• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng (Studi Kasus : Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Pemasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng (Studi Kasus : Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI

TAHU ISI GORENG

(Studi Kasus : Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan)

SKRIPSI

OLEH :

WAHYU BINARKO

100304103

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI

TAHU ISI GORENG

(Studi Kasus : Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan)

SKRIPSI

WAHYU BINARKO

100304103

AGRIBISNIS

Diajukan Kepada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

JUDUL

: STRATEGI PEMASARAN

AGROINDUSTRI TAHU ISI GORENG

(Studi Kasus : Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan)

NAMA

: WAHYU BINARKO

NIM

: 100304103

PROGRAM STUDI

: AGRIBISNIS

Diketahui Oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Iskandarini,MM,Ph.D) (

NIP. 196405051994032002 NIP. 196411021989032001 Ir. M. Jufri, M.Si)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Agribisnis

NIP. 195702171986032001 (Dr.Ir.Salmiah, MS)

(4)

ABSTRAK

WAHYU BINARKO (100304103/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI TAHU ISI GORENG (Studi Kasus: Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan). Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni- Agustus 2014 dengan bimbingan oleh Ir.Iskandarini,MM,Ph.D

dan Ir. M. Jufri, M.Si.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman agroindustri dalam pemasaran tahu isi goreng dan untuk menentukan strategi pemasaran agoindustri tahu isi goreng di Kecamatan Medan Polonia. Penentuan daerah dilakukan secara purposive atau secara sengaja. Pertimbangan ini didasarkan karena Kecamatan Medan Polonia adalah kecamatan yang terkenal akan tahu isi gorengnya dibandingkan dengan kecamatan lainnya yg ada di Kota Medan. Diantaranya adalah tahu Dangdut dan tahu Mbak Mur yang sudah populer di telinga masyarakat kota Medan. Metode pengambilan sampel adalah metode sensus, yaitu dengan menemui secara keseluruhan home industri tahu isi goreng yang ada di daerah penelitian, Metode analisis adalah analisis deskriptif dan analisis SWOT.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kekuatan agroindustri dalam pemasaran agroindustri tahu isi goreng adalah penggunaan modal usaha pada agroindustri tahu isi goreng, harga jual produk tahu isi goreng, jumlah tenaga kerja pada agroindustri tahu isi goreng dan transportasi dalam pemasaran produk tahu isi goreng. Kelemahan agroindustri tahu isi goreng adalah jumlah produksi tahu isi goreng, kualitas produk pada agoindustri tahu isi goreng, dan promosi pada produk tahu isi goreng. Peluang agroindustri tahu isi goreng adalah ketersediaan bahan baku dalam agroindustri tahu isi goreng, pangsa pasar produk tahu isi goreng, selera masyarakat terhadap produk tahu isi goreng dan daya beli masyarakat terhadap produk tahu isi goreng. Ancaman agroindustri tahu isi goreng di daerah penelitian adalah perusahaan pesaing agroindustri tahu isi goreng, dan pengaruh teknologi dalam agroindustri tahu isi goreng. Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran agroindustri tahu isi goreng di daerah penelitian adalah strategi agresif atau strategi SO (Strengths – Oppurtunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan kegiatan Meningkatkan modal usaha dengan memanfaatkan ketersediaan bahan baku, Meningkatkan peluang pasar dengan memanfaatkan harga jual produk, Meningkatkan peluang pasar dengan memanfaatkan kekuatan transportasi.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP...ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 4

II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka... 5

2.1.1 Tahu ... 5

2.1.2 Agroindustri... 10

2.2 Landasan Teori... 12

2.2.1 Teori Pemasaran... 12

2.2.2 Teori Strategi Pemasaran... 13

2.2.3 Analisis SWOT... 14

(6)

2.4 Kerangka Pemikiran... 21

III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian... 24

3.2 Metode Penentuan Sampel... 24

3.3 Metode Pengumpulan Data... 24

3.4 Metode Analisis Data... 25

3.5 Definisi dan Batasan Operasional... 29

IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

DAN KARAKTERISTIK AGROINDUSTRI

4.1 Deskriptif Daerah Penelitian... 31

4.1.1Medan Polonia ... 31

4.2 Karakteristik Agroindustri Tahu Isi Goreng... 32

4.2.1Karakteristik Sampel... 32

4.2.2 Permodalan... 33

4.2.3 Tenaga Kerja... 34

4.2.4 Bahan Baku... 35

4.2.5 Fasilitas Perusahaan... 36

4.3 Proses Pembuatan Tahu Isi Goreng ... 38

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kekuatan, kelemahan, Peluang dan Ancaman Agroindustri Dalam Pemasaran Tahu Isi Goreng... 40

5.1.1 Kekuatan Agroindustri dalam Pemasaran Tahu Isi Goreng ... 40

5.1.2 Kelemahan Agroindustri dalam Pemasaran Tahu Isi Goreng... 44

5.1.3 Peluang Agroindustri dalam Pemasaran Tahu Isi Goreng... 46

5.1.4 Ancaman Agroindustri dalam Pemasaran Tahu Isi Goreng... 48

5.2 Strategi Pemasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng... 49

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan... 52
(7)
(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

1. Posisi Perusahaan Pada Berbagai Kondisi 17

2. Skema Kerangka Pemikiran 20

3. Matriks Posisi Strategi Pemasaran

(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1. Klasifikasi SWOT 16

2. Matriks Faktor Strategi Internal dan Eksternal 22

3. Peringkat (rating) Faktor Internal dan Eksternal 23

4. Matriks SWOT 24

5. Karakteristik Pengusaha Agroindustri Tahu isi goreng 30

6. Kebutuhan Bahan Baku Pada Agroindustri Tahu isi goreng Di Daerah Penelitian Tahun 2014 32

7. Data Permintaan Penjualan Tahu isi goreng Per Bulan 41

8. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Pemasaran Agroindustri Tahu isi goreng Di Kota Medan 44

9. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal (IFAS) 45

10. Matriks Evaluasi Faktor Eskternal (EFAS) 46

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal

1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Pada

Pemasaran Agroindustri Tahu isi goreng Di Kota Medan 55 2. Karakteristik Sampel Pengusaha Agroindustri

Tahu isi goreng Di Kota Medan 56 3. Parameter Penilaian Faktor Internal Pemasaran Agroindustri

Tahu isi goreng Di Kota Medan 57 4. Parameter Penilaian Faktor Eksternal Pemasaran

Agroindustri Tahu isi goreng Di Kota Medan 58 5. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal (IFAS) 59 6. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (EFAS) 60 7. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal 61

(11)

ABSTRAK

WAHYU BINARKO (100304103/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI TAHU ISI GORENG (Studi Kasus: Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan). Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni- Agustus 2014 dengan bimbingan oleh Ir.Iskandarini,MM,Ph.D

dan Ir. M. Jufri, M.Si.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman agroindustri dalam pemasaran tahu isi goreng dan untuk menentukan strategi pemasaran agoindustri tahu isi goreng di Kecamatan Medan Polonia. Penentuan daerah dilakukan secara purposive atau secara sengaja. Pertimbangan ini didasarkan karena Kecamatan Medan Polonia adalah kecamatan yang terkenal akan tahu isi gorengnya dibandingkan dengan kecamatan lainnya yg ada di Kota Medan. Diantaranya adalah tahu Dangdut dan tahu Mbak Mur yang sudah populer di telinga masyarakat kota Medan. Metode pengambilan sampel adalah metode sensus, yaitu dengan menemui secara keseluruhan home industri tahu isi goreng yang ada di daerah penelitian, Metode analisis adalah analisis deskriptif dan analisis SWOT.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kekuatan agroindustri dalam pemasaran agroindustri tahu isi goreng adalah penggunaan modal usaha pada agroindustri tahu isi goreng, harga jual produk tahu isi goreng, jumlah tenaga kerja pada agroindustri tahu isi goreng dan transportasi dalam pemasaran produk tahu isi goreng. Kelemahan agroindustri tahu isi goreng adalah jumlah produksi tahu isi goreng, kualitas produk pada agoindustri tahu isi goreng, dan promosi pada produk tahu isi goreng. Peluang agroindustri tahu isi goreng adalah ketersediaan bahan baku dalam agroindustri tahu isi goreng, pangsa pasar produk tahu isi goreng, selera masyarakat terhadap produk tahu isi goreng dan daya beli masyarakat terhadap produk tahu isi goreng. Ancaman agroindustri tahu isi goreng di daerah penelitian adalah perusahaan pesaing agroindustri tahu isi goreng, dan pengaruh teknologi dalam agroindustri tahu isi goreng. Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran agroindustri tahu isi goreng di daerah penelitian adalah strategi agresif atau strategi SO (Strengths – Oppurtunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan kegiatan Meningkatkan modal usaha dengan memanfaatkan ketersediaan bahan baku, Meningkatkan peluang pasar dengan memanfaatkan harga jual produk, Meningkatkan peluang pasar dengan memanfaatkan kekuatan transportasi.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertanian Indonesia, dulu hanya diarahkan untuk pencukupan makanan atau pangan. Padahal, pertanian dapat menyediakan bahan mentah untuk industri pengolahan, untuk industri ukir-ukiran, kayu anyaman, dan lain–lain, di samping untuk bahan bangunan. Selain itu, pertanian pun dapat diarahkan untuk meningkatkan devisa sekaligus memproduksi barang substitusi impor. Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan penguasaan ilmu dan teknologi, mengakibatkan terjadinya kecenderungan pola transformasi dari pertanian ke industri. Hal ini umumnya terjadi di dunia ketiga, dimana sektor pertanian cenderung mengalami laju pertumbuhan yang menurun, sedangkan sektorindustri termasuk industri pengolahan hasil pertanian, terjadi laju pertumbuhan yang meningkat. Agroindustri (pertanian, perikanan, peternakan), industri ini terbukti dapat bertahan bahkan tumbuh pada kondisi krisis ekonomi dan monetersehingga dapat menjadi penggerak pembangunan di masa datang dengan peran yang lebih besar, lahan yang tersedia masih cukup besar, potensi kekayaan lautmasih sangat besar, baru termanfaatkan 25 persen, sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari dan menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian, dan merupakan pendukung ketahanan pangan nasional (Mangunwidjaja dan Sailah, 2002).

