• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Mekanisme Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Mekanisme Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktek Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu proses yang harus dilewati dan wajib dilaksanakan bagi mahasiswa/i dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Di dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Mandiri wajib bagi mahasiswa/i untuk melakukan riset dan pengumpulan data yang nantinya akan diperlukan dalam pembuatan Tugas Akhir.

Praktek Kerja Lapangan Mandiri saya laksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, dalam hal ini saya sangat tertarik untuk membahas dan melakukan riset mengenai Mekanisme Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

(2)

Seperti yang tercantum pada pasal 1 ayat (1) pada Undang - Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Perpajakan “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata – rata tiap tahun penerimaan negara berasal dari pajak sekitar 74% - 80%. Namun dalam lima tahun belakangan ini penerimaan negara yang berasal dari pajak tidak mencapai target. Penyebab tidak tercapainya target adalah praktik penghindaran pajak (tax avoidance) dan pengelakan pajak (tax evasion) yang dilakukan oleh para wajib pajak baik orang pribadi ataupun badan. Hal ini dikarenakan banyak wajib pajak yang belum sadar kewajiban mereka terhadap negara yaitu membayarkan pajak mereka dan melaporkannya. Bahkan banyak wajib pajak khususnya Pengusaha yang berusaha menghindar dari pajak dengan melakukan penghindaran pajak yang melanggar undang – undang baik itu dengan cara mengecilkan pajaknya atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak padahal sudah memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Menurut Undang-Undang pasal 1 ayat (4) Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Perpajakan “Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daearah pabean”.

(3)

perpajakannya dan masih banyak pengusaha yang memilih untuk mengukuhkan usaha mereka sebagai pengusaha kena pajak.

Bagi pengusaha yang memilih untuk mengukuhkan usaha mereka sebagai PKP, maka dapat mengukuhkan usahanya sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak,Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak.

Yang dikatakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (5) tentang Ketentuan Umum Perpajakan “Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya”.

Akan tetapi pencabutan PKP juga dapat dilakukan sesuai dengan .Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-12/PJ/2014 tentang Tata Cara Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,khusus pencabutan pengukuhan PKP secara jabatan atas pengusaha kecil PPN tahun 2014.

(4)

Dengan memperhatikan hal tersebut di atas penulis tertarik membuat laporan tugas akhir dengan judul : “ Mekanisme Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan ”.

B. Tujuan dan Mantaat PKLM

1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah :

a. Untuk mengetahui mekanisme pengukuhan dan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada KPP Medan Belawan.

b. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pengukuhan dan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

c. Untuk mengetahui masalah dan hambatan mekanisme pengukuhan dan pencabutan pengusaha kena pajak (PKP)

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Manfaat yang hendak dicapai dalam penulisan laporan sebagai hasil pelaksanaan PKLM adalah:

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Dapat menerapkan teori dalam masalah yang nyata yang dihadapi di lapangan. b. Mempelajari dan mengembangkan rasa tanggung jawab kedisiplinan dan

kemampum bekerjasama yang nantinya sangat dibutuhkan saat memasuki dunia kerja yang sebenarnya

(5)

d. Untuk melatih mahasiswa dalam berkomuaikasi dan berinteraksi dalam lingkungan dunia kerja yang dihadapi dan membentuk mahasiswa menjadi pekerja yang mempunyai integritas yang tinggi terhadap instansi tempat dimana mahasiswa tersebut bekerja.

