PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASIMANUNGGAL SATU ATAP
(SAMSAT) MEDAN SELATAN
O L E H
NAMA : MUHAMMAD NURHADI NIM : 132600137
UntukMemenuhi
SyaratMenyelesaikanStudiPada Program Studi Diploma III AdministrasiPerpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan pajak kendaraan bermotor di Kota Medan dengan penerapan pajak progresif dan bea balik nama kendaraan bermotor roda dua. Penelitian ini dilakukan di Kantor Sistem Administasi Manunggal di Bawah Satu Atap Medan Selatan.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah pengenaan tarif pajak progresif dan Bea Balik Nama dalam penghitungan pajak kendaraan bermotor untuk kepemilikan lebih dari satu dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan tarif pajak progresif dan Bea Balik Nama terhadap Penerimaan Pajak Kendaran Bermotor roda dua di Kota Medan.
Kata kunci: Pajak Kendaraan Bermotor, Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
Purpose of this research is to study motor vehicle tax revenue in Medan City with use of progressive tax and transfer tax of two wheeled vehicle. This research was conducted at the Satuan Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap Medan Selatan Office.
The method used in this research is using descriptive. Result of this research are the imposition of a progressive tax rates in the calculation of two wheeled motor vehicle tax for possession of more than one vehicle and there is no significant effect on the application of progressive tax rates and transfer tax to tax revenues of two wheeled motor vehicles in the city of Bandung.
Keywords: Motor Vehicle Tax, Tax Revenues Motor Vehicle
seluruh rahmat dan hidayahnya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang berjudul “Prosedur Dan Tata Cara Penghitungan Dan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan”. Tak lupa shalawat beriring salam Penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang yang sarat akan ilmu pengetahuan ini.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dengan merujuk pada buku literature serta kondisi objektif yang terjadi dilapangan, undang-undang yang terkait dan bahan referensi lainnya, Penulis menyajikan Tugas Akhir ini.
Keberhasilan dalam terselesaikannya tugas akhir ini tidak lepas dari dukungan, bantuan, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karenanya, dengan kerendahan hati dan tulus ikhlas dalam kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Hatta Ridho S,Sos. M,SP selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada Penulis.
4. Ayahanda Sugiarto, SH dan Ibunda tercinta Farida Rangkuti yang telah membesarkan, mendidik, memberikan motivasi, dan dukungan serta nasihat dalam berbagai hal kepada penulis.
5. Seluruh staf pengajar Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Andar Bangun, dan seluruh staf Kantor Samsat Medan Selatan yang telah memberikan data dan informasi serta bimbingan kepada penulis selama penelitian.
7. Buat kakak-adik Penulis Muhammad Farid Ali dan Dinda Rezeki Amaliyah yang tidak pernah bosan memberikan nasihat, dukungan, dan motivasi kepada Penulis.
8. Buat kawan-kawan seperjuangan yang selama lima tahun tanpa bosannya tetap bersama dan solid walaupun banyak lika liku didalam pembelajaran tapi tetap bisa menyemangati satu sama lain.
9. Buat Anggun, Fajar dan Frans terima kasih banyak telah membantu Penulis,
Tentunya dalam melakukan penulisan ini terdapat banyak kekurangan dari Penulis, sehingga Penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca. Dan semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua khusunya bagi Penulis dan Pembaca. Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih.
Medan, Juli 2018 Penulis
(Muhammad Nurhadi)
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan dan Manfaat ... 5
C. Uraian Teoritis ... 7
D. Ruang Lingkup ... 10
E. Metode Penulisan ... 10
F. Metode Pengumpulan Data ... 13
G. Sistematika Penulisan... 13
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH SUMATERA UTARA ... 16
A. Sejarah Singkat BPPRD dan SAMSAT Medan Selatan ... 16
B. Struktur Organisasi... 21
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi ... 22
D. Visi dan Misi Unit Pelayanan Terpadu SAMSAT Medan Selatan ... 24
C. Cara Penghitungan, Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Kendaraan
Bermotor ... 30
D. Pendaftaran dan Penilaian Kendaraan Bermotor ... 35
BAB IV ANALISIS DATA ... 41
A. Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada SAMSAT Medan Selatan ... 41
B. Faktor Pendukung Pencapaian Target Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan ... 43
C. Upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Selatan dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47
A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSAKA
LAMPIRAN
Tabel 2.2 Data Pegawai SAMSAT Medan Selatan ... 25 Tabel 4.1 Realisasi PKB/DENDA PKB/BBN-KB/DENDA BBN Pada UPT
Samsat Medan Selatan ... 40 Tabel 4.2 Realisasi PKB/DENDA PKB/BBN-KB/DENDA BBN Pada UPT
Samsat Medan Selatan ... 41
A. Latar Belakang
Apabila kita berbicara mengenai Otonomi Daerah, maka kita akan teringat dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.
Salah satu kekuatan dari Pemerintah Daerah adalah dengan diberlakukan 2 (dua) jenis pajak, yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Daerah tersebut dibagi lagi menjadi Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota.Jenis Pajak Provinsi terdiri dari : Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok. Sedangkan Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
Dalam pelaksanaan Peraturan Daerah, Keputusan Gubernur berpedoman
kepada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Yang dimaksud dengan Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak Daerah adalah salah satu sumber penerimaan daerah yang memberikan sumbangan cukup besar dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, salah satunya adalah pajak kendaraan bermotor.Pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Sedangkan kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknis berupa motor dan peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak.