(13)

diproses. Salah satu tujuan dari pengolahan hasil pertanian adalah meningkatkan kualitas. Bila pengolahan hasil dilakukan, maka banyak tenaga kerja yang diserap. Dengan keterampilan mengolah hasil, maka akan terjadi peningkatan keterampilan sehingga akan memperoleh hasil penerimaan yang lebih besar. Konsekuensi logis dari hasil olahan yang lebih baik akan menyebabkan total penerimaan yang lebih tinggi (Soekartawi, 1991).

Industri kecil yang mengola hasil-hasil pertanian (agroindustri) tahan terhadap dampak krisis ekonomi bersifat padat karya merupakan salah satu alternatif dalam membangun kembali perekonomian indonesia saat ini. Selain dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar perusahaan, juga dapat menciptakan nilai tambah bagi produk pertanian khususnya pangan (Anoraga dan Sudantoko, 2002).

Permasalahan dalam pengembangan agribisnis dan agroindustri adalah lemahnya keterkaitan antar subsistem di dalam agribisnis, yaitu distribusi dan penyediaan faktor produksi, proses produksi pertanian, pengolahan dan pemasaran (Soekarwati, 2000).

(14)

agoindustri dapat ditingkatkan. Salah satu jawabannya adalah membuat strategi pemasaran agroindustri (McGinity, 1979).

Salah satu industri kecil yang potensial untuk dikembangkan adalah usaha pembuatan tahu, hal ini terjadi karena konsumen tahu sangat luas dan mencakup semua strata sosial. Tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat kelas bawah dan menengah saja, akan tetapi juga kalangan kelas atas. Hal ini dapat terlihat dengan tingginya permintaan konsumen berdasarkan tingginya permintaan konsumen hingga terlihat sampai masuknya produk tahu di pasar swalayan.

(15)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang didapat adalah :

1. Apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman agroindustri dalam pemasaran tahu isi goreng di daerah penelitian ?

2. Bagaimana strategi pemasaran agroindustri tahu isi goreng di daerah penelitian ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman agroindustri

dalam pemasaran tahu isi goreng di daerah penelitian.

2. Untuk menentukan strategi pemasaran agoindustri tahu isi goreng di daerah penelitian.

1.4Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi para pelaku agroindustri tahu isi goreng dalam memasarkan produknya secara efisien.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tahu

Kata tahu berasal dari bahasa cina yaitu tao-hu atau teu-hu. Tao atau teu berarti kedelai, sementara hu berarti lumat atau menjadi bubur. Di jepang tahu dikenal dengan nama tohu, sedangkan dalam bahasa inggris disebut soybean curd atau juga tofu (Supriatna,2005).

Tahu merupakan salah satu bahan makanan pokok yang termasuk dalam empat sehat lima sempurna. Tahu juga merupakan makanan yang mengandung banyak gizi dan mudah diproduksi. Untuk memproduksi tahu bahan-bahan yang dibutuhkan hanya berupa kacang kedelai, sehingga saat ini dapat ditemukan banyak pabrik pembuat tahu baik dalam bentuk usaha kecil maupun usaha menengah yang masih menggunakan cara konvensional (Lihannoor, 2010).

Beberapa jenis tahu, yaitu:

1. Tahu putih

(17)

2. Tahu kuning

biasanya tahu jenis ini padat atau disebut juga dengan tahu takwa. Karena kepadatannya yang lebih dari pada tahu putih ketika dipotong tahu jenis ini tidak mudah hancur.

3. Tahu sutera

Disebut tahu sutera karena sangat halus. Tahu jenis ini berwarna putih.Karena lembutnya tahu ini, biasanya ketika dijual direndam dalam wadah yang berisi air dan tahu yang di dalamnya terendam.

4. Tahu kering/kulit tahu

Biasanya jika kita akan menggunakannya kita perlu merendam terlebih dahulu agar lunak. Bisanya disajikan dalam makanan berkuah ataupun dibuat cemilan. (Sarwono dan Saragih 2003).

Tabel 1. Berikut komposisi nilai gizi pada 100 g tahu segar :

Komposisi Jumlah

(18)

Tahu merupakan produk kedelai non-fermentasi yang disukai dan digemari di Indonesia seperti halnya tempe, kecap, dan tauco. Tahu adalah salah satu produk olahan kedelai yang berasal dari daratan Cina. Pembuatan tahu dan susu kedelai ditemukan oleh Liu An pada zaman pemerintahan Dinasti Han, kira-kira 164 tahun sebelum Masehi. Komposisi zat gizi dalam tahu cukup baik. Tahu mempunyai kadar protein sebesar 8-12%, sedangkan mutu proteinnya yang dinyatakan sebagai NPU sebesar 65%. Tahu juga mempunyai daya cerna yang sangat tinggi karena serat dan karbohidrat yang bersifat larut dalam air sebagian besar terbuang pada proses pembuatannya. Dengan daya cerna sekitar 95%, tahu dapat dikonsumsi dengan aman oleh semua golongan umur dari bayi hingga orang dewasa, termasuk orang yang mengalami gangguan pencernaan

(Shurtleff dan Aoyagi 2001).

Tahu bersifat mudah rusak. Pada kondisi normal (suhu kamar) daya tahannya rata-rata sekitar 1–2 hari saja. Setelah lebih dari batas tersebut rasanya menjadi asam dan terjadi penyimpangan warna, aroma, dan tekstur sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh kadar air dan protein tahu relatif tinggi, masing-masing 86% dan 8–12%. Tahu mengandung lemak 4,8% dan karbohidrat 1,6%. Dengan komposisi nutrisi tersebut, tahu merupakan media yang cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme pembusuk terutama bakteri (Koswara, 2011).

(19)

mengandung protein antara 6–9% dengan kadar air 84–88%. Tahu dapat dibuat bermacam - macam produk turunan, antara lain tahu goreng, tahu isi, stick tahu, tahu burger, dan sebagainya. Kualitas kedelai sebagai bahan baku tidak terlalu ditekankan, yang terpenting tersedia secara kontinu. Namun demikian, kedelai impor lebih disukai karena bentuknya seragam dan tidak tercampur dengan kotoran, sedangkan biji kedelai lokal mempunyai bentuk, warna dan ukuran yang tidak seragam (Adisarwanto, 2002).

Tahu termasuk bahan makanan yang berkadar air tinggi. Besarnya kadar air dipengaruhi oleh bahan penggumpal yang dipakai pada saat pembuatan tahu. Bahan penggumpal asam menghasilkan tahu dengan kadar air lebih tinggi dibanding garam kalsium. Bila dibandingkan dengan kandungan airnya, jumlah protein tahu tidak terlalu tinggi, hal ini disebabkan oleh kadar airnya yang sangat tinggi. Makanan-makanan yang berkadar air tinggi umumnya kandungan protein agak rendah. Selain air, protein juga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme pembusuk yang menyebabkan bahan mempunyai daya awet rendah (Hamid, 2012).

