax will be paid.
Keyword : Tax Tariff, Underground Water
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan judul:
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN TARIF
PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DI PDAM KOTA
SURAKARTA telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna
mencapai derajat Ahli Madya Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juli 2011
Telah disetujui dan diterima oleh pembimbing
Titik Setyaningsih,SE.,AK
NIP. 340 800 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul:
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN TARIF
PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DI PDAM KOTA
SURAKARTA.
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III
Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,………...
Tim Penguji Tugas Akhir
1. (………..)
Penguji
2. Titik Setyaningsih,SE.,AK (………..)
NIP. 340 800 001 Pembimbing
commit to user HALAMAN MOTTO
¾ Sederhana dalam sikap, kaya dalam karya.
¾ Mensyukuri apa yang telah ada.
¾ Rendah hatilah! Engkau akan menjadi seperti bintang, dia berada
tinggi di langit. Tetapi di permukaan air, dia tampak rendah.
¾ Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang
besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal dengan cinta yang
besar. (Mother Teresa)
¾ Jika anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda
harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah amda lakukan.
(Thomas Jefferson)
¾ Cara terbaik meramalkan masa depan Anda adalah dengan
menciptakan masa depan itu sendiri. (Peter F.Drucker)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini aku persembahkan untuk:
Allah SWT atas segala karunia dan petunjuk-Nya
Ayah, Ibu dan semua keluargaku yang selalu
memberikan dukungan serta kehangatan kasih sayang
yang tiada henti
Teman-teman Diploma III Perpajakan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
dan Almamaterku
commit to user KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia
dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir
dengan judul ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besaran Tarif Pajak
Pemanfaatan Air Bawah Tanah di PDAM Kota Surakarta” sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan baik
berupa materiil maupun non materiil dari semua pihak yang pada akhirnya dapat
membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, atas kuasa serta petunjukNya maka Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
2. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa, semangat, perhatian serta
dukungan dan semua keluarga tercinta (spesial teruntuk Nenek dan
Alm.Kakek) atas kehangatan kasih sayang serta nasehat-nasehat dalam
menjalani hidup. Adik keponakan (Bintang Pesona Putra Ramadhan) sebagai
penghibur dikala penat.
3. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com,Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, Msi,Ak selaku Ketua Program D III FE
UNS Surakarta.
5. Bapak Sri Suranta, SE,M.Si,Ak,BKP selaku Ketua Prodi D III Perpajakan FE
UNS Surakarta.
6. Ibu Juliati, SE.,Ak selaku Pembimbing Akademik.
7. Ibu Titik Setyaningsih, SE.,Ak selaku Pembimbing Magang dan Tugas Akhir
yang telah banyak membantu dalam memberikan masukan kepada penulis.
8. Seluruh Dosen dan staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
9. Seluruh pegawai PDAM Kota Surakarta yang telah bersedia menerima
penulis untuk melaksanakan magang dan memberikan bantuannya sehingga
penulis dapat memperoleh data untuk penulisan Tugas Akhir ini.
10. Teman-teman Diploma III Pajak yang telah banyak membantu dan
memberikan masukan untuk mengubah segalanya menjadi mungkin yang tak
dapat penulis sebutkan satu per satu (Matur nuwun konco-konco kabeh...).
11. Teman-teman futsal FC Shark, Dharma (thanks telah meluangkan waktu
untuk aku repotin), Nugroho (your the best capt..!! ayo PES lagi), Bayu
penyol, Holigen (berkat kamu aku punya helm baru), dan semua teman yang
selalu rela hadir di lapangan untuk bertarung demi kebersamaan (Kalianlah
sesungguhnya jiwa-jiwa yang tak terkalahkan).
12. Serta semua orang yang datang dan pergi yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu.
commit to user
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan, waktu dan pengalaman penulis.
Oleh sebab itu penulis menantikan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya serta bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN………... iii
HALAMAN PENGESAHAN……… iv
HALAMAN MOTTO………... v
HALAMAN PERSEMBAHAN………. vi
KATA PENGANTAR……… vii
DAFTAR ISI……….. x
DAFTAR TABEL……….. xii
DAFTAR GAMBAR………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN………. xiv
BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………. 1
1. Sejarah PDAM Kota Surakarta……… 1
2. Lokasi PDAM Kota Surakarta………. 2
3. Visi dan Misi PDAM Kota Surakarta……….. 2
4. Struktur Organisasi PDAM Kota Surakarta………. 3
5. Deskripsi Jabatan………..7
B. LATAR BELAKANG MASALAH……….. 17
C. PERUMUSAN MASALAH………. 19
D. TUJUAN PENELITIAN………... 20
commit to user
E. MANFAAT PENELITIAN………... 20
F. METODE PENELITIAN………...…... 21
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA………...…. 24
1. Pengertian Faktor……….... 24
2. Pengertian Pajak……….. 24
3. Fungsi Pajak……… 26
4. Manfaat Pajak……….. 26
5. Asas Pemungutan………...…. 27
6. Sistem Pemungutan………...…….. 27
7. Pengelompokkan Pajak………...…….... 28
8. Tarif Pajak………...…… 29
9. Pajak Daerah………...… 30
10. Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah…………..……... 31
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……...……... 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
II.1 Data Air Bawah Tanah PDAM Kota Surakarta bulan
Januari 2011………..….. 36
II.2 Besaran Pajak Terhutang Air Tanah PDAM Kota Surakarta
Tahun 2011………... 39
II.3 Angka Kebocoran Air PDAM Kota Surakarta…...……..…….. 43
commit to user DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
I.1 Struktur Organisasi PDAM Kota Surakarta………. 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan Tugas Akhir
Lampiran 2. Surat Permohonan Magang Kerja
Lampiran 3. Tanda Terima Kuliah Magang Kerja
Lampiran 4. Lembar Penilaian Magang Kerja
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian untuk Tugas Akhir
Lampiran 7. Data Air Bawah Tanah PDAM Kota Surakarta
Lampiran 8. Rekapitulasi Air dan Kelengkapannya PDAM Kota Surakarta
commit to user ABSTRACT
FACTORS THAT INFLUENCE THE AMOUNT OF THE TAX TARIFF
OF UNDERGROUND WATER IN PDAM KOTA SURAKARTA
AFIF YUDHA BHAKTI
F3407079
Tax is a big revenue of the state that functions as an extra income for the
state or region that is used for developing country. PDAM Kota Surakarta, Water
Service Company of Surakarta plays an important rule to yield a regional revenue
that is one of Tax Subjects in using underground water.
PDAM Kota Surakarta always strives to enhance clean water. The
enhancement of the clean water will have a linear ratio by the enhancement of the
amount of the tax tariff that PDAM Kota Surakarta should pay. The amount of tax
tariff will vary each month depending on some factors :
1. The amount of water volume that taken by PDAM.
2. The amount of water volume distributed.
3. The amount of water volume sold to the customers.
4. The floor price of water.
The four factors are interrelated to each other. They are used to calculate
the amount of the tax tariff of the underground water usage that PDAM Kota
Surakarta should pay. The more water volume is taken, distributed and sold, the
more tax will be paid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN TARIF PAJAK
PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DI PDAM KOTA SURAKARTA
AFIF YUDHA BHAKTI
F3407079
Pajak Merupakan salah satu penerimaan Negara yang besar yang berfungsi
sebagai penambah kas Negara dan daerah yang digunakan untuk pembangunan.