Selanjutnya pelaksanaannya berpedoman kepada Peraturan Pemerintah
Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah dan Peraturan Daerah Provinsi
Sumatera Utara Nomor 18 Tahun 2008 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan
Pajak Kendaraan Bermotor / Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Dasar
Pengenaan dihitung sebagai perkalian dari dua unsur pokok, yakni nilai jual dan
nilai bobot. Besarnya Pajak kendaraan bermotor dapat dihitung sebagai berikut : PKB = Tarif x Dasar Pengenaan.
Masyarakat mempunyai andil besar dalam upaya meningkatkan besarnya penerimaan pajak daerah. Apabila kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak daerah masih rendah, maka program dan target yang akan dicapai pemerintah daerah mengalami kesulitan untuk direalisasikan. Yang akhirnya dapat menghambat perkembangan ekonomi dan program yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah.Dalam rangka meningkatkan penerimaan daerah dari sektor pajak daerah sangat diperlukan metode baru, supaya adanya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak daerah.Dengan adanya Laporan Tugas Akhir (LTA) ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi penulis untuk mengetahui mekanisme penghitungan pajak kendaraan bermotor.
Dalam pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ada beberapa kendala
yang terjadi diantaranya yaitu Penyertaan Identitas Pemilik ( KTP; SIM ) sesuai
Nota Pajak/STNK. Kewajiban untuk menyertakan identitas asli pemilik
kendaraan dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor seringkali menimbulkan
kendala karena pada saat ini banyak kendaraan yang masih dalam masa kredit
sudah diperjual belikan atau banyak kendaraan yang diperjual belikan tetapi
belum dibaliknama sesuai identitas pemilik yang baru. Banyaknya obyek
pajak dalam memenuhi kewajibanya membayar pajak maupun disebabkan oleh faktor-faktor yang lainnya seperti misalnya kendaraan dalam kondisi rusak berat/sudah tidak dipergunakan tetapi wajib pajak tidak melaporkan ke Kantor UPTD/Samsat. Kesadaran masyarakat merupakan hal yang paling dibutuhkan dalam terlaksananya pembayaran pajak kendaraan bermotor, Pada saat ini masih banyak masyarakat yang enggan bahkan tidak segera membayarkan pajak kendaraan bermotor mereka meski telah melewati masa jatuh tempo pembayaran pajak kendaraan bermotor mereka.
(http://hukum.studentjournal.ub.ac.id)Salah satu faktor penyebab keengganan masyarakat dalam membayar atau melunasi pajak kendaraan bermotor adalah karena adanya pungutan tambahan atau rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Sehingga menurut penulis perlu adanya pemberitahuan kepada masyarakat tentang mekanisme penghitungan pajak kendaraan bermotor dan pemberian pengetahuan tentang segala hal yang berkaitan dengan Pajak Kendaraan Bermotor termasuk manfaat dari membayar pajak bagi kelancaran pembangunan daerah.
Dari penjelasan dan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana mekanisme perhitungan dan segala hal tentang Pajak Kendaraan Bermotor yang nantinya akan dapat membantu dan memberikan pengetahuan bagi keluarga maupun masyarakat umum.
Dengan demikian, Penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul
“Prosedur Dan Tata Cara Penghitungan Dan Pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan”
B. Tujuan dan Manfaat Laporan Tugas Akhir 1. Tujuan Laporan Tugas Akhir
Secara teoritis penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) merupakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri dengan cara praktis di lapangan yang langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima dari para dosen Program Studi Diploma III Adminsitrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) :
a. Untuk mengetahui mekanisme penghitungan pajak kendaraan bermotor serta mengetahui data dan informasi tentang pajak kendaraan bermotor di wilayah kerja SAMSAT Medan Selatan.
b. Untuk mengetahui apa faktor pendukung dan penghambat dalam memenuhi target penerimaan Pajak Kendaran Bermotor.
c. Untuk mengetahui perkembangan target dan realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Medan Selatan.
d. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
penerimaan pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Medan Selatan.
2. Manfaat Laporan Tugas Akhir A)Manfaat Bagi Mahasiswa
1) Melihat aplikasi yang diperoleh pada masa perkuliahan tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2) Untuk meningkatkan serta menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya pajak kendaraan bermotor.
3) Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan dan pengalaman mengenai keterampilan dan kegiatan bekerja sama pada suatu instansi di Pemerintah dalam hal ini SAMSAT Medan Selatan.
4) Memperbaiki sikap dalam hal kedisiplinan dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan.
B)Manfaat Bagi Universitas Sumatera Utara.
1) Membina dan meningkatkan hubungan kerjasama antara FISIP USU dengan Kantor SAMSAT Medan Selatan.
2) Guna mempromosikan sumber daya yang ahli sesuai dengan bidang keahliannya.
3) Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dalam
memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima
mahasiswa.
C) Bagi Kantor SAMSAT Medan Selatan
1) Dengan dilaksanakannya Laporan Tugas Akhir (LTA)bagi mahasiswa dituntut sumbangsihnya terhadap instansi, baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut.
2) Membantu SAMSAT Medan Selatan dalam hal mensosialisasikan pentingnya Pajak Kendaraan Bermotor terhadap pembangunan daerah kepada masyarakat.
3) Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
4) Sebagai sarana meningkatkan hubungan baik dan kerjasama dengan pihak Progarm Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.