(20)

Tabel 2. Nilai NPU (Net Protein Utilization) Beberapa Macam Bahan Pangan Sumber Protein

Bahan Pangan Nilai NPU (%)

Telur 94

Susu 82

Tahu 65

Daging Ayam 65 Kacang Tanah 43

Sumber : Muchtadi, 2009

Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa tahu memiliki nilai NPU setara dengan nilai NPU daging ayam yaitu sebesar 65%.

Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Tahu

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mikro biologis pada tahu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Adanya bakteri yang tahan panas seperti golongan pembentuk spora dan bersifat termodurik.

2. Adanya bakteri kontaminan yang mencemari tahu pada saat proses pembuatan tahu sampai selesai.

3. Suhu penyimpanan.

4. Adanya enzim tahan panas yang dihasilkan oleh jenis mikroba tertentu yang dapat menghidrolisis lemak tahu (Mustafa, 2006).

Menurut Suprapti (2005), beberapa hal yang menyebabkan kondisi (kualitas) tahu berbeda-beda adalah sebagai berikut :

1. Tingkat kepadatan

(21)

dalam pembuatan tahu gembur. 2. Adanya bau asam

Tahu yang dicetak tidak terlalu padat, umumnya relatif lebih mudah rusak (karena kadar airnya lebih tinggi). Oleh karena itu, umumnya tahu gembur dipasarkan atau dijual dalam keadaan direndam air. Selain mengawetkan, perlakuan ini juga dapat mencegah mengecilnya ukuran tahu karena kandungan airnya keluar (apabila tidak direndam). Namun, air perendaman tersebut harus diganti setiap hari. Apabila tidak, tahu akan menjadi berlendir, berbau dan berasa asam.

3. Penampilan

Penampilan produk tahu menyangkut warna serta keseragaman bentuk dan ukurannya. Warna yang biasa digunakan untuk tahu adalah kuning, disamping warna aslinya (putih). Sementara, untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang sama dapat digunakan cetakan.

4. Cita rasa tahu

Cita rasa tahu akan menjadi lebih lezat apabila ke dalam bakal tahu (sebelum dicetak) ditambahkan bahan-bahan yang dapat berfungsi sebagai penyedap rasa, seperti garam dan flavour buatan.

2.1.2 Agroindustri

(22)

pertanian dengan jumlah minimal 20% dari jumlah bahan baku yang digunakan adalah disebut agroindustri. Arti yang kedua adalah agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri.

Pembangunan agroindustri dihadapkan pada berbagai tantangan, baik tantangan atau permasalahan yang ada di dalam negeri atau di luar negeri. Beberapa permasalahan agroindustri khususnya permasalahan di dalam negeri antara lain :

1. Beragamnya permasalahan berbagai agroindustri menurut macam usahanya, khususnya kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu.

2. Kurang nyatanya peran agroindustri di pedesaan karena masih berkonsentrasi pada agroindustri di perkotaan.

3. Kurang konsistennya kebijakan terhadap agroindustri.

4. Kurangnya fasilitas permodalan (perkreditan) dan kalau pun ada prosedurnya ketat.

(23)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pemasaran

Beberapa pengertian pemasaran: 1. Menurut (Philip Kotler, 2005) yaitu:

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

2. Menurut Freddy Rangkuti (2005)

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh beberapa faktor tersebut masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditi.

3. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2010)

Pemasaran secara sederhana adalah yang mengatur relasi menguntungkan dengan konsumen. Tujuan dari pemasaran adalah menciptakan nilai untuk konsumen dan untuk menangkap nilai dari konsumen atau mendapat timbal balik dari konsumen.

Pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, meliputi kegiatan merencanakan dan menentukan produk, harga, saluran distribusi, dan promosi berupa barang dan jasa kepada kelompok pembeli.

(24)

yang dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan, maupun konsekuensi yang ditimbulkan, sebagai akibat adanya dinamika pasar.

2.2.2 Teori Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah sebuah keseluruhan program perusahaan untuk menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran, produk, distribusi, promosi, dan harga (Kurtz, 2008).

Strategi pemasaran didasarkan atas lima konsep strategi berikut: a. Segmentasi pasar

Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang berbeda-beda. Perusahaan tak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu perusahaan harus mengelompokan pasar yang bersifat heterogen ke dalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.

b. Market positioning

Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar keseluruhan. Maka prinsip strategi pemasaran kedua adalah memilih pola spesifik pemusatan pasar yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih segmen pasar yang dapat menghasilkan penjualan dan laba yang paling besar.

c. Targeting

(25)

d. Marketing mix strategy

Adalah kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah variabel-variabel yang berhubungan dengan product, place, promotion dan price (4P).

e. Timing strategy

Adalah penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk merupakan hal yang perlu diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik. Terlebih dulu harus dilakukan persiapan baik produksi (Radiosunu, 2001).

2.2.3 Analisis SWOT

Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan dimana alat analisis yang cocok untuk merumuskan strategi tersebut adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sitematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengembalian keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (Strategic Planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 2009).

(26)

persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Berikut merupakan potensial pokok persoalan yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis SWOT :

1. Potensial Kekuatan Internal

• Kepemilikan sumberdaya keuangan

• Kepemilikan nama yang sudah dikenal

• Peringkat 1 dalam jenis industrinya

• Skala ekonomi

• Properti Teknologi

• Proses yang paten

• Harga yang lebih murah (bahan mentah atau proses)

• Kepercayaan dan respek pada perusahaan, produk atau brand image

• Superior talenta manajemen

• Kemampuan pemasaran yang lebih baik

• Kualitas produk yang superior

• Aliansi dengan perusahaan lain

• Kemampuan distribusi yang baik

(27)

• Kurangnya pengaturan strategi

• Terbatasnya sumberdaya finansial

• Pengeluaran yang kurang dalam pemasaran dan promosi

• Sempitnya garis produk

• Terbatasnya distribusi

• Mahalnya Biaya (Bahan Mentah atau Proses)

• Teknologi yang ketinggalan jaman

• Problem proses operasi internal

• Imej pasar yang lemah

• Kemampuan pemasaran yang kurang baik

• Lemahnya bekerjasama dengan perusahaan lain

• Karyawan yang tidak terlatih 3. Potensial Peluang Eksternal

• Pertumbuhan pasar yang terus meningkat

• Perusahaan pesaing yang sudah merasa puas diri

• Kebutuhan dan keinginan konsumen yang berubah

• Terbukanya pemasaran luar negeri

• Kecelakaan yang terjadi di perusahaan pesaing

• Ditemukannya produk baru

• Perubahan Peraturan pemerintah

• Teknologi baru

• Ekonomi yang meningkat

• Pergantian demografi

(28)

• Penolakan akan subtitusi produk

• Perubahan metode distribusi 4. Potensial Ancaman Eksternal

• Masuknya kompetitor asing

• Pengenalan produk subtitusi baru

• Daur hidup produk pada saat penolakan

• Perubahan kebutuhan dan keiinginan konsumen

• Kepercayaan Konsumen yang berkurang

• Perusahaan pesaing mengadopsi strategi baru

• Peningkatan peraturan pemerintah

• Ekonomi yang mengalami penurunan

• Teknologi baru

• Perubahan demografi

• Hambatan perdagangan asing

• Lemahnya kinerja perusahaan aliansi

Tabel 3. Klasifikasi SWOT

Internal Environment External Environment

1. Strength (kekuatan) 1. Opportunity (peluang) 2. Weakness (kelemahan) 2. Threat (ancaman) Sumber : Soekartawi, 2000

(29)

strategi yang paling tepat karena sesuai dengan kondisi internal dan eksternal Posisi perusahaan dapat dikelompokkan dalam empat kuadran, yaitu kuadran I, II, III dan IV. Pada kuadran I strategi yang sesuai adalah strategi agresif, kuadran II strategi diversifikasi, kuadran III strategi turn around dan kuadran IV strategi defensive.

KuadranIII Kuadran I (mendukung strategi (mendukung strategi turn around) agresif)

Kuadran IV Kuadran II (mendukung strategi (mendukung strategi defensif) diversifikasi)

Gambar 1. Posisi perusahaan pada berbagai kondisi

Gambar di atas menunjukan berbagai kemungkinan posisi suatu perusahaan dan tipe strategi yang sesuai. Dengan mengetahui posisi perusahaan pada kuadran yang tepat maka perusahaan dapat mengambil keputusan dengan lebih tepat, yaitu :

1. Jika posisi perusahaan berada pada kuadran I maka menandakan bahwa situasi ini sangat menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Berbagai Peluang

Berbagai Ancaman Faktor

Eksternal

(30)

yang harus diterapkan untuk perusahaan yang berada pada posisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

2. Perusahaan yang berada pada kuadran II berarti perusahaan menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan internal. Strategi yang harus dilakukan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.