PDAM Kota Surakarta ikut berperan dalam penambah pemasukan kas daerah
yang dalam hal ini sebagai salah satu subjek pajak pemanfaatan air bawah tanah.
PDAM Kota Surakarta selalu berusaha meningkatkan produksi air bersih.
Peningkatan produksi air bersih ini akan berbanding lurus dengan meningkatnya
besaran tarif pajak pemanfaatan air bawah tanah yang harus dibayarkan oleh
PDAM Kota Surakarta. Besaran Tarif Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah ini
tentunya berbeda-beda tiap bulannya tergantung dari beberapa faktor yaitu:
1. Jumlah volume air yang diambil atau diproduksi oleh PDAM.
2. Jumlah volume air yang terdistribusi.
3. Jumlah volume air yang terjual ke pelanggan.
4. Harga dasar air.
Keempat faktor tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Keempat faktor tersebut digunakan untuk menghitung berapa besaran tarif pajak
pemanfaatan air bawah tanah yang wajib dibayarkan oleh PDAM Kota Surakarta.
Semakin besar volume air yang diambil, terdistribusi, serta terjual, maka akan
semakin besar pula pajak yang harus dibayarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah PDAM Kota Surakarta
Secara historis, pengelolaan Air Minum di Surakarta mulai
dikembangkan sejak tahun 1928 oleh Sri Paduka Kanjeng Susuhunan
Pakubuwono X, yaitu setelah ditemukannya sumber air Cokrotulung pada
tahun 1925. Sumber air Cokrotulung ini terpilih dari beberapa alternatif
sumber air yang ada, seperti Nila, Bunder, Doyo, Pelem dan Nganten yang
terletak di Kecamatan Polanharjo serta sumber air Umbul Pengging di
Kecamatan Boyolali.
Dalam pelaksanaannya, pengelolaan sumber air Cokrotulung
diserahkan kepada perusahaan air minum dari Belanda, yaitu NV. Hoogdruk
Water Leiding Hooflaats Surakarta en Omstreken dengan mengambil debit
150 lt/dtk. Pada masa pendudukan Jepang, nama perusahaan diubah menjadi
Solo Suidon Syo sampai akhirnya diambil alih oleh Pemerintah Republik
Indonesia, setelah proklamasi 17 Agustus 1945 dan diganti menjadi Kantor
Air Minum Surakarta.
Pada Awalnya, pengelolaan sumber air dilaksanakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja. Pada tanggal 9 April 1960 pengelolaan
sumber air dialihkan kepada Dinas Penghasilan Daerah Kodya Dati II
Surakarta. Pada tahun 1976, dengan berdasarkan kepada Surat Mendagri No :
Ekbang B/ 3/ 11 tanggal 31 Juli 1973 dan Surat No : Ekbang/ B/ 2/ 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tanggal 11 Juli 1974, Walikotamadya KDH TK II Surakarta menerbitkan
Surat Keputusan tentang pendirian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kotamadya Surakarta. Selanjutnya, Pemerintah Daerah Kodya Dati II
Surakarta menerbitkan Perda Nomor : 3 tahun 1977 tanggal 21 Mei 1977
tentang pendirian PDAM. Peraturan Daerah (Perda) tentang PDAM Kota
Surakarta terakhir diperbaharui dengan Perda Nomor : 1 Tahun 2004 yang
memperkuat status PDAM Kota Surakarta sebagai salah satu Badan Usaha
Milik Daerah Pemerintah Kota Surakarta.
2. Lokasi PDAM Kota Surakarta
Lokasi penelitian dan pencarian sumber data yaitu Kantor
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta yang berada di Jl. LU. Adi
Sucipto No. 143 Surakarta. Telp. (0271) 712465, 718779
3. Visi dan Misi PDAM Kota Surakarta
Visi
1) Menjadi salah satu PDAM yang terbaik dibidang pelayanan air minum
dan air limbah melalui pengelolaan yang berwawasan lingkungan.
Misi
1) Memberikan layanan air minum dan air limbah kepada masyarakat
secara berkesinambungan dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.
2) Meningkatkan konstribusi perusahaan pada Pendapatan Asli Daerah.
3) Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Struktur Organisasi PDAM Kota Surakarta
Struktur organisasi suatu perusahaan merupakan suatu hal yang
penting karena mengatur mekanisme kerja dan tanggung jawab dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Struktur organisasi pada PDAM Kota
Surakarta meliputi :
1. Unsur – unsur organisasi
Susunan organisasi perusahaan daerah terdiri dari :
a. Badan Pengawas
b. Direksi
c. Pengawas dan Penelitian
d. Bagian - bagian dan Seksi – seksi
e. Unit dan Sub Unit
2. Direksi terdiri dari :
a. Direktur Utama
b. Direktur Umum
c. Direktur Teknik
3. Direktur Utama membawahi :
a. Bagian Sekretariat yang terdiri dari :
1) Seksi Rumah Tangga
2) Seksi Personalia
3) Seksi Administrasi
b. Bagian Langganan yang tersiri dari :
1) Seksi Pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
3) Seksi Pembaca Meter
c. Bagian Keuangan yang terdiri dari :
1) Seksi Anggaran
2) Seksi Pembukuan
3) Seksi Kas Umum
4. Direktur Teknik membawahi :
a. Bagian Perencanaan yang terdiri dari :
1) Seksi Perencanaan Teknik
2) Seksi Pengembangan Teknik
3) Seksi Gudang Teknik
b. Bagian Produksi yang terdiri dari :
1) Seksi Laboratorium
2) Seksi Sumber Air
3) Seksi Sumur Dalam
c. Bagian Distribusi yang terdiri dari :
1) Seksi Penyambungan
2) Seksi Pemeliharaan
3) Seksi Peralatan
d. Bagian Meter Air yang terdiri dari :
1) Seksi Sagal dan Meter
2) Seksi Bengkel Motor
3) Seksi Kebocoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Struktur Organisai PDAM Kota Surakarta dapat dilihat pada halaman berikut
d. Sub Unit IPLT
6. Unit Pusat Pengolahan Data terdiri dari :
7. Unit Kolam Renang terdiri dari :
8. Unit Pengolahan Limbah terdiri dari :
a. Sub Unit Pengolahan Data Administrasi
c. Sub Unit Pengolahan Data Pergudangan
b. Sub Unit Pengolahan Data Langganan
a. Sub Unit Tirtomoyo Jebres
a. Sub Unit Perencanaan
b. Sub Unit Tirtomoyo Manahan
c. Sub Unit IPAL
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Deskripsi Jabatan
Berdasarkan Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II
Surakarta Nomor 2 Tahun 1998, tentang Susunan Organisasi dan Tata kerja
Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta,
maka dapat digambarkan pembagian tugas dan wewenang pengawas PDAM
sebagai berikut :
1. Tugas Badan Pengawas meliputi :
a. Menetapkan kebijakan Perusahaan Daerah secara terarah sesuai dengan
kebijakan umum Pemerintah Daerah.