C. Uraian Teoritis.
1. Pengertian Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatimbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Jenis-Jenis Pajak
Yang dipungut oleh pemerintah dari rakyat terdiri dari beberapa jenis yang pembagiannya dapat ditinjau dari beberapa segi. Menurut lembaga pemungutnya, pajak dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
a. Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan yang digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Pajak Atas Penjualan Barang Mewah (PPnBM).
b. Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, bahwa Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak daerah dapat dibagi menjadi :
1) Pajak Provinsi meliputi Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok.
2) Pajak Kabupaten/Kota meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral
Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
3) Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan Bermotor merupakan pajak yang dikenakan terhadap kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya, yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknis berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat, dan alat-alat berat bergerak.Yang menjadi objek dari pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan atau penguasaan kendaraan Bermotor.
3. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem Pemungutan Pajak yaitu sebuah cara yang digunakan untuk
menghitung besarnya pajak seseorang yang harus dibayar kepada Negara yang
ditempatinya. Pada dasarnya ada tiga sistem untuk menentukan pajak yang terutang
oleh seseorang, yaitu :
a) Official Assessment System yaitu sistem pemungutan pajak yang wewenangnya untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak terletak pada fiskus atau petugas pajak tersebut.
b) Self Assesment System yaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak terletak pada pihak wajib pajak yang bersangkutan.
c) With Holding System yaitu sistem pemungutan pajak yang menyatakan bahwa jumlah pajak yang terutang dihitung oleh pihak ketiga (bukan wajib pajak dan juga bukan petugas pajak/fiskus).
D. Ruang Lingkup
Dalam pelaksanaan Laporan Tugas Akhir. Ruang lingkup di fokuskan pada tata cara penghitungan dan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan masalah atau kendala-kendala yang berkaitan dengan pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Medan Selatan.
E. Metode Penulisan
Dalam Penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) penulis akan melakukan
metode-metode terapan yang telah dibuat sesuai dengan ketentuan Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu :
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang akan dilakukan penulis adalah mencari judul yang tepat. Kemudian mengajukan judul untuk mendapatkan persetujuan dari Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, mencari bahan untuk pembuatan proposal Laporan Tugas Akhir (LTA) Dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh program studi.
2. Persiapan Studi Literatur
Persiapan studi literatur yang akan dilakukan penulis adalah persiapan dalam mencari dan mempersiapkan sesuatu yang berhubungan dan dapat dijadikan sumber oleh penulis dalam menjalankan Laporan tugas Akhir (LTA).
3. Observasi Lapangan
Penulis dalam melakukan observasi lapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana dalam observasi ini penulis mencari data dan informasi pada Samsat Medan Selatan. Serta mempelajari data-data yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dibahas yang nantinya akan dijadikan bukti dalam daftar dokumen penulis.
4. Pengumpulan Data
Dalam hal ini yang menjadikan laporan penulis sesuai adalah data yang
diperoleh, darimana dan bagaimana data tersebut diperoleh. Dengan
dan sumber-sumber yang digunakan penulis untuk penambahan data, misalnya buku-buku mengenai materi yang akan dibahas, wawancara yang akan dilakukan penulis, dan lainnya. Penulis melakukan pengumpulan data melalui :
a. Data Primer
Data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang-orang yang dianggap mampu memberikan masukan dan informasi serta observasi penulis di lapangan tempat objek, yaitu:
1). Petugas Pajak/Fiskus yaitu orang yang bertugas untuk melakukan pemungutan pajak atau iuran kepada wajib pajak.
2). Wajib Pajak(WP) yaitu orang atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan.
b. Data Sekunder Data/informasi yang diperoleh melalui studi literatur seperti sumber pustaka, Undang-Undang, dokumentasi maupun literatur lain yang berhubungan dengan objek
5. Analisis Data dan Evaluasi Data
Data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis, terlebih dahulu
dianalisis untuk mengetahui kebenaran akan data tersebut, dan sesuai atau
tidaknya dengan materi. Pengamatan data ini akan dilakukan dengan evaluasi
akan sumber data dan banyaknya data yang akan diperoleh.
F. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang akan dilakukan penulis masih berdasarkan prosedur yang ditetapkan, yaitu dengan cara memaparkan hal-hal yang akan dibawakan. Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam Laporan Tugas Akhir (LTA) ini, penulis menggunakan 3 (tiga) teknik pengumpulan data, yaitu :
1. Daftar pertanyaan, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung terhadap pihak Kantor Samsat Medan Selatan, yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi yang bermanfaat dalam penyusunan laporan Tugas Akhir (LTA).
2. Daftar Observasi, penulis melakukan pengamatan secara langsung atas kegiatan yang dilakukan di Kantor SAMSAT Medan Selatan, untuk melihat dan mengetahui berbagai fenomena yang akan dihadapi dalam melaksanakan Laporan Tugas Akhir (LTA).
3. Daftar Dokumentasi, yaitu data yang berisikan dokumentasi berupa struktur organisasi Kantor SAMSAT Medan Selatan yang didapat oleh penulis selama melakukan PKLM dan dokumentasi lainnya sebagai pelengkap dari Laporan Tugas Akhir (LTA).
G.Sistematika Penulisan Laporan
Untuk mempermudah pembahasan laporan penelitian ini maka penulis
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, tujuan, dan manfaat Laporan Tugas Akhir (LTA), uraian teoritis, ruang lingkup, metode Laporan Tugas Akhir (LTA), serta sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI SAMSAT MEDAN SELATAN
Pada bab ini diberikan gambaran umum mengenai lokasi penulis melakukan Laporan Tugas Akhir (LTA). Dalam bab ini juga akan diuraikan mengenai struktur organisasi, tugas dan fungsi dari SAMSAT Medan Selatan.
BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
Pada bab ini akan dibahas mengenai segala hal yang berkaitan dengan Pajak Kendaraan Bermotor, mekanisme penghitungan pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Medan Selatan.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis menganalisis dan mengevaluasi data dan informasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor dan cara mengatasi permasalahan yang timbul dalam pencapaian target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Medan Selatan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan kesimpulan dari semua yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dan akan diberikan saran dan pendapat bagi pihak-pihak bersangkutan.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
A. Sejarah Umum Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan
Pengelolaan pendapatan daerah pada awalnya berada dalam koordinasi Biro Keuangan Sekretariat Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang di dalamnya terdapat Bagian Pajak dan Pendapatan.
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, Biro Keuangan berubah menjadi Direktorat Keuangan sejak tanggal 16 Mei 1973. Dengan demikian Bagian Pajak dan Pendapatan juga berubah menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.
Pada tanggal 21 Maret 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan
menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Perubahan Sub Direktorat Pendapatan Daerah
menjadi Direktorat Pendapatan Daerah berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Sumatera Utara Nomor 137/II/GSU tanggal 21 Maret 1975 sebagai tindak lanjut dari
Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Finmat 7/15/3/74 tanggal 7
November 1974.
Pada tanggal 31 Maret 1976, Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Perubahan Direktorat Pendapatan Daerah menjadi Dinas Pendapatan Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 143/II/GSU sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II di seluruh Indonesia 1 September 1975.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, terhitung sejak tanggal 21 Desember 2016 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara berubah menjadi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, maka diterbitkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 39 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Badan Daerah dan Inspektorat Daerah Provinvi Sumatera Utara.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan
bermotor, maka oleh pemerintah dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama tiga
Menteri yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan, Menteri Keuangan dan Menteri
Dalam Negeri Nomor Kep/13/XII/1976, Kep/169/MK/12/1976 dan Tahun 1976
tertanggal 28 September 1976, tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaran Kendaraan Bermotor yang disebut “Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (On Line Under Room Operation)”.
SAMSAT merupakan singkatan dari “Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap”, dibentuk pada tahun 1976. Kantor bersama SAMSAT Medan Selatan berdiri sejak tahun 1987, tepatnya pada tanggal 15 Juni.
Dalam operasionalisasi secara koordinatif dan integratif dilakukan oleh tiga instansi, yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), yang mempunyai fungsi dan kewenangan di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, Dinas Pendapatan Provinsi di bidang pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), dan PT. Jasa Raharja (Persero) yang berwenang di bidang penyampaian Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).
Samsat bertujuan memberikan pelayanan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor, pembayaran pajak atas kendaraan bermotor, dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dengan cepat, tepat, transparan, akuntabel, dan informatif.
Pembentukan SAMSAT ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pendapatan daerah Sumatera Utara melalui pemungutan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan
2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor dan penerimaan dari sektor BBN-KB.
Dalam pengembangan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas kepada wajib pajak, Badan Pengelolaan Pajak Dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara sampai saat ini telah membentuk 14 cabang daerah (Kabupaten/Kota) di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang tertera di dalam tabel.
Tabel. II.1 Unit PelaksanaTugas
NO UNIT WILAYAH KERJA
1. UPTD MEDAN UTARA
Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Labuhan, Medan Belawan.
2. UPTD MEDAN SELATAN
Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Amplas, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Deli Tua, Pancur Batu.
3. UPTD BINJAI Kota Binjai dan Kabupaten Langkat.
4.
UPTD PEMATANG SIANTAR
Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.
5. UPTD KISARAN Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai 6. UPTD RANTAU PARAPAT Kabupaten Labuhan Batu.
7. UPTD TEBING TINGGI Kota Tebing Tinggi.
8. UPTD KABANJAHE Kabupaten Karo.
9. UPTD SIBOLGA Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah.
10.
UPTD PADANG SIDEMPUAN
Kabupaten Tapanuli Selatan.
11. UPTD SIDIKALANG Kabupaten Dairi.
12. UPTD GUNUNG SITOLI Kabupaten Nias.
13. UPTD BALIGE Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir.
14. UPTD PENYABUNGAN Kabupaten Mandailing Natal.
15. UPTD STABAT Kota Stabat
16. UPTD LUBUK PAKAM Kota Lubuk Pakam 17. UPTD LIMA PULUH Kota Lima Puluh Kota 18. UPTD TARUTUNG Kota Tarutung
19. UPTD TANJUNG BALAI Kota Tanjung Balai
20. UPTD PANGKALAN
BRANDAN
Kota Pangkalan Brandan 21. UPTD KOTA PINANG Kota Pinang
22. UPTD SIBUHUAN Kota Sibuhuan
23. UPTD SERDANG
BEDAGAI
Kota Serdang Bedagai 24. UPTD AEK KANOPAN Kota Aek Nopan 25. UPTD TAPANULI
TENGAH
Kota Tapanuli Tengah
27. UPTD GUNUNG TUA Kota Gunung Tua 28. UPTD PERDAGANGAN Kota Perdagangan
29. UPTD SALAK Kota Salak
30. UPTD TELUK DALAM Kota Teluk Dalam 31. UPTD DOLOK SANGGUL Kota Dolok Sangul 32. UPTD PANGURURAN Kota Panguruan 33. UPT PENYULUHAN Kota Penyuluhan 34. UPT PUSAT INFORMASI
PENDAPATAN DAERAH -
Sumber: BPPRD Provinsi Sumatera Utara 2018
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan diantara individu-individu dalam suatu kelompok. Struktur ini kemudian digambarkan dalam bagan organisasi atau diagram. Diagram ini akan memperlihatkan garis-garis besar hubungan antar fungsi-fungsi dalam organisasi, atau tanggung-jawab dan wewenang.