3. Perusahaan yang berada pada kuadran III menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai peluang yang sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan memiliki kelemahan internal. Fokus yang harus di ambil oleh perusahaan adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

4. Posisi perusahaan pada kuadran IV menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana selain perusahaan menghadapi berbagai ancaman juga menghadapi kelemahan internal.

2.3Penelitian Sebelumnya

(31)

(Strength-Opportunities), Memperluas jangkauan distribusi tahu seperti mulai menjalin kerjasama dengan restaurant dan rumah makan dengan memanfaatkan harga tahu yang murah dan rasa yang enak. (S1,3 dan O1,2), Meningkatkan produksi dan menjaga kualitas tahu yang dihasilkan dengan menggunakan bahan baku yang bagus. (S1,5 dan O1,3), Memperluas jangkauan pemasaran, mulai memasuki pasar yang berada di luar kota. (S1,2,4 dan O1,4)

(32)

tingkat selera masyarakat terhadap produk pancakedurian, ancaman agroindustri pancakedurian di daerah penelitian adalah perusahaan pesaing agroindustri pancake durian, pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap agroindustri pancake durian dan daya beli masyarakat terhadap produk pancakedurian, strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran agroindustri pancakedurian di daerah penelitian adalah strategi agresif atau strategi SO Strengths–Oppurtunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan kegiatan, yaitu meningkatkan modal usaha dengan ketersediaan bahan baku, memanfaatkan peluang pasar dengan harga jual produk dan memanfaatkan peluang pada tingkat selera masyarakat dengan meningkatkan jumlah produksi.

2.4 Kerangka Pemikiran

Suatu usaha yang sukses adalah usaha yang dapat mengenali dan berinteraksi secara menguntungkan terhadap kebutuhan-kebutuhan dan kecenderungan-kecenderungan yang belum terpenuhi dalam lingkungannya.

(33)

dan daya beli masyarakat.

Perusahaan disarankan agar melakukan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities dan threats) yaitu analisis tentang strength atau kekuatan (keunggulan) agroindustri tahu goreng, weakness (kelemahan) agroindustri tahu goreng, opportunity (kesempatan) yang dimiliki agroindustri tahu isi goreng dan threat (ancaman) yang dimiliki agroindustri tahu isi goreng.

(34)
[image:34.595.95.544.130.543.2]

Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Menyatakan Pengaruh : Menyatakan Hubungan

AGROINDUSTRI TAHU ISI GORENG

FAKTOR INTERNAL :

Modal

Produksi

Produk

Tenaga Kerja

Harga

Promosi

Transportasi

FAKTOR EKSTERNAL :

Bahan Baku

Pasar

Perusahaan Pesaing

Daya Beli Masyarakat

Selera

 Teknologi

KEKUATAN PELUANG KELEMAHAN ANCAMAN

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, yaitu di Kecamatan Medan Polonia. Daerah penelitian ini ditentukan secara purposive atau sengaja. Pertimbangan ini didasarkan karena Kecamatan Medan Polonia merupakan lokasi beroperasinya agroindustri tahu isi goreng. Kecamatan Medan Polonia adalah kecamatan yang terkenal akan tahu isi gorengnya dibandingkan dengan kecamatan lainnya yg ada di Kota Medan. Diantaranya adalah tahu Dangdut dan tahu Mbak Mur yang sudah populer di telinga masyarakat kota Medan. Dimana hasil penelitian di lokasi tersebut dapat bermanfaat untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat bagi agroindustri tahu isi goreng.

3.2Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan untuk menetukan sampel adalah metode sensus, yaitu dengan menemui secara keseluruhan home industri tahu isi goreng yang ada di daerah penelitian, dan mencari informasi secara langsung dari home industri tahu isi goreng sesuai dengan penelitian. Objek dalam penelitian adalah home industri tahu isi goreng sebagai responden yang berjumlah 4 home industri dan menelusuri informasi tambahan dalam penyempurnaan penelitian.

3.3 Metode Pengambilan Data

(36)

goreng. Data skunder yang digunakan dalam penelitian adalah data karakteristik wilayah dan data perkembangan usaha yang didapat dari instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatera Utara, internet, penelitian-penelitian terdahulu dan data pra survei.

3.4Metode Analisis Data

Untuk Hipotesis 1 Digunakan analisis deskriptif, dengan menganalisis faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap usaha tahu isi goreng.

Untuk Hipotesis 2 Digunakan analisis SWOT. Proses yang harus dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih tepat perlu melalui berbagai tahapan sebagai berikut :

1. Tahap pengambilan data evaluasi faktor eksternal dan internal.

2. Tahap analisis yaitu pembuatan matriks internal, eksternal dan matriks SWOT. 3. Tahap pengambilan keputusan.

(37)
[image:37.595.108.519.107.328.2]

Tabel 4. Matriks faktor strategi internal dan eksternal

Faktor strategi internal dan eksternal Rating Bobot Skor (Rating x

Bobot) Kekuatan/kelemahan

1. 2. 3.

Total skor kekuatan/kelemahan 100

Peluang/ancaman 1.

2. 3.

Total skor peluang/ancaman 100

Sumber : Rangkuti, 1997

(38)
[image:38.595.109.517.110.366.2]

Tabel 5. Peringkat (rating) faktor eksternal dan internal

Rating Kategori Faktor Internal Faktor Eksternal 4 3 2 1 1 2 3 4 Sangat Besar Besar Kecil Sangat Kecil Sangat Kecil Kecil Besar Sangat Besar Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kelemahan Kelemahan Kelemahan Kelemahan Peluang Peluang Peluang Peluang Ancaman Ancaman Ancaman Ancaman Sumber : Rangkuti, 1997.

Kemudian beri bobot masing-masing faktor tersebut yang jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1 pada kolom 3 dengan rumus seperti berikut :

Bobot = Rating x total bobot Total rating

Kemudian yang terakhir, kalikan setiap faktor dengan rating untuk mendapatkan skor dalam kolom 4 (Rangkuti, 1997).

(39)
[image:39.595.106.519.107.519.2]

Tabel 6. Matriks SWOT

STRENGTHS (S)

• Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

WEAKNESSES (W)

• Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal OPPORTUNITIES (O)

• Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

STRATEGI SO

• Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WO

• Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATHS (T)

• Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST

• Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STARTEGI WT

• Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan menghindari

ancaman Sumber : Rangkuti, 1997

Keterangan : 1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran usaha, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST

(40)

3. Strategi WO

Strategi diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 1997).

3.5Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1 Definisi

1. Tahu isi goreng adalah tahu yang digoreng dengan bahan baku tahu dengan tepung yang berkarakter renyah dan memiliki isi yang berupa wortel, kentang dan lainnya.

2. Strategi pemasaran adalah rencana tindakan yang direncanakan dan dapat diaplikasikan dalam peningkatan pemasaran berdasarkan analisa situasi dan tujuan usaha.

3. Modal adalah segala bentuk yang meliputi dana, pemikiran, manajemen usaha yang akan dibuat maupun gambaran atau rancangan bakal usaha. 4. Produksi adalah hasil maupun jumlah dari produk yang dihasilkan. 5. Produk adalah sesuatu yang dihasilkan dari proses produksi.

(41)

7. Harga adalah standar nilai finansial dari produk yang dihasilkan.

8. Promosi adalah kegiatan dalam mempromosikan ataupun memperkenalkan produk yang dihasilkan dengan media massa, selebaran, spanduk dan sebagainya.

9. Transportasi adalah alat yang digunakan dalam pengangkutan produk dan pengangkutan bahan-bahan proses produksi.

10.Bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk membuat suatu produk. 11.Pasar adalah permintaan dari konsumen terhadap suatu produk dari sentra

produksi.

12.Perusahaan pesaing adalah suatu perusahaan yang menghasilkan bahan baku, produk utama ataupun produk turunan yang sama dengan produk dari usaha yang di produksi.

13.Daya beli masyarakat adalah kemampuan masyarakat dalam membeli produk yang di produksi baik dalam skala kecil maupun besar, dan yang berkaitan dengan kesuaian harga, rasa dan ukuran produk.

14.Selera adalah minat masyarakat terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu usaha produk olahan melalui rasa produk itu sendiri.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Objek penelitian adalah 4 home industri tahu goreng sumedang yaitu tahu Dangdut, tahu Mbak Mur, tahu Mbak Elsa dan tahu Umi Umar.