b. Melakukan pengawasan terhadap Direksi didalam pengurusan
perusahaan daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
kebijaksanaan yang ditetapkan Badan Pengawas.
c. Memberikan saran dan pendapat kepada Walikota Kepala Daerah
mengenai rancangan rencana kerja dan anggaran Perusahaan Daerah
serta perubahan / tambahannya dan laporan-laporan lainnya dari
Direksi.
d. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Perusahaan Daerah
serta menyampaikan hasil penilaian kepada Walikota Kepala Daerah
dengan tembusan Direksi Kepala Daerah.
e. Memberikan saran dan pendapat kepada Walikota Kepala Daerah
dengan tembusan kepada Direksi Kepala Daerah mengenai masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Tugas Direksi meliputi :
Tugas Pokok Direksi adalah melaksanakan pengurusan dan pembinaan
Perusahaan Daerah menurut kebijakan yang telah ditentukan Walikota
Kepala Daerah dan atau Badan Pengawas sesuai dengan kebijaksanaan
umum pemerintah daerah dan peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
3. Tugas Direktur Utama meliputi :
a. Dalam menjalankan tugas Direktur Utama bertanggung jawab kepada
Walikota Kepala Daerah.
b. Wajib mengadakan rapat pada waktu-waktu tertentu untuk membahas
secara menyeluruh penyelenggaraan jalannya Perusahaan Daerah.
4. Tugas Unit Pengawasan dan Penelitian meliputi :
a. Melakukan pengawasan intern atau administrasi keuangan, pengelolaan,
penggunaan seluruh kekayaan Perusahaan Daerah.
b. Melakukan pengawasan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja
Perusahaan Daerah.
c. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan tata kerja dan
prosedur dari bagian Perusahaan Daerah dan unit-unit pelayanan
berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Tugas Sub Unit Pengelolaan Data Administrasi meliputi :
a. Membuat laporan di bidang administrasi pelanggan.
b. Mengolah hasil pembacaan meter untuk dijadikan rekening dan
informasi data kerusakan meter air di lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Tugas Sub Unit Pengolahan Data Keuangan meliputi :
a. Membuat laporan di bidang keuangan
b. Membantu kelancaran administrasi keuangan
c. Mengolah data pembayaran rekening.
7. Tugas Sub Unit Pengolahan Data Pergudangan meliputi :
a. Membantu Kepala Unit Pengolahan Data sesuai bidangnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Melaksanakan pengadaan dan perawatan barang untuk keperluan
perusahaan maupun kelancaran di bidang pelaksanaan sambungan baru.
8. Tugas Direktur Bidang Umum meliputi :
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan di bidang administrasi
dan keuangan, kepegawaian dan kesekretariat.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan dan pengolahan
perlengkapan.
c. Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan serta
perbelanjaan dan kekayaan.
9. Tugas Seksi Personalia meliputi :
a. Melaksanakan administrasi kepegawaian.
b. Menyimpan dan menyiapkan peraturan-peraturan di bidang
kepegawaian dan mengadakan pembinaan untuk meningkatkan
produktivitas pegawai.
c. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan untuk kesejahteraan
pegawai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10. Tugas Seksi Administrasi meliputi :
Membantu Kepala Bagian Sekretariat di bidang tugasnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
11. Tugas Bagian Lapangan meliputi :
a. Melakukan penyaluran meter air dan memberikan data penggunaan air
sesuai berdasar meter.
b. Menyelenggarakan fungsi pengawasan meter air, pengendalian meter
air dan administrasi meter air.
12. Tugas Seksi Pelayanan meliputi :
a. Memberi informasi tentang hal-hal yang perlu diketahui oleh
masyarakat, meliputi yang berhubungan dengan permohonan menjadi
pelanggan.
b. Menerima pengaduan dari masyarakat.
c. Melaksanakan tata administrasi data-data pelanggan dan calon
pelanggan sebagai bahan perbandingan dengan data-data di computer.
13. Tugas Seksi Penagihan meliputi :
a. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan tugas penagihan berdasar jadwal
yang telah ditentukan.
b. Berkewajiban memberikan laporan atas hasil pembayaran rekening.
c. Memberikan informasi atas sanksi yang dijatuhkan kepada pelanggan.
14. Tugas Bagian Keuangan meliputi :
a. Mengendalikan kegiatan-kegiatan di bidang keuangan.
b. Mempersiapkan bahan-bahan untuk menyusun Rencana Anggaran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Menyusun laporan pelaksanaan anggaran Perusahaan Daerah.
d. Melaksanakan pembayaran gaji pegawai perusahaan daerah.
15. Tugas Seksi Anggaran meliputi :
a. Mengatur kegiatan perencanaan keuangan anggaran perusahaan daerah
guna menyusun rencana anggaran tahunan Perusahaan Daerah.
b. Mengatur sistem pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran
perusahaan daerah dan melaporkan atas terjadinya perubahan dan
penyimpangan anggaran ke atasan.
16. Tugas Seksi Pembukuan meliputi :
a. Melaksanakan pekerjaan penerbitan surat perintah membayar.
b. Melaksanakan pengolahan pembukuan atas penerimaan dan
pengeluaran perusahaan serta transaksi-transaksi lain.
c. Melaksanakan pekerjaan pencatatan di dalam Buku Besar dan Buku
Besar Pembantu.
d. Membuat laporan keuangan yang pokok dan laporan-laporan keuangan
pendukung.
17. Tugas Seksi Kas Umum meliputi :
a. Menerima dan meneliti kebenaran dokumen-dokumen untuk
pembayaran pihak ketiga.
b. Melaksanakan pembayaran operasional perusahaan.
c. Menerima pembayaran biaya pasang baru.
d. Menerima setoran hasil pembayaran rekening dari masing-masing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
18. Tugas Direktur Teknik meliputi :
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bidang
perencanaan, teknik, produksi, distribusi, meter air dan air kotor.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pemeliharaan instalasi
produksi, sumber air, dan sumber mata air tanah.
c. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pengujian peralatan teknik dan
bahan-bahan kimia.
19. Tugas Bagian Produksi meliputi :
a. Menyelenggarakan pengendalian atas kualitas dan kuantitas produksi
air termasuk penyusunan rencana kebutuhan material produksi.
b. Mengatur, menyelenggarakan fungsi mekanik mesin, ketenagaan dan
laboratorium.
c. Mengadakan analisis dan penelitian kimia dan bakteriologis sehingga
mutu air yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan.
20. Tugas Seksi Laboratorium meliputi :
a. Melaksanakan tugas pemeriksaan kwalitas produksi dan distribusi
secara periodik.
b. Memberikan pelayanan atas permintaan pemeriksaan kwalitas air dari
pelanggan maupun instansi / badan usaha lain.
c. Melakukan penelitian dan analisis dalam rangka pengembangan
laboratorium kimia air.
21. Tugas Seksi Sumber Air meliputi :
a. Menjamin kelancaran produksi air dan sumber air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sumber air.
22. Tugas Seksi Sumur Dalam meliputi :
a. Menjamin kelancaran produksi air dari sumur.
b. Menjamin kwalitas dan kwantitas air yang didistribusikan.
c. Menjaga dan melestarikan sumber-sumber air.