Dalam pengertian luas, dapat diartikan bahwa struktur organisasi itu tergantung pada
tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu -
individu dari kelompok dalam mencapai tujuan yang telah dilaksanankan. SAMSAT
Medan Selatan terdiri dari Unit kepala teknis dan 3 seksi yaitu : Seksi Unit Kepala
Teknis, Seksi Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Penagihan Pajak, Dan pendapatan lain
lain.yang dapat dilihat dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1
ORGANISASI/ UPT MEDAN SELATAN BPPRD PROVSU
KEPALA UPT SAMSAT
KASUBBAG TATA USAHA
KASI PENAGIHAN dan PENGELOLAAN
TUNGGAKAN KASI PENDATAAN dan
PENETAPAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Sumber: UPT SAMSAT Medan Selatan
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi 1. Kepala Unit Pelaksana Teknis
Tugas Dan Fungsi :
b. Pelaksanaan
c. tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas
d. Menyempurnakan konsep, dan pendapatan potensi dari masing-masing seksi.
2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha Tugas Dan Fungsi :
a. Menyimpan surat-surat yang berhubungan dengan bidang tugas Sub Bagian Tata Usaha dan surat-surat dari seksi lainnya yang telah selesai diproses.
b. Mencatat dalam pembukuan pemasukan yang telah ditentukakan inventaris dan Alat Tulis Kantor (ATK)
3. Seksi Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor Tugas Dan Fungsi :
a. Menghubungi penunggak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan surat.
b. Membuat laporan pembayaran penunggakan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dengan surat.
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala unit sesuai dengan
bidangnya.
4. Seksi Retribusi Pendapatan Dan Lain Lain Tugas Dan Fungsi :
a. Menerima laporan bulanan dari seksi yang mengelola PAD dan melaporkannya kepada SAMSAT.
b. Menerima, menyalurkan dan mempertanggungjawabkan SPT dam Materai Leges jalur SAMSAT
c. Menyelenggarakan koordinasidan dan optimalisasi pendapatan lain-lain dan setoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
D. Visi, Misi UPT SAMSAT Medan Selatan
Adapun yang menjadi Visi SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) Medan Selatan adalah: “Terwujudnya Pelayanan Prima Sebagai Bukti Pengabdian Kepada Masyarakat”.
Sedangkan Misinya adalah:
1. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kepada Masyarakat.
2. Meningkatkan Keamanan Registrasi Identifikasi Kendaraan Bermotor.
3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Penerimaan Negara.
4. Meningatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.
5. Menyediakan Sarana dan Prasarana untuk mendukung terwujudnya pelayanan
prima.
E. Gambaran Data Pegawai SAMSAT Medan Selatan
Secara umum gambaran dari pegawai Badan Pengelolaan Pajak Dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat digambarkan sebagai berikut.
Tabel. II.2. Data Pegawai SAMSAT Medan Selatan
No. INSTANSI JUMLAH
1. BPPRD 21 Orang
2. Kepolisian 26 Orang
3. PT. JasaRaharja 2 Orang
JUMLAH 49 Orang
A. Ketentuan
- Dalam UUD 1945 yaitu pasal 23 A menyatakan bahwa “ Segala bentuk Pajak untuk keperluan Negara berdasarkan Undang-Undang”.
- Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pengertian Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan peraturan UU yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan pembangunan Daerah. Sehingga terdapat Anggaran Belanja Negara (APBN), kriteria pajak daerah secara umum dapat dibedakan dari pihak pemungutnya, dimana pajak pusat yang memungut adalah pemerintah pusat sedangkan pajak daerah dipungut oleh pemerintah daerah.
- Kendaraan Bermotor adalah Semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta
gandengannya yang digunakan di semua jenis darat, dan digerakkan oleh
peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk
mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi gerak kendaraan
- Pajak Kenderaan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan atau penguasaan kenderaan bermotor. Kenderaan Bermotor adalah semua kenderaan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di jalan umum, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kenderaan bermotor yang bersangkutan, tidak termasuk alat-alat besar yang bergerak
- Pengertian alat-alat besar dan alat-alat berat adalah alat yang dapat bergerak/berpindah tempat dan tidak melekat secara permanen.
- Subjek pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut peraturan Perundang-undangan Perpajakan daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak terutang, termasuk pemungut atau pemotongan pajak tertentu.
- Tahun pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.
- Pajak terutang adalah Pajak yang harus dibayar pada suatu saat dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
- Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB) adalah Surat
yang digunakan untuk melaporkan data Subjek Pajak dan/atau bukan objek
pajak dan/atau harta kewajiban, menurut ketentuan Peraturan Perundangundangan Perpajakan Daerah.
- Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) adalah Surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
- Surat Ketetapan Pajak Daerah (STPD) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.
1. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah
a. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-undang nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
b. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
c. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah.
e. Perda Provinsi Sumatera Utara No. 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara.
f. PerdaProvinsi Sumatera Utara No.1 Tahun 2015 TentangPajak Daerah
B. Objek dan Subjek Pajak Kenderaan Bermotor (PKB) 1. Objek Pajak Kenderaan Bermotor
Objek pajak kenderaan bermotor adalah kepemilikan dan ataupenguasaan kenderaan bermotor oleh orang pribadi atau badan, tidak termasuk kepemilikan dan atau penguasaan kenderaan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak digunakan sebagai alat angkutan orang dan atau barang di jalan umum.