(42)

BAB IV

DESKRIPTIF DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK AGROINDUSTRI TAHU ISI GORENG

4.1Deskriptif Daerah Penelitian

Kota Medan terletak antara 3º.27 - 3º.47 Lintang Utara dan 98º.35 - 98º.44 Bujur Timur, dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara 22,49º C – 23,97º C dan suhu maksimum berkisar antara 32,15º C – 34,21º C. Kelembapan udara di wilayah Medan rata-rata 76 – 81 %. Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang pada sebelah utara, selatan, barat dan timur.

Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat I di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara.Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

4.1.1 Medan Polonia

Kecamatan Medan Polonia terletak di wilayah sebelah selatan kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut :

(43)

Kecamatan Medan Polonia dengan luas wilayahnya 8.92 Km2. Jumlah penduduk kecamatan Medan Polonia adalah 53.427 jiwa dan jumlah kelurahan yang ada di kecamatan Medan Polonia adalah 5 kelurahan yang diantaranya adalah Kelurahan Sari Rejo, kelurahan Suka Damai, kelurahan Polonia, kelurahan Anggrung dan kelurahan Madras hulu.

4.2 Karakteristik Agroindustri Tahu Isi Goreng

4.2.1 Karakteristik Sampel

[image:43.595.111.459.450.634.2]

Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur nama usaha, nama responden, jenis kelamin, alamat, nomor handphone,tingkat pendidikan, lama usaha, jumlah karyawan dan jumlah tanggungan. Secara rinci, karakteristik sampel pengusaha agroindustri tahu isi goreng dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 7. Karakteristik Pengusaha Agroindustri Tahu Isi Goreng

Karakteristik Sampel Satuan Rataan Range

Umur Tahun 51 40-59

Tingkat Pendidikan Tahun 12 9-15

Lama Usaha Tahun 5 1-14

Jumlah Tanggungan Orang 2 1-3

Jumlah Karyawan Orang 4 2-7

Sumber : Analisis data primer

(44)

menunjukan bahwa pendidikan pengusaha tahu isi goreng adalah tingkat SMA/sederajat sedangkan pengalaman berusaha di bidang agroindustri tahu isi goreng tersebut rata-rata adalah 5 tahun dengan rentang antara 1-14 tahun. Rata-rata jumlah tanggungan pengusaha adalah 2 orang dan Rata-rata-Rata-rata jumlah karyawan yang dipekerjakan dalam usaha tahu isi goreng adalah 4 orang.

4.2.2 Permodalan

Pada awal perintisan usaha tahu isi goreng ini, modal usaha bagi pengusaha adalah unsure yang utama dalam mendirikan suatu usaha yang bertujuan untuk mendukung berjalannya suatu usaha dan peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup pengusaha itu sendiri beserta para karyawannya. Modal usaha berasal dari modal sendiri dan pinjaman keluarga. Seiring berjalannya waktu semakin berkembangnya usaha tahu isi goreng ada juga pengusaha yang melakukan pinjaman dari lembaga keuangan atau bank.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha tahu isi goreng di daerah penelitian, rata-rata modal yang digunakan untuk mendirikan usaha tahu isi goreng adalah modal sendiri.

4.2.3 Tenaga Kerja

(45)

tahu, menyiapkan adonan tepung untuk pelapisan tahu tahu isi goreng,pembuatan kuah dari tahu goreng itu sendiri, pembelahan tahu goreng kosong, pengisian sayur kedalam tahu goreng yang sudah dibelah, menggoreng tahu isi yang telah dilumuri adonan tepung dan penghitungan berapa jumlah tahu isi goreng yang siap jual kepada masing-masing karyawan penjual ataupun non karyawan yang membeli tahu isi goreng tersebut lalu menjualnya kembali.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha tahu isi goreng di daerah penelitian, rata-rata jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan adalah 4 orang dengan rentang antara 2-7 orang. Jam kerja untuk memproduksi tahu isi goreng rata-rata dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang. Upah tenaga kerja pada industri ini adalah sebesar Rp 70.000 sebagai kepala juru masak, Rp 35.000 sebagai karyawan masak dan Rp 40.000 sebagai karyawan yang berjualan keliling dengan kendaraan atau karyawan yang ditempatkan ditempat jualan yang telah disiapkan. Dalam pembayaran upah ada yang pembayarannya dilakukan per hari, per minggu dan ada juga yang per bulan, tergantung kesepakatan yang telah dibuat oleh pengusaha dan karyawan itu sendiri.

4.2.4 Bahan Baku

(46)
[image:46.595.119.559.320.508.2]

dalam proses penggorengan. Sayuran yang digunakan sebagai isi tahu goreng tersebut juga harus segar diantaranya adalah wortel, kentang dan buncis dan atau sayuran substitusi lainnya. Tepung yang digunakan juga adalah tepung pilihan serta bumbu pendukung lainnya karena selain tahu isi goreng yang gurih dan renyah, racikan kuah nya juga sangat menentukan kualitas dari perpaduan antara tahu isi goreng dengan kuah yang nikmat.

Tabel 8. Kebutuhan bahan baku pada agroindustri tahu isi goreng di daerah penelitian tahun 2014

Sampel Kebutuhan Tahu mentah/goreng kosong per hari

1 4000 potong

2 6000 potong

3 500 potong

4 1000 potong

Sumber : Analisis data primer

4.2.5 Fasilitas Perusahaan

Fasilitas perusahaan agroindustri tahu isi goreng pada lokasi penelitian yang meliputi seluruh peralatan dan perlengkapan yang terdapat dalam perusahaan untuk memperlancar kegiatan produksi. Berdasarkan hasil wawancara pada agroindustri tahu isi goreng di lokasi penelitian, fasilitas-fasilitas tersebut adalah :

(47)

Alat-alat yang digunakan untuk memproduksi tahu isi goreng adalah :

- Wajan/kuali sebagai tempat penggorengan tahu mentah ataupun tahu yang sudah di isi sayur dan sudah dilumuri adonan tepung.

- Sutil sebagai alat untuk menggoreng atau membolak-balikan tahu yang sedang digoreng.

- Baskom sebagai tempat sayuran, bumbu, kuah yang telah di masak.

- Tirisan sebagai alat untuk meniriskan tahu yang telah digoreng guna mengurangi kadar minyak dari tahu isi goreng itu sendiri.

- Talam sebagai wadah untuk tahu isi goreng yang telah selesai ditiriskan. - Dandang sebagai tempat perebusan kuah untuk tahu isi goreng.

- Kompor gas untuk memasak/menggoreng tahu, sayur dan kuah. - Centong sebagai alat untuk mengaduk kuah.

- Lemari pendingin sebagai tempat penyimpanan bahan baku dari tahu isi goreng.

- Pisau untuk memotong sayuran, membelah tahu goreng, dan lainnya. - Mixer sebagai alat untuk mencampurkan dan melembutkan bumbu tahu isi

goreng.

- Sepeda motor/becak motor sebagai alat transportasi untuk belanja bahan baku dan berjualan keliling tahu isi goreng ang siap jual.

- Steling sebagai tempat penjualan tahu isi goreng yang siap jual. - Ceret sebagai tempat kuah yang sudah masak.

- Plastik sebagai tempat potongan tahu, kuah dan sambalnya

(48)

2. Fasilitas Penyimpanan

Bahan baku yang akan digunakan untuk produksi esok harinya baik itu tahu dan bumbu-bumbu pendukung lainnya dimasukan dan disusun di dalam lemari pendingin. Dikarenakan selain menjaga kualiatas bahan baku itu sendiri juga menjaga dari gangguan hewan-hewan pengganggu seperti tikus, kecoa dan lainnya yang dapat membuat ahan baku rusak serta mengganggu proses produksi untuk kedepannya.

3. Fasilitas Transportasi

Masing-masing industri rumah tangga tahu isi goreng memiliki 1 sepeda motor atau 1 becak motor guna untuk mengangkut bahan baku dari tahu isi goreng dan juga sebagai transportasi untuk menjual tahu isi goreng yang telah siap dijual dengan menggunakan steling dengan kapasitas steling sebanyak 300-400 potong tahu isi goreng.

4.3Proses Pembuatan Tahu Isi Goreng

Proses pembuatan tahu isi goreng terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya :

1. Menggoreng tahu mentah

Dalam proses penggorengan tahu mentah dilakukan sampai tahu terlihat kecoklatan. Kemudian diangkat dan ditiriskan sampai dingin.