23. Tugas Bagian Distribusi meliputi ;
a. Mengawasi pemasangan dan pemeliharaan pipa-pipa distribusi dalam
rangka pembagian secara merata serta melayani pelanggan.
b. Melaksanakan pemasangan, pengembangan, pemeliharaan dan
penggantian meter air, pelayanan gangguan.
c. Melaksanakan pelayanan pembinaan dan pemeliharaan keran umum,
WC umum, keran kamar mandi umum dan hydrant.
24. Tugas Seksi Penyambungan meliputi :
a. Menjamin pendistribusian air kepada pelanggan secara merata.
b. Melaksanakan penyambungan pelanggan baru sesuai dengan
perencanaan.
c. Melakukan penelitian kebocoran air dalam rangka pemanfaatan air
secara maksimum.
25. Tugas Seksi Meter Air meliputi :
a. Melaksanakan penggantian meter air secara tertib, teratur dan
menyeluruh.
b. Menganalisa atas hasil pencatatan meter air untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
c. Melakukan tera meter air dengan lancar dan mempersiapkan meter air
yang tetap di tera untuk kegiatan pemasangan yang baru.
26. Tugas Seksi Segel dan Meter Air meliputi :
a. Melakukan pemasangan meter air untuk pelanggan baru.
b. Melaksanakan pemutusan aliran air minum bagi pelanggan yang
dikenakan sanksi maupun atas permintaan pelanggan sendiri.
c. Melaksanakan penggantian meter air secara berkala atas meter air yang
telah terpasang.
27. Tugas Seksi Bengkel Meter Air meliputi :
a. Melaksanakan administrasi meter air yang telah terpasang.
b. Membantu kelancaran tera meter air.
c. Memperbaiki tera meter air yang rusak.
d. Menganalisa sebab-sebab terjadinya kerusakan meter air.
28. Tugas Seksi Kebocoran meliputi :
a. Mengadakan pendataan, menganalisa permasalahan dan tingkat
kebocoran/kehilangan air.
b. Mencari atau menerima informasi adanya kebocoran/kehilangan air dari
masyarakat umum atau pihak-pihak tertentu.
c. Mengadakan penelitian-penelitian dengan cara mengadakan
pemeriksaan terhadap jaringan pipa dan sambungan-sambungannya.
29. Tugas Bagian Perencanaan Teknik meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Menyusun anggaran biaya, jadwal pelaksanaan konstruksi dan program
kerja untuk berbagai proyek pengolahan produksi air minum dan
pengembangan jaringan distribusi air minum.
c. Melaksanakan penggambaran atas teknik perpipaan dan konstruksi
bangunan sarana air minum.
30. Tugas Seksi Perencanaan Air Bersih meliputi :
a. Melaksanakan survey dan pengumpulan serta pengolahan data guna
bahan perencanaan persediaan cadangan air minum.
b. Mengadakan penelitian untuk kelestarian sumber air dan pembangunan
instalasi sumber air atau pengolahan air bersih.
c. Menyusun rencana penggantian pipa dan meter air yang tidak berfungsi.
31. Tugas Pengembangan Air Bersih meliputi :
a. Menyusun anggaran biaya, jadwal pelaksanaan konstruksi dan program
kerja untuk berbagai proyek pengolahan produksi air minum dan
pengembangan jaringan distribusi air minum.
b. Mengadakan penelitian untuk kelestarian sumber air dan pembangunan
instalasi sumber air atau pengolahan air bersih.
32. Tugas Sub Unit Administrasi meliputi :
a. Menyusun anggaran dan pelaporan keuangan.
b. Pengelola administrasi kepegawaian, surat menyurat keuangan,
peralatan dan peralatan.
c. Pencatatan pelanggan penerbitan dan penagihan rekening serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
33. Tugas Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) meliputi :
a. Pelaksanaan pengoperasian instalasi dan proses pengolahan air limbah
dan jaringan perpipaan.
b. Mengawasi dan menilai pekerjaan pembangunan dan perbaikan yang
diserahkan kepada pihak ketiga.
c. Memberikan informasi atas persediaan stock minimum barang
34. Tugas Unit Kolam Renang meliputi :
a. Melaksanakan pemeliharaan kolam renang dan lingkungannya serta
fasilitas-fasilitas kolam renang.
b. Menjaga kondisi air kolam renang sehingga terjamin kesehatannya.
c. Melaksanakan pemungutan pendapatan retribusi pemakaian kolam
renang dan fasilitas-fasilitas kolam renang dengan berkewajiban
menyetorkan pada Kas Perusahaan Daerah.
35. Tugas Unit Pengolahan Limbah meliputi :
Menyelenggarakan pengolahan limbah yang berada di wilayah Kota
Surakarta dan bertanggung jawab kepada Direktur Perusahaan Air Minum.
36. Tugas Sub Unit Perencanaan meliputi :
a. Mengadakan perencanaan dan evaluasi terhadap jalannya program
pengolahan limbah.
b. Pengawasan operasional jaringan perpipaan air limbah.
c. Mengadakan pemantauan kwalitas air.
d. Melaksanakan analisa kimia, fisik dan bakteriologi, pemakaian dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Melakukan penelitian terhadap kemungkinan terjadinya
pencemaran-pencemaran sumber air.
37. Tugas Sub Unit Pengolahan Lumpur Air Tinja (IPLT) meliputi :
a. Melaksanakan pengolahan lumpur tinja meliputi instalasi pengolah
lumpur tinja dan sarananya.
b. Memeriksa proses pengolahan air dan fungsi semua peralatan atau
jaringan system pengolahan akan tetap berjalan lancar.
c. Mengadakan pemantauan kwalitas air.
d. Melakukan analisa kimia mengenai pemakaian dan pengendalian bahan
kimia.
e. Melakukan penelitian terhadap kemungkinan terjadinya
pencemaran-pencemaran sumber air.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang besar,
terbukti dari adanya penerimaan Negara yang berasal dari pajak hampir
mencapai 80%. Hal tersebut membawa konsekuensi realisasi penerimaan
Negara sangat bergantung pada penerimaan dari sektor pajak. Pemerintah
terus berupaya meningkatkan pemasukan Negara maupun Kas Daerah
melalui Pajak. Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah merupakan salah satu
sumber Pendapatan Daerah yang diharapkan menjadi sumber pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah juga untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
PDAM Kota Surakarta sebagai salah satu Subjek Pajak Pemanfaatan
Air Bawah Tanah selalu berusaha memberikan layanan terbaik kepada
masyarakat akan kebutuhan air bersih. Mengingat air merupakan kebutuhan
manusia yang sangat penting dan vital. Air yang cukup dan sehat dapat
membantu terlaksananya program penyehatan masyarakat serta pemenuhan
kebutuhan sehari-hari. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari
antara lain sumur dangkal, sumur artesis, mata air, air permukaan dan
penampung air hujan. Akan tetapi tidak semua masyarakat mempunyai
sumber air yang memenuhi syarat kesehatan, dan kemudian lebih memilih
menggunakan air dari PDAM dengan harapan akan memperoleh air yang
mempunyai kualitas lebih baik dan memenuhi syarat kesehatan.