Dikecualikan sebagai objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh:
a. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
b. Kedutaan Konsulat Perwakilan Negara Asing, dan Perwakilan Lembaga-lembaga Internasional dengan asas timbal balik sebagaimana berlaku untuk pajak Negara.
c. Pemerintah Kabupaten/kota.
d. Pabrikan atau importer kendaraan bermotor baru yang semata-mata digunakan untuk pameran, untuk dijual, dan tidak dipergunakan dalam lalu lintas bebas
e. Wisatawan asing yang berada di daerah untuk jangka panjang waktu Sembilan puluh hari berturut-turut
f. Kendaraan bermotor yang disegel atau disita oleh Negara
g. Orang pribadi atau badan atas kendaraan di atas air perintis
h. Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang memiliki kapal pandu dan kapal tunda untuk keperluan keselamatan.
2. Subjek Pajak Kenderaan Bermotor
Secara umum yang disebut sebagai Subjek Pajak daerah adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak. Subjek pajak kenderaan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki atau menguasai kenderaan bermotor. Subjek pajak dan wajib pajak Kenderaan Bermotor apabila yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan pertaruran perundang-undangan perpajakan daerah sebagai wajib pajak daerah. Berdasarkan pengertian tersebut, maka Wajib Pajak kenderaan bermotor yang terutang, termasuk dalam pengertian Wajib Pajak ini adalah pemungut atau pemotong pajak.
C. Cara Penghitungan Pajak Kenderaan Bermotor (PKB) 1. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor
Dasar pengenaan pajak merupakan ukuran atau pengakuan nilai tertentu
yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak. Nilai yang menjadi dasar
pengenaan pajak tersebut harus dapat diukur. Ukuran nilai objektif adalah
nilai penyerahan barang, sehingga karena berkaitan dengan pajak kendaraan
bermotor, maka nilai penyerahan dapat berupa nilai jual beli, nilai tukar
menukar, dan lain sebagainya. Dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor
yaitu:
a. Nilai jual kendaraan bermotor Nilai jual kendaraan bermotor diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Dalam hal harga pasaran umum atas suatu kendaraan umum tidak diketahui, nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Isi slinder atau satuan daya 2. Penggunaan Kendaraan Bermotor 3. Jenis kenderaan bermotor.
4. Merek kenderaan bermotor.
5. Tahun pembuatan kenderaan bermotor.
6. Berat total kenderaan bermotor dan banyaknya penumpang yang diijinkan
7. Dokumen impor untuk jenis kenderaan tertentu
b. Bobot yang mencerminkan secara relative tingkat kerusakan jalan dan / atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan Kenderaan Bermotor.
Bobot yang dimaksud diatas dihitung berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut :
1) Tekanan gandar
2) Jenis Bahan Bakar kenderaan bermotor
3) Jenis penggunaan, tahun pembuatan, cirri-ciri mesin kenderaan bermotor
Penetapan bobot kenderaan bermotor didasarkan pada :
a) Bobot kenderaan bermotor bukan umum, seperti jenis Sedan, Jeep, Minibus, Microbus, Bus, Sepeda motor, dan sejenisnya ditetapkan 1,00
b) Bobot kenderaan bermotor umum seperti jenis mobil barang/beban ditetapkan sebesar 1,30
c) Bobot kenderaan bermotor jenis alat-alat berat dan alat-alat besar serta kereta gandeng ditetapkan sebesar 1,00
2. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
Tarif PKB menurut Permendagri No.101 Tahun 2014 untuk kendaraan bermotor angkutan umum orang ditetapkan sebesar 0,3% dan untuk kendaraan bermotor angkutan umum barang ditetapkan sebesar 0,5%. Menurut Perda No.1 Tahun 2011 untuk kendaraan bermotor pribadi ditetapkansebesar 1,75%
(persen),untuk kendaraan seperti : ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, pemerintah/TNI/POLRI dan pemerintah daerah 0,5% (persen), untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar sebesar 0,2%.
Menurut Perda No.1 Tahun 2015 tarif progresif untuk roda 2dan 3 diatur pada
pasal 9 ayat 3 yaitu kepemilikan kedua dikenakan 2 % (persen), kepemilikan
kelima dan seterusnya sebesar 3,5 % (persen). Untuk roda 4 dan seterusnya kepemilikan kedua dikenakan 2,5 %, kepemilikan ketiga sebesar dikenakan 3
%, kepemilikan keempat dikenakan 3,5 %, kepemilikan kelima dan seterusnya dikenakan 4%. Pajak progresif ini berlaku untuk kepemilikan kendaraan yang memiliki nama dan alamat yang sama. Sedangkan tarif BBN KB untuk kendaraan pribadi ditetapkan sebesar 10 % untuk penyerahan pertama dan 1 % untuk penyerahan kedua dan seterusnya. Untuk kendaraan angkutan umum orang sebesar 0,3%, kendaraan angkutan umum barang sebesar 0,5%, sedangkan untuk alat-alat berat yang tidak menggunakan jalan umum dikenakan untuk penyerahan pertama sebesar 0,75 % (persen) dan penyerahan kedua dan seterusnya 0,075 % (persen). Diharapkan dengan adanya perda yang baru tentang pajak tersebut akan menaikkan Penghasilan asli daerah (PAD).