2. Pembuatan sayuran untuk isi tahu goreng

(49)

karena kelangkaan ataupun karena harganya tinggi sehingga dapat mempengaruhi naiknya biaya produksi maka dapat digantikan dengan sayuran substitusi lainnya. Dalam proses pembuatan sayur untuk isi tahu goreng terutama sekali merebus sayuran tersebut kemudian di tumis dengan racikan bumbu rahasia dari juru masak.

3. Pembuatan kuah tahu isi goreng

Dalam proses ini untuk menghasilkan kuah yang gurih dan nikmat juru masak punya racikan rahasia. Pada kuah inilah masing-masing agroindustri berlomba-lomba untuk membuat racikan yang gurih dan nikmat. Dari hasil wawancara selain dari racikan tahu isi gorengnya hal yang paling penting adalah kuah tahu isi goreng itu sendiri. Dari masing-masing sampel terlihat dan dapat dirasakan perbedaan ukuran tahunya dan yang mencolok adalah rasa dari kuahnya.

4. Pembelahan tahu goreng

Proses pembelahan tahu goreng ini bertujuan untuk memasukan sayuran isi tahu goreng yg telah ditumis tadi. Dari salah satu sisi tahu goreng tersebut tahu dibelah atau di bolongi guna untuk memasukkan sayuran yang telah ditumis tadi.

5. Pelumuran tahu goreng yang telah diisi sayuran

(50)

6. Penggorengan tahu goreng isi yang telah dilapisi adonan tepung

Dalam proses pengorengan tahu goreng isi yang telah dilapisi adonan tepung secara bersamaan dimasukkan kedalam wajan yang sudah berisi minyak yang sudah dipanaskan sebelumnya. Dalam proses penggorengan ini bisa mencapai 300 potong tahu dalam sekali proses penggorengan yang dikarenakan ukuran wajan yang besar atau jumbo.

7. Penirisan tahu isi goreng

Setelah digoreng sampai kecoklatan kemudian tahu isi goreng diangkat dan ditiriskan guna mengurangi kadar minyak dari tahu isi goreng itu sendiri. Setelah ditiriskan tahu isi goreng siap dipasarkan.

(51)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Agroindustri dalam

Pemasaran agroindustri Tahu Isi Goreng.

5.1.1 Kekuatan Agroindustri dalam Pemasaran Agroindustri Tahu Isi

Goreng

Adapun kekuatan agroindustri dalam pemasaran tahu isi goreng di daerah penelitian adalah :

1. Penggunaan modal usaha pada agroindustri tahu isi goreng

Setiap perusahaan akan memerlukan modal untuk biaya operasi dan investasi. Modal usaha dapat berasal dari modal sendiri atau pribadi, modal keluarga sampai modal pinjaman dari lembaga keuangan/bank. Lembaga keuangan memang sangat membantu dunia usaha agribisnis terutama bagi usaha kecil yang umumnya membutuhkan modal tambahan untuk pengembangan usaha yang telah dibangun dan dirintis.

Di daerah penelitian modal merupakan kekuatan dalam menjalankan usahanya. Dikarenakan perusahaan agroindustri tahu isi goreng tidak memerlukan modal yang besar untuk biaya pengembangan dari usaha tahu isi gorengnya.

(52)

yang kedua adalah usaha tahu Mbak Mur yang dikelola langsung oleh ibu Murniyati yang memulai usahanya dengan modal sendiri sebesar Rp 400.000. Kemudian responden yang ketiga adalah usaha tahu Mbak Elsa yang dikelola oleh ibu Rohani yang memulai usahanya dengan modal sendiri sebesar Rp 300.000. Dan responden yang terakhir adalah usaha tahu Umi Umar yang dikelola oleh bapak Umar yang juga memulai usahanya dengan modal sendiri sebesar Rp 600.000. alasan kenapa modal usaha dikategorikan sebagai kekuatan karena dari ke empat responden merintis usaha tahu isi goreng dengan menggunakan modal sendiri sehingga tidak ada tuntutan dari pihak manapun.

2. Harga jual dari produk tahu isi goreng

Dalam menetapkan harga produk, perusahaan tidak hanya menetapkan harga berdasarkan kehendak perusahaan.Penetapan harga harus melihat penetapan harga pesaing, sehingga perusahaan dapat mempertahankan pelanggan dan memperoleh keuntungan yang memuaskan.Penetapan harga yang terlalu tinggi menyebabkan kehilangan pelanggan karena berpindah menjadi pelanggan dari perusahaan pesaing. Penetapan harga yang terlalu rendah juga menyebabkan berkurangnya keuntungan (profit) yang diperoleh perusahaan, hal ini akan berpengaruh pada kelangsungan usaha.

Dalam penentuan harga jual produknya pengusaha terlebih dahulu menghitung beberapa biaya seperti biaya tenaga kerja, biaya bahan baku dan sebagainya. Setelah itu baru ditentukan beberapa keuntungan yang ingin diperoleh.

(53)

ditentukan oleh pengusaha tahu isi goreng sendiri yang disesuaikan dan dipertimbangkan dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan.

3. Jumlah tenaga kerja pada agroindustri tahu isi goreng

Dilihat dari segi sosial, pengusaha tahu isi goreng mempekerjakan warga disekitarnya sebagai karyawannya. Rata-rata karyawan yang dipekerjakan berasal dari kalangan ibu-ibu rumah tangga dan anak remaja. Agroindustri tahu isi goreng sangat mendukung program pemerintah mulai dari menyediakan lapangan pekerjaan sebagai pengurangan angka pengangguran, pemberdayaan warga sekitar dengan mempekerjakannya sehingga mempunyai kemampuan untuk mengola tahu isi goreng dan juga memberi penghasilan sehingga menambah kesejahteraan bagi warga sekitarnya.

Dari hasil wawancara kepada pengusaha tahu isi goreng karyawan dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu kepala juru masak, karyawan masak, dan karyawan penjual. Rata-rata karyawan digaji per hari dengan gaji yang berbeda. Dimulai dari kepala juru masak yang diberi gaji sebesar Rp 70.000 per hari, karyawan masak digaji sebesar Rp 40.000 dan karyawan penjual digaji sebesar Rp 35.000 dengan waktu 7 jam kerja yang dimulai dari jam 5 pagi sampai jam 12 siang. Jadi alasannya kenapa tenaga kerja dikategorikan sebagai kekuatan karena tenaga kerja didaerah penelitian mudah dicari dan dipekerjakan sehingga pengusaha tidak perlu susah payah mencari tenaga kerja hingga luar kota.

4. Transportasi dalam pemasaran produk tahu isi goreng

(54)

mengangkut produk saja tetapi juga digunakan sebagai transportasi belanja bahan baku seperti tahu mentah, sayuran, dan bumbu-bumbu yang mendukung proses produksi.

Dengan adanya transportasi, pemasaran pada produk bisa lebih menjadi efektif dan efesien. Maka transportasi sangat diperlukan dalam proses pemasaran untuk mempermudah proses pemasaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha tahu isi goreng di daerah penelitian, hal ini menjadi kekuatan dalam melakukan proses pemasaran produk tahu isi goreng bagi pengusaha industri rumah tangga. Dengan adanya transportasi karyawan penjual keliling bisa lebih leluasa menjual produk tahu isi goreng. Semua pengusaha tahu isi goreng di daerah penelitian memiliki transportasi pengangkutan berupa sepeda motor digunakan untuk berjualan keliling dan becak motor digunakan untuk belanja bahan baku. Responden pertama memiliki tiga sepeda motor dan satu becak motor, responden kedua memiliki dua sepeda motor dan satu becak motor, responden ketiga memiliki satu sepeda motor dan responden yang keempat memiliki dua sepeda motor. Jadi alasan transportasi dikategorikan sebagai kekuatan karena transportasi yang ada pada masing-masing home industri adalah milik pribadi sehingga biaya yang diperuntukan untuk transportasi bisa lebih kecil dan pada proses pemasaran produk tahu isi goreng penjual bisa leluasa menjual produk tersebut.