Seiring dengan bertambahnya penduduk, bertambah pula kebutuhan
air bersih. Untuk itu PDAM Kota Surakarta berusaha meningkatkan layanan
air bersih. Salah satunya dengan menyediakan layanan air bersih dengan
bersumber pada sumur dalam. Di PDAM Kota Surakarta sendiri terdapat
beberapa sumber sumur dalam yang tersebar di wilayah Kota Surakarta,
Kabupaten Karanganyar, dan sumber Mata Air Cokrotulung yang terletak di
Kabupaten Klaten. Setiap sumur dalam mempunyai kapasitas produksi air
yang berbeda-beda dan jangkuan distribusi sendiri-sendiri. Pemanfaatan air
bawah tanah inilah yang tentunya dikenakan biaya pajak dan merupakan
salah satu sumber Pendapatan Daerah. PDAM Kota Surakarta yang dalam hal
ini sebagai Subjek Pajak tentunya ikut berkonstribusi dalam pemasukan kas
daerah melalui pembayaran Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah. Jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor inilah yang akan
penulis bahas dalam penulisan tugas akhir ini.
Mengacu pada latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik
mengangkatnya ke dalam tugas akhir dengan judul “FAKTOR - FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI BESARAN TARIF PAJAK
PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DI PDAM KOTA
SURAKARTA”.
C. PERUMUSAN MASALAH
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi besaran tarif pajak
pemanfaatan air bawah tanah di PDAM Kota Surakarta?
2. Hambatan apa yang dihadapi oleh PDAM Kota Surakarta didalam
mengoptimalkan penjualan air bersih dalam kaitannya peningkatan pajak
pemanfaatan air bawah tanah?
3. Bagaimana solusi yang diupayakan PDAM Kota Surakarta dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besaran tarif pajak
pemanfaatan air bawah tanah di PDAM Kota Surakarta.
2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh PDAM Kota Surakarta
dalam pengoptimalkan penjualan air bersih dalam kaitannya peningkatan
pajak pemanfaatan air bawah tanah.
3. Memberikan solusi atas hambatan yang terjadi dalam pengoptimalan
penjualan air bersih dalam kaitannya peningkatan pajak pemanfaatan air
bawah tanah.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan mengenai pajak daerah khususnya pajak
pemanfaatan air bawah tanah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Bagi Instansi
Sebagai bahan evaluasi untuk PDAM Kota Surakarta sebagai
subjek pajak pemanfaatan air bawah tanah dalam mengatur serta
meningkatkan penjualan air bersih.
3. Bagi Pihak Lain
Penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat
kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan dijadikan sebagai informasi
yang mampu memberikan masukan-masukan yang sifatnya membangun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. METODE PENELITIAN
1.Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PDAM Kota Surakarta. Hal yang ingin
dikaji yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besaran tarif
pajak pemanfaatan air bawah tanah.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara
deskripsi yaitu menggambarkan suatu situasi dan kondisi yang
berlangsung pada suatu tempat yaitu pada PDAM Kota Surakarta. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan 2 jenis data :
a. Data Primer
Data Primer yaitu teknik pengumpulan data dalam suatu
penelitian atau karya ilmiah yang diperoleh dari sumber pertama dan
biasanya belum diolah (Ketut, 2009). Data yang didapat melalui
observasi dan wawancara secara langsung di lapangan. Dalam hal ini
pada PDAM Kota Surakarta dengan berbagai cara berupa pengamatan
langsung penulis serta bertanya langsung kepada petugas atau pegawai
mengenai tarif pajak pemanfaatan air bawah tanah.
b.Data Sekunder
Data sekunder yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh
dari sumber lain atau pihak kedua dan data ini biasanya sudah dalam
keadaan diolah (Ketut, 2009). Data yang diperoleh dari literatur atau
sumber-sumber lainnya yang dituangkan dalam bentuk laporan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis, yaitu:
a. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung terhadap sesuatu yang
dijadikan objek penelitian (Korrie Layun,2000). Dalam teknik
pengumpulan data ini penulis mengamati dan mengumpulkan data serta
informasi yang berkaitan secara langsung di lapangan, yaitu di PDAM
Kota Surakarta.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
motivasi, perasaan yang dilakukan antara dua pihak yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (E.
Zaenal dan Amran, 2000). Penulis melakukan wawancara atau tanya
jawab secara langsung dengan pihak-pihak terkait di PDAM.
c. Metode Pengolahan Data
1) Metode Deduksi
Metode deduksi adalah metode penarikan simpulan dengan
cara menentukan terlebih dahulu simpulan yang didapat kemudian
menjabarkan faktor-faktor (masalah-masalah) yang
mempengaruhi simpulan tersebut.
2) Metode Induksi
Metode induksi adalah metode penarikan simpulan dengan
(masalah-perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
masalah) yang diperoleh dari uraian bab yang ada kemudian
menarik simpulan dari faktor-faktor tersebut.
4. Teknik Pembahasan
Teknik pembahasan yang digunakan penulis yaitu dengan
menggunakan pembahasan deskriptif. Pembahasan deskriptif yaitu suatu
teknik untuk membuat gambaran atau deskripsi secara akurat mengenai
suatu objek yang diteliti. Selain itu peneliti akan terikat kuat dengan desain
yang telah diajukannya, sebab desain tersebut akan digunakan sebagai
pegangan dalam proses penelitian (Muhammad Idrus, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Faktor
Definisi kata faktor menurut Purwadarminto dalam Kamus Bahasa
Indonesia (2002) faktor yaitu hal (keadaan, peristiwa) yang ikut
menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu.
Dari definisi faktor diatas dapat diartikan bahwa pengertian faktor
adalah hal atau unsur-unsur, baik berupa keadaan maupun peristiwa yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi terjadinya sesuatu.
2. Pengertian Pajak
Berdasarkan UU no. 16 tahun 2009, Pajak adalah kontribusi wajib
kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara dan untuk
kemakmuran rakyat.
Menurut Rochmat Soemitro seperti yang dikutip Munawir (1992)
“pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) secara langsung yang dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Fieldman yang dikutip oleh Waluyo dan Ilyas (2002) “pajak
adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terhutang kepada penguasa
(menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya
kontra-prestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran umum ”.
Menurut Smeets seperti yang dikutip oleh Suandy (2002) “pajak adalah
prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan
yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan
dalam hal yang individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran
pemerintah”.
Dari definisi-definisi pengertian pajak di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian pajak adalah iuran kepada Negara yang dipungut oleh pemerintah
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dapat dipaksakan, tanpa
mendapat kontraprestasi yang langsung ditunjukkan dan untuk membiayai
pengeluaran umum pemeruntah. Secara garis besar pajak memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
a. Iuran rakyat kepada Negara,
b. Tidak ada kontraprestasi secara langsung,
c. Dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah,
d. Hasilnya digunakan untuk pengeluaran rutin,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3. Fungsi Pajak
Menurut Suandy (2002) terdapat dua fungsi pajak yaitu:
a. Fungsi Regulerend atau fungsi mengatur
Dalam fungsi regulerend pajak berfungsi sebagai alat untuk
mengatur masyarakat baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun politik
dengan tujuan tertentu.
b. Fungsi Budgetair
Fungsi budgedtair yaitu pajak sebagai sumber dana atau dengan
kata lain memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas Negara, dengan
tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara.