Pajak Kenderaan Bermotor yang terutang dipungut di wilayah provinsi tempat kenderaan bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kenderaan bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasinya.
3. Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor
Dalam Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor yang mana
perhitungannya berdasarkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (DP
PKB), dihitung sebagai perkalian dua unsur pokok yaitu nilai jual dikali
besarnya Bobot yang dikenakan, bagi orang yang memiliki kendaraan bermotor.
Dasar Pengenaan = Nilai Jual Kendaraan Bermotor X Bobot.
PKB Terutang = Dasar Pengenaan X Tarif Atau PKB Terutang = Nilai Jual Kendaraan Bermotor X Tarif
Contoh Kasus : Pak Iwan membeli motor membeli motor. Diketahui pajak kenderaan bermotornya, yaitu:
PKB=Rp 450.000 SWDKLLJ=Rp 50.000
Pertama-tama hitung NJKB (Nilai Jual Kendaraan Bermotor)
NJKB:(PKB X 2/3 X 100)=Rp 450.000 x 2/3 x 100=Rp 30.000.000 Jika Pak Iwan membeli motor berikutnya akan terjadi kenaikan tarif.
Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling rendah 1% dan paling tinggi 2 % dan untuk kepemilikan kendaraan bermotor kedua dan seterusnya tarif dapat ditetapkan secara progresif paling rendah 2% dan paling tinggi 10%.
4. Saat Terutang Pajak, Masa Pajak, dan Wilayah Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibayar oleh wajib
pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut
oleh pemerintah daerah provinsi setempat, saat pajak terutang dalam masa pajak, terjadi pada saat pendaftaran kendaraan bermotor.
Pada Pajak Kendaraan Bermotor, pajak terutang dikenakan untuk masa pajak selama 12 bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor. Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu kesatuan dengan pengurusan administrasi kendaraan bermotor lainnya. Pajak kendaraan bermotor dibayar sekaligus di muka untuk masa pajak 12 bulan ke depan. Kewajiban pajak yang berakhir sebelum 12 bulan karena sesuatu hal, maka hal tersebut berarti pajak kendaraan bermotor yang karena suatu dan lain hal jika masa pajaknya tidak sampai 12 bulan, maka dapat dilakukan restitusi. Pengertian suatu dan lain hal dimaksud antara lain jika kendaraan bermotor didaftarkan di daerah lain (mutasi daerah tempat pendaftaran kendaraan bermotor) atau kendaraan bermotor yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi karena fource majeure.
Pajak Kendaraan Bermotor yang terutang di wilayah provinsi tempat
kendaraan bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah
provinsi yang hanya terbatas atas kendaraan bermotor yang terdaftar dalam
lingkup wilayah administrasinya.
D. Pendaftaran dan Penilaian Pajak Kenderaan Bermotor (PKB).
1. Pendaftaran Pajak Kenderaan Bermotor
Kenderaan bermotor yang karena sesuatu dan lain hal berada di luar wilayah daerah tempat kenderaan bermotor terdaftar sebagaimana dimaksud di atas, selama 3 (tiga) bulan berturut-turut, maka wajib didaftarkan di daerah tempat kenderaan bermotor tersebut berada. Pemungutan adalah suatu proses menghimpun data dari subjek-subjek pajak dan objek pajak, mengetahui tentang besarnya pajak terutang wajib pajak dan melakukan penagihan kepada wajib pajak dan lain-lain.
Lembaran-lembaran pada SKPD (surat ketetapan pajak daerah) yaitu : 1. Lembar 1 : Wajib Pajak
2. Lembar 2 : BPPRD Provinsi Sumatera Utara 3. Lembar 3 : Jasa Raharja
4. Lembar 4 : Bendaharawan Khusus Penerima 5. Lembar 5 : Kantor SAMSAT
2. Sistem Penilaian Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor.
Tata cara pemungutan pajak daerah pemungutan adalah suatu
rangkaian kegiatan yang dilakukan dari penghimpunan data objek pajak dan
subjek pajak. Penentuan besarnya pajak yang terutama sampai pada kegiatan
penagihan pajak kepada wajib pajak serta penjelasan penyetorannya.
Dalam hal pemenuhan kewajiban pajak maka wajib pajak harus menggunakan surat pemberitahuan pajak daerah (SPTD) kepada wajib pajak yang telah menyampaikan surat-surat ketertiban pajak daerah (SKPD) dapat dikatakan surat tagihan pajak daerah (SPTD) atau biasa juga dikeluarkan surat pembetulan penyampaian pelaporan yang diberikan pajak daerah (SPPD) yang dikeluarkan oleh kepala daerah yaitu :
a. Surat tagihan pajak diterbitkan kepala daerah apabila pajak tidak atau kurang bayar.
b. Dari hasil penelitian surat pemberitahuan pajak daerah (SPPD) yang diberitahukan oleh wajib pajak terdapat kekurangan pembayaran akibat salah tulis atau salah hitung
c. Surat tagihan pajak daerah dikeluarkan kepala daerah apabila wajib pajak dikenakan sanksi atau denda.
Apabila wajib pajak tidak membayar pihak terutang sampai jatuh
tempo selama 3 (tiga) bulan maka surat tagihan pajak (STP) yang ditanbah
dengan sanksi administrasi menetapkan bunga sebesar 2% (dua persen)
perbulan, belaku paling lama 15 (lima belas) bulan sejak pajak sudah
mendapatkan surat tagihan pajak (STP) tidak juga membayar pajaknya maka
kepala daerah dapat mengeluarkan surat tagihan pajak (STP) atau surat paksa
berdasarkan peraturan-peraturan perundang-undangan pajak daerah.