2.2 Bagi Pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

a. Membantu pemerintah dalam mensosialisasikan pajak setelah efisien dan efektif.

b. Dengan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), mahasiswa dapat memberikan kritik dan saran untuk memperbaiki sistem pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

c. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama dengan Universitas Sumatera Utara.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Meningkatkan interaksi dan hubungan kerjasama antara pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan kantor yang bersangkutan.

b. Mempromosikan sumber daya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dalam hal ini adalah mahasiswa

c. Meningkatkan persepsi umum terhadap universitas khususnya Universitas Sumatera Utara

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

Dalam membahas pengertian pajak,banyak para ahli memberikan batasan mengenai pengertian pajak.:

(6)

“Pajak adalah iuran kepada negara ( yang dapat dipaksakan ) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,dengan tidak mendapat prestasi kembali,yang langsung dapat ditunjuk,dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran - pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo,2010:2).

b. Prof. Dr. Rochmat Soemitro

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang_undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan dapat digunakan untuk membiayai penggunaan umum (Bohari, 1984:31).

c. Pengertian pajak menurut Undang - Undang Perpajakan yang terdapat pada Pasal 1 Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang,dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

2. Fungsi Pajak

(7)

3. Pembagian Pajak

3.1. Berdasarkan Golongan a. Pajak Langsung

Adalah pajak yang dipikul sendiri oleh wajib pajak, dimana tidak dapat dibebankan/dilimpahkan kepada pihak lain. Contoh: Pajak Penghasilan b. Pajak Tidak Langsung

Adalah pajak yang pelimpahannya dilimpahkan oleh yang membayar pajak kepada orang lain ( konsumen ).Contoh : Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan Atas Barang Mewah.

3.2. Berdasarkan Sifatnya a. Pajak Subjektif

Adalah pajak yang patokannya pada subjeknya, yaitu kepada wajib pajak itu sendiri. Contoh : Pajak Penghasilan

b. Pajak Objektif

Adalah pajak yang patokannya kepada objek yang dikenai pajaknya, yaitu ditemukan dulu objeknya apa.Contoh : Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan Atas Barang Mewah ( Waluyo,2010:12).

3.3. Berdasarkan Kewenangan Pemungutannya a. Pajak yang dipungut oleh Pusat

(8)

Adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan dearah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat .

Pajak Daerah Dibagi atas 2 bagian yaitu 1.Pajak Provinsi yang terdiri Atas:

a) Pajak Kendaraan Bermotor;

b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d) Pajak Air Permukaan;

e) Pajak Rokok ; 2.Pajak Kabupaten/Kota

a) Pajak Hotel; b) Pajak Restoran; c) Pajak Hiburan; d) Pajak Reklame;

e) Pajak Penerangan Jalan;

f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g) Pajak Parkir;

h) Pajak Air Tanah;

i) Pajak Sarang Burung Walet;

(9)

4. Pengertian Pengusaha

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2009 pasal 1 angka 14.

tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang,mengimpor barang,mengekspor barang melakukan usaha perdagangan,memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa,atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.

5. Pengertian Pengusaha Kena Pajak

Berdasarkan Undang – undang Nomor 42 Tahun 2009 pasal 1 angka 15. tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai dan perubahannya.

6. Pelaporan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP Pengusaha yang melakukan :

a. Penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean dan/atau melakukan ekspor barang kena pajak berwujud,ekspor jasa kena pajak, dan/atau ekspor barang kena pajak tidak berwujud

(10)

7. Tata Cara Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

1.Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-12/PJ/2014 diterbitkan untuk mengatur secara khusus pencabutan pengukuhan PKP secara jabatan atas pengusaha kecil PPN tahun 2014.

1. Pencabutan PKP secara jabatan tersebut akan dilakukan oleh KPP terhadap PKP yang:

a. mempunyai jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto atas

penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dalam tahun 2013 sampai dengan Rp4,8 Miliar; dan

b. memilih untuk dicabut status pengukuhan PKP-nya.

2. PKP diminta untuk menyampaiakn Surat Pernyataan sebagaimana diatur dalam PER-12/PJ/2014 yang menyatakan memilih tetap sebagai PKP atau memilih untuk dicabut status pengukuhan PKP-nya paling lambat tanggal 31 Mei 2014 ke KPP tempat PKP dikukuhkan.