4. Manfaat Pajak
Adapun manfaat pajak bagi Negara maupun masyarakat yaitu :
a. Sebagai sumber pendapatan Negara, penerimaan pajak dimasukkan ke
dalam APBN dalam sisi penerimaan dan dipakai untuk membiayai
pengeluaran pemerintah.
b. Sebagai pemerataan pendapatan
c. Pajak sebagai alat penerimaan pendapatan dilaksanakan dengan
menerapkan tarif pajak progresif (tarif pajak lebih tinggi untuk
golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi). Pengalokasian pajak
untuk memperbaiki fasilitas pendidikan dan kesehatan.
d. Sebagai alat untuk mendorong investasi
e. Apabila realisasi APBN ternyata lebih besar dari anggaran pengeluaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berupa pembangunan atau tabungan pemerintah untuk dialokasikan
pada periode anggaran berikutnya.
5. Asas Pemungutan
a. Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib
Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang
berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib
Pajak Dalam Negeri.
b. Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber
di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.
c. Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak yang dihubungkan dengan kebangsaan suatu
Negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap
orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di
Indonesia. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri
6. Sistem Pemungutan
a. Official Assesment System
Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Self Assesment System
Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
c. With Holding System
Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
7. Pengelompokkan Pajak
a. Menurut Golongannya (Mardiasmo, 2003)
1) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
lain. Contoh: Pajak Penghasilan
2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak
Pertambahan Nilai (PPN)
b. Menurut Sifatnya (Mardiasmo, 2003)
1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak.
2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Menurut Lembaga Pemungutnya (Mardiasmo, 2003)
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
8. Tarif Pajak
Tarif pajak digunakan dalam perhitungan besarnya pajak terutang.
Dengan kata lain, tarif pajak merupakan tarif yang digunakan untuk
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Secara umum, tarif pajak
dinyatakan dalam bentuk presentase. Berdasarkan pola presentase pajak, tarif
pajak dibagi menjadi 4 macam antara lain (Supramono dan Theresia).
a. Tarif pajak proporsional
Tarif pajak proporsional adalah persentase pengenaan pajak yang
tetap atas berapa pun dasar pengenaan pajaknya. Contohnya, PPN akan
dikenakan tarif sebesar 10% atas berapa pun penyerahan barang/ jasa
kena pajak.
b. Tarif pajak tetap
Tarif pajak tetap adalah jumlah nominal pajak yang tetap terhadap
berapa pun yang menjadi dasar pengenaan pajak. Contohnya, tarif atas
bea materai.
c. Tarif pajak degresif
Tarif pajak degresif adalah presentase pajak yang menurun seiring
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
d. Tarif pajak progresif
Tarif pajak progresif adalah presentase pajak yang bertambah
seiring dengan peningkatan dasar pengenaan pajaknya.
9. Pajak Daerah
Pajak Daerah (Mardiasmo, 2003) adalah iuran wajib yang dilakukan
oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah
daerah dan pembangunan daerah.
Ciri-ciri yang menyertai Pajak daerah (Mardiasmo, 2003) terdiri dari 4
komponen, yaitu :
a. Pajak Daerah berasal dari Negara yang diserahkan kepada daerah sebagai
pajak daerah.
b. Penyerahan berdasarkan Undang-Undang.
c. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai
penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah atau membiayai pengeluaran
daerah sebagai badan hukum publik.
d. Pemungutan pajak daerah berdasarkan pada kekuatan Undang-Undang
atau peraturan hukum lainnya.
Pajak daerah dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1) Jenis Pajak Provinsi terdiri atas :
a. Pajak Kendaraan Bermotor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Air Permukaan dan Air Bawah Tanah
2) Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
g. Pajak Parkir
10.Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah
a. Pengertian Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah
Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah yaitu pajak atas pengambilan
dan pemanfaatan air bawah tanah untuk digunakan bagi orang pribadi atau
badan, kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian rakyat.
Sedangkan yang dimaksud air bawah tanah yaitu air yang berada di perut
bumi, termasuk mata air yang mucul secara alamiah di atas permukaan
tanah.
b. Objek Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah
1) Pengambilan air bawah tanah.
2) Pemanfaatan air bawah tanah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Yang dikecualikan dari objek Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah
1) Pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah oleh Pemerintah pusat
dan Pemerintah daerah.
2) Pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah oleh pemerintah untuk
kepentingan pengairan pertanian rakyat.
3) Pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah untuk keperluan dasar
rumah tangga.
4) Pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah untuk keperluan
peribadatan.
5) Pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah oleh Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang
khusus didirikan untuk usaha eksploitasi dan pemeliharaan pengairan.
c. Subjek Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah
1) Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang mengambil serta
memanfaatkan air bawah tanah.
2) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang mengambil serta
memanfaatkan air bawah tanah.
3) Yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak untuk orang pribadi
adalah orang yang bersangkutan, kuasanya, atau ahli warisnya. Untuk
badan adalah pengurus atau kuasanya.
d. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Pemanfaatan Air
Bawah Tanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Nilai Perolehan Air Tanah dinyatakan dalam rupiah yang dihitung
dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor-faktor
berikut :
a)Jenis sumber air
b)Lokasi sumber air
c)Tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air
d)Volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan
e)Kualitas air
f)Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan
dan/atau pemanfaatan air
3) Penggunaan faktor-faktor diatas disesuaikan dengan kondisi di
Daerah.
4) Tarif Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah ditetapkan sebesar 20%
(dua puluh persen).
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran tarif pajak di PDAM Kota
Surakarta.
PDAM Kota Surakarta sebagai salah satu subjek pajak
pemanfaatan air bawah tanah berperan serta dalam memberikan kontribusi
terhadap pemasukan kas daerah. Dalam hal ini atas pembayaran pajak
pemanfaatan air bawah tanah. Pembayaran pajak ini tentunya tiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran tarif pajak pemanfataan
air bawah tanah yaitu :
a. Jumlah debit volume air yang diambil atau diproduksi oleh PDAM.
Jumlah debit volume air yang diambil yaitu berapa banyak jumlah
debit air bawah tanah yang diambil atau diproduksi oleh PDAM yang
bersumber dari sumur dalam serta mata air. Pengambilan air bawah
tanah dilakukan melalui beberapa sumber sumur dalam dan mata air.
Di PDAM Kota Surakarta sendiri terdapat 24 sumur dalam yang
tersebar di wilayah Kota Surakarta dan 2 sumur dalam yang berada di
Kabupaten Karanganyar, serta 1 sumber mata air Cokrotulung yang
terdapat di Kabupaten Klaten. Besaran debit volume air yang diambil
oleh PDAM Kota Surakarta sangat tergantung dari berapa kapasitas
debit air yang ada dan mampu diambil oleh masing-masing sumur
dalam. Hal ini dikarenakan di setiap sumur dalam mempunyai jam
kerja produksi sendiri-sendiri dan setiap sumur dalam juga
mempunyai debit volume air yang berbeda-beda pula. Sedangkan
pengambilan air yang bersumber pada Mata Air Cokrotulung relatif
sama besaran debit air nya yaitu 387 lt/dtk.
b. Jumlah debit volume air yang terdistribusi.