3. Proses Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor Pada SAMSAT MEDAN SELATAN
Proses pemungutan pajak kenderaan beremotor dapat diartikan sebagai kegiatan, mulai dari penghimpun data subjek pajak dan objek pajak PKB, penetuan besarnya pajak terutang sampai dengan pemungutan serta pengawasan pajak kenderaan bermotor.
LOKET 1 (PENDAFTARAN DAN PENETAPAN) KETERANGAN : 1. Pelaksana : POLRI
- Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Check persyaratan dan perlengkapan berkas b. Pendataan (Entry)
c. Penyampaian berkas pada pengurus checking.
2. PENETAPAN PAJAK 1. Pelaksana : -BPPRD 2. Pelaksana : -Jasa Raharja Tugas dan Fungsi BPPRD dalam penetapan pajak : a. Membuat perhitungan dan penetapan pajak.
b. Membuat nomor kohir.
c. Mengisi data Notice pajak.
d. Menyampaikan berkas kepada kasir.
a. laporan cek rekapitulasi penerimaan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (SWDKLLJ) dari Bendaharawan SAMSAT.
b. Membuat bukti setoran uang ke Bank SUMUT.
c. Membuat laporan ke Cabang Utama Jasa Raharja.
Keterangan :
a. Jika WP ingin mengurus Pengesahan untuk 1 (satu) tahun Kenderaan Bermotornya, maka berkas yang harus dilengkapi adalah :
1. KTP (Kartu Tanda Penduduk)
2. STNK (Surat Tanda Nomor Kenderaan) 3. SKPKD
b. Jika WP ingin mengurus ganti STNK,BBN-II atau Rubentina maka berkas yang harus dilengkapi :
1. KTP 2. STNK 3. SKPD 4. BPKB
5. CEK FISIK RANMOR
LOKET 2 (PEMBAYARAN DAN PENYERAHAN) a. Pembayaran
Pelaksana : BPPRD (BANK SUMUT)
Kegiatan yang dilakukan dalam pembayaran :
1. Menerima pembayaran dari WP 2. Membukukan hasil penerimaan.
3. Mencetak SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah).
4. Menyampaikan SKPD pada loket pencetak STNK 5. Menyampaikan berkas pada petugas arsip.
6. Menyetor hasil penerimaan ke kasir pasa bendahara.
7. Menghimpun berkas belum dibayar ke petugas penagihan.
b. Penyerahan
Pencetak STNK
Peran dan Tugas : POLRI
1. Melaksanakan pencetakan STNK (Embosing)
2. Menyampaikan SKPD / STNK ke loket pengembalian
3. Penyerahan SKPD / STNK dan Plat Nomor Polisi kepada Wajib
Pajak
E. Data Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Dibawah ini merupakan data realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Di Samsat Medan Selatan untuk tahun 2013 s/d 2018 dapat dilihat dalam table berikut
Tabel III.1 Realisasi Penerimaan PKB/Denda PKB/BBN-KB/Denda BBN UPT Samsat Medan Selatan tahun 2013 – 2018
No Jenis 2013 2014 2015 2016 2017 2018 1 PKB
150.261.865.830
197.723.
518.959
193.107.
488.836
204.422.9 76.209
228.885.
129.338
230.94 3.225.5 56
2 Denda
PKB
4.828.90 3.454
7.288.20 0.569
8.018.14 6.824
7.631.247 .548
6.689.32 2.953
10.410.
667.2 04
3 BBN-
KB
2.629.24 9.630
3.844.06 5.472
3.224.53 1.171
2.142.295 .109
2.250.80 5.370
6.343.9 79.385
4 Denda BBN
1.679.69 7
35.937.5 24
2.074.09 0
7.032.138 1.393.97 0
5.702.4 68
Pada bab ini, penulis akan membahas analisis dan evaluasi data yang bersumber dari bab-bab sebelumnya. Pada bab terdahulu telah dijelaskan secara terperinci tentang data pajak kenderaan bermotor pada SAMSAT Medan Selatan.
Akan tetapi, untuk menjelaskannya penulis menguraikannya berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan berdasarkan data kuantitatif disertai dengan penjelasan yang objektif dan sistematis.
Dan juga dalam hal ini penulis menganalisis bagaimana cara mendukung
pencapaian penerimaan pajak kendaraan bermotor dan mengamati sampai mana
kesadaran masyarakat dalam membayar pajak kendaraan bermotor khususnya di
SAMSAT Medan Selatan.
A. Realisasi Peneriman Pajak Kenderaan Bermotor pada SAMSAT Medan Selatan
Tabel IV.1 Realisasi Penerimaan PKB/Denda PKB/BBN-KB/Denda BBN UPT Samsat Medan Selatan tahun 2013 – 2018
No Jenis 2013 2014 2015 2016 2017 2018 1 PKB
150.261.865.830
197.723.
518.959
193.107.
488.836
204.422.
976.209
228.885.
129.338
230.943.
225.556
2 Denda PKB
4.828.903 .454
7.288.20 0.569
8.018.14 6.824
7.631.24 7.548
6.689.32 2.953
10.410.6 67.204
3 BBN-KB
2.629.249 .6303.844.06 5.472
3.224.53 1.171
2.142.29 5.109
2.250.80 5.370
6.343.97 9.385
4 Denda BBN
1.679.697 35.937.5 24
2.074.09 0
7.032.13 8
1.393.97 0
5.702.46 8