5.1.2 Kelemahan Agroindustri dalam Pemasaran Tahu Isi Goreng

(55)

1. Jumlah produksi tahu isi goreng per hari

Sejak tahun 2013 produksi tahu isi goreng cenderung menurun. Hal tersebut dikarenakan sistem manajemen yang kurang baik sehingga kesalahan-kesalahan yang berakibatkan terjadinya kerugian pada industri tahu isi goreng. Selain itu juga semakin menjamurnya perusahaan pesaing juga berdampak pada penurunan produksi industri tahu isi goreng.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha tahu isi goreng di daerah penelitian, jumlah produksi tahu isi goreng sangat menurun. Responden pertama menuturkan bahwa di tahun 2012 produksi produksi tahu isi goreng mencapai 15.000 potong per hari. Tetapi semenjak tahun 2013 produksi tahu isi goreng hanya tinggal 6000 potong per hari. Responden kedua menuturkan bahwa produksi tahu isi goreng di tahu 2012 mencapai 8000 per hari sedangkan memasuki tahun 2013 produksi tahu isi goreng hanya tinggal 4000 potong per hari. Responden ketiga dan keempat baru berproduksi di awal tahun 2014 sehingga kedua responden tersebut tidak mengalami penurunan produsi seperti yang dialami oleh responden satu dan dua. Di awal tahu 2014 sampai sekarang produksi tahu isi goreng sedikit demi sedikit mulai membaik seiring dengan perbaikan manajemen perusahaan yang terus dilakukan.

2. Kualitas produk pada agroindustri tahu isi goreng

(56)

produk tahu isi goreng memiliki isi sayuran tumis yang terdapat didalamnya. Hal tersebutlah yang membuat produk tahu isi goreng tersebut tidak tahan lama.

Dari hasil wawancara kepada pengusaha agroindustri tahu isi goreng di daerah penelitian, semua responden berjawaban sama yaitu kualitas produk dari tahu isi goreng dari sisi daya tahan sangat singkat, Cuma hanya bertahan sampai dua hari. Maka dari itu produk dikategorikan sebagai kelemahan.

3. Promosi pada agoindustri tahu isi goreng

Salah satu kendala yang mengakibatkan menurunnya produksi dari produk tahu isi goreng adalah kurangnya atau ketidakpahaman para pengusaha tentang bagaimana cara mempromosikan produk yang baik. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara baik melalui media cetak, media elektronik dan sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara kepada pengusaha agoindustri tahu isi goreng di daerah penelitian, semua responden memaparkan bahwa promosi yang dilakukan untuk memasarkan produk tahu isi goreng hanya dengan spanduk dan informasi dari mulut ke mulut dari setiap orang yang membeli produk tahu isi goreng. Kurangnya pengetahuan dan akses untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan yang pemasaran produknya lebih besar merupakan kendala bagi para pengusaha agroindustri tahu isi goreng untuk memperluas jaringan pemasaran produknya.

5.1.3 Peluang Agroindustri dalam Pemasaran Tahu Isi Goreng

1. Ketersediaan bahan baku dalam agroindustri tahu isi goreng

(57)

produk yang dihasilkannya. Keberlangsungan input juga merupakan hal yang penting dalam manajemen agribisnis termasuk tahu isi goreng.

Tahu merupakan bahan baku yang mudah didapat karena masih banyak pabrik pembuat tahu mentah. Dalam hal penyediaan bahan baku, perusahaan agroindustri tahu isi goreng tidak kesulitan untuk menemukan bahan baku sehingga proses produksi akan terus berjalan dan dapat mencapai target produksi yang dibutuhkan. Hal ini merupakan peluang bagi pengusaha agroindustri untuk meningkatkan jumlah produksinya.

2. Pangsa pasar produk tahu isi goreng

Tahu adalah bahan baku yang bisa diola menjadi berbagai olahan agroindustri. Salah satunya adalah tahu isi goreng yang menggunakan bahan baku tahu. Dari segi perusahaan, usaha tahu isi goreng ini dilakukan oleh perusahaan kecil dengan merintis mulai dari bawah dan perlahan semakin berkembang dengan semakin meningkatnya kemampuan dan bertambahnya pengalaman. Untuk segmentasi pasar rata-rata para pengusaha tahu isi goreng berjualan di pinggir jalan yang ramai dilalui oleh orang yang beraktifitas. Selain itu sekolah-sekolah dan kampus juga menjadi target berjualan bagi karyawan yang berjualan keliling.

3. Daya beli masyarakat terhadap produk tahu isi goreng

(58)

daerah penelitian, hal ini menjadi peluang bagi para pengusaha tahu isi goreng dalam memproduksi tahu isi goreng. Dengan demikian pengusaha tidak perlu takut untuk memproduksi tahu isi goreng karena dengan harga yang terjangkau dan mencangkup seluruh kalangan produk pasti akan laku terjual.

4. Selera masyarakat terhadap produk tahu isi goreng

Di zaman yang modern ini, orang-orang lebih suka sesuatu yang instan dan praktis. Apalagi dari segi makanan, orang-orang lebih suka dengan makanan yang instan dan praktis. Salah satu contohnya adalah produk tahu isi goreng, dengan tampilan yang menarik, tersaji panas dan dengan siraman kuah yang gurih, lidah dan hati konsumen pasti akan luluh dan segera untuk membelinya.

Berdasarkan hasil wawancara kepada pengusaha agroindustri tahu isi goreng di daerah penelitian, selera atau keinginan masyarakat untuk membeli produk tahu isi goreng adalah salah satu peluang bagi para pengusaha tahu isi goreng. Makanan atau cemilan yang mengandung nilai gizi tinggih dan rasanya yang gurih otomatis akan memanggil hasrat para konsumen untuk mencoba dan menikmati produk tahu isi goreng.

5.1.4 Ancaman Agroindustri dalam Pemasaran Tahu Isi Goreng

1. Perusahaan pesaing agroindustri tahu isi goreng

(59)

Semakin meningkatnya permintaan terhadap produk tahu isi goreng, maka banyak pula perusahaan yang bersaingan dengan perusahaan sejenis dalam memperebutkan konsumen dan mendapatkan bahan baku. Besar kecilnya ancaman masuknya pendatang baru atau pesaing ke dalam lingkaran agroindustri tahu isi goreng tergantung pada rintangan masuk yang ada dan reaksi dari para pengusaha agroindustri.

1. Pengaruh teknologi dalam agroindustri tahu isi goreng

Pengetahuan serta penguasaan akan perkembangan teknologi saat sekarang ini sangat dibutuhkan dalam pengembangan produk dan produksi dari suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi proses produksi pada agroindustri tahu isi goreng akan jauh lebih efektif dan efesien.

Berdasarkan wawancara kepada pengusaha agroindustri tahu isi goreng di daerah penelitian, teknologi merupakan kendala bagi proses produksi. Karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman akan teknologi yang yang dapat mempercepat proses produksi. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk proses produksi agroindustri tahu isi goreng sangat sederhana. Ditambah lagi dengan bahan baku yang dibeli dari produsen tahu mentah. Para pengusaha berharap supaya ada pemahaman tentang teknologi dan juga bantuan berupa dana untuk pengembangan usaha tahu isi goreng dengan kelengkapan proses produksi mulai dari pembuatan tahu mentah sendiri sampai proses pemasaran.

5.2 Strategi Pemasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng

(60)

bagi perusahaan, dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh bagi perusahaan.

Melalui faktor internal dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kemampuan pada perusahaan. Sedangkan melalui faktor-faktor eksternal dapat diketahui perusahaan yang dapat berubah pada setiap saat dengan cepat yang melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik yang datang dari perusahaan pesaing maupun kurangnya pengetahuan pengusaha tahu isi goreng akan teknologi yang mendukung perkembangan agroindustri tahu isi goreng secara kontiniu.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data yang diperoleh dari agroindustri tahu isi goreng di daerah penelitian, dapat dilihat faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi pemasaran agroindustri tahu isi goreng di kecamatan Medan Polonia sebagai berikut :

Tabel 9. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pemasaran agroindustri tahu isi goreng di kecamatan Medan Polonia

Faktor-Faktor Parameter

Faktor Internal

- Kekuatan 1. Penggunaan modal usaha pada

agroindustri

Tahu isi goreng

2. Jumlah tenaga kerja pada agroindustri tahu isi goreng

2. Harga jual produk tahu isi goreng

[image:60.595.111.542.576.761.2]
(61)

- Kelemahan 1. Jumlah produksi tahu isi goreng per hari 2. kualitas produk tahu isi goreng

3.Promosi produk tahu isi goreng Faktor Eksternal

- Peluang 1. Ketersediaan bahan baku dalam

agroindustri

tahu isi goreng 2. Pangsa pasar produk tahu isi goreng

3.Tingkat selera masyarakat terhadap produk tahu isi goreng

4. Daya beli masyarakat terhadap produk tahu isi goreng

- Ancaman 1. Perusahaan pesaing agroindustri tahu isi goreng

2. teknologi pada agroindustri tahu isi goreng

Sumber : Analisa data primer

Setelah diketahui faktor-faktor internal dan eskternal pada pemasaran agroindustri tahu isi goreng di daerah penelitian, tahap selanjutnya adalah tahap pengumpulan data. Model yang digunakan adalah Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS).