3. Formulir Surat Pernyataan dapat diunduh di www.pajak.go.id atau diperoleh di KPP tempat PKP dikukuhkan.

8. Pengusaha Kecil

Pengusaha kecil dibebaskan dari kewajiban mengenakan/memungut PPN atas

(11)

(empat miliar delapan ratus juta rupiah).perubahan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 197/PMK/. 03/2013)

D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah:

a. Melakukan praktik tentang mekanisme pengukuhan dan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan menggunakan data kantor pajak dari periode 1 Januari 2012 sampai dengan periode 1 Januari 2014 yang dilaksanakan di Seksi Tata Usaha Perpajakan (TUP) pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan.

b. Sejauh mana perkembangan pengukuhan dan pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak.

c. Masalah dan hambatan pada pengukuhuan dan pencabutan pengukuhan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam melakukan penelitian penulis melakukan metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan mandiri.

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan yang dibutuhkan mulai dari peninjauan objek dan lokasi, mencari bahan untuk pembuatan proposal, berkonsultasi dengan pihak Prodip III Perpajakan.

2. Studi Literatur

(12)

Menteri Keuangan, artikel ilmiah serta sumber-sumber lain yang mendukung penulisan laporan ini.

3. Obervasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan secara langsung tentang kondisi serta keadaan dari kantor tempat dimana penulis melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini.

4. Pengumpulan Data

Yaitu dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

5. Analisa dan Evaluasi Data

Setelah memperoleh data yang dibutuhkan penulis akan menganalisa dan mengelompokkan data tersebut agar lebih mudah mengevaluasinya dan meraih kesimpulan tentang data-data tersebut.

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara-cara pengumpulan data di atas adalah sebagai berikut: 1. Metode Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan para petugas yang mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi dalam penulisan laporan ini sehingga penulis dapat memperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

2. Observasi

(13)

3. Dokumentasi

Dalam metode ini penulis meminta data berupa dokumen-dokumen yang diperlukan dalam menyusun laporan PKLM ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini, penulis menguraikan hal-hal yang menjadi latar belakang praktik kerja lapangan mandiri (PKLM), tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM dan metode pengumpulan data serta sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

Dalam bab ini penulis mengguraikan secara singkat mengenai lokasi PKL stuktur organisasi. Uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai atau karyawan Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK

Dalam bab ini penulis secara jelas dan terperinci menggenai ketentuan-ketentuan pengukuban dan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang ada dalam peraturan perundang-undangan perpajakan pendaftaran dan pelaporan dan lain-lain.

(14)

Dalam bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dan kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk mejawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan disimpulkan beberapa pernyataan dari hal-hal yang telah dikemukakan dan saran saran yang mungkin dapat diambil tindakan konkrit untuk mengatasi masalah yang ada

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan analisis terhadap data yang telah didapat, terdapat sebuah pemikiran yang menuju pada cara bagaimana menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh

waterfall .Pengujian kualitas sistem menggunakan empat karakteristik kualitas perangkat lunak ISO 9126 yaitu, functionality, reliability, usability dan efficiency

jk : jenis kelamin pekerja almt : alamat pekerja pend : pendidikan pekerja bb : Berat badan Pekerja Katbb : Kategori Berat Badan pekerja tb : Tinggi badan pekerja Kattb

HIV; Protease inhibitor; Antiviral therapy; Mutations; Protease gene; Resistance 47, 179. HIV; Protease inhibitors; Adipogenesis; Lipolysis; Lipodystro- phy

The resulting rupture to business planning and operations came through clearly in our survey of 1,198 business leaders from around the world for the PricewaterhouseCoopers 13th

Req6 (constrains TIFF Section 15): A TIFF file storing tiled gridded elevation data SHALL NOT contain internal tiles as per TIFF Section 15. A.3

In a more quantitative way, from the 2011 image of the area of flight, it was possible to geo-reference the UAV image using ENVI and estimate the central pixel latitude and

Penelitian ini mencoba menjawab pertanyaan mengenai bagaimana strategi yang harus ditempuh untuk dapat memberdayakan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kota Lhokseumawe