Jumlah debit volume air yang terdistribusi yaitu berapa banyak
volume air yang didistribusikan kepada pelanggan. Jumlah besaran
volume air yang didistribusikan ini berasal dari hasil penghitungan
seluruh jumlah volume air yang diproduksi dari semua sumur dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Jumlah debit volume air yang terjual ke pelanggan.
Jumlah debit volume air yang terjual ke pelanggan yaitu berapa
banyak volume air yang mampu terjual kepada pelanggan. Dalam hal
ini penghitungan air yang terjual berdasarkan pembacaan dari meter
air pelanggan-pelanggan PDAM.
d. Harga atau tarif dasar air.
Harga atau tarif dasar air yaitu penentuan harga dasar air yang
ditetapkan oleh DPPKAD. Harga dasar air yang berlaku saat ini yaitu
Rp.125,00 per m³. Bila harga dasar air ini berubah, maka dapat
dipastikan besaran pajaknya juga akan berubah.
Faktor-faktor diatas saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya. Dari keempat faktor tersebut dapat ditarik suatu rumus untuk
menghitung besaran tarif pajak air bawah tanah yang wajib dibayarkan
oleh PDAM Kota Surakarta. Untuk lebih jelasnya mengenai tarif serta
rumus menghitung Besaran Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah, pada
halaman berikut disajikan tabel Data Air Bawah Tanah pada bulan Januari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel II.1
Data Air Bawah Tanah
PDAM Kota Surakarta bulan Januari 2011
Sumber Air Bawah Tanah Volume Air
Mata Air Cokrotulung (Klaten) 1.036.540,80 m³
Sumur Dalam (Surakarta) 722.723,46 m³
Sumur Dalam (Karanganyar) 48.873,93 m³
Air yang Terdistribusi 1.808.138,19 m³
Air yang Terjual 1.183.011,00 m³
Sumber : PDAM Kota Surakarta
Penghitungan Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah :
1) Mata Air Cokrotulung = Air yang diambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Besaran Pajak Air Tanah yang Harus Dibayarkan = Rp.59.107.000 X 20% = Rp.11.821.400
Besaran Pajak Air Tanah yang Harus Dibayarkan = Rp.3.997.125 X 20% = Rp.799.425
Dari ketiga penghitungan tarif pajak pemanfaatan air bawah tanah
diatas, dapat diketahui berapa besaran pajak air bawah tanah yang harus
dibayarkan oleh PDAM Kota Surakarta di masing-masing sumur dalam
serta mata air pada bulan Januari 2011. Pembayaran pajak pemanfaatan air
bawah tanah ini dilakukan sesuai tempat atau lokasi masing-masing sumur
dalam dan mata air berada. Disini pengelolaan Pajak nya sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dari mata air cokrotulung, pengelolaannya ditangani oleh Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Klaten. Begitu juga dengan sumur dalam diwilayah Kota
Surakarta dan Kabupaten Karanganyar, pengelolaannyapun ditangani oleh
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar.
Besaran tarif pajak pemanfaatan air bawah tanah tentu akan selalu
berbeda-beda tiap bulannya. Tergantung dari jumlah volume air yang
diambil, jumlah volume air yang terdistribusi, jumlah volume air yang
terjual serta harga dasar air. Di PDAM Kota Surakarta sendiri besaran tarif
pajak yang harus dibayarkan tiap bulannya mengalami naik turun. Untuk
lebih jelasnya, pada halaman berikut disajikan tabel Besaran Pajak
Terhutang Air Tanah di PDAM Kota Surakarta dalam bulan Januari,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel II.2
Besaran Pajak Terhutang Air Tanah PDAM Kota Surakarta
Tahun 2011 (dalam rupiah)
Bulan Mata Air Sumur Dalam Sumur Dalam Total Pajak Cokrotulung Surakarta Karanganyar Terhutang
Januari 16.954.450 11.821.400 799.425 29.575.275
Februari 16.507.375 11.008.775 657.100 28.173.250
Maret 15.330.925 10.109.050 642.550 26.082.525
April 16.543.425 11.950.950 954.375 29.448.750
Sumber : PDAM Kota Surakarta
Berdasar tabel diatas dapat dilihat bahwa besaran tarif pajak
pemanfaatan air bawah di PDAM Kota Surakarta mengalami naik turun. Hal
ini tak luput dari keempat faktor yang telah disebutkan diatas. Bila volume air
yang diproduksi, terdistribusi serta yang terjual mengalami peningkatan,
maka otomatis akan meningkat pula besaran pajak yang harus dibayarkan
oleh PDAM. Sebaliknya bila volume air yang diproduksi, terdistribusi, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Hambatan yang dihadapi oleh PDAM Kota Surakarta didalam
mengoptimalkan penjualan air bersih dalam kaitannya peningkatan pajak
pemanfaatan air bawah tanah.
Air yang bersih dan layak konsumsi tentunya menjadi kebutuhan
masyarakat luas dewasa ini. Kebutuhan akan air bersih menjadi hal yang
penting bagi masyarakat perkotaan, terutama di Kota Surakarta ini. Dalam
rangka pemenuhan kebutuhan air bersih, PDAM selalu berusaha
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar pendistribusian air
bersih dapat menjangkau ke semua daerah. Dengan selalu berusaha
memenuhi kebutuhan air bersih pada masyarakat, akan berbanding lurus
dengan peningkatan penjualan air di PDAM. Maka dengan meningkatnya
penjualan air bersih, akan meningkat pula besaran tarif pajak pemanfaatan
air bawah tanah. Hal ini tentunya akan berdampak positif bagi pemasukan
kas daerah. Namun, dalam proses produksi maupun pendistribusiannya,
tidak semua air yang diproduksi tersebut dapat terjual ke pelanggan. Ada
beberapa hambatan yang sering dihadapi oleh PDAM Kota Surakarta.
Adapun hambatan yang sering dihadapi dalam peningkatan
penjualan air ke pelanggan PDAM :
a. Kurangnya ketersediaan bahan baku air karena menurunnya debit
volume air pada sumur dalam.
Pada sumur dalam, volume debit air akan berubah-ubah,
tergantung dari faktor daerah atau geografis letak sumur dalam
tersebut. Ada sumur dalam yang dalam beberapa waktu pengambilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hal ini tentunya menghambat serta mengurangi proses produksi air
bawah tanah. Berbeda dengan pengambilan air melalui mata air yang
selalu relatif sama debit air nya. Karena pada mata air, air senantiasa
muncul dan dapat dengan mudah diambil untuk produksi.
b. Kebocoran pipa pendistribusian air.