[image:61.595.115.530.672.755.2]

Hasil identifikasi faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matriks IFAS untuk diberi skoring (rating x bobot) seperti tabel berikut :

Tabel 10. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal (IFAS)

Faktor-Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor Strength (Kekuatan)

(62)

2. Harga jual produk tahu isi goreng 4 13.4 53.6 3. Jumlah tenaga kerja pada 3 9.8 29.4

Agroindustri tahu isi goreng

4. Transportasi dalam pemasaran 4 13.4 53.6 Produk tahu isi goreng

Weakness (Kelemahan)

1. Jumlah produksi produk 3 15 45 Tahu isi goreng per hari

2. Kualitas produk tahu isi goreng 4 20 80 3. Promosi produk tahu isi goreng 3 15 45

TOTAL 25 100 360.2

Sumber : Analisis data primer

Hasil pembobotan faktor internal yang paling tinggi pada kekuatan adalah penggunaan modal usaha pada agroindustri tahu isi goreng, harga jual produk tahu isi goreng per potong dan transportasi dalam pemasaran produk tahu isi goreng. Sedangkan hasil pembobotan faktor internal yang paling tinggi pada kelemahan adalah kualitas produk tahu isi goreng.

[image:62.595.110.523.79.308.2]

Selanjutnya, hasil identifikasi faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dari ancaman. Rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matriks EFAS untuk di beri skoring (rating x bobot) seperti tabel berikut :

Tabel 11. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Faktor- Faktor Strategi Eksternal Peluang Bobot Skor Oppurtunity (Peluang)

1. Ketersediaan bahan baku dalam 4 14.29 57.2 Agroindustri tahu isi goreng

(63)

3. Tingkat selera masyarakat terhadap 3 10.71 32.1 Produk tahu isi goreng

4. Daya beli masyarakat terhadap 3 10.71 32.1 produk tahu isi goreng

Threats (Ancaman)

5. Perusahaan pesaing agroindustri 3 25 75 Tahu isi goreng

6. Pengaruh teknologi pada agroindustri 3 25 75 tahu isi goreng

TOTAL 20 100 328.6

Sumber : Analisis data primer

Hasil pembobotan faktor eksternal yang paling tinggi pada peluang adalah ketersediaan bahan baku dalam agoindustri tahu isi goreng dan pangsa pasar produk tahu isi goreng, sedangkan hasil yang paling tinggi pada ancaman adalah perusahaan pesaing agroindustri tahu isi goreng.

(64)
[image:64.595.116.527.133.675.2]

Tabel 12. Penggabungan matriks evaluasi faktor strategis internal dan eksternal pemasaran agroindustri tahu isi goreng

Faktor-Faktor Strategis Rating Bobot Skor Faktor Strategi Internal

Strength (Kekuatan)

1. Penggunaan modal usaha pada 4 13.4 53.6 Agroindustri tahu isi goreng

2. Harga jual produk tahu isi goreng 4 13.4 53.6 3. Jumlah tenaga kerja pada agroindustri 3 9.8 29.8

Tahu isi goreng

4. Transportasi dalam pemasaran 4 13.4 53.6 Produktahu isi goreng

Total Skor Kekuatan 15 50 190.2 Weakness (Kelemahan)

1. Kualitas produk tahu isi goreng 4 20 80

2. Jumlah produksi produk 3 15 45

Tahu isi goreng per hari

3. Promosi produk tahu isi goreng 3 15 45 Total Skor Kelemahan 10 50 170

Selisih (Kekuatan – Kelemahan) 20

Faktor Strategis Eksternal Oppurtunity (Peluang)

1. Ketersediaan bahan baku dalam 4 14.29 57.2 Agroindustri tahu isi goreng

2. Pangsa pasar produk 4 14.29 57.2 Tahu isi goreng

3. Tingkat selera masyarakat terhadap 3 10.71 32.1 produk tahu isi goreng

4. Daya beli masyarakat terhadap 3 10.71 32.1 Tahu isi goreng

Total Skor Peluang 14 50 178.6 Threats (Ancaman)

1. Perusahaan pesaing agroindustri 3 25 75 Tahu isi goreng

2. pengaruh teknologi terhadap 3 25 75 agroindustri tahu isi goreng

Total Skor Ancaman 6 50 150 Selisih (Peluang – Ancaman) 28.6 Sumber : Analisis data primer

(65)

dibandingkan pengaruh kelemahan terhadap pemasaran agroindustri tahu isi goreng di kecamatan medan polonia. Sedangkan selisih faktor strategis eksternal (peluang – ancaman) sebesar 28.6 yang artinya pengaruh peluang lebih besar dibandingkan pengaruh ancaman terhadap pemasaran agroindustri tahu isi goreng di kecamatan medan polonia .

(66)

Y ( + )

Kuadran III 28.6 Kuadran I Strategi Turn Around Strategi Agresif

X ( - ) X ( + )

20

Kuadran IV Kuadran II

Strategi Defensif Strategi Diversifikasi

[image:66.595.152.521.49.320.2]

Y ( - )

Gambar 3. Matriks Posisi Strategi Pemasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng

Posisi perusahaan agroindustri dalam pemasaran produk tahu isi goreng di daerah penelitian berada di kuadran I, artinya posisi ini menandakan bahwa situasi perusahaan sangat menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Setelah menyusun hasil pada gambar di atas, maka perlu dilakukan analisis dengan menyusun faktor-faktor strategis dalam matriks SWOT.

Faktor Eksternal

F a k t o r

(67)
[image:67.595.114.551.89.563.2]

Tabel 13. Matriks SWOT INTERNAL EKSTERNAL KEKUATAN (S)

1. Penggunaan modal usaha pada agroindustri tahu isi goreng. (S1)

2. Harga jual produk tahu isi goreng. (S2)

3. Jumlah tenaga kerja pada agroindustri tahu isi goreng. (S3)

4. Transportasi dalam pemasaran produk tahu isi goreng. (S4)

KELEMAHAN (W)

1. Jumlah produksi produk tahu isi goreng per hari. (W1) 2. Kualitas produk tahu isi

goreng. (W2)

3. Promosi produk tahu isi goreng . (W3)

PELUANG (O)

1. Ketersediaan bahan baku dalam agroindustri tahu isi goreng. (O1)

2. Pangsa pasar produk tahu isi goreng. (O2)

3. Daya beli masyarakat terhadap produk tahu isi goreng. (O3)

4. Tingkat selera masyarakat terhadap produk tahu isi goreng. (O4)

STRATEGI SO

1. Meningkatkan modal usaha dengan ketersediaan bahan baku. (S1,O1)

2. Memanfaatkan peluang pasar dengan harga jual produk. (S2,02)

3. Meningkatkan peluang pasar dengan memanfaatkan

kekuatan transportasi. (S4,O3)

STRATEGI WO

1.Memanfaatkan peluang tingkat selera masyarakat dengan meningkatkan kualitas produk. (W2,O4)

2. Memanfaatkan peluang pasar dengan meningkatkan produksi. (W1,O2,)

3. Memanfaatkan peluang daya beli masyarakat dengan meningkatkan promosi produk. (W3,O3)

ANCAMAN (T) 1. Perusahaan pesaing

agroindustri tahu isi goreng. (T1)

2. Pengaruh teknolo

Gambar

Tabel 1. Berikut komposisi nilai gizi pada 100 g tahu segar :
Tabel 2. Nilai NPU (Net Protein Utilization) Beberapa Macam Bahan Pangan
Gambar di atas menunjukan berbagai kemungkinan posisi suatu perusahaan
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan harga ini dipengaruhi oleh adanya fungsi- fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang perantara dalam menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, semakin banyak

Metode pengambilan data dilakukan dengan studi lapangan, wawancara, diskusi, dan studi kepustakaan untuk mengetahui alternatif strategi pemasaran sedangkan kuesioner AHP

Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai perancangan strategi pemasaran industri kreatif kerajinan blangkon di Kecamatan Serengan

Analisis Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.. di Distribution Outlet Mailbox

Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang fokus menganalisis capaian sistem pemasaran digital pariwisata. Jangkauan promosi digital yang semakin luas lintas daerah ke

Dalam menentukan strategi pemasaran dapat dilakukan dengan cara mendeskripsikan pemasaran dengan pendekatan marketing mix sehingga menghasilkan alternatif strategi

Juni Dewi Electrica Simbolon (040304044) dengan judul Analisis Pemasaran Tahu Dan Tempe Di KotaMadya Medan (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang)

perilaku konsumen dalam membeli minyak goreng curah yaitu faktor konsumen. itu sendiri dan faktor