Pipa pendistribusian air merupakan alat untuk mendistribusikan air
kepada pelanggan-pelanggan PDAM. Namun, selalu ditemukan kasus
hilangnya volume air yang diproduksi karena adanya kebocoran pipa
saluran pendistribusian air. Kebocoran ini akan berdampak buruk
terhadap proses pendistribusian karena tidak semua air akan sampai ke
pelanggan karena volumenya menurun. Selain disebabkan oleh
kebocoran pipa pendistribusian, hilangnya air juga dipengaruhi oleh
kesalahan alat pembacaan meter air.
Untuk mengetahui volume air yang bocor dapat diketahui dari
penghitungan jumlah volume air yang terdistribusi seluruhnya di
PDAM, baik yang bersumber dari air bawah tanah dan yang bersumber
dari air permukaan, dikurangi dengan jumlah volume air yang terjual
serta air yang digunakan untuk keperluan lain-lain(seperti air yang
digunakan untuk proses produksi).
Air menurut angka kebocoran = Jumlah volume air yang
terdistribusi(air bawah tanah + air permukaan) – (Jumlah volume air
terjual + air digunakan untuk lain-lain). Berikut contoh perhitungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Air terdistribusi dari air bawah tanah : 1.808.138,19 m3
Air terdistribusi dari air permukaan : 186.560,61 m3
Jumlah seluruh air terdistribusi : 1.994.698,80 m3
Air yang terjual : 1.183.011,00 m3
Air digunakan untuk lain-lain : 9.006,52 m3
Angka kebocoran air = Jumlah seluruh air terdistribusi – (air terjual +
air digunakan untuk lain-lain)
= 1.994.698,80 m3 – (1.183.011,00 m3 + 9.006,52 m3)
= 1.994.698,80 m3 – 1.192.017,52 m3
= 802.681,28 m3
Dari penghitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kebocoran air
sangat berkaitan dan berbanding terbalik terhadap volume penjualan
air. Semakin tinggi volume air yang terjual, maka akan semakin kecil
tingkat kebocorannya. Sementara penggunaan air untuk lain-lain relatif
hampir sama tiap bulannya. Untuk lebih mengetahui berapa angka
kebocoran air di PDAM tiap bulannya, berikut tabel Kebocoran Air di
PDAM Kota Surakarta pada bulan Januari, Februari, Maret dan April
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel II.3
Angka Kebocoran Air PDAM Kota Surakarta
Sumber : PDAM Kota Surakarta
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kebocoran air di PDAM
selalu berbeda-beda tiap bulannya. Hal ini menunjukkan pula bahwa
volume air yang terjual tiap bulannya juga mengalami naik turun
Kebocoran ini dalam bahasan penulis bisa sebagai perbandingan dalam
pembayaran pajak air bawah tanah yang dibayarkan oleh PDAM
selama ini. Kebocoran ini sebenarnya secara tidak langsung
berpengaruh terhadap perhitungan pajak air bawah tanah karena air
yang hilang tersebut dapat dihitung berapa besaran nilai pajaknya,
yang nantinya bisa sebagai pengurang besaran pajak yang semestinya
dibayarkan oleh PDAM. Untuk lebih jelasnya berikut penghitungan
nilai pajak air yang bocor pada bulan Januari 2011 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hasil dari penghitungan diatas dapat dijadikan pembanding dari
besaran tarif pajak air bawah tanah yang dibayarkan PDAM selama ini,
dengan cara dikurangkan dengan besaran nilai pajak air yang bocor.
Pajak yang semestinya dibayarkan PDAM bulan A = Total pajak
terhutang air bawah tanah bulan A – Nilai pajak air yang bocor pada
bulan A. Sehingga pajak yang semestinya dibayarkan pada bulan
Januari yaitu = Rp.29.575.275 – Rp.13.129.250
= Rp. 16.446.025
Dari pembahasan yang dilakukan penulis diatas dapat disimpulkan
bahwa air yang bocor bisa menjadi pengurang pajak karena pada
dasarnya air yang bocor atau hilang tersebut merupakan kerugian yang
dialami oleh PDAM, yang mana dengan kerugian tersebut seharusnya
bisa menjadi pengurang dari besaran pajak terhutang yang selama ini
dibayarkan oleh PDAM.
c. Pembacaan meter air mengalami kerusakan.
Meter air yang berada di rumah-rumah pelanggan sangat berguna
sebagai acuan untuk mengetahui berapa volume air yang dipakai, serta
berapa tarif yang harus dibayarkan pelanggan sebagai konsumen air
bersih PDAM. Namun, terkadang dijumpai pula meter air yang kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kerusakan yang sengaja disebabkan oleh kecurangan pelanggan,
maupun kerusakan yang alamiah karena kurang berfungsinya
pembacaan meter air. Ini sangat berpengaruh terhadap pemasukan
yang diterima oleh PDAM.
Hambatan-hambatan yang telah disebutkan diatas, kesemuanya
akan sangat berpengaruh terhadap jumlah volume air yang diambil,
terdistribusi maupun volume air yang terjual, dimana nantinya akan
mempengaruhi pula terhadap besaran pajak air tanahnya.
3. Solusi yang diupayakan PDAM Kota Surakarta dalam mengatasi
hambatan-hambatan pengoptimalan penjualan air bersih.
a. Membersihkan sumur yang ada supaya debit airnya kembali normal.
Pada sumur dalam yang debit airnya menurun, dilakukan
pembersihan. Ini dimaksudkan agar volume debit air pada sumur
dalam tersebut kembali normal. Hal ini akan mampu menambah
produksi air bawah tanah.
b. Perbaikan pipa distribusi air maupun penambahan pipa baru.
Pada pipa distribusi yang mengalami kebocoran, dilakukan
perbaikan agar pipa tersebut dapat kembali berfungsi sebagai saluran
distribusi air PDAM. Selain perbaikan pipa, untuk menambah
jangkauan distribusi air agar merata ke semua daerah, bisa dilakukan
dengan penambahan pipa baru. Penambahan pipa baru ini juga
dimaksudkan untuk menambah cakupan pelanggan air PDAM agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
c. Perbaikan dan pengecekan meter air secara berkala oleh petugas
PDAM.
Petugas PDAM secara berkala akan meninjau ke rumah-rumah
pelanggan untuk mencatat volume air yang dipakai pelanggan serta
melakukan pengecekan terhadap kondisi meter air. Bila ditemui meter
air yang kurang berfungsi sebagaimana mestinya atau mengalami
kerusakan, akan segera diperbaiki atau bila perlu akan dilakukan
dengan penggantian meter air yang baru.
d. Pemanfaatan air permukaan sebagai solusi penambahan bahan baku
air.
Agar semakin tinggi tingkat produksi air di PDAM, maka tidak
cukup jika hanya mengandalkan air bawah tanah. Untuk itu, PDAM
Kota Surakarta berupaya menambah bahan baku air dengan
memanfaatkan dan mengolah air permukaan. Air permukaan yang
dimaksud disini yaitu air yang mengalir diatas permukaan bumi,
seperti air sungai. Air sungai yang dimanfaatkan oleh PDAM yaitu air
sungai Bengawan Solo karena sungai ini lah yang debit airnya selalu
tinggi serta merupakan sungai terbesar yang melintasi Kota Surakarta.
Pemanfaatan air permukaan ini tentunya juga dikenai Pajak
Pemanfaatan Air Permukaan yang nantinya juga berfungsi sebagai